Dr. Noor Mahmudah 1
SEMINAR PUSTRAL UGM
Dr. NOOR MAHMUDAH, S.T., M.Eng.
MATERI PRESENTASI
•
Latar Belakang
•
Maksud
–
Tujuan
–
Harapan
•
Ruang Lingkup
LATAR BELAKANG
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas beribu pulau
dengan wilayah yang sangat luas dan sumber daya alam yang
sangat beragam. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
meningkatkan nilai tambah hasil produksi setiap daerah, maka
perlu diciptakan sistem perdagangan yang efektif dan efisien agar
disparitas harga antar daerah seminimal mungkin.
Peran transportasi multimoda sangat penting dalam upaya
mendukung perdagangan dalam negeri maupun luar negeri
terutama untuk menyediakan angkutan multimoda yang efektif
dengan
didukung
oleh
sistem
dokumen
angkutan
barang
LATAR BELAKANG
Maksud
•
menyusun kebijakan sistem dokumen angkutan barang multi
moda dalam rangka mendukung perdagangan dalam negeri yang
lebih sederhana
Tujuan
•
tersusunnya desain sistem dokumen angkutan barang multi
moda dalam rangka mendukung perdagangan dalam negeri
Harapan
•
terlaksananya angkutan barang multimoda terutama angkutan
barang di dalam negeri secara efektif dan efisien
Inventarisasi studi dan
peraturan perundangan
yang terkait
Inventarisasi dan
identifikasi kondisi
permasalahan di bidang
dokumen untuk
mendukung perdagangan
dalam negeri;
Inventarisasi dan
identifikasi dokumen
perdagangan dalam
negeri;
Inventarisasi jenis dan
bentuk dokumen
angkutan barang;
TRANSPORTASI
MULTIMODA DAN INTERMODA
Transportasi antar moda adalah transportasi yang melibatkan penggunaan paling
sedikit dua moda yang berbeda untuk melakukan perjalanan dari tempat asal
sampai tempat tujuan.
8
Sumber: Rodrigue,P, 2014
9
Sumber: Rodrigue,P, 2014
(http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch3en/conc3en/multiintermodalnet.html)
10
Sumber: Rodrigue,P, 2014
(http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch3en/conc3en/multiintermodalnet.html)
Total Biaya = C (cp) + C (cn) + C (I) + C (cn) + C (dc)
Perpres 26/2012 (Sislognas) sasaran pembangunan dan pengembangan transportasi multimoda adalah terbangun dan efektifnya pengoperasian jaringan transportasi multi moda yang menghubungkan simpul-simpul logistik
Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 (Angkutan Multimoda) Angkutan multimoda
adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda angkutan
multimoda
UU 1/2009 (Penerbangan) Usaha angkutan multimoda adalah usaha angkutan dengan menggunakan paling sedikit dua moda angkutan yang berbeda atas dasar suatu kontrak angkutan multimoda dengan menggunakan satu dokumen angkutan multimoda (DAM)
UU 17/2008 (Pelayaran), angkutan multimoda dilakukan oleh badan usaha yang telah
mendapat izin khusus untuk melakukan angkutan multimoda dari Pemerintah. Pelaksanaan angkutan multimoda dilakukan berdasarkan 1 (satu) dokumen yang diterbitkan oleh
penyedia jasa angkutan multimoda.
UU 22/2009 (LLAJ) Perusahaan angkutan umum yang mengangkut barang wajib membuat surat muatan barang sebagai bagian dokumen perjalanan dan membuat surat perjanjian pengangkutan barang
LOGISTIK DAN RANTAI PASOK
Logistik
adalah bagian dari rantai pasok (
supply chain
) yang menangani
arus barang, arus informasi dan arus uang melalui proses :
•
pengadaan (
procurement
),
•
penyimpanan (
warehousing
),
•
transportasi
(transportation),
•
distribusi
(distribution),
dan
•
pelayanan pengantaran (
delivery services
)
sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang
dikehendaki konsumen, secara aman, efektif dan efisien, mulai dari titik
asal (
point of origin
) sampai dengan titik tujuan (
point of destination
).
INFRASTRUKTUR DAN JARINGAN SISTEM LOGISTIK
13
SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)
14
15
Tujuan:
untuk mendukung pergerakan barang yang efektif dan efisien
16
Produsen (Producers)
Pedagang Eceran (Retailers)
Konsumen
(Consumers)
A
Produsen (Producers)
Distributor (Distributors)
Pedagang Eceran (Retailers)
Konsumen (Consumers)
B
A) sistem distribusi sangat sederhana
yang hanya melibatkan produsen,
pedagang eceran, dan konsumen.
Distribusi barang dilakukan oleh pihak
industri, termasuk dalam pemilihan
moda transportasi yang dioperasikan;
B) sistem distribusi sederhana yang
terdiri dari produsen, distributor,
pedagang eceran, dan konsumen.
Distributor berperan dalam mengatur dan mengelola distribusi barang;
Produsen (Producers)
Distributor (Distributors)
Pedagang Eceran (Retailers)
Konsumen
(Consumers)
Pedagang Besar
(Wholesalers) C
Produsen (Producers)
Distributor (Distributors) Agen (Agents)
Sub-Agen (Sub-Agents)
Pedagang Eceran (Retailers)
Konsumen
(Consumers)
D
C) sistem distribusi agak kompleks
yang melibatkan produsen,
distributor, pedagang besar,
pedagang eceran, dan konsumen
D) sistem distribusi kompleks, distribusi barang
agak berbeda karena adanya pengaruh sole
agent di mana distribusi bisa dilakukan oleh
agent, sub-agent, dan distributor.
19
20
Indikators Logistics Performance Index (LPI):
(1) Customs; (2) Infrastructure; (3) International Shipments;
Rata-rata dunia (10% - 20% PDB)
Negara berkembang lain (15% -25% PDB)
(http://transportasi.bappenas.go.id/).
Komponen Biaya Logistik di Indonesia
Biaya transportasi : 12%
Logistics Performance Index (LPI): 2007: 43
2010: 75
2012: 59
METODE PENELITIAN
Studi Desain Sistem Dokumen Angkutan
Multimoda Dalam Rangka Mendukung
Perdagangan Dalam Negeri
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Rancangan Penelitian
•
Perumusan pendekatan pola pikir dan identifikasi sistem dokumen
angkutan multimoda mencakup aspek legalitas, studi pustaka, review dari
studi/dokumen.
•
Kompilasi data dan informasi dokumen angkutan barang, yang salah
satunya berdasarkan hasil kunjungan lapangan dengan melihat pada
dokumen
perdagangan
dalam
penyelenggaraan
angkutan
barang
multimoda, kendala penyelenggaraan yang ada di lapangan, serta pihak
yang terlibat dalam dokumen perdagangan
•
Evaluasi dan analisis sistem dokumen perdagangan pada angkutan
multimoda dengan melihat pada pemetaan sistem transportasi yang ada
(darat, laut, udara)
PABRIK KAPAL DI PELABUHAN KEBERANGKATAN
PERJALANAN KAPAL
KAPAL DI PELABUHAN KEDATANGAN LOKASI TUJUAN P E L A K U L OK A S I D OK U M E N
SHIPPER EMKL (EKSPEDISI MUATAN KAPAL LAUT)
FORWARDER CONSIGNEE SURAT JALAN (OTOBOND) K E T E R A N G A N Tanda tangan: - EMKL - Shipper
· B/L LUAR NEGERI
· B/L DALAM NEGERI:
CONOSEGMENT
MANIFEST SEBELUM MASUK
KAPAL
· TIME SHEET
· TELLY
· MATE’S RECEIPT
(SHIPPING INSTRUCTION)
DI ATAS KAPAL
· STATEMENT OF FACT
· DELIEVERY ORDER (DO)
· SURAT JALAN
Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang ditunjuk pelayaran & EMKL
· Berisi ringkasan kegiatan di atas kapal pada saat kegiatan bongkar muat
· Format dari pelayaran
· Tanda tangan (yang memeriksa): Mualim I, EMKL & PBM
· B/L dalam negeri (Conosegment) dikeluarkan oleh pelayaran
· Diterima pengirim diwakili EMKL
· Dapat digunakan untuk klaim asuransi
Dibuat oleh Agen EMKL di Pelabuhan Tujuan berdasarkan Shipping Instruction & Conosegment Dibuat berdasarkan Manifest
Catatan Penting Rekomendasi Hasil Diskusi:
Penyederhanaan DAB dapat dilakukan dengan hanya memerlukan cakupan keterangan yang berada pada Surat Jalan, Statement of Fact & Conosegment (Blok Kuning)
CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS
Gudang Pelabuhan 1 Handling
Delivery
Pelabuhan 2 Kapal
Port Agent Bongkar Muat di CY Consignee
SHIPPER FORWARDER CONSIGNEE
Ship Ouwner Trucking 1 PBM 1 Warehousing Trucking 2 PBM 2
Proses Umum
dari Pengirim
Barang (
Shipper
)
hingga Penerima
Barang
(
Consignee
)
Pihak-Pihak yang
Terlibat dengan EMKL
(
Forwarder
) dalam
Proses Angkutan Barang
CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS
TRUCKING SAMPAI PELABUHAN ASAL SEBELUM MASUK KAPAL DI DALAM KAPAL PELABUHAN TUJUAN CLEARANCE IN (CI)
2). Surat Jalan dari Truk diganti Surat Jalan dari Pelayaran
agar truk bisa masuk pelabuhan
1). Surat Jalan
Pemilik Barang yang dibawa Truk
3). Pelayaran membuat Dokumen Manifest Sementara untuk
pengurusan PLAB dan pemberitahuan ke kapal (Dokumen Shipping Instruction) PLAB: Dokumen Pemberitahunan Lalulintas Angkutan Barang oleh OP/KSOP
4) Selesai kegiatan B/M diterbitkan Dokumen
Manifest Tetap dan
Dokumen B/L
Agen Pelayaran di Pelabuhan menyiapkan dokumen:
- SPK (Surat Penunjukkan Keagenan) pemilik kapal - RPT (Rencana Pola Trayek)/ ijin tiap 3 bulan - Particular (spesifikasi Kapal)
- B/L - Manifest
Kegiatan CI
dilaksanakan melalui meeting dibawah KSOP yang dilaksanakan H-1 kapal berlabuh, dihadiri: - Agen pelayaran - EMKL - PBM - Pelindo - KSOP
CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS
CONTOH FLOW OF GOODS
DAN FLOW OF DOCUMENTS
FORWARDER 1 SHIPPING LINER PELINDO OTORITAS PELABUHAN FORWARDER 2 PERMASALAHAN:
•Perijinan Shipping Liner dari Ditjen HUBLAT ;terkadang habis saat operasi
•Waktu tunggu sandar dan bongkar
muat memerlukan terkadang “perlu biaya ekstra”
PERMASALAHAN:
•Masing-masing pihak, baik PELINDO maupun OTORITAS PELABUHAN selaku otoritas pelabuhan mempunyai dokumen dengan format berbeda;
•Perbedaan dokumen terkadang menimbulkan beda persepsi;
•Perbedaan persepsi memerlukan waktu untuk mendapatkan titik temu
PERMASALAHAN
TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA LAUT
(
EXISTING
)
TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA JALAN REL
(
EXISTING
)
TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA UDARA
(EXISTING)
SUBSTANSI DOKUMEN ANGKUTAN BARANG
No Substansi
Keterangan
1
Alamat
asal-tujuan
2
keterangan
dokumen
catatan khusus, jumlah lembar, tipe layanan, nomor
dokumen
3
Otoritas
id consignee, shipper, shipping liner, forwarder
4
keterangan barang
Jenis, nama barang, jumlah, berat, ukuran, volume,
pembungkusan/pengepakan, id peti kemas
5
rute dan moda
kapal, truk, pesawat, kereta, rute OD
6
waktu proses
barang
tanggal dan jam pemberangkatan, waktu pengangkutan
dan perkiraan waktu tiba, waktu bongkar muat
No Substansi Nama Dokumen Alamat Ket. Doku men Otoritas Ket. Barang Rute dan Moda Pembia yaan Waktu Proses Barang
1 Surat Jalan √ √ √ √ √
2 Delivery Notice (DN) √ √ √ √ √
3 Bill of Lading (B/L) √ √ √ √ √
4 Delivery Order (DO) √ √ √ √ √
5 Shipping Instruction (SI) √ √ √ √ √ √
6 Manifest/Cargo List √ √ √ √ √ √
7 Pemberitahuan Lalu Lintas
Angkutan Barang √ √ √ √ √ √
8 Delivery Ticket (DT) √ √ √ √ √
9 Airway Bill √ √ √ √ √ √ √
10 Surat Muatan Udara √ √ √ √ √ √ √
11 Surat Pengiriman Kereta Api √ √ √ √ √
Matriks Analisis Dokumen Angkutan Barang dan Substansi
No
Stake Holder Nama Dokumen
Shipper/
Sender
Forwarder Conveyance Consignee OP
1 Surat Jalan √ √ √ √
2 Delivery Notice √ √ √
3 Bill of Lading √ √ √ √
4 Delivery Order √ √ √
5 Shipping Instruction √ √ √ √
6 Manifest/Cargo List √ √
7 Pemberitahuan Lalu Lintas
Angkutan Barang √ √ √ √ √
8 Delivery Ticket √ √ √
9 Airway Bill √ √ √ √
10 Surat Muatan Udara √ √ √
11 Surat Pengiriman Kereta Api √ √ √
Matriks Analisis Dokumen Angkutan Barang dan Stakeholder
EVALUASI TERHADAP DOKUMEN ANGKUTAN BARANG
ALFI (1997)
•
Tidak mencantumkan nilai barang pada dokumen
(negotiable) mengingat DAB merupakan surat berharga
•
Tidak ada keterangan waktu proses barang
•
Jika DAB merupakan surat berharga , maka yang berwenang
mengeluarkan adalah lembaga keuangan
SUBSTANSI
•
Kewenangan stakeholder lain menjadi lebih terbatas
•
Alur keuangan yang kurang jelas
•
Biaya cenderung menjadi lebih tinggi
•
Melibatkan pihak asuransi
STAKEHOLDER, dll
.
SHIPPER
BANK
Conveyance Otoritas
Pelabuhan Forwarder-2
CONSIGNEE
FORWARDER
1 1
2
3
3
1. SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (LETTER OF CREDIT)
2. SHIPPING INSTRUCTION (SI) & BILL OF LADING (B/L)
3. STAKEHOLDERS APPROVAL FORM & NOTES
RENCANA ALUR DOKUMEN
(PROPOSED FLOW OF DOCUMENT)
Dalam rangka upaya SIMPLIFIKASI (penyederhanaan) Desain
Sistem
Dokumen
Angkutan
Multimoda
Dalam
Rangka
Mendukung Perdagangan Dalam Negeri, dapat disarankan
penggunaan SINGLE DOCUMENT untuk dokumen utama
dalam pengiriman barang tersebut yang akan melewati
semua stake holder terkait secara online.
Dokumen tambahan (additional document) hanya diperlukan
untuk hal-hal yang bersifat optional bila memang diperlukan
dan bersifat darurat.
SISTEM INFORMASI DOKUMEN
ANGKUTAN BARANG MULTIMODA
No Kewenangan Forwarder Shipping
Liner OP
1 Kewenangan pengisian data pengirim √ √
2 Kewenangan pengisian data penerima √ √
3 Kewenangan pengisian data barang √ √
4 Kewenangan pengisian keterangan barang √ √
5 Kewenangan pengisian keterangan dokumen √
6 Kewenangan pengisian rute dan moda √ √ √
7 Kewenangan pengisian pembiayaan √ √
8 Kewenangan pengisian hasil inspeksi barang √
9 Kewenangan/ otorisasi kelanjutan perjalanan
angkutan barang multi moda √
10 Kewenangan pengisian keterangan tambahan
yang diperlukan. √
Kewenangan dan Otorisasi Dokumen
Tahapan Penggunaan IT
Dalam Angkutan Barang Multimoda Dalam Rangka Mendukung Perdagangan Dalam Negeri
Tahap penyusunan perangkat
pelaksanan
Tahap sosialisasi
Tahap otorisasi Perangkat
Keras pada Stake Holder terkait
Kaitan Flow of Finance, Goods dan Documents
Flow of
Goods
Nyata
Flow of
Document
Nyata
Flow of
1. Untuk simplifikasi sistem dokumen dalam angkutan barang yang pada
prinsipnya dibutuhkan secara substansi maupun stakeholder yang terkait
adalah dokumen:
•
Shipping Instruction (SI) dan Bill of Lading (B/L)
•
Letter of Credit (LC)
2.
Flow of Finance
sangat berbeda dengan
Flow of Goods
maupun
Flow of
Document
yang bersifat nyata, dalam hal ini
Flow of Finance
dapat
bersifat
virtual
sehingga dengan dukungan IT maka
Flow of Finance
dari tinjauan waktu dapat dikatakan tidak ada permasalahan yang cukup
serius.
3.
Berdasarkan analisis terhadap
substansi
dokumen Angkutan Barang
Multi Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri (11 DAB
existing), terdapat beberapa substansi yang sama dan bersifat
pengulangan. Pengulangan pengisian data yang pada prinsipnya sama ini
dikhawatirkan menyebabkan kesalahan atau perbedaan data atau
substansi yang bersifat otentik.
KESIMPULAN
4.
Berdasarkan analisis terhadap
stakeholder
pada dokumen Angkutan
Barang Multi Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri yang
ada (existing), terdapat 5 stakeholder yang berperan penting yaitu
shipper, consignee, forwarder, conveyance, dan Otoritas Pelabuhan.
5.
Penyederhanaan (simplifikasi) Sistem Dokumen dapat dilakukan dengan
cara antara lain:
•
Penyusunan Dokumen Tunggal untuk pengangkutan (SI dan B/L)
•
Penerbitan Dokumen Keuangan (SKBDN/LC) untuk pembayaran
•
Pemberian Kewenangan pada setiap stakeholder pemberi jasa
layanan
Angkutan
Barang
Multi
Moda
dalam
menunjang
Perdagangan Dalam Negeri, maupun pihak lain yang terkait
Simplifikasi sistem dokumen ini akan berpengaruh pada generalisasi
Flow of Goods yang terdiri dari Shipper, Forwarder, dan Consignee.
6.
Perlu dipertimbangkan
pemanfaatan teknologi informasi (IT)
secara
online dalam penyelenggaraan Sistem Dokumen Angkutan Barang Multi
Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri.
KESIMPULAN
2 . Kewenangan Stakeholder
KEWENANGAN
STAKE HOLDER
FORWARDER CONVEYANCE OTORITAS
PELABUHAN PER-BANK-AN
Kewenangan pengisian data pengirim Sekedar akses
Kewenangan pengisian data penerima Sekedar akses
Kewenangan pengisian data barang Sekedar akses
Kewenangan pengisian keterangan barang Sekedar akses
Kewenangan pengisian keterangan dokumen Sekedar akses
Kewenangan pengisian rute dan moda Sekedar akses
Kewenangan pengisian pembiayaan Sekedar akses
Kewenangan pengisian hasil inspeksi barang Sekedar akses
Kewenangan/ otorisasi kelanjutan perjalanan angkutan
barang multi moda Sekedar akses
Kewenangan pengisian keterangan tambahan yang
diperlukan. Sekedar akses
REKOMENDASI
SHIPPER/ PENGIRIM FORWARDER 1 SHIPPING LNR OTORITAS PLB FORWARDER 2 CONSIGNEE
PENGISIAN DATA FORWARDER SHIPPING LINER OTORITAS PELAB FORWARDER
pengisian data pengirim V
pengisian data penerima V
pengisian data barang V
pengisian keterangan barang V
pengisian keterangan dokumen V V V V
pengisian rute dan moda V V V
pengisian pembiayaan V V
pengisian hasil inspeksi barang V V V V
otorisasi kelanjutan perjalanan V V
pengisian keterangan tambahan V V V V
FLOW OF DOCUMENT DAN KEWENANGAN PENGISIAN DATA
(USULAN BERBASIS KOMPUTER SECARA ONLINE
BENTUK SINGLE DOCUMENT)
ylen llsyu sMsrseLlew
ll\3n y\ldtd es eA srsel{eu\l
il\lcn cydy! zs e,lAstseqey!
euElte{0o^ ersauopul sod 'ld rn}Iorc
pUBIeAooA 1"0 qeAElrM !plluallv'ld ueurdlurd eUpXE^ooA l'C rJB^ElrM o3reuropul 'ld upurdrrrd pUEIe,{ooA l'fl qeAelrM lyll'ld ueurdrurd epBXeI6oA l'0 uB^plrM f Nr 'ld uEurdrurd
euBle,too^ l'o rlE^B[M rx[]3loH 'ld Jn]lorc
EUEIe^0OA In doefl tvlt 'ld rnllarc
ersouopul asrl-o Jnllairc
(tffV) ersouopul JapJEA JoJ uep 1r1sr0o1 rsersosv pnlay
(OOtritUfaV) ersauopul Inrl eqesnbua6 rsersosv enlsy
BUe>leA0o1 (opuuadsy) ersauopul
0ue:e6 ue:e1ue6ued uep ueuur0ue6 leuorseN uEpt{esn:ad rsersosv En}oy
f,!Cn (Udds6) leuorOay ueun0uequad uep ueeue3uarad !pnls ]esnd eleday
lnpt)i
0unung ualednqey tse:adoy uep 'ue0ue6ep.ra6 'ueulsnpuuad seur6 eleday lnlueg ualednqey lseredoy uep 'ue0ue0epreg 'uaulsnpuuad seur6 eleday
o6o.16
uo;ny uaiednqey tserodoy uep 'ue6ue0eptsd 'ueulsnpuuad sEUrO eleday
el.te1ed6oA eloy rseradoy uBp 'ueOueOep:€d 'uaulsnpuuad seurg eleday ueursls uelednqey tseredcy uep 'ue0ue0epta6 'uBrJlsnpuilad seu16l eledey
epe1eI6o1 1'6 rseredoy uep 'ue0ue6ep.ra6 'ueulsnpuuod seur6 eledey
;npty Sunung ualednqey uOe0unqnUod seurO eleday InlueB ualednqey ue0unqnqrad ssurg eledey
o0o.16 uolny ualednqey ueGunqnWsd sEur6 egeday
epele{0o1 eloy ue6unqnqiad seurg eledey
ueuals uelednqey ueOunqnryad seurC eled*y
eliele,{oo^ 1'g ueounqnqJod sEurO eleday
epeleA$ol I'C uJnufi uee[:a1a6 seur6 eledey lnlueg ualednqey epaddeg eleday
o0o16 uolny ualednqey epeddeg eleday
epe1eA6o1 eloy oleddeg eleday
uerlols ualednqey epeddeg eledey
epe1efiSotr 1 6 epaddeg eleday
:ueOuepup JeUEC
g Lgelltx/tx3/ruen/02/"6e0 :'oN 1e:ng ue:rdue1 ,OZ