Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I)
Oleh
F A U Z I A H
NIM: 107053002496
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S - 1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Bintaro, 14 Juni 2011
i
Fauziah, “Analisis Aplikasi Produk Murabahah Pada Pembiayaan Hunian Syariah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.” Dibawah bimbingan Dr. H.A. Ilyas Ismail, MA. Jurusan Manajemen Dakwah, 2007.
Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang, bahkan menjadi kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Namun, kebanyakan orang tidak mampu membeli dengan tunai sehingga membeli dengan angsuran atau menyewa adalah alternatif yang dapat dipilih. Hal yang menarik bagi penulis yakni di bank syariah sendiri, tersedia beragam Kredit Pemilikan Rumah Syariah (KPRS) yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan bebas dari bunga. Salah satunya KPRS Pembelian dengan akad murabahah yang memberi kepastian jumlah angsuran yang harus dibayar oleh nasabah setiap bulannya. Bank Muamalat memiliki produk murabahah pada Pembiayaan Hunian Syariahnya yang dapat mengakomodir permintaan pasar yang menginginkan rumah indent (sesuai pesanan) dan sifat angsuran yang fix (tetap). Selain itu, mewujudkan hunian impian sesuai dengan prinsip syariah.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain analisis deskriptif yaitu dengan cara memaparkan informasi faktual yang diperoleh dari Product Development Division (PDD) Bank Muamalat Indonesia (BMI). Teknik pengumpulan data berupa observasi yaitu penulis terjun langsung di PDD agar menghasilkan data yang lebih mendalam dan objektif, melakukan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dengan Asset Product Manager, Liability Product Officer dan staff PDD dan dokumentasi.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aplikasi produk murabahah pada Pembiayaan Hunian Syariah (PHS) yang dilakukan oleh BMI. Penelitian ini menyimpulkan bahwa aplikasi produk murabahah pada PHS BMI telah menerapkan prinsip pembiayaan sesuai syariah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah di setiap transaksi pembiayaannya dengan memperhatikan akad, harga jual beli, persyaratan pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, cara pembayaran cicilan, dan memperhatikan prinsip kehati-hatian yaitu 5C (prudential principle). Penulis menyarankan agar PDD BMI lebih meningkatkan profesionally delivered, baik dari segi produk, pelayanan, maupun pelaksanaannya sesuai prinsip syariah.
ii Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang memberikan inspirasi kepada kita untuk berbuat lebih
baik dari hari ke hari.
Atas berkat rahmat dan kasih sayang dari Allah, penulis mampu
menyelesaikan bab demi bab penulisan skripsi ini yang Insya Allah dapat menjadi
amal yang tidak pernah terputus dan berguna untuk penulis dan orang lain
nantinya. Halangan serta tantangan dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari
bantuan para dosen maupun pengajar lain yang memiliki intensitas ilmu di bidang
perbankan, khususnya perbankan syariah.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang selalu berhubungan langsung maupun tidak langsung kepada penulis.
Semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik daripada yang pernah mereka
terima. Amin. Diantaranya ;
1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FIDKOM), Drs. Wahidin Saputra, selaku Pudek I FIDKOM,
Drs. Mahmud Jalal, MA, selaku Pudek II FIDKOM,danDrs.Study Rizal Lk,
MA,selaku Pudek III FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah-Manajemen Haji dan Umroh, yang tidak pernah bosan membimbing penulis
dan kawan-kawan lain dalam hal urusan perkuliahan.
3. H. Mulkannasir, BA, S.Pd, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah, dengan sabar memberikan pengarahan dan membantu penulis dalam
semua penyelesaian dan urusan yang penulis butuhkan dalam aktivitas
iii Munaqasyah.
5. Tim Penguji skripsi yang telah banyak memberikan saran dan masukan
terhadap skripsi penulis.
6. Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, selaku dosen yang telah memberikan
masukan terhadap skripsi ini dan mentransformasikan ilmunya, khususnya
mengenai perbankan syariah.
7. Ibu Rubiyanah, MA yang selalu memberikan doa dan arahan kepada penulis
dari awal perkuliahan sampai selesainya skripsi ini.
8. Seluruh Dosen dan Civitas Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, khususnya Jurusan Manjemen Dakwah, atas segala ilmu yang
telah diberikan sehingga dapat membentuk kesadaran penulis dalam bentuk
intelektualitas dan spiritualitas. Semoga ilmu yang telah diberikan menjadi
amal jariyah bagi kalian yang tak pernah terputus.
9. Pimpinan dan staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, serta Perpustakaan
Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan fasilitas bagi penulis untuk mengadakan studi kepustakaan.
10. Segenap karyawan Bank Muamalat Kantor Pusat Non Operasional (KPNO),
Arthaloka, khususnya bagian PDD (Product Development Division) kepada Pak Erik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat
melaksanakan praktek magang di PDD, Pak Kindy, Bang Syukri, Mba Hana,
yang telah bersedia berbagi waktu dan informasi mengenai bahan penulisan
skripsi ini serta kru-kru lainnya yang berada di lantai 7 yang tidak mungkin
disebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk dapat belajar dan berkembang. Merupakan pengalaman
iv
senantiasa memberikan limpahan kasih sayang untuk Bapak dan Mama.
Adikku tersayang Rieda atas cinta dan doanya, mama vistariva terima kasih
atas fasilitas internetnya selama ini serta keluarga besar (alm.) kakek
Rochmat S, terima kasih setulusnya atas doa dan dorongannya.
12. Sahabat – sahabatku; Iin, Noni, Lilis, Nda, Atik, Eem yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini. Uchi, Shofa dan Nadia yang telah sabar mendengarkan
cerita-cerita penulis.
13. Seluruh kawan-kawan MD angkatan 2007, khususnya kelas B yang telah
berjuang bersama dari awal sampai sekarang. Perjuangan kita belum berakhir
teman !
Akhirnya, besar harapan penulis agar karya ilmiah skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, terutama penulis sendiri. Dan, penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya penulis pun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq Wassalamualaikum wr.wb
Bintaro, 14 Juni 2011
v
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian... 6
D. Metodologi Penelitian... 7
E. Tinjauan Pustaka... 14
F. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PRODUK MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH A. Produk Perbankan Syariah ... 18
1. Pengertian dan Tujuan Bank Syariah ... 18
2. Produk Perbankan Syariah ... . 19
B. Pembiayaan Murabahah... 20
1. Pengertian Pembiayaan ... 20
2. Prinsip-prinsip Pembiayaan ... 21
vi
6. Pengertian Murabahah... 28
7. Landasan Syariah dan Hukum Murabahah... 30
8. Rukun dan Syarat Murabahah... 32
9. Manfaat Murabahah... 33
10. Skema Proses Murabahah... 34
C. Produk KPR Syariah ... 35
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK A. Profil dan Sejarah Singkat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk 36
B. Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ... 38
C. Struktur Organisasi dan Struktur Tata Kelola Perusahaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ... 39
D. Sejarah dan Struktur Organisasi Product Development Division PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ... 44
E. Produk dan Layanan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ... 47
BAB IV HASIL HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS APLIKASI PRODUK MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK A. Hasil Temuan Data Lapangan Aplikasi Produk Murabahah pada Pembiayaan Hunian Syariah Muamalat... 50
1. Konsep Produk Murabahah pada Pembiayaan Hunian Syariah Muamalat ... 51
vii
Syariah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ... 62
1. Pelaksanaan Produk Murabahah Pembiayaan Hunian Syariah Muamalat ... 62
2. Hasil Pelaksanaan ... 68
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Hunian Syariah Muamalat ... 71
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 77
B. Saran-saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA... 80
viii
1. Tabel 4.1 Perbedaan Fitur Singkat Baiti Jannati dengan Pembiayaan Hunian Syariah... 53
2. Tabel 4.2 Keunggulan produk KPRS Bank Muamalat ... 55
3. Tabel 4.3 Weekly Portfolio Pembiayaan Hunian Syariah Murabahah.. 69
[image:12.595.111.510.166.570.2]ix
1. Gambar 2.1 Skema Proses Pembiayaan ... 26
2. Gambar 2.2 Skema Gambar Asli Murabahah... 34
3. Gambar 3.1 Struktur Tata Kelola Perusahaan PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk ... 44
4. Gambar 3.2 Struktur Organisasi Product Development Division
PT. Bank Muamalat, Tbk ... 49
[image:13.595.112.519.169.563.2]x
1. Lampiran.1 Surat Keterangan Bimbingan Skripsi... 85
2. Lampiran.2 Surat Melakukan Penelitian/Wawancara dari Fakultas ... 86
3. Lampiran.3 Surat Keterangan Riset ... 87
4. Lampiran.4 Lembar Persetujuan Dewan Pengawas Syariah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ... 88
5. Lampiran.5 Risiko Produk Pembiayaan Hunian Syariah... 89
6. Lampiran.6 Form Aplikasi Pembiayaan Hunian Syariah Muamalat ... 91
7. Lampiran.7 Brosur Pembiayaan Hunian Syariah ... 93
8. Lampiran.8 Brosur Ayo ke Bank: Memiliki Rumah Sendiri dengan KPR, Bank Indonesia ... 97
1
A. Latar Belakang Masalah
Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus
dipenuhi. Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang, bahkan
menjadi kebutuhan bagi yang sudah berkeluarga. Namun harga rumah yang
melambung tinggi menyebabkan jarang orang mampu membeli rumah secara
tunai, sehingga membeli dengan angsuran atau menyewa adalah alternatif
yang dapat dipilih.
Banyak cara yang dapat ditempuh oleh masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan pokok mereka dalam hal perumahan. Disinilah bank muncul
menjembatani kepentingan pembeli dan penjual rumah dengan menawarkan
fasilitas kredit pemilikan rumah.1 Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
muncul karena kebanyakan orang, tidak mampu membeli rumah secara tunai.
Umumnya perbankan konvensional menggunakan sistem bunga dalam KPR
tersebut. Namun, sistem bunga yang identik dengan riba yang jelas
diharamkan dalam Islam, membuat masyarakat muslim ragu untuk
bertransaksi.
Munculnya produk kredit pemilikan rumah syariah telah memberikan
alternatif pembiayaan perumahan yang bebas dari riba (bunga). Salah satunya
dengan akad murabahah yangmemberi kepastian jumlah angsuran yang harus
1
dibayar oleh nasabah setiap bulan. Misalnya harga beli rumah sebesar Rp.100
juta. Untuk jangka waktu 5 tahun, bank syariah misalnya mengambil
keuntungan/margin sebesar Rp.50 juta. Maka harga jual rumah kepada
nasabah untuk masa angsuran 5 tahun adalah sebesar Rp.150 juta. Angsuran
yang harus dibayar nasabah setiap bulan adalah Rp.150 juta dibagi 60 bulan =
Rp.2,5 juta.
Sistem bunga yang diterapkan dalam kredit pemilikan rumah di bank
konvensional membuat ragu masyarakat untuk bertransaksi. Dalam al-Quran
dinyatakan bahwa Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba,
sebagaimana firman Allah dalam Surah al-Baqarah/2:275 berikut:
Artinya:
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”2
Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai salah satu produk
pembiayaan di dalam dunia perbankan sangat membantu masyarakat
2
menengah ke bawah (pada umumnya) dalam memenuhi kebutuhan rumah
tapi tidak memiliki cukup uang untuk membayar secara tunai. Umumnya
perbankan menggunakan sistem bunga dalam KPR tersebut. Kemudian untuk
menarik nasabahnya mereka menggunakan sistem bunga tetap yang tidak
berubah selama jangka waktu yang telah ditentukan.
Diadopsinya perbankan berbasis syariah di tanah air, tidak semata
merupakan upaya sosialisasi kegiatan usaha lembaga jasa keuangan
berdasarkan perspektif keislaman. Namun, juga untuk memenuhi permintaan
masyarakat yang menghendaki sistem perbankan yang aman, terpercaya,
amanah, adil, dan bebas dari riba. Saat ini semakin banyak bank yang
menawarkan KPR syariah sebab pasarnya semakin tumbuh.
Banyaknya bank-bank yang berusaha menerapkan praktek syariah
merupakan hal yang patut kita syukuri. Selain itu, bank yang berprinsip
syariah tidak kalah banyak diminati oleh masyarakat. Karena setiap keluarga
memerlukan yang namanya pembiayaan rumah dan sebagian besar keluarga
Indonesia adalah Muslim yang tentunya ingin tetap istiqomah dalam memiliki
rumah yang sesuai dengan syariah.3
Dari sekian banyak produk syariah, kredit kepemilikan rumah (KPR)
Syariah ini ternyata mendapat respon yang signifikan dari masyarakat karena
konsumen tidak terbebani fluktuasi suku bunga yang terus mengalami
perubahan. Munculnya produk kredit pemilikan rumah syariah telah
memberikan alternatif pembiayaan perumahan. Di tengah situasi ekonomi
3
yang terus menerus dipengaruhi inflasi, KPR syariah dapat menjadi solusi
alternatif, meski pun suku bunga mengalami inflasi, cicilan KPR syariah tidak
berubah karena memang menerapkan sistem tetap (fixed). Hal ini berbeda dengan KPR konvensional yang menggunakan sistem bunga yang
menyebabkan cicilannya terus berubah.
Kredit Pemilikan Rumah dengan skema jual beli murabahah di dalam bank syariah dikenal dengan nama KPR iB (Islamic Banking) Pembelian.
Pembiayaan perumahan ini termasuk ke dalam jenis pembiayaan konsumtif
yang bertujuan memiliki rumah. Pembiayaan dengan konsep murabahah ini telah diatur dalam Fatwa Dewan Syariah No.04/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1
April 2000 Tentang Murabahah.
Dalam konotasi Islam, murabahah pada dasarnya berarti penjualan.
Satu hal yang membedakannya dengan cara penjualan yang lain adalah bahwa
penjual dalam model murabahah secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa nilai pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang
dibebankannya pada nilai tersebut. Keuntungan bisa berupa lump sum atau berdasarkan persentase.4
Memiliki rumah sendiri kini bukan lagi sesuatu yang sulit, karena ada
fasilitas kredit pemilikan rumah yang diberikan oleh kalangan perbankan yang
biasa disebut Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Apalagi kondisi sekarang ini
sedang booming-nya pembiayaan rumah dengan prinsip syariah. Bank Muamalat pun hadir memenuhi permintaan masyarakat dengan nama
4
Pembiayaan Hunian Syariah. Pembiayaan Hunian Syariah dari Bank
Muamalat adalah fasilitas pembiayaan untuk kepemilikan hunian sesuai
dengan prinsip syariah.
Dalam rangka memperluas segmentasi pembiayaan di sektor properti,
Bank Muamalat Indonesia membuat brand baru dari Baiti Jannati (akad
musyarakah mutanaqisah) dengan nama Pembiayaan Hunian Syariah Muamalat yang terdiri dari dua produk, yaitu produk musyarakah untuk
Pembiayaan Hunian Syariah Kongsi dan produk murabahah untuk Pembiayaan Hunian Syariah Pembelian. Berdasarkan permasalahan di atas,
penulis tertarik ingin mengkaji lebih jauh bagaimana aplikasi Pembiayaan
Hunian Syariah untuk produk murabahah yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini penulis beri judul “Analisis Aplikasi Produk Murabahah pada Pembiayaan Hunian Syariah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Penulis memberikan batasan permasalahan mengenai Aplikasi
Produk Murabahah pada Pembiayaan Hunian Syariah di Bank Muamalat Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap Pembiayaan
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini, penulis uraikan dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut :
a. Bagaimana aplikasi produk murabahah pada pembiayaan hunian syariah di Bank Muamalat Indonesia ?
b. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terhadap pembiayaan
hunian syariah Bank Muamalat Indonesia ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah :
a. Untuk mengetahui aplikasi produk murabahah pada pembiayaan
hunian syariah di Bank Muamalat Indonesia.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
terhadap pembiayaan hunian syariah di Bank Muamalat Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Akademis :
1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai produk perbankan syariah, khususnya produk
pembiayaan konsumtif (perumahan).
2) Sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai
b. Manfaat Praktis :
1) Bagi pihak Bank Muamalat Indonesia, sebagai bahan masukan
untuk lebih menjalankannya secara profesionally delivered, baik dari segi produk, pelayanan, maupun pelaksanaannya sesuai
prinsip syariah.
2) Bagi nasabah, sebagai bahan pertimbangan agar lebih selektif
dalam memilih pembiayaan kepemilikan rumah dan dapat
mengikuti semua prosedur yang berlaku dengan baik.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.5
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian langsung di Kantor Pusat PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk yang berlokasi di Gedung Arthaloka, Jalan
Jendral Sudirman Kav.2 Jakarta 10220. Adapun waktu penelitian dimulai
sejak tanggal 1 Maret sampai dengan 10 Mei 2011.
2. Model dan Desain Penelitian
Model penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Untuk memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu
5
dikemukakan teori menurut Bogdan dan Taylor (1975:5), mendefinisikan
‘Metodologi Kualitatif’ adalah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif analisis.
Menurut Jalaludin Rakhmat, metode penelitian deskriptif analisis
bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang
melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memberikan
kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau
evaluasi, menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana aplikasi
yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia terhadap produk
murabahah dalam pembiayaan hunian syariah serta untuk melihat
faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pembiayaan hunian syariah
tersebut.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang
yang dapat memberikan informasi representatif, mereka terdiri dari
kru-kru Product Development Division (PDD) Bank Muamalat Indonesia.
6
Sedangkan objek penelitian ini adalah aplikasi produk murabahah pada pembiayaan hunian syariah beserta faktor-faktor yang mempengaruhi
pembiayaan tersebut yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia,
Tbk.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data tersebut, penulis mengadakan penelitian
dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Penelitian Lapangan (Field Research), dalam hal ini untuk
mendapatkan data dan informasi tentang aplikasi produk murabahah pada pembiayaan hunian syariah, dimana penulis terjun langsung ke
obyek penelitian pada perusahaan yang diteliti. Sedangkan alat untuk
mengumpulkan data adalah:
1) Observasi
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena
tersebut.7 Penulis mengadakan pengamatan secara langsung di
kantor pusat Bank Muamalat Indonesia guna memperoleh data
konkret tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian melalui
pemilihan data, pencatatan, dan sebagainya dengan maksud
memperoleh gambaran yang jelas mengenai kejadian faktual yang
terjadi.
7
2) Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.8 Penulis
menggunakan interview guide yaitu proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab secara tatap muka
antara penulis dengan terwawancara. Sebelum melakukan
wawancara, penulis meminta waktu terlebih dahulu kapan bisa
melakukan wawancara sehingga data yang diperoleh akan lebih
lengkap dan valid. Dengan ini penulis melakukan wawancara
dengan Asset Product Manager, Bapak Erikal, Liability Product Officer, Bapak Kindy. Dua orang tersebut merupakan data primer
penulis dan beberapa staff Product Development Division yaitu
Mba Hana, Pak Syukri, dan Pak Wahyu sebagai sumber
pendukung.
3) Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.9 Pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan data-data atau informasi yang diperoleh dari
dokumentasi yang ada pada Bank Muamalat Indonesia yang
berkaitan dengan masalah penelitian seperti Annual Report Bank
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, h.233 9
Muamalat 2010, The Product: Report & Outlook 2010, Panduan
Produk Pembiayaan Hunian Syariah Pembelian, Prosedur
Pengembangan Produk, memo-memo, foto, dan lain sebagainya
yang dapat mendukung dan berkaitan dengan masalah penelitian.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research) :
Untuk dapat memperoleh landasan dan konsep yang kuat agar
dapat memecahkan permasalahan, maka penulis mengadakan
penelitian kepustakaan dengan membaca literatur-literatur berupa text
book, internet, brosur dan majalah yang berhubungan dengan topik
skripsi. Langkah dalam melaksanakan studi kepustakaan ini dengan
cara membaca, mengutip, untuk menganalisa dan merumuskan hal-hal
yang dianggap perlu dalam memenuhi data penelitian ini.
5. Sumber Data
Sumber data ini merupakan sesuatu yang sangat penting untuk
digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu
penelitian. Sumber data ada dua macam, yaitu data primer dan data
sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data dan sumber data sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.10
a. Data Primer yaitu data-data yang diperoleh secara langsung dari
responden penelitian dalam bentuk wawancara yang didapat dari Asset
10
Product Manager, Liability Product Officer, Product Development Division (PDD).
b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui catatan-catatan atau
dokumen yang berkaitan dengan penelitian, seperti majalah, brosur,
internet dan sebagainya.
6. Teknik Pencatatan Data
Teknik pencatatan data menggunakan catatan lapangan yang berisi
peristiwa-peristiwa selama observasi berlangsung. Alat bantu yang
digunakan dalam pencatatan data berupa alat tulis dan perekam suara.
Pada waktu pencatatan data, keberadaan penulis diketahui oleh para kru
Muamalat.
7. Teknik Analisa Data
Seperti yang diungkapkan Bogdan, dikutip oleh Sugiyono, yang
menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.11 Teknik pengelolaan
data yang penulis gunakan dalam mengolah data penelitian ini adalah dari
hasil wawancara, observasi, dokumentasi, dan bahan pustaka dengan
menggunakan pola deskriptif analisis, yakni penulis mencoba memaparkan
semua data dan informasi yang diperoleh kemudian menganalisa data
dengan berpedoman dengan sumber-sumber tertulis.
11
Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
dalam analisis data, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.12 Adapun teknik analisa data dalam penelitian
ini melalui beberapa prosedur pengolahan data seperti telah dipaparkan
sebelumnya, yaitu sebagai berikut:
a. Reduksi data: Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya.13 Setelah melakukan wawancara penulis langsung
memindahkannya ke dalam bentuk tulisan dan mengelompokkan
data-data tersebut. Selain itu penulis juga berdiskusi dengan dosen
pembimbing agar wawasan penulis berkembang sehingga dapat
mereduksi data.
b. Penyajian data: Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data dalam bentuk naratif yang bersifat deskriptif.
Selain itu juga penulis menyajikan dalam bentuk tabel dan gambar,
sehingga tujuan dari penelitian ini dapat terjawab.
c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi: Pada tahap akhir, data yang
tersaji harus dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal. Sehingga memperoleh kesimpulan mengenai aplikasi
produk murabahah pada Pembiayaan Hunian Syariah Bank Muamalat
12
Ibid., h.246 13
Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan hunian
syariah tersebut.
8. Teknik Penulisan
Ada pun teknik penulisan ini mengacu kepada pedoman yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah buku “Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.”14
E. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya
penulis menemukan skripsi yang memiliki judul yang hampir sama dengan
yang akan penulis teliti, yaitu :
1. “Strategi Bank Tabungan Negara Syariah Dalam Pembiayaan KPR
Bermasalah (Studi Kasus pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta)”, oleh Cholidah Hanum (204046102897), Mahasiswi Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, tahun 2008.
Skripsi ini membahas mengenai strategi Bank BTN Syariah dalam
pembiayaan KPR bermasalah, langkah-langkah yang dilakukan,
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pembiayaan KPR di Bank BTN Syariah
menjadi bermasalah dan apa tujuan dari penerapan strategi Bank BTN
Syariah dalam menangani pembiayaan KPR bermasalah.
14
2. “Analisa Terhadap Mekanisme Take Over Pada Pembiayaan
Kepemilikan Rumah (Studi Pada Divisi Syariah PT Bank Negara Indonesia 1946)”, oleh Fauzia Ramadhan (104046101612), Mahasiswi Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, tahun 2009.
Skripsi ini membahas mengenai take over pada Kredit Pemilikan Rumah
(KPR), mengapa take over dapat terjadi pada Kredit Pemilikan Rumah, bagaimana aplikasi dan mekanisme take over pada pembiayaan KPR di
BNI Syariah dan analisa terhadap mekanisme take over pada pembiayaan
KPR di BNI Syariah.
3. “Sistem Operasional Kredit Pemilikan Rumah pada Bank Konvensional dan Bank Syariah”, oleh Roiyatul Qudsiyah, Mahasiswi Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, tahun 2004.
Skripsi ini lebih menitikberatkan pada perbedaan sistem operasional yang
diterapkan dalam mengelola kredit pemilikan rumah (KPR) oleh Bank
Konvensional dan Bank Syariah mulai dari persyaratan, prosedur,
penentuan margin/bunga, kebijakan lainnya terkait dengan KPR.
4. “Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Aplikasi Pembiayaan Murabahah di Bank Syariah (Studi Kasus KPR BTN Syariah)”, oleh Anwari. Mahasiswa Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat tahun 2007. Skripsi ini membahas mengenai
persamaan dan perbedaan pandangan antara hukum Islam dan Hukum
Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, pada penelitian kali
ini penulis membahas mengenai Aplikasi Produk Murabahah pada
Pembiayaan Hunian Syariah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
F. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam penelitian ini terdiri atas lima bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,
Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.
Bab II : TINJAUAN TEORITIS
meliputi Produk Perbankan Syariah yaitu; Pengertian dan Tujuan
Bank Syariah, Produk Perbankan Syariah, Pembiayaan
Murabahah; Pengertian Pembiayaan, Prinsip-prinsip Pembiayaan,
Jenis-jenis Pembiayaan, Skema Proses Pembiayaan, Pembiayaan
Bermasalah, Pengertian Murabahah, Landasan Syariah
Murabahah, Rukun dan Syarat Murabahah, Manfaat Murabahah, Skema Proses Murabahah, Produk KPR Syariah.
Bab III : GAMBARAN UMUM PT. BANK MUAMALAT
INDONESIA, TBK
meliputi Profil dan Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bank
Bank Muamalat Indonesia, Tbk, Struktur Organisasi dan Struktur
Tata Kelola Perusahaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk,
Sejarah dan Struktur Organisasi Product Development Division
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, dan Produk dan Layanan PT.
Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Bab IV : HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS APLIKASI PRODUK MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK
meliputi pelaksanaan pembiayaan produk murabahah pada Pembiayaan Hunian Syariah Muamalat, hasil pelaksanaan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap Pembiayaan Hunian
Syariah Muamalat.
Bab V : PENUTUP
meliputi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dalam bab IV
serta saran – saran yang direkomendasikan oleh penulis kepada
18
A. Produk Perbankan Syariah
1. Pengertian dan Tujuan Bank Syariah
Ada banyak pengertian mengenai Bank Syariah. Salah satunya
diungkapkan dalam UU RI No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah. Menurut Pasal 1 angka 7 UU Perbankan Syariah, bahwa Bank
Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.1
Istilah lain yang digunakan untuk sebutan Bank Islam, dalam
bahasa Inggris ialah Islamic Banking. Dalam bahasa Arabnya disebut (ﺔﻌﯾﺮﺸﻟا ﻚﻨﺒﻟا) al-bunuk al-syariah2. Di Indonesia sendiri dikenal dengan nama Bank Syariah. Secara akademik, istilah Islam dan Syariah memang
mempunyai pengertian yang berbeda. Namun secara teknis untuk
penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah mempunyai pengertian yang
sama. Menurut Ensiklopedi Islam yang dikutip oleh Warkum Sumitro,
Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
1
UU Perbankan Syariah, diakses 6 Mei 2011, pukul 11.27 WIB dari http://www.bi.go.id 2
kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariat Islam.3
Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam menurut penulis adalah
Bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat
secara Islam sesuai dengan Prinsip Syariah, yakni mengacu kepada
ketentuan-ketentuan al Quran dan al-Hadits.
Tujuan didirikannya Bank Islam adalah memacu perkembangan
ekonomi dan kemajuan sosial dari negara-negara anggota dan masyarakat
Muslim, baik secara individual maupun kolektif. Tujuan utama
didirikannya Bank Islam ialah untuk menghindari bunga uang yang
dilaksanakan oleh Bank-Bank Konvensional (Conventional Banks).4 Jadi, tujuan didirikannya Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang fungsi
utamanya menghimpun dana untuk disalurkan kepada orang atau lembaga
yang membutuhkannya dengan sistem tanpa bunga.
2. Produk Perbankan Syariah
Salah satu keunggulan sistem keuangan dalam perbankan syariah
adalah tersedianya berbagai produk dan jasa yang dapat dipilih untuk
nasabah sesuai dengan kepentingan bisnis dan usaha yang dikelolanya.
Secara garis besar produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat
dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu produk penyaluran dana
3
Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait (BAMUI, Takaful dan Pasar Modal Syariah) di Indonesia, Ed. Revisi. Cet. 4, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h.5
4
(financing), produk penghimpunan dana (funding), dan produk jasa (service).5
Sebenarnya dalam hal produk, untuk produk Bank Konvensional
dengan produk Bank Syariah tidaklah jauh berbeda. Seperti produk giro
dan tabungan yang dikenal dalam perbankan konvensional, dapat penulis
temui dalam praktik perbankan syariah sebagai giro wadi’ah, dan tabungan wadi’ah. Namun, ada beberapa produk perbankan syariah yang
tidak dikenal dalam perbankan konvensional, seperti pinjaman kebajikan.
Hal inilah yang membuat produk perbankan syariah menjadi luwes.
Namun demikian, dengan keluwesannya, produk-produk perbankan
syariah menjadi sangat luas dan lebih lengkap dibandingkan dengan
produk perbankan konvensional.
B. Pembiayaaan Murabahah 1. Pengertian Pembiayaan
Salah satu produk Bank adalah menyalurkan pembiayaan.
Pembiayaan menurut pasal 1 angka 25 Undang-Undang RI Nomor 21
Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah adalah penyediaan dana atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik;
5
c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan
istishna’;
d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh;
e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau
UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi
fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu
tertentu denganimbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.6
Jadi, yang dimaksud pembiayaan adalah penyediaan dana atau
barang yang difasilitasi oleh Bank kepada nasabah yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu pembiayaan produktif dan pembiayaan
konsumtif.7
2. Prinsip – Prinsip Pembiayaan
Prinsip pembiayaan ini disebut pula konsep 5C. Pada dasarnya
konsep 5C ini dapat memberikan informasi mengenai itikad baik
(willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) nasabah. Prinsip pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut :
6
UU Perbankan Syariah, diakses 6 Mei 2011, pukul 11.27 WIB dari http://www.bi.go.id 7
a. Character
Penilaian karakter nasabah merupakan masalah yang cukup
kompleks karena berkaitan dengan watak dan perilaku seseorang baik
secara individual maupun dalam komunitas atau lingkungan usahanya.
Pejabat analis dalam melakukan penilaian karakter debitur perlu
memperhatikan terutama sifat-sifat sebagai berikut : kejujuran,
ketulusan, kecerdasan, kesehatan, kebiasaan-kebiasaan, tempra
mental, kaku, membanggakan diri secara berlebihan dan sebagainya.8
Informasi lain yang juga sangat krusial untuk diketahui adalah apakah
calon debitur tersebut masuk dalam daftar orang tercela (DOT) atau
daftar hitam. Untuk memperkuat data ini dapat dilakukan melalui wawancara dan BI checking.
b. Capacity
Kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui untuk
memahami kemampuan seseorang untuk membayar semua
kewajibannya (ability to pay) tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian kredit. Untuk pembiayaan konsumtif, analisa diarahkan
pada kemampuan sumber penghasilan calon nasabah membiayai
seluruh pengeluaran bulanannya.9 Untuk itu, yang perlu dianalisa
adalah perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja, lama bekerja,
dan penghasilan.
8
Sunarto Zulkifli. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007), h.153
9
c. Capital
Penilaian modal dilakukan untuk melihat apakah debitur
memiliki modal yang memadai untuk menjalankan dan memelihara
kelangsungan usahanya. Semakin besar jumlah modal yang
ditanamkan oleh debitur ke dalam usahanya yang akan akan dibiayai
dengan dana Bank semakin menunjukkan keseriusan debitur
menjalankan usahanya tersebut. Untuk pembiayaan konsumtif, hal ini
dapat tercermin dari uang muka yang sanggup dibayar oleh calon
nasabah.
d. Collateral
Analisa ini diarahkan terhadap jaminan yang diberikan.10
Jaminan dimaksud harus mampu meng-cover risiko bisnis calon nasabah. Analisa dilakukan antara lain meneliti kepemilikan jaminan
yang diserahkan, memperhatikan pengikatannya sehingga secara legal
Bank dapat dilindungi, rasio jaminan terhadap jumlah pembiayaan dan
marketabilitas jaminan.
e. Condition of Economy
Prinsip C terakhir adalah kondisi ekonomi yaitu berkaitan
secara langsung maupun tidak langsung. Seperti peraturan-peraturan
dan kebijakan pemerintah yang mungkin akan berdampak pada
perekonomian secara regional, nasional, dan internasional terutama
yang berhubungan dengan sektor usaha debitur.11 Kondisi ekonomi
10
Ibid., h.154 11
yang perlu diperhatikan antara lain mencakup yaitu pertama, masalah
pemasaran yang meliputi perkiraan permintaan, daya beli masyarakat,
luas pasar.
Selain dengan prinsip 5C dapat pula dilakukan penilaian dengan 4P
pembiayaan, adalah sebagai berikut:
a. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.12 Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam
menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan character
dari 5C.
b. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
pembiayaan, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.13 Tujuan
pengambilan pembiayaan bermacam-macam, apakah untuk tujuan
konsumtif atau untuk tujuan produktif atau tujuan perdagangan.
c. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian pembiayaan yang diperolehnya.
12
Ibid., h.155 13
d. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga pembiayaan yang
dikucurkan oleh Bank namun melalui suatu perlindungan.14 Perlindungan
dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
3. Jenis – jenis Pembiayaan
Adapun pembiayaan yang biasa dipergunakan dalam pembiayaan
pada Bank Syariah sebagai berikut:
a. Musyarakah Mutanaqishah
Adalah suatu skim musyarakah, di mana porsi dana salah satu pihak akan menurun terus hingga akhirnya menjadi nol. Pada saat
porsi dana salah satu pihak menjadi nol, maka akan terjadi perpindahan
kepemilikan dari satu pihak kepada pihak lainnya.15 Pada skim ini
Bank dan nasabah saling mencampurkan dananya untuk membiayai
suatu proyek, kemudian secara bertahap Bank akan mengurangi porsi
modalnya hingga menjadi nol dalam suatu saat.
b. Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang telah disepakati oleh penjual dan pembeli (Bank dan nasabah).16 Tujuan pembiayaan
murabahah adalah untuk pembiayaan yang sifatnya konsumtif seperti
rumah, tanah, toko, mobil, motor, dan sebagainya.
14
Ibid., h.156 15
Ibid., h.75 16
c. Istishna’
Prinsip istishna’ menyerupai salam, namun istishna’
pembayarannya dapat di muka, dicicil atau di belakang. Skim istishna’ dalam Bank Syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan
manufaktur, industri kecil, menengah, dan konstruksi.17
d. Ijarah
Definisi fiqih ijarah yaitu suatu jenis akad untuk menjual
manfaat dengan jalan penggantian. Maksud manfaat adalah kegunaan,
yaitu barang yang mempunyai manfaat dan selama menggunakannya
barang tersebut tidak mengalami perubahan atau musnah. Manfaat
yang diambil tidak berbentuk zatnya melainkan sifatnya dan dibayar
sewa. Misalnya, rumah yang dikontrakkan/disewa. Ada dua jenis
ijarah, yaitu operating ijarah dan ijarah muntahia bittamlik.18
[image:40.595.77.569.138.659.2]4. Skema Proses Pembiayaan
Gambar 2.1
Skema Proses Pembiayaan
Sumber: Sunarto Zulkifli,Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah 19
17
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, h.62 18
Compliance Division, Sharia Hand Book : Panduan Dasar Akad-Akad Perbankan Syariah (Jakarta: Bank Muamalat, 2010), h.87
19
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, h.149 PERM OHONAN
PEM BIAYAAN
PENGUM PULAN DATA & INVESTIGASI
ANALISA
PEM BIAYAAN
PENGUM PULAN DATA TAM BAHAN PENGIKATAN
M ONITORING
COM M ITTE (PERSETUJUAN)
Proses pembiayaan yang sehat adalah salah satu aspek penting
dalam perbankan syariah. karena akan menghasilkan return sebagaimana
yang diharapkan, bahkan lebih. Tahapan proses pembiayaan secara umum
antara lain dimulai dari permohonan pembiayaan, pengumpulan data dan
investigasi. Kemudian melakukan analisa pembiayaan, persetujuan,
pengumpulan data tambahan, pengikatan, pencairan dan monitoring.
5. Pembiayaan Bermasalah
Berdasarkan pendapat dari Gatot Supramono, faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah adalah:
a. Yang berasal dari nasabah, seperti nasabah menyalahgunakan
pembiayaan yang diperolehnya dan nasabah beritikad kurang baik.
b. Berasal dari bank, seperti kualitas pejabat bank yang tidak profesional,
persaingan antar bank yang dapat menyebabkan timbulnya persaingan
tidak sehat, dan pengawasan yang lemah.20
Hampir setiap bank mengalami pembiayaan bermasalah.
Pembiayaan bermasalah suatu fasilitas pembiayaan disebabkan oleh pihak
perbankan, dalam hal ini pihak analisis pembiayaan kurang teliti dalam
mengecek kebenaran dan keaslian dokumen dan salah dalam melakukan
perhitungan terhadap rasio-rasio yang ada. Dan dari pihak nasabah yakni
adanya unsur kesengajaan seperti nasabah yang sengaja tidak mau
membayar kewajibannya kepada bank dan unsur tidak sengaja seperti si
20
nasabah mampu untuk membayar tapi tidak mampu karena mengalami
musibah seperti kebakaran atau kebanjiran.
6. Pengertian Murabahah
Kata al-Murabahah diambil dari bahasa Arab dari kata “ar-ribhu (ُﺢْﺑِﺮﻟا) yang berarti kelebihan dan tambahan (keuntungan).”21 Murabahah
dalam fiqih, menurut Abdullah Saeed, yaitu : “Ada tiga pihak, A, B, dan C
dalam penjualan murabahah. A meminta B untuk membeli beberapa
barang untuk A. B tidak memiliki barang tersebut tapi berjanji untuk
membelikannya dari pihak ketiga, yaitu C. B adalah perantara, dan kontrak
murabahah adalah antara A dan B”.22
Sedangkan pengertian murabahah menurut beberapa praktisi perbankan didefinisikan sebagai berikut :
a. Muhammad Syafi’i Antonio menjelaskan bahwa bai’ al murabahah
adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan
yang disepakati. Dalam jual beli murabahah, penjual harus
memberitahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahannya.23
b. Warkum Sumitro membedakan pengertian keduanya, dimana
pengertian murabahah adalah persetujuan jual-beli suatu barang dengan harga sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang
21
http://ekonomisyariat.com/fikih-ekonomi-syariat/mengenal-jual-beli-murabahah.html, (diakses tanggal 7 Mei 2011, pukul 15.45 WIB)
22
Abdullah Saeed, Menyoal Bank Syariah: Kritik Atas Interpretasi Bunga Bank Kaum Neorevivalis (terj.), (Jakarta: Paramadina, 2004), Cet.2.h.17
23
disepakati bersama dengan pembayaran ditangguhkan satu bulan
sampai satu tahun. Persetujuan tersebut juga meliputi cara pembayaran
sekaligus.24
c. Menurut Adiwarman Karim, bahwa cara pembayaran murabahah
dapat dilakukan baik dalam bentuk lump sum (sekaligus) maupun
dalam bentuk angsuran.25
d. Dan menurut Sutan Remy Sjahdeini, murabahah adalah jasa
pembiayaan dengan mengambil bentuk transaksi jual-beli dengan
cicilan.26
Berdasarkan definisi dari beberapa pakar perbankan syariah
maupun secara fiqih, dapat penulis ketahui murabahah ataupun bai’al murabahah (sebutan lain murabahah) adalah jual beli suatu barang
tertentu antara penjual dan pembeli di mana harga jualnya terdiri dari
harga pokok ditambah nilai keuntungan yang telah disepakati di akad
awal. Penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi, sementara
pembayarannya dilakukan secara tangguh atau dicicil. Ditangguhkan disini
maksudnya, pembeli baru membayar pada waktu jatuh tempo dengan
harga jual sebesar harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati.
Melalui akad murabahah, nasabah dapat memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan tanpa harus
menyediakan uang tunai terlebih dahulu, dengan kata lain nasabah tetap
24
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait : BMI dan Takaful di Indonesia, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), Edisi Revisi, h.37
25
Adiwaraman A. Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, Ed.1, h.161 26
memperoleh pembiayaan murabahah dari Bank untuk pengadaan barang tersebut.
Sedangkan bai bitsaman ajil adalah jual beli dengan pembayaran di akhir yang berbeda dengan murabahah yaitu jual beli dengan pembayaran cicilan.27
7. Landasan Syariah dan Hukum Murabahah Landasan syariah murabahah yaitu : a. Al Quran
Al Quran surat An-Nisa ayat 29
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An-Nisa : 29)28
b. Hadis Nabi SAW
ﻋ
ﻦ
ﺻ
ِﻟﺎ
ِﺢ
ﺑ
ِﻦ
ﺻ
ﻬﻴ
ٍﺐ
ﻋ
ﻦ
ﹶﺍ ِﺑ
ﻴِﻪ
:
ﹶﻗ
ﹶﻝﺎ
ﺭ
ﺳ
ﻮ
ﹸﻝ
ِﷲﺍ
ﺻ
ﱠﻠ
ُﷲﺍ ﻰ
ﻋ
ﹶﻠﻴِﻪ
ﻭ
ﺳﱠﻠ
ﻢ
ﹶﺛ ﹶﻠ
ﹲﺚ
ِﻓﻴ
ِﻬ
ﻦ
ﹾﻟﺍ
ﺒﺮ
ﹶﻛ
ﹸﺔ
ﹾﻟﺍ
ﺒﻴ
ﻊ
ِﺍ ﹶﻟ
ﹶﺍ ﻰ
ﺟ
ٍﻞ
ﻭ
ﹾﻟﺍ
ﻤﹶﻘ
ﺭﺎ
ﺿ
ﹸﺔ
ﻭ
ﹶﺍﺧ
ﹶﻼ
ِﻝ
ﹶﻁ
ﹾﻟﺍ
ِﺒﺮ
ِﺑ
ﺸﻟﺎ
ِﻌﻴ
ِﺮ
ِﻟ ﹾﻠ
ﺒﻴ
ِﺖ
ﹶﻻ
ِﻟﹾﻠﺒ
ﻴِﻊ
)
ﻪﺟﺎﻣ ﻦﺑﺍ ﻩﻭﺭ
(
27Syafi’i Antonio, Muhammad. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. h.86 28
Artinya :
”Dari Shalih bin Shuhaib ra. Bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan, jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR. Ibn Majah dari Shuhaib)29
Selain itu, jual beli pun harus di dasari atas suka sama suka
sebagaimana Hadits Riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan shahih oleh
Ibnu Hibban yang yang dikutip oleh Sharia Hand Book: Panduan Dasar
Akad-Akad Perbankan Syariah menyatakan: “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.”30
c. Ijma’
“Ijma mayoritas ulama tentang kebolehan jual beli dengan cara
Murabahah.” (Ibnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid, juz 2, hal.161; lihat
pula al-Kasani, Bada’i as-Sana’i, juz 5, hal.220-222)31
d. Kaidah Fiqh
ِﻢﻳِﺮﺤﺘﻟﺍ ﻰﹶﻠﻋ ﹸﻞﻴِﻟﺪﻟﺍ ﱡﻝﺪﻳ ﻰﺘﺣ ﹸﺔﺣﺎﺑِﻹﺍ ِﺕﹶﻼﻣﺎﻌﻤﹾﻟﺍ ﻰِﻓ ﹸﻞﺻَﻷﹶﺍ
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
e. Fatwa Dewan Syariah Nasional
Perihal murabahah ini diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional, yaitu:
29
Compliance Division, Sharia Hand Book: Panduan Dasar Akad-Akad Perbankan Syariah, h.40
30
Ibid., h.40 31
1) No.04/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000 Tentang
Murabahah.
2) No.13/DSN-MUI/IX/2000 tanggal 16 September 2000 Tentang
Uang Muka dalam Murabahah.
3) No.16/DSN-MUI/IX/2000tanggal 16 September 2000 Tentang
Diskon dalam Murabahah.
4) No.23/DSN-MUI/III/2002 tanggal 28 Maret 2002 tentang
potongan pelunasan dalam murabahah.
8. Rukun dan Syarat Murabahah
Agar suatu jual beli dapat terlaksana dengan baik (sesuai dengan
aturan Islam), perlu diperhatikan rukun jual beli, yaitu adanya :
a. Penjual (ba’i),
b. Pembeli (musytari),
c. Barang yang dibeli (komoditas),
d. Harga (tsaman) yang terdiri dari harga beli, margin keuntungan, dan
harga jual,
e. Ijab qabul (perjanjian).32
Syarat bai’ al murabahah:
a. Harus digunakan untuk barang-barang yang halal; barang najis tidak
sah diperjual-belikan dan barang bukan larangan negara.
b. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.
c. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
32
d. Kontrak harus bebas dari riba
e. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian.
f. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.33
Berdasarkan rukun dan syarat murabahah yang disebutkan diatas,
jadi di murabahah ini terlihat adanya unsur keterbukaan.
9. Manfaat Murabahah
Transaksi bai’al murabahah memiliki beberapa manfaat, demikian juga risiko yang harus diantisipasi. Bai’ al murabahah memberi banyak
manfaat kepada Bank Syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan
yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada
nasabah. Selain itu, sistem bai’ al murabahah juga sangat sederhana dan memudahkan penanganan administrasinya di Bank Syariah.34 Selain
memiliki manfaat, ada beberapa kemungkinan risiko yang harus
diantisipasi antara lain:
a. Default atau kelalaian; nasabah sengaja tidak membayar angsuran.
b. Fluktuasi harga komparatif; ini terjadi bila harga suatu barang di pasar
naik setelah Bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa
mengubah harga jual-beli tersebut.
33
M. Rifai, Konsep Perbankan Syariah, (Semarang: CV Wicaksana, 2002), h.62 34
c. Penolakan nasabah; barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah
karena berbagai sebab. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan
asuransi.35
[image:48.595.113.515.182.543.2]10.Skema Proses Murabahah
Gambar 2.2
Keterangan:
1. Nasabah mengajukan permohonan untuk membeli kepada Bank. Bank
memberikan persyaratan atas pengajuan nasabah, serta dilakukan negosiasi
harga.
2. Bank dan nasabah melakukan akad jual beli atas barang yang diminta oleh
nasabah.
3. Bank membeli barang dari supplier penjual sesuai dengan spesifikasi yang
telah diminta oleh nasabah
35
4. Supplier mengirim/menyerahkan barang sesuai spesifikasi yang telah
disepakati kepada nasabah.
5. Nasabah menerima barang dan dokumen.
6. Kemudian nasabah melakukan pembayaran kepada pihak Bank secara
angsur (margin+pokok)
C. Produk KPR Syariah
Produk KPR syariah dimaknai sebagai pembiayaan perumahan yang
mekanismenya didasarkan pada akad jual-beli (tabadduli). Bank Syariah sebagai penjual (al-ba’iu) dan nasabah sebagai pembeli (musytari).36 Untuk
kredit atau pembiayaan kepemilikan rumah, memang ada beberapa perbedaan
antara KPR di Bank Syariah dan Bank Konvensional. Pertama, pada akad
atau perjanjian awalnya. Kedua, kemudahaan nasabah untuk meminjamnya. Ketiga, di Bank konvensional menggunakan bunga sebagai keuntungannya, sedangkan di Bank Syariah menggunakan marjin/bagi hasil. Keempat, apabila
mendapatkan kendala pada pembayarannya, Bank Syariah lebih memberikan
kemudahan bagi Anda.37
Salah satu keuntungan yang di dapat jika masyarakat memilih
menggunakan kredit/pembiayaan rumah dengan prinsip syariah adalah
terhindarnya dari sistem riba dalam pengambilan KPR konvensional.
36
“Kredit Pemilikan Rumah , Kredit”, artikel diakses pada 6 Maret 2011, pukul 12.12 WIB dari http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=digilib-uinsuka--ratnaningr-4255
37
36
A. Profil dan Sejarah Singkat Perjalanan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk 1
1. Profil Bank Muamalat Indonesia
Saat ini Bank Mumalat merupakan satu-satunya bank syariah yang
berekspansi ke luar negeri dengan membuka kantor cabang di Kuala
Lumpur, Malaysia. Nasabah dapat memanfaatkan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) dengan jangkauan akses lebih dari
2.000 ATM di Malaysia. Pelopor perbankan syariah ini selalu
berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan syariah yang
kompetitif dan mudah dijangkau bagi masyarakat hingga ke berbagai
pelosok Nusantara.
Bukti komitmen tersebut telah mendapat apresiasi dari pemerintah,
media massa, lembaga nasional dan internasional, serta masyarakat luas
dengan perolehan lebih dari 70 penghargaan bergengsi selama 5 tahun
terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2010 dari Islamic Finance News–Kuala Lumpur–, Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 dari Global Finance–New
York–, serta The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 dari Alpha South East Asia–Hongkong.
1
[image:50.595.107.512.187.523.2]2. Sejarah Singkat Perjalanan Bank Muamalat Indonesia2
Gagasan pendirian Bank Muamalat Indonesia berawal dari lokakarya
Bunga Bank dan Perbankan yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia pada 18- 20 Agustus 1990 di Cisarua, Bogor. Ide ini berlanjut dalam
Musyawarah Nasional IV Majelis Ulama Indonesia di Hotel Sahid Jaya,
Jakarta, pada 22-25 Agustus 1990 yang diteruskan dengan pembentukan
kelompok kerja untuk mendirikan bank murni syariah pertama di Indonesia.
Realisasinya dilakukan pada 1 November 1991 yang ditandai dengan
penandatanganan akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia di Hotel Sahid
Jaya berdasarkan Akte Notaris Nomor 1 Tanggal 1 November yang dibuat
oleh Notaris Yudo Paripurno, S.H. dengan Izin Menteri Kehakiman Nomor
C2.2413.hT.01.01 Tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara Republik Indonesia
Tanggal 28 April 1992 Nomor 34.
Pada saat penandatanganan akte pendirian ini diperoleh komitmen dari
berbagai pihak untuk membeli saham sebanyak Rp.48 Milyar. Kemudian
dalam acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor diperoleh tambahan dana
dari masyarakat Jawa Barat senilai Rp.106 Milyar sebagai wujud dukungan
mereka. Dengan modal awal tersebut dan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Keuangan RI Nomor 1223/MK.013/1991 tanggal 5 November 1991
serta izin usaha yang berupa Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 430/KMK.013/1992 Tanggal 24 April 1992.
2
Bank Muamalat mulai beroperasi pada 1 Mei 1992 bertepatan dengan
27 Syawal 1412 H. Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat mendapat
kepercayaan dari Bank Indonesia sebagai Bank Devisa. Beberapa tahun yang
lalu Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara pernah mengalami krisis
moneter yang berdampak terhadap perbankan nasional yang menyebabkan
timbulnya kredit macet pada segmen korporasi. Bank Muamalat pun ikut
terimbas dampak tersebut. Tahun 1998, angka non performing financing (NPF) Bank Muamalat Indonesia sempat mencapai lebih besar dari 60%.
Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp105 Miliar dan ekuitas mencapai titik
terendah hingga Rp39,3 Miliar atau kurang dari sepertiga modal awal.
Kondisi tersebut telah mengantarkan Bank Muamalat memasuki era
baru dengan keikutsertaan Islamic Development Bank (IDB), yang
berkedudukan di Jeddah–Saudi Arabia, sebagai salah satu pemegang saham
luar negeri yang resmi diakui melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
pada 21 Juni 1999. Dalam kurun waktu 1999-2002 Bank Muamalat terus
berjuang dan berhasil membalikkan keadaan dari rugi menjadi laba. Hasil
tersebut tidak lepas dari upaya dan dedikasi segenap karyawan dengan
dukungan kepemimpinan yang kuat, strategi usaha yang tepat, serta kepatuhan
terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.
B. Visi dan Misi PT.Bank Muamalat Indonesia, Tbk 3
1. Visi : Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.
3
2. Misi :
Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan
penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan
orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimakan nilai bagi
stakeholder.
C. Struktur Organisasi dan Struktur Tata Kelola Perusahaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
1. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia
Adapun struktur organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai
berikut : (bagan bisa dilihat di gambar 3.1 lampiran).
2. Struktur Tata Kelola Perusahaan Bank Muamalat Indonesia
Struktur organisasi tata kelola Bank Muamalat Indonesia terdiri
dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, Dewan
Pengawas Syariah, dan Dewan Direksi.
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)4
Rapat Umum Pemegang Saham memegang kekuasaan tertinggi di
dalam tubuh perusahaan dan memiliki wewenang yang tidak dapat
diserahkan kepada Direksi, Dewan Komisaris, atau Dewan Pengawas
Syariah. RUPS juga berfungsi sebagai instrumen bagi pemegang saham
untuk mengambil keputusan penting yang berhubungan dengan
kepentingan perusahaan.
4
b. Susunan Dewan Komisaris
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Dewan Komisaris
bertindak secara independen, melaksanakan tugas secara obyektif, dan
bebas dari tekanan dan kepentingan pihak manapun termasuk dalam
hubungan sesama anggota Dewan Komisaris hubungan dengan Direksi