I
Strategi Kampanye Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020
(Decade of Actions For Road Safety Police go to School)
yang Dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir
Tingkat Kecelakaan Pada Tahun 2015
Skripsi
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
alaman Judul
Disusun Oleh : Helda Novita (20120530047)
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
I
Strategi Kampanye Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020
(Decade of Actions For Road Safety Police go to School)
yang Dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir
Tingkat Kecelakaan Pada Tahun 2015
Skripsi
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
alaman Judul
Disusun Oleh :
Helda Novita (20120530047)
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
II
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Strategi Kampanye Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road Safety Police go to School) yang Dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan Pada Tahun 2015 telah diujikan dan dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada :
Hari : Tanggal : Tempat : Nilai :
SUSUNAN TIM PENGUJI Ketua
(DR. Suciati, S.Sos, M.Si)
Penguji I Penguji II
(Sovia Sitta Sari, S.IP, M.Si) (Ayu Amalia, S.Sos, M.Si)
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana (S1) Konsentrasi Publik Relations Jurusan Ilmu Komunikasi.
Tanggal
(Haryadi Arief Nuur Rasyid, S.IP. M.Sc)
III
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Helda Novita
NIM : 20120530047 Konsentrasi : Public Relations Jurusan : Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi : Strategi Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan 2011 -2020 (Decade of Actions For Road Safety Police go to School)” yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam
meminimalisir tingkat kecelakaan pada tahun 2015 Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Yogyakarta, 19 Desember 2016 Penulis
IV
MOTTO
- “Courage take distance higher than Inteligent.”
- “Eat Failure, and you will know the taste of success.”
- “As ant do a million step to get sugar
V
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin..
Terima kasih kepada :
1. Allah SWT, untuk cinta dan kasih sayang-Nya yang selalu dilimpah-ruahkan kepadaku dan keluarga besarku.
2. Sholawat dan Salam selalu tercurah untukmu wahai Kekasih Allah, Rasulullah, Muhammad SAW.
3. Ibu Dr. Suciati S. Sos M. Si. Selaku dosen pembimbing yang tiada lelah selalu memberikan arahan bagi mahasiswa-mahasiswanya.
4. Ibu Sovi dan Mba Ami, selaku dosen penguji yang baik hati, arif dan bijaksana.
5. Bapak Tb. M. Faisal R, SIK. MH dan Bapak Fx. Sukidjo, yang sangat berarti dalam penelitian ini. Yang selalu meluangkan waktu untuk diwawancara dan dimintain data-data terkait penelitian saya.
6. Terima kasih juga buat seluruh Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi UMY yang telah memberikan ilmu-ilmunya kepada kami.
7. Keluarga besar, Atan Matwafa (alm), Andung Zubaidah (almh), Atuk Jaafar (alm), Andung Zainab (almh), dan Atuk Amat.
VI
9. Kedua adikku tersayang, Rizki Amelia dan Rinaldi, Semangat yang lagi kuliah di Pekan Baru, Amel, Semoga jadi Sarjana Kesehatan yang sholihah. Amiin. Adi.. Belajar yang rajin dek! Sebentar lagi kuliah. Huhuuy.
10. Kepada Cu Ijat, makasih cu..udah peduli samo ida, sayang samo ida, dan touih nelpon ida nanyo skripsi haha. Daaaan makasi jugo Cuuu karena ida touih nginap diumah ucu kalau nak balik jogja ataupun balik kubu, wkwk. I Love You lah Pokoknya.kiss!! Makasih juga buat Om Uman, Bg Andry yang udah nganta ida ke Bandara kalau nak balik Jogja, hehe.
11. Terima kasih juga buat seluruh keluarga besar: Wakngah Gendut, Wakngah Tinggi, Cu Adek, Cu Husni, Wak Usup, Wak Linda, Buk Iyah, Bg Lian, Bg Budi, Kak Elvi, dan my bachaaaaa Sakhi, dan Fiza. Dukungan dan doa-doa dari kalian semua sangat berarti buat Ida.
12. Mba fasyaku tercintaaaa makasi udah bantuin aku dari awal sampe akhir ya mbaaaa
13. Teman-teman dan Sahabatku, my lovely bahut acha dost. Manja Dwi Lestari, Siska Rossita Sari, Noviati Roficoh, Azizah. Makasih selalu nemenin aku ke Ditlantas. Haha. Mamii Silviana, dan Yuyun atau Ratna Yunita makasih yaaaa semuanyaa. Me Tumse Pyaar Bahut-Bahut Syukriya Dost.
VII
ABSTRAK
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Public Relations Helda Novita
20120530047
Strategi Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road Safety)” yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan pada Tahun 2015
Tahun Skripsi 2016 + 189 Hal
Daftar Kepustakaan : 38 Buku + 1 Skripsi + 12 Sumber Online
Tingginya angka kecelakaan yang terjadi setiap tahunnya banyak merenggut nyawa dan bahkan juga mengalami kerugian-kerugian materi lainnya. Untuk itu, perlu adanya sistem keamanan atau kampanye yang tepat dan cara menjalankan program kampanye yang tepat pula dalam proses kampanye dekade keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY. Strategi kampanye seperti apakah yang baik digunakan dalam program Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road Safety)” yang
dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam meminimalisir tingkat kecelakaan pada tahun 2015?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada pendekatan kualitatif. Peneliti mendeskripsikan dan menginterpretasikan data, dengan menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang dianggap akurat serta menuangkannya dalam penulisan skripsi ini melalui observasi dan interviewSelain itu, melakukan teknik analisis data ada tiga hal utama yang penting dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil temuan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa strategi kampanye dekade keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam meminimalisirkan tingkat kecelakaan pada tahun 2015 sudah berdasarkan teori Venus mengenai strategi kampanye dan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur kampanye yang berlaku. Kesimpulan bahwa media yang digunakan Ditlantas guna sosialisasi kampanye sudah sesuai, penempatan khalayak atau pemilihan peserta sosialisasi sudah tepat dan dampak yang diberikan oleh para peserta sosialisasi juga sudah positif. Namun dalam pembahasan materi diharapkan untuk melakukan pembaharuan materi terkait situasi dan kondisi yang terjadi saat ini.
VIII ABSTRAK
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakulty of Social and Politic Sciences Department of Communication Sciences Public Relations
Helda Novita 20120530047
Campaign Strategy of “Decade of Actions for Road Safety Held by Ditlantas Polda DIY to Minimize the Number of Accidents on 2015
Batch: 2015 + 189 Pages
Bibliography : 38 Books + 1 Thesis + 12 Online Sources
The high number of accidents occurs every year concerned many people, not only in Indonesia even in all over the world admitted that every year the accidents makes many people died, and also takes a lot of damages. Therefore, a proper safety system and campaign are needed to run the best procedure of campaign program of decade of actions for road safety that held by Ditlantas Polda DIY. How is the best strategy in “Decade of Action for Road Safety” on 2011-2020 that held by Ditlantas Polda DIY to minimize the number od accidents on 2015? decade of action for road safety that conducted by Ditlantas Polda DIY. Besides, to analyze the preposition in this research, the researcher used campaign strategy as the literature view.
Based on the data cultivation conducted from this study, it’s concluded that the campaign strategy of decade of action for road safety conducted by Dutlantas Polda DIY to minimize the number of accidents occured on 2015 was successful proven by the decreasing number of the accidents accoured next periods after that.
IX
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran kepada penulis selama menjalani jenjang perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Skripsi yang berjudul Strategi Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road Safety)” yang
dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan pada Tahun 2015 diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Sebagai manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Penulis yakin skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai pihak hingga akhirnya skripsi ini selesai. Semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik, Amiin.
X
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
BAB 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 11
E. Kerangka Teori ... 11
F. Metode Penelitian ... 28
BAB II Gambaran Umum Ditlantas Polda DIY A. Sejarah Ditlantas Polda DIY ... 35
B. Sejarah Program Kampanye Ditlantas Polda DIY ... 47
XI
2. Perencanaan Kampanye Dekade Keselamatan Jalan ... 83
3. Metode Kampanye Dekade Keselamatan Jalan ... 98
4. Bentuk-Bentuk Dekade Keselamatan Jalan ... 106
5. Media Pendukung Dekade Keselamatan Jalan ... 117
6. Faktor Pendukung ... 120
7. Faktor Penghambat ... 126
8. Tanggapan ... 129
9. Evaluasi ... 133
B. Pembahasan……… 139
1. Perencanaan Kampanye Dekade Keselamatan Jalan ………. 144
2. Metode Kampanye Dekade Keselamatan Jalan ……… 168
3. Bentuk-Bentuk Dekade Keselamatan Jalan ……….. 175
4. Evaluasi ………. 178
BAB IV Penutup A. Kesimpulan ... 185
B. Saran ... 187
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ABSTRAK
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Public Relations Helda Novita
20120530047
Strategi Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road Safety)” yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan pada Tahun 2015
Tahun Skripsi 2016 + 189 Hal
Daftar Kepustakaan : 38 Buku + 1 Skripsi + 12 Sumber Online
Tingginya angka kecelakaan yang terjadi setiap tahunnya banyak merenggut nyawa dan bahkan juga mengalami kerugian-kerugian materi lainnya. Untuk itu, perlu adanya sistem keamanan atau kampanye yang tepat dan cara menjalankan program kampanye yang tepat pula dalam proses kampanye dekade keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY. Strategi kampanye seperti apakah yang baik digunakan dalam program Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road Safety)” yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam meminimalisir tingkat kecelakaan pada tahun 2015?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada pendekatan kualitatif. Peneliti mendeskripsikan dan menginterpretasikan data, dengan menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang dianggap akurat serta menuangkannya dalam penulisan skripsi ini melalui observasi dan interview. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam menjabarkan dan menjelaskan tentang strategi kampanye tepat yang terdapat pada program dekade keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY. Selain itu, melakukan teknik analisis data ada tiga hal utama yang penting dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil temuan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa strategi kampanye dekade keselamatan jalan yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam meminimalisirkan tingkat kecelakaan pada tahun 2015 sudah berdasarkan teori Venus mengenai strategi kampanye dan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur kampanye yang berlaku. Kesimpulan bahwa media yang digunakan Ditlantas guna sosialisasi kampanye sudah sesuai berdasarkan selektif priorotas, penempatan khalayak atau pemilihan peserta sosialisasi sudah tepat dan dampak yang diberikan oleh para peserta sosialisasi juga sudah positif. Namun dalam pembahasan materi diharapkan untuk melakukan pembaharuan materi terkait situasi dan kondisi yang terjadi saat ini.
ABSTRACT
University of Muhammadiyah Yogyakarta Faculty of Social and Politic Sciences Department of Communication Sciences Public Relations
Helda Novita 20120530047
Campaign Strategy of “Decade of Actions for Road Safety” Held by Ditlantas Polda DIY to Minimize the Number of Accidents in 2015
Batch: 2015 + 189 Pages
Bibliography: 38 Books + 1 Thesis + 12 Online Sources
The high number of accidents occur every year concerns many people, not only in Indonesia, but also all over the world admits that every year the accidents cause many people die, and also take a lot of damages. Therefore, a proper safety system and campaign are needed to run the best procedure of campaign program of decade of actions for road safety that is held by Ditlantas Polda DIY. How is the best strategy in “Decade of Action for Road Safety” in 2011-2020 that is held by Ditlantas Polda DIY to minimize the number of accidents in 2015?
A method used in this research was the qualitative approach. The researcher described and interpreted the data conducted by describing the real accurate condition and then set them down into this thesis by observing and interviewing the informants chose. The purpose of this method was to ease the way of describing and explaining the best campaign strategy in the program of decade of action for road safety that was held by Ditlantas Polda DIY. Besides, there were three important things in analyzing the data, they were; reducing the data, presenting the data, and making the conclusion. The researcher used the theory of the campaign strategy as the literature view.
Based on the data cultivation conducted from this study, it was concluded that the campaign strategy of decade of action for road safety conducted by Ditlantas Polda DIY to minimize the number of accidents occurred in 2015 was based on Venus’ theory and done effectively. In addition, the media used by Ditlantas to socialize the campaign was appropriate, the selection of the objective for the socialization was precise, and the socialization gave the positive impact.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Melalui catatan sejarah, umat manusia telah berjuang untuk kebebasan, kemerdekaan, dan mobilitas. Dua hal pertama kebebasan dan kemerdekaan telah dijamin oleh Negara demokratis. Mobilitas disediakan melalui teknologi modern dan ketimpangan saat ini menjadi barang mewah, walaupun kita memperhatikan muncul ketimpangan dalam kaitan ini. Sebagian besar orang dapat melakukan perjalanan kapan saja, kemana saja, dengan cara apapun, serta dengan siapa yang mereka inginkan. Sebagian kecil orang tidak dapat menikmati kemewahan ini. Dengan revolusi industri abad kesembilan belas, kota-kota mulai berkembang dan penduduknya semakin banyak, dan dengan perkembangan ini, muncullah kebutuhan untuk melakukan perjalanan untuk jarak yang lebih jauh, yang selanjutnya meningkatkan kebutuhan akan cara-cara transportasi yang lebih baik. Perkembangan ini menyebabkan dimensi baru dalam transportasi dan bentuk baru kemacetan lalu lintas.
Dengan demikian, tampaklah bahwa faktor-faktor utama yang menentukan penurunan penggunaan angkutan umum ialah:
1. Kemakmuran masyarakat.
2. Ketersediaan mobil yang terus membaik.
3. Keinginan memiliki rumah dikawasan yang tenang.
2
Faktor-faktor ini telah berpadu untuk menciptakan gaya hidup sehingga angkutan umum tidak akan pernah kembali keperan sebelumnya sebagai cara-cara utama dalam melakukan perjalanan di perkotaan (Khisty and Lall, 2006:99-100). Dengan berkembang pesatnya transportasi yang ada di Indonesia, maka tidak di pungkiri bahwasanya masalah lalu lintas akan menjadi topik utama yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Di Indonesia sendiri, kendaraan bermotor semakin tahun semakin meningkat. Hal ini juga akan menyebabkan tingginya angka kecelakaan yang terjadi di Indonesia. Tingginya angka kecelakaan yang terjadi setiap tahunnya membuat prihatin banyak pihak tidak hanya di Indonesia bahkan dunia juga mengakui bahwasanya setiap tahun terjadi peningkatan kecelakaan lalu lintas yang banyak merenggut nyawa banyak orang dan bahkan juga mengalami kerugian-kerugian materi lainnya. Angka kematian global saat ini tercatat sudah mencapai angka 1,24 juta pertahun. Diperkirakan jika tidak adanya pemecahan masalah dari kasus yang terjadi tingkat kecelakaan lalu lintas akan terus meningkat hingga akan mencapai 3,6 juta pertahun pada 2030 mendatang
3
dunia akibat kecelakaan ini terjadi di negara-negara berkembang, yang jumlah kendaraannya hanya 32% dari jumlah kendaraan yang ada di dunia. Tingkat kecelakaan transportasi jalan di Kawasan Asia-Pasific memberikan kontribusi sebesar 44% dari total kecelakaan di dunia yang di dalamnya termasuk Indonesia. (Blue Print Direktorat Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat).
Indonesia dengan trend indikator sosio–ekonomi. Penduduk Indonesia berjumlah 214.6 juta dan rata-rata pertumbuhan 1.6% setiap tahun. Produk Domestik Bruto (PDB)/ Gross Domestic Product (GDP) juga meningkat sekitar 5% setiap tahun serta pertumbuhan kendaraan rata-rata meningkat 11 % setiap tahunnya (sepeda motor 73%), hal ini berdampak terhadap tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Kecelakaan lalu lintas juga telah berdampak pula terhadap peningkatan kemiskinan, karena kecelakaan lalu lintas menimbulkan biaya perawatan, kehilangan produktivitas, kehilangan pencari nafkah dalam keluarga yang menyebabkan trauma. stress dan penderitaan yang berkepanjangan. (Blue Print Direktorat Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat)
Berdasarkan data-data di atas, dan mengingat banyaknya korban jiwa yang ditimbulkan akibat kecelakaan lalu lintas dengan itu World Health Organization
4
Menindaklanjuti hal tersebut maka Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencetuskan program Decade Of Actions For Road Safety dan Indonesia mengambil sikap untuk mendukung program tersebut agar bisa mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas. Banyaknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh ketidakhatihatian dari diri sendiri namun bisa juga disebabkan oleh orang lain yang tidak tertib lalu lintas serta tidak mengerti tata cara dan etika berlalu lintas (http://hubdat.dephub.go.id/spesial-konten/dokumen- publikasi/umum/1306-rencana-umum-nasional-keselamatan-runk-jalan-2011-2035/download diakses tanggal 22 Maret 2016).
Di Indonesia sendiri permasalahan kecelakaan lalu lintas membuat banyak pihak prihatin sehingga melakukan berbagai macam strategi atau program untuk meminimalisir tingkat kecelakaan yang terjadi. Pemerintah Indonesia melalui
kegiatan “Pencanangan Aksi Keselamatan Jalan Indonesia” dengan pengesahan
“Rencana Umum Nasional Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan (RUNK)”
oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Mei 2011. Tanggal 11 Mei
2011 merupakan tanda diawalinya “Aksi Keselamatan Jalan Indonesia 2011-2020
5
Tujuan Aksi Keselamatan Jalan Indonesia 2011-2020:
1. Melaksanakan platform global, regional dan nasional untuk mengurangi
angka korban kecelakaan di jalan melalui program “Dekade Aksi
Keselamatan RI (2011-2020).
2. Mengesahkan dan meluncurkan dokumen rencana “Rencana Umum Nasional Keselamatan Lalu Lintas Jalan RI”
3. Mengajak semua pihak untuk berkontribusi dalam aksi penurunan jumlah korban kecelakaan.
4. Single Message: Saatnya bertindak (Time for Action).
Berdasarkan empat tujuan dari kegiatan keselamatan jalan tersebut diharapkan menjadi langkah awal dalam mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi saat ini. Adapun rekan aksi keselamatan jalan 2011-2020 terdiri dari:
a) Pemerintah
Pemerintah berperan untuk memberikan panduan-panduan agar tercapainya keselamatan di jalan. Panduan-panduan tersebut disediakan oleh pemerintah. b) Badan Usaha
6
c) Masyarakat
Masyarakat sebagai individu dan secara kelompok dibutuhkan dukungannya dalam aksi keselamatan jalan Indonesia 2011-2020. Masyarakat adalah pengguna jalan dan keselamatan jalan hanya dapat ditingkatkan oleh
pengguna jalan. “saatnya bertindak” merupakan pesan bagi kita semua sebagai
masyarakat untuk melakukan tindakan untuk keselamatan kita sendiri. Bisa ada faktor-faktor lain yang mengancam keselamatan jalan, akan tetapi kita menjadi orang yang memberikan keselamatan bagi diri sendiri dan orang lain.
(hubdat.dephub.go.id-spesial-konten-dokumen-publikasi-umum-dekade-aksikeselamatan-jalan-2011-2020-republik-indonesia diakses tanggal 22 Maret 2016).
Berdasarkan Rencana Umun Nasional Keselamatan (RUNK) jalan yang disusun berdasarkan amanat pasal 203 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, sebagai wujud tanggung jawab Pemerintah dalam menjamin keselamatan lalu lintas jalan. Adapun strategi yang dibuat berdasarkan RUNK jalan untuk realisasi program Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 guna untuk mencapai target jangka panjang, yaitu:
1. Penyelarasan arah dan komitmen penyelenggaraan keselamatan jalan melalui penerapan prinsip orkestra yang mengkoordinir lima pilar secara inklusif.
7
3. Pendekatan sistem keselamatan jalan yang mampu mengakomodasi
human eror dan kerentanan tubuh manusia untuk memastikan kecelakaan lalu lintas tidak mengakibatkan kematian dan luka berat.
Untuk memastikan bahwa seluruh aspek dalam penyelenggaraan keselamatan jalan tertangani secara baik, pada level nasional dilakukan pengelompokan aspek keselamatan jalan. Sektor yang mempengaruhi penanganan keselamatan jalan terdiri dari lima pilar, yaitu:
1. Manajemen keselamatan jalan. 2. Jalan yang berkeselamatan. 3. Kendaraan yang berkeselamatan.
4. Perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan. 5. Penanganan korban pra dan paska kecelakaan.
8
Berdasarkan data-data diatas semakin meningkatnya dan tinggi jumlah kendaraan bermotor yang ada di Yogyakarta maka juga membuat tingkat kecelakaan lalu lintas semakin tinggi. AKBP Kasubditdikyasa Ditlantas Polda DIY, M. Affandi juga mengatakan dalam kutipan wawancara saat pra survey sebagai berikut :
9
Dengan itu Ditlantas Polda DIY mempunyai kampanye yang akan dijalankan untuk menyadarkan masyarakat betapa penting dan perlunya skill
dalam berkendara. Kampanye tersebut berupa “Pendidikan Keselamatan Berlalu
Lintas” yang termasuk dalam keamanan lalu lintas dan bentuk dari realisasi
kegiatan kampanye tersebut berupa Polsanak (Polisi Sahabat Anak), Cara Aman Kesekolah, Patroli Keamanan Sekolah (PKS), dan Police Go To School. Dalam kampanyenya kegiatan ini bertujuan untuk menekan tingkat kecelakaan lalu lintas dengan memberikan pendidikan serta sosialisasi kepada masyarakat khususnya pada pelajar dan anak usia dini. Pendidikan yang dilakukan kepada anak-anak dan para pelajar dalam bentuk penyuluhan atau sosialiasi kesekolah-sekolah diharapkan mampu memberikan mereka pengetahuan dasar mengenai pendidikan serta etika berlalu lintas.
Dasar pelaksanaan kegiatan “Keamanan Lalu Lintas” juga telah diatur oleh
pemerintah berdasarkan UU sebagai berikut:
1. Undang-Undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2. Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
10
usia dini maka ketika dewasa anak-anak tersebut diharapkan bisa lebih menjaga tata cara serta etika dalam berlalu lintas.
Adapun materi yang disampaikan dalam kegiatan keamanan lalu lintas berupa:
1) Pengenalan rambu-rambu lalu lintas.
2) Menjelaskan fungsi helm serta kegunaannya.
3) Mengajarkan tata cara menyeberang jalan agar aman.
4) Memberikan pengetahuan dan pendidikan dasar tentang tertib lalu lintas kepada anak-anak tersebut.
5) Memberikan pengetahuan terhadap anak-anak apa saja yang harus dikenakan pada saat ingin keluar rumah menggunakan kendaraan bermotor. 6) Memberikan pengetahuan berupa pendidikan berlalu lintas yang baik dan
benar.
Dengan diadakannya program Pendidikan Keselamatan Lalu Lintas yang memiliki tiga kegiatan yang dilakukan oleh Ditlantas dengan sasaran target pelajar dan anak-anak usia dini mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, DAN SMA pelaksanaan kegiatan ini dalam rangka tertib lalu lintas mengajarkan bagaimana penggunaan helm yang benar, pentingnya sabuk pengaman ketika berkendara, pentingnya mengikuti tata tertib rambu-rambu lalu lintas dan yang berkaitan dengan keselamatan serta keamanan lalu lintas.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: bagaimana strategi
11
Safety)” yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan Pada Tahun 2015 ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk
mendeskripsikan strategi kampanye dari “Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020”
yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY dalam Meminimalisir Tingkat Kecelakaan Pada Tahun 2015 ?
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan agar dapat menambah pengembangan keilmuan tentang strategi kampanye yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY.
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan yang membangun serta memberikan saran bagi Ditlantas Polda DIY dalam menangani tindakan kecelakaan yang terjadi. Hal ini menjadi pertimbangan untuk diterapkan strategi kampanye sebagai solusi terhadap permasalahan kecelakaan.
E. KERANGKA TEORI
1. Strategi Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan” a. Strategi
12
a. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude) b. Mengubah opini (to change the opinion)
c. Mengubah perilaku (to change behaviour) (Ruslan, 1997:29).
Strategi menurut Hanafi, dapat diterjemahkan sebagai penetapan tujuan jangka panjang dari suatu organisasi, dan pemilihan alternatif tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Hanafi, 1997:68). Strategi tidaklah semata-mata hanya sebagai sebuah pola perencanaan saja, namun bagaimana strategi tersebut dapat diterapkan. Sedangkan memastikan pelaksanaan telah sesuai dengan rencana, dan juga untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan rencana strategis, dan memastikan pelaksanaan strategi telah mencapai tujuan seperti yang diharapkan, maka dilakukan evaluasi (Hanafi, 1997:69).
b. Kampanye
Adapun pengertian kampanye menurut beberapa para ahli diantaranya:
Pfau dan Parrot (dalam Venus, 2012:8) Menyatakan bahwa kampanye “A
campaign is conscious, sustained and incremental process designed to be
implemented over a specified audience” (Kampanye adalah suatu proses yang
dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan).
13
kurun waktu tertentu. Merujuk pada definisi diatas, maka setiapaktifitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat hal, yaitu:
1. Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu.
2. Jumlah khalayak sasaran yang besar.
3. Biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu.
4. Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi (Venus, 2012:7).
Pada tingkat yang paling umum, kampanye dapat dipahami sebagai metode dan teknik yang terbaik bagi aktifitas pengiriman dan pertukaran informasi yang bertujuan untuk membujuk dan memobilisasi khalayak sasaran (to be understood as organized efforts to inform, persuade, and mobilize) (Liliweri, 2011 : 677).
Menurut Alo Liliweri kampanye merupakan kegiatan komunikasi publik yang dilakukan secara berencana yang bertujuan:
a. Memobilisasi dan melibatkan orang-orang untuk terlibat dalam menyebarluaskan informasi tertulis melalui media atau media tidak tertulis (langsung dengan publik) untuk mencegah dan mendorong sikap individu atau publik untuk melakukan dan tidak melakukan suatu tindakan tertentu demi kesejehteraan individu maupun publik pada umumnya.
14
c. Menginformasikan dan memberikan pendudukan kepada individu atau publik.
d. Melakukan perubahan terhadap perilaku dan sikap demi kesejahteraan hidup.
e. Mempersuasi orang-orang untuk mengerti, memahami, dan melakukan suatu tindakan tertentu (Liliweri, 2011:676-677).
Materi dan isi program kampanye menurut Ruslan 1997:64-65 biasanya menyangkut :
1. Tema, topik, dan isu apa yang ingin diangkat kepermukaan agar mendapat tanggapan.
2. Tujuan dari kampanye.
3. Program atau perencanaan acara dalam kampanye, dan 4. Sasaran dari kampanye yang hendak dicapai.
Adapun pengertian strategi kampanye merupakan suatu perencanaan dan manajemen yang dilakukan sebagai tindakan komunikasi untuk mendapatkan suatu tujuan tertentu dari setiap kampanye yang dilakukan.
2. Perencanaan dalam Kampanye
Perencanaan merupakan tahap yang harus dilakukan agar kampanye dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Ada beberapa alasan mengapa sebuah perencanaan harus dilakukan dalam sebuah kampanye (Gregory dan Simmons, dalam Venus, 2012:144) yaitu:
1. Memfokuskan Usaha
15
pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, karena berkonsentrasi pada prioritas dan alur kerja yang jelas.
2. Mengembangkan Sudut Pandang Berjangka Waktu Panjang
Perencanaan membuat tim kampanye melihat semua komponen secara menyeluruh. Ini akan membuat tim kampanye tidak berfikir mengenai efek kampanye dalam jangka waktu yang pendek tapi juga ke masa depan, hingga mendorong dihasilkannya program yang terstruktur dalam menghadapi kebutuhan massa depan.
3. Meminimalisasi Kegagalan
Perencanaan yang cermat dan teliti akan menghasilkan alur serta tahapan kerja yang jelas, terukur dan spesifik serta lengkap dengan langkah-langkah alternatif, sehingga bila ada kegagalan bisa langsung diambil alternatif penyelesaian.
4. Mengurangi Konflik
Konflik kepentingan dan prioritas merupakan hal yang sering terjadi dalam sebuah tim kerja. Perencanaan yang matang akan mengurangi potensi munculnya konflik, karena sudah ada bentuk tertulis mengenai alur serta prioritas pekerjaan untuk tiap-tiap anggota tim. 5. Memperlancar kerja sama dengan pihak lain
Sebuah rencana harus dibuat dengan matang dan dituangkan secara tertulis dan terdokumentasi dengan jelas.
16
a. Perlu dilakukannya identifikasi terkait masalah keselamatan lalu lintas jalan dengan mengumpulkan, mengamati, serta melakukan analisis data mengenai permasalahan yang terjadi.
b. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dalam melakukan suatu kampanye merupakan bagian terpenting yang harus dilakukan karena akan berpengaruh pada tingkat keberhasilan kampanye itu sendiri.
c. Menentukan tujuan dari kampanye agar tercipta suatu pengetahuan, kesadaran, serta mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam menjaga dan meningkatkan keselamatan lalu lintas jalan.
17
Tahap-tahap dan proses perencanaan kampanye (Gregory, dalam Venus, 2012:145).
TUJUAN ANALISIS
ANALISIS
PESAN
STRATEGI
TAKTIK
WAKTU
SUMBER DAYA
EVALUASI
18
1. Analisis Masalah
Titik tolak untuk merancang suatu perubahan lewat kampanye adalah dengan membuat perencanaan. Langkah awal suatu perencanaan adalah melakukan analisis masalah. Agar dapat di identifikasi dengan jelas, maka analisis masalah hendaknya dilakukan secara terstruktur. Pengumpulan informasi yang berhubungan dengan permasalahan harus dilakukan secara objektif dan tertulis serta memungkinkan untuk dilihat kembali setiap waktu. Hal ini dapat menghindari terjadinya pemecahan masalah yang tidak tepat.
2. Penyusunan Tujuan
Setelah melakukan analisis masalah adalah menyusun tujuan, yang akan menjawab pertanyaan “apa yang ingin dicapai?” Tujuan harus disusun dan dituangkan dalam bentuk tertulis, dan bersifat realistis agar kampanye yang akan dilaksanakan mempunyai arah yang terfokus pada pencapaian tujuan tersebut. Ada beberapa tujuan yang bisa dicapai dengan menggunakan program kampanye. Tujuan tersebut diantaranya adalah menyampaikan sebuah pemahaman baru, memperbaiki kesalahpahaman, menciptakan kesadaran, mengembangkan pengetahuan tertentu, menghilangkan prasangka, menganjurkan sebuah kepercayaan, menginformasi persepsi, serta mengajak khalayak untuk melakukan tindakan tertentu.
3. Identifikasi dan Segmentasi Sasaran
19
Identifikasi dan segmentasi sasaran dilakukan dengan melihat karakteristik publik secara keseluruhan, kemudian dipilih yang mana yang akan menjadi sasaran program kampanye. (James Grunig dalam Venus, 2012 : 150) membagi publik kedalam tiga jenis :
a. Latent public, yaitu kelompok yang menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan isu kampanye, namun tidak menyadarinya.
b. Aware public, yaitu kelompok yang menyadari bahwa permasalahan tersebut sudah ada.
c. Active public, yaitu kelompok yang mau bertindak sehubungan dengan permasalahan tersebut.
4. Menentukan Pesan
Pesan kampanye merupakan sarana yang akan membwa sasaran mengikuti apa yang diinginkan dari program kampanye, yang pada akhirnya akan sampai pada pencapaian tujuan kampanye.
5. Strategi dan Taktik
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang akan diterapkan dalam kampanye, atau untuk lebih mudahnya dapat disebut sebagai guiding principle,
atau the big idea. Guiding principle atau the bug idea ini dapat diartikan sebagai pendekatan yang diambil untuk menuju pada suatu kondisi tertentu dari posisi saat ini, yang dibuat berdasarkan analisis masalah dan tujuan yang telah ditetapkan. Strategi ini kemudian dituangkan secara lebih konkret dalam bentuk taktik.
6. Alokasi Waktu dan Sumber Daya
20
7. Evaluasi dan Tinjauan
Evaluasi dan tinjauan yang akan dilakukan terhadap program kampanye merupakan salah satu bagian dari perencanaan kampanye yang tidak boleh terlupakan. Evaluasi berperan penting untuk mengetahui sejauh mana pencapaian yang dihasilkan kampanye (Venus, 2012:146-154).
3. Metode Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan”
Upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu terkait dengan aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behavioural) (Pfau dan Parrot, dalam Venus, 2012 : 10). Sementara itu menurut Ostergaard menyebut
ketiga aspek tersebut dengan istilah ‘3A’ kependekan dari awareness, attitude,
dan action. Ketiga aspek ini bersifat saling terkait dan merupakan sasaran pengaruh (target of influences) yang mesti dicapai secara bertahap agar satu kondisi perubahan dapat tercipta.
a. Pada tahap pertama kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan atau kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang diharapkan adalah munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya pengetahuan khalayak tentang isu tertentu. Dalam konsep Ostergaard tahap ini merupakan tahap awareness yakni menggugah kesadaran, menarik perhatian dan memberi informasi tentang produk, atau gagasan yang dikampanyekan.
b. Tahapan berikutnya diarahkan pada perubahan dalam ranah sikap dan
21
kepedulian atau keberpihakan khalayak pada isu-isu yang menjadi tema kampanye.
c. Sementara pada tahap terakhir kegiatan kampanye ditujukan untuk mengubah perilaku khalayak secara konkret dan terukur. Tahap ini bertujuan agar adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran kampanye (Venus, 2012:10).
4. Bentuk Kampanye “Dekade Keselamatan Jalan”
Ada sangat banyak variasi tipe kampanye, yang bisa saja antara satu tipe kampanye dan tipe kampanye lain sangat ekslusif dan bahkan mungkin tumpang tindih. Berbagai pustaka juga menulis dan membahas beragam pendapat tentang tipe, jenis, bentuk, dan metode kampanye komunikasi publik. Meskipun ada begitu banyak versi namun sekurang-kurangnya dikenal dua tipe kampanye berdasarkan tujuan, yaitu : 1) Individual behavior change campaigns atau kampanye perubahan perilaku individu dan 2) Public will campaigns atau yang sering disebut value atau attitude compaigns.
1. Individual behavior change campaigns
Individual behavior change campaigns atau kampanye perubahan perilaku individu. Sering disebut public information (informasi publik) atau
public education campaigns (kampanye pendidikan publik). Tujuan
kampanye ini adalah mengubah perilaku individu yang “kurang berkenan”
dan menganjurkan perilaku baru yang dianjurkan. 2. Public will campaigns
22
mengubah kebijakan umum. Sering kampanye ini juga bertujuan menciptakan kemauan publik untuk menolak atau menerima suatu kebijakan yang merugikan kepentingan publik (Liliweri, 2011:683-684).
5. Media Kampanye
Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya. Cukup banyak alat sebagai media untuk keperluan kampanye atau berkomunikasi, “There are a large number of communication tools which can be used in public relations campaign”,
antara lain media yang secara khusus untuk keperluan PR Campaign. Media atau alat kampanye public relations tersebut digolongkan atau dikelompokkan sebagai berikut:
a. Media umum
Media umum seperti surat menyurat, telepon, facsimile, dan telegraf. b. Media massa
Media massa seperti media cetak, surat kabar, majalah, tabloid, bulletin dan media elektronik, yaitu televisi (tv), radio, dan film. Sifat media massa ini mempunyai efek serempak dan cepat (simultaneity effect) dan mampu mencapai pembaca dalam jumlah besar dan tersebar luas diberbagai tempat secara bersamaan.
c. Media khusus
23
d. Media internal
Media internal, media yang dipergunakan untuk kepentingan kalangan terbatas dan nonkomersial serta lazim digunakan dalam aktifitas public relations (Ruslan, 1997:21-23).
6. Faktor-Faktor Penunjang Keberhasilan Kampanye
Menurut Rice dan Atkin, faktor-faktor yang secara nyata memberikan kontribusi pada keberhasilan kampanye meliputi:
a. Peran media massa. Media massa dianggap sangat efektif dalam menciptakan kesadaran, meningkatkan pengetahuan dan mendorong khalayak berpartisipasi dalam proses kampanye.
b. Peran komunikasi antar pribadi. Bentuk komunikasi ini, khususnya yang dilakukan lewat kelompok teman sebaya (peer group) dan jaringan sosial, dipandang sebagai instrument penting dalam menciptakan perubahan perilaku dan memelihara kelanggengan perubahan tersebut.
c. Karakteristik sumber dan media. Kredibilitas sumber memberikan kontribusi yang besar bagi pencapaian tujuan kampanye.
d. Evaluasi formatif. Evaluasi ini dilakukan selama proses kampanye dan terutama diarahkan untuk mengevaluasi tujuan dan efektifitas pesan kampanye, serta ketersediaan sumber daya pendukung.
24
f. Perilaku preventif. Mengampanyekan suatu yang bersifat preventif dimana hasilnya tidak dapat dirasakan secara langsung lebih sulit ketimbang gagasan atau produk yang dapat dirasakan langsung hasilnya. Dalam kondisi ini harus diupayakan suatu manfaat antara yang menyadarkan khalayak bahwa hasil tersebut tidak dapat dirasakan seketika.
g. Kesesuaian waktu, aksebilitas dan kecocokan. Agar menjadi efektif pesan-pesan kampanye harus disampaikan pada saat yang tepat, budaya yang sesuai, dan melalui media yang tersedia dilingkungan khalayak (Venus, 2012:137-138).
7. Faktor-Faktor Penghambat Keberhasilan Kampanye
Menurut Kotler dan Roberto, faktor-faktor yang menyebabkan sebuah program kampanye mengalami kegagalan antara lain:
a. Program-program kampanye tersebut tidak menetapkan khalayak sasarannya secara tepat. Mereka mengalamatkan kampanye tersebut kepada semua orang. Hasilnya kampanye tersebut menjadi tidak terfokus dan tidak efektif karena pesan-pesan tidak dapat dikonstruksi sesuai dengan karakteristik khalayak.
b. Pesan-pesan pada kampanye yang gagal umumnya juga tidak cukup mampu memotivasi khalayak untuk menerima dan menerapkan gagasan yang diterima.
c. Lebih dari itu pesan-pesan tersebut juga tidak memberikan semacam
‘petunjuk’ bagaimana khalayak harus mengambil tindakan yang
25
d. Kegagalan pada sebuah program kampanye yang berorientasi perubahan sosial juga dapat terjadi karena pelaku kampanye terlalu mengandalkan media massa tanpa menindaklanjutinya dengan komunikasi antar pribadi. Padahal justru melalui komunikasi antar pribadilah efek perubahan sikap dan perilaku lebih dapat diharapkan muncul.
e. Sebuah kampanye juga bisa gagal dikarenakan anggaran dana untuk menjalankan program tersebut tidak memadai sehingga pelaku kampanye tidak bisa berbuat secara total (Venus, 2012:131-132).
8. Evaluasi Kampanye
Evaluasi kampanye diartikan sebagai upaya sistematis untuk menilai berbagai aspek yang berkaitan dengan proses pelaksanaan dan pencapaian tujuan kampanye, menunjukkan adanya dua aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi yaitu bagaimana kampanye dilaksanakan dan apa hasil yang dicapai dari pelaksanaan program tersebut (Venus, 2012:210).
Jalaludin Rakhmat dalam buku Manajemen Kampanye membagi evaluasi menjadi empat jenis, yaitu:
a. Formatif
Evaluasi ini hanya terbatas untuk menentukan apakah suatu kegiatan sudah mencapai sasaran atau belum dengan mengabaikan semua faktor lain dan dampak yang mungkin saja muncul.
b. Proses
26
c. Efek
Evaluasi ini megukur efek dan perubahan yang timbul dari kampanye. d. Dampak
Evaluasi ini mengukur pada tingkat perubahan sikap dan prilaku individu. (Venus, 2007:23).
Dalam hal ini permasalahan lalu lintas jalan memiliki berbagai macam faktor-faktor dalam masalah lalu lintas. Ada empat komponen sistem lalu lintas, yaitu:
1. Infrastruktur
Dalam penyediaan infrastruktur mencakup:
a. Trase jalan (jalan dan kelengkapannya) seperti: rute jalan, daerah milik jalan, badan jalan, perlengkapan jalan, dan lain-lain.
b. Fasilitas lalu lintas: terminal/stasiun/pelabuhan/, halte bus, parkir, penyeberangan, dan lain-lain.
Jika penempatan berbagai aspek infrastruktur tersebut tidak sesuai dan tidak tepat makaakan menimbulkan dampak negatif seperti gangguan di bidang lalu lintas. Contohnya : kecelakaan, kemacetan, pelanggaran, ketidaktertiban, dan lain-lain.
2. Sarana Angkutan
27
lapangan sebagai tindakan awal pencegahan timbulnya kecelakaan lalu lintas dan permasalahan lalu lintas lainnya.
3. Pemakai jalan
Pemakai jalan meliputi aspek manusia yang membutuhkan ruang untuk bergerak. Pemakai jalan dapat dibagi atas: pengemudi, pejalan kaki, pedagang kaki lima/asongan, dan penumpang angkutan. Pemakai jalan juga mempunyai kontribusi sebagai faktor yang berpengaruh menciptakan masalah lalu lintas jalan. Seringkali para pengguna jalan banyak melakukan kelalaian tanpa memperhitungkan dampak negatifnya, baik secara sengaja, tidak sengaja, maupun karena tidak tahu.
4. Lingkungan
28
F. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang menggambarkan secara jelas berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan sebagaimana adanya, mengumpulkan informasi mengenai suatu pemasalahan yang akan diteliti. Menurut (Moleong, 2002:6) dalam penelitian deskriptif data yang akan dikumpulkkan berupa kata-kata, gambar, dan bukanlah angka-angka.
Sementara menurut (Faisal, 1995:20) penelitian deskriptif (descriptive research) merupakan penelitian yang sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan peristiwa yang akan diteliti serta klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial berdasarkan fakta-fakta yang terjadi. Jenis penelitian ini tidak sampai menjelaskan serta mencari hubungan. Oleh karena itu, penelitian deskriptif tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ditlantas Polda DIY, Jalan Tentara Pelajar No. 11, Gedong Tengen, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan dari hasil penelitian ini, sebagai berikut:
a. Wawancara (Interview)
29
responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Dalam melakukan wawancara peneliti harus membuat daftar pertanyaan atau yang disebut dengan interview schedule. Sedangkan catatan secara garis besar tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut sebagai pedoman wawancara atau interview guide
(Soehartono, 2000:67-68).
Dalam melakukan wawancara ada yang dinamakan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawancara baku (standardized interview), yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya, sudah tertulis oleh peneliti. Sedangkan wawancara tidak terstruktur yang sering juga disebut dengan wawancara mendalam, wawancara intensif, dan wawancara terbuka karena wawancara tidak terstruktur mirip dengan percakapan informal (Mulyana, 2002:180). Jenis wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Dimana peneliti sudah membuat daftar pertanyaan sebelum melakukan wawancara tatap muka langsung dengan nara sumber.
Berikut narasumber yang akan di wawancara adalah kepala humas Ditlantas Polda DIY, kemudia bagian ketua program acara kampanye Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020 (Decade of Actions For Road Safety), yang kemudian wawancara dengan salah satu penanggung jawab
program dan kemudian anak-anak SMA. b. Studi Dokumentasi
30
resmi. Dokumen tersebut dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan sosial, serta dokumen-dokumen lainnya (Soehartono, 2000:70-71).
4. Teknik Pengambilan Informan
Dalam penelitian yang dilakukan ini, teknik pengambilan informan yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sampling dimana purposive sampling
merupakan sampel yang ditujukan langsung kepada suatu objek penelitian dan tidak diambil secara acak. Sampel tersebut akan bertujuan untuk mendapatkan narasumber yang mampu memberikan data yang sesuai dan baik dan akan menggali informasi yang nantinya akan menjadi dasar rancangan teori yang muncul (Moleong, 2002:165).
Dalam penelitian ini ada beberapa informan yang akan dijadikan sumber data melalui wawancara yang akan dilakukan dengan nara sumber Bapak Faisal Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda DIY sebagai kepala bagian kehumasan, Bapak Sukidjo sebagai Kasi Dikmas Lantas, dan masyarakat sebagai peserta kampanye dimana terdiri dari anak SMP dan SMA. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah penjelasan tentang informan-informan tersebut.
a. Bapak Faishal selaku Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda DIY sebagai Kepala Bagian Kehumasan.
31
yang akan terjun langsung kelokasi kampanye pada saat melakukan penyuluhan kesekolah-sekolah.Kriterianya adalah :
1. Kepala bagian kehumasan.
2. Tim kampanye keselamatan jalan.
3. Sebagai nara sumber dalam penyuluhan atau sosialisasi kampanye.
b. Bapak Sukidjo selaku Kasi Dikmas Lantas.
Informan ini menjabat sebagai Kasi Dikmas Lantas yang turut berpartisipasi dalam kegiatan kampanye Keselamatan Jalan serta memberikan penjelasan, pendidikan, dan informasi mengenai pengetahuan lalu lintas ke masyarakat. Kriteria :
1. Tim kampanye aktif, mengikuti setiap kampanye yang dilakukan, penyuluhan ke sekolah-sekolah.
2. Sebagai narasumber dalam memberikan materi-materi pendidikan lalu lintas ke masyarakat.
c. Peserta kampanye yaitu, dua orang anak SMP dan SMA.
Informan merupakan masyarakat Yogyakarta yang pernah ikut serta dalam kegiatan kampanye lebih dari tiga kali dalam penyuluhan yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY. Kriteria:
1. SMP dan SMA Yogyakarta.
2. Belum diperbolehkan menggunakan kendaraan bermotor atau memiliki surat izin mengemudi.
32
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dimana penelitian kualitatif didasarkan pada teori-teori yang relevan dan akan menyesuaikan dengan masalah dan tujuan dari penelitian ini. Teori-teori tersebut juga akan membantu menghubungkannya dengan data. Untuk mendapatkan deskripsi dalam penelitian ini data yang akan dikumpulkan berupa gambar, kata-kata, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan juga akan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti (Moleong, 2002:6). Analisis data yang akan dipakai dengan mengaitkan kerangka dan alur yang sudah ada dalam penelitian kualitatif dan membuat deskripsi mengenai strategi kampanye yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY.
33
Berikut ini bagan Analisis data kualitatif menurut (Miles dan Huberman, 1992:20)
6. Validitas Data
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu istrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejuah mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2013:211-212).
Dalam uji validitas data teknik yang dilakukan yaitu dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling sering
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
34
digunakan seperti pemeriksaan melalui sumber lainnya. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton dalam Moleong, 2002:178).
Hal itu dapat dicapai antara lain:
a. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan terkait kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Ditlantas.
b. Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan.
35
BAB II
GAMBARAN UMUM DITLANTAS POLDA DIY
A. SEJARAH DITLANTAS POLDA DIY 1. Profil Ditlantas Polda DIY
Ditlantas Polda adalah Badan Staf dan pelaksanaan di tingkat Polda yang bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi Lalu Lintas Kepolisian yang mendukung pelaksanaan Operasi Kepolisian Tingkat Kewilayahan. Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, berupaya meningkatkan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat khususnya bagi pengguna jalan di Yogyakarta melalui pengembangan Traffic Management Centre (TMC) dengan pemberdayaan teknologi komunikasi dan informasi dengan harapan dapat memberikan segala bentuk pelayanan informasi kepada seluruh masyarakat yang berada di Yogyakarta serta para wisatawan domestik dan mancanegara sehingga mendapatkan kemudahan akses dalam berlalu lintas di Yogyakarta.
Dalam sejarah Ditlantas Polda DIY pada tanggal 10 Juli 1948 Undang-Undang no.2 Tn 1948 yang di tetapkan di Yogyakarta, kepada Penilik Kepolisian pada saat itu merubah namanya menjadi Kepala Kepolisian Provinsi DIY menjadi Kepolisian Wilayah Yogyakarta. Pada saat itu Polisi Wilayah hanya terdapat bagian sebagai berikut :
36
a. Bagian umum,
b. Bagian Reserse Krimimal, dan c. Bagian Pengawas Aliran Masyarakat.
Demikian dengan Polisi Sub Wilayah mempunyai bagian yang sama dengan Polisi Wilayah, dengan terbentuknya Jawatan Kepolisian Negara pada tanggal 17 Agustus 1950 pada Polisi Sub Wilayah terdapat pos-pos polisi. Disusul dengan order Kepala Kepolisian Negara tanggal 13 Mei 1951 No.2/II/1951, pada kantor Polisi Wilayah bertambah bagian-bagiannya yaitu:
a. Bagian Umum,
b. Bagian Pengawas Aliran Masyarakat, c. Bagian Reserse Kriminal,
d. Bagian Keuangan, dan e. Bagian Perlengkapan.
Sehubungan dengan keluarnya Undang-Undang Pokok Pemerintah Daerah No: 1 / 1957 tentang pembentukan daerah swantara, maka susunan Kepolisian berubah. Kepolisian Wilayah Yogyakarta dirubah menjadi Distrik Kepolisian Yogyakarta, sedangkan Kepolisian kecamatan dirubah menjadi Sektor Kepolisian.
37
pembagian dan pengelompokannya disesuaikan dengan ilmu, keahlian dan jabatan serta bidangnya masing-masing (Dalam Skripsi Haris, 2010. Strategi Kampanye Safety Riding yang dilakukan Oleh Ditlantas).
2. Visi dan Misi Ditlantas
Adapun visi dan misi Ditlantas Polda DIY sebagai berikut:
Visi : Visi polisi lalu lintas adalah menjamin tegaknya hukum di jalan yang bercirikan perlindungan, pengayoman, pelayanan masyarakat yang demokratis sehingga terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
Misi : Misi polisi lalu lintas adalah mewujudkan masyarakat Pemakai jalan memahami dan yakin kepada Polantas sebagai pelindung, pengayoman dan pelayanan masyarakat dalam kegiatan pendidikan masyarakat bidang lalu lintas, penegakan hukum lalu lintas, pengkajian masalah lalu lintas, registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi.
3. Kebijakan Kapolda DIY
38 a. Kejujuran
Dengan kejujuran sebagai pedoman tugas maka akan dapat dihindari penyimpangan dalam pelaksanaan tugas sebagai Pelaksana Keamanan dan Ketertiban masyarakat, Penegakan Hukum dan Pelindung, pengayom, pembimbing serta pelayan masyarakat, melaksanakan rangkaian perencanaan dengan benar, tepat waktu maupun sasaran, serta diharapkan dapat terwujudnya sasaran prioritas dari Polda DIY.
b. Disiplin
Kedisiplinan merupakan pra syarat yang dibutuhkan untuk :
1) Meningkatkan pengawasan dalam pelaksanaan apel dan disiplin kerja dalam bentuk apel fungsi dibuktikan dengan absensi.
2) Menertibkan ijin keluar kantor pada jam kerja/dinas ijin bepergian keluar satuan
3) Memberikan sanksi terhadap segenap pelanggaran yang dilakukan Anggota.
4) Pengaturan fungsi pengawasan dari para Kabag, Kasubbag, masingmasing secara rutin dan berlanjut.
c. Bersyukur
39
1) Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-masing dalam bentuk ucapan dan tindakan yang diberikan.
2) Senantiasa bersyukur bahwa pekerjaan/jabatan yang dibebankan/dilaksanakan kepada kita adalah merupakan amanah.
3) Menumbuhkan rasa kebanggaan dan kecintaan terhadap kesatuan Polda DIY.
d. Komunikatif
1) Setiap tugas yang diberikan selalu dikomunikasikan dengan baik (ke atas, ke samping, ke bawah).
2) Koordinasi sebaik-baiknya denganfungsi terkait dengan tetap memperhatikan etika yang didasarkan pada perundang-undangan yang berlaku.
3) Seluruh staf harus mampu melaksanakan tugas perencanaan dengan baik dan runtut dari awal s/d akhir.
e. Cinta Kasih
Menumbuhkan rasa pengabdian dengan cinta kasih sebagai metode mencapai tujuan, dengan menempuh hal-hal sebagai berikut :
40
2) Memelihara kesinambungan antara hak dan kewajiban serta saling membutuhkan saran anggota Polri baik horisontal maupun vertikal. 3) Dengan cinta kasih seluruh staf berupaya untuk dapat menyelesaikan tugas
perencanaan dengan saling mengisi satu dengan yang lain sesama perencana.
4) Menumbuhkan kebersamaan sesama perencana dalam penyusunan suatu produk yang diminta satuan atas.
Sedangkan di bidang Pembinaanterhadap personel Polda D.I. Yogyakarta guna meningkatkan kinerja, maka dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :
f. Spiritual
Membina kesiapan moril tinggi anggota diperlukan kegiatan-kegiatan spiritual guna mempertebal rasa keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka secara rutin terutama pada hari Kamis dilaksanakan pembinaan mental rohani. Disamping itu kegiatan-kegiatan yang bernuansa keagaaman seperti Sema'an, pengajian rutin antar instansi. Dengan kegiatan dimaksud diharapkan personel Polda D.I.Yogyakarta bekerja adalah melaksanakan ibadah untuk kepentingan bangsa negara dan masyarakat Indonesia.
g. Speaking
41 h. Sport dan Health
Melalui sport akan dicapai kesamaptaan jasmani serta kesehatan sehingga dalam bekerja akan mendukung kreatifitas dan kinerja yang optimal untuk itu diperlukan tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat melalui pembinaan olahraga baik perorangan maupun kelompok yang telah diatur oleh organisasi di Polda D.I.Yogyakarta.
i. Singing
Melalui singing diharapkan olah emosional akan menimbulkan efek psikologis yang positif sehingga diperlukan relaksasi dalam kondisi fisik yang penat dan jenuh sangat diperlukan guna memulihkan kondisi yang prima melalui kegiatan menyanyi sambil olahraga. Kegiatan menyanyi secara terprogram dengan tidak mengganggu aktifitas kerja dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada.
4. Perubahaan Nama Kepolisian D.I Yogyakarta
a. Berdasarkan peraturan MENPANGAK No.Pol.: 5 / PRT / Menpangak / 1967 tanggal1 Juli 1967 Kepolisian Yogyakarta menjadi Komando Daerah Inspeksi Yogyakarta.
b. Berdasarkan Keputusan Kapolri No.Pol.: 41/ SK / Kapolri tanggal 25 April 1971 Komando daerah Inspeksi Yogyakarta diubah menjadi Komando Antar Resort.
c. (KOMTARRES)Yogyakarta.
42
e. Berdasarkan Skep Kapolri No.Pol.: Skep / 108 / 1985 tanggal 1 Juli 1985 KOWIL 96 Yogyakarta menjadi Kepolisian Wilayah (POLWIL) Yogyakarta, sedangkan pada bulan September 1989 Polwil yang terletak di Jln. Malioboro di pindahkan ke Jln. Lingkar Utara Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta.
f. Berdasarkan keputusan Kapolri No.Pol.: Kep / 08 / IX / 1996 tanggal 16 September 1996 POLWIL Yogyakarta menjadi Kepolisian Daerah D.I Yogyakarta type C.
g. Berdasarkan Keputusan Menhankam/ Panglima TNI No.Pol.: Kep/ 14 / M/ 1999 tanggal 30 Agustus 1999 Kepolisian Daerah mengalami Validasi dari type C menjadi type B.
h. Berdasarkan Keputusan Kapolri No.Pol.: Kep / 54 / X / 2002 tanggal 17 Oktober tentang perubahan struktur Polda pola umum Polda DIY.
i. Keputusan Kapolri No.Pol.: Kep / 58 / 2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang penetapan Dik Pam Pariwisata di Polda DIY dan Polda Bali. j. Saat ini Polda DIY memiliki 1 Poltabes, 4 Polres dan 73 Polsek yang
tersebar di seluruh wilayah dengan perincian sebagai berikut : 1) Poltabes Yogyakarta membawahi 14 Polsek.
43
Dari riwayat perkembangan Polda DIY ini tentunya membawa dampak / konsekuensi baik dari segi organisasi dan sumber daya manusia untuk lebih meningkatkan dalam melayani, mengayomi, dan melindungi kepada masyarakat di wilayah hukum Polda DIY.
5. Tugas dan Kewajiban Direktorat Lalu Lintas Polda DIY
Dalam rangka pelaksanaan tugas Dit Lantas Polda mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut :
1) Dit lantas adalah unsur pelaksanaan utama Polda yang merupakan pemekaran dari Dit Samapta dan berada dibawah Kapolda.
2) Dit Lantas bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi lalu lintas yang meliputi kegiatan pendidikan masyarakat, penegak hukum, pengkajian masalah lalu lintas, administrasi registrasi dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor serta melaksanakan patroli jalan raya antar wilayah.
6. Fungsi Direktorat Lalu Lintas Polda DIY
Dalam melaksanakan tugas Ditlantas menyelenggarakan fungsi :
1) Pembinaan fungsi lalulintas kepolisian dalam lingkungan Polda
2) Penyelenggaraan dan pembinaan partisipasi masyarakat melalui kerjasama lintas sektoral, pendidikan masyarakat dan pengajian masalah dibidang lalulintas
44
4) Penyelenggaraan Administrasi Registrasi dan Identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi yang dilaksanakan oleh Polres
5) Penyelenggaraan Patroli jalan raya dan penindakan pelanggaran serta penanganan kecelakaan lalulintas dalam rangka penegakan hukum dan ketertiban lalulintas serta menjamin kelancaran arus lalulintas di jalan raya.
Guna mengetahui tentang gambaran umum organisasi yang menangani kampanye dari “Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020” yang dilakukan oleh Ditlantas Polda DIY, maka Struktur Ditlantas Polda DIY sebagai berikut :
Dalam bagan di atas digambarkan bahwa Ditlantas Polda DIY dipimpin oleh Direktur Lantas, disingkat Dirlantas yang bertanggung jawab kepada Kapolda dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali Wakapolda. Dirlantas dibantu oleh Wakil Dirlantas disingkat Wadir Lantas yang bertanggung jawab kepada Dirlantas. Melaksanakan pengawasan dan bimbingan tehnis serta evaluasi pelaksanaan pembinaan kemampuan dan operasional lalu lintas Kepolisian.
Sub Bagian Perencanaan dan Administrasi Direktorat Lalu Lintas (Subbag Renmin) mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut:
1) Subbag Renmin adalah unsur pembantu pimpinan dan pelayanan staf pada Ditlantas yang berada dibawah Dirlantas.
45
dan pelatihan, dan menyelenggarakan pelayanan urusan administrasi personil dan logistik, urusan ketatausahaan dan urusan dalam, dan pelayanan keuangan Ditlantas Polda.
3) Subbag Renmin dipimpin oleh Kepala Subbagrenmin disingkat Kasubbag Renmin, yang bertanggung jawab kepada Dirlantas dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali Wadir Lantas.
Sub Direktorat Pembinaan Hukum Direktorat Lalu Lintas (Subdit Gakkum) mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut :
1) Subdit Gakkum adalah unsur pelaksana pada Ditlantas yang berada di bawah Dirlantas.
2) Subdit Gakkum bertugas membina pelaksanaan penegakan hukum termasuk tata tertib lalu lintas oleh satuan pelaksana dalam lingkungan Polda.
3) Subdit Gakkum dipimpin oleh Kepala Subdit Gakkum disingkat Kasubdit Gakkum yang bertanggung jawab kepada Dirlantas dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wadir Lantas.
Sub Direktorat Administrasi Registrasi dan Identifikasi Direktorat Lalu Lintas (Subdit Minregident) mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut :