• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRADISI LOKAL SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI SOSIAL DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS SOSIAL MASYARAKAT DESA TRANSISI (Studi Kasus Tentang Slametan Jumat Legi pada Masyarakat Dusun Bulurejo, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TRADISI LOKAL SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI SOSIAL DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS SOSIAL MASYARAKAT DESA TRANSISI (Studi Kasus Tentang Slametan Jumat Legi pada Masyarakat Dusun Bulurejo, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tradisi lokal pada masyarakat kita dewasa ini, khususnya masyarakat perdesaan di seluruh pelosok tanah air masih sering dilakukan. Tradisi atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya transformasi perilaku kebiasaan yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Tradisi pada hakikatnya bukanlah pola prilaku, melainkan suatu dialog yang hidup dan berakar pada referensi bersama (Pabottinggi, 1986: 16)

Tradisi lokal pada masyarakat desa yang masih dilakukan, seperti ”slamatan”, ”guyuban”, ”soyo”, ”jagongan”, ”sambatan”, ”biodo”, ”rewang” pada masyarakat di Jawa, perlu dipertahankan dalam masyarakat kita pada masa sekarang ini, karena tradisi lokal tersebut sebagai modal sosial untuk menumbuhkan kepedulian antar sesama warga masyarakat.

(2)

sedapat mungkin memelihara hubungan baik dengan sesamanya, (4) manusia selalu berusaha untuk sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dan bersama dengan sesama dalam komuniti.

Berdasarkan pendapat tersebut menjelaskan bahwa kelompok masyarakat yang memiliki tradisi lokal yang sama akan saling berinteraksi dalam bentuk berkomunikasi. Komunikasi ini, merupakan bentuk dari interaksi sosial, maka komunikasi dan interaksi sosial dapat dinamakan proses sosial. Komunikasi sosial merupakan dasar dari semua kehidupan sosial, tanpa komunikasi sosial tak mungkin ada kehidupan sosial. Komunikasi sosial merupakan hubungan dinamis, yang menyangkut antara orang perorangan dengan kelompok manusia.

Komunikasi sosial sebagaimana dijelaskan Astrid (dalam Bungin, 2009: 32) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif, di mana komunikasi terjadi secara langsung antara komunikator dan komunikan, sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial, melalui kegiatan ini terjadilah aktualisasi dari berbagai masalah yang dibahas.

(3)

merupakan tahap pertama terjadinya suatu interaksi sosial, hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial ini melalui komunikasi.

Pada dasarnya semua perilaku tradisi lokal merupakan sebuah ajang berkumpul dan berkomunikasi antar sesama anggota komunitas, pada dasarnya adalah pada saat mereka berkumpul dan berkomunikasi mereka merasa menjadi satu bagian dalam komunitas tersebut sehingga akan terbentuk suatu komunikasi sosial antar sesamanya.

Efek yang ditimbulkan dari bentuk perilaku tradisi lokal sebagai media komunikasi sosial tersebut, yaitu adanya solidaritas dan akan menyebabkan komunitas tersebut memiliki kolektivitas (collectivity). Artinya “sharing” terhadap nilai yang terjadi pada setiap individu yang menjadi anggota komunitas. Setiap tindakan akan berkesesuaian satu sama lain. sehingga kehidupan bersama berada dalam situasi berkeseimbangan.

Salah satu tradisi lokal yang masih dilakukan dan dipertahankan pada masyarakat perdesaan adalah “slamatan jumat legi”. Tradisi slamatan jumat legi merupakan tradisi yang dilakukan oleh warga secara rutin sebulan sekali sesuai dengan penanggalan jawa, yakni setiap malam jumat legi. Malam jumat legi bagi masyarakat Jawa Timur dianggap sebagai malam keramat. Kegiatan slamatan jumat legi dilaksanakan di salah satu rumah warga secara bergantian, dan setiap warga membawa nasi berkat untuk dimakan bersama seusai membaca doa bersama. Setelah itu dilanjutkan dengan sosialisasi dan interaksi komunikasi antar sesama warga dan pengurus kelompok.

(4)

digunakan dalam berinteraksi sosial dalam masyarakat dikenal sebagai media komunikasi sosial. Konsep media sebagai komunikasi sosial dalam penelitian ini lebih mengacu pada fungsi sosial daripada bentuk fisik media itu sendiri. Media komunikasi sosial yaitu di dalam masyarakat diperlukan hubungan atau relasi. Untuk itu masyarakat memerlukan landasan material untuk melakukan kegiatan dengan menggunakan alat transportasi, serta landasan spiritual, untuk mengadakan komunikasi dengan menggunakan bahasa dan isyarat. Transformasi dan informasi, merupakan mekanisme yang memungkinkan komunikasi dan relasi berlangsung lancar.

Sangat sedikit literatur yang secara spesifik menjelaskan konsep media komunikasi sosial. Kebanyakan para sarjana hanya mengklasifikasikan media secara dikotomis, itu pun diukur dari teknologi, luas lingkup atau dari saluran komunikasinya. Sebelum media berkembang menjadi interaktif, Rogers membedakan komunikasi atas saluran komunikasi interpersonal dan komunikasi massa. Sedang pembedaan yang umum digunakan antara lain media tradisional – media modern, media mikro – media makro, media rakyat – media massa (Yuliarso, 1997: 55).

Dikotomi tradisional – modern dalam kacamata Oepen (1987:11) didasarkan pada saluran komunikasi yang digunakan. Media tradisional merujuk pada sarana komunikasi yang secara alami telah ada dan dimiliki masyarakat, Sedangkan konsep media modern merujuk pada mass ‘mediated’ communication system yang kita kenal dengan istilah media massa.

(5)

komunikasi yang secara asli (indegenuous media) telah ada dan digunakan dalam kehidupan sosial masyarakat. Kedua, bahwa titik berat media komunikasi pada kemampuan dan fungsinya sebagai hiburan, informasi bukan pada bentuk fisik dari media tersebut.

Dengan kata lain, sebelum media massa hadir di tengah masyarakat sebagai pranata sosial yang berfungsi informatif, bukan berarti masyarakat tidak memiliki saluran komunikasi dalam kehidupan sosial. Pada masa itu fungsi-fungsi informatif masih numpang pada pranata-pranata sosial lain yang memungkinkan adanya interaksi satu sama lain semisal, pasar, tempat ritual bahkan komunitas. Tradisi lokal yang masih berlangsung dan dilaksanakan oleh masyarakat desa dapat mempertahankan solidaritas sosial pada masyarakat, karena dengan dilakukannya tradisi lokal individu dengan individu sering berinteraksi dan berkomunikasi secara langsung sehingga menumbuhkan rasa kebersamaan antar masyarakat tersebut.

(6)

Berdasarkan hasil jejak pendapat ”Kompas”, sebagian besar responden

(N=747) sekitar tiga perempat bagian, melihat kondisi saling membantu (tolong menolong, gotong royong, toleransi, dan penghargaan antar kelompok masih berlangsung secara baik, bahkan sebagian kecil membaik di masyarakat. Sikap saling menghargai identitas primordial termasuk indikator yang paling diapresiasi, sementara kesenjangan sosial yang paing kuat respon negatifnya (Kompas, 20 Desember 2010).

Kondisi solidaritas sosial berdasarkan jejak pendapat Kompas tersebut menunjukkan bahwa pada masyarakat desa solidaritas sosial masih berjalan dengan baik dan terpelihara dan dipertahankan sebagai tradisi lokal yang memiliki nilia-nilai kearifan lokal ditengah era globalisasi sekarang ini.

Berdasarkan hasil penelitian Nasution, (2009: 201) menjelaskan, solidaritas sosial pada masyarakat desa transisi tumbuh dari pertautan antara nilai tradisi lokal yang masih dilakukan oleh warga dusun dengan nilai modern yang berlaku pada warga perumahan, akibatnya terjadinya antar kedua warga tersebut.

(7)

sambatan, rewang, nonggo, klontang, buwuh atau sambatan, selamatan, tahlilan dan lain-lainnya, (c) kondisi berkurangnya lahan pertanian warga akibat banyaknya pembangunan perumahan, sehingga menyebabkan banyaknya warga dusun yang beralih mata pencaharian dari pertanian ke non pertanaian.

Sedangkan realitas teoritik (das sallen), yaitu sepanjang pengetahuan peneliti belum dijumpai penelitian terdahulu yang secara khusus mengkaji tradisi lokal sebagai media komunkasi sosial dalam mempertahankan solidaritas sosial pada karakteristik masyarakat desa transisi.

Upaya memelihara solidaritas sosial tidaklah semudah yang dibayangkan, karena solidaritas sosial akan terus berkembang menuju kehidupan sosial yang modern. Mampukah perilaku tradisi lokal selamatan jumat legi yang masih berjalan pada masyarakat desa, khususnya masyarakat desa transisi sebagai media komunikasi sosial dalam mempertahankan solidaritas sosial? Apakah tradisi lokal selamatan jumat legi dapat beradaptasi dengan masuknya nilai-nilai modern yang mementingkan sikap individualitas dan tidak mengandung nilai-nilai kearifan lokal membentuk solidaritas sosial baru pada masyarakat desa transisi? Namun mau tidak mau keadaan ini pasti akan terjadi, karena adanya arus globalisasi yang akan sangat berpengaruh terhadap perubahan pada nilai-nilai solidaritas sosial masyarakat.

(8)

Masyarakat desa transisi Menurut Riggs (dalam Soelaiman, 1998: 35) adalah terjadinya percampuran antara nilai-nilai tradisional dengan proses modernisasi atau dengan pengertian lain merupakan masyarakat peralihan (transisi) dari masyarakat tradisional menuju masyarakat industri, di mana tumpang tindih (overlapping) diantara kedua nilai tersebut.

Hal ini dapat dilihat pada masyarakat Jawa, khususnya di desa pinggiran kota (transisi) nilai-nilai yang bersumber dari mitos, ritus, dan etika. Di mana mitos Jawa bersumber dari wayang, yang sangat erat dengan simbol-simbol. Implikasi dari mitos tersebut menimbulkan perilaku yang lebih menekankan pada perasaan, sebab yang dituju adalah selaras dengan alam. Dalam hal ini ritus yang manarik adalah ”slametan”. Ritus sebagai dimensi agama mempunyai hubungan dengan Yang Kuasa dan dengan seagama.

(9)

Wali Sanga mencoba menanamkan Islam secara halus dan estetis. (Endraswara, 2012: 78).

Tegasnya, Islam Jawa memang sebuah fenomena yang mencoba menggabungkan antara agama dan prilaku budaya. Karena itu, meskipun sedikit ragu, Damami (2002:94) menamakan perilaku religi Jawa demikian disebut Islam kultural. Islam kultural merupakan ritual agama yang tak murni lagi, melainkan sebuah percampuran lembut di antara dua atau lebi aspek agama. Dalam istilah lain, Woordward (1999: 56) menyebut Islam semacam itu sebagai “agama rakyat”

(popular religion).

Ritus slamatan begitu kuat dalam faham masyarakat Jawa. Sedangkan nilai-nilai modern yang terjadi pada masyarakat desa pinggiran dampak dari pembangunan adalah masyarakat menjadi heterogen sebagaimana pada tingkat pendidikan, pada profesi pekerjaan, dan kepercayaannnya, peralihan mata pencaharian di bidang agraris (pertanian) menjai mata pencaharian bidang non pertanian, seperti berdagang, buruh pabrik, buruh bangunan, dan lain-lain.

Kondisi tersebut terutama terjadi di desa-desa di Pulau Jawa, khususnya masyarakat desa yang letaknya di pinggiran kota, karena kemajuan komunikasi dan kecenderungan menjadi pusat perdagangan serta lalu lintas komunikasi yang akan mengalami perubahan drastis. Perubahan ini akan paling terasa pada masyarakat desa transisi dalam pergeseran solidaritas sosial.

(10)

Berdasarkan latar belakang tersebut, pentingnya penelitian ini dilakukan untuk menganalisis ”Prilaku Tradisi Lokal Sebagai Media Komunikasi Sosial Masyarakat Desa Transisi dalam Mempertahankan Solidaritas Sosial (Studi Kasus Prilaku Tradisi Lokal Slamatan Jumat Legi pada Masyarakat Dusun Bulurejo Desa Saptorenggo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang sebagai Masyarakat Transisi).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan konteks penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi fokus penelitian atau rumusan masalah penelitian ini secara umum adalah ”Bagaimana prilaku tradisi lokal Slamatan Jumat Legi sebagai media komunikasi sosial pada masyarakat desa transisi dalam mempertahankan solidaritas sosial”. Secara lebih rinci yang ingin dijawab dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

a. Mengapa tradisi lokal Slametan Jumat legi masih dilakukan oleh masyarakat Dusun Bulurejo Desa Saptorenggo Kecamatan Pakis sebagai masyarakat desa transisi?

b. Bagaimana proses kegiatan Slamatan Jumat Legi warga Dusun Bulurejo Desa Saptorenggo Kecamatan Pakis sebagai masyarakat desa transisi?

c. Bagaimana proses interaksi yang terjadi dalam acara Slametan Jumat Legi sebagai media komunikasi sosial pada warga Dusun Bulurejo sebagai masyarakat desa transisi.

(11)

Dusun Bulurejo Desa Saptorenggo Kecamatan Pakis sebagai masyarakat desa transisi?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan ”Mendeskripsikan prilaku tradisi sosial

Slamatan Jumat Legi sebagai media komunikasi sosial pada masyarakat Dusun Bulurejo Desa Saptorenggo Kecamatan Pakis sebagai masyarakat desa transisi dalam mempertahankan solidaritas sosial.

a. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tradisi lokal Slamatan Jumat legi masih dilakukan oleh masyarakat Dusun Bulurejo Desa Saptorenggo Kecamatan Pakis sebagai masyarakat desa transisi.

b. Menganalisis proses kegiatan Slametan Jumat pada warga Dusun Bulurejo sebagai masyarakat desa transisi.

c. Menganalisis interaksi yang terjadi dalam cara Slamatan Jumat Legi sebagai media interaksi sosial pada warga dusun sebagai masyarakat desa transisi. d. Menganalisis perilaku tradisi lokal Slametan Jumat Legi sebagai media

Komunikasi sosial yang dapat mempertahankan solidaritas sosial pada masyarakat Dusun Bulurejo.

1.4. Kegunaan Penelitian

(12)

1. Kegunaan Teoritis

a. Kontribusi ilmiah dalam kajian sosiologi komunikasi, khususnya tentang tradisi lokal sebagai media komunikasi sosial dalam mempertahankan solidaritas sosial pada masyarakat desa transisi.

b. Kontribusi ilmiah dalam kajian sosiologi komunikasi, khususnya yang berkenaan dengan manfaat tradisi lokal sebagai media komunikasi sosial dalam mempertahankan solidaritas sosial masyarakat desa transisi di era sekaran ini.

c. Sebagai informasi bagi para peneliti, terutama ilmuwan sosial tentang tradisi sosial sebagai media komunikasi sosial, solidaritas sosial, dan masyarakat desa transisi serta permasalahannya yang menarik untuk dikaji lebih lanjut.

2. Kegunaan Praktis

a. Sebagi input bagi pihak-pihak yang berkompeten (terutama peme-rintah propinsi, kabupaten, dan desa) sebagai arah evaluasi kebijakan dalam menjaga tradisi lokal dan solidaritas sosial masyarakat desa transisi pada masa sekarang ini.

b. Memberikan gambaran tentang wujud perilaku tradisi lokal sebagai media komunikasi sosial dalam mempertahankan solidaritas sosial pada masyarakat desa transisi kepada pemerintah daerah.

.

1.5. Penegasan Istilah

(13)

a. Tradisi lokal Slamatan Jumat Legi adalah tradisi yang dilakukan oleh warga secara rutin sebulan sekali sesuai dengan penanggalan jawa, yakni setiap malam jumat legi. Malam jumat legi bagi masyarakat Jawa Timur dianggap sebagai malam keramat.

b. Media Komunikasi Sosial dalam penelitian ini merupakan cara untuk berinteraksi sosial dan menyampaikan informasi. Fungsi informatif melalui pranata sosial yang memungkinkan adanya interaksi satu sama lain, misalnya tempat ritual atau tradisi lokal. Melalui media sebagai sarana komunikasi sosial ini masalah-masalah sosial dapat dipecahkan. Selain itu dengan adanya dialog antara individu-individu atau antara komunikator dengan komunikan dan antar khalayak sendiri, integrasi sosial akan dapat diukur dari keterlibatan secara emosional dalam bentuk ikatan. (Bungin, 2011: 32).

c. Solidaritas sosial adalah kepedulian dan rasa kebersamaan dalam kelompok masyarakat yang menunjukkan pada suatu keadaan hubungan antara individu/kelompok yang didasarkan persamaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.

(14)
(15)

(Studi Kasus Tentang Slametan Jumat Legi pada Masyarakat Dusun Bulurejo, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang)

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 2

Magister Sosiologi

Diajukan oleh:

ZULKARNAIN

NIM 09250092

PROGRAM PASCASARJANA

(16)

TESIS

Dipersiapkan dan disusun oleh:

ZULKARNAIN NIM 09250092

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 21 Juli 2012

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua : Prof. Dr. Ir. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si ...

Sekretaris : Dr. Muslimin Machmud, M.Si ...

Penguji I : Dr. Vina Salviana DS, M.Si ...

(17)

MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS SOSIAL MASYARAKAT DESA TRANSISI

(Studi Kasus Tentang Slametan Jumat Legi pada Masyarakat

Dusun Bulurejo, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang)

Yang diajukan oleh: ZULKARNAIN

NIM 09250092

Telah disetujui Tanggal, Agustus 2012

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Ir. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si Dr. Muslimin Machmud, M.Si

Direktur Ketua Program Studi

Program Pascasarjana Magister Sosiologi

(18)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : Zulkarnain

NIM : 09250092

Program Studi : Sosiologi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa: 1. Tesis dengan judul

Tradisi Lokal Sebagai Media Komunikasi Sosial dalam Mempertahankan Solidaritas Sosial Masyarakat Desa Transisi (Studi Kasus Tentang Slametan Jumat Legi pada Masyarakat Dusun Bulurejo, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kanupaten Malang).

Adalah hasil karya ssendiri dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Peguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumbert kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN, dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 9 September 2012 Yang menyatakan

(19)
(20)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Tradisi Lokal sebagai Media

Komunikasi Sosial dalam Mempertahankan Solidaritas Sosial Masyarakat Desa Transisi (Studi Kasus Perilaku Tradisi Lokal Slametan Jumat Legi pada Masyarakat Dusun Bulurejo Desa Saptorenggo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang sebagai Masyarakat Desa Transisi)”.

Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar magister pada Program Studi Sosiologi Kosentrasi Sosiologi Komunikasi pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

Tulisan ini, disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi masalah: (1) Mengapa tradisi lokal Slamatan Jumat legi masih dilakukan oleh masyarakat Dusun Bulurejo Desa Saptorenggo Kecamatan Pakis sebagai masyarakat desa transisi. (2) Bagaimana proses kegiatan Slamatan Jumat Legi warga Dusun Bulurejo Desa Saptorenggo Kecamatan Pakis sebagai masyarakat desa transisi. (3) Bagaimana proses interaksi yang terjadi dalam acara Slametan Jumat Legi sebagai media komunikasi sosial pada Warga Dusun Bulurejo sebagai Masyarakat Desa Transisi. (4) Apakah perilaku tradisi lokal Slamatan Jumat Legi sebagai media komunikasi sosial yang berfungsi untuk mempertahankan solidaritas sosial pada masayarakat Dusun Bulurejo Desa Saptorenggo Kecamatan Pakis sebagai masyarakat desa transisi.

(21)

semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca tulisan ini umumnya.

Penulisan ini dapat penulis selesaikan berkat bimbingan dosen Pembimbing Utama dan dosen Pembimbing Pendamping. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dari lubuk hati yang dalam kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses penelitian dan penulisan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. Muslimin Machmud, M.Si selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama proses penelitian dan penulisan sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

3. Ibu Dr. Vina Salviana DS, M.Si selaku dosen penguji I dan sekaligus sebagai Ketua Program Studi Magister Sosiologi UMM dan Bapak Dr. Achmad Habib, M.A selaku dosen penguji II, kedua dosen ini telah bersedia untuk menguji penulis dan memberikan saran dan masukan agar tesis ini lebih berkualitas.

4. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP sebagai pimpinan Universitas tempat saya studi S2.

5. Direktur Program Pascasarjana, Dr. Latipun, M.Kes sebagai pimpinan penyelenggaraan Program Pascasarajana UMM.

(22)

Semoga segala bantuan dan pengorbanan yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan pahala berlimpah dari allah SWT. Disadari bahwa penulisan tesis ini masih terdapat kekurangan, walaupun sudah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, namun masih dirasakan ada beberapa kelemahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan semua pihak yang membutuhkan tema pada tulisan ini.

Malang, Juli 2012

(23)
(24)

DAFTAR ISI

2.2. Konsep Keselamatan pada Masyarakat Jawa ... 16

2.3. Media Komunikasi Sosial ... 21

2.4. Interaksi Simbolik yang Terjadi dalam Masyarakat ... 25

2.5. Pertukaran Sosial (Social Change) ... 28

2.8. Konsep dan Hakekat Masyarakat Desa Transisi ... 46

2.9. Lingkungan Pemukiman Desa dan Kota ... 56

2.10. Peran Kelembagaan Lokal dan Elit Lokal dalam Mempertahankan Solidaritas Sosial Masyarakat ... 60

2.11. Hubungan Solidaritas Sosial dengan Partisipasi dalam Pembangunan pada Masyarakat Desa Transisi ... 68

2.12. Penelitian Terdahulu ... 71

BAB III METODE PENELITIAN ... 73

3.1. Pendekatan Penelitian ... 73

3.2. Pemilihan Lokasi Penelitian ... 74 viii

(25)

3.3. Metode Penetapan Subyek Penelitian ... 75

3.4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 79

3.5. Teknik Analisisi Data ... 83

3.6. Teknik Keabsahan Data ... 3.6. Kerangka Pemikiran ...

4.3. Proses Kegiatan Slametan Jumat Legi pada Warga Dusun Bulurejo sebagai Masyarakat Desa Transisi ... 108

a. Prilaku Ziarah Kubur ... 109

b. Persiapan Nasi Berkat ... 118

c. Pelaksanaan Slametan Jumat Legi ... 120

d. Kegiatan Yasinan dan Tahlilan ... 129

4.4. Interaksi yang terjadi dalam Acara Slametan Jumat Legi Sebagai Media Komunikasi Sosial bagi Warga dusun Bulurejo Sebagai Masyarakat Desa Transisi ... 137

(26)
(27)

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Interaksi dalam Perbuatan Individu ... 26

2. Kurva Distribusi Frekuensi Masyarakat Prismatik ... 53

3. Sistem Hirarki Keruangan Wilayah Perkotaan ... 59

4. Universum Pembangunan Lembaga Lokal ... 63

5. Skema Rancangan Penelitian ... 74

6. Foto Bapak Gunawan, Kepala Dusun ... 76

7. Foto Bapak Sumarto,Tokoh Pemuda ... 76

8. Foto Bapak Kadi, Tokoh Agama ... 77

9. Foto Bapak Remen, Warga Dusun Bulurejo... 78

10. Foto Bapak Sutrisno, Warga Dusun Bulurejo ... 78

11. Komponen Analisis Data Model Interaktif ... 84

12. Skema Kerangka Penelitian ... 87

13. Jalan akses utama menuju Dusun Bulurejo ... 88

14. Salah satu dari lima perumahan yakni Bandara Elfira ... 89

15. Salah stu akses jalan menuju Dusun Bulurejo ... 91

16. Warga Dusun Bulurejo RT 3 Saat melaksanakan Slametan ... 98

17 Suasana penjual dan pembeli kembang setaman dekat makam Dusun Bulurejo saat menjelang Slametan Jumat Legi... 109 18 Salah seorang warga dusun saat ziarah kubur ke makam keluarga dan mengirimkan doa untuk arwah leluhurnya... 112

19 Kembang Setaman ... 114

20 Nasi berkat yang dibawa salah seorang warga pada saat Slametan Jumat Legi atau disediakan tuan rumah ... 119

21 Warga Dusun Bulurejo sedang melaksanakan Slametan Jumat Legi dalam bentuk kelompok kecil ... 122

22. Kegiatan slametan Jumar Legi yang diselenggarakan oleh warga dalam jumlah kelompok satu RT ... 125

23 Bagan Proses Pelaksanaan Slametan Jumat Legi Warga Dusun Bulurejo ... 128

24 Kegiatan pertemuan para pengurus jamaah yasinan/tahlilan di dusun ... 131

25 Warga saling berinteraksi antar satu dengan lain sebagai media komunikasi sosial ... 141

26 Interaksi yang terjadi antar individu pada Slametan Jumat Legi sebagai media komunikasi sosial bagi warga Dusun Bulurejo... 142

27 Kegiatan soyo (gotong royong membangun rumah salah seorang warga ... 153

(28)

28 29

Kegiatan soyo warga Dusun Bulurejo dalam membangun rumah salah seorang tetangganya... Suasana rewang memasak para Ibu-Ibu pada acara

hajatan salah seorang warganya ...

153 158 30 Warga Dusun para pemuda yang membantu dalam

mempersiapkan pemakaman bagi warganya yang

meninggal dan akan dikuburkan di pemakaman desa... 165 31 Warga dusun bergotong royong saat menggali di

kuburan apabila ada warga yang meninggal ... 165 32. Kegiatan gotong royong warga dusun saat membuat selokan air.. 167

32 Proses Slametan Jumat Legi dalam mempertahankan perilaku

Solidaritas Sosial warga Dusun Bulurejo ... 174

(29)

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Perbedaan Solidaritas Mekanik dengan Solidaritas Organik ... 36 2 Makna Interaksi Simbolik Slametan, Jumat Legi,dipandang

dari sisi Agama, Tradisi, dan Sosial ... 104 3 Makna Interaksi Simbolik Proses Slametan dan Jumat Legi ... 133 4. Perilaku Solidaritas Sosial Warga Dusun yang Masih Berjalan

dan Dilestarikan ... 172

(30)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Transkrip wawancara dengan Bapak Gunawan,

Kepala Dusun Bulurejo ... 181 2. Transkrip wawancara dengan Bapak Muhammad

Selaku Tokoh Adat Dusun Bulurejo ... 186 3. Transkrip wawancara dengan Bapak Kardi

Selaku Tokoh Agama ... 189 4. Transkrip wawancara dengan bapak Sutrisno

Salah satu warga dusun yang masih mempertahankan

Slametan Jumat Legi dalam bentuk kelompok ... 192 5. Transkrip wawancara dengan Bapak Sumarto selaku

Tokoh Pemuda Dusun Bulurejo ... 195 6. Transkrip wawancara dengan Bapak Remen salah satu warga

Dusun Bulurejo yang rutin ziarah kubur dan ikut slametan

Jumat legi ... 198 7. Foto-Foto Kegiatan Slametan Jumat Legi di Dusun Bulurejo 200

(31)
(32)

DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari Sapari Imam. 1993. Sosiologi Kota dan Desa. Usaha Nasional. Surabaya. Bachtiar Wardi. 2006. Sosiologi Klasik. Bandung: Remaja Rosdakarya

Bintarto. R. 1980. Gotong Royong Suatu Karakteristik Bangsa Indonesia. Suarabaya: Bina Ilmu.

Burger D.H. 1983. Perubahan-Perubahan Struktur dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Bharatara Karya Aksara.

Bungin Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group

_____________. 2009. Sosiologi Komunikasi. Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group.

Creswell, John. W. 1994. Research Design Qualitative and Quantitative Approache. Sage Publications. USA.

Damami, Muhammad. 2002. Makna Agama dalam Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Lesfi. Eaton, Joseph. W. 1986. Pembangunan Lembaga dan Pembangnan Nasional dari Konsep

Aplikasi. Pandan Guntao dan Aleh Jeni (Penterjemah). Jakarta: UI Press. Esten, Mursal. 1999. Kajian Transformasi Budaya. Bandung: Penerbit Angkasa. Emizar. 2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: RajaGrafindo.

Endraswara Suwardi. 2011. Kebatinan Jawa Laku Hidup Utama Meraih Derajat Sempurna. Yogyakarta: Lembu Jawa.

Endaswara Suwardi. 2012. Falsafah Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Cakrawala Fattah, Munawar, Abdul. 2006. Tradisi Orang-Orang NU. Yogyakarta: LKIS Printing Cemerlang.

Ibrahim, Jabal, Tarik. 2003. Sosiologi Pedesaan. Malang: UMM Press.

Koentjaraningrat. 1977. Sistem Gotong Royong dan Jiwa Gotong Royong. Berita Antro- pologi Th IX No.30 Februari 1977. Jakarta.

Koentajaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN Balai Pustaka..

(33)

La Bella Thomas, J. 1976. Nonformal Education and Social Change in Latin America. Los Angles: University of. California.

Laksono. P,M. 2009. Tradisi dalam Struktur Masyarakat Jawa Kerajaan dan Pedesaan.Yogyakarta: Kapel Press.

Lawang Robert M,Z. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia. Laiya Banibowo.1983. Solidaritas Keluarga Dalam Salah Satu Masyarakat Desa

Nias Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Lerner, Daniel. 1983. Memudarnya Masyarakat Tradisional. Penerbit Gadjah Mada Uni- versity. Jakarta.

Litlejohn, Stephen W, 1996, Theories of Human Communication, edisi ke-5, Belmont, California, Wadsworth.

Machmud, Muslimin. 2011. Komunikasi Tradisional: Pesan Kaerifan Lokal Masyarakat Sulawesi Selatan Melalui Berbagai Media Warisan. Yogyakarta: Litera.

Mubyarto dan Kartodirdjo Sartono. 1998. Pembangunan Pedesaan di Indonesia. Penerbit Liberty Yogyakarta P3PK UGM. Yogyakarta. h. 144-146.

Muhadjir Noeng. 2001. Identifikasi Faktor-Faktor Opinion Leader Inovatif Bagi Pem- bangunan Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Rake Sarasin.

Mulder, Niels. 1984. Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Sinar Harapan.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rasadakarya

Oepen, Manfred (ed.). 1988. Developmen Support Communication in Indonesia. Jakarta: Friedrich-Neumann Stiftung & Indonesian Society for Pesantren and Community Development (P3M).

Pasaribu IL dan Simanjuntak, B. 1986. Sosiologi Pembangunan. Bandung: Tarsito. Rogers Everret, M. 1983. Diffusion of Innovations. Abdillah Hanafi (penterjemah). Difusi

Inovasi Penyebaran Ide-Ide Baru Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional.

Santoso Gempur. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Pretasi Pustaka.

Sajogyo. 1987. Ekologi Pedesaan Sebuah Bunga Rampai. Semarang: Rajawali.

(34)

Saryono Djoko. 2011. Sosok Nilai Budaya Jawa Rekonstruksi Normatif Idealistis. Malang: Aditya Media Publishing.

Soemardjan, Selo. 1970. Ilmu Gaib, Kebatinan dan Ilmu Agama dalam Kehidupan Masyarakat dalam Masalah-Masalah Kerohanian dan Keagamaan. Jakarta: Proyek Bimbingan Aliran-Aliran Kepercayaan, paham-Paham Keagmaan Depag RI.

Soemardi S.1995. Ngerembug wong Duwe Gawe La wong Buwuh. Panjebar Semangat No. 52. Sabtu Pon 30 Desember 1995.

Saksono, Gatut, Ign dan Dwiyanto, Djoko. 2012. Faham Keselamatan dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Ampera Utama

Suseno, Frans magnis. 1988. Etika Jawa: Sebuah Analisis Falsafa tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia.

Soelaiman M. Munandar. 1998. Dinamika Masyarakat Transisi Mencari Alternatif, Teori Sosiologi dan Arah Perubahan. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Syam Nina, W. 2009. Sosiologi Komunikasi. Bandung: Humaniora.

Uphoff, Norman T, Cohen John M, Goldsmith Arthur,.A. 1979. Feasibility and Application of Rural Development Participation. New York: Cornel University.

Woodward, Mark,R. 1999. Islam Jawa Kasalehan Normatif Versus Kebatinan. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta.

Yuliarso, Kurniawan K. 1997. Komunikasi Sosial dan Integrasi Sosial. Laporan Penelitian. Yogyakarta: UGM.

Sumber lain:

Pabottinggi, Mochtar. 1986. http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2117296- pengertian-media-sosial/#ixzz1Z4ZhhvLu. diakses tanggal 15 Januari 2012.

Jejak Pendapat Kompas tentang Solidaritas Sosial. Kompas. 20 Oktober 2011.

https://teddykw1.wordpress.com/2008/03/01/teori-pertukaran-sosial/ diakses tanggal 4 April 2012.

https://myfikr.wordpress.com/2010/04/26/teori-pertukaran-sosial/ dikases tanggal 1 Mei 2012 http://daniswara2012.wordpress.com/2012/03/22/makna-kembang-setaman/diakses tanggal 25

Mei 2012

(35)

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Tampilan Rancang Bangun Dari Sistem Pajak Tol Otomatis Dengan RFID Dan Informasi Berbasis Android. Pengambilan Gambar

Peneliti telah berusaha semaksimal mungkin mencurahkan segenap kemampuan dan kesabarannya untuk menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Keterampilan Dasar

A., 2007, Biomassa dan Produktivitas Fitoplankton di Perairan Teluk Jakarta serta Kaitannya dengan Faktor-Faktor Lingkungan, Disertasi tidak di publikasikan, Fakultas

Sistem Panasbumi Gunung Papandayan Sistem panasbumi Gunung Papandayan terdiri atas batuan penudung (clay cap) dengan jenis batuan lunak alterasi yang bersifat konduktif

Hasil Pengujian Struktur Mikro pada Hammer Crusher Pada pengujian metalografi dari material hammer crusher yang belum mendapat perlakuan panas, didapatkan struktur mikro material

Kesamaan dan Perbedaan Mata Kuliah Rumpun Ilmu Computing Berdasarkan analisis definisi dan cakupan permasalahan yang dipelajari dan ditangani masing-masing disiplin ilmu Computing

Tanggal 18-19 Juni, 2007, di Wisma Alabare, Istana Bunga, Lembang, Bandung, enam Romo dari BPPG Jakarta (Jakarta, Bogor dan Bandung), selaras dengan kesepakatan mandat dari

Tujuan penelitian ini adalah; Untuk mengetahui hubungan antara pengembangan karyawan dengan peningkatan produktivitas kerja di Unit Pelaksana Tekhnis Pengujian