• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI, KOMPENSASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada Data On Corporation)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI, KOMPENSASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada Data On Corporation)"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI, KOMPENSASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus pada Data On Corporation)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

REZA EKA NUGRAHA NIM : 1110081000024

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)
(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 6 Mei 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Reza Eka Nugraha

2. NIM : 1110081000024

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Motivasi, Kompensasi, dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kasus Pada Data On Corporation

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan mahasiswa yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan “LULUS” dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Mei 2014

1. Zaenal Muttaqin., MP

NIP: 19790503 201101 1 006

2. Anita., SE., MSi NIP:

(4)
(5)
(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Reza Eka Nugraha

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/ 4 Desember 1991

3. Alamat : Jln. Hidup baru III No. 27

RT 011/ RW 07, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12140

4. Telepon : 082298425243

5. Email : rezaekanugraha@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. SD : SDN Gandaria Utara 03 Pagi 1998-2004

2. SLTP : SLTPN 240 Jakarta 2004-2007

3. SMU : SMUN 46 Jakarta 2007-2010

4. S1 : UIN Syarif Hidayatullah jakarta 2010-2015

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Dadang Suhendar

Tempat/ Tanggal Lahir : Bandung/ 11 September 1959

2. Ibu : Sa’niah

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/ 15 Agustus 1965 3. Saudara Kandung : Lisa Raygunartie

(7)

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of motivation, compensation, and job satisfaction on employee performance. The population in this research is 127 employee and the sample is 96 respondents. This research was conducted at Data On Corp by primary data that collected by spreading the questionnaire. Data analysis technique that used in this research is multiple linier regression and operated by SPSS 16.0. The result indicates that motivation, compensation, and job satisfaction have influences to employee performance. Meanwhile motivation, compensation, and job performance have influence simultaneously to employee performances.

(8)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi, kompensasi, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 127 orang karyawan dan sampel berjumlah 96 responden. Penelitian ini dilakukan di Data On Corp dengan menggunakan data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dan dioperasikan melalui SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi, kompensasi, dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sedangkan motivasi, kompensasi, dan kepuasan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan.

(9)

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji dan syukur penulis ucapkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan judul “Pengaruh Motivasi, Kompensasi, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja karyawan (Studi Kasus pada Data On Corp)”.

Shalawat dan salam selalu tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabat. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan skripsi, antara lain:

1. Kedua Orang Tua, Dadang Suhendar dan Sa’niah, sumber motivasi yang

senantiasa memberi dukungan moril dan materiil serta doa sehingga skripsi ini terselesaikan oleh peneliti. Lisa Raygunartie, yang selalu memberi dorongan untuk memberikan upaya terbaik.

2. Bapak Dr. Suhendra, S.Ag, MM, Selaku dosen pembimbing I dan Ibu Sri Hidayati, S.Ag, M.Ed, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberi arahan selama masa bimbingan skripsi sehingga skripsi ini terselesaikan.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., Msi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis beserta staff.

4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Ibu Ela Patriana, AAAIJ , selaku Sekretaris Jurusan.

5. Bapak Hemmy Fauzan, SE, MM, selaku dosen Pembimbing Akademik. 6. Seluruh civitas Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, baik

staff maupun karyawan, serta para dosen yang telah memberikan ilmu. Semoga ilmu yang Bapak/Ibu dosen berikan dapat bermanfaat.

7. Anjar Ningtias, sumber inspirasi peneliti yang tidak pernah bosan memberikan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Bernes Lase dan Kawan-kawan di Data On yang memberi kemudahan akses untuk melakukan penelitian di Data On.

9. Ibu Joda, selaku Manajer HRD Data On yang memberikan izin dan membantu peneliti untuk melakukan penelitian di Data On.

(10)

11. Teman-teman manajemen kelas A: Habibi, Malo, Indra, Fitra, Surya, Danial, Fajar, Putera, Lutfi, Syukri, Hasan, Isna, Sofwa, Melisa, Dila, Mia, Indah, Fitri, beserta Woman Generation, Shelly, Zubaidah, Dini, Ita, Tiwi, Nisa, Ida yang memberi semangat dan dukungannya dalam proses penyelesaian skripsi ini. 12. Manajemen 2010: Arifudin, Dewi, Oki, Fauzan, Aris, juga Futsal Asoy, serta

teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang bersedia memberi waktu, ilmu, pengalaman, dan semangat selama proses penyelesaian skripsi. 13. KKN AKSI: Aisyah, Uky, Angga, Mulki, Bulan, Erna, Aulia, Meyda, Juwa,

serta kerabat Binus, Ryan dan Faris, juga BSI Depok yang membantu dan menyukseskan program AKSI.

14. Kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu, semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 1 September 2015 Peneliti

(11)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... v

Daftar Riwayat Hidup ... vi

Abstract ... vii

Abstrak ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

(12)

1. Motivasi ... 7

a. Definisi Motivasi ... 7

b. Teori Motivasi ... 7

c. Jenis-Jenis Motivasi ... 14

d. Fungsi Motivasi dalam Organisasi ... 14

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi ... 17

2. Kompensasi ... 17

a. Definisi Kompensasi ... 17

b. Jenis-Jenis Kompensasi ... 18

c. Tujuan Pemberian Kompensasi ... 19

d. Sistem Pembayaran Kompensasi ... 20

e. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian Kompensasi ... 21

3. Kepuasan Kerja ... 23

a. Definisi Kepuasan Kerja ... 23

b. Teori Kepuasan Kerja ... 23

c. Penyebab Kepuasan Kerja ... 26

d. Korelasi Kepuasan Kerja ... 28

e. Peran Manajer dalam meningkatkan Kepuasan Kerja ... 32

4. Kinerja Karyawan ... 34

a. Definisi Kinerja ... 33

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ... 35

c. Penilaian Kinerja ... 38

d. Tahapan Penilaian Kinerja ... 38

e. Metode Penilaian Kinerja ... 39

f. Proses Penilaian Kinerja ... 40

g. Evaluasi Kinerja ... 43

(13)

C. Kerangka Berpikir ... 47

D. Hipotesis ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50

A. Metode Penentuan Sampel ... 50

1. Populasi ... 50

2. Sampel ... 50

B. Teknik Pengumpulan Data ... 52

1. Jenis Data ... 52

2. Sumber Data ... 52

C. Metode Analisis Data ... 53

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 53

a. Uji Validitas ... 53

b. Uji Reliabilitas ... 54

2. Uji Asumsi Klasik ... 55

a. Uji Normalitas ... 55

b. Uji Multikolinieritas ... 56

c. Uji Heteroskedastisitas ... 56

3. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi .. 57

a. Koefisien Korelasi ... 57

b. Koefisien Determinasi ... 58

4. Uji Hipotesis ... 58

a. Uji F ... 58

b. Uji t ... 59

5. Analisis Regresi Linier Berganda ... 60

D. Operasional Variabel Penelitian ... 61

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 66

1. Fokus, Lokasi, dan Waktu Penelitian ... 66

2. Sejarah Perusahaan ... 67

3. Visi dan Misi Perusahaan ... 68

(14)

B. Analisis dan pembahasan ... 74

1. Deskriptif Statistik ... 74

a. Motivasi ... 74

b. Kompensasi ... 75

c. Kepuasan Kerja ... 77

d. Kinerja Karyawan ... 79

2. Analisis Kuantitatif ... 81

a. Uji Validitas ... 81

b. Uji Reliabilitas ... 83

3. Uji Asumsi Klasik ... 84

a. Uji Normalitas... 84

b. Uji Multikolinieritas ... 85

c. Uji Heteroskedastisitas ... 86

4. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 88

a. Koefisien Korelasi ... 88

b. Koefisien Determinasi ... 90

5. Uji Hipotesis ... 91

a. Uji F ... 91

b. Uji t ... 93

6. Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda ... 97

BAB V PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 101

Daftar Pustaka ... 104

(15)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan

1.1 Jenis-jenis Kompensasi Data On Corp ... 3

2.1 Penelitian Sebelumnya ... 45

3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 57

3.2 Operasional Variabel Penelitian ... 62

4.1 Jenis Kelamin ... 69

4.2 Usia ... 70

4.3 Lama Bekerja ... 71

4.4 Pendidikan Terakhir ... 72

4.5 Data Sampel Menurut Jabatan ... 73

4.6 Deskriptif Statistik Variabel Motivasi ... 74

4.7 Deskriptif Statistik Variabel Kompensasi ... 76

4.8 Deskriptik Statistik Variabel Kepuasan Kerja ... 77

4.9 Deskriptif Statistik Variabel Kinerja Karyawan ... 79

4.10 Hasil Uji Validitas ... 82

4.11 Hasil Uji Reliabilitas ... 84

4.12 Hasil Uji Multikolinieritas ... 86

4.13 Hasil Uji Koefisien Korelasi ... 88

4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 90

4.15 Hasil Uji F ... 91

4.16 Hasil Uji t ... 94

(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan

2.1 Teori Hierarki Kebutuhan Maslow ... 8

2.2 Teori ERG ... 12

2.3 Proses Penilaian Kinerja ... 41

2.4 Metode 360 Derajat ... 42

2.5 Kerangka Berpikir ... 47

4.1 Kurva Normal P-Plot ... 85

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan

1. Surat Penelitian ... 107

2. Kuesioner ... 108

3. Data Karakteristik Responden ... 113

4. Data Distribusi Jawaban Responden ... 115

5. Deskriptif Statistik ... 125

6. Hasil Uji Validitas ... 128

7. Hasil Uji Reliabilitas ... 129

8. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 129

9. Hasil Uji Koefisien ... 131

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kemajuan teknologi dalam beberapa dekade terakhir telah

menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Teknologi merambah

tidak hanya dalam bidang industri dan manufaktur, namun juga dalam

bidang jasa, teknologi telah membantu manusia dalam menjalankan

berbagai kegiatan bisnis. Dengan demikian, teknologi dapat dikatakan

sebagai salah satu komponen penting di dalam sebuah perusahaan, karena

hampir mustahil perusahaan atau organisasi menjalankan usahanya tanpa

adanya teknologi di masa sekarang.

Organisasi pada saat ini membutuhkan sebuah proses bisnis yang

terintegrasi serta automasi proses untuk mempermudah proses bisnis.

Efisiensi biaya dan kecepatan proses menjadi tantangan yang harus

dihadapi oleh setiap perusahaan yang harus diselesaikan dan dicari

solusinya.

Salah satu solusinya yaitu dalam bentuk perangkat lunak (software)

yang dapat mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman,

produksi, dan persediaan. Untuk menciptakan solusi tersebut, harus

didukung oleh sumber daya yang dimiliki perusahaan yang termasuk ke

(19)

manusia yang memiliki kompetensi, yang harus dikelola dengan baik agar

menghasilkan kinerja yang baik.

Kinerja karyawan adalah suatu hal yang harus diperhatikan oleh

organisasi karena kinerja para karyawan menentukan kinerja organisasi

(Wirawan, 2009:9). Oleh karena itu, untuk tetap dapat mempertahankan

serta meningkatkan proses bisnis pada saat ini, perusahaan harus

memperhatikan kinerja para karyawannya.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

Robbins dan judge (2011:106) mengemukakan bahwa kinerja dapat

dipengaruhi oleh sikap kerja, komitmen organisasi, dan kepuasan kerja.

Selanjutnya, Wirawan (2009:7) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi kinerja, antara lain faktor internal karyawan,

internal organisasi, dan faktor eksternal organisasi. Faktor internal

karyawan meliputi pengetahuan, keterampilan, pengalaman, etos kerja,

dan motivasi kerja. Faktor Internal organisasi meliputi visi, misi, tujuan,

kebijakan, strategi, sistem manajemen, kompensasi, serta budaya

organisasi. Terakhir adalah faktor eksternal organisasi, mencakup

kehidupan ekonomi, sosial, politik, budaya, agama, serta kompetitor.

Berdasarkan kerangka teori tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti

motivasi, kompensasi, dan kepuasan kerja serta kaitannya terhadap kinerja

karyawan di Data On Corporation.

Untuk itu, peneliti melakukan observasi melalui wawancara

(20)

penelitian. Berdasarkan hasil wawancara prapenelitian kepada Manajer

HRD Data On, peneliti memperoleh fakta atau fenomena berupa:

Terkait motivasi, peneliti mendapatkan informasi bahwa terdapat

karyawan yang menganggap bahwa pekerjaan hanyalah sebuah rutinitas,

sehingga dalam melaksanakan pekerjaan, karyawan terlihat kurang

bersemangat. Masih terkait dengan motivasi, banyak karyawan yang

merasa kurang mendapatkan pengakuan atau penghargaan atas hasil kerja

mereka. Hal ini terlihat ketika karyawan telah menyelesaikan suatu

pekerjaan, mereka kurang mendapat apresiasi dari atasan.

Peneliti juga mendapatkan informasi bahwa karyawan merasa kurang

puas dengan kompensasi yang diterima, dalam hal ini terkait masalah gaji

yang dirasa masih belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari kondisi

penghasilan atau gaji seperti yang tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 1.1

Jenis-jenis Kompensasi Data On Corp.

No. Item Waktu Pembayaran

1 Gaji Pokok Per bulan

2 Tunjangan Kesehatan Per bulan

3 Reimbursement Medical per tahun

4 Tunjangan fasilitas Per bulan

5 Tunjangan Hari Raya Per tahun

6 Bonus Per tiga bulan

(21)

Masih terkait kompensasi, peneliti mendapatkan informasi bahwa

karyawan merasa kesempatan untuk promosi dirasa masih kurang, karena

peluang promosi yang sempit menjadi kendala yang menghambat

karyawan untuk terus maju melangkah meniti karirnya.

Selain itu peneliti mendapatkan informasi terkait kepuasan kerja,

dalam hal inisarana kerja seperti laptop dan komputer sertasoftware yang

digunakan oleh karyawan dirasa sudah usang. Selain itu, terkait

lingkungan kerja, dalam hal ini ruangan yang digunakan untuk bekerja

juga dirasa terlalu sempit sehingga karyawan merasa tidak nyaman dalam

bekerja.

Dari uraian fenomena tersebut diatas maka diperoleh kesimpulan

bahwa rendahnya motivasi, kompensasi, dan kepuasan kerja dapat berakibat

pada rendahnya kinerja karyawan.

Berdasarkan fenomena permasalahan yang telah diuraikan di atas,

maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH

MOTIVASI, KOMPENSASI, DAN KEPUASAN KERJA

(22)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, peneliti mengemukakan rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah motivasi memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan Data

On secara parsial?

2. Apakah kompensasi memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan

Data On secara parsial?

3. Apakah kepuasan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan

Data On secara parsial?

4. Apakah motivasi, kompensasi, dan kepuasan kerja memiliki pengaruh

terhadap kinerja karyawan Data On secara simultan?

C. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja

karyawan Data On secara parsial.

b. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kompensasi terhadap

kinerja karyawan Data On secara parsial.

c. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap

kinerja karyawan Data On secara parsial.

d. Mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi, kompensasi, dan

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan Data On secara

(23)

D. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan

masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan

strategi di bidang SDM.

b. Akademisi

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi bagi penelitian

selanjutnya sesuai dengan tema, yakni motivasi, kompensasi,

kepuasan kerja, dan kinerja karyawan.

c. Peneliti

Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat melalui

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori yang Berkenaan Dengan Variabel Penelitian 1. Motivasi

a. Definisi Motivasi

Siagian (2012:286) menjelaskan motivasi adalah daya pendorong

yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung

jawabnya dan menunaikan kewajibannya. Hadari Nawawi dalam

Darsono dan Siswandoko (2011:149) menjelaskan kata motivasi itu

berasal dari kata dasar motive yang artinya dorongan, sebab, atau

alasan manusia melakukan tindakan secara sadar. Dari pendapat pakar

tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa motivasi adalah

dorongan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan atau tidak

melakukan suatu tindakan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

b. Teori Motivasi

1) Teori Hierarki Kebutuhan

Pemenuhan kebutuhan menjadi alasan yang mendasari

mengapa motivasi menjadi salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap kinerja. Abraham Maslow mengemukakan bahwa

(25)

kebutuhan yang ada, dari tingkatan yang paling rendah hingga

tingkatan yang paling tinggi. Secara umum, karyawan dengan

tingkatan kemampuan lebih tinggi membutuhkan wadah yang bisa

memberikan penghargaan secara layak dan menyediakan

kesempatan untuk melakukan aktualisasi diri. Hierarki kebutuhan

manusia terdiri dari kebutuhan fisik, keamanan, sosial, harga diri,

dan aktualisasi diri (Darsono & Siswandoko, 2011:151). Adapun

tingkatan kebutuhan tersebut sebagai berikut:

Gambar 2.1

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

(Sumber: Darsono&Siswandoko, 2011:151)

a) Kebutuhan Fisiologis.

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia yang

paling dasar merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti

makan, minum, perumahan, dan tidur. Pada dasarnya setiap

(26)

menjadi berbeda apabila dikaitkan dengan karyawan dengan

tingkat kompleksitas pekerjaan rendah dengan karyawan

dengan tingkat kompleksitas pekerjaan tinggi. Karyawan

dengan tingkat kompleksitas pekerjaan rendah lebih

membutuhkan kebutuhan fisiologis.

b) Kebutuhan Keamanan.

Kebutuhan akan rasa aman dalam melaksanakan suatu

pekerjaan dan merupakan harapan mendapat perlindungan

terhadap bahaya, ancaman, perampasan dan atau juga proteksi

terhadap harta kekayaan, kedudukan dan sebagainya.

Karyawan akan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik

apabila kebutuhan akan keamanan terpenuhi. Keamanan dapat

juga diartikan sebagai pemenuhan akan kebutuhan kesehatan

jasmani. Karyawan bekerja menggunakan alat elektronik

seperti komputer dapat mengancam kesehatan jasmani,

terutama kesehatan mata, dalam istilah medis dikenal dengan

CVS (Computer Vision Syndrome). Gejala yang ditimbulkan

yakni mata merah, mata terasa lelah, migrain, hingga rabun.

Hal ini tentunya dapat mengancam kesehatan karyawan.

c) Kebutuhan Sosial.

Kebutuhan terhadap hubungan lingkungan sosial atau

bersosialisasi. Kebutuhan ini meliputi penerimaan oleh teman

(27)

berhubungan dengan lingkungan. Bersosialisasi merupakan

suatu kebutuhan karena manusia merupakan makhluk sosial

yang tidak bisa hidup sendiri. Kesempatan untuk bersosialisasi

merupakan hak bagi setiap karyawan. Apabila dikaitkan

dengan konteks pekerjaan, bersosialisasi dengan rekan sekerja

berarti membuka kesempatan untuk melakukan diskusi yang

dimaksudkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

d) Kebutuhan Penghargaan.

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan keinginan untuk

dihormati, dihargai atas prestasinya, pengakuan atas

kemampuan dan keahliannya, kebebasan, kemerdekaan,

kebutuhan akan status, dan apresiasi. Karyawan dengan tingkat

kompleksitas pekerjaan tinggi membutuhkan penghargaan atas

hasil kerjanya. Penghargaan tersebut tercermin pada reward

yang yang diberikan perusahaan terhadap karyawannya atas

hasil kerja. Bentuk reward yang diberikan setiap perusahaan

berbeda-beda, tergantung dari kinerja karyawan dan perusahaan.

e) Kebutuhan Aktualisasi Diri.

Aktualisasi diri berkaitan dengan pengembangan akan

potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan akan

aktualisasi diri ditandai dengan untuk menunjukkan potensi

yang dimiliki oleh seseorang. Karyawan yang bekerja pada

(28)

kesempatan kepada karyawannya untuk menunjukkan potensi

yang dimiliki.

Pada tahap ini, karyawan berfokus pada bagaimana caranya

ia dapat menyalurkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki

sehingga upaya tersebut dapat memberi manfaat kepada

perusahaan.

2) Teori ERG

Clayton Alderfer juga mengemukakan teori mengenai motivasi,

yakni teori Existense, Relatedness, and Growth yang dikenal

dengan teori ERG. Teori ini pada dasarnya tidak jauh berbeda

dengan teori Hirarki kebutuhan yang dikemukakan Maslow, hanya

saja Alderfer tidak menyatakan kebutuhan mana yang paling dasar

dan mana yang paling tinggi tingkatannya. Alderfer menyempitkan

(29)

Gambar 2.2

Teori ERG

(Sumber: Siagian, 2012:286)

a) Eksistensi (existence)

Eksistensi meliputi kebutuhan pokok atau fa’al dan rasa

aman. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, pada

dasarnya kebutuhan ini dibutuhkan oleh setiap karyawan, akan

tetapi, karyawan dengan tingkat kompleksitas pekerjaan rendah

lebih membutuhkan pemenuhan kebutuhan eksistensi.

b) Keterhubungan (relatedness)

Keterhubungan meliputi hasrat sosial dan penghargaan.

Organisasi merupakan wadah untuk melakukan sosialiasi,

komunikasi, bekerja sama dengan rekan, saling menghargai

antar rekan kerja, dan mengakui hasil kerja rekan.

c) Pertumbuhan (growth)

Aktualisasi diri dibutuhkan oleh karyawan dengan tingkat

(30)

kemampuan yang dimiliki oleh karyawan tersebut juga tinggi,

terlebih pada karyawan yang bekerja pada bidang teknologi.

3) Teori X dan Y

Douglas MC Gregor menyatakan pandangan nyata

mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya negatif

disebut teori X dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori

Y. Mc Gregor menyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai

sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu

dan mereka cenderung membentuk prilaku mereka terhadap

karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.

4) Teori Dua Faktor

Herzberg mengembangkan teori yang dikenal dengan

Model Dua Faktor dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan

faktor hygiene. Menurut teori ini, yang dimaksud dengan faktor

motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya

intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang,

sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau

pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang

berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya organisasi,

tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan

kekaryaannya (Siagian, 2012:290).

Menurut herzberg, yang tergolong sebagai faktor

(31)

yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karir, dan

pengakuan orang lain. Sedangkan faktor hygiene mencakup status

seseorang dalam organisasi, hubungan karyawan dengan atasan

dan rekan kerja, kebijakan organisasi, sistem administrasi, dan

sistem imbalan.

c. Jenis-jenis Motivasi

Di dalam prakteknya, perusahaan seringkali menggunakan dua

jenis motivasi (Suhendra & Hayati, 2006:93) , antara lain:

1) Motivasi Positif

Manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan

hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.

2) Motivasi Negatif

Manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan

hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik. Motivasi

seperti ini dalam jangka pendek mungkin semangat kerjanya

meningkat, akan tetapi perlu diwaspadai dalam jangka panjang

akan berakibat kurang baik.

d. Fungsi Motivasi Dalam Organisasi

Siagian (1994:103) mengemukakan bahwa terdapat lima fungsi

(32)

1) Kekuasaan

Yang dimaksud dengan kekuasaan dalam hal ini adalah

kemampuan seseorang untuk bertindak atas orang lain. Kekuasaan

dapat ditandai dengan jabatan dan pangkat yang tinggi serta

pendapatan yang besar. Semakin besar jabatan, pangkat, dan

pendapatan, maka akan semakin besar pula kekuasaannya. Dengan

demikian, kekuasaan menjadi terpenuhi. Terpenuhinya kekuasaan

itu memberikan kepuasan tertentu dan hal tersebut mempunyai

dampak kuat yang positif terhadap perilaku organisasionalnya.

2) Keberhasilan

Motivasi sudah barang tentu dibutuhkan oleh setiap

anggota organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Namun pada kenyataanya, dalam kehidupan organisasional,

tentunya akan terdapat orang yang mempunyai dorongan yang kuat

untuk berhasil dan sebaliknya, terdapat pula orang dengan

dorongan yang tidak kuat untuk berhasil. Sebab, jika semua orang

memiliki dorongan kuat untuk berhasil, maka setiap organisasi

akan selalu berhasil mencapai tujuan dan sasarannya.

3) Afiliasi

Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karena itu,

manusia memiliki kebutuhan untuk menyalurkan hasrat sosial. Hal

tersebut dapat diperoleh dengan salah satu caranya yaitu menjadi

(33)

maka sebagian kebutuhan afiliasi dapat terpenuhi. Dengan

terpenuhinya kebutuhan afiliasi tersebut, harga diri seseorang akan

meningkat yang pada gilirannya akan meningkatkan kemauan

untuk berprestasi tinggi.

4) Keamanan

Motivasi mutlak diperlukan untuk memperoleh rasa aman

karena bersifat fundamental. Rasa aman tidak hanya berarti fisik,

tetapi juga dapat bersifat psikologis. Dalam kehidupan

organisasional, rasa aman yang dimaksud seperti memperoleh

pekerjaan tetap, mendapatkan jaminan atas masa depan, serta

menerima balas jasa yang wajar

5) Status

Status merupakan peringkat relatif yang diduduki seseorang

dalam suatu organisasi, kelompok, atau masyarakat. Setiap anggota

organisasi memiliki status tertentu, entah itu rendah, sedang, atau

tinggi. Meraih status tertentu adalah hal yang normal dan wajar.

Apabila seseorang mempunyai status yang rendah, maka ia

berusaha untuk memperoleh status yang tinggi. Status tersebut

(34)

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Siagian (2012:290) mengemukakan bahwa terdapat dua

faktor yang dapat mempengaruhi motivasi.

1) Intrinsik

Faktor intrinsik merupakan faktor yang berasal dari dalam

diri seseorang. Hal-hal yang menjadi faktor intrinsik meliputi

pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan

bertumbuh, kemajuan dalam karir, dan pengakuan orang lain.

2) Ekstrinsik

Faktor Ekstrinsik merupakan faktor yang berasal dari luar

diri seseorang. Hal-hal yang menjadi faktor ekstrinsik meliputi

status dalam organisasi, hubungan dengan atasan, hubungan

dengan rekan kerja, teknik penyelia yang diterapkan, kebijakan

organisasi, sistem administrasi, kondisi kerja, dan sistem imbalan

yang diterapkan.

2. Kompensasi

a. Definisi Kompensasi

Kompensasi menurut Hasibuan (2002:252) adalah semua

pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung

yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan

kepada perusahaan. Selanjutnya Wibowo (2012:348) menyatakan

(35)

tenaga atau jasa yang telah diberikan oleh tenaga kerja. Dari pendapat

pakar tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kompensasi

merupakan balas jasa atau imbalan yang diberikan perusahaan kepada

karyawan atas jasa yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan.

b. Jenis-jenis Kompensasi

Dalam memberikan kompensasi, perusahaan tidak hanya

memberikan kompensasi dalam bentuk finansial, tetapi juga dalam

bentuk non-finansial. Mondy dan Noe (2008: 20) membedakan

kompensasi menjadi dua jenis, yaitu:

1) Kompensasi finansial, terdiri dari:

a) kompensasi finansial langsung yang terdiri atas gaji, bonus dan

komisi. Kompensasi finansial diberikan terkait dengan hasil

kerja karyawan.

b) kompensasi finansial tidak langsung atau tunjangan meliputi

semua imbalan finansial yang tidak tercakup dalam kompensasi

finansial langsung.

2) Kompensasi non-finansial.

Kompensasi non-finansial adalah kompensasi yang diterima

atas dasar pekerjaan itu sendiri, seperti tanggung jawab, peluang

(36)

c. Tujuan Pemberian Kompensasi

Kadarisman (2012:79) menyebutkan ada beberapa tujuan dari

pemberian kompensasi, diantaranya:

1) Kebutuhan ekonomi

Pemberian kompensasi ini bagaimanapun juga tentu tujuan

utamanya adalah untuk mencari nafkah sehingga karyawan

tersebut bersama keluarganya dapat hidup dari hasil kerja tersebut.

Dengan kata lain, karyawan mau bekerja disebabkan merasa bahwa

dengan bekerja itu karyawan akan mendapat kompensasi sebagai

sumber rezeki untuk menghidupi dirinya beserta anak dan istri.

2) Keamanan

Karyawan mengharapkan adanya kepastian bahwa sumber

tersebut selalu ada selama mereka menjadi karyawan untuk

perusahaan tersebut.

3) Mempererat Hubungan

Akan tercipta hubungan yang saling membutuhkan antara

organisasi dengan karyawan dikarenakan organisasi telah merasa

puas telah memberikan yang terbaik bagi para karyawannya.

Begitu pula dengan karyawan, akan dapat bekerja dengan tenang

dan mengonsentrasikan seluruh pikirannya untuk menyelesaikan

(37)

4) Pengembangan

Karyawan yang tergolong potensial (memiliki bakat dan

keterampilan lebih) akan mengembangkan potensi dirinya untuk

menghasilkan pekerjaan yang lebih bermutu.

d. Sistem Pembayaran Kompensasi

Menurut Suhendra & Hayati (2006:105) ada tiga sistem kompensasi

yang biasa digunakan perusahaan dalam pemberian kompensasi, yaitu:

1) Sistem Waktu

Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji/upah) ditetapkan

berdasarkan standar waktu seperti jam, hari, minggu, atau bulan.

Administrasi pengupahan sistem waktu relatif mudah serta kepada

karyawan tetap maupun pekerja harian. Sistem ini biasanya

diterapkan apabila prestasi kerja sulit untuk diukur per unitnya dan

bagi karyawan tetap, kompensasinya dibayar atas sistem waktu

secara periodik setiap bulannya. Besarnya kompensasi sistem

waktu hanya didasarkan pada lamanya bekerja, bukan berdasarkan

pada prestasi kerjanya.

2) Sistem Hasil (output)

Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi ditetapkan atas

kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter,

(38)

3) Sistem borongan

Dalam sistem borongan, besarnya kompensasi didasarkan

pada volume pekerjaan dan lamanya mengerjakan.

e. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Kompensasi

Dalam pemberian kompensasi, terdapat hal-hal yang harus

diperhitungkan oleh organisasi (Siagian, 2012:265), diantaranya:

1) Tingkat Upah Dan Gaji Yang Berlaku

Tingkat upah dan gaji yang umunya berlaku dapat diketahui

melalui survei upah dan gaji. Tingkat upah dan gaji tentunya

bergantung pada ketersediaan tenaga kerja, artinya semakin sedikit

atau semakin langka tenaga kerja yang tersedia pada suatu bidang

tertentu, maka semakin tinggi tingkat upah dan gaji. Sebaliknya,

apabila semakin banyak jumlah ketersediaan tenaga kerja pada

suatu bidang tertentu, maka akan semakin rendah tingkat upah dan

gaji.

2) Tuntutan Serikat Pekerja

Di masyarakat di mana eksistensi serikat pekerja diakui,

sangat mungkin terdapat keadaan bahwa serikat pekerja berperan

dalam mengajukan tuntutan tingkat upah dan gaji yang lebih tinggi

(39)

3) Produktivitas

Apabila para pekerja merasa bahwa mereka tidak

memperoleh imbalan yang wajar, maka sangat mungkin mereka

tidak akan bekerja keras. Artinya, tingkat produktivitas mereka

akan rendah. Maka dari itu, kedua belah pihak perlu sama-sama

menyadari kaitan yang sangat erat antara tingkat gaji dan upah

dengan tingkat produktivitas.

4) Kebijaksanaan Organisasi

Kebijaksanaan suatu organisasi mengenai upah dan gaji

bagi para karyawannya tercermin pada jumlah uang yang dibawa

pulang oleh para karyawan tersebut. Berarti bukan hanya gaji

pokok yang penting, akan tetapi berbagai komponen lain dari

kebijaksanaan tersebut, seperti tunjangan jabatan, tunjangan istri,

tunjangan anak, tunjangan transportasi, bantuan pengobatan,

bonus, dan sebagainya.

5) Peraturan perundang-undangan

Pemerintah berkepentingan dalam bidang ketenagakerjaan

dan oleh karenanya, berbagai segi kehidupan kekaryaanpun diatur

dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Misalnya tingkat

upah minimum, upah lembur, mempekerjakan wanita,

(40)

3. Kepuasan Kerja

a. Definisi Kepuasan Kerja

Pembahasan mengenai kepuasan kerja perlu didahului oleh

penegasan bahwa masalah kepuasan kerja bukanlah hal yang

sederhana karena kepuasan memiliki mempunyai makna yang

beraneka ragam. Kepuasan kerja menurut Siagian (2012:295) yaitu

cara pandang seseorang, baik yang bersifat positif maupun negatif,

tentang pekerjaannya. Hasibuan (2007:202) menyatakan bahwa

kepuasan kerja adalah sifat dan perasaan mencintai pekerjaan yang

dilakukan. Dari pendapat pakar tersebut, maka dapat peneliti

simpulkan bahwa kepuasan kerja adalah sikap positif maupun negatif

seseorang terhadap pekerjaannya.

b. Teori Kepuasan Kerja

Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat

sebagian orang lebih puas terhadap pekerjaannya. Teori ini juga

mencari landasan tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan

kerja.

1) Two-factor Theory

Teori dua faktor merupakan teori kepuasan kerja yang

dikemukakan Herzberg yang menganjurkan bahwa kepuasan dan

(41)

berbeda, yaitu motivators dan hygiene factors (Wibowo,

2012:503).

Pada umumnya orang mengharapkan bahwa faktor tertentu

memberikan kepuasan apabila tersedia dan menimbulkan

ketidakpuasan apabila tidak ada. Pada teori ini, ketidakpuasan

dihubungkan dengan kondisi di sekitar pekerjaan, seperti kondisi

kerja, kualitas pengawasan, dan hubungan dengan orang lain.

Karena faktor ini mencegah reaksi negatif, dinamakan sebagai

hygiene atau maintenance factors. Faktor-faktor tersebut tentunya

dapat menjadi pemicu bagi kepuasan kerja karyawan dengan

tingkat kompleksitas pekerjaan yang tinggi.

Sebaliknya, kepuasan ditarik dari faktor terkait dengan

pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung seperti sifat pekerjaan,

prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi, dan kesempatan untuk

pengembangan diri dan pengakuan. Oleh karena itu faktor ini

dinamakan motivators. Karyawan dengan tingkatan kemampuan

yang lebih tinggi membutuhkan tantangan dalam melakukan

pekerjaan. Terlebih apabila perusahaan memiliki peluang untuk

promosi lebih besar, tentunya akan membuat karyawan merasa

puas dalam bekerja.

2) Value theory

Menurut konsep teori ini, kepuasan kerja terjadi pada

(42)

diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin

puas. Sebaliknya, semakin sedikit menerima hasil, maka akan

semakin kurang puas. Teori ini memfokuskan pada hasil manapun

yang menilai orang tanpa memerhatikan siapa mereka. Kunci

menuju kepuasan dalam teori ini adalah perbedaan antara aspek

pekerjaan yang dimiliki dan diinginkan seseorang. Semakin besar

perbedaannya, semakin rendah kepuasan orang.

Dengan menekankan pada nilai-nilai, teori ini

menganjurkan bahwa kepuasan kerja dapat diperoleh dari banyak

faktor. Oleh karena itu, cara efektif untuk memuaskan pekerja

adalah dengan menemukan apa yang mereka inginkan dan bila

memungkinkan dapat diberikan.

3) Teori Ketidaksesuaian

Teori ini pertama sekali dikemukakan oleh Porter (1961)

yang menyatakan bahwa setiap orang menginginkan agar sejumlah

pekerjaan yang telah disumbangkan kepada pemberi kerja akan

dihargai sebesar yang diterima secara kenyataan (Bangun,

2012:316). Hal ini menandakan bahwa apabila harapan sama

dengan kenyataan, maka orang akan merasa puas. Bila terdapat

selisih diantara keduanya, dimana harapan lebih besar daripada

(43)

4) Teori Keadilan

Teori ini pertama sekali dikemukakan oleh Zaleznik (1958),

kemudian dikembangkan oleh Adams (1963). Teori ini

menunjukkan kepada seseorang merasa puas atau tidak puas atas

suatu situasi tergantung pada perasaan adil (equity) atau tidak adil

(inequity) (Bangun, 2012:316). Perasaan adil dan tidak adil atas

suatu situasi didapat oleh setiap orang dengan cara

membandingkan dirinya dengan orang lain pada tingkat dan jenis

pekerjaan yang sama, pada tempat yang sama maupun empat yang

berbeda.

c. Penyebab Kepuasan Kerja

Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Wibowo (2012:504) terdapat

lima faktor yang dapat memengaruhi timbulnya kepuasan kerja, yakni

sebagai berikut.

1) Need Fulfillment(Pemenuhan Kebutuhan)

Model ini dimaksudkan bahwa kepuasan ditentukan oleh

tingkatan karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada

individu untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan yang dimiliki

setiap karyawan berbeda. Oleh karena itu, perusahaan sedemikian

rupa merancang dan membangun sistem agar karyawan dapat

(44)

2) Discrepancies(perbedaan)

Model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan suatu

hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan

perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang diperoleh

individu dari pekerjaan. Apabila harapan lebih besar daripada apa

yang diterima, maka orang tidak akan puas. Sebaliknya apabila

diperkirakan individu akan puas apabila menerima manfaat di atas

harapan.

3) Value Attaintment(pencapaian nilai)

Gagasan value attaintment adalah bahwa kepuasan

merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan

nilai kerja individual yang penting.

4) Equity(keadilan)

Dalam model ini dimaksudkan bahwa kepuasan merupakan

fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja.

Kepuasan merupakan hasil dari persepsi orang bahwa

perbandingan antara hasil kerja dan inputnya relatif lebih

menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan antara

keluaran dan masukan pekerjaan lainnya.

5) Dispositional/Genetic Components(komponen genetik)

Beberapa rekan kerja atau teman tampak puas terhadap

variasi lingkungan, sedangkan lainnya kelihatan tidak puas. Model

(45)

merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Model

menyiratkan perbedaan individu hanya mempunyai arti penting

untuk menjelaskan kepuasan kerja seperti halnya karakteristik

lingkungan pekerjaan.

d. Korelasi Kepuasan Kerja

Pemahaman yang lebih tepat mengenai kepuasan kerja dapat

terwujud apabila analisis tentang kepuasan kerja dikaitkan dengan

prestasi kerja, tingkat kemangkiran, keinginan pindah, usia pekerja,

tingkat jabatan, dan besar-kecilnya organisasi (Siagian, 2012:295).

1) Prestasi

Kepuasan kerja memiliki dua faktor, yaitu faktor internal

atau faktor yang berasal dari dalam diri dan faktor eksternal atau

faktor yang berasal dari luar diri. Meski demikian, faktor dalam

diri sendiri atau faktor motivasional bukanlah merupakan

satu-satunya faktor pendorong untuk berprestasi. Ada faktor-faktor dari

luar diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut terdorong

untuk berprestasi, misalnya besarnya imbalan yang diterima,

suasana kerja yang kondusif, hubungan kerja yang baik, dan lain

sebagainya.

2) Kemangkiran

Karyawan yang tinggi tingkat kepuasan kerjanya, maka

(46)

dengan tingkat kepuasan kerja tinggi akan hadir di tempat tugas

kecuali karena ada alasan kuat sehingga karyawan tersebut tidak

bisa hadir. Sebaliknya, karyawan yang merasa kurang puas akan

semakin tinggi tingkat kemangkirannya dan mungkin akan

menggunakan berbagai alasan untuk tidak hadir di tempat kerja.

3) Perpindahan

Tidak dapat disangkal bahwa salah satu faktor penyebab

pindah kerja adalah ketidakpuasan pada tempat bekerja sekarang.

Sebab-sebab ketidakpuasan itu dapat beraneka ragam, misalnya

penghasilan yang rendah atau dirasa kurang memadai, kondisi

kerja yang kurang memuaskan, hubungan yang tidak harmonis

baik dengan atasan maupun dengan rekan sekerja, pekerjaan yang

tidak sesuai, dan berbagai faktor lainnya.

4) Usia

Dalam pemeliharaan hubungan yang serasi antara

organisasi dengan para anggotanya, kaitan antara usia karyawan

dengan kepuasan kerja perlu mendapat perhatian.

Telah diketahui bahwa terdapat korelasi antara usia dengan

kepuasan kerja. Artinya, kecenderungan yang sering terlihat ialah

bahwa semakin lanjut usia karyawan, tingkat kepuasan

kerjanyapun biasanya semakin tinggi. Hal ini tentunya harus

menjadi perhatian bagi manajemen perusahaan mengingat bahwa

(47)

sangat dominan. Berbagai alasan yang biasanya sering

dikemukakan menjelaskan fenomena ini antara lain ialah:

1. Bagi karyawan yang sudah lanjut usia semakin sulit untuk

memulai karir di tempat lain;

2. Sikap dewasa dan matang mengenai tujuan hidup, keinginan,

harapan, dan cita-cita;

3. Gaya hidup yang sudah mapan;

4. Sumber penghasilan yang relatif terjamin;

5. Adanya ikatan batin dan tali persahabatan antara yang

bersangkutan dengan rekan-rekannya dalam organisasi.

Alasan tersebut merupakan hal-hal yang membuat

karyawan berusia lanjut enggan meninggalkan organisasi.

Sebaliknya, mudah menduga bahwa bagi para karyawan yang

lebih muda usianya, keinginan untuk pindah kerja lebih besar.

5) Tingkat Jabatan

Literatur mengenai hal ini memberi petunjuk bahwa

semakin tinggi kedudukan seseorang dalam suatu organisasi, pada

umumnya tingkat kepuasannya lebih tinggi pula. Berbagai

alasannya antara lain yaitu:

1. Penghasilan yang dapat menjamin taraf hidup yang layak,

2. Pekerjaan yang memungkinkan mereka menunjukkan

kemampuan kerjanya,

(48)

Dengan demikian alasan-alasan tersebut bertalian erat

dengan prospek seseorang untuk dipromosikan, perencanaan karir

dan pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi.

Dikaitkan erat dengan promosi yang dimaksud ialah bahwa

apabila seseorang yang sudah memiliki jabatan tertentu, apalagi

sudah berada pada tingkat manajerial melihat bahwa masih

terdapat prospek yang cerah untuk menduduki jabatan yang lebih

tinggi lagi, kepuasan kerjanya akan cenderung lebih besar. Pada

gilirannya, prospek demikian akan mendorong seseorang untuk

merencanakan karirnya dan mengambil langkah-langkah yang

diperlukan untuk itu, misalnya dengan mengikuti pendidikan dan

pelatihan tambahan sehingga tingkat jabatan yang lebih tinggi

benar-benar dapat dicapainya. Situasi demikian tentunya berakibat

pada keharusan adanya kebijaksanaan pengembangan sumber daya

manusia dalam organisasi yang bersangkutan.

6) Besar-kecilnya Organisasi

Kehidupan berkarya telah digunakan oleh manusia tidak

hanya untuk memuaskan kebutuhan material saja, akan tetapi juga

untuk memenuhi berbagai kebutuhan lainnya seperti yang bersifat

mental, psikologi, social, dan spiritual.

Dilihat dari sudut pandang ini, ukuran organisasi turut

berpengaruh pada kepuasan kerja. Sebagai contoh, karena besarnya

(49)

digunakan, sehingga identitas dan jati diri karyawan menjadi

kabur.

Salah satu untuk alasan untuk mengatakan demikian adalah

bahwa apabila harapan karyawan tersebut untuk turut berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan menjadi tidak terwujud, solidaritas

antara sesama karyawan menurun, menjalin tali persahabatan

menjadi lebih sulit, perhatian dan perlakuan pimpinan yang bersifat

personal tidak terjadi, kesemuanya itu dapat menjadi faktor

penyebab rendahnya kepuasan kerja.

e. Peran Manajer dalam Meningkatkan Kepuasan Kerja

Manajer memiliki peranan penting bagi keberlangsungan

kehidupan organisasional, khususnya dalam hal meningkatkan

kepuasan kerja karyawan (Kreitner dan Kinicki, 2005:274). Berikut

adalah peranan manajer dalam meningkatkan kepuasan kerja

karyawan.

1) Keterlibatan dalam Pekerjaan

Keterlibatan dalam pekerjaan merupakan keterlibatan

seorang individu dengan peran dalam pekerjaannya. Oleh

karenanya, para manajer terdorong untuk memperkuat lingkungan

kerja yang memuaskan dengan tujuan untuk mendorong

(50)

2) Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi mencerminkan bagaimana seorang

individu mengidentifikasi dirinya dengan organisasi dan terikat

dengan tujuan-tujuannya. Para manajer disarankan untuk

meningkatkan kepuasan kerja dengan tujuan untuk mendapatkan

tingkat komitmen yang lebih tinggi. Selanjutnya, komitmen yang

lebih tinggi dapat mempermudah terwujudnya produktivitas yang

lebih tinggi.

3) Ketidakhadiran

Ketidakhadiran menghabiskan biaya bagi perusahaaan dan

para manajer senantiasa mencari jalan keluar untuk

menguranginya. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan

kepuasan kerja.

4) Berhentinya Karyawan

Berhentinya karyawan penting untuk mendapat perhatian

manajer karena mengganggu kelangsungan organisasi dan juga

sangat menghabiskan biaya. Para manajer disarankan untuk

mencoba mengurangi tingkat berhentinya karyawan dengan

meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

5) Stres yang Dirasakan

Stres dapat memiliki dampak yang sangat negatif pada

(51)

demikian, diharapkan bahwa manajer akan berusaha mengurangi

dampak negatif dari stres dengan memperbaiki kepuasan kerja.

6) Prestasi kerja

Para manajer dapat mempengaruhi prestasi secara positif

dengan meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

4. Kinerja

a. Definisi Kinerja

Manajemen kinerja adalah proses mengonsolidasikan penetapan

tujuan, penilaian, dan pengembangan kinerja ke dalam satu sistem

tunggal bersama, yang bertujuan memastikan kinerja karyawan

mendukung tujuan strategis perusahaan (Dessler, 2003;322). Kinerja

adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari

pekerjaan tersebut, apa yang dikerjakan, dan bagaimana cara

mengerjakannya (Wibowo, 2012:9). Kinerja pada dasarnya adalah apa

yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan

yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen kuantitas,

kualitas, ketepatan waktu, kehadiran, dan kemampuan bekerja sama

(Mathis & Jackson 2009:378). Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa kinerja adalah hasil usaha seseorang yang dicapai dengan

kemampuan dan perbuatan dalam situasi dan kurun waktu tertentu

(52)

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan (Wirawan,

2009:7) antara lain:

1) Faktor Internal Karyawan

Faktor-faktor dalam diri karyawan yang merupakan faktor

bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang.

Faktor-faktor bawaan yaitu bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik

dan kejiwaan. Sementara itu, faktor-faktor yang diperoleh, seperti

pengetahuan, keterampilan, pengalaman, etos kerja, dan motivasi

kerja.

i. Pengetahuan

Karyawan yang memiliki pengetahuan dalam bidang

pekerjaannya akan lebih mudah menyelesaikan pekerjaan. Hal

ini dikarenakan karyawan tersebut memahami bagaimana cara

mengerjakan pekerjaan tersebut.

ii. Keterampilan

Keterampilan digunakan oleh karyawan untuk

melaksanakan pekerjaan secara efektif dan meningkatkan

(53)

iii. Pengalaman

Pengalaman membuat karyawan memahami dan mengerti

apa yang harus dilakukan dalam melakukan pekerjaan dan

bagaimana seharusnya pekerjaan itu dilakukan.

iv. Etos kerja

Sikap yang dimiliki seseorang dalam bekerja serta

kedisiplinan yang tinggi akan memudahkan karyawan dalam

mencapai target kerja sehingga akan berpengaruh terhadap

kinerja.

v. Motivasi kerja

Motivasi merupakan dasar seseorang melakukan berbagai

kegiatan. Motivasi kerja berarti sesuatu yang menjadikan

seseorang mau melaksanakan pekerjaan. Semakin tinggi

motivasi seseorang dalam bekerja, maka akan tinggi

kinerjanya.

2) Faktor Lingkungan Internal Organisasi

Lingkungan internal organisasi merupakan situasi atau

keadaan di dalam suatu organisasi yang dapat memengaruhi kinerja

karyawan. Dalam melaksanakan tugasnya, karyawan

membutuhkan dukungan dari organisasi tempat ia bekerja.

Dukungan tersebut sangat memengaruhi tinggi rendahnya

(54)

misi, tujuan, kebijakan, strategi, sistem manajemen kompensasi,

serta budaya organisasi.

Dengan adanya visi, misi, tujuan yang baik dan terukur,

maka akan dapat mengarahkan karyawan ke mana seharusnya

karyawan melangkah dan ke arah mana harus di tuju. Ditunjang

dengan kebijakan dan strategi yang tepat membuat karyawan

merasa nyaman dalam bekerja, sehingga timbul keinginan yang

kuat untuk tetap berkarya.

Hal lainnya adalah mengenai manajemen kompensasi.

Kompensasi tidak hanya sekedar membalas jasa karyawan, tetapi

juga mengenai bagaimana menghargai karyawan secara tepat.

Berbagai sistem kompensasi ditawarkan perusahaan kepada

karyawannya agar karyawan tersebut dapat terus menjaga

performanya.

Terakhir adalah budaya organisasi yang merupakan

pembentuk identitas dari perusahaan, sehingga karyawan akan

timbul rasa memiliki. Perlu diketahui bahwa apabila sudah muncul

rasa memiliki dari karyawan atas perusahaan, maka karyawan

tersebut akan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dan pada

akhirnya akan bermuara pada peningkatan kinerja perusahaan.

3) Faktor lingkungan eksternal organisasi

Faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan,

(55)

organisasi yang memengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan

eksternal organisasi mencakup kehidupan ekonomi, sosial, politik,

budaya, agama, serta kompetitor.

Sementara itu, Robbins dan judge (2011:106)

mengemukakan bahwa kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor

kepuasan kerja. Karyawan yang merasa puas akan lebih produktif

sehingga menyebabkan peningkatan kinerja.

c. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja berarti mengevaluasi kinerja karyawan saat ini

dan/atau di masa lalu relative terhadap standar prestasinya (Dessler,

2003:322). Evaluasi kinerja dilakukan untuk memberikan penilaian

terhadap hasil kerja atau prestasi kerja yang diperoleh organisasi, tim,

atau individu (Wibowo, 2012: 261). Berdasarkan pernyataan tersebut,

penilaian kinerja merupakan hasil kerja seseorang atau tim yang

dibandingkan dengan standar kinerja organisasi dalam kurun waktu

tertentu.

d. Tahapan Penilaian Kinerja

Dessler (2003:327) mengemukakan bahwa proses dalam penilaian

kinerja terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1) Pendefinisian pekerjaan, berarti memastikan bahwa seluruh

(56)

2) Penilaian kinerja, berarti membandingkan kinerja sesungguhnya

dengan standar yang telah ditetapkan.

3) Sesi umpan balik, yaitu atasan dan bawahan mendiskusikan kinerja

dan kemajuan bawahan, dan membuat rencana untuk

pengembangan apapun yang dibutuhkan.

e. Metode Penilaian Kinerja

Robbins dalam Wibowo (2012:273) menemukan beberapa metode

yang dapat dipergunakan tentang bagaimana mengevaluasi kinerja

karyawan. Teknik yang dapat dipergunakan dalam evaluasi individu

adalah sebagai berikut:

1) Written essays

Teknik ini memberikan evaluasi kinerja dengan cara

mendskripsikan apa yang menjadi penilaian terhadap kinerja

individu, tim, maupun organisasi

2) Critical Incidents

Teknik ini mengevaluasi perilaku yang menjadi kunci

dalam membuat perbedaan antara menjalankan pekerjaan secara

efektif dengan tidak efektif.

3) Graphic Rating Scales

Teknik ini merupakan metode evaluasi di mana evaluator

(57)

4) Behaviorally Anchored Rating Scales

Teknik ini merupakan pendekatan skala yang

mengombinasi elemen utama dari critical incidents dan graphic

rating scales. Penilai memeringkat kinerja berdasarkan butir-butir

sepanjang kontinum, tetapi titiknya adalah contoh perilaku aktual

pada pekerjaan tertentu daripada deskripsi umum atau sifat.

5) Group Order Ranking

Teknik ini merupakan metode evaluasi yang menempatkan

pekerja ke dalam klasifikasi tertentu.

6) Individual Ranking

Teknik ini merupakan suatu metode evaluasi yang

menyusun pekerja dari yang terbaik ke yang terburuk.

7) Paired Comparison

Teknik ini merupakan metode evaluasi yang

membandingkan masing-masing pekerja dengan setiap pekerja lain

dan menyusun peringkat berdasar pada jumlah nilai superior yang

dicapai pekerja.

f. Proses Penilaian Kinerja

Greenberg dan Baron dalam Wibowo (2012:262) mengemukakan

bahwa proses penilaian kinerja adalah suatu proses mengevaluasi

pekerja pada berbagai dimensi yang berkaitan dengan pekerjaan.

(58)

kinerja dimulai dengan pengumpulan data kinerja para pegawai

sepanjang masa evaluasi kinerja. Pengumpulan data dilakukan melalui

observasi tentang apa yang dilakukan karyawan. Umtuk mendapatkan

data hasil observasi, biasanya perusahaan menggunakan alat

elektronik, alat absensi, atau alat perekam.

Gambar 2.3

Proses Penilaian Kinerja

Sumber: Wirawan (2009:105) Pengumpulan data

Membandingkan indikator dengan standar

kinerja

Penilaian kinerja

Formatif Sumatif

Hasil akhir penilaian kinerja

(59)

Setelah mengumpulkan data, penilai mengobservasi indikator

kinerja dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Evaluasi

dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan

pada saat karyawan sedang melakukan tugasnya, sedangkan evaluasi

sumatif dilakukan pada akhir periode penilaian, biasanya pada akhir

tahun. Selanjutnya, penilai mengisi instrumen evaluasi kinerja sebagai

hasil akhir penilaian kinerja. Hasil akhir tersebut diserahkan kepada

ternilai dan dibahas oleh ternilai dalam wawancara evaluasi kinerja,

tahap ini disebut juga sebagai umpan balik.

Sementara itu, wibowo (2012:269) menyatakan bahwa metode 360

derajat merupakan metode penilaian paling lengkap karena

menyangkut berbagai lini dalam proses penilaiannya.

Gambar 2.4

Metode 360 Derajat

Sumber: Wibowo, 2012:269 Atasan Langsung

Pelanggan Rekan Sekerja

Bawahan Langsung Pemasok

(60)

Metode 360 derajat dikatakan paling lengkap karena menyangkut

berbagai lini dalam proses penilaiannya, seperti penilaian dari diri

sendiri, penilaian dari atasan langsung, penilaian dari rekan sekerja,

penilaian dari bawahan langsung, dan penilaian dari sumber lain

seperti pelanggan dan pemasok.

g. Evaluasi Kinerja

Wirawan (2009:9) mendefinisikan evaluasi kinerja sebagai proses

penilai mengumpulkan informasi mengenai kinerja ternilai yang

didokumentasikan secara formal untuk menilai kinerja ternilai dengan

membandingkannya dengan standar kinerjanya secara periodik untuk

membantu pengambilan keputusan manajemen SDM. Penilai dalam

hal ini adalah pejabat yang melakukan penilaian (appraiser),

sedangkan ternilai adalah pegawai yang dinilai(appraise).

Wibowo (2012:261) mengemukakan bahwa evaluasi kinerja

merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memberikan penilaian

terhadap hasil kerja atau prestasi kerja yang diperoleh organisasi, tim,

maupun individu. Dari hasil penilaian tersebut kemudian akan

memberikan umpan balik atau feedback terhadap tujuan dan sasaran

kinerja, perencanaan, dan proses pelaksanaan kinerja.

Evaluasi kinerja dapat dilakukan terhadap proses penilaian, review,

dan pengukuran kinerja. Evaluasi kinerja digunakan untuk melakukan

(61)

kinerja juga dapat digunakan untuk mengambil keputusan tentang

sumber daya manusia serta memberi masukan untuk keputusan penting

terkait promosi, mutasi, dan pemberhentian.

Evaluasi juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan

pelatihan dan pengembangan. Selain itu, evaluasi juga dapat

menunjukkan pekerja yang dinilai kurang memiliki keterampilan dan

kompetensi pada saat itu, sehingga manajer dapat mengembangkan

suatu program yang dapat meningkatkan keterampilan dan kompetensi

pekerja yang dinilai masih kurang. Selanjutnya, evaluasi juga

digunakan sebagai dasar keputusan untuk mengalokasi reward, siapa

yang mendapatkan kenaikan upah dan reward lain sering

(62)

B. Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya

Peneliti &

Tahun

Judul Penelitian Variabel yang Diteliti Teknik

(63)

Peneliti &

Tahun

Judul Penelitian Variabel yang Diteliti Teknik

(64)

C. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisa apakah motivasi,

kompensasi, dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Gambar 2.5

Kerangka Berpikir

Motivasi

Kompensasi Kinerja Karyawan

Metodelogi Penelitian 1. Uji validitas dan

realibilitas 2. Uji asumsi klasik 3. Koefisien korelasi

dan determinasi 4. Uji hipotesis

Implikasi/Hasil

(65)

D. Hipotesis 1. Hipotesis I

H0:β1= 0; Tidak terdapat pengaruh antara variabel motivasi terhadap

variabel kinerja karyawan secara parsial.

Ha :β1≠ 0; Terdapat pengaruh antara variabel motivasi terhadap variabel

kinerja karyawan secara parsial.

2. Hipotesis II

H0:β2= 0; Tidak terdapat pengaruh antara variabel kompensasi terhadap

variabel kinerja karyawan secara parsial.

Ha : β2≠ 0; Terdapat pengaruh antara variabel kompensasi terhadap

variabel kinerja karyawan secara parsial.

3. Hipotesis III

H0:β3= 0; Tidak terdapat pengaruh antara variable kepuasan kerja

terhadap variable kinerja karyawan secara parsial.

Ha :β3≠ 0; Terdapat pengaruh antara variabel kepuasan kerja terhadap

(66)

4. Hipotesis IV

H0 :β1,2,3 = 0; motivasi, kompensasi, dan kepuasan kerja tidak

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja

karyawan.

Ha :β 1,2,3 ≠ 0; motivasi, kompensasi, dan kepuasan kerja

berpengaruh secara simultan terhadap terhadap

(67)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:117), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, populasinya

adalah seluruh karyawan yang berjumlah 127 orang yang meliputi

Departemen Keuangan, Pemasaran, SDM, Penjualan, Pembelian,

Implementation,danMaintenance.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:120). Sampel diambil berdasarkan

probability sampling, yaitu dengan menggunakan teknik simple random

sampling. Sugiyono (2012:121) menjelaskan bahwa teknik probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur anggota populasi. Teknik simple random

sampling merupakan pengambilan anggota sampel dari populasi yang

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

(68)

Alasan peneliti menggunakan teknik simple random sampling

adalah karena teknik ini memiliki bias yang paling sedikit dan generalisasi

yang paling luas. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sekaran

(2006:128) yang menyatakan bahwa simple random sampling merupakan

teknikprobabilitydengan bias terkecil dan generalisasi terluas.

Syarat untuk melakukan teknik simple random sampling adalah

populasi yang homogen. Hal ini sesuai pendapat Sugiyono, (2012:121)

yang menyatakan teknik simple random sampling dilakukan karena

anggota populasi dianggap homogen. Selanjutnya, Sekaran (2006:128)

mengemukakan bahwa metode penarikan sampel dapat dilakukan dengan

cara menggunakan komputer, yaitu dengan menggunakan aplikasi

Microsoft Excel, dengan memasukkan fungsi =RANDBETWEEN.

Oleh karena populasi sudah diketahui jumlahnya, sehingga jumlah yang dihasilkan dengan rumus Slovin sampel adalah sebagai berikut

(Umar, 2002:157):

n = N

1 + Ne2

Dimana:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

(69)

Dengan rumus tersebut maka di peroleh hasil sebagai berikut :

n = 127 = 96

1 + 0.3175

Berdasarkan rumus Slovin, maka jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini ada 96 sampel.

B. Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini berupa :

a. Data Kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema,

dan gambar, seperti literatur-literatur serta teori-teori yang

berkaitan dengan penelitian penulis.

b. Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan (scoring).

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu melalui

data yang diperoleh langsung dari responden penelitian. Sekaran (2006:66)

menyebutkan bahwa ada setidaknya tiga cara pengumpulan data primer,

yaitu dengan wawancara, kuesioner, dan observasi. Dalam penelitian ini,

metode yang digunakan adalah dengan wawancara terstruktur dan

kuesioner. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang telah

Gambar

Gambar 2.3Proses Penilaian Kinerja
Gambar 2.4Metode 360 Derajat
Tabel 2.1Penelitian Sebelumnya
Gambar 2.5Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsepsi tindak pidana militer sebagai kompetensi absolut peradilan militer dalam perkara pidana dapat mengacu pada ketentuan Pasal 3 ayat 4 (a) TAP MPR Peran

Berdasarkan hasil Uji Friedman tersebut direkomendasikan untuk tidak menggunakan 4 skema dengan rerata peringkat terendah (F1, F8, F5, dan F6), sebaliknya

1) Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan bahwa Periklanan, Promosi Penjualan, Public Relation, Personal Selling, Direct Seliing dan Gaya Hidup (life style) mempunyai

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Real Estate pada PT.PALM Dengan Pendekatan Rapid Application Development (RAD).. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kegunaan dan kemudahan pembayaran pajak terhadap penerapan e -billing di Kota Palembang.Dimana penelitian

Mengingat luasnya pembahasan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan tidak meyimpang dari permasalahan, maka penulis membatasi permasalahan yang akan

Mahasiswa diharapkan dapat mengerti, memahami dan menguasai teori - teori dasar dari bermain, urgensi kegiatan bermain bagi siswa, tahapan perkembangan bermain, jenis

Kita akan mempelajari cara turunan digunakan untuk menemukan nilai ekstrim dari fungsi, menghitung limit dari bentuk pecahan yang pembilang dan penyebutnya keduanya