• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agung Puja Nugraha*Luluk Sulistiyono**Churaerie Latief*** ABSTRAK. Kata kunci : Hospitalisasi Anak Balita, Kecemasan Orang Tua, Pengetahuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Agung Puja Nugraha*Luluk Sulistiyono**Churaerie Latief*** ABSTRAK. Kata kunci : Hospitalisasi Anak Balita, Kecemasan Orang Tua, Pengetahuan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN ORANG TUA SAAT HOSPITALISASI ANAK BALITA

( Studi di Ruang Anak RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah )

Agung Puja Nugraha*Luluk Sulistiyono**Churaerie Latief*** ABSTRAK

Selama proses hospitalisasi anak, stress / cemas tidak hanya dialami oleh anak yang dirawat tetapi juga orang tua sehingga asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak tetapi juga pada orang tuanya. Saat hospitalisasi anak balita, stressor yang diterima orang tua akan bertambah sehingga kecemasan orang tua akan meningkat. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pengetahuan dengan kecemasan orang tua saat menghadapi hospitalisasi anak di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Desain penelitian ini menggunakan analitic cross sectional, dengan sampel 48 orang tua. Teknik sampling yang digunakan Consecutive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk variabel pengetahuan orang tua, pada variabel kecemasan menggunakan kuesioner Skala HARS dengan wawancara dan observasi.Hasil penelitian hampir setengah orang tua dengan hospitalisasi anak balita memiliki pengetahuan cukup (45,9%), sebagian besar orang tua mengalami kecemasan ringan (54,2%), dan didapatkan hasil analisis

spearman rho 0,001 menunjukan nilai p<0,005 dengan bantuan aplikasi SPSS 23. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan dengan kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanudddin Pangkalan Bun. Kata kunci : Hospitalisasi Anak Balita, Kecemasan Orang Tua, Pengetahuan

RELATIONS KNOWLEDGE WITH ANXIETY PARENTS WHEN HOSPITALISASI KIDS UNDER 5 YEARS OLD

(Studies in RSUD Sultan Imanuddin West Kotawaringin Central Borneo) ABSTRACT

During the process hospitalisasi child , stress / anxious not only experienced by the child who is being treated but also parents upbringing nursing so that is not only focused on child but also at his parents .When hospitalisasi kids under 5 years old , stressor received by parents would anxiety increased so that the parents will increase. This study aims to analyze knowledge relations with anxiety parents as we face hospitalisasi children In RSUD Sultan Imanuddin Bun. Design this research using analitic cross sectional, selected from 48 parents. Sampling techniques used consecutive of sampling. Data collection method uses a questionnaire for variables parents knowledge, on the variables of anxiety using a questionnaire scale hars by interviews and observation. The results of the study almost half parents with hospitalisasi toddlers having knowledge enough (45,9 %) , most parents experienced mild anxiety (54,2 %) , and obtained the results of the analysis the spearman rho 0,001 showed value p < 0,005. The result of this research can be concluded there was a correlation knowledge with anxiety the older when hospitalisasi toddlers in the Lanan RSUD Sultan Imanudddin Pangkalan Bun.

(2)

PENDAHULUAN

Supartini (2004) dalam Hasrati (2015:32) menyatakan bahwa hospitalisasi pada anak merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. Selama proses hospitalisasi anak, stress tidak hanya dialami oleh anak yang dirawat tetapi juga orang tua sehingga asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak tetapi juga pada orang tuanya. Keadaan seperti ini mengakibatkan anak berusaha untukberadaptasi dengan lingkungan di rumah sakit, sehingga kondisi tersebutmerupakan stressor bagi anak dan orang tua. Orang tua akan menangkap respon anak seperti menangis, gelisah, sampai perubahan kondisi yang tidak menentu yang memungkinkan orang tua turut merasa cemas sebagai bentuk simpati terhadap anaknya.

Supartini (2014:194) Pada anak balita reaksi yang sering muncul ialah menangis kuat, marah, bahkan menolak perhatian yang diberikan orang lain selain orang tuanya. Alexander et al (2004) dalam Wibowo (2010:9) stressor yang di terima orang tua lebih banyak sehingga ada kecenderungan mengurangi peran orang tua untuk mendampingi anaknya saat hospitalisasi yang berpengaruh terhadap proses kesembuhan anak ketika menjalani rawat inap. Orang tua dengan anak hospitalisasi akan mudah mengalami kecemasan dan rasa bersalah terutama ketika anaknya menderita sakit yang dianggap cukup berbahaya. Apalagi orang tua yang mungkin anaknya pertama kali menjalani hospitalisasi. Kecemasan ini dapat meningkat apabila orang tua merasa kurang informasi terhadap penyakit anaknya dari rumah sakit terkait. Supartini (2014:189) menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan orang tua memicu timbulnya stressor baru pada orang tua, yang dapat menimbulkan kecemasan.

Pengetahuan seseorang tentang hospitalisasi dan penyakit yang dialami anaknya akan mempengaruhi tingkat kecemasan orang tua. Kecemasan juga dipengaruhi oleh menurunnya kadar hormon endorfin di dalam tubuh. Apabila orang tua mengetahui menejemen stress/cemas serta memiliki pengetahuan yg cukup tentang hospitalisasi anak maka akan meminimalkan stressor yang didapat oleh orang tua, dan meningkatkan kadar endorfin dalam tubuh sehingga ada kecenderungan kecemasannya akan berkurang.

Tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan orang tua saat menghadapi hospitalisasi anak di ruang anak balita. penelitian ini dapat digunakan oleh tenaga medis khususnya perawat dalam melakukan keperawatan anak sebagai bahan acuan dalam memberikan penyuluhan atau konseling kepada orang tua terkait hospitalisasi anak.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah kuantitatif non eksperimental. Desain penelitian yang digunakan adalah analitic cross sectional. Cara penetapan responden menggunakan teknik consecutive sampling dengan besar sampel yang di peroleh dalam waktu tiga minggu pa 30 juni 2016 – 17 juli 2016 sebanyak 48 sampel. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner pengetahuan untuk mengukur tingkat pengtahuan orang tua tentang hospitalisasi dan kuesioner kecemasan untuk mengukur kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita berdasarkan kuesioner kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale

(HARS). Kuesioner pengetahuan terdiri dari 20 item pernyataan yang telah dinyatakan valid dan reliabel, dianalisa dengan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment. Uji validitas menghasilkan 20 item pernyataan dengan

(3)

rentang nilai r 0,664-0,854. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronbach dan didapatkan 20 item pernyataan reliable dengan nilai alfa > 0,05. Kuesioner diberikan pada orang tua dengan anak hospitalisasi anak balita yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan uji statistik

Spearman rho dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin

Karakteristik jenis kelamin responden/orang tua dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 2 (dua) diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden, di Ruang Anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki 26 54,2 Perempuan 22 45,8 Total 48 100

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun adalah laki-laki sebanyak 26 orang (54,2 %).

Karakteristik Responden menurut Usia Karakteristik usia responden dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 4 diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Usia

Responden, di Ruang Anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa hampir setengah orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun berusia 34-39 tahun sebanyak 20 orang (41,7%).

Karakteristik Responden menurut Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan responden/orang tua dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 5 (lima) diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden, di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa hampir setengah pekerjaan orang tua dengan hospitalisasi anak balita di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun adalah swasta sebanyak 15 orang (31.3%). Karakteristik Responden menurut Pendidikan

Karakteristik pendidikan responden/orang tua dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 5 (lima) diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 4.

Usia (Tahun) Jumlah Persentase

22-27 4 8,3

28-33 15 31,3

34-39 20 41,7

>40 9 18,8

Total 48 100

Pekerjaan Jumlah Persentase

Buruh 3 6,3 Swasta 15 31.3 Wiraswasta 9 18,8 PNS 9 18,8 IRT 12 25 Total 48 100

(4)

Tabel 4Distribusi Frekuensi pendidikan responden, di Ruang Anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016

Pendidikan Jumlah Persentase Tidak tamat SD 6 12,5 SD 10 20,8 SMP 7 14,6 SMA 9 18,8 PT 16 33,3 Total 48 100

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa hampir setengah pendidikan terakhir orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun adalah perguruan tinggi sebanyak 16 orang (33,3%).

Karakteristik Responden menurut Jumlah Anak

Karakteristik jumlah anak responden/ dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 5 diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Distribusi Frekuensi jumlah anak responden di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat

Jumlah

Anak Jumlah Persentase

Satu 13 27,1 Dua 15 31,3 Tiga 15 31,3 Empat 2 4,2 Lima 3 6,3 Total 48 100

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa hampir setengah jumlah anak dari orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun memiliki 2-3 anak, sebanyak jumlah 15 orang (31.3%).

Karakteristik Responden menurut Jumlah anak masuk rumah sakit

Karakteristik responden/ orang tua dengan jumlah anak masuk rumah sakit diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6 Distribusi Frekuensi jumlah anak MRS responden di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016 Jumlah MRS Jumlah Persentase Satu Kali 20 41,7 Dua Kali 15 31,3 Tiga Kali 4 8,3 Empat Kali 2 4,2 Lima Kali 2 4,2 Enam Kali 1 2,1 Tujuh Kali 2 4,2 Lima Belas Kali 2 4,2 Total 48 100

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 6 menunjukkan bahwa hampir setengah orang tua pertama kali mengalami hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sebanyak 20 orang (41,7%).

Karakteristik Responden menurut Pengalaman mendapat informasi tentang hospitalisasi

Karakteristik responden/ orang tua yang pernah mendapat informasi tentang hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 2 (dua) diperoleh hasil, dapatdilihatpadatabel7.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi yang pernah mendapat informasi tentang hospitalisasi di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016

(5)

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun tidak pernah mendapat informasi tentang hospitalisasi sebanyak27 orang 56,3%).

Karakteristik Responden menurut Pengalaman mengalami masalah yang sangat berat

Karakteristik responden/ orang tua yang pernah mengalami masalah yang berat diperoleh hasil, dapatdilihatpadatabel8. Tabel 8 Distribusi Frekuensi orang tua yang pernah mengalami masalah yang berat di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016 Pengalaman Masalah Yang Berat Jumlah Persentase Pernah 8 16,7 Tidak Pernah 40 83,3 Total 48 100

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 8 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun tidak pernah mengalami masalah yang berat sebanyak 40 orang 83,3%).

Karakteristik Responden menurut Penghasilan

Karakteristik penghasilan responden/orang tua dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 4 (empat) diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9 Distribusi Frekuensi penghasilan orang tua di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016

Penghasilan Jumlah Persentase < 1 Juta 19 39,6

1-2 Juta 5 10,4

2-3 Juta 21 43,8

>3 Juta 3 6,3

Total 48 100

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 9 menunjukkan bahwa hampir setengah penghasilan orang tua dengan hospitalisasi anak balita di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun adalah 2-3 Juta sebanyak 21 orang (43,8%).

Karakteristik Responden menurut Pengeluaran

Karakteristik pengeluaran responden/orang tua dengan hospitalisasi anak balita yang dikategorikan menjadi 4 (empat)diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10 Distribusi Frekuensi pengeluaran orang tua di ruang anak (Lanan) RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat Prov. Kalimantan Tengah, Juni 2016 Pengeluaran /Bulan Jumlah Persentase (%) < 1 Juta 16 33,3 1-2 Juta 18 37,5 2-3 Juta 12 25 >3 Juta 2 4,2 Total 48 100

Sumber: Data primer Tahun 2016

Pada tabel 10 menunjukkan bahwa hampir setengah pengeluaran orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun 1-2 Juta sebanyak18 orang (37,5%). Pengetahuan orang tua tentang hospitalisasi

Pengalaman

Informasi Jumlah Persentase

Pernah 21 43,8

Tidak pernah 27 56,3

(6)

Tabel 11 Pengetahuan orang tua tentang hospitalisasi anak balita di ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun 2016

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Baik 16 33,3

Cukup 22 45,9

Kurang 10 20,8

Total 48 100

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 11 menunjukkan bahwa hampir setengah orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun memiliki pengetahuan cukup sebanyak 22 orang (45,9%).

Kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita

Tabel 12 Kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita di ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun 2016

Kecemasan Jumlah Persentase

Tidak Cemas 7 14,6 Ringan 26 54,2 Sedang 11 22,9 Berat 4 8,3 Panik 0 0 Total 48 100

Sumber: Data primer, 2016

Pada tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua dengan hospitalisasi anak balita di ruang lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun mengalami kecemasan ringan sebanyak 26 orang (54,2%)

Hubungan pengetahuan dengan kecemasan orang tua tentang hospitalisasi anak balita

Tabel 13 Hubungan pengetahuan dengan kecemasan orang tua tentang hospitalisasi anak balita di ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun 2016

Sumber: Data primer, 2016

Berdasarkan tabel 13, hampir setengah orang tua dengan pengetahuan cukup tentang hospitalisasi anak balita mengalami kecemasan ringan dengan jumlah 15 orang (31,3%). Selain itu, didapatkan hasil uji spearman rho

menunjukkan nilai p value sebesar 0,001.

PEMBAHASAN

Sebanyak 16 responden (33,3%) memiliki pengetahuan baik tentang hospitalisasi, 22 responden (45,9 %) memiliki pengetahuan cukup, dan 10 responden (20,8%) memiliki pengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan hampir setengah responden memiliki pengetahuan cukup tentang hospitalisasi. Kategori cukup orang tua memahami tentang alur proses rawat inap/ hospitalisasi, faktor yang dapat menimbulkan cemas ketika anak menjalani hospitalisasi, pengertian hospitalisasi, manfaat hospitalisasi, dan tujuan hospitalisasi.

Apriany (2013:5) Hal - hal yang mempengaruhi kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak ialah perkembangan kondisi anak, tindakan pengobatan, biaya perawatan, dukungan sosial, dan juga dipengaruhi tingkat pengetahuan. Pentingnya pengetahuan tentang hospitalisasi saat mengalami hospitalisasi anak agar tidak menambah beban pikiran orang tua sehingga dapat menjalankan perannya dalam mendampingi anaknya dalam keadaan sakit. Jika orang tua mampu menerima informasi yang

(7)

diberikan perawat saat hospitalisasi anak balita maka akan membuat orang tua menerima dan mengerti pelayanan perawatan yang diberikan kepada anaknya. Indrayani dan Santoso (2012:166) menyatakan bahwa informasi yang lengkap dan jelas akan memberikan kepercayaan klien terhadap pemberi pelayanan keperawatan.

Sebanyak 26 responden (54,2%) mengalami kecemasan ringan, sebanyak 11 responden (22,9%) mengalami kecemasan sedang. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden dengan hospitalisasi anak balita mengalami kecemasan ringan. Lubis (2009) dalam Manurung (2016:32) menjelaskan bahwa kecemasan ialah tanggapan dari sebuah ancaman nyata maupun khayal. Kecemasan orang tua sebagian besar ditunjukkan dengan perasaan cemas, gangguan kecerdasan seperti mudah lupa dan sulit konsentrasi; gangguan tidur seperti tidur tidak pulas, sulit memulai tidur; gangguan perasaan depresi seperti sedih, perasaan tidak menyenagkan sepanjang hari; gejala autonom yaitu pusing; gangguan perasaan seperti cemas dan firasat buruk; serta ketegangan seperti lesu dan gelisah. Hal tersebut terlihat dari skor total pada gejala perasaan cemas yang menduduki peringkat tertinggi. Gejala kecemasan yang dialami pada gangguan kecerdasan, orang tua mengatakan sering lupa dengan bebrapa kegiatan atau aktivitas yang akan dilakukan karena orang tua merasa ngantuk dan sulit konsentrasi serta ditunjang oleh kecemasan terhadap kesembuhan anaknya. Chayatin & Mubarak(2007) dalam Budayani, (2015:15) Hal ini sesuai dengan pernyataan banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur, salah satu diantaranya.

Gejala yang dialami orang tua pada gangguan tidur ialah orang tua mengatakan selama hospitalisasi anak, tidak bisa tidur dengan tenang seperti biasanya, mungkin dikarenakan terlalu cemas/memikirkan keadaan anaknya yang sedang sakit. Hal ini sesuai Taylor, (2001) dalam Budayani,

(2015:58) dengan pernyataan bahwa kecemasan seorang akan mempengaruhi kualitas tidurnya, saat perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan tidur.

Gejala autonom yang dialami orang tua ialah orang tua mengatakan selama perawatan anak dirumah sakit tak jarang mereka mengalami sakit kepala/pusing karena banyak hal yang harus diselesaikan serta terlalu memikirkan kondisi anaknya. Yang dimungkinkan terlalu banya sressor yang dialami orang tua sehingga respon terhadap stress menjadi ke arah yang tidak baik. Hal ini sesuai dengan kecemasan atau ansietas menyebabkan respons kognitif, psikomotor, dan fisiologis yang tidak nyaman. Akbar (2010:8) menyatakan respons negatif terhadap ansietas dapat menimbulkan perilaku maladaptif, seperti sakit kepala akibat ketegangan, sindrom nyeri, dan respons terkait stress yang menimbulkan efisiensi imun. Kecemasan yang dialami orang tuapun dimungkinkan mengakibatkan ketegangan otot, salah satunya ketegangan otot disekitar kepala dan leher yang pada akhirnya menimbulkan respon nyeri pada kepala. Gejala orang tua pada perasaan yang dialami ialah orang tua mengatakan cemas akan kondisi anaknya yang sedang dirawat di rumah sakit, cemas akan kesembuhannya nanti, takut terjadi hal yang buruk terhadap anaknya. Hal ini sesuai dengan Wiramihardja (2007) dalam Prihatanti (2010:19) yang menyatakan bahwa seseorang yang cemas akan merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya. Hal ini juga diperkuat dengan teori Nevid, (2005) dalam Prihatanti (2010:15) kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Hasil perhitungan statistik menunjukkan p-value = 0, 001. Nilai p-p-value < 0,05 yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin

(8)

Pangkalan Bun.Pengetahuan orang tuatentang hospitalisasi dan penyakit yang dialami anaknya akan mempengaruhi tingkat kecemasan orang tua. Kecemasan juga dipengaruhi oleh menurunnya kadar hormon endorfin di dalam tubuh. Apabila orang tua mengetahui menejemen stress/cemas serta memiliki pengetahuan yg cukup tentang hospitalisasi anak maka akan meminimalkan stressor yang didapat oleh orang tua, dan meningkatkan kadar endorfin dalam tubuh sehingga ada kecenderungan kecemasannya akan berkurang. Dalam hal ini jika orang tua tidak cemas dan tenang dalam mendampingi anak balitanya, maka akan ada kecenderungan anak juga kooperatif dalam perawatan dan secara tidak langsung ini mengurangi stressor yang diterima orang tua. Yang diperkuat dengan teori menurut Kadir (2010:2), tingginya kecemasan orang dipicu dari berbagai stressor yang diterima seseorang, baik stressor fisik maupun pasikologis.

Menurut Indrayani (2007:167) kondisi kecemasan dipengaruhi oleh lama rawat, seseorang yang tidak memiliki informasi yang cukup tentang penyakit yang diderita akan cenderung lebih cemas dan pada akhirnya ia akan melakukan tindakan yang membahayakan bagi dirinya sendiri. Peningkatan pengetahuan orang tua didapat dari hasil informasi. Apabila penerimaan informasi baru atau adopsi informasi melalui proses yang didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap mak informasi tersebut tidak akan menimbulkan kesalahan. Sebaliknya apabila informasi itu tidak didasari pengetahuan dan kesadaran maka akan menimbulkan kesalahan yang berdampak pada ketakutan dan kekhawatiran atau meningkatkan rasa kecemasan seseorang.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1.

Hampir setengah orang tua dengan hospitalisasi anak balita di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun memiliki pengetahuan cukup.

2.

Sebagian besar orang tua dengan hospitalisasi anak balita di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun mengalami kecemasan ringan.

3.

Ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita di Ruang Lanan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

Saran

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi ilmu pengetahuan kesehatan terkait pengetahuan dan kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita.

2. Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi terkait pengetahuan dan kecemasan orang tua saat hospitalisasi anak balita.

3. Tenaga Kesehatan

Kepada perawat dapat meningkatkan pengetahuan orang tua tentang hospitalisasi anak balita. Khususnya pengetahuan tentang dampak yang akan dialami orang tua dan anak pasca hospitalisasi serta hendaknya dapat meningkatkan penanganan kecemasan pada orang tua saat hospitalisasi anak balita. Khususnya penanganan kecemasan pada gangguan kecerdasan seperti mudah lupa dan sulit konsentrasi; gangguan tidur seperti tidur tidak pulas, sulit memulai tidur; gangguan perasaan depresi seperti sedih, perasaan tidak menyenagkan sepanjang hari; gejala autonom yaitu pusing; gangguan perasaan seperti cemas dan firasat buruk; serta ketegangan seperti lesu dan gelisah. 4. Responden

Agar dapat meningkatkan konseling terkait pengetahuan tentang dampak

(9)

hospitalisasi dan cara untuk menurunkan angka kecemasan dengan gejala mudah lupa dan sulit konsentrasi; tidak pulas, sulit memulai tidur; gangguan perasaan depresi seperti sedih,; gejala autonom yaitu pusing; perasaan seperti cemas dan firasat buruk; ketegangan seperti lesu dan gelisah.

5. Peneliti Selanjutnya

Hendaknya menggali faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan orang tua saat hospitalsiasi anak balita. Disarankan juga untuk mengaitkan lama rawat dengan tingkat kecemasan orang tua, dan jenis penyakit dengan tingkat kecemasan orang tua anak.

KEPUSTAKAAN

Apriany, D.2013. Hubungan Antara Hospitalisasi Anak Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua :

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2.

Akbar, Muhammad.2010.Nyeri Kepala.

Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar 2010

Budayani, S.S. 2015.Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur

Penderita Asma di RSUD

Kabupaten Karanganyar.Program Studi S1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta 2015 Hasrati, M.2015. Gambaran Tingkat

Kecemasan Orang Tua terhadap Hospitalisasi Anak Usia Pra Sekolah yang Menjalani Prosedur Invasif Di Ruangan Akut Irna Kebidanan Dan Anak Rsup Dr M

Djamil Padang Tahun

2015.Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Indrayani, A ., dan Santoso, A.2012.

Hubungan Pendidikan Kesehatan Dengan Kecemasan Orang Tua

Pada Anak Hospitalisasi: Jurnal Nursing Studies, Volume 1, Nomor 1.

Kadir, Akmarawita.2010. Perubahan Hormon Terhadap Stress.

http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archi eve/jurnal/Vol2.no1.Januari2010/ PERUBAHAN%20HORMON%20 TERHADAP%20STRESS.docx ; Diakses2 Juni 2016 01:00 Manurung, N.2016.Terapi Reminiscence;Solusi Pendekatan

sebagau upaya tindakan

keperawatandalam menurunkan

kecemasan, stress dan

depresi.Jakarta Timur;TIM

Prihatanti, N.R.2010.Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan KejadianDismenorea pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Imam Syuhodo Polokarto Sukoharjo.

Fakultas KedokteranUniversitas Sebelas MaretSurakarta2010 Supartini,Yupi.2004. Buku Ajar

Keperawatan Anak.Jakarta : EGC Wibowo, A. R.2010.Hubungan Support

System Keluarga dengan Tingkat Kecemasan pada Anak Usia Prasekolah yang dirawat Inap di Bangsal Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2010

Gambar

Tabel  1      Distribusi  Frekuensi  Jenis  Kelamin  Responden,  di  Ruang  Anak  (Lanan)  RSUD  Sultan  Imanuddin  Pangkalan  Bun  Kab
Tabel  5  Distribusi  Frekuensi  jumlah  anak  responden  di  ruang  anak  (Lanan)  RSUD  Sultan  Imanuddin  Pangkalan  Bun  Kab
Tabel  9    Distribusi  Frekuensi  penghasilan  orang  tua  di  ruang  anak  (Lanan)  RSUD  Sultan  Imanuddin  Pangkalan  Bun  Kab
Tabel   11  Pengetahuan orang tua tentang  hospitalisasi  anak  balita  di  ruang  Lanan  RSUD  Sultan  Imanuddin  Pangkalan  Bun  2016

Referensi

Dokumen terkait

Sintya (2009) menyimpulkan bahwa salep minyak atsiri daun jeruk nipis dengan basis vaselin putih memiliki viskositas yang rendah sehingga dapat menyebabkan pelepasan obat dari

Di dalam penulisan laporan akhir ini, penulis ingin mengetahui bagaimana perencanaan yang baik dalam merencanaan desain geometrik , tebal perkerasan, dan bangunan

Puji dan syukur Alhamdulillah atas segala nikmat iman, islam, kesempatan, dan kekuatan yang telah diberikan oleh Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

- Kenmore Sewing Machine instructions Manuals available in Hard Copy, On CD or Download Wed, 07 Mar 2018 11:11:00 GMT Kenmore 385 Models Instruction Manuals - Popular Appliance

Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya beberapa peserta didik yang mempunyai persepsi negatif terhadap guru BK. Sebagian merasa takut dengan guru BK. Sikap tegas

Semua kemegahan sudah dijanjikan kepada Rasul agar ia berhenti menyiarkan dan melaksanakan ajaran agama Islam itu, mulai dan kekuasaan yang paling tinggi dan terhormat, harta

The research is focused on the development a tool for converting IOTNE into IOTED and apply the tool to obtain EDM in the Indonesian industrial sector based on the 2008

Data Kadar Gula Darah dan Berat Badan Tikus Treatment Sonde Sorbet Buah Naga Merah dengan Penambahan Isolat Protein 50