• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsolidasi Tanah and Tantangan Kementri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsolidasi Tanah and Tantangan Kementri"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Konsolidasi Tanah, Partisipasi Publik, Serta Tantangan Kementerian Tata Ruang dan Agraria

Marenda Ishak S

(Pikiran Rakyat, 17 Januai 2015)

Pemilihan presiden periode 2014-2019 memberikan banyak catatan penting untuk kita pelajari bersama. Salah satunya adalah partisipasi dan optimisme publik. Partisipasi publik dalam pilpres kali ini menunjukkan angka yang cukup baik, yaitu 72% tingkat partisipasinya. Angka ini tidak cukup buruk untuk sebuah pemilihan umum yang ada, bahkan jika dibandingkan pemilihan umum di Amerika yang hanya mencapai 50% tingkat partisipasinya. Kedua, optimisme publik. Tercatat optimisme publik diekspresikan dengan belbagai macam cara dan semangat melalui media sosial, karikatur, aksi, dan solidaritas. Hal ini sangat luar biasa, mengingat sangat sulit mendorong optimisme publik sampai pada titik seperti ini.

Dalam perjalanan bangsa ini, partisipasi dan optimisme publik merupakan pendorong yang sangat dibutuhkan negara dalam kerangka merealisasikan program dan kegiatan ke depan. Tanpa partisipasi dan optimisme publik, sudah barang tentu program sebaik apapun menjadi kurang bermakna nilai dan fungsinya. Berbeda jika partisipasi dan optimisme publik berkembang, program dan kegiatan pemerintah memiliki peranan terutama dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Terlebih partisipasi dan optimisme publik akan menjaga keberlanjutan program agar sesuai dengan aturan yang benar. Pertanyaannya kemudian dapatkah partisipasi dan optimisme publik tersebut terbentuk pada bidang dan kegiatan lain, pasca pemilihan presiden?.

Konsolidasi Tanah

Mengapa penting untuk membicarakan konsolidasi tanah?. Konsolidasi tanah merupakan salah satu cara pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan. Konsolidasi tanah penting untuk dibicarakan, karena pada hakekatnya pengadaaan tanah untuk pembangunan saat ini lebih banyak dilakukan dengan cara jual beli atau ganti rugi. Proses pengadaan tanah semacam ini telah banyak mengakibatkan kerugian bagi masyarakat. Terpinggirkannya masyarakat, terserabutnya akar sosial budaya mereka adalah sebagian besar kerugian yang diakibatkan proses pengadaan tanah dengan jalan seperti ini. Terlebih, cara-cara ini mengakibatkan pula apatisme masyarakat dalam berpartisipasi sehingga kontrol terhadap kawasan dan lingkungan menjadi berkurang. Padahal pada berbagai sisi pembangunan, partisipasi dan optimisme masyarakat perlu untuk dikembangkan guna meningkatkan kualitas program-program pemerintah.

(2)

lingkungannya. Bentuk penataan ini didasarkan pada kesepakatan bersama antara warga masyarakat, termasuk pemerintah dan swasta jika dibutuhkan.

Menurut UU No 1 tahun 2011 konsolidasi tanah adalah penataan kembali penguasaan, pemilik, penggunaan pemanfaatan tanah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dalam usaha penyediaan tanah untuk kepentingan pembangunan perumahan dan permukiman guna meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan partisipasi masyarakat. Konsolidasi tanah dapat dilakukan karena adanya intervensi berupa kebutuhan pemerintah, akan tetapi juga dapat dilakukan karena kebutuhan masyarakat sendiri sehingga dilakukan penataan kembali lahan. Disini letak titik kritis konsolidasi tanah, kesadaran masyarakat akan pentingnya penataan kembali lahan dan lingkungannya merupakan hal yang sulit dibentuk. Sikap skeptis dan pragmatis, bahkan cenderung tidak peduli pada pembangunan mengakibatkan partisipasi publik sulit tercipta.

Kesadaran dan partisipasi masyarakat memegang peranan penting dalam hal konsolidasi tanah. Tanpa kesadaran dan partisipasi masyarakat akan penataan alokasi ruang, maka niscaya program konsolidasi tanah hanya sebatas impian samata. Di samping itu, peran pemerintah dalam mendukung kegiatan ini perlu kembali digalakan. Hal ini berkaitan dengan proses negosiasi, penataan kembali, dan aspek pembiayaan pembangunan. Dalam konteks inilah, pemerintah perlu menyikapinya untuk kegiatan pembangunan ke depan. Paradigma pembangunan yang mengesampingkan masyarakat sudah selayaknya ditinggalkan, digantikan dengan kegiatan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan. Terlebih pemerintahan sekarang merupakan pemerintah yang terbentuk dari hasil partisipasi dan optimisme publik yang cukup besar.

Pertanyaannya kemudian dapatkah partisipasi dan optimisme publik, kita arahkan pada kepentingan yang lebih konstruktif dalam mengisi pembangunan. Hal ini menjadi titik penting pemerintahan mendatang. Mengedepankan kepentingan masyarakat sudah seharusnya tidak bersifat jargonistik, memanfaatkan partisipasi dan optimisme publik yang kemarin terbentuk sudah selayaknya dijaga dan dikembangkan guna peningkatan derajat hidup masyarakat Indonesia.

Penutup

Pada kebanyakan program konsolidasi tanah, ketidakberhasilan program disebabkan karena berbagai faktor diantaranya adalah partisipasi masyarakat yang kurang dan aspek pembiayaan untuk penataan alokasi kembali lahan yang cukup besar. Pada belbagai kasus, permasalahan pembiayaan sebenarnya dapat diatasi dengan campur tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah dibutuhkan bukan hanya pada proses memfasilitasi aspek pembiayaan, akan tetapi juga guna melakukan pendapingan dan negosiasi terhadap penataan kepemilikan lahan. Permasalahan yang terbesar adalah sulitnya membangun optimisme warga dalam melakukan konsolidasi tanah. Hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah, mengingat pendampingan, proses musyawarah, dan membangun kepercayaan terhadap pemerintah perlu dilakukan secara intensif. Ini juga menjadi tantangan baru bagi kemeterian agraria dan tata ruang. Semoga dalam lima tahun ke depan, tatantangan ini dapat diatasi.

(3)

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan laser pada penelitian ini dimaksudkan untuk melanjutkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah penggunaan laser diode untuk

Oleh yang demikian, penggunaan koswer bagi membantu dalam proses pengajaran dan pembelajaran merupakan suatu kaedah yang sistematik serta merangkumi aspek mereka

Beberapa uraian para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tata hubungan manusia dalam masyarakat, serta

Latihan imla’ keempat masih dilakukan dengan metode yang sama, yaitu guru membacakan materi imla’ dan siswa langsung menulisnya di buku masing-masing..

Menurut Mulyono (2003), kambing Jawa Randu memiliki ciri-ciri yaitu memiliki tubuh yang lebih kecil dari kambing Etawah, memiliki telinga lebar terbuka, panjang,

Harvest Maturity, Storage Temperature and Relative Humidity Effect Fruit Quality, Antioxidant Contents and Activity, and Inhibition of Cell Proliferation of

Kisah Utsman tidak satu-satunya sejarah Islam yang dipaparkan di Balada Pencatat Kitab. Pada “Kecuali Dia”, kehebatan Ali bin Thalib

a) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dipungut untuk mengurangi sifat regresif Pajak Pertambahan Nilai. PPN merupakan pajak objektif yang tidak