• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis xEucalyptus urophylla di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis xEucalyptus urophylla di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Rataan Intensitas Serangan (IS) P. psidii pada pengamatan I –VI

(2)
(3)

DAFTAR PUSTAKA

Carlos A.; Perez.; Wingfield, M. J.; Nora, A.; Altier.; Simeto, S.; Blanchette, R. A. 2010. Puccinia psidii Infecting Cultivated Eucalyptus and Native Myrtaceae in Uruguay. German Mycological Society and Springer. Jerman.

Damanik, D. 2003. Bermimpi Memajukan Indonesia dengan Eukaliptus.

Departemen Kehutanan, 1994. Eucalyptus.Pedoman Teknis Penanaman Jenis-jenis Kayu Komersial. Badan Litbang Departemen Kehutanan. [29 April 2016].

Direktorat Jenderal Kehutanan. 1980. Pedoman Pembuatan Hutan Tanaman. Jakarta: Departemen Pertanian Republik Indonesia Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan

Djafaruddin. 2001. Dasar- dasar Perlindungan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.

Irwanto. 2007. Budidaya Tanaman Kehutanan. http://www.irwantoshut.com. [10 Mei 2016]

Khaeruddin, 1999. Pembibitan Tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI). Cetakan kedua. Penebar Swadaya. Jakarta.

Larosa, A. M.; Hauff, R. 2012. Incidence and Evaluation of a New Rust Disease on Myrtaceae in Hawaii: Puccinia psidii Winter, Guava Rust. USDA Forest Service, Institute of Pacific Islands Forestry. Hawaii.

Morin, L. 2011. Myrtle rust: Life Cycle, Host Range and Epidemiology. CSIRO Ecosystem sciences. Australia.

Pegg, G. S.; Giblin, F. R.; McTaggart, A. R.; Guymer, G.P.; Ireland, K. B.; Shivas, R.G.; Perry, S. 2013. Puccinia psidii in Queensland, Australia: Disease Symptons, Distribution and Impact. Plant Pathology. Australia.

Old, M.K, Wingfield, J.M and Z.Q. Yuan. 2003. A Manual of Diseases of Eucalyptus in South- East Asia. Center for International Forestry Research (CIFOR). Bogor.

(4)

Sinaga, S. N. 2003. Ilmu Penyakit Hutan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tainter, F.H and F.A. Baker 1996. Principles of Forestry Pathology. John Wileyand Sons, Inc. New York.

(5)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dipembibitan Central, pembibitan Asahan, laboratoriumCentralPT. Toba Pulp Lestari Tbk, Porsea dan Laboratorium

Bioteknologi Hutan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Medan yang dimulai pada bulan Juli 2015 -Februari 2016.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah sarung tangan, masker pernafasan, labu erlenmeyer, pinset, autoklaf,mikroskop, kamera, polybag berukuran 40 x 15 cm, gunting,sungkup plastik, ATK,dan sprayer, dan kain kasa. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah bibit tanaman Eukaliptusklon hibrid turunan E.grandis x E.urophylla pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk , alkohol 70%, akuades dan air destilat, Aluminium foil, topsoil, dan kertas lebel.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada klon hibrid turunan E.grandis x E.urophylla hibrid turunan E.grandis x E.urophylla klon 47, 61 dan 65 di lokasi pembibitan PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Porsea. Yang diamati yaitu luas serangan dan intensitas serangan penyakit pada daun.

(6)

a. Pengambilan Sampel

Sampel tanaman yang diambil yaitu daun yang berpenyakit dan tanaman yang sehat. Daun yang berpenyakit digunakan sebagai bahan isolasi untuk mendapatkan patogen karat daun/rust, sedangkan daun yang sehat digunakan untuk uji virulensi. Pengambilan sampel untuk daun yang berpenyakit sebanyak mungkin dan 30 tanaman yang sehat.

b. Pembuatan inokulum

Penyiapan inokulum dilakukan dengan membuat larutan antara daun yang berpenyakit dengan air steril, selain metode ini daun juga dapat diblender untuk memperoleh larutan yang terdapat spora karat daun. Setelah diperoleh hasil larutan, lalu disaring dengan menggunakan kain kasa.Penyaringan dilakukan sebanyak 30 kali sesuai dengan jumlah sampeltanaman.Hasil saringan kemudian disimpan dalam tabung reaksi dan diberi label.

c. Pelaksanaan inokulasi

(7)

d. Pengamatan

Dilakukan untuk mengetahui intensitas serangan dan luas serangan terhadap tanaman Eucalyptus spp. Agrios (1996) mengungkapkan intensitas serangan/keparahan penyakit (KpP) didefinisikan sebagai persentase luasnya jaringan tanaman yang terserang patogen dari total luasan yang diamati. Luas serangan/keterjadian penyakit (KjP) merupakan persentase jumlah tanaman yang terserang patogen (n) dari total tanaman yang diamati (N).

Parameter Pengamatan

Parameter yang diamati adalah: 1. Intensitas Serangan

Menurut Sinaga (2003), bahwa intensitas serangan dapat diamati berdasarkan tingkat kerusakan, yang ditentukan dengan rumus:

I = � (���)

��� x 100%

Keterangan:

I = Intensitas serangan

n = Jumlah daun yang terserang skala ke-i v = Nilai dari skala yang terserang ke-i V= Nilai skala yang tertinggi

N = Jumlah total daun tanaman.

Untuk menentukan skala dari tiap kategori serangan ditentukan dengan mengetahui kedudukan kerapatan bercak pada daun yang dapat diamati secara makroskopik, yaitu:

(8)

Skala 2 : terdapat bercak daun 1/8 bagian Skala 3 : terdapat bercak daun 1/4 bagian Skala 4 : terdapat bercak daun 1/2 bagian

Skala 5 : terdapat bercak pada seluruh bagian permukaan daun.

Tabel 1.Penilaian Tingkat Intensitas Serangan Penyakit dan Reaksi TanamanBerdasarkan Intensitas Serangan

Intensitas serangan (%) Skor Reaksi tanaman

0 0 Imun (I)

Menurut Sinaga (2003), kedudukan luasan serangan penyakit ditentukan dengan rumus:

A =

x 100 %

Keterangan:

A = Luasan serangan

n = Jumlah tanaman yang terserang spesies penyakit Puccinia psidii N = Jumlah total tanaman yang diamati

Analisis Data

Pengujian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Non Faktorial, yaitu melakukan pengamatan pengaruh pemberian patogen pada 3 klon tanaman Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla.Setiap perlakuan diulang sebanyak 10 kali, sehingga diperoleh 30 satuan percobaan.

(9)

Keterangan:

Yij = nilai pengamatan pada pemberian patogen pada jenis tanaman ke-i dan pada ulangan ke-j

μ = rata-rata umum

ԏi = pengaruh akibat jenis tanaman ke-i

Σij = pengaruh acak (galad) percobaan pemberian patogen pada jenis

(10)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyebaran Karat Daun

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk menyediakan jenis bibit Eucalyptus sebagai tanaman yang menjadi bahan baku produksi pulp. Penyediaan jenis bibit yang dilakukan oleh bagian Research and Development, dengan beberapa fase hingga diperoleh tanaman hasil persilangan (hibridisasi). Persilangan ini bertujuan untuk memperoleh jenis Eucalyptus dengan keunggulan mutu serat kayu yang baik, tahan terhadap hama dan penyakit, serta kemampuan bersaing dalam menyerap unsur hara dalam tanah.

Semua jenis tanaman Eucalyptus tidak dapat tumbuh pada semua lahan, hal ini berkaitan dengan kemampuan tanaman itu sendiri untuk menjangkau unsur hara pada jenis tanah yang berbeda. Proses establish dikelompokkan dan didasarkan pada rekomendasi research dengan penyesuaian kondisi lahan mulai dari jenis tanah Bronch, Silver, Titanium dan Gold. Proses maintenance disesuaikan dengan standart regime yang telah diteliti dan terdokumentasi. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan tanaman Eucalyptus tidak sama dalam pertumbuhannya (Damanik, 2003).

(11)

P. psidii awalnya ditemukan pada tahun 1884 pada jambu biji (Psidium guajava L.) sehingga penyakit ini disebut juga Guava rust dan penyakit

ini menyerang jenis tanaman family myrtaceae. Penyakit ini dominan menyerang bagian daun yang muda dan penyebarannya cepat pada saat tanaman sudah ditanam di lapangan.

P. psidii menginfeksi beberapa genus dan sejumlah spesies dari Myrtales, yang mencakup tanaman dan pohon yang penting secara ekonomis atau komersil seperti Eucalyptus spp, Pimento officinalis, Psidium guajava dan Syzygium aromaticum. P. psdii endemik di Amerika. Meskipun Eucalyptus berasal dari Australia dan kawasan asia tenggara, inang ini rentan terhadap P. psidii. Karat dapat menyebabkan kerugian hasil yang signifikan pada bibit dan pohon-pohon muda di dunia baru dan merupakan ancaman potensial terhadap perusahaan yang menggunakan Eucalyptus sebagai bahan baku produksinya.

Gambar 1. Sumber Patogen Karat Daun dari Jambu Biji A. Karat pada daun B. Karat pada buah

Pada lokasi penelitian di pembibitan PT. Toba Pulp Lestari Tbk, diperoleh informasi bahwa bagian pembibitan khususnya mother plant yang ada di pembibitan Asahan telah terserang karat daun yang disebabkan oleh P. psidii yang berasal dari tanaman jambu biji (Psidium guajava) yang berada disekitar pembibitan tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prawirahartono (2011) yang menyatakan bahwa miselium jamur ini tidak menelusup jauh dari tempat

(12)

infeksinya. Penyakit ini mulai menyerang bagian pembibitan pada bulan Juni tahun 2015, sehingga dapat dikatakan bahwa penyakit ini masih baru tersebar pada perusahaan ini.

Identifikasi Pucinia psidii.

Fungi P. psidii didapatkan dengan mengambil sampel daun pada areal pembibitan PT Toba Pulp Lestari, Tbk, Kecamatan Parmaksian. Pengambilan sampel daun berpenyakit dilakukan dengan menjadikan buku panduan A Manual of Diseases of Eucalypts in South-East Asia (Old et al., 2003) sebagai pedoman lalu membandingkannya dengan gejala penyakit yang timbul pada daun tanaman di areal pembibitan.

Gambar 2. Daun berpenyakit yang terdapat spora P. psidii di PT. Toba Pulp Lestari Tbk.

(13)

berwarna kuning. Secara kasat mata spora ini dapat dengan jelas dilihat, namun untuk lebih jelasnya dapat diamati secara mikroskopis.

Gambar 3. Tampilan Mikroskopis Fungi P. psidii A. Urediniospora B. Teliospora C. Basidiospora

Spora muncul berwarna kuning pucat sampai kuning orange yang berbentuk debu dengan spot berdiameter 0,1-0,5 mm, berkelompok atau berkoloni dengan spot berwarna kecoklatan atau kehitaman sampai 5 mm. Urediniospores berbentuk bulat dan ellipsoid yang terbentuk seperti bentuk bulat telur, berukuran 19-27 x 15-26 µm. Sel spora berdinding echinulate, hialin berwarna kekuningan dan tebal 1,5-2,5 µm dengan pori-pori berwarna kabur atau tidak jelas. Teliospores muncul di Uredinia atau telia. Teliospores berbentuk club, ellipsid sampai lanset yang berukuran 30-48 x 17-22 µ m. Teliospores dibagian puncak membulat, menyempit dibagian bawah dan sedikit mengkerut di septum. Di dalam dinding sel berwarna kuning pucat, halus dan berukuran tebal 1,5-2,5 µm pada bagian puncak. Teliospores bicelluler, dan kedua sel dapat berkecambah membentuk basidia. Basidia panjangnya 40-70 µm dan hanya memproduksi basidiospores 0,1 %,

Gejala Serangan Penyakit Karat Daun

Tanda-tanda maupun gejala lapangan sangat perlu diketahui guna menetapkan jenis penyakit, penyebab serta jenis tanaman inangnya dan jenis

(14)

tanaman inangnya dan jenis hasil tanaman inang yang diharapkan, berkaitan dengan tindakan pengendaliannya.

Klon hibrid turunan E. grandis x E. urophylla yang ditanam di lokasi pembibitan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, Porsea dengan sample penelitian 3 jenis klon yaitu klon 47, klon 61 dan klon 65. Pada saat melakukan penelitian pada tiap klon Eukaliptus keseluruhannya berumur 2 bulan dengan 10 ulangan untuk masing-masing klonnya. Inokulum diperoleh dari hasil larutan spora dengan air destilat kemudian disimpan pada Labu Erlenmeyer. Hasil suspensi tersebut kemudian dilakukan perhitungan kerapatan spora dan diperoleh rata-rata kerapatan spora yaitu 55833,3 spora per ml. Pembuatan suspensi ini merupakan cara yang efektif untuk memperoleh spora P. psidii.

Gambar 4. Pembuatan Inokulum di Laboratorium Central PT. Toba Pulp Lestari Tbk.

(15)

Perubahan tersebut menunjukkan adanya interaksi antara patogen, inang, dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yunasfi (2008) tentang korelasi antara kondisi lingkungan tempat tumbuh dengan perkembangan jamur pada tanaman.

Pengamatan dilakukan selama enam minggu dengan selang pengamatan sebanyak enam kali. Pengamatan secara visual menunjukkan adanya perbedaan warna pada bagian permukaan daun. Daun yang hijau mengalami perubahan perlahan ditandai dengan adanya bercak-bercak kekuningan. Proses penyebaran penyakit karat daun lambat pada saat penelitian dirumah kaca. Proses perubahan pada daun dapat dilihat saat pengamatan kedua (minggu kedua) klon 65.

Tabel 2. Variasi Gejala Serangan P. psidii

No Klon Masa Inkubasi Variasi Gejala

1 47 1-25 Hari

Warna daun abnormal. Timbulnya bercak- bercak putih pucat yang perlahan berubah menjadi kuning.

2 61 1-18 Hari

Warna daun abnormal. Munculnya bercak kuning pucat warna daun yang abnormal.

3 65 1-13 Hari

Warna daun Abnormal. Munculnya bercak berbentuk elips berwarna kuning hingga orange.

(16)

Menurut Old (2003) karat daun yang disebabkan oleh patogen P. psidii, berkembang dengan cepat pada kondisi suhu 15-250C. Spora yang berbentuk butiran-butiran kuning menyerang jaringan tanaman dan dapat meninggalkan bekas-bekas yang sukar hilang dalam waktu berbulan-bulan, walaupun sudah dilakukan penanganan. Pada Eucalyptus percabangan produktif merupakan salah satu gejala infeksi karat daun sebelumnya.

Intensitas Serangan

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ketiga klon resisten terhadap penyakit karat daun, dimana gejala yang ditimbukan sama pada setiap klon, namun tingkat serangannya yang berbeda. Intensitas serangan menunjukkan tingkat reaksi tanaman terhadap adanya infeksi penyakit karat daun. Pengukuran intensitas serangan dilakukan pada lima daun teratas dengan metode scoring. Daun yang diamati diberi tanda dan disesuaikan dengan nilai skor (Sinaga, 2003). Hasil scoring kemudian ditransformasikan ke dalam formula nilai intensitas serangan. Hasil transformasi data kemudian dirata-ratakan ke dalam data per tujuh hari. Nilai intensitas serangan (IS) (dalam %) tiap pengamatan dapat dilihat dalam Tabel.

Tabel 3.Rata-rata intensitas serangan (IS) pengamatan I-pengamatan VI

No Klon Intensitas Serangan (IS) (%)

I II III IV V VI

1 IND 47 0 0 0 5.9389 13.408 13.553

2 IND 61 0 0 2.7618 5.2741 13.760 12.914

3 IND 65 0 0.909 3.3807 8.942 14.751 14.100

(17)

dimungkinkan pada saat pengambilan daun berpenyakit sebagai media inokulum yang berasal dari pembibitan Asahan berasal dari klon 65, patogen ini banyak menyerang klon 65 sementara klon lain sulit terserang. Pada intensitas serangan hasil rata-rata yang disajikan dan berdasarkan hasil analisis sidik ragam tidak menunjukkan respon yang berbeda nyata (F. Hit < F. Tabel).

Gambar 5.Karakteristik tahapan perkembangan gejala penyakit akibat infeksi P. psidii pada klon IND 47. (A. Daun sehat, B. Gejala Awal dan C. Perkembangan Gejala) di PT. Toba Pulp Lestari Tbk.

Pada Gambar A dapat dilihat tanaman dalam kondisi sehat dan tidak terserang penyakit, setelah dilakukan inokulasi pada tanaman tersebut terdapat perubahan warna pada daun (gambar B), dan timbul gejala serangan pada permukaan daun maupun bagian bawah daun berupa bercak-bercak kekuningan yang lebih cepat menyerang bagian pucuk tanaman. Gejala ini muncul pada tanaman Eucalyptus persilangan E. grandis x E. urophylla klon 47 pada pengamatan keempat.

Gambar 6.Karakteristik tahapan perkembangan gejala penyakit akibat infeksi P. psidii pada klon IND 61. (A. Daun sehat, B. Gejala Awal dan C. Perkembangan Gejala) di PT. Toba Pulp Lestari Tbk.

A B C

(18)

Sementara pada klon 61 gejala serangan tampak pada minggu ketiga dan mengalami peningkatan hingga pada minggu kelima, namun pada minggu keenam tidak mengalami peningkatan atau tidak berkembang sama halnya dengan klon 65, hal ini disebabkan patogen tidak intens lagi menyerang dan jumlah pertumbuhan daun tiap minggunya mengurangi tingkat intensitas serangan.

Gambar 7.Karakteristik tahapan perkembangan gejala penyakit akibat infeksi P. psidii pada klon IND 65. (A. Daun sehat, B. Gejala Awal dan C. Perkembangan Gejala) di PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Tingkat intensitas serangan lebih intens dan dominan meningkat terjadi pada klon 65, dimana pada minggu kedua sudah terdapat gejala serangan dan terjadi peningkatan hingga pada minggu kelima. Berbeda dengan minggu keenam, tingkat intensitas serangan pada klon ini tidak meningkat lagi.

Gambar 7. Grafik intensitas serangan (IS) pengamatan I-pengamatan VI

(19)

Nilai intensitas serangan P. psidii pada ketiga klon hibrid E. grandis x E. urophylla tidak melebihi 25%. Menurut Sinaga (2003) nilai intensitas antara 0-25% dikategorikan resisten, sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga klon hibrid diatas resisten terhadap penyakit P. psidii. Hal ini sesuai dengan tujuan pengembangan Eukaliptus hibrida yang disebutkan dalam Uganda Tree Resources (2012) bahwa penggunaan klon eukaliptus hasil hibrida ditujukan karena hasil hibrida ini lebih resisten terhadap hama dan penyakit yang mungkin menyerang pohon.

Luas Serangan

Luas rata-rata serangan diketahui berdasarkan jumlah unit pengamatan yang terserang dibagi dengan jumlah total tanaman yang diamati. Pengamatan terhadap tanaman Eukaliptus dilakukan selama 42 hari dengan selang pengamatan enam kali.

Tabel 4. Persentase luas serangan (A) pengamatan I - pengamatan VI

No Klon Luas Serangan (A) (%)

I II III IV V VI

1 IND 47 0 20 40 70 100 100

2 IND 61 0 40 50 90 100 100

3 IND 65 0 30 70 100 100 100

(20)

Laju pertumbuhan luas serangan mengalami peningkatan tiap pengamatan. Laju perkembangan luas serangan P. psidii ditampilkan pada grafik dibawah.

Gambar 8.Grafik luas serangan (A) pengamatan I - pengamatan VI

Dengan mengetahui luas serangan dan tingkat intensitas serangan yang rendah, dapat kita ketahui bahwa ketahanan mekanis dari klon-klon Eukaliptus terhadap gejala serangan penyakit (symptomps) cukup tinggi. Menurut Semangun (2003), bahwa tumbuhan mempunyai ketahanan mekanis pasif memiliki struktur-struktur morfologi yang menyebabkannya sukar diinfeksi oleh patogen, sedangkan ketahanan mekanis aktif tumbuhan merupakan hasil sifat-sifat fisika dan kimia tumbuhan yang membatasi perkembangan patogen.

(21)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Gejala yang diakibatkan oleh infeksi penyakit P. psidii pada daun E. grandis x E. urophylla adalah karat daun. Gejala diawali dengan bercak

kekuningan pada ketiga klon (IND 45, IND 61 dan IND 65) menimbulkan gejala yang sama yakni bintik kekuningan.

2. Ketiga klon yang diuji termasuk ke dalam kategori resisten (R) berdasarkan penilaiaan tingkat intensitas serangan dan luas serangan penyakit dan reaksi tanaman.

Saran

(22)

TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi Eucalyptussp.

Tanaman Eukaliptus termasuk famili Myrtaceae, genus Eukaliptus dengan spesies Eucalyptus sp. Spesies-spesies yang sudah dikenal umum antara lain Eucalyptus alba (ampupu), Eucalyptus deglupta, Eucalyptus grandis, Eucalyptus plathyhylla, Eucalyptus saligna, Eucalyptus umbellate, Eucalyptus camadulensis,

Eucalyptus pellita, Eucalyptus tereticornis, Eucalyptus torreliana (Khaeruddin, 1999).

Klasifikasi ilmiah (Scientific Classification) dari tanaman Eukaliptus adalah sebagai berkut, kingdom Plantae, divisi Angiospermae, subdivisi Eudicots, ordo Myrtales, famili Myrtaceae. Tanaman Eukaliptus terdiri dari kurang lebih 700 jenis dan yang dapat dimanfaatkan menjadi pulp sekitar 40% dari keseluruhan tanaman ini (Departemen Kehutanan, 1994).

Keterangan Botani

(23)

Ciri khas lainnya adalah sebagian atau seluruh kulitnya mengelupas dengan bentuk kulit bermacam-macam mulai dari kasar dan berserabut, halus bersisik, tebal bergaris-garis atau berlekuk-lekuk. Warna kulit mulai dari putih kelabu, abu-abu muda, hijau kelabu-abu sampai coklat, merah, sawo matang sampai coklat (Irwanto, 2007).

Syarat Tumbuh Eucalyptussp.

Jenis-jenis Eukaliptus teutama menghendaki iklim bermusim (daerah arid) dan daerah yang beriklim basah dari tipe hujan tropis. Eukaliptus dapat tumbuh pada tanah yang dangkal, berbatu-berbatu, lembab, berawa-rawa, secara periodik digenangi air, dengan variasi kesuburan tanah mulai dari tanah-tanah kurus gersang sampai pada tanah yang baik dan subur. Eukaliptus dapat tumbuh di daerah beriklim A sampai C dan dapat dikembangkan mulai dari dataran rendah sampai daerah pegunungan yang tingginya per tahun yang sesuai bagi pertumbuhannya antara 0-1 bulan dan suhu rata-rata per tahun 20°-32°c (Dirjen Kehutanan, 1980).

Terjadinya Penyakit Tanaman Hutan

(24)

sebagai inang untuk parasit sekunder dan memfasilitasi populasi lingkungan biologi, dan sebaliknya lingkungan biologi dapat menjadi parasit sekunder dan simbiosis, (4) Patogen berinteraksi terhadap lingkungan fisik dalam pengeluaran toksin, pengeluaran unsur hara, sebaliknya lingkungan fisik memberikan fasilitas kelembaban, suhu, unsur hara, tetapi juga racun, (5) Patogen berinteraksi dengan lingkungan biologi melalui parastisme (alternatif), sebaliknya lingkungan biologi dapat memparasit patogen, (6) Lingkungan fisik memberikan fasilitas suhu, kelembaban, unsur hara, dan juga racun kepada lingkungan biologi, sebaliknya lingkungan biologi menguras unsur hara dan mengeluarkan antibiotik ke dalam lingkungan fisik (Tainter dan Baker, 1996)

Identifikasi Penyakit Tanaman

Diagnosis merupakan proses untuk mengidentifikasi suatu penyakit tanaman melalui gejala dan tanda penyakit yang khas, termasuk faktor-faktor lain yang berhubungan dengan proses pembentukan penyakit tersebut. Diagnosis penyakit yang benar diperlukan untuk merekomendasikan cara pengendalian yang tepat dan harus dilakukan dalam suatu survei penyakit tanaman (Sinaga, 2003).

(25)

Tanda penyakit adalah struktur dari suatu patogen yang berasosiasi dengan tanaman yang terinfeksi. Beberapa tipe struktur patogen tidak harus selalu ada pada tanaman yang sakit karena pembentukannya berdasarkan kondisi lingkungan. Kebanyakan tanda penyakit dapat dilihat dan dibedakan dengan bantuan mikroskop. Misalnya penyebab penyakit berupa miselium, spora, tubuh buah fungi, sel, atau lendir bakteri, tubuh karena penggumpalan hifa fungi (Sklerotial bodies), nematoda dengan berbagai fase telur, juveni dan imago serta berbagai bagian tumbuhan parasit (Sinaga, 2003).

PenyakitKarat Daun (Rust) pada Eucalyptus

(26)

Disebut “Karat” karena digunakan untuk menunjukkan kepada sekelompok cendawan yang gejalanya seperti berwarna karat yang penyakitnya disebabkan oleh cendawan. Karat merupakan salah satu penyakit tanaman yang paling merusak dengan beberapa parasit yang khusus menyerang tanaman inang tertentu. Beberapa bentuk khusus dari karat (disebut rust) menyerang varietas tertentu dalam spesies tanaman. Contoh, salah satu rust Puccinia graminis yang hanya menyerang gandum sementara rust lain dari P. graminis hanya menyerang barley. Dalam masing-masing rust, sebagaimana disebut sebagai rust phisiologi hanya menyerang varietas tertentu dalam spesies. Dengan kata lain, satu ras fisiologi dapat menyerang 1 varietas gandum yang khusus dan bukan varietas gandum lainnya.Karat dikenal menjadi sangat merusak pada tanaman biji-bijian seperti gandum, oat dan barley dengan menyebabkan kekurangan produksi yang mengakibatkan kelaparan dan merusak perekonomian seluruh negara. Karat juga menyerang sayuran, kapas, kedelai, bunga, kopi, apel dan pohon pinus. Dengan 4000 spesies jamur karat, potensial kerusakan disebabkan oleh jenis organisme penyebab penyakit yang tidak dapat diperkirakan (Zumoidah, 2013).

Deskripsi Penyakit Karat Daun

Secara umum taksonomi penyakit karat daun P. psidii (Winter, 1884), (Guava rust) adalah:

Kingdom : Fungi

(27)

Genus : Puccinia Species : Puccinia psidii (Morin, 2011).

Guava atau Eucalyptus rust yang disebabkan oleh patogen P. psidii Winter, pertama kali ditemukan pada tahun 1884 di Brazil terdapat pada tanaman Jambu biji (Psidium guajava), kemudian ditemukan kembali pada tanaman yang berbeda yaitu Eucalyptus yang bukan merupakann tanaman inangnya. Hal ini merupakan suatu penemuan yang baru, dimana penyakit ini mampu menyebar pada tanaman yang berbeda. Diketahui bahwa penyakit ini telah menyerang beberapa jenis tanaman pada family Myrtaceae. Pathogen ini menyerang dengan cepat pada tanaman yang masih muda,seperti pada tanaman Eucalyptus yang masih berumur kurang dari 2 tahun, infeksi penyakit ini telah menyebabkan kerugian besar pada hutan produksi di Brazil (Carlos, 2011)

(28)

ellipsid sampai lanset yang berukuran 30-48 x 17-22 µm. Teliospores dibagian puncak membulat, menyempit dibagian bawah dan sedikit mengkerut di septum. Di dalam dinding sel berwarna kuning pucat, halus dan berukuran tebal 1,5-2,5 µm pada bagian puncak. Teliospores bicelluler, dan kedua sel dapat berkecambah membentuk basidia. Basidia panjangnya 40-70 µm dan hanya memproduksi basidiospores 0,1 %, dimana dibawa pada sterigmata. Hal ini tidak diketahui apakah basidiospores merupakan nukleus uni ata bi nukleate. Aeciospores mempunyai morfologis identik dengan urediospores (Carlos, 2010).

P. psidii menginfeksi beberapa genus dan sejumlah spesies dari Myrtales, yang mencakup tanaman pohon yang penting secara ekonomis seperti Eucalyptus

spp, Pimento officinalis (allspice), Psidium guajava (guava) dan Syzygium aromaticum. P. psidii endemik di Amerika. Meskipun Eucalyptus

berasal dari Australia dan kawasan asia tenggara, inang ini rentan terhadap P. psidii. karat dapat menyebabkan kehilangan hasil yang signifikan pada bibit dan pohon-pohon muda di dunia baru dan merupakan ancaman potensial terhadap beberapa juta hektar perkebunan Eucalyptus di seluruh dunia. Karena itu, banyak upaya untuk menjaga karat agar tidak menyebar ke daerah-daerah baru (Pegg, 2013).

Gejala Serangan Karat Daun

(29)

mengenal, dan membandingkan gejala lapangan yang ada pada setiap jenis tanaman yang sakit. b) Diagnostic yaitu mempelajari, mengenal, mengenal, dan menentukan penyebabnya sesuatu jenis penyakit. c) Pathogenesis yaitu menyelidiki dan mempelajari peristiwa-peristiwa serta proses yang terjadi di dalam sel dan jaringan tanaman yang sakit, serta kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit d) Etiology yaitu mempelajari dan menyelidiki proses fisiologis yang menyebabkan tidak normalnya pertumbuhan, perkembangan dan yang menyebabkan sakitnya tanaman oleh senyawa penyakit. e) Ecology yaitu mempelajari dan menyelidiki hubugan faktor lingkungan/ekosistem yang menyebabkan meluas menghambat perkembangan penyakit, dan timbulnya suatu epidemi penyakit (Djafaruddin, 2001).

(30)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

PT. Toba Pulp Lestari Tbk. merupakan salah satu perusahaan HTI di Indonesia yang memproduksi pulp yang menggunakan kayu Eucalyptus sp. sebagai bahan bakunya. Sebagai produsen pulp terbesar, PT. Toba Pulp Lestari Tbk. harus mempunyai ketersediaan bahan baku kayu yang cukup untuk kelancaran produksinya. Untuk itu penanganan pembibitan sebagai kunci dasar yang baik pada saat di areal pembibitan sangat perlu diperhatikan.

Jenis eucalyptus temasuk jenis yang sepanjang tahun tetap hijau dan sangat membutuhkan cahaya. Tanaman dapat bertunas kembali setelah dipangkas dan agak tahan terhadap serangan rayap. Pertumbuhan tanaman ini tergolong cepat terutama pada waktu muda. Sistem perakarannya yang masih muda cepat sekali menembus kedalam tanah. Intensitas penyebaran akarnya ke arah bawah hampir sama banyaknya dengan ke arah samping (Departemen Kehutanan, 1994).

(31)

Untuk menaikkan persentase tingkat hidup bibit dan mengurangi cost untuk mengatasi masalah di daerah pembibitan, maka harus dilakukan pencegahan berupa pengamatan karakterisasi penyakit yang menyerang daun. Pengamatan ini bermanfaaat untuk memberikan informasi tentang bagaimana kualitas tanaman dalam melawan wabah serangan yang terjadi, dan pencegahan awal dalam memerangi penyakit.

Salah satu penyakit yang menyerang tanaman Eucalyptus baik pada saat pembibitan dan saat tanaman sudah ditanam dilahan adalah karat daun yang disebabkan oleh Puccinia psidii. Karat daun berpotensi menyerang tanaman yang masih muda atau juvenil pada umur 2 tahun. P. psidii,Guava atau Eucalyptus rust pertama kali ditemukan pada tahun 1884 di Brazil terdapat pada tanaman Jambu biji (Psidium guajava), kemudian ditemukan kembali pada tanaman yang berbeda yaitu Eucalyptus yang bukan merupan tanaman inangnya. Hal ini merupakan suatu penemuan yang baru, dimana penyakit ini mampu menyebar pada tanaman yang berbeda. Diketahui bahwa penyakit ini telah menyerang beberapa jenis tanaman pada family Myrtaceae.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui variasi gejala yang muncul pada tiga klon hibrid E. grandis x E. urophylla IND 47, 61 dan 65.

2. Untuk mengukur tingkat ketahanan jenis E. grandis x E. urophylla IND 47, 61 dan 65 terhadap patogen P. psidii

(32)

Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi atau masukan bagi PT. Toba Pulp Lestari tentang penyakit P. psidii. pada daun bibit tanaman E. grandis x E. urophylla sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk metode pengendalian yang tepat untuk penyakit tersebut.

2. Sebagai informasi bagi perusahaan-perusahaan HTI yang akan mengusahakan Eucalyptus sp.

3. Sebagai informasi dasar untuk menentukan teknik pengendalian patogen yang menyerang daun Eucalyptus sp.

Hipotesis Penelitian

1. Terdapat variasi gejala yang disebabkan oleh P. psidii pada ketiga klon jenis E. grandis x E. Urophylla IND 47,62 dan 65

2. Terdapat perbedaan ketahanan ketiga klon jenis E. grandis x E. Urophylla IND 47,62 dan 65 terhadap P. psidii.

(33)

ABSTRAK

ARIMBI HERLENA SITUMEANG. Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab

Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara. Di bawah bimbingan Dr. Ir. EDY BATARA MULYA SIREGAR, MS

dan RIDAHATI RAMBEY S.Hut., M.Si.

Gejala penyakit yang dominan menyerang klon hibrid turunan Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylladi lokasi persemaian ditemukan pada

daun, salah satu penyakit yang menyerang bibit Eukaliptus adalah P. psidii yang menyebabkan penyakit karat daun. PT Toba Pulp Lestari mengembangkan banyak jenis klon dengan cara vegetative. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi gejala penyakit daun, mengukur tingkat intensitas serangan, luas serangan, serta reaksi tanaman (resistensi) terhadap infeksi P. psidii. pada tiga klon hybrid Eukaliptus. Klon yang di uji adalah Klon IND 47, IND 61, IND 65. Inokulasi dilakukan dengan cara penyemprotan. Pengamatan gejala dilakukan setiap minggu sejak inokulasi dilaksanakan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa gejala yang muncul adalah sama. Gejala diawali dengan bercak kekuningan lalu akan melebar (nekrotik) dan berlanjut pada kematian jaringan daun. Berdasarkan kriteria penilaian tingkat intensitas serangan dan luas serangan, ketiga jenis klon termasuk dalam kategori resisten.

(34)

ABSTRACT

ARIMBI HERLENA SITUMEANG. Infection Test P.psidii caused Eucalyptus

rust on Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla hybrid clones Toba Samosir District, North Sumatera. Under academic supervision by Dr. Ir. EDY BATARA

MULYA SIREGAR, MS.and RIDAHATI RAMBEY S. Hut., M.Si.

Symptoms of the disease were the dominant attacking hybrid clones derived Eucalyptus grandis x urophylla in nursery locations found in the leaves, one of the diseases that attack eucalyptus seedlings are P. psidii which causes leaf rust disease. PT Toba Pulp Lestari developed many types of clones by vegetative means. This study aimed to characterize the symptoms of the disease leaves, measuring the level of intensity of the attacks, spacious attacks, as well as the reaction of plants (resistance) against infection with P. psidii. on three eucalyptus hybrid clones. Clones test in the clone IND 47, IND 61, IND 65. Inoculation was done by spraying. Observation of symptoms is done every week since inoculation implemented. The results showed that the symptoms are same. Symptoms begin with yellowish spots and will widen (necrotic) and continues in death of leaf tissue. Based on the assessment criteria and the broad level of intensity of the attack, the third type of resistant clones fall into this category.

(35)

UJI INFEKSI Puccinia psidiiPenyebab Penyakit Karat Daun

PADA KLON HIBRIDEucalyptus grandis xEucalyptus urophylla

DI PT. TOBA PULP LESTARI Tbk. KABUPATEN TOBA

SAMOSIR, SUMATERA UTARA

SKRIPSI

ARIMBI SITUMEANG 1212011040

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(36)

UJI INFEKSI Puccinia psidiiPenyebab Penyakit Karat Daun

PADA KLON HIBRIDEucalyptus grandis xEucalyptus urophylla

DI PT. TOBA PULP LESTARI Tbk. KABUPATEN TOBA

SAMOSIR, SUMATERA UTARA

SKRIPSI OLEH:

ARIMBI HERLENA SITUMEANG 121201040/BUDIDAYA HUTAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan pada Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(37)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis xEucalyptus urophylla di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.

Nama : Arimbi Herlena Situmeang

Nim : 121201040

Program Studi : Kehutanan/Budidaya Hutan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar MS Ridahati Rambey S. Hut,. M. Si Ketua Anggota

Mengetahui,

(38)

ABSTRAK

ARIMBI HERLENA SITUMEANG. Uji Infeksi Puccinia psidii Penyebab

Penyakit Karat Daun Pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara. Di bawah bimbingan Dr. Ir. EDY BATARA MULYA SIREGAR, MS

dan RIDAHATI RAMBEY S.Hut., M.Si.

Gejala penyakit yang dominan menyerang klon hibrid turunan Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylladi lokasi persemaian ditemukan pada

daun, salah satu penyakit yang menyerang bibit Eukaliptus adalah P. psidii yang menyebabkan penyakit karat daun. PT Toba Pulp Lestari mengembangkan banyak jenis klon dengan cara vegetative. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi gejala penyakit daun, mengukur tingkat intensitas serangan, luas serangan, serta reaksi tanaman (resistensi) terhadap infeksi P. psidii. pada tiga klon hybrid Eukaliptus. Klon yang di uji adalah Klon IND 47, IND 61, IND 65. Inokulasi dilakukan dengan cara penyemprotan. Pengamatan gejala dilakukan setiap minggu sejak inokulasi dilaksanakan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa gejala yang muncul adalah sama. Gejala diawali dengan bercak kekuningan lalu akan melebar (nekrotik) dan berlanjut pada kematian jaringan daun. Berdasarkan kriteria penilaian tingkat intensitas serangan dan luas serangan, ketiga jenis klon termasuk dalam kategori resisten.

(39)

ABSTRACT

ARIMBI HERLENA SITUMEANG. Infection Test P.psidii caused Eucalyptus

rust on Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla hybrid clones Toba Samosir District, North Sumatera. Under academic supervision by Dr. Ir. EDY BATARA

MULYA SIREGAR, MS.and RIDAHATI RAMBEY S. Hut., M.Si.

Symptoms of the disease were the dominant attacking hybrid clones derived Eucalyptus grandis x urophylla in nursery locations found in the leaves, one of the diseases that attack eucalyptus seedlings are P. psidii which causes leaf rust disease. PT Toba Pulp Lestari developed many types of clones by vegetative means. This study aimed to characterize the symptoms of the disease leaves, measuring the level of intensity of the attacks, spacious attacks, as well as the reaction of plants (resistance) against infection with P. psidii. on three eucalyptus hybrid clones. Clones test in the clone IND 47, IND 61, IND 65. Inoculation was done by spraying. Observation of symptoms is done every week since inoculation implemented. The results showed that the symptoms are same. Symptoms begin with yellowish spots and will widen (necrotic) and continues in death of leaf tissue. Based on the assessment criteria and the broad level of intensity of the attack, the third type of resistant clones fall into this category.

(40)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudu l “Uji Infeksi Puccinia psidii penyebab penyakit Katrat Daun pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla”. Skripsi ini merupakam salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, MS. dan Ibu Ridahati Rambey, S.Hut., M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian penelitian dan skripsi ini. Dalam perjalanannya, penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan doa, motivasi, dan nasehat kedua orangtua J. Situmeang dan D. Saragih, beserta saudara saya. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat dan pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada PT Toba Pulp Lestari Tbk Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara beserta seluruh staf yang telah memberi izin dan mendampingi selama proses penelitian.

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembacanya dalam penyempurnaan tulisan ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2016

(41)

DAFTAR ISI

Terjadinya Penyakit Tanaman Hutan ... 5

Identifikasi Penyakit Tanaman... 6

Penyakit Karat Daun (Rust) pada Eucalyptus ... 7

Deskripsi Penyakit Karat Daun ... 8

Gejala Serangan Karat Daun... 10

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat ... 12

Bahan dan Alat ... 12

Prosedur Penelitian ... 12

Parameter Pengamatan ... 14

Analisis Data ... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Karat Daun ... 17

Identifikasi P. psidii ... 19

Gejala Serangan Penyakit Karat Daun... 20

Intensitas Serangan (IS)... 23

Luas Serangan (A) ... 26

(42)

Kesimpulan ... 27 Saran ... 27

(43)

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Penilaian Tingkat Intensitas Serangan Penyakit dan reaksi Tanaman berdasarkan Intensitas Serangan... ... 15 2. Variasi Gejala Serangan P. psidii ...

... 22 3. Rata-rata Intensitas Serangan pengamatan I-VI...

... 23 4. Rata-rata Luas Serangan pengamatan I-VI ...

(44)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Sumber Karat Daun dari Jambu Biji ... 18

2. Daun Berpenyakit yang terdapat Spora P. psidii ... 19

3. Tampilan Mikroskopis Fungi P. psidii... 20

4. Pembuatan Inokulum ... 21

5. Karakterisasi tahapan gejala penyakit akibat infeksi P. psidii IND 47... 24

6. Karakterisasi tahapan gejala penyakit akibat infeksi P. psidii IND 61... 24

7. Karakterisasi tahapan gejala penyakit akibat infeksi P. psidii IND 65... 25

8. Grafik Rata-rata Intensitas Serangan Pengamatan I-VI... 25

(45)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

Gambar

Tabel Anova
Gambar 1. Sumber Patogen Karat Daun dari Jambu Biji A. Karat pada daun B. Karat pada buah
Gambar 2. Daun berpenyakit yang terdapat spora P. psidii di  PT. Toba Pulp Lestari Tbk
Gambar 3. Tampilan Mikroskopis Fungi P. psidii A. Urediniospora B. Teliospora  C. Basidiospora
+7

Referensi

Dokumen terkait

(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IIA Angka (10) Peraturan

[r]

(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IIA Angka (1) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun

[r]

Sehubungan dengan hal tersebut dan untuk memenuhi ketentuan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak perlu ditetapkan tarif atas jenis Penerimaan

9 Mega Era Sanjaya Akuntansi Pagi LULUS 10 Hisyam Safii Akuntansi Malam LULUS 11 Dina Kartika Sari Manajemen Pagi LULUS 12 Dhorisca Ayudha Pratama Manajemen Malam LULUS 13 Linda

TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL3. PRESIDEN REPUBLIK

• This term TPS is used to describe the IS that gathers data describing the firm’s activities, transforms the data into information, and makes the information available to users