BAB III Sajian Data dan Pembahasan
9. Evaluasi
Pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor saat ini berkembang
dengan sangat pesat dan tidak diimbangi panjang jalan yang memadai ketrampilan berkendara dan disiplin lalu-lintas bagi pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan lainnya. Penyebab utama tingginya angka kecelakaan lalu-lintas yang menimbulkan korban jiwa baik meninggal dunia, luka berat maupun luka ringan dan kerugian material sangat berpengaruh pada aspek kejiwaan bagi korban dan keluarganya, bahkan berpengaruh pula pada aspek ekonomi, penyebab kecelakaan tersebut dikarenakan beberapa faktor antara lain adalah faktor manusia, faktor kendaraan yang tidak layak operasional, faktor cuaca serta faktor jalan yang berlubang atau rusak.
Dalam upaya menekan terjadinya angka kecelakaan dan angka
pelanggaran Ditlantas Polda DIY melaksanakan program Road Safety
Partnership Action dengan menerapkan pola satu sekolah dua Petugas Potlantas yang bertugas pendampingan secara persuasif, edukatif kepada para siswa/siswi tingkat SMP, SMA/SMK dan MAN di Daerah Istimewa Yogyakarta. Melihat kondisi tersebut di atas, maka Direktorat lalu-lintas Polda DIY menganggap perlunya melakukan kampanye dalam rangka dekade keselamatan jalan yang memuat tentang pengetahuan berlalu-lintas yang baik
134
dan benar. Dan dalam upaya menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu-lintas yang lebih nyaman, lebih santun serta lebih bermatabat di wilayah D.I. Yogyakarta, diperlukan berbagai upaya yang harus melibatkan peran serta segenap lapisan masyarakat. Untuk mewujudkan upaya yang dimaksud, Direktorat Lalu-Lintas Polda D.I. Yogyakarta berharap dapat terciptanya kemitraan sehingga antara anggota Polisi Lalu-lintas dan para pelajar, serta masyarakat dapat bekerja sama dalam menurunkan angka kecelakaan dan pelanggaran di Daerah Istimewa Yogyakarta dan dapat mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu-lintas di wilayah hukum Polda D.I.Yogyakarta. Sesuai dengan amanat dan tujuan Undang-Undang Nomer 22 Tahun 2009 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan.
Berdasarkan data-data Ditlantas, semakin meningkatnya dan tinggi jumlah kendaraan bermotor yang ada di Yogyakarta maka juga membuat tingkat kecelakaan lalu lintas semakin tinggi. AKBP Kasubditdikyasa Ditlantas Polda DIY, M. Affandi juga mengatakan dalam kutipan wawancara saat pra survey yang mengatakan bahwasanya korban kecelakaan yang terjadi pada tahun 2010 sudah mencapai 3000 jiwa per bulan, sementara itu pada tahun 2015 tingkat kecelakaan lalu lintas semakin tinggi mencapai dalam satu jam tiga jiwa meninggal dunia, satu hari 83 jiwa, satu bulan 2948 jiwa yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
Jika permasalahan lalu lintas ini tidak ditangani dengan baik, maka besar kemungkinan angka kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu
135
lintas yang ada di Indonesia setiap tahunnya akan semakin tinggi dan sulit untuk terkontrol. Permasalahan lalu lintas yang sering terjadi seperti pelanggaran lalu lintas, kecelakaan lalu lintas, kemacetan, dan infrastruktur kelengkapan jalan sudah menjadi masalah sosial yang harus diperhatikan dan dicarikan solusi untuk meminimalisir tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas.
Masyarakat yang “autis” dan terkesan tidak peduli terhadap rambu-rambu atau aba-aba lalu lintas harus diberikan edukasi pendidikan berupa skill
maupun kesadaran betapa pentingnya tata cara serta etika para pengguna jalan lalu lintas untuk menjaga keselamatan diri dan keselamatan orang lain.
Evaluasi mengenai penyelenggaraan program ini harus dimaksimalkan karena ternyata kecelakaan tiap tahunnya mengalami kenaikan yang signifikan dan itu bisa menjadi permasalahan sosialisasi kampanye yang kurang di pahami masyarakat atau kurang tersebar luas. Namun permasalahan yang ada di jalan raya bisa juga akibat dari masih kurangnya kesadaran para pengguna jalan akan pentingnya disiplin lalu lintas dalam berkendara. Mereka menyadari bahwa yang mereka lakukan itu salah dan melanggar tata tertib lalu lintas, namun mereka berdalih bahwa kesalahan tersebut sudah biasa mereka lakukan dan tanpa kendala apapun hingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang buruk.
Ditlantas Polda DIY mempunyai program kampanye yang dijalankan untuk menyadarkan masyarakat betapa penting dan perlunya skill dalam
berkendara. Kampanye tersebut berupa “Pendidikan Keselamatan Berlalu
136
dengan program “Dekade Keselamatan Jalan” dan bentuk dari realisasi kegiatan kampanye tersebut berupa Polsanak (Polisi Sahabat Anak), Cara Aman Ke Sekolah, Patroli Keamanan Sekolah (PKS), dan Police Go To School. Dalam kampanyenya kegiatan ini bertujuan untuk menekan tingkat kecelakaan lalu lintas dengan memberikan pendidikan serta sosialisasi kepada masyarakat khususnya pada pelajar dan anak-anak usia dini. Pendidikan yang dilakukan kepada anak-anak dan para pelajar dalam bentuk penyuluhan atau sosialiasi ke sekolah-sekolah diharapkan mampu memberikan mereka pengetahuan dasar mengenai pendidikan serta etika berlalu lintas.
Bagaimana menentukan pesan dari kampanye dan bagaimana menentukan strategi dan taktik dalam kampanye adalah dengan menyesuaikan audien dengan waktu dan tempat yang ada. Kemudian diadakan evaluasi setelah terselenggaranya program, guna mengetahui hal- hal apa yang akan dibenahi dan hal yang seharusnya di kurangi. Hal ini juga menjadi bahasan dalam wawancara dengan Bapak Faisal dalam wawancara berikut ini :
Dilakukannya evaluasi pada waktu sesudah dilakukannya kampanye karena evaluasi hanya dapat dilakukan setelah ada hasil dari program kerja yang dilaksanakan. Evaluasi kemudian akan menjadi rujukan pada agenda Ditlantas selanjutnya. Hasil dari kampanye program memang biasanya tidak langsung terlihat saat itu juga, namun evaluasi juga bisa berdasarkan dari data-data kecelakaan dan operasi disiplin berlalu-lintas termasuk surat- surat penting dan keselamatan jalan pada periode sebelumnya.
Setelah program tersebut dilaksanakan mulai tahun 2011 hingga saat ini, masih harus diadakannya evaluasi rutin guna pengembangan program dan
137
pembaharuan agar lebih terciptanya suasana kondusif saat berkendara dan berkurangnya kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat dari kurangnya disiplin dalam berkendara di lalu-lintas. Evaluasi ini dilakukan setelah program kampanye selesai dilaksanakan, dilakukan di kantor dengan suasana yang santai dan tidak terpacu dengan waktu maupun target. Evaluasi juga terkadang dilakukan secara langsung melalui obrolan-obrolan ringan setelah program kampanye selesai dilaksanakan. Pentingnya dilakukan evaluasi pada program kampanye ini juga di bahas dalam wawancara dengan Bapak Sukidjo seperti berikut ini :
Ada dua evaluasi yang dilakukan oleh Ditlantas dalam kapanye ini. Yaitu evaluasi ke luar : evaluasi ini biasanya untuk melihat tingkat keberhasilan dari kampanye,untuk melihat berapa banyak pelangaran yang terjadi dan dilakukan sesudah kampanye. Evaluasi ke dalam: evaluasi ini dilakukan sebelum dan sesudah dilakukannya kampanye. Guna untuk melihat jumlah pelanggaran yang terjadi, berapa banyak pelanggaran yang terjadi, serta apakah ada pengurangan pelanggaran lalu lintas setelah dilakukannya kampanye.
Sementara cara implementasi strategi yang dilakukan oleh Ditlantas adalah dengan melaksanakan program kerja yang telah disusun, mengalisa dan mengevaluasi (Analisa dan Evaluasi) kegiatan yang di laksanakan untuk perbaikan program berikutnya. Evaluasi yang dilakukan merupakan perundingan dari hasil program kerja yang telah dilaksanakan, dan dampak setelahnya seperti apa dan kemudian melihat data data resmi Ditlantas mengenai kecelakaan-kecelakaan di jalan raya maupun hasil data dari patroli cegatan di lalu-lintas, apakah masyarakat sudah banyak yang sadar akan
138
keselamatan lalu-lintas dan sudah menerapkan disiplin atas surat surat penting yang dibawa saat berkendara di jalan raya.
Biasanya evaluasi dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kampanye, dan melihat berapa banyak pelangaran yang terjadi dan dilakukan sesudah kampanye atau guna melihat jumlah pelanggaran yang terjadi, berapa banyak pelanggaran yang terjadi, serta apakah ada pengurangan pelanggaran lalu lintas setelah dilakukannya kampanye. Lebih lanjut Ditlantas menambahkan agar kualitas pelayanan kepolisian dapat ditingkatkan serta mampu memberikan inovasi-inovasi sehingga memberikan kemudahan dan kepastian kepada masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, baik di bidang registrasi dan identifikasi kendaraan, penyelesaian penanganan perkara kecelakaan di daerah-daerah maupun informasi-informasi berkaitan dengan hal yang berkaitan dengan kendaraan bermotor.
Evaluasi ini dilakukan di sela-sela rapat maupun pembahasan dadakan. Namun pihak Ditlantas tidak melakukan banyak evaluasi pada program ini, dikarenakan mereka sudah banyak memberikan materi dan berusaha agar penyampaian materi sudah di berikan dengan gesture yang menarik dan santai. Mereka beranggapan dengan pembawaan materi yang santai bisa menyampaikan materi kepada para siswa/siswi dengan baik dan bisa menggugah kesadaran mereka untuk lebih disiplin dan sadar berlalu-lintas dan semoga ke depannya dapat lebih meningkatkan pelayanan ke arah yang lebih baik.
139