• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN SOCIAL FORESTRY (Studi Di Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur dan Masyarakat Hutan Samarinda)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN SOCIAL FORESTRY (Studi Di Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur dan Masyarakat Hutan Samarinda)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN SOCIAL FORESTRY (Studi Di Dinas

Kehutanan Propinsi Kalimantan Timurdan Masyarakat Hutan Samarinda)

Oleh: Elin Fitriani Zamas ( 04230012 ) Goverment Science

Dibuat: 2009-07-23 , dengan 2 file(s).

Keywords: PENGEMBANGAN SOCIAL FORESTRY

ABSTRAK

Upaya untuk meningkatkan kondisi sosial masyarakat di dalam dan sekitar hutan telah dilakukan pemerintah antara lain melalui Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH), Pengelolaan Hutan Bersama Masyrakat (PHBM), serta Rehabilitas Hutan Dan Lahan (RHL). Program Social Forestry dicanangkan Presiden 2 Juli 2003 kepada Dinas Kehutanan. Program ini dimaksudkan memberi kesempatan pada masyrakat setempat sebagai pelaku dan atau mitra utama dalam pengelolaan sumberdaya hutan dan pelestarian hutan.

Visi yang dimiliki Propinsi kalimantan Timur yakni mewujudkan masyarakat Kalimantan Timur yang adil, aman, damai, demokratis berdaya saing, berdaya tahan maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi tersebut harus didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang beriman, taat beribadah, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, terampil memiliki etos kerja tinggi dan berdisiplin serta Pemerintah Daerah yang bersih dan beribawa, menegakkan keadilan, serta demokratis. Sejalan dengan hal itu visi dinas kehutanan Propinsi Kalimantan Timur yakni Terwujudnya pengelolaan hutan secara lestari berazaskan manfaat maksimal berpola pada pemberdayaan dan keberpihakan kepada rakyat.

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pengembangan social forestry di Kota Samarinda, Kalimantan Timur dan faktor-faktor

pendukung dan menghambat dalam implementasi social forestry di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Berkaitan dengan judul penelitian yang dipilih penulis yaitu Implementasi Pengembangan Social Forestry (Studi Di Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur dan Masyarakat Hutan

Samarinda) dimana implementasi masyarakat hutan di Samarinda yang kesemuanya bersifat deskriptif. Sehinga dalam penelitian ini penulis mengunakan jenis penelitian deskriptif. Sosialisasi program social forestry dilakukan oleh Dinas Kehutanan Propinsi Kaltim bersama pihak lain seperti Pemda, PT, LSM dan tokoh masyarakat. Adapun tahap-tahapan sosialisasi adalah pembentukan kelompok masyarakat hutan, pemberian ijin, hak dan perjanjian antara Dephut dan masyarakat, pembinaan dan penyuluhan masyarakat, pemberian bantuan bibit dan sarana pertanian dan bantuan pemasaran

Bimbingan dan penyuluhan yang dilakukan diharapkan agar pengelolaan usahatani yang dilakukan oleh masyarakat di lokasi penelitian adalah dalam bentuk agroforestry dan

monokultur. Pola agroforestry yang diterapkan oleh masyarakat adalah campuran antara tanaman perkebunan dengan tanaman kehutanan. Pelaksana pendampingan kegiatan hutan

(2)

masyarakat terutama dalam penguatan kelembagaan dan memberikan akses masyarakat terhadap permodalan, teknologi pasar dan kemitraan serta pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Dalam pelaksanaan program sosial forestry yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur selama ini dilakukan pula evaluasi program. Evaluasi program tersebut melibatkan stakeholder yang menangani program tersebut. Evaluasi program dilakukan setiap rapat/ diskusi untuk membahas kegiatan apa yang sebaiknya dilaksanakan, apa yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut, bagaimana mengupayakan agar semua yang dibutuhkan dapat dipenuhi, bagaimana melaksanakan kegiatan tersebut agar berhasil dan bagaimana mencari solusi jika terdapat masalah dalam pelaksanaannya.

Adapun program Social Forestry oleh Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur memberikan ruang bagi masyarakat untuk dapat mengelola kegiatan yang mendukung konservasi serta

memberikan dampak positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat.

Sedangkan kekurangannya adalah dengan adanya pembagian wilayah tersebut muncul adanya spekulan-spekulan tanah, sengketa/ konflik lahan secara vertikal dan horizontal yang muncul di masyarakat. Selain itu Luas wilayah hutan masyarakat di Samarinda tidak sebanding dengan aparat yang tersedia, jalan angkutan sebagian besar menggunakan sarana sungai, kurangnya kesadaran tentang pelestarian hutan dan ilegal logging dan ilegal marking masih terjadi

ABSTRACT

The effort to increase the social society condition surrounding the forest conducted by the government among other things by the Establishment of the Forest Society (PMDH), the forest cultivation with the society (PHBM), and the forest and field rehabilitation (RHL). Forestry Social Program was programmed by the president on July 2 2003 to the Forest Official. This program is purposed to give the people chance surrounding as the doers and or the main partners in cultivating the forest resources and forest preservation.

The vision the East Kalimantan Province has is to manifest the East Kalimantan Province just, safe, piece, competitive democratic, dynamic and prosperous in the Indonesia Republic United Country. The vision is supported by Human Resources who are belief, obedient, good behavior, patriotic, law awareness, master the knowledge and technology, skillful with the high work ethos and discipline and Local Government which is pure and authority, hold the justice, and

democratic. In line with it, the vision of the forest official of East Kalimantan Province is the manifestation of forest cultivation preservative based on maximum benefit in accordance with empowerment to the people.

The aim of the research is to know the implementation of developing social forestry in

Samarinda City, East Kalimantan and supporting factors and the obstacles of the social forestry implementation in Samarinda City, East Kalimantan.

Descriptive method is used as the procedure of problem solution which is observed by explaining or describing subject or object research (someone, institution, society, etc.) at the moment based on the facts appeared or as the way it is. Related to the title of the research chosen by the

researcher is the Implementation of Developing Social Forestry (in Forestry Official of East Kalimantan Province and the forest society in Samarinda) where the implementation of forest society in Samarinda is descriptive. So in this research the researcher uses the descriptive research.

(3)

agreement between forest official and society, the establishment and illumination to the society, giving seed and agriculture facility and marketing aids.

Guidance and illumination conducted is expected that the cultivation of agriculture business done by the society surrounding the research location is in the form of agro forestry and monoculture. The pattern of agro forestry applied by the people is mixture between plantation plants and forestry plants. The executor of assistance activity of society forest consist of Field Forestry Illuminator (PKL), from Society Self-supporting Institution (LSM) and colleges which have the main duty to guide the society especially institutional reinforcement and give the social access to capitalization, market technology and partnership and continuous forest cultivation.

In implementation of social forestry program conducted by the forest official of East Kalimantan Province so far is also done the evaluation program. The evaluation program involved

stakeholder who cope the program. The evaluation program is done in every meeting/discussion to discuss what activity that should better do, what is needed in the activity, how to cope in order that all need can be met, how to do the activity in order to succeed and how to solve the problem in the implementation if available.

As to the Social Forestry program by Forest Official of East Kalimantan Province give the society chance to cultivate the activity supporting conservation and give the positive effect for

the increase of society’s economy.

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat petani di pedesaan pada dasarnya berada pada posisi yang lemah baik secara ekonomi maupun dari aspek yuridis , apalagi didaerah lahan kritis yaitu

Pemberian dukungan instrumental kepada informan “PT” di berikan dalam bentuk uang dan bukan pekerjaan dari Keluarga, tetapi di luar keluarga adapun yang sering membantu

Daftar fasilitas / peralatan / perlengkapan untuk melaksanakan pekerjaan dan bukti – bukti kepemilikan atau sewa

Tombol Simpan Juga dapat untuk merubah data dengan cara data yang sudah di pilih dari dalam grid dengan meng klik 2x baris yang ada di dalam grid. Tombol Hapus untuk

Berdasarkan hasil pengamatan mamalia besar selama penelitian di lapangan, tingkat kekayaan jenis tertinggi terdapat pada Jalur VI jumlah yang ditemukan sebanyak 5 jenis dengan

bahwa dalam rangka meningkatkan kegiatan bidang perkebunan di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur sesuai dengan kewenangan dan ketentuan berdasarkan

Modul LCD berukuran 16 karakter x 2 baris dengan fasilitas backlighting memiliki 16 pin yang terdiri dari 8 jalur data, 3 jalur kontrol dan jalur-jalur catu daya, dengan fasilitas

Aplikasi Manajemen Penjadwalan di Pro 2 Lembaga Penyiaran Republik RRI Cirebon Raditya Danar D., M.Kom Odi Nurdiawan, S.Kom PAGI 19 31131598 MOCH FAUZI Informasi Transaksi Penjualan