• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Persepsi Harga Dan Konsepsi Pemasaran Terhadap Sikap Konsumen Pada Produk Merk Toko : Studi Kasus Pada Carefor Lebak Bulus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Persepsi Harga Dan Konsepsi Pemasaran Terhadap Sikap Konsumen Pada Produk Merk Toko : Studi Kasus Pada Carefor Lebak Bulus"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN

KONSEPSI PEMASARAN TERHADAP SIKAP

KONSUMEN PADA PRODUK MERK TOKO

(Studi Kasus Carrefour Lebak Bulus)

iャャᄋᄋセ@

111

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SufiArgom

Nil.VI: 103081029209

JURUSAN MANAJEMEN

'

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

(2)

I

セMセMMセセMMMMセMセM _j

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN KONSEPSI

PEMASARAN TERHAUAP SIKAP KONSUMEN PADA PRODUK MERK

TOKO (Studi Kasus Pada Carrefour Lebak Bulus)

Skripsi

Diajukan !rnpada F<:kultas Ekonomi d<L'1 Ilnrn Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pembimbing I

Oleh:

SUFIARQOM

103081029209

Di bawah Bimbingan

Pembimbing II

Prof. DR. Abdul Hamid, MS NIP. 131474 891

Cut Erika Ananda Fatimah,SE.,MBA

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDA YATULLAH

JAKARTA

(3)

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN KONSEPSI

PEMASARAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN P ADA

PRODUK MERK TOKO

(Studi Kasus Ca·rrefour Lcbak Bulus)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pembimbing I

Oleh:

SufiArgom NIM: 103081029209

Dibawah Bimbingan

Pembimbing II

Prof.Dr. Abdul Hamid, MS NIP: 131474891

Cut Erika Ananda Fatimah,SE.,MBA

Penguji Ahli

Leis Suzanawatv, M.Si. NIP : 150 368 745

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILI\-IU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY A TULLAH

JAKARTA

(4)

Nama

Tempatdan Tanggal Lahir Jenis Kelamin

Agama

Alam at

Telepon

Riw!iyat Pendidikan :

Tk. Al-Khairiyah MI Al-Khairiyah

PonPes Gontor Ja-Tim

UIN SyarifHidayatullah

DAFTAR RIWAYAT IDDUP

: Sufi Arqom

: Jakarta, 18 Februari 1985

: Laki-laki

; Islam

: Jl.Mar.ggar Blok Y No. l

Rt.O 12/08 Jakarta Utara 14270 : (021) 4304256

(5)

ABSTRACT

"Analysis Influence of Perception of Price and Marketing Conception To Consumer Attitude in Retail Product " (Carrefour Lebak Bulus). Undergraduate program (S-1) Concentration on Marketing of Economics and Social Science Faculty of Syarif Hidayatullah Islamic University of state Jakarta 2008.

Nature of this research is research of asosiatif. this is a research to explain the position of variables surveyed and the influences or relationship together with the impact of variables mentioned. The focus of the research is on Three variables : per<:eption of price (XI) and marketing conception ( X2) as independent variables, and consumer attitude in retail product ( l'.) as dependent variable. To obtain data for all third variables mentioned, taken by sample counted 100 responder. From result of research known that influence between perception of price to consumer attitude in retail product of Carrefour is equal to ( 74.5 %) meaning that perception of price giving influence significantly to consumer attitude in retail product. Wltile for the variable qf marlmting conception equal to ( 81.8 %) meaning that marketing conception also irifluence significantly to consumer attitude in retail product of Carrefour. Wltile to both variables perception of price and marketing conception to consumer attitude in retail product with Us value 0.000< 0.05 meaning that perception of price and marketing conception irifluence to consumer attitude in retail product of Carrefour. With value of R Sf{".mre ( 66. 9 %) which mean that perception of price and marketing conception can influence ccmsumer attitude in retail product. Result of con-elation hypothesis test ( t test) showing theoretical t ( 0.222) for the variable of perception of price is smaller than t table of ( 2.00) meaning to accept Ho and refuse Ha, while for the conception of marketing of theoretical t ( 5. 782) is bigger than t table of ( 2. 00) meaning to refuse Ho and accept Ha.

(6)

ABSTRAK

"Analisis Pengaruh Persepsi Harga dan Konsepsi Pemasaran Terha:dap Sikap Konsum.:in Pada Produk Merk Toko" (Carrefour Lebak Bulus). Strata satu (S-I) jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial uョゥカ・イウゥエ。セ@ Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.

Sifat penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu untuk me:njelaskan kedudukan variabel yang diteliti serta pengaruh atau hubungan variabel tersebut. Tiga variabel yang menjadi fokus penelitian ini adalah persepsi harga (XI) dan konsepsi pemasaran (X2) sdalah variabel bebas dan sikap konsumen pada produk merk toko (Y) adalah variabel terikat. Untuk memperoleh data bagi ketiga variabeJ tersebut, diambil sample sebanyak I 00 responden. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 1>engaruh persepsi harga terhadap sikap konsumen pada produk merk toko Carrefour adalal1 sebesar adalah (74.5 %) yang berarti bahwa persepsi harga memberikan pengaruh terhadap sikap konsumen pada produk merk toko. SeJangkan untuk variabel konse1isi pemasaran sebesar (81.8 %)

yang berarti bahwa konsepsi pemasaran juga mempengaruhi t•erhad.'tp sikap konsumen pada produk merk toko Carrefour. Sedangkan untuk kedua variabel persepsi harga dan

(7)

KATA PENGANTAR B ismillahirraiunanirrahiim

Alhamdulillahi Rabbi! 'Alamiin , segala puji bagi Allah pemilik segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit. Atas berkat rahmat dan ridha-Nya Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi. Shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat serta pengikut-pengikutnya.

Pada kesempatan yl!ng berbahagia ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalarn penulisan skripsi ini, baik seclll'll moril maupun materil, khususnya kepada:

I. Keluargaku tercinta Abah, Ibu, kakak-kakak semua serta keponakan-keponakan

dan lrakak-kakak iparku tercinta, terima kasih atas segala cinta, kasih saying serta

dukungan doa yang tak kunjung henti. Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk kita semua agar kita selalu bersyukur.

2. Bapak Prof.DR.Abdul Hamid, MS. Selaku pembimbing '[ dan Dekan fakultas Ekonomi yang telah berkenan meluanglran waktu di se:la-sela kesibukannya, terima kasih atas ara..ltan dan saran yang telah diberikan selmna bimbingan hingga akhimya skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah SE., MBA. Selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga dan berbagi pikiran untuk memberikan bimbingan dan masukan yang berharga mulai dari persiapan hingga akhir skripsi ini.

4. Bapak Prof.Dr.Ahmad Rodoni,MM. Selaku ketua jurusar1 Manajemen Program Strata-I UIN Jakarta.

5. Seluruh dosen dan karyawan UIN yang telah memba11tu penulis selama masa akademik.

6. Thanks to the Unforgetable A-ganks Oyag, Bhu, Aris, Ipoy, botak, Roger, echo, kriwil, bom2, ge11dut, piid, cpop, gandul, omen, toing, dan semua yang belum disebutin. We will success toged1er!.

7. Thanks to Oo, Yudi, dan Endi di Tanjung Priok atas bantuan morilnya. 8. Thanks to Fitri yang selalu sabar dalam memberi semmigatnya.

(8)

DAFTAR ISI

Ll:mbar Persetujuan Dosen ... .i

Lembar Pengesahan Komprehensif ... .ii

Lembar Persetujuan Sidang ... iii

Daftar Riwayat Hidup ...• iv

Abstract.. ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... , ... vn Daftar Isi.. ... viii

Daftar Tabet ... x

Daftar Gambar ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... l B. Perumusan Masalah ... 13

C. Tujuan dan Manfaat ... , ... 13

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Pemasaran. ... 15

B.MerkToko l. Definisi Merk Toko ... 16

2. Pembagian Jenis Merk Toko ... .18

C. Sikap Pada Produk Merk Toko ... .25

D. Tinjauan Persepsi.. ... 27

E. Harga. ... 31

F. Persepsi Harga. ... .32

G. Konsepsi Pemasaran l. Loyalitas Merk. ... .35

(9)

4. Pembelian Impulsif.. ... .., . .46

H. Penelitian Terdahulu ...•... .48

I. Kerangka Pemikiran ... .54

J. Hipotesis ...•...•... 55

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 56

B. Metode Penentuan Sample ... 56

C. Metode Pengumpulan Data. ... 57

D. Metode Analisis ... 59

E. Operasional Variabel Penelitian ... 69

BAB IV. PENEMUANDANPEMBAHASAN A. Gambaran umum Objek Penelitian. ...•... 71

B. Validitas dan Reliabilitas ... 75

C. Hasil dan Pembahasan 1. Persepsi Harga ... 78

2. Konsepsi Pemasaran ...•...•...•...•...•.•... 81

3. Sikap Konsumen pada produk Merk Toko ... 85

4. Has ii Analisis a. Uj i Normalitas dan Asumsi Klasik ... 88

b. Uji Regresi. ... 91

c. Uji F hitung ... 94

d. Persamrum Regresi dan Uji t hitung ... 95

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 100

B. Implikasi. ... 10 I C. Saran ... 102

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1. Pembagian Retail Modern dsn Tradisional... ... 25

3.1 Skala Iikert ... 62

3.2 Operasional Vari::ibel Penelitian ... 71

4.1 Hasil Trf Out instrument Persepsi Harga , Konsepsi Pemasaran dan Produk Merk Toko ... 77

4.2. Reliabilitas ... 78

4.3 Persepsi F arga ... 79

4.4 Persepsi Kualitas Harga. ... 80

4.5 Kesadaran Niiai ... 81

4.6 Loyalitas Merek ... 82

4.7 Penolakan Resiko ... 83

4.8 Pembelian Impulsif ... 84

4.9 Persepsi Pembeli Bijak. ... 85

4.10 Pertanyaan (Awareness/ Pengetahuan produk) ... 86

4.11 Pencarian lnformasi (lnterest) ... 86

4.12 Penilaian Terhadap Produk (Desire) ... 87

4.13 Multikolinearitas Coefficients(a) •... 90

4.14 Descriptive Statistics ... 91

5.15 Model Summary(b) ... 92

4.16 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi.. ... 93

4.17 ANOVA(b) ... ; ... 94

(11)

Nomor 2.1

4.1

4.2

DAFTAR GAMBAR

Keterang:m Rllliaman

Kerangka Pemikiran ...••... .56

Histogram Produk Merk Toko ... ; ... 89

(12)

Nomor

l

2 3

DAFTAR LAMPIRAN

Keterangan Halaman

Kuesioner Penelitian ... l 06

Data Primer Penelitian ... 114

(13)

A. L.itar Belakang Masalah

BABI

PENDAHULUAN

Bisnis pasar modern sudah culrup lama memlJSuki industri retail Indonesia dan dengan cepat rnemperluas wilayahnya sarnpai ke pelosok daerali. Keberadaan rnereka banyak rnenimbulkan pendapat pro-kontra. Bagi sebagian konsumen pa<;ar modem, keberadaan hypermarket, supermarket dan mini market, memang memberikan altematif belanja yang menarik. Selain menawarkan kenyam!!l1llll dan kua\itas produk, harga yang mereka pasang juga cukup bersaing bahkan lebih murah dibanding pasar tradisional. Sebaliknya, keadaan sernacarn ini jelas membuat risau para retailer kecil. Banyak dari retailer kecil mendapat imbas clari kehadiran pasar modem seperti hypermarket dengan turunnya pendapatan mereka secara signifikan.

Tahun 2008 tidak hanya dirarnaikan dengan pernilihan gubemur atau wa\ikota tetapi para retailer pun sibuk bersaing untuk mernpertabankan atau jika marnpu memperebutkan pangsa pasar. Beberapa retailer mulai berbenah diri karena rnasuknya pesaing baru di teritori rnereka.

AC Nielsen rnenyebutkan bahwa usaha eceran modem ini di Indonesia tahun 2003 turnbuh 30 persen dibandingkan dengan tahun 2001, terutluna yang berpusat di kota-kota besar. Hsオ、。イイョ。、セ@ 2004:68).

(14)

produsen yang memiliki pilihan salman distribusi 、セョァ。ョ@ cakupan yang seraakin besar (market coverage), tingkat セョェオ。ャ。ョ@ yang tinggi, menaik:kan citra produk, tetapi juga bagi konsumen dengan tersedianya pilihan belanja

(assortment item) yang lebih lengkap dan adanya kesempatan

membandingkan barga dari satu produk denga.'1 lainnya secara lebih leluasa. (Farida Jasfar, 2005:3).

Sambutan masyarakat yang sangat luar biasa terhadap berbagai hypermarket dan supermarket (pasar swalayan) antara lain disebabkan karena memanfaatkan gerai-gerai modem tersebut sebagai ajang rekreasi. Hal ini tidak lepas

dari

lokasinya yang berada di pusat keramaian dan arealnya yang luas, sehingga selain untuk tujuan berbelanja hypermarket dan supermarket dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi bersama kebimga. (Farida

Jasfar,

2005:3).

Binis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan

cepat

memperluas wilayahnya sampai ke pelosok

daerah.

(15)

Seperti produk-produk merk nasional yang ada, produk-produk merk toko juga beragam jenisnya mulai dari produk-produk makanan, fashion hingga disket telah dipasarkan oleh toko-toko terkemukll. !Dengan beragamnya produk-produk merk toko konsumen semakin hras pilihannya dalam berbelanja kebutulmn mereka. Meskipun banyak ragam produk merk toko namun yang banyak ditawarkan adalah produk bahan pangan

(grocery

product)

daripada ragam kategori merk toko yang Jafo. Merk toko dalam praktek tidak dipandang sebagai ancaman bagi produk merk nasional, tetapi

'

diharapkan sebagai alternative produk untuk pelanggan yang mempunyai kesadaran nilai. (Harvey 1998) dalam (M.F.Shellyana.J, 2002:68).

Dalam keadaan ekonomi yang lesu seperti sekarang ini permintaan akan produk-produk merk toko semakin meningkat karerut adanya efek mirror images yaitu bila pendapatan seseorang meningkat maka pembelian akan produk-produk merk toko menurun, begitu juga sebaliknya bila pendapatan seseorang menurun pembelian akan produk-produk merk toko meninglcat, seperti bayangan pada sebuah cermin. Dengan demikian terdapat tuntutan

untuk mengambil produk merk toko pada induslri supermarket pada umumnya. (Keller, 1998).

Perkembangan pasar modem

(rite/)

di Indonesia yang pesat akhir-akhir ini membawa perubahan pada kebiasaan belanja masyarakat. Masyarakat yang tadinya berbelanja pada pasar tradisional, perlahan-llahan beralih ke pasar
(16)

membelanjakan uangnya. Kehadiran pasar modem asing (hypermm·ket) yang <lalam sam sisi meru:warkan sebagian produk dengan harga yang rendah dan pada sisi yang lain tetap menjaga lrualitas, menimbulkan berbagai persep$i herga. Persepsi harga ini yang di dalam penelitian

mi

merupakan variabel independen, dibedakan dalam peran yang negatif dan peran yang positif.

Sala!'! satu strategi dalam meraih kemenangan dalam persaingan yaitu dengan melakukan penyerangan frontal dalam persaingan retail, berarti harga dibalas harga, lokasi dibalas lokasi, promosi dibalas pro1Uosi, iklan dibalas iklan. Strategi

ini

hanya dapat diterapkan bagi retailer yang memiliki kekuatan financial yang sepadan serta memiliki target pasar den1ografis dan geografis yang

sama.

Strategi Giant dalam merebut pasar dengan membuka outlet berdekatan dengan outlet Carrefour merupakan salall sa1tu bentuk penyerangan frontal. Serangan frontal dapat sia-sia jika ternyata format dan konsep yang ditawarkan tidak sesuai dengan market di lokasi tersebut.
(17)

diterima konsumen. Selama harga acuan yang diiklanlkan berada di dalam batas-batas renmng harga konsumen yang dapat diterima,

maka

dianggap wajar dan dapat diterima konsurnen begitu pula sebaliknya. (Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, 2004: 160).

Hypem1arket, seperti itulah brand yang dikedepanl!am oleh merek ini yaitu sebuah layarum one stop market dimana semua kebutu!Jan dijual disarul, dari kebutulian sehari-hari sampai kendaraan bermotor dij11al.

Carrefour

adalah

Hypermarket yang lebih unggul dlari segi urnur karena sudah lebih dulu bemiain di segmen ini daripada merlk: toko lain seperti Giant, yaitu anak perusahaan dari HERO supermarket yang baru bermain di segmen ini dari dua tshun yang lalu. Namun yang menarik

adlliah

bahwa Carrefour tidak seperti Giant dalam usahanya memenangkan brand dengan positioning "produk

dalam

negeri" dan produk ''termurah".

Dalam sebuah proses bisnis dapat difohami ballwa pasti dibutuhkan pelanggan atau "customer" untuk membeli produk-produk atau jasa.

(18)

hanya nilai actual, nilai yang kasat mata saja. Tetapi lebih ke arah nilai yang dirasakan calon pembeli. Meskipun persepsi ini adalah suatu opini subyektif, tetapi itu adalah opini calon pembeli yang penting dan harus diperhatikan.

Den dalam faktanya bahwa persepsi pembdi terhl!,dap nilai menentukan semua peng&mbilan keputusan dan perilakunya terhadap pembelian produk ataujasa.

Carrefour Indonesia memulai usalumya pada oktober 1998 dengan membuka unit pertama di Cempaka Putih. Pada penghujung 1999, Carrefour dan Promodes (induk perusahaan Continent) sepakat untuk melakukan penggabungan atas semua usalumya diseluruh dunia.

Carrefour termasuk Hypermarket yang lebih unggul dari yang lainnya

seperti Giant. Ia juga adalah gabungan dari dua «:tail terkemuka sebingga

dengan terbentuknya Carrefour baru ini, maka segal!a sumber daya yang dimiliki kedua grup ini menjadi difokuskan untuk lebih memenuhi dan memuaskan pelanggan.

Fokus terhadap konsumen ini diartikan menjadi 3 pilar utama yang diyakini dapat membuat CmTefour menjadi pilihan tempat belanja bagi para konsumen Indonesia. Ketiga pilar utama tersebut adalab. :

- Harga yang bersaing - Pilihan yang lengkap

(19)

Disamping hal-hal diatas, kemunculan produk merk toko tidak diabaikan begitu saja oleh oleh para produsen merk nasional, hasil survey pada tahun 1976 di Amerika serikat sebanyak 76 persen konsumen mengatakan bahwa mereka loyal terhadap merk toko dibandingkan 23 persen yang tidak loyal. (Burton, 1998) dalam (M.F.Shellyana.J, 2002:67).

Seiricg loyalitas terhadap merk nasional menum11 konsumen mungkin

akan

beralih ke merk nasional lain atau ke merk toko, ha! tersebut menawarkan peninfkatau kesempatan meraih pangsa pasar

dari

produsen merk nasiona! Dan sikap terhadap merk toko berhubungan erat terhadap loyalitas merk pada beberapa kategori produk. Konsumen sekarang juga

makin

kritis dalam menilai suatu barang atau jasa, mereka

makin

sadar

akan

harga yang layak sesuai nilai dan kualitas yang mereka hsrapkan. Maka · produsen harus jell dalam menentukan harga.
(20)

Bagaimana konsumen memanclang harga tertentu, 1inggi, rendah, wajar,

mempu.'lyai pengaruh yang kuat terha<lap maksud mernbeli clan kepuasan

membeli. Misalnya perhatikanlah persepsi kewajaran harga. Ada bukd behwa

para konsumen memang memberikan perhatian pada harga yang dibayar oleh

para pelanggan lain (seperti warganegara senior, anggo1ta klub dari golongan

yang sama). Persepsi ketidakadilan harga mempengaruhi persepsi konsumen

terhadap nilai produk, dan akhirnya terhadap kesediaan mereka untuk menjadi

pelanggan toko atau perusahaan jasa. Strategi yang mengurangi ketidakadilan

'

harga yang dirasakan akan meningkatkan panclangan tedtadap nilai produk.

Schiffman dkk. Menjelru:kan hubungan harga/kualitas bahwa nilai produk

yang dirasakan telah digambarkan sebagai trade-off antara

manfaat

(kualitas)

produk yang dirasakan clan pengorbamm yang

dirasakai11

baik yang berkaitan

dengan keuangan maupun bukan; yang diperlukan untuk memperolehnya.

Sejumlah riset mendukung panclangan bahwa para konsumen mengandalkan

harga sebagai indikator kualitas produk. (Schiffinan dkk.., 2004: 166).

Para konsumen menggunakan harga sebagai indikator pengganti kualitas

jika mereka mempunyai sedikit informasi yang dapat dipegang, atau jika

mereka kurang yakin pada kemampmm mereka sendiri untuk melakukan

pilihan atas

dasar

hal-hal lain.

Studi lain mengemukakan bahwa para konsumen yang menggunakan

hubungan harga/kualitas sebenanllya mengandalkan merk yang sebagai

(21)

Philip Kotler, tokoh pemasaran modern, mengatakan, rata-rata perusahaan

alam kehilangan setengah pelanggannya dalam waktu kurang dari 5 tahun. Di

lain pihak, perusahaan-perusahaan dengan tingkat ォ・ウゥセエゥ。。ョ@ terhadap merk yang tinggi akan kehilangan kurang dari 20% pelanggannya dalam 5 tahun. Dengan demikian, merupakan tugas perusahaan clan pei:juangan para pemasar untnk menciptakan pelanggan-pelanggan yang setia.

Menurut Sudarmadi dalam situsnya bahwa dulu orarig menganggap tujuan utama pemasar ialah mencapai kepuasan makaimal pelanggan, namun tujuan seperti itu sudah bergeser karena yang lebih penting justru loyalitas. Menurut Farid Subhan (konsultan senior di Mark Plus & co .. ), alasannya, dengan memiliki basis pelanggan yang loyal sama artinya dengan memperoleh kepastian meraih pendapatan di masa depan. Kamna, pelanggan loyal diharapkan tetap melakukan

transakai

di waktu mendatang. (Sudarmadi 2005)

Keterangan diatas semakin mempedruat pendapat

bahwa

menjaga loyalitas konsumen terhadap suatu merk merupakan suatu hal

yang

strategis bagi

produsen clan pemasar.

(22)

berhenti. Produk-produk yang ditawarkan begitu beragam dengan merk yang juga sangat bervariasi. Begitu banyak hal yang ditawru•kan pada konsumen. Hal

ini

tentu membuat para konsumen menjadi lebih leluasa dalam menentukan pilihannya. Sementa.-a dampaknya pada produsen, hal ini menjadi tantangan yang membuat mereka harus 「・ォ・セェ。@ lebih kcras untuk mempertahankan loyalitas konsumell!lya. Para ahli pemasaran sepakat bahwa mempertahankan konsumen yang loyal Jebih efisien daripada mencrui pelanggan baru. Karena itulah, upaya menjaga loyalitas konsumen merupakan

'

hal penting yang harus selalu dilakukan oleh produse11.

Dalam prakteknya manajemen retail modern kadang bertentangan dengan prinsip manajemen dari para principal (pemasok). Dengan tingkat persaingan

seperti sekarang

ini,

retailer modem lebih menuntut principal untuk

memindahkan alokasi biaya pentasaran dan distribusi mereka kepada pos yang berdampak langsung terhadap tingkat harga di rak-rak toko. Sebaliknya

para

principal sangat keberatan jika mereka harus mengunwgi biaya pemasamn untuk dialokasikan kepada promosi langsung (harga ditingkat toko ).

Promosi langsung di tingkat toko atau pemberian diskon kepada toko

dinilai kunmg

berdampak

terhadap peningkatan dan pembentukan brand

image maupun awareness merek mereka di pasar. Tekilllan dari retailer untuk meningkatkan merchandise revenue mengakibatkan para principal セゥォゥイ@

ekstra keras bagaimana mempertahankan tingkat margin yang selama

ini

(23)

B. Perumusan Masalah

l. Bagaimima pengaruh persepsi harga dan konsepsi pemasaran terhadap sikap konsumen pada produk merk toko Carrefour di wilayah Ciputat secara parsial.

2. Bagaimana pengaruh persepsi harga dan konsepsi

pemasaran

terhadap sikap konsumen pada produk merk toko Carrefo111r di wilayah Ciputat secara simultan.

C. Tujmm clan Mfigfaat Penelitian

l. Tujuan Penelitian

Berdasar pokok permasalahan diatas bahwa tujuan penelitian ini

adalah:

a. Untuk: mengetahui secara parsial bagaimana pengaruh

persepsi

barga dan konsepsi pemasaran terhadap sikap konsumc:n pada produk merk

toko Carrefour di wilayah Ciputat.

(24)

2. Manfaat dari Penelitian adalah

a. Bagi Penulis

Penelitian in\ digunakan sebagai syarat Ul!ltuk mendapatkan gel&r sarjana ekonomi clan ilmu sosial, jurusan rnanajernen pernasaran serta

dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan dapat mengaplikasikan

teori yang telah diperoleh selama perkuliahan di bidang pemasaran

b. 3agi Hypermarket Carrefour

Penelitian ini yaitu untuk meoanggapi perubahan yang urnum

terjadi,

terutarna untuk memperkirakan penerimaan konsurnen terhadap merk

toko untuk waktu lebih dari satu dasawarsa, serta

minat

akan

kesempatan merk toko oleh rantai pengecer besar.

c. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian yang

relevan dan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan

penarnbahan

ilmu kepustakaan dibidang pemasaran serta sebagai bahan acuan
(25)

BAB II

TIN.JAUAN PUSTAKA

A. Definisi ilmn ekonomi dan Manajemen Pem11saran

Ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan-pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk rnenghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan rnendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dlllll di masa datang kepada berbagai individu dan golongan masyarakat. (Sadono Sukimo, 1996:9).

Manajemen adalah suatu fi.mgsi dasar dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian lowongan, kepemirnpinan dan pengendalian dalam suatu organisasi. (Harold Koontz dkk., 1994:75).

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatllin bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang danjasa yang rnemuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. (Murti Surnarni, dkk., 1998:261 ).

(26)

untulc menghasilkan pertukaran yang memenuhi sas11111n-sasl!fan perorangan dan organisasi. (Philip Kotler, 1991:14).

B. Merk Toko (Retail) Sebagai Strategi Pemasarnn Dalam p・ョァセ・・イ。ョ@

l. Definis! merk toko (retail dan retailing)

Merk toko adalah produk-produk yang dipasarkan oleh pengecer dan para anggota lain dari rantai distribusi. (Keller, 1998). Merk toko juga didefinisikan sebagai private branding atau store brand (merk toko) yang

terjadi bila pengecer mengembaugkan merknya sendiri Jan kontrak

dengan produsen untuk membuat barang dengan merk pengecer pada produk tersebut sebagai pengganti merk produselh. Seperti produk-produk merk nasional yang ada, produk-produk merk toko juga beragamjenisnya mulai dari produk-produk makanan, pembalut wanita, minuman dalam kemasan, fashion hingga disket telah dipasmkan oleh toko-toko terkemuka. Dengan beragamnya produk-produk tnerk toko konsumen semakin luas pilihannya dalam berbelanja kebutuhan mereka. Meskipun banyak ragam produk merk toko namun yang banyak d!tawarkan adalah produk

bahan

pangan (grocery product) daripada 1ragam kategori merek toko yang lain. (Dunne, Dkk., 1999 dalam M.F.Shellyana :70).
(27)

Sedangkan menurut Gilbert. Retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarnhkan kemampuan ー[セュ。ウ。イ。ョョケ。@ untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti de.ri distribusi. (Gilbert, 2003: 6).

Di.:n dalam kamus Bahasa Inggris-Indonesia . Retail bisa diartikan sebagai "eceran". Definisi

ini

penting untuk dipahami agar pembahasan selanjutnya tentang retailing dapat lebih dimengei:ti. (Shadily dan Echols, 1995: 483).

"Retailing is the final part of the marketing process in which the

various fa11ctions of seiler, usually a store or servi'ce establishment and

the buyer, an individual consumer, are primarily oriented to

accomplishing the exchange of economic goods and services for purposes

of personal, family or household use" (Davidson dan Dody, 1966: 6). Yang artinya: Retailing adalah bagian akhir dari proses pemasaran dimana

terdapat heragam fungsi dari penjual, biasanya sebagai sebuah toko atau

tempat pelayanan dan pembeli, yaitu konsumen individu,

terutama

berorientasi untuk terjadi pertukaran barang-barang ekonomi dan jasa dengan tujuan untuk digunakan sebagai ォ・ー・イャオキセ@ pribadi atau rumah tangga, tidak untuk dijual kembali untuk memperoleh keuntungan.

Sedangkan menurut Dune dan Lusch, retailling terdiri dad

(28)

Bush, Gresham dalam bukunya yang berjudul "Retailing" mendefinisikan retai!ing sebagai semU!I aktifitas yang mengi!rutsedakan pemasaran barang dan jasa secara langsoog kepada pelanggan (Lucas, Bush, Gresham, 1994:2).

Retailing dapat juga diartikan sebagai semua aktivitas yang ditampilJc.au oleh pedagang dalam menawarkan barang dan jasa untuk dijual ke konsumeu

akhir.

(Marquadt, Makeus dau. Roe, 1983: 8).

2. Pembagianjenis merek toko (retail)

Peugecer dapat digolongkan menurut: (a) luasnya lini produk (LP), (b) bentuk pemilikan, (c) penggunaan fasilitas, dan (d) ukurau toko (Swastha, 1979) dalam (Tulus Tambuuan.Dkk, 3 : 2004)

a. Luasnya Lini Produk

Lini Produk adalah sekelompok barang yang memiliki tujuan penggunaan yang sama, misaluya alat-alat rumah tangga, alat-alat olah raga, makanan dau minuman, dll

dari

sc:ibuah toko serba ada. Berdasarkan luasnya LP, pengecer dapat dibagi ke dalam beberapa kategori sebagai

berikut.

(Kotler, 2001).

1) Toko khusus

(29)

terlalu besar, milik pribadi, clan badan hulrnmnya berbentuk usaha perorangan, firma atau CV. Toko l:..husus dapat dik:lasifikasikan lagi menurut tingkat keklmsusan LP-nya. Toko pakaian merupakan toko lini tunggal; toko pakaian pria merupakan toko sangat khusus. Di Indonesia saat ini

toko

khusus yang berkembang pesat dalam beberapa tahun belakangan ini adalah AGlS (PT Artha Graha Investama Sentral) sebagai salah satu retail yang mengkhususkan

ュセョェオ。ャ@ barang-barang elektronik. Lainnya yang masuk kelompok ini a.dalah Cosmo yang hauya menjual produk-produk Jepang clan toko roti Holland Bakery yang hanyajual roli.

2) Toko serba a.da

Yaitu toko yang menjual berbagai macam LP. Biasanya toko seperli ini mempunyai volume usaha yang besar, kondisi keuangannya lebih kuat, clan

badan

hukumnya berbentuk

perseroan

terbatas

atau paling tidak berbentuk CV.

Mfaalnya Ramayana

dan

Sarinah.

3) Pasar Swalayan

(30)

4) Toko Convenience

Y aitu toko yang relatif kecil dan terleutk di daerah pemukiman atau di jalur high traffic, memiliki jam buka yang p!lll.jang (24 jam) sel!m1a tujuh hari dalam seminggu, dan menjual LP convenience

yang terbatas seperti minuman, makanan ringan, permen, rokok, dll., dengan tingkat perputarannya yang tinggi. Jam buka yang panjang dan kareua konsumen hanya membeli di toko ini hanya sebagai "pelengkap" menyebabkan toko ini menjadi suatu operasi dengan harga tinggi. Termasuk dalam kelompok ini !ldalah 7: 11.

5) Toko Super, Toko Kombinasi dan Pasar Hyper

Toko Super

rata-rata

memiliki ruang jual 35.000 klilki persegi dan bertajuan memenuhi semua kebutuhi;n konsumen untuk pembelian makanan maupun bukan makat1an secara rutin. Merelra biasanya menawarkan pelayanan seperti cucian, membersihkan,

perbaikan

sepatu, penguangim eek, dan pemli>ayaran tagihan, serta

makan

siang murah. Toko kombinasi merupalcan diversifikasi 11S!ilia pasar swalayan ke bidang obat-obatan, de:ngan luas ruang

jual

sekitar 55.000 kaki persegi.

Masuk

dalam kelompok ini mulai

dari

(31)

6) Toko Diskon

Y aitu toko yang menjual secara reguler barang-barang standar dengan harga lebih murah karena mengarnbiil marjin y:ang lebih rendah dan menjl.illl dengan volume yang lebih tinggi. Umumnya menjual merek nasional, bulam barang bermutu rendah. Pengeceran diskon telah bergerak dari barang dagangar1 umum ke khnsus,

seperti toko diskon alat-alat olah raga, toko elektronik, dan toko

buku.

7) Pengecer Potongan Harga

Kalan toko diskon biasanya membeli pada harga grosir dan mengambil margin yang kecil untuk menekan harga, pengecer potongan harga membeli pada harga yang l•ebih rendah daripada harga grosir dan menetapkan barga pada konsumen lebih rendah

daripada harga eceran. Mereka cenderung menjual persediaan barang dagangan yang berubah-rubah clan tidak stabil sering

merupakan sisa, tidak laku, dan cacat yang diperoleh dengan barga lebili rendah dari produsen atau pengecer lainnya Pengecer potongan harga telah berkembang pesat dal.am bidang pakaian, asesoris, dan perlengkapan kaki. Contoh dari pengecer potongan harga ini adalah factory outlet, seperti Herritage dan Millenia.

(32)

dengan marjin tinggi, perputarannya cepat, be1merek, dengfill. harga diskon. Produk-produk yang dijml meliputi perhiasan, alat-alat pertukangan, kamera, koper, perkakas kecil, mainan, dan alat-alat olah raga.

9) MOM & POP Store

Y aitu toko berukuran relatif kecil yang dikelola secara tradisional, umumnya hanya menjual bahan pokok/kebutuhan sehari-hari yang terietak di daerah perumahan/pemukiman. Jenis toko ini dikenal sebagai toko kelontong.

10) Mini Market

Yaitu toko berukuran relatif kecil yang merupakan pengemhangan

dari

Mom & Pop Store, dimana pengelolaannya lebih modem, dengan jenis barang dagangan lebih banyak. Misalnya Indomaret.

b. Bentuk Pernilikan

Menurut bentuk pernilikannya, pengecer dapat digolongkan ke dalam dua kategori sebagai berikut. (fulus TambUJ11an.Dkk, 4: 2004) :

1) Independent store

Yaitu toko yang tidak dimiliki ofoh sekelompok orang, melainkaµ milik pribadi seseorang yang juga merupakan pimpinan

(33)
[image:33.595.99.460.128.705.2]

Tabel 2.1.

Pembagian Retail Modern dan Tradisional

Klasifikasi Retail Modern Retail Tradision;;f]

Lini Produk

© Toko Klmsus © Mom&Pop

© Toko Serba Store

Ada © Mini Market

© Toko Swalayan

© Toko Convenience

© Toko Super, Kombinasi, dan Pasar

Hyper

© Toko Diskon © Pengerer Potongan Harga

© Ruang Penjual

Kata log KepemI1ikan

© Corporate © Independent

Chain Store Store

Penggunaan

Fasilitas © Alat-alat © Alat

pembayaran modem Pembayaran tradisional · (komputer, credit card, (manual I calculator,

autodebet) casll)

© AC, Eslralator © Truigga, tanpa

/Lift AC

Promosi

©Ada © TidakAda

Keuangan

© Tercatat dan © Belum tentu

Dapat dipublikasikan tem1t11t dan tidak dipublikasikan Tenaga Kerja

© Banyak © Sedikit,

biasanya keluarga

Fleksibilitas

Operasi © Tidak © Fleksibel

Fleksibel

(34)

C. Sikap Pada Produk Merk Toko

Komponen proses pada produk merk toko berhubungan dengan earn konsumen mengambil kcputusan. Untuk memahaminya dibutuhkan pertimbangan psikologis yang mewakili pengaruh dalam diri (motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian clan sikap ) yang mempengarnhi proses pengambilan keputusan konsumen. Apa yang mt:reka butuhkan atau rnginkan serta kesadaran mereka terhadap berbagai ーゥャゥィイオセ@ produk (awareness),

kegiatan mereka dalam ー・ョセーオャ。ョ@ informasi HゥョエNセイ・ウエI@ dan penilaian mereka mengenai berbagai alternative (desire). Yang ter<liri dari tiga tahap: a.

Pengenalan kebutuhan (awareness), b. Penelitia111 sebelum pembelian

(interest), c. Penilaian berbagai alternatif (desire). (Scllrlffinan, Dkk., 2004: 492).

(35)

mencerminkan suatu pandangan pribadi yang negati:f atau positif mengenai suatu obyek/konsep; atau suatu keadaan ac:ih

talc

acuh yang menunjukkan titik

tengah (mid point) diantara dua titik ataupun dua pokok yang saling berlawanan. ( Noorhudha Muchsin, Dkk., 2003).

Model sikap terhadap obyek secara khusus cocok untuk pengukuran sikap terhadllp suatu produk atau merek 1ertentu (Fishbein tfalam Scbiffinan dan

Kanuk, 1994). Menurut model ini, sikap konsumen didefinisikan sebagai suatu fungsi dari penampilan dan evaluasi terhadap sejumlah keyaldnan dari

produk tertentu atau atribut-atribut yang dimiliki olelil suatu produk atau

merek tertentu (Schiffinan dan Kanuk, 1994). Seianjutnya dalam model ini Fishbein (1975) mengatalcan bahwa sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah fungsi dari keyaldnan dia bahwa obyek tersebut berkaitan dengan atribut-atribut tertentu dan tanggapan evall!!ltif yang dikaitkan dengan keyakinan tersebut. ( Noorhudha Muchsin, Dkk., 2003).

Sikap sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cam yang menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang dinilai. Menurut Robbins (2006:169) sikap adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek,orang atau suatu peristiwa. Sedangkan menurut Simamora (2002:14) bahwa di dalam sikap terdapat tiga komponen yaitu 1) Cognitive component:

(36)

sikap secara keseluruhan. 2) Affective component : emosional yang merefleksikan perasaan seseorang terhadap suatu obyek, apakah obyek tersebut diinginkau atau disukai. 3) Behavioral component: merefleksikan kecenderungan dan perilaku

aktual

terhadap suatu obyek, yang m!lllll komponen h-ll menunjuklam kecenderungan melakulmn suatu tindakan. (Dewi Urip Wahyuni, 2008:32).

D. Tinjauan Persepsi

Persepsi adalah seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu

perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi

berouat

sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya. (Philip Kotler, 1991: 248)

Solomon (l 999) mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dan dipilib, lk:emudian diatur dan

akhirnya diinterpretasikan. Dapat diartikan secara sederhana persepsi kousumen adalah bagaimana kousumen menginterpretasi suatu produk. Menurut (Prasetijo dan Ihafauw 2003:68) dalam (Ristiyanti.P& Agus.S, 2007:107).

(37)

Denga11 demikian penilaian teihadap harga suatu produk dikatakan mahal, murah atau biasa saja dari setiap individu tidaklah hruus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar - belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu.

Pada dasarnya setiap orang bertindak sesuai dengan persepsi mereka terhadap suatu ha!. Setiap individu melakukan aksi dan reaksi berdasarkan persepsinya bukan pada objek nyata Persepsi konsumen sangat penting bagi pemasar daripada pengetahuan mereka mengenai objek nyata.

Setlap orang adalah konsumen. Berbagai tllill:ant persepsi turut

mempengaruhi konsumen dalam tindaJcannya. Buktiinya dapat dilihat pada kebiasaan berbelanja, bagaimana memanfaatkan waktu foang dan sebagainya. Karena setiap konsumen dalam mengambil kep111tusan dan melakukan tindakan berdasarkan ·apa yang mereka persepsi dari kenyataan maka sangat penting bagi pemasar memahami seluruh gagasan m{:ngenai persepsi dan

konsep yang berhubungan dengan persepsi sehingga. dapat menentukan apa yang mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk (Schifinan,

1987:171).

Produk berbeda dengan merk. Prociuk hanyalah sesuatu yang dihasilkan

pabrik. Sementara itu merk mempakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila produk bisa dengan mudab ditiru pesaing, merk selalu memiliki keunikan. Produk biasanya cepat usang. Sebaliknya, merek yang sukses akan terns

(38)

Selain merk, persepsi memegang peran penting pula dalam pemasaran. Pasar dimiliki mereka yang pandai bermain dengllll persepsi. Pemasaran merupakan ajang pertempuran persepsi, bukan pertempuran produk. Dalam pemasaran, persepsi dianggap lebih penting daripada kenyataan. Perilaku manusia biasanya lebih

dilcuasai

kepercayaan terhadap sesuatu yang dianggap benar daripada apa yang sesunggullllya benar. Akibatnya, seseorang dapat dikelabui olch gagasan dan harapannya.

Hasilnya, persepsi seseorang dengan orang lain bisa berbeda-beda. Apa . yang diketahui seseorang menceiminkan apa yang diJ.'leiajarinya di masa lalu, keadaan pikirannya saat ini. Hal tersebut, sedikit ban.yak dapat menerangk:au mengapa produk yang berharga

sama,

berknalitas sania, bisa dipersepsikan berbeda.

Pemasar dalam menentukan bagaimana produk baru dibuat dan dipersepsi baik oleh konsumen sebaiknya mempertimbangkan 11engaruh-pengaruh yang dapat mendistorsi persepsi sebagai berikut: (Prasetijo& Ihalauw 2003 :84-86).

a.

Physical Appearance.

Orang cenderung suka pada knalitas yang mereka asosiasikan dengan orang-orang terte:ntu yang mirip dengan

mereka.

b. Stereotype. Gambaran yang selalu ada dalam benak seseorang

(39)

menentukan persepsi konsumen rerhadap suatu stimulus.

c. Sumber-s!Jllber yang dihormati biasanya memberi bobot persepsi lebih.

d. Irrelevant cues. Orang membeli sesuatu dengan ambut produk yang sebetulnya bukan prcduk inti.

e. First Impressions atau kesa."l pertama. Sesuam yang saugat berkesan, sulit untuk diubah dan bahkan cenderung selamanya. Perkenalan produk adalah tahap sangat pe!lting yang llkan masuk dalarn persepsi konsumen, oleh karena itu harus didahului de!lg.an perancangan yang hati-hati. Bila kesan pertama ini positif, maka pemasar sudah memperoleh keuntungan besar dalam positioning dan repositioning

produk tersebut.

f. Jumping to Conclusior.s. Seringkali orang menyimpulkan, terutama dalam

hal

performansi produk, sebelum melilmt bukti-bukti yang relevan.

g. Halo Effect. Halo Effect

adalah

kesan umum (jelek maupun baik) yang diberikan pada suatu interpretasi stimuli .
(40)

pengaruh positif terhadap kualitas yang dirasakan tetapi pengaruhnya negatif terhadap nilai yang dirasakan da.! kesediaan responden untuk membe!i. (Schiffimm clan L.L. Kanuk, 2004: 166).

E. Harga

Harga ada!ah jumlah uang ditambah beberapa produk kalau mllllgkin yang dibutuhkan untuk mendapatkan セェオュャ。ィ@ kombirutllt dari barang beserta pelayanannya (M.Sumarni dan J.Soeprihanto, 1998:281).

Menyatakan bahwa harga merupakan pengorbamm ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk. memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bngi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melalmkan

transaksi

atau tidak. (M:onroe,1990

dart

Kotler, 1996) dalam (Isman Pepadri, 2002: 15).

Dalam pertukaran atau pengukuran nilai suatu produk dalam pasar biasanya menggunakan uang. Jumlah uang tersebut biasanya menunjukan harga SIJlltu produk ataujilrn seseorang ingin membeli sem.tatu barang danjasa,

(41)

uang yang dibutuhkan untuk meudapatkan sejumlah kombinasi

dari

barang beserta pelayanannya".

(Wiliam

J Stanton, 1993: 13)

Dan menurut Basu Swastha, bahwa pengertian harga adalah " jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. (Basu Swastha, 1998:97)

Harga merupakan variabel yang mempengaruhi 1iersepsi nilai konsumen terhadap keputusan pembelian. membedakan antara

objective price

yaitu barga

aktual dari

suatu produk dan

perceJved price

yaitu harga yang berada di pikiran konsumen. (Zeithaml, 1988) dalam (Jacoby dan Olson 1977).

Harga

aktual

adalah harga yang

<ertera

pada produk. sedangkan perceived price adalah barga yang mahal atau murah dalam pikiiran konsmnen .. Bukti lain yang diungkapkan Zeithaml (1988) bahwa konsumen menggunakan barga untuk menilai kualitas produk saat

tidak

terdapat petunjuk lain, (M.F.Shellyana.J.&H.Hidayat 2002:76).

Dari

beberapa pengertian harga di atas, malra harga dapat diartikan sebagai nilai pertukaran yang ditetapkan oleh ーセェオ。ャ@ dan pembeli untuk memperoleh suatu produk.

F. Persepsi Harga

(42)

kesadaran niiai. (Peter dan Olson,1993) dalam M.F.Shc:llyana.J.&H.Hidayat (2002:70).

Dalam kenyataannya konsumen dalam menilai harga terhadap suatu produk, sangat tergantung bukan hanya dari nilai nomiilal secara absolut tetapi melalui persepsi mereka terbadap harga. (Nagle dan Holden, 1995) dalam (Isman Pepadri, 2002: 16).

Kesadaran harga merupakan sesUlltu yang rela diberikan atau dikorbankan untuk mendapat suatu produk. Jadi seseorang dengan kemauannya sendi!i memberikan sesuatu baik material atau nonmaterial 1untuk memiliki atau menggunakan produk atau jasa dengan asumsi bahwa orang tersebut mau karena persepsi mereka akan sesuatu yang mereka

be:rikan

bernilai sesuai dengan yang mereka dapatkan. (Zheitaml, 1988) dalam (M.F.Shellyana.J.&H.Hidayat, 2002:70).

Persepsi harga terhadap penilaian kualitas suatu produk, sangat tergantung dari informasi yang melekat pada prodU:k tersebut dan juga

tergantung dari seberapa besar informasi tersebut difahami oleh setiap individu. Informasi tersebut dapat berupa ektrinsik dan intrinsik. Dan jika

konsumen sudah akrab dengan suatu merek atau mempunyai pengalaman dengan suatu produk atau jasa, maka harga sebagai sebuah faktor dalam pernilihan produk akan berkurang ke1ientingannya (Sc:hiffinan dan Kanuk,

2004: 163,167).

(43)

evaluasi menyeluruh dari kegunaan suatu produk yang didasari oleh persepsi konsumen terhadap sejumlah

manfaat

yang akan diterima dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan atau secara umum dipikiran konsumen value dikenal dengan istilah "Value for money". "Best value". (Morris dan Morris, 1990) dalam (Ismrui Pepadri, 2002: 17).

Sudah sejak dulu harga digunakan oleh konsumen sebagai indikator kualitas suatu produk ataa jasa. Dalam benak konsumen telah tertanam bahwa harga yang lebih tinggi atau premium pl'ice menanjukkau kualitas produk atau jasa tersebut lebih baik daripada kelas produk yang s.amia dengan harga yang lebih rendah. Persepsi kualitas harga merupukan keyakinan bahwa harga yang rendah diasosiasikan dengan kualitas yang rendah dan menjadikan produk dengan harga yang lebih rendah di kelasnya latrang disukaL (Burton dkk,1988) dalam (M.F.Shellyana.J.&H.Hidayat, 2002; 69).

Konsumen memperoleh pengetahuan tentang barga melalui informasi yang didapat pada saat melakukan pembelian, melalui komunikasi dan juga membandingkan harga suatu barang dari beberapa tempat.

(44)

produk dan menggunakan produk penting bagi konsumen. (Zeithaml, 1988). Konsumen memperoleh pengeiahuan tentang harga melalui infonllBsi yang

didapat

pada saat melakukan pembelian, melalui komunikasi dan juga membandingkan harga suatu barang drui beberapa tempat. Namun terkadang informasi yang diperoleh setelah melakukan pembelian.

Nilai suatu barang ditentukan juga o!eh harga, bu.lam hanya yang tertera pada produk namun juga pengorbanan yang diberikan untuk memperoleh kc nyamanan, keamanan, dan kemudahan selama melakukan pembelian atau berbelanja

Nilai berkaitan dengan perasaan atau persepsi pelanggan, dengan demikian faktor penting yang diperlukan untuk menge1tahui dan memahami nilai adalah benar-benar menyadari kebutnhan peianggan individual dan segmen-segmen pasar yang menjadi target pasar pengecer. (Keegan, 1995).

G. Konsepsi Pemasanm/ Gagasan Pemasanm

1. Loyalitas merk a. Merk

(45)

Menurut American Marketing Association merk adalah nama,

istilah, tanda, simbol rancangan, atau lmmbinasi yang dapat mengidentifikasikan barang atau josa dari seora:ng atau sekelompok penjual agar dapat membedakan produk tersebut dari produk pesaing. Merk memberi sejumlah keuntungan pdda produsen maupun konsumen. (Kotler, 2000).

Simamora menyebutkan dengan adanya merk, masyarakat mendapat jaminan tentang mutu suatu produk yaitu dengan memperoleh informasi yang berkaitan dengan merek tersebut. Dikenalnya merk oleh masyarakat membuat pihak

perusahaan

meningkatkan inovasi produk untuk menghadapi persaingan. Sedangkan bagi produsen merk tentunya bermanfaat untuk melakukan segmentasi pasar, menarik konsumen untuk membeli produk dari meek tersebut serta memberikan perlindungan terhadap produk yang dihasilkan. Merk mempunyai makna yang berbeda-beda bagi

para

produsen. (Fajrianthi, 277: 2005)

Menurut Hermawan Kertajaya, perusaham memiliki cara yang berbeda-beda dalam memanda.11g merk. Hal i1tu tergantung pada tipe pemasaran yang digunakan oleh perusahaan tersebut Berikut ini adalah tipe-tipe pemasaran yang biasa

digunakan

oleh berbagai perusahaan. (Fajrianthi, 278 : 2005) :

1) No marketing

(46)

memonopoli pasar

clan

tidak memiliki ー」セウ。ゥョァN@ Konsumen pasti mencari produk karena tidak ada pilihan. :Oalam

ha!

ini, merk hanya dianggap sekedar nama.

2) Mass marketing

Tipe pemasa.ran ini dilakukan ketila1 pemsahaan sudah memiliki pesaing walaupun pesaingnya !email, umtuk itu perusahaan masih menguasai sebagiari besar pasar dengan melakukan pemasaran missal

(mass marketing), dan

pada saac ini merk tidak lebih dari sekedar mengenalkan produk

(brand

awareness).

3) Segmented marketing

Dilakukan pada saat persaingan mulai ketat, oleh karena itu perusahaan perlu melakukan segmentasi pasar. Dalam tipe

pemasaran ini, perusahaan

harus

menancapkan citra yang baik

tentang merknya, karena

itu

merk 、ゥセャオォ。ョ@ sebagai jangkar asosiasi

(brand association).

4) Niche marketing

Ketika persaingan bertambah ketat lagi, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan segmen, melainkan ceruk pasar

(niche

marketing)

yang ukurannya lebih kecil tetapi memiliki セ。ォオ@
(47)

(perceived quality).

5) Individualized marketing

Ketika sudah mencapai puncak persaingan, b:igi perusahaan merk berkaitan dengan loyalitas (brand loyalty). Dalam puncak persaingan tent.mya jumlah pesaing sangat banyak dengan berbagai strategi yang digunakan 、セ@ konsumen tidak mau

banya

sekedar dipandang sebagai pembeli saja, karena itu

perusahaan

harus menjalin kemitraan dengan konsumen melalui indivi<lualized marketing. (Fajrianthi, 278 : 2005).

b. Loyalitas merk

Loyalitas merk merupakan piliban konsisiten dan pembelian satu

merk dalam suatu

produk spesifik

atau kategori jasa.

Hal ini

berarti merupakan kondisi dimana konswnen mempunyai sikap positif terbadap suatu merk, mempunyai komitmen dan llennaksud meneruskan pembeliannya dimasa datang. (Schiffinan dan Krumk, 2000).
(48)

Seclangkan Aaker (1996) menyebutkan bahwa loyalitas merk adalah kelekatan konsumen pada nili>J yang tinggi dari suatu merk, dengan kelekatan yang dibangun ini maka konsumen akan menolak segala strategi yang dilakukan oieh competitor merk. Konsumen

akan

rnemberikan Ioyalitas dan kepercayaannya pada rnerk selama merk tersebut sesuai dengan harapan yang dimiliki oleh konsumen, bertindak dalam cara-cara tertentu clan menawarka11 nilai-nilai tertentu. (www.pyrarnidupdate.com).

Loyalitas pada merk ini timbul karena ォッョセオイョ・ョ@ mempersepsikan merk tersebut menghasilkan

produk

yang memiliki sejumlab manfaat clan kualitas dengan harga yang sesuai. Loyalitas merk juga menjadi indikasi adanya kekuatan merk, karena tanpa loyalitas merk

tidak akan

tercipta .kekuatan merk. Hal ini dapat dilihat pada merk-merk yang menjadi pemimpin di pasaran, dapat dipastikan bahwa merk tersebut memiliki pelanggan yang loyal pada merk tersebut (Giddens, 2002) dalam (Fajrianthi, 279 : 2005).

(49)

• Konsumen yang lebih loyal mungkin meras'!kan tingkat risiko yang lebih tinggi dalam pembeliannya

• Konsumen yang loyal terhadap merk juga lebih mungkin loyal terhadap toko.

• Kelompok konsumen yang minoritns cenderung untuk lebih loyal terhadap merk.

2. Persepsi Pembeli Bijak

Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsllkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk aka! mengenai dunia

Stimuli rnana yang terpilih tergantung pada dua faktor utama selain sifat stimulus itu sendiri: (1) Pengalaman konsumen sebelumnya

karena

ha! tersebut mempengaruhi harapan-harapan mereka (apa yang mereka siapkan atau"tetapkan" untuk dilihat) dan (2) Motif mereka pada

waktu

itu (kebutuhan, keinginan, minat mereka dan sebagainya) (Schiffman dan Kanuk, 2004: 146).

3.

Penolakan resiko
(50)

Konsekuensi negative yang didapat karena melakukan suatu tindakan dapat be;:upa kerugi1U1 tn:lterial atau non material yaitu:

a. Functional Risk

Y aitu resiko suatu prodnk yang diperoleh tidak berfungsi sesuai dengan yang diharapkan semula.

b. Physical Risk

Yaitu resiko yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain akibat penggunaan produk.

c. Financial Risk

Y aitu resiko yang didapat karena suatu produk tidak bernilai sesuai dengan harga sesungguhnya.

d. Social Risk

Y aitu resiko akibat penggunaan prodnkyang burnk menimbulkan kerugian sosial.

e. Psychological risk

Yaitu resiko yang timbul akibat pilihan prod.uk yang burnk

maka

melukai ego konsumen. f. Time Risk

(51)

Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan kita sehari-hari, yang kita umumnya secara intuitif sudah memahami apa yang

dimaksudkan. Tetapi pengertian secaca ilmiah dari risiko sarnpai saat ini

masih tetap beragam, yaitu antara lain :

a. Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hli!sil yang dapat terjadi

selama periode tertentu.

b. Resiko adalah ketidaktentuan (uncertainy) yang muugkin melahirkan peristiwa Zセ・イオァゥ。ョ@ (loss).

c. Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.

d. Resiko merupakan penyebaran I penyimpfillgan hasil aktua1 dari hasil yang diharapkan.

e. Resiko adalah probalitas sesuatu hasil

I

outcome yang berbeda

dengan yang diharapkan.

Dengan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa risiko selalu dihubungkan dengan kemungkinan te1:jadinya sesuatu yang merugikan yang tidak dapat diduga I tidak diinginkan. Jadi merupakan ketidak pastian atau kemungkinan terjadinya sesUllltu, yang bila terjadi

akan mengakibatkan kerugian. Dengan demikiar1 risilm mempunyai karakterisitik :

(52)

kemgian.

a. Risiko dapat dibedakan dengan berbagai macrun cara, antara lain : 1) Menumt sifatn.ya risiko dapat dibedakan kedalam :

(a) Resiko Murni (risiko ye.ng tidak 、ゥウ・ョァセェ。I@

Adalah risiko yang apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disegaja. Contoh : risiko terjadinya kebakaran, bencana alrun, pencurian, dsb.

(b) Resiko Spdrulatif (risiko disengaja)

Adalah resiko yang sengaja ditimbullkan oieh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya. Contoh : n:sil!m produksi, resiko moneter (kurs valuta asing).

( c) Resiko Fundrunental

Adalah risko yang penyebab11ya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tiidak hanya satu atau beberapa orang saja, tetapi banyak orang. Contoh : risiko terjadinya kebakaran, bencana alam, resiko perang, po!usi

udara.dsb.

(d) Resiko K.husus

(53)

kapal kandas, pesawat jatuh, di!. { e) Resiko Dinemis

Adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan

kemajuan (dinamika) masyarakat di bidiang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti risiko keusangan, risik:o penerbangan luar angkasa Kebalikannya disebut, Resiko :Statis, seperti risiko

bari tua, risiko kematian dan sebagainya.

b. Menurut surnber I penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan kedalam 1) Resiko Intern

Y aitu risiko yang berasal dari dalam, seperti kebakaran yang

berasa1 dari rumah si tertanggung sendiri.

2) Resiko ekstem

Y aitu risiko yang berasal dari luar , seperti risiko kebakaran

dari

rembetan rumah yang bersebelahan, benc:ana alam.

4. Pembelian Impulsif

Pembelian impulsive merupakan perilaku pembelian konsumen yang tidak direncanakan. Alasan pembelian tersebut karcna waktu dan

usaha

(54)

dalam (M.F .Shellyana.J, dkk., 2002: 69).

Beberapa pakar teori mengemukakan bahwa kesetiaan terhadap merk me!llptw.yai korelasi dengan ting!rat keterlibatan konsumen. Keterlibatan yang tinggi menimbulka11 pencarian infonnasi yang elcstensif dan akhimya kesetiaan terhadap merk, sedangkan keterlibatan yang renciah menimbulkan kesadaran terhadap merk dan kemudian mungkin ke kebiasaan membeli merk tersebut.

Perilaku pembelian yang tidak clirencanakan (unplanned buying) atau pembelian impulsif (impulsive buying) mempakan sesuatu yang menarik bagi produsen maupun pengecer, karena mempakan pangsa pasar terbesar dalam pasar modem. Konsumen sebagai pengambil keputusan pembelian atau yang berpengaruh dalam proses pengambilan lk:eputusan tesebut, perlu dipahami melalui suatu penelitian yang

teratur.

Patda umumnya pembelian yang dilakukan pelanggan dalam pasar modem seperti supermarket atau hipermarket, tidak semuanya direncanakan. Dip<:rldrakan 65 persen keputusan pembelian di seluruh supermarket dilakukan di dalam toko dengan lebih

dari

50 persen merupakan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. (Bayley,1998) dalan1 (Hatane Samuel, 32: 2007).
(55)

H. Penelitian Terdahulu

M.F. Shellyana Junaedi & Hendrik Hidayat meneliti tentang "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI HARGA KONSUMEN DAN

KONSEPSI PEMASARAN TERHADAP PRODUK MERK TOKO : STUDI

PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN MODEL

STRUKTURAL ". Dalam penelitiannya mereka melihat dalam keadaan

ekonomi yang lesu seperti sekarang ini permintaan akan produk-produk merk

toko semakin meningkat brena adanya efek mirror images yaitu bila

pendapatan seseorang meningkat maka p.,cmbelian ak:an produk-produk merk

toko menurun, begitu juga sebaliknya bila pendapatan seseorang menurun, pembelian ak:an produk-produk merk toko ュ・ョゥョァォ。ャセ@ seperti bayangan pada

sebuah cermin (Keller,1998). Dalam penelitiannya, untuk mengetahui

hubungan antara kesadaran harga, kesadaran nilai, persepsi kualitas harga,

loyalitas merk, penolak:an resiko, impulsive dan persepsi diri pembelanja bijak dengan sikap terhadap produk-produk merk toko digunakan model persamaan AMOS (Analysis

Of

Moment Structures). Hasilnya baihwa hubungan antar

variabel-variabel yang saling mempengaruhi, berdasarkan hasil yang

diperoleh gagasan pemasaran yang terdiri dari loyalitas merk, persepsi

pembeli bijak, penolakan resiko dan impulsive berpengaruh signifikan

terhadap persepsi harga konsumen yang terdiri dari persepsi kualitas harga,

kesadaran nilai dan kesadaran harga. .

(56)
(57)

Dari perhitungan regresi bergan<la, terbukti bahwa terdapat poia pengaruh yang positif

dan

signifikan antara variabei Persepsi Pelanggan atas Kualitas

dan

Harga produk terhadap Keputusan Pembelian. Dengan formulasi persamaan regresi Y = -2.937

+

0.585 XI

+

0.588 X2. Hal itu didukung dengan nilai basil uji hipotesis dengan menggunakan Ujii F, di mana terdapat kesimpulan ditolaknya HO, dengan demikian bahwa antara variabel bebas

dan

variabel terikat benar-benar terdapat pengaruh yang signifikan.

PERSEPSI DESAIN KATALOG, PROMOSI, KATEGORI PRODUK DAN PENETAPAN HARGA TERHADAP KEINGINAN KONSUMEN BERBELANJA (STUDI KASUS PADA KONSUMEN CARREFOUR LEBAK BULUS-JAKARTA) oleh Antoni Gelorawan. Direct Marketing Association (DMA) menyatakan bahwa terdapat lebih

dari

10.000 jenis katalog dikirimkan kepada kommmen. Konsumen dapat menerima sekitar 70 katalog dalam satu minggunya di musim liburan. Dalam penelitiannya pada awal tahun 2000, Chiger (2001) mec.dapati adanya peningkatan konsumen yang berbelanja melalui katalog_ Reynolds (1974) mengungkapkan bahwa konsumen yang berbelanja melalui katalog biasanya memilild

tingkat

(58)

Market Leader di biclangnya. Dalam mensukseskar1 tujuannya, Carrefour

ュ・ョ・イセNーォZ。ョ@ strategi promosi tertentu yang salah satunya adalah penyampain catalog (direct mail) kepada calon pembeli, Dengan frekuensi 1-2 minggu sekali clan desain yang selalu dibuat menarik (rnisalkan dengan cover artis terkena!), Carrefour berusaha menarik konsumen berbelanja dengan ketalog

ini. Tes is ini merupakan studi terhadap usalta promosi Carrefour meialui

katalog dikaitkan dengan keinginan konsumen untuk berbelanja. Empat unsur dalam katalog yaitu desain, kategori/pilihan produk, cam promosi clan harga diduga dapat mempengaruhi keinginan berbelanja konsumen. Hasii penelitian menunjukkan bahwa bauran keempat unsur tersebut secara statistik mempengaruhi keingiaan berbelanja konsumen secan1 signifikan . Dengan dernikian, Carrefour dapat menerusk:an strategi promosi yang dilakukannya sekarang ini dengan meningkatkan ftmgsi katalog dalam mempengaruhi keinginan berbelanja konsumen

PENGUJIAN MODEL PERSEPSI HARGA - PERILAKU BELANJA SERTA MODEL ALTERNATIFNYA: (Suatu Penelitian Pada Hypermarket Asing Di

Jakarta)

oleh Lilik Trianah. Penelitiau

ini

bertnjuan untuk: mengetahui berbagai ha! tentang persepsi harga konswnen dan pengaruhnya terhadap perilaku belanja pada hypermarket asing sc::rta menguji modelnya. Beberapa pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan konsep atau konstruk persepsi harga clan perilaku belanja pada hypermarket asing (Carrefour) berusaha untuk: dicari jawabannya. Kuesioner disebarlkan kepada individu
(59)
(60)

I. Kenmgka Pemikiran

Perkembangan pasar modem (rite/) di Indonesia yang pesat akhir-akhir ini membawa perubahan pada kebiasaan belanja masyar&lcrt. Masyarakat yang tadinya berbelanja pada pasar tradisional, perlahan-1.ahan beralih ke pasar modem dcngan berbagai alasannya. Demikian pula dengan krisis ekonorni yang telah melanda negara ini, membuat masyarakat semakin pandai d;tlam membelanjakan uangnya. Kehadiran pasar modem asing (hypermarket) yang dalarn satu sisi menawarkan sebagian produk dengan harga yang rendah

clan

pada sisi yang lain tetap menjaga kualitas, menimbu.lkan berbagai persepsi harga. Persepsi harga

ini

yang di dalam penelitian ini merupakan variabel independent.

Salah satu strateginya adalah memberikan konsumen jaizji akan memberikan haiga yang lebih murah dari tempat berbelanja yang lain

clan

apabila menemukan yang lebih murah

malca

uang dapat dikembalikan, sebagai cara untuk mempertahankan konsumen lama

clan

menarik konsumen barn. Dengan itu konsumen clituntut secara cermat dalam membeli, karena persepsi pembeli tentang harga bermacam-macarn yang pada akhimya bisa mempengaruhi sikap dan loyalitas konsumen pada produlk merk toko.
(61)

J. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara tentang pengaruil antara variabel independen terhadap variabel dependen, yang akan dilakukan pengujian dalam penelitian. Hipotesis yang telab dibuat dau akan C:iuji dalam penelitian ini adalah:

1. Ho I: Persepsi harga yang terdiri dari pers1epsi lrualitas harga, kesadara..'l nilai clan kesadaran harga tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen pada produk merk toko.

Hal: Persepsi harga yang terdfri dari p<:rsepsi kualitas harga, kesadaran nilai clan kesadaran harga berpengarulli signifikan terhadap sikap konsumen pada produk merk toko.

2. Ho2 : Konsepsi pemasaran yang terdiri dari loyalitas merk, persepsi diri pembelanja bijak, penolakan resiko clan pembelian impulsive tidak

berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen pada produk merk toko.

(62)

BAB ill

METODOLOGI Jll'ENELITIAN

A. R!.!ang Linglrnp Pen'3iitian

Objek dari pene!itian ini ooalah Hypem1arket Carrefour Lebak Bulus. Ruwg lingkup dari penelitian ini akan membahas rnengenai persepsi harga cian konsepsi pemasaran serta pengaruhnya pada sikap konsumen terhadap produk merk toko Carrefour.

TujU811 penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh persepsi harga dan konsepsi pemasaran pada sikap konsumen terhadap produk merk toko, untuk menganalisis bagaimana sikap konsumen terhadap produk merk toko Carrefour, dan untuk menganalisis tingkat pengaruh persepsi harga dan kon:sepsi pemasaran pada sikap konsumen terhadap produk merk toko Carrefour .

B. Metode Penentuan Sample

(63)

2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh ;x>pulasi tersebut. Metode peng:llilbilan sample yang digunakan adalah Judgement Sampling (Purposive) yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan dan kriteria tertentu. (Sugiyono 200 I :78).

3. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampe!. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah scbanyak l 00 orang responden yang merupakan konsumen atau pembeli produk Carerefour di wilayah Ciputat,

clan

dianggap sudah cukup mewakiii populasi yang ada. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah melalui cara Convinience Sampling, dimana kita abn menjadilmn sampel terhadap orang yang mudah ditemui atau dihubungi, mudah untuk mengukur dan kooperatif (Freddy Rangkuti, 2003:32).

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Sedangkan sumber data internal didapat dari

Carrefour dan situsnya dan eksternal didapat dari konsumen dengan menggunakan knesioner.

I. Data Primer

(64)

a. Observasi (Observation)

Obsetvasi atau pengamatau adalah suatu teknis mencari atau mengumpu!kan data dengan mengamati dan melibat

secara

nyata keadaan dan kond:si Carrefour dengan segala aspek kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.

b.Vlawancara

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang

dilakuka.Tl dengan cara tanya jawab kepada para pembeli untuk mendapatkan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam ha! ini penulis melakukan survey langsung dengan para pembeli.

c. Angket (Kuesioner)

Y aitu teknik peugumpulan data deugan cara memperoleh data melalui responden dengan menyebar bebera.pa pertanyaan tertulis kepada pasien.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data ケセァ@ diJ.>eroleh dengan cara mengumpulkan dokurnen atau laporan

yang

bersumber dari Hypermarket Carrefour yang berkaitan.

a Studi Kepustakrum (Library Research)

(65)

yang relevan dengan penyusunan skripsi ini.

b. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah pengumpulan data dengan earn mengutip langsung data yang diperoleh dari Carrefour, yang terdiri dari sejarah perusahaan, struktur organisasi dan bidang usaha.

D. Metode Amdisis dnn Uji Hipotesis

l. Metode Analisis

Setelah data yang diperlukan terkumpul lalu dinyatakan valid dan reliable, maka langkah selanjutnya ada!ah melakukan analisis data sehingga dapat mempermudah dalarn penarikan kesimpulan. Ada.pun analisis data yang digunakan dalarn penelitian ini adalah Analisis Kuantitatif, yaitu suatu metode yang menggarnbarkan hubungan antara variabel-variabel penelitian dengan metode statistik Untuk mengetahui bagaimana analisis Kesadaran Harga, Kesadaran Nilai, Kualitas Harga, Loyalitas Konswnen, Pe

Gambar

Tabel 2.1.
Tabel3.l Skala Likert
Tabel 3.2 Operasional V ariabel Penelitian
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan yakni model matematika sirkulasi udara pada tanaman kopi berdasaarkan tingkat kekasaran

Anggota Direksi telah mengungkapkan pada Laporan Pelaksanaan GCG ini tentang tidak dimilikinya saham yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih baik pada Bank Mega Syariah

Untuk mengetahui berapa pemberian dosis nurtisi AB Mix yang paling efektif terhadap laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi (brassica juncea

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mencit Balb/C mampu memproduksi antibodi terhadap MRP dengan absorbansi tertinggi 3,889 dan dapat digunakan untuk mendeteksi serum babi di

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Satoto (1990), faktor kuat yang memengaruhi pertumbuhan adalah lingkungan asuh dan konsumsi makanan, terutama masukan

Unnecessary motion dapat didefinisikan sebagai segala yang berkaitan dengan penggunaan waktu yang tidak memberikan nilai tambah untuk proses maupun produk.Waste jenis ini

4155 Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah di uraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa; 1) Variabel kecukupan modal memiliki pengaruh positif dan

Bermain di rumah sakit dapat memperbaiki konsep - konsep yang salah tentang penggunaan dan peralatan dalam prosedur medis karena sambil bermain perawat menjelaskan