• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN BAHAN PUSTAKA 2.1. Perpustakaan Khusus

2. Keterampilan pustakawan

2.3. Koleksi Buku Langka

2.3.2. Nilai Informasi Koleksi Buku Langka

Koleksi buku langka merupakan koleksi langka dan susah didapatkan yang memiliki nilai informasi yang berharga, karena memiliki nilai sejarah yang tinggi sehingga perlu di informasikan kepadapengguna untuk pemanfaatannya, agar dapat menarik perhatian pemustaka perlu dilakukan penataan yang lebihbaik, seperti halnya koleksi buku langka. Koleksi buku langka merupakan salah satu koleksi yang sebagian perpustakaan memiliki, karena tidak semua perpustakaan

menyediakan koleksi-koleksi langka, tua, dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Seperti yang kemukakan Supriyono (2013, 1):

”Koleksi langka merupakan koleksi memiliki nilai informasi tinggi biladilihat dari perspektif sejarah koleksi itu sendiri maupun yang tertulis di koleksitersebut.Selain dari kandungan yang ada dalam informasi koleksi langka adalah unik bisadijadikan ikon daripemilik koleksi langka, oleh karena itu Perpustakaan perlumelestarikan koleksi langka ini sebagai sumber informasi utama untuk bisamerekrontuksi suatu nilai sejarah. Hal ini perlu didasarkan adanya suatu konektivitas datadan kebutuhan yang dicari peneliti khusus bidang sejarah.Konektivitas data yang berasaldarimasa lalu masih dalam bentuk kumpulan tulisan. Namun penggunaanya juga perludiperluas konektivitasnya tidak harus berhubungan dengan rekrontruksi nilaisejarahnya saja namun juga bisa digunakan kepentingan ilmu yang lainnya”.

Dilihat dari koleksi langka yang memiliki nilai informasi tinggi, langka dan unik, maka seharusnya penggunaannya juga harus tinggi, baik untuk pengetahuan dalam bidang sejarah maupun kepentingan ilmu yang lainnya.

Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Jogiyanto (2005, 31) menyatakan bahwa “Nilai informasi secara nyata memiliki karakteristik khusus terhadap tingkat ukuran, kebutuhan, dinamika, kemanfaatan dan keterpakaian informasi itu sendiri. Tetapi nilai tersebut tidak dapat diukur secara nyata”.

Selain nilai informasi koleksi yang bernilai tinggi, Koleksi cetak buku langka juga merupakan bukti fisik aslinya, dilihat dari tingkat usia yang sudah tua dan mudah rapuh, sehingga perlu penanganan khusus supaya koleksi bisa diamanfaatkan pengguna secara terus menerus, upaya yang dilakukan yaitu pengolahan bahan pustaka yang baik dengan melakukan pelestarian terhadap koleksi, baik pelestarian fisik maupun informasinya. Menurut Martoatmodjo yang

dikutip Handoyo (2012, 2),mengemukakan bahwa tujuan dilakukan pelestarian yaitu:

1. Menyelamatkan nilai informasi dokumen 2. Menyelamatkan fisik dokumen

3. Mengatasi kendala kekurangan ruang

4. Mempercepat perolehan informasi, dokumen yang tersimpan dalam CD (Compact Disk) sangat mudah untuk diakses, baik dari jarak dekat maupun jarak jauh. Sehingga pemakaian dokumen atau bahan pustaka menjadi lebih optimal.

Koleksi langka sebagai koleksi andalan Perpustakaan perlu mendapatkanperhatian yangserius karena didalamnya terdapat kandungan informasi utama yang dianggap sebagairekontruksi sejarah yang mana penggunaannya bisa dimanfaatkan untuk kalangan akademisimaupun di bidang praktisi. Berbicara koleksi langka berarti koleksi yang memiliki informasiyang berharga baik di tinjau dari sejarah naskah yang tertulis di naskah tersebut, karenakandungan informasi di dalam naskah itu sangat unik disamping itu juga perpustakaan harusdapat membuka akses dalam menyampaikan informasi yang dimiliki kepadakalanganmasyarakat khususnya masyarakat peneliti maupun masyarakatinternasional dan bekerja samadengan badan internasional (Suproyono 2013, 16).

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa koleksi buku langka adalah koleksi yang unik dan langka, memiliki nilai informasi tinggi biladilihat dari perspektif sejarah koleksi itu sendiri maupun yang tertulis di koleksitersebut. Nilai informasi secara nyata memiliki karakteristik khusus terhadap tingkat ukuran, kebutuhan, dinamika, kemanfaatan dan keterpakaian informasi itu sendiri. Tetapi nilai tersebut tidak dapat diukur secara nyata. Namun untuk meningkatkan

pemanfaatan terhadap koleksi buku langka, perpustakaan harus mengelola koleksi dengan baik, terutama koleksi tercetaknya, dilihat dari koleksi yang sudah tua dan mudah rapuh, maka perlu dilakukan pelestarian untuk menjaga fisik koleksi agar bisa dimanfaatkan terus menerus.

Berdasarkan teori-teori yang dijelaskan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa indikator pemanfaatan koleksi buku langka yaitu terdiri

• Kebutuhan akan informasi

• Motif pengguna memanfaatkan koleksi • Minat pengguna

• Kelengkapan koleksi di Perpustakaan

• Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna • Keterbasan Failitas dalam pencarian kembali

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Perpustakaan sebagai salah satu unit kerja atau tempat mengumpulkan, menyimpan dan mengelola bahan pustaka secara sistematis guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi dan rekreasi para pustaka. Bahan pustaka merupakan komponen penting dalam perpustakaan, karena bahan pustakaadalah aset yang sangat berharga yang dimiliki perpustakaan, terutama koleksi buku langka. Buku langka adalah buku yang sudah tua yang berusia lebih dari 50 tahun, sulit untuk dijumpai dan jarang beredar dipasaran yang memiliki nilai informasi tinggi biladilihat dari perspektif sejarah koleksi itu sendiri maupun yang tertulis di koleksitersebut.Selain dari kandungan yang ada dalam informasi koleksi langka adalah unik bisadijadikan ikon dari pemilik koleksi langka, oleh karena itu perpustakaan perlumelestarikan koleksi langka ini sebagai sumber informasi utama untuk bisamengetahui suatu nilai sejarah. Hal ini perlu didasarkan adanya suatu konektivitas datadan kebutuhan yang dicari peneliti khusus bidang sejarah.Konektivitas data yang berasaldari masa lalu, namun penggunaanya juga perludiperluas konektivitasnya tidak harus berhubungan dengan rekrontruksi nilai sejarahnyasaja namun juga bisa digunakan kepentingan ilmu yang lainnya. Selainjuga dilestarikan koleksinya masih banyak dipelajari orang karena nilai informasinyamasih bisa dikenang dan dipelajari. Keberadaan bahan pustaka dalam perpustakaan menentukan kualitasperpustakaan. Oleh karena itu bahan pustaka harus dijaga dan dilestarikan agar bahan pustaka tersebut dapat terus dimanfaatkan dengan baik. Perpustakaan dapat dijadikan salah satu sumber

untuk mendapatkan informasi, perpustakaan juga dapat dijadikan acuan atau alternatif mendapatkan informasi yang dibutuhkan pengguna. Pengguna informasi merupakan pihak yang menerima atau menggunakan informasi, pengguna informasi sangat bermacam-macam diantaranya kelompok pengguna khusus seperti peneliti, kelompok pengguna pendidik seperti pengajar, kelompok pengguna bidang industri, kelompok pengguna bidang hukum, kelompok pengguna pelajar seperti mahasiswa dan masih banyak kelompok pengguna lainnya.Maka pemanfaatan koleksi dapat diukur berdasarkan seberapa sering pengguna memanfaatkan koleksi tersebut.

Perpustakaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit merupakan Perpustakaan Khusus yang merupakan bagian dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) atau dikenal juga dengan Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI). PPKS merupakan pusat penelitian kelapa sawit tertua di Indonesia yang khusus melakukan penelitian kelapa sawit sejak zaman kolonial, sehingga banyak meninggalkan bukti-bukti sejarah, baik berupa gedung/bangunan, lembaran arsip serta buku-buku langka yang berusia lebih dari 50 tahun. Salah satu yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah koleksi buku langka. Saat ini perpustakaan PPKS memiliki beberapa ribu koleksi buku langka yaitu ±3000 eksemplar, yang merupakan peninggalan zaman kolonial dahulu. Koleksi buku langka PPKS terletak di gedung perpustakaan PPKS lantai 2, disimpan diruangan khusus. Koleksi buku langka yang bernilai sejarah, terutama sejarah penelitian kelapa sawit, tentunya merupakan salah satu unggulan dari PPKS, selain dari koleksi khusus tentang kelapa sawit terkini. Kategori buku langka yang dimilki PPKS

merupakan terbitan sekitar abad 19, serta rata-rata usianya lebih dari 50 tahun dan memiliki beragam bahasa diantaranya bahasa Indonesia, Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Rusia dan Ceko.

Koleksi buku langka perpustakaan PPKS berisi tentang tanaman keras/tanaman tahunan seperti: karet, tembakau, teh dan kelapa sawit. Hal ini sejalan dengan kegiatan PPKS yang merupakan suatu instansi bergerak dibidang penelitian kelapa sawit, sehingga koleksi buku langka perpustakaan PPKS menjadi salah satu sumber pengetahuan dan referensi oleh para peneliti, mahasiswa, petani dan masyarakat umum yang membutuhkan informasi didunia pertanian khususnya kelapa sawit, serta juga sebagai penunjang kinerja karyawan dalam meneliti dan melakukannya pekerjaannya. Dalam penggunaan koleksi buku langka perpustakaan PPKS, kemampuan dalam berbagai bahasa perlu dimiliki pengguna, karena koleksi langka yang dimiliki PPKS perpustakaan memiliki beragam bahasa asing.

Menurut pengamatan awal peneliti, pengguna diperpustakaan PPKS masih sangat sedikit, dilihat dari data pengunjung yang datang ke perpustakaan, khususnya bagian koleksi langka. Diasumsikan yang menggunakan koleksi buku langka adalah orang yang mengerti bahasa yang di gunakan pada koleksi tersebut yaitu bahasa Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Rusia dan Ceko.Padahal koleksi langka memiliki nilai informasi yang berharga dan memiliki nilai sejarah yang tinggi,tidak setiap perpustakaanmemiliki peninggalan tertulis masa lalu, seperti koleksi buku langka yang dimiliki perpustakaan PPKS yang diterbitkan pada tahun 1922 berjudul INVESTIGATIONS ON OIL PALMSyang ditulis oleh

Rutgers dan kawan-kawan, mereka memulai isi buku ini dengan sejarah keberadaan kelapa sawit di Indonesia khususnya di wilayah Pantai Timur Sumatera pada tahun 1848 ketika Kebun Raya Bogor mendapatkan 4 batang pohon kelapa sawit dari Bourbon (Mauritius) sebanyak 2 batang dan 2 batang lagi dari Kebun Pertanian di Amsterdam, tentang persilangan diantara bibit sawit sehingga menghasilkan varietas yang baru, dan tentang penanganan kelapa sawit mulai dari penentuan bibit hingga pemasarannya.

Sebagai sebuah literature yang sangat penting dalam penelitian mengenai tanaman keras, khususnya pada kelapa sawit harus banyak dimanfaatkan. Namun kenyataan berdasarkan pengamatan peneliti, pemanfaatannya masih rendah. Apakah dikarenakan kemampuan pengguna terhadap bahasa? Apakah karena mereka tidak membutuhkan informasi yang terkandung didalam koleksi tersebut? Atau juga mungkin karena mereka tidak mengetahui koleksi apa ada yang ada diperpustakaan? Semua itu harus menjadi masukan untuk penentuan kesimpulan yang akurat, menghilangkan kemungkinan kesimpulan yang menyesatkan.

Untuk memenuhi kebutuhan pengguna terhadap koleksi langka yang dimiliki PPKS, maka pihak PPKS melakukan transformasi digital koleksi buku langka dari koleksi tercetak menjadi koleksi digital, sebagai upaya untuk melestarikan kandungan informasi koleksi, sehingga koleksi buku langka tersebut tidak hanya digunkan oleh pihak PPKS saja, tetapi bisa digunakan oleh masyarakat luas yang membutuhkan informasi mengenai pertanian terutama informasi mengenai kelapa sawit, serta sebagai sarana untuk mempromosikan

sumber daya yang pernah ada (sejarah, budaya, pengetahuan dll.) dan juga mempromosikan lembaga/instansi sumber dokumen.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti sangat tertarik untuk mengetahui lebih mendalam mengenai rendahnya pemanfaatan koleksi buku langka di perpustakaan PPKS, maka peneliti menetapkan judul penelitian “Evaluasi Pemanfaatan koleksi buku langka di perpustakaan khusus pusat penelitian kelapa sawit (PPKS)”.

Dokumen terkait