• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

PUSAT PELAYANAN TERPADU

PEREMPUAN & ANAK

ARSITEKTUR PERILAKU

LAPORAN PERANCANGAN

TGA-490 STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN 2008/2009

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh

ADAM MIRAZA

030406024

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

PUSAT PELAYANAN TERPADU

PEREMPUAN & ANAK

ARSITEKTUR PERILAKU

Oleh

ADAM MIRAZA

030406024

Medan, Maret 2009 Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ir.Nurlisa Ginting,MSC R.Lisa Suryani, ST

Ketua Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara

(3)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR

(SHP2A)

Nama : Adam Miraza

NIM : 030406024

Judul Proyek Akhir : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Tema Proyek Akhir : Arsitektur Perilaku

Rekapitulasi Nilai

Nilai (Huruf) A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

No Status Waktu

Pengumpulan Laporan

Paraf Pembimbing

I

Paraf Pembimbing

II

Koordinator TGA - 490 1. LULUS

LANGSUNG 2. LULUS

MELENGKAPI 3. PERBAIKAN

TANPA SIDANG 4. PERBAIKAN

DENGAN SIDANG 5. TIDAK LULUS

Medan, Maret 2009

Ketua Departemen Arsitektur, Koordinator TGA - 490

(4)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya dan cinta-ridho-Nya yang berlimpah sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini merupakan sebuah mimpi yang saya sendiri belum percaya kalau ini memang terjadi.

Proses panjang dan penuh suka dan duka dalam mengerjakan tugas akhir ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan do’a dan semangat dari orang tua dan keluarga saya. Tugas akhir ini saya perjuangkan untuk Ibu saya dan Bapak saya, karena kalian saya ada. Serta untuk Almarhum Abang saya.

Saya juga mengucapkan terima kasih yang terdalam kepada :

 Ibu Ir.Nurlisa Ginting,MSc. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat berarti pada Tugas Akhir saya dan membuka pikiran saya. Terima kasih juga atas kesediaannya membimbing saya dengan sabar, memberi dorongan serta nasehat yang selalu memacu saya, dan juga untuk kerendah hatian ibu sehingga saya bisa melalui semua ini.

• Ibu R.Lisa Suryani, ST sebagai Dosen Pembimbing II yang juga telah memberikan saran dan masukan yang sangat berguna terhadap Tugas Akhir saya. Dan tentunya terima kasih atas kebesaran hati yang ibu berikan didalam membimbing saya sehingga saya bisa menyelesaikan semua ini. Hanya Allah SWT yang bisa membalas kebaikan hati ibu. • Kedua orang tua saya, atas kasih sayang dan cinta yang tulus. Dan juga karena telah

teramat sabar menghadapi tingkah laku saya sebagai seorang anak, tetapi mereka tidak pernah putus harapan kepada saya. Alhamdulillah.

• Bapak Ir. Dwi Lindarto H, MT selaku koordinator Tugas Akhir sekaligus sebagai Ketua Departeman Arsitektur USU, yang dengan sabar mengkoordinir para peserta Tugas Akhir semester ini.

• Untuk para dosen penguji saya : Bapak Yulesta Putra, Ibu Sri Gunana, dan Ibu Dwira Aulia atas nasehat dan masukannya.

• Untuk Ostovia ’04, rekan se-tim saya, terima kasih banyak sudah menjadi rekan yang luar biasa. Terima kasih atas spirit dan motivasi yang selalu diberikan kepada saya agar saya terus berjalan.

• Untuk Susel ’05, Jaka ’05, Robi ’04, atas 3D dan animasinya. Berkat kerja keras mereka, rancangan saya menjadi lebih terkomunikasi. Terima kasih banyak.

• Terima kasih juga buat Surya ’05 atas kesediaannya membuat maket bangunan saya. • Teristimewa buat sahabat-sahabat saya yang sudah mendukung dan membantu saya

(5)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

Hanafi, dan Vicka Widia Yulianti. Hanya Tuhan yang bisa membalas kebaikan kalian semua. Terima kasih saya dengan mendalam.

• Untuk semua sahabat-sahabat saya yang tidak mungkin saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas segala do’a dan dukungannya. Kalian semua sangat berharga bagi saya. Semoga persahabatan kita semua bisa langgeng hingga hari tua. Amin.

• Semua Penghuni TA Angkatan 26.

Saya menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna; karena kesempurnaan hanyalah milik Allah; oleh karena itu saya menerima dengan tangan terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kebaikan di kemudian hari. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Medan, Maret 2009

(6)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A ) ... iI UCAPAN TERIMA KASIH... iiI DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

Bab I. Pendahuluan I.1. Lat ar Belakang ... 1

I.2. Maksud dan Tuj uan Proyek ... 4

I.3. Masalah Perancangan ... 5

I.4. Pendekat an ... 6

I.5. Lingkup / Bat asan ... 6

I.6. Kerangka Berpikir ... 7

I.7. Sist emat ika Laporan ... 8

Bab II. Deskripsi Proyek II.1. Dat a Umum ... 9

II.2. Lokasi Umum ... 9

II.2.1.Krit eria Pemilihan Lokasi9 ... II.2.2. Alt ernat if Lokasi Tapak ... 11 II.2.3. Pemilihan Lokasi Tapak ... 14 ... II.3. ... Perat ura n ... 15

II.3.1. Garis Sempadan Bangunan ... 15

II.3.2. Koefisien Dasar Bangunan ... 16

II.3.3. Koefisien Lant ai Bangunan ... 16

II.4. ... Tinj auan Umum ... 16

(7)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

II.4.2. Tinj auan Fungsi ... 17

II.4.3. Sist em Administ rasi ... 21

II.4.4. Mit ra Kerj a ... 24

II.4.5. Mekanisme Penanganan... 25

II.5. ... St udi Banding Sej enis... 28

II.6. ... Tinj auan Kegiat an ... 33

II.6.1. Deskripsi Pelaku dan Kegiat an ... 33

Bab III. Elaborasi Tema III.1. Pengert ian Arsit ekt ur Perilaku ... 35

III.2. Kaj ian Tema Arsit ekt ur Perilaku ... 36

III.2.1. Perilaku Sebagai Sebuah Pendekat an... 36

III.2.2. Psikologi Sosial Manusia ... 36

III.2.3. Konsep Dalam Kaj ian Arsit ekt ur Perilaku ... 36

III.2.4. Psikologi Lingkungan... 37

III.3. Arsit ekt ur Unt uk Manusia... 38

III.4. Kait an Tema Dengan Proyek ... 39

III.5. St udi Banding ... 39

III.5.1. Toyama Children Cent er ... 39

III.5.2. Fawood Children Cent er ... 40

Bab IV. Analisa IV.1. Analisa Fisik ... 42

IV.1.1. Bat as Sit e ... 42

IV.1.2. Pot ensi Lingkungan Sekit ar ... 43

IV.1.3. Tat a Guna Lahan ... 44

IV.1.4. Analisa Topograf i ... 44

IV.1.5. Analisa Mat ahari ... 45

IV.1.6. Analisa Sirkulasi Kendaraan ... 46

IV.1.7. Analisa Sirkulasi Manusia ... 47

IV.1.8. Analisa Pot ensi Ent rance ... 48

IV.1.9. Analisa View ke Tapak ... 49

IV.1.10.Analisa View dari Tapak ... 49

IV.2. Analisa Non Fisik ... 50

IV.2.1. Pemakai dan Akt ivit as ... 50

IV.2.2. Kebut uhan Ruang ... 50

(8)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

IV.2.4. Analisa Bent uk ... 65

Bab V. Konsep Perancangan V.1. Konsep Perancangan Tapak ... 70

V.1. 1 Zoning ... 70

V.3. 2 Sirkulasi Bangunan ... 71

V.3. 3 Gubahan Massa ... 71

V.3. 4 Konsep Bangunan ... 72

Bab VI. Hasil Perancangan VI.1. Sit e Plan ... 73

VI.2. Ground Plan ... 74

VI.3. Denah ... 75

VI.4. Tampak Bangunan ... 76

VI.5. Pot ongan Bangunan ... 80

VI.6. Rencana Pondasi ... 82

VI.7. Rencana Pembalokan lt 2 ... 83

VI.8. Rencana Mekanikal Elekt rikal ... 84

VI.9. Rencana Plumbing ... 86

(9)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 1 Pet a Wilayah Pengembangan Kot a Medan ... 10

Gambar 2 Lokasi Alt ernat if 1 ... 12

Gambar 3 Lokasi Alt ernat if 2 ... 13

Gambar 4 Lokasi Alt ernat if 3 ... 14

Gambar 5 Lokasi Toyama Cent er ... 39

Gambar 6 Gambar Pedest rian Toyama Cent er ... 40

Gambar 7 Fawood Children Cent er ... 41

Gambar8 Ground dan Sit el Plan Toyama Cent er ... 41

Gambar 9 First Floor dan Pot ongan Toyama Cent er ... 41

Gambar 10 Bat as Sit e ... 42

Gambar11 Fasilit as di sekit ar Sit e ... 43

Gambar 12 Tat a Guna Lahan ... 44

Gambar 13 Kondisi Topografi ... 45

Gambar 14 Analisa Mat ahari ... 45

Gambar 15 Analisa Sirkulasi ... 46

Gambar 16 Sirkulasi Manusia ... 47

Gambar 17 Analisa Pot ensi Ent rance ... 48

Gambar 18 View ke Tapak ... 49

Gambar 19 View dari Tapak ... 49

Gambar 21 Zoning dan Tat a Ruang Luar ... 70

(10)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1 Pot ensi Pengembangan Kot a Medan ... 9

Tabel 2 Penilaian Pemilihan Lokasi Tapak ... 14

Tabel 3 Kebut uhan Ruang ... 51

Tabel 4 Program Ruang ... 62

Tabel 5 Pola Massa Bangunan ... 47

Tabel 6 Bent uk Dasar Bangunan ... 66

Tabel 7 St rukt ur Bangunan ... 66

Tabel 8 Bent uk At ap ... 66

Tabel 9 Mat erial Bangunan ... 67

Tabel 10 Sist em Air Bersih Down Feed ... 67

Tabel 11 Sist em Air Bersih Up Feed ... 67

Tabel 12 Sist em Dist rbusi ... 68

Tabel 13 Sist em Inst alasi List rik ... 69

(11)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Perdagangan manusia, kebanyakan adalah perempuan dan anak, adalah sebuah masalah serius yang harus diperhat ikan oleh pemerint ah Indonesia. Walaupun belum ada dat a yang lengkap dan resmi t ent ang seberapa besar masalah ini, diprediksi sekit ar 700.000 sampai 1. 000.000 anak-anak dan perempuan yang diperdagangkan di Indonesia, dimana kebanyakan korban dij ual sebagai pekerj a seks komersial ( PSK ), pembant u rumah t angga, pencuri, penyalur obat -obat t erlarang, dan ekspoloit asi pekerj aan lainnya sepert i perkebunan dan rest oran. Masalah perdagangan ke luar negeri j uga menj adi perhat ian serius sej ak t erdapat 1400 kasus t ent ang perdagangan wanit a yang bisa t erlacak dan t erj adi di t ahun 2000, berdasarkan cat at an polisi (Kompas, Sept ember 2001)

Kenaikan jumlah keluarga yang miskin dan anak-anak yang putus sekolah pada semua tingkat pendidikan, berkurangnya kesempatan kerja dan konflik sosial yang disebabkan oleh krisis ekonomi, yang akhirnya menyebabkan terjadinya perdagangan perempuan dan anak. Hal ini semakin diperparah oleh fakta bahwa institusi keluarga dan solidaritas sosial yang melemah dalam menyalurkan bantuan ekonomi, sosial, dan psikologis dan juga kendali pada anggota keluarganya.

Perdagangan perempuan dan anak adalah salah satu bentuk perlakuan terburuk dan merupakan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dari sudut pandang Hak Asasi hal ini termasuk kekerasan dan tindak kriminal terhadap manusia. Perdagangan perempuan juga berpengaruh kepada perkembangan sumber daya manusia akibat pengalaman sosial dan psikologis yang dialami korban yang membuat mereka tidak bisa berfungsi secara sosial., dan tidak bisa memberikan kontribusi untuk proses perkembangan dan melanjutkan proses regenerasi secara berkualitas.

Perdagangan manusia t elah t erj adi sej ak abad ke 4 di Timur Tengah dan t erus berkembang pada abad ke 18 di Amerika Serikat yang disebabkan oleh ras dan warna kulit . Sekarang perdagangan sudah beralih ke golongan yang t erlemah, yait u perempuan dan anak-anak. Ini adalah salah sat u bent uk perlakuan t erburuk dan kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak dan merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Kasus sepert i ini t erj adi di banyak negara, kebanyakan negara berkembang, dan t elah menj adi perhat ian organisasi-organisasi int ernasional sepert i PBB.

(12)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

mempriorit askan t uj uan nasional it u sendiri. Pancasila sebagai f ilosofi negara dan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD 45), sebagai sebuag amandemen pada t ahun 1999, t elah menj elaskan bahwa set iap warga negara mempunyai hak-hak mereka, dan diberikan perlindungan hukum.

Ket et apan negara mengenai hal ini dicant umkan di dalam TAP MPR IV, 1999, pada GBHN yang merupakan pedoman pembangunan nasional. Lebih j auh lagi, ket et apan ini kembali diperj elas di dalam TAP MPR X, 2001, yang memberikan rekomendasi unt uk Presiden unt uk mengat asi masalah perdagangan perempuan dan anak melalui hokum nasional, dan rat ifikasi pada pert emuan int ernasional, dan t ugas-t ugas pembangunan, yang kemudian rekomendasi ini lebih diperj elas pada TAP MPR VI, 2002.

Berdasarkan laporan polisi, sej ak 1999 hingga 2001 t erdapat 4.571 kasus t ent ang perdagangan perempuan dan anan-anak dan 2.611 dari mereka t elah diadil i di persidangan. Kasus ini banyak t erj adi di 16 kot a besar di Indonesia sepert i Jakart a, Surabaya, Medan, Bandung, Padang, Pont ianak, Bali, Makassar dan Manado

Laporan dari Malaysia lebih dari 4.268 pekerj a seks berasal dari Indonesia sebagai hasil dari perdagangan perempuan dan anak-anak. Lebih dari 5 j ut a Tenaga Kerj a dari Indonesia dan 20% dari mereka berasal dari perdaganga ( penelit ian

UNIBRAW pada t ahun 2002 ). Pada wilayah perbat asan Malaysia dan Singapura

menunj ukkan bahwa 6.800 orang t elah diperdagangkan ke Malaysia sebagai pekerj a seks, dan 4. 300 dari mereka merupakan orang Indonesia (Kompas May, 10, 2001).

UNICEF melaporkan pada t ahun 1998 sekit ar 30% dari pekerj a seks merupakan

anak-anak dibawah umur 18 t ahun (± 21.000 anak-anak). Sedangkan menurut Biro St at ist ik, t erdapat 1.6 j ut a anak-anak yang menj adi buruh pada t ahun 1998, dengan resiko menj adi korban perdagangan manusia. Beberapa NGO t elah melaporkan perdagangan manusia dilakukan oleh beberapa sindikat unt uk dij adikan pekerj a seksual t ermasuk paedof ilia yang t erj adi di kot a-kot a besar sepert i Jakart a, Surabaya dan Medan, belum lagi t ermasuk sex melalui t elepon dan int ernet .

Persoalan kekerasan dan t rafiking t erkait dengan berbagai unsur kehidupan secara kompleks yang merupakan permasalahan pent ing dan serius, bahkan belakangan semakin banyak masyarakat yang berani melaporkan kasusnya kepada aparat penegak hukum. Oleh karena it u permasalahan ini harus dit angani secara komprehensif, t erint egrasi dengan melibat kan seluruh komponen bangsa.

(13)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

laki-laki. Perempuan j uga merupakan j umlah t erbesar dari penduduk usia 24 t ahun ke at as yang belum pernah sekolah dibandingkan dengan laki-laki yait u 17,395 berbanding 7,68%. Peringkat GDI (Gender Devel opment Index) pada t ahun 2004 adalah 91 dari 144 negara sedangkan GEM (Gender Empowerment Measure) adalah 33 dari 71 negara. Di bidang kesehat an gizi perempuan masih menj adi masalah ut ama, angka kemat ian ibu (AKI) pada t ahun 1997, 373 per serat us ribu kelahiran hidup. Pada t ahun 2000 menurun menj adi 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih j auh dari t arget dunia yait u 125 per 100 ribu kelahiran.

Tingkat part isipasi angkat an kerj a laki-l aki j auh lebih t inggi daripada perempuan. Menurut sensus t ahun 2000 angka pengangguran perempuan 12% sedangkan laki- laki 7,6%. Upah perempuan hanya 70% dari laki-laki.

Melihat hal yang memprihat inkan ini, Pemerint ah pusat t elah merat ifikasi beberapa konvensi PBB dan menet apkan beberapa kebij akan unt uk menunj ukkan komit mennya dalam melindungi hak perempuan. Diant aranya :

1. UU No. 7 Tahun 1984 t ent ang Rat if ikasi Kovensi Penghapusan Segala Bent uk Diskriminasi t erhadap Perempuan (CEDAW)

2. UU No. 36 Tahun 1990 t ent ang Rat if ikasi Konvensi Hak Anak 3. UU No. 39 Tahun 1999 t ent ang Hak Asasi Manusia

4. UU No. 26 Tahun 2000 t ent ang Pengadilan Hak Asasi Manusia

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2002 t ent ang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan (Traf iking) Perempuan dan Anak

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2002 t ent ang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Eksploit asi Seksual Komersial Anak

7. Surat Keputusan Bersama (SKB) ant ara Ment eri Negara Pemberdayaan Perempuan, Ment eri Kesehat an, Ment eri Sosial dan Kepala Kepolisian Negara RI, mengenai Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan t erhadap Perempuan dan Anak

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132 tahun 2003 t ent ang Pedoman Pengarusut amaan Gender dalam Pembangunan di Daerah

9. UU No. 23 Tahun 2003 t ent ang Perlindungan Hak Anak

10. UU No. 23 Tahun 2004 t ent ang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga

(14)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

1. 1952 Konvensi Hak-Hak Polit ik Perempuan (Teheran) : menegaskan bahwa hak-hak polit ik perempuan merupakan hak asasi manusia.

2. 1974 Kebij akan kependudukan (Bukares) : menet apkan peran sent ral perempuan dalam kebij akan kependudukan.

3. 1975 Rencana aksi dunia bagi pemaj uan perempuan dengan t ema “ Keset araan, Pembangunan, dan Perdamaian” (Konf erensi Dunia I t ent ang Perempuan, Mexico). Tahun ini dit et apkan sebagai “ Tahun Perempuan Int ernasional” .

4. 1979 Konvensi Penghapusan Segala Bent uk Diskriminasi t erhadap Perempuan

(Convent ion on t he El iminat ion of Al l Forms of Discriminat ion agai nst

Women) at au CEDAW.

5. 1979 Konvensi Hak-hak Anak (Convent ion on t he Right s of t he Chil d).

6. 1980 Program aksi dunia bagian kedua (1981-1985) dasawarsa perempuan

PBB (1976-1985) dengan seruan unt uk memberi penekanan khusus pada

sub-t ema Kesub-t enagakerj aan, Kesehasub-t an, dan Pendidikan bagi Perempuan (Konferensi Perempuan Sedunia II, Kopenhagen).

7. 1985 St rat egi Berpandangan ke Depan bagi Pemaj uan Perempuan Menuj u Tahun 2000 (Konf erensi Perempuan Sedunia III, Nairobi) : t erdiri dari 372 pasal yang memberi perhat ian pada peran sert a perempuan dalam masyarakat dan mendesak pemerint ah yang belum merat ifikasi CEDAW unt uk segera merat ifikasinya.

8. 1993 Deklarasi Wina (Konferensi Dunia t ent ang HAM, Wina) : menyet uj ui program aksi unt uk mendesak pemerint ah dan PBB agar menj amin persamaan hak perempuan, sert a menekankan pent ingnya upaya penghapusan kekerasan t erhadap perempuan.

9. 1995 Deklarasi Beij ing (Konferensi Perempuan Sedunia IV, Beij ing) : menet apkan rencana aksi di 12 bidang krit is.

(15)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

Perlunya bangunan ini dit uj ukan kepada korban yang memerlukan t empat berlindung yang aman, sert a t empat penanganan secara hukum, art inya kasusnya diproses secara hukum dan pelakunya ( t raf f icker ) dij at uhi hukuman penj ara. Juga sebagai t empat dilakukannya penanganan kesehat an ment al dan f isik, psikologis sert a penat aan masa depannya pasca t rauma at as perist iwa t ersebut . Hal ini berdasarkan at as pendekat an kepent ingan t erbaik bagi korban ( t he best int ers of

t he vict im ) merupakan hal yang t erpent ing.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun Maksud dan t uj uan dari perencanaan bangunan Pusat Pelayanan Terpadu Wanit a & Anak ini adalah sebagai berikut :

• Mewadahi semua akt ivit as yang diperlukan selama penanganan korban hingga pemulangan korban ke keluarga, yang meliput i :

• Memberikan rasa aman bagi korban. • Memberikan pelyanan medis bagi korban.

• Memberikan pelayanan konseling psikologis dan hukum bagi korban. • Memberikan ket rampilan kepada korban sebagai t indak lanj ut .

• Memberikan penyuluhan kepada semua warga t ent ang bahaya kekerasan dan t rafiking.

• Terbent uknya wahana yang merupakan pusat berbagai dat a dan informasi t ent ang sit uasi kondisi Pemberdayaan Perempuan, kesej aht eraan dan perlindungan anak.

• Penyediaan pelayanan t erpadu pemberdayaan perempuan dan anak dalam rangka peningkat an kualit as hidup perempuan, dan kesej aht eraan sert a perlindungan anak.

• Terj alinnya hubungan kerj asama kemit raan ant ara sekt or pembangunan, lembaga / organisasi kemasyarakat an dengan masyarakat .

• Meningkat nya kemandirian pusat pelayanan t erpadu pemberdayaan perempuan dan anak.

• Memberikan umpan balik dan masukan kepada pemerint ah dan berbagai organisasi at au lembaga masyarakat t ent ang kebij akan pembangunan

1.3. MASALAH PERANCANGAN

(16)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

menghubungkan f ungsi yang sat u dan lainnya sehingga t ercipt a keleluasaan dan kenyamanan dan mencipt akan bangunan yang dapat berfungsi dengan efisien.

Kawasan :

Bagaimana memanfaat kan pot ensi alam dan lingkungan sebagai pencipt a suasana aman bagi si korban.

Programming :

Bagaimana cara membuat program ruang yang sesuai unt uk menampung semua kegiat an yang t erj adi di dalam bangunan.

Sirkulasi :

Bagaimana merencanakan sirkulasi manusia yang berada di dalam bangunan sehingga t erj adi keseimbangan sat u dan lainnya.

Bentuk :

Bagaimana mendesain bent uk bangunan yang bisa mempresent asikan fungsinya .

1.4. PENDEKATAN PERANCANGAN

Pendekat an-pendekat an yang dilakukan pada perancangan unt uk mendapat kan pemahaman t erhadap karakt erist ik permasalahan adalah dengan :

• St udi banding t erhadap bangunan yang memiliki fungsi sej enis. • St udi banding t erhadap bangunan dengan t ema sej enis.

• St udi mengenai hal-hal mengenai pengurusan korban hingga pemulangan korban.

1.5. LINGKUP / BATASAN

Lingkup kaj ian perencanaan bangunan Pusat Pel ayanan Terpadu Perempuan

(17)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

MAKSUD DAN TUJUAN

1.6. KERANGKA BERPIKIR

LATAR BELAKANG

IDENTIFIKASI MASALAH

RUMUSAN MASALAH

STUDI LITERATUR PENGUMPULAN DATA

ANALISA

MASALAH POTENSI PROSPEK

KONSEP

PRA-RANCANGAN

(18)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

1.7. SISTEMATIKA LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN

Kaj ian lat ar belakang, maksud dan t uj uan, permasalahan, pendekat an, lingkup, bat asan, asumsi-asumsi, dan sist emat ika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Pengert ian Islamic Cent er, lokasi, t inj auan fungsi, dan st udi banding t erhadapa kasus proyek sej enis.

BAB III ELABORASI TEMA

Kaj ian mengenai pengert ian, int erpret asi, dan ket erkait an t ema dengan j udul sert a st udi banding t erhadap bangunan-bangunan yang menerapkan t ema yang sej enis.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Kaj ian analisis t erhadap lokasi t apak perancangan, masalah, pot ensi, prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan akt ivit asnya. Juga berisi t ent ang dasar-dasar pemrograman fasilit as yang direncanakan, meliput i kebut uhan ruang, besaran dan persyarat an ruang, dan hubungan ant ar ruang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Hasil dari analisa dan sint esa dat a berupa konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan t ema yang dipilih.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR

Hasil akhir rancangan dan t ahap pendekat an konsep yang dilakukan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

(19)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1. DATA UMUM

1. Kasus Proyek : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak. 2. Tema : Arsit ekt ur Perilaku

3. St at us Proyek : Fikt if

4. Pemilik Proyek : Pemerint ah bekerj a sama dengan Swast a (asumsi)

5. Sumber Dana : Pemerint ah dan Swast a (asumsi)

2.2 LOKASI PROYEK

2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Kondisi Lingkungan

Let ak geograf is kot a Medan berada pada 2o27’ -2o47’ lint ang ut ara dan 98o35’ -98o44’ buj ur t imur. Berada 2. 5-37.5 met er diat as permukaan laut . Topografi sit e dat ar (t idak berkont ur), iklim t ropis dengan suhu minimum ant ara 23.3oC-24. 4oC dan suhu maksimum ant ara 30.7oC-33.2oC.

Perunt ukan Lahan

Wilayah Pengembangan Pembangunan Kot a Medan t erdiri dari 5 WPP, besert a wilayah per WPP, sepert i t erlihat pada t abel berikut :

Tabel 1 : Pot ensi Pengembangan Wil ayah Kot a Medan

WPP Cakupan Kecamat an Pusat

Pengembangan Sasaran Perunt ukkan

A

1. Kec. Medan Belawan 2. Kec. Medan Marelan

3. Kec. Medan Labuhan Belawan

Pelabuhan, indust ri, pemukiman, rekreasi, marit im, usaha kegiat an pembangunan j alan baru, j aringan air minum, sept ic t ank, sarana pendidikan

B Kec. Medan Deli Tanj ung Mulia

Kawasan perkant oran, perdagangan, rekreasi indoor, pemukiman, pembangunan j alan baru, j aringan air minum, pembuangan sampah, dan sarana pendidikan

C

1. Kec. Medan Timur 2. Kec. Medan perj uangan 3. Kec. Medan Tembung 4. Kec. Medan Area 5. Kec. Medan Denai 6. Kec. Medan Amplas

Aksara

Pemukiman, perdagangan, dan rekreasi, pembangunan sambungan air minum, sept ic t ank, j alan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehat an

D 1. Kec. Medan Johor

2. Kec. Medan Kot a Int i Kot a

(20)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

3. Kec. Medan Baru 4. Kec. Medan Maimoon 5. Kec. Medan Polonia

dengan program kegiat an pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan

E

1. Kec. Medan Barat 2. Kec. Medan Pet isah 3. Kec. Medan Sunggal 4. Kec. Medan Selayang 5. Kec. Medan Tunt ungan

Sei Sikambing

Kawasan pemukiman, perdagangan, dan rekreasi dengan program kegiat an sambungan air minum, sept ic t ank, j alan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehat an

Keberadaan kawasan perencanaan dapat dilihat pada peta di bawah ini :

WPP D

CBD, Pusat Pemerint ahan,

Hut an Kot a, Pusat Pendidikan,

Perkant oran,

Rekreasi Indoor, Permukiman

WPP E

Permukiman, Perkant oran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi,

Lapangan Golf,

WPP A

Pelabuhan, Indust ri, Permukiman,

Rekreasi, Marit im

WPP B

Perkant oran, Perdagangan, Rekreasi Indoor, Permukiman

Gambar 1 Pet a Wilayah Pengembangan Pembangunan Kot a

WPP C

(21)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

Oleh karena Pusat Pelayanan Terpadu Wanit a dan Anak merupakan suat u sarana pendidikan informal, maka krit eria pemilihan lokasi yang dipakai adalah krit eria unt uk suat u communit y cent er. Adapun krit eria lokasi unt uk suat u communit y

cent er1 adalah sebagai berikut :

- Dapat dicapai dengan mudah baik oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

- Berada di t engah kot a t api t idak di daerah CBD - Berada dekat dengan pemukiman penduduk. - Memiliki sarana ut ilit as yang baik.

- Luas t apak mendukung kebut uhan proyek. - Penghij auan di sekit ar lokasi baik.

- Lokasi berada pada area dengan t ingkat kebisingan yang rendah. - Lokasi bukan daerah pemukiman penduduk.

2. 2.2. Alternatif lokasi tapak

• Berada pada kecamatan Medan Sunggal

Alternatif A

Jl. Setia Budi

Batas-batas :

Utara : Jalan Sei Batang Hari

Timur : Gang Kecil Taruna I

Barat : Jalan Sunggal

Selatan : Jalan Setia Budi

• Berdasarkan WPP E dengan fungsi Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota.

• Termasuk dalam wilayah pusat kota.

Kelebihan :

• Berada pada jalan arteri sekunder, yaitu Jalan Setia Budi dan Jalan Sunggal.

1

(22)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

• Pencapaian mudah karena banyak angkutan umum yang melewati site.

• Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan.

Kekurangan :

• Site kurang strategis karena terletak jauh dari pusat kota Medan.

Jl. Pangkalan Mansyur – Jl. Karya Budi (Samping Asrama Haji Medan)

Alternatif B

Batas-batas :

Utara : Jalan Pangkalan Mansyur

Timur : Asrama Haji Medan

Barat : Jalan Karya Budi

Selatan : Perumahan Penduduk

• Berada pada kecamatan Medan Johor

• Berdasarkan WPP D dengan fungsi CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman.

Kelebihan :

• Berada pada jalan arteri primer, yaitu Jalan Pangkalan Mansyur

• Pencapaian site mudah karena banyak angkutan umum yang melewati site

• Kawasan dekat dengan Pusat Pendidikan, Perkantoran, Permukiman.

(23)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

• Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan.

Kekurangan :

• Site kurang strategis karena terletak jauh dari pusat kota Medan.

Jl. Jend. A. H. Nasution.

Alternatif C

Batas-batas :

Utara : Jalan Jend. A.H. Nasution

Timur : Gudang Indocafe

Barat : Swalayan Maju Bersama

Selatan : Permukiman penduduk

• Berada pada kecamatan Medan Amplas

• Berdasarkan WPP C dengan fungsi Permukiman, Perdagangan, Rekreasi.

Kelebihan :

• Berada pada persimpangan jalan arteri primer (Jl. Jend. A. H. Nasution dan Jl. Sisingamangaraja).

• Pencapaian site mudah karena banyak angkutan umum yang melewati site.

• Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan.

• Site cukup strategis karena terletak di persimpangan jalan.

• Kondisi jalan lebar, dengan pedestrian yang cukup lebar.

Kekurangan :

(24)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

• Berada jauh dari pusat kota Medan.

2.2. 3 Pemilihan Lokasi Tapak

Kriteria Lokasi

Alternatif A Alternatif B Alternatif C

Tingkat an Jalan

(4) Jalan Art eri Sekunder

(5)

Jalan Art eri Primer

(5)

Jalan Art eri Primer

Pencapaian ke Lokasi

(5)

Mudah karena dapat diakses dari segala penj uru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkut an umum

(5)

Mudah karena dapat diakses dari segala penj uru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkut an umum

(5)

Mudah karena dapat diakses dari segala penj uru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum

Jangkauan t erhadap St rukt ur kot a

(4)

Berada j auh dengan pusat kot a

dengan kepadat an penduduk sedang dan merupakan daerah pengembangan perdagangan, (4) Berada dekat dengan pusat kot a dengan t ingkat kepadat an penduduk sedang dan merupakan daerah pengembangan (4)

Berada j auh dengan pusat kot a dengan kepadat an penduduk

sedang dan merupakan daerah

pengembangan perdagangan,

komersil dan Tabel 2 Penilaian pemilihan lokasi tapak

(25)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

komersil dan rekreasi perdagangan dan rekreasi rekreasi Fungsi Pendukung sekit ar lokasi (5) Permukiman, Perkant oran, hot el, penginapan (losmen), dan sekolah dan universit as.

(5)

Permukiman,Perkan t oran, sekolah, akademik, dan universit as.

(4)

Perumahan, sekolah, t erminal dan hot el.

RUTRK (Pengemba ngan Perdaganga n dan Rekreasi) (5) Sesuai (5) Sesuai (5) Sesuai Fungsi eksist ing (4) Perumahan penduduk (5) Lahan kosong (5) Lahan kosong

Kont ur Relat if dat ar Relat if dat ar Relat if dat ar Pengenalan

Ent rance

(4)  Mudah  Dekat dengan

dua

persimpangan j alan

(5)  Mudah

 Dekat dengan persimpangan j alan

 Berada di dekat Asrama Haj i Medan.

(4) - Mudah

- Dekat dengan persimpangan dua j alan

Total Nilai 31 34 32

Perinngkat 3 1 2

Ket erangan :

5 : Baik sekali 3 : Cukup 1 : Kurang sekali

4 : Baik 2 : Kurang

2.3 Peraturan

2.3.1 Garis Sempadan Bangunan

(26)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

Garis sempadan bangunan yang digunakan dihit ung berdasarkan kondisi GSB bangunan-bangunan baru yang t erdapat di lingkungan sekit ar lokasi. Hal ini dilakukan agar t idak t erj adi ket impangan. Penghit ungan GSB dilakukan dengan rumus ½ (n) + 1. dimana n adalah lebar j alan.

2.3.2 Koefisien Dasar Bangunan

KDB unt uk bangunan pendidikan di kecamat an Medan Johor 60%. Hal ini merupakan pert imbangan unt uk penyerapan air huj an unt uk menghindari bahaya banj ir, dan dikawasan ini j uga t erdapat sej umlah hut an kot a, berupa lapangan bermain yang diperunt ukkan sebagai hiasan kot a dan paru-paru kot a. Tet api lemahnya sist em perat uran pada dinas t at a kot a dan t at a bangunan dikot a Medan menyebabkan cit ra yang sudah t erbent uk selama berabad-abad t ersebut seolah t ergant ikan dengan bangunan-bangunan ruko (rumah t oko) dan t own-house (maisonet t e) yang dibangun dengan koefisien dasar bangunan yang cukup besar yait u ant ara 80 - 100% dan t idak dit emukannya bat as ant ar bangunan.

Unt uk pengembangan sit e sebagai salah sat u pusat pendidikan, t ent unya kondisi KDB kawasan perlu dipert ahankan t et api kawasan ruang t erbuka t ersebut dipergunakan sebagai f asilit as-fasilit as ruang t erbuka bagi pengguna fasilit as.

Adapun luas dari sit e adalah : 10.000 m2 KDB pada sit e (65 – 75%) = 60% x Luas sit e

= 60% x 10.000

= 6.000 m2

2.3.3 Koefisien Lantai Bangunan

Bandara Udara Polonia menjadi kendala utama bagi ketinggian bangunan pada daerah yang menjadi tempat perputaran pesawat sehingga bangunan yang tinggi nantinya akan dapat menghalangi pandangan pilot. Maka bangunan disekitar kawasan (skyline) hanya berkirsar 3 – 4 lantai. Dengan ketinggian bangunan antara 12 – 20 m dari permukaan tanah.

2.4 Tinjauan Umum

2.4. 1 Arti Kata

a) Pusat :

 Pokok pangkal at au yang menj adi pumpunan (berbagai urusan, hal, dsb)  Suat u t empat at au wadah yang memiliki fasil it as khusus yang lengkap. b) Pel ayanan :

kb. perihal at au cara melayani: usaha melayani kebut uhan orang lain dng memperoleh imbalan (uang); j asa:

c) Terpadu : secara bersama-sama, t erarah dan saling melengkapi

(27)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

orang yang memegang kendali at as orang lain t ersebut , baik yang dilakukan di dalam negara maupun ant ar negara, unt uk t uj uan eksploit asi at au mengakibat kan orang t ereksploit asi (UU RI No 21 Tahun 2007).

e) Korban adalah: Seseorang yang mengalami penderit aan psikis, ment al, fisik, seksual, ekonomi dan/ at au sosial , yang diakibat kan t indak pidana perdagangan orang.

f) Anak adalah: Seseorang yang bel um berusia 18 t ahun (delapan belas t ahun) t ermasuk anak yang masih dalam kandungan.

g) Perempuan adalah: Orang yang mempunyai alat kelamin perempuan, dapat mengalami menst ruasi, hamil, melahirkan anak, menyusui, dan t ermasuk orang yang t elah mendapat st at us hukum sebagai perempuan.

h) Drop in Cent er (DIC) adalah: Unit pelayanan perlindungan pert ama yang bersifat responsif dan segera bagi perempuan dan anak yang mengalami t indak kekerasan dan t rafiking, at au yang membut uhkan perlindungan khusus. i) Shel t er adalah: Unit pelayanan perlindungan lanj ut an dari Drop in Cent er

yang berfungsi memberikan perlindungan, pemulihan, rehabilit asi, advokasi dan reunifikasi bagi anak dan perempuan yang membut uhkan perlindungan khusus, agar perempuan dan anak dapat t umbuh kembang secara waj ar.

2.4. 2 Tinjauan Fungsi

Menurut Perat uran Pemerint ah Republik Indonesia No.9 Tahun 2008, yang dimaksud dengan Pelayanan Terpadu adalah serangkaian kegiat an unt uk melakukan perlindungan bagi

saksi dan/ at au korban t indak pidana perdagangan orang yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh inst ansi at au lembaga t erkait sebagai sat u kesat uan penyelenggaraan rehabilit asi kesehat an, rehabilit asi sosial, pemulangan, reint egrasi sosial, dan bant uan hukum bagi saksi dan/ at au korban t indak pidana perdagangan orang.

Berdasarkan SOP yang dikeluarkan oleh pemerint ah daerah Sumat era Ut ara t ahun 2008, adapun fungsi pelayanan Pusat Terpadu Perempuan dan Anak ini adalah :

a. Pemberian upaya penyelamat an segera bagi korban perdagangan orang dalam bent uk invest igasi, penj emput an, pelaporan dan konseling.

b. Pemulihan kondisi ment al korban akibat t ekanan dan t rauma (recovery). c. Pembelaan t erhadap proses penyelesaian kasus yang dihadapi korban baik

secara kekeluargaan (ADR) maupun hukum.

(28)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

Prinsip-prinsip pelayanan Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak ini ant ara lain pelayanan yang diberikan bagi korban perdagangan (Traf iking) perempuan dan anak berdasarkan pada prinsip-prinsip konvensi t ent ang penghapusan diskriminasi t erhadap perempuan (CEDAW) dan Konvensi Hak-hak Anak (KHA) diant aranya:

1. Prinsip Non Diskriminasi

a. Set iap korban berhak memperoleh pelayanan secara manusiawi dan adil t anpa membeda-bedakan agama, suku, kebangsaan dan st at us sosial budaya lainnya.

b. Menghargai korban sebagai manusia seut uhnya yang memiliki hak dan kewaj iban yang sama.

c. Menerima keberadaan korban apa adanya sebagai individu yang mempunyai harga diri, pot ensi, kelebihan dan kemampuan sert a mempunyai sikap empat i.

d. Menghadapi korban sebagai individu yang bebeda dengan yang lainnya/ unik dari segi pot ensi, bakat , minat , ciri-ciri, lat ar belakang, kondisinya saat ini, cit a-cit a dan harapan masa depannya.

2. Prinsip Kepent ingan Terbaik Bagi Korban

a. Mengupayakan semua kebij akan, kegiat an dan dukungan dari berbagai pihak unt uk membant u korban.

b. Mengupayakan perlindungan t erbaik bagi korban unt uk dapat mengembangkan pot ensi, harga diri dan penguat an kepada korban agar korban dapat berint egrasi dan mandiri.

3. Prinsip Menghormat i Pandangan Korban

a. Pandangan korban perl u didengar, diperhat ikan dalam set iap proses pelayanan.

b. Memot ifasi dan melibat kan korban unt uk berpart isipasi dalam set iap kegiat an, dan melibat kan korban unt uk dapat memecahkan masalah yang korban hadapi secara mandiri.

c. Menghormat i hak korban unt uk menent ukan keput usannya bagi dirinya sendiri.

d. Menumbuhkan dan memelihara, komunikasi yang ef ekt if dengan korban.

(29)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

Menj aga kerahasiaan korban dengan cara menyimpan dokument asi korban dengan baik dan t idak boleh menginformasikan t ent ang korban kecuali unt uk kepent ingan korban.

Prinsip-prinsip yang t erkandung dalam kaidah koordinasi penanganan korban perdagangan (Tr af iki ng) adalah:

a. Prinsip part isipasi akt if at au kemit raan. b. Kolaborasi.

c. Mengikat semua unsur/ lembaga t erkait at au st akehol der dalam implement asinya.

Prinsip part isipasi akt if masyarakat dan kolaborasi, ini merupakan prinsip yang dikenal dalam t at a pemerint ahan yang baik (Good Governance), dimana set iap komponen masyarakat / organisasi masyarakat sipil dan aparat pemerint ah sendiri, t erlibat dalam proses penyusunan kebij akan publik. Dengan adanya part isipasi akt if masyarakat ini maka diharapkan akan muncul pengawasan langsung oleh masyarakat t erhadap set iap bent uk upaya penanggulangan perdagangan orang (Traf iki ng) perempuan dan anak.

Prinsip part isipasi masyarakat ini sebenarnya sudah t ercant um dalam berbagai kebij akan publik di t ingkat nasional, sepert i UU RI No. 23 Tahun 2002 t ent ang Perlindungan Anak, UU RI No. 20 t ahun 2003 t ent ang Sist em Pendidikan Nasional, Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 t ent ang Pemerint ahan Daerah, Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2004 t ent ang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga sert a Keput usan Presiden No. 88 t ahun 2002 t ent ang RAN P3A. Dalam Keput usan Presiden 88 t ahun 2002 ini t elah dicant umkan dengan eksplisit perlunya part isipasi akt if masyarakat ini.

Sedangkan Prinsip mengikat semua unsur/ lembaga t erkait at au st akeholder, ini merupakan sebuah harapan bagi munculnya kesadaran, kemauan dan konsist ensi baik secara hukum, sosial dan polit is unt uk memaksimalkan t ugas, fungsi dan peran (t upoksi) set iap st akeholder yang ada. Sehingga penanganan korban perdagangan (Traf iki ng) perempuan dan anak akan t erus berlangsung secara simult an.

Sist em Pelayanan Korban Perdagangan Orang (Traf iki ng) Perempuan Dan Anak t erbagi dalam dua bagian yang saling berhubungan. Pelayanan pert ama adalah Drop

in Cent er (DIC) dan j ika diperlukan dit eruskan kepada Rumah Perlindungan

(30)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

1. Tahap Kasus

Informasi t ent ang t elah t erj adinya suat u kasus kekerasan Trafiking dapat diperoleh dari korban sendiri, keluarga korban, masyarakat , media baik cet ak maupun elekt ronik, Rumah Sakit , Puskesmas, Kepolisian, LSM dan lain-lain. Dalam hal dit emukannya suat u kasus t indak kekerasan perdagangan perempuan dan anak, maka kasus t ersebut dapat dibagi dalam 3 kat egori yait u:

a. Kasus yang dit angani

Art inya korban dan keluarga korban bersedia melaporkan pelaku kekerasan Trafiking kepada pihak Kepolisian unt uk dit eruskan proses penunt ut an secara hukum. Dalam hal lain, kemungkinan yang sering t erj adi adalah pet ugas kesehat an/ medis merupakan pihak yang pert ama sekali dit emui oleh korban kekerasan unt uk mendapat pert olongan medis, sehingga perlu peran akt if dari para medis dan psikologis dalam membant u korban kekerasan, t erut ama agar korban lebih t erbuka dalam mengungkapkan persoalan yang diderit a korban at au memberikan cat at an medis t ahap awal mengenai kasus yang dit emuinya.

b. Kasus yang t idak t ert angani.

Dalam hal ini ada beberapa f akt or yang menyebabkan suat u kasus t idak dapat dit angani at au dihent ikannya proses penyidikan, diant aranya : 1) Pelaku (t raf icker) t elah melarikan diri at au t idak diket ahui lagi

alamat nya dengan j elas.

2) Melewat i bat as negara, misalnya korban yang dij ual ke Malaysia, maka aparat penegak hukum di Indonesia akan sulit unt uk menj angkau pelaku kekerasan–Trafiking lain (dalam hal ini mucikari at au agency yang ada di luar negeri).

3) Kurangnya alat bukt i dan saksi yang dapat mendukung laporan/ pengaduan korban kekerasan–Trafiking.

c. Kasus yang t idak mau dit angani.

(31)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

mereka j uga lenyap. Hal ini banyak t erj adi dalam hal pelaku kekerasan – t raf iker adalah ayah korban.

1) Rasa malu dari korban/ keluarga unt uk mengungkapkan kasus kekerasan Trafiking yang dialami.

2) Telah t erj adinya perdamaian ant ara korban/ keluarga korban dengan pelaku/ keluarga pelaku. Sat u kemungkinan yang mungkin t erj adi dan perlu diperhat ikan adalah kemungkinan t elah dimanfaat kannya korban oleh keluarga korban unt uk mendapat kan imbalan ekonomi dari pelaku. Dalam hal ini perempuan at au anak menj adi korban yang kesekian kalinya.

3) Adanya ancaman dari pihak pelaku/ keluarga pelaku t erhadap korban kekerasan Trafiking, agar t idak meneruskan kembali pengaduan at au penunt ut an t erhadap pelaku.

2 Tahap Upaya Penyelamatan

Set elah diket ahuinya suat u kasus t indak kekerasan–Trafiking, maka upaya yang harus dilakukan adalah :

a. Invest igasi, berupa serangkaian t indakan yang dil akukan unt uk mengumpulkan fakt a-fakt a dalam mencari kebenaran informasi dan keberadaan si korban at aupun si pelaku.

b. Penj emput an at au penyelamat an korban merupakan t indakan yang perlu segera dilakukan (dalam hal korban belum kembali dan t elah diket ahui alamat nya), apabila pelaku at au korban t elah kembali maka upaya ini dianggap t idak perlu dilakukan.

c. Pemeriksaan kondisi kesehat an korban dan melakukan langkah-langkah medis yang dipandang perlu unt uk menyelamat kan korban, dan membuat rekaman medik (medical record) korban kekerasan– t rafiking.

d. Konseling at au pemberian bimbingan psikologis kepada korban, t ermasuk mempert anyakan keinginan korban t erhadap kasus yang sedang dialaminya, apakah korban set uj u kasusnya diproses secara hukum at au t idak. Bimbingan psikologis ini perlu dilakukan secara mendalam yang t uj uannya adalah meyakinkan korban pada pilihannya unt uk t idak kembali ke t empat semula dan yakin dalam menj alani kehidupan sel anj ut nya. Satu prinsip yang harus dijunjung tinggi dalam hal ini adalah kejujuran dalam menyampaikan segala

(32)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

diputuskan oleh korban, serta kebebasan korban dalam

menentukan pilihannya.

e. Pelaporan/ Pengaduan kepada pihak berwaj ib (dalam hal in adalah Kepolisian sebagai aparat yang berkompet en unt uk it u) t ent ang t indak Trafiking yang dialami korban. Pendampingan hukum dan bant uan lit igasi t erhadap korban perlu dilakukan t idak hanya pada saat pelaporan/ pengaduan dan pengambilan Berit a Acara Penyidikan (BAP) di kepolisian t et api sampai pada proses penunt ut an di Kej aksaan dan pemeriksaan di pengadilan.

f. Proses Perlindungan berupa serangkaian t indakan yang harus diberikan kepada korban yang t uj uannya semat a-mat a unt uk melindungi dan memberi rasa aman bagi korban, dari int imidasi at aupun ancaman yang dat ang dari pelaku/ keluarga pelaku, keluarga korban at au pihak ket iga yang sengaj a ingin mengambil keunt ungan at au mengeksploit asi korban.

3 Tahap Pasca Penyelamatan

Set elah korban mendapat bant uan baik medis, psikologis maupun pendampingan hukum, maka korban perl u mendapat kan upaya-upaya pasca penyelamat an, sepert i bant uan pendidikan, ket rampilan dan lain sebagainya yang dapat bermanf aat bagi korban dalam menat a kembali masa depannya. Dalam t ahap ini, korban dapat t et ap t inggal sement ara di

DIC dan SHELTER, at au korban t elah kembali ke keluarganya.

2.4. 3 Sistem Administrasi

Sist em Administ rasi dalam hal ini dibagi dalam 2 (dua) hal yait u Administ rasi Kant or dan Administ rasi Pelayanan.

A.1. Administ rasi kant or adalah kegiat an yang menyangkut t at a usaha dan kegiat an t eknis unt uk mendukung t erlaksananya administ rasi pelayanan kepada korban t rafiking ant ara lain:

a. Penyusunan rencana program. b. Pengurusan keuangan.

c. Pencat at an dan pemeliharaan barang invent aris. d. Pemeliharaan alat -alat dan sarana unt uk kegiat an.

e. Pembuat an laporan, dokument asi, dan penyampaian kepada inst ansi yang t erkait .

(33)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

g. Menj alin kerj asama dengan berbagai pihak unt uk program perlindungan t erhadap korban Traf iking.

A.2. Administ rasi pelayanan adalah kegiat an yang menyangkut prasyarat , prosedur, t eknis dan mat eri-mat eri yang t erkait dengan pelayanan kepada korban Trafiking:

a. Penyediaan form t ent ang dat a ident it as korban .

b. Pengisian dan pendokument asian dat a korban dan hasil monit oring yang dilakukan.

c. Menyusun program kerj a yang t erkait dengan pelayanan t erhadap korban d. Menyusun j adwal kegiat an yang t erkait dengan konseling, psikologis,

medis, pendampingan hukum, pendidikan ket rampilan, pendidikan alt ernat if dan reint egrasi.

f. Membuat berit a acara serah t erima korban.

g. Meruj uk korban selama di Drop In Cent er lembaga ruj ukan.

e. Dan lain-lain yang t erkait dengan bidang pelayanan adminsit asi kepada korban.

Berikut ini merupakan sumber manusia yang bekerj a pada Pusat Pelayanan Terpadu

Perempuan dan Anak :

a. Bidang t enaga adminst rasi dan keuangan adalah personil yang memiliki pendidikan SMA dan mahir komput er ( Word dan Excel ).

b. Bidang psikologi adalah psikolog yang t elah memiliki izin prakt ek yang dikeluarkan oleh Himpunan Profesi Psikol ogi (HIMPSI) at au sarj ana psikologi yang t elah mengikut i pelat ihan khusus konseling unt uk Trafiking dan disupervisi oleh Psikolog yang t elah memiliki izin prakt ek. c. Bidang t enaga medis adalah seorang dokt er, bidan dan perawat .

d. Bidang pendamping hukum adalah sarj ana hukum yang memiliki kart u pengacara dan memiliki pengalaman dalam melakukan pendampingan hukum.

e. Bidang pendidikan dilakukan kerj asama dengan dinas at au inst ansi yang t erkait .

f. Bidang reint egrasi adalah orang yang memiliki pengalaman dalam proses reint egrasi t erhadap korban dan memiliki kemampuan komunikasi t erhadap semua pihak yang t erkait dalam memberikan perlindungan t erhadap korban Traf iking.

TUGAS-TUGAS DARI TIM PELAKSANA

1. Koordinat or/ Pimpinan / PLTSHELTER

(34)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

b. Menet apkan perencanaan t ahunan.

c. Mengkordinasikan, memant au dan mengevaluasi kegiat an di Shelt er. d. Memberikan arahan pelaksanaan t ugas kepada bidang-bidang.

e. Mengembangkan dan menj alin kerj asama dengan berbagai inst ansi, lembaga, organisasi, dan kelompok profesional.

f. Membuat laporan pert anggungj awaban kepada Tim Pengarah Gugus Tugas P3A.

2. Keuangan

a. Membuat perencanaan anggaran t ahunan.

b. Membuat alokasi dana unt uk semua kebut uhan bidang yang ada di Shelt er.

c. Membuat laporan keuangan kepada koordinat or/ pimpinan/ PLT Shelt er. 3. Sekret ariat

a. Melakukan t ugas-t ugas administ rasi kant or.

b. Melakukan kompilasi dat a dan pengarsipan dokumen korban. c. Membuat laporan kepada Koordinat or/ Pimpinan/ PLT Shelt er. 4. Bidang Pelayanan

a. Melakukan pendekat an awal pada korban sekaligus mendapat kan informasi ident it as korban.

b. Konseling korban unt uk menget ahui kondisi perasaan dan emosi korban saat it u sekaligus memperoleh masukan dan keinginan korban.

c. Memberikan pelayanan medis bagi korban meliput i visum et repert um dan lain-lain.

d. Memberikan bimbingan rohani kepada korban.

e. Memberikan pendidikan dan ket erampilan sesuai kebut uhan korban yang dikoordinasikan dengan Dinas Tenaga Kerj a dan Transmigrasi, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Perindust rian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM sert a Dinas Pert anian.

f. Mendampingi proses pemulangan korban ke daerah asal. g. Memberikan bant uan modal usaha bagi korban.

h. Membuat laporan kepada koordinat or/ pimpinan/ PLT Shelt er.

i. Melakukan konseling l anj ut an t erhadap korban yang dilakukan oleh Psikolog.

j . Melakukan pemeriksaan kesehat an lanj ut an meliput i t es kehamilan, pemeriksaan IMS t ermasuk HIV/ AIDS.

k. Melakukan monit oring set iap 3 bulan sekali dalam 1 t ahun.

5. Bidang Pengasuhan

(35)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

b. Melaksanakan kegiat an sosialisasi dan rekreasi yang bersif at edukat if. c. Memberikan pengamanan kepada korban selama di Shelt er.

d. Membuat laporan kepada koordinat or/ pimpinan/ PLT Shelt er.

e. Memberikan pengawasan kepada korban dan memenuhi kebut uhan domest ik korban, yang meliput i makan, peralat an mandi, dan perlengkapan sehari-hari.

f. Menyediakan sarana ibadah, rekreasi dan olah raga bagi korban. g. Menyediakan layanan perpust akaan mini.

h. Korban berada di Shelt er paling lama t iga bulan, sampai berkas perkaranya dilimpahkan ke Kej aksaan.

6. Bidang Hukum

a. Melakukan pendampingan kepada korban mulai dari pemeriksaan di kepolisian hingga ke t ingkat pengadilan.

b. Membuat laporan kepada koordinat or/ pimpinan/ PLT Shelt er.

2.4. 4 MITRA KERJA

Mit ra Kerj a adalah Lembaga/ Badan/ Organisasi yang berperan akt if menangani korban.

Peranan dari Mit ra Kerj a adalah; membant u bidang-bidang yang ada di Shelt er (bidang pelayanan, hukum, dan bidang pengasuhan) dalam memfasilit asi korban.

Penanggulangan Korban Perdagangan Orang (Traf iking) khususnya perempuan dan anak akan j auh lebih konf rehensif j ika didukung dengan ket ersediaan dan kesiapan fasilit as dan dukungan dari pihak-pihak lain yang dapat dij adikan Mit ra Kerj a. Mit ra kerj a ini diharapkan dapat memperkuat dukungan dalam hal;

a. Koordinasi dalam meningkat kan j umlah korban perdagangan orang (Trafiking) khususnya perempuan dan anak yang dapat menerima manfaat pelayanan baik layanan yang dikelola oleh Pemerint ah maupun yang dikelola oleh Mit ra Kerj a;

b. Saling t ukar menukar dat a, informasi dan Penget ahuan dalam rangka meningkat kan pelayanan bagi korban perdagangan orang (Trafiking) khususnya perempuan dan anak;

c. Bersama–sama secara kemit raan memberikan pelayanan dan pedampingan bagi korban perdagangan orang (Trafiking) khsususnya perempuan dan anak;

(36)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

e. Melakukan upaya Perlindungan hukum dan sosial pada korban dengan berbagai kegiat an; invest igasi, bant uan hukum, ruj ukan dukungan kesehat an dan psikologi rumah aman (shelt er), melalui program-program yang dimiliki oleh mit ra kerj a;

f. Mendukung upaya rehabilit asi dan reunifikasi korban perdagangan perempuan dan anak melalui program-program yang dimiliki oleh mit ra kerj a;

2.4. 5 Mekanisme Penanganan korban Perempuan dan Anak.

Akt ivit as Penyelamat an meliput i;

a. Menerima laporan pengaduan dari masyarakat t ent ang adanya kasus. b. Melakukan penj emput an korban ant ara lain:

a) Korban yang berada di dalam negeri (Dalam Wilayah Indonesia),

langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

i) Melakukan koordinasi dengan Pemerint ah Daerah, Kepolisian dan LSM di wilayah dugaan keberadaan korban.

ii) Kepolisian melakukan invest igasi t ent ang keberadaan korban. iii) Melakukan penj emput an dengan melibat kan st akehol ders,

ant ara lain; Kepolisian, aparat ur pemerint ah, LSM dan keluarga korban.

iv) Melindungi korban dan dit empat kan di Drop In Cent er (penyelamat an pert ama).

b) Korban yang berada di Luar Negeri (Luar Wil ayah Indonesia),

l angkah-l angkah yang harus dil akukan adal ah :

i) Gugus t ugas (Ket ua Tim Pelaksana Gugus Tugas) melakukan koordinasi dengan KBRI, pihak kepolisian melakukan koordinasi dengan Int erpol di negara t uj uan.

ii) Melakukan penj emput an korban di penampungan KBRI set elah korban mendapat kan layanan konseling dan pemeriksaan medis di KBRI.

iii) Melindungi korban dan dit empat kan di Drop In Cent er (penyelamat an pert ama).

(37)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

a) Mencari keberadaan keluarga korban dan memperoleh informasi, at au dat a pelengkap dari kepala lingkungan set empat .

b) Menelit i kebenaran dokumen-dokumen korban, sepert i; Akt e kelahiran, KTP, pasport , Ij azah, dan sebagainya.

d. Melakukan konseling di Drop In Cent er, dan pemeriksaan kesehat an di Rumah Sakit Pemerint ah unt uk menyelamat kan korban dan membuat rekaman medis (medical record). Langkah-l angkah yang perlu dilakukan adalah:

a) Melakukan wawancara dengan korban, unt uk memperoleh gambaran perasaan emosi korban saat ini.

b) Memberi penguat an kepada korban t ent ang kasus yang sedang dialaminya.

c) Keberadaan korban di Drop In Cent er paling lama 3 hari set elah it u korban akan diruj uk ke shelt er.

e. Membuat Pelaporan / Pengaduan di Kepolisian, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:

a) Pembuat an Laporan Pengaduan dan Berit a Acara Pemeriksaan oleh Penyidik di Kepolisian.

b) Pengumpulan bahan bukt i dan saksi sebagai pendukung laporan pengaduan.

c) Melimpahkan berkas perkara ke Kej aksaan.

f. Memberikan Perlindungan bagi Korban. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:

a) Melindungi dan memberi rasa aman bagi korban dari int imidasi at aupun ancaman yang dat ang dari pihak ke t iga.

b) Selama proses peradilan korban harus didampingi oleh seorang pengacara/ pendamping.

c) Korban harus mendapat kan perlindungan dari kesaksian yang diberikan.

d) Dalam melakukan proses peradilan harus ramah dan t idak membuat korban merasa t ert ekan.

(38)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

g. Rekomendasi diperlukan apabila korban bukan penduduk Sumat era Ut ara (di luar Sumat era Ut ara). Langkah-langkah yang perlu dilakukan:

a) Melakukan kordinasi dengan pemerint ah daerah, kepolisan dan LSM di daerah asal korban.

(39)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

Skema : Mekanisme Penanganan dan Perlindungan Korban Kekerasan – Perdagangan Manusia

U PAYA PEN YELAMATAN

PASCA PEN YELAM ATAN

D ROP I N CEN TER

KASUS

- Kasus yang

dit angani

- Kasus yang

t idak t ertangani

- Kasus yang

t idak m au dit angani

1

2 3

I N FORM ASI

KASUS

- Puskesm as - Kepolisian - I nstansi

t erkait

- LSM/ Masy - Korban - Keluarga - Pers/ Media

- Dll

AKTI VI TAS

PEN YELAMATAN

- Penj em put an - I nvest igasi - Pelaporan - Koordinasi - Penyadaran - Proses - Perlindungan - Konseling - dll

Pem berian Layanan Dasar:

1. Penerim aan Pengaduan/ laporan 2. I dent ifikasi

korban ( kondisi kesehat an dan m ent al korban kronologis) 3. BAP

4. Pem eriksaan Kesehat an 5. konseling

psikologis 6. Analisis dan

Rekom endasi 7. Pendam pingan 8. Konferensi

Kasus 9. dll

4

KEM BALI KE KELUARGA

CON FI D EN TI AL CRI SI S SH ELTER

Pem berian Lay anan

a. Proses Just ica b. Bantuan Sosial c. Pem binaan

Lanj utan d. Adaptasi/ konseli

ng re-ent ry unt uk korban dan keluarga

Pem berian Layanan a. Perlindungan

dan Layanan Hukum

b. Layanan Medis & Psikologis c. Rehabilit asi

Ment al Sosial & Sprit ual

d. Pem binaan, Pelat ihan & Keteram pilan e. Re I ntegrasi f. Monit oring

Kasus g. Bantuan

Keluarga ( Social Protect ion)

(40)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

2.5 STUDI BANDING FUNGSI SEJENIS

1. Pusat Kaj ian dan Perlindungan Anak ( PKPA ), Medan Sumatera Utara

Realita bahwa masih banyak anak yang dilanggar dan terbaikan haknya, dan menjadi korban dari berbagai bentuk tindak kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah, diskriminasi, bahkan tindakan yang tidak manusiawi terhadap anak menunjukkan kurang memadainya perlindungan terhadap anak. Padahal, anak belum cukup mampu melindungi dirinya sendiri. Anak membutuhkan perlindungan yang memadai dari keluarganya, masyarakat dan pemerintah.

Begitu pula halnya dengan kondisi kaum perempuan (girl) . Banyak praktek kehidupan sosial menempatkan perempuan dalam kondisi terjepit, subordinatif, terdiskriminasi, termarjinalkan, dilecekan bahkan menjadi objek tindak kekerasan. Praktek-praktek semacam ini terus berlangsung dalam masyarakat dan dialami oleh perempuan hampir disetiap belahan bumi baik itu praktek norma-norma budaya tertentu, religius atau karena faktor sosial-politik.

Menyikapi realita tersebut, sejumlah aktivis LSM, dosen dan mahasiswa di Medan pada tanggal 21 Oktober 1996 mendirikan PKPA; lembaga yang independent yang memegang teguh prinsip pertanggungjawaban publik, mengedepankan peluang dan kesempatan partisipasi pada anak dan perempuan serta menghargai dan memihak pada prinsip dasar hak anak dan perempuan serta pluralisme dan dalam memegang prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Penegakan hak-hak anak dan perempuan sebagaimana dimaksud Konvensi Hak Anak (KHA) & Konvensi Penghapusan Tindak Kekerasan & Diskriminasi terhadap Perempuan (KTP) merupakan upaya terpenting melandasi PKPA menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia .

Visi : Terwuj udnya kepent ingan t erbaik Anak. Misi : Menegakkan hak-hak anak.

Program kegiat an yang dilakukan PKPA ant ara lain :

1. Layanan Hukum, yait u pendampingan yang diberikan baik secara lit igasi

(41)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

kepolisian t et api sampai pada proses penunt ut an di kej aksaan dan pemeriksaan di pengadilan.

2. Konseling, yait u serangkaian kegiat an yang dilakukan kepada korban

unt uk menget ahui kondisi psikologi t ermasuk mempert anyakan keinginan korban t erhadap kasus yang sedang dialaminya, apakah korban set uj u kasusnya diproses secara hukum at au t idak. Prinsip yang digunakan t et ap prinsip yang t erbaik buat si korban.

3. Penjemputan atau Penyelamatan korban, merupakan t indakan yang

dilakukan unt uk mencegah t erj adi sesuat u hal yang mengancam keselamat an korban. Apabila pelaku at au korban t elah kembali maka upaya ini dianggap t idak perlu dilakukan.

4. Rehabilitasi dan Reintegrasi, merupakan pemulihan ment al psikologis dan

nama baik korban dengan harapan di kemudian hari korban dapat dit erima dan berkumpul kembali bersama keluarga.

5. Pemeriksaan kondisi kesehatan korban, merupakan langkah medis yang

dilakukan unt uk menyelamat kan korban dari t indak kekerasan yang dialami. Dalam pemeriksaan kesehat an secara umum dilakukan visum et

repert um bekerj a sama dengan rumah sakit set empat .

6. Drop in Cent er, merupakan rumah aman sement ara bagi korban yang

t uj uannya semat a-mat a unt uk melindungi korban dari int imidasi at aupun ancaman yang dat ang dari pelaku / keluarg pelaku, keluarga korban at au pihak ket iga yang sengaj a ingin mengambil keunt ungan at au mengekploit asi korban kembali. Korban akan kembali ke keluarga apabila kondisi sudah memungkinkan unt uk it u.

7. Pendidikan Keterampilan, dan vocat ional t raining merupakan

peningkat an penget ahuan kepada korban di bidang kewirausahaan yang disesuaikan dengan minat dan bakat yang dimiliki korban. Dalam pelaksanaan kegiat an pendidikan ket erampilan ini bekerj asama dengan pihak pemerint ah dan pihak swast a.

8. Monitoring dan evaluasi, merupakan pemant auan yang dilakukan secara

(42)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

Adapun acara-acara yang diselenggarakan oleh PKPA ant ara lain : • Talk show radio

• Diskusi dan pelat ihan • Konseling Group

• Malam renungan AIDS Nisant ara • Hari AIDS Sedunia

• Redaksi Bulerin Siswa • Kreat if it as Siswa/ i

• Toko Buku dan pameran buku • Pert emuan j aringan ant ar sekolah • Lint as alam

• Menampung dan merekrut anak-anak yang punya bakat dalam seni unt uk berlat ih music di dalam st udio musik.

• Membent uk grup musik. Saat ini SKA-PKPA t elah memiliki 3 grup musik, yait u Komic Blue, Komic Radj a, dan Komik Gelang.

Mendampingi anak-anak dalam lat ihan musik secara t erat ur. Melakukan pement asan anak-anak yang sudah dilat ih.

• Membangun kerj asama dengan pihak-pihak t erkait (Radio, Televisi, dan inst ansi pemerint ahan dan swast a) dalam rangka pengembangan kreat ivit as, khususnya seni musik.

• Menampung dan merekrut anak-anak yang punya bakat di bidang olah raga, khususnya sepak bola ke dalam Sekolah Sepak Bola (SSB) Scorpions . Saat ini sedikit nya 80 anak menj adi dampingan PKPA yang t ergabung dalam 3 t im keseblasan.

• Memfasilit asi anak-anak j alanan dan anak beresiko sekit ar sanggar dengan perlengkapan lat ihan mulai dari baj u, celana, kaos kaki, deker, sepat u, dll, yang menunj ang lat ihan.

• Mendampingi anak-anak unt uk lat ihan sepak bola dan melakukan pert andingan persahabat an secara t erat ur.

(43)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

Dll.

Unit Layanan PKPA :

1. Pusat Pengaduan Anak Informasi dan dokument asi dengan layanan perpust akaan, media off icer danaudio visual.

2. Pusat informasi kesehat an reproduksi dan gender 3. Sanggar Kreat ifit as Anak

4. Layanan Kesehat an Anak dan Perempuan

2. The Crisis Cent er for Woman, Arkansas dan Oklahoma

Crisis Cent er for Women (CCW), sebuah agen yang menyediakan pelayanan bagi korban KDRT dan pelecehan seksual . Wilayah Layanan mereka mencakup kot a Sebast ian, Crawford, Franklin, Scot t , Polk, di Arkansas dan Sequoyah dan Leflore yang berada di Oklahoma. Namun mereka j uga melayani korban di luar wilayah pelayanan mereka yang membut uhkan pert olongan. Pada t ahun 2005, agen ini menerima 578 pengaduan lewat t elepon dan menyediakan 15.387 layanan bagi 5.163 orang. Dengan j umlah ini, sebanyak 1.042 orang menerima pelayanan langsung berupa shel t er, penj agaan anak, bant uan hukum, grup konseling, dll. Agen ini diasuh oleh dewan yang beranggot akan 15 orang .

Adapun program / layanan yang dit awarkan Crisis Cent er ini adalah : 1. Layanan Gawat Darurat 24 j am

2. Shel t er 24 j am

3. Makanan, obat -obat an dan pakaian

4. Konseling individu

5. Diskusi Grup

6. Layanan Hukum

7. Transport asi

8. Perawat an Anak

3. Women’s Cent er, Washington DC

(44)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

Des Plaines Pro Life, organisasi ini menyediakan alt ernat if lain unt uk aborsi. Sej ak saat it u, organisasi ini set iap melayanihampir 300 orang set iap t ahunnya dengan dana anggaran sebesar US$ 50,000 dan unt uk 3 cabangnya dengan anggaran sebesat US$ 1, 3 j ut a.

Layanan yang disediakan pada organisasi ini ant ara lain :

1. Konseling pribadi ,berkelompok at aupun berpasangan.Kelompok pendukung dan t erapi.

2. Pemulihan psikologis. 3. Program klinis.

4. Pelat ihan karir.

5. Pendidikan t ent ang finansial. 6. Layanan Hukum.

4.Universit y of Virginia Women’s Cent er, Amerika Serikat

Merupakan organisasi yang dibangun pada t ahun 1989 unt uk meningkat kan penelit ian t ent ng perempuan bagi mahasiswa, alumni, st af f pengaj ar di universit as ini. Organisasi ini dimulai dengan hanya 1 orang st af f dan kini berkembang menj adi 36 orang yang bekerj a penuh wakt u dengan 70 sukarelawan. Tahun lalu, sekit ar 16. 000 orang t elah dilayani dengan program yang ada di pusat ini.

Layanan yang t ersedia di pusat wanit a ini ant ara lain : 1. Konseling pribadi dan karir.

2. Pihak pengaduan bagi korban kekerasan dan pelecehan seksual. 3. Klinik grat is.

4. Perpust akaan. 5. Diskusi Grup.

6. Mengadakan acara-acara yang berhubungan dengan perempuan. 7. Perpust akaan.

(45)

Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan & Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009

<

Gambar

Tabel 1 : Potensi Pengembangan Wilayah Kota Medan
Gambar 1  Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota
Gambar 2  Peta Lokasi Alternatif A
Gambar 3  Peta Lokasi Alternatif B
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dampak Kekerasan Anak Dalam Rumah Tangga (Studi Deskriptif pada Korban KDRT di Lembaga Pusat Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Dampak Kekerasan Anak Dalam Rumah Tangga (Studi Deskriptif pada Korban KDRT di Lembaga Pusat Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Adapun data-data yang diperlukan dalam proses wawancara terhadap informan adalah pola komunikasi dan kendala dalam pola komunikasi pemberdayaan korban Human Trafficking di

13 Begitu pula ditemukan pada penelitian ini para informan utama yaitu PA, RR dan SH merupakan korban KDRT yang awalnya menerima kekerasan fisik seperti

Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempermudah korban tindak kekerasan dalam melakukan pelaporan dan bagi masyarakat yang melihat tindak kekerasan bisa

Berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan peneliti, P2TPA Rekso Dyah Utami dinilai cepat tanggap ketika ada korban kekerasan yang ingin melaporkan kasusnya. Ini

Karena kalau dilakukan hanya sebentar pasti belum jelas dan belum diterima oleh dua pihak pelaku maupun korban ” (wawancara dengan HE, 30 November 2020) Berdasarkan hasil

Hal tersebut sangat baik bagi PPT Jawa Timur dalam memberikan pelayanan kepada korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, dikarenakan fasilitas penunjang telah