• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN TINGKAT STRES PADA REMAJA PONDOK PESANTREN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN TINGKAT STRES PADA REMAJA PONDOK PESANTREN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN TINGKAT STRES

PADA REMAJA PONDOK PESANTREN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi (S-1)

Oleh : Puteriani Aulia NIM: 06810064

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Ini Telah Diuji Oleh Dewan Penguji Pada Tanggal: 16 April 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si ( )

Anggota Penguji : 1. Dra. Djudiyah, M.Si ( )

2. Diana Savitri H., S.Psi, M.Psi ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(Drs. Tulus Winarsunu, M.Si)

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan nikmat yang tak terhingga batas dari-Nya, jua pun maka skripsi yang berjudul “Konseling kelompok untuk menurunkan tingkat stres pada remaja pondok pesantren” telah terselesaikan.

Selama pengerjaan skripsi ini telah begitu banyak pihak yang turut membantu penulis. Sebab itu, meski hanya dengan sebaris kata penulis ingin menghanturkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam penyusunan skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Tulus Winarsunu M,Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku pembimbing I yang selalu sabar dalam memberikan koreksi, masukan, pemahaman serta pencerahan bagi penulis selama bimbingan skripsi.

3. Bapak Zakarija Achmat M.Si selaku pembimbing II yang selalu bersedia diajak bicara dan selalu memberikan semangat baru bagi penulis.

4. Bapak Muhammad Salis Yuniardi M.Psi, selaku Dosen Wali yang telah begitu banyak membagikan pengalaman serta memberikan pengajaran berharga bagi penulis.

5. Untuk seluruh keluarga tercinta penulis, ayahanda Dr. H. Chaidir Noer dan ibunda Nachriani H. SE, selaku orang tua penulis yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, dukungan, serta kesempatan bagi penulis untuk terus berusaha menyelesaikan skripsi ini. Also, for all of my brother and sister, you’re the one of my best family I ever had. Just make them proud of us.

6. Pengurus Pondok Pesantren Al- Munawarroh yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian pada instansi tersebut, dan tidak terkecuali kepada seluruh partisipan penelitian yang telah bersedia meluangkan waktunya bagi penulis. 7. Kepada teman-teman yang selalu mendukung dan berbagi cerita, Ritna Sandri, Gerry

Olvina, Dyah Ayu, Hamka, May Puspa, Nia serta para teman seperjuangan skripsi lainnya.

(4)

9. Uri sarange chingu, Ratih dan Winda yang selalu memberikan hiburan, canda serta tawa sebagai pelepas lelah bagi penulis ketika mengerjakan skripsi. Tentunya juga kepada seluruh kru kos Adinda lt.3 yang selama ini tinggal bersama penulis.

10.Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang juga telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis pun sungguh mengharapkan segala masukan, kritikan atau saran yang bisa digunakan demi mendapatkan hasil yang lebih baik di masa mendatang.

Akhirnya, penulis berharap skripsi yang telah dibuat ini dapat membawa manfaat untuk semua pihak.

Malang, 16 April 2011 Penulis

Puteriani Aulia

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS... iv

(6)

1. Pengertian remaja... 20

2. Tugas-tugas perkembangan remaja... 21

3. Ciri-ciri remaja... 22

4. Aspek perkembangan Remaja... 23

D. Peran Konseling Kelompok Dalam Menurunkan Tingkat Stres Pada Remaja Santri Pondok Pesantren... 23

E. Kerangka Pemikiran... 25

H. Penilaian dan Pengukuran dalam studi kasus... 30

I. Rancangan Analisis Data... 31

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Identitas Subyek Penelitian... 32

B. Gambaran Stres Subyek Penelitian Sebelum Konseling Kelompok ……….32

C. Hasil Penelitian dan Analisa Data... 35

1. Proses konseling kelompok per tahapan... 37

2. Proses perkembangan subyek penelitian per tahapan ... 39

(7)

B. Saran... 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1 Gambaran umum cara penanganan stres... 20

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan... ... 29

Tabel 4.1 Identitas subyek penelitian... 41

Tabel 4.2 Skor tingkat stres setiap subyek (dalam suds)... 51

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1 : Grafik perubahan tingkat stres subyek An... 39

Gambar 4.2 : Grafik perubahan tingkat stres subyek Rh... 42

Gambar 4.3 : Grafik perubahan tingkat stres subyek Tg... 44

Gambar 4.4 : Grafik perubahan tingkat stres subyek Sy... 46

Gambar 4.5 : Grafik perubahan tingkat stres subyek Rz... 48

Gambar 4.6 : Grafik perubahan tingkat stres setiap subyek ... 50

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat keterangan telah penelitian Lampiran II : Informed Consent

Lampiran III : Norma dan Modul Konseling Kelompok Lampiran IV : Skala SUDS

Lampiran V : Guide Interview

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, A., Kusnadi., & Candra, S. WB. (2003). Teori dan manajemen stres (kontemporer dan islam). Malang : Taroda.

Atkinson, L.R., Smith, E.E., & Bem J. D. (2000). Pengantar psikologi jilid 2 edisi 11. Jakarta : Interaksara

Barker, C., Pistrang N., & Elliot, R. (2001). Research methods in clinical and counseling psychology. England: John Wiley & Sons Ltd.

Capuzzi, D & Gross, R. D. (1992). Introduction to group counseling. Colorado : Love publishing company.

Corey, G. (2000). Theory and practice of group counseling, 5th edition. USA : Thompson learning

Fakultas Psikologi UMM. (2010). Pedoman penyusunan skripsi. Malang : UMM Press Gelso, C.& Fretz, B. (2001). Counseling psychology 2nd edition. USA : Thompson learning Greenberg, S. J. (2003). Comprehensive stress management, 7th edition. USA : Mc-Graw-Hill.

Gladding, T. S. (2004). Counseling a comprehensive profession 5th edition. New Jersey; Pearson.

Hartini, Y. (2005). Efektifitas konseling kelompok terhadap diri lansia yang tinggal di panti werdha. Skripsi. Tidak diterbitkan. Malang : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Helping teenagers with stress. Abstract of copy editor journal psychology (2005, Mei)

Diakses dari http//www.aacap.org.

Hurlock, E. B. (1990). Developmental psychology : a lifespan approach. Boston : Mc-Graw Hill

Kazdin, A. E. (1992). Research design in clinical psychology. Massachusetts: Simon & Schuster Inc.

Lazarus, S. R. (1976). Patterns of adjustment third edition. USA: Mc-Graw Hill

Jacobs, E. E., Harvill R. L., & Mason R. L. (2001). Group counseling strategies and skills, 4th

edition. USA : Thompson learning.

Latipun. (2008). Psikologi konseling cetakan ketiga. Malang : UMM press.

Mongks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (1999). Psikologi perkembangan:

(12)

Nasution, I. K. (2007). Stress pada remaja. Skripsi. Tidak diterbitkan. Medan : Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2001). Human development 8th edition.

Boston : Mc-Graw Hill

Poerwanti, E. (2000). Dimensi- dimensi riset ilmiah. Malang : UMM Press

Pusfiyaningsih, L. (2005). Perbedaan tingkat depresi pada remaja ditinjau dari tipe kepribadian dan tempat tinggal. Skripsi. Tidak diterbitkan. Malang : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Santrock, W. J. (1996). Life span development perkembangan masa hidup cetakan kelima. Jakarta : Erlangga.

Stress (Biology). Diakses dari the free encyclopedia melalui http//wikipedia.com pada tanggal 26 Juni 2010.

Wade, C. & Tavris, C. (2007). Psikologi edisi kesembilan jilid 2. Jakarta : Erlangga

Walker, J. (2005). Teens in distress series, adolescent stress and depression. Journal of psychology. Copyright Regents of the University of Minnesota.

Wijayanti, E. (2006). Efektifitas layanan konseling kelompok dalam meningkatkan pribadi mandiri siswa SMA Negeri 1 Sapuran Wonosobo tahun pelajaran 2005/2006. Skripsi. Tidak diterbitkan. Malang : Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan tinjauan teori perkembangan usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian. Bagi sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun pada beberapa remaja lain bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosialnya. Remaja juga merupakan masa yang penuh dengan permasalahan. Pada masa ini, Hall (dalam Santrock, 1996) menyebutnya sebagai masa ‘Storm and Stress’

yakni masa dimana remaja mengalami pergolakan yang diiringi dengan konflik dan fluktuasi keadaan psikis.

Gunarsa (dalam Nasution, 2007) kemudian merangkum beberapa karakteristik yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, diantaranya; adanya sikap menentang orang tua, cenderung senang bereksperimentasi dan bereksplorasi, gelisah karena banyak keinginan tetapi tidak semua dapat terpenuhi, serta memilki keinginan kuat untuk membentuk dan mengikuti kegiatan suatu kelompok. Seringkali, jika beberapa permasalahan tersebut terasa sulit dan tidak bisa diatasi dengan baik maka remaja pun akan cenderung menjadi stres.

Remaja, sama halnya dengan orang dewasa, tentu pernah mengalami stres. Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena adanya tekanan psikologis. Kebanyakan remaja mengalami stres ketika mereka mempersepsi sesuatu sebagai hal yang berbahaya, sulit, atau menyakitkan sedangkan mereka sendiri tidak memiliki apa-apa untuk mengatasinya. Karena ketidakmampuan mereka untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.

(14)

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Walker (2002) pada 60 orang remaja menghasilkan bahwa penyebab utama ketegangan dan masalah yang ada pada remaja berasal dari hubungan dengan teman dan keluarga, tekanan dan harapan dari orang lain serta diri mereka sendiri. Selain itu tekanan di sekolah oleh guru dan pekerjaan rumah, tekanan ekonomi dan dan tragedi yang ada dalam kehidupan mereka misalnya kematian, perceraian dan penyakit yang dideritanya atau anggota keluarga juga menjadi sebab remaja mengalami stres (Nasution, 2007).

Terkait dengan hal tersebut di atas, maka menurut sudut pandang peneliti remaja yang tinggal di dalam pondok pesantren pun tentu tidak terlepas dari adanya tekanan stres. Lingkungan sosial asrama yang berbeda dari sekolah biasa dan disertai dengan pola pendidikan pesantren yang mengutamakan kedisiplinan tinggi bagi para santrinya merupakan kehidupan yang tidak mudah untuk dijalani. Apalagi bagi kalangan usia remaja yang identik dengan kebebasan dan selalu berkeinginan untuk lepas dari keterikatan peraturan, hal tersebut bisa jadi dirasakan berat. Berbagai aktivitas yang dilaksanakan selama hampir 20 jam dimulai dari bangun dini hari hingga tidur malam, dari kegiatan sekolah hingga ritual keagamaan di asrama merupakan suatu tekanan besar yang harus dihadapi oleh para remaja yang tinggal di dalamnya. Jauh terpisah dan jarang bertemu dengan orang tua merupakan salah satu alasan utama yang umum bagi remaja untuk tidak bersemangat tinggal di pondok. Apalagi bagi mereka yang sangat membutuhkan dukungan primer dari keluarga inti, hal tersebut menjadi sangat penting dalam perkembangan pendidikannya. Tinggal bersama-sama dengan banyak orang di dalam satu ruangan juga memiliki kecenderungan munculnya konflik yang lebih besar dibanding jika berada di kamar sendiri. Selain itu, fasilitas hiburan yang biasa digunakan bagi para remaja umumnya untuk mengisi waktu luang pun juga tidak diperbolehkan oleh peraturan pondok seperti pemakaian televisi, alat pemutar musik, radio, majalah, komik ataupun telepon seluler. Hal ini, salah satunya dapat membuat remaja menjadi stres dan tidak bergairah untuk belajar.

(15)

itu sendiri. Oleh karena itu, penanganan psikologis bagi remaja yang tinggal di pondok pesantren menjadi perlu untuk diberikan. Biasanya remaja melakukan hal-hal yang disukai untuk mengurangi stres seperti mendengarkan musik, berbicara dengan teman, menggambar, menulis atau menghabiskan waktu dengan binatang piaraan kesayangan. Namun dari beberapa cara tersebut, tidak semuanya pula dapat dilakukan dengan bebas di dalam asrama.

Dari beberapa penanganan psikologis yang ada, maka peneliti pun menawarkan konseling kelompok sebagai program baru bagi remaja pondok untuk mereduksi tingkat stres. Konseling kelompok bertujuan untuk membantu peserta kelompok untuk mengatasi ulang masalah kehidupan sehari-hari melalui dukungan interpersonal dan pemecahan masalah yang terbentuk. Konseling kelompok sendiri memiliki efek-efek terapeutik yang dapat membantu para remaja pondok dalam meringankan tekanan stres. Seperti katarsis, kebersamaan, dukungan sosial, pembelajaran tingkah laku, pemberian informasi serta efek terapeutik lainnya yang tercipta ketika proses konseling dilaksanakan. Selain itu, konseling kelompok juga dapat membantu mengembangkan kompetensi problem solving interpersonal yang ada dalam diri sehingga mereka pun dapat mengatasi berbagai permasalahan yang akan datang secara lebih baik (Gladding, 2004).

Konseling kelompok merupakan langkah pencegahan gangguan psikologis yang diterapkan melalui metode bantuan berulang. Dalam konseling kelompok terdapat suasana saling mendukung antar peserta maupun konselor dalam menemukan dan memahami perbedaan umpan balik problem solving saat dinamika kelompok terjadi. Masing-masing peserta dapat membandingkan tentang persepsi yang mereka miliki sendiri dengan milik peserta lain sehingga mereka pun dapat memutuskan apa yang dapat mereka lakukan dengan informasi tersebut. Dalam esensinya, mereka dapat melatih sikap- sikap kepedulian, kasih sayang, keintiman serta sikap perubahan diri di dalam sebuah kelompok dengan menggunakan proses pembelajaran dari peserta lain dan arahan konselor (Corey, 2000).

(16)

Penelitian mengenai efektivitas penanganan masalah pada sekolah melalui intervensi konseling kelompok ini telah ada dan teruji sebelumnya. Sebagai contoh pada penelitian konseling kelompok oleh Wijayanti (2006). Berdasarkan hasil dari tiga kelompok eksperimen (terdiri atas kelas I dan II) menyebutkan bahwa pemberian konseling kelompok berpengaruh signifikan atas perubahan peningkatan perilaku mandiri siswa SMA di Wonosobo (Jtabel = 52 dan Jhitung = 168). Selain itu, Sari (2005) juga mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa konseling kelompok dengan teknik peer group pada remaja awal berpengaruh terhadap tingkat konsep diri positif bagi siswa SMP di Semarang.

Mengacu dari hasil penelitian- penelitian sebelumnya di atas serta melihat fenomena yang telah ada maka peneliti kemudian berasumsi bahwa konseling kelompok sebagai intervensi psikologis dapat menjadi sangat bermanfaat bagi remaja yang tinggal di pondok pesantren dalam upaya menurunkan tingkat stres.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yakni apakah konseling kelompok dapat menurunkan tingkat stres pada remaja yang tinggal di pondok pesantren?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peran konseling kelompok dalam menurunkan tingkat stres pada remaja yang tinggal di pondok pesantren.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan berkenaan dengan adanya penelitian ini yakni diantaranya: 1. Secara teoritis, penelitian dapat menambah referensi kajian ilmiah baru dalam bidang psikologi mengenai konseling kelompok pada remaja.

2. Secara praktis, penelitian dapat memberikan informasi baru tentang konseling kelompok sebagai salah satu penanganan alternatif untuk menurunkan tingkat stres pada remaja di pesantren.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Avilio dan Gardner (2005) kepemimpinan autentik adalah suatu proses kepemimpinan yang terbentuk dari adanya psikologis positif yang dimiliki individu untuk kemajuan

berpengaruh pada kinerja lembaga perpustakaan. Keadaan ini dapat menjadi semakin parah apabila seorang pustakawan tidak mendapat dukungan sosial yang memadai baik

Staphylococcus merupakan salah satu penyakit yang umum pada unggas dan mempunyai dampak ekonomik yang penting terhadap gangguan pertumbuhan, produksi telur yang

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Thung, dkk (2012) yang menunjukkan bahwa sosialisasi dari orang tua memiliki pengaruh yang paling besar terhadap perilaku menabung,

Ferisa Dian Fitria, 2017, Skripsi, Kedudukan Alat bukti Elektronik sebagai Alat Bukti yang sah dalam pembuktian tindak pidana Cybercrime, Fakultas Hukum

daftar, jumlah dan jarak sarana olahraga, rekreasi dan fasilitas umum lainnya; jumlah/persentase anggota masyarakat yang dapat mengakses fasilitas tersebut berdasarkan kelompok

jauh dari sasaran maksud al- Qur‟ā n. Mufassīr dengan metode ini kadangkala menafsirkan al- Qur‟ān dengan al- Qur‟ā n, sehingga para pembaca merasa bahwa

Dalam menghadapi masalah tersebut, perlu membangun suatu sistem informasi yang mengelola data inventaris barang berbasis web, untuk itu diperlukan penerapan strategi