TUGAS AKHIR
Nama
: EDWIN TANUJAYA
NIM
: 06410100067
Program
: S1 (Strata Satu)
Jurusan
: Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
2013
STIKOM
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer
Oleh:
Nama
: EDWIN TANUJAYA
NIM
: 06410100067
Program
: S1 (Strata Satu)
Jurusan
: Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
2013
STIKOM
"Manusia, karena manusia mengorbankan kesehatannya hanya demi uang. Lalu
dia mengorbankan uangnya demi kesehatan. Lalu dia sangat khawatir dengan
masa depannya, sampai-sampai dia tidak menikmati masa kini; akhirnya dia
tidak hidup di masa depan atau pun di masa kini. Dia hidup seakan-akan tidak
akan mati, lalu dia mati tanpa benar-benar menikmati apa itu hidup".
~ Dalai lama ke- 14 menjawab pertanyaan tentang hal yang paling
membingungkan di Bumi.
STIKOM
Kupersembahkan kepada Orang tua tercinta,
Saudara-saudaraku yang selalu mendukung,
Serta orang-orang yang sudah mempunyai pengaruh besar dalam hidupku
STIKOM
vi
Klinik pengobatan tradisional merupakan salah satu bisnis dibidang kesehatan. Jenis pengobatan tradisional yang lebih menguntungkan untuk digunakan dalam bisnis dibidang kesehatan adalah pengobatan tradisional Cina. Masyarakat pada umumnya lebih mengenal pengobatan tradisional Cina yang terkenal dengan metode terapinya, seperti akupunktur, akupresur, dan bekam.
Masalah yang ada pada umumnya klinik pengobatan tradisional saat ini adalah masih menggunakan cara-cara yang konvensional dalam kegiatan usahanya. Oleh karena itu pihak eksekutif ataupun pemilik usaha sering kesulitan dalam mendapatkan laporan yang berhubugan dengan bidang usahanya, seperti mendapatkan laporan tentang pertumbuhan jumlah pasien. Ketidakakuratan saat membuat laporan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap usaha dibidang tersebut.
Dari permasalahan yang ada, maka dibuatlah perangkat lunak untuk mempermudah dalam pembuatan laporan karena sistem ini mencatat data secara terkomputerisasi sehingga dapat menghasilkan laporan yang dapat membantu pihak klinik untuk menentukan langkah tepat dalam memajukan usahanya dibidang kesehatan ini.
Sistem pelaporan catatan status pasien ini akan membantu menghasilkan laporan berdasarkan data yang disimpan, sehingga pihak klinik akan lebih cepat menentukan langkah yang tepat untuk kemajuan bisnisnya.
Keywords: Pengobatan Tradisional Cina, Akupunktur, Laporan Klinik
STIKOM
ix
ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1.2 Perumusan Masalah ... 1.3 Batasan Masalah ... 1.4 Tujuan ... 1.5 Sistematika Penulisan ... BAB II LANDASAN TEORI ... 2.1 Sistem Informasi ... 2.2 Pengobatan Tradisional Cina / Traditional Chinese Medicine
(TCM) ... 2.2.1. Terapi TCM... 2.2.2. Sindrom, Penyakit, dan Gejala ... 2.2.3. Diagnosa... 2.2.4. Teori Penggolongan Sindrom ... 2.2.5. Hukum Pengobatan Tradisional Cina ... BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 3.1 Uraian Permasalahan ...
vi vii
ix xi xiii
1 1 3 3 4 4 6 6
8 8 9 10 12 15 17 17
STIKOM
x
3.2 Analisis Permasalahan ... 3.3 Perancangan Sistem ...
3.3.1 System Flow ...
3.3.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 3.3.3 Entity Relational Diagram (ERD) ... 3.3.4 Struktur Tabel ... 3.4 Desain Input/ Output ... 3.5 Perancangan Uji Coba Sistem ... BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 4.1 Implementasi ... 4.1.1 Kebutuhan Sistem ... 4.1.2 Penjelasan Hasil Implementasi ... 4.2 Evaluasi ... 4.2.1 Uji Coba Aplikasi... 4.2.2 Pembahasan ... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ... DAFTAR PUSTAKA ...
17 19 19 23 33 35 40 55 70 70 70 71 111 111 125
127 127
127 128
STIKOM
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini klinik pengobatan tradisional menjadi salah satu peluang bisnis dibidang kesehatan. Pengobatan tradisional dijadikan sebagai pengobatan alternatif oleh masyarakat pada umumnya, menjadi sesuatu yang positif dalam bisnis dibidang kesehatan. Masyarakat pada umumnya menilai bahwa pengobatan tradisional, yang merupakan pengobatan alternatif, relatif lebih murah dan lebih cepat sembuh dibandingkan dengan pengobatan medis. Banyak negara lebih mengenal pengobatan tradisional Cina yang terkenal dengan metode akupunktur / tusuk jarum dibandingkan pengobatan tradisional lainnya. Pengobatan tradisional Cina juga dapat dijadikan sebagai penunjang dalam pengobatan medis. Pengobatan tradisional Cina pun lebih menguntungkan dalam bisnis dibidang kesehatan ini dibandingkan dengan pengobatan tradisional lainnya.
Klinik pengobatan tradisional yang menjadi tempat studi kasus penulis merupakan salah satu tempat usaha yang menggunakan metode pengobatan tradisional Cina. Metode yang digunakan pada tempat studi kasus adalah akupunktur, akupresur, serta bekam. Metode tersebut sangat umum digunakan pada klinik pengobatan tradisional Cina lainnya. Klinik tempat studi kasus ini terletak di jalan Manyar Kertoadi, Surabaya. Jumlah pasien yang tercatat di klinik tempat studi kasus ini kurang lebih 200 pasien. Rata-rata kunjungan perhari ke klinik adalah 15 – 18 orang.
STIKOM
Semua pencatatan pada klinik tempat studi kasus masih dilakukan secara manual, sehingga pihak klinik mengalami kesulitan dalam pembuatan laporan yang berhubungan dengan klinik. Pencatatan yang manual tersebut menyebabkan informasi mengenai pertambahan jumlah pasien pada klinik, riwayat penyakit, serta tindakan terapi pada pasien, dan informasi mengenai penyakit dan sindromnya, sulit didapatkan pihak klinik dengan cepat. Pihak klinik juga akan membutuhkan laporan mengenai kegiatan terapis yang ada di klinik. Laporan pencatatan status pasien menjadi penting bagi pihak klinik dalam memberikan pelayanan kesehatannya. Laporan pencatatan status pasien, yang memuat segala sesuatu yang berhubungan dengan pengobatan pasien, dibutuhkan oleh pihak klinik untuk mengetahui pengobatan apa saja yang telah dijalani sebelumnya di klinik pengobatan tradisional tersebut. Laporan pertumbuhan pasien dapat dijadikan sebagai acuan perkembangan klinik. Pihak klinik akan dapat mengukur tingkat keuntungan pada usaha kliniknya dengan melihat pada laporan pertumbuhan pasien. Laporan penilaian kegiatan terapis dibutuhkan pihak klinik untuk mengukur tingkat kegiatan terapisnya berdasarkan dari hasil terapi pasien yang telah dilakukan sebelumnya oleh terapis. Hasil terapi pasien menjadi salah satu acuan penilaian terhadap kegiatan terapis, dan juga dapat diketahui tingkat pelayanan klinik dalam mengobati pasien. Laporan mengenai penyakit dan sindrom bertujuan dalam memberikan informasi mengenai penyakit serta sindrom yang sering ditangani di klinik. Pihak klinik akan dapat mengetahui mengenai jenis penyakit serta sindrom apa saja yang sering muncul di klinik. Informasi dari laporan tersebut dapat dijadikan sebagai sarana dalam mempromosikan kliniknya.
STIKOM
Berdasarkan permasalahan yang ada di klinik pengobatan tradisional tempat studi kasus tersebut maka perlu dibuatkan sistem pelaporan yang mampu mengatasi permasalahan tersebut. Sistem pelaporan yang akan dibuat ini akan memberikan laporan-laporan yang dibutuhkan oleh klinik pengobatan tersebut sehingga dapat membantu pemilik dalam memberikan laporan yang tepat dan cepat demi perkembangan bisnis dibidamg kesehatan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka perumusan masalah dalam pembuatan tugas akhir ini yaitu :
Bagaimana membuat sistem pelaporan yang mampu memberikan laporan-laporan yang tepat dan sesuai, dan mengandung informasi yang dibutuhkan pihak klinik.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah :
1. Metode terapi pada klinik pengobatan tradisional ini meliputi terapi akupunktur, akupresur, serta bekam.
2. Tidak membahas masalah keuangan pada klinik pengobatan tradisional.
3. Sistem ini dibuat dan digunakan hanya untuk klinik studi kasus yang bersangkutan dan data yang digunakan berasal dari data yang sesuai pada klinik tersebut.
4. Pada Tugas Akhir ini tidak menangani masalah keamanan data yang ada di Sistem pelaporan yang akan dibuat.
STIKOM
5. Menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic .Net dengan database
Microsoft SQL Server 2005.
1.4 Tujuan
Dengan mengacu pada perumusan masalah maka tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah :
Membuat sistem pelaporan yang mampu menghasilkan laporan-laporan yang tepat dan sesuai, dan mengandung informasi yang dibutuhkan pihak eksekutif klinik.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini dijelaskan juga sistematika penulisan sesuai dengan prosedur yang ada. Tujuannya agar diperoleh gambaran secara menyeluruh tentang isi dari tugas akhir tersebut.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi gambaran dari latar belakang permasalahan yang dihadapi, rumusan masalah, pembatasan masalah yang merupakan batasan-batasan yang telah ditentukan untuk dibahas pada bab berikutnya, dan tujuan pembuatan aplikasi.
BAB II : LANDASAN TEORI
Menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam perancangan dan pengembangan aplikasi. Landasan teori yang digunakan meliputi: sistem informasi, pengobatan tradisional Cina, serta hukum yang berlaku pada pengobatan tradisional Cina di Indonesia.
STIKOM
BAB III : PERANCANGAN SISTEM
Menjelaskan tentang perancangan sistem dari aplikasi yang akan dibangun.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Membahas mengenai implementasi aplikasi yang akan dibuat, cara penggunaan aplikasi, serta pengujian aplikasi. Pengujian aplikasi dilakukan untuk memastikan bahwa program telah dapat berjalan dengan baik dan tidak terdapat error.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan kesimpulan atau ringkasan/ inti dari bab-bab sebelumnya dan bab ini juga memuat saran-saran yang dapat diterapkan untuk perbaikan dan pengembangan sistem selanjutnya.
STIKOM
6
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi
Beberapa definisi mengenai sistem informasi (Abdul Kadir, 2003): 1. Menurut Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990) :
Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umun terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi kepada pemakai.
2. Menurut Alter (1992) :
Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.
3. Menurut Wilkinson (1992) :
Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasi sumber daya (manusia, komputer) untuk sebuah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran perusahaan.
4. Menurut Bodnar dan Hopwood (1993) :
Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentranformasikan data kedalam bentuk informasi yang berguna.
5. Menurut Turban, Mclean, dan Wetherbe (1999) :
Sebuah sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan spesifik.
STIKOM
6. Menurut Hall (2001) :
Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai.
Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada proseduralnya, dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedural mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan pendekatan sistem yang menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Kedua kelompok definisi ini adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah pendekatannya. Mempelajari suatu sistem akan lebih mengena bila mengetahui terlebih dahulu apakah sistem itu. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas. Definisi ini banyak diterima karena kenyataannya suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian.
Informasi menurut Jogiyanto (1999) adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, dan lebih berarti lagi bagi yang menerimanya. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Saat ini para pembuat keputusan memahami bahwa informasi tidak hanya sekedar produk sampingan bisnis yang sedang dijalankan,
STIKOM
namun juga sebagai bahan pengisi bisnis dan menjadi faktor kritis dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu usaha. Informasi harus dikelola dengan benar agar dapat memaksimalkan manfaat informasi tersebut. Manajer perlu memahami bahwa biasanya diasosiasikan dengan produksi, distribusi, keamanan, penyimpanan, dan pencarian informasi sebanyak-banyaknya. Informasi banyak terdapat disekitar kita, namun apabila tidak dimaksimalkan manfaat informasi tersebut maka peluang bisnis yang menguntungkan dari banyaknya informasi tersebut akan hilang dan terlewatkan.
2.2 Pengobatan Tradisional Cina / Traditional Chinese Medicine (TCM)
2.2.1 Terapi TCM
Dalam TCM, terdapat berbagai macam terapi pengobatan. Terapi-terapi tersebut berdasarkan negara yang mengembangkannya, contohnya negara Jepang yang mengembangkan TCM dengan terapi refleksi. Terapi akupresur, terapi akupunktur, terapi refleksi, terapi moksibasi, dan terapi herbal merupakan terapi pengobatan yang dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Akupunktur adalah pengobatan atau pemeriksaan orang sakit dengan tusuk jarum (cara pengobatan Cina) (Depdiknas, 2002). Menurut Rahayu tahun 2005, metode akupunktur adalah pengobatan dengan menancapkan jarum khusus akupunkur pada titik-titik syaraf tertentu yang disesuaikan dengan gejala penyakit untuk mengurangi bahkan menghilangkan penyakit.
Istilah akupunktur berasal dari bahasa Latin acus = jarum, dan punctura
= menusuk. Jadi istilah akupunktur merujuk pada praktek pengobatan yang menggunakan jarum yang ditusuk-tusukkan ke tubuh seorang pasien. Oleh karena itulah di Indonesia akupunktur kadang-kadang lebih dikenal dengan istilah tusuk-jarum. Istilah asli untuk akupunktur dalam bahasa Cina nya adalah Chen-Chiu. (Twi, 2008)
STIKOM
Terapi akupunktur dan terapi akupresur memiliki titik-titik terapi yang sama. Jumlah titik-titik terapi tersebut adalah kurang lebih 365 titik. Titik-titik tersebut memiliki fungsi dan letak yang berbeda. Perbedaan terapi akupunktur dengan terapi akupresur adalah teknik pengobatannya. Terapi akupunktur menggunakan jarum atau alat elektro pengganti jarum sebagai alat terapi, sedangkan terapi akupresur menggunakan jari / kayu cabang 3 sebagai alat untuk membantu dalam memijat titik. Penusukan jarum atau pemijatan pada titik-titik pengobatan tidak dapat dilakukan secara sembarangan, karena akan mengakibatkan tidak bergunanya terapi yang dilakukan tersebut atau bahkan mengakibatkan semakin buruknya penyakit / sindrom yang diderita pasien.
Akupresur adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulisasi pada titik-titik tertentu pada tubuh (Sebastian, 2009). Akupresur ditemukan dan dikembangkan oleh negara Cina, dalam bahasa Cina disebut Tui Na. Akupresur kemudian menyebar dan dikembangkan di luar Cina seperti negara Jepang. Jepang mengembangkan terapi akupresur yang kemudian diberi nama terapi refleksi. Perbedaan terapi akupresur dengan terapi refleksi adalah pada titik-titik pengobatan dan letak titi-titik tersebut. Terapi akupresur menggunakan titik-titik yang sama dengan terapi akupunktur. Terapi refleksi hanya menggunakan titik-titik pada bagian telapak kaki dan/atau tangan.
2.2.2 Sindrom, Penyakit, dan Gejala
Sindrom menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah himpunan gejala atau tanda yang terjadi serentak (muncul bersama-sama) dan menandai ketidaknormalan tertentu. Sindrom pada teori pengobatan tradisional berbeda dengan sindrom pada dunia pengobatan modern/barat. Sindrom - sindrom pada
STIKOM
TCM ini digolongkan berdasarkan teori pengobatan tradisional, seperti adalah teori Zang Fu / teori mengenai organ tubuh vital manusia. Sindrom didasarkan pada gejala-gejala yang dialami oleh pasien yang nantinya didiagnosa oleh terapis mengenai kondisi organ vital pasien.
Penyakit menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya gangguan pada makhluk hidup; gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau kelainan sistem faal atau jaringan pada organ tubuh (pada makhluk hidup).
Gejala menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah perihal (keadaan, peristiwa, dsb) yang tidak biasa dan patut diperhatikan (ada kalanya menandakan akan terjadi sesuatu) ; keadaan yang menjadi tanda-tanda akan timbulnya (terjadinya, berjangkitnya) sesuatu.
2.2.3 Diagnosa
Terapis dalam ilmu mendiagnosa ini haruslah menguasai semua dasar teori dasar TCM. Teori – teori tersebut adalah teori yin-yang, teori lima unsur, teori fenomena organ, teori sistem meridian, dan teori penyebab penyakit. Teori – teori tersebut merupakan bekal dasar dalam penganalisaan data.
Pada umumnya terdapat 4 (empat) cara dalam mendiagnosa pasien dalam pengobatan tradisional Cina, namun telah berkembang menjadi 5 (lima) cara. Cara pertama adalah dengan pengamatan kepada pasien. Cara kedua adalah mendengar dan membau pasien. Cara ketiga adalah wawancara/anamnesa pasien. Cara keempat adalah dengan palpasi pada nadi, kulit, perut, dan bagian tertentu pada tubuh. Cara kelima adalah sebuah cara yang berasal dari pengembangan teori TCM yaitu dengan cara mengukur energi/vitalitas (Qi) pasien.
STIKOM
Pengamatan dilakukan oleh terapis dengan cara mengamati organ-organ manusia yang terlihat, yang merupakan perwakilan dari kondisi organ-organ vital manusia didalam. Kondisi organ limpa dan/atau organ ginjal dapat diketahui dengan cara mengamati lidah pasien. Organ luar yang mencerminkan kondisi pada organ dalam biasanya disebut sebagai pintu penghubung organ. Ekskresi tubuh pasien juga perlu diamati oleh terapis TCM. Ekskresi seperti dahak, muntahan, kotoran, urine, dsb dapat pula menjadi informasi mengenai kondisi organ vital yang berhubungan. Pemeriksaan dengan mendengar dan membau juga perlu dilakukan oleh terapis. Tinggi atau rendahnya suara pasien merupakan data untuk mengetahui kondisi pasien. Bau yang dihasilkan pasien juga dapat dijadikan informasi mengenai kondisi pasien. Wawancara / anamnesa pada pasien perlu dilakukan oleh terapis untuk melengkapi data hasil pemerikasaan. Terapis biasanya akan menanyakan kondisi yang dialami pasien saat ini. Pertanyaan terapis biasanya juga seputar kondisi pada organ-organ vital pasien ataupun titik – titik akupunktur. Palpasi juga dilakukan oleh terapis untuk mendiagnosa. Palpasi pada nadi dapat menunjukan letak dan sifat penyakit yang diderita pasien. Palpasi oleh terapis juga dilakukan untuk mengetahui daerah mana yang bermasalah.
Data dan informasi dari keempat cara umum ini akan menghasilkan data dan informasi pasien yang sifatnya subyektif, yang mana tidak dapat dinyatakan dengan angka. Keempat cara tersebut biasanya digunakan untuk memeriksa gejala-gejala yang dialami pasien, seperti nyeri kepala, mual, leher kaku, sulit tidur, dsb.
Cara mendiagnosa dengan mengukur energi / vitalitas pasien merupakan cara yang digunakan untuk data yang berupa angka. Tinggi badan, berat badan,
STIKOM
suhu tubuh pasien saat diperiksa dapat menjadi data dan informasi tambahan dalam mendiagnosa pasien tersebut. Cara - cara dalam mendiagnosa pasien ini tidak harus dilakukan secara berurutan. Terapis dapat mulai memeriksa pasien dengan cara yang manapun terlebih dulu sesuai dengan keinginan terapis. Terapis juga dapat melakukan pemeriksaan secara bersamaan. Pemeriksaan palpasi bisa sekaligus melakukan pemeriksaan dengan cara wawancara / anamnesa. Terapis perlu memperhatikan dengan teliti jika melakukan pemeriksaan secara bersamaan, karena biasanya data yang didapatkan tidak seteliti saat pemeriksaan secara bertahap satu persatu. Hasil dari cara – cara pemeriksaan tersebut mempunyai nilai yang sama pentingnya, sehingga terapis sudah seharusnya diwajibkan melakukan semua cara tersebut. Terapis tidak dibenarkan jika hanya melakukan satu atau dua cara saja, karena data yang dikumpulkan akan tidak sempurna dan dapat menimbulkan kekeliruan dalam mendiagnosa pasien. Kesalahan dalam mendiagnosa ini dapat berakibat pada memburuknya kondisi pasien.
2.2.4 Teori Penggolongan Sindrom (TPS)
Dalam ilmu pengobatan tradisional Cina, sindrom dibedakan / digolongkan menjadi 5 (lima) golongan yang saling menunjang dan mengisi. Golongan – golongan tersebut adalah (Dharmojono, 2009) :
1. Teori Penggolongan Sindrom menurut 8 dasar diagnosa / kriteria / prinsip
2. Teori Penggolongan Sindrom menurut teori Qi dan Xue
3. Teori Penggolongan Sindrom menurut teori Zangfu
4. Teori Penggolongan Sindrom menurut teori Meridian 5. Teori Penggolongan Sindrom menurut teori Sanjiao
STIKOM
Teori Penggolongan Sindrom menutut 8 dasar diagnosa / kriteria / prinsip merupakan cara yang paling umum digunakan terapis untuk menganalisis berbagai manifestasi penyakit yang dialami oleh pasien. Teori ini umum digunakan karena tindakan yang akan diambil dalam tata laksana terapinya sudah tercermin dalam kedelapan kriteria tersebut. Delapan kriteria yang dimaksud adalah luar dan dalam, panas dan dingin, defisiensi dan ekses, serta yin dan yang. Delapan kriteria ini membentuk hubungan dasar pola sindrom penyakit sebagai gambaran holistic penyakit yang bersangkutan. Delapan kriteria ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya dan bahkan saling tumpang tindih sehingga akan membingungkan terapis apabila tidak memahami teori – teori dasar TCM dengan benar.
Teori Penggolonggan Sindrom menurut teori Qi dan Xue biasanya digunakan oleh terapis pada kasus – kasus yang diperkirakan penyakitnya berada di organ dalam. Teori ini adalah metode pembedaan yang digunakan untuk menganalisis dan mengkategorikan perubahan – perubahan patologik dari Qi-Xue
ke dalam suatu sindrom. Qi-Xue bergantung pada organ Zangfu untuk produksi dan distribusinya. Gangguan pada Qi-Xue dapat berefek pada fungsi Zangfu, dan begitu pula sebaliknya gangguan pada Zangfu dapat berefek pada Qi-Xue.
Teori Penggolongan Sindrom menurut teori Zangfu digunakan untuk menganalisis kemudian mensintesis data – data klinis yang diperoleh melalui cara pemeriksaan. Berbagai tipe penyakit dan manifestasi klinisnya, apalagi yang kompleks, dapat muncul berkaitan dengan disfungsi Zangfu dan/atau ketidakserasian Qi-Xue, dan cairan tubuh, yang semuanya itu adalah materi dasar organisme (Dharmojono, 2009).
STIKOM
Teori Penggolongan Sindrom menurut 8 kriteria memiliki hubungan yang erat dengan TPS menurut Zangfu ini, bahkan dengan TPS menurut Qi dan
Xue. Dalam melakukan penggolongan sindrom menurut teori Zangfu, penyakit – penyakit organ harus diidentifikasi dulu berdasarkan fungsi patologik seperti halnya 8 dasar diagnosis. Adanya inter-relasi dan saling mempengaruhi antar organ Zangfu merupakan dasar dari penggolongan sindrom menurut teori Zangfu
ini.
Teori Penggolongan Sindrom berdasarkan 6 meridian dikembangkan oleh Zhang Zhongjing, seorang dokter pada zaman dinasti Han (Dharmojono, 2009). TPS menurut 6 Meridian ini merupakan refleksi perubahan – perubahan patologik meridian dan organ. Dengan TPS menurut teori Meridian ini difokuskan untuk menganalisis perubahan – perubahan patologik dan pathogenesis penyakit yang disebabkan oleh angina dingin luar, maka tidaklah identik dengan TPS menurut teori Zangfu.
Teori Penggolongan Sindrom menurut Sanjiao didasarkan pada pembedaan sindrom menurut teori Wei, Qi, Ying dan Xue dalam hubungannya dengan prinsip transmisi dan transformasi penyakit akut yang bersifat febril. Penyakit febril akut merupakan hasil invasi faktor patogenik febril yang berbeda dalam 5 musim (spring-summer-late summer-autumn-winter) pada setiap tahun.
Berbagai tipe penyakit febril akut dengan penampilan yang berbeda diakibatkan faktor patologik dalam ke-5 musim tersebut memang berbeda dan reaksi individu terhadap faktor patologik tersebut juga berbeda-beda.
Dari aspek sifat aslinya (the nature of the disease) penyakit tersebut dibedakan dalam 2 kategori sebagai berikut:
1. Febril Patogenik (febrile patogens)
Yaitu perubahan – perubahan febril patogenik yang disebabkan oleh febril patogen, kemudian dianalisis dengan teori Wei, Qi, Ying dan Xue.
2. Lembab panas (damp heat)
Yaitu perubahan patologik karena adanya faktor lembab-panas. (Dharmojono, 2009).
STIKOM
2.2.5 Hukum Pengobatan Tradisional
Pengobatan tradisional telah diatur oleh pemerintah Indonesia melalui keputusan yang dikeluarkan menteri kesehatan R.I. tahun 2003. Keputusan yang diberi nomor 1076/MENKES/SK/2003 tentang pengobatan tradisional tersebut menyebutkan bahwa akupunktur dan akupresur merupakan salah satu dari pengobatan tradisional yang diakui oleh pemerintah Indonesia. Akupunktur dan akupresur dapat dimasukkan kedalam sarana pelayanan kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan pengobatan tradisional dan pengobat tradisional wajib memiliki ijin praktek yang dikeluarkan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
Akupunkturis dan/atau akupresuris merupakan salah satu pengobat tradisional yang diakui oleh pemerintah Indonesia. Pengobat tradisional dalam keputusan menteri kesehatan R.I. yang mengatur tentang pengobatan tradisional, diwajibkan mencatat status pasiennya dan memberikan laporan kegiatan pada dinas kesehatan setempat setiap 4(empat) bulan sekali. Pengertian akupunkturis menurut keputusan menteri kesehatan R.I. adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dengan perangsangan pada titik-titik akupunktur dengan cara menusukkan jarum dan sarana lain seperti elektro akupunktur. Akpresuris adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dengan pemijatan pada titik-titik akupunktur dengan menggunakan ujung jari dan/atau alat bantu lainnya kecuali jarum. Depkes saat ini hanya mengeluarkan SIPT bagi pengobat tradisional untuk satu metode saja, yaitu metode akupunktur. Metode pengobatan tradisional lainnya akan mendapatkan STPT bagi pengobat tradisional. Pengobat tradisional yang mendapat ijin STPT sudah dapat menjalankan prakteknya.
STIKOM
Ketentuan yang dilanggar dalam keputusan menteri kesehatan nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang pengobatan tradisional, dapat diberikan sanksi sesuai yang tertulis dalam keputusan menteri kesehatan tersebut. Dengan dikeluarkannya keputusan menteri kesehatan tersebut maka akupunktur dan akupresur pada sarana pengobatan tradisional diwajibkan menjalankan aturan yang tersebut sampai dikeluarkannya peraturan menteri kesehatan yang baru. Hingga saat penelitian ini dibuat, peraturan menteri kesehatan yang digunakan adalah keputusan menteri kesehatan nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003.
STIKOM
17
3.1 Uraian Permasalahan
Klinik pengobatan tradisional mengalami kesulitan dalam membuat pelaporan yang digunakan untuk mendapat informasi mengenai klinik yang dimilikinya. Hal ini dikarenakan pihak klinik dalam membuat laporan masih menggunakan cara-cara konvensional, seperti laporan data pasien yang didapat dengan cara menghitung manual dari formulir pendaftaran pasien di klinik. Selain itu pihak klinik juga jarang sekali membuat laporan mengenai pemeriksaan pasien, sehingga pihak klinik kesulitan dalam menilai kinerja terapis klinik yang salah satunya berdasarkan hasil terapinya pada pasien .
3.2 Analisis Permasalahan
Berdasarkan analisa dari uraian permasalahan yang ada, maka dibutuhkan sebuah perangkat lunak yang dapat melakukan pembuatan laporan dengan cara yang mudah. Data yang dimasukan dalam melayani pasien akan secara otomatis tersimpan dalam database yang nantinya dapat dengan mudah diambil untuk dijadikan laporan. Diagram blok dari perangkat lunak yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar 3.1.
STIKOM
Input
Data Terapis
Data Hasil Terapi
Data Kriteria Laporan Data Pasien
Data Daerah Pasien
Data Usia Pasien
Data Penyakit
Data Sindrom Data Kasus
Data Pemeriksaan
Data Terapi
Proses
Pencatatan Status Pasien
Pembuatan Laporan
Pembuatan Laporan Pasien
Pembuatan Laporan Catatan Status Pasien
Pembuatan Laporan Kasus
Pembuatan Laporan Kegiatan Terapis
Output
Laporan Catatan Status Pasien Laporan Pasien
Laporan Pertumbuhan Pasien
Laporan Kunjungan Pasien
Laporan Kasus
Laporan Penyakit
Laporan Sindrom
Laporan Tindakan Terapi
Laporan Hasil Terapi
Laporan Kegiatan Terapis
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Pelaporan Catatan Status Pasien pada Klinik Pengobatan Tradisional
Dengan adanya sistem pelaporan yang akan dibuat ini, diharapkan dapat digunakan untuk mempermudah pihak klinik dalam membuat laporan mengenai kliniknya.
STIKOM
3.3 Perancangan Sistem
Pada tahap ini merupakan tahap pembuatan dan perancangan terhadap sistem yang akan dibangun. Sistem pelaporan yang akan dibuat membutuhkan input dari data transaksional yang sudah ada di klinik menggunakan kertas formulir pemeriksaan untuk memasukkan data pada aplikasi pelaporan. Tahap-tahap perancangan sistem adalah meliputi: pembuatan system flow, DFD, ERD, struktur tabel, dan Desain Input Output. Pembahasan dari masing-masing model perancangan tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan selanjutnya.
3.3.1 System Flow
System flow yang akan dibahas ini merupakan jalannya sistem yang akan
dibuat agar nantinya menghasilkan laporan-laporan yang dibutuhkan pihak klinik. Gambar 3.2 merupakan system flow pembuatan pelaporan pencatatan status pasien pada klinik pengobatan tradisional Cina. Pihak Klinik memilih jenis laporan yang diinginkan. Pada sistem pelaporan yang akan dibuat, jenis laporan yang ada terdiri dari laporan tentang pertumbuhan pasien, laporan tentang kunjungan pasien, laporan catatan status pasien, laporan tentang kasus terapi pengobatan di klinik, dan juga laporan tentang kegiatan terapis di klinik selama melakukan terapi pengobatan. Data yang digunakan dalam pembuatan laporan berasal dari database
klinik yang memuat data tentang terapi pengobatan. Terdapat 11 (sebelas) tabel dalam database yang digunakan dalam pembuatan laporan pencatatan status pasien ini yaitu tabel pasien, tabel kasus, tabel periksa, tabel terapi, tabel resther, tabel terapis, tabel penyakit, tabel sindrom, tabel pelayanan, tabel daerah, dan tabel usia. Tabel pasien menyimpan data tentang pasien yang berasal dari proses pendaftaran pasien di klinik. Tabel kasus, tabel periksa, tabel terapi, tabel resther,
STIKOM
tabel penyakit, dan tabel sindrom berasal dari data-data tentang pencatatan status pasien yang terdiri dari proses mencatat pemeriksaan pasien, proses diagnosa terhadap kondisi yang diderita pasien, dan proses tindakan terapi oleh terapis. Tabel terapis, tabel pelayanan, tabel daerah, dan tabel usia merupakan tabel yang berasal dari proses maintenance pada aplikasi sistem lainnya yang telah ada di klinik.
STIKOM
Gambar 3.2 System Flow Pembuatan Pelaporan Catatan Status Pasien pada Klinik Pengobatan Tradisional Cina
STIKOM
Laporan tentang pertumbuhan jumlah pasien membutuhkan data yang berasal dari tabel pasien, tabel daerah, dan tabel usia. Kriteria yang ada dalam pembuatan laporan tentang pertumbuhan jumlah pasien adalah berdasarkan usia, jenis kelamin, demografi, atau pekerjaan pasien, serta juga dapat ditampilkan dengan periode per semester, per kuartal ataupun per bulan. Laporan tentang data kunjungan pasien membutuhkan data yang juga berasal dari tabel-tabel yang digunakan dalam pembuatan laporan tentang pertumbuhan jumlah pasien, ditambah dengan tabel kasus, dan tabel periksa. Kriteria yang ada dalam pembuatan laporan kunjungan pasien pun juga seperti laporan tentang pertumbuhan jumlah pasien, ditambah dengan status pasien. Laporan catatan status pasien membutuhkan ke sebelas tabel dalam database, menghasilkan laporan seperti rekam medis pasien yang berisi semua catatan tentang tindakan pengobatan yang dijalani oleh pasien selama terapi di klinik. Laporan tentang kasus yang terdiri dari laporan penyakit, laporan sindrom, laporan tindakan terapi, dan laporan hasil terapi, juga membutuhkan data dari sebelas tabel dalam
database yang akan dihitung jumlahnya sehingga menghasilkan informasi yang
berhubungan dengan kasus yang ada pada klinik. Laporan tentang kegiatan terapis membutuhkan data yang berasal dari tabel terapis, tabel kasus, tabel periksa, tabel terapi, tabel resther, tabel penyakit, tabel sindrom, dan tabel pelayanan. Data dalam pembuatan laporan kegiatan terapis juga akan dihitung jumlahnya dan rata-rata yang berhubungan dengan kegiatan terapis untuk menghasilkan laporan yang mengandung informasi tentang kegiatan terapis dalam mengobati pasien di klinik.
STIKOM
3.3.2 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram dari Sistem Pelaporan Catatan Status Pasien pada
Klinik Pengobatan Tradisional Cina adalah sebagai berikut:
A. Context Diagram
Dalam Context diagram ini, terdapat 3 entitas yang berhubungan langsung dengan proses. Masing-masing entitas tersebut mempunyai peranan penting dalam siklus hidup sistem. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada gambar 3.3.
Laporan Penyakit
Laporan Hasil Terapi Laporan Tindakan Terapi
Laporan Sindrom
Laporan Kegiatan Terapis Laporan Kunjungan Pasien Laporan Pertumbuhan Pasien Laporan Catatan Status Pasien
Data Pencatatan Status Pasien Data Sindrom
Data Penyakit Data Terapis
Data Hasil Terapi
Data Pasien
0
SISTEM PELAPORAN CATATAN STATUS PASIEN PADA KLINIK PENGOBATAN
TRADISIONAL CINA
+
Pasien Terapis
Pemilik
Gambar 3.3 Context Diagram Sistem Pelaporan Catatan Status Pasien pada Klinik Pengobatan Tradisional Cina
STIKOM
[image:30.595.55.541.180.713.2]B. Diagram Berjenjang
Dalam Hierarchy Input Process Output (HIPO) dari Sistem Pelaporan Catatan Status Pasien pada Klinik Pengobatan Tradisional Cina terdapat 2 proses yaitu pengumpulan data klinik dan pembuatan laporan. Dimana proses pengumpulan data dapat dibagi lagi menjadi proses yang lebih mendetail. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.4.
1
Pengumpulan Data
0
Sistem Pelaporan Catatan Status Pasien pada Klinik Pengobatan
Tradisional Cina
2
Pembuatan Laporan
1.1
Input Data Terapis
1.2
Input Data Pasien
1.3
Input Data Penyakit
1.4
Input Data Sindrom
1.5
Input Data Catatan Status Pasien
1.6
Input Hasil Terapi
2.1 Pembuatan Laporan Pasien 2.1.1 Pembuatan Laporan Pertumbuhan Pasien 2.1.2 Pembuatan Laporan Kunjungan Pasien 2.3 Pembuatan Laporan Kasus 2.4 Pembuatan Laporan Kegiatan Terapis 2.2 Pembuatan Laporan Catatan Status Pasien
[image:31.595.47.533.195.699.2]2.3.1 Pembuatan Laporan Penyakit 2.3.2 Pembuatan Laporan Penyakit 2.3.3 Pembuatan Laporan Tindakan Terapi 2.3.4 Pembuatan Laporan Hasil Terapi
Gambar 3.4 Diagram Berjenjang Sistem Pelaporan Catatan Status Pasien pada Klinik Pengobatan Tradisional Cina
STIKOM
C. DFD Level 0
DFD level 0 dari Sistem Pelaporan Catatan Status Pasien pada Klinik
Pengobatan Tradisional Cina merupakan decompose dari context diagram yang menjelaskan secara lebih rinci tentang 2 proses utama yang ada dalam sistem ini yaitu proses pengumpulan data, dan proses pembuatan laporan. Dimana setiap proses berhubungan dengan masing-masing entitas sesuai aliran datanya. Pada
DFD level 0 ini digambarkan tentang jalannnya proses pembuatan laporan yang
dimulai dari proses pengumpulan data terlebih dahulu. Proses pengumpulan data melibatkan dua entitas yang berkaitan dengan proses, yaitu entitas Pasien dan entitas terapis. Proses pengumpulan data menjelaskan mengenai data yang disimpan kedalam database yang nantinya akan digunakan dalam proses pembuatan laporan. Proses pembuatan laporan merupakan proses yang dijalankan untuk membuat laporan dari penyusunan serta perhitungan pada data yang diambil dari database pada proses sebelumnya. Untuk lebih detilnya dapat dilihat pada gambar 3.5.
STIKOM
Laporan Penyakit
[Laporan Hasil Terapi] [Laporan Tindakan Terapi]
[Laporan Sindrom] Data Pasien
Data Terapis Data Pasien
Data Hasil Terapi Data Terapi Data Periksa Data Kasus Data Sindrom Data Penyakit Data Pelayanan Data Usia Data Daerah Data Pasien
[Laporan Kegiatan Terapis] [Laporan Kunjungan Pasien] [Laporan Pertumbuhan Pasien]
[Laporan Catatan Status Pasien] Data Catatan Status Pasien Data Usia Pasien
Data Daerah Pasien Data Pasien
Data Terapis
Data Periksa Data Sindrom Data Penyakit
Data Hasil Terapi Data Terapi Data Periksa Data Kasus Data Sindrom Data Penyakit Data Terapis Data Pelayanan Data Usia Data Daerah
[Data Pencatatan Status Pasien] [Data Sindrom]
[Data Penyakit]
[Data Terapis]
[image:33.595.50.554.86.704.2][Data Hasil Terapi] [Data Pasien] Pasien Terapis Pemilik 1 Pengumpulan Data + 1 Daerah 2 Usia 3 Pelayanan 4 Terapis 5 Pasien 6 Penyakit 7 Sindrom 8 Kasus 9 Periksa 10 Terapi 11 ResTher 2 Pembuatan Laporan +
Gambar 3.5 DFD Level 0 Sistem Pelaporan Catatan Status Pasien pada Klinik Pengobatan Tradisional Cina
STIKOM
D. DFD Level 1 Subproses Pengumpulan Data
Dalam DFD level 1 subproses pengumpulan data ini dibagi menjadi enam proses, meliputi proses input data terapis, proses maintenance data pasien, proses maintenance penyakit, proses maintenance sindrom, proses maintenance
catatan status pasien, dan maintenance hasil terapi. Proses maintenance data terapis dilakukan oleh klinik berdasarkan data terapis saat diterima bekerja di klinik sebagai terapis. Proses maintenance data pasien berasal dari entitas pasien yang memberikan datanya saat mendaftar baru sebagai pasien klinik, ataupun saat mendaftar untuk terapi pengobatan. Proses maintenance data penyakit dan juga proses maintenance data sindrom merupakan proses yang dilakukan oleh terapis klinik dalam menentukan/memeriksa kondisi pasien. Proses maintenance catatan status pasien merupakan proses yang wajib dilakukan oleh terapis saat menangani pasien, mulai dari catatan pemeriksaan kondisi pasien secara umum hingga sampai terapis selesai melakukan tindakan terapi pengobatan pada pasien. Proses
input hasil terapi adalah proses yang dilakukan dengan cara bertanya dan juga
memeriksa keadaan saat pasien kembali datang ke klinik untuk melanjutkan terapi, ataupun mempunyai keluhan baru. Untuk lebih detil dapat dilihat pada gambar 3.6.
STIKOM
Gambar 3.6 DFD Level 1 Subproses Pengumpulan Data [Data Pasien]
[Data Catatan Status Pasien]
[Data Usia Pasien] [Data Daerah Pasien] [Data Pasien]
[Data Pasien]
[Data Hasil Terapi]
[Data Periksa]
[Data Hasil Terapi] [Data Terapi]
[Data Periksa] [Data Kasus]
[Data Pencatatan Status Pasien]
[Data Pelayanan] [Data Sindrom] [Data Penyakit] [Data Terapis] [Data Sindrom] [Data Penyakit] [Data Sindrom] [Data Penyakit] [Data Terapis] [Data Usia] [Data Daerah] [Data Pasien] [Data Terapis] Pasien Pasien Terapis Terapis 1 Daerah 2 Usia 3 Pelayanan 4 Terapis 5 Pasien 6 Penyakit 7 Sindrom 8 Kasus 9 Periksa 10 Terapi 11 ResTher 1.1
Maintenance data Terapis
1.2
Maintenance data Pasien
1.3
Maintenance data Penyakit
1.4
Maintenance data Sindrom
1.5
Maintenance Catatan Status Pasien
1.6
E. DFD Level 1 Subproses Pembuatan Laporan
Dalam DFD level 1 subproses pembuatan laporan terdapat empat proses yaitu pembuatan laporan pasien, pembuatan laporan mengenai catatan status pasien, pembuatan laporan mengenai kasus, dan pembuatan laporan kegiatan terapis. Perlu diingat bahwa sebelum memulai proses pembuatan laporan ini, harus dilakukan penginputan data terlebih dahulu melalui proses pengumpulan data. Data pada database akan disaring sesuai kebutuhan, agar dapat memudahkan dalam membuat laporan yang diinginkan oleh klinik. Untuk lebih detilnya dapat dilihat pada gambar 3.7.
STIKOM
Laporan Penyakit
Laporan Hasil Terapi Laporan Tindakan Terapi
Laporan Sindrom Data Periksa
Data Kasus Data Pasien
Data Catatan Status Pasien Data Catatan Status Pasien Data Catatan Status Pasien
Data Usia Pasien Data Usia Pasien Data Usia Pasien Data Daerah Pasien Data Daerah Pasien Data Daerah Pasien
Data Hasil Terapi Data Hasil Terapi Data Hasil Terapi Data Terapi Data Terapi Data Terapi Data Periksa
Data Periksa
Data Periksa Data KasusData KasusData Kasus
Data Periksa
Data Kasus Data Sindrom Data Penyakit Data SindromData Sindrom Data Sindrom Data Penyakit Data Penyakit Data Penyakit Data Usia Data Pasien Data Pasien Data Pasien Data Pelayanan Data Pelayanan Data Pelayanan Data Usia Data Usia Data Daerah Data Daerah Data Daerah
Data Usia Pasien Data Daerah Pasien Data Daerah PasienData Usia Pasien
Data Usia
Data Daerah
Laporan Kegiatan Terapis Laporan Catatan Status Pasien
Laporan Kunjungan Pasien Laporan Pertumbuhan Pasien
Data Terapi
Data Terapi Data Terapi
Data Hasil Terapi
Data Hasil Terapi Data Hasil Terapi
Data Periksa Data Periksa
Data Pelayanan Data Pelayanan
Data Pelayanan
Data Catatan Status Pasien Data Catatan Status Pasien Data Catatan Status Pasien
Data Kasus Data Kasus Data Sindrom Data Sindrom Data Penyakit Data Penyakit Data Pasien Data Pasien Data Pasien Data Terapis Data Terapis
Data Usia Pasien Data Usia Pasien Data Daerah Pasien
Data Usia Data Usia Data Usia
Data Daerah Data Daerah
Data Hasil Terapi Data Terapi Data Periksa Data Kasus Data Sindrom Data Penyakit Data Pasien Data Terapis Data Pelayanan Data Usia Data Daerah Pemilik Pemilik PemilikPemilikPemilik 1 Daerah 2 Usia 3 Pelayanan 6 Penyakit 7 Sindrom 8 Kasus 9 Periksa 10 Terapi 11 ResTher 4 Terapis 5 Pasien 1
Pembuatan Laporan Pasien
+
2
Pembuatan Laporan Catatan Status Pasien
3
Pembuatan Laporan Kasus
+
4
Pembuatan Laporan Kegiatan Terapis
[image:37.595.62.556.82.713.2]Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik
Gambar 3.7 DFD Level 1 Subproses Pembuatan Laporan
STIKOM
F. DFD Level 2 Subproses Pembuatan Laporan Pasien
Dalam DFD level 2 subproses pembuatan laporan pasien ini terdapat dua proses yaitu proses pembuatan laporan pertumbuhan pasien, dan laporan kunjungan pasien. Laporan pertumbuhan jumlah pasien membutuhkan data yang berasal dari tanggal bergabungnya pasien di klinik. Laporan kunjungan pasien membutuhkan data pada saat pasien berkunjung ke klinik. Untuk lebih detilnya dapat dilihat pada gambar 3.8.
[image:38.595.50.527.237.704.2][Data Periksa] [Data Kasus] [Data Pasien]
[Data Daerah Pasien]
[Data Usia]
[Data Daerah]
[Data Usia Pasien] [Data Usia Pasien] [Data Daerah Pasien] [Data Usia]
[Data Daerah]
[Data Pasien]
[Laporan Kunjungan Pasien] [Laporan Pertumbuhan Pasien]
Pemilik
Pemilik Split Daerah
Split Usia
Split Daerah Pasien
Split Usia Pasien Split Pasien
2.1.1
Pembuatan Laporan Pertumbuhan Jumlah Pasien
2.1.2
Pembuatan Laporan Kunjungan Pasien
Split Kasus
Split Pasien
Gambar 3.8 DFD Level 2 Subproses Pembuatan Laporan Pasien
STIKOM
G. DFD Level 2 Subproses Pembuatan Laporan Kasus
Dalam DFD level 2 subproses pembuatan laporan kasus ini terdapat empat proses yaitu proses pembuatan laporan penyakit, laporan sindrom, laporan tindakan terapi, dan laporan hasil terapi. Laporan kasus membutuhkan data yang berasal dari data pencatatan status pasien di klinik yang telah tersimpan di dalam
database. Untuk lebih detilnya dapat dilihat pada gambar 3.9.
[Laporan Penyakit]
[Laporan Hasil T erapi] [Laporan T indakan T erapi]
[Laporan Sindrom] [Data Usia Pasien]
[Data Usia Pasien] [Data Usia Pasien] [Data Daerah Pasien]
[Data Daerah Pasien] [Data Daerah Pasien] [Data Catatan Status Pasien] [Data Catatan Status Pasien] [Data Catatan Status Pasien]
[Data Hasil T erapi] [Data Hasil T erapi]
[Data Hasil T erapi]
[Data T erapi] [Data T erapi] [Data T erapi]
[image:39.595.50.516.181.730.2][Data Periksa] [Data Periksa] [Data Periksa] [Data Kasus] [Data Kasus] [Data Kasus] [Data Sindrom] [Data Sindrom] [Data Sindrom] [Data Penyakit] [Data Penyakit] [Data Penyakit] [Data Usia] [Data Pasien] [Data Pasien] [Data Pasien] [Data Pelayanan] [Data Pelayanan] [Data Pelayanan] [Data Usia] [Data Usia] [Data Daerah] [Data Daerah] [Data Daerah]
[Data Hasil T erapi] [Data T erapi] [Data Periksa] [Data Kasus] [Data Sindrom] [Data Penyakit] [Data Pasien] [Data Pelayanan]
[Data Usia Pasien] [Data Daerah Pasien]
[Data Usia] [Data Daerah]
[Data Catatan Status Pasien]
Pemilik Split Daerah Split Usia Split Pasien Split Penyakit Split Sindrom Split Kasus Split CSP Split Pelayanan Split Periksa
Split ResT her Split T erapi
2.3.1
Pembuatan Laporan Penyakit
2.3.2
Pembuatan Laporan Sindrom
2.3.3
Pembuatan Laporan T indakan T erapi
2.3.4
Pembuatan Laporan Hasil T erapi
Split Daerah Pasien Split Usia Pasien
Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik
Gambar 3.9 DFD Level 2 Subproses Pembuatan Laporan Kasus
STIKOM
3.3.3 Entity Relational Diagram (ERD)
A. Conceptual Data Model
Conceptual Data Model menggambarkan struktur data model, jalannya
[image:40.595.55.553.182.702.2]data, dan hubungan dari tiap entity. Dapat dilihat pada gambar 3.10.
Gambar 3.10 CDM Sistem Pelaporan Catatan Status Pasien pada Klinik Pengobatan Tradisional Cina
B. Physical Data Model
Dari hasil CDM yang terbentuk kemudian dilakukan proses generate
menjadi Physical Data Model (PDM) yang hasilnya dapat dilihat pada gambar 3.11.
Gambar 3.11 PDM Sistem Pelaporan Catatan Status Pasien pada Klinik Pengobatan Tradisional Cina
ID_PERIKSA = ID_PERIKSA
ID_KASUS = ID_KASUS
ID_SINDROM = ID_SINDROM ID_TERAPIS = ID_TERAPIS ID_PENYAKIT = ID_PENYAKIT
ID_PASIEN = ID_PASIEN
ID_DAERAH = ID_DAERAH
ID_TERAPI = ID_TERAPI
3.3.4 Struktur Tabel
Suatu perancangan database harus disesuaikan dengan DFD dan ERD yang telah dibuat, dimana database tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pengguna.
Adapun tabel-tabel yang digunakan dalam aplikasi ini adalah sebagai berikut:
1. Tabel Daerah
Primary Key : ID_Daerah Foreign Key : -
Fungsi : untuk menyimpan data daerah
Tabel 3.1 Daerah
Field Tipe Data Constraint Description
ID_Daerah Varchar(50) Primary Key ID Daerah Sub_Kota Varchar(50) Nama Sub Kota
Kota Varchar(50) Nama Kota
Negara Varchar(50) Nama Negara
2. Tabel Pelayanan
Primary Key : ID_Terapi Foreign Key : -
Fungsi : untuk menyimpan data pelayanan terapi di klinik
Tabel 3.2 Pelayanan
Field Tipe Data Constraint Description
ID_Terapi Varchar(50) Primary Key ID Terapi Nm_Terapi Varchar(100) Nama Terapi
Ket_Terapi Varchar(MAX) Keterangan Pelayanan
STIKOM
3. Tabel Usia
Primary Key : ID_Usia Foreign Key : -
Fungsi : untuk menyimpan data range usia
Tabel 3.3 Usia
Field Tipe Data Constraint Description
ID_Usia Varchar(50) Primary Key ID Usia Rng_Usia Varchar(50) Range Usia
Min_Usia Integer Min. Range
Max_Usia Integer Max. Range
4. Tabel Terapis
Primary Key : ID_Terapis Foreign Key : -
Fungsi : untuk menyimpan data terapis
Tabel 3.4 Terapis
Field Tipe Data Constraint Description
ID_Terapis Varchar(50) Primary Key ID Terapis Nm_Terapis Varchar(100) Nama Terapis
5. Tabel Penyakit
Primary Key : ID_Penyakit Foreign Key : -
Fungsi : untuk menyimpan data penyakit
Tabel 3.5 Penyakit
Field Tipe Data Constraint Description
ID_Penyakit Varchar(50) Primary Key ID Penyakit Nm_Penyakit Varchar(100) Nama Penyakit Ket_Penyakit Varchar(MAX) Keterangan Penyakit
STIKOM
6. Tabel Sindrom
Primary Key : ID_Sindrom Foreign Key : -
Fungsi : untuk menyimpan data sindrom
Tabel 3.6 Sindrom
Field Tipe Data Constraint Description
ID_Sindrom Varchar(5) Primary Key ID Sindrom Nm_Sindrom Varchar(100) Nama Sindrom Ket_Sindrom Varchar(MAX) Keterangan Sindrom
7. Tabel Pasien
Primary Key : ID_Pasien Foreign Key : ID_Daerah
Fungsi : untuk menyimpan data pasien
Tabel 3.7 Pasien
Field Tipe Data Constraint Description
ID_Pasien Varchar(50) Primary Key ID Pasien ID_Daerah Varchar(50) Foreign Key ID Daerah
Nm_Pasien Varchar(100) Nama Pasien
Alm_Pasien Varchar(200) Alamat Pasien
Telp_Pasien Varchar(50) Telepon Pasien
JK_Pasien Varchar(50) Jenis Kelamin
Tgllahir_Pasien DateTime Tanggal Lahir Pasien Pekerjaan_Pasien Varchar(200) Pekerjaan
JD_Pasien DateTime Tangal Bergabung Pasien
Foto Image Foto Pasien
8. Tabel Kasus
Primary Key : ID_Kasus
Foreign Key : ID_Pasien, ID_Penyakit
Fungsi : untuk menyimpan data-data kasus dalam pemeriksaan kondisi
STIKOM
Tabel 3.8 Kasus
Field Tipe Data Constraint Description
ID_Kasus Varchar(50) Primary Key ID Kasus ID_Pasien Varchar(50) Foreign Key ID Pasien ID_Daerah Varchar(50) Foreign Key ID Daerah Tgl_Kasus DateTime Tanggal Kasus
9. Tabel Periksa
Primary Key : ID_Periksa
Foreign Key : ID_Kasus, ID_Sindrom, ID_Terapis
Fungsi : untuk menyimpan data pemeriksaan kondisi pasien
Tabel 3.9 Periksa
Field Tipe Data Constraint Description
ID_Periksa Varchar(50) Primary Key ID Periksa ID_Kasus Varchar(50) Foreign Key ID Kasus ID_Sindrom Varchar(50) Foreign Key ID Sindrom ID_Terapis Varchar(50) Foreign Key ID Terapis
Periksa_Umum Varchar(MAX) Periksa Umum
Periksa_Anamnesa Varchar(MAX) Periksa Anamnesa
Tgl_Periksa DateTime Tanggal Periksa
Ket_Periksa Varchar(MAX) Keterangan Periksa
10. Tabel Terapi
Primary Key : -
Foreign Key : ID_Periksa, ID_Terapi
Fungsi : untuk menyimpan data terapi setelah terapis memeriksa
Tabel 3.10 Terapi
Field Tipe Data Constraint Description
ID_Periksa Varchar(50) Foreign Key ID Periksa ID_Terapi Varchar(50) Foreign Key ID Terapi
Ket_Terapi Varchar(MAX) Keterangan Terapi
STIKOM
11. Tabel ResTher
Primary Key : -
Foreign Key : ID_Periksa
Fungsi : untuk menyimpan data kondisi hasil terapi sebelumnya
Tabel 3.11 ResTher
Field Tipe Data Constraint Description
ID_Periksa Varchar(50) Foreign Key ID Periksa Hsl_Terapi Varchar(50) Hasil Terapi
Ket_ResTher Varchar(MAX) Keterangan Hasil Terapi
3.4 Desain Input/ Output
3.4.1 Form Utama
Form ini merupakan form induk dari aplikasi yang dibuat, dimana form
-form yang lain akan dipanggil melalui form ini. Form utama ini menggunakan obyek berupa tabcontrol pada bagian atas yang berfungsi sebagai pilihan menu. Terdapat 2 tab pada tabcontrol yaitu tab sistem, dan tab administrasi. Tab sistem berisi menu yang berhubungan dengan kegiatan klinik dan digunakan oleh pengguna yang tidak memiliki hak akses sebagai eksekutif klinik. Tab
administrasi berisi menu yang berhubungan dengan data untuk jalannya sistem yang mendukung kegiatan klinik. Gambar 3.12 merupakan gambar tampilan saat pertama kali user masuk ke sistem setelah login.
STIKOM
Gambar 3.12 Desain Form Utama
3.4.2 Form Login
[image:47.595.81.546.90.711.2]Untuk dapat masuk ke dalam sistem, user harus login terlebih dahulu dengan memasukkan username dan password yang dibuat oleh administrator.
Gambar 3.13 Desain Form Login
STIKOM
3.4.3 Form Pengelolaan Data Daerah
Form ini digunakan untuk proses pengelolaan data daerah yang dilakukan oleh petugas admin ataupun admin eksekutif untuk menambah, merubah, dan menghapus data daerah.
Gambar 3.14 Desain Form Pengelolaan Data Daerah
3.4.4 Form Pengelolaan Data Usia
Form ini digunakan untuk proses pengelolaan data range usia yang dilakukan oleh petugas admin ataupun admin eksekutif untuk menambah, merubah, dan menghapus data usia.
STIKOM
Gambar 3.15 Desain Form Pengelolaan Data Usia
3.4.5 Form Pengelolaan Data Pelayanan
Form ini digunakan untuk proses pengelolaan data pelayanan yang dilakukan oleh petugas admin ataupun admin eksekutif untuk menambah, merubah, dan menghapus data pelayanan.
STIKOM
Gambar 3.16 Desain Form Pengelolaan Data Pelayanan
3.4.6 Form Pengelolaan Data Penyakit
Form ini digunakan untuk proses pengelolaan data penyakit yang dilakukan oleh petugas admin, terapis ataupun admin eksekutif untuk menambah, merubah, dan menghapus data penyakit.
STIKOM
Gambar 3.17 Desain Form Pengelolaan Data Penyakit
3.4.7 Form Pengelolaan Data Sindrom
Form ini digunakan untuk proses pengelolaan data sindrom yang dilakukan oleh petugas admin, terapis ataupun admin eksekutif untuk menambah, merubah, dan menghapus data sindrom.
STIKOM
Gambar 3.18 Desain Form Pengelolaan Data Sindrom
3.4.8 Form Pengelolaan Data Pasien
Form ini digunakan untuk proses pengelolaan data pasien yang dilakukan oleh petugas admin, ataupun admin eksekutif untuk menambah, merubah, dan menghapus data pasien. Form Pasien ini menggunakan tabcontrol dimana masing-masing tab memiliki fungsi yang berbeda. Tab data digunakan untuk menampilkan data pasien. Tab maintenance digunakan dalam mencatat data pasien untuk disimpan dalam database.
STIKOM
Gambar 3.19 Desain Form Pengelolaan Data Pasien
Gambar 3.20 Desain Form Pengelolaan Data Pasien Tab Data
STIKOM
Gambar 3.21 Desain Form Pengelolaan Data Pasien TabMaintenance
3.4.9 Form Hasil Terapi Pasien
[image:54.595.122.556.92.364.2]Form ini digunakan untuk proses data hasil terapi pasien yang dilakukan oleh terapis dalam mengetahui kondisi pasien setelah terapi yang sudah dijalani sebelumnya.
Gambar 3.22 Desain Form Hasil Terapi
STIKOM
3.4.10 Form Pemeriksaan
Form ini digunakan untuk proses maintenance data pemeriksaan yang dilakukan oleh terapis ataupun admin eksekutif untuk menambah, merubah dan menghapus data pemeriksaan. Form pemeriksaan juga terdapat tabcontrol dimana setiap tab memiliki fungsi yang berbeda namun tetap berkaitan dengan proses pemeriksaan. Tab data pada form digunakan untuk menampilkan data pemeriksaan pasien di klinik. Tab periksa pada form digunakan oleh terapis untuk memasukan data pengamatan terhadap kondisi pasien. Tab kasus berfungsi untuk mencatat hasil kesimpulan terapis pada kondisi pasien setelah diamati dan dicatat di tab kasus. Tab terapi berfungsi untuk mencatat segala tindakan terapi yang dilakukan oleh terapis, dan juga mencacat keterangan setelah mendiagnosa dan terapi pasien.
Gambar 3.23 Desain Form Pemeriksaan
STIKOM
Gambar 3.24 Desain Tab Data
Gambar 3.25 Desain Tab Periksa
Gambar 3.26 Desain Tab Kasus
STIKOM
Gambar 3.27 Desain Tab Terapi dengan Data Tindakan
Gambar 3.28 Desain Tab Terapi dengan Pencatatan Tindakan Terapi
3.4.11 Form Filter
Terdapat dua form yang berfungsi sebagai saringan dari tampilan yang diinginkan, yaitu form filter laporan, dan form filter cetak pasien. Form filter
secara umum digunakan saat pengguna melakukan drill-down pada grafik tampilan laporan. Form filter cetak pasien digunakan pada saat pengguna sistem ingin mencetak laporan mengenai data pasien, ke bentuk dokumen.
STIKOM
Gambar 3.29 Desain Form Filter Laporan
Gambar 3.30 Desain Form Filter Cetak Laporan Pasien
3.4.12 Form Laporan Pasien
Form ini digunakan untuk proses pembuatan laporan mengenai pasien, yang akan dicetak. Form laporan pasien ini menggunakan SplitControl yang menjadikan dua bagian tampilan pada form. Sebelah kiri pada form adalah menu
STIKOM
untuk memilih laporan yang akan dicetak oleh pihak klinik. Sebelah kanan pada
form adalah tampilan dari grafik dan/atau juga tabel data yang akan dicetak. Tombol disebelah kanan atas merupakan tombol yang digunakan untuk mencetak tampilan layar ke dalam bentuk dokumen cetak.
[image:59.595.52.545.180.735.2]Gambar 3.31 Desain Form Laporan Pasien
Gambar 3.32 Desain Tampilan Laporan Data Kunjungan Pasien
STIKOM
Gambar 3.33 Desain Tampilan Laporan Pertumbuhan Jumlah Pasien dan Laporan Kunjungan Pasien
3.4.13 Form Laporan Catatan Status Pasien
Form ini digunakan untuk proses pembuatan laporan mengenai catatan status pasien, yang akan dicetak. Form laporan catatan status pasien ini juga menggunakan SplitControl yang menjadikan dua bagian tampilan pada form. Sebelah kiri pada form adalah menu untuk memilih laporan yang akan dicetak oleh pihak klinik. Sebelah kanan pada form adalah tampilan dari tabel data yang akan dicetak. Tombol disebelah kanan atas merupakan tombol yang digunakan untuk mencetak tampilan layar ke dalam bentuk dokumen cetak.
STIKOM
Gambar 3.34 Desain Tampilan Form Laporan Catatan Status Pasien
3.4.13 Form Laporan Kasus
Form ini digunakan untuk proses pembuatan laporan mengenai penyakit, sindrom, tindakan terapi, dan hasil terapi pada kasus. Form laporan kasus ini juga menggunakan SplitControl yang menjadikan dua bagian tampilan pada form. Sebelah kiri pada form adalah menu untuk memilih laporan yang akan dicetak oleh pihak klinik. Sebelah kanan pada form adalah tampilan dari grafik dan juga tabel data yang akan dicetak. Tombol disebelah kanan atas merupakan tombol yang digunakan untuk mencetak tampilan layar ke dalam bentuk dokumen cetak.
STIKOM
Gambar 3.35 Desain Form Laporan Kasus
3.4.14 Form Laporan Kegiatan Terapis
Form ini digunakan untuk proses penyaringan terhadap laporan mengenai kegiatan terapis, yang akan dicetak. Pada bagian atas form adalah grafik yang berfungsi untuk menyaring laporan yang akan dicetak oleh pihak klinik. Bagian bawah pada form adalah tampilan dua tabel data yang akan dicetak. Tabel bagian atas atau bagian tengah form berfungsi untuk menampilkan data perhitungan rata-rata dari jumlah kegiatan terapis sesuai dengan input filter. Tabel bagian bawah berfungsi untuk menampilkan data perhitungan jumlah kegiatan terapis. Tombol disebelah kanan atas merupakan tombol yang digunakan untuk mencetak tampilan layar ke dalam bentuk dokumen cetak.
STIKOM
Gambar 3.36 Desain Form Laporan Kegiatan Terapis
3.5 Perancangan Uji Coba Sistem
Untuk mendapatkan aplikasi yang benar-benar akurat maka dilakukan uji coba terhadap fungsi-fungsi dari aplikasi untuk memastikan bahwa aplikasi sudah siap untuk digunakan. Uji coba ini diharapkan kekurangan atau kelemahan aplikasi dapat diketahui lebih awal sebelum diimplementasikan secara nyata.
Testing secara keseluruhan tidak mungkin dapat dilakukan karena besarnya
kombinasi test case yang mungkin terjadi. Namun untuk memastikan apakah aplikasi sudah berjalan sesuai dengan rancangan (verifikasi), apakah aplikasi sudah berjalan sesuai dengan kebutuhan (validasi), dan tidak ada kesalahan yang
STIKOM
terjadi (deteksi error), dilakukan pengujian terhadap aplikasi menggunakan black box testing, dengan metode partial testing.
A. Perancangan Uji Coba Form Pengelolaan Data
Pada dasarnya proses-proses yang terdapat pada maintenance data adalah sama, yaitu tambah, ubah, dan hapus. Penulis akan mencantumkan perancangan uji coba untuk pengelolaan data sebanyak tiga form dari form pengelolaan data yang lebih berperan digunakan dalam pembuatan sistem pelaporan ini, karena proses pengelolaan data yang hampir semuanya sama.
1. Perancangan Uji Coba Form Pasien
Perancangan uji coba form penyakit dapat dilihat pada tabel 3.12.
Tabel 3.12 Rancangan Uji Coba Form Pasien
Test
Case Skenario Uji Coba Input
Output Yang Diharapkan
1
Menambahkan data pasien ke dalam
database dengan
memasukkan data yang valid
Tekan tombol ‘Tambah’, input : nama pasien, alamat pasien, nomor telp pasien, jenis kelamin pasien, pekerjaan pasien, dan data daerah kemudian tekan tombol ‘Simpan’
Data penyakit tersimpan dalam
database,
muncul pesan “Data berhasil disimpan”
2
Memilih dan Menambahkan data daerah ke dalam
database melalui
form pasien dengan memasukkan data yang valid
Tekan tombol ‘Tambah’ pada form pasien, setelah berada pada grup daerah tekan tombol ‘Baru’ pada sebelah kanan
textbox daerah,
kemudian muncul form
daerah yang berfungsi untuk menambahkan data daerah.
Setelah data daerah
Data daerah tersimpan dalam database dan
secara otomatis mengisi textbox daerah
pada form pasien.
STIKOM
Test
Case Skenario Uji Coba Input
Output Yang Diharapkan
berhasil ditambahkan, data akan otomatis terpilih dan mengisi
textbox daerah pada form
pasien
3
Menambah data penyakit ke dalam
database dengan
memasukkan data yang tidak valid
Tekan tombol ‘Tambah’, input data selain nama pasien, alamat pasien, dan data daerah kemudian tekan tombol ‘Simpan’
Muncul pesan “Data belum lengkap”
4
Menambah data pasien ke dalam
database dengan
memasukkan data yang tidak valid
Tekan tombol ‘Tambah’, input data pasien (yang sudah ada sebelumnya) kemudian tekan tombol ‘Simpan’
Muncul pesan “Data pasien sudah ada”
5
Mengubah data
pasien dan
menyimpan ke dalam database
dengan memasukkan data yang valid
Klik data pasien yang akan diubah dalam
gridview,
tekan tombol ‘Ubah’, pilih data yang akan diubah kemudian tekan tombol ‘Simpan’
Data pasien tersimpan dalam database,
muncul pesan “Data berhasil diubah”
6
Mengubah data
pasien dan
menyimpan ke dalam database
dengan memasukkan data yang tidak valid
Klik data pasien yang akan diubah dalam
gridview,
tekan tombol ‘Ubah’, kosongkan alamat pasien, data daerah pasien, dan nomor telp pasien kemudian tekan tombol ‘Simpan’
Muncul pesan “Data belum lengkap”
7
Menghapus data penyakit dari
database
Klik data pasien yang akan dihapus dalam
gridview,
tekan tombol ‘Hapus’
Muncul pesan “Apakah anda yakin akan
menghapus Pasien : nama pasien?” Tekan tombol yes
untuk menghapus atau tekan tombol no untuk
STIKOM
Test
Case Skenario Uji Coba Input
Output Yang Diharapkan
membatalkan perintah Jika menekan tombol
yes maka akan muncul pesan “Data berhasil dihapus”
2. Perancangan Uji Coba Form Penyakit
Perancangan uji coba form penyakit dapat dilihat pada tabel 3.13.
Tabel 3.13 Rancangan Uji Coba Form Penyakit
Test
Case Skenario Uji Coba Input
Output Yang Diharapkan
8
Menambahkan data penyakit ke dalam
database dengan
memasukkan data yang valid
Tekan tombol ‘Tambah’, input : nama penyakit dan keterangan penyakit (optional) kemudian tekan tombol ‘Simpan’
Data penyakit tersimpan dalam
database,
muncul pesan “Data berhasil disimpan”
9
Menambah data penyakit ke dalam
database dengan
memasukkan data yang tidak valid
Tekan tombol ‘Tambah’, input : keterangan penyakit kemudian tekan tombol ‘Simpan’
(tanpa menginputkan nama penyakit)
Muncul pesan “Data belum lengkap”
10
Mengubah data penyakit dan menyimpan ke dalam database
dengan memasukkan data yang valid
Klik data penyakit yang akan diubah dalam
gridview,
tekan tombol ‘Ubah’, pilih data yang akan diubah kemudian tekan tombol ‘Simpan’
Data penyakit tersimpan dalam database,
muncul pesan “Data berhasil diubah”
11
Mengubah data penyakit dan menyimpan ke dalam database
dengan memasukkan data yang tidak valid
Klik data penyakit yang akan diubah dalam
gridview,
tekan tombol ‘Ubah’, kosongkan nama penyakit kemudian tekan tombol ‘Simpan’
Muncul pesan “Data belum lengkap”
STIKOM
Test
Case Skenario Uji Coba Input
Output Yang Diharapkan
12
Menghapus data penyakit dari
database
Klik data penyakit yang akan dihapus dalam
gridview,
tekan tombol ‘Hapus’
Muncul pesan “Apakah anda yakin akan
menghapus Penyakit : nama penyakit?” Tekan tombol yes
untuk menghapus atau tekan tombol no untuk membatalkan perintah Jika menekan tombol
yes maka akan muncul pesan “Data berhasil dihapus”
3. Perancangan Uji Coba Form Sindrom
Perancangan uji coba form sindrom dapat dilihat pada tabel 3.14.
Tabel 3.14 Rancangan Uji Coba Form Sindrom
Test
Case Skenario Uji Coba Input
Output Yang Diharapkan
13
Menambahkan data sindrom ke dalam
databa