• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN KARBON AKTIF ARANG BATUBARA (KAAB) UNTUK MENURUNKAN KADAR ZAT WARNA DAN LOGAM BERAT PADA LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN KARBON AKTIF ARANG BATUBARA (KAAB) UNTUK MENURUNKAN KADAR ZAT WARNA DAN LOGAM BERAT PADA LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri tekstil merupakan salah satu industri andalan Jawa Tengah, dan Surakarta pada khususnya. Dalam operasinya tentu industri tersebut akan menghasilkan limbah, baik berupa limbah cair maupun limbah padatan. Limbah industri tekstil jika langsung dibuang ke lingkungan tanpa diolah dengan baik akan sangat berbahaya. Salah satu sumber limbah cair dari produksi tekstil berasal dari pewarna kain (dyeing). Penumpukan zat warna dalam air dapat menyebabkan kekeruhan dan sulitnya sinar matahari masuk ke badan air sehingga mengganggu kehidupan biota air. Di samping itu, kandungan logam berat yang masih ada di dalam limbah cair juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Mengingat dampak negatif dari air limbah tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air yaitu, dengan mengolahan lebih lanjut sehingga aman terhadap lingkungan.

Limbah dari proses pewarnaan dan pencelupan sebagian besar diolah secara konvensional yaitu dengan proses biologi. Proses ini tidak dapat mendegradasi zat warna dan logam berat dari pewarna kain. Cara ini hanya bisa mengurangi kadar Biological Oxygen Demand (BOD) dalam air limbah.

(2)

berulang-2 ulang pada saat digunakan. Agar dapat memisahkan bahan dengan baik, maka adsorben harus memiliki kemampuan transfer massa yang baik (Yang, 2003).

Arang batubara (bottom ash) memenuhi syarat sebagai adsorben yang baik dan memiliki gugus karbon sehingga dapat dijadikan karbon aktif. Arang batubara tidak memiliki nilai ekonomis, sehingga pemanfaatan sebagai adsorben akan mempunyai keuntungan ekonomi. Studi tentang kesetimbangan dan kinetika adsorpsi pada penggunaan karbon aktif sebagai adsorben menurunkan kadar zat warna dari limbah tekstil sangat terbatas. Padahal pengetahuan ini sangat penting untuk merancang suatu proses yang optimum. Dalam hal ini akan dipelajari pengaruh pH dan kosentrasi zat warna mula-mula terhadap kesetimbangan dan kinetika adsorpsi pada penggunaan KAAB sebagai adsorben sehingga diketahui waktu optimum adsorpsi dan efisiensi adsorben dengan banyaknya konsentrasi solut yang teradsorpsi (Q).

1.2. Rumusan Masalah

Perkembangan industri tekstil yang sangat pesat juga menyebabkan peningkatan volume limbah. Pengolahan limbah cair ini membutuhkan biaya yang sangat mahal, oleh karena itu perlu adanya upaya pengolahan yang murah tetapi tetap efisien yaitu salah satunya dengan pengolahan limbah cair dengan metode adsorpsi dan adsorben berupa karbon aktif dari arang batubara (KAAB).

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Azizian, S., 2004. Kinetic models of sorption: a theoretical analysis. Journal of Colloid and Interface Science, 276(1): 47-52.

Azizian, S., Haerifar, M. and Bashiri, H., 2009. Adsorption of methyl violet onto granular activated carbon: Equilibrium, kinetics and modeling. Chemical Engineering Journal, 146(1): 36-41.

Butt, H.-J., Graf, K. and Kappl, M., 2003. Physics and Chemistry of Interfaces. Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim.

Chatterjee, D., Ruj, B. and Mahata, A., 2001. Adsorption and photocatalysis of colour removal from waste water using flyash and sunlight. Catalysis Communications, 2(3-4): 113-117.

Cimino, G., Passerini, A. and Toscano, G., 2000. Removal of toxic cations and Cr(VI) from aqueous solution by hazelnut shell. Water Research, 34(11): 2955-2962.

Dinçer, A.R., Günes, Y. and Karakaya, N., 2007. Coal-based bottom ash (CBBA) waste material as adsorbent for removal of textile dyestuffs from aqueous solution. Journal of Hazardous Materials, 141(3): 529-535.

Do, D.D., 1998. Adsorption Analysis: Equilibria and Kinetics. Imperial College Press, London.

Gupta, V.K., Mittal, A., Krishnan, L. and Gajbe, V., 2004. Adsorption kinetics and column operations for the removal and recovery of malachite green from wastewater using bottom ash. Separation and Purification Technology, 40(1): 87-96.

Gupta, V.K., Mittal, A., Malviya, A. and Mittal, J., 2009. Adsorption of carmoisine A from wastewater using waste materials--Bottom ash and deoiled soya. Journal of Colloid and Interface Science, 335(1): 24-33. Gupta, V.K. and Suhas, 2009. Application of low-cost adsorbents for dye removal

- A review. Journal of Environmental Management, 90(8): 2313-2342. Han, R. et al., 2008. Use of rice husk for the adsorption of congo red from

aqueous solution in column mode. Bioresource Technology, 99(8): 2938-2946.

Langmuir, I., 1918. The Adsorption of Gases on Plane Surfaces of Glass, Mica, and Platinum. American Chemical Society Journal, 40: 1361-1403.

Sulistyoweni, 1994. Penanganan Limbah Industri Tekstil di DKI Jakarta, Pusat Penelitian Sumber Daya Manusia dan Lingkungan, Lembaga Penelitian UI, Jakarta.

Tchobanoglous, G. and Burton, F.L., 1991. Wastewater Engineering: Treatment, Disposal and Reuse. Mc Graw-Hill Book Co, Singapore.

Wang, C., Li, J., Wang, L., Sun, X. and Huang, J., 2009. Adsorption of Dye from Wastewater by Zeolites Synthesized from Fly Ash: Kinetic and Equilibrium Studies. Chinese Journal of Chemical Engineering, 17(3): 513-521.

(4)

44 Yin, Y., Allen, H.E., Huang, C.P. and Sanders, P.F., 1997. Adsorption/Desorption

(5)

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

PEMANFAATAN KARBON AKTIF ARANG BATUBARA

(KAAB) UNTUK MENURUNKAN KADAR ZAT WARNA

DAN LOGAM BERAT PADA LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL

Peneliti Utama: Denny Vitasari, ST, MEngSc

Anggota:

1. Kusmiyati, ST, MT, PhD 2. Ir. Ahmad M Fuadi, MT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA OKTOBER 2009

(6)
(7)

INTISARI

Salah satu sumber limbah cair adalah dari produksi tekstil. Sumber

pencemaran utama berasal dari pewarnaan kain (dyeing), dalam proses finishing

pembuatan kain, di mana menggunakan bahan-bahan kimia dan zat warna.

Pengolahan limbah cair dengan adsorpsi merupakan metode yang paling efektif

untuk mengurangi kadar zat warna pada limbah. Alternatif penerapan teknologi

adsorpsi dengan karbon aktif arang batubara dipilih karena KAAB merupakan

limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi sehingga dapat menekan biaya untuk

pembelian adsorben..

Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh dari parameter proses

adsorpsi, menentukan persamaan kinetika dan kesetimbangan adsorbsi zat warna

Vertigo Blue 49 dengan menggunakan karbon aktif dari arang batubara (KAAB)

dan proses secara batch. Limbah yang digunakan dalam penelitian ini adalah

limbah sintetis yang dibuat dengan melarutkan zat warna dalam air terdeionisasi.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa

kesetimbangan terjadi pada menit ke-45 dan model isoterm adsorpsi Freundlich

yang sesuai dengan adsorpsi Vertigo Blue 49. Kinetika model

pseudo-second-order rate lebih sesuai untuk proses adsorpsi Vertigo Blue 49 dibandingkan

model pseudo-first-order rate.

Isoterm Adsorpsi Freundlich merupakan model isoterm adsorpsi yang

sesuai untuk percobaan Adsorpsi zat warna Orange DNA 13 dengan KAAB pada

pH4 dan pH 9 sedangkan isoterm adsorpsi Langmuir lebih sesuai untuk

percobaan tersebut pada pH 7. Kinetika model pseudo-first-order rate (orde 1)

lebih sesuai untuk proses adsorpsi Orange DNA 13.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa KAAB dapat digunakan untuk

mengurangi kandungan logam berat Cu2+ dan Ag+. Adsorpsi KAAB mengikuti

model Isoterm adsorpsi Langmuir pada pH netral, error 3,57.10-5 untuk logam

Cu2+ dan 1,17.10-4 untuk logam Ag+, sedangkan pH asam mengikuti model

isoterm adsorpsi Freundlich. Kinetika model pseudo-second-order rate sesuai

(8)

iv

logam berat Cu2+, sedangkan logam Ag+ mengikuti model pseudo-first-order rate

untuk semua variasi pH.

Kata kunci: Adsorpsi, KAAB, zat warna tekstil, ion logam, kinetika,

(9)

PRAKATA

Industri tekstil merupakan salah satu industri andalan Jawa Tengah, dan Surakarta pada khususnya. Permasalahan yang nampak dari banyaknya industri tekstil tersebut adalah munculnya limbah yang mengganggu kesehatan masyarakat. Sumber utama limbah ini adalah dari proses pewarnaan tekstil dengan kandungan utama zat warna dan logam. Untuk itu perlu dipikirkan proses pengolahan limbah yang murah dan dapat dengan mudah diterapkan.

Penelitian ini melakukan inovasi penggunaan limbah arang batu bara sebagai karbon aktif untuk menyerap zat warna dan logam dari limbah industri tekstil. Penelitian dilakukan dengan biaya dari DP2M DIKTI dengan skema Hibah Bersaing. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif pengolahan limbah yang murah dan mudah diterapkan.

Dalam melakukan penelitian ini penulis mendapat bantuan dari banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada PT Indo Acidatama yang telah mengijinkan panulis untuk menggunakan arang batu bara. Terima kasih yang tak terhingga kepada Robi Indra Setyawan, Virgita Dwi Rachmatika, Puspita Adi Lystanto, dan Dlia Islamica yang telah banyak membantu dalam pengambilan data dan penyusunan laporan. Dan terima kasih kepada Laboratorium Teknik Kimia UMS yang telah memberikan berbagai fasilitas untuk pengambilan data.

Akhir kata, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan penelitian ini, untuk itu kritik dan sarang sangat diharapkan agar laporan ini dapat lebih bermanfaat.

(10)

vi

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1. Limbah Cair Industri Tekstil... 3

2.2. Adsorpsi ... 4

2.3. Karbon Aktif ... 7

2.4. Zat Warna Tekstil... 9

2.5. Arang Batubara ... 11

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 12

3.1. Tujuan Penelitian ... 12

3.2. Manfaat Penelitian ... 12

BAB IV. METODE PENELITIAN... 13

4.1. Cara Kerja ... 13

4.1.1. Proses Aktivasi Adsorben ... 13

4.1.2. Pembuatan Larutan Zat Warna... 13

4.1.3. Proses Adsorpsi Zat Warna... 13

4.1.4. Pembuatan Larutan Ion Logam Cu2+... 14

4.1.5. Pembuatan Limbah Sintesis Ag+... 14

4.1.6. Pembuatan Kurva Standar Cu2+... 15

4.1.7. Pembuatan Kurva Standar Ag+... 15

4.1.8. Proses Adsorpsi Logam Berat Cu2+... 15

4.1.9. Proses Adsorpsi Logam Berat Ag+... 16

4.2. Analisis Zat Warna... 16

4.2.1. Penentuan Panjang Gelombang... 16

4.2.2. Pembuatan Kurva Kalibrasi ... 16

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 17

5.1. Evaluasi Sifat-sifat KAAB... 17

5.2. Adsorpsi Zat Warna ... 18

5.2.1. Adsorpsi Vertigo Blue 49... 18

5.2.2. Adsorpsi Orange DNA 13... 24

5.3. Adsorpsi Ion Logam... 30

5.3.1. Adsorpsi Ion Cu2+... 30

5.3.2. Adsorpsi Ion Ag+... 35

5.4. Adsorpsi Zat Warna dengan Karbon Aktif ... 40

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 41

6.1. Kesimpulan ... 41

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis Komposisi Arang Batubara (bottom ash). ... 11 Tabel 2. Hasil Analisis FTIR ... 17 Tabel 3. Perbandingan Konsentrasi Vertigo Blue 49 Mula-mula (Cø) dengan

Konsentrasi Setelah Adsorpsi (C) pada pH 4... 18 Tabel 4. Perbandingan Konsentrasi Vertigo Blue 49 Mula-mula (Cø) dengan

Konsentrasi Setelah Adsorpsi (C) pada pH 7... 19 Tabel 5. Perbandingan Konsentrasi Vertigo Blue 49 Mula-mula (Cø) dengan

Konsentrasi Setelah Adsorpsi (C) pada pH 9... 20 Tabel 6. Data Konstanta Kecepatan Adsorpsi Vertigo Blue 49 Order 1 (k1) dan Order 2 (k2) pada Variasi Konsentrasi Zat Warna (Cø)... 23

Tabel 7. Perbandingan Konsentrasi Orange DNA 13 Mula-mula (Cø) dengan

Konsentrasi Zat Warna Setelah Adsorpsi (C) pada pH 4... 24 Tabel 8. Perbandingan Konsentrasi Orange DNA 13 Mula-mula (Cø) dengan

Konsentrasi Setelah Adsorpsi (C) pada pH 7... 25 Tabel 9. Perbandingan Konsentrasi Orange DNA 13 Mula-mula (Cø) dengan

Konsentrasi Setelah Adsorpsi (C) pada pH 9... 26 Tabel 10. Data Konstanta Kecepatan Adsorpsi Orange DNA 13 Order 1 (k1) dan Order 2 (k2) pada Variasi Konsentrasi Zat Warna (Cø)... 29

Tabel 11. Perbandingan Konsentrasi Cu2+ Awal (Cø) dengan Konsentrasi Cu2+

Setelah Adsorpsi (C) pada pH 4... 30 Tabel 12. Perbandingan Konsentrasi Cu2+ Awal (Cø)dengan Konsentrasi Cu2+

Setelah Adsorpsi (C) pada pH 7... 31 Tabel 13. Data Konstanta Kecepatan Adsorpsi Orde-1 (k1) dan Orde-2 (k2)Pada Variasi Konsentrasi Logam Berat Cu2+ (Cø) ... 34

Tabel 14. Perbandingan Konsentrasi Ag+ Awal (Cø) dengan Konsentrasi Ag+

Setelah Adsorpsi (C) pada pH 4... 35 Tabel 15. Perbandingan Konsentrasi Ag+ Awal (Cø)dengan Konsentrasi Ag+

Setelah Adsorpsi (C) ... 36 Tabel 16. Data Konstanta Kecepatan Adsorpsi Orde-1 (k1) dan Orde-2 (k2)Pada Variasi Konsentrasi Logam Berat Ag+ (Cø) ... 38

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gugus Fungsional Asam yang Terikat Pada Molekul Aromatik di Permukaan Karbon Aktif ... 7 Gambar 2. Gugus Molekul yang Bersifat Basa Pada Permukaan Karbon Aktif .... 8 Gambar 3. Struktur kimia pewarna reactive dyes Vertigo Blue 49 dan Orange DNA 13 ... 10 Gambar 4. Hasil Analisis SEM ... 17 Gambar 5. Grafik Hubungan Waktu Adsorpsi dengan Konsentrasi Vertigo Blue 49 Setelah Adsorpsi (C) pada pH 4... 18 Gambar 6. Grafik Hubungan Waktu Adsorpsi dengan Konsentrasi Vertigo Blue 49 Setelah Adsorpsi (C) pada pH 7... 19 Gambar 7. Grafik Hubungan Waktu Adsorpsi dengan Konsentrasi Vertigo Blue 49 Setelah Adsorpsi (C) pada pH 9... 20 Gambar 8. Grafik Hubungan Konsentrasi Vertigo Blue 49 Setelah Adsorpsi (Ce)

dengan Konsentrasi Solut yang Teradsorpsi (Qedata dan Qehitung (Langmuir dan

Freundlich)) pada pH 4. ... 21 Gambar 9. Grafik Hubungan Konsentrasi Vertigo Blue 49 Setelah Adsorpsi (Ce)

dengan Konsentrasi Solut yang Teradsorpsi (Qedata dan Qehitung (Langmuir dan

Freundlich)) pada pH 7. ... 21 Gambar 10. Grafik Hubungan Konsentrasi Vertigo Blue 49 Setelah Adsorpsi (Ce)

dengan Konsentrasi Solut yang Teradsorpsi (Qedata dan Qehitung (Langmuir dan

Freundlich)) pada pH 9. ... 22 Gambar 11. Hubungan Konsentrasi Vertigo Blue 49 (Cø) dengan Konstanta

Kecepatan Adsorpsi (k1)... 23 Gambar 12. Hubungan Konsentrasi Vertigo Blue 49 (Cø) dengan Konstanta

Kecepatan Adsorpsi (k2)... 24 Gambar 13. Grafik Hubungan Waktu Adsorpsi dengan Konsentrasi Orange DNA 13 Setelah Adsorpsi (C) pada pH 4... 25 Gambar 14. Grafik Hubungan Waktu Adsorpsi dengan Konsentrasi Orange DNA 13 Setelah Adsorpsi (C) pada pH 7... 26 Gambar 15. Grafik Hubungan Waktu Adsorpsi dengan Konsentrasi Orange DNA 13 Setelah Adsorpsi (C) pada pH 9... 27 Gambar 16. Grafik Hubungan Konsentrasi Orange DNA 13 Setelah Adsorpsi (Ce)

dengan Konsentrasi Solut yang Teradsorpsi (Qedata dan Qehitung (Langmuir dan

Freundlich)) pada pH 4. ... 27 Gambar 17. Grafik Hubungan Konsentrasi Orange DNA 13 Setelah Adsorpsi (Ce)

dengan Konsentrasi Solut yang Teradsorpsi (Qedata dan Qehitung (Langmuir dan

Freundlich)) pada pH 7. ... 28 Gambar 18. Grafik Hubungan Konsentrasi Orange DNA 13 Setelah Adsorpsi (Ce)

dengan Konsentrasi Solut yang Teradsorpsi (Qedata dan Qehitung (Langmuir dan

Freundlich)) pada pH 7. ... 28 Gambar 19. Hubungan Konsentrasi Orange DNA 13 (Cø) dengan Konstanta

(13)

Gambar 20. Hubungan Konsentrasi Orange DNA 13 (Cø) dengan Konstanta

Kecepatan Adsorpsi (k2)... 30 Gambar 21. Grafik Hubungan Waktu Adsorpsi dengan Konsentrasi Cu2+ Setelah Adsorpsi (C) pada pH 4 ... 31 Gambar 22. Grafik Hubungan Waktu Adsorpsi dengan Konsentrasi Cu2+ setelah Adsorpsi (C) pada pH 7 ... 32 Gambar 23. Grafik Hubungan Konsentrasi Logam Berat Cu2+ Setelah Adsorpsi (Ce) dengan Konsentrasi Solut yang Teradsorpsi (Qe data dan Qe hitung

(Langmuir dan Freundlich)) pada pH 4 ... 33 Gambar 24. Grafik Hubungan Konsentrasi Logam Berat Cu2+ Setelah Adsorpsi (Ce) dengan Konsentrasi Solut yang Teradsorpsi (Qe data dan Qe hitung

(Langmuir dan Freundlich)) pada pH 7 ... 33 Gambar 25. Hubungan Konsentrasi Awal Cu2+ dengan Konstanta Kecepatan Adsorpsi Orde-1 (k1) ... 34 Gambar 26. Hubungan Konsentrasi Awal Cu2+ dengan Konstanta Kecepatan Adsorpsi Orde-2 (k2) ... 35 Gambar 27. Grafik Hubungan Waktu Adsorpsi dengan Konsentrasi Ag+ Setelah Adsorpsi (C) ... 36 Gambar 28. Grafik Hubungan Waktu Adsorpsi dengan Konsentrasi Ag+ setelah Adsorpsi (C) ... 37 Gambar 29. Grafik Hubungan Konsentrasi Logam Berat Ag+ Setelah Adsorpsi (Ce) dengan Konsentrasi Solut yang Teradsorpsi (Qe data dan Qe hitung

(Langmuir dan Freundlich)) pada pH 4 ... 37 Gambar 30. Grafik Hubungan Konsentrasi Logam Berat Ag+ Setelah Adsorpsi (Ce) dengan Konsentrasi Solut yang Teradsorpsi (Qe data dan Qe hitung

(14)

PEMANFAATAN KARBON AKTIF ARANG BATUBARA (KAAB)

UNTUK MENURUNKAN KADAR ZAT WARNA

DAN LOGAM BERAT PADA LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL

Oleh

Denny Vitasari, Kusmiyati, Ahmad M Fuadi

I. PERMASALAHAN DAN TUJUAN PENELITIAN

Perkembangan industri tekstil yang sangat pesat juga menyebabkan peningkatan volume

limbah terutama berupa zat warna dari sisa pewarnaan kain. Salah satu cara untuk

menghilangkan zat warna dan logam dari limbah adalah dengan proses penjerapan

(adsorpsi). Penggunaan adsorben yang murah dan ramah lingkungan perlu dilakukan agar

biaya proses adsorpsi dapat ditekan. Adsorben dari bahan alam yang ramah lingkungan

atau material hasil limbah industri merupakan bahan yang potensial untuk digunakan.

Pengolahan limbah cair ini membutuhkan biaya yang sangat mahal, oleh karena itu perlu

adanya upaya pengolahan yang murah tetapi tetap efisien yaitu salah satunya dengan

pengolahan limbah cair dengan metode adsorpsi dan adsorben berupa karbon aktif dari

arang batubara (KAAB). Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh dari

parameter proses seperti konsentrasi awal zat warna dan ion logam, pH awal cairan

limbah, serta waktu proses adsorpsi terhadap efisiensi adsorpsi zat warna dan ion logam

dengan menggunakan KAAB. Hasil yang diinginkan dari penelitian ini adalah persamaan

kinetika dan kesetimbangan adsorbsi zat warna dari limbah cair industri tekstil dengan

menggunakan adsorben berupa karbon aktif arang batubara (KAAB). Pengetahuan

tentang kinetika dan kesetimbangan adsorpsi sangat penting untuk perancangan dimensi

alat adsorpsi dalam penerapan metode adsorpsi ini di industri.

II. INOVASI IPTEKS

a. Kontribusi terhadap pembaharuan dan pengembangan ipteks

Arang batubara (

bottom ash

) memenuhi syarat sebagai adsorben yang baik dan memiliki

gugus karbon sehingga dapat dijadikan karbon aktif. Arang batubara tidak memiliki nilai

ekonomis, sehingga pemanfaatan sebagai adsorben akan mempunyai keuntungan

ekonomi. Studi tentang kesetimbangan dan kinetika adsorpsi pada penggunaan karbon

aktif sebagai adsorben menurunkan kadar zat warna dari limbah tekstil sangat terbatas.

Padahal pengetahuan ini sangat penting untuk merancang suatu proses yang optimum.

Dalam hal ini akan dipelajari pengaruh pH dan kosentrasi zat warna mula-mula terhadap

kesetimbangan dan kinetika adsorpsi pada penggunaan KAAB sebagai adsorben sehingga

diketahui waktu optimum adsorpsi dan efisiensi adsorben dengan banyaknya konsentrasi

solut yang teradsorpsi (Q).

b. Perluasan cakupan penelitian

(15)

III. KONTRIBUSI TERHADAP PEMBANGUNAN

a. Dalam mengatasi masalah pembangunan

Perkembangan industri tekstil menimbulkan masalah bertambahnya volume limbah yang

harus diolah. Limbah ini sebagaian besar terdiri dari zat warna dan ion logam sebagai sisa

pewarnaan kain. Penelitian ini memberikan solusi pengolahan limbah cair industri tekstil

(zat warna) menggunakan metode yang mudah, ekonomis, dan ramah lingkungan

disamping memberikan nilai ekonomi arang batubara, yang selama ini dikenal pula

sebagai limbah, sebagai adsorben pengolahan limbah cair proses pencelupan dan

pewarnaan kain industri tekstil.

b. Penerapan teknologi ke arah komersial

Arang batubara (

bottom ash

) adalah material buangan yang berasal dari sisa pembakaran

batubara untuk pembangkit listrik. Arang batubara bisa diperoleh di PLTU maupun

industri yang berada di Jawa Tengah. Ketersediaan bahan baku arang batubara cukup

melimpah dan merupakan material lokal yang murah. Arang batubara merupakan

material tidak berbaya dan tidak bernilai ekonomis, sehingga pemanfaatan sebagai

adsorben mempunyai keuntungan ekonomi. Arang batubara telah digunakan sebagai zat

tambahan pada campuran bangunan beton untuk konstruksi jalan dan jembatan.

Pemanfaatan arang batubara sebagai adasorben akan meningkatkan nilai ekonominya dan

mengurangi masalah limbah di industri pembangkit tenaga listrik maupun industri

lainnya yang menggunakan bahan bakar batubara.

c. Alih teknologi

Pengembangan metode adsorpsi untuk proses kontinyu dengan menggunakan kolom

bahan isian perlu untuk dikaji, mengingat proses kontinyu lebih mudah pengoperasiannya

di industri. Perancangan kolom dapat dilakukan berdasarkan data kinetika dan

kesetimbangan adsorpsi. Hasil rancangan kolom ini akan dapat diterapkan di industri

dengan bahan adsorben yang murah dan mudah didapatkan. Untuk itu penelitian lanjutan

mengenai perancangan kolom untuk adsorpsi limbah di industri perlu dilakukan agar

hasil penelitian ini dapat diterapkan di masyarakat.

d. Kelayakan memperoleh hak paten/cipta

Dalam lanjutan dari penelitian ini akan dirancang kolom yang dapat digunakan untuk

mengadsorpsi limbah dari sisa pewarnaan kain. Data-data kinetika dan kesetimbangan

adsorpsi akan diterapkan untuk memperoleh rancangan kolom yang optimum,

memberikan hasil pemisahan maksimum dengan biaya operasi yang minimum.

Rancangan kolom yang dapat diterapkan di industri, khususnya industri lokal di

Surakarta tentunya memiliki peluang untuk mendapatkan hak paten.

IV. MANFAAT BAGI INSTITUSI

a. Keterlibatan unit-unit lain di perguruan tinggi dalam pelaksanaan penelitian

(16)

atau Laboratorium Teknik Sipil untuk perancangan material adsorben maupun

perancangan sistem pengolahan limbah cair dari industri tekstil.

b. Keterlibatan mahasiswa

Penelitian ini melibatkan 4 orang mahasiswa S1 dengan 4 judul tugas akhir sebagai

berikut:

No. Nama

Judul

Tugas

Akhir

1

Robi Indra Setyawan

Pemanfaatan Karbon Aktif Arang Batubara (KAAB)

untuk Menurunkan Kadar Zat Warna

Vertigo Blue 49

pada Limbah Industri Tekstil

2

Virgita Dwi Rachmatika

Pemanfaatan Karbon Aktif Arang Batubara (KAAB)

untuk Menurunkan Kadar Zat Warna

Orange DNA 13

pada Limbah Industri Tekstil

3 Puspita

Adi

Lystanto

Pemanfaatan

Karbon Aktif Arang Batubara (KAAB)

untuk Menurunkan Kadar Logam Berat Cu

2+

dan Ag

+

pada Limbah Industri Tekstil

4

Dlia Islamica

Pemanfaatan Karbon Aktif (PAC) untuk

Menurunkan Kadar Zat Warna

Vertigo Blue 49

dan

Orange DNA 13

pada Limbah Industri Tekstil

c. Kerja sama dengan pihak luar

Penelitian ini dilakukan bekerja sam dengan PT Indo Acidatama sebagai penyedia arang

batubara. Sebagai lanjutan dari penelitian ini, karbon aktif arang batubara akan

dimanfaatkan untuk pengolahan limbah industri batik di Kampoeng Batik Laweyan

Surakarta. Sebuah kolom adsorpsi akan dirancang berdasarkan data-data kinetika dan

kesetimbangan yang telah dihasilkan dari penelitian untuk dapat mengolah limbah batik

di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta secara optimum.

V. PUBLIKASI ILMIAH

Publikasi ilmiah yang disusun dari hasil penelitian ini baru akan dipresentasikan di

simposium dan seminar nasional, tetapi telah berhasil melalui review panitia. Daftar

publikasi adalah sebagai berikut:

Kusmiyati, Virgita Dwi Rachmatika, Denny Vitasari, 2009, Kinetika dan Termodinamika

Adsorpsi Orange DNA 13 dengan Adsorben Karbon Aktif Arang Batu Bara,

Simposium Nasional RAPI VIII 2009, Fakultas Teknik UMS, Surakarta, Desember

2009

Kusmiyati, Robi Indra Setyawan, Denny Vitasari, 2009, Kinetika dan Termodinamika

Adsorpsi Vertigo Blue 49 dengan Adsorben Karbon Aktif Arang Batu Bara,

Simposium Nasional RAPI VIII 2009, Fakultas Teknik UMS, Surakarta, Desember

2009

(17)

Denny Vitasari, Dlia Islamica, Kusmiyati, 2009, Kinetika dan Termodinamika Adsorpsi

Vertigo Blue 49 dengan Adsorben Karbon Aktif, Simposium Nasional RAPI VIII

2009, Fakultas Teknik UMS, Surakarta, Desember 2009

Referensi

Dokumen terkait

Perspektif realis yang digunakan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa setiap bantuan luar negeri yang diberikan oleh Jepang kepada Myanmar tidak terlepas

Selain desain yang menarik, multimedia pembelajaran berbasis tutorial ini dilengkapai dengan fasilitas forum on-line yang memungkinkan mahasiswa untuk berinteraksi

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah di uraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan dan pembagian kerja

11 Saya sering ke tempat hiburan pada saat cuti atau IBL 12 Saya tidak pernah mengkonsumsi minuman keras di luar 13 Saya tidak pernah mencuri di resimen. 14 Saya tidak

Memperhatikan kondisi perilaku perawat dalam pembuangan sampah medis di Rumah Sakit Nasional Diponegoro Semarang dan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan

Proses pembuatan etilbenzena dari benzena dan etilen merupakan proses alkilasi benzena pada fase gas yang dilakukan di dalam reaktor fixed bed sehingga menghasilkan produk

5) Anjar Permana (2012) Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Kredit Yang Diberikan Terhadap Rentabilitas. Dari hasil Uji Hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa Dana pihak

Nilai transportasi harus diukur secara eksperimen yaitu ditentukan dari perubahan konsentrasi yang karakteristik terjadi di katda dan anoda selama elektrolisis. Waktu