• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pembiayaan modal kerja terhadap tingkat pendapatan mitra Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Ibu Mandiri Serpong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pembiayaan modal kerja terhadap tingkat pendapatan mitra Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Ibu Mandiri Serpong"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SYARIAH (KJKS) IBU MANDIRI SERPONG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ADINDA NURRIZKI NIM: 1110053000007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Adinda Nurrizki, 111005300007, Pengaruh Pembiayaan Modal Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Mitra Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Ibu Mandiri Serpong, Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Di Bawah Bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE, Msi.

Pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi peningkatan produksi suatu usaha baik secara kualitatif ataupun kuantitatif dan ditujukan untuk peningkatan utility of place atau kegunaan perdagangan. Pembiayaan sendiri memiliki unsur-unsur yakni kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan apakah pembiayaan modal kerja pada KJKS Ibu Mandiri Serpong mempengaruhi tingkat pendapatan mitranya. Unsur-unsur pembiayaan modal kerja inilah yang akan digunakan untuk mengukur sejauh mana ketetapan, peraturan, ataupun kesesuaian yang ada pada unsur-unsur pembiayaan ini dapat meningkatkan tingkat pendapatan nasabah.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan jenis penelitian adalah penelitian survey. Sampel pada penelitian ini adalah mitra KJKS Ibu Mandiri Serpong sebanyak 47 orang dengan kuisioner sebagai instrumen penelitian. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu peristiwa sebenarnya mengenai objek penelitian. Dan untuk analisis data penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda, uji koefisien determinasi, uji T-Parsial, dan Uji Beda Rata-rata.

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil Uji F (simultan) menunjukkan bahwa unsur-unsur pembiayaan berpengaruh secara positif terhadap tingkat pendapatan mitra. hasil Uji-T (parsial) menunjukkan bahwa yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan usaha mitra secara siginifikan adalah variabel jangka waktu dan resiko, sedangkan variabel kepercayaan, kesepakatan, dan balas jasa berpengaruh namun tidak dengan signifikan. Sedangkan kontribusi variabel yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi adalah sebesar 30,2%, sisanya 69,8% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. Dan hasil penelitian ini mendapatkan nilai R sebesar 0,550 atau 55% artinya variabel pembiayaan modal kerja berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan mitra. Pada uji beda rata-rata menunjukkan adanya peningkatan dan perubahan pada tingkat pendapatan sebelum dan sesudah pembiayaan.

(6)

ii

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Pembiayaan Modal Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Mitra Koperasi Jasa

Keuangan Syariah (Kjks) Ibu Mandiri Serpong”. Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, serta kita pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan dengan tujuan untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dan juga sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I).

Dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis memberikan untaian terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis menghaturkan terima kasih tulus kepada:

(7)

iii

selaku ketua dan sekertaris Program Studi Manajemen Dakwah.

3. Noor Bekti Negoro SE., MSi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman, serta bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.

5. Teristimewa orang tua penulis, Apa dan Mama tercinta, Nurdin Yusup dan Henny Mulyani. Terima kasih atas doa yang selalu mengiringi Dinda. Semoga Apa dan Mama selalu diberikan kesehatan untuk selalu bisa melihat anak-anaknya tumbuh dan bisa membahagiakan.

6. Terima kasih kepada Ibu Novita Desi, Pak Eng, Mas Irwan dan segenap

personil KJKS Ibu Mandiri Serpong atas kerjasama dan ilmu yang diberikan. Semoga terus sukses koperasi syariahnya.

7. Sahabat dan teman-teman di Manajemen Dakwah A dan B. Semoga

kesuksesan selalu menyertai kita.

8. Terima kasih Afif Amarullah, sahabat sekaligus orang terdekat yang

(8)

iv

10. Teman-teman lamaku di SDN 1 Serpong dan SMP Muhammadiyah terima kasih atas persahabatannya.

Akhir kata penulis berharap semoga apa yang telah diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat umumnya bagi seluruh pihak yang membaca dan khususnya bagi keluarga besar Manajemen Dakwah.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ciputat, 26 Juni 2014

(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Kajian Pustaka ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II : TINJAUAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Modal Kerja ... 11

B. Unsur-unsur Pembiayaan... 14

1. Kepercayaan...14

2. Kesepakatan ... 16

3. Jangka Waktu ... 20

(10)

vi

D. Komponen Modal Kerja yang Dibiayai ... 23

1. Likuiditas ... 25

2. Piutang ... 25

3. Persediaan ... 26

4. Modal Kerja Untuk Perdagangan ... 26

E. Konsep Pendapatan ... 27

1. Pengertian Pendapatan ... 27

2. Sumber-sumber Pendapatan ... 27

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi dan Pendekatan Penelitian ... 29

B. Ruang Lingkup Penelitian ... 30

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

2. Subjek dan Objek Penelitian ... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ... 30

1. Data Primer ... 31

2. Data Sekunder ... 31

D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 32

(11)

vii

E. Variabel Peneliitian ... 32

F. Operasional Variabel Penelitian ... 33

G. Uji Instrumen ... 34

1. Uji Validitas ... 34

2. Reliabilitas ... 35

H. Teknik Analisis Data ... 36

1. Regresi Linear Berganda ... 37

2. Koefisien Determinasi ... 37

3. Uji F (Simultan) ... 38

4. Uji T (Parsial) ... 38

5. Uji Beda Rata-rata ... 39

BAB IV : GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) IBU MANDIRI SERPONG A. Latar Belakang Berdirinya KJKS Ibu Mandiri Serpong ... 41

B. Visi dan Misi ... 44

C. Struktur Organisasi ... 45

D. Sumber Dana ... 46

E. Produk Pembiayaan Modal Kerja KJKS Ibu Mandiri ... 47

(12)

viii

H. Penanganan Pembiayaan Bermasalah ... 50

BAB V : PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan Uji Instrumen ... 52

B. Hasil dan Pembahasan ... 52

1. Deskripsi Data Responden Penelitian ... 52

2. Uji Regresi Linear Berganda ... 55

3. Koefisien Determinasi ... 57

4. Uji F (Simultan) ... 58

5. Uji T (Parsial) ... 59

6. Uji Beda Rata-rata ... 60

BAB VI : PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(13)

ix

Tabel 1 Data UMKM Tahun 2009 ... 2

Tabel 2 Definisi Operasional ... 33

Tabel 3 Blueprint Sebelum Dilakukan Uji Validitas ... 34

Tabel 4 Blueprint Setelah Dilakukan Uji Validitas ... 35

Tabel 5 Skala Likert ... 36

Tabel 6 Jenis Kelamin Responden ... 53

Tabel 7 Usia Responden... 53

Tabel 8 Pendidikan Terakhir Responden ... 55

Tabel 9 Lama Usaha Responden ... 55

Tabel 10 Koefiesien ... 57

Tabel 11 Model Summary ... 58

Tabel 12 ANOVA ... 59

(14)

x

(15)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) sering disebut-sebut sebagai mesin pendorong perekonomian nasional. UMKM telah mendorong perekonomian masyarakat di tengah banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang terpuruk pasca krisis moneter pada tahun 1997. UMKM adalah usaha kecil yang terbentuk dari inisiatif seseorang sehingga bisa menghasilkan dampak besar seperti terserapnya tenaga kerja dengan jumlah besar, dan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pendapatan daerah maupun pendapatan nasional.

(16)

Seperti yang telah kita ketahui bahwa dunia usaha di Indonesia terbagi menjadi empat sektor perekonomian, yaitu mikro, kecil, menengah, dan besar. Berikut adalah data mengenai UMKM dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

Tabel 1

Data UMKM Tahun 2009

Skala Usaha Pangsa Pasar Pangsa Pasar (%)

Mikro 52.176.795 98,8%

Kecil 546.675 1,04%

Menengah 41.133 0,08%

Besar 4.677 0,01%

Sumber : Departemen Koperasi Tahun 2009

Dapat disimpulkan bahwa sektor yang menguasai pangsa pasar di Indonesia adalah sektor mikro. Jumlah tenaga kerja yang direkrut usaha mikro pun terbilang paling besar yaitu sebesar 90.012.694. Namun dari data yang ada, permasalahan yang timbul sangat krusial bagi kelangsungan usaha tersebut, yaitu permasalahan modal kerja. Terlebih lagi pada sektor pembiayaan kecil sampai mikro.1

Pemerintah sebenarnya telah memberikan jalan keluar dengan memberikan program seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat), namun masyarakat masih terganjal

1

(17)

oleh sistem bunga yang masih memberatkan dan sulitnya akses penyaluran.2 Padahal sistem bunga atau riba ini dengan sangat jelas dilarang oleh Islam. Hal ini tertera pada Q.S. Al-Imran ayat 130 mengenai larangan bunga atau riba:

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba

dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu

mendapat keuntungan.”

Islam memaklumatkan perang melawan kemiskinan demi keselamatan akidah, moral, dan akhlak umat manusia. Perhatian Islam terhadap kaum miskin tidak bersifat sesaat namun prinsipil. Sistem bunga yang diterapkan oleh bank konvensional, program KUR, atau rentenir telah dirasa menyulitkan para pengusaha kecil yang ingin menjalankan kelangsungan usahanya. Fenomena ini akhirnya menjadi alasan fundamental bagi para swadaya masyarakat untuk membuat lembaga keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah salah satunya melalui kegiatan Baitul Maal wa Tamwil (BMT).

2

(18)

Sebelumnya, masyarakat lebih dulu mengenal bank syariah sebagai lembaga keuangan syariah. Namun ternyata bank syariah belum sepenuhnya menjangkau masyarakat di kalangan bawah. Akses penyaluran dan prosedur yang cukup sulit membuat masyarakat kecil sulit untuk menggunakan jasa penyaluran dana dari bank syariah. Skala peminjaman bank juga terbilang sangat besar dibandingkan dengan lembaga keuangan mikro seperti BMT yang masih memiliki skala peminjaman di bawah Rp.5 juta. Bahkan masih banyak dari beberapa bank syariah lebih mengedepankan produk konsumtif ketimbang produktif, seperti Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).

Baitul Maal wa Tamwil (BMT) adalah lembaga swadaya masyarakat

didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat. Pendirian BMT memang cukup banyak dibantu oleh banyak pihak luar, walaupun bantuan tersebut hanya bersifat teknis. Sejak berdirinya, BMT-BMT dirancang sebagai lembaga ekonomi. Dapat dikatakan bahwa BMT merupakan suatu lembaga ekonomi rakyat, yang secara konsepsi memang lebih fokus kepada masyarakat bawah yang miskin dan nyaris miskin (poor and near poor).3

Sejarah gerakan BMT telah dimulai pada era 1980-an antara lain dengan upaya penggiat Masjid Salman ITB di Bandung menggagas lembaga Teknosa, lembaga semacam BMT. Statistik yang akurat tentang BMT memang belum tersedia. Menurut perkiraan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), sampai dengan pertengahan tahun 2006, terdapat sekitar 3.200 BMT yang

3

(19)

beroperasi di Inonesia.4 Induk Koperasi Syariah (Inkopsyah) BMT juga membukukan aset sebesar Rp. 158 miliar pada akhir 2012, tumbuh 54% dibandingkan dengan setahun yang lalu. Ketua Inkopsyah BMT Abdullah Yazid mengatakan pihaknya memiliki obesesi menjadi salah satu koperasi syariah terbesar di Indonesia, seperti Induk koperasi kredit (Inkopdit) yang saat ini

asetnya sudah mencapai Rp 15 triliun.5

Menanggapi aspirasi masyarakat mengenai upaya pengembangan BMT ini, Kementrian Koperasi dan UMKM mengeluarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 91 Tahun 2004 yang mengatur tentang Kegiatan Usaha Jasa Keuangan Syariah melalui koperasi. Melalui peraturan tersebut, BMT yang semula adalah lembaga non formal dapat berubah menjadi lembaga formal berbadan hukum koperasi dengan nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah.6

Perkembangan pertumbuhan BMT atau KJKS ini menggambarkan bahwa lembaga keuangan mikro ini mampu memfasilitasi rakyat kecil untuk keberlangsungan hidupnya melalui pembiayaan yang bersifat produktif sehingga masyarakat dapat secara mandiri memperbaiki taraf hidupnya pada aspek ekonomi. Selain itu, sebuah penelitian menyebutkan bahwa sebuah negara akan dikatakan maju jika terdapat 2% dari total penduduknya yang berkerja sebagai wirausaha. Maka itu, pembiayaan modal kerja dipilih sebagai variabel independen

4

Euis Amalia, Keadilam Distributif dalam Ekonomi Islam , hlm. 90.

5

http://www.inkopsyahbmt.co.id diakses pada tanggal 30 April 2014 bertempat di Serpong

6

(20)

penulis. Tingkat pendapatan para mitra KJKS pun akan menjadi tolak ukur yang akan ditinjau oleh penulis.

Maka dari permasalahan diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tetang pengaruh pembiayan modal kerja terhadap tingkat pendapatan mitra. Oleh karena itu penulis memilih judul “Pengaruh Pembiayaan Modal

Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Mitra Koperasi Jasa Keuangan Syariah

(KJKS) Ibu Mandiri Serpong”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya dapat digeneralisasikan pada pengguna produk pembiayaan modal kerja . Agar tidak terlalu luas dalam pengelolaan data, maka jenis pembiayaan hanya dibatasi pada produk pembiayaan modal kerja di KJKS Ibu Mandiri Serpong.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan judul yang sudah dipaparkan, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan dengan pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh pembiayaan modal kerja terhadap tingkat

pendapatan mitra?

b. Seberapa besar pengaruh pembiayaan modal kerja terhadap tingkat

pendapatan mitra?

(21)

d. Apakah unsur-unsur pembiayaan (kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa) berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan mitra?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yakni:

a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan terhadap tingkkat pendapatan mitra.

b. Mengetahui sejauh mana pembiayaan modal kerja berpengaruh

terhadap tingkat pendapatan mitra.

c. Untuk mengetahui adakah perbedaan tingkat pendapatan mitra

sebelum dan sesudah pembiayaan.

d. Untuk memperoleh data apaakah unsur-unsur pembiayaan (kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa) berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan mitra.

2. Manfaat penulisan

a. Manfaat Teoritis

(22)

itu penulis juga dapat mengetahui praktek pembiayaan modal kerja di lembaga keuangan syariah khususnya KJKS Ibu Mandiri Serpong.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan mampu meberikan manfaat dan membantu pemerintah khususnya DEPAG dan social dalam menentukan kebijakan.

2) Bagi Lembaga KJKS Ibu Mandiri Serpong

Dengan penelitian ini sedikitnya dapat dijadikan masukan bagi KJKS Ibu Mandiri Serpong untuk dapat berkembang lebih baik dan menjadi market leader ditengah maraknya industry perbankan syariah di Indonesia yang menyediakan berbagai macam produk pembiayaan. Hasil penelitian ini juga bisa dijadikan acuan dalam pemilihan kebijakan. Jika pengaruh pembiayaan modal kerja terhadap pendapatan mitranya positif, maka pengalokasian dana dapat lebih ditingkatkan pada sektor pembiayaan modal kerja. 3) Bagi Masyarakat

Memberikan acuan yang jelas bagi masyarakat mengenai pembiayaan produktif sebagai alternatif dari sistem riba.

D. Kajian Pustaka

(23)

Saudara Hilman Fahmi (2010 M) dari Fakultas Syariah dan Hukum telah menulis skripsi dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Musyarakah BPD JABAR BANTEN Syariah Cabang Bekasi Terhadap Tingkat Pendapatan

Nasabah” (Studi Pada GAPENSI Cabang Kabupaten Bekasi), skripsi ini

menjelaskan pengaruh antara produk pembiayaan musyarakah terhadap tingkat pendapatan nasabah. Perbedaan dengan skripsi yang penulis buat ialah pada skripsi Hilman Fahmi hanya terfokus pada produk pembiayaan Musyarakah sedangkan cakupan pada skripsi yang penulis buat lebih meluas yakni ada semua pembiayaan modal kerja dan tempat penelitian pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).

2. Dania Dewi

Saudari Dania Dewi telah menulis skripsi dengan judul “Pengaruh

Pembiayaan Produktif Pada Pegadaian Syariah Terhadap Peningkatan

Pendapatan Nasabah (Studi Pada Pegadaian Syariah Cabang Pondok

Aren)”. Perbedaan pada skripsi Dania Dewi dan penulis buat adalah pada

objek penelitiannya, yakni pada skripsi Dania Dewi objek penelitiannya adalah nasabah pada pengguna pembiayaan produktif sedangkan penulis menggunakan nasabah pengguna modal kerja saja sebagai objek penelitian. Tentu mekanisme pembiayaan modal kerja pada masing-masing objek memiliki perbedaan.

E. Sistematika Penulisan

(24)

BAB I Terdiri dari pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan tinjauan pustaka.

BAB II Berisikan landasan teori dari variabel-variabel yang mendukung terlaksananya penelitian.

BAB III Terdiri dari metodologi peneltian, pendekatan penelitian, ruang lingkup penelitian, teknik pengambilan data, populasi dan teknik pengambilan sampel, variabel penelitian, operasional variabel penelitian, uji instrumen, dan teknik analisis data.

BAB IV Merupakan gambaran umum dari objek penelitian, yaitu KJKS IBU MANDIRI SERPONG, sejarah berdirinya, visi dan misi, stuktur organisasi, dan produk-produk dari KJKS IBU MANDIRI SERPONG khususnya pada produk pembiayaan modal kerja. BAB V Berisikan penemuan dan pembahasan yang terdiri dari, pengolahan

(25)

11

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Pembiayaan Modal Kerja

Kajian ilmiah tentang pembiayaan mikro masih dapat dikatakan langka. Tulisan-tulisan yang ada lebih banyak mengulas persoalan perbankan sebagai sumber pembiayaan bagi pengembangan Usaha Kecil Mikro.8

Kedudukan KJKS dalam hubungan dengan para mitranya adalah sebagai mitra investor dan pedagang, sedangkan dalam bank konvensional atau rentenir pada umumnya, hubungannya adalah sebagai kreditor atau debitur. Sehubungan dengan jalinan investor dan pedagang tersebut, maka dalam menjalankan bisnisnya KJKS menggunakan berbagai teknik dan metode investasi. Kontrak hubungan investasi antara KJKS dengan mitra ini disebut pembiayaan.

Kata dasar dari pembiayaan sendiri adalah biaya. Biaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dan lain-lain) sesuatu. Sedangkan pembiayaan sendiri adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya.9

Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh sutau pihak kepada pihak lain utnuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

8

Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Hlm. 25. 9

(26)

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.10

Sementara itu, Kasmir menyebutkan bahwa pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.11

Pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: 12 1. Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil

produksi, amupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi.

2. Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari

suatu barang.

Dapat disimpulkan bahwa pembiayaan modal kerja syariah adalah penyaluran dana yang ditujukan untuk peningkatan kualitas hasil produktif secara kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan syariat Al-Qur’an dan Hadist. Dalam kaitannya dalam perspektif syariah, pembiayaan disebut juga sebagai aktiva produktif. Aktiva produktif adalah penanaman dana dalam bentuk rupiah atau valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga Islam,

10

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Hlm. 68.

11

Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta:Rajawali Pers, 2010). Hlm.

12 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani,

(27)

penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administrasi serta sertifikat wadiah.13

Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan bank konvensional atau rentenir atau koperasi pada umumnya dengan pembiayaan dengan prinsip syariah adalah terletak pada keutungan yang ditentukan. Pada bank konvensional atau rentenir keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi pembiayaan dengan prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil. Perbedaan lainnya juga terdapat pada analisis kredit atau pembiayaan yang diberikan pada masing-masing pihak pemberi pembiayaan.

Perbedaan lainnya terletak pada bisnis yang dibiayai. Dalam syariah terdapat sejumlah batasan dalam hal pemberian pembiayaan pada sektor wirausaha. Tidak semua proyek atau objek pembiayaan dapat didanai melalui bank syariah, namun harus sesuai dengan kaidah syariah. Adapun hal pokok yang harus diperhatikan:14

1. Apakah objek pembiayaan halal atau haram?

2. Apakah proyek menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat? 3. Apakah proek termasuk perbuatan yang melanggar kesusilaan? 4. Apakah proyek berkaitan dengan perjudian?

5. Apakah proyek tersebut berkaitan dengan industri senjata yang ilegal?

13

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, Hlm.

14

Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia,

(28)

6. Apakah proyek merugikan syiar Islam, baik secara langsung atau tidak langsung?

B. Unsur-unsur Pembiayaan

Setiap pemberian pembiayaan sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam mengandung beberapa arti. Sehingga, apabila kita bicara pembiayaan maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Menurut Kasmir unsur-unsur pembiayaan sebagai berikut:15

1. Kepercayaan

Kepercayaan diberikan oleh sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit atau pembiayaan berani dikucurkan. Oleh karena itu, sebelum kredit dikucurkan harus dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih dulu secara mendalam tentang kondisi mitra, baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon pembiayaan sekarang dan masa lalu (track record), untuk menilai kesungguhan dan etikat baik mitra.

KJKS dalam memberikan pembiayaan wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan mitra untuk mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan perjanjian antara KJKS sebagai shaib al-Mal dan para mitranya sebagai mudharib.16

15

Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta :Rajawali Pers, 2012), Hlm. 114.

16

(29)

Adapun penilaian calon nasabah dapat dilakukan dengan melihat aspek-aspek berikut:

a. Aspek legalitas

Yang dinilai dalam aspek ini adalah maslah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan pembiayaan. Penilaian ini dimulai dengan meneliti keabsahan dan kesempurnaan akte pendirian perusahaan.

b. Aspek pasar

Dalam aspek ini yang dinilai adalah besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan di masa ini dan yang akan datang. Aspek ini juga bisa dinilai dari tingkat persaingan, pangsa pasar dan posisi pasar, serta sedikit-banyak produk penggantinya.

c. Aspek Keuangan

Aspek yang diperhatikan dalam aspek keuangan ini adalah laporan keuangan perusahaan atau perencanaan laporan keuangan.

d. Aspek Teknis

Aspek ini berkaitan dengan fasilitas untuk produksi, lokasi dan lay out. Seperti kapasitas mesin, lokasi usaha ataupun lay out gedung.

e. Aspek Manajemen

Aspek yang digunakan untuk menilai struktur organisasi, sumber daya manusia yang dimiliki, latar belakang pendidikan dan pengalaman.

(30)

Aspek yang perlu diperhatikan adalah manfaat dan dampak dari kegiatan perusahaan.

g. Aspek Amdal

Amdal atau analisis lingkungan merupakan analisis terhadap lingkungan baik darat, air ataupun udara.

2. Kesepakatan

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya. Kesepakatan penyaluran pembiayaan dituangkan dalam akad pembiayaan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu koperasi dan anggotanya. Kesepakatan ini bisa juga berupa jumlah pembiayaan yang diberikan.

Adapun akad pembiayaan modal kerja pada KJKS adalah sebagai berikut: 17

a. Al Mudharabah

Definisi mudharabah secara fiqih yaitu berpergia untuk urusan dagang. Secara muamalah berarti pemilik modal menyerahkan modalnya kepada pekerja/ pedagang/ pelaku usaha untuk diputar sebagai usaha, sedangkan keuntungan usaha itu sibagi menurut kesepakatan bersama.18

17

Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2000), Hlm. 44.

18

(31)

Penerapan konsep mudharabah pada KJKS yaitu KJKS menyediakan dana 100% bagi usaha atau kegiatan nasabah tanpa campur tangan dari pihak KJKS. Namun, KJKS diberi hak memberikan saran-saran dan melakukan pengawasan. Dalam hal ini, KJKS menerima imbalan atau keuntungan yang besarnya ditetapkan atas persetujuan kedua belah pihak. Jika terjadi kerugian, sepenuhnya ditanggung oleh pihak KJKS, kecuali jika disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian mitra.

b. Al Musyarakah

Definisi musyarakah secara fiqih adalah percampuran. Musyarakah pada koperasi syariah adalah bentuk kerjasama antara koperasi syariah dengan anggotanya. Baik koperasi syariah maupun anggotanya masing-masing menyetorkan sebagian modal usaha.19

KJKS menyediakan sebagian dana dan mitra usaha (nasabah) menanggung selebihnya dalam membiayai sutau proyek. Dalam hal ini KJKS dapat turut serta mengelolanya. Seandainya KJKS turut serta mengelola proyek tersebut, maka terlebih dahulu diadakan kesepakatan tentang pembagian keuntungan. Pembagian keuntungan tidak harus sebanding dengan jumlah uang yang disetor, tetapi berdasarkan perjanjian kedua belah pihak. Namun, kerugian yang terjadi ditanggung bersama sesuai dengan pangsa pembiayaan masing-masing.

1919

(32)

c. Al Murabahah

Murabahah secara fiqih adalah akad jual beli atas barang tertentu ,

dimana penjual menyebutkan dengan jelas barnag yang diperjualbelikan termasuk harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atasnya laba/keuntungan dalam jumlah tertentu.20

Pihak shahibul maal (KJKS) membeli barang yang dibutuhkan mitra dengan pembayaran dilaksanakan di kemudian hari. KJKS memeri kuasa kepada mitra membeli barang atas nama KJKS. Pada jangka waktu tertentu, sesuai dengan kesepakatan antara KJKS dan nasabah yang membeli barang tersebut, harga di mark up dengan harga pokok atau ditambah sejumlah keuntungan.

d. Salam

Salam menurut bahasa adalah pendahuluan. Sementara menurut

istilah adalah penjualan suatu barang dengan pesanan yang disebutkan sifat-sifatnya sebgaai persyaratan jual-beli dan barang tersebut masih dalam tanggungan penjual, dimana syarat-syarat tersebut diantaranya adalah mendahulukan pembayaran pada waktu akad disepakati.21

Transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu. Dalam akad salam, KJKS bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan

transaksinya.

20

Nur. S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, (Banten: Pustaka Aufa Media, 2012), Hlm. 24

21

(33)

e. Al Ijarah dan Al Ta’jiri

Ijarah menurut fiqih adalahh akad pemindahan hak guna. Transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan/ atau jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan.

f. Al Qardh

Transaksi pinjam-meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.22

Dalam melakukan penetapan akad pembiayaan modal kerja syariah, proses analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Hal pertama yang harus dilihat dalah jenis proyek yang akan

dibiayai tersebut apakah memiliki kontrak atau belum.

b. Jika proyek tersebut memiliki kontrak, aktor berikutnya yang harus dicermati adalah apakah peroyek tersebut untuk pembiayaan konstruksi atau pengadaan barang. Jika untuk pembiayaan kontruksi, pembiayaan yang layak adalah pembiayaan istishna. Namun, jika bukan untuk pembiayaan kontruksi, melainkan pengadaan barang, maka pembiayaan yang patut diberikan adalah pembiayaan mudharabah.

22

(34)

c. Jika proyek tersebut bukan unutk pembiayaan kontruksi ataupun pengadaan barang, maka bank tidak layak untuk memberikan pembiayaan.

d. Dalam hal proyek tersebut tidak memiliki kontrak, maka faktor

selanjutnya yang harus dilihat adalah apakah proyek tersebut untuk pembelian barang atau penyewaan barang.

1) Jika untuk pembelian barang, hal berikutnya yang harus dilihat

adalah apakah barang tersebut berupa ready stock atau good in process. Jika ready stock maka pembiayaan yang dapat diberikan adalah pembiayaan murabahah. Namun jika good in process, yang harus dilihat lagi adalah apakah proses barang

tersebut memerlukan waktu kurang dari 6 bulan atau lebih. Jika kurang dari 6 bulan, pembiayaan yang diberikan adalah

Setiap pembiayaan yang diberikan mempunyai jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian pembiayaan yang disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada pembiayaan yang tidak memiliki jangka waktu.

23

(35)

4. Risiko

Dalam memberikan pembiayaan kepada para pengusaha tidak selamanya koperasi akan mengalami suatu keuntungan, koperasi bisa juga mengalami suatu risiko kerugian. Suatu risiko ini muncul karena ada tenggang waktu pengambilan (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu pembiayaan maka semakin besar risiko tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Maka untuk meminimalisirkan suatu resiko yang disebabkan oleh kelalai mitra, KJKS memberikan ketentuan berupa agunan atau jaminan.

Jaminan pada pembiayaan menurut Kasmir adalah sebagai berikut:24 1. Jaminan benda berwujud, yaitu jaminan dengan barang-barang

seperti: a. Tanah, b. Bangunan,

c. Kendaraan bermotor, d. Mesin-mesin/peralatan, e. Barang dagangan, f. Tanaman/kebun/sawah, g. Dan lainnya.

2. Jaminan benda tidak berwujud, yaitu benda-benda jaminan seperti: a. Sertifikat saham,

b. Sertifikat obligasi,

24

(36)

c. Sertifikat tanah, d. Sertifikat deposito,

e. Rekening tabungan yang dibekukan, f. Rekening giro yang dibekukan, g. Promes,

h. Wesel,

i. Dan surat taginan lainnya.

3. Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang yang menyatakan kesanggupan untuk menanggung segala resiko apabila kredit tersebut macet. Dengan kata lain, orang yang memebrikan jaminan itulah yang akan menggantikan kredit yang tidak mampu dibayar oleh mitra.

5. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu pembiayaan atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bagi hasil. Balas jasa dalam bentuk bagi hasil dan biaya administrasi pembiayaan ini merupakan keuntungan koperasi. Sedangkan bagi koperasi yang tidak berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bunga.

a. Teknik Perhitungan Bagi Hasil

Secara konseptual, aplikasi dari akad mudharabah atau pola bagi hasil tercermin dari beberapa hal sebagai berikut:

(37)

2) KJKS mengelola dana tersebut dalam sistem dana poll (pool of fund) yang selanjutnya akan menginvestasikan dana tersebut

kedalam usaha/kegiatan yang layak dana menguntungkan serta memenuhi kaidah-kaidah syariah.

3) KJKS dan anggota (pemilik dana) menandatangani akad yang berisi mengenai ruang lingkup kerjasama (jumlah nominal yang diinvestasikan, besarnya nisbah dan jangka waktu kesepakatan yang berlaku).

4) Sumber dana KJKS terdiri dari : a. Simpanan: tabungan dan

simpanan berjangka, b. Modal: simpanan pokok, wimpanan wajib, dan lain-lain, c. Hutang pihak lain: sumber dana yang berasal dari hutang pihak lain (bank maupun sumber lain) merupakan sumber danayang harus dikembalikan sesuai dengan jadwalnya. Sedangkan untuk simpanan dan modal akan memperoleh bagi hasil dengan perhitungan-perhitungan mempergunakan konsep bagi hasil.

C. Potensi Terjadinya Pembiayaan Modal Kerja

(38)

Pada kondisi tertentu mungkin saja perusahaan dapat memenuhi sendiri kebutuhan odal kerjanya dari laba yang diperoleh tahun berjalan atau tahun yang lalu. Tapi apabila perkembangan usaha perusahaan yang terjadi sangat pesat, kebutuhan modal kerja akan jauh lebih bear dan sulit dipenuhi.

Adapun alasan pembiayaan dibutuhkan adalah sebagai berikut:25 1. Pembiayaan stok barang,

2. Kondisi dimana supplier mempercepat tagihannya pembayaran, 3. Kondisi dimana jangka waktu pembayaran customer diperlama, 4. Cadangan modal kerja,

5. Investasi,

6. Relokasi tempat usaha, 7. Modernisasi mesin,

8. Ekspansi (perluasan kapasitas produksi, 9. Diversifikasi produk (produk baru),

10. Diversifikasi usaha (membuka usaha baru)

D. Komponen Modal Kerja yang Dibiayai

Komponen dalam perusahaan yang biasanya dibiayai menurut Maryanto adalah : stok barang; biaya piutang dagang; dan pembelian barang secara tunai.26 Namun Syafi’i Antonio menjelaskan bahwa unsur-unsur modal kerja terdiri atas

komponen-komponen alat likuid (cash), piutang dagang (receivable), dan

25

Maryanto Sepriyono, Buku Pintar Perbankan, (Jogjakarta : Pernebit Andi, 2011), Hlm. 73-75.

26

(39)

persediaan (inventory) yang umumnya terdiri atas persediaan bahan baku (raw material), persediaan barang dalam proses (work in process), dan persediaan

barang jadi (finished goods). 27 1. Likuiditas

Pembiayaan ini pada umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang timbul akibat terjadinya ketidaksesuaian antara cash inflow dan cash outflow pada perusahaan nasabah.

2. Piutang

Pembiayaan ini timbul pada perusahaan yang menjual barangnya dengan kredit, tetapi baik jumlah maupun jangka waktunya melebihi kapasitas modal kerja yang dimilikinya. Bank konvensional biasanya memberikan fasilitas berupa hal-hal berikut:

a. Piutang

Pada pembiayaan ini, bank memberikan pinjaman dana kepada nasabah untuk mengatasi kekurangan dana karena masih tertanam dalam piutang. Atas pinjaman tersebut bank meminta cessie atas tagihan nasabah tersebut. Pada dasarnya nasabah berkewajiban menagih sendiri pitangnya. Akan tetapi bila merasa perlu, bank dengan menggunakan cessie tersebut, berhak menagih langsung kepada pihak yang berhutang.

27Muhammad Syafi’I Antonio.

(40)

b. Anjak piutang

Fasilitas ini diberikan oleh bank dalam bentuk pengambialihan piutang nasabah. Untuk keperluan tersebut,nasabah mengeluarkan draf (wesel tagih) yang diaksep oleh pihak yang berhutang atau promissory notes (promes) yang diterbitkan oleh pihak yang

berhutang, kemudian di-endors oleh nasabah. Draf tersebut lalu dibeli oleh bank dengan diskon sebesar tingkat bunga yang berlaku atau disepakati untuk jangka waktu yang tertera pada draf atau promes tersebut. Bila pada saat jatuh tempo draf atau promes tersebut ternyata tidak tertagih, nasabah wajib membayar kepada bank sebesar nilai nominal draf tersebut.

3. Persediaan (Inventory)

Biaya pengadaan persediaan, misalkan stock untuk produksi perusahaan.

4. Modal Kerja untuk perdagangan a. Perdagangan umum

Perdagangan umum adalah perdagangan yang dilakukan dengan target pembeli siapa saja yang datang membeli barang-barang yang telah disediakan di tempat penjual, baik pedagang eceran (retailer) maupun pedangan besar (whole seller).

b. Perdagangan berdasarkan pesanan

(41)

antarpulau, atau perdagangan antarnegara. Pembeli memesan terlebih dahulu barang-barang yang dibutuhkan kepada penjual berdasarkan contoh barang atau daftar barang serta harga yang ditawarkan.

E. Konsep Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Menurut ilmu ekonomi, pendapatan adalah perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan nilai yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

Sedangkan dalam ilmu akuntansi pendapatan adalah penambahan lain atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya atau kombinasi keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau kegiatan-kegiatan lain yang merupakan operasi inti28

Pada Pernyataan Standar Akutansi (PSAK) No. 23 sendiri, pengertian pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

2. Sumber-sumber Pendapatan

Pendapatan bersumber dari sejumlah kegiatan ekonomi sebagai berikut:

28

(42)

a. penjualan barang; b. penjualan jasa; dan

c. penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga royalti dan dividen. 29

29

(43)

29

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan tujuan menggambarkan permasalahan yang didasari pada data yang berupa angka-angka, kemudian dianalisa lebih lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan. Dari metodologi dan pendekatan ini, penulis akan meneliti populasi atau sampel tertentu yang pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian, analisis datanya bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Desain yang digunakan adalah desain deskriptif kuantitatif yang bertujuan menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.25

Penulis juga menggunakan metode penelitian survey. Metode survey adalah metode riset yang menggunakan kuisoner sebagai instrument pengumpulan datanya, tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Penelitian ini juga menggunakan desain

25

(44)

desktiptif analisis, yakni mencari gambaran menyeluruh tentang data, fakta, peristiwa sebenarnya mengenai objek penelitian. 26

B. Ruang Lingkup Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : Koperasi Jasa Keuangan Syariah Ibu Mandiri Serpong bertempat di Jl. Raya Serpong No. 71 Serpong-Tangerang Selatan.

Waktu : April sampai dengan September 2014

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian ini adalah mitra yang menggunakan pembiayaan modal kerja di KJKS Ibu Mandiri Serpong.

b. Objek penelitian adalah pengaruh pembiayaan moda kerja terhadap peningkatan pendapatan usaha nasabah yang telah menjadi topik pembahasan dalam penelitian ini.

C. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah:

26

(45)

1. Data Primer

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data primer yang sesuai, yaitu sebagai berikut:

a) Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung

kelapangan dengan datang langsung menemui Kepala Bagian Pembiayaan KJKS Ibu Mandiri Serpong.

b) Angket, yaitu alat penelitian yang dilakukan dengan cara

menyebarkan daftar pertanyaan tertutup memperoleh keterangan dari sejumlah nasabah yag menjadi objek penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan oleh penulis adalah:

a) Website resmi atau majalah yang memuat artikel mengenai produk

pembiayaan modal kerja.

b) Brosur resmi dari KJKS Ibu Mandiri Serpong.

(46)

D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek.27 Maka populasi yang penulis ambil ialah seluruh mitra KJKS Ibu Mandiri Serpong yang menggunakan produk pembiayaan modal kerja.

2. Sampel

Sampel ialah sebagian atau wakil dari populasi yang akan digeneralisasikan. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan penulis adalah dengan cara teknik unprobability sampling (random sampling) yakni pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

E. Variabel Penelitian

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (X) yakni variabel yang mempengaruhi oleh variable lain. Variable bebas dalam penelitian ini adalah pembiayan modal kerja

2. Variabel terikat (Y) yakni varibel yang dipengaruhi oleh varibel lain.

Variable terikat dalam penelitian ini adalah pendapatan nasabah yang menggunakan pembiayaan modal kerja.

27

(47)

F. Operasional Varibel Penelitian

Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.28

Tabel 2

Definisi Operasional

Variabel Indikator Pengukuran

Operasioal

(48)

G. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah akurasialat ukur terhadap yang diukur walaupun dilaukan berkali-kali dan dimana-mana. Untuk mencapai tingkat validitas instrumen penelitian,maka alat ukur yang dipakai dalam instrumen juga harus memiliki tingkat validitas yang baik. 29

Penulis juga menggunakan jenis validitas pengukuran dalam penelitian model konstruksi, yaitu lebih terarah pada pertanyaan mengenai apa yang sebenarnya diukur oleh pengukuran yang ada.30 Peneliti menggunakan Software SPSS 17.0 for Windows Release.

Kuisioner dapat dinyatakan valid jika item-itmenya telah mewakili ciri-ciri yang hendak dikenai suatu pengukuran. Maka perlu dibuat Blueprint sbelum membuat suatu alat ukur untuk membatasi kawasan ukurnya.

Tabel 3

Blueprint Sebelum Dilakukan Uji Validitas

Variabel Favorable Unfavorable

Kepercayaan 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10 2, 7

Kesepakatan 11,12,14,15 13

Jangka Waktu 16 17

Resiko 18,19 20

Balas Jasa 21,23 22

29

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif.,(Jakarta : Kencana Prenada, 2009) Cet. Ke-4., Hlm. 120.

30

(49)

Setelah penulis melakukan uji validitas dengan menyebar angket kepada 30 responden maka dapat dihasilkan blueprint sebagai berikut:

Tabel 4

Blueprint Setelah Dilakukan Uji Validitas

Variabel Favorable Unfavorable

Kepercayaan 1, 3, 4, 6, 10 2

Kesepakatan 12,15

Jangka Waktu 17

Resiko 19 20

Balas Jasa 22

Ini artinya 11 butir pernyataan pada kuisioner dinyatakan tidak valid. Namun pernyataan dari setiap variabel masih terwakili sehingga 11 butir pernyataan dapat dihilangkan dan 12 butir pernyataan yang tersisa dapat digunakan untuk melanjutkan penelitian kepada sejumlah sampel yang telah ditentukan.

2. Uji Reliabilitas

(50)

alat ukur dapat dihitung dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:31

Dimana:

α : Koefisien keandalan alat ukur

R = Koefisien rata-rata korelasi antar variabel K : Jumlah variabel

H. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembiayaan modal kerja terhadap tingkat pendapatan nasabah, maka langkah yang akan dilakukan dengan skala likert mengembangkan prosedur pengukuran dengan skala.

Tabel 5

(51)

Keuntungan menggunakan skala likert dari tingkat kepentingan dan pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala 1 – 5, dengan dimensi yang tercermin dalam daftar pertanyaan memungkinkan nasabah (responden) mengekspresikan tingkat pendapat mereka terhadap keefektifan pembiayaan modal kerja dalam peningkatan pendapatan mereka. Dari segi statistik, skala dengan lima tingkatan (1-5) lebih tinggi keandalaannya dibandingkan dua tingkatan “ya” atau “tidak”.

1. Regresi Linear Berganda

Adapun rumus regresi linear berganda atau persamaan ialah sebagai berikut:32

Dimana:

Y: Variabel terikat (tingkat pendapatan mitra)

b : koefisien arah regresi linier dan menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X

α : konstanta Y ketika harga X = 0

X: variabel pembiayaan modal kerja (kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko dan balas jasa)

2. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan

32

(52)

tertulis r square. Namun untuk regresi berganda sebaiknya menggunakan R square yang telah disesuaikan (Adjusted R Square), karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian.33

3. Uji F (Simultan)

Uji F adalah uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan atau bersama-sama . adapun

nilai signifikansinya sebesar α = 1% sampai dengan 10%.

Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Ho : βo = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembiayaan modal kerja terhadap tingkat pendapatan usaha mitra.

b. Ha : βo ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara embiayaan modal

kerja terhadap tingkat pendapatan mitra.

Jika F>0, maka artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika F<0 maka terdapat pengaruh anatara variabel independen terhadap variabel dependen34

4. Uji T-Test (Parsial)

T-test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pembiayaan modal kerja terhadap tingkat pendapatan naabah secara individual (parsial). Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula H alternatif (Ha), seperti berikut:

33

Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta:PT. Elex Media Komputindo, 1999) Hlm. 50-51.

34

(53)

Ho : ρ = 0 Tidak ada pengaruh antara pembiayaan modal kerja

terhadap tidak pendapatan nasabah.

Ha : ρ ≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan antara variabel pembiayaan modal kerja dan variabel tingkat pendapatan nasabah. Kemudian hasil t hitung tersebut dibandingkan dnegan distribusi t tabel. Adapun untuk menghitung nilai t tabel dapat dicari dengan dk = n – 1.35 Maka apabila:

T hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

T hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel dependen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

5. Uji Beda Rata-rata

Uji kesamaan atau beda rata-rata digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan (kesamaan) anatra dua buah data. Salah satu teknik analisis statistik untuk menguji kesamaan dua rata-rata ini adalah Uji T karena rumus yang digunakan adalah uji T.36

Teknik pelaksanaan analisis adalah dengan membanding pengukuran pertama sebelum perlakuan (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test) terhadap penelitian. Teknik analaisis yang digunakan adalah:

35

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Hlm. 230.

36

(54)

t =

√∑ ∑

Dimana:

D = Perbedaan antar data yang berpasangan

= rata-rata perbedaan antar data yang berpasangan

∑ = Jumlah skor perbedaan yang dikuadratkan

N = Banyak pasangan data (skor)37

37

(55)

41

GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) IBU MANDIRI SERPONG

A. Latar Belakang Berdirinya KJKS Ibu Mandiri

Koperasi pada masa awal berdirinya merupakan tonggak untuk mengatasi kemelaratan rakyat Indonesia dari jeratan sistem cultulstetsel yang diterapkan oleh pemerintah Belanda saat itu. Kemudian pada perkembangannya di era kemerdekaan munculah UU No. 17 tentang koperasi dan disusul UU No. 112 pada tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian. Hingga pada akhirnya disempurnakannya menjadi UU No. 25 tahun 1992 yang menyempurnakan UU sebelumnya sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap potensi koperasi yang akan membawa dampak positif bagi tingkat perekonomian bangsa.34

Koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum kperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi Syariah sendiri adalah koperasi koperasi yang usahanya bergerak dibidang pembiayaan investasi, pembiayaan, dan simpanan dengan pola bagi hasil (syariah).35

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) berdiri melalui keputusan Kementrian Koperasi dan UMKM No.

34

Y. Harsoyo, dkk., Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, (Yogyakarta:Pustaka Widyatama. 2006), hlm. 9

35

(56)

91 Tahun 2004. Koperasi syariah pada mulanya adalah lembaga yang didirikan oleh swadaya masyarakat berupa Lembaga Baitul Maal wa Tamwil dan melalui undang-undang tersebut, BMT pun menjadi lembaga formal dan sebagian dikenal di masyarakat dengan nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).

Adapun landasan dari koperasi jasa keuangan syariah adalah sebagai berikut: a. Peraturan Menteri Negeara Koperasidan Usaha Kecil Menengah Republik

Indonesia Nomor : 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 tentang pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah.

b. Koperasi syariah berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. c. Koperasi syariah berasaskan kekeluargaan.

Di bidang ekonomi, perempuan selalu menjadi korban dari setiap perubahan ekonomi. Keterpurukan ekonomi telah membawa perempuan dalam perjuangan untuk terus menghidupi keluarga. Saat ini, angka partisipasi angkatan kerja perempuan hanya 52 persen, jauh di bawah laki-laki yang mencapai 86 persen. Sebagian besar perempuan bekerja disktor informal, sesuatu yang kebalikannya denga pria. Dalam pengupahan, pria menerima upah 100 persen, sementara oerempuan hanya 60 persen. Hasil Survey dan Ekonomi (Badan Pusat Statistik), hampir 50 persen perempuan di pedesaan bekerja sebagai pekerja keluarga yang tak dibayar.

(57)

penggagas KJKS Ibu Mandiri. Namun pada perkembangannya, koperasi syariah ini bukan hanya ditujukan pada kaum wanita, namun juga kaum pria. 36

Sesuai dengan peran KJKS yaitu memiliki peran strategik dalam perluasan lapangan kerjadan mengurangi kemiskinan. Optimasi zakat, infaq, shadaqah dan waqaf melalui usaha produktif yang berkesinambungan oleh baitul maal KJKS akan bermuara pada pengurangan penduduk miskin. Disinilah KJKS Ibu Mandiri dapat berperan sebagai agen of asset distribution untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. KJKS Ibu Mandiri melalui kegiatan baitul maal berfungsi sebagi lembaga sosial dan melalui kegiatan baitul tamwil berfungsi sebagai lembaga bisnis yang profit oriented dengan pola syariah.

KJKS sebagai lembaga Koperasi merupakan wadah usaha bersama yang memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai alat perjuangan sekonomi, alat pendidikan, efisiensi usaha dan kemandirian anggota. Keterbatasan usaha mikro dalam pemupukan modal usaha dan investasi, diupayakan melalui penghimpunan dana bersama atau simpanan di koperasi dan dikelola sebagai pinjaman dana bergulir bagi usaha mikro anggota koperasi.37

KJKS Ibu Mandiri adalah salah satu unit usaha Koperasi Wanita Ibu Mandiri yang berdiri pada pertengahan tahun 2007 dan disahkan sebagai Badan Hukum Ibu Mandiri dengan nomor Koperasi Wanita (KopWan) Ibu Mandiri akta pendirian nomor : 21/tanggal 29 Oktober 2007. Dan akta perubahan Koperasi

36

Artikel “Sekapur Sirih” dalam Makalah Company Profile KJKS Ibu Mandiri, Hlm. 2

37

E-journal IPB. Diakses dari http://repository.ipb.ac.idpada tanggal 01 Mei 2014 bertempat di

(58)

Jasa Keuangan Syariah Ibu Mandiri, Akta Pendirian Nomor : 13/Tanggal 17 Februari 2010.

Inovasi, efisensi, servis dan responbilias adalah orientasi KJKS Ibu Mandiri dalam melakukan aktivitas sebagai salah satu alternatif jasa keuangan syariah yang mengadopsi pada sistem operasional perbankan syariah. Dengan cita-cita yang besar memajukan ekonomi masyarakat Banten dan sekitarnya, KJKS Ibu Mandiri bersinergi dengan lembaga-lembaga keuangan syariah, melakukan upaya-upaya nyata berupa:

1. Pelaksanaan kegiatan usaha simpan-pinjam bebasis syariah. 2. Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

3. Penyedia jasa pembiayaan yang fleksibel dan investasi yang Insya Allah menguntungkan.38

B. Visi dan Misi KJKS Ibu Mandiri

Visi :

Menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang terbaik dan terdepan dalam memberi solusi yang bermakna bagi kaum wanita, kaum dhuafa dan pengusaha mikro secara berkelanjutan dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip fathonah, amanah, shiddiq dan tabligh.

Misi :

1. Meningkatkan akses permodalan bagi masyarakat kecil baik finansial maupun non finansial.

38

(59)

2. Membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas masyarakat kecil demi kesejahteraan dan keadilam ekoomi.

3. Meningkatkan kemandirian dan produktivitas kaum wanita secara finansial dan nonfinansial.

4. Menjadi KJKS yang inovatif dan tumbuh secara berkelanjutan seiring dengan pertumbuhan usaha nasabahnya.

C. Struktur Organisasi KJKS Ibu Mandiri

Gambar 1

Struktur Organisasi KJKS Ibu Mandiri

Sumber: Company Profile KJKS Ibu Mandiri Serpong RAT Dewan Pengurus Syariah Dewan Penasehat

(60)

1. RAT (Rapat Anggota Tahunan) 2. Dewan Pengurus KJKS Ibu Mandiri

Ketua : Niken Saptarini, SE, MSc. Sekertaris : Rini Ivo Anggraini

Bendahara : Iim Himyah

3. Dewan Pengawas dan Penasehat

Dewan Pengawas Syariah :Arrison Hendry, SE, Imron Rosadi, Lc Dewan Pengawas Keuangan : Dr. Zulkieflimansyah, SE, Msc. Dewan Pengawas SDI : Hj. Dra. Sumintri Wido

4. Pengelola

Direktur : Niken Saptarini, SE, MS Finance Manager : Novita Desi Arianti, SE

Wiwin Budiman Marketing Manager : Cecep Surya Lesmana Kepala Kas Cilegon : Saiful Basri

Marketing Team : Syif Suhad, Supomo, Hastuji Finance Team (Tellers) : Irwan Susanto, Robiatul Adawiyah IT Support & General Affairs : Fajar Widayanto

D. Sumber Dana KJKS Ibu Mandiri

KJKS Ibu Mandiri mendapatkan sumber dana dari:

(61)

2. Dana hibah.

3. Dana tabungan dan deposito.

4. Donasi dari Penanaman Nasional Madani (PNM). 5. Donasi Penasehat.39

E. Produk Pembiayaan Modal Kerja KJKS Ibu Mandiri

Adapun pembiayaan modal kerja pada KJKS Ibu Mandiri Serpong adalah sebagai berikut:40

1. Musyarakah 2. Mudharabah 3. Murabahah 4. Kafalah 5. Ijarah

F. Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Modal Kerja

Sebelum mengajukan pembiayaan, mitra harus menjalani berbagai prosedur sebagai berikut:

1. Melengkapi persyaratan, yakni:

a. Mempunyai rekening simpanan di KJKS Ibu Mandiri. b. Berdomisili di wilayah Banten.

c. Menyerahkan fotocopy KTP/SIM/Kartu Identitas lainnya (suami/istri bagi yang sudah berkeluarga).

39

Makalah Company Profile KJKS Ibu Mandiri

40

(62)

d. Menyerahkan fotocopy Kartu Keluarga/Surat Nikah.

e. Ada jaminan/agunan untuk pinjaman dalam jumlah tertentu, adapun

jumlah pembiayaan yang ditetapkan untuk jaminan/agunan adalah di atas Rp. 1.500.000,00.

f. Meyerahkan fotocopy rekening listrik/telepon atau Surat Keterangan Domisili (tempat tinggal).

g. Menyerahkan pas foto terbaru, ukuran 2x3 atau 3x4 (suami istri bagi

yang sudah berkeluarga.

h. Usaha sudah berjalan minimal 6 bulan.

i. Untuk karyawan menyerahkan fotocopy slip gaji terbaru. j. Mengisi formulir pembiayaan.

2. Bersedia menjalankan serangkaian survey oleh pihak marketing untuk

mengetahui karakter dan kondisi usaha nasabah, adapun kriteria yang harus dipenuhi nasabah adalah sebagai berikut:

a. Character, yakni sifat, watak, hobi dan kebiasaan dari calon mitra. b. Capacity, yakni kemampuan calon mitra dalam mengembalikan

pembiayaan.

c. Capital, yakni besar dan struktur modalnya yang terlihat pada neraca lajur pada usaha calon mitra.

d. Condition, kondisi keuangan atau ekonomi dari calon mitra.

(63)

3. Kelengkapan berkas diserahkan kepada pihak KJKS Ibu Mandiri untuk diolah datanya.

4. Setelah melengkapi persyaratan, kriteria diajukan pada RAT untuk mendapatkan pertimbangan dan keputusan (pengajuan diterima/ditolak), kemudian keputusan akan diajukan kepada komite pembiayaan. Dalam proses ini pihak yang bersangkutan juga mengkonsultasikan pada bagian accounting agar kondisi keuangan tetap stabil.

5. Jika pengajuan diterima, pencairan dapat dilakukan oleh pihak teller langsung dengan mitra.

6. Ketetapan bagi hasil atau margin KJKS Ibu Mandiri adalah sebesar: a. 3 % untuk non anggota.

b. 1,5 % untuk anggota.

c. 1 % untuk karyawan KJKS Ibu Mandiri Serpong.

7. Pilihan jangka waktu pembiayaan disediakan oleh pihak KJKS Ibu

Mandiri yang kemudian calon mitra dapat memilih jangka waktu tersebut, sesuai dengan kesepakatan bersama.

8. Jumlah pembiayaan dan jaminan/agunan disesuaikan dengan

pertimbangan dari pihak KJKS Ibu Mandiri.

G. Perkembangan dan Hambatan Program Pembiayaan KJKS Ibu Mandiri

(64)

hambatan dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. Hambatan yang dimiliki antara lain:

a. Sulitnya mencari mitra. Pihak KJKS Ibu Mandiri selalu berkerja sama dalam pencarian mitra. Pencarian ini bukan hanya selalu dilakukan oleh seorang marketing.

b. Sulitnya mencari mitra dengan karakter yang baik, hal ini disebutkan oleh Novita Desy, seorang Finance Manager. Ia menyebutkan bahwa sangat jarang calon mitra yang memenuhi persayaratan seperti 5C yang telah disebutkan sebelumnya. Seringkali mereka menemukan bahwa ada mitra dengan karakter baik, namun kemampuannya dalam membayar angsuran sangat kecil. Atau bahkan sebaliknya, ada sebagian mitra yang memiliki kemampuan kemampuan membayar dengan baik, namun karakter yang dimiliki justru sebaliknya sehingga angsuran yang harusnya dibayarkan justru mandeg di tengah jalan.

H. Penanganan Pembiayaan Bermasalah

KJKS Ibu Mandiri memiliki beberapa langkah dalam menangani pembiayaan yang bermasalah:

1. Pendekatan ruhaniah. Yakni dengan cara memberi pemahaman kepada

(65)

2. Memberikan peringatan berupa Surat Peringatan (SP) dengan tahapan SP 1, SP 2, hingga SP 3.

3. Ketika Surat Peringatan tidak terpenuhi, maka jaminan/agunan akan menjadi miliki KJKS Ibu Mandiri Serpong. 41

41

(66)

52

A. Pengolahan Uji Instrumen

Dalam mendapatkan data primer dilakukan penyebaran kuisioner kepada mitra KJKS Ibu Mandiri Serpong sebanyak 47 responden yang dianggap dapat mewakili semua golongan pada bulan Mei 2014 – Juni 2014. Sebelumnya, penulis melakukan try out terhadap 30 orang responden dengan memberikan 25 pertanyaan untuk mengukur validitas dan reabilitas dari seluruh pertanyaan yang diajukan. Namun 11 butir pertanyaan yang dinyatakan tidak valid sehingga penulis hanya mengajukan 14 butir pertanyaan sebagai instrumen pengujian.

Berdasarkan pengujian realibilitas uji instrumen keseluruhan dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows diperoleh bahwa nilai reliabilitas uji instrumen sebesar 0,481. Nilai tersebut menunjukkan tingkat keandalan alat ukur yang baik. Dengan kata lain uji terhadap 47 responden dengan memberikan 14 butir pertanyaan secara keseluruhan dianggap valid dan reliabel. (lihat lampiran 1)

B. Hasil dan Pembahasan

1. Deskripsi Data Responden Penelitian

Dari hasil analisis mengenai profil responden diperoleh data mengenai responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, diantaranya adalah:

(67)

Tabel 6

Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin responden penelitian tidak seimbang yaitu pria sebanyak 14 orang atau 29,8 % dan wanita sebanyak 33 orang atau 70,2%. Banyaknya responden wanita bisa dikarenakan latar belakang berdirinya KJKS Ibu Mandiri yang awalnya didirikan sebagai koperasi wanita.

b. Usia

Tabel 7

Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 14 29.8 29.8 29.8

perempuan 33 70.2 70.2 100.0

Total 47 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 21-30 tahun 1 2.1 2.1 2.1

31-40 tahun 17 36.2 36.2 38.3

41-50 tahun 22 46.8 46.8 85.1

>50 tahun 7 14.9 14.9 100.0

(68)

Usia responden penelitian yaitu 21-30 tahun sebanyak 1 orang atau 2,1 %, 31-40 tahun sebanyak 17 orang atau 36,2%, 41-50 tahun sebanyak 22 orang atau 46,8%, lebih dari 50 tahun sebanyak 7 orang atau 14,9%.

c. Pendidikan terakhir

Tabel 8

Pendidikan Terakhir Responden

P

Pendidikan terakhir responden penelitian yaitu tidak lulus SD/MI sebanyak 3 orang atau 6,4%, SD/MI sebanyak 3 orang atau 6,4%, SMP/MTS sebanyak 13 orang atau 27,7%, SMA/MA sebanyak 21 orang atau 44,7%, Diploma sebanyak 3 orang atau 6,4% , Sarjana sebanyak 3 orang atau 6,4% , Pasca Sarjana sebanyak 1 orang atau 2,1%.

d. Lama Usaha

Frequency Percent Valid Percent

(69)

L

L

ama usaha yang dijalankan oleh mitra yaitu kurang dari 2 tahun sebanyak 4 orang atau 8,5 %, 2 sampai 4 tahun sebanyak 4 orang atau 8,5 %, 5 sampai 7 tahun sebanyak 7 orang atau 14,9%, 8 sampai 10 tahun sebanyak 2 orang atau 4,3%, dan lebih dari sepuluh tahun sebanyak 10 orang atau 63,8%.

2. Uji Regresi Linear Berganda

Tabel 10

1 (Constant) -9574052,337 6429955,602 -1,489 ,144 TRUST -1448684,724 1355421,956 -,155 -1,069 ,291

Frequency Percent Valid Percent

Gambar

Gambar 1 Struktur Organisasi KJKS Ibu Mandiri Serpong..................................
Tabel 1 Data UMKM Tahun 2009
Tabel 2 Definisi Operasional
BlueprintTabel 3   Sebelum Dilakukan Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat dihindari dengan pola asuh gizi yang baik dengan cara asupan gizi balita selalu diperhatikan sehingga akan meningkatkan nilai angka kecukupan protein, sebaliknya

Atas dasar hal tersebut di atas, maka dalam Peraturan Pemerintah ini diatur ketentuan mengenai sistem keamanan dan keselamatan penerbangan, pelayanan operasi pesawat udara,

Alhamdulillah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Di Indonesia sudah terdapat beberapa penelitian mengenai pemberian tanaman herbal untuk menurunkan derajat keparahan AV seperti penelitian yang dilakukan oleh Puguh

Oleh yang demikian adalah perlu latihan yang diikuti dapat memenuhi kehendak para pelatih terhadap pekerjaan supaya mereka dapat melakukan sesuatu kerja itu dengan penuh

Inti Sari Sejarah Tingkatan 4 Kembali Apakah sebab kehidupan di bandar menjadi ciri penting dalam tamadun Mesir Purba.. Terdapat beberapa bandar penting dalam tamadun Mesir

Bola bermassa 150 gram dilempar vertical lurus ke atas dengan kecepatan awal 50 m/s. Jika percepatan gravitasi ditempat tersebut adalah 10 m/s 2 , dan gesekan udara diabaikan,

Proses pelaksanaan tindakan siklus II adalah melaksanakan apa yang telah direncanakan pada tahap perencanaan yang telah disusun oleh peneliti. Hasil temuan pada