Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel
Nomor Sampel
Karakteristik Petani Sampel
Lampiran 2. Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi padi di Kecamatan Gebang Tahun 2010.
No Desa/ Kelurahan
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Rata-rata produksi (Kw/ Ha)
1 Paya Bakung 293 1729 5,9
2 Air Hitam 665 3924 5,9
3 Padang langkat 205 1210 5,9
4 Paluh Manis 1226 7233 5,9
5 Pekan Gebang 780 4602 5,9
6 Dogang 0 - 0,0
7 Sangga lima 0 - 0,0
8 Pasar Rawa 1595 9411 5,9
9 Kwala Gebang 0 - 0,0
10 Bukit Mengkirai 437 2578 5,9
11 Pasiran 885 2832 3,2
Jumlah: 6086 33519 5,7
Lampiran 3. Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi padi di Kecamatan Gebang Tahun 2011.
No Desa/ Kelurahan
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Rata-rata produksi (Kw/ Ha)
1 Paya Bakung 293 1729 5,9
2 Air Hitam 665 3924 5,9
3 Padang langkat 205 1210 5,9
4 Paluh Manis 1226 7233 5,9
5 Pekan Gebang 780 4602 5,9
6 Dogang 0 0 0
7 Sangga lima 0 0 0
8 Pasar Rawa 1595 9411 5,9
9 Kwala Gebang 0 0 0
10 Bukit Mengkirai 437 2578 5,9
11 Pasiran 885 2832 3,20
Jumlah: 6086 33519 5,51
Lampiran 4. Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi padi di Kecamatan Gebang tahun 2012.
No Desa/ Kelurahan
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Rata-rata produksi (Kw/ Ha)
1 Paya Bakung 310 1882 6,07
2 Air Hitam 280 1700 6,07
3 Padang langkat 180 1093 6,07
4 Paluh Manis 1332 8090 6,07
5 Pekan Gebang 676 4106 6,07
6 Dogang 0 0 0
7 Sangga lima 0 0 0
8 Pasar Rawa 1329 8074 6,08
9 Kwala Gebang 0 0 0
10 Bukit Mengkirai 390 2368 6,07
11 Pasiran 706 4288 6,07
Jumlah: 5203 31601 6,07
Sumber: BPS Sumatera Utara Tahun 2013
Lampiran 5. Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi padi di Kecamatan Gebang Tahun 2013.
No Desa/ Kelurahan
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Rata-rata produksi (Kw/ Ha)
1 Paya Bakung 188 1093 5,81
2 Air Hitam 280 1678 6,00
3 Padang langkat 180 1047 5,81
4 Paluh Manis 1332 7747 5,81
5 Pekan Gebang 800 4653 5,81
6 Dogang 0 0 0
7 Sangga lima 0 0 0
8 Pasar Rawa 1712 9957 5,81
9 Kwala Gebang 0 0 0
10 Bukit Mengkirai 372 2163 5,81
11 Pasiran 669 3890 5,81
Jumlah: 5533 32228 5,93
Lampiran 6. Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi padi di Kecamatan Gebang Tahun 2014.
No Desa/ Kelurahan
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Rata-rata produksi (Kw/ Ha)
1 Paya Bakung 188 1765 5,81
2 Air Hitam 280 367 3,38
3 Padang langkat 180 135 2,18
4 Paluh Manis 1332 7743 5,81
5 Pekan Gebang 800 4327 5,81
6 Dogang 0 0 0
7 Sangga lima 0 0 0
8 Pasar Rawa 1712 10150 6,00
9 Kwala Gebang 0 0 0
10 Bukit Mengkirai 372 2145 5,81
11 Pasiran 669 3294 5,81
Jumlah: 5433 32228 5,93
Lampiran 7.Total Skor Penilaian Motivasi Petani Mengikuti Kegiatan Kelompok Tani dalam Mendukung Petani untukMenjalankan Kegiatan
Sampel Indikator Total
Lampiran 8. Jumlah Responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk meningkatkan produksi
Kategori Jumlah ( petani ) Persentase ( % )
Ya 27 84,3 %
Ragu-ragu 5 15,7 %
Tidak 0 0
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
Lampiran 9. Jumlah Responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk meningkatkan pendapatan
Kategori Jumlah ( Petani ) Persentase ( % )
Ya 30 93,8 %
Ragu-ragu 2 6,2 %
Tidak 0 0
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
Lampiran 10. Jumlah Responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk mendapatkan bantuan pemerintah Kategori Jumlah ( Petani ) Persentase ( % )
Ya 25 78,1 %
Ragu-ragu 7 21,9 %
Tidak 0 0
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
Lampiran 11. Jumlah Responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk mengetahui cara bercocok tanam Kategori Jumlah ( petani ) Persentase ( % )
Ya 24 75 %
Ragu-ragu 8 25 %
Tidak 0 0
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
Lampiran 12. Jumlah Responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk akses pasar
Kategori Jumlah ( petani ) Persentase ( % )
Ya 23 71,9 %
Ragu-ragu 7 21,9 %
Tidak 2 6,2 %
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
Lampiran 13. Jumlah Responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk pinjaman modal
Kategori Jumlah ( petani ) Persentase ( % )
Ya 25 78,1 %
Ragu-ragu 4 12,6 %
Tidak 3 9,3 %
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
Lampiran 14. Jumlah Responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk meminimalisir biaya
Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase ( % )
Ya 20 62,5 %
Ragu-ragu 12 37,5 %
Tidak 0 0
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
Lampiran 15. Jumlah Responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk mempermudah kegiatan usahatani padi sawah
Kategori Jumlah ( Petani ) Persentase ( % )
Ya 29 90,7 %
Ragu-ragu 3 9,3 %
Tidak 0 0
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
Lampiran 16. Jumlah Responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase ( % )
Ya 29 90,7 %
Ragu-ragu 3 9,3 %
Tidak 0 0
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
Lampiran 17. Skor Respon Petani terhadap Kegiatan Kelompok Tani dalam Mendukung Kegiatan Usahatani Padi Sawah
No sampel
Pernyataan
Total Skor
Positif Negatif
Lampiran 18. Interpretasi Tingkat Respon Petani terhadap Kegiatan Kelompok Tani dalam Mendukung Kegiatan Usahatani Padi Sawah
Lampiran 19. Skor Gotong Royong Anggota Kelompok Tani Terhadap Kegiatan Usahatani Padi Sawah
Lampiran 20. Interpretasi Tingkat Gotong Royong Anggota Kelompok Tani Terhadap Kegiatan Kegiatan Usahatani Padi Sawah
No sampel
Pernyataan Total
Skor Sikap
Positif Negatif
DAFTAR PUSTAKA
Abraham. H. Maslow. 1994. Motivasi dan Kepribadian (teori motivasi dengan hierarki kebutuhan manusia). Jakarta: PT.PBP
Alwisol (2009) Psikologi Kepribadian Edisi Revisi ,UMM Press: Malang.
Anonimous. 2011. Gotong Royong Pada Lingkungan Sekitar. Diakses tanggal 12 Oktober 2015 pukul 22.00 WIB
Azwar, Saifudin. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelujar.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat. 2015. Gebang Dalam Angka. Medan. Badan Pusat Statistik Langkat. 2014. Gebang Dalam Angka. Medan
Candro, Libra G. 2012. Peranan Kelompok Tani Melati 1 Terhadap Kesejahteraan Petani. Skripsi Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Danim, Sudarman. 2004. Motivasi Kepemiminan dan Efektivitas Kelompok. Penerbit Rineka Cipta.
Hasibuan, Dewi Citra. 2012. Peranan Kelompok Tani Terhadap Keberhasilan Penyaluran Pupuk Bersubsidi. Skripsi Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2002. Peningkatan Produksi Padi Sawah. Dinas Pertanian, 2008. Kelompok Tani Di Indonesia
Kartasapoetra, G. A. 1991. Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Jakarta: Rineka Cipta
Hermanto. 2007. Rancangan Kelembagaan Tani dalam Implementasi Prima Tani di Sumatera Selatan. Analisis kebijakan Pertanian. Vol. 5 (2), Juni 2007: 110-125. Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian Bogor.
Hendri, Juperson. 2015. Peranan Kelompok Tani dalam Peningkatan Pendapatan Padi Sawah. Skripsi Program Study Agribisnis, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Mardikanto, Totok. 1994. Bunga Rampai pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta
Mardikanto. Totok. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutanan Departemen Kehutanan Republik Indonesia Bekerja Sama dengan Fakultas Pertanian UNS. Jakarta.
Matanari, Daniel. 2015. Peranan Kelompok Tani Terhadap Peningkatan Produksi Padi Sawah, Skripsi Program Study Agribisnis, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Moekijat. M. 1990. Kamus Manajemen. Edisi 1. Penerbit Bandar Maju
Sarwono, Wirawan. 1998. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Grafindo Persada Sastraadmadja, E. 1985. Ekonomi Pertanian Indonesia. Angkasa, Jakarta.
Samsudin. 1993. Manajemen Penyuluhan Pertanian. Bina Cipta. Bandung
Sihombing, Ulima Hotmaida. 2010. Peranan Kelompok Tani dalam Peningkatan Status Sosial Ekonomi Petani Pai Sawah. Skripsi Study Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara.
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi pertanian. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Aak. 2009. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius. Yogyakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Metode penentuan daerah penelitian dilakukan sacara purposive sampling atau secara sengaja, yaitu teknik penentuan daerah dilakukan dengan pertimbangan tertentu yang telah dibuat terhadap objek yang sesuai dengan tujuan. Daerah penelitian yang dipilih menjadi tempat penelitian adalah Desa Pasar Rawa yang merupakan daerah penghasil produksi padi sawah terbanyak. Dalam hal ini dapat di lihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Padi Sawah Menurut Desa Tahun 2014
Desa Luas Panen
(Ha)
Produksi (Ton)
Rata-Rata Produksi (Kw/Ha)
(1) (2) (3) (4)
1. Paya Bakung 188 1765 5,81
2. Air Hitam 280 367 3,38
3. Padang Langkat 180 135 2,18
4. Paluh Manis 1332 7743 5,81
5. Pekan Gebang 800 4327 5,81
6. Dogang 0 0 0
7. Sangga Lima 0 0 0
8. Pasar Rawa 1712 10150 6,00
9. Kwala Gebang 0 0 0
10.Bukit Mengkirai 372 2145 5,81
11.Pasiran 669 3294 5,81
Jumlah 5433 32228 5,93
Sumber: Badan Pusat Statistik Langkat, 2014
Rawa dipilih menjadi lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa desa ini memiliki kelompok tani. Serta sarana dan prasarana menuju ke desa ini masih bisa dikatakan baik. Dan Desa Pasar Rawa merupakan penghasil produksi terbesar di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.
3.2. Metode Penentuan Sampel
Sampel yang diambil didalam penelitian ini adalah anggota kelompok tani, maka untuk itu penentuan sampel akan dilakukan secara purposive sample atau secara sengaja dengan menggunakan Metode Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara acak. Adapun jumlah anggota kelompok tani yang akan diteliti sebanyak 32 anggota kelompok tani, yang diambil secara acak berdasarkan Random Sampling.
Berdasarkan Tabel 3.2 peneliti mengambil sampel secara sengaja yaitu dengan mengambil 2 perwakilan petani dari setiap kelompok tani, jumlah kelompok tani di daerah penelitian adalah 16, jadi jumlah sampel yang di ambil adalah sebanyak 32 petani.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani sampel melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait.
3.4. Metode Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis (1) menggunakan metode deskriptif. Dalam hal ini peneliti mengalisis perkembangan produksi padi sawah selama 5 tahun terakhir dengan melihat data sekunder dari badan pusat statistik (BPS)
Tabel 3.3. Jumlah Indikator dan Skor Jawaban
No Indikator Jawaban Skor
1 Meningkatkan Produksi Ya
Ragu-Ragu Tidak
3 2 1 2 Meningkatkan Pendapatan Ya
Ragu-ragu 4 Mengetahui Cara Bercocok
Tanam
7 Meminimalisir Biaya Ya
Ragu-ragu Tidak
3 2 1 8 Mempermudah Kegiatan
Usahatani 9 Memenuhi Kebutuhan Keluarga Ya
Ragu-ragu
Jumlah skor motivasi petani mengikuti kegiatan kelompok tani antara lain 9 – 27 dengan range 6, sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut :
- Jumlah pilihan = 3 - Jumlah pertanyaan = 4
- Skoring terendah = 1 (pilihan jawaban yang salah) - Skoring tertinggi = 3 (pilihan jawaban yang benar)
- Jumlah skor terendah = skoring terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 9 = 9 (9/27 x 100% = 33,3%)
- Jumlah skor tertinggi = skoring tertinggi x jumlah pertanyaan = 3 x 9 = 27 (100%)
Rumus umum
Interval (I) = Range (R) / Kategori (K)
Range (R) = skor tertinggi - skor terendah = 100 - 33,3 = 66,7%
Kategori (K) = 2 adalah banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria objektif suatu variabel
Kategori yaitu Cukup dan Kurang Interval (I) = 66,7 / 2 = 33,3%
Kriteria penilian = skor tertinggi - interval = 100 - 33,3 = 66,7%, sehingga Cukup = jika skor >= 66,7%
Rendah = jika skor < 66,7%
usahatani padi sawah di katakan positif apabila petani dalam melakukan kegiatan usahatani menyambut baik dengan adanya gotong royong dan melaksanakn kegiatan usahatani secara bergotong royong antar sesama petani.
Menurut Azwar (2005), Persentase di dapat dari metode Skala Likert, yaitu dengan pemberian skor pada setiap pilihan jawaban, yaitu:
1) SS = Sangat Setuju, bernilai 5 2) S = Setuju, bernilai 4
3) R = Ragu-ragu, bernilai 3 4) TS = Tidak setuju, bernilai 2
5) STS = Sangat tidak setuju, bernilai 1
Untuk memperoleh nilai positif dan negatif akan dijabarkan dengan Tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4. Tingkat Penilaian Indikator Negatif dan Positif Pada Kelompok Tani
Mengukur sikap petani di gunakan dengan Skala Likert , dengan rumus:
T = 50+10 X-x S
TINGKAT PENILAIAN POSITIF NEGATIF
SS (SangatSetuju) 5 1
S (Setuju) R (Ragu-Ragu) TS (TidakSetuju)
ST (Sangat Tidak Setuju)
4 3 2 1
Keterangan:
T : Skor Standart X : Skor Responden
X : Rata-Rata Skor Kelompok S : Deviasi Standart Kelompok Kriteria Uji apabila:
T > 50 = sikap positif T ≤ 50 = sikap negatif
3.5. Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Definisi
1. Petani adalah orang yang melakukan kegiatan usahatani padi sawah dan tergabung di dalam kelompok tani di Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.
2. Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk berkerja sama meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya.
3. Motivasi merupakan proses atau faktor yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tind akan dengan cara-cara tertentu. Memotivasi maksudnya mendorong seseorang mengambil tindakan tertentu.
4. Gotong royong adalah kegiatan/Sistem Kerja yang dilakukan secara bersama-sama dalam melakukan kegiatan usahatani padi sawah.
6. Kegiatan usahatani padi sawah adalah segala hal yang dilakukan oleh petani yang berkaitan dengan usahatani padi sawah seperti pembajakan lahan, mananam padi, menyemprot, pemanenan maupun paskapanen, dan lain-lain.
3.5.2. Batasan Operasional
1. Populasi penelitian adalah anggota Kelompok Tani Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang
2. Daerah penelitian adalah Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1. Kondisi Geografis
Desa Pasar Rawa merupakan desa yang berada di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Desa Pasar Rawa berada pada ketinggian 2 meter diatas permukaan laut. Desa ini memiliki luas lahan sebesar 1.063 Ha dan topografi dataran rendah. Keadaan suhu rata-rata 20°-30°C dan banyaknya curah hujan sebesar 0278mm/tahun. Jumlah penduduk sebesar 5391 jiwa.
Desa Pasar Rawa secara administratif mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cinta Rakyat - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cinta Damai - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Rejo
4.2. Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Pasar Rawa
No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)
1
Sumber : BPS Sumatera Utara, 2015
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki di Desa Pasar Rawa sebesar jiwa 2767 jiwa sedangkan jumlah penduduk perempuan sebesar jiwa 3642 jiwa.
4.3. Keadaan Penduduk Menurut Umur
Keadaan peduduk menurut umur dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Pasar Rawa
No. Kelompok Umur
seluruh kelompok usia kelompok usia. Penduduk yang paling sedikit adalah penduduk yang berusia 65 tahun sebesar 250 jiwa.
4.4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Keadaan penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 4.3 : Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Pasar Rawa
No. Mata Pencaharian Jumlah Penduduk (Jiwa)
1
Sumber : BPS Sumatera Utara, 2015
4.5. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Pasar Rawa
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Sumber : BPS Sumatera Utara, 2015
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa penduduk Desa Pasar Rawa paling banyak menempuh pendidikan sampai tingkat SD, yaitu sebesar 466 jiwa.
4.6. Penggunaan Lahan
Luas wilayah Desa Pasar Rawa adalah 1.063 Ha. Penggunaan lahan terbesar di Desa Pasar Rawa adalah daratan. Penggunaan lebih jelas pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Penggunaan Lahan di Desa Pasar Rawa Tahun 2014
No. Penggunaan Lahan Luas(Ha)
1
Sumber : BPS Sumatera Utara, 2015
4.7. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Pasar Rawa ini cukup baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Sarana dan Prasarana di Desa Pasar Rawa 2014
No. Uraian Jumlah (Unit)
• Taman Kanak-kanak
• Sekolah Dasar
• SLTP
• Dokter Praktek
• Bidan Praktek
• Balai Pengobatan
• Posyandu Sarana Olahraga
Sarana Umum dan Balai Pertemuan Tempat Pendaratan Ikan
-
Sumber : Monografi Desa, 2014
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Perkembangan Produksi Padi Sawah di Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat
Untuk membuktikan hasil uji hipotesis 1 tingkat produksi padi sawah Di Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat. maka, bisa dilihat pada Tabel 5.1 dan Gambar 5.1 berikut ini:
Tabel 5.1 Produksi Padi Sawah (ton) di Kecamatan Gebang Tahun 2010-2014
No Desa/Kelurahan Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Paya Bengkuang 1729 1729 1882 1093 1765
2 Air Hitam 3924 3924 1700 1678 367
3 Padang Langkat 1210 1210 1093 1047 135
4 Paluh Manis 7233 7233 8090 7747 7743
5 Pekan Gebang 4602 4602 4106 4653 4327
6 Dogang 0 0 0 0 0
7 Sangga Lima 0 0 0 0 0
8 Pasar Rawa 9411 9411 8074 9957 10.150
9 Kwala Gebang 0 0 0 0 0
10 Bukit Mengkirai 2578 2578 2368 2163 2145
11 Pasiran 2832 2832 4288 3890 3295
Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa produksi tertinggi di desa Pasar Rawa terjadi pada tahun 2014 yaitu 10150 ton. Sedangkan produksi terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu 8074 Ton. Data produksi 5 tahun terkhir juga menunjukkan bahwa produksi di desa Pasar Rawa relatif konsisten karena selisih produksi setiap tahunnya tidak terlalu jauh, dan hal tersebut dapat di lihat dari gambar grafik produksi padi sawah selama 5 taun terakhir berikut ini.
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
2010 2011 2012 2013 2014
Produksi (ton)
Sumber : Analisis Data Sekunder, Lampiran 2,3,4,5 dan 6.
Gambar 5.1 Grafik Perkembangan Produksi Padi Sawah Selama 5 Tahun Terakhir
Data pada gambar 5.1 diolah dari Lampiran 2,3,4,5 dan 6. Hasil uji hipotesis ini membuktikan bahwa tingkat produksi padi sawah di Desa Pasar Rawa pada tahun 2010 produksi padi sawah sebesar 9411 Ton, pada tahun 2011 produksi padi sawah sebesar 9411 Ton, pada tahun 2012 produksi padi sawah sebesar 8074 Ton, dan pada tahun 2013 produksi padi sawah sebesar 9957 Ton. Pada tahun 2014 produksi padi
sawah sebesar 10.150 Ton. Produksi yang terkecil ada pada tahun 2012 yaitu sebesar 8074 Ton dan yang terbesar ada pada tahun 2014 yaitu sebesar 10.150 Ton. Ini membuktikan bahwa perkembangan produksi di Desa Pasar Rawa relatif konsisten selama 5 tahun terakhir.
5.2. Motivasi Petani Dalam Mengikuti Kegiatan Kelompok Tani Untuk Mendukung Petani Menjalankan Kegiatan Usahatani Padi Sawah
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri petani untuk mengikuti kegiatan kelompok tani yang akan dilakukan, motivasi berpengaruh penting dalam penentuan keberhasilan kegiatan usahatani. Dengan adanya kegiatan kelompok tani di harapkan petani dapat termotivasi untuk terus berusaha tani padi sawah.
Adapun kegiatan kelompok tani di Desa Pasar Rawa Kecematan Gebang Kabupaten Langkat adalah melakukan kegiatan musyawarah anggota kelompok tani dan penyaluran bantuan pemerintah.
Musyawarah Anggota Kelompok Tani
Anggota kelompok tani di Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten
usahatani. Agar penanaman padi lebih efektif, kelompok tani di desa pasar rawa biasanya melakukan penetapan waktu tanam, yaitu menanam padi secara serempak, hal ini dikarenakan agar semua anggota kelompok tani dapat langsung menerapkan cara bercocok tanam yang telah disosialisasikan pada musyawarah anggota yang telah diadakan secara bersamaan, dan hal ini juga berguna agar semua anggota kelompok tani mendapatkan perlakuan yang sama dari kelompok tani atau penyuluh lapangan. Dengan adanya musyawarah anggota kelompok tani petani dapat lebih menambah wawasan dalam melakukan kegiatan usahatani padi sawah di Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat sehingga petani dapat lebih pintar dalam menjalankan usahatani padi sawah miliknya dan produksi padi sawah di Desa Pasar Rawa meningkat.
Penyaluran Bantuan Pemerintah
Skor Motivasi Petani Dalam Mengikuti Kegiatan Kelompok Tani Untuk Mendukung Petani Menjalankan Kegiatan Usahatani Padi Sawah
Pengukuran motivasi petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani dapat diindikatorkan menjadi sembilan indikator, yaitu untuk meningkatkan produksi, untuk meningkatkan pendapatan, bantuan pemerintah, mengetahui cara bercocok tanam, mendapatkan akser pasar, mendapatkan pinjaman modal, meminimalisir biaya kegiatan usahatani padi sawah seperti mendapatkan pupuk yang lebih murah dan pestisida yang lebih murah, mempermudah kegiatan usahatani, dan memenuhi kebutuhan keluarga petani.
Kategori Motivasi petani mengikuti kegiatan dalam setiap indikator dapat dilihat pada tabel beserta penjelasan di bawah ini:
Tabel 5.2. Jumlah responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk meningkatkan produksi
Kategori Jumlah ( petani ) Persentase ( % )
Ya 27 84,3 %
Ragu-ragu 5 15,7 %
Tidak 0 0
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
memberikan alasan kenapa produksi belum bisa meningkat dan tidak ada petani yang memeberikan jawaban tidak untuk indikator peningkatan produksi, hal ini membuktikan bahwa peranan kelompok tani untuk kategori peningkatan produksi didaerah penelitian adalah tinggi.
Tabel 5.3. Jumlah responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk meningkatkan pendaapatan
Kategori Jumlah ( Petani ) Persentase ( % )
Ya 30 93,8 %
Ragu-ragu 2 6,2 %
Tidak 0 0
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
Dari Tabel 5.3. diketahui bahwa motivasi petani mengikuti kegiatan kelompok tani untuk meningkatkan pendapatan ada 30 petani (93,8%) yang mengatakan ya, dan 2 petani (6,2%) yang menyatakan ragu ragu dan tidak ada petani yang menjawab tidak, sehingga dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa motivasi petani ikut dalam kegiatan kelompok tani untuk meningkatkan pendapatan adalah tinggi, hal ini disebabkan oleh dengan adanya kegiatan kelompok tani petani merasa termotivasi untuk meningkatkan pendapatan melalui usahatani padi sawah.
Tabel 5.4. Jumlah responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk mendapatkan bantuan pemerintah
Kategori Jumlah ( Petani ) Persentase ( % )
Ya 25 78,1 %
Ragu-ragu 7 21,9 %
Tidak 0 0
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
Dari Tabel 5.4. dapat dilihat bahwa motivasi petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani untuk mendapatkan bantuan pemerintah seperti pupuk dan traktor (mesin untuk membajak lahan) adalah sebanyak 25 petani menjawab ya, (78,1 %). Artinya sebagian besar petani termotivasi dalam berusahatani padi sawah akibat adanya bantuan dari pemerintah. Yang menjawab ragu-ragu sebanyak 7 petani (21,9%) artinya ada beberapa petani yang tidak terlalu mengharapkan bantuan dari pemerintah karena bagi beberapa petani pupuk bisa di beli sendiri di pasar tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah.
Tabel 5.5. Jumlah responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk mengetahui cara bercocok tanam
Kategori Jumlah ( petani ) Persentase ( % )
Ya 24 75 %
Ragu-ragu 8 25 %
Tidak 0 0
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
mengadakan kegiatan musyawarah anggota kelompok tani setiap sebelum musim tanam dan di dalam kegiatan tersebut petani di ajarkan tentang bagaimana cara bercocok tanam dan saling bertukar pikiran antar sesama petani tentang cara bercocok tanam, sehingga petani termtivasi untuk berusahatani padi sawah.
Tabel 5.6. Jumlah responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk akses pasar
Kategori Jumlah ( petani ) Persentase ( % )
Ya 23 71,9 %
Ragu-ragu 7 21,9 %
Tidak 2 6,2 %
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
Tabel 5.7. Jumlah responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk pinjaman modal
Kategori Jumlah ( petani ) Persentase ( % )
Ya 25 78,1 %
Ragu-ragu 4 12,6 %
Tidak 3 9,3 %
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
Dari Tabel 5.7. dapat dilihat bahwa motivasi petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani untuk mendapatkan mendapatkan pinjaman modal dimana 25 petani (78,1%) mengatakan ya, 4 petani (12,6%) mengatakan ragu-ragu dan 3 petani (9,3%) mengatakan tidak, hal ini menunjukkan bahwa masih tingginya motivasi petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani untuk meminjam modal, karena dinilai meminjam modal dari kelompok tani tidak membutuhkan proses yang rumit dan pengembalian modal tidak memberatkan petani.
Tabel 5.8. Jumlah responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk meminimalisir biaya
Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase ( % )
Ya 20 62,5 %
Ragu-ragu 12 37,5 %
Tidak 0 0
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
Dari Tabel 5.8. dapat dilihat bahwa motivasi petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani untuk meminimalisir biaya usahatani dari 32 sampel 20 petani (62,5%) mengatakan ya, 12 petani (37,5%) mengatakan ragu-ragu, sehingga dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa motivasi petani ikut dalam kegiatan kelompok tani untuk meminimalisir biaya dalam menjalankan kegiatan usahatani padi sawah adalah tinggi, hal ini disebabkan oleh kelompok tani mampu menyediakan pupuk yang lebih murah dan pestisida yang lebih murah.
Tabel 5.9. Jumlah responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk mempermudah kegiatan usahatani padi sawah
Kategori Jumlah ( Petani ) Persentase ( % )
Ya 29 90,7 %
Ragu-ragu 3 9,3 %
Tidak 0 0
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
Tabel 5.10. Jumlah Responden yang menjawab mengikuti kegiatan kelompok tani untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Kategori Jumlah ( Orang ) Persentase ( % )
Ya 29 90,7 %
Ragu-ragu 3 9,3 %
Tidak 0 0
Total 32 100
Keterangan : 3 = Ya
2 = Ragu-ragu 1 = Tidak
Dari Tabel 5.10. dapat di lihat bahwa motivasi petani mengikuti kegiatan kelompok tani untuk memenuhi kebuthan keluarga petani dari 32 sampel 29 petani (90,7%) mengatakan ya, dan hanya 3 petani (9,3%) mengatakan ragu ragu, dari hasil analisis motivasi petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani untuk memenuhi kebutuhan keluarga petani dikatakan tinggi. Artinya bahwa petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani mampu menjalankan kegiatan usahatani padi sawah sehingga pendapatan petani semakin bertambah dari usahatani padi sawah dan petani dapat memenuhi kebutuhan keluarga petani.
Tabel 5.11. Skor Motivasi petani mengikuti kegiatan kelompok tani dalam mendukung petani untuk menjalankan kegiatan usahatani padi sawah
2 Meningkatkan Pendapatan
3 2,93 91
3 Bantuan Pemerintah 3 2,78 87
4 Mengetahui Cara Bercocok Tanam
3 2,75 86
5 Akser Pasar 3 2,65 82
6 Pinjaman Modal 3 2,68 83
7 Meminimalisir Biaya 3 2,62 81
8 Mempermudah Kegiatan Usahatani
3 2,90 90
9 Memenuhi Kebutuhan Keluarga
3 2,90 90
Rata-Rata 27 25,05 86
Sumber : Analisis Data Lampiran 5
Dari Tabel 5.11. diperoleh bahwa skor motivasi petani mengikuti kegiatan kelompok tani dalam mendukung petani untuk menjalankan kegiatan usahatani padi sawah di Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat adalah sebesar 25,05 dengan persentase 86 %. Dengan kategori skor sebagai berikut:
9 – 15 = kinerja rendah 16 – 21 = kinerja sedang 22 - 27 = kinerja tinggi
5.3. Respon Anggota Kelompok Tani Terhadap Kegiatan Kelompok Tani
Respon petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani berpengaruh terhadap produksi padi sawah di Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Pengukuran respon petani dalm mengikuti kegiatan kelompok tani dapat dilihat dari semangat petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani.
Respon petani terhadap kegiatan kelompok tani diketahui dengan melihat jawaban-jawaban petani responden terhadap kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang diberikan. Pernyataan ini dibagi kedalam 5 pernyataan-pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Tingkat respon dalam hal ini merupakan suatu respon dalam wujud semangat atau tidak dalam mengikuti suatu kegiatan.
skor pada skala sikap menjadi skor T menyebabkan skor ini mengikuti distribusi skor yang mempunyai mean sebesar T = 50 dan standart deviasi S = 4,44, sehingga apabila skor standart >50, berarti mempunyai sikap yang positif dan jika skor standart ≤ 50, berarti mempunyai sikap negatif.
Dari 32 anggota kelompok tani dilihat pada Lampiran 18. Respon petani terhadap kegiatan kelompok tani dalam mendukung petani untuk menjalankan kegiatan usahatani padi sawah dapat di lihat pada Tabel 5.12 berikut ini :
Tabel 5.12. Respon Petani terhadap Kegiatan Kelompok Tani dalam Mendukung Petani untuk Melakukan Kegiatan Usahatani Padi Sawah
No Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)
1 2
Positif Negatif
19 13
59,375% 40,625%
Total 32 100
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 18
Berdasarkan Pada Tabel 5.12. dapat dilihat bahwa dari 32 sampel anggota kelompok tani padi sawah yang diwawancarai, jumlah sampel yang menyatakan prilaku positif terhadap respon petani terhadap kegiatan kelompok tani dibandingkan dengan sampel yang menyatakan prilaku respon negatif, yaitu 19 petani (59,375%) yang menyatakan sikap positif sedangkan yang menyatakan sikap negatif sebanyak 13 petani (40,625%).
kelompok tani petani selalu datang lebih awal dari waktu yang di tentukan dan selalu ramai yang datang, kegiatan kelompok tani di Desa Pasar Rawa juga merupakan hal yang paling di tunggu oleh petani. Walaupun menurut petani usahatani padi sawah di Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat tidak membuat pendapatan petani meningkat dan belum dapat memenuhi kebutuhan keluarga petani, petani tetap menanam padi dan dengan adanya bantuan dari pemerintah hal tersebut memudahkan petani dalam melakukan kegiatan usahatani dan dengan adanya kegiatan musyawarah anggota dapat menambah wawasan petani tentang bagaimana cara bercocok tanam padi dengan benar. Sehingga walaupun menurut petani usahatani padi sawah tidak meningkatkan pendapatan petani dan belum dapat memenuhi kebutuhan keluarga petani, tetapi petani di Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat tetap berusahatani padi sawah dan merespon baik kegiatan-kegiatan kelompok tani. Oleh sebab itu produksi padi sawah di Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat tetap paling tinggi di banding desa lainnya di Kecamatan Gebang.
5.4. Persepsi Petani Tentang Manfaat Gotong Royong Antar Anggota Kelompok Tani Dalam Menjalankan Kegiatan Usahatani Padi Sawah
diberi nilai 2, Ragu-ragu (R) diberi nilai 3, Setuju (S) diberi nilai 4 dan sangat setuju (SS) diberi nilai 5. demikian sebaliknya untuk pernyataan negatif, jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 5, tidak setuju (TS) diberi nilai 4, ragu-ragu (R) diberi nilai 3, setuju (S) diberi nilai 2 dan sangat setuju (SS) diberi nilai 1. dari jawaban setiap pernyataan akan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap kategori kemudian secara kumulatif dilihat deviasinya menurut deviasi normal, sehingga diperoleh skor (nilai skala untuk masing-masing kategori jawaban), kemudian skor terhadap masing pernyataan dijumlahkan. Interpretasi terhadap skor masing-masing responden dilakukan dengan mengubah skor tersebut kedalam skor standar, yang mana dalam hal ini digunakan model Skala Likert (Skor T). Dengan mengubah skor pada skala sikap menjadi skor T menyebabkan skor ini mengikuti distribusi skor yang mempunyai mean sebesar T = 50 dan standart deviasi S = 2,69, sehingga apabila skor standart >50, berarti mempunyai sikap yang positif dan jika skor standart ≤ 50, berarti mempunyai sikap negatif.
Dari 32 anggota kelompok tani dilihat pada Lampiran 20 . Persepsi petani tentang manfaat gotong royong dalam menjalankan kegiatan usahatani padi sawah dapat di lihat pada Tabel 5.13 berikut ini :
Tabel 5.13. Persepsi Petani Tentang Manfaat Gotong Royong Antar Anggota Kelompok Tani Dalam Menjalankan Kegiatan Usahatani Padi Sawah
No Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)
1 2
Positif Negatif
12 20
37,5% 62,5%
Total 32 100
Berdasarkan Pada Tabel 5.13. dapat dilihat bahwa dari 32 sampel anggota kelompok tani padi sawah yang di wawancarai, jumlah sampel yang menyatakan positif terhadap persepsi petani tentang manfaat gotong royong dalam menjalankan kegiatan usahatani padi sawah dibandingkan dengan sampel yang menyatakan negatif, yaitu 12 petani (37,5%) yang menyatakan positif sedangkan yang menyatakan negatif sebanyak 20 petani (62,5%).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pada tahun 2010, tahun 2011 tahun 2012 tahun 2013 dan tahun 2014 terlihat bahwa tingkat produksi padi sawah di Desa Pasar Rawa stabil, hanya saja terjadi penurunan pada tahun 2012 yaitu 8074 Ton/tahun. Produksi terbesar terjadi pada tahun 2014 yaitu 10150 Ton/tahun
2. Motivasi petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani untuk mendukung petani menjalankan kegiatan usahatani padi sawah adalah tinggi, artinya bahwa petani memiliki keinginan kuat untuk terlibat dalam kegiatan kelompok tani di Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat 3. Respon petani terhadap kegiatan kelompok tani adalah positif di daerah
penelitian, artinya petani selalu merespon baik terhadap kegiatan-kegiatan kelompok tani dalam hal ini antara lain musyawarah anggota dan penyaluran bantuan dari pemerintah
6.2 Saran
1. Saran untuk pemerintah
Kepada pemerintah kabupaten Langkat disarankan untuk menambahkan kegiatan kelompok tani Desa Pasar Rawa. Dikarenakan kegiatan kelompok tani di Desa Pasar Rawa ini tidak cukup hanya satu kegiatan saja, karena banyaknya petani dan wilayah kerja yang sangat luas untuk usahatani padi sawah di Desa Pasar Rawa. dengan adanya kegiatan kelompok tani yang lebih banyak diharapkan petani lebih dapat memahami cara berusahatani padi sawah dan dengan hal tersebut produksi padi sawah di Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat dapat terus meningkat.
2. Saran untuk kelompok tani
3. Saran untuk peneliti selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelompok Tani
Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan dibentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya), keakraban dan keserasian, serta mempunyai pimpiman untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok tani merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang berfungsi sebagai media penyuluhan. Kelompok tani sebagai media penyuluhan bertujuan untuk mencapai petani tangguh yang memiliki keterampilan dalam menerapkan inovasi, mampu memperoleh tingkat pendapatan guna meningkatkan kualitas hidup sejajar dengan profesi yang lain, mampu menghadapi resiko usaha, mampu memanfaatkan asas skala ekonomi, memiliki kekuatan mandiri dalam menghadapi pihak-pihak lain dalam dunia usaha sebagai salah satu komponen untuk membangun pertanian maju, efesien dan tangguh (Dinas Pertanian Pangan, 2002).
Menurut Mardikanto (1993), Motivasi utama keikutsertaan anggota dalam kelompok tani terutama didorong oleh hasrat meningkatkan kemampuan berusahatani dan pemenuhan kebutuhan primer ( terutama yang berupa sarana ).
Berdasarkan tingkat kemampuan kelompok tani, dikenal empat kelas kemampuan kelompok tani dengan ciri-ciri untuk setiap kelompok (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2002) adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Pemula
c. Pimpinan formal.
d. Kegiatan kelompok bersifat informatif. 2. Kelompok Lanjut:
a. Kelompok ini menyelenggarakan kegiatan-kegiatan terbatas. b. Kegiatan kelompok dalam perencanaan.
c. Pimpinan formal aktif.
d. Kontak tani mampu memimpin gerakan kerjasama kelompok tani. 3. Kelompok Madya:
a. Kelompok tani menyelenggarakan kegiatan kerjasama usaha. b. Pimpinan formal kurang menonjol.
c. Kontak tani dan kelompok tani bertindak sebagai pimpinan kerjasama usahatani.
d. Berlatih mengembangkan program sendiri. 4. Kelompok Utama:
a. Hubungan melembaga dengan koperasi/ KUD.
b. Perencanaan program tahunan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
c. Program usahatani terpadu.
d. Program diusahakan dengan usaha koperasi/ KUD.
e. Pemupukan modal dan pemilikan atau pengunaan benda modal.
peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari kelompok tani dalam suatu kedudukan atau status. Peranan dalam pengertian sosiologi adalah perilaku atau tugas yang diharapkan dilaksanakan kelompok tani berdasarkan kedudukan atau status yang dimilikinya. Dengan kata lain, peranan ialah pengejawantahan jabatan atau kedudukan seseorang dalam hubungannya dengan sesame manusia dalam suatu masyarakat atau organisasi. ( Dinas Pertanian, 2008). Menurut Menteri Pertanian Indonesia nomor 273/kpts/OT.160/2007 bahwa pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri yang dicirikan antara lain:
1. Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan
2. Disusunnya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan partisivasi secara partisipasi
a. Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama
b. Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisasi yang rapi c. Memfasilitasi kegiatan – kegiatan usaha bersama di sector
hulu dan hilir
e. Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para petani umumnya dan anggota kelompok tani khususnya
f. Adanya jalinan kerjasama antara kelompok tani dengaqn pihak lain
g. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil usaha/kegiatan kelompok tani.
Kelompok tani berfungsi sebagai wadah terpelihara dan berkembangnya pengetahuan dan keterampilan serta kegotongroyongan, berusahatani pada anggotanya, fungsi tersebut dijabarkan dalam kegiatan sebagai berikut:
1. Mengadakan sarana produksi yang termurah dengan cara melakukan pembelian sacara bersama
2. Pengadaan bibit yanmg resisten untuk memenuhi kepentingan anggotanya dalam jalan mengusahakan bersama
3. Mengusahakan kegiatan pemberantasan, pengendalian hama tanaman secara terpadu
4. Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana – prasarana yang menunjang saranaa produksi
5. Guna memantapkan cara bertani, menyelenggarakan demonstrasi cara bercocok tanam, cara mengatasi hama penyakit yang dilakukan bersama penyuluh
bersama agar terwujudnya harga yang baik dan seragam. (Kartasapoetra, 1991 )
Menurut Torres beberapa keuntungan pembentukan kelompok tani adalah sebagai berikut:
1. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok
2. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani
3. Semakin cepatnya proses proses perembesan penerapan inovasi (teknologi baru)
4. Semakin naiknya kemampuan rata - rata pengembalian hutang (pinjaman petani)
5. Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan maupun produk yang dihasilkannya (Mardikanto, 1994).
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Motivasi
Motivasi merupakan proses atau faktor yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan dengan cara-cara tertentu. Memotivasi maksudnya mendorong seseorang mengambil tindakan tertentu. Proses motivasi terdiri dari: (a) identifikasi atau apresiasi kebutuhan yang tidak memuaskan, (b) menetapkan tujuan yang dapat memenuhi kepuasan dan (c) menyelesaikan suatu tindakan yang dapat memberikan kepuasan (Johannsen dan Terry dalam Winardi, 2004).
Menurut Moekijat (1990), ada dua pengaruh yang paling penting pada proses motivasi yaitu pengaruh dari diri sendiri berupa memahami diri sendiri, bayangan dan ide-ide yang dimiliki. Pengaruh penting lainnya dalam proses motivasi adalah bagaimana individu-individu melihat lingkungan dimana mereka berada. Pengaruh lingkungan berupa interaksi atau hubungan individu dan lingkungannya.
Abraham (1994), mengungkapkan bahwa motivasi manusia tidak akan terlepas dari lingkungan sekitarnya baik dari situasi dan dengan orang lain. Setiap teori motivasi dengan sendirinya harus memperhitungkan fakta ini, dengan menyertakan peranan penentuan kebudayaan dalam lingkungannya.
Menurut Mardikanto (1996) mengemukakan bahwa lingkungan ekonomi terdiri dari:
1. Lembaga perkreditan yang harus menyediakan kredit bagi para petani kecil.
2. Produsen dan penyalur sarana produksi atau peralatan tanaman. 3. Pedagang serta lembaga pemasaran yang lain.
4. Pengusaha atau industri pengolahan hasil pertanian.
Motivasi utama keikutsertaan anggota dalam kelompok tani terutama didorong oleh hasrat meningkatkan kemampuan berusahatani dan pemenuhan kebutuhan primer (Mardikanto, 1993).
2.2.2. Respon
Respon dikatakan Darly Beum sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku. Sementara itu Scheerer menyebutkan respons merupakan proses pengorganisasian langsung dimana rangsang-rangsang prosikmal diorganisasikan. Sedemikian rupa sehingga sering terjadi representasi fenomenal dari rangsang prosikmal (Sarwono, 1998).
2.2.3 Gotong Royong
2.3. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian terdahulu No
melati 1 terhadap
kesejahteraan
Melati 1 terhadap
kesejahteraan petani
telah meningkatkan
hasil pertanian.
Hal tersebut dapat
dilihat dari indikator
kesejahteraan yaitu
pendidikan
, dimana biaya
pendidikan anak
tercukupi lewat
sangat besar dalam
peningkatan hasil
tani. dari segi
kesehatan
adalah sakah satu
faktor pendukung
dalam melakukan
memenuhi standart
empat sehat lima
sempurna.Dilihat
dari
pendapatan,
responden
mengalami
perubahan ke arah
yang lebih baik,
terlihat dari
terpenuhinya
kebutuhan hidup
keluarga dan sejak
bergabung
dengan Kelompok
Tani Melati 1.
Begitu juga dengan
kondisi
perumahan, dimana
perumahan yang
dimiliki responden
milik sendiri dan
didapat dari hasil
panen
responden,
Kebutuhan pokok
responden telah
terpenuhi dimana
kebutuhan pokok
sebagian didapat
dari hasil
yypertanian. dan
yang terakhir yaitu
2. Dewi Citra
kelompok tani
dalam
petani atau ke
lompok tani
2. peran kelompok
tani dalam
penyaluran pupuk
bersubsidi
3. masalah yang di
hadapi petani
4. upaya petani
dalam mengatasi
bersubsidi 33,3 %
yang mengetahui,
20 % ragu-ragu dan
subsidi dalam
Desa Serba Jadi
diketahui 30% yang
mengetahui, 23%
yang terlibat
dalam penyaluran
pupuk bersubsidi
13 % yang
mengetahui,
ragu-ragu
10% dan 77% yang
tidak mengetahui.
Berdasarkan
pengetahuan
kelompok tani
tentang saluran
6,7 ragu-ragu dan
83,3% yang tidak
mengetahui.
Berdasarkan
pengetahuan
kelompok tani
tentang tempat dan
cara dalam
penyaluran pupuk
bersubsidi 50%
yang mengetahui,
33,3% ragu-ragu
dan 16,7 yang tidak
mengetahui
dari rata-rata jumlah
skor yang
diperoleh yaitu
sebesar 13,2
3.Masalah
penyaluran pupuk
bersubsidi di daerah
penelitian tidak
berjalan dengan
baik hal ini
ditujukan dengan
tidak sesuainya
konsep Rencana
Defenitif Kebutuhan
Kelompok (RDKK)
berdasarkan azas 6
setempat
tidak semua
terealisasikan
kepada petani.
b.Jenis
Jenis pupuk yang
diberikan
pemerintah sangat
terbatas dan tidak
memenuhi
kebutuhan petani
sperti pupuk organik
tidak disubsidi oleh
pemerintah ke desa
Serba Jadi.
c. Mutu
Mutu yang
diberikan
pemerintah kepada
petani ada yang
sesuai dan
ada yang tidak
sesuai sehingga
tanaman padi
mereka ada yang
tidak
panen dengan cepat
d.Tempat
sudah sesuai dengan
konsep
RDKK dikarenakan
setiap peta
dite
tepat waktu yaitu
sebulan sebelum
musim tanam tiba
f.Harga
Harga pupuk subsidi
di daerah penelitian
jauh lebih tinggi
dari Harga Eceran
Tertinggi (HET)
atas atau tersebut
dengan azas 6
tepat yaitu petani
dengan cara tetap
membeli pupuk
tersebut itu
dikarenakan kios
pengecer
yang ada di daerah
te
rsebut dekat dengan
lahan
Petani padi sawah.
Kegiatan
Metode
deskriftif
(2015) Tani rata rata untu motivasi petani berdaulat baru di desa hutagugung kecamatan sumbul kabupaten dairi adalah tinggi, atau dengan kata lain kelompok tani sawah di daerah
penelitian.
3. hubungan antara
peranan kelompok
petani padi sawah di
desa percut sebesar
Rp.26.586.666,66
dan rata-rata biaya
produksi sebesar
Rp.7.100.616,667.m
aka dapat
disimpulkan besar
rata-rata pendapatan
petani padi sawah
desa percut,
Kecamatan Percut
padi sawah di
19.486.000. Atau
dengan kata
lain pendapatan per
bulannya adalah
sebesar Rp.
3.247.675
3.Peranan kelompok
tani secara parsial
memiliki hubungan
yang nyata dengan
tingkat pendapatan
petani padi sawah di
Desa Percut
status sosia petani
2. perbedaan 4. pola konsumsi
5. kendala petani
Data
kelompok tani
dengan sesudah
menjadi anggota
kelompok tani.
Dimana
produktifitas petani
padi sawah sebelum
menjadi anggota
kelompok tani lebih
rendah dibanding
produktifitas petani
padi sawah sesudah
menjadi anggota
kelompok tani.
2.Pengeluaran untuk
tiap jenis pola
Serdang petani,
yang dihadapi
petani dalam
tani lebih rendah
yaitu Rp 354.986
dari pada
pengeluaran untuk
tiap jenis pola
konsumsi pangan
jenis pola konsumsi
non
pangan sebelum
menjadi anggota
kelompok tani lebih
rendah yaitu sebesar
Rp581.033,3 dari
pada rata
-rata pengeluaran
untuk tiap jenis pola
konsumsi non
pangan sesudah
menjadi anggota
kelompok tani yaitu
sebesar Rp 967.600.
2.4. Kerangka Pemikiran
Petani dalam melakukan kegiatan usahatani padi sawah memerlukan peran kelompok tani melalui kegiatan-kegiatan kelompok tani agar mempermudah petani dalam melakukan kegiatan usahatani padi sawah. Petani harus memiliki dorongan dari dalam diri mereka untuk terus bersama-sama bekerja agar mendapatkan dorongan dalam melakukan kegiatan usahatani padi sawah. Dalam hal ini yg di butuh kan petani agar timbul dorongan dari dalam dirinya adalah motivasi. Kelompok tani berperan penting dalam memotivasi petani agar muncul dorongan dari dalam dirinya untuk terus melakukan kegiatan uasahatani padi sawah agar produksi terus meningkat dan pendapatan meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga petani.
Untuk memotivasi petani, kelompok tani di harapkan memiliki kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menambah pengatahuan petani, seperti kegiatan-kegiatan musyawarah anggota kelompok tani, dan penyaluran bantuan dari pemerintah agar memudahkan petani dalam berusahatani padi sawah.
kearah yang lebih baik dan menerapkannya dalam melakukan kegiatan usahataninya dan tujuan yang di harapkan petani dapat tercapai.
Secara sistematika kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan
: Adanya Pengaruh : Hubungan
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Peranan Kelompok Tani Terhadap Kegiatan Usahatani Padi Sawah (Oriza sativa)
Petani Padi Sawah
Kegiatan UsahaTani Padi Sawah
Motivasi Respon Gotong
Royong
Kegiatan Kelompok Tani -musyawarah
anggota kelompok tani -bantuan dari
2.5. Hipotesis
1. Perkembangan produksi padi sawah di Desa Pasar Rawa selama 5 tahun terakhir meningkat.
2. Motivasi petani mengikuti kegiatan kelompok tani untuk mendukung petani menjalankan kegiatan usahatani padi sawah adalah tinggi.
3. Respon petani terhadap kegiatan kelompok tani dalam mendukung petani untuk melakukan kegiatan usahatani padi sawah adalah positif
1.1. Latar Belakang
Pertanian Indonesia adalah Pertanian Tropika karena sebagian besar daerahnya berada di daerah tropis yang langsung dipengaruhi oleh garis khatulistiwa, yang memotong Indonesia hampir menjadi dua. Indonesia masih merupakan negara yang memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Salah satu komoditas tanaman pangan di indonesia adalah padi yang hasil produksinya masih menjadi bahan makanan pokok. Padi merupakan tanaman pertanian dan merupakan tanaman utama dunia.
(Danim, 2004).
Pembangunan pertanian Indonesia telah dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan harapan dapat meningkatkan produksi pertanian semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam mencapai kesejahteraan, peningkatan produksi pangan, peningkatan pendapatan dan keesejahteraan petani merupakan arah dan tujuan pembangunan pertanian. (Sastraadmadja, 1985).
Untuk menjalankan kegiatan usahatani padi sawah, petani harus mempunyai pengetahuan tentang bagaimana cara berusahatani padi sawah dengan benar sehingga nantinya pascapanen hasil yang di harapkan oleh petani padi sawah dapat tercapai. Dengan hal tersebut petani membutuhkan wadah dimana mereka bisa belajar dan mencari informasi bagaimana caranya berusahatani padi sawah dengan benar. Kelompok tani merupakan wadah yang tepat bagi petani untuk saling bertukar pikiran antar sesama petani.
Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk berkerja sama meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya, yang mana fungsi kelompok tani tersebut adalah sebagai kelas belajar mengajar, sebagai unit produksi, sebagai wahana kerjasama dan sebagai kelompok usaha. Ide membuat suatu kelompok berasal dari kenyataan bahwa setiap individu tidak akan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan seorang diri. Bekerjasama dalam kelompok adalah lebih murah daripada kunjungan individu. Penyuluh pertanian jumlahnya jelas terbatas ,berarti bekerjasama dengan kelompok lebih rendah biayanya. Alasan terbentuknya suatu kelompok tani adalah oleh karena beberapa orang mempunyai persoalan yang sama (Sugiyono, 2009).
meningkatkan pendapatan petani. Kegiatan usahatani tersebut seperti pembajakan sawah, menanam padi, mengendalikan hama, pemanenan, doa bersama agar mendapatkan hasil yang di harapkan yaitu hasil produksi tinggi. Dan semua kegiatan usahatani tersebut tidak akan berjalan tanpa adanya motivasi dari petani untuk meningkatkan produksi dan meningkatkan pendapatan petani padi sawah. Dalam hal ini para anggota kelompok tani berperan untuk saling memberi motivasi kepada antar anggota kelompok tani.
Peran kelompok tani dalam penerapan teknologi serta berbagai masalah ada secara nyata disamping berfungsi sebagai wahana penyuluhan dan penggerak anggotanya. Beberapa kelompok tani juga mempunyai kegiatan lain, seperti gotong royong, usaha simpan pinjam, musyawarah anggota kelompok tani, dan arisan kerja untuk usahataninya (Hermanto, 2007).
dalam berusahatani semakin baik. Dengan begitu harapan petani untuk mendapatkan hasil terbaik pasca panen dapat tercapai
Tabel 1.1 Produksi Padi Sawah (ton) di Kecamatan Gebang Tahun 2010-2014
No Desa/Keluraha n
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Paya Bengkuang 1729 1729 1882 1093 1765
2 Air Hitam 3924 3924 1700 1678 367
3 Padang Langkat 1210 1210 1093 1047 135
4 Paluh Manis 7233 7233 8090 7747 7743
5 Pekan Gebang 4602 4602 4106 4653 4327
6 Dogang 0 0 0 0 0
7 Sangga Lima 0 0 0 0 0
8 Pasar Rawa 9411 9411 8074 9957 10.150
9 Kwala Gebang 0 0 0 0 0
10 Bukit Mengkirai 2578 2578 2368 2163 2145
11 Pasiran 2832 2832 4288 3890 3295
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, 2015
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 menunjukan bahwa produksi di desa pasar rawa konsisten, hanya pada tahun 2012 saja yang produksi nya menurun yaitu 8074 ton. Di lihat dari perkembangan produksi selama 5 tahun terakhir respon petani cukup baik dalam mengikuti kegiatan kelompok tani sehingga petani lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan usahatani padi sawah miliknya dan membuat produksi padi sawah relatif stabil selama 5 tahun terakhir.
meningkatkan produksi padi sawah dan meningkatkan pendapatan petani dalam memenuhi kebutuhan keluarga petani di Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dan permasalahan yang ada di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan produksi padi sawah di Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat selama 5 tahun?
2. Bagaimana motivasi petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani untuk mendukung petani menjalankan kegiatan usahatani padi sawah di daerah penelitian?
3. Bagaimana respon petani terhadap kegiatan kelompok tani dalam mendukung petani untuk menjalankan kegiatan usahatani padi sawah di daerah penelitian?
4. Bagaimana persepsi petani tentang manfaat gotong royong antar anggota kelompok tani dalam menjalankan kegiatan usahatani padi sawah di daerah penelitian.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dipaparkan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
2. Untuk mengetahui bagaimana motivasi petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani untuk mendukung petani menjalankan kegiatan usahatani padi sawah di daerah penelitian?
3. Untuk mengetahui bagaimana respon petani terhadap kegiatan kelompok tani dalam mendukung petani untuk menjalankan kegiatan usahatani padi sawah di daerah penelitian.
4. Untuk mengetahui bagaimana persepsi petani tentang manfaat gotong royong antar anggota kelompok tani dalam menjalankan kegiatan usahatani padi sawah di daerah penelitian
1.4. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi pihak kelompok tani yang ada di Desa Gebang Kecamatan Langkat.
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan, khususnya yang berhubungan dengan kelompok tani di Desa Gebang Kecamatan Langkat.
3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan dan penelitian-penelitian lain yang berhubungan
1.5. Keaslian Penelitian
menjadi anggota kelompok tani Desa Pasar Rawa sebanyak dari 32 petani. Penelitian ini dilakukan dengan metode random sampling, artinya sampel diambil dengan cara acak.
3. Waktu penelitian : Penelitian ini di lakukan pada bulan November
sampai Desember tahun 2015
4. Lokasi Penelitian : Penelitian ini di lakukan di Desa Pasar Rawa
Febri Al Rasyid dengan judul skripsi Peranan Kelomok Tani Terhadap Kegiatan Usahatani Padi Sawah.Studi Kasus: Desa Pasar Rawa,Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat yang dibimbing oleh bapak Dr. Ir. H. Hasman Hasyim,M.Si sebagai ketua komisi pembimbingdanbapakIr. M Mozart B Darus sebagai anggota komisi pembimbing.
Tujuan penelitian adalahuntuk mengidentifikasi bagaimana peran kelompok tani terhadap kegiatan usahatani padi sawah melalui motivasi petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani, bagaimana respon petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani dan bagaimana persepsi petani tentang manfaat gotong royong antar petani dalam menjalankan kegiatan usahatani padi sawah serta untuk mengetahui masaalah-masalah yang di hadapi anggota kelompok tani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani dan dalam berusaha tani padi sawah.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalahmetode simple random samplingdengan jumlah sampel sebayak 32 petani. Data yang digunakan data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisisskala likert, metode deskriptif dan metode skoring.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi usahatani padi sawah di desa Pasar Rawa relatif konsisten selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 samapi 2014. Motivasi petani dalam Mengikuti Kegiatan Kelompok Tani tinggi, 86 % petani menyatakan bahwa kelompok tani berperan dalam memotivasi petani untuk menjalankan kegiatan usahatani padi sawah melalui kegiatan-kegiatan kelompok tani. Respon petani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani adalah positif, karena petani selalu bersemangat dalam mengikuti kegiatan kelompok tani, dan kegiatan kelompok tani merupakan kegiatan yang di tunggu oleh anggota kelompok tani setiap tahunnya. Dan persepsi petani tentang gotong royong antar anggota kelompok tani dalam menjalankan kegiatan usahatani padi sawah adalah negatif, karena petani beranggapan bahwa gotong royong tidak bermanfaat dalam menjalankan kegiatan usahatani padi sawah.
(Studi Kasus: Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat)
SKRIPSI
OLEH:
FEBRI AL RASYID 110304116
PROGRAM STUDIAGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
(StudiKasus: Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat)
SKRIPSI
OLEH:
FEBRI AL RASYID 110304116 AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujuioleh: KomisiPembimbing
Ketua Komisi Pembimbing AnggotaKomisiPembimbing
(Dr. Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si)
NIP.195411111981031001 NIP.196210951987031005 (Ir. M. Mozart B. Darus)