• Tidak ada hasil yang ditemukan

Redesain Saung Angklung Udjo : studi kasus jl.Padasuka - Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Redesain Saung Angklung Udjo : studi kasus jl.Padasuka - Bandung"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DATA DIRI

Nama : Iwan Setiawan

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 13 November 1988 Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Golongan Darah : A

Alamat : Kp. Burujul Jl. Negla No. 33

RT/RW 006/012 Kec. Margaasih Kab. Bandung

Telepon : 085722255692

Email : one_arsitektur2008@yahoo.com

Nim : 1.04.08.005

Jurusan : Arsitektur

(5)

Tema

ADAPTIF TERHADAP MASYARAKAT

LAPORAN PERANCANGAN AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER X TAHUN 2011/2012

Sebagai Persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

Iwan Setiawan

104 08 005

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(6)

SAUNG ANGKLUNG UDJO

Tema

ADAPTIF TERHADAP MASYARAKAT

Oleh :

Iwan Setiawan

104 08 005

Disetujui Oleh :

Bandung, 18 Maret 2013

Dosen Pembimbing

Dr. Andi Harapan S., S.T., M.T. NIP. 4127 70 12 0 Ketua Jurusan

Dhini Dewiyanti Tantarto, Ir., M.T. NIP. 4127 70 12 010

Pimpinan Sidang

(7)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005

membuat Tugas Akhir berupa desain dan laporan.

Selama penyusunan Tugas Akhir berupa desain dan laporan tidak sedikit

kesulitan dan hambatan yang dihadapi dan dialami penulis, baik yang

menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan data dan sebagainya. Oleh karena

sebagai ungkapan rasa bangga dan ta’dzim penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

Allah SWT.

Ibu Dhini D. Tantarto, ST., MT yang telah memberikan arahan yang baik hingga

terselesaikanya Tugas Akhir ini.

Dr. Andi Harapan S., S.T., M.T. yang telah membimbing pengawasan selama tugas

akhir ini berlangsung.

Ibu dan Ayah yang telah mendukung dan memberikan masukan – masukan dan doa.

Teman – teman yang membantu dan mendukung hingga terselesaikanya Laporan Kerka Praktik ini.

Team work Golden Section yang telah banyak membantu dan dukungannnya.

Defi Andri, Muda Rustiandi, Tirza Rumondang, Yulianti Karim Maryam dan Golden

Section yang telah membantu dalam pengerjaan maket dan dukungannya.

Akhirnya, penulis hanya bisa berdoa kepada Allah SWT, semoga

(8)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005

iv

pahala yang sempurna dan berlipat ganda baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Amin.

Bandung, Maret 2013

(9)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 iii

(10)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 iv

4.1.2. Ruang yang perlu ditambahkan ... 27

4.1.3. Peraturan dan Standar Perancangan ... 28

4.2 Analisis Kondisi Lingkungan ... 31

4.2.1. Pengelompokan zona yang berorientasi dengan tapak 35 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar ... 50

BAB IV DESAIN PERANCANGAN 6.1 Identitas Proyek ... 71

6.1.1 Peta Situasi ... 71

6.2 Desain Perancangan ... 72

6.2.1 Desain Perancangan Tapak ... 73

6.2.2 Desain Perancangan Bangunan ... 74

6.2.2.1 Desain Atap ... 74

6.2.2.2 Desain Badan Bangunan ... 75

6.2.3 Desain Perancangan Gate dan Side Entrance... 75

6.2.4 Perspektif Suasana eksterior lingkungan ... 78

6.2.5 Perspektif Suasana eksterior dalam tapak . 80 DAFTAR PUSTAKA 86

(11)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 iii

DAFTAR PUSTAKA

1. Reid GW. 1996. Grafik Lansekap (Terjemahan). Erlangga. Jakarta. 216hal. 2. Neufert, Ernst (1996), Data Arsitek Jilid 1, Trans Sunarto Tjahjadi, Jakarta :

Erlangga.

3. Neufert, Ernst (1996), Data Arsitek Jilid 1, Trans Sunarto Tjahjadi, Jakarta : Erlangga.

4. Hakim R, Utomo H. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap:Prinsip- Unsur dan Aplikasi Desain. Bumi Aksara. Jakarta. 250hal. 5. Frick, Herinz. IlmuKonstruksi Bangunan Bambu, Yogyakarta : Penerbit

Kanisius, 2004. 166 halaman.

(12)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 1

sangat beraneka ragam, diantaranya adalah seni tari, seni karawitan, dan upacara

adat. Pada umumnya Kesenian tradisional umumnya hanya ditampilkan pada

hajatan dan acara besar kedaerahan. Sehingga memunculkan kerapuhan dan dan

kehilangan budaya.

Dalam upaya melestarikan kesenian Jawa Barat, Pemerintah rutin

mengadakan acara yang menampilkan beragam kesenian Jawa Barat. Acara

tersebut umumnya diadakan di tempat – tempat umum, seperti kawasan Monumen Perjuangan Rakyat, Alun – alun Ujung berung, kawasan Dago Car Free day, dan tempat umum lainnya.

Lokasi penyelenggaraan event ini biasanya tidak menetap, karena kota

Bandung tidak memiliki tempat untuk memfasilitasi kesenian tradisional. Meskipun

hingga saat ini kegiatan kesenian, seperti seni tari masih ada, namun kegiatan

kesenian di kawasan ini sudah tidak seramai dahulu.

Bandung memiliki satu tempat pelestarian kesenian Jawa Barat yang

bernama Saung Angklung Udjo, yang merupakan tempat pelestarian salah satu

kesenian Jawa Barat yaitu kesenian angklung. Di tempat ini pengunjung dapat

melihat pertunjukkan angklung, cara bermain angklung, hingga workshop

pembuatan angklung. Saung Angklung Udjo sudah sangat terkenal hingga

mancanegara akan tetapi tempat ini lebih banyak diminati oleh wisatawan

mancanegara dibandingkan dengan wisatawan lokal. Salah satu penyebabnya

adalah kurang tertatanya fasilitas dan daya dukung lingkungan sekitar yang kurang

(13)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 2

Untuk itu perlu dilakukan penataan fasilitas dan kawasan untuk mewujudkan

fasilitas seni yang layak dan memberikan input positif bagi masyarakat.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari perancangan ini adalah untuk :

- Melestarikan, pemberdayaan, pengembangan, dan pemanfaatan seni dan budaya dari keberagaman kebudayaan Bangsa Indonesia.

- Menghasilkan desain saung angklung udjo sesuai dengan fungsi yang sesuai dengan kebutuhan

- Menjadikan saung angklung udjo sebagai pusat kebudayaan sunda.

1.3. Masalah Lingkungan dan Perancangan fasilitas Saung Angklung Udjo

Sedangkan Pembagian aspek masalah yang sangat berpengaruh terhadap

perancangan Redesain Saung Angklung Udjo adalah sebagai berikut :

Aspek-Onsite

- Fungsi ruang – ruang pendukung kurang efektif

Penglolaan fungsi – fungsi bangunan yang terdapat di Saung Angklung Udjo banyak yang mempunyai fungsi bangunan yang merangkap (

bangunan double fungsi ), sehingga sering terjadi penumpukan dan

croosing pada fungsi-fungsi ruang yang bukan seharusnya berada di ruang tersebut.

- Alur sirkulasi sangat tidak efektif

 Sirkulasi pengunjung

Pergerakan-pergerakan sirkulasi pengunjung sangat tidak efektif dengan

sering terjadinya crossing antara pengelola dan pengunjung , pengunjung juga tidak diarahkan untuk dapat menikmati indahnya

ruang-ruang terbuka dan ruang-ruang yang sudah disediakan pengelola

Saung Angklung udjo tetapi pengunjung hanya diarahkan langsung

pada theater.

(14)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 3

Pergerakan sirkulasi pengelola kurang terkonsep dengan baik sehingga

sirkulasi pengelola sering terjadi crossing dengan pengunjung, pengelola tidak bisa secara langsung mencapai kantor tempat pengelola

bekerja.

- Kebutuhan ruang kurang mendukung

Kebutuhan ruang yang terdapat di Saung Aangklung Udjo kurang tercipta

dengan baik sehingga bangunan yang tercipta kurang terpenuhi dengan

baik untuk pengelola.

- Pemanfaatan lahan kurang efektif

Aspek-Neighberhood

- Kurangnya kepedulian pengelola terhadap masyarakat dalam mengelola potensi potensi yang terkandung dalam masyarakat.

Pengelola Saung Angklung Udjo terlalu egois dalam mengelola Objek

wisatanya sehingga masyarakat di sekitar Saung Angklung Udjo kurang

mendapat perhatian sehingga potensi-potensi yang terdapat dimasyarakat

tidak terkelola, potensi tersebut dapat menjadi pendapatan untuk Objek

Wisata dan pendapatan untuk masayarakat itu sendiri.

- Tidak ada Integrasi antara pengelola Saung Angklung Udjo dan pemukiman sekitar

Gambar 1.2 Ruang rangkap fungsi Sumber : Data pribadi

Gambar 1.1 Ruang rangkap fungsi Sumber : Data pribadi, diakses

(15)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 4

Masyarakat di sekitar Saung Aangklung Udjo dan pihak pengelola Saung

Angklung Udjo tidak terjalin hubungan yang baik sehingga tidak terjadi

integrasi. Hubungan ini sangat buruk dalam sebuah konteks objek wisata

yang berada di sebuah lingkungan masayarakat.

- Masyarakat terganggu dengan kebisingan pertunjukan angklung pada malam hari.

Kenyamanan masyarakat yang berhubungan langsung dengan Objek

wisata Saung Angklung udjo sering merasa terganggu dengan adanya

pertunjukan khususnya pada malam hari. Kebisingan yang dihasilkan oleh

pertunjukan menjadi keluhan masyarakat karena masyarakat tidak

mendapat naungan dari pihak pengelola sehingga sedikit kesalahan dari

objek wisata Saung Angklung udjo akan menjadi masalah bagi pengelola

Saung Angklung Udjo.

Gambar 1.4. Gang Sumber : data pribadi, diakses

pada 09 Oktober 2013, jam 14.00 WIB

Gambar 1.5. Sungai Sumber : data pribadi, diakses

pada 09 Oktober 2013, jam 14.00 WIB

Gambar 1.6. Ruang terbuka Sumber : data pribadi, diakses

pada 09 Oktober 2013, jam 14.00 WIB

Gambar 1.7. Ruang terbuka Sumber : data pribadi, diakses

pada 09 Oktober 2013, jam 14.00 WIB

Gambar 1.6. Ruang terbuka Sumber : data pribadi, diakses

pada 09 Oktober 2013, jam 14.00 WIB

Gambar 1.5. Ruang terbuka Sumber : data pribadi, diakses

(16)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 5

- Menata kampung di lingkungan sekitar Saung Angklung Udjo.

- Menata Pola sirkluasi di Saung Angklung Udjo dan di masyarakat sekitar - Menjadikan Saung Angklung Udjo yang berintegrasi dengan masyarakat

sekitar.

- Mengamati permasalahan-permaslahan yang tumbuh di masyarakat.

- Mengamati permasalahan-permasalahan yang tumbuh di Saung Angklung Udjo.

- Memberdayakan potensi-potensi sumber daya manusia masyarakat.

- Menciptakan hubungan yang harmonis antar Saung Angklung udjo dan masyarakat.

- Memanfaatkan ruang-ruang terbuka yang berada di masyarakat. - Kebutuhan area parkir yang besar untuk menampung pengunjung. - Penataan sirkulasi pengunjung dan pengelola.

- Penataan sirkulasi kendaraan pada area publik. - Penataan zona-zona bangunan.

1.4. Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan dari perancangan Redesain Saung Angklung Udjo ini

adalah sebagai berikut :

- Studi lapangan terhadap lahan proyek mencakup kondisi sekitar lahan, studi lingkungan fisik, bangunan dan suasana yang ada di sekitar tapak.

- Studi literatur tentang wisata kampung.

- Studi literatur mengenai kegiatan objek wisata .

- Membuat variabel–variabel yang akan memepengaruhi perencanaan dan perancangan meliputi antara lain perilaku, karakteristik tentang masyarakat

dan pengunjung.

- Mengamati karakteristik masyarakat di lingkungan sekitar proyek. - Mengamati kondisi-kondisi eksisting Saung Angklung udjo. - Mengamati karakteristik kampung.

(17)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 6

a. Mengelompokkan variabel–variable

Mengelompokkan variabel–variabel, seperti perilaku pengunjung dan aktivitas pemain kebutuhan dari para pemain.

b. Studi Analisa

Dengan menganalisa hasil dari survey, studi literatur, dan studi

banding untuk dijadikan sebagai acuan proses desain dan proses

perancangan.

c. Proses Desain

- Merupakan penjabaran dari semua proses diatas secara visual dan grafis kedalam bentuk gambar sketsa yang dicerminkan dan diterapkan pada

desain bangunan yang nyaman sesuai dengan karakteristik masyarakat dan

pengunjung.

1.5. Ruang Lingkup atau Batasan

Ruang lingkup dan batasan Redesain Saung Angklung Udjo meliputi fungsi-fungsi

bangunan dalam site, pengolahan lingkungan yang berada di sekitar Saung

Angklung Udjo adalah sebagai berikut :

- Fasilitas publik meliputi parkir kendaraan, Bambu Garden, dan Toilet umum. Fasilitas ini dapat digunakan oleh setiap orang khususnya pengunjung .

- Fasilitas pengelola meliputi kantor, ruang pengepakan, ruang informasi. - Fasilitas ini hanya digunakan oleh pengelola saja karena bersifat private - Fasilitas Wisata meliputi theater, Workshop, galeri, saung souvenir, G.

Penginapan, tepas, pelatihan angklung dan kesenian sunda lainnya.

Fasilitas ini dapat digunakan oleh pengunjung dan bisa dinikamti oleh

masyarakat sekitar.

- Pengolahan gang-gang di pemukiman sekitar, pengolahan area-area terbuka dan pemberdayaan SDM masyarakat.

Batasan-batasan Redesain Saung Angklung Udjo ini adalah berupa desain Saung

Angklung udjo dan pengolahan lingkungan sekitar yang hanya berdekatan dengan

(18)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 7

Gambar 1.7. Site dan Lingkungan seitarnya

(19)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 8

Alur Kegiatan Kebutuhan Besaran Ruang

(20)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 9

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika laporan dari perancangan Redesain Saung Angklung Udjo ini

adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Pada Bab I, memuat tentang latar belakang, maksud dan tujuan, masalah

perancangan, pendekatan, lingkup dan batasan, kerangka berpikir dalam

perancangan Redesain Saung Angklung Udjo serta sistematika dari laporan

tugas akhir.

BAB II. DESKRIPSI PROYEK DAN ANALISIS

Pada Bab II, memuat penjelasan mengenai proyek secara umum, program

kegiatan, kebutuhan ruang, dan studi banding terhadap proyek sejenis.

BAB III. ELABORASI TEMA

Pada Bab III, memuat tentang pengertian tema, hubungan tema dengan

rancangan proyek yang dikerjakan yaitu menyangkut fungsi dan bentuknya

(interpretasi tema), serta studi banding terhadap kasus yang sejenis.

BAB IV. ANALISA

Pada Bab IV, memuat tentang analisa fungsi bangunan dan analisa terhadap

kondisi lingkungan.

BAB V. KONSEP RANCANGAN

Pada Bab V, memuat proses perencanaan dan perancangan bangunan mulai

dari konsep dasar, rencana tapak (landscape), rencana fungsi bangunan utama dan fungsi fasilitas pendukung serta penyelesaian ruang luar dan

sistem utilitasnya baik bangunan maupun lansekap.

BAB VI. HASIL RANCANGAN

Pada Bab VI, memuat dan menjelaskan hasil perancangan Redesain Saung

(21)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 10

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1. Data umum Proyek

Proyek perancangan Redesain Saung Angklung Udjo berlokasi di Jl. Padasuka no.

118, yang termasuk kedalam kecamatan Cibeunying Kidul, Kelurahan Pasirlayung.

Luas Lahan : 15.000 m2

KDB : 60 %

KLB : 1,2

GSB : 3,2 m

Sumber Dana : Swasta

Pemilik : Swasta ( Saung Angklung Udjo )

U

Gambar 2.1. Peta lokasi Sumber : Data pribadi

(22)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 11

2.1.1. Fasilitas

Fasilitas yang tedapat di Saung Angklung Udjo adalah sebagai berikut :

1. Theater

2. Galeri

3. Rumah Penginapan

4. Kantor

5. Tepas

6. G. Pelatihan Angklung dan Kesenian

7. Workshop

Proyek Redesain Saung Angklung Udjo akan mewakili pendekatan dalam

melestarikan suatu kawasan dengan pola yang terintegrasi dan berkarakteristik

terhadap masyarakat dan akan menjadikan sebagai pusat kesenian tradisional

kota Bandung, Dalam perwujudannya Saung angklung Udjo akan dibuat dengan

konsep yang integrasi, tidak egois dan pemberdayaan terhadap Sumber Daya

Manusia disekitarnya. Integrated mempunyai arti kata menggabungkan, maksud

dari penggabungan adalah mengintegrasikan potensi-potensi dan kendala-kendala

di masyarakat dengan Saung Angklung Udjo dilihat dari desain tapak, karakter

masyarakat, desain pola gang-gang lingkungan sekitar dan pemanfaatan

ruang-ruang terbuka.

2.2. Program Kegiatan

Kegiatan-kegiatan yang akan dipertujukan di Saung Angklung Udjo adalah

(23)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 12

lingkungan masyarakat. Rincian dari kegiatan Objek wisata Saung angklung Udjo

adalah sebagai berikut :

Pembangunan bidang pariwisata seperti Saung Angklung Udjo dapat memberikan

manfaat bagi masyarakat, dengan cara memberdayakan masyarakat. Kegiatan

pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat memberikan kontribusi yang

Gambar 2.2. Analisa kegiatan dan seni tari daerah sunda.

Pertunjukan ini berlangsung setiap hari pada sore hari.

Angklung sadaya ini melibatkan 1 group angklung dan 10 orang penari daerah ( sunda )

Pengadaan Event-event di masyarakat

Event-event yang diadakan di masyarakat berupa event yang bersifat hiburan dengan tujuan untuk mempererat hubungan antara

pengelola dengan masyarakat dan berfungsi sebagai kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat juga bagi pengelola SAU dalam aspek pengetahuan maupun aspek

ekonomi.

(24)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 13

cukup besar terhadap perekonomian Negara. Pengembangan kepariwisataan dan

kebudayaan di Saung Angklung Udjo memiliki arti yang sangat penting dan

strategis, karena objek wisata ini merupakan sektor andalan yang dapat

melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan daerah Sunda.

2.3. Kebutuhan Ruang

(25)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 14

2 Galeri 80

3 Toilet Umum 108

4 Guest House 1005

5 Bambu Garden -

6 Saung-saung Souvenir 90

7 Tepas 160

8 G. Pelatihan 320

9 Souvenr Shop 150

10 Servis Area 30

11 Loading Dock 80

Kebutuhan ruang dibentuk berdasarkan kebutuhan ruang sesuai hasil analisis dan

kuesioner yang berikan kepada setiap pengunjung.

2.4. Studi Banding

 Kampung Daun

Kampung Daun merupakan sebuah restoran di Bandung yang

menggunakan konsep open space karena dilihat dari penggunaan material

bentukan-bentukan masa bangunannya sangat terbuka dan suasana alam

yang sangat terasa buat pengunjung menjadi konsep utama dalam desain

lansekap Restoran Kmapung Daun.

Gambar 2.4. Pola Sirkulasi Sumber : Data pribadi, diakses

pada 11 Oktober 2013

Gambar 2.5. Pola Sirkulasi Sumber : Data pribadi, diakses

pada 11 Oktober 2013

Gambar 2.6. Pola Sirkulasi Sumber : Data pribadi, diakses

(26)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 15

 Kampung Sampireun

Kampung Sampireun merupakan sebuah resort di Garut yang

menggunakan konsep open space karena dilihat dari penggunaan material

bentukan-bentukan masa bangunannya sangat terasa menyatu dengan

alam.

Kampung sampireun merupakan salah satu contoh penataan resort

yang sangat friendly dengan alam juga sangat menyatu dengan manusia.

Gambar 2.7. Saung-saung tepas Sumber : Data pribadi, diakses

pada 11 Oktober 2013

Gambar 2.8. Saung-saung tepas Sumber : Data pribadi, diakses

pada 11 Oktober 2013

Gambar 2.9. Saung-saung tepas Sumber : Data pribadi, diakses

pada 11 Oktober 2013

Gambar 2.11. Gate Sumber : Data pribadi, diakses

pada 11 Oktober 2013 Gambar 2.10. Gate

Sumber : Data pribadi, diakses pada 11 Oktober 2013

Gambar 2.12. Gate Sumber : Data pribadi, diakses

pada 11 Oktober 2013

Gambar 2.13. Saung Guest House Sumber : Data pribadi, diakses

pada 11 Maret 2010

Gambar 2.14. Saung Guest House Sumber : Data pribadi, diakses

pada 11 2010

Gambar 2.15. Saung Guest House Sumber : Data pribadi, diakses

(27)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 16

 Dago Tea House

Dago Tea House merupakan salah satu theater yang selalu menyuguhkan

pertunjukan-pertunjukan dan kesenian Sunda dengan konsep theater

terbuka.

Gambar 2.16. Amphitheater Sumber : Data pribadi, diambil

pada 12 Oktober 2013

Gambar 2.17. Amphithaeater Sumber : Data pribadi, diambil

pada 12 Oktober 2013

Gambar 2.18. Amphitheater Sumber : Data pribadi, diambil

(28)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 17

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1. Pengertian Tema

Tema yang diusung dalam perancangan Redesain Saung Angklung Udjo

adalah Adaptif terhadap Masyarakat . Pengambilan tema ini diambnil berdasarkan

kondisi lingkungan yang terjadi di Saung Angklung Udjo. Pengertian yang

mendalam pada tema ini adalah penyesuaian diri Objek wisata Saung Angklung

Udjo yang berada dimasyarakat dalam pengendalian sikap Saung Angklung Udjo

terhadap lingkungan, dalam tema ini masyarakat akan berperilaku sebagai peran

utama dimana kekuatan penuh tema ada pada masyarakat yang berorientasi

sekitar Saung Angklung Udjo.

dalam sebuah perancangan yang tidak mengesampingkan masyarakat dan

tidak mengabaikannya merupakan hal yang sangat jarang ditemui dalam proses

perancangan desain atau pembangunan bangunan karena keegoisan dari sebuah

konsultan ataupun kontraktor yang hanya memikirkan keuntungan tetapi tidak

memikirkan dampak negatif terhadap masyarakat. Pada perancangan ini yang

didasari tema adaptif terhadap masyarakat masyarakat akan ternaungi,

terberdayakan, dan masyarakat akan mejadi peran utama.

Penjabaran TEMA

a. Tidak egois

Pemahaman dari tidak egois adalah sikap dari objek wisata Saung

Angklung Udjo yang sangat peduli terhadap masyarakat dan yang

mengedepankan masyarakat dalam mengelola objek wisata dan mengolah

potensi-potensi yang ada dimasyarakat yang bisa dijadikan keuntungan

bagi masyarakat maupun pengelola Saung Angklung Udjo.

Tindak ketidak egoisan dalam perancangan redesain Saung Angklung Udjo

ini berupa penggunaan batas-batas site dengan material yang ramah

lingkungan dan memaksimalkan ruang-ruang terbuka pada tapak yang

(29)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 18

langssung masyarakat dapat menikmati keindahan dari tapak Saung

Angklung Udjo ini.

a. Pemberdayaan

Pemahaman dari pemberdayaan adalah sikap yang ditonjolkan pengelola

Saung Angklung Udjo terhadap sumber daya manusia yang berada di

sekitar Saung Angklung Udjo, dimana pada pemberdayaan ini masyarakat

akan dilibatkan dalam kepengurusan pengelola Saung Angklung Udjo.

Pemberdayaan ini berupa :

- Staf karyawan 60 % mengambil dari masyarakat sekitar.

- Pengerajin angklung disebar pada masyarakat sebagai industri

kreatif

- Kantong-kantong parkir akan menjadikan pertumbuhan ekonomi bagi

masyarakat

b. Peduli

Peduli pada pemahaman ini adalah pemanfaatan sumber daya manusia

maupun pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diolah menjadi

barang-barang yang mempunai nilai jual yang sangat tinggi yang dapat

dikelola oleh masyarakat sehingga masyarakat yang berorientasi secara

langsung dengan saung Angklug udjo akan terbenahi baik secara moral

maupun secara ekonomi.

Gambar 3.2 pembatas site Sumber : Data pribadi

Gambar 3.3 Ruang terbuka

(30)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 19

3.2. Interpretasi Tema

Pengambilan tema yang mengedepankan kekuatan masyarakat dan

penyesuaian sikap terhadap masyarakat akan diinterpresentasikan kedalam

konsep desian dengan beberapa karakterisitik berdasarkan analisis dan

kebutuhan. Dengan pendekatan tema ini maka akan menghasilkan hubungan yang

sangat baik antara pengelola Saung Angklung udjo dan lingkungan masyarakat

sekitar. Hubungan baik ini akan berdampak positif bagi kedua belah pihak karena

akan dengan mudah terjalin hubungan kerja sama dengan tingkat kepercayaan

yang cukup tinggi.

Masyarakat akan diberdayakan dalam pengelolaan Saung Angklung Udjo.

Pemberdayaan masyarakat akan membantu perekonomian masyarakat sehingga

dengan tema yang diusung masyarakat akan hidup sejahtera dan harmonis. Tidak

hanya masyarakatny saja ruang terbuka juga akan diolah berdasrakan kebutuhan

fungsi yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan. Pembenahan ini dilakukan agar

struktur ruang-ruang yang berada dimasyarakat akan terpola dengan sangat baik.

Gambar 3.4 Gang-gang Sumber : Data pribadi

(31)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 20

3.3. Study Literatur

The Esplanade Outdoor Theatre merupakan salah satu theater terbuka yang

sangat futuristik dan merupakan arsitektur post-modern dengan sentuhan struktur

baja dengan atap tenda.

Gambar 3.6 Implementasi tema

Sumber : Data pribadi

Gambar 3.7 The Esplanade Outdoor Theatre

http://www.wherewasitshot.com/2010/12/26/ outdoor-theatre-esplanade-singapore/

Sumber : diakses 12 desember 2012, 20:55

Located : Singapore capacity : 450 seat

(32)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 21

Theater ini merupakan theater dengan konsep yang terbuka dengan hamparan

tribun penonton yang sangat luas yang mengelilingi panggung theater, maka dari

fungsi yang terbentuk yaitu out door theater ini maka desain theater terbuka ini

dijadikan sebagai literatur pembuatan design theater Redesain Saung Angklung

Udjo.

Miller Outdoor Theatre adalah sebuah teater terbuka untuk seni pertunjukan di

Houston, Texas.Theater menawarkan berbagai hiburan profesional, termasuk

musik klasik, jazz, balet, Shakespeare, teater musik, dan film klasik, dengan

pertunjukan, dimana masyarakat umum dapat bersantai di area tempat duduk

tertutup atau menikmati pertunjukan diluar area terbuka.

Located : New York

Capaciy : 1,500 seats

Gambar 3.9 Miller OutdoorTheatre http://travel.nationalgeographic.com/travel/fr

ee-to-see/theater-us/

(33)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 22

Located : Houston, Texas

Capaciy : 1,500 seats

Gambar 3.10 Miller OutdoorTheatre http://travel.nationalgeographic.com/travel/fr

ee-to-see/theater-us/

Sumber : diakses 12 desember 2012, 20:55

Gambar 3.10 Miller OutdoorTheatre http://travel.nationalgeographic.com/travel/fr

ee-to-see/theater-us/

(34)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 23

BAB IV

ANALISIS

4.1. Analisis Fungsi Bangunan

Saung Angklung Udjo yang identik dengan Sunda, sehingga tipologi

bangunan yag dirancangpun menerapkan tipologi bangunan Sunda. Kondisi ini

juga terlihat pada kondisi bangunan eksisting yang ada, tetapi tidak dirancang

dengan baik secara arsitektur. tippologi fungsi bangunan yang akan dirancang

adalah bangunan rumah Sunda dengan atap julangapak dengan menambahkan

beberapa ornamen lokal, material lokal, material bambu, undakann-undakan

tangga dan beberapa ornamen lainnya.

Kondisi Saung Angklung Udjo yang begitu padat harus dirancang dengan

organisasi ruang yang baru, yang didasarkan pada pola tradisi Saung Angklung

Udjo. Selain itu juga untuk mengetahui pola atraksi dan keinginan pengunjung,

maka dibuat kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui kesenian yang disukai

pengunjung, seperti pada tabel 4.1. fungsi bangunan yang sering dikunjungi oleh

pengunjung yaitu 1). Guest house, 2). Cinderamata, 3). Workshop kerajinan

bambu, 4). Atraksi pertunjukan seni budaya, 5). Alat musik bambu , 6). Makanan

tradisional, 7) . Pelatihan seni budaya.

Tabel 4.1. Kuesioner untuk menentukan keinginan pengunjung

NO Produk Atraksi dan kesenian

yang disukai Frekuensi Keterangan

1 Guest house 1 Sebagian kecil

2 Cinderamata 10 Sebagian kecil lebih banyak

3 Workshop kerajinan bambu 6 Sebagian kecil lebih banyak

4 Atraksi pertunjukan seni budaya 20 Sebagian besar

5 Alat musik bambu 9 Sebagian kecil kebih banyak

6 Makanan tradisional 2 Sebagian kecil

7 Pelatihan seni budaya 2 Sebagian kecil

(35)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 24

Berdasarkan Tabel 4.1. Kuesioner untuk menentukan keinginan pengunjung

pertunjukan Angklung dengan permainan alat musik angklung nya dan cideramata

yang mempunyai khas dari bambu. Sehingga kedua fungsi ini harus dirancang

denagn baik sehingga fasilitas utama yang juga akan memberikan income bagi

pemilik Saung Angklung Udjo.

Berdasarkan Tabel 4.1. terlihat bahwa pengunjung sangat antusias untuk

mengunjungi atraksi Seni Budaya, maka untuk fungsi bangunan ini harus dilakukan

pembenahan pada gedung theater yang dapat menampung banyak pengunjung

dengan kualitas yang memenuhi juga pada fasillitas pendukung seperti ruang

souvenir harus dilakukan agar wisatawan senang dan akan berkunjung kembali

pada Saung angklung Udjo .

Untuk merespon hal tersebut maka fasilitas pendukung harus diperbaharui

dengan serius karena dengan meningkatnya pengunjung yang datang maka akan

meningkatnya produksi, secara tidak langsung akan berdampak pada masyarakat

yaitu dengan menambahnya Sumber daya manusia yang bekerja.

Karakteristik Wisatawan Berkunjung ke Saung angklung Udjo berdasarkan

waktu kunjungan dapat disusun berdasarkan hari kunjungan dan lama kunjungan.

Tujuannya adalah untuk mengetahi frekuensi pengunjung kesuatu fasilitas.

Berdasarkan hasil pengolahan data dan penyebaran kuesioner kepada 50 orang

maka diperoleh karakterisitk wisatawan sebagai berikut :

Tabel 4.2. Wisatawan Berdasarkan Hari Kunjungan

No Hari Kunjungan

Berdasarkan tabel Tabel 4.2. terlihat bahwa pada akhir pekan pengunjung

sanagt banyak sehingga perlu ditambahkan atau perlu diberikan fungsi tambahan

(36)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 25

Tabel 4.3. Wisatawan Berdasarkan Waktu Kunjungan

No Waktu Kunjungan Frekuensi keterangan

Pagi 4 Sebagian kecil

Siang 30 Sebagian besar

Sore 14 Sebagian kecil lebih banyak

Malam 2 Sebagian kecil

Jumlah 50

Berdasarkan Tabel 4.3. terlihat terlihat bahwa siang hari dan sore hari

merupkan waktu yang paling banyak digunakan untuk berkunjung, sehingga

perancangan lansekap dan pola ruang yang luas sangat perlu serta fasilitas parkir,

supaya tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.

Tabel 4.4. Wisatawan Berdasarkan Durasi Kunjungan

No Frekuensi waktu kunjungan Frekuensi keterangan

< 1 jam 15 Sebagian kecil lebih banyak

1-3 jam 30 Sebagian kecil lebih banyak

3-6 jama 5 Sebagian kecil

1 hari 0 Sebagian kecil

Jumlah 50

Dari Tabel 4.4. pada umumnya pengunjung banyak yang tidak terlalu lama,

mungkin disebabkan oleh tidak meratanya atraksi atau fasilitas lainnya sehingga

perlu dirancang secara terintegrasi dengan kawasan sekitar sebagai bagian yang

menyatu denga Saung Angklung Udjo.

4.1.1. Organisasi ruang eksisiting dan yang perlu ditambahkan.

Berdasarkan kondisi eksisiting organisasi ruang tersebut adalah sebagai

(37)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 26

A. Fasilitas Utama

Performing Art and Cultural Center

Ruang serbaguna (multifunction)

- Workshop (indoor/outdoor) - Ruang kelas latihan tari

- Ruang ganti - Lobby (plaza utama)

- Pusat pelayanan informasi

- Ruang photocopy, print, dan scan

Gambar 4.1 Tata letak bangunan eksisitng

(38)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 27

Foto-foto Kondisi bangunan eksisiting adalah sebagai berikut :

Dilihat dari gambar 4.2. merupakan fasilitas utama dari Saung Angklung

Udjo yaitiu sebuah theater dengan konsep terbuka, theater yang eksisiting dari

aspek daya tampung kurang memenuhi pengunjung. Fasili/tas-fasilitas utama yang

berada di Saung Angklung Udjo kurang mendapat perawatan seperti pada gambar

4.3, 4.4, dan 4.5. Semua fasilitas yang merupakan inti dari Saung Angklung Udjo

harus lebih terlihat menarik dan nyaman.

4.1.2. Ruang yang perlu ditambahkan :

Kapasitas Gedung Pertunjukan : 500 orang

Jumlah Karyawan Pengelola : 80 Orang

Gambar 4.2 workshop

Sumber : Data Pribadi

Gambar 4.3 Theater

Sumber : Data Pribadi

Gambar 4.4 R. Pengepakan

Sumber : Data Pribadi

Gambar 4.5 Parkir motor

(39)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 28

Pengrajin : 30 Orang

Pemain Seni Tari, Angklung : 500 orang

G. Guest House : 8 Kamar

Lahan parkir eksisiting : 14 bis

40 Mobil pribadi

100 motor

Kapasitas yang tersedia di Saung Angklung Udjo sangat kurang memadai

kebutuhan pengunjung maupun kebutuhan pengelola maka dari itu kebutuhan

fasilitas pengunjung dan fasilitas pengelola perlu penambahan kapasitas maupun

bangunan baru seperti Galeri, kapasitas parkir motor, mobil dan kapasitas theater.

Kebutuhan dan faslitas yang terbentuk tidak hanya dibentuk didalam site

saja tetapi di lingkungan sekitar perlu dibenahi agar lingkungan dan Saung

Angklung Udjo merupakan kesatuan objek wisata yang menarik.

4.1.3. Peraturan dan Standar Perancangan :

Peraturan pemerintah kota Bandung menetapkan bahwa daerah Cibeunying

Kidul Kec. Pasirlayung yaitu lahan yang diperuntukan untuk sebuah kawasan

budidaya yang khususnya perumahan seperti pada gambar 4.6. dan gambar 4.7.

peraturan yang terkait adalah peraturan tentang koefisien lantai dasar, koefisien

luas bangunan dan fungsi bangunan.

(40)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 29

Tabel 4.6. Tata guna lahan Cibeunying Kidul

4.1.3.1.Standar Perhitungan parkir

Kebutuhan parkir sangat penting dalam sebuah kawasan wisata maupun

fungsi-fungsi bangunan lainnya. Kebutuhan parkir sering terlupakan padahal

keberadaan parkir akan mempengaruhi efektifitas dari fungsi bangunan tersebut,

maka parkir yang ada di Saung angklung Udjo akan ditambah dan direncanakan

ulang karena dilihat dari kapasitas parkir yang tersedia sangat kurang dan dari

aspek desainpun sangat kurang layak.

Perhitungan parkir dimulai dari analisis pengunjung yang datang dan

banyaknya kapastitas pengunjung pada area wisata Saung angklung Udjo untuk

yang pertama pengunjung dibagi 2 yaitu :

a. pengunjung pejalan kaki

b. pengunjung kendaraan

pengunjung kendaraan lebih banyak dari pada pengunjung pejalan kaki. Total

jumlah pengunjung :

Pengunjung kendaraan = 1000 orang

(41)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 30

Dalam berkunjung ke wisata Saung angklung Udjo pengunjung yang datang

dengan mengendarai kendaraan dibagi lagi kedalam 2 karakter yaitu :

1. pengunjung biasa 60% pengunjung biasa (60%x 1000) = 600 orang

2. pengunjung rombongan 40% pengunjung rombongan (40% x 1000) = 400

orang

1. Pengunjung Biasa (Tidak Rombongan)

Pada karakter pengunjung yang bukan rombongan didapat dari hasil

analisis adalah 60% menggunakan mobil dan 40 % menggunakan motor,

maka kebutuhan parkir mobil adalah 40% x 600 = 480 orang.

Dari hasil jumlah pengunjung yang didapat maka dari standar kendaraan

mobil yang memuat 6 orang dalam satu mobil maka kebutuhan parkir

seluas 828 m2 dalam jumlah mobil menghasilkan jumlah 80 kendaraan

mobil. Sedangkan untuk pengunjung yang menggunakan motor adalah 360

hasil dari anslisis dan perhiungan, maka untuk kebutuhan area parkir motor

adalah 360 m2, dalam jumlah motor maka didapat 180 kendaraan motor.

2. Pengunjung rombongan :

Pada karakter pengunjung yang rombongan didapat dari hasil analisis

adalah 60% menggunakan mobil dan 40 % menggunakan motor, maka

kebutuhan parkir mobil adalah 40% x 1000 = 400 orang.

Dari hasil jumlah pengunjung yang didapat maka dari standar kendaraan

mobil yang memuat 20 orang dalam satu bis maka kebutuhan parkir seluas

450 m2 dalam jumlah mobil menghasilkan jumlah10 kendaraan bis.

3. Perhitungan Parkir Pengelola

pengelolaan Saung Angklung Udjo ini dikelola oleh kepala beserta stafnya

berjumlah 60 orang, maka kebutuhan parkirnya jika diasumsikan 60% naik

mobil dan 40% naik motor. Maka hasil yang didapat dari perhitungan dan

standar parkir dan kendaraan tersebut adalah 187 m2 unutk kendaraan

mobil dengan jumlah 18 mobil, dengan perhitungan standar satu mobil

(42)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 31

m2 dengan jumlah 12 kendaraan motor dan luas area parkir untuk mobil box

atau mobil barang adalah 17,5 m2 dengan jumlah 3 mobil barang.

Maka total dari kebutuhan parkir yang telah dihitung adalah sebagai berikut : a. 1.

a. parkir pengunjung :

4.2. Analisis Kondisi Lingkungan

Tapak yang akan dijadikan perancangan Redesain Saung Angklung Udjo

adalah tapak yang berada disebuah kawasan pemukiman padat. Yang menjadi

pembatas dari kondisi tapak adalah pemukiman warga yang sangat padat. Kondisi

dari tapak dilihat dari lokasi cukup baik karena tapak Saung Angklung Udjo dapat

dijangkau oleh semua kendaraan bermotor dan lokasi yang berdekatan dengan

terminal Cicaheum menjadi keuntungan tersendiri yaitu dengan mudah pengunjung

mengunjungi Saung Angklung Udjo karena terminal merupakan tempat

pemberhentian kendaraan-kendaraan.

Data eksisting tapak ini adalah sebagai berikut :

Data lingkungan makro

a. Tata guna lahan

Tata guna lahan yang diperuntukan pada wilayah Cibeunying kidul

adalah sebuah kawasan Peraturan pemerintah kota Bandung menetapkan

bahwa daerah Cibeunying Kidul Kec. Pasirlayung yaitu lahan yang

diperuntukan untuk sebuah kawasan budidaya yang khususnya perumahan

(43)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 32

b. Batsan-batasan site

Secara geografis wilayah Kota Bandung berada antara 107°36’ BT

dan 6°55’ LS dengan luas wilayah 167,45 km2 dengan batas-batas sebagai

berikut ( sumber : google.wikipediacuacakotabandung) :

Batas Utara : pemukiman warga

Batas Selatan : pemukiman warga

Batas Timur : pemukiman warga

Batas Barat : Jalan Padasuka

Lokasi Saung Angklung Udjo yang dikelilingi oleh pemukiman padat dimana

semua batasan dari tapak merupakan pemukiman warga setempat. Dari

(44)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 33

batasan tersebut masyarakat disekitar tapak akan menjadi salah satu poin positif

dari perancangan ini. Pada gambar 4.10. bisa dilihat detail dari gambaran

batasan-batasan tapak Saung Angklung Udjo.

c. Aksessibilitas

Aksessibilitas adalah sebuah akses pencapain pada objek wisata

Saung Angklung Udjo. Pada gambar 4.11. aksessibilitasinya Saung

Angklung Udjo dapat dicapai oleh dua arah yaitu dari arah utara dan arah

selatan. Kelebihan dari Saung Angklung Udjo adalah tapak yang berdekatan

dengan salah satu terminal besar di Kota Bandung yaitu terminal Cicaheum

sehingga tata letak yang cukup strategis ini wisatawan dapat dengan

mudah mencapai objek wisata Saung Angklung Udjo. Keadaan dari tapak

yang cukup strategis ini akan berdampak sangat positif bagi Saung

Angklung Udjo karena peran utama dari akssibilitasnya cukup baik dan

(45)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 34

dapat di akses oleh berbagai macam kendaraan dan arah. Kendaraan

umum yang yang dapat mengakses ke Saung Angklung Udjo adalah

sebuah angkot, mobil pribadi, ojeg dan bis.

d. Orientasi matahari dan putaran angin

Orientasi dari sinar matahari yang bergerak dari arah timur dan

terbenam diupuk selatan bisa dilihat dari gambar 4.12 dimana gambar

tersebut menjelaskan lebih detail tentang orientasi matahari, dengan adanya

orientasi tersebut maka desain dari bangunan akan menjadi pengaruh

utama. Orientasi matahari ini akan dimanfaatkan kedalam bentuk desain

bangunan karena cahaya matahari yang masuk kedalam bangunan akan

menjadi sumber cahaya alami. Dengan ini maka cahaya alami yang masuk

akan menjadi acuan pada konsep desain. Semua yang menagndung unsur

alam akan menjadi acuan desain utama pada perancangan ini, karena

(46)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 35

desain dari perancangan ini akan mengedepankan konsep yang

harmonisasi dengan alam dan berintegrasi dengan masyarakat dan

berintegrasi dengan alam.

Kalo dilihat dari gambar 4.12 Arah hembusan angin yang berhembus pada

bulan oktober diperhitungkan akan berhembus dari arah barat dengan

kecepatan 1.1 mps/4 km/ h / 2 m/h ( google.wikipediacuacakotabandung) :

4.2.1. Pengelompokan zona yang berorientasi dengan tapak

Analisis yang dilakukan dalam perancangan proyek tugas akhir

dengan menerapkan tema adaptif terhadap msyarakat adalah melaukan

analisis setiap lingkungan yang langsung berorientasi dengan tapak. Yaitu

lingkungan RW 6 yang terdiri dari 7 RT. Konsep analisis dari satu RW ini

(47)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 36

adalah saya bagi kedalam 7 zona unutk mempermudah dalam

pembagiannya.

pada gambar 4.13. bisa dilihat pembagian zona lingkungan masyarakat

yang berorientasi langsung dengan tapak adalah sebagai berikut :

Zona yang berada dilingkungan masyarakat dibagi kedalam 7 zona yaitu :

masing-masing dari ketujuh zona ini memiliki potensi dan kendala yang akan

dijadikan sebagai input kedalam desain perancangan tapak Redesain Saung

Angklung Udjo.

Gambar 4.11 Pembagian Zona lingkungan Sumber : Data pribadi

- Zona A

- Zona B

- Zona C

- Zona D

- Zona E

- Zona F

(48)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 37

Penjelasan dari ketujuh zona tersebut adalah sebagai berikut :

 RT 01/ RW 06 Kel. Pasirlayung

Kec. Cibeunying Kidul

Bandung Jawa Barat

Pada gambar 4.14 merupakan keyplan untuk zona H yang merupakan bagian yang

terintegrasi dengan Saung Angklung Udjo. Semua detail dan penjabaran titik

pemotretan/ penyurveyan akan diditailkan oleh gambar 4.15.

Penjabaran dan detail akan dijabarkan sebagai berikut :

(49)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 38

Pada Gambar 1) , 2) , 3) , 4) , 5) dan 6). Kondisi pada gang di zona 1 yang yang

memiliki lebar gang ckup kecil yang hanya mempunyai lebar 1,5 meter. Gang ini

hanya bisa dilewati oleh motor dan pejalan kaki saja.

Pada Gambar 6) , 7) dan 8). Kondisi lingkungan yang langsung bersebrangan

dengan jalan dan merupakan area komersil. Sudut pandang ini mempunyai potensi

yang cukup besar karena berada di daerah komersil. Pada gambar 9) merupakan

area komersil yang langsung terhubung oleh jalan Padsasuka.

 RT 02/ RW 06 Kel. Pasirlayung

Kec. Cibeunying Kidul

Bandung Jawa Barat

(50)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 39

Pada gambar 4.16 merupakan keyplan untuk zona H yang merupakan bagian yang

terintegrasi dengan Saung Angklung Udjo. Semua detail dan penjabaran titik

pemotretan/ penyurveyan akan diditailkan oleh gambar 4.17 dan gambar 4.18..

Penjabaran dan detail akan dijabarkan sebagai berikut :

Gambar 4. 16. Zona B Sumber : Data Pribadi

(51)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 40

Pada Gambar 1) , 2) , 3) ,dan 4). Kondisi pada gang di zona 2 yang memiliki lebar

gang cukup besar yaitu mempunyai lebar 2-2,5 meter. Gang ini hanya bisa dilewati

oleh motor dan pejalan kaki saja.

Pada Gambar 6) , 7 , 8) dan 9). Kondisi gang pada gambar tersebut merupakan

gang yang sangat kecil sehingga pejalan kaki pun tidak merasa nyaman ketika

berjalan.

Pada Gambar 10) merupakan ruang terbuka yang cukup luas. Sedangkan pada gambar 12 merupakan area komersil.

 RT 03/ RW 06 Kel. Pasirlayung

Kec. Cibeunying Kidul

Bandung Jawa Barat

(52)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 41

Pada gambar 4.19 merupakan keyplan untuk zona H yang merupakan bagian yang

terintegrasi dengan Saung Angklung Udjo. Semua detail dan penjabaran titik

pemotretan/ penyurveyan akan diditailkan oleh gambar 4.19 dan gambar 4.20.

Penjabaran dan detail akan dijabarkan sebagai berikut :

(53)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 42

Pada Gambar 1) , 2) , 3) , dan 4). Gang di zona 1 memiliki lebar gang cukup besar

yang hanya mempunyai lebar 2-2,5 meter. Gang ini hanya bisa dilewati oleh motor

dan pejalan kaki saja.

Pada Gambar 5) merupakan ruang terbuka yang cukup luas. Sedangkan Pada

Gambar 7) , 8) , 9) , dan 10). Gang di zona 3 ini memiliki lebar gang cukup besar

yang mempunyai lebar 2-2,5 meter. Gang ini hanya bisa dilewati oleh motor dan

pejalan kaki saja.

 RT 03/ RW 06 Kel. Pasirlayung

Kec. Cibeunying Kidul

Bandung Jawa Barat

Gambar 4.20 Zona C Sumber : Data pribadi

(54)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 43

Pada Gambar 1) , 2) , dan 3). Gang di zona 3 memiliki lebar gang cukup besar

yang hanya mempunyai lebar 2-2,5 meter . pada gambar 4) tumbuh sebuah

workhshop yang dikelola oleh masyarakat. Pada gambar 6) dan 7) merupakan

ruang terbuka yang berada di lingkungan masyarakat. Pada gambar 11)

merupakan jembatan penghubung yang terpisah oleh sebuah sungai. Pada

(55)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 44

gambar 13), 14), dan 15) merupakan sebuah sungai dan ruang terbuka yang

berada di pinggir sungai.

 RT 05/ RW 06 Kel. Pasirlayung

Kec. Cibeunying Kidul

Bandung Jawa Barat

Pada gambar 4.23 merupakan keyplan untuk zona H yang merupakan bagian yang

terintegrasi dengan Saung Angklung Udjo. Semua detail dan penjabaran titik

pemotretan/ penyurveyan akan diditailkan oleh gambar 4.24.

Penjabaran dan detail akan dijabarkan sebagai berikut :

(56)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 45

Pada gambar diatas menjelaskan gang yang berada di zona E dari aspek karakter

gang, luasan gang dan perkerasan-perkerasan gang. Pada gambar 1) sampai

dengan 3) karakter yang tercipta pada gang tersebut adalah gang yang cukup

bersih dan bersih.

(57)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 46

Gang pada gambar 6) sampai dengan gambar 10) gang sangat potensial dengan

berorientasi pada sungai dan memiliki ruang terbuka. Pada gambar 12) merupakan

ruang terbuka yang cukup luas. Gang-gang yang tercipta dalam segi kebersihan

cukup bersih karena masyarakatnya cukup peduli dengan kebersihan

lingkungannya.

 RT 06 / RW 06 Kel. Pasirlayung

Kec. Cibeunying Kidul

Bandung Jawa Barat

Pada gambar 4.25 merupakan keyplan untuk zona H yang merupakan bagian yang

terintegrasi dengan Saung Angklung Udjo. Semua detail dan penjabaran titik

pemotretan/ penyurveyan akan diditailkan oleh gambar 4.26.

Penjabaran dan detail akan dijabarkan sebagai berikut :

(58)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 47

Pada gambar diatas menjelaskan gang dan ruang-ruang terbuka yang berada di

zona G dari aspek karakter gang, luasan gang, perkerasan-perkerasan gang dan

tingkat kebersihan pada gang-gang tersebut. Pada gambar 1) dan 2) merupakan

gang cukup kecil dam sempit. Ruang terbuka yang bisa dilihat pada gambar 4)

ruang terbuka tersebut berada tepat disamping sungai. Pada gambar 5) sampai

dengan 7) gang tercipta cukup besar yang bisa dilalui oleh mobil. Pada gambar

(59)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 48

12) terlihat sebuah potensi nyata yaitu sebuah sungai dengan lebat yang cukup

besar.

Pada gambar 4.23 merupakan keyplan untuk zona H yang merupakan bagian yang

terintegrasi dengan Saung Angklung Udjo. Semua detail dan penjabaran titik

pemotretan/ penyurveyan akan diditailkan oleh gambar 4.28 gambar 4.29.

Penjabaran dan detail akan dijabarkan sebagai berikut :

Gambar 4.27 Zona H Sumber : Data pribadi

(60)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 49

Pada gambar diatas menjelaskan gang dan ruang-ruang terbuka yang berada di

zona H dari aspek karakter gang, luasan gang, perkerasan-perkerasan gang dan

tingkat kebersihan pada gang-gang tersebut. Pada gambar 1) sampai dengan 5)

merupakan gang cukup kecil dam sempit. Perkerasan yang digunakan hanya

menggunakan pelesteran dan acian biasa. Pada gambar 6) gang tercipta cukup

besar yang bisa dilalui oleh mobil.

(61)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 50

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1. Konsep Dasar

Konsep dasar pada perancangan redesain Saung Angklung Udjo didasari

oleh permasalahan-permasalahan di sekitar site dan didalam site berupa

permasalahan batas site, kesenjangan sosial, parkir, dan penataan kawasan yang

semakin buruk. Berbagai permasalahan ini menjadi masukan utama dalam

pembentukan konsep selain permasalahan massa dan pola sirkulasi bangunan

Saung Angklung Udjo. Karena konsep utama merupakan ide/ gagasan dasar

dalam perancangan redesain Saung Angklung Udjo.

Permasalahan utama yang dikembangkan menjadi tema dan lebih

dikerucutkan menjadi sebuah konsep. Terlepas dari berbagai permasalahan yang

berkembang dimasyarakat dan dipihak pengelola tersebut pengambilan konsep

juga didasarkan pada berbagai potensi yang berada dimasyarakat dan didalam

tapak itu sendiri.

Berbagai permasalahan dan dan potensi-potensi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Permusuhan antara objek wisata dan lingkungan masyarakat, yang

disebabkan oleh objek wisata yang tidak menyatu dengan masyarakat,

sehingga memberikan kesan egois dan tidak peduli terhadap

lingkungannya. Masalah ini muncul disebabkan oleh inklusifitas kawasan,

seperti adanya gerbang dan pagar yang terkesan membedakan antara

kawasan dan masyarakat.

2. Tidak termanfaatkannya potensi-potensi disekitarnya, baik potensi alam

maupun potensi masyarakat itu sendiri, misalnya diarea tersebut terdapat

sungai yang dikelilingi oleh beragam bambu, seharusnya ini dapat

dimanfaatkan sebagai potensi, selain itu warga sekitar yang mempunyai

keahlian pertukangan bambu. Potensi ini dapat dimanfaatkan sebagai

(62)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 51

5.1.1 Konsep Utama

Konsep perancangan ini adalah integrasi desain dan pemberdayaan potensi

masyarakat dan di lingkungan site perancangan. Lima konsep gagasan adalah 1)

integrasi, 2) pemberdayaan, 3) entertainment, 4) potensi dan 5) lokalitas. Kelima

gagasan ini menjadi input terhadap desain tapak, ornamen, bentuk bangunan.

Gambaran dan penerapanya adakah seperti pada gambar 5.2

Gambar 5.1 Potensi masyarakat & dilingkungan site perancangan

(63)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 52

5.1.2 Uraian konsep

a. Integrasi

Pemahaman dari integrasi adalah upaya untuk menggabungkan

antara lingkungan masyarakat dengan objek wisata Saung Angklung udjo

dimana dengan adanya sikap saling peduli atau sikap integrasi maka akan

tercipta hubungan yang sangat baik. Hubungan baik ini bisa dimanfaatkan

sebagai salah satu sistem kerjasama, baik dibidang ekonomi maupun

dibidang sosial. Sehingga keuntugan untuk masyarakat dan objek wisata

Saung Angklung Udjo dapat dirasakan oleh masing-masing pihak.

b. Pemberdayaan

Pemahaman dari pemberdayaan adalah sikap yang ditonjolkan pengelola

Saung Angklung Udjo terhadap sumber daya manusia yang berada di

sekitar Saung Angklung Udjo, dimana pada pemberdayaan ini masyarakat

akan dilibatkan dalam kepengurusan pengelola Saung Angklung Udjo.

Pemberdayaan ini berupa :

 Staf karyawan 60 % mengambil dari masyarakat sekitar.

 Pengrajin angklung disebar pada masyarakat sebagai industri kreatif

Gambar 5.3 Diagram Konsep

(64)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 53

 Kantong-kantong parkir akan menjadikan pertumbuhan ekonomi bagi

masyarakat

c. Entertainment

Pemahaman dari sebuah konsep yang salah satunya menggunakan

alat entertainment atau hiburan yang dikelola oleh pengelola Saung

Angklung udjo yang kemudian diberikan kepada masyarakat, fungsi dari

entertainment ini adalah untuk mempererat hubungan antara lingkungan

masyarakat dengan objek wisata Saung Angklung udjo karena dengan

diadakannya event-event yang bersifat komersil dan sosial akan tumbuh

sifat kekeluargaan antara lingkungan masyarakat dengan objek wisata

Saung Angklung udjo. Hubungan baik ini akan menghasilkan keuntungan

yang dapat dinikmati oleh pihak masing-masing dari masyarakat maupun

pihak pengelola objek wisata Saung Angklung udjo.

No Nama event

8 Program kali bersih

9 Program menanam 1000 pohon

10 Seminar Angklung

11 Live konser Angklung sadaya

12 Konser terbuka

13 Festival kaulinan budak

(65)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 54

Event-event tersebut dibagi kedalam 3 kategori yaitu :

1. Event mingguan

2. Event bulanan

3. Event tahunan

Semua event yang dibagi kedalam 3 kategori tersebut dibagi lagi kedalam 2

karakter yaitu :

1. Karakter sosial

2. Karakter ekonomi

1. Event sosial

Event sosial ini adalah event yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai keuntungan yang berupa non material yaitu

keuntungan seperti kebersihan lingkungan, kebersihan sungai dan terjalin

hubungan kekeluargaan.

Event yang termasuk kedalam event sosial adalah :

- Konser terbuka ( Umum )

- Seminar angklung

- Program menanam 100 pohon

- Program kalli bersih

masyarakat akan mendapat keuntungan berupa material, selain keuntungan

terjalinnya hubungan kekeluargaan masyarakat juga dapat merasakan

keuntungan material.

(66)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 55

- Saung angklung

- Olah bambu

- Festival kaulinan budak

- Bazar saung Udjo

- Festival food

- Kaulinan edukasi

5.1.3. Jadwal event

(67)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 56

d. Pelestarian

Konsep pelestraian adalah konsep yang diambil dari fungsi eksisiting

dari Saung Angklung Udjo ini adalah sebuah objek wisata yang melestarikan

dan mengembangkan kebudayaan-kebudayaan dan kesenian-kesenian

Sunda dan pelestarian alat musik yang terbuat dari bambu yaitu angklung.

Pelestarian dari sebuah kebudayaan dan kesenian merupakan hal

yang sangat sulit karena kebudayaan dan kesenian tradisional khususnya

Sunda mulai dipandang sebelah mata dan tidak diminati oleh masyarakat

karena kebudayaan barat yang dengan mudah masuk ke negara kita yang

dengan mudah dapat merubah paradigma, fashion dan kesenian.

Dengan permasalahan tersebut perancangan Redesain Saung

Angklung Udjo akan merubah secara perlahan dengan mempertunjukan

kesenian-kesenian Sunda dan wilayah yang berada di sekitar Saung

Angklung Udjo akan menjadi Kampung dengan kesenian dan kebudayaan

Sunda yang kuat.

e. Lokalitas

Tapak yang berfungsi sebagai pusat kesenian dan kebudayaan

Sunda maka bangunan yang akan dibentuk atau dibangun adalah

bangunan yang mengedepankan lokalitas Sunda yaitu bangunan yang

mempunyai material dan bentukan-bentukan lokalitas Sunda.

Bentuk lokalitas adalah sebagai berikut :

a. Bentuk atap

(68)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 57

5.2. Rencana Tapak

5.2.1 Konsep Tapak

Perencanaan tapak dari perancangan Redesain Saung Angklung Udjo

adalah tapak yang akan difungsikan sebagai pusat kebudayaan dan kesenian

Sunda yang berada di Bandung dengan Luas lahan 1.5000 m2. Pemintakatan

penzonaan dari tapak ini diambil dari karakteristik-karakteristik setiap zona yang

berdekatan dengan tapak dan didasarkan pada peletakan tapak yang langsung

berhadapan dengan jalan utama yaitu jalan Padasuka.

Setiap bagian tapak mempunyai batas yang berbeda dan mempunyai

permasalahan dan potensi yang berbeda. Berbagai perbedaan dan potensi ini

menjadi bagian konsep perancangan yang utuh dengan pengolahan sirkulasi,

lahan dan lain-lain.

Gambar 5.5 Atap Julangapak Sumber : Data pribadi

(69)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 58

Karakteristik setiap zona yang berdekatan tapak adalah sebagai berikut :

Penjelasan setiap zona yang terbentuk adalah sebagai berikut :

(70)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 59

1. Zona A

Zona A merupakan zona yang mempunyai luasan yang cukup kecil yang

mempunyai hubungan langsung dengan jalan Padasuka, pada Zona ini

fungsi masyarakat yang terbangun adalah fungsi ruang sebagai ruang

komersil dan fungsi ruang pemukiman masyarakat.

2. Zona B

Zona B merupakan zona yang memiliki 2 fungsi bangunan yaitu bangunan

komersil dan bangunan pemukiman warga, Zona B sangat potensial karena

mempunyai orientasi langsung dengan jalan Padasuka. Pada zona ini

mempunyai ruang terbuka yang cukup besar dan merupakan zona yang

cukup efektif dalam pembuatan area komersil.

3. Zona C

Zona C merupakan zona yang mempunyai luasan yang cukup besar yang

mempunyai hubungan langsung dengan jalan Padasuka, pada Zona ini

fungsi masyarakat yang terbangun adalah fungsi sebagai ruang komersil

dan fungsi ruang pemukiman masyarakat. Pada zona ini sudah terbangun

salah satu warga yang mempunyai workshop untuk pemenuhan produksi

angklung di Saung Angklung Udjo.

4. Zona D

Zona D merupakan zona yang mempunyai luasan yang cukup besar yang

mempunyai hubungan langsung dengan sungai yang berada di area ini,

sungai yang ada di area ini akan menjadi potensi positif untuk input pada

perancangan tapak Saung Agklung Udjo, pada Zona ini fungsi masyarakat

yang terbangun adalah fungsi ruang sebagai pemukiman masyarakat.

5. Zona E

Zona E merupakan zona yang mempunyai luasan yang cukup besar yang

mempunyai hubungan langsung dengan sungai yang berada di area ini,

(71)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 60

perancangan tapak Saung Agklung Udjo, pada Zona ini fungsi masyarakat

yang terbangun adalah fungsi ruang sebagai pemukiman masyarakat.

6. Zona F

Zona F merupakan zona yang mempunyai luasan yang cukup besar yang

mempunyai hubungan langsung dengan sungai yang berada di area ini,

sungai yang ada di area ini akan menjadi potensi positif untuk input pada

perancangan tapak Saung Agklung Udjo, pada Zona ini fungsi masyarakat

yang terbangun adalah fungsi ruang sebagai pemukiman masyarakat.

7. Zona G

Zona E merupakan zona yang mempunyai luasan yang cukup besar yang

hanya berfungsi sebagai pemukiman warga saja, tetapi pada zona ini warga

masyarakat setempat mempunyai keahlian dalam pemasaran sebuah

alat-alat untuk pembuatan angklung, maka pada zona G akan membantu pada

perencanaan desain tapak redesain Saung Angklung Udjo.

dari hasil pengamatan karakteristik zona yang berada disekitar site, maka

dirancang pembagian zona tapak sebagai berikut

Zona tapak dibagi kedalam 3 bagian yaitu :

a. Zona Publik sebaga

b. Zona Pengelola

c. Zona Wisata

Ketiga zona ini mempunyai fungsi yang berbeda karena masing-masing zona

mempunyai fungsi dan karakter yang berbeda, sehingga semnua karakteristik

setiap zona akan mejadi masukan dan penyempurnaan desain tapak Saung

(72)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 61

a. Zona Publik

Zona publik merupakan zona yang bisa digunakan oleh pengunjung,

masyarakat dan pengelola karena pengelompokan dari zona publik hanya

berupa parkir pengunjung dan toilet umum .

Fungsi ruang zona publik :

1. Parkir Bis

2. Parkir mobil

3. Parkir motor

4. R. Keamanan

5. Driver Lounge

6. Toilet umum

7. Bambu garden

b. Zona Pengelola

(73)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 62

Zona pengelola merupakan zona yang hanya bisa digunakan atau dilalui oleh

pengelola saja karena sifat atau hirarki ruang pengelola lebih private daripada

zona wisata dan zona publik.

Fungsi ruang Zona pengelola :

1 R. Informasi

pengunjung. Ruang-ruang yang terbentuk dari zona wisata ini berdasarkan

kebutuhan pengunjung dan hasil dari kuesioner dan analisis :

(74)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 63

5.2.2 Konsep Sirkulasi

Konsep sirkulasi yang mendasar dari sirkulasi adalah konsep sirkulasi linier,

sirkulals linier ini merupakan konsep sirkulais sederhana karena dengan

terbentuknya sirkulasi linier ini kendaraan maupun manusia dapat dengan mudah

mencapai tujuan yang dituju.

Konsep sirkulasi terbagi kedalam 2 sirkulasi

1. Sirkulasi manusia

2. Sirkulasi kendaraan

Pemahaman dari setiap sirkulasi adalah sebagai berikut :

(75)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 64

1. Sirkulasi manusia

Sirkulasi manusia terbagi kedalam 2 bagian yaitu sirkulasi manusia dalam

tapak dan sirkulasi diluar tapak. Sirkulasi manusia di lingkungan masyarakat

memakai konsep pola sirkulasi dengan memakai pola pengolahan warna dan

material pada sirkulasi atau gang yang berada di lingkungan masyarakat.

Untuk sirkulasi manusia didalam tapak mengguanakan pola sirkulasi linier

dengan maksud pengunjung yang masuk keddalam tapak dapat dengan mudah

mencapai tujuan mereka, pola sirkuasinya menggunakan material dan

penggunaan olahan warna.

2. Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi kendaraan dibagi kedalam 3 bagian yaitu sirkulasi kendaraan bis,

mobil dan motor.

Gambar 5.11 sirkulasi masyarakat Sumber : Data pribadi

Gambar 5.12 sirkulasi masyarakat Sumber : Data pribadi

Gambar 5.13 sirkulasi tapak Sumber : Data pribadi

(76)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 65

1. Sirkulasi kendaraan mobil bis diarahkan langsung ketempat parkir karena

mobil bis merupakan mobil yang cukup besar sehingga diperlukan akses

yang langsung kedlam parkir.

2. Sirkulasi kendaraan mobil diarahkan masuk kedalam zona parkir karena

mobil kecil dibutuhkan keamanan yang cukup sehingga parkir mobil lebih

aman.

3. Sirkulasi kendaraan motor diarahkan kedalam kantong parkir buat motor

yang terletak didepan zona publik karena parkir motor diperlukan kemanan

yang cukup aman.

5.2.3. Konsep ruang terbuka/ tata hijau

Tatanan hijau dalam sebuah perancangan merupakan suatu keharusan

karena di era globalisasi ini kebutuhan ruang terbuka hijau akan membantu

kenyamanan, membantu alam, dan membantu mengurangi efek global warming,

issue-issue tersebut harus dilibatkan dalam sebuah perancangan. Perancangan yang sehat dan peduli lingkungan akan mempedulikan ruang-ruang terbuka hijau

yang diperuntukan untuk penghijauan penambah oksigen.

Ruang terbuka hijau dalam perancangan redesain Saung Angklung Udjo

terdapat pada semua titik zona. Kebutuhan ruang terbuka pada proyek ini akan

menjadi poin tambah untuk sebuah perancangan tapak dimana elemen-elemen

tapak harus terwujud dalam perancangan proyek ini.

Ruang terbuka yang akan dijadikan sebagai ruang-ruang positif yaitu ruang

yang digunakan sebagai tanaman tidak hanya didesain didalam tapak saja tetapi

ruang-ruang terbuka yang berada di lingkungan masyarakat juga akan diolah

menjadi ruang terbuka hijau. Fungsi pemanfaatan ruang terbuka hijau ini adalah

kenyamanan yang akan tercipta tidak hanya didalam tapak saja tetapai

ruang-ruang terbuka diluar tapak akan terasa nyaman juga.

(77)

IWAN SETIAWAN – 104 08 005 66

5.2.4. Konsep Utilitas

Konsep utilitas dari perancangan redesain Saung Angklung Udjo ini adalah

sirkulasi drainase yang secara langsung dialirkan kearah sungai yang berada di

arah timur site, karena dilihat dari toppografi tapak tapak mempunyai kontur yang

lebih rendah kearah timur. Pada lahan tapak drainase dibentuk sesuai dengan

sirkulasi yang terbentuk yaitu disetiap sisi dari setiap sirkulasi memakai drainase

dengan lebar 50 cm untuk mengalirkan air.

Untuk utilitas air hujan pada bangunan meggunakan sebuah talang yang

terbuat dari besi plat agar air hujan yang turun dapat terorganisir secara baik,

material besi dipili karena dalam segi kekuatan talang besi lebih tahan lama

daripada talang yang terbuat dari bahan pvc.

Gambarnya adalah sebagai berikut :

Gambar 5.15 konsep ruang terbuka hijau Sumber : Data pribadi

Gambar

Gambar 3.4 Gang-gang
Gambar 3.6 Implementasi tema
Gambar 3.9  Miller Outdoor Theatre
Gambar 3.10  Miller Outdoor Theatre
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyerapan unsur hara, terutama nitrogen yang lebih banyak mengakibatkan tingginya protein dalam tubuh tanaman terutama dalam batang dan daun (hijauan) sehingga kadar protein kasar

Riwayat keperawatan terdiri dari : keluhan utama yang ditulis sesuai dengan keluhan yang dirasakan pasien saat itu juga; Diagnose medis ditulis sesuai dengan diagnose yang

Gejala keracunan organofosfat akan berkembang selama pemaparan atau 12 jam kontak. Pestisida yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami perubahan secara hidrolisa di dalam

a. Dalam usaha/kegiatan Pembangunan Perumahan Bumiayu Residence oleh PT. Satria Adhi Wijaya di Desa Bumiayu Kecamatan weleri Kabupaten Kendal Kabupaten Kendal

Dengan demikian tujuan utama pengendalian kualitas dalam (Assauri, 2008) adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar

[r]

[r]

Kebijakan internal madrasah untuk memenuhi kepuasan orang tua siswa meliputi: (1) Kebijakan peningkatan kualitas ibadah siswa yang terdiri dari; kegiatan shalat zuhur