DlNAMlKA KESEMPATAN KERJA
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI
Dl SULAWESI SELATAN
Oleh:
LETTY FUDJAJA
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
LETTY FUDJAJA. Dinamika Kesempatan Keja Sektor Pertanian dan lndustri di
Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh BAYU KRlSNAMURTHl sebagai ketua dan HARIANTO sebagai anggota.
Sulawesi Selatan memiliki potensi sumberdaya yang cukup memadai. baik sumberdaya sektor pertanian maupun luar pertanian. Sumberdaya tni memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan guna meningkatkan produktivitas tenaga keja pada sektor-sektor tersebut. Akan tetapi pemanfaatan sumberdaya tersebut terkendala pada dua masalah utama, yakni: laju pertumbuhan angkatan keja yang tinggi, sedangkan kesempatan ketja yang tersedia terbatas, dan penyerapan angkatan ke j a antar sektor tidak seimbang. Agar diperoleh strategi peningkatan kesempatan keja yang seimbang, terlebih dahulu perlu dipelajati
dinamika kesempatan keja yang ada. Penelitian ini bertujuan:
menganalisis perubahan struktur ekonomi dalam kaitannya dengan penyerapan tenaga ke rja di Sulawesi Selatan, menganalisis faktor-faktor yang mempengamhi kesempatan kerja sektor pertanian dan industri di Sulawesi Selatan, dan menganalisis kemungkinan dampak kebijakan pemerintah terhadap dinamika kesempatan ke j a sektor pertanian dan industri di Sulawesi Selatan.
Model dinamika kesempatan kerja sektor pertanian dan industri di Sulawesi Selatan mempakan model persamaan simultan. yang menggunakan pooling data dari seluruh kabupatentkota di Sulawesi Selatan dalam rentang
waktu 1995-1 999. Pendugaan parameter menggunakan metode 2 SLS (Two
Stage Least Squares) dan pengolahan data menggunakan program komputer SASETS version 6.12. Simulasi model dilakukan untuk menganalisis dampak kebijakan pemerintah dan perubahan faktor ekonomi yaitu: peningkatan upah sektoral. peningkatan dan penurunan investasi sektoral, peningkatan dan penurunan PDRB sektoral. dan kombinasinya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran struktur perekonomian Propinsi Sulawesi Seiatan yang agraris belum mengalami perubahan meskipun terfihat kecenderungan adanya ketidakseimbangan transforrnasi ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Faktor-faktor yang mempengamhi kesempatan keja pada subsektor datam pertanian adalah: kesempatan ke rja subsektor tahun sebelumnya. kesempatan keja industri, PDRB subsektor tahun sebelumnya, kesempatan keja di luar subsektor yang dianatisis, angkatan keja, upah dan investasi sektor pertanian, serta dummy krisis moneter. Sedangkan kesempatan kerja sektor industri dipengaruhi oleh kesempatan kerja sektor pertanian. PDRB
.
sektor industri tahun sebelumnya, jumlah perusahaan industri, angkatan keja,dan kesempatan keja sektor industri tahun sebelumnya.
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang be judul:
DlNAMlKA KESEMPATAN KERJA SEKTOR PERTANIAN DAN
INDUSTRI Dl SULAWESI SELATAN
adalah benar trasil karya saya dan belum pemah dipublikasikan. Sernua sumber
data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jeias dan dapat
diperiksa kebenarannya.
Bogor, 13 Februari 2002
DlNAMlKA KESEMPATAN KERJA
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI
Dl SULAWESI SELATAN
Oleh:
L E T N FUDJAJA
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains
pada
Program Studi llmu Ekonomi Pertanian
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: DlNAMlKA KESEMPATAN KERJA SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI Dl SULAWESI SELATAN
LETIT FUDJAJA
llmu Ekonomi Pertanian
Menyetujui. 1. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. ~arianto. MS. Anggota
Dr. Ir. l ~ a v u Krisnamurthi. MS. Ketua
2. Ketua Program Studi llmu Ekonomi Pertanian
Dr. Ir. Bonar M. Sinaaa. MA.
Penulis dilahirkan di Makassar pada tanggal 3 Februari 1970 dari
pasangan H. Yahya Fujaya dan Hj. Surianty. Penulis merupakan putri ketiga dari
fima bersaudara.
Tahun 1989 penulis menyelesaikan studi pada SMA Negeri 2 Makassar
dan pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan sarjana pada Program Studi
Manajemen Agrosistem. J u N S ~ ~ Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian
dan Kehutanan. Universitas Hasanuddin di Makassar. Penulis mempemleh gelar
Sarjana Pertanian pada tahun 1993. Pada tahun I999 penulis mernperoleh
kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 Program Studi llmu Ekonomi
Pertanian, Program Pascasarjana, lnstitut Pertanian Bogor melalui beasiswa
BPPS dari Departemen Pendidikan Nasional.
Tahun 1994 penulis menikah dengan Ir. Andi Mallombasang dan kini
telah dikaruniai dua orang putra, Andi Dewi Aulia pada tahun 1995 dan Andi
Muhammad Fahmi pada tahun 1998. Sejak tahun I998 penulis aktif sebagai
KATA PENGANTAR
Fuji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah S W , karena berkat
Rakhmat dan Kamnia-Nya jualah sehingga tesis ini berhasil disebsaikan.
Penelitian ini be rjudul "Dinamika Kesempatan Ke j a Sektor Pertanian dan
Industri di Sulawesi Selatan".
Sektor pertanian mempakan sektor andalan dalam perekonomian di
Sulawesi Selatan. baik dalam sumbangannya terhadap produk domesiik regional
bmto (PDRB) Sulawesi Selatan maupun dalam penyerapan tenaga keja.
Namun seringkali sektor pertanian dieksploitasi untuk pengembangan seMor-
sektor di luar pertanian. yang rnengakibatkan terjadinya pertumbuhan yang tidak
proporsionat antara stmklur perekonomian dan ketenagakerjaan. Fenomena
tersebut menimbulkan pertanyaan apakah dalarn perkembangan pembangunan
ekonomi sektor pertanian akan semakin ditinggalkan atau sebaiiknya perlu
dipertahankan. Sehubungan dengan ha1 tersebut maka penulis mencoba
menguraikan gambaran pembahan struktur ekonomi dalam kaiinnya dengan
penyerapan tenaga keja di Sulawesi Selatan dan waktu ke waktu, serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidaklah sempuma, karena itu sangat
diharapkan adanya kritik dan saran yang konst~ktif dari pembaca. Akhimya.
semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilrnu pengetahuan.
khususnya ilrnu ekonomi pertanian.
Bogor, Februari 2002
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tesis ini, banyak sekali pihak yang dengan ikhlas telah membantu penulis baik dalam pemikiran, materil. maupun dorongan moril. Penghargaan yang sangat mendalam dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi. MS. selaku ketua komisi pembimbing, dan Dr. Ir. Harianto, MS. sebagai anggota, yang telah memberikan banyak pengarahan, birnbingan, dan saran sejak awal hingga selesainya penelitian dan tesis ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada: Ketua Tim Beasiswa Program Pascasarjana (BPPS) beserta stafnya atas bantuan biaya yang telah diberikan selama pendidikan, Direktur Program Pascasarjana dan Ketua Program Sfudi llmu Ekonomi Pertanian, lnstiiut Pertanian Bogor beserta stafnya atas segala f a s i l i s yang telah diberikan selama pendidikan. Rektor Universitas Hasanuddin. Dekan dan Ketua Jurusan Sosial Ekonorni Pertanian, Fakultas Pertanian dan Kehutanan. Universitas Hasanuddin yang telah memberikan kesempatan mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana lnstiiut Pertanian Bogor.
Tak Lupa penulis rnenyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan staf
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL
...
DAFTAR GAMBAR
...
DAFTAR LAMPIRAN
...
I
.
PENDAHULUAN...
1.1 . Latar Belakang
...
1.2. Perurnusan Masalah
...
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 1 . 4. Ruang Lingkup dan Ketehatasan Penelitian...
I1
.
TINJAUAN PUSTAKA...
2.1 . Pasar Kerja ... 2.2. Angkatan Ke ja dan Pengangguran
...
2.3. Dinarnika Kesempatan Ke ja dan Faktor-faktor yangMempengamhi Kesempatan Ke rja
...
I11
.
KERANGKA PEMlKlRAN...
3.1. Kerangka Model Ekonomi ...
3.2. Prosedur Pembentukan dan Penempan Model
...
IV
.
METODE PENELlTlAN ...4.1
.
Penentuan Lokasi Penelitian ......
4.2. Jenis dan Sumber Data...
4.3. Spesfikasi Model Ekonornetrika4.4. Definisi Operasional ... .'.
...
4.5. ldentifikasi Model ......
4.6. Metode Pendugaan...
4.7. Validasi Model...
4.8. Analisis SirnulasiV
.
GAMBARAN UMUM DAERAH SULAWESI SELATAN...
...
...
5.1. Keadaan Geografi
...
5.2. Keadaan Perekonomian...
5.3. Keadaan Penduduk...
5.4. Keadaan Ketenagakerjaan...
..,....
VI
.
KESEMPATAN KERJA SULAWESJ SELATAN...
...
6.1. Garnbaran Struktur Ekonomi dan Ketenagakerjaan 6.2. Model Dinamika Kesempatan Ke rja Sektor Pertanian
dan lndustti di Sulawesi Selatan
...
6.3. Validasi Model...
VII
.
DlNAMlKA KESEMPATAN KERJA...
7.1
.
Darnpak Peningkatan Upah Sektoral 20 Persen...
7.2. Darnpak Peningkatan lnvestasi Sektoral 10 Persen...
...
7.3. Dampak Penurunan lnvestasi Sektoral 5 Persen...
7.4. Darnpak Peningkaian PDRB Sektoral 10 Persen
7.5. Dampak Penurunan PDRB Sektoral 5 Persen
...
7.6. Darnpak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen dan lnvestasiSeMoral 10 Persen
...
7.7. Darnpak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen dan Penurunanlnvestasi Sektoral 5 Persen
...
7.8. Darnpak Kenaikan Upah SeMoral20 Persen
.
lnvestasi SeMoral10 Persen dan PDRB Sektoral -1 0 Persen
...
7.9. Dampak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen
.
Penurunan...
lnvestasi Sektoral 5 Persen dan PDRB Sektoral 5 Persen 7.10. Dampak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen dan lnvestasiSeMoral10 Persen. serta Penurunan PDRB SeMoral5 Persen
..
7.1 1
.
Rangkurnan Simulasi Model...
VIII
.
KESIMPULAN DAN S A W N...
DAFTAR
TABEL
Nomor Halan
1. Proyeksi Angkatan Kerja Indonesia Menurut Kelornpok Umur
...
2. Jumlah dan Distribusi Kesempatan Kerja lndonesia Menurut 9 Sektor Perekonomian. 19952000
...
3. Definisi Variabel. Satuan Pengukuran, dan Surnber Data
Penelitian ....
..
. .. . .
. .. . ...
...
.. .. . . . ..
..
. . .. ....
...
. ... . ..
..
.. . .. . .
..
. .. . . ... .
..
..
. .. . ...
.. . .
4. Jurnlah dan Distribusi Produk Domestik Bruto MenurutSektor di Sulawesi Selatan, 1995-1 999
...
, . ...5. Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1993
Menurut Sektor di Sulawesi Selatan. 1994-1999 ...
6. Kepadatan Penduduk Menurut KabupatenIKota, 1999
...
7. Laju Pertumbuhan Penduduk di Sulawesi Selatan. 19951999
...
8. Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekeja Menurut
Lapangan Usaha di Sulawesi Selatan. 1995-1999
...
9. Distibusi Rata-rata dan Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto dan Tenaga Kerja di Sulawesi Selatan. 19951999
10. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha di Sulawesi Selatan. 19951 999
...
f 1. Pefflbahan Komposisi Sektoral Angkatan Ke ja di Sulawesi Selatan. 1997-1 998
12. Tingkat Pengangguran Terbuka di Sulawesi Selatan, ?995-1999
..
13. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekelja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Sulawesi Selatan. f 9951 999
14. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekeja Menurut Sektor dan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
di Sulawesi Selatan, 19951 999
... ...
...
...
15. Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1993 Periode 19951999
...
......
16. Perkembangan PDRB Sulawesi Selatan Atas Dasar HargaKonstan Tahun 1993 Periode 1995-1999
...
nan2
17. Struktur Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Sulawesi
Struktur Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi Selatan. 19951999
..
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Kesempatan Ke j a Subsektor Tanaman Pangan
... ..
...
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Kesernpatan Ke rja Subsektor Perikanan
...
Hasil Pendugaan Parameter Persfmaan Kesempatan Kerja Subsektor Peternakan
...
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Kesempatan Keja Subseldor Perkebunan
...
Hasil Pendugaan Parameter Persarnsan Kesernpatan Ke j a Sektor Industri
...
...
Hasil Pendugaan Parameter Persarnaan Upah Sektor Pertanian
...
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Upah IndustriHasil Pendugaan Parameter Persamaan PDRB Subsektor Tanaman Pangan
...
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan PDRB Subsektor Perikanan
...
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan PDRB SubseMor Peternakan
...
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan PDRB Subsektor
...
Perkebunan...
.
.
.
.
.
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan PDRB SeMor lndustri
...
Hubungan Antar Variabel dalam Model Dinamika Kesempatan Ke ja Sektor Pertanian dan lndustri di Sulawesi Selatan
...
Hasil Validasi Model Dinamika Kesempatan Ke j a SeMor
Pertanian dan lndustri di Sulawesi Selatan ...
Dampak Peningkatan Upah Sektoral20 Persen Temadap
Variabel Kesempatan Ke ja dan PDRB
...
Dampak Peningkatan lnvestasi Sektoral 10 Persen Terhadap Variabel Kesempatan Kerja. Upah. dan PORB
...
Dampak Penurunan lnvesfasi Sektoral5 Persen Terhadap Variabel Kesempatan Keja, Upah, dan PDRB ...
37. Dampak Penurunan PDRB Sektoral5 Persen Terhadap
Variabel Kesernpatan Ke rja dan Upah
...
11438. Dampak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen dan lnvestasi
Sektoral10 Persen Terhadap Variabel Kesernpatan Kerja dan
PDRB
...
11 539. Dampak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen dan Penurunan
lnvestasi Sektoral5 Persen Terhadap Variabel Kesempatan Kerja
dan PDRB
...
11 740. Dampak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen. lnvestasi Sektoral 10 Persen, dan PDRB Sektoral10 Persen Terhadap Variabel
Kesempatan Ke rja ...
..
...
1 1941. Dampak Kenaikan Upah SeMoral20 Persen. Penuwnan lnvestasi dan PDRB Sektoral5 Persen Terhadap Variabel
Kesernpatan Kerja
...
12042. Dampak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen dan lnvestasi
SeMoral10 Persen serta Penurunan PDRB SeMoral5 Persen
Terhadap Variabel Kesempatan Kelja
...
121DAFTAR
GAMBAR
Nomor Halaman
1
.
Menentukan Kurva Penawaran Tenaga Ke ja... ...
122. Hubungan Antara Produksi Total, Rata-rata, dan Marginal
Penggunaan FaMor Tenaga Ke ja 16
3. Menentukan K U N ~ Permintaan Tenaga Ke rja 17
4. Keseimbangan di Pasar Tenaga Kerja ....
.
...
195. Diagram Ketenagake jaan
.
.
...
216 . Kerangka Model Dinamika Kesempatan Keja di Sulawesi
Selatan
... ... ... ...
347. Prosedur Pembentukan dan Penerapan Model Dinamika
Kesempatan Ke ja Sektor Pertanian dan lndustri di Sulawesi Selatan 36
8. Struktur Produk Oomestik Regional Bruto Sektor Pertanian
Sulawesi Selatan. 19951999
...
...
...
679. StruMur Pmduk Domestik Regional Brut0 Sulawesi Selatan,
19B51999
... ...
. .
.. . . .. . ... .
....
.. . . . .... .. .... . .. .
. .. . .... . . ... ... .
6910. Struktur Tenaga Keja Sektor Pertanian Sulawesi Selatan.
1995-1 999 ....
...
...
...
....
...
.
7 1 1 1 . Struktur Tenaga Kerja Sulawesi Selatan. 19951 999...
7212. Hubungan Antara Struktur PDRB dan Struktur Tenaga Kerja
DAFTAR
LAMPIRAN
Nornor Halaman
1. Data Aldual Model Dinamika Kesempatan Ke ja Sektor Pertanian
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Menurut Suroto (1992), pembangunan merupakan perjuangan yang harus dilakukan secara besar-besaran dan sistematis dalam jangka panjang untuk meningkatkan kehidupan seluruh rakyat. Pembangunan ekonomi sangat penting, iidak hanya sekedar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan tetapi haruslah rnencerminkan pembahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-kelornpok sosial yang ada di dalamnya untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik. secara material maupun spiritual (Todaro. 1999).
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan kesempatan kerja memiliki keterkaitan yang erat. Kesempatan kerja serta jumlah dan kualitas orang yang digunakan dafam pekerjaan menjadi indikator penting pembangunan ekonomi. oleh karena rnempunyai fungsi yang menentukan dalam pernbangunan. Fungsi tersebut adalah: (1) tenaga kerja sebagai sumberdaya untuk menjalankan proses produksi dan distribusi barang dan jasa, dan (2) tenaga kerja sebagai sarana untuk menimbulkan dan mengembangkan pasar. Kedua fungsi tersebut rnemungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus menerus dalam jsngka panjang, atau dapat dikatakan bahwa tenaga kerja merupakan
motor penggerak dalarn pembangunan (Suroto, 1992).
terbatas. Hal tersebut dapat dilihat pada data rnengenai proyeksi angkatan ketja
di fndonesia tahun 1998 hingga 2005 (Tabel q).
Tabel 1. Proyehi Angkatan Keja Indonesia Menurut Kelornpok Urnur. 1998-
2005
Surnber: BPS, 1998b.
Dalarn keadaan normal jumlah angkaian keja yang masuk ke pasar
tenaga kerja rnencapai 2.7 juta jiwa per tahun. Setiap terjadi penurunan 1 persen
perturnbuhan ekonorni rnengakibatkan tejadinya pengangguran seldtar 2.8 juta
jiwa (Sudaryanto. 2000). Hingga tahun 2001. jumlah pengangguran di lndonesia
telah rneningkat menjadi 40 juta j i i dan penduduk di bawah garis kemiskinan
meningkat rnencapai sekitar 140 juta jiwa'.
Pilihan rnengenai arah pernbangunan ekonorni akan menentukan pula
besamya perluasan keja di negara tersebut. Di Indonesia, sejak REPELITA V
(19891994) pembangunan ekonorni telah menitikberatkan pada perluasan
kesernpatan keja yang diarahkan pada pelgeseran yang lebih cepat dari
lapangan keja sektor pertanian ke sektor nori-pertanian khususnya ke sektor
industri pengolahan. Kebijakan ini bertujuan untuk rnewujudkan pertanian
tangguh yang mendukung proses industrialisasi yang berkesinarnbungan dan
rnendorong perturnbuhan ekonorni nasional. Narnun proses indusbialisasi ini
terlalu dipercepat dan perkernbangannya lebih bersifat padat modal sehingga
tejadi ketirnpangan dalarn struktur ekonorni dan ketenagakerjaan, antara sektor
[image:189.550.107.460.120.207.2]te rjadi ketirnpangan dalarn struktur ekonorni dan ketenagake rjaan, antara sektor pertanian dan industri.
Pada tahun 2000, sektor pertanian rnernberikan pangsa penyerapan tenaga kerja terbesar dibanding sektor industri. Sektor pertanian rnenyerap 45.15 persen dari total tenaga kerja, sedangkan sektor industri hanya 12.98 persen. Di sisi lain, pangsa sektor pertanian terhadap Produk Dornestik Bruto (PDB) lebih kecil dibanding sektor industri, yakni masing-masing sebesar 17.06 persen dan 25.80 persen (BPS, 2000a). Ketirnpangan ini rnerupakan salah satu penyebab tirnbulnya krisis ekonorni di Indonesia.
Darnpak krisis ekonorni di Indonesia sangat mengguncang perekonornian. khususnya pada sektor-sektor non-pertanian, sernentara sektor pertanian terfihat sernakin penting peranannya dalarn kondisi perekonornian yang kurang sfabil sejak pertengahan tahun 1997. Fakta menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan proporsi angkatan kerja yang terserap di sektor pertanian pada rnasa krisis. sernentara sektor lain terlihat kecenderungan penurunan tingkat penyerapan tenaga kerja tetapi dengan proporsi yang relatii kecil. Dalarn periode tahun 1995-1996, pangsa penyerapan tenaga kerja sektor pertanian menurun dari 46.03 persen rnenjadi 43.50 persen atau turun sebesar 2.53 persen. Sedangkan pada periode krisis (tahun 1997-1998). terlihat peningkatan yang cukup tajarn, dimana pada tahun 1997 pangsa penyerapan tenaga kerja sektor pertanian sebesar 40.73 persen rneningkat rnenjadi 44.97 persen di tahun 1998, atau naik sebesar 4.24 persen. Untuk lebih jelasnya rnengenai data perubahan jumlah dan distribusi kesempatan kerja dapat dilihat pada Tabel 2. Meningkatnya pangsa penyerapan tenaga kerja sektor pertanian rnenunjukkan bahwa krisis ekonorni tidak begitu berpengaruh terhadap sektor pertanian.
Tabel
2.
Jumlah dan Distribusi Kesempatan Keja Indonesia Menurut 9 SeMor Perekonomian, 1995-2000
SeMor
r
I I I I I I I I I I I I
Total
1
71 095.741
100.00/
83 900.16(
100.001
85405.501
100.001
87672.401
100.001
88 816.851
100.001
89 804.101
100.00 1995 1. Pertanian 2. Pertambangan dan penggalian 3. lndustri pengolahan 4. Lisbik,gas,air 5. Konstnrksi 6. Perdagangan dan perhotelan 7. Transportasi, komunikasi 8. Keuangan 9. JasaSumber: BPS 1995, 1996a, 1997,1998a, 1999a, 2000a ''Angka sementara.
Jumlah (1 000 org)
32 725.15 493.04 8 372.83 184.71 3 075.83 11 808.40
3 11 1.41
585.82 10 738.55 Diibusi (%) 1996 Jumlah (1000 org) Distrlbibusi (%) 1997 Jumlah (1 000 org)
Diibusi (%)
1998
Jumlah (1 000 org)
D i i b u s i (56)
1999
Jumlah (1 000 org)
~OOO*'
Diibusi
(Oh)
Jumlah (1 000 org)
perekonomian daerah yang didominasi deh sektor pertanian. Hal tersebut mernang memungkinkan oteh karena kondisi fisik wilayah serta potensi sumberdaya seperti lahan dan tenaga kerja yang cukup besar, sehingga sangat mendukung pengembangan sektor tersebut (Dinas Pertanian Propinsi Sulawesi Selatan. 1995). Diberlakukannya UU No.22 dan No.25 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, menandai kemandirian daerah dalam mengaturlmengelola sumberdaya yang tersedia di daerah masing-masing. Dengan demikian peran sektor pertanian dalam pembangunan perekonomian di Sulawesi Selatan semakin penting dalam menyongsong otonomi daerah.
peningkatan pendapatan rnasyarakat pedesaan. Dalarn trikonsepsi tersebut jelas terlihat bahwa sektor pertanian rnenjadi basis utarna perekonornian di Sulawesi Selatan, karena itu, dalarn era donomi daerah, sektor pettanian di jadikan sebagai prime mover untuk rneningkatkan pendapatan nil petani dan masyarakat. menciptakan kesempatan kerja dan berusaha, serta rnengernbangkan wilayah secara keseluruhan.
1.2. Perurnusan Masalah
Lahimya UU No.22 tahun 1999 tentang pernerintahan daerah dan PP No.25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan propinsi sebagai daerah otonorni, rnernbawa irnplikasi kepada perubahan pendulum pernbangunan. Bila sebelurnnya pernbangunan sangat bersifat sentralistis (fop down), dengan peraturan baru ini pembangunan dilaksanakan secara terdesentralisasi (bottom up) yang mengandalkan sumberdaya lokal (local resources based). Hal tersebut berarti bahwa pembangunan ekonomi nasional akan terjadi pada setiap daerah dan perekonornian daerah. Menurut Rasyid.(2000). dengan lahimya UU tentang otonorni daerah, menjadi modal bagi pernerintah untuk rnelakukan upaya pernbangunan daerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah. Dengan dernikian akan mernberi pefuang bagi pernerintah daerah untuk rnendorong investasi di berbagai sektor, yang akan berirnplikasi pada peningkatan pertumbuhan sektor tersebut.
Sulawesi Selatan rnempunyai keunggulan kornparatii (comparative advantage). yang merupakan modal dasar perekonomian (BPS, 2000b). Melalui pembangunan ekonomi. baik di sektor pertanian rnaupun seMor di luar pertanian, keunggufan tersebut dapat dikembangkan untuk marnpu bersaing (rnerniliki keungguian bersainglcompetitive advantage) dan rnernperkokoh pertumbuhan ekonomi daerah. Akan tetapi, perkembangan sektor di luar pertanian yang cukup pesat, tidak disertai penyerapan tenaga kerja yang besar. sehingga nilai tambah yang berasal dari sektor tersebut yang dapat dinikmati oleh masyarakat Sulawesi Selatan rnasih relatif kecil. Ketidakseimbangan penyerapan tenaga kerja antar sektor ini, mengakibatkan tingkat pendapatan masyarakat masih tetap rendah. Keadaan ini diperparah oleh krisis yang melanda pada pertengahan tahun 1997, yang mengakibatkan goncangan terhadap perkernbangan perekonomian.
Masalah ketenagake jaan di Sulawesi Selatan cukup serius dan penting untuk dicari solusinya, mengingat jurnlah angkatan keja dari tahun ke tahun makin bertambah sebagai akibat pertambahan penduduk sementara kesempatan kerja yang tersedia terbatas. Kecuali tahun 1994 dan 1996, rata-rata pertumbuhan per tahun angkatan kerja di Sulawesi Selatan sejak tahun 1994
hingga 1999, hampir selalu di atas rata-rata pertumbuhan penduduk. Dalam kurun waktu tersebut, rata-rata pertumbuhan angkatan kerja sebesar 2.39
persen, sementara rata-rata perturnbuhan penduduk hanya sebesar 1.94 persen (BPS. 1999b). Pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi rnengharuskan pemerintah untuk menyediakan dan memperluas lapangan keja yang diperuntukkan bagi angkatan kerja tersebut.
Menurut Saragih (2001). kontribusi sistem agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja mencapai 77 persen. Karena itu, melalui pemantapan sistem agribisnis diharapkan dapat mengurangi masalah pengangguran. Selain itu, agribisnis yang berjalan dengan baik akan menjadi sumber pertumbuhan baru yang dapat meningkatkan nilai tambah, dengan meningkatkan saling keterkain antara sektor pertanian dengan sektor-sektor lainnya melalui proses produksi. pengolahan, dan pemasaran. Semua ini mengakibatkan perubahan-perubahan struktur kesempatan kerja yang terjadi dari waktu ke waktu dan membentuk dinamika kesempatan ke rja.
Oleh karena itu. agar diperoleh strategi peningkatan kesempatan kerja yang seirnbang, terlebih dahulu perlu dipelajari dinamika kesernpatan kerja yang ada. Datam kaitan ini, beberapa pertanyaan yang peilu dijawab adalah:
(1) bagaimanakah gambaran perubahan struktur ekonomi dalam kaiinnya dengan penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Selatan? (2) faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor pertanian dan subsektor yang ada dalam sektor pertanian di Sulawesi Selatan? (3) faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kesernpatan kerja pada sektor industri di Sulawesi Selatan? dan (4) bagaimana kemungkinan dampak kebijakan pemerintah terhadap dinarnika kesempatan kerja sektor pertanian dan industri di Sulawesi Selatan?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Secara umurn penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinarnika
kesernpatan k e j a sektor pertanian dan industri di Propinsi Sulawesi
Selatan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis
ke rja di Sulawesi Selatan, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengamhi
kesempatan keja sektor pertanian dan subsektor yang ada dalam sektor pertanian di Sulawesi Selatan, (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan keja sektor industri di Sulawesi Selatan, dan (4) menganalisis kemungkinan dampak kebijakan pemerintah terhadap dinamika kesempatan kerja sektor pertanian dan industri di Sulawesi Selatan.
Minimal ada tiga kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini, yakni: (1) memberikan inforrnasi mengenai kesempatan kerja di Sulawesi Selatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, (2) bermenfaat sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi penentu kebijakan pembangunan di bidang keienagakerjaan, dan (3) sebagai bahan kepustakaan bagi penelitian lebih lanjut.
1.4. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Studi ini diiakukan dalam lingkup regional, dengan disagregasi sektor pertanian dan industri. Pertanian yang dimaksud disini adalah pertanian dalam arti luas yang meliputi subsektor tanaman pangan, perikanan. petemakan, perkebunan dan kehutanan. Masing-masing subsektor dianalisis secara terpisah, akan tetapi subsektor kehutanan tidak dianalisis mengingat karakteristiknya jauh berbeda dengan subsektor lainnya. Disamping itu, sumbangan subsektor kehutanan relatif kedl baik terhadap produk domestik regional bmto (PDRB) maupun dalam ha1 penyerapan tenaga kerja di Propinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 1999, PORE dan penyerapan tenaga kerja subsektor kehutanan terhadap PDRB dan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian hanya sebesar 0.97 dan 0.49 persen.
pertanian dan industri, yang akan dijelaskan berdasarkan hubungan antara kemampuan sektor dalam menyurnbang terhadap PDRB dan kemampuan sektor dalam menyerap tenaga kerja.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penggunaan data sekunder yang agregatif tidak membedakan dan merina jenis pekerjaan, tingkat umur, jenis kelamin, status pekerjaan, pewilayahan dasa dan kota, jenis pengusahaan dan jenis komoditi. Di samping itu, karena pengaNh krisis moneter terkaii erat
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Kerja
Pasar kerja adalah seluruh aktivitas pelaku-pelaku ekonomi yang
mempertemukan pencari kerja dan kesempatan keja. Pelaku-pelaku tersebut
terdiri dari: (1) pengusaha yang membutuhkan pekerja, dan (2) pencari kerja
yang membutuhkan peke rjaan.
Proses interaksi diantara keduanya memellukan waktu yang lama karena
baik pencari keja maupun kesempatan kerja bersifat tidak homogen dan
inforrnasi mengenai keduanya sangat tehatas. Pencari keja ingin memperoleh
pekejaan dengan kondisi yang paling baik dan pengusaha ingin rnencari pekerja
yang paling cocok untuk mengisi fowongan kerja yang tersedia.
2.1 .I. Teori Penawaran Tenaga Kerja
Penawaran adalah suatu hubungan sntara harga dan kuantitas.
Sehubungan dengan tenaga kerja. penawaran adalah suatu hubungan antara
tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang siap disediakan oleh para pemilik
tenaga kerja. Seorang pekerja dalam menawarkan tenaganya aKan bertindak
rasional dengan membuat pilihan diantara bekeja dan menikmati masa
istirahatnya (leisum). Pekerja mempunyai 2 pilihan dalam membagi waktu untuk
memaksimumkan kepuasannya, yaitu: (1) kepuasan dari bekeja dan
memperofeh upah, dan (2) kepuasan dari menikmati masa istirahatnya.
Dalarn kasus tenaga keja, kurva penawaran dapat metukiskan:
(1) jumlah tenaga keja maksimum yang dapat disediakan oleh pemilik tenaga
kerja pada berbsgai kemungkinan tingkat upah untuk tiap periode waktu dan,
setiap kernungkinan jurnlah tenaga kerja (Sukirno, 2000; Bellante dan Jackson. 1990).
Utilitadkepuasan yang diterima pekerja dapat dilukiskan dengan kurva indierensi, seperti terlihat pada Garnbar 1.
Masa istirahat dan bekerja Jam beke ja
(a) Pilihan Seorang Pekerja (b) Penawaran Tenaga Ke j a
Garnbar 1. Menentukan Kurva Penawaran Tenaga Keja.
Sumber: Sadono 2000.
Pada Garnbar 1, terfihat bahwa sumbu datar pada Garnbar l a rnenunjukkan jam beke j a dan bedstirahat yang dapat dinikrnati seseorang dalarn satu hari, yang rnempunyai jumlah waktu sebanyak 24 jam (dilihat dari sebelah kanan ke kin). Garis lurus Wo. Wt, W2 menunjukkan tiga atternatif tingkat upah pekerja, yaitu nilai upah yang dibayarkan untuk setiap jam kerja. Garis upah yang sernakin tinggi menggambarkan tingkat upah yang sernakin tinggi pula (W2
z W, > Wo). Kuwa Uo, Ut. U2 menggambarkan tingkat kepuasan yang dinikmati
-
ha1 ini kedua barang tersebut adalah rnasa istirahat dan uang yang diperoleh dari bekerja), akan dicapai apabila kuwa kepuasan rnenyinggung garis pendapatan (garis upah W,. Wl. WZ). Garnbar l a rnenunjukkan pekerja tersebut rnencapai kepuasan rnaksimum dalam rnernbagi waktu diantara istirahat dan bekerja pada tiiik A yang rnenggarnbarkan bahwa ia bekeja sefarna 6 jam dan beristirahat selarna 18 jam. Jurnlah upah yang diterirna pekerja tersebut dalarn sehari adalah 6Wo. Kenaikan upah rnenjadi W* rnenyebabkan kepuasan pekerja bergerak ke tiiik B yang rnenggarnbarkan ia akan bekerja selarna 10 jam dan 14 jam lainnya adalah waktu istirahat. Jurnlah upah yang diterirnanya adalah $OW1. Dan apabila tingkat upah rneningkat lagi rnenjadi W2, pekerja tersebut akan bekerja lebih giat yaitu bekerja selarna 12 jam dan rnenikmati waMu istirahat selarna 12 jam. Upah yang diterirna per hari rneningkat rnenjadi 12W2. Keseirnbangan baru ini ditunjukkan oleh t i k C. Dalam analisis tersebut terlihat hubungan yang erat diantara tingkat upah yang akan diperoleh dan jurnlah tenaga kerja yang akan ditawarkan seorang peke rja.
Pada Garnbar l b dirnana tiiik A. B dan C masing-masing rnenunjukkan hubungan diantara tingkat upah tertentu (WO atau W, atau W2) dengan jurnlah jam kerja yang ditawarkan seorang pekerja. Apabila dibuat suatu kuwa rnelalui titik-tiiik tersebut akan diperoleh kuwa penawaran tenaga kerja yang akan diberikan oleh seorang pekerja (Sukimo, 2000).