• Tidak ada hasil yang ditemukan

Higuchi Tachibana No Sakuhin No “M To N No Shouzou”To Iu Manga Ni Okeru Shujinkouno Shinrigakutekina Bunseki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Higuchi Tachibana No Sakuhin No “M To N No Shouzou”To Iu Manga Ni Okeru Shujinkouno Shinrigakutekina Bunseki"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DALAM KOMIK “A PORTRAIT OF M & N” KARYA TACHIBANA HIGUCHI

HIGUCHI TACHIBANA NO SAKUHIN NO “M TO N NO SHOUZOU”TO IU MANGA NI OKERU SHUJINKOUNO SHINRIGAKUTEKINA BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian

Sarjana Bidang Ilmu Sastra Jepang

OLEH :

MIFTAHUL FARIDA NIM : 090708040

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Usaha diiringi doa serta bantuan orang-orang sekitar

merupakan hal-hal yang memampukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DALAM KOMIK “A PORTRAIT OF M & N” KARYA TACHIBANA HIGUCHI. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Budaya

Departemen Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa

pihak, sebagai berikut:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum, selaku ketua Jurusan Departemen Sastra

JepangFakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara dan juga sebagai Dosen

Pembimbing I yang dalam kesibukannya telah menyediakan banyak waktu,

pikiran dan tenaga dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam

penyusunan skripsi ini hingga selesai.

3. Bapak Zulnaidi S.S, M.Hum selaku pembimbing II yang dalam kesibukannya

telah menyediakan banyak waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing dan

(3)

4. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Budaya, khususnya Program studi Sastra Jepang

S-1 Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak memberikan ilmu

kepada penulis.

5. Kedua orang tua saya, H. Asyari Yunus dan Hj. Anidar yang telah membesarkan

dan mendukung seluruh perjalanan hidup saya sampai saat ini. Semua

pengorbanan yang tidak akan pernah terbalaskan sampai kapan pun. Skripsi ini

Adek persembahkan untuk Abbu dan Ummi sebagai langkah awal untuk mengejar

mimpi dan untuk masa depan yang pasti lebih baik untuk keluarga kita.

6. Kedua saudara perempuan saya, Kak Sha dan Dek Aura yang selalu mendukung

dan mendoakan serta menjadi motivasi untuk menggapai cita-cita yang luar biasa,

dan untuk keluarga besar Bunda Gusnilawati yang juga telah memberi semangat

dan dukungan untuk mewujudkan cita-cita saya. Skripsi ini juga saya

persembahkan untuk kalian sebagai motivasi untuk tetap berjuang menggapai

cita-cita.

7. Sahabat sekaligus keluarga saya di Departemen Sastra Jepang, Uci, Nisha, Yulia,

Sari, Liza dan Mery yang telah menemani dan memberikan semangat untuk saya

perkuliahan, juga tidak lupa kepada sahabat laki-laki satu-satunya, Nugie yang

telah banyak membantu kehidupan saya di kota Medan. Dan kepada seluruh

anggota keluarga dalam stambuk 2009 yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu.

8. Teman pertama saya yang berasal dari Jepang, Kana Naoki yang selalu

memberikan dukungan dan semangat dari awal saya mengikuti ujian masuk

(4)

seluruh anggota Houkiboshi yang juga memberi dukungan dan semangat untuk

saya.

9. Teman kost sekaligus kakak saya di Medan, Darades Fanala yang telah menemani

dan menjaga saya di kota Medan serta memberi dukungan dan semangan kepada

saya.

10.Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya, khususnya

bagi peneliti yang memiliki bahan terkait dengan isi skripsi ini.

Banyak kekurangan dalam skripsi ini, isinya pun jauh dari sempurna. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar dapat memperbaiki kesalahan

pada masa mendatang.

Medan, Oktober 2013

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..……. i

DAFTAR ISI……….……… ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………...……….……...1

1.2 Rumusan Masalah………..………...5

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan………...…………...………6

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori………...………...6

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian………...………...10

1.6 Metode Penelitian………..………...………….11

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK “A PORTRAIT OF M & N” DAN TEORI KOGNISI DEPRESI AARON BECK 2.1 Konsep Komik dan Definisi Komik ……….……14

2.2 Biografi Pengarang ... 22

2.3 Kognisi Depresi Aaron Beck ………... 25

2.4 Definisi dan Semiotik Sastra ... 30

BAB III ANALISIS KONDISI PSIKOLOGI TOKOH MITSURU ABE 3.1 Sinopsis Cerita ……….………… 36

(6)

Of M & N Berdasarkan Teori Kognisi Depresi Aaron Beck ……….……….. 40

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ………. 57

4.2 Saran ………... 58

DAFRTAR PUSTAKA………. 60

(7)

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM KOMIK “A PORTRAIT OF M & N” KARYA TACHIBANA HIGUCHI

Skripsi ini berjudul Analisis Psikologis Tokoh Utama dalam Komik “A Portrait of M &

N” karya Tachibana Higuchi. Skripsi ini membahas masalah psikologis dari tokoh Mitsuru Abe.

Psikologi merupakan ilmu yang objek penelitiannya tertuju pada jiwa dan perilaku manusia.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui kondisi dan beban psikologis dari Mitsuru

Abe dalam komik “A Portrait of M & N”.

Mitsuru Abe adalah putri bungsu dari keluarga Abe yang terhormat. Mitsuru Abe berbeda

dengan Abang dan Kakaknya. Dia adalah anak perempuan yang ceroboh dan tidak pintar dalam

pelajaran sekolah. Banyak sekali peraturan dari Ibu yang harus dipatuhi oleh Mitsuru agar tidak

mempermalukan nama baik keluarga Abe. Sejak kecil Mitsuru menerima didikan keras dari

ibunya dengan cara dicambuk. Hal ini yang menyebabkan ia mengalami beban psikologis yang

berpengaruh kepribadiannya.

Konflik batin yang dialami oleh Mitsuru Abe dalam komik ini yang membuat penulis

tertarik untuk menganalisa psikologisnya. Penulis menggunakan teori Kognisi Depresi Aaron

Beck. Dalam hal ini penulis menggunakan dua teori pendekatan yaitu Psikologi Sastra dan

Semiotika.

Tema yang terdapat di dalam komik ini adalah tentang bagaimana kehidupan Mitsuru

Abe yang dipaksa untuk menjadi seorang yang hebat oleh ibunya. Dan kehidupan Mitsuru

(8)

Didikan keras dari Ibunya membuat Mitsuru beranggapan bahwa rasa sakit yang

diterimanya adalah bentuk dari perhatian dan kasih sayang. Karena hal ini, Mitsuru menjadi anak

perempuan dengan beban psikologis masokis. Masokis adalah sebuah gangguan psikologi, orang

yang menderita penyakit ini akan merasa senang dan baik-baik saja walaupun disakiti.

Mitsuru merahasiakan tentang penyakit masokis yang di deritanya. Tidak ada yang

mengetahui tentang hal ini termasuk Ibunya. Mitsuru terbiasa hidup dalam kesendirian dan

menyimpan masalah seorang diri.

Melihat uraian diatas berdasarkan teori Kognisi Depresi Aaron Beck, tokoh Mitsuru Abe

dalam komik “A Portait of M & N” mengalami penyesuaian yang berat dalam kehidupannya.

Hal ini membuat Mitsuru mengalami depresi neurotik. Depresi neurotik merupakan respon

terhadap stress dan kecemasan yang telah ditimbun sejak lama. Seperti yang di ceritakan dalam

komik ini, Mitsuru mengalami depresi neurotik karena peristiwa dimasa lalu. Mitsuru menjadi

seorang masokis dan menggemparkan sekolah. Karena kejadian itu Mitsuru kehilangan

rekomendasi untuk menjadi wakil diupacara kelulusan. Dan ibunya sangat marah ketika

mengetahui hal itu. Mitsuru terbiasa lari dari masalah yang ada, sehingga masalah yang dia

miliki semakin banyak dan mengakibatkan dia stress. Selain itu, kecemasan Mitsuru terhadap

kehidupannya yang penuh kebohongan, dan aturan-aturan dari ibu juga membuat ia mengalami

depresi neurotik. Mitsuru sering berpikiran negatif terhadap dirinya sendiri, misalnya Mitsuru

merasa dirinya menjijikkan karena penyakit masokis yang dideritanya, dan mengatakan “tidak

(9)

Dalam komik ini juga terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh Tachibana Higuchi

sebagai pengarang. Yaitu untuk selalu menjadi diri sendiri tanpa melanggar norma-norma yang

ada. Selain itu, jika ada masalah lebih baik menceritakannya kepada keluarga atau teman, karena

jika menyimpan masalah sendiri di dalam hati maka akan menjadi beban yang berkepanjangan

sehingga memicu terjadinya depresi.

(10)

樋口 橘 の 作品 の “M とN の肖像 ” と 言う 漫画 に おける 主人公 の 心理学的な

分析

この論文の題名は樋口橘の作品の “M とN の肖像” と言う漫画における主

人公の心理的な分析である。この論文は阿部みつるの心理的な問題について説

明する。心理学は人間の精神や行動についての研究をする学問である。この論

文の目的は “M と N の肖像” の 漫画の中に阿部 みつるの状態や心理的負担を

知るためであった。

阿部みつるは尊敬されている阿部の家の末女であった。阿部みつるは兄

と姉に違っていた、彼女は不注意で学校で勉強することが下手な女の子であ

った。阿部の家の名誉が恥じをかかさないようにみつるは母のたくさん規定が

従わなければならなかった。子供からみつるはむちを打たされてで母の厳しい規

律がもっていた。このことが性格に影響をあたえる心理的な負担をもっている

ためにであった。

この漫画の阿部みつるに経験した精神的な紛争があったので、筆者は心

(11)

を使用している。つまり、筆者はこの論文では 2つの理論を使用している。それ

は文学的心理学と記号論であった。

この漫画のテーマは阿部みつるがどんなように母に対して素晴らしい人

になったのが強制されたの生活であった。そして、みつるの生活で心理的な負

担をもっていた。

母の厳しい規律はみつるは痛みが母から関心と愛情の形であることを

考えさせている。だからこのことはみつるはマゾの心理的負担の女の子になっ

た。マゾは心理的な病気、誰でもこの病気をもっているのが傷つけられたのに

幸せでいい感じをもっている。みつるはマゾをもっていたことを秘密したこと

である。誰も母を含むのはこのことが知らなかった。みつるはいつも孤独に住

んでいて一人で問題を秘めた。

上記の説明は「Aaron Beck」のうつの認知理論にもとずいて、“M とN の

肖像” の漫画で阿部みつるの姿が生活に難しい調和をしていた。このことは

みつるが神経症性のうつをもっていた。神経症性のうつは最小からにストレス

と不安をため込んでしまったについて反動した。この漫画のように話している、

みつるは過去の事件から神経症性のうつもっていた。みつるはマゾになって学

(12)

。そして、母はそのことをしたときにとても怒った。みつるはいつもある問題

を逃げた、それから彼女の問題がもっとたくさんあって彼女がストレスになっ

た。さらに、嘘の生活と母の規定に対してみつるの不安も神経症性のうつもっ

ていたになった。みつるはいつも自分にとって否定的と思った。例えば、みつる

はマゾがあるから自分にとって不潔と考えていた。そして、“誰も私のすべて

を受け入れたくない” と言った。

この漫画の中で作家として樋口橘の伝えるメッセージもあった。それは

、既存の規範を反対しないでいつも自分になった。さらに、問題あるときに家族

か友達に話しるのがいいである、もしかして心の中に自分で問題を秘めたら

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan, penggunaan

kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

Istilah sastra hendaknya dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif, artinya segenap

kejadian dan peristiwa yang dikemukakan dalam sastra bukanlah pengalaman jiwa atas yang

sesungguhnya tetapi merupakan sesuatu yang dibayangkan saja (Rene Wellek dalam Badrun

1983:16).

Pada dasarnya karya sastra memiliki karya yang bersifat fiksi dan non fiksi. Karya sastra

yang bersifat fiksi seperti novel, cerpen, komik, dan essai. Sedangkan yang bersifat non fiksi

berupa puisi, lagu, dan drama.

Jenis karya sastra yang paling diminati pada saat ini salah satunya adalah komik. Komik

adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun

sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan

dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam

Koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku sendiri.

Dalam sebuah karya sastra terdapat dua unsur yang berpengaruh dalam karya sastra

tersebut yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang

membangun karya sastra itu sendiri atau dapat juga dikatakan unsur-unsur yang secara langsung

membangun cerita. Unsur-unsur yang dimaksud adalah tema plot, latar, penokohan, bahasa,

(14)

unsur-unsur yang terdapat diluar karya sastra itu tetapi tidak secara langsung mempengaruhi

karya tersebut. Unsur-unsur yang dimaksud adalah kebudayaan, sosial, politik, psikologi, agama

dan lain-lain.

Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik ini juga terdapat dalam karya sastra fiksi berupa

komik. Salah satu unsur pembangun fiksi di komik ini yang akan ditelaah adalah tokoh. Tokoh

adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Dalam mendeskripsikan tokoh, pengarang

memiliki kebebasan dalam menampilkan tokoh-tokoh cerita sesuai keinginannya, bagaimana

perwatakan, permasalahan yang dihadapi, kondisi psikologi, dan lain-lain.

Bicara mengenai psikologis tokoh dalam sebuah karya sastra terdapat dalam salah satu

unsur ekstrinsik. Secara harafiah psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan.

Psikologis dalam karya sastra tersebut merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi jalan

cerita dari karya tersebut. Psikologis tokoh merupakan kebebasan pengarang menampilkan

bagaimana psikologis tokoh sehingga menjadi sejalur dan serasi.

Komik sebagai bagian bentuk sastra, merupakan jagad realita yang di dalamnya terdapat

peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia (tokoh). Realita sosial, realita

psikologis, realita religious merupakan tema-teman yang kita dengar ketika seorang menjadikan

novel sebagai realita kehidupan. Secara spesifik realita psikologis adalah kehadiran fenomena

kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh utama ketika merespon atau bereaksi terhadap diri dan

lingkungan.

Beck dalam (Lubis, 2009) berpendapat bahwa adanya gangguan depresi adalah akibat

dari cara berpikir seseorang terhadap dirinya. Penderita depresi cenderung menyalahkan diri

sendiri. Hal ini disebabkan karena adanya distorsi kognitif terhadap diri sendiri dan lingkungan,

(15)

mengambil kesimpulan yang tidak cukup dan berpandangan negatif. Pada masa kanak-kanak dan

remaja, orang-orang yang depresi mengembangkan skema negatif, yaitu suatu kecenderungan

untuk melihat lingkungan secara negatif- melalui kehilangan orang yang disayang, tragedi yang

terjadi susul-menyusul, penolakan sosial oleh teman sebaya.

Salah satu karya sastra yang akan ditelaah tokoh utamanya terdapat dalam komik dengan

judul A Portrait of M & N karya Tachibana Higuchi yang merupakan komik psikologis yang

menceritakan tentang tokoh-tokoh yang mengalami beban psikologis. Dalam Komik A Portrait

of M & N terdapat dua tokoh yaitu Mitsuru Abe dan Natsuhiko Amakusa. Kedua tokoh itu

mempunyai karakter serta kondisi kejiwaan yang menarik untuk diteliti dengan ilmu bantu

psikologi. Disini penulis hanya menekankan pada tokoh Mitsuru Abe saja.

Komik ini menceritakan tentang Mitsuru Abe yang merupakan putri bungsu dari keluarga

Abe yang sangat dihormati dan disegani oleh semua orang. Berbeda dengan saudara-saudaranya

(Abang dan Kakaknya), Mitsuru Abe adalah anak perempuan yang ceroboh dan tidak begitu

pintar dalam pelajaran sekolah. Banyak sekali aturan-aturan dari sang Ibu yang harus dipatuhi

oleh Mitsuru agar ia tidak mempermalukan nama baik keluarga Abe karena menurut Ibunya,

Mitsuru adalah anak yang bodoh dan kelak akan mencoreng nama baik keluarga Abe. Sejak kecil

Mitsuru menerima didikan keras dari ibunya dengan cara dicambuk dan dipukul, hal ini yang

menyebabkan ia mengalami beban psikologis yang berpengaruh pada karakter serta

kepribadiannya. Didikan keras dari Ibunya membuat Mitsuru beranggapan bahwa rasa sakit yang

diterimanya adalah bentuk dari perhatian dan kasih sayang dari sang ibu, maka Mitsuru tumbuh

menjadi anak perempuan dengan beban psikologis masokis yaitu sebuah gangguan psikologi

(16)

disakiti. Tindakan abnormal yang ditimbulkan dari penyakit masokis Mitsuru merupakan

dorongan alam bawah sadar yang dipicu oleh peristiwa dimasa lalu.

Dalam komik ini Mitsuru Abe diceritakan rela mengubah sifat awalnya dan hidup penuh

dengan kepura-puraan demi membahagiakan sang Ibu sehingga membuat Mitsuru berubah

menjadi anak gadis yang tertutup dan tidak mudah bergaul dengan orang lain.

Hal inilah yang membuat penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana psikologi

Mitsuru Abe. Untuk itu penulis membahasnya di dalam skripsi dengan judul “Analisis Psikologi

Tokoh Utama Dalam Komik A Portrait of M & N Karya Tachibana Higuci”.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam komik A Portraitt of M & N terdapat dua tokoh yaitu Mitsuru Abe dan Natsuhiko

Amakusa. Mitsuru Abe adalah tokoh yang digambarkan sebagai anak perempuan yang

mengalami gangguan psikologis masokis yaitu sebuah gangguan psikologi dimana orang yang

menderita penyakit ini sangat menyukai rasa sakit yang diterima oleh tubuhnya. Sedangkan

Natsuhiko Amakusa adalah seorang anak laki-laki yang digambarkan memiliki gangguan

psikologis narsis yaitu gangguan psikologi dimana orang yang mengalami penyakit ini sangat

menyukai diri sendiri melebihi apapun dan selalu memuja-muja dirinya sendiri. Dalam komik ini

penyakit psikologis yang dialami oleh kedua tokoh diinisialkan sebagai “M” untuk masokis dan

“N” untuk narsis sekaligus inisial untuk awalan pada nama mereka masing-masing.

Mitsuru Abe dan Natsuhiko Amakusa mempunyai karakter serta kondisi kejiwaan yang

menarik untuk diteliti. Disini penulis hanya menekankan pada karakter Mitsuru Abe saja, karena

dalam komik ini Tachibana Higuchi lebih sering menceritakan tentang tindakan-tindakan

(17)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskannya dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut:

1. Apa penyebab Mitsuru Abe mengalami gangguan secara psikologis?

2. Gangguan psikologis apa yang dialami oleh Mitsuru Abe yang digambarkan oleh

Tachibana Higuchi?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan-permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya

pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian

tidak terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulis dapat terarah dan terfokus.

Dalam analisis ini, penulis memfokuskan pembahasan pada tokoh Mitsuru Abe dalam

komik A Portrait of M & N khususnya masalah psikologi Mitsuru yang mengalami penyakit

masokis, yaitu seseorang yang sangat menyukai rasa sakit yang diterima oleh tubuhnya dan

akan dikaitkan dengan teori kognisi depresi Aaron Beck sebagai acuan penelitian kedepannya.

Agar pembahasan jelas dan analisis yang valid, maka penulis menjelaskan sebelum bab

pembahasan mengenai definisi komik, setting komik A Portrait of M & N, teori kognisi depresi

Aaron Beck, definisi dan studi semiotik dan biografi pengarang.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka

Sastra menurut Rene Wellek dalam Badrun (1983:16) bahwa sastra hendaknya dibatasi

(18)

dikemukakan dalam karya sastra bukanlah pengalaman jiwa atas peristiwa yang sesungguhnya

tetapi merupakan sesuatu yang dibayangkan saja.

Karya sastra pada umumnya merupakan hasil imajinasi dari seorang pengarang. Seperti

yang diungkapkan oleh Wellek dan Warren dalam kritik sastra (2002:81) karya sastra pada

hakekatnya merupakan sebuah hasil imajinasi dari seorang pengarang.

Di dalam karya sastra fiksi terdapat dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Kedua unsur ini juga terdapat dalam komik. Salah satu unsur intrinsik yang akan ditelaah adalah

tokoh.

Tokoh menurut Aminudin (2002:79) adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam

cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Arti tokoh secara umum adalah

para pelaku yang terdapat dalam sebuah cerita fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan

seorang pengarang, jadi pengarang memiliki kebebasan dalam menciptakan watak tokohnya.

Watak seorang tokoh dapat menggambarkan psikologis diri tokoh tersebut. Walaupun

psikologis bukan merupakan unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra, tapi keberadaan unsur

ekstrinsik ini sangat mempengaruhi isi cerita dari karya sastra fiksi tersebut. Definisi gangguan

jiwa dikemukakan oleh Frederick H. Kanfer dan Arnold P. Goldstein. Menurut kedua ahli

tersebut gangguan jiwa adalah kesulitan yang dihadapi oleh seseorang karena hubungannya

dengan orang lain, kesulitan yang tentang persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap

dirinya sendiri.

Gangguan jiwa erat hubungannya dengan tekanan-tekanan batin, konflik-konflik pribadi

dan komplek-komplek terdesak dalam diri manusia. Tekanan-tekanan batin dan konflik-konflik

pribadi itu sering sangat mengganggu ketenangan hidup seseorang dan sering kali menjadi pusat

(19)

Di dalam komik A Portrait of M & N karya Tachibana Higuchi dapat dilihat bahwa

kehidupan seorang Mitsuru Abe yang sangat tertekan akibat aturan-aturan dari Ibu yang sangat

dihormatinya. Harus tunduk dan patuh pada semua perintah Ibu dan menjauhi semua larangan

Ibunya. Ditambah lagi Ibunya selalu menghukum Mitsuru jika ia tidak dapat menjadi seperti

yang diharapkan. Rasa takut akan dibenci oleh Ibu yang sangat dicintainya membuat hidup

Mitsuru berubah total saat ia mulai menjadi murit SMP. Hidup dalam kepura-puraan membuat

Mitsuru mengalami gangguan secara psikologis dalam penyesuaian diri yang bertolak berlakang

dengan kepribadiannya.

1.4.2. Kerangka Teori

Meneliti suatu karakter dalam diri sebuah tokoh melalui karya sastra berarti harus

menggunakan teori sastra. Dalam menganalisis tokoh dalam komik ini, maka penulis akan

menggunakan pendekatan psikologi dalam hal ini menggunakan teori kognisi depresi Aaron

Beck.

Teori kognisi depresi Aaron Beck dalam Wilkinson (1995:35) menggambarkan bahwa

rasa sedih yang berlebihan, memperburuk keadaan serta memelihara kondisi kesedihan tersebut

merupakan penyebab utama depresi. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki

pandangan negatif terhadap dirinya, dunia, dan masa depan, kemungkinan lebih mudah

menderita penyakit depresi daripada orang yang memiliki pandangan lebih positif.

Selain teori Aaron Beck, teori lain yang mendukung analisis depresi dalam penelitian ini

adalah teori dari Archibald Hart yang menyatakan kehilangan merupakan faktor utama yang

mendasari depresi. Archibald Hart dalam Hadi (2004:32) menyebut empat macam kehilangan

(20)

harga diri, kasih sayang, harapan atau ambisi. Kedua, kehilangan suatu yang konkrit misalnya

rumah, mobil, orang atau bahkan binatang kesayangan. Ketiga, kehilangan hal yang bersifat

khayal, tanpa fakta mungkin tapi ia merasa tidak disukai atau dipergunjingkan orang. Keempat,

kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang misalnya menunggu hasil tes kesehatan atau

menunggu hasil tes ujian.

Dengan menggunakan teori kognisi Aaron Beck tersebut penulis dapat menganalisis

tokoh Mitsuru Abe dalam komik A Portrait of M & N yang mengalami gangguan secara

psikologis. Penyakit masokis yang terkadang muncul dalam dirinya terus menghantui

kehidupannya yang menyebabkab terjadinya gangguan psikologis pada diri Mitsuru Abe.

Ditambah lagi adanya tuntutan dari Ibunya yang bertolak belakang dengan kepribadiannya,

sehingga membuat Mitsuru menjadi anak yang cenderung menutup diri dan tidak mudah bergaul.

Untuk mengetahui adanya beban psikologis Mitsuru Abe dalam komik A Portrait of M &

N, disini penulis menggunakan teori semiotik. Dengan teori ini penulis akan menganalisa

tanda-tanda atau indeksikal perilaku Mitsuru Abe yang memiliki tekanan batin, sehingga dengan

pendekatan semiotik ini penulis akan mengetahui dan menunjukkan masalah psikologi yang

dialami oleh Mitsuru Abe berdasarkan teori kognisi depresi Aaron Beck.

Semiotik adalah pendekatan yang menitikberatkan soal kebahasaan dengan penumpuan

kepada mencari dan memahmi makna menerusi sistem lambang dan perlambangan dalam teks.

Semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Hoed dalam Nurgiyantoro

1995:2). Asas kepada kritikan ini ialah kepercayaan bahwa makna bahasa ditandai dengan

sistem lambang dan perlambangan. Lambang dan perlambangan ini pula mempunyai hubungan

dengan psikologi manusia dalam sebuah masyarakat. Oleh karena itu, analisis ini akan

(21)

Teori Peirce dalam Nurgiyantoro (1995:41) mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut

sebagai tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Sebuah tanda yang disebutnya sebagai

representamen haruslah mengacu pada suatu yang disebut dengan objek. Jika sebuah tanda

mewakili acuannya, hal ini adalah fungsi utama tanda. Misalnya anggukan kepala mewakili

persetujuan atau gelengan kepala mewakili ketidaksetujuan.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian

Sebelum melakukan sebuah penelitian maka harus diketahui terlebih dahulu apa tujuan

penelitian. Hal ini dikarenakan supaya tidak mengalami kesulitan untuk meneliti sebuah masalah.

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan penyebab gangguan psikologis yang dialami oleh Mitsuru Abe.

2. Mengungkapkan gangguan psikologis apa yang dialami oleh Mitsuru Abe yang

diungkapkan oleh Tachibanan Higuchi.

1.5.2. Manfaat Penelitan

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis dan pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai konsep psikologi dari

teori kognisi depresi Aaron Beck yang terkandung dalam komik “A Portrait of M & N”.

2. Dapat dijadikan referensi bagi pembaca apabila ingin melakukan penelitian dengan topik

(22)

3. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan penunjang untuk Departemen

Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, guna memperkaya

bahasa penelitian dan sumber bacaan.

1.6. Metode Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian, sangatlah dibutuhkan metode dalam pengerjaan.

Metode yang digunakan dalam sebuah penelitian akan mempermudah peneliti dalam melakuakan

penelitiannya. Metode juga digunakan sebagai penunjang dalam sebuah penelitian. Dengan

adanya metode dalam sebuah penelitian maka akan dapat memperlancar proses penelitian

tersebut.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dan studi

kepustakaan. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,

suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena

yang diselidiki.

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta

situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,

pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu

fenomena.

Selain menggunakan metode penelitian deskriptif dalam pengumpulan data penelitian

dalam skripsi ini, penulis juga menggunakan teknik pengumpulan data dan studi kepustakaan

(23)

cara mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah

sumber, baik buku, jurnal, artikel, dan berbagai situs internet. Dengan kata lain studi kepustakaan

adalah pengumpulan data dengan membaca buku-buku atau referensi yang berkaitan dengan

tema penulisan. Data yang diperoleh dari referensi tersebut akan dianalisis untuk mendapatkan

kesimpulan dan saran.

Karena yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kondisi psikologis Mitsuru Abe

yang dihubungkan dengan kondisi kejiwaan, maka metode atau pendekatan utama yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan psikologi Aaron Beck. Selain itu penulis akan

menggunakan teori semiotik untuk meneliti tanda-tanda yang digunakan Tachibana Higuchi

(24)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK A PORTRAID OF M & N DAN TEORI KOGNISI DEPRESI AARON BECK

2.1. Konsep Komik

2.1.1 Definisi Komik

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang

disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas

kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari

strip dalam Koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku sendiri.

Menurut Scott McCloud dalam buku Understanding Comics bahwa komik merupakan

gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya.

Dapat dikatakan, komik sebagai produk budaya karena dibuat atas dasar kreasi yang

dipersentasikan secara visual.

Pada tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku Graphic Storytelling, dimana ia

mendefinisikan komik sebagai tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah

buku komik. Sebelumnya, ditahun 1986 dalam buku Comics and Sequential Art, Eisner

mendefinisikan teknis dan struktur komik sebagai sequential art yaitu susunan gambar dan

kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide.

Di Jepang komik disebut dengan “manga”. Perkembangan manga di Jepang tergolong

(25)

ditambah lagi manga juga memiliki berbagai jenis genre veriatif dan menarik untuk beragam

orang.

Komik merupakan suatu bentuk karya seni yang memilik unsur dalam penciptaannya.

Unsur-unsur yang terdapat dalam komik adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsuk. Menurut

Nurgiyantoro (1995 : 23), unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri. Unsur intrinsik sebuah komik adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta

membangun cerita. Unsur intrinsik dalam sebuah komik meliputi tema, alur, latar, penokohan,

sudut pandang penokohan, dan lain-lain.

a.Tema

Tema adalah pokok pikiran atau persoalan yang hendak disampaikan oleh pengarang

kepada pembaca melalui jalinan sebuah cerita yang dibuatnya (Aminuddin, 2000 : 88). Kata

tema sering disamakan dengan pengertian topik, padahal kedua istilah tersebut mengandung

pengertian yang berbeda. Topik dalam suatu tulisan atau karangan berarti pokok pembicaraan,

sedangkan tema itu tercakup persoalan dan tujuan atau amanat pengarang kepada pembaca.

Berdasarkan pengertian diatas, tema yang diangkat dalam komik “A Portrait of M & N”

ini adalah tentang sebuah rahasia yang disembunyikan oleh tokoh utama Mitsuru Abe yang

mempunyai beban psikologi yaitu masokis yang berpengaruh terhadap karakter serta

kepribadiannya.

b.Alur (plot)

Alur atau plot adalah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang disusun satu

(26)

2000:89). Alur atau plot merupakan suatu rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun untuk

menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian alur itu merupakan

perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga merupakan kerangka utama cerita.

Menurut Aminuddin (2000:90) pada umumnya alur pada cerita prosa fiksi disusun berdasarkan

urutan sebagai berikut:

1.Perkenalan, pada bagian ini pengarang menggambarkan situasi dan memperkenalkan

tokoh-tokohnya.

2.Pertikaian, pada bagian ini pengarang mulai menampilkan pertikaian yang dialami sang

tokoh.

3.Perumitan, pada bagian ini pertikaian semakin hebat.

4.Klimaks, pada bagian ini puncak perumitan mulai muncul.

5.Peleraian, pada bagian ini persoalan demi persoalan mulai terpecahkan.

Menurut susunannya, alur terbagi dalam dua jenis yaitu alur maju dan alur mundur. Alur

maju adalah alur yang susunannya mulai dari peristiwa pertama, peristiwa kedua, ketiga dan

seterusnya sampai cerita itu berakhir. Sedangkan alur mundur adalah alur yang susunannya

dimulai dari peristiwa terakhir kemudian kembali ke peristiwa pertama.

Berdasarkan uraian diatas, alur dalam komik “A Portrait of M & N” adalah komik yang

menggunakan alur maju, karena peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam novel tersebut dimulai

saat tokoh Mitsuru Abe duduk dibangku SMA, yang menceritakan tentang sebuah rahasia besar

(27)

c. Latar (setting)

Latar atau setting adalah penggambaran situasi, tempat, dan waktu serta suasana

terjadinya peristiwa (Aminuddin, 2000:94). Latar atau setting yang disebut juga sebagai landasan

tempat , hubungan, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan (Abrams dalam Nurgyantoro, 1995:216).

d. Penokohan

Penokohan adalah bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam ceritanya dan

bagaimana tokoh-tokoh tersebut (Aminuddin, 2000:92). Tokoh dalam karya fiksi tidak hanya

berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot dan

tema, tokoh juga menepati posisi strategis sebagai pembawa dan menyampaikan pesan, amanat,

moral atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.

Keberhasilan pengarang menyajikan cerita rekaan atau fiksinya tercermin melalui

pengungkapan setiap unsur cerita tersebut. Rupa, pribadi dan watak sang tokoh harus tergambar

sedemikian rupa sehingga dapat diterima oleh khalayak ramai. Pengarang melukiskan tokoh

melalui imajinasi atau fantasinya dengan cara berikut ini:

1.Pengarang melukiskan secara langsung bentuk lahir tokoh, misalnya raut wajah, kepala,

rambut dan ukuran tubuh.

2.Pengarang melukiskan jalan pikiran tokoh atau apa yang terlintas dalam pikirannya.

3.Pengarang melukiskan reaksi tokoh terhadap suatu kejadian.

4.Pengarang melukiskan keadaan sekitar tokoh, misalnya keadaan kamar dan pekarangan

(28)

5.Pengarang menggambarkan pandangan seorang terhadap tokoh lain, misalnya tokoh

yang dilukiskannya berwatak keras, sabar atau suka menolong.

6.Pengarang menciptakan percakapan (dialog) antartokoh tentang pribadi tokoh lain,

misalnya tokoh utama.

Penokohan dalam komik “A Portrait of M & N” adalah tokoh utama yang sangat cantik

dan anggun, memiliki rahasia besar dalam dirinya yang selalu disembunyikan agar tidak

ketahuan oleh oranglain. Terdapat dua tokoh dalam komik ini yaitu Mitsuru Abe dan Natsuhiko

Amakusa, sedangkan tokoh tambahan lainnya Eiichi Hijiri (senior di sekolah), Ririka Tsuji

(teman Mitsuru dari tahun yang sama), dan Reika Abe (Ibu Mitsuru).

e. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah kedudukan atau posisi pengarang dalam cerita tersebut

(Aminuddin, 2000:96). Dengan kata lain posisi pengarang menepatkan dirinya dalam cerita

tersebut, dari titik pandang ini pulalah pembaca mengikuti jalan ceritanya dan memahami

temanya. Terdapat beberapa jenis sudut pandang, yaitu:

1. Pengarang sebagai tokoh utama. Sering juga posisi yang demikian disebut sudut

pandang orang pertama aktif. Disini pengarang menuturkan dirinya sendiri.

2. Pengarang sebagai tokoh bawahan atau sampingan. Pengarang ikut melibatkan diri

dalam cerita, akan tetapi ia mengangkat tokoh utama. Dalam posisi yang demikian itu

sering disebut sudut pandang orang pertama pasif.

3.Pengarang hanya sebagai pengamat yang berada diluar cerita. Pengarang menceritakan

(29)

Dalam hal ini, sudut pandang Tachibana Higuchi dalam komik A Portrait of M & N

hanya sebagai seorang pengarang yang menceritakan orang lain dalam segala hal. Tachibana

Higuchi sebagai pengarang yang hanya menjadi pengamat yang berada diluar cerita.

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsure yang berada diluar karya sastra itu, tetapi

secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organism karya sastra (Nurgiyantoro

1995:23). Unsur ekstrinsik merupakan unsure luar sastra yang mempengaruhi penciptaan karya

sastra. Unsur tersebut meliputi latar belakang pengarang, keyakinan dan pandangan hidup

pengarang, adat istiadat yang berlaku, situasi politik, persoalan sejarah, ekonomi dan

pengetahuan agama. Unsur ekstrinsik untuk setiap karya sastra sama.

Unsur ini mencangkup berbagai aspek kehidupan sosial yang tampaknya menjadi latar

belakang penyampaian amanat dan tema. Selain unsur-unsur yang datang dari luar diri

pengarang, hal-hal yang sudah ada dan melekat pada kehidupan pengarang pun cukup besar

pengaruhnya terhadap terciptanya suatu karya sastra.

2.1.2. Setting Cerita Komik A Portrait of M & N

Menurut Soemardjo (1999:75-76) setting dalam cerita bukan hanya sekedar background,

artinya bukan hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan terjadinya tetapi juga sangat erat

dengan karakter, tema dan suasana cerita. Dalam suatu cerita yang baik, setting harus mutlak

untuk menggarap tema dan karakter cerita. Jadi jelas bahwa pemilihan setting dapat membentuk

(30)

Latar memberikan pijakan cerita secara pasti dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan

kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah sungguh-sungguh ada

dan terjadi. Pembaca dengan demikian merasa dipermudah untuk menggunakan daya

imajinasinya, disamping dimungkinkan untuk berperan serta secara kritis sehubungan dengan

pengetahuan tentang latar. Unsur latar dapat dibedakan yaitu latar tempat, dan latar waktu.

Unsur itu walau masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat

dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu

dengan yang lainnya (Nurgiyantoro,1999:227).

1.Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya sastra fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat

dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan

latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah mencerminkan, atau tidak bertentangan dengan

sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan.

Deskripsi tempat secara teliti dan realistis ini penting untuk mengesani pembaca

seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh-sungguh ada dan terjadi yaitu di tempat dan waktu seperti

yang diceritakan. Adapun latar tempat terjadinya peristiwa dalam komik “A Portrait of M & N”

adalah sekolah, rumah, ballroom hotel dan gereja.

2. Latar Waktu

Menurur Nurgiyantoro (1995:230), latar waktu berhubungan dengan masalah kapan

(31)

biasanya dihubungkan dengan waktu faktual. Latar waktu juga harus dikaitkan dengan latar

tempat dan latar sosial sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan. Latar waktu dalam

komik A Portrait of M & N ini dilihat dari tokoh Mitsuru dimasa SMA.

2.2. Biografi Pengarang

Biografi yaitu uraian tentang kehidupan seseorang, baik orang itu masih hidup atau sudah

meninggal. Biografi berisi tentang perjalanan hidup tokoh tersebut, kehidupan seorang tokoh,

deskripsi kegiatan dan prestasi tokoh tersebut, ekspresi tokoh tersebut, serta pandangan tokoh

tersebut. Biografi dalam bahasa Indonesia berarti riwayat hidup seseorang. Dalam biografi

seorang tokoh biasanya banyak ditemukan suatu pelajaran yang dapat dipakai dalam kehidupan

sehari-hari, mulai dari awal hidup sampai menjelang ajal banyak yang ditarik hikimahnya.

Tujuan dari penulisan biografi ini adalah agar pembaca dan penulis dapat mengetahui perjalanan

hidup seseorang yang dibaca, dapat meneladani dan mengambil pelajaran dari seseorang untuk

dipakai dalam kehidupam sehari-harinya, dapat memberikan sesuatu yang berharga pada diri

penulis dan pembaca setelah membacanya, serta penulis dan pembaca dapat meniru cara

bagaimana tokoh tersebut sukses.

Tachibana Higuchi adalah seorang seniman manga Jepang yang dikenal melalui

karya-karyanya dari Alice Academy dan Portrait of M dan N. Tachibana Higuchi lahir pada tanggal 16

Maret 1976 di Kyoto, Jepang. Berbeda dengan kebanyakan masyarakat Jepang pada umumnya,

walaupun sudah dianggap dewasa tapi Tachibana Higuchi tetap tinggal dirumah orang tua

bersama dengan keluarganya.

Tachibana Higuchi pertama kali mengajukan cerita manga setelah lulus dari Sekolah

(32)

kegiatan-kegiatan olahraga, terutama renang. Setelah itu Tachibana Higuchi di sibukkan dengan persiapan

ujian masuk untuk Art University. Ditengah kesibukkannya, Tachibana Higuchi tetap membuat

manga dan manga empat-panel atau komik strip.

Faktanya Tachibana Higuchi mulai menggambar manga dengan sungguh-sungguh pada

usia nya yang sudah lanjut. Setelah manga karyanya di terbitkan, Tachibana Higuchi mulai putus

asa karena dia tidak dapat mengejar waktu yang sudah ditetapkan oleh pihak redaksi. Tachibana

Higuchi mulai merasa bahwa gambarnya tidak berkembang, untuk itu Tachibana Higuchi

mencari ide dengan cara berjalan-jalan, membaca buku dan terkadang meminta pendapat teman

melalui telefon. Selama serialisasi manga, Tachibana Higuchi merasa bahwa ceritanya memiliki

teknik yang lebih baik . Akhirnya pada tahun 1999 penerbit Hakusensha menerbitkan manga

karya pertama Tachibana Higuchi dengan judul Swan Lake.

Pada tahun 2000-2002 penerbit Hakusensha kembali menerbitkan manga karya

Tachibana Higuchi dengan judul A Portrait of M & N dalam bentuk serial bersambung di

majalah Jepang Hana to Yume. Setelah manga ini tamat di tahun 2002, Hakusensha menerbitkan

komik ini menjadi komik lepas dengan jumlah 6 jilid. Pada tanggal 9 Februari 2010, Tokyopop

mulai menerbitkan komik ini dalam bahasa Inggris. Pada tanggal 22 februari 2002, komik ini

meliris CD drama di Jepang dengan nama tokoh yang sama dalam komiknya.

Pada tahun 2003, Tachibana Higuchi mengerjakan komik yang sekarang sangat popular

dan banyak peminatnya, yaitu Alice Academy. Komik populer ini juga diadaptasi dalam serial

anime produksi Aniplex dan Group TAC dan ditayangkan perdana di NHK BS-2. Anime ini

(33)

diadaptasi dalam bentuk Game dan terdapat 3 seri game yaitu Doko Doki Fushigi Taiken (2004),

Kira Kira Memory Kiss (2006) dan Waku Waku Happy Friends (2007).

Komik Alice Academy dengan jumlah 29 jilid ini menceritakan tentang seorang anak

perempuan berusia 10 tahun, Mikan Sakura yang hancur hatinya ketika teman baiknya Hotaru

Imai pindah ke sekolah khusus untuk anak-anak jenius di

untuk mencari teman baiknya, dan segera menemukan sekolah tempat Hotaru pindah yaitu Alice

Academy, tempat anak-anak yang memiliki kemampuan special (Alice). Mikan memulai

petualangannya dan menemukan banyak hal baru di akademi tersebut. Alice dalam cerita ini

adalah kekuatan super seperti mampu menerbangkan benda, telekinesis, feromon,

mengendalikan api, menetralkan alice lainnya, ataupun membuat ilusi.

Tachibana Higuchi dalam kolom kecil disetiap komiknya selalu menggambarkan

wajahnya dengan sosok babi yang memakai baju lengan pangan berwarna orange dan celana

panjang berwarna biru tua. Terkadang sosok ini sering muncul dalam cerita sebagai cameo yang

memiliki daya tarik humor tersendiri bagi yang membacanya.

Dalam situs resminya, Tachibana Higuchi terakhir kali mengirimkan berita pada tahun

2010 dan sampai sekarang tidak pernah mengirimkan berita apapun pada situs resminya itu.

2.3. Kognisi Depresi Aaron Beck

Manusia sebagai makhluk hidup yang berakal akan selalu menemukan masalah dalam

(34)

jalan keluar tersebut seringkali manusia mengalami “depresi” yang tanpa disadari sering dialami

dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa depresi adalah suatu pengalaman yang

menyakitkan ataupun suatu perasaan tidak ada harapan lagi. DR.Jonatan Trisna dalam Hadi

Pranowo (2004:15) menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang

biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh. Mulai dari perasaan murung

sedikit sampai pada keadaan tak berdaya.

Seorang psikiater bernama Enos D. Martin pada bukunya “What is Depression” dalam

Wilkinson (1995:24) menyebutkan ada tiga jenis depresi:

1. Normal Grief Reaction (rasa sedih sebagai reaksi normal atas suatu ‘kehilangan’).

Jenis ini juga disebut depresi exogenous (depresi raktif). Depresi ini terjadi karena

faktor dari dalam dirinya umumnya sebagai reaksi dari ‘kehilangan’ sesuatu atau

seseorang, misalnya pension, kematian seseorang yang sangat dikasihi, dll.

2. Endogenous Depression. Penyebabnya datang dari dalam tetapi belum jelas. Bisa

karena gangguan hormon, gangguan kimia dalam otak atau susunan saraf.

3. Neurotic Depression (depresi neurotik). Depresi pada tahap ini terjadi apabila depresi

reaktif tidak terselesaikan secara baik dan tuntas. Depresi ini merupakan respon

terhadap stress dan kecemasan yang telah ditimbun untuk waktu yang lama.

Dalam Hadi (2004:32) dikatakan untuk menemukan penyebab depresi kadang-kadang

sulit sekali karena ada sejumlah penyebab dan mungkin beberapa diantaranya bekerja pada saat

(35)

1. Karena kehilangan. Kehilangan merupakan faktor utama yang mendasari depresi.

Archibald Hart menyebutkan empat macam kehilangan: pertama, kehilangan abstrak

yaitu kehilangan harga diri, kasih sayang, harapan atau ambisi. Kedua, kehilangan

suatu yang konkrit misalnya rumah, mobil, orang atau bahkan binatang kesayangan.

Ketiga, kehilangan hal yang bersifat khayal, tanpa fakta mungkin tapi ia merasa tidak

disukai atau dipergunjingkan orang. Keempat, kehilangan sesuatu yang belum tentu

hilang misalnya menunggu hasil tes kesehatan atau menunggu hasil tes ujian.

2. Reaksi terhadap stress. 85% depresi ditimbulkan oleh stress dalam hidup.

3. Terlalu lelah atau capek. Karena terjadi pengurasan tenaga baik secara fisik mkaupun

emosi.

4. Gangguan atau serangan dari kuasa kegelapan dan makhluk halus.

5. Reaksi terhadap obat.

Pada umumnya penderita depresi dapat dikenali melalui beberapa gejala, misalnya:

1. Secara fisik mereka memiliki beberapa gangguan seperti: gerakan jadi lamban, tidur

tidak nyenyak, nafsu makan menurun atau bahkan meningkat, gairah seksual

menurun bahkan bisa hilang sama sekali. Pusing, mulut kering, jantung berdebar

cepat biasanya menyertai penderita ini.

2. Kehilangan perspektif dalam hidupnya. Pandangannya terhadap hidup, pekerjaan dan

keluarga menjadi kabur. Aaron Beck menggambarkan hal ini sebagai “tiga kognisi”.

Pertama, terhadap dunia: cenderung melihat kekalahan, kerugian dan penghinaan.

Kedua, terhadap diri sendiri: menganggap diri kurang baik, tidaklayak dan tidak

berharga. Ketiga, terhadap masa depan: penuh dengan kesukaran, frustasi dan

(36)

3. Perasaan yang berubah-ubah dan sulit dikendalikan. Berbagai perasaan seperti putus

asa, kehilangan harapan, sedih, cemas, rasa bersalah, apatis, marah dan sering muncul

tak menentu dan menciptakan suasana hampa dan mati.

4. Beberapa gejala psikologis seperti kehilangan harga diri, menjauhkan diri dari

masalah atau hidupnya sendiri bahkan menjadi peka secara berlebihan sering dialami

oleh mereka yang mengalami depresi.

5. Pikiran dilusi. Pada depresi yang sangat parah muncul pikiran-pikiran dilusi yang bisa

merugikan, misalnya “orang akan bunuh saya” atau “seseorang akan meracuni saya”.

Dalam Wilkinson (1995:26) mengatakan banyak orang beranggapan bahwa pikiran yang

sedih lebih merupakan akibat dari penyebab satu depresi. Namun, baru-baru ini telah

dikemukakan bahwa gagasan itu sendiri (kognisi depresif) yang merupakan penyebab utama

depresi, atau yang memperburuk keadaan dan memelihara kondisi tersebut. Jadi, seseorang yang

mempunyai pandangan negatif terhadap dirinya, dunia, dan masa depan kemungkinan lebih

mudah menderita penyakit depresi daripada orang yang mempunyai pandangan lebih positif.

Kognisi depresi dapat dibagi menjadi tiga bagian:

1. Pikiran, misalnya “saya gagal sebagai orang tua”.

2. Harapan, misalnya “saya tidak bahagia kecuali semua orang menyukai saya”.

3. Distorsi, misalnya menarik kesimpulan tanpa ada bukti. “Orang tidak suka bicara

dengan saya karena saya membosankan”.

Aaron Beck juga menghubungkan pengembangan depresi dengan adopsi dari cara

berfikir yang terdistorsi secara negatif di awal kehidupannya. Konsep ini dikenal dengan istilah

(37)

adalah pandangan negatif tentang diri sendiri, pandangan negatif terhadap lingkungan dan

pandangan negatif terhadap masa depan.

Berbagai jenis distorsi kognitif yang diasosiasikan dengan depresi:

a. Cara berfikir “semua atau tidak sama sekali”, memandang kejadian secara hitam putih.

Yang ada hanya benar-salah atau baik-buruk.

b. Generalisasi yang berlebihan, mempercayai bahwa bila suatu peristiwa negatif terjadi

maka hal itu cenderung akan terjadi lagi pada situasi yang serupa dimasa depan.

c. Filter mental, berfokus hanya pada detail-detail negatif dari suatu peristiwa dan

dengan sendirinya menolak unsur-unsur positif dari semua yang pernah dialami.

d. Mendiskualifikasikan hal-hal positif.

e. Tergesa-gesa membuat kesimpulan, membentuk interpretasi negatif mengenai suatu

peristiwa meskipun kurang bukti.

f. Membesar-besarkan suatu kesalahannya dan mengecilkan suatu kebaikannya.

g. Penalaran emosional, menginterpretasikan perasaan dan peristiwa berdasarkan emosi

dan bukan pada pertimbangan-pertimbangan rasional berdasarkan bukti yang ada.

h. Pernyataan-pernyataan keharusan, menciptakan perintah personal. Dengan

menciptakan harapan yang tidak realistis dapat menyebabkan seseorang menjadi

depresi saat gagal mencapainya.

i. Memberi label dan salah melebel, meletakkan lebel negatif pada diri sendiri dan

orang lain.

j. Melakukan personalisasi, kecenderungan untuk mengkonsumsi bahwa diri kita

(38)

Berangkat dari teori Aaron Beck dan teori lain yang mendukung penelitian inilah penulis

akan menganalisis psikologi Mitsuru Abe dalam komik A Portrait of M & N, sehingga akan

dapat dipaparkan apa penyebab Mitsuru mengalami gangguan secara psikologis dan gangguan

psikologis apa yang dialami oleh Mitsuru yang digambarkan oleh Tachibana Higuchi sebagai

pengarang komik ini.

2.4. Definisi dan Semiotik Sastra

2.4.1. Definisi Semiotik

Kata semiotik berasal dari berasal dari bahasa Inggris yaitu semiotic, dan bahasa Yunani

yaitu dari kata semion yang artinya tanda. Semiotika secara istilah adalah ilmu tentang

tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu

merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem, aturan, konvensi yang memungkinkan

tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Dalam reaksi lain, Preminger dalam Rahmat Djoko

Pradopo (2001:98) mengungkapkan bahwa dalam lapangan kritik sastra, penelitian semiotic

meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada sifat yang

memnyebabkan macam-macam cara (modus) wacana mempunyai makna.

Tokoh yang dianggap pendiri semiotika adalah dua orang yang hidup sezaman, yang

bekerja secara terpisah dan dalam lapangan yang tidak sama (tidak saling mempengaruhi), yang

seorang ahli filsafat yaitu Charles Sander Pierce (1839-1914). Saussure menyebutkan ilmu itu

dengan nama semiologi, sedangkan Pierce menyebutnya semiotic (semiotics). Kemudian nama

itu sering dipergunakan berganti-ganti pengertian yang sama. Di Prancis dipergunakan nama

(39)

Semiotik adalah ilmu tanda-tanda. Tanda mempunyai dua aspek yaitu penanda (signfer)

dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk formal yang menandai sesuatu yang disebut

petanda, sedangkan petanda adalah sesuatu yang ditandai oleh petanda itu yaitu artinya. Contoh

kata “ibu” merupakan tanda berupa satuan bunyi yang menandai arti “orang yang melahirkan

kita”.

Tanda itu tidak satu macam saja, tetapi ada beberapa berdasarkan hubungan antara

petanda dan penanda. Jenis-jenis tanda yang utama adalah ikon, indeks dan symbol. Ikon adalah

tanda yang menunjukan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara penanda dan pertandanya.

Hubungan itu adalah hubungan persamaan, misalnya gambar kuda sebagai penanda yang

menandai kuda (petanda) sebagai artinya. Potret menandai orang yang di potret, gambar pohon

menandai pohon. Indeks adalah tanda yang menunjukan hubungan kausal (sebab-akibat) antara

penanda dan pertandanya, misalnya asap menandai api, kompas menunjukkan arah mata angin,

dan sebagainya. Sedangkan simbol adalah tanda yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

alamiah antara penanda dan pertandanya, hubungannya bersifat arbitrer (semau-maunya). Arti

tanda itu ditentukan oleh konvensi. Kata “ibu” adalah simbol, artinya ditentukan oleh konvensi

masyarakat bahasa (Indonesia). Orang Inggris menyebutnya mother, Prancis menyebutnya la

mare, dan lain sebagainya. Dalam bahasa, tanda yang paling banyak digunakan adalah simbol.

Perlu diperhatikan dalam penelitian sastra dengan pendekatan semiotik, tanda yang

berupa indeksikallah yang paling banyak dicari, yaitu tanda-tanda yang menunjukkan hubungan

sebab akibat (dalam pengertian luasnya). Ilmu semiotika ini banyak dipakai dalam meneliti dan

menelaah berbagai hal. Sebagai suatu ilmu yang objeknya berupa tanda-tanda, semiotika dapat

(40)

antara lain: kesusastraan, film, arsitektur, musik, sandiwara, kebudayaan, interaksi sosial,

psikologi, dan media masa.

2.4.2. Studi Semiotik Sastra

Pada prinsipnya, bahasa dan sastra merupakan dua unsure yang tak dapat dipisahkan

dalam kehidupan manusia. Keduanya saling member dan menerima, sebagaimana yang

diungkapkan Aftaruddin (1990:9) bahwa sastra suatu seni yang hidup bersama bahasa. Tanpa

bahasa, sastra tak mungkin ada. Melalui bahasa ia dapat mewujudkan dirinya berupa sastra lisan

maupun tertulis. Disatu pihak, sastra merupakan salah satu bentuk pengungkapan bahasa, dilain

pihak biasa akan lebih terasa hidup berkat sentuhan estesis unsure-unsur sastra.

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia

dan dalam kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra pada prinsipnya

adalah karya imajinatif sebagai refleksi dari realitas kehidupan manusia dalam lingkungan

tertentu dan merupakan bentuk pengungkapan bahasa yang bersifat artistik.

Sastra memiliki karakter dan konvensi sendiri yang membedakannya dengan

bentuk-bentuk pengungkapan non sastra. Genre sastra yang sudah dikenal secara umum meliputi

beragam bentuk puisi, prosa, dan karya-karya drama. Dalam perkembangan sastra modern, jenis

dan ragam sastra lebih bervariasi lagi. Disamping itu, ada bentuk sastra yang bukan karya seni

kreatif-imajinatif yaitu sastra sebagai bidang ilmu.

Sebagai bidang keilmuan, bentuk-bentuk sastra yang lazim dikenal meliputi teori sastra,

kritik sastra, sejarah sastra, dan studi sastra bandingan. Dengan demikian, sastra sesungguhnya

(41)

disekolah. Sastra kreatif merupakan objek telaah, sedangkan ilmu sastra berperan sebagai

pendukung atau sarana untuk memahami karya-karya sastra kreatif tersebut.

Dalam karya sastra, arti bahasa ditentukan oleh konvensi sastra atau disesuaikan dengan

konvensi sastra. Tentu saja karya sastra, karena bahannya bahasa yang sudah mempunyai sistem

dan konvensi itu, tidaklah dapat lepas sama sekali dari sistem bahasa dan artinya. Sastra

mempunyai konvensi sendiri didampingi konvensi bahasa.

Makna sastra ditentukan oleh konvensi sastra atau tambahan itu. Jadi, dalam sastra arti

bahasa tidak lepas sama sekali dari arti bahasanya. Dalam sastra bahasa itu mendapat arti

tambahan atau konotasinya. Dikemukakan Preminger dalam Pradopo (2001:73) bahwa

penerangan semiotik itu memandang objek-objek sebagai parole (laku tuturan) dari suatu langue

(bahasa : sistem linguistik) yang mendasari “tata bahasanya” harus dianalisis. Penelitian harus

menyendirikan satuan-satuan minimal yang digunakan oleh sistem tersebut, peneliti harus

menentukan kontras-kontras diantara satuan-satuan yang menghasilkan arti (hubungan-hubungan

paradigmatik dan aturan kombinasi) yang memungkinkan satuan-satuan tersebut untuk

dikelompokan bersama-sama sebagai pembentuk-pembentuk struktur yang lebih luas

(hubungan-hubungan sigmatik).

Dikatakan selanjutnya oleh Preminger dalam Pradopo (2001:73) bahwa penerangan

semiotik itu memandang bahwa studi semiotik sastra adalah usaha untuk menganalisis sebuah

sistem tanda-tanda. Oleh karena itu penelitian harus menetukan konvensi-konvensi apa yang

memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang

mempunyai konvensi-konvensi sendiri. Dalam sastra ada jenis-jenis sastra (genre) dan

(42)

utama). Genre puisi mempunyai ragam : puisi lirik, syair, pantun, sonata, balada, dan sebagainya.

Setiap ragam itu merupakan sistem yang mempunyai konvensi-konvensi sendiri.

Dalam menganalisis karya sastra, peneliti harus menganalisis tand aitu dan menentukan

konvensi apa yang memungkinkan tanda-tanda atau struktur tanda dalam rangka sastra itu

mempunyai makna. Sebagai salah satu bentuk karya sastra, komik merupakan sebuah genre yang

dapat mencerminkan adanya psikologi. Komik diartikan sebagai cerita bergambar yang bersifat

fiksi. Ciri khas komik adalah kemampuan untuk menyampaikan permasalahan yang kompleks

(43)

BAB III

ANALISIS KONDISI PSIKOLOGI TOKOH MITSURU ABE

3.1. Sinopsis Cerita

Komik A Portrait of M & N menceritakan tentang seorang anak perempuan yang

bernama Mitsuru Abe. Memiliki latar belakang keluarga yang sangat disegani oleh khalayak

ramai dan sangat menjunjung tinggi pendidikan. Memiliki ayah seorang Eksekutif Presiden

Perusahaan dan ibu yang sangat rupawan bernama Reika Abe, seorang wanita ahli konsultasi

bunga yang sangat ambisius. Mitsuru memiliki dua saudara yang sangat pintar dan Mitsuru

adalah anak bungsu.

Berbeda dengan saudara-saudaranya (Abang dan Kakaknya), Mitsuru Abe adalah anak

perempuan yang ceroboh dan tidak begitu pintar dalam pelajaran sekolah. Hal ini yang

menjadi mimpi buruk bagi ibunya yang beranggapan bahwa Mitsuru akan mempermalukan

nama baik keluarga Abe serta Mitsuru yang bodoh kelak akan mencoreng nama baik keluarga

Abe.

Tidak ingin mimpi buruknya menjadi kenyataan, sang ibu yang ambisius menetapkan

banyak aturan yang harus dipatuhi dan dijalani oleh Mitsuru. Hal ini terbukti ketika Mitsuru

yang bodoh berhasil menjadi juara kelas dan dipilih menjadi wakil di upacara kelulusan SMP.

Mitsuru yang sangat mencintai ibunya tidak dapat melawan ataupun memberontak

(44)

Seiring meningkatnya kepopuleritas Mitsuru di sekolah, kejadian yang akan

menghancurkan impian ibunya pun terjadi. Tanpa sengaja Mitsuru mendapat luka akibat

tendangan dari junior yang sedang bermain. Tanpa sadar Mitsuru berubah menjadi seseorang

yang lain, dia memohon agar junior bersedia untuk melakukan tendangan itu sekali lagi.

Orang-orang yang melihat kejadian ini menganggap Mitsuru sebagai anak perempuan yang

abnormal, sehingga Mitsuru gagal menjadi wakil di upacara kelulusan.

Mitsuru adalah seorang masokis , itulah yang sebenarnya terjadi dalam dirinya. Awalnya

tidak ada satu orang pun yang mengetahui bahwa Mitsuru mengalami beban psikologis seperti

ini, termasuk ibunya. Mitsuru selalu menyimpan masalah yang dialaminya sendiri. Sampai

pada akhirnya Mitsuru menjadi murid SMA dan bertemu dengan Natsuhiko Amakusa, teman

sekelasnya.

Pertemuannya dengan Natsuhiko Amakusa adalah sebuah takdir yang tidak disadari oleh

keduanya. Natsuhiko Amakusa adalah seorang yang sangat misterius dan selalu

menyembunyikan wajah tampannya dibalik kacamata yang tebal.

Natsuhiko mengetahui rahasia yang dimiliki oleh Mitsuru. Sewaktu makan siang

bersama Natsuhiko, tanpa sengaja Mitsuru terjatuh dan meja kelas jatuh menimpanya. Wajah

cantiknya mengalami luka-luka kecil dan hidungnya mengeluarkan darah. Mitsuru mulai

berbicara dan bertingkah aneh di depan Natsuhiko. Setelah sadar, Mitsuru menceritakan semua

yang terjadi dalam dirinya pada Natsuhiko dan memohon kepadanya agar Natsuhiko bersedia

untuk merahasiakan tentang penyakit masokis yang dideritanya.

Disisi lain, Natsuhiko Amakusa juga memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh

(45)

lemah dan tidak diperbolehkan oleh sang ibu untuk bermain diluar yang kotor dan penuh

kuman. Ayahnya seorang Direktur Perusahaan dan Ibunya seorang mantan artis Takarazuka

(Grup cabaret terkenal di Jepang). Karena kedua orang tuanya sangat sibuk, Natsuhiko terbiasa

bermain sendiri di kamar. Sampai pada akhirnya dia menemukan pantulan wajahnya dicermin.

Pada saat itulah pertama kalinya dia melihat sosok yang disebut dengan tampan, dan dia mulai

menyukai dirinya sendiri. Pada saat itu juga dia mulai masuk dalam penyakit psikologis yang

disebut narsis.

Natsuhiko terpaksa harus menceritakan tentang penyakit yang dideritanya pada Mitsuru

karena Mitsuru melihat Natsuhiko sedang bicara dengan cermin di UKS dan tanpa henti

memuji-muji dirinya sendiri. Karena keduanya merasa memiliki rahasia besar dalam dirinya,

akhirnya mereka menjadi teman dekat yang saling membantu untuk menutupi penyakit yang

mereka alami didepan orang ramai.

Kedekatan yang mereka jalani menimbulkan bibit-bibit cinta dalam diri masing-masing.

Mitsuru jatuh cinta pada pria yang bahkan tidak dapat mencintai siapapun selain dirinya

sendiri, sedangkan Natsuhiko terlambat menyadari perasaannya sendiri. Lambat laun, Mitsuru

berhasil mengubah perasaan Natsuhiko yang terlalu mencintai dirinya sendiri untuk mulai

mencintai Mitsuru. Hubungan Mitsuru dan Natsuhiko diketahui oleh Ibu Mitsuru dan

menimbulkan kekhawatiran yang amat besar. Ibu Mitsuru memutuskan untuk menjodohkan

Tuan Madenokoji dengan Mitsuru, seorang pria tua yang memiliki latar belakang yang setara

dengan keluarga Abe.

Perjodohan Mitsuru dengan Madenokoji berlangsung di Osaka Teiou Hotel. Besarnya

rasa cinta yang dimiliki Mitsuru terhadap Natsuhiko membuat ia berani menolak permintaan

(46)

sangat marah dan menampar dan memarahi Mitsuru. Mitsuru yang tidak dapat mengontrol

emosinya akhirnya berubah menjadi masokis didepan tamu undangan. Melihat tingkah

Mitsuru yang belum pernah dilihat sebelumnya membuat sang Ibu terkejut. Tanpa

memberikan penjelasan apa-apa kepada Ibunya, Mitsuru pergi meninggalkan hotel bersama

Natsuhiko. Mitsuru memutuskan untuk lari dari rumah dan tinggal di rumah Natsuhiko

bersama Ibu Natsuhiko yang sangat menyukai anak perempuan.

Beberapa minggu kemudian, Ibu Natsuhiko mengirimkan undangan pernikahan Mitsuru

dan Natsuhiko ke semua orang termasuk Ibu Mitsuru. Undangan ini dibuat tanpa persetujuan

dari kedua belah pihak dan hanya keinginan Ibu Natsuhiko semata. Mitsuru memutuskan

untuk menemui Ibunya dan menjelaskan tentang undangan pernikahan.

Acara pernikahan mereka berlangsung digereja tanpa dihadiri pihak keluarga Abe,

bahkan Ibu Natsuhiko telah menyiapkan seorang pendamping ketika Mitsuru memasuki ruang

upacara pernikahan. Acara pernikahan yang seharusnya bahagia ini membuat Mitsuru bersedih,

yang seharusnya mendampingi dirinya menuju ruang upacara adalah sang Ayah yang sangat

dicintainya, bukan orang lain. Mitsuru yang terbiasa menyimpan kesedihannya sendiri kembali

berbohong bahwa dirinya baik-baik saja sampai pada akhirnya seseorang memanggil namanya

dari balik pintu ruang ganti mempelai wanita, terlihat sosok yang tidak asing lagi, Abangnya

Mitsuru datang untuk mengantikan sang Ayah untuk menjadi pendamping Mitsuru ke ruang

upacara di karenakan sang Ayah sedang dinas keluar kota. Seketika rasa sedih Mitsuru hilang,

(47)

3.2. Analisis Tokoh Utama Mitsuru Abe Dalam Komik A Portraid Of M & N Berdasarkan Teori Kognisi Depresi Aaron Beck

Mitsuru lahir sebagai anak bungsu dalam keluarga Abe yang sangat dihormati dan disegani

oleh orang lain, hal ini membuat Mitsuru mendapat banyak didikan dan aturan-aturan yang harus

dipatuhi olehnya. Banyak aturan-aturan yang diberikan oleh sang Ibu sebenarnya sangat bertolak

belakang dengan kepribadian dan hati nuraninya. Hanya saja Mitsuru yang sangat menghormati

Ibunya tak kuasa untuk menolak semua perintah dari sang Ibu. Berkat didikan sang Ibu yang

sangat keras membuat Mitsuru menjadi seorang anak perempuan yang luar biasa, disenangi oleh

semua orang, dan selalu menjadi peringkat satu disekolahnya. Ia menikmati kehidupannya

sampai pada akhirnya sekelompok adik kelas yang sedang bermain-main tanpa sengaja

menendang wajah cantiknya. Mitsuru yang dikenal sebagai tuan putri yang anggun berubah

menjadi seorang masokis yaitu penyakit psikologi dimana penderita sangat menyukai rasa sakit

yang dialami oleh tubuhnya. Kekacauan pada hari itu berlangsung didepan semua murid

sekolahan, kelompok adik kelas dengan rasa bersalah meminta maaf kepada Mitsuru, sedangkan

Mitsuru memohon kepada mereka untuk melakukan tendangan diwajahnya lagi. Sudah bisa

dipastikan, setelah kekacauan ini berlangsung kehidupan Mitsuru akan jauh berbeda dengan

kehidupan sebelumnya. Dan berikut akan dibahas kehidupan Mitsuru ketika menjalani hidup

kehidupan sehari-harinya dilihat dari teori Kognisi Depresi Aaron Beck dan akan ditelaah hal-hal

apa saja yang mendasari sehingga akhirnya Mitsuru mengalami depresi dan penyakit masokis

(48)

3.2.1. Analisis tokoh Mitsuru Abe Berdasarkan Teori Kognisi Depresi Aaron Beck

Cuplikan jilid 1 halaman 20-22

Natsuhiko : “Kamu nggak apa-apa?”

Mitsuru : “PLAK! Jangan sentuh aku!”

Natsuhiko : “Eh?”

Mitsuru : “… Jangan pedulikan aku…”

Analisis :

Dari cuplikan di atas dapat dilihat gejala depresi yang tampak pada diri Mitsuru, dapat

dilihat prilaku yang tampak pada Mitsuru sesuai dengan gejala depresi pada bab II yaitu:

menjauhkan diri dari masalah bahkan menjadi peka secara berlebihan sering dialami oleh mereka

yang mengalami depresi. Hal ini terlihat dalam cuplikan “jangan sentuh aku!” dan “… jangan pedulikan aku…” digambarkan dalam komik Mitsurukemudian lari dengan cepat

meninggalkan kelas.Cuplikan ini menunjukkan bahwaMitsuru bermaksud menjauh dari

masalah yang akan timbul jika dia akan berubah menjadi masokis karena luka kecil yang ada

dilututnya, maka Mitsuru yang tidak ingin hal itu terjadi memutuskan untuk lari dari

meninggalkan Natsuhiko yang ingin menolongnya.

Cuplikan jilid 1 halaman 23-25

Mitsuru : Gara-gara kejadian kemarin, sekarang aku jadi nggak punya muka untuk

bertemu Natsuhiko. Bagaimana ini… Karena kejadian kemarin, Semua orang

(49)

gunanya… Tenanglah, karena masih belum ada yang tahu mengenai apa yang

sesungguhnya terjadi… Apa boleh buat, kejadian itu sudah terlanjur terjadi…

Analisis :

Mitsuru merasa banyak teman-teman sekolahnya yang mulai membicarakan dirinya dari

belakang. Prilaku Mitsuru jadi tidak menentu, ia tampak menyendiri dan tidak ingin

berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Dari cuplikan diatas, bila ditelaah

menggunakan kognisi depresi Aaron Beck, terdapat pemikiran Mitsuru yang cenderung melihat

kekalahan terhadap dirinya. Hal ini terbukti dari cuplikan “Saat ini, apapun yang kukatakan tidak ada gunanya…”. Menurut penulis, Mitsuru cenderung berpikir bahwa ia tidak akan mungkin membela dirinya dihadapan teman-temannnya karena pasti hanya akan menambah

masalah baru disekolah, yang akan berakibat buruk jika sampai diketahui oleh Ibunya. Akhirnya

Mitsuru tidak melakukan pembelaan sama sekali, melainkan hanya diam dan terus menjauh dari

Natsuhiko.

Cuplikan jilid 1 halaman 28-32

Natsuhiko : “A… Abe… Maafkan aku! Apa wajahmu… Kamu nggak apa-apa?! Kamu

berdarah”

Mitsuru : “Deg”

Natsuhiko : “Ayo cepat ke UKS”

Mitsuru : “Anda benar-benar hebat… Keren sekali…”

Referensi

Dokumen terkait

The Effect of endophytic Trichoderma isolates on peroxidase activity after induced resistance Note: A0F0: Control; A0F1: Without isolate + Foc inoculate; A1F1: Swn-1 isolate +

Pada bab ini membahas mengenai pentingnya mempelajari bahasa Inggris, tujuan dari pembuatan data mart , cakupan dari data warehouse , dan manfaat yang diterima dari hasil

Membuat model prediksi kondisi perkerasan jalan dengan menggunakan metode Dynamic Bayesian Network. Data

Jika hard disk Anda masih kosong atau Anda ingin menghapus data yang lama, Anda dapat menyerahkan pembuatan partisi kepada program installer Nusantara.. Jika hard disk sudah ada

Indikator pembangunan desa meliputi; perkembangann jalan desa, perkembangan ketersediaan lahan untuk komoditas yang diusahakan masyarakat desa, perkembangan komoditas

Setelah paket data dari tiap node sensor dapat dikirim dari perangkat mikro kemudian dikirim melalui xbee perangkat akhir dan dikirim ke koordinator, maka yang

Beberapa penduduk yang tergabung dalam Usaha Kecil Menengah (UKM) sejak tahun 2005 sudah mengolah ubi kayu menjadi tiwul dan oyek. Akan tetapi produk yang dihasilkan

Komponen ‘proses’ yang dominan pada teks menunjukkan bahwa seluruh nilai budaya dan norma-norma sosial masyarakatnya merujuk kepada ajaran Islam dan setiap ungkapan-ungkapan Melayu