• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSHIBISIONIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSHIBISIONIS"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perilaku seksual manusia semakin beragam dan unik, semisal ketertarikan seksual pada sesama jenis (homoseksual), perilaku mengintip orang lain, sadomasokisme, perkawinan sedarah, pemerkosaan dan pencabulan pada anak-anak, berhubungan seks dengan mayat atau benda mati, seseorang yang menunjukkan alat kelaminnya pada orang yang tidak dikenalnya dan dilakukan di tempat umum, dan berbagai macam perilaku seksual yang unik lainnya. Perilaku-perilaku tersebut pada kebanyakan orang, mungkin tidak terpikirkan untuk dilakukan karena merupakan hal

yang aneh dan tidak biasa.

Hal-hal yang bersifat seksualitas sejatinya merupakan sesuatu yang sangat

privasi. Davidson et al. (2006) menjelaskan seksualitas merupakan salah satu ranah yang paling pribadi dan secara umum privat dalam kehidupan individu. Setiap orang adalah makhluk seksual dengan minat dan fantasi yang dapat mengejutkan atau bahkan mengagetkan kita dari waktu ke waktu. Hal itu merupakan fungsi seksual yang normal. Namun, ketika fantasi atau hasrat tersebut mulai membahayakan diri kita dan orang lain, seperti halnya beberapa contoh kasus-kasus yang telah dikemukakan di awal, fantasi dan hasrat tersebut dapat digolongkan abnormal.

Berbicara tentang seksualitas tidak akan terlepas dari organ-organ seksual itu sendiri yaitu alat kelamin. Alat kelamin bagi individu adalah sesuatu yang sangat privasi, dan pada kebanyakan orang tidak akan diumbar begitu saja dan pada sembarang orang. Namun ternyata ada sebagian kecil orang yang mengumbarnya pada orang lain yang tidak dikenal untuk memperoleh kepuasan seksual. Mereka disebut sebagai ekshibisionis.

(2)

2

Ekshibisionis berasal dari kata exhibition yang artinya pameran, memamerkan, atau mempertontonkan. Ekshibisionis adalah dorongan fantasi seksual yang mendesak dan terus-menerus dengan memamerkan bagian genitalnya kepada orang lain. Dorongan tersebut bertujuan untuk menakuti, mengejutkan, atau untuk dikagumi. Ekshibisionis merupakan abnormalitas seksual dengan cara-cara abnormal (tidak dilakukan kebanyakan orang pada umumnya) dalam pemuasan dorongan seksualnya.

Davidson & Neale (dalam Fausiah, 2008) menjelaskan bahwa ekshibisionis masuk dalam golongan gangguan seksual; parafilia. Parafilia berasal dari kata “para” yang berarti penyimpangan pada apa yang membuat orang tertarik “philia”. Mengacu pada sekelompok gangguan yang melibatkan ketertarikan seksual terhadap obyek yang tidak biasa atau aktivitas seksual yang tidak biasa.

Cara seorang ekshibisionis dalam mengekspresikan dirinya untuk memperoleh kepuasan seksual memang tergolong unik, dari beberapa kasus yang

peneliti ketahui dari lapangan serta pernah dialami langsung, beberapa dari mereka (ekshibisionis) mengendarai sepeda ontel atau sepeda motor. Dari kejauhan, seorang ekshibisionis terlihat berhenti sejenak untuk membuka resleting, setelah itu mengendarai sepeda dengan pelan dan berhenti pada target dengan cara pura-pura menanyakan alamat suatu tempat. Pada saat target melihat dan merespon, pelaku ekshibisionis akan bergegas pergi meninggalkan tempat tersebut.

Fenomena ekshibisionis merupakan suatu hal menarik yang masih perlu pengkajian yang lebih mendalam. Salah satu kasus ekshibisionis yang belum lama diberitakan melalui media cetak dan sedang menjalani proses pemeriksaan ialah kasus saudara SPR (36), aksi tersebut dilakukan di daerah pasar kunjang Kediri.

KOMPAS.com —SPR (36), warga Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ditangkap polisi setelah menghadang rombongan guru perempuan, Kamis (31/5/2012). Kasusnya berbuntut panjang karena dalam penghadangan itu, ia mempertontonkan organ kelaminnya sambil bermasturbasi. Peristiwa yang terjadi di jalan umum Desa Kapas, Kecamatan Kunjang, ini bermula saat pelaku yang mengendarai sepeda motornya mencegat rombongan yang terdiri empat guru

(3)

3

Beberapa informasi terbaru yang peneliti ketahui, adapula modus lain yang digunakan oleh para ekshibisionis tersebut, yaitu dengan cara menetap pada suatu tempat yang telah menjadi wilayahnya sambil menunggu target yang akan menjadi korban mereka. Biasanya wilayah tersebut tergolong sepi namun pasti dilewati oleh para calon korban mereka. Berbeda dengan para ekshibisionis yang menggunakan kendaraan yang terkesan lebih aktif karena mereka menuju pada korbannya, sebaliknya ekshibisionis yang diam atau memiliki wilayah tertentu untuk beraksi cenderung terkesan pasif karena hanya menunggu korbannya lewat. Dari beberapa sumber bacaan juga ditemukan fakta bahwa mereka juga dapat melakukannya ditempat-tempat umum seperti angkutan umum, gedung bioskop, bahkan dari kaca hotel.

Kebanyakan pelaku ekshibisionis adalah pria dan yang menjadi target mereka

adalah anak-anak usia sekolah dan remaja. dalam literatur juga dijelaskan bahwa anak-anak dan remaja, serta wanita, paling sering menjadi target ekshibisionis. Laws

et al. (2008) menyebutkan beberapa penelitian terkait hal tersebut, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Riordan pada tahun 1999, dalam sampel non klinis pada 72 wanita, ditemukan bahwa 49% merupakan korban dari ekshibisionis dan sekitar 57% berada di bawah usia 16 pada saat pertama bertemu dengan ekshibisionis, temuan ini serupa dengan survey sebelumnya. Pada sampel klinis dari ekshibisionis, Macdonal (1973) menemukan bahwa 20 % korbannya ada pada umur antara 5 dan 13 tahun, sementara Mohr et al. (1964) melaporkan bahwa 17 dari 55 subjek memamerkan hanya kepada anak dan 6 lainnya memamerkan pada remaja dan anak.

Namun, tidak dijelaskan mengapa perilaku tersebut lebih banyak dilakukan oleh seorang ekshibisionis pada anak-anak, mungkin saja para ekshibisionis beranggapan bahwa anak atau remaja masih polos dan dapat memberikan reaksi yang mereka inginkan yaitu kaget, takut, serta reaksi-reaksi lainnya yang konon dapat memberikan kepuasaan seksual pada pelaku.

Dari keterangan diatas sangat jelas bahwa ekshibisionisme merupakan perilaku yang abnormal. King (2010) menjelaskan bahwa perilaku abnormal adalah perilaku yang menyimpang, maladaptive, atau menimbulkan distress pribadi pada

(4)

4

dipenuhi untuk mengklasifikasikan perilaku sebagai abnormal, namun dua dari tiga kriteria mungkin muncul bersamaan.

King (2010) juga menjelaskan tentang tiga kriteria abnormal tersebut. pertama, perilaku abnormal bersifat menyimpang, satu cara untuk mendeskripsikan perilaku abnormal adalah perilaku itu atipikal (tidak seperti kebanyakan). Kedua perilaku bersifat maladaptive yaitu perilaku yang menganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi dengan efektif di dunia. Ketiga perilaku abnormal melibatkan distress pribadi, dalam waktu yang cukup lama.

Dari ketiga kriteria tersebut, perilaku ekshibisionis sendiri dapat memenuhi salah satu atau ketiga kriteria. Pertama terjadinya penyimpangan perilaku atau atipikal, karena orang yang normal tidak akan menggumbarkan alat kelaminnya pada orang lain apalagi orang yang tidak dikenal. Kedua perilaku bersikap maladaptive,

dari beberapa penelitian dikemukakan bahwa kebanyakan dari pelaku ekshibisionis adalah pemalu, bisa jadi hal ini dikarenakan bahwa para ekshibisionis menyadari

ketidaklaziman yang mereka lakukan. Ketiga, perilaku melibatkan distress pribadi. Para pelaku ekshibisionis memang susah dalam mengendalikan dorongan seksual mereka tapi mereka juga menyadari bahwa ada yang salah dengan perilaku mereka karena melanggar norma yang ada dimasyarakat, hal ini dapat menjadi salah satu penyebab distress pribadi.

Sejumlah peneliti melihat ekshibisionisme sebagai cara tidak langsung untuk menunjukkan kekerasan pada wanita, mungkin karena memiliki persepsi yang salah tentang wanita pada masa lalu atau karena tidak dianggap serius oleh wanita (Geer, Heiman, & Leitenberg, 1984). Pria dengan gangguan ini cenderung pemalu, tergantung, serta kurang memiliki keterampilan sosial dan seksual, bahkan terhambat secara sosial (Dwyer, 1988), sejumlah orang meragukan maskulinitas mereka dan memiliki perasaan inferior. Rasa jijik atau ketakutan korban membangkitkan rasa menguasai situasi dan meningkatkan keterangsangan seksual mereka (Nevid et al., 2005).

Menurut Peneliti, perilaku ekshibisionis ini sendiri memang merupakan tindakan kekerasan dan akan terus meningkat jumlahnya jika tidak tertangani dengan

(5)

5

permasalahan ini jika tidak dilakukan pengumpulan informasi-informasi yang menunjang.

Di belahan dunia bagian barat, mungkin penelitian terkait hal ini jauh lebih berkembang dan sering dilakukan sehingga dapat melakukan intervensi berupa terapi-terapi psikologis. Terapi tersebut pun mungkin dapat diterapkan di Indonesia, akan tetapi, bagi peneliti perbedaan budaya sedikit banyak akan mempengaruhi baik itu penyebab maupun terapi yang efektif bagi masalah ini.

Hal terpenting yang harus diketahui ialah bagaimana perilaku ini terbentuk dan menjadi permanen pada individu tertentu. Beberapa literatur menyebutkan penyebab perilaku ini ialah adanya perasaan rendah diri dan ingin diakui kejantanannya oleh wanita, disebutkan pula bahwa peran ibu yang dominan menjadi salah satu faktor. Namun, apakah hanya sebatas itu saja, informasi lain terkait

penyebab ekshibisionis akan berupaya untuk ditemukan melalui penelitian ini.

Selain penyebab terbentuknya perilaku, di butuhkan pula gambaran kondisi

psikologis (meliputi; kognitif, afektif dan konatif) seorang ekshibisionis. Ketiga komponen psikologis tersebut merupakan komponen yang saling terkait satu sama lain. Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana kondisi ketiga komponen psikologis pada seorang ekshibisionis tersebut, mengenai apa saja yang mereka pikirkan, bagaimana perasaan mereka dan bagaimana mereka melakukannya karena apa yang mereka lakukan bukanlah sesuatu yang biasa sebab hal yang mereka tunjukkan merupakan sesuatu yang tidak ingin ditunjukkan seseorang pada kebanyakan orang lain (apalagi kepada orang tidak dikenal) dan idealnya memang tidak seharusnya ditunjukkan.

Kasus ini merupakan kasus yang tergolong langka karena sepengetahuan peneliti di Indonesia sendiri belum menemukan penelitian terkait kasus ini meskipun memang tidak menutup kemungkinan telah dilakukan penelitian terkait hal ini. Kurangnya informasi yang peneliti dapatkan membuat kasus ini menjadi semakin menarik bagi peneliti untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya dari seorang ekshibisionis dan tentunya informasi-informasi tambahan dari pihak lain untuk memperjelas dan melengkapi data-data yang peneliti butuhkan. Hal tersebut

(6)

6

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil judul EKSHIBISIONIS (berkaitan mengenai mengapa seseorang menjadi ekshibisionis dan bagaimana kondisi psikologisnya).

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa seseorang menjadi ekshibisionis?

2. Bagaimana kondisi psikologis dari seorang ekshibisionis?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengapa seseorang menjadi ekshibisionis dan bagaimana kondisi psikologis seorang

ekshibisionis tersebut.

D. Manfaat Penelitian

(7)

EKSHIBISIONIS

SKRIPSI

Oleh : Sitti Dewi Sartika

08810190

FAKULTAS PSIKOLOGI

(8)

EKSHIBISIONIS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh : Sitti Dewi Sartika

08810190

FAKULTAS PSIKOLOGI

(9)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Ekshibisionis 2. Nama Peneliti : Sitti Dewi Sartika

3. NIM : 08810190

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 2-10 April 2012

7. Tanggal Ujian : 29 Juni 2012

Malang, 29 Juni 2012

Pembimbing I Pembimbing II

(10)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji

Pada tanggal 29 Juni 2012

Dewan Penguji

Ketua penguji : Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si ( )

Anggota Penguji :1. Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi ( )

2. Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si ( )

3. M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi ( )

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

(11)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sitti Dewi Sartika

NIM : 08810190

Fakultas/ Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah yang berjudul :

Ekshibisionis.

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan

sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, 30 Mei2012

Ketua Program Studi Yang Menyatakan

(12)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “EKSHIBISIONIS”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan inipenulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang dan pembimbing I yang telah banyak

memberikan pengarahan, bimbingan dan dorongan dalam penulisan skripsi ini. 2. Zainul Anwar, S.Psi,.M.Psi selaku pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. RR Siti Suminarti Fasikhah, Dra.,M.Si Selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan mulai awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Sdr. AS terima kasih banyak atas kesediannya dalam membantu terselesaikannya skripsi ini, semoga suatu hari nanti kita dapat bertemu kembali dalam kondisi yang berbeda dan tentunya lebih baik.

5. Mama dan Papa Tercinta, terima kasih atas segala limpahan kasih dan sayang serta doa yang tak pernah berhenti mengalir sehingga penulis memiliki motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Kakak-kakakku tercinta kak Nun, Kak Omi, dan Kak Ian. Terima kasih atas segala dukungan baik moril maupun materil pada penulis. Tanpa kalian penulis tidak akan menjadi seperti sekarang.

(13)

7. Teman-teman seperjuangan dikampus Hijau-Hitam-Putih “Fatwa, Ifa, Gilang, Aan, Yeni, Wiwid, Yudha, mbak Wike, mbak Ria, mas Abdi, mas Yudha, mas Dhani, mas Lukman dan mas Syifa”, terima kasih atas persahabatan penuh suka cita yang pernah kita lewati bersama.

8. Sahabat-sahabatku kelas C angkatan 2008, khususnya “Titik, Sarah, Stefi, Tina, Cici, Dhias, mbak fitri dan Chadi”, terima kasih atas persahabatan dan kerjasama selama perkuliahan kita.

9. Si cerewet “fatimah” & my dear “Jojoo” makasih atas segalanya, dukungannya serta canda dan tawanya, sangat menghibur ketika penulis merasa jenuh.

10. Keluarga besar HMI cabang Malang, HMI korkom UMM, dan khususnya HMI komisariat psikologi terima kasih atas segalanya, banyak kenangan yang takkan terlupakan bersama kalian.

11. Temen-temenku tersayang “Silvi, Lifa, Butet, Fitri” terima kasih karena selalu bertanya “kapan lulus???” yang makin memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan.Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Malang, 30 Mei2012

Penulis,

Sitti Dewi Sartika

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ekshibisionisme ... 7

1. Pengertian Ekshibisionisme ... 7

2. Penyebab Terbentuknya Perilaku Ekshibisionis... 9

3. Kriteria Diagnosis dalam DSM IV-TR ... 10

4. Perspektif Teoritis ... 10

B. Kondisi Psikologis ... 11

1. Pengertian Kondisi Psikologis ... 11

(15)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ... 14

B. Batasan Istilah ... 14

C. Subyek Penelitian ... 15

D. Metode PengumpulanData ... 15

E. Instrumen Penelitian ... 16

F. Prosedur Penelitian ... 17

G.Keabsahan Data ... 18

H. Analisis Data ... 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Subjek ... 20

B. Deskripsi Data ... 20

C. Analisa Data ... 24

D. Pembahasan ... 27

BAB VPENUTUP A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 33 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Table 4.1 : Identitas Subjek 20

(17)

DAFTAR SKEMA

Nomor Skema Halaman

Skema 4.1 : Riwayat Permasalahan Subjek 24

Skema 4.2 : Latar Belakang Terbentuknya Perilaku Ekshibisionis & Kondisi 25 Psikologis AS

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Informed Concent 35

Lampiran 2 : Hasil Diagnosis Gangguan 37

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara 42

Lampiran 4 : Jadwal Kegiatan 44

Lampiran 5 : Hasil wawancara 46

(19)

33

DAFTAR PUSTAKA

Al-Barry, M. D., & Partanto, P. A. (2001). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chaplin, J. P. (2009). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajawali Pres.

Davison, G. C., Kring, A. M., & Neale, J. M. (2006). Psikologi Abnormal Edisi Ke-9. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Fausiah, F., & Widury, J. (2005). Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Greene, B., Nevid, J. S., & Rathus, A. S., (2005). Psikologi Abnormal Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kartono, K. (2009). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung : Mandar Maju.

___________. (1996). Psikologi Umum. Bandung : Mandar Maju.

King, L. A. (2010). Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif (Buku 2). Jakarta: Salemba Humanika.

Laws, R., & O’Donohue, W. T. (2008). Sexual Deviance: Theory, Assessment and Treatment. New York: The Guilford Press.

Moleong, L. J. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Reed. S. K. (2011). Kognisi: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

Santrock, J. W. (2010). Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

http : www. Kompas.com. (diakses 6 Juni 2012)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

sebagai pesuruh Allah B Bermula era baru dalam sejarah tamadun masyarakat Arab Jahiliah C Berlaku penghijrahan Nabi Muhammad s.a.w..

dimasud ayat (1) adalah yang telah berumur 21 tahun atau telah menikah. 3) Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan

Manfaat scanning email pada firewall, mail relay, atau mail gateway adalah sebagai berikut: Dapat memindai email di kedua arah (inbound dan outbound dari jaringan organisasi)

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk membangun sistem pengawasan yang akuntabel.Pertama, perlu didorong suatu keterbukaan dalam menjalankan dan mengemukakan informasi

Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga, diantaranya adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah umum yang perlu dijawab yaitu “bagaimana mengembangkan media pembelajaran berbasis komputer dengan Microsoft Excel yang

Kepada semua teman-teman Fakultas Teknik Program Studi sistem Informasi khususnya angkatan 2010 yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan

Teknis Daerah Kota Bandung yang menyatakan Sub Dinas Pemakaman menjadi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tersendiri yaitu Kantor Pengelolaan Pemakaman di JL