• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran1: kuesioner

KUESIONER PENELITIAN Dengan Hormat

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir (Skripsi)S1 Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Buku Langka Di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)” :

Nama : Risnawati NIM : 140723011

Bersama ini kami mohon agar bapak/ibu berkenan untuk menjadi responden dalam penelitian ini melalui pengisian kuesioner. Kuesioner ini merupakan alat untuk menggali informasi mengenai pendapat saudara yang berkaitan mengenai pemanfaatan Koleksi buku langka yang ada di perpustakaan PPKS. Jawaban yang saudara berikan tidak akan mempengaruhi keberadaan saudara di lingkungan kerja. Seluruh jawaban dan identitas saudara dijamin kerahasiaannya. Untuk itu diharapkan jawaban serta informasi yang diberikan benar-benar obyektif. Mohon diisi secara pribadi sesuai jawaban yang paling mewakili pendapat saudara. Setiap individu dapat memberikan jawaban yang berbeda satu dengan yang lain. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban benar atau baik karena itu merupakan keyakinan saudara, sehingga hasil olahan data ini akan menjadi data yang valid bagi jawaban permasalahan penelitian ini.Atas perhatian dan kesediaan saudara untuk mengisi soal-soal ini saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk Pengisian

1. Tulis identitas Saudarapada lembar jawaban yang telah disediakan. 2. Berikan tanda (X) pada pilihan yang Bapak/Ibu kehendaki.

(2)

Pertanyaan :

1. Apakah saudara menggunakan koleksi buku langka ketika berkunjung ke perpustakaan PPKS?

A. Selalu C. Kadang-Kadang

B. Sering D. Tidak Pernah

2.Apakah koleksi buku langka pada perpustakaan PPKS dapat membantu saudara dalam menyelesaikan pekerjaan?

A. Sangat membantu C. Kurang membantu

B. Membantu D. Tidak membantu

3. Kualitas informasi yang seperti apakah yang saudara butuhkan di perpustakaan PPKS?

A. Akurat C. Relevan B. Efesien D. Ekonomis

4. Apakah saudara memahami mengenai koleksi koleksi buku langka? A. Sangat memahami C. Kurang memahami

B. Memahami D. Tidak memahami

5. Apakah saudara pernah menggunakan koleksi buku langka Perpustakaan PPKS?

A. Selalu C. Sering

B. Kadang-kadang D. Tidak pernah

Apabila saudara menjawab “D” atau “tidak pernah” maka cukup menjawab

sampai no. 6 dan 9, dan apabila menjawab “A” atau “ B” atau “ C” lanjut no.

7-18

6. Mengapa saudara tidak pernah menggunakan koleksi buku langka yang ada di perpstakaan PPKS?

A. Terbitan buku sudah terlalu lama atau sudah tua B. Informasi tidak sesui dengan kebutuhan

(3)

7. Apa tujuan saudara memanfaatkan koleksi buku langka ?

A. Sebagai referensi untuk penelitian B. Menyelesaikan tugas C. Untuk menambah wawasan D. Untuk hiburan

8. Bagaimana saudara memanfaatkan koleksi buku langka di perpustakaan PPKS? A. Mengunduh lansung dari website B. Membaca di tempat

C. Mencatat informasi D. Fotocopy sesuai kebutuhan 9. Berapa kali dalam seminggu saudara mengunjungi perpustakaan PPKS?

A. 1-2 kali C. 5 – 6 kali B. 3 – 4 kali D. > 6 kali

10. Berapa banyak Koleksi buku langka yang saudara gunakan dalamsebulan? A. 1 – 2 koleksi C. 5 – 6 koleksi

B. 3 – 4 koleksi D. > 6 koleksi

11. Dalam memanfaatkan koleksi buku langka, berapa jam waktu yang saudara gunakan?

A. < 1 jam B. 1-2 jam B. 3-4 jam D. > 4 jam

12. Apakah menurut saudara koleksi buku langka yang tersedia di perpustakaan PPKS sudah lengkap?

A. Sangat lengkap C. Kurang lengkap B. Lengkap D. Tidak lengkap

13. Apakah koleksi buku langka di perpusakaan PPKS bervariasi? A. Sangat bervariasi C. Kurang bervariasi

B. Bervariasi D. Tidak bervariasi

14. Apakah pustakawan membantu ketika saudara kesulitan menggunakan koleksi di Perpustakaan PPKS?

A. Selalu C. Kadang-kadang B. Sering D. Tidak pernah

15. Apakah pustakawan Perpustakaan PPKS ramah dalam melayani pengguna? A. Sangat ramah C. Kurang ramah

(4)

16. Kendala apa yang saudara alami dalam mengakses atau memanfaatkan koleksi buku langka di perpustakaan PPKS?

A. Informasi tidak lengkap B. Fasilitas kurang memadai

C. Pustakawannya yang kurang paham mengenai koleksi

D. koleksi buku langka di perpustakaan PPKS banyak menggunakan bahasa asing, sehingga sulit dimengerti

17. Apakah menurut saudara fasilitas Perpustakaan PPKS sudah memadai? A. Sangat memadai C. Kurang memadai

B. memadai D. Tidak memadai

18. Apakah koleksi terbitan berseri tertata rapi dan berurutan ketika saudara melakukan penulusaran kembali informasi?

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

---. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Badan Standarisasi Nasional. 2009. Perpustakaan khusus instansi pemerintah. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/387/jbptunikompp-gdl-ubudiyahse-19343-6-27467_sn-9.pdf (akses maret 2016)

Departemen Pendidikan Nasional RI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Desriyeni. 2006. Faktor-faktor Internal dan Ekternal Dalam Pemanfaatan Layanan Katalog Online. Jurnal Studi Perpustakan dan Informasi Padang. Program Studi Ilmu Informasi, Perpustakaan dan Kearsipan, Universitas Negeri Padang. Vol.2 No.2

Enitia, Ratih dkk. 2012. Tanggapan Pemustaka Terhadap Ketersediaan Koleksi Di “Pojok Jawa Barat”. Jurnal Mahasiswa Universitas Padjajaran. Vol.1 No.1

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan informasi. Medan: USU Press.

Istiawan, Stefanus Redhitya. 2015. Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Pada Mahasiswa di Perpustakaan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Jogiyanto. 2005. Sistem Informasi Keprilakuan. Yogyakarta: Andi Offset. Lasa, HS. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media, 2005.

Maryono.2015. Alih Media Koleksi Langka Indonesiana Hatta Corner: Melestarikan Catatan Sejarah Bangsa. Media Informasi Forum Komunikasi Perpustakaan. Vol XXIX. No.1

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(6)

Muchyidin, A.S, Iwa, D.S. 2008. Panduan Penyelenggaraan Umum. Bandung: Puri Pustaka

Prastowo, Adi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Diva Press Prawati, Budi. 2003. Keterpakaian Koleksi Majalah Ilmiah Pusat

Perpustakaandan Penyebaran Teknologi Pertanian oleh Peneliti Badan Litbang Pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol 12, No. 1

pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/pp121034.pdf(diakses 20 Februari 2015)

Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No.43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: secretariat Negara.

Salim, Peter. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: English Press Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi: Dilengkapi Dengan Metode R&B. Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta

---. 2010. Metode Penelitisn Kuantitatif dan Kualitatif R&B. Bandung: alfabeta.

Sukmadinata. , 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: RemajaRosdakarya

Supriyono. 2013. Pengelolaan Koleksi Langka dan Pendayagunaan Naskah Kuno. Disampaikan Pada Workshop Pelatihan Pengelolaan Koleksi

Langka, Penaskahan dan kunjungan perpustakaan Nasional di Perpustakaan Universitas Indonesia (Desember).

http://prisekip.blog.ugm.ac.id/.../LAPORAN-BIMTEK-PERPUSTAKAAN-2.pdf (Akses 15 Januari 2016)

(7)

Sutopo, Arresto Hadi. 2012. Teknologi dan Komunikasi Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Suwarno, Wiji. 2010. Pengetahuan Dasar Kepustakaan. Bogor: Ghalia Indonesia

Yusuf, M Pawitdan Priyo Subekti. 2010. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information Retrieval).Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Zulkarnaen,Sani. Pemanfaatan Koleksi.

(8)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Sukmadinata (2006, 72) penelitian deskriptif merupakan “suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya”.

Dalam penelitian deskriptif seorang peneliti berfikir secara induktif yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial melalui pengamatan di lapangan. Kemudian menganalisis dan melakukan upaya teorisasi berdasarkan apa yang diamati. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memahami secara mendalam.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

(9)

sawit. Jadi koleksi ini tidak semua perpustakaan memilikinya, sudah jarang ditemukan dipasaran.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek/subjek yang diperlukan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2006, 90) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PPKS yang aktif sebagai anggota perpustakaan PPKS yaitu sebanyak 216 orang.

3.3.2. Sampel

Mengingat jumlah Pengguna PPKS yang banyak, sulit untuk mengevaluasi keseluruhan populasi, maka ditentukan sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang teliti (Arikunto 2010, 174). Untuk penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2010, 174) sebagai berikut:

“Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Selanjutnya apabila subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”

Untuk menentukan ukuran sampel, maka penelitian ini menggunakan rumus:

�= 15% x N

(10)

N = besar populasi

Diketahui jumlah seluruh adalah seluruh karyawan/ti yang aktif menjadi anggota perpustakaan PPKS sebanyak 216 karyawan/ti dan presisi yang ditetapkan 15%, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:

�= 15% x N

� = 0.15 x 216

�= 32,4 dibulatkan= 32

Untuk pengambilan sampel maka, digunakan teknikaksidental sampling dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yangberada di perpustakaan. Menurut sugiyono (2002 : 62), “Aksidental samplingadalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang secarakebetulan bertemu dengan peneliti dalam menggunakan perpustakaan atau yangterdaftar sebagai anggota aktif dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandangorang yang ditemui cocok sebagai sumber data”. Maka pengambilan sampel yaitu kepada setiap pengguna yang berkunjung ke perpustakaan PPKS yang dianggap cocok sebagai sebagai sumber data maka dapat sampel.

3.4. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dan informasi pada suatu penelitian harus menggunakan sebuah instrumen. Menurut Arikunto (2010, 203) “instrumen penelitian adalah alat bantu/fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga lebih mudah diolah”.

(11)

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya”. Adapun kisi-kisi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1. Kisi-kisi Variabel Pemanfaatan Koleksi Buku Langka

Variabel Indikator No. Item Jumlah Item

Pemanfaatan Koleksi Buku

Langka

1. Kebutuhan akan informasi 1,2,3 3 2. Motif penggunaan koleksi 4,5,6, 5 3. Minat pengguna dalam

memanfaatkan koleksi

7,8,9 3

4. Kelengkapan koleksi 10,11,12 2 5. Keterampilan pustakawan

melayani pengguna

13,14,15 3

6. Keterbasan fasilitas dalam pencarian kembali

16,17,18 2

Total 18

3.5. Teknik Pengumpulan Data

(12)

1.Kuesioner

Pengertian metode kuesioner menurut Arikunto (2006, 151) “ Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui’. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

2. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu mengumpulkan data melalui bahan pustaka yang dijadikan sebagai sumber informasi. Pengertian studi pustaka menurut Arikunto (2006,) adalah “metode pengumpulan data dengan mencari informasi lewat buku, majalah, Koran dan literature lainnya yang bertujuan untuk membentuk sebuah landasan teori .

3.6. Analisis Data

(13)

dikelompokkan ke dalam bentuk tabel dan mencari persentase kompetensi serta kegiatan yang dilakukan setiap responden berdasarkan jawaban responden.

Untuk menghitung hasil frekuensi dibuat dalam persentase dengan menggunakan rumus menurut Sudjono (2001, 40), rumus persentaase yang dipakai sebagai berikut:

�= �

� �100%

Keterangan: P = persentase

F = Frekuensi (jumlah jawaban yang diperoleh) n = Jumlah responden sampel

Setelah persentase jawaban responden diperoleh maka data dapat diinterprestasikan. Untuk menafsirkan besarnya persentase yang didapatkan dari tabel data masing-masing kompetensi, peneliti menggunakan metode penafsiran yang dikemukan oleh Arikunto (2010, 57) sebagai acuan interpretasi. Interpretasi yang dikemukakan sebagai berikut:

0,00% = tidak ada 0,01% - 24,99% = sebagian kecil 25,00% - 49,99% = hampir setengahnya 50,00% = setengahnya

(14)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian dan pembahahasan yang datanya diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden penelitian secara lansungselama 3 minggu di Perpustakaan PPKS. Penyebaran kuesioner diberikan kepada responden yang sedang berkunjung ke Perpustakaan PPKS dan didapat 32 responden. Berdasarkan indikator penelitian yang dijelaskan pada bab II, maka penelitian ini berdasarkan indikator Untuk mengetahui hasil pemanfaatan koleksi buku langka di perpustakaan PPKS maka dapat dilihat dari aspek atau indikator-indikator yang dijelaskan pada bab II yang meliputi kebutuhan, minat, motif. kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan, fasilitas temu kembali informasi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Perpustakaan PPKS, berikut ini merupakan hasil yang telah disusun kedalam bentuk tabel yang diklasifikasikan kedalam beberapa indikator sebagai berikut:

4.1. Pemanfaatan Koleksi Berdasarkan Faktor Internal 4.1.1. Kebutuhan Pengguna Terhadap Koleksi Buku langka

(15)

penyebaran koesioner kepada pemustaka dan disusun dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1 Berdasarkan Kebutuhan Pengguna Saat Berkunjung Ke Perpustakaan

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

1 Apakah saudara

menggunakan koleksi buku langka ketika berkunjung ke perpustakaan PPKS?

Selalu 1 3,1%

Sering 4 12,5%

Kadang-kadang 15 46,9%

Tidak Pernah 12 37,5%

Jumlah 32 100 %

Berdasarkan Table 4.1 dapat diketahui bahwa, 1= 3,1% responden menyatakan selalu, 4= 12,5% menyatakan sering, 15= 46,9% menyatakan kadang-kadang, dan 12=37,5% menyatakan tidak pernah.

(16)

Tabel 4.2 Manfaat Koleksi Berdasarkan Kebutuhan

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

2 Apakah koleksi buku langka pada perpustakaan PPKS dapat membantu

saudara dalam

menyelesaikan pekerjaan?

Sangat membantu 1 3,1%

Membantu 16 50%

Kurang membantu 2 6,3%

Tidak membantu 13 40,6%

Jumlah 32 100%

Berdasarkan Tabel4.2 dapat diketahui bahwa, 1=3,1% responden menyatakan sangat membantu, 16= 50% menyatakan membantu, 2=6,3% responden kurang membantu, dan sedangkan yang memilih tidak membantu 13= 40,6% respon.

(17)

Tabel 4.3 Kualitas Informasi Yang Dibutuhkan

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

3 Kualitas informasi

yangseperti apakah yang saudara butuhkan di perpustakaan PPKS?

Akurat 22 68,7%

Efesien 0 0%

Relevan 10 31,3%

Ekonomis 0 0%

Jumlah 32% 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa, 22= 68,7% responden menyatakan akurat, 0= 0% menyatakan efesien, 10= 31,3% menyatakan relevan dan 0= 0% menyatakan ekonomis.

(18)

4.1.2. Motif Pengguna Memanfaatkan Koleksi

Setiap responden memiliki motif yang berbeda dalam memanfaatkan koleksi, tergantung keinginan dan kebutuhan masing-masing, untuk mengetetahui motif pengguna dalam pemanfaatan koleksi buku langka di perpustakaan PPKS, berdasarkan hasil penyebaran kuesioner sebelumnya sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4Motif Pengguna Berdasarkan Pemahaman Terhadap Koleksi

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

4 Apakah saudara

memahami mengenai koleksi buku langka?

Sangat memahami 1 3,1%

Memahami 18 56,3%

Kurang memahami 11 34,4%

Tidak memahami 2 8,1%

Jumlah 32 100 %

Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa,1= 3,1% responden sangatmemahami, 18= 56,3% respondenmenyatakan mengetahui cara menggunakan koleksi, sedangkan 11= 34,4% kurang mengetahui cara menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS, dan 2= 8,1% responden menjawab tidak mengetahui cara menggunakan koleksi buku langka di Perpsutakaan PPKS.

(19)

sudah dikenal oleh pengguna, sehingga pihak perpustakaan lebih mudah untuk mengintrepentasikan kepada pengguna, tatapi melihat masih ada yang belum paham akan koleksi buku langka, alangkah lebih baik perpustakaan lebih melakukan pengenalan kepada pengguna, agar pemanfaatan koleksi lebih maksimal.

Tabel 4.5Motif Pengguna Berdasarkan Pengunaan Koleksi

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

5 Apakah saudara pernah menggunakan koleksi buku

langka Perpustakaan PPKS?

Selalu 1 3,1%

Sering 6 12,3%

Kadang-kadang 15 46,9%

Tidak Pernah 12 37,5%

Jumlah 32 100 %

Pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa 1= 3,1% responden menyatakan selalu, 6= 12,3% responden menyatakan sering, 15= 46,9% responden menyatakan kadang-kadang, dan menyatakan tidak pernah 12= 37,5% responden.

(20)

dengan latar belakang PPKS yang bergerak dibidang pertanian terutama kelapa sawit. Oleh karena itu, pihak Perpustakaan PPKS harus meningkatkan promosi dan pengenalan kepada pengguna, terlebih kepada karyawan PPKS agar mereka mengetahui mengenai sejarah sejarah zaman dahulu, terutama mengenai sejarah tanaman sawit.

Tabel 4.6Motif Pengguna Berdasarkan Alasan Pengguna Tidak menggunakan Koleksi Buku Langka

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

6 Mengapa saudara tidak pernah menggunakan koleksi buku langka yang ada di perpstakaan PPKS?

Terbitan buku sudah terlalu lama atau sudah tua

2 6,2%

Informasi tidak sesuai dengan kebutuhan

3 9,4%

Koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS banyak menggunakan bahasa asing, sehingga sulit dimengerti

7 21,9%

Tidak tahu cara menggunakan koleksi

0 0%

Pengguna yang pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

20 62,5%

(21)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa, 2= 6,2% responden menyatakan Terbitan buku sudah terlalu lama atau sudah tua, 3= 9,4% menyatakan Informasi tidak sesuai dengan kebutuhan, 7= 21,9% menyatakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS banyak menggunakan bahasa asing, sehingga sulit dimengerti, 0= 0% menyatakan tidak tahu penggunaan koleksi dan 20= 62,5% pengguna Perpustakaan PPKS yang pernah menggunakan koleksi buku langka.

(22)

Tabel 4.7 Motif Pengguna Berdasarkan Tujuan Penggunaan Koleksi

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

7 Apa tujuan saudara memanfaatkan koleksi buku langka ?

Sebagai referensi untuk penelitian

2 6,2%

Menyelesaikan tugas 4 12,5%

Menambah wawasan 11 34,4%

Hiburan 3 9,4%

Pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

12 37,5%

Jumlah 32 100%

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa, 2= 6,2% responden menyatakan sebagai referensi untuk penelitian, 4=12,5% responden menyatakan menyelesaikan tugas, 11=34,4% menyatakan sebagai untuk menambah wawasan, dan 3= 9,4% hiburan dan 12= 37,5% pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS .

(23)

disimpulkan bahwa setiap responden memiliki motif dantujuan yang berbeda dalam menggunakan koleksi sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Tabel 4.8 Motif Pengguna Berdasarkan Cara Memanfaatkan Koleksi

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

8. Bagaimana saudara memanfaatkan koleksi buku langka di perpustakaan PPKS?

Mengunduh lansung dari website

3 9,4%

Membaca di tempat 7 21,9% Mencatat informasi 5 15,6% Fotocopy sesuai

kebutuhan

5 15,6%

Pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

12 37,5%

Jumlah 32 100%

Bedasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa, 3= 9,4% responden menyatakan mengunduh lansung dari website, 7= 21,9% menyatakan membaca ditempat, 5= 15,6% menyatakan mencatat informasi dari buku, 5,= 15,6% menyatakan foto copy sesuai kebutuhan dan 12= 37,5% pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS.

(24)

pulang, oleh karena itu pengguna hanya bisa membaca ditempat, mencatat informasi dari buku dan memfoto copy sesuai kebutuhan sesuai dengan izin dari pihak petugas perpustakaan, sedangkan koleksi digital buku langka tidak semua tersedia di repository PPKS hanya sebagian dari koleksi, karena sebagian koleksi belum semua dialihkan ke media digital, sehingga pengguna lebih banyak memilih menggunakan koleksi lansung di tempat, karena semua koleksi masih tersedia di perpustakaan.

4.1.3. Minat Pengguna Memanfaatkan Koleksi Buku Langka

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Apabila pengguna berminat pada koleksi tersebut, pasti mereka akan menggunakan koleksi tersebut. Jadi untuk mengetahui faktor minat dalam penelitian ini terdapat beberapa pertanyaan yang mewakili yang diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9 Minat Pengguna Berdasarkan Kunjungan Ke Perpustakaan

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

9 Berapa kali dalam

seminggu saudara mengunjungi perpustakaan

PPKS?

1-2 kali seminggu 16 50%

3kali seminggu 9 28,1%

4 kali seminggu 2 6,3%

5 kali seminggu 5 15,6%

(25)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa, 16= 50% responden menyatakan 1-2 kali seminggu, 9= 28,1% menyatakan 3 kali seminggu, 2= 6,3% menyatakan 4 kali seminggu, dan 5= 15,6% menyatakan 5 kali seminggu.

Berdasarkan dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa setengahnyaresponden mengunjungi perpustakaan sebanyak 50% 1-2 kali seminggu. Jika minat kunjungan responden dalam rentan waktu 1-5 diibaratkan sebagai berikut:

1 x seminggu = Sangat rendah ( - ) 2 x seminggu = Rendah ( - ) 3 x seminggu = Normal ( netral) 4 x seminggu = Tinggi ( + )

5 x seminggu = Sangat Tinggi ( + )

(26)

pengguna menggunjungi perpustakaan, karena setengah dari responden memilih 1-2 kali, tentu hal ini perlu diperhatikan lebih oleh pihak perpustakaan karena tingkat kunjungan mahasiswa ke perpsutakaan merukapakan tolak ukur keberhasilan perpustakaan dalam menjalankan tugas dan fungsi perpustakaan.

Tabel 4.10Minat Pengguna Berdasarkan Banyaknya Koleksi Yang Dimanfaatkan

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

10. Berapa banyak Koleksi buku langka yang saudara gunakan dalamsebulan?

1 – 2 koleksi 3 9,4%

3 – 4 koleksi 6 18,7%

5 – 6 koleksi 4 12,5%

> 6 koleksi 7 21,9%

Pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

12 37,5%

Jumlah 32 100 %

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa banyak koleksi yang digunakan dalam sebulan yaitu 3= 9,4% menyatakan 1-2 koleksi, 6= 18,7% menyatakan bahwa 3-4 koleksi, 4= 12,5% menyatakan 5-6 koleksi, 7= 21,9% menyatakan > 6 koleksi dan 12= 37,5% Pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

(27)

kecil yang menggunakan koleksi buku langka lebih dari 6 koleksi yaitu hanya 21,9% saja, maka dapat dikatakan penggunaan koleksi buku langka masih sangat rendah dan pihak perpustakaan harus lebih meningkatkan promosi terutama koleksi buku langka yang mereka miliki.

Tabel 4.11. Minat Pengguna Berdasarkan Lama Koleksi Digunakan

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

11. Dalam memanfaatkan koleksi buku langka, berapa jam waktu yang saudara gunakan?

< 1 jam 2 6,2%

1-2 jam 6 18,8%

3-4 jam 9 28,1%

> 4 jam 3 9,4%

Pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

12 37,5%

Jumlah 32 100 %

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa lama waktu responden memanfaatkan koleksi buku langka yaitu 2= 6,2% responden menyatakan < 1 jam, 6= 18,8% menyatakan 1-2 jam, 9= 28,1% menyatakan 3-4 jam, 3= 9,4% menyatakan >4 jam dan 12= 37,5% pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS.

(28)

berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, sama hal seperti cara memanfaatkan koleksi ada yang membaca di tempat, mengunduh dari website, mencatat ditempat, dan itu tingkat penggunaan pasti berbeda, seperti hasil unduhan dari website setelah di unduh disimpan terlebih dahulu, kemudian digunakan ketika dibutuhkan kembali. Maka lama penggunaan bisa berdasarkan media dan cara penggunaannya.

4.2. Pemanfataan Koleksi Berdasarkan Faktor Eksternal 4.2.1. Kelengkapan Koleksi Perpustakaan PPKS

(29)

Tabel 4.12Kelengkapan Koleksi Berdasarkan Ketersediaan Koleksi

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

12. Apakah menurut saudara koleksi buku langka yang tersedia di perpustakaan PPKS sudah lengkap?

Sangat lengkap 0 0%

Lengkap 13 40,6%

Kurang lengkap 6 18,8%

Tidak lengkap 1 3,1%

Pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

12 37,5%

Jumlah 32 100%

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa, 0=0% (tidak ada) responden menyatakan sangat lengkap, 13= 40,6% menyatakan lengkap, 6= 18,8% menyatakan kurang lengkap, 1= 3,1% menyatakan tidak lengkap, dan 12= 37,5% pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS.

(30)
[image:30.595.110.515.138.376.2]

Tabel 4.13Kelengkapan Koleksi Berdasarkan Variasi Koleksi

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

13. Apakah koleksi buku langka di perpusakaan PPKS bervariasi?

Sangat bervariasi 0 0%

Bervariasi 13 40,6%

Kurang bervariasi 6 18,8%

Tidak bervarisi 0 0%

Pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

12 37,5%

Jumlah 32 100%

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui 0=0% (tidak ada responden) menyatakan sangat bervariasi, 13= 40,6% menyatakan bahwa bervariasi, 6=18,8% menyatakan kurang bervariasi, 1=3,1% (tidak ada responden) menyatakan tidak bervariasi dan 12= 37,5% Pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

(31)
[image:31.595.111.515.192.437.2]

4.2.2. Keterampilan Pustakawan Perpustakaan PPKS

Tabel 4.14. Keterampilan Pustakawan Berdasarkan Pustakawan Membantu pengguna

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

14. Apakah pustakawan membantu ketika saudara kesulitan menggunakan koleksi di Perpustakaan PPKS?

Selalu 4 12,5%

Sering 14 43,8%

Kadang-kadang 2 6,2%

Tidak pernah 0 0%

Pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

12 37,5%

Jumlah 32 100 %

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa sebanyak 4= 12,5% responden menyatakan selalu, 14= 43,8% menyatakan sering, 2= 6,2% (tidak ada responden) menyatakan kadang-kadang, 0= 0% (tidak ada responden) menyatakan tidak pernah dan 12= 37,5% pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS.

(32)
[image:32.595.112.517.194.433.2]

pendayagunaan koleksi bahan pustaka atau sumber informasi dengan memberikan bantuan maupun jasa kepada para pengguna.

Tabel 4.15Keterampilan Pustakawan Dalam Melayani Pengguna

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

15. Apakah pustakawan Perpustakaan PPKS ramah dalam melayani pengguna terutama bagian koleksi buku langka?

Sangat ramah 2 6,2%

Ramah 14 43,8%

Kurang ramah 4 12,5%

Tidak ramah 0 0%

Pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

12 37,5%

Jumlah 32 100 %

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa sebanyak 2= 6,2% responden menyatakan sangat ramah, 14= 43,8% menyatakan ramah, 4= 12,5% menyatakan kurang ramah, 0= 0% (tidak ada responden) menyatakan tidak ramah dan 12= 37,5% pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS.

(33)

fungsi dan tugas bagi seorang pustakawan. Bagi pengguna pearpustakaan, menambah kenyamanan ketika mereka mengunjungi perpustakaan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pustakawan yang bertugas di perpustakaan PPKS menjalankan salah satu tugasnya dengan ramah melayani penggunanya.

4.2.3. Fasilitas Perpustakaan PPKS

[image:33.595.109.517.472.754.2]

Fasilitas merupakan hal yang sangat berpengaruh dengan penggunaan koleksi, baik itu fasilitas penulusuran yang mempermudah pengguna melalukan temu kembali informasi maupun seperti fasilitas lain seperti ruang baca, ruang digital dan sebagainya, untuk mengetahui kelengkapan koleksi di perpustakaan PPKS dapat dilihat pendapat pengguna yang telah diuraian dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.16Kendala Pengguna Dalam Memanfaatkan Koleksi

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

16. Kendala apa yang saudara alami dalam mengakses atau memanfaatkan

koleksi buku langka di perpustakaan PPKS?

Informasi tidak lengkap 4 12,5% Fasilitas kurang memadai 2 6,2% Pustakawannya yang kurang paham

mengenai koleksi

0 0%

koleksi buku langka di perpustakaan PPKS banyak menggunakan bahasa asing, sehingga sulit dimengerti

14 43,8%

Pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

12 37,5%

(34)

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa 4= 12,5% menyatakan informasi tidak lengkap, 2=6,2% menyatakan fasilitas kurang memadai, yang menyatakan pustakawannya tidak paham dengan koleksi 0= 0%, 14= 43,8% menyatakan koleksi buku langka di perpustakaan PPKS banyak menggunakan bahasa asing, sehingga sulit dimengerti sedangkan yang tidak pernah menggunakan koleksi perpustakaan sebanyak 12= 37,5%.

(35)
[image:35.595.110.516.138.385.2]

Tabel 4.17Berdasarkan Fasilitas Yang Memadai

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

17. Apakah menurut saudara fasilitas Perpustakaan PPKS sudah memadai?

Sangat memadai 0 0%

Memadai 13 40,6%

Kurang memadai 4 12,5%

Tidak memadai 3 9,4%

Pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

12 37,5%

Jumlah 32 100 %

Berdasarkan Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sebanyak 0= 0% (tidak ada responen) menyatakan selalu, 13= 40,6% menyatakan memadai, 4= 12,5% (tidak ada responden) menyatakan kurang memadai, 3= 9,4% menyatakan tidak memadai dan 12= 37,5% pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

(36)
[image:36.595.110.517.195.432.2]

informasi yang mereka butuhkan, sehingga pengguna harus datang keperpustakaan .untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap.

Tabel 4.18. Kerapian Koleksi Berdasarkan Penelusuran Kembali

No Pertanyaan Pilihan jawaban F %

18. Apakah koleksi buku langka tertata rapi dan

berurutan ketika saudara melakukan penulusaran kembali informasi?

Sangat rapi 0 0%

Rapi 12 37,5%

Kurang rapi 6 18,8%

Tidak rapi 2 6,2%

Pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

12 37,5%

Jumlah 32 100 %

Berdasarkan Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa sebanyak 0= 0% responden menyatakan sangat rapi, 12= 37,5% menyatakan rapi, 6=18,8% menyatakan kadang-kadang, 2=6,2%menyatakan tidak rapi dan 12= 37,5% pengguna yang tidak pernah menggunakan koleksi buku langka di Perpustakaan PPKS

(37)
(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Koleksi buku langka di Perpsutakaan PPKS disediakan untuk memenuhi kebutuhan para pengguna yang berada di PPKS terutama kebutuhan pengguna mengenai kelapa sawit, dan untuk memenuhi kebutuhan internal: Pengguna kadang-kadang mengunakan koleksi buku langka ketika berkunjung ke perpustakaan untuk menambah wawasan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Minat pengguna berkunjung ke perpustakaan dan pemanfatan koleksi buku langka masih cenderung rendah dan kendala pengguna memanfaatkan koleksi buku langka karena koleksi banyak menggunakan bahasa asing sehingga sulit dimengerti. 2. Dalam memenuhi kebutuhan eksternal: Kelengkapan koleksi buku langka

(39)

5.1.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah tertera diatas, peneliti dapat memberikan beberapa saran kepada Perpustakaan PPKS sebagai berikut:

1. Sebaiknya Perpustakaan PPKS lebih meningkatkan promosi dan sosialisasi kepada semua pengguna perpustakaan agar pengguna lebih mengenal akan fungsi dan manfaat koleksi buku langka.

2. Pihak Perpustakaan PPKS sebaiknya menambah sumber daya manusia yang berlatar belakang pustakawan untuk pengelolaan koleksi buku langka sehingga pengolahan lebih terarah, sehingga pengerjaan pengalihan koleksi tercetak ke digital lebih cepat, sehingga pengguna tidak perlu menggunakan koleksi fisik koleksi, karena tidak semua koleksi ada bentuk digitalnya.

(40)

BAB II

KAJIAN BAHAN PUSTAKA 2.1. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus merupakan salah satu dari jenis perpustakaan yang ada, perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh instansi atau lembaga, baik negeri maupun swasta yang diperntukkan secara terbatas kepada pengguna yang berada dilingkungan instansi/lembaga tersebut. Untuk lebih rinci, penulis akan menjabar beberapa pengertian perpustakaan khusus menurut beberapa ahli.

2.1.1. Pengertian Perpustakaan Khusus

Perpustakaan sebagai salah satu unit kerja yang merupakan tempat mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan melestarikan bahan pustaka. Dalam Undang-Undang No. 43 tahun 2007 pasal I tentang perpustakaan dinyatakan bahwa perpustakaan adalah“institusi pengelola karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi dan rekreasi para pustaka”.

Sedangkan pengertian perpustakaan khusus menurut Sutarno NS (2006, 39), adalah “tempat penelitian dan pengembangan, pusat kajian, serta penunjang pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia atau pegawai”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hasugian (2009, 81), bahwa perpustakaan khusus adalah:

(41)

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan adalah institusi pengelola bahan pustaka dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi dan rekreasi para pustaka, sedangkan Perpustakaan Khusus adalah Perpustakaan yang didirikan oleh lembaga/instansi (pemerintah/swasta) yang berperan menyimpanmengelola serta menyebarkan informasi guna memenuhi kebutuhan informasi pengguna dilingkungan lembaga atau instansi yang bersangkutan.

2.1.2. Tujuan Perpustakaan Khusus

Setiap perpustakaan pasti memiliki tujuan dalam mendirikan suatu perpustakaan. Tujuan pepustakaan secara umum menurut Sutarno (2006, 53) adalah:

“menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara, dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannnya, dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.

Sedangkan tujuan perpustakaan khusus menurut Hasugian (2009, 82) adalah:

“ perpustakaan yang hanya menyediakan koleksi khusus yang berkaitan dengan misi dan tujuan dari organisasi atau lembaga yang memilikinya dan biasanya hanya memberikan pelayanan yang khusus hanya kepada staf organisasi atau lembaganya saja”.

(42)

perpustakaan khusus melayani penggunanya hanya kepada staf organisasi atau lembaganya saja.

2.1.3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Khusus

Peran perpustakaan sangat penting untuk menunjang pelaksanaan suatu instansi, maka tidak terlepas dari tugas tugas baik dalam dalam pengelolaan informasi maupun penyebaran informasi. Ada beberapa tugas perpustakaan khusus instansi pemerintah dalam Buku Panduan Badan Standarisasi (2009, 2-3) adalah:

1. Menunjang terselenggaranya pelaksanaan tugas lembaga induknyadalam bentuk penyediaan materi perpustakaan dan akses informasi.

2. Mengumpulkan terbitan dari dan tentang lembaga induknya. 3. Memberikan jasa perpustakaan dan informasi.

4. Mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang tugas perpustakaan.

5. Meningkatkan literasi informasi.

Seangkan menurut Yusuf dan Subekti (2010, 24) tugas perpsutakaan khusus adalah:

“mengelola sumber informasi khusus yang sesuai dengan program-program lembaga induknya. Segala informasi dari jenis media apa pun, berupa cetakan maupun bahan dari bukan hasil cetakan, termasuk di dalamnya media elektronik, khususnya yang mendukung kebutuhan-kebutuhan khusus lembaga, selalu diupayakan pengadaannya untuk kemudian diolah dan dimanfaatkan (dilayankan) kepada para peneliti di lingkungan lembaga yang bersangkutan”.

Fungsi perpustakaan merupakan tempat mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi kepada pengguna. Hasugian (2009, 86) mengemukakan bahwa fungsi perpustakaan secara umum adalah :

(43)

Bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semuakoleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan. 2. Fungsi pendidikan

Perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non formal.

3. Fungsi Penelitian

Perpustakaan bertugas menyediakan bahan perpustakaan (penyedia materi) untuk keperluan penelitian.

4. Fungsi informasi

Perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat.

5. Fungsi kultural

Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas seperti pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.

6. Fungsi rekreasi

Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.

Fungsi perpustakaan khusus menurut Sutarno NS (2003, 58) adalah “tempat penelitian dan pengembangan, pusat kajian, serta penunjang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia / pegawai”. Dalam Panduan Badan Standarisasi Nasional tahun (2009, 3) Fungsi perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah:

1. Mengembangkan koleksi yang menunjang kinerja lembagainduknya.

2. Menyimpan semua terbitan dari dan tentang lembaga induknya.

3. Menjadi focal point untuk informasi terbitan lembaga induknya.

4. Menjadi pusat referal dalam bidang yang sesuai dengan lembagainduknya, baik cetak maupun elektronik.

5. Mengorganisasi materi perpustakaan. 6. Mendayagunakan koleksi.

7. Menerbitkan literatur sekunder dan tersier dalam bidang lembaga induknya baik cetak maupun elektronik.

(44)

9. Menyelenggarakan kegiatan literasi informasi untuk pengembangan kompetensi sumber daya manusia lembaga induknya.

10. Melestarikan materi perpustakaan, baik preventif maupun kuratif.

11. Ikut serta dalam kerjasama perpustakaan serta jaringan informasi.

12. Menyelenggarakan otomasi perpustakaan. 13. Melaksanakan digitalisasi materi perpustakaan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa tugas Perpustakaan khusus adalah mengumpulkan, mengelola sumber daya informasi khusus yang sesuai dengan lembaga induknya dalam bentuk elektronik maupun tercetak. Sedangkan fungsi perpustakaan khusus adalah tempat menyimpan, mengolah, melestarikan dan mendayagunakan sumber informasi yang hanya dikelola dan diterbitkan hanya pada lembaga induknya untuk sarana prasarana bagi kebutuhan pengguna.

2.2. Pemanfaatan Koleksi

(45)

perpustakaan dapat dikatakan bermanfaat atau tidak bagi penggunanya berkaitan dengan upaya pembinaan koleksi serta layanannya agar dapat dikenal dan dimanfaatkan oleh penggunanya.

Menurut Lasa (2005, 3117), bahwa “pemanfaatkan koleksi seperti banyaknya peminjam dan jumlah koleksi yang dipinjam biasanya digunakan sebagai salah satu unsur untuk mengetahui efektifitas suatu perpustakaan”. Setiap perpustakaan tentunya mempunyai visi yang berbeda, namun sebuah perpustakaan dikatakan berhasil bila dimanfaatkan oleh penggunanya.

Ada beberapa teori cara pengguna memanfaatkan koleksi perpustakaan yaitu meliputi:

1. Membaca

Membaca adalah melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya (dengan melisankan atau dalam hati) (Salim 2002, 114). Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia (2005, 196), “membaca bermakana melihat, serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau membaca dalam hati.

2. Mencatat

Makna mencatat adalah menulis atau memasukan sesuatu dalam buku sebagai peringatan (Salim 2002,263). Sedangkan pengertain mencatat dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2005,196) adalah “menuliskan sesuatu yang telah ditulis (menyalin)”.

(46)

Mefotokopi membuat salinan barang lainnya dengan menggunakan mesin fotokopi (Salim 2002, 425). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 321) menfotokopi bermakana membuat repoduksi dengan fotokopi.

4. Meminjam

Meminjam adalah memakai barang (dalam hal ini buku) orang untuk sementara waktu (Salim 2002, 165), sedangkan menurut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 876) “meminjam bermakna memakai barang orang lain untuk sementara waktu tertentu (kalau sudah sampai waktunya dikembalikan)”.

Zulkarnaen (2007, 45), juga berpendapat ada beberapa cara memanfaatkan koleksi buku pada perpustakaan sebagai berikut:

1. Meminjam

Biasanya pengguna melakukan peminjaman melalui meja sirkulasi perpustakaan setelah mendapatkan buku yang diinginkan. Denganmelakukan peminjaman, pengguna memiliki waktu yang lebih banyak untuk membaca buku yang dipinjam. Buku tersebut dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi ke meja sirkulasi.

2. Membaca di tempat

Bagi pengguna yang memiliki waktu luang yang cenderung membaca di ruang baca perpustakaan. Pengguna dapat memilih beberapa buku untuk dibaca dan menghabiskan waktunya di perpustakaan.

3. Mencatat informasi dari buku

Terkadang pengguna hanya melakukan pencatatan informasi yang diperoleh dari koleksi. Dengan cara seperti ini, pengguna mendapatkan informasi ringkas tentang berbagai masalah dari berbagai buku yang berbeda.

4. Memperbanyak (menggunakan jasa Foto copy)

(47)

Dari pendapat pendapat diatas dapat disimpulkan pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan pemanfaatan. Sedangkan pemanfaatan lansung yaitu dengan dengan membaca pengguna telah melihat isi dari koleksi tersebut, mencatat yaitu menyalin dari isi yang telah dibaca, menfotokopi yaitu mereproduksi dari koleksi sebelumnya dan meminjam yaitu memakai bahan pustaka dengan jangka waktu yang telah ditentukan, maka dengan membaca, menyalin/mencatat informasi dari buku, memfotokopi dan meminjam, maka pengguna sudah bisa dikatakan memanfaatkan koleksi tersebut.

Menurut Handoko yang dikutip Handayani (2007: 28), bahwa dari segi pengguna pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

1. Faktor internal meliputi: a. Kebutuhan

Yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalahkebutuhan akan informasi

b. Motif

Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu

c. Minat

Minat adalah kecendurungan hati yang tinggi terhadap sesuatu

2. Faktor eksternal meliputi:

a. Kelengkapan koleksi Banyaknya koleksi referensi yang dapatdimanfaatkan informasinya oleh mahasiswa.

b. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna Keterampilan pustakawan dalam melayani mahasiswa dapat dilihat melalui kecepatan dan ketepatan mereka memberi layanan.

c. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali

(48)

yang meliputi kebutuhan, motif dan minat dan faktor eksternal yang meliputi kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dan keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa indikator dalam pemanfaatan koleksi memiliki dua faktor yaitu eksternal dan internal yang diuraiankan sebagai berikut:

2.2.1 Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri pengguna yang mempengaruhi pengguna untuk memanfaatkan koleksi yang tersedia atau untuk mencari informasi yang diinginkan di perpustakaan. Misalnya karena kebutuhan, motif dan minat yang diuraikan sebagai berikut:

1. Kebutuhan

Adapun yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi, setiapindividu pasti berbeda akan kebutuhan infomasinya sesuai dengan kebutuhanmasing-masing.

Menurut McLeod yang dikutip Sutopo (2012, 900) bahwa:

“Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat”.

Sedangkan Yusup (2012, 188-189)juga menambahkan bahwa:

“informasi itubermacam ragam jenisnya, fungsinya, jugamanfaatnya, karena hampir tidakseorangpun yang tidakmembutuhkaninformasi walau sekecil apa pun kebutuhantersebut”.

(49)

sehari-hari, exhaustive approachyaitu kebutuhan pengguna akan informasi secara menyeluruh, dan catching up approach yaitu kebutuhan pengguna akan informasi singkat dan cepat (Prawati, 2002, 43).Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sekecil apapun kebutuhan seseorang pasti membutuhkan informasi, karena informasi merupakan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

2. Motif

Motif atau motivasi berasal dari kata “moreve” Yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berprilaku. Motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau “needs” atau “want”. Kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspon. Tanggapan terhadap kebutuhan tersebut dan hasilnya orang akan puas. Apabila kebutuhan tersebut belum direspon atau dipenuhi, maka akan berpotensi untuk muncul kembali sampai kebutuhan yang diinginkan (motoadmodjo, 2007). Maka motif adalah sesuatu yang mendasari perbuatan atau tindakan seseorang sehingga menyebabkan ia berbuat sesuatu. Dalam dunia perpustakaan motif atau alasan pengguna dalam menggunakan perpustakaan berbeda-beda sesuai dengan keperluan masing-masing.

(50)

Ernawati (2007,7) juga berpendapat bahwa:

“jika ditelusuri lebih dalam motif timbul bukan hanya dari kebutuhan yang ada, tetapi ditentukan pula adanya faktor harapan akan dapat dipenuhinya suatu kebutuhan”.

Setelah dipenuhinya kebutuhan pengguna dengan menggunakan media buku yang merupakan koleksi di perpustakaan, maka munculah media gratifikasi yang terbagi dalam beberapa motif, yaitu pengawasan (Surveillance), pengalihan (Diversion), identitas pribadi (Personal identity), dan hubungan personal atau integrasi dan interaksi social (Social Relationship) (Istiawan 2015, 7). Maka dapat diketahui bahwa seseorang melakukan sesuatu yaitu memanfaatkan koleksi berdasarkan motifatau alasan berbeda-beda, sesuai keinginan maupun kebutuhan masing-masing.

3. Minat

Minat merupakan keinginan hati seseorang terhadap sesuatu, sehingga menjadi kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian terhadap objek maupun aktifitas teresebut.

Menurut Soufia dan Zuchdi (2004, 116)menjelaskan bahwa:

“minat merupakan kekuatan pendorong yangmenyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang lain, pada aktivitasatau objek lain”.

Sedangkan Slameto (2003, 57) menjelaskan bahwa:

(51)

Menurut Sudirman (2003, 76) menyatakan bahwa:

“minat seseorang terhadap suatu objekakan lebih kelihatan apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitandengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan”.

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Jika pengguna merasa bahwa memanfaatkan koleksi adalah sesuatu yang menguntungkan, mereka merasa berminat, hal ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang maka minat juga menjadi berkurang. Jadi untuk mengetahui faktor minat dalam penelitian ini terdapat empat item pertanyaan yang mewakili yaitu; rata-rata kunjungan, lama waktu penggunaan yang diperlukan, rata-rata koleksi buku yang dipinjam.

2.2.2. Faktor eksternal.

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar pengguna yangmempengaruhi pengguna untuk memanfaatkan koleksi yang tersedia atau untuk mencari informasi yang diinginkan di perpustakaan. Misalnya karena kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dan tersedianya fasilitas penelusuran informasi yang diuraikan sebagai berikut:

1. Kelengkapan koleksi

(52)

dibutuhkan pemustaka terdapat pada koleksi yang dimiliki perpustakaan”. Sebagai pusat informasi, sebuah perpustakaan memiliki nilai informasi pengertian dalam arti luas, informasi diperpustakaan adalah semua materi yang terkandung di dalam konteks. Jadi informasi adalah ilmu pengengetahuan (sutarno 2005, 135).

Informasi yang dibutuhkan pemustaka terdapat pada koleksi , maka ketersedian koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan oleh sebuah perpustakaan. Sulistyo-basuki menyatakan bahwa “berapapun besar koleksi sebuah perpustakaan, keunggulan koleksi tersebut akan sia-sia belaka bila tidak digunakan ( Enitia dkk 2012: 1).Oleh karena itu setiap perpustakaan tentu harus melakukan kegiatan pengadaan koleksi untuk menambah kelengkapan koleksi yang dimilikinya, kegiatan pengadaan koleksi bisa dilakukan dengan membeli, tukar-menukar, serta hadiah dari perorangan maupun lembaga. Pertumbuhan dan perkembangan koleksi sering kali tidak diimbangi dengan perluasan ruangan perpustakaan, akibatnya rak-rak yang tersedia untuk menampung koleksi tahun demi tahun semakin penuh sesak, sehingga membuat ruangan perpustakaan menjadi tidak nyaman lagi.

2. Keterampilan pustakawan

Keterampilan pustakawan yang dimaksud adalah keterampilan dalam melayani pengguna, sebagai institusi yang telah mendapat ISO 9001: 2008 tentang layanan publik, kepuasan pengguna merupakan tujuan yang harus

dipenuhi. Berkaitan dengan hal tersebut, pustakawan sebagai ujung tombak dalam

layanan informasi mempunyai peran yang penting.

(53)

“pustakawan di perpustakaan khusus mempunyai kompetensi khusus yang

bersifat unik dan saling memengaruhi satu sama lain, yaitu pengetahuan

(knowledge), pemahaman (understanding), keahlian (skill), dan perilaku

(attitudes)”.

Kompetensi khusus dan unik tersebut termasuk pula penguasaan terhadap

informasi khusus secara mendalam sesuai subjek spesialisasinya, informasi

tercetak maupun elektronis, serta teknik penelusuran.Salah satu faktor yang

menentukan keberhasilan kegiatan perpustakaan adalah komunikasi antara

pustakawan dan pengguna dalam memberikan layanan. Menurut Hubeis (2011),

komunikasi adalah “cara membuat orang lain tahu tentang gagasan dan perasaan

kita”. Komunikasi mencakup apa yang dikatakan dan apa yang tidak dikatakan,

siapa yang menyampaikan, mengapa disampaikan, di mana dan kapan

disampaikan, dan bagaimana cara menyampaikannya. Komunikasi jugamencakup

gerak-gerik tubuh, ekspresi wajah, tutur kata, dan nada suara serta segala sesuatu

yang tidak terucapkan tetapi disimbolkan.

Menurut Fandy dan Diana (2002), secara deskriptif layanan adalah “suatu

kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang

lain”. dalam menyediakan produk atau jasa, sedangkan melayani adalah

membantu menyiapkan sesuatu yang diperlukan oleh seseorang. Berkaitan dengan

konseplayanan prima, kegiatan layanan dapat diartikan sebagai upaya maksimal

yang diberikan oleh pustakawan kepada pengguna untuk memenuhi harapan dan

kebutuhannya hingga tercapai kepuasan. Pendekatan kepada pengguna menjadi

(54)

kebutuhan informasi pengguna dapat terpenuhi sesuai dengan yang diinginkan.

Untuk itu, pustakawan perlu memiliki pengetahuan yang cukup tentang

karaktertik pengguna agar dapat mengantisipasi jenis dan tingkat informasi yang

dibutuhkan. Pengkajian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas pustakawan

dan pengguna dalam proses penelusuran informasi secara elektronis yang

bersumber dari pangkalan data ScienceDirect di perpustakaan.

3. Fasilitas

Untuk menunjang aktivitas dan pekerjaan didalamnya maka dperlukan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan.

Menurut Moenir (2001,119) menyatakan bahwa:

“Fasilitas adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan pelayanan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam melaksanakan pekerjaan atau segala sesuatu yang digunakan, dipakai, ditempati, dan dinikmati oleh orang pengguna”.

Penjelasan lain mengenai fasilitas menurut Prastowo (2012:297) : “Prasarana perpustakaan adalah fasilitas penunjang utama bagi terselenggaranya kegiatan pelayanan perpustakaan”.

Supriyanto (2006, 143) menyatakan bahwa:

“Perpustakaan merupakan wadah yang tepat sebagai tempat berkumpulnya masyarakat dalam upayanya memenuhi kebutuhan bahan bacaan mereka, sehingga perpustakaan merupakan tempat strategis yang menyediakan bahan pustaka yang digunakan sebagai sarana belajar mandiri”

(55)

Pendapat lain yangmenyatakan oleh Sutarno (2006, 11-12) bahwa: “Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca”.

Berdasarkan beberapa pengertian dari fasilitas dan perpustakaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas perpustakaan merupakan segala sesuatu yang dipergunakan dan dinikmati guna menunjang pengorganisasian koleksi buku pustaka dan terbitan lain yang diatur sesuai dengan perlengakpan dan peralatan yang ada serta tata susunan dalam suatu ruangan yang nyaman sehingga koleksi dengan mudah didapatkan.

2.3. Koleksi Buku Langka

Koleksi buku langka merupakanwarisan dan ide-ide para terdahulu untuk itu dalam mensosialisasikan sebagai pemilik koleksi buku langka kita perlu memanfaatkan keunikan koleksi itu sehingga Perpustakaan perlu menggali lagi koleksi buku langka dipakai sebagai andalan informasi pustaka menuju Perpustakaanuntuk mengumpulkan dokumen yang mempunyai nilai sejarah yang dipakai menjadiwahana penelitian dan pendidikan. Menurut Muchyidin dan Iwa (2008, 20) menyatakan bahwa “koleksi perpustakaan merupakan modal dasar perpustakaan yang akan menentukan dan menunjang terhadap kelancaran penyelenggaraan dan pelayanan masyarakat”.

(56)

koleksi buku langka. Koleksi buku langka merupakan koleksi yang susah didapatkan dan usianya sudah tua.

Didalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, koleksi adalah “semua informasi dalam bentuk karya tulis , karya cetak, dan atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan yang dihimpun, diolah dan dilayankan”. (Suwarno 2010, 260). Sedangkan Pengertian buku langka Menurut Sutarno (2008, 21), “ merupakan buku-buku yang sudah tua, tidak diterbitkan lagi dan jumlahnya sangat terbatas”.Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa koleksi merupakan semua informasi dalam bentuk karya tulis maupun karya cetak, sedangkan koleksi buku langka merupakan koleksi buku tua yang tidak diterbitkan lagi, jadi koleksi buku langka adalah koleksi yang berbentuk karya tulis atau karya cetak yang merupkan koleksi tua, yang jumlahnya terbatas dan tidak diterbitkan lagi.

Sedangkan yang dikutip oleh Maryono dalam kamus ODLIS (2015, 1), menyatakan bahwa:

“Buku langka (rare book) sebagai buku yang sukar didapatkan dan hanya sedikit yang beredar di perdagangan buku. Buku langka pada umumnya sangat bernilai, sebagian perpustakaan menyimpannya diruangan yang aman dan biasanya diruangan koleksi khusus”.

BPAD yang dikutip Supriono (2013, 3), juga mendefinisikan langka atau rare book, antique book adalah:

(57)

Dari uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa buku langka merupakan buku yang sudah tua, usianya lebih dari 50 tahun yang tidak diterbitkan lagi, memiliki nilai informasi kesejarahan serta jumlah koleksinya terbatas sehingga sulit menemukannya dipasaran.

2.3.1. Karakteristik Koleksi Buku Langka

Setiap jenis koleksi memiliki karakteristik yang membedakan masing-masing koleksi, karakteristik koleksi tersebut melekat pada tiap jenis koleksi baik fisik maupun informasi yang terkandung dalam koleksi buku langka dan keberadaannya seringkali diperlakukan sebagai kategori khusus. Seperti yang dikemukakan maryono (2015, 1) adalah:

“Buku langka pada umumnya sangat bernilai, sebagaian perpustakaan menyimpannya diruangan khusus, dan biasanya diruangan yang aman”.

Menurut Ruth Lilly Special Collection and Archives IUPUI University Library, karakteristik koleksi buku langka tersebut terdiri dari:

a. Pentingnya Nilai Intrinsik, faktor yang mendasari sebuah kelangkaan terhadap buku adalah nilai intrinsik dari buku tersebut. Hanya buku-buku yang dikenal penting bagi kebutuhan pengguna yang akan meningkatkan nilai suatu buku dan memunculkan arti langka itu sendiri.

b. Usia, bagi buku langka usia merupakan bagian kecil dari nilai sebuah buku itu sendiri.

c. Kelangkaan, maksudnya adalah buku-buku yang ada hanya tersedia dalam jumlah cetak sedikit dan memiliki nilai yang penting bagi pengguna. Edisi sebuah buku yang dicetak sebanyak 25.000 kopi atau lebih tentu tidak dapat dikategorikan sebagai sebuah koleksi buku langka.

(58)

tidak terdapat sobekan pada setiap kertasnya dan tanda apapun sebagai bentuk penyalahgunaan di dalamnya, merupakan buku orisinil dan terjilid secara lengkap. Selain kondisi fisik, isi buku merupakan bagian penting dalam sebuah buku langka. Dari isi sebuah buku, dapat dilihat bahwa apakah buku tersebut dapat benar-benar dikategorikan sebagai buku langka atau tidak.

e. Edisi Pertama, edisi pertama dapat diartikan sebagai buku yang dicetak dan dipublikasikan untuk yang pertama kalinya. Ketika buku tersebut direvisi atau dicetak ulang pada waktu berikutnya, tidak lagi dapat dikategorikan sebagai buku baru, tapi tidak pula langka. Jadi, salah satu karakteristik sebuah buku dapat disebut koleksi buku langka adalah karena edisinya yang merupakan edisi pertama. Meski edisi pertama merupakan salah satu karakteristik koleksi buku langka, namun alasan lain harus pula tetap diperhatikan, diantaranya adalah pentingnya revisi dari buku tersebut atau edisi terjemahan pertama ke dalam bahasa Inggris, karena kebanyakan buku langka terdiri dari bahasa Belanda, Jerman, Italia, dll.

f. Penjilidan yang Benar dan Ilustrasi, sebuah buku dapat memiliki karakteristik fisik yang dapat menjadikannya koleksi yang penting seperti penjilidan khusus, koleksi pertama yang menggunakan proses pencetakan terbaru, desain yang inovatif, atau tulisan tangan seorang pengarang.

Sedangkan menurut Menurut Rahardjo (2010) adapun kelompok-kelompokkoleksi langka diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Kumpulan buku dari berbagai disiplin ilmu, terbitan mulai abad 16 b. Kumpulan foto tempo dulu

c. Kumpulan ilustrasi tentang Indonesia : kesenian, kebudayaan, kegiatanekonomi, tempat bersejarah dan pemandangan alam

d. Koleksi buku Ster : disebut Ster karena mempunyai keunikan (spesifikasi)tertentu, misalnya dari ukuran buku yang besar dan memiliki ilustrasiyang menarik

e. Koleksi Varia : terdiri beberapa jenis, seperti naskah, litografi, poster,lukisan, foto, sertifikat, leaflet, peta dan dokumen

(59)

h. Buku-buku berdasarkan TAP MPR No.XXV/MPRS/1996.

Menurut Muhammad (2010) seorang penulis beberapa buku best seller yangjuga alumnus Magister Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB),menyebutkan adapun beberapa kriteria buku langka yaitu :

a. Buku baru, tapi dicetak dengan jumlah terbatas

b. Buku terbitan lama yang sudah berumur puluhan bahkan ratusan tahun bernilai sejarah, terkait tokoh penting di zamannya, atau peristiwapenting masa lalu.

c. Buku yang menjadi favorit di masa penerbitannya dan sudah tidakditerbitkan lagi.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa karakteristik koleksi buku langka adalah koleksi yang pada umumnya sangat bernilai, sebagaian perpustakaan menyimpannya diruangan khusus, dan biasanya diruangan yang aman dan koleksi yang memiliki usia, kelangkaan, kondisi, edisi pertama dan penjilidan yang benar serta ilustrasi yang berbeda dari koleksi yang lain. Serta terdiri dari kumpulan buku dari berbagai disiplin ilmu, terbitan mulai abad 16 yang merupakan tempo zaman dahulu dan memiliki keunikan tersendiri misalnya dari ukuran buku yang dan ilustrasi yang menarik.

2.3.2. Nilai Informasi Koleksi Buku Langka

(60)

menyediakan koleksi-koleksi langka, tua, dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Seperti yang kemukakan Supriyono (2013, 1):

”Koleksi langka merupakan koleksi memiliki nilai informasi tinggi biladilihat dari perspektif sejarah koleksi itu sendiri maupun yang tertulis di koleksitersebut.Selain dari kandungan yang ada dalam informasi koleksi langka adalah unik bisadijadikan ikon daripemilik koleksi langka, oleh karena itu Perpustakaan perlumelestarikan koleksi langka ini sebagai sumber informasi utama untuk bisamerekrontuksi suatu nilai sejarah. Hal ini perlu didasarkan adanya suatu konektivitas datadan kebutuhan yang dicari peneliti khusus bidang sejarah.Konektivitas data yang berasaldarimasa lalu masih dalam bentuk kumpulan tulisan. Namun penggunaanya juga perludiperluas konektivitasnya tidak harus berhubungan dengan rekrontruksi nilaisejarahnya saja namun juga bisa digunakan kepentingan ilmu yang lainnya”.

Dilihat dari koleksi langka yang memiliki nilai informasi tinggi, langka dan unik, maka seharusnya penggunaannya juga harus tinggi, baik untuk pengetahuan dalam bidang sejarah maupun kepentingan ilmu yang lainnya.

Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Jogiyanto (2005, 31) menyatakan bahwa “Nilai informasi secara nyata memiliki karakteristik khusus terhadap tingkat ukuran, kebutuhan, dinamika, kemanfaatan dan keterpakaian informasi itu sendiri. Tetapi nilai tersebut tidak dapat diukur secara nyata”.

(61)

dikutip Handoyo (2012, 2),mengemukakan bahwa tujuan dilakukan pelestarian yaitu:

1. Menyelamatkan nilai informasi dokumen 2. Menyelamatkan fisik dokumen

3. Mengatasi kendala kekurangan ruang

4. Mempercepat perolehan informasi, dokumen yang tersimpan dalam CD (Compact Disk) sangat mudah untuk diakses, baik dari jarak dekat maupun jarak jauh. Sehingga pemakaian dokumen atau bahan pustaka menjadi lebih optimal.

Koleksi langka sebagai koleksi andalan Perpustakaan perlu mendapatkanperhatian yangserius karena didalamnya terdapat kandungan informasi utama yang dianggap sebagairekontruksi sejarah yang mana penggunaannya bisa dimanfaatkan untuk kalangan akademisimaupun di bidang praktisi. Berbicara koleksi langka berarti koleksi yang memiliki informasiyang berharga baik di tinjau dari sejarah naskah yang tertulis di naskah tersebut, karenakandungan informasi di dalam naskah itu sangat unik disamping itu juga perpustakaan harusdapat membuka akses dalam menyampaikan informasi yang dimiliki kepadakalanganmasyarakat khususnya masyarakat peneliti maupun masyarakatinternasional dan bekerja samadengan badan internasional (Suproyono 2013, 16).

(62)

pemanfaatan terhadap koleksi buku langka, perpustakaan harus mengelola koleksi dengan baik, terutama koleksi tercetaknya, dilihat dari koleksi yang sudah tua dan mudah rapuh, maka perlu dilakukan pelestarian untuk menjaga fisik koleksi agar bisa dimanfaatkan terus menerus.

Berdasarkan teori-teori yang dijelaskan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa indikator pemanfaatan koleksi buku langka yaitu terdiri

• Kebutuhan akan informasi

• Motif pengguna memanfaatkan koleksi

• Minat pengguna

• Kelengkapan koleksi di Perpustakaan

• Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna

(63)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

(64)

untuk mendapatkan informasi, perpustakaan juga dapat dijadikan acuan atau alternatif mendapatkan informasi yang dibutuhkan pengguna. Pengguna informasi merupakan pihak yang menerima atau menggunakan informasi, pengguna informasi sangat bermacam-macam diantaranya kelompok pengguna khusus seperti peneliti, kelompok pengguna pendidik seperti pengajar, kelompok pengguna bidang industri, kelompok pengguna bidang hukum, kelompok pengguna pelajar seperti mahasiswa dan masih banyak kelompok pengguna lainnya.Maka pemanfaatan koleksi dapat diukur berdasarkan seberapa sering pengguna memanfaatkan koleksi tersebut.

(65)

merupakan terbitan sekitar abad 19, serta rata-rata usianya lebih dari 50 tahun dan memiliki beragam bahasa diantaranya bahasa Indonesia, Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Rusia dan Ceko.

Koleksi buku langka perpustakaan PPKS berisi tentang tanaman keras/tanaman tahunan seperti: karet, tembakau, teh dan kelapa sawit. Hal ini sejalan dengan kegiatan PPKS yang merupakan suatu instansi bergerak dibidang penelitian kelapa sawit, sehingga koleksi buku langka perpustakaan PPKS menjadi salah satu sumber pengetahuan dan referensi oleh para peneliti, mahasiswa, petani dan masyarakat umum yang membutuhkan informasi didunia pertanian khususnya kelapa sawit, serta juga sebagai penunjang kinerja karyawan dalam meneliti dan melakukannya pekerjaannya. Dalam penggunaan koleksi buku langka perpustakaan PPKS, kemampuan dalam berbagai bahasa perlu dimiliki pengguna, karena koleksi langka yang dimiliki PPKS perpustakaan memiliki beragam bahasa asing.

(66)

Rutgers dan kawan-kawan, mereka memulai isi buku ini dengan sejarah keberadaan kelapa sawit di Indonesia khususnya di wilayah Pantai Timur Sumatera pada tahun 1848 ketika Kebun Raya Bogor mendapatkan 4 batang pohon kelapa sawit dari Bourbon (Mauritius) sebanyak 2 batang dan 2 batang lagi dari Kebun Pertanian di Amsterdam, tentang persilangan diantara bibit sawit sehingga menghasilkan varietas yang baru, dan tentang penanganan kelapa sawit mulai dari penentuan bibit hingga pemasarannya.

Sebagai sebuah literature yang sangat penting dalam penelitian mengenai tanaman keras, khususnya pada kelapa sawit harus banyak dimanfaatkan. Namun kenyataan berdasarkan pengamatan peneliti, pemanfaatannya masih rendah. Apakah dikarenakan kemampuan pengguna terhadap bahasa? Apakah karena mereka tidak membutuhkan informasi yang terkandung didalam koleksi tersebut? Atau juga mungkin karena mereka tidak mengetahui koleksi apa ada yang ada diperpustakaan? Semua itu harus menjadi masukan untuk penentuan kesimpulan yang akurat, menghilangkan kemungkinan kesimpulan yang menyesatkan.

(67)

sumber daya yang pernah ada (sejarah, budaya, pengetahuan dll.) dan juga mempromosikan lembaga/instansi sumber dokumen.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti sangat tertarik untuk mengetahui lebih mendalam mengenai rendahnya pemanfaatan koleksi buku langka di perpustakaan PPKS, maka peneliti menetapkan judul penelitian “Evaluasi Pemanfaatan koleksi buku langka di perpustakaan khusus pusat penelitian kelapa sawit (PPKS)”.

1.2Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan koleksi buku langka diperpustakaan PPKS?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah dan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan koleksi buku langka di perpustakaan PPKS

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat be

Gambar

Tabel 3.1. Kisi-kisi Variabel Pemanfaatan Koleksi Buku Langka
Tabel 4.1 Berdasarkan Kebutuhan Pengguna Saat Berkunjung
Tabel 4.2 Manfaat Koleksi Berdasarkan Kebutuhan
Tabel 4.3 Kualitas Informasi Yang Dibutuhkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rachmi Sri Rahayu : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), 2003... Rachmi Sri Rahayu : Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Pusat

3.8 Kendala yang dihadapi dalam pelesatarian bahan pustaka langka melalui proses alih media digital di Perpustakaan Khusus PPKS.... Foto Atiz

3.8 Kendala yang dihadapi dalam pelesatarian bahan pustaka langka melalui proses alih media digital di Perpustakaan Khusus PPKS... Foto Atiz

Mengetahui kendala yang dihadapi dalam kegiatan pelesatarian bahan pustaka langka melalui proses alih media digital di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)

Kamus Besar Bahasa Indonesia .Jakarta : Balai Pustaka.. Anne R.kenney,oya Y Rieger and

Menyusun perencanaan perpustakaan digital (Grand desain). Persiapan SDM perpustakaan. 1) Memiliki kompetensi teknologi informasi dan komputer. 2) Melaksanakan pendidikan dan

Buku diletakkan pada alat alih media untuk melakukan scanning pada

alat tersebut serta luas ruangan tempat penyimpanan koleksi buku langka yang tidak terlalu besar (10 m x 6 m), cara yang telah dilakukan perpustakaan selama ini sudah cukup