• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DOKUMEN ANGKUTAN BARANG DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN DOKUMEN ANGKUTAN BARANG DI INDONESIA"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Dr. Noor Mahmudah 1

SEMINAR PUSTRAL UGM

Dr. NOOR MAHMUDAH, S.T., M.Eng.

(3)

MATERI PRESENTASI

Latar Belakang

Maksud

Tujuan

Harapan

Ruang Lingkup

(4)

LATAR BELAKANG

Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas beribu pulau

dengan wilayah yang sangat luas dan sumber daya alam yang

sangat beragam. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan

meningkatkan nilai tambah hasil produksi setiap daerah, maka

perlu diciptakan sistem perdagangan yang efektif dan efisien agar

disparitas harga antar daerah seminimal mungkin.

Peran transportasi multimoda sangat penting dalam upaya

mendukung perdagangan dalam negeri maupun luar negeri

terutama untuk menyediakan angkutan multimoda yang efektif

dengan

didukung

oleh

sistem

dokumen

angkutan

barang

(5)

LATAR BELAKANG

(6)

Maksud

menyusun kebijakan sistem dokumen angkutan barang multi

moda dalam rangka mendukung perdagangan dalam negeri yang

lebih sederhana

Tujuan

tersusunnya desain sistem dokumen angkutan barang multi

moda dalam rangka mendukung perdagangan dalam negeri

Harapan

terlaksananya angkutan barang multimoda terutama angkutan

barang di dalam negeri secara efektif dan efisien

(7)

Inventarisasi studi dan

peraturan perundangan

yang terkait

Inventarisasi dan

identifikasi kondisi

permasalahan di bidang

dokumen untuk

mendukung perdagangan

dalam negeri;

Inventarisasi dan

identifikasi dokumen

perdagangan dalam

negeri;

Inventarisasi jenis dan

bentuk dokumen

angkutan barang;

(8)
(9)

TRANSPORTASI

MULTIMODA DAN INTERMODA

Transportasi antar moda adalah transportasi yang melibatkan penggunaan paling

sedikit dua moda yang berbeda untuk melakukan perjalanan dari tempat asal

sampai tempat tujuan.

8

Sumber: Rodrigue,P, 2014

(10)

9

Sumber: Rodrigue,P, 2014

(http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch3en/conc3en/multiintermodalnet.html)

(11)

10

Sumber: Rodrigue,P, 2014

(http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch3en/conc3en/multiintermodalnet.html)

Total Biaya = C (cp) + C (cn) + C (I) + C (cn) + C (dc)

(12)

Perpres 26/2012 (Sislognas) sasaran pembangunan dan pengembangan transportasi multimoda adalah terbangun dan efektifnya pengoperasian jaringan transportasi multi moda yang menghubungkan simpul-simpul logistik

Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 (Angkutan Multimoda) Angkutan multimoda

adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda angkutan

multimoda

UU 1/2009 (Penerbangan) Usaha angkutan multimoda adalah usaha angkutan dengan menggunakan paling sedikit dua moda angkutan yang berbeda atas dasar suatu kontrak angkutan multimoda dengan menggunakan satu dokumen angkutan multimoda (DAM)

UU 17/2008 (Pelayaran), angkutan multimoda dilakukan oleh badan usaha yang telah

mendapat izin khusus untuk melakukan angkutan multimoda dari Pemerintah. Pelaksanaan angkutan multimoda dilakukan berdasarkan 1 (satu) dokumen yang diterbitkan oleh

penyedia jasa angkutan multimoda.

UU 22/2009 (LLAJ) Perusahaan angkutan umum yang mengangkut barang wajib membuat surat muatan barang sebagai bagian dokumen perjalanan dan membuat surat perjanjian pengangkutan barang

(13)

LOGISTIK DAN RANTAI PASOK

Logistik

adalah bagian dari rantai pasok (

supply chain

) yang menangani

arus barang, arus informasi dan arus uang melalui proses :

pengadaan (

procurement

),

penyimpanan (

warehousing

),

transportasi

(transportation),

distribusi

(distribution),

dan

pelayanan pengantaran (

delivery services

)

sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang

dikehendaki konsumen, secara aman, efektif dan efisien, mulai dari titik

asal (

point of origin

) sampai dengan titik tujuan (

point of destination

).

(14)

INFRASTRUKTUR DAN JARINGAN SISTEM LOGISTIK

13

(15)

SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)

14

(16)

15

Tujuan:

untuk mendukung pergerakan barang yang efektif dan efisien

(17)

16

(18)

Produsen (Producers)

Pedagang Eceran (Retailers)

Konsumen

(Consumers)

A

Produsen (Producers)

Distributor (Distributors)

Pedagang Eceran (Retailers)

Konsumen (Consumers)

B

A) sistem distribusi sangat sederhana

yang hanya melibatkan produsen,

pedagang eceran, dan konsumen.

Distribusi barang dilakukan oleh pihak

industri, termasuk dalam pemilihan

moda transportasi yang dioperasikan;

B) sistem distribusi sederhana yang

terdiri dari produsen, distributor,

pedagang eceran, dan konsumen.

Distributor berperan dalam mengatur dan mengelola distribusi barang;

(19)

Produsen (Producers)

Distributor (Distributors)

Pedagang Eceran (Retailers)

Konsumen

(Consumers)

Pedagang Besar

(Wholesalers) C

Produsen (Producers)

Distributor (Distributors) Agen (Agents)

Sub-Agen (Sub-Agents)

Pedagang Eceran (Retailers)

Konsumen

(Consumers)

D

C) sistem distribusi agak kompleks

yang melibatkan produsen,

distributor, pedagang besar,

pedagang eceran, dan konsumen

D) sistem distribusi kompleks, distribusi barang

agak berbeda karena adanya pengaruh sole

agent di mana distribusi bisa dilakukan oleh

agent, sub-agent, dan distributor.

(20)

19

(21)

20

Indikators Logistics Performance Index (LPI):

(1) Customs; (2) Infrastructure; (3) International Shipments;

(22)

Rata-rata dunia (10% - 20% PDB)

Negara berkembang lain (15% -25% PDB)

(http://transportasi.bappenas.go.id/).

Komponen Biaya Logistik di Indonesia

Biaya transportasi : 12%

Logistics Performance Index (LPI): 2007: 43

2010: 75

2012: 59

(23)

METODE PENELITIAN

Studi Desain Sistem Dokumen Angkutan

Multimoda Dalam Rangka Mendukung

Perdagangan Dalam Negeri

Pusat Penelitian dan Pengembangan

(24)

Rancangan Penelitian

Perumusan pendekatan pola pikir dan identifikasi sistem dokumen

angkutan multimoda mencakup aspek legalitas, studi pustaka, review dari

studi/dokumen.

Kompilasi data dan informasi dokumen angkutan barang, yang salah

satunya berdasarkan hasil kunjungan lapangan dengan melihat pada

dokumen

perdagangan

dalam

penyelenggaraan

angkutan

barang

multimoda, kendala penyelenggaraan yang ada di lapangan, serta pihak

yang terlibat dalam dokumen perdagangan

Evaluasi dan analisis sistem dokumen perdagangan pada angkutan

multimoda dengan melihat pada pemetaan sistem transportasi yang ada

(darat, laut, udara)

(25)
(26)

PABRIK KAPAL DI PELABUHAN KEBERANGKATAN

PERJALANAN KAPAL

KAPAL DI PELABUHAN KEDATANGAN LOKASI TUJUAN P E L A K U L OK A S I D OK U M E N

SHIPPER EMKL (EKSPEDISI MUATAN KAPAL LAUT)

FORWARDER CONSIGNEE SURAT JALAN (OTOBOND) K E T E R A N G A N Tanda tangan: - EMKL - Shipper

· B/L LUAR NEGERI

· B/L DALAM NEGERI:

CONOSEGMENT

MANIFEST SEBELUM MASUK

KAPAL

· TIME SHEET

· TELLY

· MATE’S RECEIPT

(SHIPPING INSTRUCTION)

DI ATAS KAPAL

· STATEMENT OF FACT

· DELIEVERY ORDER (DO)

· SURAT JALAN

Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang ditunjuk pelayaran & EMKL

· Berisi ringkasan kegiatan di atas kapal pada saat kegiatan bongkar muat

· Format dari pelayaran

· Tanda tangan (yang memeriksa): Mualim I, EMKL & PBM

· B/L dalam negeri (Conosegment) dikeluarkan oleh pelayaran

· Diterima pengirim diwakili EMKL

· Dapat digunakan untuk klaim asuransi

Dibuat oleh Agen EMKL di Pelabuhan Tujuan berdasarkan Shipping Instruction & Conosegment Dibuat berdasarkan Manifest

Catatan Penting Rekomendasi Hasil Diskusi:

Penyederhanaan DAB dapat dilakukan dengan hanya memerlukan cakupan keterangan yang berada pada Surat Jalan, Statement of Fact & Conosegment (Blok Kuning)

CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS

(27)

Gudang Pelabuhan 1 Handling

Delivery

Pelabuhan 2 Kapal

Port Agent Bongkar Muat di CY Consignee

SHIPPER FORWARDER CONSIGNEE

Ship Ouwner Trucking 1 PBM 1 Warehousing Trucking 2 PBM 2

Proses Umum

dari Pengirim

Barang (

Shipper

)

hingga Penerima

Barang

(

Consignee

)

Pihak-Pihak yang

Terlibat dengan EMKL

(

Forwarder

) dalam

Proses Angkutan Barang

CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS

(28)

TRUCKING SAMPAI PELABUHAN ASAL SEBELUM MASUK KAPAL DI DALAM KAPAL PELABUHAN TUJUAN CLEARANCE IN (CI)

2). Surat Jalan dari Truk diganti Surat Jalan dari Pelayaran

agar truk bisa masuk pelabuhan

1). Surat Jalan

Pemilik Barang yang dibawa Truk

3). Pelayaran membuat Dokumen Manifest Sementara untuk

pengurusan PLAB dan pemberitahuan ke kapal (Dokumen Shipping Instruction) PLAB: Dokumen Pemberitahunan Lalulintas Angkutan Barang oleh OP/KSOP

4) Selesai kegiatan B/M diterbitkan Dokumen

Manifest Tetap dan

Dokumen B/L

Agen Pelayaran di Pelabuhan menyiapkan dokumen:

- SPK (Surat Penunjukkan Keagenan) pemilik kapal - RPT (Rencana Pola Trayek)/ ijin tiap 3 bulan - Particular (spesifikasi Kapal)

- B/L - Manifest

Kegiatan CI

dilaksanakan melalui meeting dibawah KSOP yang dilaksanakan H-1 kapal berlabuh, dihadiri: - Agen pelayaran - EMKL - PBM - Pelindo - KSOP

CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS

(29)

CONTOH FLOW OF GOODS

DAN FLOW OF DOCUMENTS

(30)

FORWARDER 1 SHIPPING LINER PELINDO OTORITAS PELABUHAN FORWARDER 2 PERMASALAHAN:

•Perijinan Shipping Liner dari Ditjen HUBLAT ;terkadang habis saat operasi

•Waktu tunggu sandar dan bongkar

muat memerlukan terkadang “perlu biaya ekstra”

PERMASALAHAN:

•Masing-masing pihak, baik PELINDO maupun OTORITAS PELABUHAN selaku otoritas pelabuhan mempunyai dokumen dengan format berbeda;

•Perbedaan dokumen terkadang menimbulkan beda persepsi;

•Perbedaan persepsi memerlukan waktu untuk mendapatkan titik temu

PERMASALAHAN

(31)
(32)

TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA LAUT

(

EXISTING

)

(33)

TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA JALAN REL

(

EXISTING

)

(34)

TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA UDARA

(EXISTING)

(35)

SUBSTANSI DOKUMEN ANGKUTAN BARANG

No Substansi

Keterangan

1

Alamat

asal-tujuan

2

keterangan

dokumen

catatan khusus, jumlah lembar, tipe layanan, nomor

dokumen

3

Otoritas

id consignee, shipper, shipping liner, forwarder

4

keterangan barang

Jenis, nama barang, jumlah, berat, ukuran, volume,

pembungkusan/pengepakan, id peti kemas

5

rute dan moda

kapal, truk, pesawat, kereta, rute OD

6

waktu proses

barang

tanggal dan jam pemberangkatan, waktu pengangkutan

dan perkiraan waktu tiba, waktu bongkar muat

(36)

No Substansi Nama Dokumen Alamat Ket. Doku men Otoritas Ket. Barang Rute dan Moda Pembia yaan Waktu Proses Barang

1 Surat Jalan √ √ √ √ √

2 Delivery Notice (DN) √ √ √ √ √

3 Bill of Lading (B/L) √ √ √ √ √

4 Delivery Order (DO) √ √ √ √ √

5 Shipping Instruction (SI) √ √ √ √ √ √

6 Manifest/Cargo List √ √ √ √ √ √

7 Pemberitahuan Lalu Lintas

Angkutan Barang √ √ √ √ √ √

8 Delivery Ticket (DT) √ √ √ √ √

9 Airway Bill √ √ √ √ √ √ √

10 Surat Muatan Udara √ √ √ √ √ √ √

11 Surat Pengiriman Kereta Api √ √ √ √ √

Matriks Analisis Dokumen Angkutan Barang dan Substansi

(37)

No

Stake Holder Nama Dokumen

Shipper/

Sender

Forwarder Conveyance Consignee OP

1 Surat Jalan √ √ √ √

2 Delivery Notice √ √ √

3 Bill of Lading √ √ √ √

4 Delivery Order √ √ √

5 Shipping Instruction √ √ √ √

6 Manifest/Cargo List √ √

7 Pemberitahuan Lalu Lintas

Angkutan Barang √ √ √ √ √

8 Delivery Ticket √ √ √

9 Airway Bill √ √ √ √

10 Surat Muatan Udara √ √ √

11 Surat Pengiriman Kereta Api √ √ √

Matriks Analisis Dokumen Angkutan Barang dan Stakeholder

(38)

EVALUASI TERHADAP DOKUMEN ANGKUTAN BARANG

ALFI (1997)

Tidak mencantumkan nilai barang pada dokumen

(negotiable) mengingat DAB merupakan surat berharga

Tidak ada keterangan waktu proses barang

Jika DAB merupakan surat berharga , maka yang berwenang

mengeluarkan adalah lembaga keuangan

SUBSTANSI

Kewenangan stakeholder lain menjadi lebih terbatas

Alur keuangan yang kurang jelas

Biaya cenderung menjadi lebih tinggi

Melibatkan pihak asuransi

STAKEHOLDER, dll

.

(39)

SHIPPER

BANK

Conveyance Otoritas

Pelabuhan Forwarder-2

CONSIGNEE

FORWARDER

1 1

2

3

3

1. SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (LETTER OF CREDIT)

2. SHIPPING INSTRUCTION (SI) & BILL OF LADING (B/L)

3. STAKEHOLDERS APPROVAL FORM & NOTES

RENCANA ALUR DOKUMEN

(PROPOSED FLOW OF DOCUMENT)

(40)

Dalam rangka upaya SIMPLIFIKASI (penyederhanaan) Desain

Sistem

Dokumen

Angkutan

Multimoda

Dalam

Rangka

Mendukung Perdagangan Dalam Negeri, dapat disarankan

penggunaan SINGLE DOCUMENT untuk dokumen utama

dalam pengiriman barang tersebut yang akan melewati

semua stake holder terkait secara online.

Dokumen tambahan (additional document) hanya diperlukan

untuk hal-hal yang bersifat optional bila memang diperlukan

dan bersifat darurat.

SISTEM INFORMASI DOKUMEN

ANGKUTAN BARANG MULTIMODA

(41)

No Kewenangan Forwarder Shipping

Liner OP

1 Kewenangan pengisian data pengirim √ √

2 Kewenangan pengisian data penerima √ √

3 Kewenangan pengisian data barang √ √

4 Kewenangan pengisian keterangan barang √ √

5 Kewenangan pengisian keterangan dokumen √

6 Kewenangan pengisian rute dan moda √ √ √

7 Kewenangan pengisian pembiayaan √ √

8 Kewenangan pengisian hasil inspeksi barang √

9 Kewenangan/ otorisasi kelanjutan perjalanan

angkutan barang multi moda √

10 Kewenangan pengisian keterangan tambahan

yang diperlukan. √

Kewenangan dan Otorisasi Dokumen

(42)

Tahapan Penggunaan IT

Dalam Angkutan Barang Multimoda Dalam Rangka Mendukung Perdagangan Dalam Negeri

Tahap penyusunan perangkat

pelaksanan

Tahap sosialisasi

Tahap otorisasi Perangkat

Keras pada Stake Holder terkait

(43)

Kaitan Flow of Finance, Goods dan Documents

Flow of

Goods

Nyata

Flow of

Document

Nyata

Flow of

(44)
(45)

1. Untuk simplifikasi sistem dokumen dalam angkutan barang yang pada

prinsipnya dibutuhkan secara substansi maupun stakeholder yang terkait

adalah dokumen:

Shipping Instruction (SI) dan Bill of Lading (B/L)

Letter of Credit (LC)

2.

Flow of Finance

sangat berbeda dengan

Flow of Goods

maupun

Flow of

Document

yang bersifat nyata, dalam hal ini

Flow of Finance

dapat

bersifat

virtual

sehingga dengan dukungan IT maka

Flow of Finance

dari tinjauan waktu dapat dikatakan tidak ada permasalahan yang cukup

serius.

3.

Berdasarkan analisis terhadap

substansi

dokumen Angkutan Barang

Multi Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri (11 DAB

existing), terdapat beberapa substansi yang sama dan bersifat

pengulangan. Pengulangan pengisian data yang pada prinsipnya sama ini

dikhawatirkan menyebabkan kesalahan atau perbedaan data atau

substansi yang bersifat otentik.

KESIMPULAN

(46)

4.

Berdasarkan analisis terhadap

stakeholder

pada dokumen Angkutan

Barang Multi Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri yang

ada (existing), terdapat 5 stakeholder yang berperan penting yaitu

shipper, consignee, forwarder, conveyance, dan Otoritas Pelabuhan.

5.

Penyederhanaan (simplifikasi) Sistem Dokumen dapat dilakukan dengan

cara antara lain:

Penyusunan Dokumen Tunggal untuk pengangkutan (SI dan B/L)

Penerbitan Dokumen Keuangan (SKBDN/LC) untuk pembayaran

Pemberian Kewenangan pada setiap stakeholder pemberi jasa

layanan

Angkutan

Barang

Multi

Moda

dalam

menunjang

Perdagangan Dalam Negeri, maupun pihak lain yang terkait

Simplifikasi sistem dokumen ini akan berpengaruh pada generalisasi

Flow of Goods yang terdiri dari Shipper, Forwarder, dan Consignee.

6.

Perlu dipertimbangkan

pemanfaatan teknologi informasi (IT)

secara

online dalam penyelenggaraan Sistem Dokumen Angkutan Barang Multi

Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri.

KESIMPULAN

(47)

2 . Kewenangan Stakeholder

KEWENANGAN

STAKE HOLDER

FORWARDER CONVEYANCE OTORITAS

PELABUHAN PER-BANK-AN

Kewenangan pengisian data pengirim Sekedar akses

Kewenangan pengisian data penerima Sekedar akses

Kewenangan pengisian data barang Sekedar akses

Kewenangan pengisian keterangan barang Sekedar akses

Kewenangan pengisian keterangan dokumen Sekedar akses

Kewenangan pengisian rute dan moda Sekedar akses

Kewenangan pengisian pembiayaan Sekedar akses

Kewenangan pengisian hasil inspeksi barang Sekedar akses

Kewenangan/ otorisasi kelanjutan perjalanan angkutan

barang multi moda Sekedar akses

Kewenangan pengisian keterangan tambahan yang

diperlukan. Sekedar akses

REKOMENDASI

(48)

SHIPPER/ PENGIRIM FORWARDER 1 SHIPPING LNR OTORITAS PLB FORWARDER 2 CONSIGNEE

PENGISIAN DATA FORWARDER SHIPPING LINER OTORITAS PELAB FORWARDER

pengisian data pengirim V

pengisian data penerima V

pengisian data barang V

pengisian keterangan barang V

pengisian keterangan dokumen V V V V

pengisian rute dan moda V V V

pengisian pembiayaan V V

pengisian hasil inspeksi barang V V V V

otorisasi kelanjutan perjalanan V V

pengisian keterangan tambahan V V V V

FLOW OF DOCUMENT DAN KEWENANGAN PENGISIAN DATA

(USULAN BERBASIS KOMPUTER SECARA ONLINE

BENTUK SINGLE DOCUMENT)

(49)
(50)

ylen llsyu sMsrseLlew

ll\3n y\ldtd es eA srsel{eu\l

il\lcn cydy! zs e,lAstseqey!

euElte{0o^ ersauopul sod 'ld rn}Iorc

pUBIeAooA 1"0 qeAElrM !plluallv'ld ueurdlurd eUpXE^ooA l'C rJB^ElrM o3reuropul 'ld upurdrrrd pUEIe,{ooA l'fl qeAelrM lyll'ld ueurdrurd epBXeI6oA l'0 uB^plrM f Nr 'ld uEurdrurd

euBle,too^ l'o rlE^B[M rx[]3loH 'ld Jn]lorc

EUEIe^0OA In doefl tvlt 'ld rnllarc

ersouopul asrl-o Jnllairc

(tffV) ersouopul JapJEA JoJ uep 1r1sr0o1 rsersosv pnlay

(OOtritUfaV) ersauopul Inrl eqesnbua6 rsersosv enlsy

BUe>leA0o1 (opuuadsy) ersauopul

0ue:e6 ue:e1ue6ued uep ueuur0ue6 leuorseN uEpt{esn:ad rsersosv En}oy

f,!Cn (Udds6) leuorOay ueun0uequad uep ueeue3uarad !pnls ]esnd eleday

lnpt)i

0unung ualednqey tse:adoy uep 'ue0ue6ep.ra6 'ueulsnpuuad seur6 eleday lnlueg ualednqey lseredoy uep 'ue0ue0epreg 'uaulsnpuuad seur6 eleday

o6o.16

uo;ny uaiednqey tserodoy uep 'ue6ue0eptsd 'ueulsnpuuad sEUrO eleday

el.te1ed6oA eloy rseradoy uBp 'ueOueOep:€d 'uaulsnpuuad seurg eleday ueursls uelednqey tseredcy uep 'ue0ue0epta6 'uBrJlsnpuilad seu16l eledey

epe1eI6o1 1'6 rseredoy uep 'ue0ue6ep.ra6 'ueulsnpuuod seur6 eledey

;npty Sunung ualednqey uOe0unqnUod seurO eleday InlueB ualednqey ue0unqnqrad ssurg eledey

o0o.16 uolny ualednqey ueGunqnWsd sEur6 egeday

epele{0o1 eloy ue6unqnqiad seurg eledey

ueuals uelednqey ueOunqnryad seurC eled*y

eliele,{oo^ 1'g ueounqnqJod sEurO eleday

epeleA$ol I'C uJnufi uee[:a1a6 seur6 eledey lnlueg ualednqey epaddeg eleday

o0o16 uolny ualednqey epeddeg eleday

epe1eA6o1 eloy oleddeg eleday

uerlols ualednqey epeddeg eledey

epe1efiSotr 1 6 epaddeg eleday

:ueOuepup JeUEC

g Lgelltx/tx3/ruen/02/"6e0 :'oN 1e:ng ue:rdue1 ,OZ

(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)

Referensi

Dokumen terkait

hubungan cukup kuat dan arah hubungan positif yang berarti semakin sering kepala ruangan menggunakan gaya kepemimpinan situasional maka semakin tinggi tingkat

Akurasi hasil analisis sentimen ini dihitung menggunakan algoritma NBC (Naive Bayes Classifier) dengan pertimbangan tertentu 23 untuk aplikasi dunia kesehatan 24. Hasil

Yang ditunjukan dengan masih banyaknya siswa yang mengeja, kesalahan dalam membedakan huruf, banyaknya penyelipan dan pengurangan kata.Penelitian ini bertujuan

Hasil Regresi Linier Berganda menunjukkan hasil R Square sebesar 0,391, hasil tersebut menjelaskan bahwa, sumbangan atau kontribusi dari variabel Motivasi Intrinsik (X1)

diambil, dengan adanya otonomi daerah tersebut bisa saja Pemkot Kota Bandung menerapkan status PSBB di wilayahnya, tetapi tetap saja komando dalam penaganan covid-19 ini

4.2.2. Semua Limbah Medis diambil oleh Pihak Pertama dan diangkut oleh Pihak Pertama ke tempat pemusnahan yang sesuai dengan standar dan peraturan yang

Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan yang negatif antara konsep diri dengan kecenderungan bullying pada siswa SMK Negeri 10 Semarang yaitu konsep

Larva udang merupakan organisme yang bersifat planktonik, hidupnya mengapung atau melayang yang pergerakannya dipengaruhi oleh arus. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga