• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH MELALUI KONSELING KELOMPOK DI SMA NEGERI 11 MEDAN T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH MELALUI KONSELING KELOMPOK DI SMA NEGERI 11 MEDAN T.A 2013/2014."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA YANG

MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH MELALUI

KONSELING KELOMPOK DI SMA

NEGERI 11 MEDAN

T.A 2013/2014

SKRIPSI

OLEH:

LUTFIA HANUM

NIM. 109451008

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T karena atas rahmat

dan ridhoNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Self-efficacy Belajar Siswa Yang Memiliki Prestasi Belajar Rendah Melalui

Konseling Kelompok Di SMA Negeri 11 Medan T.A 2013/2014” dengan baik dan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Selama menyusun skripsi ini penulis juga mendapat berbagai hambatan,

kesulitan maupun rintangan yang dilalui. Namun berkat ketabahan serta

bimbingan Ibu Dosen Pembimbing Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.S, Kons, S.Psi dan

juga berbagai pihak yang penuh perhatian dan sabar dalam membantu penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, pebulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku dekan FIP, Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS

selaku Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Aman Simaremare, M.Pd selaku

Pembantu Dekan II, dan Bapak Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Pembantu

Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Psikologi

(4)

Jurusan yang banyak memberi saran kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.S, Kons, S.Psi selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah banyak memberikan masukan, kritikan, saran, bantuan,

dukungan, dan motivasi serta ketabahan dan kesabaran dalam

membimbing penulis dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

banyak membimbing penulis dari segi akademik sejak penulis belajar di

semester satu hingga sekarang.

6. Ibu Dr. Rosmala Dewi, M.Pd Kons, Ibu Dra. Kemali Syarif, M.Pd dan Ibu

Dra. Zuraida Lubis, M.Pd selaku penguji yang telah memberikan banyak

masukan dan saran untuk skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang

telah memberikan banyak ilmu, bimbingan, dan motivasi kepada penulis

selama mengikuti pendidikan Bimbingan dan Konseling.

8. Seluruh staf dan pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan atas bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

9. Bapak Drs. K. Lumbantoruan, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri

11 Medan, seluruh Guru BK dan Bapak/Ibu guru yang mengajar di

sekolah tersebut, terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah

diberikan selama penulis melakukan penelitian.

10.Teristimewa untuk kedua orangtua penulis Ayahanda Alm. Ahmad Damiri

(5)

sehingga ananda dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan

dengan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

11.Kepada saudara-saudaraku tercinta, Kakakku Neng Sa’adah, Abangku Asep Ahmad Yani, Abangku Adnan Kholik, Abangku Dadang Taufik

Rizaldi, dan Kakakku Rafika Rodiah yang telah memberikan do’a dan

dukungan baik materil maupun moril kepada penulis selama

menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.

12.Terspesial buat Irwan Butar-butar yang telah memberikan do’a, motivasi, dukungan dan sabar mendengarkan keluh kesah penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Buat teman-temanku satu pembimbing skripsi, Novita Andriani, Raudah

Zaimah, Nurul Fitri Khairiyah, Feni Wulandari, Ema Novita, dan M.Suaib

Ambarita yang saling memberikan masukan dan saran dalam

menyelesaikan skripsi ini.

14.Buat sahabat-sahabatku Melisa Saragih, Mauliana, Asmiatik, Kak Yani,

Gusman Lesmana, dan teman-teman BK Reguler B serta Kos Perjuangan

No.15 dan teman lainnya yang tak disebutkan satu persatu.

15.Dan tak lupa ucapan terima kasih kepada Siswa/i kelas X-5 SMA Negeri

11 Medan yang telah membantu dan bekerjasama dengan penulis selama

penelitian.

Semoga jasa baik dan bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat

balasan yang berlipat ganda dari Allah S.WT. Penulis telah berupaya semaksimal

mingkin dalam penyelesaian skripsi ini. Namun penulis menyadari bahwa skripsi

(6)

itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

pembaca, demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua khususnya dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan bidang

Bimbingan dan Konseling.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, mudah-mudahan skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua dan para pembaca.

Medan, September 2013

Lutfia Hanum

(7)

ABSTRAK

LUTFIA HANUM, NIM 109451008, Meningkatkan Self-efficacy Belajar Siswa Yang Memiliki Prestasi Belajar Rendah Melalui Konseling Kelompok Di SMA Negeri 11 Medan T.A 2013/2014

Rumusan masalah penelitian ini adalah adalah Apakah self-efficacy belajar siswa yang memiliki prestasi belajar rendah dapat ditingkatkan melalui konseling kelompok di SMA Negeri 11Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan peningkatan self–efficacy belajar siswa yang memiliki prestasi belajar rendah melalui konseling kelompok di SMA Negeri 11 Medan T.A 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan (Action Research). Sujek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-5 SMA Negeri 11 Medan sebanyak 40 orang. Berdasarkan hasil analisis angket self-efficacy ditemukan subjek penelitian sebanyak 6 orang siswa, 3 orang siswa yang memiliki prestasi belajar rendah dan mengalami masalah self-efficacy dan 3 orang siswa yang tidak yang tidak bermasalah.

Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling yang dilakukan melalui aplikasi instrumentasi untuk menjaring siswa yang memiliki prestasi belajar rendah dan mengalami self-efficacy rendah. Alat pengumpul data berupa angket, percakapan konseling kelompok ditulis secara verbatim, data tentang evaluasi diri, penilaian segera (laiseg), penilaian jangka pendek (laijapen), dan penilaian jangka panjang (laijapan).

(8)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ………. vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Pembatasan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1 Kerangka Teori ... 10

2.1.1 Self-efficacy belajar siswa yang memiliki prestasi belajar rendah... 10

2.1.2 Aspek-aspek Self-efficacy belajar siswa yang memiliki prestasi belajar rendah ... 17

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy belajar siswa yang memiliki prestasi belajar rendah... 20

2.2 Konseling Kelompok ... 26

2.2.1 Pengertian Konseling Kelompok ... 26

(9)

ii

2.2.3 Meningkatkan Self-efficacy belajar siswa yang memiliki prestasi

belajar rendah melalui konseling kelompok eklektik ... 32

2.2.4 Tujuan konseling kelompok dengan pendekatan eklektik ... 35

2.2.5 Azas-azas Konseling Kelompok ... 37

2.2.6 Tahap Kegiatan Konseling Kelompok ... 38

2.3 Kerangka Berpikir ... .. 41

2.4 Hipotesis Penelitian ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

3.1 Jenis Penelitian ... 43

3.2 Subjek Penelitian ... 43

3.3 Desain Penelitian ... 44

3.4 Operasional Variabel Penelitian ... 51

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.6 Teknik Analisis Data ... 55

3.7 Uji Coba Instrumen ... 55

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Hasil Penelitian ... 57

4.1.1 Keadaan Lingkungan Fisik SMA Negeri 11 Medan ... 57

4.1.2 Data Self-efficacy Belajar Siswa Yang Memiliki Prestasi elajar Rendah Pada Kondisi Awal ... 58

4.1.3 Data Proses Bimbingan Kelompok ... 60

4.1.4 Data Proses Konseling Kelompok Siklus I ... 64

(10)

iii

4.1.6 Pengujian Hipotesis ... 102

4.2 Pembahasan ... 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

5.1 Kesimpulan ... 107

5.2 Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rencana Perangkat Penelitian Siklus I ………. 45

Tabel 3.2 Rencana Perangkat Penelitian Siklus II ……… 49

Tabel 3.3 Kisi-kisi angket Self-efficacy belajar siswa yang memiliki prestasi

belajar rendah... 53

Tabel 4.1 Hasil Analisis Angket Self-Efficacy Dalam Belajar Untuk Mengikuti

Bimbingan Kelompok ... 59

Tabel 4.2 Hasil Analisi Angket Self-Efficacy Dalam Belajar Sebelum Tindakan

... 63

Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Konseling Kelompok Siklus I ... 64

Tabel 4.4 Hasil Verbatim Siklus I ... 72

Tabel 4.5 Hasil Analisis Angket Sebelum Dan Setelah Pemberian Layanan

Konseling Kelompok Siklus I ... 75

Tabel. 4.6 Jadwal Pelaksanaan Konseling Kelompok Siklus II ... 82

Tabel 4.7 Hasil Verbatim Siklus II ... 93

Tabel 4.8 Hasil Analisis Angket Sebelum Dan Setelah Pemberian Layanan

Konseling Kelompok Siklus II ... 94

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Peningkatan Angket Self-efficacy Belajar Siswa.. 98

Tabel 4.10 Keberhasilan Konseling Kelompok Dalam Meningkatkan Self-Efficacy

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan ... 44

Gambar. 3.2 Rumus Persentase Peningkatan Self-Efficacy ……….. 55

(13)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Angket Self-efficacy ... 111

Lampiran 2 Rencana Layanan Bimbingan Kelompok (RLBK) ... 114

Lampiran 3 Rencana Layanan Konseling Kelompok (RLKK)……… 126

Lampiran 4 Alat Penilaian Rancangan Layanan Konseling Kelompok... 133

Lampiran 5 Alat Penilaian Proses Layanan Konseling Kelompok ………….. 143

Lampiran 6 Penilaian Verbatim Konseling Kelompok ………. 153

Lampiran 7 Daftar Hadir Konseling Kelompok ……… 162

Lampiran 8 Daftar Hadir Konseling Kelompok Siklus I ……….. 163

Lampiran 8 Daftar Hadir Konseling Kelompok Siklus II……….. 164

Lampiran 9 Lembar Evaluasi Diri Siswa ……….. 165

Lampiran 10 Lembar penilaian Laiseg ... 171

Lampiran 11 Lembar Penilaian Laijapen ... 174

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Guru dihadapkan pada karakterisktik siswa yang beraneka ragam dalam

kegiatan pembelajaran. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajar secara

lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit

siswa yang justru mengalami berbagai kesulitan. Belajar merupakan suatu proses

yang kompleks, karena dipengaruhi oleh banyak hal. Apabila hal-hal yang

mempengaruhi tidak diperhatikan, maka akan mengakibatkan siswa mengalami

kesulitan dalam belajarnya. Semua kesulitan-kesulitan yang dialami siswa

tersebut akan menyebabkan rendahnya prestasi belajar bahkan akan berakibat

siswa mengalami kegagalan dalam studinya.

Selain itu pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi setiap

negara, karena pendidikan merupakan suatu proses yang dapat menghasilkan

perubahan, perkembangan, kemampuan seseorang dalam membuktikan rasa

percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kuantitatif. Jadi pendidikan

diselenggarakan berdasarkan rencana yang matang, mantap, jelas, lengkap dan

menyeluruh dengan mempersiapkan peserta didik untuk tujuan kehidupan yang

nyata melalui bimbingan pengajaran dan latihan sehingga mampu melaksanakan

peranan-peranan untuk masa datang. Dalam proses belajar situasi dan kondisi

siswa akan sangat mempengaruhi dan menentukan aktifitas yang akan dilakukan

dalam belajar. Proses belajar mengajar pada intinya tertumpu pada suatu persoalan

yaitu bagaimana pengajar memberi kemungkinan bagi siswa agar terjadi proses

(15)

2

belajar mengajar yang efektif atau dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan

tujuan sebelumnya. Namun kenyataan yang ada masih banyak ditemukan siswa

yang malas belajar, siswa yang kurang menyenangi pelajaran, tidak punya

perhatian sama sekali terhadap sesuatu yang akan dipelajari, tugas sekolah

dijadikan beban, hasil belajar hanya untuk naik kelas dan lulus dari sekolah.

Belum lagi tugas yang banyak dan sulit sering kali membuat siswa enggan untuk

menyelesaikannya, mereka lebih senang bermain dan menghabiskan waktu untuk

hal-hal yang tidak penting. Semua itu merupakan gambaran dari aktifitas belajar

siswa yang masih rendah dan akibatnya banyak siswa yang memiliki prestasi

belajar rendah.

Prestasi belajar merupakan kemampuan seorang dalam pencapaian berfikir

yang tinggi. Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, affektif dan

psikomotor. Prestasi belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa

yang didapat dari proses pembelajaran. Semua pelaku pendidikan (siswa, orang

tua dan guru) pasti menginginkan tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi,

karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan

proses belajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa mendapatkan prestasi

belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapatkan prestasi belajar yang

rendah. Tinggi dan rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi

banyak faktor.

Selain itu keberhasilan dalam bidang akademik juga sangat mempengaruhi

keyakinan siswa dalam mengerjakan tugas di kelas. Rasa keberhasilan bidang

akademik ialah penilaian diri seseorang akan kemampuannya untuk

(16)

3

pendidikan. Dengan demikian, rasa keberhasilan ialah rasa percaya diri akan

kemampuan mengorganisir dan menjalankan serangkaian tindakan yang

diperlukan mengatur situasi prospektif (Bandura, 2006). Rasa keberhasilan dalam

konteks pembelajaran ialah upaya untuk mencoba supaya siswa

bersungguh-sungguh straight in self untuk belajar lebih baik sehingga siswa memperoleh

pengalaman keberhasilan.

Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Albert Bandura, Bandura

menyebutkan bahwa rasa keberhasilan berkaitan dengan kesuksesan akademik.

Self-efficacy berkenaan dengan kemampuan yang dirasa seseorang untuk

mendapatkan hasil dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan siswa

ini, secara umum, berkenaan dengan kemampuan memaksimalkan kinerja mereka

di kelas. Secara umum diketahui bahwa sukses akademik seseorang dipengaruhi

oleh kemampuan kognitif mereka (Naqiyah (2008) dalam

http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2184682-pengertian-efikasi-diri-dan-konsep/#ixzz2KC1byJP6).

Berdasarkan pengamatan selama melaksanakan Program Praktik Lapangan

(PPL) pada bulan Oktober di SMA Negeri 1 Talawi, Kabupaten Batu Bara sekitar

67% siswa yang memiliki prestasi belajar rendah tidak memiliki self-efficacy

dalam menyelesaikan tugas sekolah. Informasi ini diperoleh melalui wawancara

dengan siswa, guru, konselor, dan pengamatan peneliti selama PPL. Kondisi yang

sama juga terjadi di SMA Negeri 11 Medan yang menjadi sasaran penelitian ini.

Hasil wawancara peneliti dengan beberapa guru di sekolah tersebut menyatakan

bahwa siswa kelas X tiga tahun terakhir ini sangat menurun motivasinya dalam

(17)

4

Sekitar 60% siswa yang memiliki prestasi rendah di SMA tersebut tidak memiliki

self–efficacy dalam mengikuti pelajaran yang diberikan guru. Banyak ditemukan gejala-gejala siswa yang memiliki self-efficacy rendah dalam belajar di SMA

Negeri 11 Medan tersebut seperti: kurangnya usaha siswa dalam belajar, tidak

mau mengerjakan tugas, kurang yakin dengan apa yang dikerjakan dan bahkan

terkadang mereka memilih cabut dari kelas untuk meninggalkan pelajaran

tersebut. Hal ini dapat dilihat melalui angket awal yang disebarkan oleh peneliti

kepada responden kelas X-5, sekitar 6 orang siswa ditemukan memiliki

self-efficacy rendah.

Menurut Bandura self-efficacy mempengaruhi siswa dalam memilih

kegiatan. Siswa berprestasi tinggi dan memiliki self-efficacy tinggi dalam belajar,

terdapat keyakinan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Mereka memiliki

rasa percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas yang sulit dan merasa yakin

terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan segala permasalahan yang

dihadapinya. Sedangkan siswa yang memiliki self-efficacy rendah, terdapat

keraguan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Keraguan atas kemampuan

dirinya menyebabkan siswa tersebut menjadi kurang percaya diri sehingga

berusaha menghindari tugas-tugas yang dianggap sulit baginya. Pada umumnya

mereka merasa tidak akan mampu untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan

mereka cenderung pasif dan kurang berani untuk berinisiatif sendiri dalam

kegiatan pembelajaran khususnya bagi siswa yang memiliki prestasi belajar

rendah.

Apabila hal ini dibiarkan begitu saja, tentu akan banyak siswa yang gagal

(18)

5

semakin tertinggal dengan negara lain. Untuk mengatasi permasalahan ini ini

perlu adanya cara yang benar-benar efektif dan efisien. Cara atau pendekatan baru

yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan

melakukan konseling kelompok melalui pendekatan eklektik (integrasi). Alasan

peneliti menggunakan cara ini karena: 1) Mengingat pada usia remaja seperti

siswa SMA masih memiliki kemampuan berpikir yang sangat terbatas, mereka

juga senang berkelompok dan lebih suka membahas masalahnya dengan teman

sebaya. 2) Melalui konseling kelompok siswa akan mendapat persuasi sosial dari

anggota kelompok lain maupun dari pemimpin kelompok melalui dorngan verbal

untuk meyakinkan kemampuan dirinya. 3) Melalui konseling kelompok siswa

dapat mengurangi tekanan mental seperti stres dan kecemasan, karena melalui

dinamika kelompok dibangun suasana yang sehat, seperti senang, gembira, rileks,

dan sebagainya.

Dalam proses konseling kelompok sangat mungkin diperlukan dan

digunakan berbagai metode serta teknis psikologis untuk memahami dan

mempengaruhi perkembangan perilaku individu, dengan tetap berstandar dan

terarah pada perkembangan individu. Agar dalam proses konseling tidak terjadi

kesalahan dan kegagalan yang dapat membosankan konseli pada sesi konseling

(Jacobs, 2007). Telah diketahui bahwa sudah pernah ada upaya dari guru dan

pembimbing disekolah SMAN 11 Medan seperti menasehati dan memberikan

layanan konseling, tetapi kurang efektif dan tuntas. Jika ini belum efektif maka

perlu ada upaya lain yang harus dilakukan pembimbing atau konselor sekolah

seperti memberikan layanan konseling kelompok dengan pendekatan eklektik,

(19)

6

serta memahami persoalan selama sesi konseling. Konseling kelompok dengan

pendekatan eklektik ini adalah konseling yang sangat efektif dalam membantu

menangani permasalahan siswa. Konseling kelompok eklektik merupakan

pendekatan kreatif dalam konseling yang bersifat multisensori dan memadukan

beragam pendekatan dalam konseling seperti konseling pendekatan Rational

Emotive Behavior Therapy (REBT), Gestalt, Transactional, Cognitive Behavior

Therapy ( CBT), Analysis dan Reality Therapy. Dalam penelitian kali ini,

pendekatan konseling eklektik diintegrasikan pada pendekatan Rational Emotive

Behavior Therapy (REBT) dan Cognitive Behavior Therapy ( CBT), yaitu

pendekatan yang mampu merubah pikiran irasional menjadi pikiran rasional dan

merubah perilaku salah suai menjadi perilaku sesuai.

Pendekatan konseling kelompok eklektik berarti konseling yang didasarkan

pada berbagai konsep dan tidak berorientasi pada satu teori secara eksklusif.

Ekslektikisme berpandangan bahwa sebuah teori memiliki keterbatasan konsep,

prosedur dan teknik. Karena itu eklektikisme dengan sengaja mempelajari

berbagai teori dan menerapkannya sesuai dengan keadaan riil klien. Kata eklektik

berarti menyeleksi, memilih doktrin yang sesuai atau metode dari berbagai

sumber atau sistem. Teori konseling eklektik menunjuk pada suatu sistematika

dalam konseling yang berpegang pada pandangan teoritis dan pendekatan, yang

merupakan perpaduan dari berbagai unsur yang diambil atau dipilih dari beberapa

konsepsi serta pendekatan.

Konselor yang berpegang pada pola eklektik berpendapat bahwa mengikuti

satu orientasi teoritis serta menerapkan satu pendekatan terlalu membatasi ruang

(20)

7

pandangan, prosedur dan teknik. Sehingga dapat melayani masing-masing konseli

sesuai dengan kebutuhannya serta sesuai dengan ciri khas masalah-masalah yang

dihadapi. Ini tidak berarti bahwa konselor berpikir dan bertindak seperti orang

yang bersikap opportunis, dalam arti diterapkan saja pandangan, prosedur dan

teknik yang kebetulan membawa hasil yang paling baik tanpa berpegang pada

prinsip-prinsip tertentu. Konselor yang berpegang pada pola eklektik harus

menguasai sejumlah prosedur dan teknik serta memilih dari prosedur-prosedur

dan teknik-teknik yang tersedia, mana yang dianggapnya paling sesuai dalam

melayani konseli tertentu (Winkel, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Smith dikutip dalam Gunarsa (1992)

terhadap psikolog-klinis dan psikolog-konseling mengenai orientasi teori yang

mereka pakai dalam praktik, ternyata pendekatan eklektik juga berada pada

peringkat pertama dengan rincian sebagai berikut: (1) Eklektik 41,20%, (2)

Psikoanalisa 10,84%, (3) Kognitif-Behavioristik 10,36%, (4) Client Centered

8,67%, (5) Behavioristik 6,75%. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan

Affis pada tahun 2012 tentang Self-efficacy siswa dalam mengemukakan pendapat

dengan menggunakan konseling eklektik mengalami peningkatan sekita 80%. Dan

penelitian yang dilakukan oleh Sugati pada tahun 2011 bahwa self-efficacy siswa

dapat meningkat 92,85% melalui konseling kelompok. Berdasarkan hasil

penelitian inilah yang menjadi alasan kuat bagi peneliti untuk memilih pendekatan

eklektik dalam melakukan konseling untuk meningkatkan Self-efficacy siswa

dalam belajar khususnya siswa yang memiliki prestasi belajar rendah. Beranjak

(21)

8

SelfEfficacy Belajar Siswa Yang Memiliki Prestasi Belajar Rendah Melalui

Konseling Kelompok Di SMAN 11 Medan Tahun Ajaran 2013/ 2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi sebagai berikut :

1) Motivasi yang menyebabkan self-efficacy belajar siswa dan prestasi belajar

siswa rendah dan Siswa cepat menyerah dan merasa tidak akan pernah

berhasil.

2) Rendahnya self-efficacy siswa dalam belajar, sehingga mengalami

kegagalan akademik

3) Guru BK belum menemukan cara baru dalam menangani masalah siswa

4) Belum diketahui pengaruh layanan konseling eklektik terhadap

pengentasan masalah Self - efficacy belajar pada siswa yang memiliki

prestasi belajar rendah

1.3 Pembatasan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah, maka peneliti perlu membatasi masalah

yang akan didalami supaya lebih jelas. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada

penggunaan konseling eklektik dalam menangani permasalahan Self–efficacy belajar siswa yang memiliki prestasi belajar rendah di kelas.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukan pada latar belakang masalah dan

(22)

self-9

efficacy belajar siswa yang memiliki prestasi belajar rendah dapat ditingkatkan

melalui konseling kelompok di SMA Negeri 11Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan self-efficacy belajar siswa yang

memiliki prestasi belajar rendah melalui konseling kelompok di SMA Negeri 11

Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

a) Menemukan cara baru dalam meningkatkan self-efficacy belajar, khususnya

melalui konseling eklektik. Dan proses konseling menjadi lebih menarik dan

tidak membosankan konseli

b) Secara tidak langsung konseli akan terbuka dengan konselor dalam

menceritakan masalahnya

2) Manfaat Konseptual

a) Melalui penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

dalam melakukan proses konseling, khusunya dalam meningkatkan

self-efficacy belajar siswa yang memiliki prestasi belajar rendah di kelas.

(23)

107

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Self-efficacy belajar siswa yang memiliki prestasi belajar rendah adalah

keyakinan siswa yang memiliki hasil belajar rendah akan kemampuannya

dalam menyelesaikan berbagai tugas yang diberikan pada proses

pembelajaran di sekolah.

2. Self-efficacy dapat ditingkatkan dengan mengentaskan terlebih dahulu

pada aspek-aspeknya yaitu : Usaha (magnitude), Keluesan (generality),

Kekuatan (strength), Pengalaman menguasai sesuatu (Mastery

experience), Modeling sosial (Vicarious experience), Persuasi sosial, dan

kondisi fisik serta emosional melalui konseling kelompok.

3. Meningkatkan self-efficacy belajar siswa yang memiliki prestasi belajar

rendah dapat dilakukan melalui layanan konseling kelompok dengan

pendekatan eklektik, yakni memadukan antara teori Rasional Emotif

Terapi dan Cognitif Behavioral Terapi.

4. Konseling kelompok pendekatan eklektik adalah suatu usaha yang

dilakukan secara bersama-sama melalui dinamika kelompok untuk

membahas dan menemukan solusi terhadap permasalahan yang dialami

anggota kelompok dengan menggunakan paduan dua atau lebih dari satu

teori untuk mengatasi masalah anggota kelompok.

5. Peningkatan self-efficacy belajar siswa yang memiliki prestasi belajar

(24)

107

memiliki hasil belajar rendah, dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar

yang sulit. Tanpa merasa terbebani dalam mengerjakan tugas tersebut,

sehingga hasil yang dicapai dalam mengerjakan tugas maksimal.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti menyarankan :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi khasanah ilmu, khususnya

dalam bidang Bimbingan dan Konseling.

2. Guru Bimbingan dan Konseling dapat menggunakan layanan konseling

kelompok pendekatan eklektik sebagai alternatif yang tepat menangani

permasalahan siswa khususnya tentang meningkatkan self-efficacy belajar

siswa yang memiliki prestasi belajar rendah.

3. Orang tua dapat berkerja sama dengan pihak sekolah dalam mengatasi

masalah pengendalian perilaku konsumtif.

4. Bagi mahasiswa Bimbingan dan Konseling kedepannya yang akan

menyusun skripsi dengan permasalahan yang sama, menjadi bahan yang

(25)

109

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. 2005. Self-Efficacy The Exercise of Control. New York: W. H.

Freemanand Company. (Online) dalam

(http://skripsipsikologie.wordpress.com/2010/07/05/efikasi-diri-dan-kecemasan/ di akses pada 28 Februari 2013).

Bandura, A. & Edwin. A. 2006. Negative Self-Efficacy and Goal Effects Revisited. Journal of Applied Psychology. (Online). Vol. 88, No.1, 87-99 dalam (http://www.emory.edu/education/. di akses pada 28/02/2013).

Corey, G. 2009. Teori Dan Parktek Konseling dan Psikoterapi . Bandung : PT. Refika Aditama: IKIP Ujung Pandang.

Corsini, R. 2009. Encyclopedia of Psychology, 2st edition, Vol 3. New York: Jhon

Wiley and Sons. (Online), dalam

(http://pamelawurihandayani.blog.esaunggul.ac.id/2012/06/23/seminar-topik-skripsi/ di akses pada 01/03/2013).

Dewi, R. 2010. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Feist, J. & Feist, J.G. 2010. Teori Kepribadian, Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Humanika.

Gilland.2005. Teori eklektik. (Online), dalam (http://bimbingankonselingbersama.blogspot.com/ di akses pada 05/02/2012).

Gunarsa, S. 1992. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.

Hafiz, Z. 2012. Upaya Meningkatkan Self-efficacy Siswa dalam Mengemukakan Pendapat di Kelas dengan Menggunakan Konseling Eklektik melalui Media Kreatif pada Siswa Kelas VII SMPN 17 Medan T. A. 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan. Medan: Perpustakaan FIP Unimed.

Lumongga, N. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: Kencana.

Naqiyah, N. 2008. Hubungan antara Coping Self-Efficacy dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Skripsi tidak ditebitkan. Surabaya: Lemlit UNESA. (Online) dalam (http://www.emory.edu/education/mfp/self-efficacy.html di akses pada 05/02/2013)

(26)

110

Perpin, A. L. & Cervone, D. 2010. Psikologi Kepribadian (Teori dan Penelitian) Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana.

Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Santrock, J. 2007. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. dalam

http://miklotof.wordpress.com/2010/08/20/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/ di akses pada 02/09/2013.

Sarwono, S. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rhineka Cipta.

Sobur, A. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syah, M. 2011. Psikologi Belajar. Jakata: Rajawali Pers.

Thorne. 1991. Teori Konseling Eklektik. (Online), dalam (http://sitiulfa.wordpress.com/category/psychology/ di akses pada 06/02/2013).

(Wallatey (2001). Pengertian efikasi diri. dalam http://id.shvoong.com/social-

sciences/psychology/2184682-pengertian-efikasi-diri-dan-konsep/#ixzz2KC1byJP6) di akses pada 05/02/2012.

Wibowo, E.M. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. UPT UNNES Press.

Winkel, W. S. & Hastuti, M. M. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

(27)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

DATA PRIBADI

Nama : LUTFIA HANUM

Tempat/Tanggal Lahir : BP. Mandoge, 18 November 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Alm. Ahmad Damiri

Pekerjaan : -

Nama Ibu : Darlina AK

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua : Dusun II, Bandar Pasir Mandoge, Asahan

RIWAYAT PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Negeri No. 091598 Tahun Belajar 1997-2003

Sekolah Menengah Pertama : SMP Swasta PTPN IV BP. Mandoge

Tahun Belajar 2003-2006

Sekolah Menengah Kejuruan : SMA Negeri I BP. Mandoge Tahun Belajar 2006-2009

Hormat saya,

Referensi

Dokumen terkait

Ketika dilarutkan dalam atau dicampur dengan bahan lain dan dalam kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan dalam EN374 silahkan hubungi suplier sarung tangan CE-resmi (misalnya

Nilai koefisien yang positif dan OR yang lebih dari 1 pada faktor risiko status gizi kurus menunjukkan bahwa dengan semakin rendah IMT atau semakin kurus siswi maka

Identifikasi terhadap faktor-faktor konflik kerja dan keluarga pada penelitian ini didasarkan pada pandangan Greenhaus dan Beutell (1985) yang menjelaskan tiga

1. Menjadi sumbangan pemikiran bagi mereka yang membutuhkannya. Peneliti yakin bahwa penelitian skripsi ini akan memberikan sumbangan pemikiran yang sangat

Dengan ini Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya yang di Tetapkan berdasarkan Keputusan Pengguna Anggaran Kabupaten Lebong Nomor

 Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan atau dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.  Pendidikan berbasis

Pihak manajemen rumah makan berfikir walaupun tujuan lingkungan hidup harus dilandasi dengan kesadaran diri sendiri untuk melakukan namun tidak terlepas juga untuk

Pada tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun tidak pernah mendapat