• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi Dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Pemahaman Unit Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi Dan Informatika (Diskominfo) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Pemahaman Unit Kerja"

Copied!
220
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KOTA BANDUNG TERHADAP PEMAHAMAN UNIT KERJA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

SENDHY IRAWATI NIM : 41807059

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

iii Oleh :

Sendhy Irawati NIM. 41807059

Skripsi ini di bawah bimbingan:

Iin Rahmi Handayani, S.Sos, M.I.Kom

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Pemahaman Unit Kerja. Untuk dapat melihat seberapa besar pengaruh antara Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Pemahaman Unit Kerja, maka peneliti mencoba menganalisis Kredibilitas Sumber, Isi Pesan, media yang digunakan dalam pelatihan sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Kemudian menganalisis Aspek Kognitif, Afektif dan Konatif dari unit kerja (peserta).

Pendekatan yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan metode Survei. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara, studi pustaka, Internet searching, dan Dokumentasi. Populasi pada penelitian ini adalah Unit Kerja (peserta) yang hadir dalam kegiatan pelatihan sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Total Sampling. Sebelum penelitian menyebarkan angket maka terlebih dahulu penelitian melakukan uji validitas dan reliabilitas. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket, diberi skor, dianalisa dan diolah dengan menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman.

Hasil penelitian ini menunjukan terdapat Hubungan yang cukup berarti dan signifikan pada Kredibilitas Sumber, Media, Aspek Kognitif, Aspek Afektif dan Aspek Konatif. Sedangkan untuk Isi Pesan terdapat hubungan yang tinggi, kuat dan signifikan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh antara Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Pemahaman Unit Kerja adalah sebesar 0,772. Artinya Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Dengan Pemahaman Unit Kerja terdapat Hubungan yang tinggi, kuat.

Saran yang dapat diberikan kepada DISKOMINFO Pemerintah Kota Bandung setelah penelitian dilakukan adalah, Kegiatan pelatihan berupa sosialisasi dapat dilaksanakan setiap bulannya agar para pejabat informasi seluruhnya memahami isi dan makna dari Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.

(3)

iv By : Sendhy Irawati NIM. 41807059

This Thesis under the guidance of : Iin Rahmi Handayani, S.Sos., M.I.Kom

The aim of this study was to determine the effectiveness Training Socialization Act Freedom Information (KIP) Office Communications and Information Technology (DISKOMINFO) The Government Bandung City Of Understanding Work Unit. To be able to see how Effectiveness Training is the socialization the Act Freedom Information (KIP) Office Communications and Information Technology (DISKOMINFO) Against the Government Bandung City of Understanding Work unit. The researchers tried to analyze the credibility Source, Message, the media used in the Training socialization of law Public Information Act. Finally, analyze the cognitive, affective and conative from working units (participants).

The approach that used in this research was quantitative with survey methods. Data collecting techniques used were questionnaire, interview, book study, internet searching, and documentation. The population in this study were Unit (participants) that represent the training socialization the Act Freedom Information (KIP). Sampling technique used was total sampling. Prior research questionnaire then spread first study to text the validity and reliability. Data obtained from the deployment questionnaire, given score, analyzed and processed using Spearman Rank correlation coefficient.

The result of these studies show relationship and significant, there are correlation among The credibility of the source, media, cognitive aspects, affective aspects, and conative aspects. The Correlation between the content of the message that there is a relationship that high, strong and significant.

The conclusion of this study is the effectiveness training of the socialization the Act Freedom Information (KIP) influence the understanding (DISKOMINFO) employee about its unit.

(4)

v

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Tidak lupa penulis panjatkan Syalawat

serta salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, para

sahabatanya serta kepada para pengikutnya hingga akhir zaman, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan Skripsi ini merupakan salah satu

syarat dalam menempuh ujian sarjana pada program studi ilmu komunikasi

konsentrasi humas yang berjudul “ Efektivitas Pelatihan Sosialisasi

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Pemahaman Unit Kerja”.

Tidak lupa juga Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orangtua H. Drs. Z. Datuk Madjo Nan Gadang dan Hj. Etjoh

Ratnaningsih yang telah memberikan kasih sayang kepada penulis, memberi

semangat kepada penulis, memberi dorongan doa kepada penulis, dan juga telah

mendukung sepenuhnya untuk penulis baik moril dan non moril. Untuk itu skripsi

ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua.

Dalam melakukan penyusunan skripsi ini tidak sedikit penulis menghadapi

kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non teknis. Namun atas izin Allah

SWT juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, dan bimbingan serta dukungan

yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai

(5)

vi

1. Yth. Prof. DR. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

yang telah memberikan surat pengantar untuk melakukan penelitian ke

lapangan.

2. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat M.Si., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations Fisip Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang memberikan ilmu dan

pengetahuan serta pengesahan pada skripsi ini.

3. Yth. Melly Maulin S.Sos, M.Si selaku Sekertaris Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang

telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta memberi semangat

kepada peneliti.

4. Yth. Iin Rahmi Handayani S.Sos, M.I.kom selaku Dosen Pembimbing yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan

semangat, pengarahan, nasehat, dukungan dan motivasi kepada penulis

selama penyusunan skripsi ini.

5. Yth. Desayu Eka Surya S.Sos, M.Si sebagai Dosen Wali IK-2 2007 yang telah memberikan motivasi dan membimbing kepada penulis dari

(6)

vii

M.I.Kom,Bapak Sangra Juliano, S.I.Kom., Bapak Inggar Prayoga, S.I.Kom., Ibu Tine, S.I.Kom., serta seluruh dosen Ilmu Komunikasi Fisip Unikom lainnya yang telah memberikan begitu banyak ilmu bagi

penulis selama kuliah di Unikom.

7. Yth. Astri Ikawati, A.M.Kom dan Rr Sri Intan Fajarini, S.I.Kom, selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP Unikom. Terima kasih atas kesabaran, pengertian dan bantuannya kepada penulis selama kuliah di Unikom.

8. Yth. Ratna Widi Astuti A.Md. selaku Sekretaris Dekan FISIP Universtas Komputer Indonesia Bandung yang telah membantu semua

keperluan penulis sebelum dan sesudah penulis melakukan penelitian

ke lapangan.

9. Yth. Seluruh Staf Perpustakan Unikom yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis dalam mencari referensi buku-buku.

10.Yth. Bulgan Alamin, drg., M.Se., selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung yang telah bersedia

menerima penulis untuk melakukan penelitian.

11.Yth. Yuyus Suhaya, MM., selaku sekertaris Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung yang telah memberikan arahan

(7)

viii

membimbing penulis dengan baik selama melaksanakan penelitian di

Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung.

14.Yth. Ibu Lilis Yuliani yang telah sabar, memberi arahan dan memotivasi penulis selama melakukan penelitian.

15.Yth. Ibu Yeti, Ibu Peni, Ibu Ijah, Bapak Amir, Bapak Mewan, Bapak Edi, dan Janet, yang telah membimbing dan membantu penulis selama melakukan penelitian.

16.Yth. Seluruh pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membimbing dan membantu penulis selama

melaksanakan penelitian.

17.Untuk kakak-kakakku tercinta Ahmad Mulyadi beserta istri Chika, Lanny Mindawati beserta suami Syarif Badrujaman, Irmayani, dan keponakan Naufal Zidan Badrujaman terima kasih atas semua kasih sayang, doa, dukungan baik moril maupun materil,

dan dorongan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan

skripsi yang tidak henti-hentinya kepada penulis.

(8)

ix

yang telah menghibur dan yang telah mendukung penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini terima kasih banyak.

20.Kepada Teman-teman IK 2 angkatan 2007 (Aties, Adin, Kiqien, Ayu, Gita, Asha, Friska, Duane, Helmi, Dion, Muthe, Rahma, Renzy, Dwi, Rifky, Brian) serta teman-teman dari yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan dan semangat

yang telah diberikan kepada penulis.

21.Kepada Teman-teman IK-Humas 1 angkatan 2007 (Fiona, Duwie, Mpi, June, Trisna, Ismet, Akbar) serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan dan semangat

yang telah diberikan kepada penulis.

22.Dan untuk teman-teman “seperjuangan” di UNIKOM, yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

23.Kepada Pelita Photo Copy, yang telah membantu penulis untuk ngeprint dan menjilid keperluan tugas maupun skripsi.

24.Kepada TransStudio Bandung, yang telah memberikan pengalaman yang sangat berharga kepada penulis dalam bekerja.

(9)

x

Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas Universitas Komputer

Indonesia Bandung dan pembaca lain pada umumnya. Untuk itu sekiranya penulis

sangat membutuhkan masukkan baik berupa saran maupun kritik yang bisa

membangun dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik demi

kesempurnaan skripsi ini. Dengan itu penulis memohon maaf yang

sedalam-dalamnya apabila terdapat kesalahan pada skripsi yang penulis buat. Semoga

semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan itu akan mendapat

balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Bandung, Juli 2011

(10)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan

berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam

kehidupan sehari-hari dirumah tangga, ditempat pekerjaan, dipasar, dalam

masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak

terlibat dalam komunikasi.

Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para

ahli untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan

komunikasi, sesuai dari sudut mana para ahli memandangnya. Komunikasi

adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi

kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media

tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang

sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri

begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang

baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula

sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet

atau berantakan. Adapun pengertian Komunikasi Organisasi ialah

(11)

formal maupun kelompok informal organisasi. Jadi, komunikasi organisasi

dapat diartikan sebagai komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang

berada di dalam organisasi itu sendiri, juga di antara orang-orang yang

berada di dalam organisasi dengan publik luar, dengan maksud untuk

mencapai suatu tujuan.

Adapun persepsi komunikasi organisasi menurut Greenbaunm,

mengatakan bahwa :

Bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan komunikasi internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sekali sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas. (Muhammad : 2009 : 66)

Komunikasi memberikan sesuatu kepada orang lain dengan kontak

tertentu atau dengan mempergunakan sesuatu alat. Banyak komunikasi

terjadi dan berlangsung tetapi kadang-kadang tidak tercapai kepada sasaran

tentang apa yang dikomunikasikan. Dimungkinkan adanya komunikasi yang

baik antara pemberi pesan dan penerima pesan kalau terjalin persesuaian di

antara keduanya.

Komunikasi organisasi dapat berjalan dengan baik apabila terdapat

bagian yang bisa mengatasinya dan disini peran Public Relation atau Humaslah yang bisa mengatasinya. Adapun definisi Public Relations

menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations, yaitu:

“Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi

(12)

Definisi di atas menjelaskan bahwa Public Relations merupakan suatu kegiatan komunikasi yang terencana dan memiliki tujuan-tujuan

spesifik yang hendak dicapai. Publik sasarannya bukan hanya yang berada

di dalam perusahaan, tetapi juga yang berada di luar perusahaan.

Setiap lembaga atau instansi tentu ingin berhasil mencapai

tujuannya, keberhasilan tersebut tidak dapat dicapai hanya berdasarkan

kemampuan yang ada pada lembaga itu saja. Di samping itu perlu adanya

pengertian, penerimaan, dan keikutsertaan publiknya. Kegiatan - kegiatan

yang dilakukan oleh PR internal, diantaranya adalah : Pembuatan media

monitoring berita, Pembuatan newsletter, Human Relations, Get together,

Coffee/tea morning, Family gathering, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh PR eksternal, diantaranya adalah Press relations, Pelatihan atau Sosialisasi, Penerimaan Kunjungan, Media visit

dan Pameran.

Adanya unit kehumasan pada setiap instansi pemerintah merupakan

suatu keharusan fungsional dalam rangka penyebaran tentang aktivitas

instansi tersebut baik ke dalam maupun ke luar. Petugas humas hendaknya

memiliki sikap pelayanan yang terbuka pada khalayak. Mengingat masalah

yang dihadapi sebagai bagian utama dari suatu lembaga atau instansi maka

petugas humas seyogyanya memiliki keterampilan dan kemampuan yang

memadai di bidang komunikasi dan mediasi serta memiliki kepekaan dan

rasa proporsi yang baik, dalam menghadapi persoalan di lingkungan, baik

(13)

Tidak semua bagian humas diberbagai lembaga dapat memberikan

pelayanan mengenai keterbukaan informasi khususnya keterbukaan

informasi publik secara baik kepada masyarakat. Pada kenyataannya di

setiap dinas-dinas masih belum mengetahui akan adanya Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) yang seharusnya dipahami agar

dapat melayani masyarakat atau publik secara baik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik berisi :

a. Bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi

pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan

bagian penting bagi ketahanan nasional.

b. Bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia

dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri

penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan

rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan yang baik.

c. Bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam

mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan

negara dan badan publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat

pada kepentingan publik.

d. Bahwa pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya

(14)

e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk

Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) ini memuat

pokok-pokok materi yang terdiri atas pengertian-pengertian yang terkait

dengan informasi dan badan-badan publik, hak dan kewajiban badan publik,

jenis-jenis informasi publik yang wajib disediakan dan diumumkan,

informasi publik yang dikecualikan, hal-hal yang terkait dengan Komisi

Informasi sebagai lembaga independen yang ditugaskan untuk mengawal

pelaksanaan undang-undang ini.

Dengan disahkannya Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik

ini akan membawa nuansa perubahan yang sangat besar dalam tatanan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diharapkan dapat

mendorong percepatan terwujudnya tata kelola Pemerintahan yang baik

(Good Governance), transparansi, akuntabilitas menuju tercapainya masyarakat yang sejahtera. Partisipasi dari berbagai komponen sangat

diperlukan mulai dari perubahan mindset para pengelola badan-badan publik pemerintah maupun masyarakat sampai kepada penyediaan sarana prasarana

yang dapat mendukung terlaksananya pelayanan informasi publik dengan

baik.

Berlakunya Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU

KIP) ini tentunya memerlukan kegiatan sosialisasi untuk memberikan

(15)

Informasi Publik yang diharapkan seluruh badan publik dapat memahami

dan melaksanakan amanat yang terkandung dalam Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik. Karena masyarakat akan mengawasi

kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah. Suatu organisasi apapun

bentuknya dan bidang kegiatannya akan melibatkan komunikasi dalam

penyebaran informasi. Hal ini tidak bisa dipungkiri lagi sebab telah banyak

bukti yang menunjukan pentingnya komunikasi dalam menunjang

keberhasilan.

Begitu juga dengan Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung yang melakukan kegiatan

eksternal dalam bentuk menyebarkan informasi kepada perwakilan tiap-tiap dinas untuk menerapkan pemahaman akan adanya informasi yang harus

dipahami secara seksama berupa kegiatan pelatihan mengenai Sosialisasi

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) sebagai pembekalan

informasi bagi dinas yang melayani publik.

Menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung, Bapak Bulgan Alamin

diadakannya kegiatan Pelatihan berupa Sosialisasi Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik (KIP) ini guna memberikan pengetahuan

mengenai Keterbukaan Informasi Publik kepada perwakilan tiap-tiap Dinas,

agar unit kerja dari tiap-tiap dinas dapat memahami akan pentingnya

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang khususnya

(16)

memberikan kegiatan dengan bentuk pelatihan mengenai Keterbukaan

Informasi Publik.

Hal utama dari kegiatan sosialisasi ini adalah unit kerja atau badan

publik yang menjadi target utamanya, agar nantinya dapat dikembangkan

kepada seluruh bagian dari tiap-tiap dinasnya sehingga seluruh unit kerja

yang menangani pengaduan publik dapat melayani publik dengan baik

sesuai dengan ketentuan yang ada pada Undang-Undang Keterbukaan

Informasi Publik (KIP).

Agar pesan yang akan disampaikan dalam pelatihan dapat diterima

dengan baik oleh unit kerja atau badan publik yang menjadi peserta

pelatihan maka proses penyampaiannya harus menggunakan komunikasi

yang efektif agar dapat di pahami, hal ini dikarenakan agar tercapai tujuan

dari informasi yang disampaikan. Komunikasi dikatakan efektif atau

berhasil adalah apabila pesan yang disampaikan komunikator itu dapat

diterima, adanya saling pengertian sesuai dengan apa yang diharapkan dan

diinginkan komunikator serta dapat mengubah sikap komunikan. Artinya

kredibilitas komunikator, mendukung pada keefektifitasan komunikasi.

Salah satu dampak dari efektivitas komunikasi tersebut di atas

adalah perubahan sikap yang nantinya menimbulkan sebuah pemahaman

dari tiap-tiap unit kerjanya atau badan publik yang menjadi peserta yang

hadir dalam pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi

(17)

dan konatif yang saling berinteraksi satu sama lain dalam memahami,

merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek (Azwar, 1995 : 5).

Maka dari itu dengan diadakannya kegiatan pelatihan dalam

Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) oleh Dinas

Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung

adanya sebuah pemahaman dari tiap unit kerja atau badan publik yang

menjadi pesertanya. Dengan melakukan pelatihan tersebut dalam kegiatan

sosialisasi diperlukan adanya komunikasi yang efektif agar terjadinya

kesamaan pesan yang disampaikan.

Dikarenakan masih terdapat unit kerja atau badan publik pada

masing-masing dinas yang belum memahami pentingnya Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Untuk melakukan sosialisasi tersebut

dibutuhkan komunikator yang berkompeten dibidangnya. Dan yang

diharapkan dari dampak efektivitas komunikasi ialah perubahan sikap dari

para unit kerja atau badan publik yang menjadi peserta Sosialisasi

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) tersebut menjadi paham.

Dengan bertolak dari latar belakang penelitian di atas, maka peneliti

(18)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian dan rumusan masalah

tersebut, maka peneliti mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas

sebagai berikut :

1. Sejauhmana Kredibilitas Komunikator Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas

Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota

Bandung terhadap Pemahaman Unit Kerja ?

2. Sejauhmana Isi Pesan yang Disampaikan Pada Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas

Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota

Bandung Terhadap Pemahaman Unit Kerja ?

3. Sejauhmana Media yang Digunakan Pada Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas

Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota

Bandung Terhadap Pemahaman Unit Kerja ?

4. Sejauhmana Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan

Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap

Aspek Kognitif Unit Kerja ?

5. Sejauhmana Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang

(19)

Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap

Aspek Afektif Unit Kerja ?

6. Sejauhmana Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan

Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap

Aspek Konatif Unit Kerja ?

7. Sejauhmana Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan

Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap

Pemahaman Unit Kerja ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Dari permasalahan diatas maka maksud dilaksanakannya

penelitian ini adalah untuk menganalisa dan menjelaskan mengenai

Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan

Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung terhadap Pemahaman

(20)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sedangkan tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Kredibilitas Komunikator Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik

(KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)

Pemerintah Kota Bandung Terhadap Pemahaman Unit Kerja.

2. Untuk Mengetahui Isi Pesan yang Disampaikan Pada Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik

(KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)

Pemerintah Kota Bandung Terhadap Pemahaman Unit Kerja.

3. Untuk Mengetahui Media yang Digunakan Pada Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik

(KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)

Pemerintah Kota Bandung Terhadap Pemahaman Unit Kerja.

4. Untuk Mengetahui Efektivitas Pelatihan Sosialisasi

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi

dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung

Terhadap Aspek Kognitif Unit Kerja.

5. Untuk Mengetahui Efektivitas Pelatihan Sosialisasi

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi

dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung

(21)

6. Untuk Mengetahui Efektivitas Pelatihan Sosialisasi

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi

dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung

Terhadap Aspek Konatif Unit Kerja.

7. Untuk Mengetahui Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi

dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung

Terhadap Pemahaman Unit Kerja.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan penelitian secara teoritis berguna sebagai

pengembang untuk mengembangkan Ilmu Komunikasi secara umum

dan Ilmu Humas atau Public Relations khususnya mengenai Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan

Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap Pemahaman

(22)

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Untuk Peneliti

Penelitian ini secara praktis berguna untuk peneliti

sebagai aplikasi ilmu yang selama studi diterima secara teori dan

diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti

dalam bidang komunikasi dan Public Relations.

2. Untuk Universitas

Penelitian ini secara praktis berguna bagi mahasiswa/i

Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM) secara

umum, dan untuk mahasiswa/i Ilmu Komunikasi konsentrasi

Humas secara khusus sebagai literatur terutama untuk peneliti

selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada kajian yang

sama.

3. Untuk Perusahaan

Penelitian ini secara praktis berguna bagi perusahaan

sebagai referensi atau evaluasi khususnya mengenai Efektivitas

Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi

Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Terhadap

(23)

1.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran menjadikan alur pikir lebih terarah menjadikan

alat pemikiran yang melatarbelakangi penelitian ini. Disini peneliti mencoba

menjelaskan mengenai pokok masalah dari penelitian yang dimaksud untuk

menegaskan, meyakinkan dan menggabungkan teori dengan masalah yang

peneliti angkat dalam penelitian.

1.5.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Dari penelitian yang diteliti terdapat dua variabel yang akan

diteliti yaitu Efektivitas dan Pemahaman. Agar tujuan tercapai dari

informasi yang disampaikan, maka Komunikator atau sumber harus

bisa melakukan komunikasi yang efektif sehingga pesan yang

disampaikannya dapat di pahami bagi penerima informasi.

Komunikasi dikatakan efektif atau berhasil adalah apabila

pesan yang disampaikan komunikator itu dapat diterima, adanya

saling pengertian sesuai dengan apa yang diharapkan dan diinginkan

komunikator serta dapat mengubah sikap komunikan. Artinya

kredibilitas komunikator, mendukung pada keefektivitasan

komunikasi.

Menurut Andre Hardjana untuk mengukur keefektifan suatu

komunikasi, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Sumber pesan (Source)

(24)

2. Isi Pesan (content)

Isi pesan yang diterima atau tersalur.

3. Media (media)

Merupakan saluran yang digunakan oleh komunikator atau

sumber dalam menyampaikan pesannya kepada komunikan atau

pemakai.

4. Penerima atau pemakai (receiver or uses)

Merupakan penerima pesan yang dituju atau komunikan yang

dituju. (Hardjana : 2000)

Untuk itu kredibilitas sumber, isi pesan, dan media dijadikan

sebagai indikator dari pengertian Efektivitas yang peneliti angkat.

Karena diperlukannya sumber yang memang paham dan sesuai

dengan bidangnya sehingga sudah dapat menguasai akan informasi

yang akan disampaikan karena jika sumber yang tidak sesuai dengan

bidangnya maka informasi yang disampaikan tidak akan sesuai

dengan harapan sehingga adanya kesalahan penyampaian pesan

kepada penerimanya atau komunikan.

Salah satu dampak dari efektivitas komunikasi tersebut di

atas adalah perubahan sikap apakah paham atau tidak. Sikap

merupakan konstelasi komponen–komponen kognitif, afektif, dan

konatif yang saling berinteraksi satu sama lain dalam memahami,

(25)

Baron, Byrne, dan Myers menyatakan bahwa sikap

mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu:

1. Aspek kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, pandangan,

keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana

orang mempersepsi terhadap objek sikap.

2. Aspek afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap

objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan

rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.

3. Aspek konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan

bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan

intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya

kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap

objek sikap. (Gerungan, 1996)

Untuk itu Aspek Kognitif, Aspek Afektif dan Aspek Konatif

dijadikan sebagai indikator dari Pemahaman yang peneliti angkat.

Karena diharapkan adanya pengetahuan, kemampuan, adanya rasa

senang, adanya kecenderungan sikap dan pemahaman dari penerima

(26)

1.5.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Bertolak dari kerangka pemikiran teoritis maka peneliti

berusaha mengaplikasikan definisi dan teori yang didapat pada

kerangka pemikiran teoritis. Maka dapat dijelaskan bahwa Kegiatan

Pelatihan dalam Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi

(KIP) yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung mempercaya bidang

humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)

Pemerintah Kota Bandung untuk mengatur dan melaksanakan

kegiatan sosialisasi tersebut dalam bentuk Pelatihan yang

dikhususkan bagi Unit Kerja (Perwakilan masing-masing Dinas yang

berada di Kota Bandung).

Bidang humas menunjuk langsung dari Komisi Informasi

Pusat sebagai Narasumber atau Komunikator untuk kegiatan

Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dalam

bentuk Pelatihan. Dimana Narasumber tersebut memang kompeten

dibidangnya dengan keahliannya dalam berkomunikasi untuk

menyampaikan pesan mengenai Undang-Undang Keterbukaan

Informasi Publik (KIP) agar penerima informasi tersebut dapat

menambah pengetahuan, kemampuan dan khususnya pemahaman

dalam bidang keterbukaan informasi publik bagi Peserta sosialisasi.

Seorang sumber atau komunikator juga haruslah memiliki

(27)

informasinya kepada komunikan. Dengan memiliki komunikator

yang ahli dibidangnya dan dapat dipercaya maka setidaknya akan

memberi kesan senang atas pemberian kegiatan berupa pelatihan

Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dari

Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah

Kota Bandung, dan komunikan (Unit Kerja atau badan publik

perwakilan dari tiap Dinas yang berada di Kota Bandung) pun dapat

menilai baik atau tidaknya komunikator tersebut dalam

menyampaikan pesannya.

Diperlukannya isi pesan yang dikemas semenarik mungkin

agar komunikan tidak jenuh dan isi pesan tersebut dibuat mudah

dicerna agar para komunikannya dapat memahami isi pesannya

sehingga komunikan merasa senang dan menilai dari apa yang telah

diberikan oleh komunikatornya. Selain materi yang bagus ditambah

dengan gaya menyampaikan pesannya kepada komunikan yang baik

maka akan adanya ketertarikan tersendiri bagi komunikan atau unit

kerja untuk memperhatikan.

Isi pesan dari kegiatan sosialisasi berupa pelatihan mengenai

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang

dijelaskan kepada unit kerja (perwakilan dari tiap Dinas yang berada

di Kota Bandung) diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru

untuk dapat dipahami sehingga tidak adanya unit kerja yang belum

(28)

Informasi Publik (KIP). Agar menunjang penyampaian informasi

dalam kegiatan Sosialisasi berupa pelatihan mengenai

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik yang diselenggarakan oleh

Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung

didorong dengan menggunakan media atau alat seperti infocus dan modul sehingga para peserta (unit kerja) dapat lebih jelas lagi

menerima informasi yang disampaikan.

Media tersebut diharapkan mampu memberikan rasa senang

dan penilaian tersendiri terhadap Komunikator yang ditunjuk oleh

Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah

Kota Bandung dan isi pesan yang disampaikannyapun dapat diterima

oleh komunikannya. Adanya sosialisasi mengenai Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik (KIP) unit kerja (perwakilan dari

tiap-tiap dinas) atau komunikan yang hadir dapat dilihat akan

kecenderungan perilakunya untuk berpartisipasi pada kegiatan

tersebut. Dan juga dapat melihat kecenderungan yang ditimbulkan

oleh unit kerja (perwakilan dari tiap-tiap dinas).

Melihat keberhasilan komunikasi efektif yang dilakukan oleh

Komunikatornya melalui pesan yang disampaikan menggunakan

infocus kepada penerima diharapkan adanya suatu sikap paham dari isi pesan kegiatan sosialisasi tersebut. Dan peserta pelatihan

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dapat mengaplikasikan teori

(29)

menghadapi publik. Sehingga dengan begitu kegiatan sosialisasi

yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung berjalan dengan efektif

karena sesuai dengan tujuan.

1.6 Operasional Variabel

Operasional Variabel adalah mengukur konsep abstrak menjadi

besaran yang dapat diukur, sedangkan variabel adalah konstruktur yang

sifat-sifatnya yang sudah diberi nilai (Rahmat, 2005 : 12). Terdapat dua

variabel dalam penelitian ini, yaitu Efekitivitas Pelatihan Sosialisasi

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi

dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung dan

Pemahaman Unit Kerja.

Untuk lebih jelasnya variabel-variabel tersebut dapat dapat di

uraikan sebagai berikut :

1. Variabel X : Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung

Indikator X1 : Kredibilitas Komunikator

Alat ukur : 1. Keahlian Sumber

(30)

Indikator X2 : Isi Pesan

Alat Ukur : 1. Gaya pesan

2. Materi Pesan

3. Daya Tarik

Indikator X3 : Media

Alat Ukur : 1. Alat (Infocus) 2. Modul

2. Variabel Y : Pemahaman Unit Kerja

Indikator Y1 : Aspek Kognitif

Alat Ukur : 1. Pengetahuan

2. Kemampuan

3. Pemahaman

Indikator Y2 : Aspek Afektif

Alat Ukur : 1. Rasa Senang

2. Penilaian

Indikator Y3 : Aspek Konatif

Alat Ukur : 1. Kecenderungan Perilaku

(31)

Untuk lebih jelasnya, variabel – variabel tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut :

Tabel 1.6.1 Operasional Variabel

No Variabel Indikator Alat Ukur

(32)

Sumber : Peneliti 2011

1.7 Model Penelitian

Dari uraian sebelumnya, maka peneliti mencoba menyusun dengan

model sebagai berikut :

Gambar 1.7.1 Model Penelitian

Sumber : Peneliti 2011

Ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y yaitu adanya pengaruh

Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi

Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)

Pemerintah Kota Bandung terhadap Pemahaman Unit Kerja. Perilaku

2. Kesediaan

Variabel X

(Efektivitas)

 Kredibilitas

Komunikator

 Isi Pesan

Variabel Y

(Pemahaman)

 Aspek Kognitif

 Aspek Afektif

(33)

1.8 Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang

dibuat untuk menjelaskan, hal itu yang sering dituntut untuk melakukan

pengecekannya. Hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha : Jika Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan

Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Baik, Maka Pemahaman

Unit Kerja baik.

Ho : Jika Efektivitas Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi

Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)

Pemerintah Kota Bandung Tidak Baik, Maka Pemahaman Unit Kerja

Tidak Baik.

Selanjutnya hipotesis diatas dijabarkan oleh peneliti menjadi

beberapa sub hipotesis, yaitu :

Ha1 : Jika Kredibilitas Komunikator Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan

Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Baik, Maka

Pemahaman Unit Kerja Baik.

Ho1 : Jika Kredibilitas Komunikator Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan

Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Tidak Baik,

(34)

Ha2 : Jika Isi Pesan Yang Disampaikan Pada Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan

Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Baik, Maka

Pemahaman Unit Kerja Baik.

Ho2 : Jika Isi Pesan Yang Disampaikan Pada Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan

Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Tidak Baik,

Pemahaman Unit Kerja Tidak Baik.

Ha3 : Jika Media Yang Digunakan Pada Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan

Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Baik, Maka

Pemahaman Unit Kerja Baik.

Ho3 : Jika Media Yang Digunakan Pada Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan

Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Tidak Baik,

Maka Pemahaman Unit Kerja Tidak Baik.

Ha4 : Jika Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan

Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Baik, Maka Aspek Kognitif Unit Kerja Baik.

Ho4 : Jika Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan

(35)

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Tidak Baik, Maka Aspek Kognitif Unit Kerja Tidak Baik.

Ha5 : Jika Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan

Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Baik, Maka Aspek Afektif Unit Kerja Baik.

Ho5 : Jika Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan

Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Tidak Baik, Maka Aspek Afektif Unit Kerja Tidak Baik.

Ha6 : Jika Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan

Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung Baik, Maka Aspek Konatif Unit Kerja Baik.

Ho6 : Jika Efektivitas Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan

Informasi Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika

(36)

1.9 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian

kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta

hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan

menggunakan model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang

berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang

sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari

hubungan-hubungan kuantitatif.

Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori,

untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk

menunjukkan hubungan antar variabel, dan ada pula yang bersifat

mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau

mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu alam maupun

ilmu-ilmu sosial.

Tipe penelitian kuantitatif menurut Sugiono : digunakan dalam

meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

atau kelas peristiwa pada waktu tertentu. Sehingga melalui metode ini akan

diperoleh data dan informasi tentang gambaran suatu fenomena, fakta, sifat

serta hubungan fenomena tertentu secara komperehensif dan integral.

(37)

rangka mendapatkan konsistensi atau reliabilitas data penelitian yang ada.

(Sugiono, 2003 : 19).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode survei. Metode

survei adalah metode pengumpulan data primer dengan memperoleh secara

langsung dari sumber lapangan penelitian. Biasanya pengumpulan data atau

informasi dan fakta lapangan secara langsung tersebut melalui koesioner

(questionnair) dan wawancara (interview) baik secara lisan maupun tertulis yang memerlukan adanya kontak secara tatap muka (face to face contact) antara peneliti dengan respondennya (subjeknya). (Ruslan 2008 : 22)

1.10 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Angket

Angket atau kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, untuk diisi oleh responden.

Selain diisi, angket dikembalikan kepetugas atau peneliti. Angket

terdiri dari angket langsung tertutup, angket langsung terbuka, angket

tak langsung tertutup, angket tak langsung terbuka. Angket langsung

tertutup adalah angket yang dirancang sedemikian rupa untuk

merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden. Semua

alternatif jawaban yang harus dijawab responden telah tertera dalam

(38)

Angket langsung terbuka adalah daftar pertanyaan yang dibuat

dengan sepenuhnya memberikan kebebasan kepada responden untuk

menjawab keadaan yang dialami responden, tanpa ada alternatif

jawaban dari peneliti. Angket tak langsung tertutup dikonstruksikan

untuk menggali atau merekam data mengenai apa yang diketahui

responden perihal objek dan subjek tertentu, serta data tersebut tidak

dimaksud perihal diri responden bersangkutan. Disamping itu,

alternatif jawaban telah disiapkan sehingga responden tinggal memilih

jawaban mana yang sesuai untuk dipilih. Angket tak langsung terbuka

dikonstruksi dengan ciri-ciri yang sama dengan angket langsung

terbuka, serta disediakan kemungkinan atau alternatif jawaban

sehingga responden harus memformulasikan sendiri jawaban yang

dipandang sesuai (Bungin, 2005:123-126).

Mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar

pernyataan yang sehubungan dengan masalah yang diteliti, untuk diisi

oleh para responden. Peneliti menyebarkan daftar pernyataan kepada

Unit Kerja (Peserta). Angket yang digunakan adalah angket tertutup

yaitu daftar pernyataan yang sudah memiliki alternatif jawaban,

responden tinggal memilih alternatif jawaban yang dianggap sesuai.

2. Wawancara

Wawancara yaitu tanya jawab secara terbuka dan langsung

kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

(39)

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan

bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang

diwawancarainya. (Nazir, 1999 : 234).

Wawancara yang dilakukan adalah dengan mengadakan tanya

jawab secara tatap muka atau lisan dengan Kepala Dinas Komunikasi

dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung. Bentuk

wawancara yang digunakan adalah wawancara berstruktur, yaitu

semua daftar pertanyaan-pertanyaan telah disusun terlebih dahulu

dalam daftar dengan maksud agar semua pertanyaan tidak menimpang

dari tujuan penelitian.

3. Studi Pustaka

Merupakan usaha untuk memperoleh informasi dengan cara

menelaah bahan bacaan atau referensi yang sesuai dengan

permasalahan penelitian, baik dari buku-buku maupun internet

sehingga didapatkan teori-teori yang dapat mendukung analisis

penelitian.

4. Internet Searching

Internet Searching atau pencarian secara online adalah pencarian dengan mengunakan komputer yang dilakukan melalui

(40)

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan secara online

dengan mencari dan mengumpulkan data-data yang berhubungan

dengan penelitian yang sedang diteliti. Diantaranya melalui

alamat-alamat website seperti www. google.com, dan lain-lain. 5. Dokumentasi

Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah

diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan

(sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.

Jadi studi dokumen tidak sekedar mengumpulkan dan

menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang

sejumlah dokumen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil

analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.

1.11 Teknik Analisis Data

Langkah-langkah bagaimana analisis data yang sudah didapat dari

pengumpulan data. Setelah memperoleh data dalam melakukan penelitian,

maka selanjutnya akan dilakukan analisis data sebagai berikut :

1. Menyeleksi data, memeriksa kelengkapan dan kesempurnaan data serta

kejelasan data.

2. Melakukan klasifikasi data yaitu mengelompokkan data dan

(41)

3. Melakukan uji validitas dan reliabilitas pada angket yang telah disebar

sebelumnya. Valid berarti instrumen (angket pernyataan) tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur sedangkan

reliabilitas menunjukkan pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai

hasil skala pengukuran tertentu.

4. Data dimasukkan ke dalam cooding book (buku coding) dan coding sheet (lembar coding).

5. Melakukan tabulasi data yaitu menyajikan data dalam tabel induk

kemudian ke dalam tabel tunggal sesuai tujuan analisa data.

6. Data yang ditabulasi, dianalisis.

Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan program SPSS 13.0

(Statictical Product and Service Solutions) yang merupakan program aplikasi yang digunakan untuk melakukan perhitungan statistik dengan

menggunakan komputer. Untuk menganalisa hubungan antara variabel X

dan variabel Y digunakan teknik analisa Korelasi Rank Spearman : Rumus :

Sumber : Purwanto, 2010 : 230

Keterangan :

rs : Korelasi rank spearman

6∑di2 rs = 1 –

(42)

di : Selisih dua ranking

n : Jumlah sampel

Dimana : ∑di2 = ∑[r(xi) –

(yi)] 2. Sedangkan untuk menganalisa

pengaruh Koefisien Determinasi (KD) antara variabel X dan varibel Y,

digunakan rumus :

Sumber : Modul SPSS 2010

Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi

rs = Hasil Korelasi Rank Spearman

Untuk menguji hipotesis, digunakan rumus uji t, yaitu :

Sumber : Ruslan, 2003 :268

Keterangan :

r = Besarnya Korelasi

n = Besarnya Sampel

Kriteria keputusan sebagai berikut :

Jika thitung > t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak KD = r2 X 100%

r√(n – 2) thitung =

(43)

Jika thitung < t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

a. Uji Validitas

Sebelumnya digunakan untuk mengukur variabel-variabel

dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap angket

dengan analisis validitas dan reliabilitas agar data yang diperoleh

dapat dipercaya dan diakui kebenarannya.

Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor

jawaban responden dari setiap item pernyataan dengan jumlah total

jawaban responden atas seluruh pernyataan. Koefisien korelasi tiap

item akan dibandingkan dengan 0,3 (df). Jika nilai korelasi suatu item

/ pernyataan lebih kecil atau sama dengan 0.3, maka pernyataan

tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan dari pengujian yang

dilakukan. Hanya item yang memiliki nilai korelasi lebih tinggi dari

0.3 diikutsertakan dalam pengujian (Sugiyono, 2003:124).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan

sejauhmana suatu hasil pengukuran relative konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali. Pengujian reliabilitas kuesioner

dilakukan dengan mencari korelasi menggunakan teknik belah dua

(44)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji reliabilitas

adalah :

1. Item-item yang valid dikumpulkan dan yang tidak valid

dibuang.

2. Membagi item-item yang valid tersebut menjadi dua belahan

berdasarkan nomor ganjil dan genap.

3. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan.

Langkah ini akan menghasilkan dua skor total untuk

masing-masing responden yakni skor total untuk belahan ganjil dan skor

total belahan genap.

4. Mengkorelasikan skor total belahan ganjil dan belahan genap

dengan menggunakan teknik korelasi product moment pearson.

5. Selanjutnya adalah mencari angka reliabilitas untuk keseluruhan

item tanpa dibelah dua. Angka korelasi yang diperoleh harus

lebih rendah daripada angka korelasi yang diperoleh jika

keseluruhan

6. Item tidak dibelah.

Perhitungan korelasi antara skor belahan ganjil dengan skor

belahan genap diperoleh melalui perhitungan uji reliabilitas dengan

(45)

 

Sumber : Modul SPSS 2010

Dimana :

n = jumlah responden

x = skor variabel (jawaban responden)

y = skor total variabel untuk responden

Selain menggunakan rumus dan ketentuan-ketentuan diatas, uji

validitas dan reliabilitas data penelitian dalam penelitian ini, juga di

uji dengan menggunakan perhitungan r-alpha melalui analisa SPSS versi 13.

Selanjutnya adalah dengan menggunakan kriteria, sebagai

berikut :

1. Jika r Alpha positif dan > 0,9 maka butir pernyataan tersebut

reliabel, atau

2. Jika r Alpha positif dan > r tabel, maka butir pernyataan tersebut

juga reliabel, atau

3. Jika r Alpha positif dan < r tabel, maka butir pernyataan tersebut

tidak reliabel

Berdasarkan kriteria diatas, maka pada data terlihat bahwa

semua r Alpha positif dan > dari 0,9 dengan demikian semua butir

(46)

1.12 Populasi dan Sampel 1.12.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diamati.

Objek yang diamati dapat berupa benda hidup maupun benda mati,

dimana sifat-sifat yang ada dalam objek tersebut dapat diukur atau

diamati. Populasi terdapat dua bagian yaitu ada populasi yang tak

terbatas dan populasi yang dapat diketahui jumlahnya.

Hasil pengukuran atau karakteristik dari populasi disebut

parameter yaitu harga rata-rata hitung (mean) dan simpangan baku (standar deviasi). Penjelasan di atas menyimpulkan bahwa populasi

diteliti harus didefenisikan dengan jelas, termasuk didalamnya

ciri-ciri dimensi waktu dan tempat.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta yang hadir dalam

kegiatan pelatihan mengenai Sosialisasi Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang berjumlah 50 orang dari

perwakilan Dinas-dinas yang berada di Kota Bandung dan

Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) ini

diadakan diruang serbaguna Pemerintah Kota Bandung.

Hal tersebut dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil.

(47)

Tabel 1.12.1.1

Daftar Peserta Kegiatan Pelatihan Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP)

No Nama Jabatan

1. Arief Fadillah Staf Ahli Hukum PD.BPR

2. Dadang Staf Bidang Umum

3. Rosyidi Binamarga & Peg DBMP

4. Aang Staf Bagian Hukum

11. Fajar Kurniawan Inspektorat

12. Dadang I DISDIK

13. Sugiyanto Rs. Ibu dan Anak

14. Dadan S RSUD

15. Kusnendar DKK

16. Bambang Suryaman Distarcip

17. Edy Waluyo Bagian TU

18. Wawan Dermawan PDAM

19. Asep S Kesra & Kemasyarakatan

20. Juana S Pertamanan

21. Hendar Suhendar Sekretariat DISPENDA

22. Ajuain S Sekretariat DISHUB

23. Susy R Sekretariat DISNAKER

(48)

25. Ahyani R Sekretariat DINKES

26. Elly Wasuari Sekretariat DISTANHP

27. M.Rohmana BPLH

28. Supardi DISDIK Capil

29. Puji W PD. Pasar Bermartabat

30. Erna BAPPEDA

31. Lusi Bagian Perekonomian

32. Dienie H DISBUDPAR

33. Shpirenaning DISBUDPAR

34. Tuti Erwina Dinas Sosial

35. Rina Mariana BPPT

36. H. Seni Bakhtiyar BPPT

37. Azis Rachman BKPPM

38. Irviyanti Pranata Humas DISDIK

39. M. Afghan F Analis Hukum DISDIK

40. Dedih S Bagian Pembangunan &

SDA

41. Een Haryani DISKOB UKM Perindag

42. Sonjaya Oman DISKOB UKM Perindag

43. Iis N DISKAR

43. Sri S PUSARDA

44. Nurhaidi Bagian PENUM

45. Deden S DISPORA

46. Ajie S DISPORA

47. M. Tatang A SEKWAN

48. Alwansyah N Sekretariat DISKAR

49. Suharyanto SATPOL PP

50. Dedy K Bagian Organisasi

(49)

1.12.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek

penelitian. Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut

statistik. Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi

(Sudjana, 1996). Sedangkan menurut Kartono dalam Sugiono (2003)

mengatakan, sampel adalah bagian yang akan dipelajari dan diamati

untuk diteliti.

Kartono mengatakan bahwa untuk populasi berjumlah antara

10-100 orang/satuan, seyogyannya diambil 100%. Alasan perlunya

pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.

2. Lebih cepat dan lebih mudah.

3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.

4. Dapat ditangani lebih teliti.

Tujuan pengambilan sampel supaya sampel yang diambil

dapat memberikan informasi yang cukup untuk dapat mengestimasi

jumlah populasinya. Memilih teknik yang akan dipakai dalam

pengambilan sampel merupakan suatu upaya penelitian agar

menemukan sampel yang mewakili serta dapat menggambarkan

populasinya.

Peneliti menggunakan Total Sampling karena sampel yang

diambil oleh peneliti ialah seluruh populasi (Sugiono, 2003 : 58)

(50)

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang

berjumlah 50 orang dari perwakilan dari masing-masing Dinas yang

berada di Kota Bandung.

1.13 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.13.1 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di Divisi Hubungan

Masyarakat Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)

Pemerintah Kota Bandung, yang beralamat di Jalan Wastukencana

No. 2 Telp. (022) 4230393 Bandung.

1.13.2 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 6 bulan

dimulai pada bulan Februari 2011 – Juli 2011. Dengan judul

Efektivitas Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi

Publik (KIP) Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO)

Pemerintah Kota Bandung Terhadap Pemahaman Unit Kerjanya.

(51)
(52)

Sumber : Peneliti 2011

1.14 Sistematika Penulisan

Dalam usaha memberikan gambaran secara sistematis, peneliti

membagi susunan skripsi kedalam lima bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan Bab awal dari keseluruhan skripsi yang berisikan antara

lain Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan

Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikiran,

Operasional Variabel, Model Penelitian, Hipotesis Penelitian,

Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknis Analisis

Data, Populasi dan sampel, Lokasi dan Waktu Penelitian,

Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini peneliti mencoba menunjukan hasil penelitian dan

aspek teoritis melengkapi dalam mengkaji permasalahan, dimulai

dari Tinjauan Umum Tentang Ilmu Komunikasi, Tinjauan Tentang

8 Penulisan Bab V

Bimbingan

9 Penyusunan Seluruh Bab

(53)

Komunikasi Organisasi, Tinjauan Tentang Public Relations,

Tinjauan Tentang Efektivitas, Tinjauan Tentang Keterbukaan

Informasi Publik (KIP), dan Tinjauan Tentang Pemahaman Unit

Kerja.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan secara singkat gambaran umum perusahaan

tempat sumber data primer informasi penelitian, yaitu Dinas

Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota

Bandung termasuk di dalamnya bagian Public Relations dan gambaran Mengenai Unit Kerja.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai cara pengumpulan data melalui

kuesioner yang disebar dan telah diisi oleh responden, serta

pengolahan data dengan menggunakan metode yang telah

ditetapkan sebelumnya. Selain itu bab ini akan menjelaskan

mengenai analisis dan hasil pengolahan data yang diperoleh.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran-saran dari

(54)

45

2.1 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi

Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam

kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada

setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang

tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain

dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang

lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non

verbal (bahasa tubuh dan isyarat).

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Adapun definisi komunikasi menurut Hovland, Janis, dan

kelley mengemukakan bahwa, “Communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individuals”. Dengan kata-kata lain komunikasi

adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam

bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi

ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan

sebagai suatu hal.

Menurut Alo Liliweri dalam bukunya Dasar-dasar

(55)

dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami (liliwery,

2003:4). Harold D. Lasswell, 1960. Komunikasi pada dasarnya

merupakan suatu proses yang menjelaskan :

1. Siapa? Who?

2. Mengatakan apa? Says what?

3. Dengan saluran apa? In which channel? 4. Kepada siapa? To whom?

5. Dengan akibat apa atau hasil apa? With what effect? (Mulyana, 2005 : 62)

Gambar 2.1.1.1

Model Proses Komunikasi Laswell

Sumber : Ruslan, 2008 : 99 Who?

(Sumber)

Says What?

(Pesan)

In Which Channel?

(Media)

To Whom?

(Penerima)

With What Effect?

(56)

Menurut Atep Aditya Barata, dasar-dasar pelayanan prima

komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau

berita (informasi) antara 2 orang atau lebih dengan cara yang efektif,

sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami1.

2.1.2 Komponen Dasar Komunikasi

Ada bermacam-macam komponen atau elemen dalam proses

komunikasi. kadang-kadang untuk komponen yang sama digunakan

istilah yang berbeda seperti halnya ada yang menggunakan istilah

informasi dan pesan untuk menyatakan komponen pesan yang

dikirimkan dan begitu juga ada yang memakai istilah sender dan

source untuk menyatakan orang yang mengirimkan pesan. Walaupun demikian dapat disimpulkan mana di antara bermacam-macam

komponen itu yang merupakan komponen dasar dari komunikasi.

Dalam hal ini ada empat komponen yang cenderung sama

yaitu : orang yang mengirimkan pesan, pesan yang akan dikirimkan,

saluran atau jalan yang dilalui pesan dari si pengirim kepada si

penerima, dan si penerima pesan. Karena komunikasi merupakan

proses dua arah atau timbal balik maka komponen balikan perlu ada

dalam proses komunikasi. dengan demikian, komponen dasar

komunikasi ada lima yaitu : pengirim pesan, pesan, saluran,

1

(57)

penerima pesan dan balikan. Masing-masing komponen tersebut

akan dijelaskan kembali secara ringkas.

1. Pengirim Pesan

Pengirim pesan adalah individu atau orang yang

mengirim pesan. Pesan atau informasi yang akan dikirmkan

berasal dari otak si pengirim pesan. Oleh sebab itu sebelum

pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan

dulu pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah

menentukan arti apa yang akan dikirimkan kemudian

menyandikan/ encode arti tersebut ke dalam satu pesan. 2. Pesan

Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si

penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal.

Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku,

majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat

berupa, percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon,

radio dan sebagainya. Pesan yang nonverbal dapat berupa

isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.

3. Saluran

Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari isi pengirim

dengan si penerima. Channel yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan

Gambar

Tabel 1.6.1
Tabel 1.12.1.1
Tabel 1.13.2.1
Tabel 3.1.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah suatu perubahan yang dialami seseorang dalam hidupnya sebagai suatu proses yang sedang berlangsung, atau sebagai

 Keterbukaan Informasi Publik (KIP) diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2018.  Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang KIP

Proses pengajaran yang terintegrasi akan menolong para siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam mengekspresikan dan merealisasikannya dalam kehidupan nyata sehari-hari,

Dioperasikan sebagai kendaraan penumpang umum Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). 3) Mobil bus tidak pernah diuji berkala (status bukan kendaraan bermotor wajib uji),

Pada penelitian ini rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan adalah melalui foto yang telah diedit sedemikian rupa sehingga tampak lebih menarik untuk dilihat, deskripsi produk

Parameter yang diamati adalah konsumsi bahan kering (BK), pertambahan bobot badan harian (PBBH), kecernaan protein dan deposisi protein.. Hasil penelitian menunjukkan

Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah bersama DPR-RI pada tahun 2008 telah mengesahkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU-KIP)sebagai tindak lanjut dari

Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), maka Pemerintah Kota Balikpapan sebagai salah satu Badan Publik