• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Daya Saing Dan Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia Ke Uni Emirat Arab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Daya Saing Dan Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia Ke Uni Emirat Arab"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAYA SAING DAN DETERMINAN ALIRAN

PERDAGANGAN KOMODITI UNGGULAN EKSPOR

INDONESIA KE UNI EMIRAT ARAB

WIWI ULIYATI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Daya Saing dan Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(3)

ABSTRAK

WIWI ULIYATI. Analisis Daya Saing dan Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Dibimbing oleh ALLA ASMARA.

Uni Emirat Arab merupakan salah satu pasar tujuan ekspor non tradisional Indonesia. Perdagangan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab diharapkan mampu membuka peluang perdagangan dan investasi yang jauh lebih besar bagi kedua negara. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis daya saing, derajat integrasi, dan faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab pada periode tahun 2009-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia baik di sektor pertanian maupun sektor manufaktur di pasar Uni Emirat Arab memiliki daya saing yang tinggi dengan ditunjukkan oleh nilai RCA > 1. Hasil analisis derajat integrasi komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia secara keseluruhan menunjukkan bahwa perdagangan intra industri (IIT) antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab secara umum berada pada derajat integrasi satu arah (no integration). Pada hasil estimasi fungsi permintaan ekspor, komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab model sektor pertanian mempunyai lima variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab, yaitu harga ekspor Indonesia, harga ekspor negara pesaing, GDP riil Uni Emirat Arab, nilai tukar riil, dan dummy NTM. Pada model sektor manufaktur terdapat empat variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap ekspor, yaitu harga ekspor Indonesia, harga ekspor negara pesaing, GDP riil Uni Emirat Arab, dan nilai tukar riil.

Kata kunci: fungsi permintaan ekspor, IIT, RCA, Uni Emirat Arab

ABSTRACT

WIWI ULIYATI. Analysis Competitiveness and Determinant of Trade Flows Indonesian Main Export Commodities to United Arab Emirates. Supervised by ALLA ASMARA.

(4)

has five independent variables that significantly influence of the Indonesian main export commodities to the United Arab Emirates, Indonesian export price, export price of competitor countries, United Arab Emirates real GDP, real exchange rate, and NTM dummy. On the model of the manufacturing sector, there are four independent variables that significantly influence of the export, Indonesian export price, export price of competitor countries, United Arab Emirates real GDP and real exchange rate.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

ANALISIS DAYA SAING DAN DETERMINAN ALIRAN

PERDAGANGAN KOMODITI UNGGULAN EKSPOR

INDONESIA KE UNI EMIRAT ARAB

WIWI ULIYATI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

PRAKATA

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tak lupa salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi dan Rasul termulia Muhammad SAW beserta keluarganya dan sahabatnya yang setia hingga akhir zaman.

Skripsi yang berjudul “Ananlisis Daya Saing dan Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penulisan skripsi ini untuk menganalisis daya saing, derajat integrasi, dan determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua dan keluarga penulis, yakni Bapak Sobari dan Ibu Niti Wijayanti serta adik-adik tercinta dari penulis, Romi Doni dan Rama Pandu atas segala doa dan dukungan yang selalu diberikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Alla Asmara, S.Pt, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc.Agr selaku dosen penguji utama dan Bapak Deni Lubis, S.Ag, M.A selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberikan kritik dan masukan yang sangat berharga bagi penyempurnaan skripsi ini.

3. Para dosen, staf dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.

4. Teman satu bimbingan, Ade, Aulia, Deny, Dody, Mimi, Randy dan Yusrini yang telah memberikan masukan dan motivasi.

5. Sahabat-sahabat penulis, Elia, Hiyasa, Iin, Mentari, Moy, Nia, Ira, Rena, Rinna, Shara dan Suci yang selalu memberi motivasi dan doa.

6. Keluarga Kementerian Kebijakan Kampus 2014 dan XLFL The Scholarship Bacth 3 Pleton 1B yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

7. Teman-teman organisasi BEM KM IPB Kabinet Berani Beda dan Paguyuban KSE IPB atas dukungan dan motivasinya.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 5

Landasan Teori 5

Penelitian Terdahulu 9

Kerangka Pemikiran 10

Hipotesis Penelitian 11

METODE PENELITIAN 12

Jenis dan Sumber Data 12

Metode Analisis dan Pengolahan Data 12

GAMBARAN UMUM 17

Perkembangan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab 17 Perkembangan GDP Riil Indonesia dan Uni Emirat Arab 19 Perkembangan Nilai Tukar Riil Dirham terhadap Rupiah 20 Kebijakan NTM yang Diberlakukan Uni Emirat Arab 21

HASIL DAN PEMBAHASAN 21

Identifikasi Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab 21 Analisis Revealed Competitiveness Advantages (RCA) 23

Analisis Intra Industry Trade (IIT) 25

Analisis Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor

Indonesia ke Uni Emirat Arab 26

SIMPULAN DAN SARAN 29

Simpulan 29

Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN 33

(9)

DAFTAR TABEL

1 Perbandingan makroekonomi Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2013 2 2 Neraca perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014 (juta

USD) 2

3 Pertumbuhan ekspor non migas Indonesia periode 2010-2014 (juta USD) 3

4 Jenis dan sumber data 12

5 Klasifikasi nilai IIT 13

6 Kerangka identifikasi autokorelasi 17

7 Kebijakan NTM yang Diberlakukan Uni Emirat Arab terhadap Komoditi

Unggulan Ekspor Indonesia Tahun 2009-2013 21

8 Nilai ekspor komoditi unggulan ekspor sektor pertanian Indonesia ke Uni

Emirat Arab (juta USD) 22

9 Nilai ekspor komoditi unggulan ekspor sektor manufaktur Indonesia ke

Uni Emirat Arab (juta USD) 22

10 Nilai RCA komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab 23 11 Nilai IIT komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab 25 12 Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan

komodistas unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab 27

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran operasional 11

2 Neraca perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014 11 3 Neraca perdagangan sektor non migas Indonesia-Uni Emirat Arab tahun

2010-2014 18

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil perhitungan RCA komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni

Emirat Arab 33

2 Hasil perhitungan IIT komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat

Arab 36

3 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab 38 4 Variabel-variabel dalam analisis determinan aliran perdagangan komoditi

unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab 42

5 Kebijakan NTM yang diberlakukan oleh Uni Emirat Arab terhadap

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Perdagangan internasional khususnya ekspor menjadi salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kegiatan ekspor membuat perekonomian dalam negeri semakin bergairah, karena akan menarik banyak investasi, penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan sumber daya alam lokal.

Di sisi lain, guncangan ekonomi dunia yang kerap terjadi dan krisis global yang melanda beberapa negara maju telah memberikan pengaruh terhadap kinerja ekspor negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Negara-negara maju merupakan pasar utama tujuan ekspor komoditi lokal negara-negara berkembang. Hingga saat ini, perekonomian global masih mengalami pelemahan dan proses pemulihan ekonomi yang terjadi di beberapa kawasan masih rentan dan tidak merata serta pengangguran masih tinggi di banyak negara. Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat di kawasan tersebut menurun yang pada akhirnya akan menurunkan kemampuan negara untuk mengimpor suatu barang. Oleh karena itu, agar kinerja ekspor Indonesia di pasar internasional tetap stabil bahkan meningkat maka dibutuhkan strategi dan perencanaan yang matang.

Kementerian Perdagangan telah mencanangkan strategi peningkatan ekspor melalui strategi diversifikasi pasar tujuan ekspor. Sebelumnya, pasar tujuan ekspor Indonesia didominasi oleh negara besar seperti Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa serta beberapa negara-negara maju di kawasan Asia seperti Jepang, Tiongkok dan Singapura. Melalui strategi diversifikasi pasar, Indonesia memperluas pasar tujuan ekspornya ke negara-negara berkembang yang menyediakan potensi pasar yang cukup signifikan untuk dieksplorasi seperti negara-negara anggota ASEAN, negara-negara di kawasan Asia Timur, Amerika Latin, Afrika dan Eropa Timur. Oleh karena itu, saat ini Indonesia tengah berusaha meningkatkan ekspor dengan melakukan penetrasi pasar ekspor di luar pasar ekspor tradisional yang salah satunya adalah Uni Emirat Arab.

(12)

2

Selain sebagai mitra dagang, Uni Emirat Arab juga memiliki peranan penting dalam kegiatan investasi di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi dari Uni Emirat Arab ke Indonesia selama periode 2005-2010 menempati peringkat pertama dalam hal realisasi investasi negara-negara GCC, dengan 13 proyek dan nilai investasi sebesar 22.56 juta USD (KEMLU 2015). Kerjasama perdagangan dan investasi antara Indonesia-Uni Emirat Arab diharapkan dapat membuka potensi yang lebih besar dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kedua negara.

Tabel 1 Perbandingan makroekonomi Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2013

Indikator Satuan Indonesia Uni Emirat Arab

GDP Milyar USD 868.35 234.97

GDP per Kapita USD 3 475.25 25 140.76

GDP Growth % 5.78 5.20

Populasi Juta Jiwa 249.87 9.35

Inflasi % 6.41 1.10

Total Ekspor Milyar USD 182.55 267.23

Total Impor Milyar USD 186.63 257.42

Sumber: World Bank 2015

Tabel 1 menunjukkan perbandingan makroekonomi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab. Dilihat dari sisi GDP per kapita, GDP per kapita Uni Emirat Arab lebih tinggi dibandingkan Indonesia. GDP per kapita menunjukkan tingkat daya beli masyarakat, sehingga ketika daya beli masyarakat meningkat maka permintaan terhadap suatu produk pun ikut meningkat. Selain itu, total impor Uni Emirat Arab yang tinggi yaitu sebesar 257.42 milyar USD juga mengindikasikan bahwa terdapat potensi pasar yang positif di Uni Emirat Arab. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk meningkatkan ekspornya ke Uni Emirat Arab.

Tabel 2 Neraca perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014 (juta USD)

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 Trend 2010-2013 (%)

Total

Perdagangan 1 962.79 2 531.82 3 347.34 3 398.42 4 257.47 20.24

Migas 311.61 497.50 1 287.57 1 394.44 1 331.71 48.22 Non Migas 1 651.17 2 034.31 2 059.77 2 003.98 2 925.76 11.95

Ekspor 1 475.34 1 734.50 1 616.23 1 589.07 2 503.13 10.18

Migas 1.41 19.15 1.37 5.12 1.74 -8.69

Non Migas 1 473.93 1 715.35 1 614.86 1 583.95 2 501.40 10.28

Impor 487.44 797.32 1 731.12 1 809.36 1 754.33 40.23

Migas 310.20 478.35 1 286.20 1 389.33 1 329.97 48.85 Non Migas 177.24 318.96 444.91 420.03 424.36 22.40

Neraca

Perdagangan 987.90 937.19 -114.87 -220.29 748.80 0.00

(13)

3 Hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan Uni Emirat Arab telah memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara. Uni Emirat Arab sebagai pintu masuk ekspor Indonesia di kawasan Timur Tengah memberikan peluang ekspor yang besar bagi Indonesia. Sebaliknya Indonesia merupakan negara tujuan ekspor dan investasi yang cukup berpotensi di kawasan ASEAN. Agar mampu mengoptimalkan potensi pasar di Uni Emirat Arab bahkan kawasan Timur Tengah, Indonesia harus dapat meningkatkan daya saing produknya di Uni Emirat Arab.

Tabel 2 menjelaskan neraca perdagangan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab selama periode tahun 2010-2014. Terlihat bahwa total perdagangan antara Indonesia-Uni Emirat Arab terus mengalami peningkatan selama periode tahun 2010-2014. Trend ekspor yang positif didukung dengan besarnya nilai ekspor di sektor non migas semakin menguatkan Indonesia untuk menjadikan Uni Emirat Arab sebagai pasar ekspor non tradisional yang potensial.

Tabel 3 Pertumbuhan ekspor non migas Indonesia tahun 2010-2014 (juta USD)

Negara 2010 2011 2012 2013 2014

Trend 2010-2014

(%) Rep. Rakyat

Tiongkok 14 080.90 21 595.60 20 864.10 21 281.60 16 458.90 3.02 Amerika

Serikat 13 326.50 15 684.20 14 590.90 15 081.90 15 856.80 3.13

Jepang 16 496.50 18 330.10 17 231.20 16 084.10 14 565.70 -3.73

India 9 851.20 13 279.00 12 446.70 13 009.80 12 223.70 4.20

Singapura 9 553.60 11 113.40 10 550.90 10 385.80 10 065.90 0.37

Malaysia 7 753.60 9 200.10 8 469.00 7 268.20 6 397.10 -6.01

Korea Selatan 6 869.70 7 565.80 6 684.60 6 052.50 5 716.80 -5.73

Uni Emirat

Arab 1 473.90 1 715.40 1 614.90 1 584.00 2 501.40 10.28

Sumber: Kementerian Perdagangan 2015

(14)

4

Perumusan Masalah

Perkembangan perdagangan bilateral antara Indonesia dan Uni Emirat Arab semakin positif dan memberikan keuntungan bagi kedua negara. Masing-masing negara memiliki sektor unggulan yang menunjang perekonomiannya. Uni Emirat Arab ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai pintu masuk ekspor komoditi unggulan Indonesia di kawasan Timur Tengah. Sebagian besar komoditi unggulan Indonesia yang diimpor oleh Uni Emirat Arab, diekspor kembali ke negara-negara di sekitarnya. Hal tersebut merupakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspornya ke pasar non tradisional. Namun agar dapat memanfaatkan potensi pasar yang ada secara optimum, Indonesia harus meningkatkan daya saing komoditi unggulan ekspornya di Uni Emirat Arab agar dapat bersaing dengan negara-negara yang lebih dulu memasuki pasar Uni Emirat Arab. Selain daya saing, keterkaitan perdagangan juga menjadi faktor penting penunjang peningkatan ekspor. Tingkat keterkaitan perdagangan atau integrasi ekonomi yang tinggi akan memperlancar arus perdagangan antar negara.

Indonesia dan Uni Emirat Arab telah menyepakati beberapa perjanjian pendahuluan (MoU) dalam rangka mempererat hubungan kedua negara di bidang perdagangan dan investasi. Pada tahun 2009, pemerintah Uni Emirat Arab menawarkan Indonesia untuk membentuk Free Trade Agreement (FTA). Namun hingga saat ini, pencapaian terwujudnya kerjasama di bidang perdagangan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab masih belum terwujud. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi dampak dari FTA Indonesia-Uni Emirat Arab yang mungkin akan terwujud dalam waktu dekat, pemerintah Indonesia perlu merumuskan strategi yang tepat.

FTA memberikan berbagai dampak bagi negara-negara yang terlibat di dalamnya, ada negara yang mendapatkan keuntungan dan ada negara yang kurang mendapatkan keuntungan dari pembentukan FTA. Pada umumnya, FTA identik dengan penurunan hambatan tarif hingga nol persen yang bertujuan untuk meningkatkan ekspor dari negara-negara yang bersangkutan. Namun pada dasarnya pembentukan FTA tidak serta merta menghilangkan berbagai hambatan perdagangan. Adanya FTA justru menimbulkan berbagai hambatan non tarif baru. Saat ini, tarif yang diberlakukan oleh Uni Emirat Arab terhadap komoditi asal Indonesia cenderung rendah yaitu antara 0-5 persen. Di sisi lain, Uni Emirat Arab mulai memberlakukan berbagai jenis hambatan non tarif khususnya pada komoditi sektor pertanian.

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan di atas, maka kajian mengenai daya saing dan determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab memberikan ruang peneliti untuk mengkaji lebih jauh mengenai permasalahan-permasalahan berikut ini:

1. Apa saja komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab serta bagaimana daya saing dan derajat integrasinya?

(15)

5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab serta daya saing dan derajat integrasinya.

2. Menganalisis determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi penulis tetapi juga bagi pemerintah Indonesia dan instansi yang terkait dalam perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Manfaat yang diharapkan antara lain:

1. Sebagai tambahan informasi, masukan, dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan terkait perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab.

2. Bagi peneliti-peneliti lainnya dapat menjadi bahan rujukan dan pertimbangan atau perbandingan dalam penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengkaji mengenai daya saing dan determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab yang digunakan adalah komoditi non migas sektor pertanian dan manufaktur yang memiliki total nilai ekspor tertinggi dan konsistensi perdagangan dari tahun 2009-2013. Penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab menggunakan pendekatan export demand function dengan metode analisis panel data.

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

Teori Perdagangan Intenasional

(16)

6

Adanya perdagangan internasional membuat produksi barang dan jasa di dunia menjadi semakin efisien, sebab setiap negara melakukan spesialisasi dalam produksi komoditi yang memiliki keunggulan komparatif di negara tersebut. Lalu menukarkan sebagian outputnya dengan negara lain untuk memperoleh komoditi yang memiliki kerugian komparatif. Dengan demikian, kedua negara akan mengkonsumsi kedua komoditi tersebut dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan ketika kedua negara tersebut belum melakukan perdagangan antar negara (Salvatore 1997).

Dalam perdagangan domestik para pelaku ekonomi bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas ekonomi yang dilakukannya. Demikian halnya dengan perdagangan internasional. Setiap negara yang melakukan perdagangan bertujuan mencari keuntungan dari perdagangan tersebut. Selain motif mencari keuntungan, Krugman (2000) mengungkapkan bahwa alasan utama terjadinya perdagangan internasional:

a. Negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain.

b. Negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan untuk mencapai skala ekonomi (economic of scale).

Konsep Daya Saing

Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditi untuk memasuki pasar luar negeri dan kemampuan untuk dapat bertahan di dalam pasar tersebut, dalam artian jika suatu produk mempunyai daya saing maka produk tersebut yang banyak diminati konsumen (Tambunan 2003). Porter (1990) menyebutkan bahwa daya saing mengacu pada kemampuan suatu negara untuk memasarkan produk yang dihasilkan negara relatif terhadap kemampuan negara lain guna melakukan persaingan dalam meningkatkan kesejahteraan tetapi juga untuk dapat bersaing pada sesama industri-industri sejenis. Dalam pasar yang semakin mengglobal, keberhasilan pelaku usaha suatu negara sangat ditentukan oleh daya saing. Daya saing global pada dasarnya berhubungan dengan biaya produksi sehingga yang memenangkan kompetisi adalah negara yang mampu memasarkan produk dengan harga paling rendah atau berkualitas baik. Biaya produksi berhubungan dengan harga faktor-faktor input. Selain itu keunggulan dalam daya saing dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.

Teori Keunggulan Komparatif

(17)

7 Teori Permintaan Ekspor

Teori permintaan ekspor bertujuan untuk menentukan faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor (Salvatore 1997). Pada beberapa penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa volume ekspor dipengaruhi oleh nilai tukar, harga ekspor relatif dan pendapatan riil dunia. Khan (1974) melakukan penelitian mengenai permintaan ekspor dan impor pada negara-negara berkembang. Penelitian dilakukan pada periode tahun 1951-1969 dengan memanfaatkan data tahunan beberapa negara. Khan merumuskan fungsi permintaan ekspor dunia terhadap negara berkembang sebagai berikut:

logXd

it= β0+ β1 log (PXi / PW)t + β2 logWt + vt dimana:

Xi = volume ekspor negara i PXi = harga ekspor negara i PW = tingkat harga dunia W = pendapatan riil dunia

Hasil penelitian Khan (1974) menyatakan bahwa harga berperan penting sebagai determinan ekspor negara-negara berkembang.

Selanjutnya, Warner dan Kreinin (1983) juga memanfaatkan model sejenis tetapi pendekatannya berbeda dengan Khan (1974). Pada penelitian ini terdapat dua periode penelitian yakni pada rezim kebijakan nilai tukar tetap dan rezim kebijakan nilai tukar mengambang. Penelitian dilakukan pada periode tahun 1957:1-1970:4 (rezim kebijakan nilai tukar tetap) dan 1972:1-1980:4 (rezim kebijakan nilai tukar mengambang). Fungsi permintaan ekspor Warner dan Kreinin adalah sebagai berikut:

lnXi = c + a1 lnYWi + a2 lnPXLCi + a3 lnEi + a4 lnEPi + a5 lnPFCcomp dimana:

Xi = volume ekspor negara i

YWi = rata-rata tertimbang GDP negara-negara pengimpor PXLC

i = indeks harga ekspor negara i

lnEi = indeks effective exchange rate mata uang negara i lnEPi = tingkat ekspetasi perubahan nilai tukar

lnPFCcomp = rata-rata harga ekspor negara pesaing

Berdasarkan fungsi permintaan ekspor Warner dan Kreinin, nilai tukar dan harga ekspor negara pesaing menjadi determianan yang paling kuat terhadap ekspor suatu negara.

(18)

8 dimana:

X = volume ekspor

YW = rata-rata tertimbang GDP negara-negara pengimpor PX = harga ekspor

PXW = rata-rata tertimbang harga ekspor negara-negara pengimpor E = effective exchange rate

b dan c merupakan elastisitas pendapatan dan harga dengan tanda yang diharapkan b > 0 dan c < 0. Sedangkan d merupakan elastisitas nilai tukar, d < 0 mengindikasikan depresiasi mata uang domestik akan mendorong ekspor. Selanjutnya setelah memasukkan lag, persamaannya menjadi:

lnXid = a + b lnYWi + ∑mk= ck ln (PX / PXW)t-k + ∑mk= dk lnEt-k + vt

Hasil penelitian Bahmani dan Oksooee menyatakan bahwa aliran perdagangan lebih merespon perubahan harga relatif dari pada perubahan nilai tukar pada jangka panjang.

Gross Domestic Product (GDP)

Gross Domestic Product (GDP) merupakan salah satu indikator ekonomi utama yang digunakan untuk mengukur kinerja atau kesehatan perekonomian suatu negara. Ada dua pendekatan yang digunakan untuk melihat GDP, yaitu dengan melihat GDP sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam perekonomian. Cara yang lainnya adalah dengan melihat GDP sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa perekonomian (Mankiw 2007). GDP menentukan kemampuan suatu negara dalam melakukan perdagangan. Pada penelitian yang dilakukan Baier et al. (2001), pertumbuhan GDP riil negara tujuan, berkontribusi sebesar 67-69 persen dalam pertumbuhan perdagangan bilateral diantara negara-negara anggota OECD.

Nilai Tukar

Nilai tukar atau kurs antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Para pakar ekonomi membedakan nilai tukar menjadi dua, nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara, sedangkan nilai tukar riil adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua negara. Secara matematis perhitungan nilai tukar riil ini dituliskan sebagai berikut :

Nilai Tukar Riil = Nilai Tukar Nominal × IHK Negara Tujuan IHK Domestik

Ketika mata uang suatu negara terdepresiasi maka akan membuat ekspor negara tersebut lebih kompetitif di seluruh dunia karena harga ekspor negara tersebut menjadi lebih murah (Mankiw 2007).

Hambatan Perdagangan Non-Tarif

(19)

9 berbagai alasan, baik ekonomi maupun non ekonomi (Oktaviani et al. 2009). Bentuk-bentuk hambatan ini dapat berupa kuota impor, subsidi ekspor, pembatasan ekspor secara “sukarela”, tindakan-tindakan anti-dumping, persyaratan kandungan lokal, standar kesehatan, serta berbagai persyaratan labeling lainnya. Meskipun peraturan-peraturan tersebut memiliki tujuan yang jelas dan dapat diterima, namun kebanyakan dari peraturan-peraturan ini hanya merupakan kedok untuk membatasi arus impor (Salvatore 1997).

Berdasarkan penelitian Disdier et al. (2006), berbagai hambatan non-tarif yang diberlakukan oleh negara maju berdampak negatif pada ekspor negara-negara berkembang. Hambatan perdagangan non-tarif berupa perjanjian Sanitary and Phyto-Sanitary (SPS) dan Technical Barriers to Trade (TBT) yang diberlakukan oleh negara-negara anggota OECD berdampak signifikan pada penurunan ekspor produk-produk pertanian negara berkembang ke negara-negara anggota OECD.

Penelitian Terdahulu

Rinaldi (2014) melakukan penelitian mengenai daya saing dan faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Afrika Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis revelaed comparative advantages (RCA), intra industry trade (IIT) dan panel data. Hasil estimasi nilai RCA komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Afrika Selatan, seluruhnya menunjukkan hasil yang lebih dari satu. Hasil analisis tingkat integrasi komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia secara keseluruhan menunjukkan bahwa perdagangan intra industri antara Indonesia dengan Afrika Selatan secara umum berada pada derajat integrasi satu arah (no integration). Komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Afrika Selatan model sektor pertanian mempunyai empat variabel bebas yang berpengaruh signifikansi terhadap ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Afrika Selatan, yaitu GDP riil Afrika Selatan, harga ekspor, tarif dan dummy Non-Tariff Measures. Pada model sektor manufaktur juga terdapat empat variabel bebas yang berpengaruh signifikansi terhadap ekspor, yaitu GDP riil Afrika Selatan, nilai tukar rill, harga ekspor dan tarif.

Penelitian yang dilakukan oleh Aljebrin (2012) secara empiris memperkirakan parameter fungsi permintaan ekspor untuk Arab Saudi dengan menggunakan data tahunan time series dan data cross section (1984-2008). Estimasi model dilakukan dengan model fixed effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara nilai riil ekspor untuk Arab Saudi dengan GDP riil mitra dagang, harga ekspor relatif dan nilai tukar riil. Hasil estimasi menunjukkan bahwa semua variabel memiliki hubungan yang signifikan dan tanda sesuai dengan teori.

(20)

10

memiliki hubungan yang signifikan dengan impor Pakistan dengan tanda sesuai dengan teori.

Penelitian mengenai prospek perdagangan antara Indonesia dan Timur Tengah dilakukan oleh Oktaviani et al. (2008). Negara-negara di kawasan Timur Tengah yang diteliti adalah Turki, Tunisia dan Maroko. Hasil analisis IIT menunjukkan bahwa derajat integrasi perdagangan Indonesia-Turki lebih erat dibandingkan dengan Tunisia dan Maroko. Sementara itu, analisis Constant Market Share (CMS) mengindikasikan bahwa terdapat fenomena yang konvergen bagi dinamika ekspor Indonesia, dimana minyak yang berasal dari tumbuhan dan hewan, kayu dan produk kayu, serta karet dan produk karet menjadi produk yang potensial dengan efek dekomposisi yang bervariasi pada setiap mitra dagang.

Kerangka Pemikiran

Guncangan ekonomi dunia yang kerap terjadi dan krisis global yang melanda beberapa negara maju telah memberikan dampak terhadap kinerja ekspor Indonesia. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Singapura merupakan pasar utama tujuan ekspor Indonesia. Oleh karena itu, untuk menghindari dampak yang lebih besar pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan mencanangkan strategi diversifikasi pasar. Melalui strategi diversifikasi pasar, Indonesia memperluas pasar tujuan ekspornya ke negara-negara berkembang yang menyediakan potensi pasar yang cukup signifikan untuk dieksplorasi seperti negara-negara anggota ASEAN, negara-negara di kawasan Asia Timur, Amerika Latin, Afrika dan Eropa Timur. Saat ini Indonesia tengah berusaha meningkatkan ekspor sektor non migas dengan melakukan penetrasi pasar ekspor di luar pasar ekspor tradisional yang salah satunya adalah Uni Emirat Arab.

Dalam rangka melancarkan hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab, beberapa perjanjian telah disepakati. Indonesia dan Uni Emirat Arab telah menyepakati perjanjian pendahuluan pada tahun 2006 yang dimuat dalam Memorandum of Understanding (MoU) dalam rangka memperkuat bisnis antar kamar dagang dan industri. Kemudian pada tahun 2010, Indonesia dan Uni Emirat Arab menyepakati MoU mengenai pembentukan komisi bersama Indonesia-Uni Emirat Arab untuk kerjasama bilateral. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi di kedua negara, pemerintah Indonesia bersama dengan pemerintah Uni Emirat Arab sepakat untuk mulai melaksanakan Pertemuan Komisi Bersama atau “Joint Commission Meeting” pada tahun 2015.

(21)

11

Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional

Berbagai determinan ekspor seperti harga ekspor, kondisi makroekonomi negara tujuan ekspor, nilai tukar dan berbagai hambatan perdagangan sedikit banyak memengaruhi kinerja ekspor.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penelitian terdahulu serta didukung teori-teori yang ada dapat ditentukan hipotesis sementara terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab, antara lain:

1. Harga ekspor Indonesia berpengaruh negatif terhadap aliran ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab.

2. Harga ekspor negara pesaing berpengaruh positif terhadap aliran ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab.

3. GDP riil Uni Emirat Arab memiliki hubungan positif terhadap aliran ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab.

4. Nilai tukar riil Rupiah terhadap mata uang Uni Emirat Arab memiliki hubungan positif terhadap aliran ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab. 5. Dummy pemberlakuan non tariff measure berpengaruh negatif terhadap aliran

ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab. Penurunan ekspor sebagai dampak dari krisis global

Strategi diversifikasi pasar

Perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab

Daya saing dan integrasi komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab

Analisis determinan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab

Determinan ekspor: 1. Harga ekspor Indonesia 2. Harga ekspor negara pesaing 3. GDP riil Uni Emirat Arab 4. Nilai tukar riil

5. Dummy Non-Tariff Measures

Export Demand Function

1. RCA

2. IIT

(22)

12

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel, yaitu gabungan data time series dan cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dengan data cross section 14 komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Data yang digunakan bertujuan untuk mendukung variabel dalam model. Tabel 4 menunjukkan jenis dan sumber data yang digunakan:

Tabel 4 Jenis dan sumber data

Jenis Data Sumber Data

Data perdagangan ekspor-impor Kementerian Perdagangan RI, WITS

GDP riil World Bank

Nilai tukar UNCTAD

Indeks harga konsumen UNCTAD

Non Tariff Measure (NTM) WTO

Metode Analisis dan Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan menyajikan data dalam bentuk tabel dan grafik untuk mengkaji gambaran umum kinerja perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia di Uni Emirat Arab. Sedangkan metode analisis kuantitatif dilakukan dengan alat analisis Revealed Competitive Advantage (RCA), Intra Industry Trade (IIT) dan panel data, digunakan untuk menganalisis daya saing dan integrasi industri komoditi unggulan ekspor Indonesia di Uni Emirat Arab serta determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia di Uni Emirat Arab. Pengolahan data ini dilakukan dengan menggunakan software Mocrosoft Excel dan E-views 6.0.

Metode Revealed Competitive Advantage (RCA)

Menurut BAPPENAS (2009), RCA merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk menentukan daya saing suatu negara yang merupakan sebuah ukuran dari spesialisasi perdagangan internasional dari suatu negara. Konsep ini membandingkan kinerja suatu produk ekspor nasional terhadap total ekspor dunia. RCA digunakan untuk mengetahui keunggulan komparatif suatu negara dalam kegiatan perdagangan antar negara. Rumus umum menghitung nilai RCA, yaitu:

RCA = Xij / Xt Wij / Wt Keterangan:

(23)

13 Xt = Nilai ekspor total Indonesia di negara tujuan ekspor

Wij = Nilai ekspor komoditi dunia di negara tujuan ekspor Wij = Nilai ekspor total dunia di negara tujuan ekspor

Nilai RCA suatu komoditi menunjukkan dua kemungkinan, yaitu:

1. Jika nilai RCA > 1, maka suatu negara memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia sehingga komoditi tersebut memiliki daya saing kuat.

2. Jika nilai RCA < 1, maka suatu negara memiliki keunggulan komparatif di bawah rata-rata dunia sehingga suatu komoditi memiliki daya saing lemah.

Metode Intra Industry Trade (IIT)

Analisis IIT digunakan untuk menganalisis tingkat integrasi dalam suatu kawasan tertentu. Integrasi yang tinggi menunjukkan kedekatan perdagangan di antara negara-negara di kawasan tersebut. Rumus umum untuk menghitung nilai IIT berdasrkan pendekatan Grubel-Lloyd Index (GLI) yaitu:

IITi,jk = 1 - | Xi,jk – Mi,jk | x 100

Xi,jk + Mi,jk dimana:

Xi,jk = Nilai ekspor komoditi i dari negara j ke negara k

Mi,jk = Nilai impor komoditi i dari negara j ke negara k

Nilai IIT berkisar antara 0 sampai 100, jika jumlah yang diekspor sama dengan jumlah yang diimpor untuk suatu komoditi maka indeksnya akan sama dengan 100. Sebaliknya apabila perdagangan suatu negara hanya melibatkan satu pihak saja (ekspor atau impor saja), maka indeks bernilai 0.

Tabel 5 Klasifikasi nilai IIT

Nilai IIT Klasifikasi

0.00 No integration (one way trade)

> 0.00 – 24.99 Weak integration 25.00 – 49.99 Mild integration 50.00 – 74.99 Moderatly integration 75.00 – 100.00 Strong integration Sumber: Austria 2004

Metode Data Panel

Data panel merupakan suatu data kerat lintang (cross section) yang disusun berdasarkan runtun waktu (time series). Data cross section adalah data yang dikumpulkan dalam satu waktu terhadap banyak individu, sedangkan data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap suatu individu (Gujarati 2004). Penggunaan data panel memberikan beberapa keuntungan dibandingkan hanya menggunakan data time series atau data cross section saja (Hsiao 2003), yaitu:

(24)

14

2. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, mengurangi kolinearitas di antara variabel, memperbesar derajat bebas dan lebih efisien.

3. Dapat diandalkan untuk mengidentifikasi dan mengukur efek yang tidak dapat dideteksi dalam model data cross section maupun time series.

4. Lebih sesuai untuk mempelajari dan menguji model perilaku (behavioural models) yang kompleks.

5. Dapat diandalkan untuk studi dynamic of adjustment.

Metode analisis data panel terdiri dari perumusan model, pemilihan metode estimasi, uji kriteria dan analisis hasil estimasi.

Model Penelitian

Untuk menganalisis determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab digunakan variabel-variabel yang antara lain: harga ekspor Indonesia, harga ekspor negara pesaing, GDP riil Uni Emirat Arab, nilai tukar riil dan dummy kebijakan Non Tariff Measure (NTM). Sehingga model awal untuk penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut:

lnEV = β0 + β1 lnPRCijt + β2 lnPRCkjt + β3 lnRGDPjt + β4 lnRERijt + β5 DNTεjt + it

Dimana :

EV = Volume ekspor komoditi unggulan dari Indonesia ke Uni Emirat Arab (Ton)

PRCijt = Harga ekspor komoditi unggulan Indonesia di Uni Emirat Arab (USD/Ton)

PRCkjt = Harga ekspor komoditi unggulan negara pesaing di Uni Emirat Arab (USD/Ton)

RGDPjt = GDP riil Uni Emirat Arab (USD)

RERijt = Nilai tukar riil Indonesia terhadap Uni Emirat Arab (IDR/AED) DNTMjt = Variabel dummy untuk mengidentifikasi efek dari

diberlakukannya kebijakan NTM oleh Uni Emirat Arab β0 = Konstanta/Intersep

β 1, β2, β3, β4, β5 = Parameter yang diestimasi ijt = Error term

i = Indonesia

j = Uni Emirat Arab

k = Negara pesaing

Model Estimasi

Terdapat tiga pendekatan untuk mengestimasi model data panel, yaitu: 1. Pendekatan Pooled Least Square (PLS)

Pendekatan PLS menggunakan gabungan dari seluruh data (pooled), sehingga terdapat N x T observasi, dimana N menunjukkan jumlah unit cross section dan T menunjukkan jumlah series yang digunakan. Model yang digunakan yaitu:

(25)

15 Nilai α bersifat konstan untuk semua observasi, sehingga pendekatan PLS tidak mampu menjelaskan keragaman antar individu atau menghasilkan dugaan parameter β yang bersifat bias. Namun, dengan mengkombinasikan atau mengumpulkan semua data cross section dan time series, dapat meningkatkan derajat kebebasan sehingga dapat memberikan hasil estimasi yang lebih efisien (Firdaus 2011).

2. Pendekatan Fixed Effect Model (FEM)

Pendekatan FEM bertujuan merepresentasikan perbedaan intersep, yaitu dengan memasukkan peubah dummy dalam model data panel sehingga dapat menghasilkan dugaan parameter β yang tidak bias dan efisien. Kelemahannya jika jumlah unit observasinya besar maka terlihat cumbersome (Firdaus 2011). Model yang digunakan yaitu:

Yit = ƩαiDi + Xitβ + it

Lambang D merupakan peubah dummy. Adanya D menyebabkan intersep model berbeda-beda antar unit cross section. Pendekatan FEM dapat dikenal pula dengan sebutan Least Square Dummy Variable (LSDV).

3. Pendekatan Random Effect Model (REM)

Memasukkan variabel dummy ke dalam model akan mengakibatkan berkurangnya jumlah derajat kebebasan yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. Pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi hal ini adalah model efek acak (REM). Model ini dapat disebut juga dengan error component model karena pada model ini, parameter yang berbeda antar individu maupun antar waktu dimasukkan kedalam error. Persamaan dari model efek acak ini adalah sebagai berikut:

Yit = α0 + βXit + it it = uit + Vit + Wit Dimana :

uit ~ N (0, u2) = Komponen cross section error Vit ~ N (0, v2) = Komponen time series error Wit ~ N (0, w2) = Komponen combinations error

Dalam model ini diasumsikan bahwa error secara individual tidak saling berkorelasi begitu juga dengan error kombinasinya. Berbeda dengan model efek tetap, pendekatan random effect model dapat menghemat dan tidak mengurangi jumlah derajat kebebasan. Dengan demikian parameter hasil estimasi yang diperoleh semakin efisien dan model yang didapatkan akan semakin baik (Firdaus, 2011).

Uji Statistik

(26)

16

a. Hausmann Test

Hausmann test merupakan uji untuk mengetahui apakah model fixed effect lebih baik dari model random effect. Hipotesis dari uji ini yaitu:

H0 : Model Random Effect H1 : Model Fixed Effect

Nilai statistik Hausmann akan dibandingkan dengan nilai Chisquare sebagai dasar penolakan H0. Jika nilai χ2-statistik hasil pengujian lebih besar dari χ 2-tabel maka cukup bukti untuk melakukan penolakan pada H0 sehingga pendekatan yang digunakan adalah model fixed effect, begitu pula sebaliknya.

b. Chow Test

Chow test atau biasa disebut dengan uji statistik F merupakan pengujian statistik yang bertujuan memilih antara model fixed effect atau pooled least square. Hipotesis dari uji ini yaitu:

H0 : Model Pooled Least Square H1 : Model Fixed Effect

Ketika nilai PLS, p-value lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan maka cukup bukti untuk melakukan penolakan H0. Sehingga model yang digunakan adalah fixed effect, begitu pula sebaliknya.

c. LM Test (The Breusch-Pagan LM Test)

LM Test digunakan sebagai dasar pertimbangan statistik dalam memilih model random effect dan pooled least square. Hipotesis dari uji ini yaitu:

H0 : Model Pooled Least Square H1 : Model Random Effect

Dasar penolakan H0 yaitu dengan cara membandingkan antara nilai statistik LM dengan nilai Chi-square. Apabila nilai LM hasil perhitungan lebih besar dari χ2 -tabel maka cukup bukti untuk melakukan penolakan pada H0 sehingga model yang digunakan adalah model random effect, begitu pula sebaliknya.

Selanjutnya, untuk mengetahui apakah model yang digunakan di dalam penelitian sudah baik atau belum dalam menjelaskan keragaman yang terdapat pada suatu permasalahan, maka diperlukan beberapa pengujian statistik untuk memenuhi kriteria model yang baik.

a. Uji Normalitas

(27)

17 b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas terjadi apabila terdapat hubungan linier antar variabel independen. Suatu model dapat diindikasikan mengandung multikolinearitas apabila nilai R2 tinggi tetapi banyak variabel yang tidak signifikan. Untuk mengatasi multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara menghilangkan variabel yang tidak signifikan, mentransformasikan data dan menambah variabel.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya adalah Uji Park, Uji Glesjer, melihat pola grafik regresi dan uji koefisien korelasi Spearman.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin Watson (DW) dalam Eviews. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian dengan membandingkan DW statistik dengan DW tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 6 Kerangka identifikasi autokorelasi

Nilai DW Hasil

4 – dL < DW < 4 Tolak H0 : korelasi serial negatif 4 – dL < DW < 4 – dU Hasil tidak dapat ditentukan

2 < DW < 4 – dU Terima H0 : tidak ada korelasi serial dU < DW < 2 Terima H0 : tidak ada korelasi serial dL < DW < dU Hasil tidak dapat ditentukan

0 < DW < dL Tolak H0 : korelasi serial positif Sumber: Juanda 2009

e. Uji Ekonomi

Dalam uji ekonomi, tanda dan besaran dari setiap koefisien dugaan yang telah diperoleh akan diuji. Uji ekonomi mensyaratkan tanda dan besaran yang terdapat pada koefisien dugaan sesuai dengan kriteria ekonomi.

GAMBARAN UMUM

Perkembangan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab

(28)

18

369.18 milyar USD. Sektor yang sangat diandalkan untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke dunia adalah sektor non migas. Nilai ekspor Indonesia ke dunia di sektor non migas pada tahun 2014 sebesar 145.96 milyar USD, turun 2.64 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 149.92 milyar USD.

Uni Emirat Arab merupakan salah satu pasar ekspor non tradisional yang potensial bagi Indonesia dalam rangka meningkatkan ekspor khususnya di sektor non migas. Pada tahun 2014, nilai total perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab mencapai 4.26 milyar USD, naik 25.28 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yakni sebesar 3.40 milyar USD. Selama periode tahun 2010-2014 nilai total perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab mengalami trend yang positif, yakni sebesar 20.24 persen.

Sumber: Kementerian Perdagangan 2015

Gambar 2 Neraca perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014 Gambar 2 menunjukkan neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab. Terlihat bahwa neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab berfluktuasi selama periode tahun 2010-2014. Meningkatnya impor Indonesia dari Uni Emirat Arab dari tahun 2010-2013 tanpa diimbangi dengan peningkatan ekspor menyebabkan neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab mengalami penurunan bahkan defisit di tahun 2012 dan 2013. Defisit yang terjadi pada tahun 2012 dan 2013 disebabkan karena adanya lonjakan impor yang signifikan di sektor migas. Sedangkan pada tahun 2014, meningkatnya eskpor Indonesia ke Uni Emirat Arab di sektor non migas secara signifikan menghasilkan surplus perdagangan bagi Indonesia sebesar 749 juta USD. Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab pada tahun 2014 mencapai 2.50 milyar USD, naik 57.52 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yakni sebesar 1.59 milyar USD. Sedangkan impor Indonesia dari Uni Emirat Arab mengalami penurunan sebesar 3.04 persen menjadi 1.75 milyar USD dari 1.81 milyar USD pada tahun 2013.

Komoditi ekspor utama Indonesia ke Uni Emirat Arab selama periode tahun 2010-2014 didominasi oleh komoditi non migas sektor manufaktur. Komoditi-komoditi tersebut antara lain kertas, mobil, ban, elektronik dan tekstil. Sedangkan komoditi impor utama Indonesia dari Uni Emirat Arab didominasi oleh komoditi

(29)

19 migas yakni produk minyak serta beberapa komoditi non migas antara lain aluminium, besi, produk kimia, kapas, gandum, dan kurma.

Sumber: Kementerian Perdagangan 2015

Gambar 3 Neraca perdagangan sektor non migas Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014

Pada neraca perdagangan sektor non migas yang tersaji pada gambar 3, terlihat bahwa selama periode tahun 2010-2014 neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab di sektor non migas selalu menunjukkan surplus untuk Indonesia. Bahkan pada tahun 2014, surplus perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab di sektor non migas mencapai angka tertinggi yakni sebesar 1.08 milyar USD. Nilai ekspor sektor non migas Indonesia ke Uni Emirat Arab pada tahun 2014 mencapai 2.50 milyar USD, naik secara signifikan yakni sebesar 57.92 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya mencapai 1.58 milyar USD. Sedangkan nilai impor sektor non migas Indonesia dari Uni Emirat Arab pada tahun 2014 juga menunjukkan peningkatan namun hanya sebesar 1.03 persen menjadi 424 juta USD dari 420 juta USD pada tahun 2013.

Perkembangan GDP Riil Indonesia dan Uni Emirat Arab

Perkembangan GDP riil Indonesia dan Uni Emirat Arab periode tahun 2009-2013 disajikan pada gambar 4. Berdasarkan gambar tersebut secara umum dapat diketahui bahwa GDP riil baik Indonesia maupun Uni Emirat Arab cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, GDP riil merupakan salah satu indikator ekonomi utama yang digunakan untuk mengukur kinerja atau kesehatan perekonomian suatu negara. GDP dapat dilihat sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam perekonomian. Peningkatan GDP riil suatu negara akan secara otomatis meningkatkan daya beli masyarakat di negara tersebut.

0 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000

2010 2011 2012 2013 2014

N

il

ai

Ek

spor

(

R

ibu

U

SD

)

Tahun

(30)

20

Sumber: World Bank 2015

Gambar 4 Perkembangan GDP riil Indonesia dan Uni Emirat Arab tahun 2009-2013 Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat bahwa GDP riil Uni Emirat Arab selalu lebih besar dibandingkan dengan GDP riil Indonesia pada periode tahun 2009-2013. GDP riil Uni Emirat Arab mengalami peningkatan sebesar 96.58 milyar USD pada periode 2009-2013. Sedangkan GDP riil Indonesia mengalami peningkatan sebesar 34.81 milyar USD. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pasar yang positif di Uni Emirat Arab yang dapat dimanfaatkan Indonesia untuk meningkatkan ekspor.

Perkembangan Nilai Tukar Riil Dirham terhadap Rupiah

Nilai tukar riil merupakan salah satu komponen yang berpengaruh dalam kegiatan perdagangan antar negara. Nilai tukar riil menunjukkan harga relatif dari mata uang kedua negara. Perkembangan nilai tukar riil mata uang Uni Emirat Arab (Dirham) terhadap mata uang Indonesia (Rupiah) tersaji pada gambar 5. Pada periode tahun 2009-2013, nilai tukar riil Dirham terhadap Rupiah cenderung berfluktuasi dan mencapai nilai tertinggi pada tahun 2011 yakni sebesar 2,278 dirham/rupiah. Sedangkan pada tahun 2009, nilai tukar riil dirham terhadap rupiah mencapai titik terendah yaitu sebesar 2,937 dirham/rupiah. Nilai tukar riil juga sangat dipengaruhi oleh indeks harga konsumen masing-masing negara.

Sumber: UNCTAD 2015

(31)

21 Kebijakan NTM yang Diberlakukan Uni Emirat Arab terhadap Indonesia

Kebijakan Non Tariff Measure (NTM) telah menjadi fokus dalam kegiatan perdagangan internasional. NTM diberlakukan dalam rangka mengurangi biaya transaksi untuk tercapainya keefisienan dan keefektifan serta untuk mewujudkan kegiatan perdagangan yang berkelanjutan. NTM didefinisikan sebagai kebijakan-kebijakan selain tarif yang secara potensial dapat memiliki pengaruh ekonomi pada perdagangan komoditi internasional, dengan mengubah kuantitas perdagangan atau harga atau keduanya (UNCTAD 2013). Kebijakan NTM yang diberlakukan oleh Uni Emirat Arab terhadap komoditi-komoditi unggulan Indonesia tersaji pada tabel 7.

Tabel 7 Kebijakan NTM yang diberlakukan Uni Emirat Arab terhadap komoditi unggulan ekspor Indonesia tahun 2009-2013.

Produk (Kode HS) Jenis NTM Jumlah Kebijakan

080111 TBT 3

090111 TBT 5

090240 TBT 4

151190 TBT 3

180400 TBT 3

210111 TBT 3

401110 TBT 6

870323 TBT 3

Sumber: WTO 2015

Technical Barriers to Trade (TBT) merupakan salah satu bentuk NTM. Definisi TBT menurut UNCTAD (2013) adalah tindakan yang mengacu pada regulasi teknis dan prosedur penilaian kesesuaian dengan peraturan teknis dan standar. Berdasarkan tabel 7, pada periode tahun 2009-2013 Uni Emirat Arab paling banyak memberlakukan kebijakan NTM pada komoditi ban berisi udara/angina dari karet (HS 401110) yaitu sebanyak 6 kebijakan/peraturan. Namun secara umum, Uni Emirat Arab paling banyak memberlakukan kebijakan NTM pada komoditi unggulan ekspor Indonesia di sektor pertanian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab

(32)

22

Komoditi-komoditi unggulan ekspor sektor pertanian Indonesia ke Uni Emirat Arab antara lain palm oil and its fractions, whether or not refined (excl. chemically modified and crude) (HS 151190), cocoa butter, fat and oil (HS 180400), black tea (fermented) and other partly fermented tea (HS 090240), edible mixtures or preparations of animal or vegetable fats or oils or of fractions of different fats or oils (151790), edible mixtures or preparations of animal or vegetable fats or oils or of fractions (HS 151790), desiccated coconuts (HS 080111), technically specified natural rubber (TSNR) (HS 400122), extracts, essences and concentrates of coffee (HS 210111) dan coffee, not roasted, not decaffeinated (HS 090111).

Tabel 8 Nilai ekspor komoditi unggulan ekspor sektor pertanian Indonesia ke Uni Emirat Arab (juta USD)

Kode HS 2009 2010 2011 2012 2013 Total

151190 49.13 57.17 111.35 160.42 144.30 522.36

180400 16.96 19.88 8.94 2.63 6.80 55.22

090240 6.98 6.69 5.17 3.20 4.49 26.53

151790 0.85 1.04 10.20 1.56 2.36 16.02

080111 1.63 1.46 6.78 0.80 3.99 14.66

400122 1.55 2.40 4.99 2.50 1.51 12.96

210111 0.36 0.34 1.27 1.57 6.18 9.72

090111 0.85 1.49 1.04 1.18 1.17 5.72

Sumber: WITS 2015, diolah

Berdasarkan data pada tabel 8, komoditi unggulan ekspor sektor pertanian Indonesia ke Uni Emirat Arab yang nilai ekspornya paling besar adalah komoditi kelapa sawit dan fraksinya dengan kode HS 151190. Nilai ekspornya sangat besar dibandingkan komoditi unggulan sektor pertanian yang lainnya. Hal ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Perdagangan bahwa komoditi kelapa sawit adalah komoditi unggulan ekspor Indonesia ke dunia.

(33)

23 Tabel 9 Nilai ekspor komoditi unggulan ekspor sektor manufaktur Indonesia ke

Uni Emirat Arab (juta USD)

Kode HS 2009 2010 2011 2012 2013 Total

480252 66.35 181.49 131.59 80.24 50.52 510.17 870323 19.62 36.38 65.21 90.11 134.09 345.42

401110 54.47 57.55 61.29 58.57 47.38 279.26

540710 33.90 35.42 49.89 44.09 47.14 210.44

847160 52.15 26.49 18.43 48.44 26.27 171.78

540752 24.35 21.89 29.66 38.29 40.13 154.31

852812 29.84 18.58 31.66 27.66 21.13 128.88

852190 24.93 16.55 27.71 22.75 20.57 112.51

Sumber: WITS 2015, diolah

Berdasarkan data pada tabel 9, seluruh komoditi unggulan ekspor sektor manufaktur Indonesia ke Uni Emirat Arab cenderung memiliki nilai ekspor yang besar. Namun jika dilihat dari perkembangan nilai ekspor dari tahun 2009-2013, nilainya cenderung fluktuatif. Hanya komditi kendaraan bermotor dengan ode HS 870323 yang nilai ekspornya terus meningkat dari tahun 2009-2013 dan mencapai nilai ekspor tertinggi pada tahun 2014 sebesar 134.09 juta USD.

Analisis Revealed Comparative Advantages (RCA)

Kinerja perdagangan Indonesia ke Uni Emirat Arab dapat dilihat dari keunggulan komparatifnya. Salah satu metode untuk melihat keunggulan komparatif adalah dengan metode RCA. Metode RCA ini akan mengetahui posisi daya saing suatu komoditi di pasar tujuan ekspornya. Metode RCA mengukur share ekspor komoditi suatu negara dibandingkan dengan share ekspor dunia komoditi tersebut ke pasar tujuan yang sama. Nilai yang dihasilkan dari pengukuran dengan metode RCA ini akan berkisar antara nol sampai tak hingga. Suatu komoditi dikatakan memiliki daya saing apabila memperoleh nilai RCA diatas satu. Sebaliknya, komoditi yang memperoleh nilai RCA di bawah satu dapat diklasifikasikan sebagai komoditi yang tidak berdaya saing.

Tabel 10 Nilai RCA komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab Kode HS 2009 2010 2011 2012 2013 Trend 2009-

2013 (%) Sektor Pertanian

080111 10.20 12.98 24.18 11.59 46.87 34.13

090111 6.29 9.85 4.31 5.85 5.49 -7.63

090240 4.50 3.26 4.32 4.41 3.27 -3.30

151190 25.34 12.98 22.73 61.24 71.76 43.81

151790 7.06 8.07 50.95 11.61 19.10 26.54

180400 91.47 73.52 38.50 13.66 29.47 -32.62

210111 1.60 1.47 5.58 7.77 24.63 104.05

(34)

24

Kode HS 2009 2010 2011 2012 2013 Trend 2009- 2013 (%) Sektor Manufaktur

401110 11.19 10.27 9.06 21.43 11.21 7.67

480256 57.98 79.49 65.23 59.67 50.61 -5.43

540710 18.23 104.72 20.54 34.44 37.18 3.18

540752 6.72 5.55 4.93 7.70 8.03 7.08

847160 20.20 10.32 7.16 25.94 5.10 -16.74

852190 12.56 9.12 16.34 18.63 30.37 28.15

852812 3.23 1.22 2.24 3.34 2.07 1.21

870323 1.79 1.62 2.34 4.61 4.71 34.75

Sumber: WITS 2015, diolah

Nilai RCA komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab tersaji pada tabel 10. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari delapan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab pada masing-masing sektor, seluruhnya memiliki nilai RCA > 1 dari tahun 2009-2013. Hal ini menunjukkan adanya keselarasan antara besaran nilai ekspor dengan kemampuan komoditi tersebut untuk bersaing dengan komoditi yang sama dari negara lain.

Secara spesifik apabila dilihat dari besarnya nilai ekspor, pada tahun 2013 ekspor terbesar komoditi sektor pertanian Indonesia ke Uni Emirat Arab masih dikuasai oleh palm oil and its fractions, whether or not refined (excl. chemically modified and crude) (HS 151190). Nilai RCA komoditi kelapa sawit juga mencapai nilai tertinggi pada tahun 2013 yakni 71.76. Hal ini menunjukkan bahwa komoditi kelapa sawit Indonesia masih menjadi komoditi yang sangat diminati di Uni Emirat Arab. Selama periode tahun 2009-2013 komoditi unggulan ekspor sektor pertanian yang mengalami trend nilai RCA positif adalah palm oil and its fractions, whether or not refined (excl. chemically modified and crude) (HS 151190), edible mixtures or preparations of animal or vegetable fats or oils or of fractions (HS 151790), desiccated coconuts (HS 080111), dan extracts, essences and concentrates of coffee (HS 210111. Sedangkan komoditi cocoa butter, fat and oil (HS 180400), black tea (fermented) and other partly fermented tea (HS 090240), coffee, not roasted, not decaffeinated (HS 090111) dan technically specified natural rubber (TSNR) (HS 400122) selama periode tahun 2009-2013 trend nilai RCA-nya negatif. Komoditi-komoditi tersebut memiliki nilai trend RCA yang negatif karena pada periode tahun 2009-2013 volume dan nilai ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab cenderung menurun, sedangkan nilai dan volume ekspor dunia ke Uni Emirat Arab cenderung meningkat.

(35)

25 graphic purposes (HS 480252) dan input or output units, whether or not containing storage units in the same housing (HS 847160) justru mengalami trend nilai RCA yang negatif. Hal ini perlu menjadi perhatian baik bagi pemerintah maupun pelaku usaha untuk selalu menjaga dan meningkatkan ekspor suatu komoditi agar daya saing komoditi tersebut tidak turun di pasar Uni Emirat Arab.

Analisis Intra Industry Trade (IIT)

Analisis intra industry trade digunakan untuk mengetahui seberapa kuat integrasi perdagangan yang terjadi diantara komoditi ekspor Indonesia dengan Uni Emirat Arab. Analisis IIT akan menghasilkan suatu gambaran bagaimana tingkat integrasi perdagangan tersebut apakah perdagangan komoditi tersebut hanya berlangsung satu arah atau terjadi dua arah. Perdagangan satu arah mengindikasikan bahwa hanya satu negara saja yang aktif melakukan kegiatan ekspor atau impor pada satu komoditi yang sejenis.

Tabel 11 Nilai IIT komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab

Kode HS 2009 2010 2011 2012 2013

Sektor Pertanian

080111 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

090111 20.28 0.00 0.00 0.00 0.00

090240 0.00 0.00 0.89 0.00 0.00

151190 0.00 0.00 0.00 0.00 0.31

151790 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

180400 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

210111 0.00 0.00 0.00 0.00 0.51

400122 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Sektor Manufaktur

401110 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

480256 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

540710 0.00 0.00 0.00 0.00 0.14

540752 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

847160 0.13 0.00 0.03 0.09 0.08

852190 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

852812 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00

870323 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Sumber: WITS 2015, diolah

(36)

26

nol (no integration) sedangkan beberapa komoditi hanya memiliki tingkat integrasi yang lemah dengan nilai IIT berkisar antara 0.02-20.28.

Pada tahun 2013 terdapat empat komoditi unggulan yang memiliki derajat integrasi perdagangan lemah yakni palm oil and its fractions, whether or not refined (excl. chemically modified and crude) (HS 151190) dan extracts, essences and concentrates of coffee (HS 210111) pada sektor pertanian, uncoated paper and paperboard, of a kind used for writing, printing or other graphic purposes (HS 480252) dan input or output units, whether or not containing storage units in the same housing (HS 847160) pada sektor manufaktur. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2013 Indonesia tidak hanya mengekspor komoditi-komoditi tersebut ke Uni Emirat Arab tetapi juga melakukan impor komoditi-komoditi tersebut dari Uni Emirat Arab.

Analisis Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab

Aliran perdagangan Indonesia ke Uni Emirat Arab dijelaskan menggunakan pendekatan export demand function. Model ini digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel ekonomi dan non ekonomi lainnya terhadap aliran perdagangan komoditi ekspor unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab. Variabel independen yang digunakan dalam analisis aliran perdagangan ini adalah harga ekspor komoditi unggulan Indonesia (PRCijt), harga ekspor komoditi negara pesaing (PRCkjt), GDP riil Uni Emirat Arab (RGDPjt), nilai tukar riil Indonesia terhadap negara tujuan ekspor (RERijt) dan dummy kebijakan Non-Tariff Measures yang diberlakukan oleh Uni Emirat Arab (DNTMijt). Sedangkan variabel dependennya adalah volume ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab (EVijt). Pada analisis ini, dipilih tujuh komoditi yang diteliti pada masing-masing sektor. Pada model sektor pertanian komoditi yang dipilih adalah produk-produk dari sektor perkebunan. Sedangkan pada model sektor manufaktur, komoditi yang dipilih adalah produk-produk dari industri tekstil, elektronik dan otomotif.

Hasil estimasi koefisien-koefisien variabel persamaan dengan menggunakan pendekatan export demand function tersebut dilakukan dengan program software E-Views 6 dan menggunakan metode panel data seperti yang telah diuraikan pada metode penelitian. Keputusan penggunaan metode panel data didasarkan pada kondisi data dalam penelitian ini, dimana nilai aliran perdagangan Indonesia ke Uni Emirat Arab didapatkan dari hasil analisis terhadap nilai ekspor komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab dalam jangka waktu lima tahun.

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab menggunakan panel data statis pada model permintaan ekspor dari tahun 2009-2013. Pada penelitian ini, fixed effect model adalah model yang dipilih dalam penggunaan metode panel data untuk model kedua sektor. Hasil uji Chow menunjukkan bahwa Fixed Effect Model (FEM) lebih baik dari pada Pooled Least Square (PLS).

(37)

27 berkolerasi pada kedua model karena nilai Durbin Watson untuk model sektor pertanian sebesar 2.20, sedangkan nilai Durbin Watson untuk model sektor manufaktur sebesar 1.84. Hal tersebut mengindikasikan nilai Durbin Watsonstat mendekati 2 atau berada diantara 1.55-2.46, maka model telah terbebas dari masalah autokorelasi.

Selanjutnya, uji heteroskedastisitas yaitu pada model sektor pertanian nilai sum squared resid weighted (5.770849) lebih kecil dari nilai sum squared resid unweighted (6.866957) maka artinya model terindikasi terdapat heteroskedastisitas. Begitu pula pada model sektor manufaktur, nilai sum squared resid weighted (2.565836) lebih kecil dari nilai sum squared resid unweighted (2.946670). Pengujian terakhir yaitu uji normalitas, pada kedua model probabilitas Jarque Bera lebih besar dari taraf nyata 5% ( > 0.05), maka residual dalam model ini menyebar normal. Namun karena model yang digunakan adalah panel data dengan Fixed Effect Model dan telah diboboti dengan cross section weighted maka masalah-masalah seperti heterskedastisitas dapat diabaikan.

Tabel 12 Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komodistas unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab

Variabel Bebas Sektor Pertanian Sektor Manufaktur

Koefisien Prob Koefisien Prob

PRICEijt -1.7504 0.0017*** -1.6485 0.0000***

PRICEkjt 2.9136 0.0001*** 0.3895 0.0830*

RGDPjt 1.2107 0.0840* 1.7197 0.0086***

RERijt 4.6538 0.0000*** -1.0341 0.0433**

DNTMijt 0.4444 0.0010*** 0.0147 0.9534

C -70.3958 0.0014 -17.1548 0.3046

R-Square 0.9870 0.9517

Keterangan: Signifikansi pada taraf nyata: ***) 1%, **) 5%, *) 10%

Berdasarkan tabel 12, hasil estimasi diketahui koefisien determinasi (R-Squared) model sektor pertanian yang diperoleh sebesar 98.70 persen. Menunjukkan bahwa sebesar 98.70 persen kergaman faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor sektor pertanian Indonesia ke Uni Emirat Arab dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya, sedangakan sisanya 1.3 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Pada model sektor manufaktur, koefisien determinasi (R-Squared) yang diperoleh sebesar 95.17 persen. Menunjukkan bahwa sebesar 95.17 persen kergaman faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor sektor manufaktur Indonesia ke Uni Emirat Arab dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya, sedangakan sisanya 4.83 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model.

Harga Ekspor Indonesia

(38)

28

bernilai negatif sesuai dengan teori dan hipotesis pada penelitian ini. Hal ini berarti bahwa peningkatan harga ekspor sebesar satu persen akan menurunkan volume ekspor komoditi sektor pertanian sebesar 1.75 persen dan volume ekspor komoditi manufaktur sebesar 1.65 persen ke Uni Emirat Arab, ceteris paribus. Hal ini sejalan dengan teori dari Lipsey (1997) yang menyatakan bahwa harga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi jumlah permintaan yang diminta oleh konsumen, semakin tinggi harga yang ditetapkan maka akan mengakibatkan penurunan terhadap jumlah permintaan.

Harga Ekspor Negara Pesaing

Hasil estimasi memperlihatkan bahwa harga ekspor negara pesaing berpengaruh signifikan dan nyata terhadap ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab baik pada model sektor pertanian maupun model sektor manufaktur dengan ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 2.91 dan 0.39 dengan tanda positif. Koefisien yang bernilai positif sesuai dengan teori dan hipotesis pada penelitian ini. Hal ini berarti bahwa peningkatan harga ekspor negara pesaing sebesar satu persen akan meningkatkan volume ekspor komoditi sektor pertanian unggulan Indonesia sebesar 2.91 persen dan volume ekspor komoditi manufaktur sebesar 0.39 persen ke Uni Emirat Arab, ceteris paribus.

GDP riil Uni Emirat Arab

Hasil estimasi memperlihatkan bahwa variabel GDP riil Uni Emirat Arab baik pada model sektor pertanian dan manufaktur memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ekspor dengan ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 1.21 dan 1.72 dengan tanda positif. Hal ini berarti bahwa peningkatan GDP rill Uni Emirat Arab sebesar satu persen akan meningkatkan volume ekspor komoditi sektor pertanian unggulan Indonesia sebesar 1.21 persen dan volume ekspor komoditi sektor manufaktur sebesar 1.71 persen ke Uni Emirat Arab, ceteris paribus. Peningkatan GDP riil suatu negara akan secara otomatis meningkatkan daya beli masyarakat di negara tersebut. Daya beli masyarakat Uni Emirat Arab yang semakin meningkat meyebabkan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab akan semakin tinggi pula. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan Baier et al. (2001) bahwa pertumbuhan GDP riil negara tujuan, berkontribusi sebesar 67-69 persen dalam pertumbuhan perdagangan bilateral.

Nilai Tukar riil

Gambar

Tabel 2 Neraca perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014 (juta USD)
Tabel 3 Pertumbuhan ekspor non migas Indonesia tahun 2010-2014 (juta USD)
Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional
Tabel 4 Jenis dan sumber data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah XPXP GDODP SHQHOLWLDQ LQL DGDODK ³Apakah dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran

Berikut tata cara atau langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh peserta didik untuk melatih kebugaran jasmani terkait ketrampilan yaitu melatih kelincahan dengan melakukan aktivitas

Karena, manusia beriman adalah bersaudara sebagaimana disimpulkan oleh Cak Nur seperti berikut. 1) Semua orang yang beriman adalah saudara satu dengan lainnya. 2) Namun kaum beriman

8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen terhadap akad sewa-menyewa kamar (kost) bagi mahasiswa di Jemurwonosari Wonocolo Surabaya yang bertujuan untuk mengetahui sejauh

Kemudahan Mendapat Nilai 10 10 Berdasarkan NKT terbesar pada tiap atribut hasil analisis konjoin yang disajikan pada Tabel 5, dapat ditarik kesimpulan bahwa kombinasi taraf

[r]

Faktor yang mempengaruhi adalah perkembangan dari kegiatan komersial tersebut.Perkembangan tersebut dilihat dari kondisi kawasan Pecinan dari tahun 1990 sampai

Menurut gue gue tuh orang yang mandiri, karena apa-apa juga biasa ngurus sendiri juga sih, terus gue orangnya nggak mau ambil pusing, jadi kalo gue tau gue mau ngapain ya gue