i TAHUN 2014
SKRIPSI
OLEH :
AYU YULIA NINGSIH SIRAIT NIM: 111021105
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PEKAN
BAHOROK KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH :
AYU YULIA NINGSIH SIRAIT NIM. 111021105
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii ABSTRAK
Gizi untuk bayi yang paling sempurna adalah Air Susu Ibu (ASI), karena ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi. Rendahnya pemberian ASI eksklusif di Indonesia disebabkan oleh 2 faktor, yakni faktor internal yang meliputi pengetahuan, sikap dan faktor fisik dan faktor eksternal yaitu dukungan keluarga, budaya, dan dukungan tenaga kesehatan tentang pemberian ASI eksklusif (posyandu).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok tahun 2014. Jenis dari penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi umur 7-12 bulan dan pernah memberikan ASI pada bayinya sebanyak 58 orang dan seluruh populasi dijadikan sampel dengan menggunakan analisa data uji chi square α=0,05.
Dari hasil penelitian menunjukkan 18 responden (31,0%) yang memberikan ASI eksklusif. Ada hubungan sikap (p = 0,001), dukungan keluarga (p = 0,012), budaya (p = 0,001), dan dukungan tenaga kesehatan (p = 0,017) dengan pemberian ASI eksklusif kecuali pengetahuan dan faktor fisik.
Disarankan kepada penolong persalinan untuk tidak langsung memberikan susu formula kepada bayi begitu lahir. Serta kepada Puskesmas Pekan Bahorok untuk lebih giat lagi melakukan penyuluhan baik di posyandu maupun diperwiritan agar ibu dan keluarga dapat lebih menerima dan merubah sikap menjadi lebih positif serta dapat merubah kebiasaan-kebiasaan yang salah dan tidak sejalan dengan pemberian ASI eksklusif.
iii
the best natural nutrition for baby. The decrease of exclusive breastfeeding in Indonesia was caused by two factors, namely internal factors that included knowledge, behavior and physical factor, and external factors included family support, culture and integrated service post (Posyandu).
The objective of the research was to know correlation between internal factors and external factors for mothers in giving exclusive breastfeeding at the Pekan Bahorok village in 2014. The type of research was analytic survey with cross sectional design. The population of the research were all mothers that had babies aged 7-12 months and ever giving breastfeeding on their babies as many as 58 mothers and all population were become sample by using test of data analyzing
chi-square atα=0,05.
The research result showed that 18 respondents (31.0%) were giving exclusive breastfeeding. There was a correlation between behavior (p<0.001), family support (p=0.012), culture (p<0.001) and integrated service post (p=0.017) with giving exclusive breastfeeding except knowledge and physical factor.
It was suggested to the midwife for not directly to give formula milk to the babies when they were birth. And also to the Pekan Bahorok health centre to be more diligent to give information either in integrated service post (Posyandu) or moslem women organization so that mother and family can more receive and change the behavior more positive and it also can change the wrongness exclusive breastfeeding customs.
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ayu Yulia Ningsih Sirait
Tempat dan Tanggal Lahir : Rajamaligas, 16 Maret 1988
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Jumlah Anggota Keluarga : 4 bersaudara
Alamat Rumah : Sidodadi Kecamatan Kampung Rakyat
Kabupaten Labuhan Batu Selatan
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1995-2001 : SD Negeri No 116253 Kampung Rakyat 2. Tahun 2001-2004 : SMP Negeri 2 Kampung Rakyat
3. Tahun 2004-2007 : SMA Swasta Panglima Polem Rantau Prapat 4. Tahun 2007-2010 : DIII Akademi Kebidanan Agatha
Pematangsiantar
v
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan dan dukungan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Heru Santosa, MS, P.hD selaku Kepala Departemen Kependudukan dan Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Ir Evi Naria M.Kes selaku dosen penasehat akademik.
4. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah begitu banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan.
5. Ibu Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah begitu banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan.
6. Ibu Asfriyati, SKM, M.Kes dan Ibu Maya Fitria, SKM, M.Kes selaku Dosen Penguji yang telah memberikan pengarahan dan masukan.
vi
8. Kepala Kelurahan Ibu Tengku Nurasiyah, SE yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memperoleh data-data.
9. Ayahanda M. Sirait dan Ibunda A. Saragih yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik material maupun moril yang tiada hentinya. Kakakku tersayang Dahlia Sirait, S.Pd, M.Hum beserta adik-adikku Manja Julkipli Sirait, Spd dan Nanda Ariska sirait, serta seluruh keluarga besar yang turut memberikan dukungan dan semangatnya kepada penulis.
10. Teman-teman seperjuangan di peminatan Kesehatan Reproduksi Departemen Kependudukan dan Biostatistika Ekstensi 2011 yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin mencurahkan segala kemampuan yang ada. Namun demikian, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 27 Januari 2014 Penulis
vii
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Umum ... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Air Susu Ibu (ASI) ... 8
2.1.1 Pengertian ASI ... 8
2.1.2 Komposisi Gizi Dalam ASI ... 8
2.1.3 Perbedaan Komposisi ASI, Susu Sapi dan Susu Formula……….. 9
2.1.4 Jenis-jenis ASI……….. 10
2.1.5 Faktor yang Memengaruhi Produksi ASI………. 11
2.2 ASI Eksklusif………... 12
2.2.1 Manfaat Pemberian ASI Eksklusif ... 12
2.2.2 Faktor yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif ... 17
2.2.3 Masalah dalam Pemberian ASI Eksklusif ... 22
2.3 Kerangka Konsep ... 23
2.4 Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
3.1 Jenis Penelitian ... 25
viii
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 25
3.2.2 Waktu Penelitian ... 25
3.3 Populasi dan Sampel ... 25
3.3.1 Populasi ... 25
3.3.2 Sampel ... 25
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 25
3.4.1 Data Primer ... 26
3.4.2 Data Sekunder ... 26
3.5 Definisi Operasional... 26
3.5.1 Definisi Operasional Variabel Dependen... 26
3.5.2 Definisi Operasional Variabel Independen ... 26
3.6 Aspek Pengukuran ... 27
3.7 Metode Pengelolahan Data ... 29
3.8 Analisis Data ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 31
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 31
4.1.1 Data Geografi ... 31
4.1.2 Gambaran Demografi ... 31
4.2 Gambaran karakteristik Responden ... 32
4.2.1 Distribusi Karakteristik Responden ... 32
4.3 Analisis Univariat……….. 33
4.3.1 Pemberian ASI Eksklusif Responden ... 33
4.3.2 Pengetahuan Responden Tentang ASI Eksklusif ... 34
4.3.3 Sikap Responden Tentang ASI Eksklusif ... 36
4.3.4 Faktor Fisik Responden Tentang ASI Eksklusif……….. 38
4.3.5 Dukungan Keluarga Responden Tentang ASI Eksklusif ... 39
4.3.6 Faktor Budaya Responden Tentang ASI Eksklusif ... 41
4.3.7 Dukungan Tenaga Kesehatan Responden Tentang ASI Eksklusif ... 41
4.4 Analisis Bivariat ... 42
4.4.1 Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif ... 42
4.4.2 Hubungan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif ... 43
4.4.3 Hubungan Faktor Fisik dengan Pemberian ASI Eksklusif ... 44
4.4.4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif ... 45
ix
BAB V PEMBAHASAN ... 48
5.1 Karakteristik Responden... 48
5.2 Pemberian ASI Eksklusif... 49
5.3 Hubungan Variabel Faktor Internal dan Faktor Eksternal Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif ... 50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
6.1 Kesimpulan ... 55
6.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA……… … 57
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Komposisi Kandungan ASI……… 10 Tabel 2.2 Perbedaan Komposisi ASI, Susu Sapi dan Susu Formula…………... 10 Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Di Kelurahan
Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat
Tahun 2014 ... 32 Tabel 4.2 Distribusi Pemberian ASI Eksklusif Responden Menurut
Item Pertanyaan Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten LangkatTahun 2014 ... 33 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi PemberianASI Eksklusif Responden
Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
Kabupaten LangkatTahun 2014 ... 34 Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang ASI Eksklusif
Menurut Item Pertanyaan Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014 ... 35
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang ASI Eksklusif Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten
Langkat Tahun 2014 ... 36 Tabel 4.6 Distribusi Sikap Responden Tentang ASI Eksklusif Menurut
Item Pernyataan Di KelurahanPekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014 ... 36 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang ASI Eksklusif
Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
xi
Tabel 4.10 Distribusi Dukungan Keluarga Responden Tentang ASI Eksklusif Menurut Item Pernyataan Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014 ... 40 Tabel 4.11 Distribusi Frekunsi Dukungan Keluarga Responden Tentang
ASI Eksklusif Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan
Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014 ... 41 Tabel 4.12 Distribusi Faktor Budaya Responden Tentang ASI Eksklusif
Menurut Item Pernyataan Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2013 ... 41
Tabel 4.13 Distribusi Frekunsi Faktor Budaya Responden Tentang
ASI Eksklusif Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
Kabupaten LangkatTahun 2013 ... 42 Tabel 4.14 Distribusi Dukungan Tenaga Kesehatan Responden Tentang ASI Eksklusif Menurut Item Pernyataan Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2013 ... 42
Tabel 4.15 Distribusi Frekunsi Dukungan Tenaga Kesehatan Responden Tentang ASI Eksklusif Di Kelurahan Pekan Bahorok
Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014 ... 43 Tabel 4.16 Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014 ... 44 Tabel 4.17 Hubungan Sikap Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamtan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014 ... 44 Tabel 4.18 Hubungan Faktor Fisik Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
xii
Tabel 4.19 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014 ... 45 Tabel 4.20 Hubungan Budaya Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014 ... 46 Tabel 4.21 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 59
Lampiran 2 Master Tabel ... 65
Lampiran 3 Hasil Output Analisis Univariat dan Bivariat ... 69
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian ... 96
ii
merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi. Rendahnya pemberian ASI eksklusif di Indonesia disebabkan oleh 2 faktor, yakni faktor internal yang meliputi pengetahuan, sikap dan faktor fisik dan faktor eksternal yaitu dukungan keluarga, budaya, dan dukungan tenaga kesehatan tentang pemberian ASI eksklusif (posyandu).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok tahun 2014. Jenis dari penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi umur 7-12 bulan dan pernah memberikan ASI pada bayinya sebanyak 58 orang dan seluruh populasi dijadikan sampel dengan menggunakan analisa data uji chi square α=0,05.
Dari hasil penelitian menunjukkan 18 responden (31,0%) yang memberikan ASI eksklusif. Ada hubungan sikap (p = 0,001), dukungan keluarga (p = 0,012), budaya (p = 0,001), dan dukungan tenaga kesehatan (p = 0,017) dengan pemberian ASI eksklusif kecuali pengetahuan dan faktor fisik.
Disarankan kepada penolong persalinan untuk tidak langsung memberikan susu formula kepada bayi begitu lahir. Serta kepada Puskesmas Pekan Bahorok untuk lebih giat lagi melakukan penyuluhan baik di posyandu maupun diperwiritan agar ibu dan keluarga dapat lebih menerima dan merubah sikap menjadi lebih positif serta dapat merubah kebiasaan-kebiasaan yang salah dan tidak sejalan dengan pemberian ASI eksklusif.
iii
ABSTRACT
The most perfect of baby’s nutrition is breastfeeding, because breastfeeding is the best natural nutrition for baby. The decrease of exclusive breastfeeding in Indonesia was caused by two factors, namely internal factors that included knowledge, behavior and physical factor, and external factors included family support, culture and integrated service post (Posyandu).
The objective of the research was to know correlation between internal factors and external factors for mothers in giving exclusive breastfeeding at the Pekan Bahorok village in 2014. The type of research was analytic survey with cross sectional design. The population of the research were all mothers that had babies aged 7-12 months and ever giving breastfeeding on their babies as many as 58 mothers and all population were become sample by using test of data analyzing
chi-square atα=0,05.
The research result showed that 18 respondents (31.0%) were giving exclusive breastfeeding. There was a correlation between behavior (p<0.001), family support (p=0.012), culture (p<0.001) and integrated service post (p=0.017) with giving exclusive breastfeeding except knowledge and physical factor.
It was suggested to the midwife for not directly to give formula milk to the babies when they were birth. And also to the Pekan Bahorok health centre to be more diligent to give information either in integrated service post (Posyandu) or moslem women organization so that mother and family can more receive and change the behavior more positive and it also can change the wrongness exclusive breastfeeding customs.
1 1.1 Latar Belakang
Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan faktor-faktor lain, salah satunya adalah faktor gizi. Status gizi ibu pada waktu melahirkan dan gizi bayi merupakan faktor tidak langsung sebagai penyebab kematian bayi. Dimana AKB di Indonesia masih tinggi, data hasil SDKI tahun 2012 menunjukkan AKB yaitu 32/1000 kelahiran hidup. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapat perhatian yang serius. Gizi untuk bayi yang paling sempurna adalah Air Susu Ibu (ASI).
Setiap ibu menghasilkan ASI sebagai makanan alamiah yang disediakan oleh ibu. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan oleh bayi. Selain itu ASI juga memiliki faktor
protektif dan nutrien yang sesuai dengan status gizi bayi. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah (Ambarwati dan Wulandari, 2009).
2
itu pemberian ASI perlu mendapat perhatian para ibu dan tenaga kesehatan agar proses menyusui dapat terlaksana dengan benar (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2012).
Selain ASI merupakan makanan yang tepat untuk bayi, pencernaan bayi usia dini belum memiliki cukup enzim pencernaan makanan tetapi, secara alamiah ASI dibekali enzim pencernaan susu sehingga organ pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi ASI. Oleh karena itu berikan pada bayi ASI eksklusif hingga usia 6 bulan tanpa tambahan minuman atau makanan apapun (Arief, 2009).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral dan obat sesuai anjuran oleh dokter. Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun SDM yang berkualitas.
Menurut WHO tahun 2001 menyatakan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Rendahnya pemberian ASI eksklusif di Indonesia disebabkan oleh 2 faktor, yakni faktor internal yang meliputi rendahnya pengetahuan serta sikap ibu tentang pemberian ASI eksklusif dan faktor eksternal yang meliputi kurangnya dukungan keluarga, masih kuatnya budaya, dan kurangnya dukungan petugas kesehatan untuk melaksanakan kebijakan pemerintah tentang pemberian ASI eksklusif (Prasetyono, 2009).
puting susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkulose, malaria, dan lain-lain (Arifin, 2004).
Target Millenium Development Goals (MDGs) ke 4 adalah menurunkan AKB dan Balita menjadi 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015. Pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun disamping pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara adekuat terbukti merupakan salah satu intervensi efektif yang dapat menurunkan AKB.
Maka dari itu jika kita dapat meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif akan memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan Millenium (MDGs). Diketahui data WHO menunjukkan pada tahun 2012, pemberian ASI eksklusif di India sudah mencapai 46%, di Filipina 34%, di Vietnam 27% dan Myanmar 24% sedangkan di Indonesia saja sendiri data menurut Susenas cakupan ASI eksklusif tahun 2010 masih rendah baru 33,6%. Sementara itu cakupan pemberian ASI eksklusif untuk provinsi DKI Jakarta tahun 2011 sebesar 38,6%. Data susenas pada Sumatera Utara cakupan ASI eksklusif pada tahun 2010 sebesar 56,6%. Data puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2009 cakupan ASI eksklusifnya mencapai 51,38% sedangkan tahun 2012 cakupan ASI eksklusif di puskesmas Bahorok mencapai 63,9%, dimana cakupan ini masih jauh dari target nasional yaitu 80%.
4
negatif sebanyak 89,1% terhadap pemberian ASI eksklusif. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Hartatik (2010) terhadap tenaga kesehatan di Puskesmas Bahorok dari 30 responden yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 6 orang (20%), yang mendapat dukungan suami sebanyak 8 orang (26,7%) dan yang tidak mendapat dukungan suami sebanyak 22 orang (73,3%). Dapat ditarik kesimpulan bahwa tenaga kesehatan yang sudah mengerti tentang berbagai manfaaf dari ASI eksklusif saja tidak semua memberikan ASI eksklusif.
maupun ibu mertua, 70% ibu yang beranggapan bahwa kandungan gizi dalam ASI rendah sehingga rata-rata ibu mengikuti kebiasaan yang terjadi dilingkungan keluarga dan sekitar ibu tentang pemberian makanan pada bayi berumur kurang dari 6 bulan,seperti memberi tambahan madu, pisang dan susu formula kepada bayi agar bayi lebih sehat dan cepat besar. Dan ada 60% ibu yang mengatakan tidak pernah mengikuti penyuluhan tentang ASI eksklusif yang diadakan oleh tenaga kesehatan sehingga ibu kurang mengetahui manfaat dari ASI eksklusif.
Desa Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat merupakan salah satu Desa Swasembada yaitu dimana transportasi sangat baik, administrasi desa cukup baik, penyuluhan-penyulahan tentang ASI eksklusif di Desa Bahorok telah sering dilaksanakan baik dengan ceramah-ceramah maupun distribusi leaflet dan sebagainya. Kegiatan ini sudah sering dilakukan oleh Bidan desa pada saat posyandu dilaksanakan tetapi pemberian ASI eksklusif ibu kepada bayinya masih rendah, ini disebabkan karena tidak semua ibu datang mengikuti posyandu. Perilaku ibu sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI eksklusif kepada bayinya.
6
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka yang menjadi permasalahan ialah rendahnya pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor internal (pengetahuan, sikap dan faktor fisik ibu) dan faktor eksternal ibu (dukungan keluarga, budaya dan dukungan tenaga kesehatan) dengan rendahnya pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok tahun 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat.
2. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat.
3. Untuk mengetahui hubungan faktor fisik ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat.
4. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat.
5. Untuk mengetahui hubungan budaya dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat.
1.4 Manfaat Penelitian
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI)
2.1.1 Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose (gula) dan garam organik yang diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin yang didapat setelah kelahiran bayi pada buah dada atau mamae ibu. ASI sebagai anugerah, hadiah terbaik yang dapat diberikan ibu kepada bayinya (Byrom dan Edward, 2009).
ASI merupakan makanan pertama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah yang dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang senantiasa diberi ASI jarang mengalami salesma dan infeksi saluran pernafasan bagian atas pada tahun pertama kelahiran, jika dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI (Prasetyono, 2009).
Dalam ASI selain terkandung antibodi, mudah, murah serta praktis dalam pemberian, kebutuhan psikologis anak juga terpenuhi, karena saat memberikan ASI ibu dapat memeluk dan mendekap anak sehingga anak merasa hangat dan nyaman dalam pelukan ibunya (Supartini, 2004).
2.1.2 Komposisi Gizi dalam ASI 1. Komposisi Kandungan ASI
ASI merupakan makanan yang utama bagi bayi yang sangat dibutuhkan. Tidak ada makanan lain yang mampu menyaingi kandungan gizinya (Prasetyono, 2009).
berbeda dengan ASI untuk bayi yang umurnya lebih tua, komposisi ASI berubah seiring dengan pertumbuhan bayi (Henderson dan Jones, 2005). Komposisi kandungan ASI dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Komposisi kandungan ASI
Kandungan Kolostrum Transisi ASI matur
Energi (kg kla 57,0 63,0 65,0
Laktosa (g/100 ml) 6,5 6,7 7,0
Lemak (g/100 ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (g/100 ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (g/100 ml) 0,3 0,3 0,2
Imunoglobin :
Ig A (mg/100 ml) 335,9 - 119,6
Ig G (mg/100 ml) 5,9 - 2,9
Ig M (mg/100 ml) 17,1 - 2,9
Lisosim (mg/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5
Laktoferin 420-520 - 250-270
Sumber : Ambarwati dan Wulandari, 2009.
2.1.3 Perbedaan Komposisi ASI, Susu Sapi dan Susu Formula
Bayi 0-12 bulan memerlukan ASI, susu formula dan makanan padat, tetapi pada enam bulan pertama yang dibutuhkan oleh bayi ialah ASI tanpa diberikan susu formula. Karena dalam ASI selain vitamin dan mineral yang sesuai untuk bayi 0-6 bulan juga pemberiannya mudah, murah dan praktis (Supartini 2004). Perbedaan komposisi ASI, susu sapi dan susu fomula dapat di lihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.2 Perbedaan komposisi ASI, susu sapi dan susu formula
Komposisi/ 100 ml ASI matur Susu sapi Susu formula
Kalori 75 69 67
Protein 1,2 3,5 1,5
Lactalbumin (%) 80 1,8 60
10
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Komposisi/ 100 ml ASI matur Susu sapi Susu formula
Air (ml) 87,1 87,3 90
Lemak 4,5 3,5 3,8
Karbohidrat 7,1 4,9 6,9
Ash (gr) 0,21 0,72 0,34
Mineral ASI matur Susu sapi Susu formula
Na 16 50 21
K 53 144 69
Ca 33 128 46
P 14 93 32
Mg 4 13 5,3
Fe 0,05 Trace 1,3
Zn 0,15 0,04 0,42
Vitamin ASI matur Susu sapi Susu formula
A (IU) 182 140 210
C (mg) 5 1 5,3
D (mg) 2,2 42 42
E (IU) 0,08 0,04 0,04
Thiamin (mg) 0,01 0,04 0,04 Riboflavin (mg) 0,04 0,03 0,06
Niacin (mg) 0,2 0,17 0,7
Sumber : Ambarwati dan Wulandari, 2009 2.1.4 Jenis-jenis ASI
Menurut Maritalia (2012) ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu: 1. Kolostrum
mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi dari pada ASI matur, yang berfungsi :
a. Sebagai pembersih selaput usus Bayi Baru Lahir (BBL) sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.
b. Mengandung kadar protein yang tinggi terutama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.
c. Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan enam bulan. 2. ASI transisi / peralihan
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur, disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar immunoglobulin dan protein menurun, sedangkan kadar lemak dan laktosa meningkat.
3. ASI matur
Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya, komposisinya relatif konstan. ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Susu ini lebih cair dan lebih encer dari pada susu transisi tetapi dikeluarkan dalam kuantitas yang meningkat.
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Produksi ASI
Menurut Saleha (2009), faktor – faktor yang memengaruhi produksi ASI ialah:
12
2. Usia kehamilan saat melahirkan 3. Usia ibu dan paritas
4. Stress dan penyakit akut. 5. Mengonsumsi rokok 6. Mengonsumsi alkohol.
7. Menggunakan pil kontrasepsi. 2.2 ASI eksklusif
ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan kepada bayi tanpa tambahan apa pun sejak dari lahir, dengan kata lain pemberian susu formula, air matang, air gula, dan madu untuk bayi baru lahir tidak dibenarkan (Saleha, 2009).
ASI eksklusif mengandung zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan efisien, mencegah berbagai penyakit infeksi pada bayi, dan dapat sebagai KB (metode amenore laktasi) pada ibu (Muslihatun, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2001 menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
2.2.1 Manfaat Pemberian ASI eksklusif
karena mengandung zat immunoglobuluin. ASI bersifat praktis, mudah diberikan kepada bayi, murah serta bersih (Prasetyono, 2009).
1. Bagi bayi
a. Komposisi sesuai kebutuhan.
ASI adalah sumber gizi yang paling ideal, berkomposisi seimbang, dan sesuai dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan tunggal yang paling sempurna untuk bayi baik kualitas atau kuantitas bayi hingga 6 bulan.
b. ASI mengandung antibodi.
ASI mampu memberikan perlindungan bagi bayi karena ASI mengandung zat immonoglobulin. ASI juga mengandung zat anti infeksi, sehingga bayi dapat terlindung dari berbagai macam infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau parasit. Maka dari itu pemberian ASI sampai 6 bulan pertama sangat dianjurkan yang dilanjutkan sampai 2 tahun dengan makanan padat (Ambarwati dan Wulandari, 2009).
c. Mengurangi kejadian karies dentis.
14
d. Memberikan rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi.
Dengan ibu memberikan ASI kepada bayinya maka akan terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik kepada bayi.
e. Terhindar dari alergi.
Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang sistem ini dan dapat menimbulkan alergi.
f. ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi.
Faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak, dimana nutrisi yang paling sempurna utnuk bayi pada saat pertumbuhan otak adalah ASI, dimana Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh optimal.
g. Membantu perkembangan rahang
Gerakan menghisap mulut bayi pada payudara ibu dapat membantu merangsang perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi.
2. Manfaat bagi ibu
a. Mengurangi perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim kebentuk semula.
Menyusui bayi segera setelah lahir akan mengurangi perdarahan pada ibu, karena dengan langsung menyusui bayi akan terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk kontraksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti dan involusi rahim juga akan lebih cepat pulih (Rukiyah dkk, 2011). b. Mencegah anemia defisiensi zat besi.
Dengan berkurangnya perdarahan pasca persalinan maka kejadian prevalensi anemia defisiensi besi akan berkurang.
c. Menunda kesuburan.
Pemberian ASI secara eksklusif memberikan 98% metode kontrasepsi akan efisien selama 6 bulan. Hisapan mulut bayi pada puting susu ibu merangsang ujung syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
d. Aspek penurunan berat badan.
16
e. Aspek psikologis.
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga bermanfaat untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, serta meningkatkan rasa kasih sayang terhadap keduanya.
3. Manfaat bagi keluarga a. Aspek ekonomi.
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. selain itu, penghematan juga terjadi karena bayi yang diberi susu formula akan jarang sakit, sehingga mengurangi dana untuk berobat.
b. Aspek psikologi.
Ibu yang memberikan ASI eksklusif akan dapat menjarangkan kehamilan, sehingga ibu akan lebih fokus terhadap bayi yang dimilikinya sekarang, dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
c. Aspek kemudahan.
4. Manfaat bagi Negara
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2009), manfaat ASI eksklusif bagi Negara ialah:
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian bayi. Karena beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah. Manfaat ASI kecuali karena adanya zat antibodi, juga nutrien yang berasal dari ASI seperti, asam amino, dipeptid, heksose menyebabkan penyerapan natrium dan air lebih banyak, sehingga mengurangi frekuensi diare dan volume tinja. Bayi yang diberi ASI ternyata juga terlindung dari diare yang disebabkan makanan yang tercemar oleh bakteri.
b. Menghemat devisa negara.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional, jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa negara sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.
c. Peningkatan kualitas generasi penerus.
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.
2.2.2 Faktor Yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
18
perkotaan maupun pedesaan di Indonesia dan negara berkembang lainnya, menunjukkan bahwa faktor sistem dukungan, pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI secara eksklusif, promosi susu formula dan makanan tambahan mempunyai pengaruh terhadap praktek pemberian ASI eksklusif itu sendiri.
Adapun faktor-faktor yang dapat memengaruhi kegagalan pemberian ASI eksklusif, dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal 1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan akan mempengaruhi sikap terhadap prilaku hidup sehat dan dalam menanggulangi masalah yang kurang mengerti tentang manfaat pemberian ASI eksklusif tersebut (Notoatmodjo, 2003).
2. Sikap
Menurut Notoatmodjo (2003), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu masih merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
3. Status Pekerjaan
Banyak diantaranya disebabkan karena ketidaktahuan dan kurangnya minat untuk menyusui. Ibu yang bekerja sebenarnya tidak ada alasan untuk menghentikan menyusui, khususnya bagi ibu yang bekerja diluar rumah, dapat melakukan langkah – langkah sebagai berikut:
Susuilah bayi sebelum berangkat kerja.
Peras atau pompa ASI yang berlebihan, kemudian simpan dilemari pendingin untuk diberikan pada bayi saat ibu bekerja.
Selama ibu bekrja, ASI dapat diperas atau dan disimpan di lemari es di tempat kerja atau diantar pulang.
Setelah ibu dirumah, perbanyak menyusui termasuk pada malam hari.
Sebaiknya ibu banyak beristirahat, banyak minum dan makan makanan dengan gizi untuk menambah produksi ASI.
4. Faktor fisik ibu
Keadaan payudara ibu mempunyai peran dalam keberhasilan menyusui, seperti putting tenggelam, mendatar atau putting terlalu besar yang sebenarnya dapat diatasi. Alasan ibu yang sering muncul untuk tidak menyusi adalah karena ibu sakit, baik sebentar maupun lama. Sebenarnya jarang sekali ada penyakit yang mengaharuskan ibu untuk berhenti menyusui. Lebih jauh berbahaya untuk mulai memberi bayi berupa makanan buatan dari pada membiarkan bayi menyusui dari ibunya yang sakit (Sugiarti, 2013).
20
pengobatan yang diberikan, serta memeriksakan status tuberkulosis bayi, dan hepatitis (A,B, dan C) ibu tetap dapat menyusui karena transmisi virus hepatitis melalui ASI sangat rendah. Kemudian tetap berkonsultasi pada dokter imunisasi apa yang perlu diberikan pada bayi. Ada beberapa obat yang efek sampingnya dapat timbul pada bayi dan atau mengurangi produksi ASI sehingga perlu dipikirkan alternatif lain. Jika ibu sakit jangan lupa memberitahu dokter bahwa ibu sedang menyusui, agar dapat diberikan obat yang lebih sesuai untuk ibu dan bayi serta tidak mengganggu proses menyusui (Handy, 2010).
2. Faktor Eksternal 1. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan (Sarwono, 2003).
2. Budaya
lemah, madu dengan maksud agar kelak setelah besar anak akan kelihatan manis dan cantik, dan roti atau nassi dicampur pisang, dengan maksud agar tubuh bayi padat, disamping itu bayi akan selalu tidur denagn pulas, dan ibu lebih leluasa mengerjakan tugas rumah tangga. Pada 41 responden (52,6%) menyatakan salah asupan gizi ibu dalam ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi 0-6 bulan. Pada 43 responden (55,1%) mmenyatakan salah dalam ASI terdapat zat antibodi yang dapat melindungi bayi dari penyakit. Terdapat 46 responden (59,0%) menyatakan salah ASI mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi samapi umur 6 bulan, kemudian terdapat 46 responden (59,0%) mengatakan salah tentang ASI boleh disimpan dalam termos, pada suhu dan kemasan yang benar.
5. Dukungan petugas kesehatan
Kurangnya petugas kesehatan didalam memberikan informasi kesehatan, menyebabkan masyarakat kurang mendapatkan informasi atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No 900/Men.Kes/SK/VII/2002/ tentang Registrasi dan praktik Bidan yang menyatakan diharapkan semua bidan yang memberikan pelayanan kesehatan melahirkan dan menyusui senantiasa berupaya memberikan penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif sejak pemeriksaan kehamilan (Prasetyono, 2009).
22
2.2.3 Masalah dalam Pemberian ASI Eksklusif Masalah dalam pemberian ASI eksklusif yaitu : a. Kurang atau salah informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula yang mahal itu sama baiknya atau mala lebih baik dari ASI sehingga ibu langsung memberi susu formula. Petugas kesehatanpun masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayi.
Terkadang ASI belum keluar pada hari pertama, sehingga bayi dianggap perlu diberikan minuman lain, padahal bayi yang lahir cukup bulan dan sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari.
Karena payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI padahal ukuran payudara tidak menentukan apakah produksi ASI cukup atau kurang karena ukuran tidak mempengaruhi produksi ASI. Produksi ASI tetap mencukupi apabila manajemen laktasi dilaksanakan dengan baik dan benar.
b. Sindrom ASI kurang
Sering sekali ibu dan keluarga merasa bahwa bayinya tidak cukup dengan diberi ASI saja. Padahal terkadang bayi menangis belum tentu dikarenakan kurang minum, melainkan bisa karena hal yang lain seperti popok bayi yang basah.
c. Ibu yang bekerja
1. Susuilah bayi sebelum ibu bekerja.
2. ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja. 3. Pengosongan payudara di tempat kerja setiap 3-4 jam.
4. ASI dapat disimpan di lemari pendingin.
5. Pada saat ibu di rumah sesering mungkin bayi disusui. 6. Minum dan makan makanan yang bergizi.
2.3 Kerangka Konsep Variabel Independen
[image:41.612.127.500.281.534.2]Variabel Dependen
Gambar 2.1 Kerangka konsep Hubungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif.
2.4 Hipotesis
1. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. 2. Ada hubungan sikap dengan pemberian ASI eksklusif.
3. Ada hubungan faktor fisik ibu dengan pemberian ASI ekkslusif. Faktor internal :
Pengetahuan Sikap Faktor fisik
Faktor eksternal : Dukungan keluarga Budaya
Dukungan tenaga kesehatan
24
4. Ada hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif. 5. Ada hubungan budaya dengan pemberian ASI eksklusif.
25
Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. 3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi umur 7-12 bulan dan pernah memberikan ASI pada bayinya di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014 sebanyak 58 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel. 3.4 Metode Pengumpulan Data
26
3.4.1 Data Primer
Diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner yang ditanyakan kepada responden.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data pelengkap atau penunjang penelitian, yang diperoleh dari Puskesmas Kelurahan Pekan Bahorok dan Kelurahan Pekan Bahorok.
3.5 Defenisi Operasional
1. Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, pisang, biskuit, nasi tim dan lain-lain sampai bayi berusia 6 bulan kecuali obat dan vitamin sesuai resep dokter.
2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang manfaat ASI eksklusif, cara penyimpanan, tempat penyimpanan dan kapan sebaiknya ASI diberikan.
3. Sikap adalah tanggapan atau pandangan responden terhadap pernyataan yang berkaitan dengan pemberian, manfaat ASI eksklusif, kolostrum, dan kapan sebaiknya bayi diberi makanan tambahan selain ASI.
4. Faktor fisik adalah penyakit atau gangguan fisik yang di derita ibu sehingga tidak memungkinkan ibu menyusui.
6. Budaya adalah kebiasaan yang dilakukan baik dalam keluarga maupun lingkungan ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
7. Dukungan tenaga kesehatan adalah adanya ajakan atau penyuluhan yang dilakukan tenaga kesehatan tentang ASI eksklusif.
3.6 Aspek Pengukuran 1. Pemberian ASI Eksklusif
Untuk pertanyaan pemberian ASI eksklusif, dikatakan ASI Eksklusif jika pertanyaan nomor 2 (dua) dijawab lebih dari 6 bulan.
2. Pengetahuan
Untuk pertanyaan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sebanyak 11 pertanyaan dengan menggunakan sistem skoring . Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Total skor maksimal adalah 11 dan total skor minimal adalah 0. Pengetahuan dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu: 1 = Tidak baik, jika skor jawaban ≤ 60% dari skor total (skor 0 – 5)
0= Baik, jika skor jawaban ≥ 60% dari skor total (skor 6 - 11) 3. Sikap
28
Pernyataan Positif Nil ai
Pernyataan Negatif Ni lai
Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1
Setuju 4 Setuju 2
Ragu-ragu 3 Ragu-ragu 3
Tidak setuju 2 Tidak setuju 4
Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 5
Dengan Kategori:
1 = Tidak baik, jika skor jawaban ≤ 60% dari skor total (skor 7 - 23) 0= Baik, jika skor jawaban ≥ 60% dari skor total (skor 24 - 35) 4. Faktor Fisik Ibu
Kuesioner faktor fisik ibu yang terdiri dari 4 pernyataan yaitu pada no 1-3 menjawab tidak berarti benar dan untuk no 4 benar pada jawaban ya. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1, dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Total skor maksimal adalah 4 dan total skor minimal adalah 0.
Dengan kategori :
1 = Tidak Baik, jika skor jawaban ≤ 60% dari skor total (skor 0 – 2) 0= Baik, jika skor jawaban ≥ 60%, dari skor total (skor 3 – 4) 5. Dukungan Keluarga
Dengan kategori :
1 = Tidak mendukung, jika skor jawaban ≤ 60% dari skor total (skor 0 – 3) 0= Mendukung, jika skor jawaban ≥ 60%, dari skor total (skor 4 – 7) 6. Budaya
Kuesioner budaya yang terdiri dari 3 pertanyaan dengan menggunakan sistem skoring. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan yang salah 0. Total skor maksimal 3 dan minimal 0.
Dengan kategori :
1 = Baik, jika skor jawaban ≤ 60%, dari skor total (skor 0 – 1)
0= Tidak Baik, jika skor jawaban ≥ 60%, dari skor total (skor 2 – 3) 7. Dukungan Tenaga Kesehatan
Kuesioner pada tenaga kesehatan yang terdiri dari 4 pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan sistem skoring. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0. Total skor maksimal 8 dan total skor minimal 0.
Dengan kategori :
1 = Tidak mendukung, jika skor jawaban ≤ 60%, dari total (skor 0-2) 0= Mendukung, jika skor jawaban ≥ 60%, dari total (skor 3 – 4) 3.7 Metode Pengolahan Data
30
yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base computer.
3.8 Analisis Data
Hasil analisis data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase. Adapun analisis data meliputi tahapan :
1. Analisis Univariat
Untuk mengetahui distribusi frekuensi yang menggambarkan masing-masing faktor internal, faktor eksternal dan pemberian ASI eksklusif.
2. Analisis Bivariat
Untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen faktor internal (pengetahuan, sikap, pekerjaan, faktor fisik) serta faktor eksternal (dukungan keluarga, budaya, tenaga kesehatan) dengan variabel dependen (pemberian ASI Eksklusif), dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan (level of significance) α = 0,05.
Dengan Kriteria :
1. Ho ditolak jika p < α (0,05) maka terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
31 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Data Geografi
Kelurahan Pekan Bahorok terletak di Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat dengan memiliki luas wilayah ± 386 Ha. Dimana Kelurahan Pekan Bahorok terdiri dari 5 lingkungan yaitu, lingkungan Ampera, lingkungan Niaga, lingkungan Veteran, lingkungan Berdikari dan lingkungan Kampung Tempel.
Adapun batas wilayah Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat ialah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Timbang Lawan 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Bahorok 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Empus
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Muara Sungai Bahorok dan Sungai Wampu. 4.1.2 Gambaran Demografi
32
4.2 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel faktor internal, faktor eksternal dan pemberian ASI eksklusif.
4.2.1 Pemberian ASI Eksklusif Responden
Secara rinci tingkat pemberian ASI eksklusif responden, dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Pemberian ASI Eksklusif Responden menurut Item Pertanyaan di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014
Item Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
1. Apakah ASI diberikan pertama kali <1jam 36 62,1 22 37,9 2. Apakah ibu memberikan makanan atau 18 31,0 40 69,0
minuman tambahan selain ASI pada bayi pertama kali > 6bulan
3. Apakah ibu memberikan ASI yang 51 87,9 7 12,1 pertama kali (kolostrum) kepada bayi
4. Jika ibu sedang bekerja apakah ibu 27 46,6 31 53,4 tetap memberikan ASI
Dari Tabel 4.1 diketahui ibu yang memberikan ASI pertama kali <1 jam 62,1%. Tetapi hanya 31,0% ibu yang memberikan ASI eksklusif. Sebanyak 87,9% ibu yang memberikan kolostrum kepada bayinya dan hanya 46,6% ibu jika sedang bekerja yang memberikan ASI eksklusif.
[image:50.612.120.522.290.470.2]Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Responden di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten
Langkat Tahun 2014
No Pemberian ASI Eksklusif Jumlah
n %
1. ASI Eksklusif 18 31,0
2. Tidak ASI Eksklusif 40 69,0
Total 58 100,0
Dari Tabel 4.2 pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok mayoritas tidak memberikan ASI ekslusif yaitu sebesar 40 responden (69,0%) dan ASI Eksklusif yaitu sebesar 18 responden (31,0%).
4.2.2 Pengetahuan Responden Tentang ASI Eksklusif
Secara rinci tingkat pengetahuan responden tentang ASI eksklusif, dapat dilihat sebagai berikut
Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden tentang ASI Eksklusif Menurut Item Pertanyaan di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014
Pernyataan Benar Salah
n % n %
1. Manfaat kolostrum 51 87,9 7 12,1 2. Manfaat ASI ekslusif dapat menjarangkan 18 31,0 40 69,0
kehamilan ibu berikutnya
3. ASI adalah kebutuhan bayi 0-6 bulan 39 67,2 19 32,8 4. Yang terbaik untuk bayi 0-6 bulan 37 63,8 21 36,2 5. Kapan sebaiknya ASI pertama 48 82,8 10 17,2
Kali diberikan
6. Kapan penyapihan anak 37 63,8 21 36,2 7. Kapan sebaiknya makan/minum 43 74,1 15 25,9
diberikan pada bayi pertama kali
8. Cara penyimpanan ASI 27 46,6 31 53,4
9. Tempat penyimpanan ASI 22 37,9 36 62,1 10. Cara memberikan ASI yang disimpan 17 29,3 41 70,7 11. Sebaiknya ASI diberikan berapa jam sekali 38 65,5 20 34,5
[image:51.612.120.520.450.677.2]34
Dari Tabel 4.3 diketahui lebih dari 70% ibu mengetahui tentang pemberian makanan/minuman tambahan kepada bayi pertama kali, tentang kapan sebaiknya ASI pertama kali diberikan dan tentang manfaat redaksi kolostrum. Sedangkan pengetahuan ibu di bawah 50% yaitu ibu yang mengetahui tentang manfaat ASI eksklusif yang dapat menjarangkan kehamilan berikutnya, tentang cara dan tempat penyimpanan ASI serta cara pemberian ASI yang disimpan.
Berdasarkan hasil tersebut maka pengetahuan seputar ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat dikategorikan pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten
Langkat Tahun 2014
No Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Jumlah
n %
1. Baik 36 62,1
2. Tidak Baik 22 37,9
Total 58 100,0
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden di Kelurahan Pekan Bahorok mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 38 responden (65,5%).
4.2.3 Sikap Responden Tentang ASI Ekslusif
Tabel 4.5 Distribusi Sikap Responden tentang ASI Eksklusif Menurut Item Pernyataan di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014
NO Pernyataan SS S RR TS STS
n % n % n % n % n % 1. Hanya ASI makanan yang terbaik 11 19,0 37 63,8 9 15,5 1 1,7 - -
untuk bayi 0-6 bulan
2. Memberikan ASI saja selama 6 6 10,3 30 51,7 15 25,9 7 12,1 - - bulan pertama memberikan
banyak manfaat kepada bayi
3. Memberikan ASI saja selama 6 - - 25 43,1 18 31,0 14 24,1 1 1,7 bulan pertama memberikan
banyak manfaat kepada ibu
4. Jika ibu bekerja apakah ibu - - 13 22,4 18 31,0 23 39,7 4 6,9 tetap memebrikan ASI saja 0-6
5. Sebaiknya ASI yang pertama 8 13,8 25 43,81 15 25,9 9 15,5 1 1,7 kali keluuar harus diberikan
kepada bayi
6. Susu formula yang mahal lebih 10 17,7 16 27,6 25 43,1 7 12,1 - - baik dibandingkan dengan AS
pada bayi 0-6 bulan
7. Bayi 0-6 bulan diberi ASI dan 4 6,9 20 34,5 9 15,5 24 41,4 1 1,7 ditambah dengan makanan
atau minuman lain
Keterangan : SS = Sangat Setuju RR = Ragu-ragu STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju
36
bayi (51,7%) dan kepada ibu (43,1%) tetapi sebanyak (27,6%) ibu yang menyatakan sikap tidak baik yaitu tentang susu formula yang mahal lebih baik dibandingkan dengan ASI pada bayi selama 0-6 bulan. Tentang kolostrum (43,1%) dan pada bayi 0-6 bulan diberi ASI dan ditambah dengan makanan atau minuman lain sebanyak (34,5%).
[image:54.612.107.531.363.435.2]Berdasarkan hasil tersebut maka sikap ibu seputar ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat dikategorikan pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten
Langkat Tahun 2014
No Sikap Tentang ASI Eksklusif Jumlah
n %
1. Baik 34 58,6
2. Tidak Baik 24 41,4
Total 58 100,0
Dari Tabel 4.6 diketahui bahwa tingkat sikap responden di Kelurahan Pekan Bahorok mayoritas bersikap baik sebanyak 34 responden (58,6%).
4.2.4 Faktor Fisik Responden Tentang ASI Eksklusif
Tabel 4.7 Distribusi Faktor Fisik Responden tentang ASI Eksklusif Menurut Item Pertanyaan di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014
Item Pertanyaan Ada Tidak
n % n %
1. Selama menyusui apakah puting 17 29,3 41 70,7 susu ibu ada lecet
2. Apakah ibu ada menderita suatu penyakit 7 12,1 51 87,9 3. Apakah ibu ada mengkonsumsi 1 1,7 57 98,3
obat-obatan selama menyusui
4. Apakah ibu ada melakukan pemijatan 20 34,5 38 65,5 payudara pada saat ibu hamil
Dari Tabel 4.7 diketahui bahwa faktor fisik ibu rata – rata baik yaitu ibu yang tidak mengalami puting susu lecet selama menyusi sebanyak (70,7%), ibu tidak ada menderita suatu penyakit sebanyak (87,9%), dan ibu yang tidak ada mengkonsumsi obat-obatan selama menyusi sebanyak (98,3%). Sedangkan ibu yang melakukan pemijatan payudara semasa hamil hanya (34,5%)
[image:55.612.117.527.115.283.2]Berdasarkan hasil tersebut maka faktor fisik ibu seputar ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat dikategorikan pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Faktor Fisik Responden tentang ASI Eksklus di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten
Langkat Tahun 2014
No Faktor Fisik Tentang ASI Eksklusif Jumlah
n %
1. Baik 28 48,3
2. Tidak Baik 30 51,7
Total 58 100,0
[image:55.612.122.520.129.281.2]38
4.2.5 Dukungan Keluarga Responden tentang ASI Eksklusif
[image:56.612.135.524.211.538.2]Secara rinci tingkat dukungan keluarga responden tentang ASI eksklusif, dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.9 Distribusi Dukungan Keluarga Responden tentang ASI Eksklusif Menurut Item Pertanyaan di Kelurahan Pekan Bahorok
Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014
Item Pertanyaan Ada Tidak
n % n %
1. Apakah suami ada menyarankan ibu 46 79,3 12 20,7 hanya memberi ASI saja pada bayi
0-6 bulan
2. Apakah ibu anda ada menyarankan anda 48 82,8 10 17,2 hanya memberi ASI saja pada bayi
0-6 bulan
3. Apakah ibu mertua ada menyarankan ibu 36 62,1 22 37,9 hanya memberi ASI saja pada bayi 0-6 bulan
4. Apakah suami menemani ibu pada saat 31 53,4 27 46,6 memberi ASI dimalam hari
5. Apakah suami melarang ibu untuk 26 44,8 32 55,2 memberikan makanan selain ASI
pada bayi 0-6 bulan
6. Apakah ibu anda melarang anda untuk 43 74,1 15 25,9
memberikan makanan selain ASI
7. Apakah ibu mertua melarang ibu untuk 33 56,9 25 43,1 memberikan makanan selain ASI
pada bayi 0-6 bulan
Berdasarkan hasil tersebut maka dukungan keluarga ibu seputar ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat dikategorikan pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014 No Dukungan Keluarga Tentang ASI Eksklusif Jumlah
n %
1. Mendukung 38 65,5
2. Tidak Mendukung 20 34,5
Total 58 100,0
Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa tingkat dukungan keluarga responden di Kelurahan Pekan Bahorok mayoritas mendukung sebanyak 38 reesponden (65,5%). 4.2.6 Faktor Budaya Responden Tentang ASI Eksklusif
Secara rinci tingkat faktor budaya responden terhadap ASI Eksklusif, dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.11 Distribusi Faktor Budaya Responden tentang ASI Eksklusif Menurut Item Pertanyaan di Kelurahan Pekan Bahorok
Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014 Pernyataan Baik Tidak Baik
n % n %
1. Mengenai kebiasaan memberikan madu 34 58,6 24 41,4
pada bayi
2. Mengenai kebiasaan memberikan pisang 26 44,8 32 55,2
kepada bayi
3. Mengenai kebiasaan memberikan 28 48,3 30 51,7
air tajin pada bayi
[image:57.612.116.524.500.641.2]40
Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa budaya dilingkungan atau keluarga ibu yang paling sering diberikan adalah Pisang (55,2%). Tetapi tidak jauh berbeda dengan banyaknya ibu yang memberikan air tajin (51,7%) dan madu (41,4%).
[image:58.612.106.534.307.381.2]Berdasarkan hasil tersebut maka faktor budaya ibu seputar ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat dikategorikan pada Tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Faktor Budaya Responden tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014 No Faktor Budaya Tentang ASI Eksklusif Jumlah
n %
1. Tidak Baik 35 60,3
2. Baik 23 39,7
Total 58 100,0
Dari Tabel 4.12 diketahui bahwa tingkat faktor budaya responden di Kelurahan Pekan Bahorok mayoritas tidak baik sebanyak 35 reesponden (60,3%). 4.2.7 Dukungan Tenaga Kesehatan Tentang ASI Eksklusif
Secara rinci tingkat dukungan tenaga kesehatan responden terhadap ASI Eksklusif, dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.13 Distribusi Dukungan Tenaga Kesehatan tentang ASI Eksklusif Menurut Item Pertanyaan di Kelurahan Pekan Bahorok
Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014
Item Pertanyaan Ada Tidak
n % n %
1. Apakah ibu pernah datang keposyandu 57 98,3 1 1,7 2. Apakah ibu ada mendapatkan penyuluhan 48 82,8 10 17,8
[image:58.612.114.523.541.674.2]Tabel 4.13 (Lanjutan)
Item Pertanyaan Ada Tidak
n % n %
3. Apakah penolong persalinan 46 79,3 12 20,7 langsung memberikan bayi susu formula
begitu lahir
4. Apakah penolong persalinan ada melakukan 27 46,6 31 53,4
inisiasi menyusu dini
Dari Tabel 4.13 diketahui bahwa dukungan tenaga kesehatan lebih banyak mendukung yaitu tentang ibu yang lebih banyak datang ke posyandu (57%), tentang ibu yang mendapatkan penyuluhan tentang ASI eksklusif (82,8%), tetapi pada penolong persalinan tidak memberikan dukungan kpepada ibu karena langsung memberikan susu formula kepada bayi (79,3%). Kemudian pada penolong persalinan juga kurang mendukung dalam melakukan inisiasi menyusu dini yaitu sebanyak (53,4%).
[image:59.612.120.524.88.217.2]Berdasarkan hasil tersebut maka dukungan tenaga kesehatan seputar ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat dikategorikan pada Tabel 4.14 sebagai berikut:
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Dukungan Tenaga Kesehatan Responden tentang ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014 No Dukungan Tenaga Kesehatan Tentang ASI
Eksklusif
Jumlah
n %
1. Mendukung 39 67,2
2. Tidak Mendukung 19 32,8
[image:59.612.101.536.572.645.2]42
Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa tingkat dukungan tenaga kesehatan responden di Kelurahan Pekan Bahorok mayoritas mendukung sebanyak 39 reesponden (67,2%).
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan variabel independen (pengetahuan, sikap, faktor fisik, dukungan keluarga, budaya, dukungan tenaga kesehatan) dengan variabel dependen yaitu pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat.
[image:60.612.114.527.405.475.2]4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014 Tabel 4.15 Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten
Langkat Tahun 2014
Pengetahuan
Pemberian ASI Eksklusif
Jumlah
p
Ya Tidak
n % n % n %
Baik 10 27,8 26 72,2 36 100,0
0,345
Tidak Baik 8 36,4 14 63,6 22 100,0
Dari Tabel 4.15 diketahui hasil analisis hubungan antara pengetahuan ibu dalam pemberian ASI eksklusif didapat 36 ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 10 orang (27,8%) yang memberikan ASI eksklusif dan 26 orang (36,4%) yang tidak memberikan ASI eksklusif sedangkan dari 22 ibu dengan pengetahuan tidak baik sebanyak 8 orang (36,4%) yang memberikan ASI eksklusif dan 14 orang (63,6%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,345 > 0,05, artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian
4.3.2 Hubungan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014
Tabel 4.16 Hubungan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun
2014
Sikap
Pemberian ASI Eksklusif
Jumlah
p
Ya Tidak
n % n % n %
Baik 16 47,1 18 52,9 34 100,0
<0,001
Tidak Baik 2 8,3 22 91,7 24 100,0
Dari Tabel 4.16 diketahui hasil analisis hubungan antara sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif didapat 34 ibu yang memiliki sikap baik sebanyak 16 orang (47,1%) yang memberikan ASI eksklusif dan 18 orang (52,9%) yang tidak memberikan ASI eksklusif sedangkan dari 24 ibu yang memiliki sikap tidak baik sebanyak 2 orang (8,3%) yang memberikan ASI eksklusif dan 22 orang (91,7%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p<0,001, artinya ada hubungan antara variabel sikap dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan
44
[image:62.612.113.528.176.253.2]4.3.3 Hubungan Faktor Fisik dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014 Tabel 4.17 Hubungan Faktor Fisik dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten
Langkat Tahun 2014
Faktor Fisik
Pemberian ASI Eksklusif
Jumlah
p
Ya Tidak
n % n % n %
Baik 6 21,4 22 78,6 28 100,0
0,127
Tidak Baik 12 40,0 18 60,0 30 100,0
Dari Tabel 4.17 d