• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian tentang Perubahan pada Komponen Utama Penyusun Ekosistem Padang Lamun dan Terumbu Karang di Lokasi Proyek Pengamanan Pantai Nusa Dua-Bali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian tentang Perubahan pada Komponen Utama Penyusun Ekosistem Padang Lamun dan Terumbu Karang di Lokasi Proyek Pengamanan Pantai Nusa Dua-Bali"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN TENTANG PERUBAHAN PADA KOMPONEN UTAMA PENYUSUN

EKOSISTEM PADANG LAMUN DAN TERUMBU KARANG

Dl LOKASI PROYEK PENGAMANAN PANTAI NUSA DUA-BALI

Oleh: ESTRADIVARI

C06499026

PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAN

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(2)

KAJIAN TENTANG PERUBAHAN PADA KOMPONEN UTAMA PENYUSUN

EKOSISTEM PADANG LAMUN DAN TERUMBU KARANG

Dl LOKASI PROYEK PENGAMANAN PANTAI NUSA DUA-BALI

Oleh: ESTRADIVARI

C06499026

SKRlPSl

Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sa jana pada Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan

PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAN

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(3)

To

My

Fdtttily:

Pa, Ma, Esvandiari,

(4)

ESTRADIVARI. C06499026. Kajian tentang Perubahan pada Komponen Utama Penyusun Ekosistem Padang Lamun dan Terumbu Karang di Lokasi Proyek Pengamanan Pantai Nusa Dua-Bali. Dibawah bimbingan NEVIAN PUTRl ZAMANI (Ketua) dan JOKO PURWANTO (Anggota).

-

RINGKASAN

Pembangunan groin dan pengisian pasir merupakan langkah yang diambil Proyek

Pengamanan Pantai Bali (PPPB) untuk mengatasi besarnya erosi yang terjadi di Pantai Nusa Dua-Bali. Masuknya aktivitas antropogenik dengan intensitas yang besar dan durasi yang lama, akan menempatkan ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang, yang berada di kawasan tersebut, pada tekanan yang belum pernah dialami sebelumnya. Sebagai contoh, peningkatan kekeruhan yang diramalkan akan terjadi sepanjang proyek berjalan dapat menyebabkan stress pada flora dan fauna penyusunnya. Contoh lain seperti kematian biota akibat tertimbun pasir dan groin serta hancur karena terkena dasar dan propeller kapal tongkang, harus tetap diperhitungkan sebagai bentuk tekanan terhadap ekosistem. Pada akhirnya, bila proyek yang dilaksanakan di daerah pantai ini tidak dikelola dengan baik, maka dapat mengancam keselamatan ekosistem dan mengakibatkan degradasi kualitas

lingkungan secara keseluruhan.

Penelitian ini bertujuan untuk ( I ) memperoleh informasi biologi dan ekologi dari

ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang serta kondisi kualitas air di kawasan pesisir Nusa Dua-Bali sebelum dan ketika PPPB berjalan; serta (2) mengkuantifikasikan dan mendeskripsikan besarnya perubahan pada masing-masing komponen utama penyusun ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang.

Penelitian ini terbagi atas dua proses, pengambilan data primer dan pengolahan data sekunder. Data primer berupa penaambilan data ekosistem ~adana lamun dan ekosistem terumbu karang bada bulan b k i o b g 2003. Sedangkan data sekunzer berupa pengolahan data ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang dari April 2002 -April 2003 serta data kualitas air dari April 2002

-

Oktober 2003 yang diperoleh dari ~ e ~ a r t e m e n Pekerjaan Umum. Penelitian dilakukan sampai tahap pengisian pasir selesai. Pengamatan dan pengambilan data kualitas air, data ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang dilakukan di Perairan Nusa Dua-Bali dimulai dari Hotel Puri Tanjung (sebelah Utara) sampai dengan Hotel Nusa Dua (sebelah Selatan). Analisis sampel kualitas air dilakukan di Laboratorium Analisis Kualitas Linakunaan. FMIPA. Universitas Udavana. Bali.

-

- .

Pengambilan data ekosistem padang lamun dilakukan mengunakan metode visual sensus (Dartnall et al.. 1986 in BBCP, 2002b) berdasarkan nilai pembobotan pada dua stasiun.' Ekosistem terumbu karang diwakili oleh dua komponen utama yaitu komunitas benthik pengisi habiiat dasar dan ikan. Data komunitas benthik penaisi habitat dasar diamati menggunakan metode transek garis menyinggung (English et a/:, 1997) sampai tingkat bentuk pertumbuhan (lifeform) sedangkan data ~kan sampai pada tingkat spesies dengan metode pencacahan visual (English et al., 1997). Pengamatan ekosistem terumbu karang dilakukan pada dua tingkat kedalaman yaitu tiga meter dan tujuh meter di empat stasiun.

Pengolahan dan analisa data komunitas lamun menggunakan persentase penutupan dan kerapatan jenis. Komunitas benthik pengisi habitat dasar ekosistem terumbu karang diolah dan dianalisa menggunakan persentase penutupan dan indeks mortalitas karang, sedangkan data ikan menggunakan kelimpahan ikan, indeks keragaman Shannon-Weaver (H'),

(5)

Berdasarkan hasil pengamatan pra-konstruksi (April 2002), ke delapan parameter fisika- kimia perairan berada dalam kisaran yang cocok untuk perkembangan biota berdasarkan Kep 02lMenLHl1988. Tipe terumbu di pesisir Nusa Dua-Bali dapat dikategorikan sebagai terumbu tepi, di bagian dalamnya diisi oleh laguna dangkal (sekitar 1 meter pada saat surut) yang menjadi habitat komunitas lamun. Kondisi awal menunjukkan bahwa komunitas lamun yang terdiri dari lima jenis berada dalam kondisi yang sangat baik didukung oleh besarnya rerata persen penutupan (75,02%) dan tingginya rerata kerapatan jenis (132,41 indlm2). Komunitas lamun didominasi oleh jenis Enhalus acoroides.

Rerata persen penutupan karang batu di kedalaman tiga meter dan tujuh meter masing- masing adalah 47,7% dan 45,8%, nilai ini mendeskripsikan bahwa kondisi karang batu masih berada dalam kisaran sedang. Hasil pengamatan pada komunitas ikan ditemukan total 1108 individu dari 68 spesies, 32 genus, dan 13 famili. Keseluruhan komunitas ikan berada dalam kondisi yang tergolong cukup baik.

Semenjak masuknya Proyek Pengamanan Pantai Bali selama kurang lebih 16 bulan (Juli 2002

-

Oktober 2003), setiap komponen mengalami fluktuasi nilai. Kondisi fisika-kimia perairan menunjukkan adanya penurunan kualitas, terutama dari meningkatnya konsentrasi kekeruhan dan padatan tersuspensi yang cukup besar. Kenaikan konsentrasi komponen- komponen ini disebabkan teraduknya perairan akibat masuknya kapal tongkang ke pantai, peralatan berat yang hilir mudik dan penyemprotan pasir. Komunitas lamun juga mengalami dinamika populasi, dan sebagian besar menunjukkan tendensi penurunan persen penutupan dan kerapatan jenis. Hanya jenis Cymodocea rotundafa dan JhaNasia hempricii merupakan jenis yang mampu bertahan pada kondisi kawasan pengamatan yang tertekan. Bentuk tekanan fisik yang terjadi adalah masuknya kapal tongkang ke kawasan pantai sehingga propellerdan dasar kapal sering menghantam substrat dasar mengakibatkan patahnya

helaian daun dan tercabutnya kesatuan individu, selain itu, komunitas lamun banyak yang teriimbun oleh pasir, batu dan peralatan berat.

Fluktuasi nilai yang terjadi pada komunitas benthik ekosistem terumbu karang di

kedalaman tiga meter, menunjukkan penurunan persen penutupan sampai Bulan Juni 2003 dan kembali meningkat sampai akhir pengamatan (Oktober 2003). Penurunan yang terjadi diakibatkan tingginya konsentrasi kekeruhan dan padatan tersuspensi, serta masuknya kapal tongkang pada saat surut dapat menghantam substrat dasar yang salah satunya diisi oleh

karang batu. Sedangkan di kedalaman tujuh meter, terjadi degradasi struktur karang batu yang cukup besar sampai bulan Januari 2003, dan sedikit kembali meningkat sampai akhir

pengamatan. Adanya tekanan tambahan di kedalaman tujuh meter yaitu dibangunnya pipa penyemprot pasir pada kedalaman ini, mengakibatkan banyak koloni karang yang tertimpa dan mengalami kehancuran. Recovely (pemulihan) sempat terjadi sampai akhir pengamatan ditandai oleh peningkatan kembali penutupan karang batu. Akan tetapi, pada akhir

pengamatan, selama tahap pengisian pasir berjalan, semua koloni mengeluarkan muccus secara berlebihan dan sebagian besar telah mengalami fenomena bleaching (pemutihan). Penurunan tutupan karang batu digantikan oleh peningkatan karang lunak dan alga.

Komunitas ikan di ekosistem terumbu karang mengalami tendensi meningkat baik untuk kelimpahan individu, kekayaan spesies, genus maupun famili untuk kedalaman tiga meter dan tuiuh meter. Semakin melimpahnya ikan yang ditemukan disebabkan oleh beberapa faktor.. Banyaknya koloni karang~yan~mengalamikehancuran, mengakibatkan ikan-ikan seperti dari famili Mullidae, Serranidae, Cirrithidae dan Holocentridae yang sering bersembunyi, tidak memiliki t e m ~ a t berlinduna laai sehinaaa meniadi terlihat. Selain itu meningkatnya

ketersediaan alga8benthik yang-cut&p banyak aka" mengundang ikan-ikan herbivora dan omnivora memasuki kawasan pengamatan untuk grazing. Fakta ini didukung oleh . .

ditemukannya famili baru pemakan alga pada akhir pengamatan seperti Siganidae dan Scaridae, dan juga semakin melimpahnya Acanthuridae, Chaetodontidae dan

(6)

Berdasarkan hasil kuantifikasi, pada akhir pengamatan (Oktober 2003) setelah tahap pengisian pasir selesai, menunjukkan bahwa semua komponen utama penyusun ekosistem padang lamun dan ekosistem terumbu karang mengalami perubahan. Perubahan terbesar terjadi pada komponen fisika perairan berupa peningkatan konsentrasi kekeruhan sebesar 735,2% di permukaan dan 696,4% didekat dasar perairan. Penurunan tajam terlihat pada total penutupan lamun sebesar 65,2% dan total kerapatan jenisnya sebesar 52,5%. Pada komunitas karang batu, perubahan ditandai oleh peningkatan persen penutupan sebesar

(7)

Judul Skriasi : KAJIAN TENTANG PERUBAHAN PADA KOMPONEN UTAMA PENYUSUN EKOSISTEM PADANG LAMUN DAN

TERUMBU KARANG Dl LOKASI PROYEK PENGAMANAN PANTAI NUSA DUA-BALI

Nama Mahasiswa : Estradivari

Nomor Pokok .: C06499026

Program Studi : llmu Kelautan

Menyetujui:

I. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Neviatv P. Zamani, M.sc Ketua

D;. Ir. Joko Purwanto, DEA Anggota

II. Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan narna Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Syukur Alharndulillah penulis

panjatkan ke-Hadirat Allah SVVT yang telah memberikan petunjuk serta hidayah-Nya sehingga

skripsi dengan judul "Kajian Tentang Perubahan pada Kornponen Utarna Penyusun Ekosistern

Padang Larnun dan Terurnbu Karang di Lokasi Proyek Pengarnanan Pantai Nusa Dua-Bali" dapat

diselesaikan.

Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang akan rnemberikan gambaran umurn mengenai perubahan yang terjadi pada ekosistem padang larnun dan terumbu karang akibat adanya

aktivitas antropogenik yaitu pengisian pasir (sand nourishment) dan pernbangunan groin-groin di

sekitar perairan Nusa Dua-Bali selarna kurun waktu dua tahun terakhir (Juli 2002

-

Oktober 2003). Selain itu skripsi ini juga sebagai salah satu syarat untuk mernperoleh gelar sarjana di

Program Studi llrnu Kelautan, Fakultas Perikanan dan ilrnu Kelautan, lnstitut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terirna kasih sebesar-besarnya atas saran, kritik, bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, baik moril rnaupun materiil kepada keluarga tercinta; Ibu Neviaty P.

Zarnani dan Bapak Joko Purwanto yang bersedia mernbirnbing penulis; seluruh civitas acadernica

IPB, terutarna para dosen dan teman mahasiswa; Bali Beach Conservation Project, khususnya kepada Bapak Prasetyo Ramhadi dan Bapak Yogi; WWF Wallacea Bioregion Programme dan

Fisheries Diving Club.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berrnanfadt bagi penulis dan sernua pihak yang

mernerlukan.

Bogor, Februari 2004

(9)

DAFTAR IS1

Halaman

DAFTAR TABEL

...

DAFTAR GAMBAR

...

.

.

.

...

DAFTAR LAMPIRAN ...

I

.

PENDAHULUAN ... A

.

Latar Belakang . .

...

B . Tujuan Penellt~an

...

II

.

TINJAUAN PUSTAKA

...

A . Ekosistem Padang Lamun

...

B . Ekosistem Terumbu Karang

...

1 . Struktur Karang

...

2

.

Kondisi Lingkungan yang Optimal untuk Perkembangan Terumbu Karang ...

3 . Komposisi Biota Ekosistem Terumbu Karang

...

4

.

Peran dan Manfaat Terumbu Karang serta Biota Penyusun Ekosistem

... ... Terumbu Karang

.

.

C

.

lnteraksi Ekosistem Padang Lamun dan Ekosistem Terumbu Karang

...

D . Kerusakan Ekosistem Padang Lamun dan Ekosistem Terumbu Karang ...

... E . Pembangunan Proyek Pengamanan Pantai Bali (PPPB)

Ill

.

METODE PENELlTlAN

...

. . A

.

Waktu dan Lokasi Penel~t~an

...

B . Peralatan Penelitian ... C . Penentuan Stasiun dan Frekuensi Pengamatan

...

D . Metode Pengambilan Data

...

...

1 . Parameter Kualitas Air

2

.

Komunitas Lamun

...

... 3 . Komunitas Benthik Pengisi Habitat Dasar Ekosistem Terumbu Karang

...

4 . Komunitas lkan di Ekosistem Terumbu Karang

.

.

...

E . Analisis Data

...

1 . Ekosistem Padang Lamun ...

.

.

... . ... a Persentase Penutupan Lamun

b . Kerapatan Jenis Lamun ... 2

.

Ekosistem Terumbu Karang

...

a

.

Persentase Penutupan ... b

.

lndeks Mortalitas Karang

...

.

...

c Kelimpahan lkan

d . lndeks Keragaman (H'), Keseragaman (E), dan Dominansi (C) lkan

...

Karang

3

.

Perubahan pada Komponen Utama Penyusun Ekosistem Padang Lamun dan dan Ekosistem Terumbu Karang

...

IV

.

HASlL DAN PEMBAHASAN

...

.

.

... A

.

Keadaan Umum Lingkungan Pra-Konstruksi (April 2002)

...

1

.

Kualitas Air Pra-Konstruksi

...

2

.

Komunitas Lamun Pra-Konstruksi

...

3 . Komunitas Benthik Pengisi Habitat Dasar Ekosistem Terumbu Karang Pra-

Konstruksi

...

xii

(10)

4 . Kornunitas lkan di Ekosistem Terurnbu Karang Pra-Konstruksi ... 5

.

Karakteristik dan Profil Pantai Kawasan Pengamatan di Pesisir Nusa Dua-Bali

Pra-Konstruksi

...

B

.

Perbandingan Kondisi Urnurn Lingkungan Pra-Konstruksi (April 2002) dengan

Saat Konstruksi ... 1 . Perbandingan Kondisi Kualitas Air Pra-Konstruksi dengan Saat Konstruksi .... 2

.

Perbandingan Kornunitas Larnun Pra-Konstruksi dengan Saat Konstruksi ... 3

.

Perbandingan Kornunitas Benthik Pengisi Habitat Dasar Ekosistern Terurnbu . .

Karang Pra-Konstruksi dengan Saat Konstruksi

...

.

.

.

.

...

4

.

Perbandingan Kornunitas lkan di Ekosistern Terurnbu Karang Pra-

...

Konstruksi dennan Saat Konstruksi

C . Perubahan pada ~Grnponen Utarna Penyusun Ekosistern Padang Larnun dan Ekosistem Terurnbu Karang di Lokasi Proyek Pengarnanan Pantai Nusa Dua- Bali ...

.

.

...

...

...

1

.

Perubahan pada Kualitas Air

.

.

...

2

.

Perubahan pada Komunitas Larnun

3 . Perubahan pada Kornunitas Benthik Pengisi Habitat Dasar Ekosistern Terurnbu Karang

...

4

.

Perubahan pada Kornunitas lka

5 . Perubahan Karakteristik dan Profil Pantai Kawasan Pengamatan di Pesisir Nusa Dua-Bali pada Akhir Konstruksi (Oktober 2003)

...

v

.

KESIMPULAN DAN

SARAN

...

... .

A Kesirnpulan

B . Saran

...

DAFTAR PUSTAKA

...

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kelompok acuan dan keluarga terhadap keputusan pembelian Batik Jambi terutama di kalangan mahasiswa

Penelitian ini bertujuan mengetahui lama fermentasi yang terbaik dalam fermentasi Jerami padi dengan mikroorganisme lokal terhadap Bahan Kering, dan Bahan Organik, dan Abu

Metode BATIK (baca, tulis dan karya) dapat meningkatkan minat siswa dan mahasiswa untuk belajar bahasa Indonesia, dengan menggunakan dan mengenalkan budaya masayarakat

a) Posisi pengikatan dan klem baterai harus kuat agar baterai tidak goyang saat kendaraan berjalan atau bekerja, sehingga dapat retak, elektrolit tumpah.. d) Pasang terminal

• Bahwa berdasarkan pada keseluruhan pertimbangan hukum tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa Tergugat dalam menerbitkan obyektum litis secara

Sebagai proses terakhir di hari kedua pertemuan, peserta yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil evaluasi kegiatan yang

Periode transisi menuju pada lingkungan laut terbuka dengan sedimentasi pada pasif margin terjadi pada pertengahan sampai akhir Jura hasil