ANALISIS PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN
KONSEPSI PEMASARAN TERHADAP SIKAP
KONSUMEN PADA PRODUK MERK TOKO
(Studi Kasus Carrefour Lebak Bulus)
iャャᄋᄋセ@
111
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SufiArgom
Nil.VI: 103081029209
JURUSAN MANAJEMEN
'
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
I
セMセMMセセMMMMセMセM _jANALISIS PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN KONSEPSI
PEMASARAN TERHAUAP SIKAP KONSUMEN PADA PRODUK MERK
TOKO (Studi Kasus Pada Carrefour Lebak Bulus)
Skripsi
Diajukan !rnpada F<:kultas Ekonomi d<L'1 Ilnrn Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
Oleh:
SUFIARQOM
103081029209
Di bawah Bimbingan
Pembimbing II
Prof. DR. Abdul Hamid, MS NIP. 131474 891
Cut Erika Ananda Fatimah,SE.,MBA
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDA YATULLAH
JAKARTA
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN KONSEPSI
PEMASARAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN P ADA
PRODUK MERK TOKO
(Studi Kasus Ca·rrefour Lcbak Bulus)Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
Oleh:
SufiArgom NIM: 103081029209
Dibawah Bimbingan
Pembimbing II
Prof.Dr. Abdul Hamid, MS NIP: 131474891
Cut Erika Ananda Fatimah,SE.,MBA
Penguji Ahli
Leis Suzanawatv, M.Si. NIP : 150 368 745
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILI\-IU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY A TULLAH
JAKARTA
Nama
Tempatdan Tanggal Lahir Jenis Kelamin
Agama
Alam at
Telepon
Riw!iyat Pendidikan :
Tk. Al-Khairiyah MI Al-Khairiyah
PonPes Gontor Ja-Tim
UIN SyarifHidayatullah
DAFTAR RIWAYAT IDDUP
: Sufi Arqom
: Jakarta, 18 Februari 1985
: Laki-laki
; Islam
: Jl.Mar.ggar Blok Y No. l
Rt.O 12/08 Jakarta Utara 14270 : (021) 4304256
ABSTRACT
"Analysis Influence of Perception of Price and Marketing Conception To Consumer Attitude in Retail Product " (Carrefour Lebak Bulus). Undergraduate program (S-1) Concentration on Marketing of Economics and Social Science Faculty of Syarif Hidayatullah Islamic University of state Jakarta 2008.
Nature of this research is research of asosiatif. this is a research to explain the position of variables surveyed and the influences or relationship together with the impact of variables mentioned. The focus of the research is on Three variables : per<:eption of price (XI) and marketing conception ( X2) as independent variables, and consumer attitude in retail product ( l'.) as dependent variable. To obtain data for all third variables mentioned, taken by sample counted 100 responder. From result of research known that influence between perception of price to consumer attitude in retail product of Carrefour is equal to ( 74.5 %) meaning that perception of price giving influence significantly to consumer attitude in retail product. Wltile for the variable qf marlmting conception equal to ( 81.8 %) meaning that marketing conception also irifluence significantly to consumer attitude in retail product of Carrefour. Wltile to both variables perception of price and marketing conception to consumer attitude in retail product with Us value 0.000< 0.05 meaning that perception of price and marketing conception irifluence to consumer attitude in retail product of Carrefour. With value of R Sf{".mre ( 66. 9 %) which mean that perception of price and marketing conception can influence ccmsumer attitude in retail product. Result of con-elation hypothesis test ( t test) showing theoretical t ( 0.222) for the variable of perception of price is smaller than t table of ( 2.00) meaning to accept Ho and refuse Ha, while for the conception of marketing of theoretical t ( 5. 782) is bigger than t table of ( 2. 00) meaning to refuse Ho and accept Ha.
ABSTRAK
"Analisis Pengaruh Persepsi Harga dan Konsepsi Pemasaran Terha:dap Sikap Konsum.:in Pada Produk Merk Toko" (Carrefour Lebak Bulus). Strata satu (S-I) jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial uョゥカ・イウゥエ。セ@ Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.
Sifat penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu untuk me:njelaskan kedudukan variabel yang diteliti serta pengaruh atau hubungan variabel tersebut. Tiga variabel yang menjadi fokus penelitian ini adalah persepsi harga (XI) dan konsepsi pemasaran (X2) sdalah variabel bebas dan sikap konsumen pada produk merk toko (Y) adalah variabel terikat. Untuk memperoleh data bagi ketiga variabeJ tersebut, diambil sample sebanyak I 00 responden. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 1>engaruh persepsi harga terhadap sikap konsumen pada produk merk toko Carrefour adalal1 sebesar adalah (74.5 %) yang berarti bahwa persepsi harga memberikan pengaruh terhadap sikap konsumen pada produk merk toko. SeJangkan untuk variabel konse1isi pemasaran sebesar (81.8 %)
yang berarti bahwa konsepsi pemasaran juga mempengaruhi t•erhad.'tp sikap konsumen pada produk merk toko Carrefour. Sedangkan untuk kedua variabel persepsi harga dan
KATA PENGANTAR B ismillahirraiunanirrahiim
Alhamdulillahi Rabbi! 'Alamiin , segala puji bagi Allah pemilik segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit. Atas berkat rahmat dan ridha-Nya Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi. Shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat serta pengikut-pengikutnya.
Pada kesempatan yl!ng berbahagia ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalarn penulisan skripsi ini, baik seclll'll moril maupun materil, khususnya kepada:
I. Keluargaku tercinta Abah, Ibu, kakak-kakak semua serta keponakan-keponakan
dan lrakak-kakak iparku tercinta, terima kasih atas segala cinta, kasih saying serta
dukungan doa yang tak kunjung henti. Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk kita semua agar kita selalu bersyukur.
2. Bapak Prof.DR.Abdul Hamid, MS. Selaku pembimbing '[ dan Dekan fakultas Ekonomi yang telah berkenan meluanglran waktu di se:la-sela kesibukannya, terima kasih atas ara..ltan dan saran yang telah diberikan selmna bimbingan hingga akhimya skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah SE., MBA. Selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga dan berbagi pikiran untuk memberikan bimbingan dan masukan yang berharga mulai dari persiapan hingga akhir skripsi ini.
4. Bapak Prof.Dr.Ahmad Rodoni,MM. Selaku ketua jurusar1 Manajemen Program Strata-I UIN Jakarta.
5. Seluruh dosen dan karyawan UIN yang telah memba11tu penulis selama masa akademik.
6. Thanks to the Unforgetable A-ganks Oyag, Bhu, Aris, Ipoy, botak, Roger, echo, kriwil, bom2, ge11dut, piid, cpop, gandul, omen, toing, dan semua yang belum disebutin. We will success toged1er!.
7. Thanks to Oo, Yudi, dan Endi di Tanjung Priok atas bantuan morilnya. 8. Thanks to Fitri yang selalu sabar dalam memberi semmigatnya.
DAFTAR ISI
Ll:mbar Persetujuan Dosen ... .i
Lembar Pengesahan Komprehensif ... .ii
Lembar Persetujuan Sidang ... iii
Daftar Riwayat Hidup ...• iv
Abstract.. ... v
Abstrak ... vi
Kata Pengantar ... , ... vn Daftar Isi.. ... viii
Daftar Tabet ... x
Daftar Gambar ... xi
Daftar Lampiran ... xii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... l B. Perumusan Masalah ... 13
C. Tujuan dan Manfaat ... , ... 13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Pemasaran. ... 15
B.MerkToko l. Definisi Merk Toko ... 16
2. Pembagian Jenis Merk Toko ... .18
C. Sikap Pada Produk Merk Toko ... .25
D. Tinjauan Persepsi.. ... 27
E. Harga. ... 31
F. Persepsi Harga. ... .32
G. Konsepsi Pemasaran l. Loyalitas Merk. ... .35
4. Pembelian Impulsif.. ... .., . .46
H. Penelitian Terdahulu ...•... .48
I. Kerangka Pemikiran ... .54
J. Hipotesis ...•...•... 55
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 56
B. Metode Penentuan Sample ... 56
C. Metode Pengumpulan Data. ... 57
D. Metode Analisis ... 59
E. Operasional Variabel Penelitian ... 69
BAB IV. PENEMUANDANPEMBAHASAN A. Gambaran umum Objek Penelitian. ...•... 71
B. Validitas dan Reliabilitas ... 75
C. Hasil dan Pembahasan 1. Persepsi Harga ... 78
2. Konsepsi Pemasaran ...•...•...•...•...•.•... 81
3. Sikap Konsumen pada produk Merk Toko ... 85
4. Has ii Analisis a. Uj i Normalitas dan Asumsi Klasik ... 88
b. Uji Regresi. ... 91
c. Uji F hitung ... 94
d. Persamrum Regresi dan Uji t hitung ... 95
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 100
B. Implikasi. ... 10 I C. Saran ... 102
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1. Pembagian Retail Modern dsn Tradisional... ... 25
3.1 Skala Iikert ... 62
3.2 Operasional Vari::ibel Penelitian ... 71
4.1 Hasil Trf Out instrument Persepsi Harga , Konsepsi Pemasaran dan Produk Merk Toko ... 77
4.2. Reliabilitas ... 78
4.3 Persepsi F arga ... 79
4.4 Persepsi Kualitas Harga. ... 80
4.5 Kesadaran Niiai ... 81
4.6 Loyalitas Merek ... 82
4.7 Penolakan Resiko ... 83
4.8 Pembelian Impulsif ... 84
4.9 Persepsi Pembeli Bijak. ... 85
4.10 Pertanyaan (Awareness/ Pengetahuan produk) ... 86
4.11 Pencarian lnformasi (lnterest) ... 86
4.12 Penilaian Terhadap Produk (Desire) ... 87
4.13 Multikolinearitas Coefficients(a) •... 90
4.14 Descriptive Statistics ... 91
5.15 Model Summary(b) ... 92
4.16 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi.. ... 93
4.17 ANOVA(b) ... ; ... 94
Nomor 2.1
4.1
4.2
DAFTAR GAMBAR
Keterang:m Rllliaman
Kerangka Pemikiran ...••... .56
Histogram Produk Merk Toko ... ; ... 89
Nomor
l
2 3
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan Halaman
Kuesioner Penelitian ... l 06
Data Primer Penelitian ... 114
A. L.itar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Bisnis pasar modern sudah culrup lama memlJSuki industri retail Indonesia dan dengan cepat rnemperluas wilayahnya sarnpai ke pelosok daerali. Keberadaan rnereka banyak rnenimbulkan pendapat pro-kontra. Bagi sebagian konsumen pa<;ar modem, keberadaan hypermarket, supermarket dan mini market, memang memberikan altematif belanja yang menarik. Selain menawarkan kenyam!!l1llll dan kua\itas produk, harga yang mereka pasang juga cukup bersaing bahkan lebih murah dibanding pasar tradisional. Sebaliknya, keadaan sernacarn ini jelas membuat risau para retailer kecil. Banyak dari retailer kecil mendapat imbas clari kehadiran pasar modem seperti hypermarket dengan turunnya pendapatan mereka secara signifikan.
Tahun 2008 tidak hanya dirarnaikan dengan pernilihan gubemur atau wa\ikota tetapi para retailer pun sibuk bersaing untuk mernpertabankan atau jika marnpu memperebutkan pangsa pasar. Beberapa retailer mulai berbenah diri karena rnasuknya pesaing baru di teritori rnereka.
AC Nielsen rnenyebutkan bahwa usaha eceran modem ini di Indonesia tahun 2003 turnbuh 30 persen dibandingkan dengan tahun 2001, terutluna yang berpusat di kota-kota besar. Hsオ、。イイョ。、セ@ 2004:68).
produsen yang memiliki pilihan salman distribusi 、セョァ。ョ@ cakupan yang seraakin besar (market coverage), tingkat セョェオ。ャ。ョ@ yang tinggi, menaik:kan citra produk, tetapi juga bagi konsumen dengan tersedianya pilihan belanja
(assortment item) yang lebih lengkap dan adanya kesempatan
membandingkan barga dari satu produk denga.'1 lainnya secara lebih leluasa. (Farida Jasfar, 2005:3).
Sambutan masyarakat yang sangat luar biasa terhadap berbagai hypermarket dan supermarket (pasar swalayan) antara lain disebabkan karena memanfaatkan gerai-gerai modem tersebut sebagai ajang rekreasi. Hal ini tidak lepas
dari
lokasinya yang berada di pusat keramaian dan arealnya yang luas, sehingga selain untuk tujuan berbelanja hypermarket dan supermarket dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi bersama kebimga. (FaridaJasfar,
2005:3).
Binis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan
cepat
memperluas wilayahnya sampai ke pelosokdaerah.
Seperti produk-produk merk nasional yang ada, produk-produk merk toko juga beragam jenisnya mulai dari produk-produk makanan, fashion hingga disket telah dipasarkan oleh toko-toko terkemukll. !Dengan beragamnya produk-produk merk toko konsumen semakin hras pilihannya dalam berbelanja kebutulmn mereka. Meskipun banyak ragam produk merk toko namun yang banyak ditawarkan adalah produk bahan pangan
(grocery
product)
daripada ragam kategori merk toko yang Jafo. Merk toko dalam praktek tidak dipandang sebagai ancaman bagi produk merk nasional, tetapi'
diharapkan sebagai alternative produk untuk pelanggan yang mempunyai kesadaran nilai. (Harvey 1998) dalam (M.F.Shellyana.J, 2002:68).
Dalam keadaan ekonomi yang lesu seperti sekarang ini permintaan akan produk-produk merk toko semakin meningkat karerut adanya efek mirror images yaitu bila pendapatan seseorang meningkat maka pembelian akan produk-produk merk toko menurun, begitu juga sebaliknya bila pendapatan seseorang menurun pembelian akan produk-produk merk toko meninglcat, seperti bayangan pada sebuah cermin. Dengan demikian terdapat tuntutan
untuk mengambil produk merk toko pada induslri supermarket pada umumnya. (Keller, 1998).
Perkembangan pasar modem
(rite/)
di Indonesia yang pesat akhir-akhir ini membawa perubahan pada kebiasaan belanja masyarakat. Masyarakat yang tadinya berbelanja pada pasar tradisional, perlahan-llahan beralih ke pasarmembelanjakan uangnya. Kehadiran pasar modem asing (hypermm·ket) yang <lalam sam sisi meru:warkan sebagian produk dengan harga yang rendah dan pada sisi yang lain tetap menjaga lrualitas, menimbulkan berbagai persep$i herga. Persepsi harga ini yang di dalam penelitian
mi
merupakan variabel independen, dibedakan dalam peran yang negatif dan peran yang positif.Sala!'! satu strategi dalam meraih kemenangan dalam persaingan yaitu dengan melakukan penyerangan frontal dalam persaingan retail, berarti harga dibalas harga, lokasi dibalas lokasi, promosi dibalas pro1Uosi, iklan dibalas iklan. Strategi
ini
hanya dapat diterapkan bagi retailer yang memiliki kekuatan financial yang sepadan serta memiliki target pasar den1ografis dan geografis yangsama.
Strategi Giant dalam merebut pasar dengan membuka outlet berdekatan dengan outlet Carrefour merupakan salall sa1tu bentuk penyerangan frontal. Serangan frontal dapat sia-sia jika ternyata format dan konsep yang ditawarkan tidak sesuai dengan market di lokasi tersebut.diterima konsumen. Selama harga acuan yang diiklanlkan berada di dalam batas-batas renmng harga konsumen yang dapat diterima,
maka
dianggap wajar dan dapat diterima konsurnen begitu pula sebaliknya. (Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, 2004: 160).Hypem1arket, seperti itulah brand yang dikedepanl!am oleh merek ini yaitu sebuah layarum one stop market dimana semua kebutu!Jan dijual disarul, dari kebutulian sehari-hari sampai kendaraan bermotor dij11al.
Carrefour
adalah
Hypermarket yang lebih unggul dlari segi urnur karena sudah lebih dulu bemiain di segmen ini daripada merlk: toko lain seperti Giant, yaitu anak perusahaan dari HERO supermarket yang baru bermain di segmen ini dari dua tshun yang lalu. Namun yang menarikadlliah
bahwa Carrefour tidak seperti Giant dalam usahanya memenangkan brand dengan positioning "produkdalam
negeri" dan produk ''termurah".Dalam sebuah proses bisnis dapat difohami ballwa pasti dibutuhkan pelanggan atau "customer" untuk membeli produk-produk atau jasa.
hanya nilai actual, nilai yang kasat mata saja. Tetapi lebih ke arah nilai yang dirasakan calon pembeli. Meskipun persepsi ini adalah suatu opini subyektif, tetapi itu adalah opini calon pembeli yang penting dan harus diperhatikan.
Den dalam faktanya bahwa persepsi pembdi terhl!,dap nilai menentukan semua peng&mbilan keputusan dan perilakunya terhadap pembelian produk ataujasa.
Carrefour Indonesia memulai usalumya pada oktober 1998 dengan membuka unit pertama di Cempaka Putih. Pada penghujung 1999, Carrefour dan Promodes (induk perusahaan Continent) sepakat untuk melakukan penggabungan atas semua usalumya diseluruh dunia.
Carrefour termasuk Hypermarket yang lebih unggul dari yang lainnya
seperti Giant. Ia juga adalah gabungan dari dua «:tail terkemuka sebingga
dengan terbentuknya Carrefour baru ini, maka segal!a sumber daya yang dimiliki kedua grup ini menjadi difokuskan untuk lebih memenuhi dan memuaskan pelanggan.
Fokus terhadap konsumen ini diartikan menjadi 3 pilar utama yang diyakini dapat membuat CmTefour menjadi pilihan tempat belanja bagi para konsumen Indonesia. Ketiga pilar utama tersebut adalab. :
- Harga yang bersaing - Pilihan yang lengkap
Disamping hal-hal diatas, kemunculan produk merk toko tidak diabaikan begitu saja oleh oleh para produsen merk nasional, hasil survey pada tahun 1976 di Amerika serikat sebanyak 76 persen konsumen mengatakan bahwa mereka loyal terhadap merk toko dibandingkan 23 persen yang tidak loyal. (Burton, 1998) dalam (M.F.Shellyana.J, 2002:67).
Seiricg loyalitas terhadap merk nasional menum11 konsumen mungkin
akan
beralih ke merk nasional lain atau ke merk toko, ha! tersebut menawarkan peninfkatau kesempatan meraih pangsa pasardari
produsen merk nasiona! Dan sikap terhadap merk toko berhubungan erat terhadap loyalitas merk pada beberapa kategori produk. Konsumen sekarang jugamakin
kritis dalam menilai suatu barang atau jasa, merekamakin
sadarakan
harga yang layak sesuai nilai dan kualitas yang mereka hsrapkan. Maka · produsen harus jell dalam menentukan harga.Bagaimana konsumen memanclang harga tertentu, 1inggi, rendah, wajar,
mempu.'lyai pengaruh yang kuat terha<lap maksud mernbeli clan kepuasan
membeli. Misalnya perhatikanlah persepsi kewajaran harga. Ada bukd behwa
para konsumen memang memberikan perhatian pada harga yang dibayar oleh
para pelanggan lain (seperti warganegara senior, anggo1ta klub dari golongan
yang sama). Persepsi ketidakadilan harga mempengaruhi persepsi konsumen
terhadap nilai produk, dan akhirnya terhadap kesediaan mereka untuk menjadi
pelanggan toko atau perusahaan jasa. Strategi yang mengurangi ketidakadilan
'
harga yang dirasakan akan meningkatkan panclangan tedtadap nilai produk.
Schiffman dkk. Menjelru:kan hubungan harga/kualitas bahwa nilai produk
yang dirasakan telah digambarkan sebagai trade-off antara
manfaat
(kualitas)produk yang dirasakan clan pengorbamm yang
dirasakai11
baik yang berkaitandengan keuangan maupun bukan; yang diperlukan untuk memperolehnya.
Sejumlah riset mendukung panclangan bahwa para konsumen mengandalkan
harga sebagai indikator kualitas produk. (Schiffinan dkk.., 2004: 166).
Para konsumen menggunakan harga sebagai indikator pengganti kualitas
jika mereka mempunyai sedikit informasi yang dapat dipegang, atau jika
mereka kurang yakin pada kemampmm mereka sendiri untuk melakukan
pilihan atas
dasar
hal-hal lain.Studi lain mengemukakan bahwa para konsumen yang menggunakan
hubungan harga/kualitas sebenanllya mengandalkan merk yang sebagai
Philip Kotler, tokoh pemasaran modern, mengatakan, rata-rata perusahaan
alam kehilangan setengah pelanggannya dalam waktu kurang dari 5 tahun. Di
lain pihak, perusahaan-perusahaan dengan tingkat ォ・ウゥセエゥ。。ョ@ terhadap merk yang tinggi akan kehilangan kurang dari 20% pelanggannya dalam 5 tahun. Dengan demikian, merupakan tugas perusahaan clan pei:juangan para pemasar untnk menciptakan pelanggan-pelanggan yang setia.
Menurut Sudarmadi dalam situsnya bahwa dulu orarig menganggap tujuan utama pemasar ialah mencapai kepuasan makaimal pelanggan, namun tujuan seperti itu sudah bergeser karena yang lebih penting justru loyalitas. Menurut Farid Subhan (konsultan senior di Mark Plus & co .. ), alasannya, dengan memiliki basis pelanggan yang loyal sama artinya dengan memperoleh kepastian meraih pendapatan di masa depan. Kamna, pelanggan loyal diharapkan tetap melakukan
transakai
di waktu mendatang. (Sudarmadi 2005)Keterangan diatas semakin mempedruat pendapat
bahwa
menjaga loyalitas konsumen terhadap suatu merk merupakan suatu halyang
strategis bagiprodusen clan pemasar.
berhenti. Produk-produk yang ditawarkan begitu beragam dengan merk yang juga sangat bervariasi. Begitu banyak hal yang ditawru•kan pada konsumen. Hal
ini
tentu membuat para konsumen menjadi lebih leluasa dalam menentukan pilihannya. Sementa.-a dampaknya pada produsen, hal ini menjadi tantangan yang membuat mereka harus 「・ォ・セェ。@ lebih kcras untuk mempertahankan loyalitas konsumell!lya. Para ahli pemasaran sepakat bahwa mempertahankan konsumen yang loyal Jebih efisien daripada mencrui pelanggan baru. Karena itulah, upaya menjaga loyalitas konsumen merupakan'
hal penting yang harus selalu dilakukan oleh produse11.
Dalam prakteknya manajemen retail modern kadang bertentangan dengan prinsip manajemen dari para principal (pemasok). Dengan tingkat persaingan
seperti sekarang
ini,
retailer modem lebih menuntut principal untukmemindahkan alokasi biaya pentasaran dan distribusi mereka kepada pos yang berdampak langsung terhadap tingkat harga di rak-rak toko. Sebaliknya
para
principal sangat keberatan jika mereka harus mengunwgi biaya pemasamn untuk dialokasikan kepada promosi langsung (harga ditingkat toko ).
Promosi langsung di tingkat toko atau pemberian diskon kepada toko
dinilai kunmg
berdampak
terhadap peningkatan dan pembentukan brandimage maupun awareness merek mereka di pasar. Tekilllan dari retailer untuk meningkatkan merchandise revenue mengakibatkan para principal セゥォゥイ@
ekstra keras bagaimana mempertahankan tingkat margin yang selama
ini
B. Perumusan Masalah
l. Bagaimima pengaruh persepsi harga dan konsepsi pemasaran terhadap sikap konsumen pada produk merk toko Carrefour di wilayah Ciputat secara parsial.
2. Bagaimana pengaruh persepsi harga dan konsepsi
pemasaran
terhadap sikap konsumen pada produk merk toko Carrefo111r di wilayah Ciputat secara simultan.C. Tujmm clan Mfigfaat Penelitian
l. Tujuan Penelitian
Berdasar pokok permasalahan diatas bahwa tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk: mengetahui secara parsial bagaimana pengaruh
persepsi
barga dan konsepsi pemasaran terhadap sikap konsumc:n pada produk merktoko Carrefour di wilayah Ciputat.
2. Manfaat dari Penelitian adalah
a. Bagi Penulis
Penelitian in\ digunakan sebagai syarat Ul!ltuk mendapatkan gel&r sarjana ekonomi clan ilmu sosial, jurusan rnanajernen pernasaran serta
dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan dapat mengaplikasikan
teori yang telah diperoleh selama perkuliahan di bidang pemasaran
b. 3agi Hypermarket Carrefour
Penelitian ini yaitu untuk meoanggapi perubahan yang urnum
terjadi,
terutarna untuk memperkirakan penerimaan konsurnen terhadap merk
toko untuk waktu lebih dari satu dasawarsa, serta
minat
akankesempatan merk toko oleh rantai pengecer besar.
c. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian yang
relevan dan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan
penarnbahan
ilmu kepustakaan dibidang pemasaran serta sebagai bahan acuanBAB II
TIN.JAUAN PUSTAKA
A. Definisi ilmn ekonomi dan Manajemen Pem11saran
Ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan-pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk rnenghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan rnendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dlllll di masa datang kepada berbagai individu dan golongan masyarakat. (Sadono Sukimo, 1996:9).
Manajemen adalah suatu fi.mgsi dasar dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian lowongan, kepemirnpinan dan pengendalian dalam suatu organisasi. (Harold Koontz dkk., 1994:75).
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatllin bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang danjasa yang rnemuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. (Murti Surnarni, dkk., 1998:261 ).
untulc menghasilkan pertukaran yang memenuhi sas11111n-sasl!fan perorangan dan organisasi. (Philip Kotler, 1991:14).
B. Merk Toko (Retail) Sebagai Strategi Pemasarnn Dalam p・ョァセ・・イ。ョ@
l. Definis! merk toko (retail dan retailing)
Merk toko adalah produk-produk yang dipasarkan oleh pengecer dan para anggota lain dari rantai distribusi. (Keller, 1998). Merk toko juga didefinisikan sebagai private branding atau store brand (merk toko) yang
terjadi bila pengecer mengembaugkan merknya sendiri Jan kontrak
dengan produsen untuk membuat barang dengan merk pengecer pada produk tersebut sebagai pengganti merk produselh. Seperti produk-produk merk nasional yang ada, produk-produk merk toko juga beragamjenisnya mulai dari produk-produk makanan, pembalut wanita, minuman dalam kemasan, fashion hingga disket telah dipasmkan oleh toko-toko terkemuka. Dengan beragamnya produk-produk tnerk toko konsumen semakin luas pilihannya dalam berbelanja kebutuhan mereka. Meskipun banyak ragam produk merk toko namun yang banyak d!tawarkan adalah produk
bahan
pangan (grocery product) daripada 1ragam kategori merek toko yang lain. (Dunne, Dkk., 1999 dalam M.F.Shellyana :70).Sedangkan menurut Gilbert. Retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarnhkan kemampuan ー[セュ。ウ。イ。ョョケ。@ untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti de.ri distribusi. (Gilbert, 2003: 6).
Di.:n dalam kamus Bahasa Inggris-Indonesia . Retail bisa diartikan sebagai "eceran". Definisi
ini
penting untuk dipahami agar pembahasan selanjutnya tentang retailing dapat lebih dimengei:ti. (Shadily dan Echols, 1995: 483)."Retailing is the final part of the marketing process in which the
various fa11ctions of seiler, usually a store or servi'ce establishment and
the buyer, an individual consumer, are primarily oriented to
accomplishing the exchange of economic goods and services for purposes
of personal, family or household use" (Davidson dan Dody, 1966: 6). Yang artinya: Retailing adalah bagian akhir dari proses pemasaran dimana
terdapat heragam fungsi dari penjual, biasanya sebagai sebuah toko atau
tempat pelayanan dan pembeli, yaitu konsumen individu,
terutama
berorientasi untuk terjadi pertukaran barang-barang ekonomi dan jasa dengan tujuan untuk digunakan sebagai ォ・ー・イャオキセ@ pribadi atau rumah tangga, tidak untuk dijual kembali untuk memperoleh keuntungan.
Sedangkan menurut Dune dan Lusch, retailling terdiri dad
Bush, Gresham dalam bukunya yang berjudul "Retailing" mendefinisikan retai!ing sebagai semU!I aktifitas yang mengi!rutsedakan pemasaran barang dan jasa secara langsoog kepada pelanggan (Lucas, Bush, Gresham, 1994:2).
Retailing dapat juga diartikan sebagai semua aktivitas yang ditampilJc.au oleh pedagang dalam menawarkan barang dan jasa untuk dijual ke konsumeu
akhir.
(Marquadt, Makeus dau. Roe, 1983: 8).2. Pembagianjenis merek toko (retail)
Peugecer dapat digolongkan menurut: (a) luasnya lini produk (LP), (b) bentuk pemilikan, (c) penggunaan fasilitas, dan (d) ukurau toko (Swastha, 1979) dalam (Tulus Tambuuan.Dkk, 3 : 2004)
a. Luasnya Lini Produk
Lini Produk adalah sekelompok barang yang memiliki tujuan penggunaan yang sama, misaluya alat-alat rumah tangga, alat-alat olah raga, makanan dau minuman, dll
dari
sc:ibuah toko serba ada. Berdasarkan luasnya LP, pengecer dapat dibagi ke dalam beberapa kategori sebagaiberikut.
(Kotler, 2001).1) Toko khusus
terlalu besar, milik pribadi, clan badan hulrnmnya berbentuk usaha perorangan, firma atau CV. Toko l:..husus dapat dik:lasifikasikan lagi menurut tingkat keklmsusan LP-nya. Toko pakaian merupakan toko lini tunggal; toko pakaian pria merupakan toko sangat khusus. Di Indonesia saat ini
toko
khusus yang berkembang pesat dalam beberapa tahun belakangan ini adalah AGlS (PT Artha Graha Investama Sentral) sebagai salah satu retail yang mengkhususkanュセョェオ。ャ@ barang-barang elektronik. Lainnya yang masuk kelompok ini a.dalah Cosmo yang hauya menjual produk-produk Jepang clan toko roti Holland Bakery yang hanyajual roli.
2) Toko serba a.da
Yaitu toko yang menjual berbagai macam LP. Biasanya toko seperli ini mempunyai volume usaha yang besar, kondisi keuangannya lebih kuat, clan
badan
hukumnya berbentukperseroan
terbatas
atau paling tidak berbentuk CV.Mfaalnya Ramayana
danSarinah.
3) Pasar Swalayan
4) Toko Convenience
Y aitu toko yang relatif kecil dan terleutk di daerah pemukiman atau di jalur high traffic, memiliki jam buka yang p!lll.jang (24 jam) sel!m1a tujuh hari dalam seminggu, dan menjual LP convenience
yang terbatas seperti minuman, makanan ringan, permen, rokok, dll., dengan tingkat perputarannya yang tinggi. Jam buka yang panjang dan kareua konsumen hanya membeli di toko ini hanya sebagai "pelengkap" menyebabkan toko ini menjadi suatu operasi dengan harga tinggi. Termasuk dalam kelompok ini !ldalah 7: 11.
5) Toko Super, Toko Kombinasi dan Pasar Hyper
Toko Super
rata-rata
memiliki ruang jual 35.000 klilki persegi dan bertajuan memenuhi semua kebutuhi;n konsumen untuk pembelian makanan maupun bukan makat1an secara rutin. Merelra biasanya menawarkan pelayanan seperti cucian, membersihkan,perbaikan
sepatu, penguangim eek, dan pemli>ayaran tagihan, sertamakan
siang murah. Toko kombinasi merupalcan diversifikasi 11S!ilia pasar swalayan ke bidang obat-obatan, de:ngan luas ruangjual
sekitar 55.000 kaki persegi.
Masuk
dalam kelompok ini mulaidari
6) Toko Diskon
Y aitu toko yang menjual secara reguler barang-barang standar dengan harga lebih murah karena mengarnbiil marjin y:ang lebih rendah dan menjl.illl dengan volume yang lebih tinggi. Umumnya menjual merek nasional, bulam barang bermutu rendah. Pengeceran diskon telah bergerak dari barang dagangar1 umum ke khnsus,
seperti toko diskon alat-alat olah raga, toko elektronik, dan toko
buku.
7) Pengecer Potongan Harga
Kalan toko diskon biasanya membeli pada harga grosir dan mengambil margin yang kecil untuk menekan harga, pengecer potongan harga membeli pada harga yang l•ebih rendah daripada harga grosir dan menetapkan barga pada konsumen lebih rendah
daripada harga eceran. Mereka cenderung menjual persediaan barang dagangan yang berubah-rubah clan tidak stabil sering
merupakan sisa, tidak laku, dan cacat yang diperoleh dengan barga lebili rendah dari produsen atau pengecer lainnya Pengecer potongan harga telah berkembang pesat dal.am bidang pakaian, asesoris, dan perlengkapan kaki. Contoh dari pengecer potongan harga ini adalah factory outlet, seperti Herritage dan Millenia.
dengan marjin tinggi, perputarannya cepat, be1merek, dengfill. harga diskon. Produk-produk yang dijml meliputi perhiasan, alat-alat pertukangan, kamera, koper, perkakas kecil, mainan, dan alat-alat olah raga.
9) MOM & POP Store
Y aitu toko berukuran relatif kecil yang dikelola secara tradisional, umumnya hanya menjual bahan pokok/kebutuhan sehari-hari yang terietak di daerah perumahan/pemukiman. Jenis toko ini dikenal sebagai toko kelontong.
10) Mini Market
Yaitu toko berukuran relatif kecil yang merupakan pengemhangan
dari
Mom & Pop Store, dimana pengelolaannya lebih modem, dengan jenis barang dagangan lebih banyak. Misalnya Indomaret.b. Bentuk Pernilikan
Menurut bentuk pernilikannya, pengecer dapat digolongkan ke dalam dua kategori sebagai berikut. (fulus TambUJ11an.Dkk, 4: 2004) :
1) Independent store
Yaitu toko yang tidak dimiliki ofoh sekelompok orang, melainkaµ milik pribadi seseorang yang juga merupakan pimpinan
Tabel 2.1.
Pembagian Retail Modern dan Tradisional
Klasifikasi Retail Modern Retail Tradision;;f]
Lini Produk
© Toko Klmsus © Mom&Pop
© Toko Serba Store
Ada © Mini Market
© Toko Swalayan
© Toko Convenience
© Toko Super, Kombinasi, dan Pasar
Hyper
© Toko Diskon © Pengerer Potongan Harga
© Ruang Penjual
Kata log KepemI1ikan
© Corporate © Independent
Chain Store Store
Penggunaan
Fasilitas © Alat-alat © Alat
pembayaran modem Pembayaran tradisional · (komputer, credit card, (manual I calculator,
autodebet) casll)
© AC, Eslralator © Truigga, tanpa
/Lift AC
Promosi
©Ada © TidakAda
Keuangan
© Tercatat dan © Belum tentu
Dapat dipublikasikan tem1t11t dan tidak dipublikasikan Tenaga Kerja
© Banyak © Sedikit,
biasanya keluarga
Fleksibilitas
Operasi © Tidak © Fleksibel
Fleksibel
C. Sikap Pada Produk Merk Toko
Komponen proses pada produk merk toko berhubungan dengan earn konsumen mengambil kcputusan. Untuk memahaminya dibutuhkan pertimbangan psikologis yang mewakili pengaruh dalam diri (motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian clan sikap ) yang mempengarnhi proses pengambilan keputusan konsumen. Apa yang mt:reka butuhkan atau rnginkan serta kesadaran mereka terhadap berbagai ーゥャゥィイオセ@ produk (awareness),
kegiatan mereka dalam ー・ョセーオャ。ョ@ informasi HゥョエNセイ・ウエI@ dan penilaian mereka mengenai berbagai alternative (desire). Yang ter<liri dari tiga tahap: a.
Pengenalan kebutuhan (awareness), b. Penelitia111 sebelum pembelian
(interest), c. Penilaian berbagai alternatif (desire). (Scllrlffinan, Dkk., 2004: 492).
mencerminkan suatu pandangan pribadi yang negati:f atau positif mengenai suatu obyek/konsep; atau suatu keadaan ac:ih
talc
acuh yang menunjukkan titiktengah (mid point) diantara dua titik ataupun dua pokok yang saling berlawanan. ( Noorhudha Muchsin, Dkk., 2003).
Model sikap terhadap obyek secara khusus cocok untuk pengukuran sikap terhadllp suatu produk atau merek 1ertentu (Fishbein tfalam Scbiffinan dan
Kanuk, 1994). Menurut model ini, sikap konsumen didefinisikan sebagai suatu fungsi dari penampilan dan evaluasi terhadap sejumlah keyaldnan dari
produk tertentu atau atribut-atribut yang dimiliki olelil suatu produk atau
merek tertentu (Schiffinan dan Kanuk, 1994). Seianjutnya dalam model ini Fishbein (1975) mengatalcan bahwa sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah fungsi dari keyaldnan dia bahwa obyek tersebut berkaitan dengan atribut-atribut tertentu dan tanggapan evall!!ltif yang dikaitkan dengan keyakinan tersebut. ( Noorhudha Muchsin, Dkk., 2003).
Sikap sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cam yang menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang dinilai. Menurut Robbins (2006:169) sikap adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek,orang atau suatu peristiwa. Sedangkan menurut Simamora (2002:14) bahwa di dalam sikap terdapat tiga komponen yaitu 1) Cognitive component:
sikap secara keseluruhan. 2) Affective component : emosional yang merefleksikan perasaan seseorang terhadap suatu obyek, apakah obyek tersebut diinginkau atau disukai. 3) Behavioral component: merefleksikan kecenderungan dan perilaku
aktual
terhadap suatu obyek, yang m!lllll komponen h-ll menunjuklam kecenderungan melakulmn suatu tindakan. (Dewi Urip Wahyuni, 2008:32).D. Tinjauan Persepsi
Persepsi adalah seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu
perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi
berouat
sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya. (Philip Kotler, 1991: 248)Solomon (l 999) mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dan dipilib, lk:emudian diatur dan
akhirnya diinterpretasikan. Dapat diartikan secara sederhana persepsi kousumen adalah bagaimana kousumen menginterpretasi suatu produk. Menurut (Prasetijo dan Ihafauw 2003:68) dalam (Ristiyanti.P& Agus.S, 2007:107).
Denga11 demikian penilaian teihadap harga suatu produk dikatakan mahal, murah atau biasa saja dari setiap individu tidaklah hruus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar - belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu.
Pada dasarnya setiap orang bertindak sesuai dengan persepsi mereka terhadap suatu ha!. Setiap individu melakukan aksi dan reaksi berdasarkan persepsinya bukan pada objek nyata Persepsi konsumen sangat penting bagi pemasar daripada pengetahuan mereka mengenai objek nyata.
Setlap orang adalah konsumen. Berbagai tllill:ant persepsi turut
mempengaruhi konsumen dalam tindaJcannya. Buktiinya dapat dilihat pada kebiasaan berbelanja, bagaimana memanfaatkan waktu foang dan sebagainya. Karena setiap konsumen dalam mengambil kep111tusan dan melakukan tindakan berdasarkan ·apa yang mereka persepsi dari kenyataan maka sangat penting bagi pemasar memahami seluruh gagasan m{:ngenai persepsi dan
konsep yang berhubungan dengan persepsi sehingga. dapat menentukan apa yang mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk (Schifinan,
1987:171).
Produk berbeda dengan merk. Prociuk hanyalah sesuatu yang dihasilkan
pabrik. Sementara itu merk mempakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila produk bisa dengan mudab ditiru pesaing, merk selalu memiliki keunikan. Produk biasanya cepat usang. Sebaliknya, merek yang sukses akan terns
Selain merk, persepsi memegang peran penting pula dalam pemasaran. Pasar dimiliki mereka yang pandai bermain dengllll persepsi. Pemasaran merupakan ajang pertempuran persepsi, bukan pertempuran produk. Dalam pemasaran, persepsi dianggap lebih penting daripada kenyataan. Perilaku manusia biasanya lebih
dilcuasai
kepercayaan terhadap sesuatu yang dianggap benar daripada apa yang sesunggullllya benar. Akibatnya, seseorang dapat dikelabui olch gagasan dan harapannya.Hasilnya, persepsi seseorang dengan orang lain bisa berbeda-beda. Apa . yang diketahui seseorang menceiminkan apa yang diJ.'leiajarinya di masa lalu, keadaan pikirannya saat ini. Hal tersebut, sedikit ban.yak dapat menerangk:au mengapa produk yang berharga
sama,
berknalitas sania, bisa dipersepsikan berbeda.Pemasar dalam menentukan bagaimana produk baru dibuat dan dipersepsi baik oleh konsumen sebaiknya mempertimbangkan 11engaruh-pengaruh yang dapat mendistorsi persepsi sebagai berikut: (Prasetijo& Ihalauw 2003 :84-86).
a.
Physical Appearance.
Orang cenderung suka pada knalitas yang mereka asosiasikan dengan orang-orang terte:ntu yang mirip denganmereka.
b. Stereotype. Gambaran yang selalu ada dalam benak seseorang
menentukan persepsi konsumen rerhadap suatu stimulus.
c. Sumber-s!Jllber yang dihormati biasanya memberi bobot persepsi lebih.
d. Irrelevant cues. Orang membeli sesuatu dengan ambut produk yang sebetulnya bukan prcduk inti.
e. First Impressions atau kesa."l pertama. Sesuam yang saugat berkesan, sulit untuk diubah dan bahkan cenderung selamanya. Perkenalan produk adalah tahap sangat pe!lting yang llkan masuk dalarn persepsi konsumen, oleh karena itu harus didahului de!lg.an perancangan yang hati-hati. Bila kesan pertama ini positif, maka pemasar sudah memperoleh keuntungan besar dalam positioning dan repositioning
produk tersebut.
f. Jumping to Conclusior.s. Seringkali orang menyimpulkan, terutama dalam
hal
performansi produk, sebelum melilmt bukti-bukti yang relevan.g. Halo Effect. Halo Effect
adalah
kesan umum (jelek maupun baik) yang diberikan pada suatu interpretasi stimuli .pengaruh positif terhadap kualitas yang dirasakan tetapi pengaruhnya negatif terhadap nilai yang dirasakan da.! kesediaan responden untuk membe!i. (Schiffimm clan L.L. Kanuk, 2004: 166).
E. Harga
Harga ada!ah jumlah uang ditambah beberapa produk kalau mllllgkin yang dibutuhkan untuk mendapatkan セェオュャ。ィ@ kombirutllt dari barang beserta pelayanannya (M.Sumarni dan J.Soeprihanto, 1998:281).
Menyatakan bahwa harga merupakan pengorbamm ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk. memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bngi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melalmkan
transaksi
atau tidak. (M:onroe,1990dart
Kotler, 1996) dalam (Isman Pepadri, 2002: 15).Dalam pertukaran atau pengukuran nilai suatu produk dalam pasar biasanya menggunakan uang. Jumlah uang tersebut biasanya menunjukan harga SIJlltu produk ataujilrn seseorang ingin membeli sem.tatu barang danjasa,
uang yang dibutuhkan untuk meudapatkan sejumlah kombinasi
dari
barang beserta pelayanannya".(Wiliam
J Stanton, 1993: 13)Dan menurut Basu Swastha, bahwa pengertian harga adalah " jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. (Basu Swastha, 1998:97)
Harga merupakan variabel yang mempengaruhi 1iersepsi nilai konsumen terhadap keputusan pembelian. membedakan antara
objective price
yaitu bargaaktual dari
suatu produk danperceJved price
yaitu harga yang berada di pikiran konsumen. (Zeithaml, 1988) dalam (Jacoby dan Olson 1977).Harga
aktual
adalah harga yang<ertera
pada produk. sedangkan perceived price adalah barga yang mahal atau murah dalam pikiiran konsmnen .. Bukti lain yang diungkapkan Zeithaml (1988) bahwa konsumen menggunakan barga untuk menilai kualitas produk saattidak
terdapat petunjuk lain, (M.F.Shellyana.J.&H.Hidayat 2002:76).Dari
beberapa pengertian harga di atas, malra harga dapat diartikan sebagai nilai pertukaran yang ditetapkan oleh ーセェオ。ャ@ dan pembeli untuk memperoleh suatu produk.F. Persepsi Harga
kesadaran niiai. (Peter dan Olson,1993) dalam M.F.Shc:llyana.J.&H.Hidayat (2002:70).
Dalam kenyataannya konsumen dalam menilai harga terhadap suatu produk, sangat tergantung bukan hanya dari nilai nomiilal secara absolut tetapi melalui persepsi mereka terbadap harga. (Nagle dan Holden, 1995) dalam (Isman Pepadri, 2002: 16).
Kesadaran harga merupakan sesUlltu yang rela diberikan atau dikorbankan untuk mendapat suatu produk. Jadi seseorang dengan kemauannya sendi!i memberikan sesuatu baik material atau nonmaterial 1untuk memiliki atau menggunakan produk atau jasa dengan asumsi bahwa orang tersebut mau karena persepsi mereka akan sesuatu yang mereka
be:rikan
bernilai sesuai dengan yang mereka dapatkan. (Zheitaml, 1988) dalam (M.F.Shellyana.J.&H.Hidayat, 2002:70).Persepsi harga terhadap penilaian kualitas suatu produk, sangat tergantung dari informasi yang melekat pada prodU:k tersebut dan juga
tergantung dari seberapa besar informasi tersebut difahami oleh setiap individu. Informasi tersebut dapat berupa ektrinsik dan intrinsik. Dan jika
konsumen sudah akrab dengan suatu merek atau mempunyai pengalaman dengan suatu produk atau jasa, maka harga sebagai sebuah faktor dalam pernilihan produk akan berkurang ke1ientingannya (Sc:hiffinan dan Kanuk,
2004: 163,167).
evaluasi menyeluruh dari kegunaan suatu produk yang didasari oleh persepsi konsumen terhadap sejumlah
manfaat
yang akan diterima dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan atau secara umum dipikiran konsumen value dikenal dengan istilah "Value for money". "Best value". (Morris dan Morris, 1990) dalam (Ismrui Pepadri, 2002: 17).Sudah sejak dulu harga digunakan oleh konsumen sebagai indikator kualitas suatu produk ataa jasa. Dalam benak konsumen telah tertanam bahwa harga yang lebih tinggi atau premium pl'ice menanjukkau kualitas produk atau jasa tersebut lebih baik daripada kelas produk yang s.amia dengan harga yang lebih rendah. Persepsi kualitas harga merupukan keyakinan bahwa harga yang rendah diasosiasikan dengan kualitas yang rendah dan menjadikan produk dengan harga yang lebih rendah di kelasnya latrang disukaL (Burton dkk,1988) dalam (M.F.Shellyana.J.&H.Hidayat, 2002; 69).
Konsumen memperoleh pengetahuan tentang barga melalui informasi yang didapat pada saat melakukan pembelian, melalui komunikasi dan juga membandingkan harga suatu barang dari beberapa tempat.
produk dan menggunakan produk penting bagi konsumen. (Zeithaml, 1988). Konsumen memperoleh pengeiahuan tentang harga melalui infonllBsi yang
didapat
pada saat melakukan pembelian, melalui komunikasi dan juga membandingkan harga suatu barang drui beberapa tempat. Namun terkadang informasi yang diperoleh setelah melakukan pembelian.Nilai suatu barang ditentukan juga o!eh harga, bu.lam hanya yang tertera pada produk namun juga pengorbanan yang diberikan untuk memperoleh kc nyamanan, keamanan, dan kemudahan selama melakukan pembelian atau berbelanja
Nilai berkaitan dengan perasaan atau persepsi pelanggan, dengan demikian faktor penting yang diperlukan untuk menge1tahui dan memahami nilai adalah benar-benar menyadari kebutnhan peianggan individual dan segmen-segmen pasar yang menjadi target pasar pengecer. (Keegan, 1995).
G. Konsepsi Pemasanm/ Gagasan Pemasanm
1. Loyalitas merk a. Merk
Menurut American Marketing Association merk adalah nama,
istilah, tanda, simbol rancangan, atau lmmbinasi yang dapat mengidentifikasikan barang atau josa dari seora:ng atau sekelompok penjual agar dapat membedakan produk tersebut dari produk pesaing. Merk memberi sejumlah keuntungan pdda produsen maupun konsumen. (Kotler, 2000).
Simamora menyebutkan dengan adanya merk, masyarakat mendapat jaminan tentang mutu suatu produk yaitu dengan memperoleh informasi yang berkaitan dengan merek tersebut. Dikenalnya merk oleh masyarakat membuat pihak
perusahaan
meningkatkan inovasi produk untuk menghadapi persaingan. Sedangkan bagi produsen merk tentunya bermanfaat untuk melakukan segmentasi pasar, menarik konsumen untuk membeli produk dari meek tersebut serta memberikan perlindungan terhadap produk yang dihasilkan. Merk mempunyai makna yang berbeda-beda bagipara
produsen. (Fajrianthi, 277: 2005)Menurut Hermawan Kertajaya, perusaham memiliki cara yang berbeda-beda dalam memanda.11g merk. Hal i1tu tergantung pada tipe pemasaran yang digunakan oleh perusahaan tersebut Berikut ini adalah tipe-tipe pemasaran yang biasa
digunakan
oleh berbagai perusahaan. (Fajrianthi, 278 : 2005) :1) No marketing
memonopoli pasar
clan
tidak memiliki ー」セウ。ゥョァN@ Konsumen pasti mencari produk karena tidak ada pilihan. :Oalamha!
ini, merk hanya dianggap sekedar nama.2) Mass marketing
Tipe pemasa.ran ini dilakukan ketila1 pemsahaan sudah memiliki pesaing walaupun pesaingnya !email, umtuk itu perusahaan masih menguasai sebagiari besar pasar dengan melakukan pemasaran missal
(mass marketing), dan
pada saac ini merk tidak lebih dari sekedar mengenalkan produk(brand
awareness).
3) Segmented marketing
Dilakukan pada saat persaingan mulai ketat, oleh karena itu perusahaan perlu melakukan segmentasi pasar. Dalam tipe
pemasaran ini, perusahaan
harus
menancapkan citra yang baiktentang merknya, karena
itu
merk 、ゥセャオォ。ョ@ sebagai jangkar asosiasi(brand association).
4) Niche marketing
Ketika persaingan bertambah ketat lagi, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan segmen, melainkan ceruk pasar
(niche
marketing)
yang ukurannya lebih kecil tetapi memiliki セ。ォオ@(perceived quality).
5) Individualized marketing
Ketika sudah mencapai puncak persaingan, b:igi perusahaan merk berkaitan dengan loyalitas (brand loyalty). Dalam puncak persaingan tent.mya jumlah pesaing sangat banyak dengan berbagai strategi yang digunakan 、セ@ konsumen tidak mau
banya
sekedar dipandang sebagai pembeli saja, karena itu
perusahaan
harus menjalin kemitraan dengan konsumen melalui indivi<lualized marketing. (Fajrianthi, 278 : 2005).
b. Loyalitas merk
Loyalitas merk merupakan piliban konsisiten dan pembelian satu
merk dalam suatu
produk spesifik
atau kategori jasa.Hal ini
berarti merupakan kondisi dimana konswnen mempunyai sikap positif terbadap suatu merk, mempunyai komitmen dan llennaksud meneruskan pembeliannya dimasa datang. (Schiffinan dan Krumk, 2000).Seclangkan Aaker (1996) menyebutkan bahwa loyalitas merk adalah kelekatan konsumen pada nili>J yang tinggi dari suatu merk, dengan kelekatan yang dibangun ini maka konsumen akan menolak segala strategi yang dilakukan oieh competitor merk. Konsumen
akan
rnemberikan Ioyalitas dan kepercayaannya pada rnerk selama merk tersebut sesuai dengan harapan yang dimiliki oleh konsumen, bertindak dalam cara-cara tertentu clan menawarka11 nilai-nilai tertentu. (www.pyrarnidupdate.com).
Loyalitas pada merk ini timbul karena ォッョセオイョ・ョ@ mempersepsikan merk tersebut menghasilkan
produk
yang memiliki sejumlab manfaat clan kualitas dengan harga yang sesuai. Loyalitas merk juga menjadi indikasi adanya kekuatan merk, karena tanpa loyalitas merktidak akan
tercipta .kekuatan merk. Hal ini dapat dilihat pada merk-merk yang menjadi pemimpin di pasaran, dapat dipastikan bahwa merk tersebut memiliki pelanggan yang loyal pada merk tersebut (Giddens, 2002) dalam (Fajrianthi, 279 : 2005).
• Konsumen yang lebih loyal mungkin meras'!kan tingkat risiko yang lebih tinggi dalam pembeliannya
• Konsumen yang loyal terhadap merk juga lebih mungkin loyal terhadap toko.
• Kelompok konsumen yang minoritns cenderung untuk lebih loyal terhadap merk.
2. Persepsi Pembeli Bijak
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsllkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk aka! mengenai dunia
Stimuli rnana yang terpilih tergantung pada dua faktor utama selain sifat stimulus itu sendiri: (1) Pengalaman konsumen sebelumnya
karena
ha! tersebut mempengaruhi harapan-harapan mereka (apa yang mereka siapkan atau"tetapkan" untuk dilihat) dan (2) Motif mereka pada
waktu
itu (kebutuhan, keinginan, minat mereka dan sebagainya) (Schiffman dan Kanuk, 2004: 146).3.
Penolakan resikoKonsekuensi negative yang didapat karena melakukan suatu tindakan dapat be;:upa kerugi1U1 tn:lterial atau non material yaitu:
a. Functional Risk
Y aitu resiko suatu prodnk yang diperoleh tidak berfungsi sesuai dengan yang diharapkan semula.
b. Physical Risk
Yaitu resiko yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain akibat penggunaan produk.
c. Financial Risk
Y aitu resiko yang didapat karena suatu produk tidak bernilai sesuai dengan harga sesungguhnya.
d. Social Risk
Y aitu resiko akibat penggunaan prodnkyang burnk menimbulkan kerugian sosial.
e. Psychological risk
Yaitu resiko yang timbul akibat pilihan prod.uk yang burnk
maka
melukai ego konsumen. f. Time Risk
Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan kita sehari-hari, yang kita umumnya secara intuitif sudah memahami apa yang
dimaksudkan. Tetapi pengertian secaca ilmiah dari risiko sarnpai saat ini
masih tetap beragam, yaitu antara lain :
a. Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hli!sil yang dapat terjadi
selama periode tertentu.
b. Resiko adalah ketidaktentuan (uncertainy) yang muugkin melahirkan peristiwa Zセ・イオァゥ。ョ@ (loss).
c. Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
d. Resiko merupakan penyebaran I penyimpfillgan hasil aktua1 dari hasil yang diharapkan.
e. Resiko adalah probalitas sesuatu hasil
I
outcome yang berbedadengan yang diharapkan.
Dengan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa risiko selalu dihubungkan dengan kemungkinan te1:jadinya sesuatu yang merugikan yang tidak dapat diduga I tidak diinginkan. Jadi merupakan ketidak pastian atau kemungkinan terjadinya sesUllltu, yang bila terjadi
akan mengakibatkan kerugian. Dengan demikiar1 risilm mempunyai karakterisitik :
kemgian.
a. Risiko dapat dibedakan dengan berbagai macrun cara, antara lain : 1) Menumt sifatn.ya risiko dapat dibedakan kedalam :
(a) Resiko Murni (risiko ye.ng tidak 、ゥウ・ョァセェ。I@
Adalah risiko yang apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disegaja. Contoh : risiko terjadinya kebakaran, bencana alrun, pencurian, dsb.
(b) Resiko Spdrulatif (risiko disengaja)
Adalah resiko yang sengaja ditimbullkan oieh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya. Contoh : n:sil!m produksi, resiko moneter (kurs valuta asing).
( c) Resiko Fundrunental
Adalah risko yang penyebab11ya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tiidak hanya satu atau beberapa orang saja, tetapi banyak orang. Contoh : risiko terjadinya kebakaran, bencana alam, resiko perang, po!usi
udara.dsb.
(d) Resiko K.husus
kapal kandas, pesawat jatuh, di!. { e) Resiko Dinemis
Adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan
kemajuan (dinamika) masyarakat di bidiang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti risiko keusangan, risik:o penerbangan luar angkasa Kebalikannya disebut, Resiko :Statis, seperti risiko
bari tua, risiko kematian dan sebagainya.
b. Menurut surnber I penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan kedalam 1) Resiko Intern
Y aitu risiko yang berasal dari dalam, seperti kebakaran yang
berasa1 dari rumah si tertanggung sendiri.
2) Resiko ekstem
Y aitu risiko yang berasal dari luar , seperti risiko kebakaran
dari
rembetan rumah yang bersebelahan, benc:ana alam.4. Pembelian Impulsif
Pembelian impulsive merupakan perilaku pembelian konsumen yang tidak direncanakan. Alasan pembelian tersebut karcna waktu dan
usaha
dalam (M.F .Shellyana.J, dkk., 2002: 69).
Beberapa pakar teori mengemukakan bahwa kesetiaan terhadap merk me!llptw.yai korelasi dengan ting!rat keterlibatan konsumen. Keterlibatan yang tinggi menimbulka11 pencarian infonnasi yang elcstensif dan akhimya kesetiaan terhadap merk, sedangkan keterlibatan yang renciah menimbulkan kesadaran terhadap merk dan kemudian mungkin ke kebiasaan membeli merk tersebut.
Perilaku pembelian yang tidak clirencanakan (unplanned buying) atau pembelian impulsif (impulsive buying) mempakan sesuatu yang menarik bagi produsen maupun pengecer, karena mempakan pangsa pasar terbesar dalam pasar modem. Konsumen sebagai pengambil keputusan pembelian atau yang berpengaruh dalam proses pengambilan lk:eputusan tesebut, perlu dipahami melalui suatu penelitian yang
teratur.
Patda umumnya pembelian yang dilakukan pelanggan dalam pasar modem seperti supermarket atau hipermarket, tidak semuanya direncanakan. Dip<:rldrakan 65 persen keputusan pembelian di seluruh supermarket dilakukan di dalam toko dengan lebihdari
50 persen merupakan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. (Bayley,1998) dalan1 (Hatane Samuel, 32: 2007).H. Penelitian Terdahulu
M.F. Shellyana Junaedi & Hendrik Hidayat meneliti tentang "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI HARGA KONSUMEN DAN
KONSEPSI PEMASARAN TERHADAP PRODUK MERK TOKO : STUDI
PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN MODEL
STRUKTURAL ". Dalam penelitiannya mereka melihat dalam keadaan
ekonomi yang lesu seperti sekarang ini permintaan akan produk-produk merk
toko semakin meningkat brena adanya efek mirror images yaitu bila
pendapatan seseorang meningkat maka p.,cmbelian ak:an produk-produk merk
toko menurun, begitu juga sebaliknya bila pendapatan seseorang menurun, pembelian ak:an produk-produk merk toko ュ・ョゥョァォ。ャセ@ seperti bayangan pada
sebuah cermin (Keller,1998). Dalam penelitiannya, untuk mengetahui
hubungan antara kesadaran harga, kesadaran nilai, persepsi kualitas harga,
loyalitas merk, penolak:an resiko, impulsive dan persepsi diri pembelanja bijak dengan sikap terhadap produk-produk merk toko digunakan model persamaan AMOS (Analysis
Of
Moment Structures). Hasilnya baihwa hubungan antarvariabel-variabel yang saling mempengaruhi, berdasarkan hasil yang
diperoleh gagasan pemasaran yang terdiri dari loyalitas merk, persepsi
pembeli bijak, penolakan resiko dan impulsive berpengaruh signifikan
terhadap persepsi harga konsumen yang terdiri dari persepsi kualitas harga,
kesadaran nilai dan kesadaran harga. .
Dari perhitungan regresi bergan<la, terbukti bahwa terdapat poia pengaruh yang positif
dan
signifikan antara variabei Persepsi Pelanggan atas Kualitasdan
Harga produk terhadap Keputusan Pembelian. Dengan formulasi persamaan regresi Y = -2.937+
0.585 XI+
0.588 X2. Hal itu didukung dengan nilai basil uji hipotesis dengan menggunakan Ujii F, di mana terdapat kesimpulan ditolaknya HO, dengan demikian bahwa antara variabel bebasdan
variabel terikat benar-benar terdapat pengaruh yang signifikan.
PERSEPSI DESAIN KATALOG, PROMOSI, KATEGORI PRODUK DAN PENETAPAN HARGA TERHADAP KEINGINAN KONSUMEN BERBELANJA (STUDI KASUS PADA KONSUMEN CARREFOUR LEBAK BULUS-JAKARTA) oleh Antoni Gelorawan. Direct Marketing Association (DMA) menyatakan bahwa terdapat lebih
dari
10.000 jenis katalog dikirimkan kepada kommmen. Konsumen dapat menerima sekitar 70 katalog dalam satu minggunya di musim liburan. Dalam penelitiannya pada awal tahun 2000, Chiger (2001) mec.dapati adanya peningkatan konsumen yang berbelanja melalui katalog_ Reynolds (1974) mengungkapkan bahwa konsumen yang berbelanja melalui katalog biasanya memilildtingkat
Market Leader di biclangnya. Dalam mensukseskar1 tujuannya, Carrefour
ュ・ョ・イセNーォZ。ョ@ strategi promosi tertentu yang salah satunya adalah penyampain catalog (direct mail) kepada calon pembeli, Dengan frekuensi 1-2 minggu sekali clan desain yang selalu dibuat menarik (rnisalkan dengan cover artis terkena!), Carrefour berusaha menarik konsumen berbelanja dengan ketalog
ini. Tes is ini merupakan studi terhadap usalta promosi Carrefour meialui
katalog dikaitkan dengan keinginan konsumen untuk berbelanja. Empat unsur dalam katalog yaitu desain, kategori/pilihan produk, cam promosi clan harga diduga dapat mempengaruhi keinginan berbelanja konsumen. Hasii penelitian menunjukkan bahwa bauran keempat unsur tersebut secara statistik mempengaruhi keingiaan berbelanja konsumen secan1 signifikan . Dengan dernikian, Carrefour dapat menerusk:an strategi promosi yang dilakukannya sekarang ini dengan meningkatkan ftmgsi katalog dalam mempengaruhi keinginan berbelanja konsumen
PENGUJIAN MODEL PERSEPSI HARGA - PERILAKU BELANJA SERTA MODEL ALTERNATIFNYA: (Suatu Penelitian Pada Hypermarket Asing Di
Jakarta)
oleh Lilik Trianah. Penelitiauini
bertnjuan untuk: mengetahui berbagai ha! tentang persepsi harga konswnen dan pengaruhnya terhadap perilaku belanja pada hypermarket asing sc::rta menguji modelnya. Beberapa pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan konsep atau konstruk persepsi harga clan perilaku belanja pada hypermarket asing (Carrefour) berusaha untuk: dicari jawabannya. Kuesioner disebarlkan kepada individuI. Kenmgka Pemikiran
Perkembangan pasar modem (rite/) di Indonesia yang pesat akhir-akhir ini membawa perubahan pada kebiasaan belanja masyar&lcrt. Masyarakat yang tadinya berbelanja pada pasar tradisional, perlahan-1.ahan beralih ke pasar modem dcngan berbagai alasannya. Demikian pula dengan krisis ekonorni yang telah melanda negara ini, membuat masyarakat semakin pandai d;tlam membelanjakan uangnya. Kehadiran pasar modem asing (hypermarket) yang dalarn satu sisi menawarkan sebagian produk dengan harga yang rendah
clan
pada sisi yang lain tetap menjaga kualitas, menimbu.lkan berbagai persepsi harga. Persepsi harga
ini
yang di dalam penelitian ini merupakan variabel independent.Salah satu strateginya adalah memberikan konsumen jaizji akan memberikan haiga yang lebih murah dari tempat berbelanja yang lain
clan
apabila menemukan yang lebih murah
malca
uang dapat dikembalikan, sebagai cara untuk mempertahankan konsumen lamaclan
menarik konsumen barn. Dengan itu konsumen clituntut secara cermat dalam membeli, karena persepsi pembeli tentang harga bermacam-macarn yang pada akhimya bisa mempengaruhi sikap dan loyalitas konsumen pada produlk merk toko.J. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara tentang pengaruil antara variabel independen terhadap variabel dependen, yang akan dilakukan pengujian dalam penelitian. Hipotesis yang telab dibuat dau akan C:iuji dalam penelitian ini adalah:
1. Ho I: Persepsi harga yang terdiri dari pers1epsi lrualitas harga, kesadara..'l nilai clan kesadaran harga tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen pada produk merk toko.
Hal: Persepsi harga yang terdfri dari p<:rsepsi kualitas harga, kesadaran nilai clan kesadaran harga berpengarulli signifikan terhadap sikap konsumen pada produk merk toko.
2. Ho2 : Konsepsi pemasaran yang terdiri dari loyalitas merk, persepsi diri pembelanja bijak, penolakan resiko clan pembelian impulsive tidak
berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen pada produk merk toko.
BAB ill
METODOLOGI Jll'ENELITIAN
A. R!.!ang Linglrnp Pen'3iitian
Objek dari pene!itian ini ooalah Hypem1arket Carrefour Lebak Bulus. Ruwg lingkup dari penelitian ini akan membahas rnengenai persepsi harga cian konsepsi pemasaran serta pengaruhnya pada sikap konsumen terhadap produk merk toko Carrefour.
TujU811 penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh persepsi harga dan konsepsi pemasaran pada sikap konsumen terhadap produk merk toko, untuk menganalisis bagaimana sikap konsumen terhadap produk merk toko Carrefour, dan untuk menganalisis tingkat pengaruh persepsi harga dan kon:sepsi pemasaran pada sikap konsumen terhadap produk merk toko Carrefour .
B. Metode Penentuan Sample
2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh ;x>pulasi tersebut. Metode peng:llilbilan sample yang digunakan adalah Judgement Sampling (Purposive) yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan dan kriteria tertentu. (Sugiyono 200 I :78).
3. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampe!. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah scbanyak l 00 orang responden yang merupakan konsumen atau pembeli produk Carerefour di wilayah Ciputat,
clan
dianggap sudah cukup mewakiii populasi yang ada. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah melalui cara Convinience Sampling, dimana kita abn menjadilmn sampel terhadap orang yang mudah ditemui atau dihubungi, mudah untuk mengukur dan kooperatif (Freddy Rangkuti, 2003:32).C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Sedangkan sumber data internal didapat dari
Carrefour dan situsnya dan eksternal didapat dari konsumen dengan menggunakan knesioner.
I. Data Primer
a. Observasi (Observation)
Obsetvasi atau pengamatau adalah suatu teknis mencari atau mengumpu!kan data dengan mengamati dan melibat
secara
nyata keadaan dan kond:si Carrefour dengan segala aspek kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.b.Vlawancara
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang
dilakuka.Tl dengan cara tanya jawab kepada para pembeli untuk mendapatkan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam ha! ini penulis melakukan survey langsung dengan para pembeli.
c. Angket (Kuesioner)
Y aitu teknik peugumpulan data deugan cara memperoleh data melalui responden dengan menyebar bebera.pa pertanyaan tertulis kepada pasien.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data ケセァ@ diJ.>eroleh dengan cara mengumpulkan dokurnen atau laporan
yang
bersumber dari Hypermarket Carrefour yang berkaitan.a Studi Kepustakrum (Library Research)
yang relevan dengan penyusunan skripsi ini.
b. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah pengumpulan data dengan earn mengutip langsung data yang diperoleh dari Carrefour, yang terdiri dari sejarah perusahaan, struktur organisasi dan bidang usaha.
D. Metode Amdisis dnn Uji Hipotesis
l. Metode Analisis
Setelah data yang diperlukan terkumpul lalu dinyatakan valid dan reliable, maka langkah selanjutnya ada!ah melakukan analisis data sehingga dapat mempermudah dalarn penarikan kesimpulan. Ada.pun analisis data yang digunakan dalarn penelitian ini adalah Analisis Kuantitatif, yaitu suatu metode yang menggarnbarkan hubungan antara variabel-variabel penelitian dengan metode statistik Untuk mengetahui bagaimana analisis Kesadaran Harga, Kesadaran Nilai, Kualitas Harga, Loyalitas Konswnen, Pe