• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gedung Center For Advanced Studies (CAS) Dan Center For Research And Community Services (CRCS) Di ITB (Arsitektur Berkelanjutan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gedung Center For Advanced Studies (CAS) Dan Center For Research And Community Services (CRCS) Di ITB (Arsitektur Berkelanjutan)"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

GEDUNG CENTER FOR ADVANCED STUDIES (CAS) DAN

CENTER FOR RESEARCH AND COMMUNITY SERVICES

(CRCS) DI ITB

(ARSITEKTUR BERKELANJUTAN)

LAPORAN PERANCANGAN

TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

PUTRISIA

060406031

DEPARTEMEN ARSIT EKTUR FAKULT AS TEKNIK

(2)

GEDUNG CENTER FOR ADVANCED STUDIES (CAS) DAN

CENTER FOR RESEARCH AND COMMUNITY SERVICES

(CRCS) DI ITB

(ARSITEKTUR BERKELANJUTAN)

Oleh :

PUTRISIA

06 0406 031

Medan, 18 Juni 2010

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 132 206 820

Ir. Basaria Talarosha, MT

NIP. 132 126 841

Beny O.Y. Marpaung , ST , MT, Ph.D

(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR

( SHP2A )

Nama : Putrisia

NIM : 060406031

Judul Proyek Akhir : Gedung Center for Advanced Studies (CAS) dan Center For Research and Community Services (CRCS) di ITB Tema Proyek Akhir : Arsitektur Berkelanjutan

Rekapitulasi Nilai :

Nilai A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

No Status

W aktu Pengum pulan Laporan Paraf Pem bimbing I Paraf Pem bimbing II Koordinator

TGA - 490

1 LULUS

LANGSUNG

2 LULUS

MELENGKAPI

3 PERBAIKAN

TANPA SIDANG

4

PERBAIKAN

DENGAN

SIDANG

5 TIDAK LULUS

Medan , 18 Juni 2010

Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TGA – 490

NIP. 132 206 820 NIP. 132 206 820

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Laporan ini berisikan penjelasan mengenai proyek Tugas Akhir dari penulis yang berjudul “Gedung Center for Advanced Studies (CAS) dan Center for Research and Community

Services (CRCS) di ITB“.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

• Ir. Basaria Talarosha, MT dan Beny Octofryana Yousca Marpaung, ST, MT, Ph.D selaku dosen pembimbing I dan II atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi dan masukan-masukan bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis.

• Ir. Rudolf Sitorus, MLA selaku ketua sidang dan dosen penguji, dan Salmina Wati Ginting, ST, MT sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan-masukan membangun.

• Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho , MT selaku ketua jurusan Departemen Arsitektur.

• Keluarga saya yang banyak memberikan semangat dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini.

• Teman-teman terdekat saya yang telah banyak memberi masukan, terutama Ivana, Vera, Suwanti, Dian, Juandy, Berlianto, Suria, Denni, Nanda, Zahro, Ani, CCB ’07, Rafi, dan Hartono.

• Teman-teman satu sidang, teman-teman stambuk ’06 atas dukungan, pendapat , waktu dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan Tugas Akhir ini.

Semoga laporan ini berguna bagi pihak yang membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 18 Juni 2010

(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...

Daftar Isi ...

Daftar Diagram ...

Daftar Tabel ...

Daftar Gambar ...

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Proyek ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3 Sasaran ... 2

1.4 Perumusan Masalah ... 2

1.5 Pendekatan Masalah ... 3

1.6 Kerangka Berpikir ... 3

1.7 Sistematika Laporan ... 4

BAB II TINJAUAN UMUM ... 5

2.1 Tinjauan Umum Research Laboratory ... 5

2.2 Studi Banding Proyek Sejenis Gedung CAS ... 15

2.2.1 Chiron Life Sciences Building ... 15

2.2.2 Georgia Public Health Laboratory ... 17

2.3 Studi Banding Proyek Sejenis Gedung CRCS ... 20

2.3.1 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB ... 20

2.3.2 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM ... 22

BAB III TINJAUAN KHUSUS ... 24

3.1 Terminologi Judul ... 24

3.2 Lokasi ... 25

3.3 Gedung Center for Advanced Studies (CAS) ITB ... 27

3.3.1 Program Studi Matematika ITB ... 27

A.Sejarah Program Studi Matematika ITB ... 27

B.Program Sarjana Program Studi Matematika ITB ... 27

C.Program Magister Program Studi Matematika ITB... 30

D.Program Doktor Program Studi Matematika ITB ... 31

E.Kelompok Penelitian dan Keilmuan Program Studi Matematika ITB ... 32

F.Fasilitas Program Studi Matematika ITB ... 33

G.Staf Akademik dan Mahasiswa ... 34

(6)

A.Sejarah Program Studi Astronomi ITB ... 34

B.Visi dan Misi Program Studi Astronomi ITB ... 34

C.Program Sarjana Program Studi Astronomi ITB ... 35

D.Program Magister Program Studi Astronomi ITB ... 37

E.Program Doktor Program Studi Astronomi ITB ... 38

F.Fasilitas dan Laboratorium Program Studi Astronomi ITB ... 39

G.Penelitian Program Studi Astronomi ITB ... 44

H.Staf Akademik dan Mahasiswa ... 45

3.4 Gedung Center for Community Services (CRCS) ITB ... 45

3.4.1 Lembaga Penelitian dan Pelayanan Masyarakat (LPPM) ITB ... 45

A.Sejarah Lembaga Penelitian dan Pelayanan Masyarakat (LPPM) ITB ... 45

B.Tujuan, Visi dan Misi LPPM ITB ... 46

C.Aktifitas LPPM ITB ... 46

D.Organisasi LPPM ITB ... 46

E.Struktur Organisasi LPPM ... 47

3.4.2 Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB ... 47

A.Sejarah Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB ... 47

B.Visi dan Misi LAPI ITB ... 47

C.Aktifitas dan Pelayanan LAPI ITB ... 48

BAB IV ELABORASI TEMA ... 49

4.1 Pengertian Tema ... 49

4.2 Interpretasi Tema ... 50

4.3 Penerapan Arsitektur Berkelanjutan ... 53

4.4 Studi Banding Tema Sejenis ... 55

4.4.1 Editt Tower, Singapura ... 55

4.4.2 ACROS Fukuoka, Jepang ... 57

4.4.3 Menara Mesiniaga, Malaysia ... 59

BAB V ANALISA ... 62

5.1 Analisa Tapak ... 62

5.1.1 Analisa Lokasi ... 62

5.1.2 Eksisting di dalam dan Sekitar Site ... 65

5.2 Analisa Kawasan Kampus ITB ... 68

5.2.1 Tata Guna Lahan Kampus ITB... 68

5.2.2 Fungsi Bangunan Kampus ITB ... 69

5.2.3 Segmen Ketinggian Bangunan Kampus ITB ... 75

5.2.4 Konsep Pembangunan Kampus ITB ... 76

5.3 Analisa Pencapaian ... 80

(7)

5.5 Analisa Vegetasi ... 84

5.6 Analisa Kegiatan ... 84

5.7 Program Ruang ... 86

BAB VI KONSEP PERANCANGAN ... 100

6.1 Penzoningan ... 100

6.1.1 Zoning Ruang Luar ... 100

6.1.2 Zoning Ruang Dalam ... 101

6.2 Akses dan Pencapaian ... 109

6.3 Massa Bangunan ... 109

6.4 Keberlanjutan ... 110

BAB VII GAMBAR PERANCANGAN ... 113

(8)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Kerangka berpikir ... 3

Diagram 2.1 Struktur Organisasi LPPM IPB ... 21

Diagram 3.1 Struktur organisasi LPPM ITB ... 47

Diagram 4.1 Rantai peredaran alam yang terganggu dan tidak terganggu ... 53

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur kurikulum Sarjana Matematika ITB ... 29

Tabel 3.2 Struktur kurikulum Magister Matematika ITB ... 31

Tabel 3.3 Struktur kurikulum Doktor Matematika ITB ... 32

Tabel 3.4 Struktur kurikulum Sarjana Astronomi ITB ... 37

Tabel 3.5 Struktur kurikulum Magister Astronomi ITB ... 38

Tabel 3.6 Struktur kurikulum Doktor Astronomi ITB ... 39

Tabel 5.1 Zona tata guna lahan kampus ITB ... 68

Tabel 5.2 Fungsi bangunan di dalam Kampus ITB ... 75

Tabel 5.3 Program ruang gedung CAS ... 90

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Laboratorium terbuka ... 7

Gambar 2.2 Laboratorium tertutup ... 7

Gambar 2.3 Laboratorium setengah terbuka dan setengah tertutup ... 7

Gambar 2.4 dan 2.5 Laboratorium basah ... 8

Gambar 2.6 dan 2.7 Laboratorium kering ... 8

Gambar 2.8 Ukuran umum laboratorium ... 10

Gambar 2.9 Penyusunan ruang kelas ... 10

Gambar 2.10 Penyusunan perabot dalam area kerja ... 11

Gambar 2.11 dan 2.12 Denah dan potongan modul laboratorium tipikal ... 12

Gambar 2.13 Modul laboratorium fleksibel ... 12

Gambar 2.14 Contoh penyusunan koridor tunggal ... 14

Gambar 2.15 Contoh penyusunan dua koridor ... 14

Gambar 2.16 Contoh penyusunan tiga koridor ... 15

Gambar 2.17 Perspektif Chiron Life Science Building ... 15

Gambar 2.18 Denah Chiron Building... 16

Gambar 2.19 Suasana pada laboratorium ... 16

Gambar 2.20 Atrium pada Chiron Building ... 17

Gambar 2.21 Suasana pada lounge... 17

Gambar 2.22 Perspektif Georgia Public Health Laboratory... 17

Gambar 2.23 Denah Georgia Public Health Laboratory ... 18

Gambar 2.24 Potongan bangunan Georgia Public Health Laboratory ... 18

Gambar 2.25 Fasad bangunan berupa pelindung matahari aluminium ... 19

Gambar 2.26 Suasana kantor ... 19

Gambar 2.27 dan 2.28 Area laboratorium ... 19

Gambar 2.29 Gedung Rektorat IPB tempat LPPM melakukan tugas ... 20

Gambar 3.1 Tapak Gedung CAS dan CRCS ... 27

Gambar 3.2 Tapak Gedung CAS ... 28

Gambar 3.3 Ruang Tata Usaha Matematika ITB ... 35

Gambar 3.4 Salah satu sudut dalam perpustakaan Matematika ITB ... 35

Gambar 3.5 Ruang kelas Matematika ITB ... 36

Gambar 3.6 Laboratorium Komputasi Program Studi ITB ... 42

Gambar 3.7 Suasana ruang kelas Program Studi Astronomi ITB... 42

Gambar 3.8 Gedung Teropong Ganda Zeiss ... 42

Gambar 3.9 Teleskop Bamberg ... 43

Gambar 3.10 Teleskop Schmidt Bima Sakti ... 43

Gambar 3.11 Teleskop Cassegrain GOTO... 44

(11)

Gambar 3.13 Teleskop Unitron ... 45

Gambar 3.14 dan 3.15 Perpustakaan Observatorium Bosscha ... 45

Gambar 3.16 Ruang ceramah Observatorium Bosscha ... 46

Gambar 3.17 Wisma Kerkhoven tampak dari muka-samping (utara-timur) ... 46

Gambar 3.18 Tapak Gedung CRCS... 48

Gambar 4.1 Perspektif Editt Tower ... 57

Gambar 4.2 Taman vertikal... 58

Gambar 4.3 Perspektif ACROS Fukuoka ... 59

Gambar 4.4 Gedung ACROS Fukuoka ... 60

Gambar 4.5 Perspektif mata burung ACROS Fukuoka ... 60

Gambar 4.6 Perspektif Menara Mesiniaga ... 61

Gambar 4.7 Pembagian ruang kantor ... 62

Gambar 4.8 Tampak barat daya ... 62

Gambar 4.9 Tampak timur ... 62

Gambar 4.10 Contoh vegetasi pada bangunan ... 63

Gambar 5.1 Peta Indonesia ... 64

Gambar 5.2 Peta Pulau Jawa ... 64

Gambar 5.3 Tapak proyek ... 65

Gambar 5.4 Kondisi di sekitar tapak ... 66

Gambar 5.5 Eksisting bangunan di dalam tapak ... 67

Gambar 5.6 Jalan yang terdapat di sekitar tapak... 68

Gambar 5.7 Eksisting bangunan di sekitar tapak ... 69

Gambar 5.8 Tata guna lahan kampus ITB ... 70

Gambar 5.9 Fungsi bangunan di kawasan kampus ITB ... 71

Gambar 5.10 Segmen ketinggian bangunan ... 78

Gambar 5.11 Pembagian zona kampus ITB ... 79

Gambar 5.12 Zona tradisional dalam kampus ITB ... 80

Gambar 5.13 Zona transisi dalam kampus ITB... 81

Gambar 5.14 Zona modern dalam kampus ITB ... 83

Gambar 5.15 Letak tapak dalam zona modern ... 84

Gambar 5.16 Analisa pencapaian site ... 84

Gambar 5.17 Gerbang selatan (kiri) dan gerbang utara (kanan) ... 85

Gambar 5.19 Pedestrian sepanjang Jalan Ganesa (kiri) dan suasana Jalan Ganesa (kanan)85 Gambar 5.20 Analisa sirkulasi di luar kawasan ITB ... 85

Gambar 5.21 Analisa sirkulasi dalam kawasan ITB ... 86

Gambar 5.22 Vegetasi yang terdapat pada lahan gedung CAS ... 87

Gambar 5.23 Vegetasi yang terdapat pada tapak gedung CAS ... 87

Gambar 5.24 Vegetasi yang terdapat pada tapak gedung CRCS ... 87

Gambar 6.1 Zoning ruang luar ... 104

(12)

Gambar 6.3 Denah lantai 1 gedung CAS ... 105

Gambar 6.4 Denah lantai 2 gedung CAS ... 106

Gambar 6.5 Denah lantai 3 gedung CAS ... 106

Gambar 6.6 Denah lantai 4 gedung CAS ... 107

Gambar 6.7 Denah lantai 5 gedung CAS ... 107

Gambar 6.8 Denah lantai 6 gedung CAS ... 108

Gambar 6.9 Denah lantai 7 gedung CAS ... 108

Gambar 6.10 Pembagian fungsi pada gedung CRCS ... 109

Gambar 6.11 Denah lantai 1 gedung CRCS... 109

Gambar 6.12 Denah lantai 2 gedung CRCS... 110

Gambar 6.13 Denah lantai 3 gedung CRCS... 110

Gambar 6.14 Denah lantai 4 gedung CRCS... 110

Gambar 6.15 Denah lantai 5 gedung CRCS... 111

Gambar 6.16 Denah lantai 6 gedung CRCS... 111

Gambar 6.17 Denah lantai 7 gedung CRCS... 111

Gambar 6.18 Pencapaian pada tapak ... 112

Gambar 6.19 Gedung teleskop Zeiss di Lembang ... 112

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek

Salah satu perguruan tinggi yang masuk dalam daftar teratas universitas terbaik di Indonesia yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB). Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan salah satu institusi pendidikan yang terkemuka di Indonesia. ITB juga merupakan salah satu institusi riset dan pengembangan terdepan di Indonesia yang memiliki warisan budaya yang ditinggalkan oleh bangsa Belanda.

Institut Teknologi Bandung (ITB) didirikan pada tahun 1920 sebagai perguruan tinggi Teknik pertama di Indonesia. Pada tahun 1988, ITB menyusun sebuah rencana induk perkembangan kampus. Selain itu, dikarenakan perubahan dari tren masa ke masa, ITB sekarang menghadapi tantangan-tantangan yang berbeda, dan oleh karena itu, ITB telah mengembangkan sebuah rencana induk 2006-2025, yang sebagiannya dipresentasikan kepada Japan International Cooperation Agency (JICA) sebagai Proyek Pengembangan ITB 2006-2010.

Mulai tahun 2010 ITB berencana membangun beberapa gedung baru dengan ketinggian bangunan hingga 10 lantai. Keempat bangunan tersebut akan didirikan di dalam lingkungan bersejarah Kampus Ganesha di bagian utara. Pembangunan tersebut akan didanai sebagian oleh pinjaman dari the Japan International Cooperation Agency (JICA) dan sebagian oleh Pemerintah Indonesia.

Dua dari beberapa bangunan yang akan dibangun antara lain gedung Center for

Advanced Studies (CAS) dan gedung Center for Research and Community Services

(CRCS).

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari perancangan kasus proyek gedung Center for Advanced

Studies (CAS) dan gedung Center for Research and Community Services (CRCS) di ITB

ini antara lain:

(14)

• Menguatkan daya saing di tingkat internasional, dengan menggunakan kekayaan sumber daya alam di Indonesia (Gedung CAS).

• Sebagai ruang kantor dan pertemuan dari berbagai organisasi yang terdapat di ITB (Gedung CRCS).

• Mengadakan kolaborasi universitas-industri yang intensif sehingga kemampuan ITB akan digunakan secara penuh oleh industri sehingga industri Indonesia dapat tumbuh dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat (Gedung CRCS).

1.3 Sasaran

Sasaran dari perancangan gedung Center for Advanced Studies ialah untuk peneliti dari berbagai program studi dari dalam maupun luar ITB. Selain itu, bangunan ini juga akan digunakan oleh Program Studi Matematika dan Program Studi Astronomi ITB.

Sedangkan sasaran dari perancangan gedung Center for Research and Community

Services (CRCS) adalah untuk berbagai organisasi yang terdapat di ITB yang berkaitan

dengan riset dan pelayanan, pengabdian kepada masyarakat, serta mahasiswa dan dosen ITB.

1.4 Perumusan Masalah:

Dalam proyek perancangan Gedung Center for Advanced Studies (CAS) dan Gedung Center for Research and Community Services (CRCS) ini pihak ITB mempunyai kriteria perancangan yang harus dipecahkan. Permasalahan tersebut antara lain:

• Bagaimana menerapkan isu keberlanjutan, terutama isu gedung dengan perawatan mudah dan murah (low maintenance building).

• Bagaimana memperhatikan konsep bangunan hijau, terutama konsep gedung dengan konsumsi energi yang rendah.

• Bagaimana merespon kondisi khusus dari masing-masing gedung.

• Bagaimana memperhatikan ketahanan struktur terhadap gempa.

• Bagaimana memperhatikan desain dan akses bagi penyandang cacat.

• Bagaimana mempertahankan lingkungan yang ramah terhadap pejalan kaki.

(15)

1.5 Pendekatan Masalah

Beberapa pendekaran yang dilakukan dalam perancangana proyek ini antara lain:

• Studi literatur yang berkaitan dengan proyek, baik melalui fungsi sejenis maupun tema sejenis

• Studi banding yang berkaitan dengan fungsi sejenis

• Studi banding yang berkaitan dengan tema sejenis

• Survey lapangan dan keadaan bangunan sekitar lokasi proyek

1.6 Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir dalam penyelesaian perancangan kasus proyek ini dapat dilihat pada diagram 1.1 di bawah ini.

(16)

1.8 Sistematika Laporan

Sistematika penyusunan laporan perancangan tugas akhir ini dapat dibagi menjadi beberapa bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang uraian latar belakang pemilihan kasus, maksud dan tujuan pemilihan kasus, masalah, serta sampai dengan pendekatan masalah, kerangka berpikir, dan sistematika laporan.

BAB II TINJAUAN UMUM

Bab ini meliputi tinjauan umum proyek, kasus proyek, serta studi banding fungsi sejenis.

BAB III TINJAUAN KHUSUS

Bab ini berisi tinjauan khusus proyek, arti dan pengertian judul, lokasi, fungsi, dan kegiatan.

BAB IV ELABORASI TEMA

Bab ini menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

BAB V ANALISA

Bab ini menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang konsep gubahan massa, tapak, serta penzoningan baik luar maupun dalam.

BAB VII GAMBAR PERANCANGAN

(17)

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Tinjauan Umum Research Laboratory1

• Kebutuhan untuk menciptakan bangunan sosial yang membantu perkembangan interaksi dan penelitian yang berbasis tim.

Sebuah model dari desain laboratorium yang berkembang menciptakan lingkungan laboratorium yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan pada masa sekarang dan dapat memadai untuk mengakomodasi permintaan pada masa mendatang. Beberapa kunci dalam menjalankan perkembangan model ini antara lain:

• Kebutuhan untuk mencapai sebuah keseimbangan yang sesuai.

• Kebutuhan terhadap fleksibilitas untuk mengakomodasi perubahan.

• Kebutuhan desain untuk teknologi.

• Kebutuhan lingkungan yang berkelanjutan.

Tahun 1998, the American Society of Interior Designers (ASID) menyelesaikan survey yang mengidentifikasi lima prinsip untuk menciptakan suatu tempat bekerja produktif.

• Meningkatkan performa anggota dengan menciptakan suatu atmosfir tim di mana komunikasi dan interaksi difasilitasi.

• Melihat lingkungan yang didesain sebagai suatu alat daripada hanya suatu pengeluaran. Menyediakan akses yang memadai terhadap sumber daya, meliputi anggota tim dan peralatan.

• Meredesain proses pekerjaan dan lingkungan fisik untuk meningkatkan alur antara area kerja dan dengan keseluruhan bangunan. Melaksanakan efisiensi proses dan mengurangi gangguan dalam alur kerja.

• Meningkatkan dan mempertahankan teknologi sehingga para pekerja dapat bekerja dalam keefisiensian mereka yang paling tinggi. Menyediakan peralatan yang benar – komputer, perangkat lunak, dan peralatan lain yang memadai.

Sebuah pertimbangan penting dalam merancang suatu lingkungan adalah untuk membangun tempat seperti ruang istirahat, ruang rapat, dan atrium di mana orang-orang dapat berkumpul di luar laboratorium dan berinteraksi.

1
(18)

Dalam merancang area rapat, formal maupun informal, perhatian haruslah diambil untuk menggunakan suatu variasi warna dam material yang menarik untuk dilihat. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan warna untuk menciptakan ruang-ruang dalam dapat mendukung kesehatan dan kesejahteraan dari orang-orang yang tinggal dan bekerja di dalamnya. Berbagi peralatan dan ruang dapat menciptakan peluang lebih lanjut orang-orang untuk saling bertemu dan bertukar informasi.

Menyadari hal ini, perancang dapat merencanakan ruang-ruang instrumen untuk berperan sebagai koridor silang, menghemat ruang dan biaya serta mendorong peneliti untuk berbagi peralatan. Ruang pendukung, seperti ruang pendingin, ruang penyimpanan barang pecah belah, dapat diletakkan di lokasi tengah pada bangunan atau pada setiap lantai.

A. Laboratorium Terbuka dan Tertutup

Jumlah institusi penelitian yang makin meningkat menciptakan laboratorium terbuka untuk mendukung kerja secara tim. Konsep laboratorium terbuka berbeda secara signifikan dari laboratorium tertutup. Dalam laboratorium terbuka, para peneliti berbagi tidak hanya pada ruang itu sendiri namun juga pada peralatan, area tempat duduk, dan staf pendukung (Gambar 2.1).

Fasilitas laboratorium akademis mengkombinasikan laboratorium-laboratorium yang berukuran lebih kecil untuk menciptakan ruang yang lebih besar yang mengakomodasi tim antar cabang ilmu pengetahuan dan membolehkan lektur-lektur dan peneliti untuk berada dalam ruang yang sama. Dapat terdapat dua atau lebih laboratorium terbuka dalam satu lantai, mendorong berbagai tim untuk fokus dalam proyek penelitian yang terpisah. Sistem arsitektural dan insinyur sebaiknya didesain untuk dapat secara memadai mengakomodasi beberapa lantai yang dapat berubah secara mudah menurut kebutuhan tim peneliti.

(19)

spesifik dalam laboratorium individual yang tertutup. Peralatan dapat digunakan secara bersama dalam laboratorium terbuka yang besar (Gambar 2.2).

Kombinasi dari kedua jenis laboratorium dapat digunakan untuk menciptakan modul laboratorium yang membolehkan penggunaan dinding kaca untuk ditempatkan di segala tempat. Dinding ini memungkinkan orang-orang untuk saling melihat dengan mudah pada saat yang sama mereka juga mengalami ruang individual mereka masing-masing (Gambar 2.3).

Gambar 2.1 Laboratorium terbuka

Gambar 2.2 Laboratorium tertutup

Gambar 2.3 Laboratorium setengah terbuka dan setengah tertutup

Sumber: Building Types Basics for Research Laboratory, Daniel Watch, Perkins & Will

B. Laboratorium Basah dan Kering

(20)

membutuhkan area yang tahan kimia dan seratus persen udara luar. Laboratorium kering biasanya merupakan intensif komputer, dengan kebutuhan berupa elektrikal dan kabel data (Gambar 2.4 dan 2.5). Laboratorium kering pada dasarnya mempunyai konstruksi yang serupa dengan kantor (Gambar 2.6 dan 2.7).

Laboratorium basah rata-rata menghabiskan biaya dua kali lebih banyak daripada laboratorium kering. Sebuah bangunan dapat dibagi menurut zona untuk laboratorium basah dan area kering (laboratorium kering, kantor, ruang rapat, ruang istirahat).

Gambar 2.4 dan 2.5 Laboratorium basah

Gambar 2.6 dan 2.7 Laboratorium kering

C. Keberlanjutan

Secara umum, laboratorium menggunakan energi dan air lima kali lebih banyak dibandingkan dengan bangunan kantor. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor:

• Bangunan ini mempunyai perlengkapan yang banyak.

• Bangunan ini menyimpan banyak perlengkapan yang menghasilkan panas.

• Peneliti memerlukan akses 24 jam.

• Eksperimen yang tidak dapat diganti memerlukan sistem pertahanan dan

(21)

Aspek dalam desain berkelanjutan adalah sebagai berikut:

• Meningkatkan efisiensi dan konservasi energi.

• Mengurangi substansi berbahaya dan pembuangan.

• Pengembangan lingkungan dalam dan luar untuk meningkatkan produktivitas.

• Penggunaan material dan sumber daya yang efisien.

• Mendaur ulang dan meningkatkan penggunaan produk hasil daur ulang.

Rancangan kulit bangunan, meliputi overhang, kaca, sekat, dan mungkin saja penggunaan panel surya, ialah pentng untuk efisiensi energi pada bangunan.

• Overhang

Overhang biasa dirancang sebagai bagian dari dinding. Overhang meningkatkan

kualitas pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruang dalam. Tampak utara dan selatan sebaiknya menggunakan overhang horizontal atau vertikal, tampak timur dan barat biasanya menggunakan overhang horizontal dan vertikal.

• Kaca

Material kaca untuk jendela eksterior sebaiknya memiliki pemecah termal. Bingkai kayu atau fiberglass dapat memberikan performa termal yang lebih baik daripada aluminium. Jendela yang dapat dioperasikan dan dibuka tutup tidak akan mengurangi biaya energi, malah akan meningkatkan penggunaan energi, namun jendela jenis tersebut biasanya meningkatkan kualitas lingkungan dalam dan lebih banyak dipilih.

• Atap dan Dinding

Atap sebaiknya menggunakan warna yang terang. Sekarang, panel surya marak digunakan untuk menutup bangunan dan untuk menghasilkan listrik. Panel surya dapat diintegrasikan dengan kulit bangunan sebagai penutup atap. Pencahayaan alami merupakan komponen yang penting dalam desain berkelanjutan. Bukan hanya karena mengurangi penggunaan energi, namun juga meningkatkan kenyamanan dan produktivitas. Skylight dapat digunakan untuk mendapatkan pencahayaan alami yang banyak ke dalam bangunan.

D. Perancangan Ruang Dalam

Perancangan ruang dalam suatu laboratorium dapat dibagi menjadi beberapa poin seperti di bawah ini:

• Ketinggian Langit-Langit

(22)

buatan. Laboratorium yang lebih besar mungkin memerlukan ketinggian langit-langit yang lebih besar untuk proporsi.

• Pintu Laboratorium

Lebar minimal pintu yang disarankan adalah 95 cm, namun lebar 105 cm lebih dianjurkan. Peralatan yang besar, seperti tudung asap harus dibongkar untuk dipindahkan bila pintu laboratorium lebih kecil dari 95 cm

• Lorong

Lorong antara area kerja sebaiknya berukuran minimal 150 cm untuk memungkinkan seseorang melewati orang lain yang sedang bekerja. Lorong dengan ukuran lebih lebar dari 180 cm tidak disarankan karena pengguna cenderung mengacaukan ruang tersebut.

• Perabotan

Gunakan unit ketinggian 75 cm untuk pekerjaan secara duduk dan 90 cm untuk bekerja secara berdiri. Tempat bekerja fleksibel merupakan sebuah pilihan yang memungkinkan ketinggian yang bervariasi, dari 70 cm – 95 cm. Penyusunan perabotan dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Laboratorium juga dapat disusun menjadi ruang kelas dan ruang kerja. Penyusunan perabot untuk ruang kelas dengan modul laboratorium dapat dilihat pada Gambar 2.9 dan penyusunan perabot untuk area kerja pada Gambar 2.10.

(23)

Gambar 2.9 Penyusunan ruang kelas

Gambar 2.10 Penyusunan perabot dalam area kerja

(24)

E. Modul Laboratorium

Modul laboratorium merupakan kunci dalam fasilitas laboratorium. Sebuah modul perencanaan yang baik akan menghasilkan keuntungan-keuntungan berikut:

• Fleksibilitas

Modul laboratorium harus dapat mendukung perubahan pada bangunan. Penelitian terus berubah setiap waktunya, dan bangunan harus dapat menghadapi perubahan tersebut. Banyak perusahaan penelitian membuat perubahan fisik rata-rata 25% setiap tahunnya. Sedangkan institusi akademik setiap tahunnya mengalami perubahan sebesar 5% sampai dengan 10%.

• Ekspansi

Penggunaan perencanaan modul laboratorium memungkinkan bangunan untuk beradaptasi secara mudah untuk mendapatkan ekspansi tanpa mengorbankan fungsionalitas fasilitas.

Modul laboratorium yang umum digunakan mempunyai ukuran lebar rata-rata 3.15 m, dengan panjang bervariasi antara 6 m – 9.9 m. Dimensi 3.15 m didasarkan oleh dua jalur tempat kerja dan peralatan, di mana setiap jalur mempunyai ukuran 75 cm, dan lorong sebesar 1.5 m (Gambar 2.11 dan 2.12).

Gambar 2.11 dan 2.12 Denah dan potongan modul laboratorium tipikal

(25)

Gambar 2.13 Modul laboratorium fleksibel

Modul laboratorium dengan tiga ukuran mengkobinasi modul laboratorium dasar atau modul laboratorium dua ukuran dengan penyusunan koridor laboratorium pada setiap lantai bangunan. Bangunan ini memungkinkan perancang untuk lebih responsif terhadap kebutuhan program dari peneliti setiap lantai.

Desain kantor tidak harus didasarkan oleh modul laboratorium. Di mana dapat terdapat lebih banyak kaca untuk eksterior. Kebanyakan peneliti memilih kantor mereka untuk diletakkan sepanjang dinding eksterior. Laboratorium biasanya disusun dengan bentuk segiempat untuk keefektifan biaya dan efisiensi desain. Bangunan laboratorium yang efisien mempunyai luas lantai dasar sekurangnya 1858 m². Kebanyakan laboratorium tidak memerlukan banyak penggunaan kaca. Pada kebanyakan laboratorium, kaca eksterior sebaiknya diletakkan setinggi 90 cm dari lantai.

F. Citra Interior

Perancangan citra interior dalam suatu laboratorium dapat dibagi menjadi beberapa poin seperti di bawah ini:

• Resepsionis dan Lobby

(26)

• Lounge dan Ruang Istirahat

Ruang ini dapat direncanakan pada setiap lantai atau pada suatu area pusat, untuk keseluruhan bangunan. Pada laboratorium yang besar, dapat disediakan ruang istirahat kecil, cocok untuk meletakkan mesin fotokopi, peralatan kantor, dan pembuat kopi. Ukuran area ini biasanya sebesar 8 m² - 10 m².

• Tangga dan Lift

Tangga terletak di area yang dapat terlihat dan sepanjang koridor utama. Beberapa bangunan mungkin mempunyai satu buah lift untuk membawa barang-barang dan orang. Tangga kebakaran harus diletakkan pada jarak yang tepat, biasanya lebih rendah dari 90 m jika bangunan dilengkapi dengan sprinkle.

• Koridor

Koridor adalah elemen kunci dalam organisasi laboratorium. Koridor memberikan kesempatan untuk orang-orang untuk saling melihat dan bertukar pikiran. Area duduk dapat dibuat berdekatan dengan atau pada ujung koridor untuk menyediakan kesempatan bagi orang-orang untuk saling melakukan percakapan di luar area laboratorium. Koridor, tangga, dan elevator, membuat sistem sirkulasi publik pada bangunan, harus dapat ditemukan dengan mudah dan nyaman, menyenangkan.

Terdapat tiga cara untuk menyusun koridor:

o Koridor tunggal

Kebanyakan koridor tunggal diletakkan di tengah-tengah bangunan, dengan pencahayaan alami yang sedikit atau tidak sama sekali (Gambar 2.14).

Keuntungan : dengan koridor tunggal, menyediakan kesempatan komunikasi yang lebih baik dengan menciptakan ‘jalur utama’.

Kerugian : pendekatan koridor tunggal mungkin tidak memenuhi kebutuhan program untuk laboratorium. Biasanya koridor ini membatasi lebar bangunan.

(27)

o Dua Koridor

Penyusunan dua koridor biasanya dikembangkan untuk menciptakan denah lantai yang lebih lebar dan besar (Gambar 2.15).

Keuntungan : bangunan mempunyai denah yang lebih lebar. Dua koridor

memungkinkan laboratorium untuk didesain saling membelakangi. Kerugian : memisahakan orang-orang dengan menciptakan dua sisi.

Gambar 2.15 Contoh penyusunan dua koridor

o Tiga koridor

Penyusunan tiga koridor dapat membagi antara koridor publik dan koridor servis (Gambar 2.16)

Keuntungan : dapat dibagi menjadi koridor servis. Kerugian : tidak efisien dan mahal

(28)

2.2 Studi Banding Proyek Sejenis Gedung CAS

Studi banding untuk gedung CAS adalah Chiron Life Science Building yang terletak di California dan Georgia Public Health Laboratory di Georgia.

2.2.1 Chiron Life Sciences Building

Laboratorium ini menggabungkan sebuah filosofi integrasi bisnis yang menekankan pekerjaan secara tim dan saling berbagi ide. Bangunan ini terletak pada suatu persimpangan jalan (Gambar 2.17).

Gambar 2.17 Perspektif Chiron Life Science Building

Pemilik : Chiron Corporation

Lokasi : Emeryville, CA

Fungsi : Laboratorium penelitian Bioteknologi

Status : Selesai dibangun

Cakupan proyek : Biokimia, bioteknologi, kimia, kantor, farmakologi

Luas total : 26400 m²

Arsitek : Flad Architects

(29)

Gambar 2.18 Denah Chiron Building

Gambar 2.19 Suasana pada laboratorium

(30)
[image:30.595.218.393.70.267.2]

Gambar 2.20 Atrium pada Chiron Building

Gambar 2.21 Suasana pada lounge

2.2.2 Georgia Public Health Laboratory

Bangunan ini terdiri dari dua lantai yang ditutupi dengan pelindung matahari dari aluminium terletak di negara bagian Georgia, Amerika Serikat (Gambar 2.22).

[image:30.595.208.402.308.463.2]
(31)

Pemilik : Pemerintah Georgia

Lokasi : Decatur, GA

Fungsi : Laboratorium klinikal

Cakupan proyek : -Laboratorium (52%)

-Kantor (21%)

-Lain-lain (27%)

Luas total : 6100 m²

Arsitek : Architect: Lord, Aeck & Sargent, Inc.

Kantor-kantor ditempatkan di sepanjang dinding luar, laboratorium terbuka pada pusat, serta ruang-ruang pendukung sepanjang bagian belakang bangunan. Dapat dilihat dari denah gedung tersebut (Gambar 2.23).

[image:31.595.155.437.71.209.2]

Gambar 2.23 Denah Georgia Public Health Laboratory

Gambar 2.24 Potongan bangunan Georgia Public Health Laboratory

Udara mengalir dari area dengan kadar bahaya rendah ke tinggi, lalu kemudian dibuang. Saluran penyedia udara terletak pada bagian barat dari laboratorium, sedangkan tudung pembuangan terletak di bagian timur laboratorium, dekat dengan koridor servis (Gambar 2.24).

(32)
[image:32.595.220.390.69.231.2]

Gambar 2.25 Fasad bangunan berupa pelindung matahari aluminium

[image:32.595.110.505.344.723.2]

Lantai dasar terdapat area publik, meliputi lobby, penerima, kantor (Gambar 2.26), kelas, dan fasilitas konferensi. Sedangkan pada lantai dua terdapat ruang laboratorium (Gambar 2.27 dan 2.28), ruang pendukung, dan koridor servis. Modul laboratorium ini adalah mempunyai 3.2 m x 12.6 m.

Gambar 2.26 Suasana kantor

(33)

2.3 Studi Banding Proyek Sejenis Gedung CRCS

Studi banding untuk gedung CRCS adalah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB yang terletak di Bogor dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM di Yogyakarta.

2.3.1 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB (Gambar 2.29) merupakan gabungan dari Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) dan Lembaga Penelitian (LP). Sebelumnya tahun 1979 telah dibentuk LPM dan LP, namun pada tanggal 6 Nopember 2003 kedua lembaga tersebut digabung menjadi Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat. Kemudian pada 6 Maret 2008 berganti nama menjadi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB.

Gambar 2.29 Gedung Rektorat IPB tempat LPPM melakukan tugas

Visi:

LPPM sebagai lembaga yang terkemuka dan berkualitas internasional dalam penelitian dan pemberdayaan masyarakat berbasis IPTEKS di bidang pertanian tropika.

• Meningkatkan budaya penelitian dan pemberdayaan masyarakat (PPM) yang menjunjung tinggi nilai etika dan moral.

Misi:

• Mengembangkan program-program penelitian di bidang pertanian tropis berkelanjutan, yang dapat diterapkan serta didayagunakan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

(34)

• Terciptanya kelembagaan PPM sebagai yang efektif, efisien dan sehat. Tujuan

• Mengembangkan, memutakhirkan dan memanfaatkan IPTEKS secara arif dan bertanggungjawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan mendukung peningkatan mutu pendidikan.

• Terbentuk dan berkembangnya kemitraan dalam rangka transfer IPTEKS ke masyarakat dan terciptanya program PPM yang berlanjutan.

• Menetapkan arah dan kebijaksanaan PPM bagi terwujudnya Visi, misi dan tujuan IPB Tugas

• Melaksanakan jaminan mutu (quality assurance) pemyelenggara PPM oleh pusat-pusat di lingkungan IPB

• Menyusun tata kerja kelembagaan pusat dan atar pusat

• Mengkoordinasikan pelaksanaan program PPM antar Pusat

Diagram 2.1 di bawah ini adalah struktur organisasi LPPM IPB.

(35)

Pusat-Pusat yang dikoordinir LPPM IPB: • • • • • • • • • • • • • • • • • •

2.3.2 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM

Pada tahun 2007, UGM menyatakan visi untuk menjadi Universitas Riset Kelas Dunia. UGM telah mengambil beberapa langkah yang menempatkan banyak penekanan pada penelitian. Salah satu langkah ini menyatukan kegiatan penelitian dan pelayanan masyarakat menjadi satu lembaga yang disebut Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM).

Bidang-Bidang di LPPM UGM:

• Menyelenggarakan Seminar Kluster Riset UGM. Bidang I - Peningkatan Mutu Penelitian

(36)

• Menyelenggarakan pelatihan pembuatan proposal riset.

• Memfasilitasi editing bahasa Inggris untuk manuskrip publikasi internasional.

Penyelengaraan Open Lecture.

Bidang II - Pengelolaan Basis Data dan Komunikasi Riset

Tugas utamanya adalah mengelola basis data dan mengkomunikasikan serta mempublikasikan kegiatan riset dan pengabdian kepada masyarakat.

• Workshop penulisan paper jurnal internasional. • Penyusunan profil riset.

• Pengembangan sisitem informasi dan bais data.

• Inkubasi hasil kluster rise.

Bidang III - Pengembangan dan Layanan Riset Industri

Salah satu tugas utama Bidang III adalah melakukan kerjasama riset industri antara peneliti antara peneliti-peneliti UGM dan pihak industri, pemerintah dan masyarakat nasional dan internasional.

Mini Expo hasil-hasil riset.

• Pengembangan riset unggul dan strategi nasional. • Layanan dan konsultasi hak kekayaan intelektual.

Bidang IV - Pengelolaan Kerjasama Riset dengan Lembaga Pemerintah dan Internasional

Tugas utamanya berkolaborasi dengan pemerintah dan lembaga internasional dalam membantu pembangunan daerah dan masyarakat. Bidang ini juga mengelola kolaborasi riset, pendampingan, pelatihan dan lokakarya. Kolaborasi riset interdisipliner dikelola untuk tujuan pembangunan daerah, baik secara sentralisasi maupun desentralisasi.

(37)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

3.1 Terminologi Judul

Judul proyek tugas akhir yang akan dirancang antara lain: Gedung Center for

Advanced Studies (CAS) dan Center for Research and Community Services (CRCS) di

ITB.

Arti kata:

Menurut Dinas Pekerjaan Umum, gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya.

Gedung

Center

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat adalah 1 tempat yang letaknya di bagian tengah, 2 titik di tengah-tengah benar (dl bulatan bola, lingkaran), 3 pusar.

, berasal dari bahasa Inggris yang artinya pusat, tengah.

For, berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti menerangkan suatu tujuan atau maksud.

Advanced, berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti mahir, maju.

Studies, berasal dari bahasa Inggris dengan kata dasar study yang mempunyai arti

belajar maupun kegiatan belajar.

• Dan, merupakan kata penghubung satuan bahasa yang setara.

Research, berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti riset, penelitian.

(38)

Community,

Menurut KBBI, komunitas adalah kelompok organisme yg hidup dan saling berinteraksi di dl daerah tertentu; masyarakat; paguyuban;

berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti komunitas.

Services

Menurut Han and Leong (1996), pelayanan merupakan suatu proses yang terdiri dari banyak kegiatan yang melibatkan interaksi antara pelanggan dan penyedia jasa untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan sehingga pelanggan merasa puas.

,berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti servis, pelayanan.

• Di, menerangkan kata tempat.

• ITB , merupakan singkatan dari Institut Teknologi Bandung, salah satu perguruan tinggi negri yang terdapat di kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

3.2 Lokasi Pengertian Judul:

Gedung Center for Advanced Studies dan Center for Research and Community Services di ITB adalah ‘suatu bangunan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan belajar untuk tingkat lanjut dan suatu bangunan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan penelitian dan pelayanan masyarakat yang terletak di Institut Teknologi Bandung (ITB).’

Lokasi tapak terdapat di Kampus ITB, Bandung, Jawa Barat (Gambar 3.1) dengan perincian sebagai berikut:

• Lokasi tapak : Kampus ITB, Jalan Ganesha 10, Bandung, Jawa Barat - Gedung CAS : 6º53’18” LS, 107º36’41” BT - Gedung CRCS : 6º5’16” LS, 107º36’42” BT

• Luas total : 1.5 Ha

• Status proyek : Nyata

• Pemilik proyek : ITB

• Bangunan Eksisting : Gedung CAS : Pool Kendaraan

Gedung CRCS : Gedung LAPI dan Puslog ITB

• Batas-batas : U → Jalan Tamansari dan Jalan Dayang Sumbi S → Labtek I dan Labtek IV

(39)
[image:39.595.87.510.68.696.2]

(40)

3.3

Gedung Center for Advanced Studies (CAS) ITB

Gedung Center for Advanced Studies (CAS) ini akan berlokasi pada posisi 6º53’18” LS, 107º36’41” BT (Gambar 3.2). Dalam Gedung CAS ini terdapat beberapa laboratorium sains tingkat lanjut yang akan menjadi sarana penelitian sains terdepan yang akan digunakan oleh peneliti dari berbagai program studi dari dalam maupun dari luar ITB.

Gedung ini juga akan digunakan oleh Program Studi Matematika dan Program Studi Astronomi ITB. Gedung CAS ini dirancang untuk memiliki ketinggian hingga 10 lantai dengan luas lantai total 8340 m². Di mana luas lantai dasar maksimal yang dapat dibangun yaitu 2236 m².

Gambar 3.2 Tapak Gedung CAS

3.3.1 Program Studi Matematika ITB

Selain untuk penelitian sains, gedung CAS juga akan digunakan untuk program studi Matematika. Di mana terdapat kantor-kantor dan laboratorium pendidikan pada gedung ini.

A. Sejarah Program Studi Matematika ITB

Didirikan tahun 1948. fakultas ini mengalami beberapa kali penggantian nama

Faculteit the Wiskunde en Natuur Wetenschap, kemudian Fakultas Ilmu Pasti dan Alam

(41)

B. Program Sarjana Program Studi Matematika ITB

Lulusan Program Sarjana Matematika telah berhasil dalam bidang pendidikan dan penelitian, industri dan manufaktur, manajemen, perbankan dan keuangan, dan teknologi informasi.

Struktur Kurikulum Sarjana Program Studi Matematika ITB dapat dilihat dari Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Struktur kurikulum Sarjana Matematika ITB

Semester I

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA1122 Kalkulus I A 4

2 FI1101 Fisika Dasar I A 4

3 KI1111 Kimia Dasar I A 3

4 KU1011 Tata Tulis Karya Ilmiah 2

5 KU1131 Olahraga I 1

6 BI1011 Ilmu Lingkungan 2

7 AS1100 Pengantar Matematika I 2 Total SKS = 18

Semester II

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA1222 Kalkulus II 4

2 FI1201 Fisika Dasar II A 4

3 KI1211 Kimia Dasar II A 3

4 KU12XX Pendidikan Agama 1

5 KU102X Olahraga II 2

6 MA10T1 Konsep Teknologi 2

7 MA1221 Pengantar Matematika 2

Total SKS = 18

Semester III

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA2131 Aljabar Linier Dasar 4

2 MA2181 Matematika Komputasi 4

3 MA2191 Analisa Data 4

4 KU206X Pendidikan Agama dan Etika 2

5 XXXXXX 3

Total SKS = 18

Semester IV

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA2251 Kalkulus Multivariabel 4

2 MA2271 Metode Matematika 4

3 MA2281 Matematika Diskrit 4

4 KU2071 Kewarganegaraan 2

5 XXXXXX 4

(42)

Semester V

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA3131/3141 Aljabar Linier/ Pengantar Geometri Diferensial 4 2 MA151 Pengantar Analisis Kompleks 4

3 MA3171 Metode Numerikal 4

4 MA3191 Teori Probabilitas 4

5 XXXXXX 2

Total SKS = 18

Semester VI

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA3231/3241 Struktur Aljabar/ Geometri 4 2 MA3251 Pengantar Analisis Riil 4 3 MA3281/3291 Pengantar Teori Grafik/ Metode Statistika 4

4 XXXXXX 6

Total SKS = 18

Semester VII

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA40Z1 Tugas Akhir I 3

2 MA40S1 Seminar I 1

3 MA4071 Pemodelan Matematika 4

4 MA4XXX Capita Selecta 4

5 KU4012 Tata Tulis Karya Ilmiah 2

6 XXXXXX 4

Total SKS = 18

Semester VIII

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA40Z2 Tugas Akhir II 3

2 MA40S2 Seminar II 1

3 MA4011 Karir dalam matematika 2

4 KU4XXX Capita Selecta 4

5 KU4024 Tata Tulis Karya Ilmiah Bahasa Inggris 2

6 KU4095 Kewirausahaan 2

7 XXXXXX 4

Total SKS = 16

Mata Kuliah Pilihan

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA4131 Capita Selecta Aljabar I 4 2 MA4141 Capita Selecta Geometri I 4 3 MA4152 Capita Selecta Analisis I 4 4 MA4161 Capita Selecta Matematika Finansial I 4 5 MA4173 Capita Selecta Matematika Terapan I 4 6 MA4182 Capita Selecta Matematika Diskrit I 4 7 MA4193 Capita Selecta Statistik I 4

8 MA4151 Fungsi Nyata 4

9 MA4172 Teori Kontrol Linier 4

10 MA4181 Kriptografi 4

(43)

No Kode Mata Kuliah SKS

12 MA4192 Proses Stokastik 4

13 MA5152 Pengantar Hilbert and Banach Spaces 3

14 MA5161 Matematika Finansial 3

15 MA5162 Matematika Aktuaria 3

16 MA4231 Capita Selecta Aljabar II 4 17 MA4241 Capita Selecta Geometri II 4 18 MA4251 Capita Selecta Analisis II 4 19 MA4261 Capita Selecta Matematika Finansial II 4 20 MA4272 Capita Selecta Matematika Terapan II 4 21 MA4283 Capita Selecta Matematika Diskrit II 4 22 MA4292 Capita Selecta Statistika II 4

23 MA4281 Teori Pengkodean 4

24 MA4282 Optimasi Kombinasi 4

25 MA4291 Analisis Varian dan Regesi 3

26 MA5241 Geometri Diferensial 3

27 MA5252 Teori Fungsi Multivariabel 3 28 MA5261 Ekonometriks Finansial 3

29 MA5262 Komputasi Finansial 3

30 MA5263 Matematika Finansial Internasional 3

C. Program Magister Program Studi Matematika ITB

Peserta merancang program berdasarkan minat dan keterkaitan dengan penelitian yang sedang berjalan di kelompok keilmuan.

[image:43.595.122.489.511.763.2]

Struktur Kurikulum Magister Program Studi Matematika ITB dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Struktur kurikulum Magister Matematika ITB

Semester I

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA6031/ 5031 Analisis Matriks/ Struktur Aljabar Linier 3 2 MA6051/ 5051 Pengukuran dan Integral Lebesgue/ Analisis Riil 3

3 XXXXXX 3

Total SKS = 9

Semester II

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MAXXXX MKBK I 3

2 MAXXXX MKBK II 3

3 XXXXXX 3

Total SKS = 9

Semester III

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA70Z1 Thesis I 3

2 MAXXXX 6

(44)

Semester IV

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA70Z2 Thesis II 3

2 MAXXXX 6

Total SKS = 9

Mata Kuliah Pilihan Magister

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA5071 Pemodelan Matematika Lanjutan

2 MA5152 Pengantar Hilbert dan Banach Space 3

3 MA5161 Matematika Finansial 3

4 MA5162 Matematika Aktuaria 3

5 MA6031 Analisis Matriks 3

6 MA6051 Pengukuran dan Integral Lebesgue 3

7 MA6171 Sistem Dinamika 3

8 MA6181 Teori Grafik 3

9 MA6191 Proses Stokastik Lanjutan 3 10 MA7131 Struktur Aljabar Lanjutan 3 11 MA7132 Topik dalam Aljabar II 3 12 MA7141 Topik dalam Geometri II 3

13 MA7151 Analisis Fungsional 3

14 MA7152 Teori dalam Analisis II 3 15 MA7161 Topik dalam Matematika Finansial I 3

16 MA7171 Teori Kontrol Robust 3

17 MA7172 Topik dalam Matematika Terapan I 3 18 MA7181 Topik dalam Matematika Diskrit I 3 19 MA7191 Analisis Multivariasi 3 20 MA7192 Topik dalam Statistika I 3

21 MA5241 Diferensial Geometri 3

22 MA5252 Teori Fungsi Multivariabel 3 23 MA5261 Ekonometriks Finansial 3

24 MA5262 Komputasi Finansial 3

25 MA5263 Matematika Finansial Internasional 3 26 MA5271 Ekuasi Diferensial Parsial 3 27 MA5272 Teori Kontrol Optimum 3 28 MA6232 Pengantar Teori Modul 3 29 MA6233 Topik dalam Aljabar I 3

30 MA6252 Analisis Kompleks 3

31 MA6271 Komputasi Dinamika Fluida 3

32 MA6272 Dinamika Populasi 3

33 MA6281 Teori Grafik Aljabar 3

34 MA6291 Teori Probabilitas Lanjutan 3

35 MA6292 Statistik Spasial 3

(45)

No Kode Mata Kuliah SKS

41 MA7281 Topik dalam Matematika Diskrit II 3 42 MA7291 Topik dalam Statistika II 3

D. Program Doktor Program Studi Matematika ITB

Program Doktor Matematika melakukan eksplorasi dan riset matematika di garis depan depan keilmuan.

Struktur Kurikulum Doktor Program Studi Matematika ITB dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Struktur kurikulum Doktor Matematika ITB

Semester I

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA8001 Studi Literatur 4

2 MAXXXX 6

Total SKS = 10

Semester II

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA80Z1 Proposal Riset 6

2 MA80Z2 Ujian Kualifikasi 2

Total SKS = 8

Semester III

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA80Z6 Riset I 6

2 MAXXXX 3

Total SKS = 9

Semester IV

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA80Z7 Riset II 6

2 MAXXXX 3

Total SKS = 9

Semester V

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA80Z1 Riset III 6

2 MAXXXX 3

Total SKS = 9

Semester IV

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA80Z5 Disertasi 6

2 MA90Z9 Ujian Disertasi 3

Total SKS = 9

Mata Kuliah Pilihan Doktor

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA8002 Studi Independen I 3

(46)

No Kode Mata Kuliah SKS

3 MA80Z4 Studi Independen III 3

4 MA80Z8 Publikasi dalam Kelangsungan Nasional I 1 5 MA80ZA Publikasi dalam Kelangsungan Nasional II 1 6 MA80Z9 Publikasi dalam Kelangsungan Internasional I 2 7 MA80ZB Publikasi dalam Kelangsungan Internasional II 2 8 MA90Z3 Publikasi dalam Jurnal Nasional I 3 9 MA90Z7 Publikasi dalam Jurnal Nasional II 3 10 MA90Z4 Publikasi dalam Jurnal Internasional I 6 11 MA90Z8 Publikasi dalam Jurnal Internasional II 6

E. Kelompok Penelitian dan Keilmuan Program Studi Matematika ITB

Program Studi Matematika ITB ini didukung oleh 5 divisi penelitian: 1. Aljabar

• Penelitian dasar dengan penekanan pada pengembangan teori

• Penelitian pada aljabar, modul, ko-aljabar dan ko-modul

• Penelitian tentang kategori dan kategorifikasi

• Penelitian tentang struktur aljabar dan penerapannya

• Penelitian terapan dengan penekanan pada pengembangan metodologi pengawasan mutu proses industri, yang tidak hanya mencakup industri manufaktur tetapi juga jasa dan informasi industri.

2. Analisis dan Geometri

Analisis dan Geometri Group merupakan salah satu dari kelompok terkuat di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung. Kelompok Keilmuan Analisis dan Geometri bekerja dalam lingkup area berikut:

• Aljabar Operator

• Persamaan Diferensial Parsial dan Analisis Fourier

• Analisis Fungsional

3. Matematika Industri dan Finansial

Kelompok Keilmuan ini bertujuan menjadi pusat ilmu sains dan penelitian matematika terapan yang berhubungan dengan industri dan keuangan.

• Optimasi dan Kontrol

• Dinamika Fluida

• Dinamika Populasi

(47)

4. Matematika Kombinasi

Tujuan kelompok ini adalah menjalankan penelitian dalam masalah mutakhir dalam matematika, menggunakan hasil penelitian dalam tujuan yang berguna, menjalankan dan mengembangkan materi pengajaran yang inovatif, dan mengenalkan penggunaan dan pentingnya matematika dalam kehidupan.

5. Statistika

Statistika berurusan dengan mengumpulkan, menyusun, dan menafsirkan data. Statistika digunakan oleh insinyur, ilmuwan, dan psikolog.

F. Fasilitas Program Studi Matematika ITB

[image:47.595.211.435.372.719.2]

Fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam Program Studi Matematika ITB antara lain perpustakaan yang terhubung dengan Perpustakaan Pusat dengan menggunakan sistem yang terintegrasi sehingga memudahkan akses bagi komunitas akademik. Selain itu terdapat fasilitas TI meliputi 2 laboratorium komputer, internet, intranet, dan sebagainya (Gambar 3.3, 3.4, dan 3.5).

Gambar 3.3 Ruang Tata Usaha Matematika ITB

(48)

Gambar 3.5 Ruang kelas Matematika ITB

G. Staf Akademik dan Mahasiswa

Sekarang ini, Departemen Matematika ITB mempunyai 53 staf akademik (28 bergelar Doktor, 24 bergelar Master, dan 1 bergelar Sarjana) dengan staf aktif sebanyak 40 dan 13 dalam masa studi. Jumlah mahasiswa sekitar 500 orang terdiri dari 398 mahasiswa Sarjana, 66 mahasiswa Master, dan 24 Doktor.

3.3.2 Program Studi Astronomi ITB

Pada bangunan CAS ini juga terdapat fasilitas untuk program studi Astronomi, antara lain kelas, perpustakaan, dan sebagainya.

A. Sejarah Program Studi Astronomi ITB

Keberadaan Program Studi Astronomi di ITB secara historis tidak dapat dipisahkan dengan didirikannya Observatorium Bosscha. Lahirnya Program Studi Astronomi, secara formal, ditandai dengan dikukuhkannya G.B. van Albada sebagai Guru Besar Astronomi pada tahun 1951.

B. Visi dan Misi Program Studi Astronomi ITB

Visi program studi Astronomi ITB adalah: pencapaian suatu masyarakat dengan tradisi ilmu pengetahuan yang berkesinambungan. Sedangkan misinya adalah:

• Menyelenggarakan pendidikan astronomi yang tangguh dan mempunyai daya saing global dengan penguasaan pengetahuan ilmu-ilmu terkait.

(49)

• Meningkatkan nilai-nilai keilmuan dan apresiasi masyarakat indonesia terhadap sains dasar angkasa (basic space science)

C. Program Sarjana Program Studi Astronomi ITB

Karakter utama Program Studi Sarjana Astronomi ITB adalah mempertajam kuliah inti astronomi untuk kuliah mayor astronomi dan mengakomodasi perubahan paradigma adanya program mayor dan minor.

Struktur Kurikulum Sarjana Program Studi Astronomi ITB dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Struktur kurikulum Sarjana Astronomi ITB

Semester I

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA1122 Kalkulus I A 4

2 FI1101 Fisika Dasar I A 4

3 KI1111 Kimia Dasar I A 3

4 KU1011 Tata Tulis Karya Ilmiah 2

5 KU1131 Olahraga I 1

6 BI1011 Ilmu Lingkungan 2

7 AS1100 Pengantar Astronomi 2

Total SKS = 18

Semester II

No Kode Mata Kuliah SKS

1 MA1222 Kalkulus II 4

2 FI1201 Fisika Dasar II A 4

3 KI1211 Kimia Dasar II A 3

4 KU12XX Olahraga II 1

5 KU102X Pendidikan Agama 2

6 AS10T1 Konsep Teknologi 2

7 AS1200 Pengantar Komputasi 2

Total SKS = 18

Semester III

No Kode Mata Kuliah SKS

1 AS2100 Astrofisika I 3

2 AS2101 Statistika Astronomi 2

3 FI2101 Mekanika 4

4 FI2102 Matematika Fisika I 4

5 MA2132 Matriks dan Vektor 3

6 KU206X 2

Total SKS = 18

Semester IV

No Kode Mata Kuliah SKS

1 AS2200 Astrofisika II 3

(50)

No Kode Mata Kuliah SKS

3 FI2202 Mekanika 4

4 FI2203 Matematika Fisika I 4

5 MA2132 Matriks dan Vektor 3

6 KU2071 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 Total SKS = 19

Semester V

No Kode Mata Kuliah SKS

1 AS3100 Laboratorium Astronomi Dasar I 2

2 AS3101 Komputasi Astronomi 3

3 FI3101 Gelombang 4

4 FI3002 Statistika Fisika 4

5 XXXXXX 3

Total SKS = 16

Semester VI

No Kode Mata Kuliah SKS

1 AS3100 Laboratorium Astronomi Dasar II 4 2 AS3201 Gravitasi dan Kosmologi 3

3 AS3220 Fisika Galaksi 4

4 AS3230 Fisika Perbintangan 4

5 FI3201 Fisika Kuantum 4

Total SKS = 19

Semester VII

No Kode Mata Kuliah SKS

1 AS40Z0 Seminar dan Tugas Akhir I 4 2 AS4110 Gravitasi dan Kosmologi II 3

3 AS4140 Mekanika Astronomis 4

4 XXXXXX 9

Total SKS = 20

Semester VIII

No Kode Mata Kuliah SKS

1 AS40Z1 Seminar dan Tugas Akhir II 4

2 XXXXXX 12

Total SKS = 16

Mata Kuliah Pilihan

No Kode Mata Kuliah SKS

1 AS3102 Sistem Kalendar 3

2 AS3140 Sistem Tata Surya 3

3 AS3141 Benda Kecil dalam Sistem Tata Surya 3 4 AS4100 Observasional Astrofisika 3

5 AS4120 Unsur Antarbintang 3

6 AS4130 Evolusi Perbintangan 3

7 AS5100 Transfer Radiatif dalam Astrofisika 3

8 AS5101 Astrofisika Plasma 3

9 AS4220 Dinamika Sistem Perbintangan 3

10 AS4230 Sistem Perbintangan 3

(51)

No Kode Mata Kuliah SKS

12 AS5200 Pengantar Instrumentasi Astronomi 3

13 AS5210 Ekstragalaksi 3

14 AS5211 Relativitas Astrofisika 3

15 AS5240 Fisika Tata Surya 3

D. Program Magister Program Studi Astronomi ITB

Pada tingkat Master, Program Studi ini terbagi dalam dua cabang, yaitu:

1. Master dalam Astrofisika

2. Master dalam Pendidikan dan Pengembangan Astronomi

Jalur pertama merupakan jalur riset. Jalur ini lebih ditawarkan kepada mereka yang memiliki latar belakang yang kuat dalam sains. Jalur kedua ditawarkan kepada peminat studi lanjut yang bukan berasal dari latar belakang sains yang kuat. Tahun pertama, mahasiwa diberi landasan astronomi. Tahun kedua menggali potensi peserta dalam mengembangkan astronomi.

Struktur Kurikulum Program Magister Program Studi Astronomi ITB dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Struktur kurikulum Magister Astronomi ITB

Mata Kuliah Wajib Astrofisika Lanjut

No Kode Mata Kuliah SKS

1 AS5001 Metodologi Penelitian 3

2 AS5101 Kosmologi 3

3 AS5102 Fisika Galaksi 3

4 AS51033 Fisika Bintang 3

5 AS5104 Fisika Tata Surya 3

6 AS6190 Tesis 1 3

7 AS6191 Seminar 3

8 AS6290 Tesis 2 6

Total SKS = 27

Mata Kuliah Wajib Pengembangan dan Pendidikan Astronomi

No Kode Mata Kuliah SKS

1 AS5001 Metodologi Penelitian 3

2 AS5105 Bintang 3

3 AS5106 Tata Surya 3

4 AS5107 Gerak dan Posisi Benda Langit 2 5 AS5108 Laboratorium Astronomi 4

6 AS5203 Galaksi 3

7 AS5204 Alam Semesta 3

(52)

No Kode Mata Kuliah SKS

9 AS6192 Seminar dan Tesis I 4

10 AS6201 Eksplorasi Pendidikan Astronomi 2

11 AS6291 Seminar dan Tesis II 4

Total SKS = 33

Mata Kuliah Pilihan

No Kode Mata Kuliah SKS

1 AS5002 Astronomi A 2

2 AS5003 Topik Komputasi 4

3 AS5004 Topik Observasi 4

4 AS5111 Fisika Plasma 3

5 AS5112 Filsafat Sains A 2

6 AS5113 Komunikasi Astronomi 2

7 AS5115 Astrokimia 2

8 AS5119 Interaksi Bumi-Matahari 2 9 AS5211 Pengantar Instrumentasi Astronomi 3

10 AS5212 Ekstragalaksi 3

11 AS5213 Astrofisika Relativistik 3

12 AS5214 Fisika Matahari 3

13 AS5217 Waktu 2

14 AS5218 Sejarah Astronomi 2

15 AS5219 Astrobiologi 2

16 AS6112 Fotometri dan Spektroskopi Bintang 2 17 AS6113 Astrofisika Energi Tinggi 2

18 AS6114 Astronomi Statistik 2

19 AS6115 Bintang Ganda Dekat 2

20 AS6116 Fisika Benda Kecil Tata Surya 2 21 AS6117 Eksplorasi Angkasa Luar 2 22 AS6118 Pengembangan Peraga Astronomi 2 23 AS6133 Komputasi Astrofisika Energi Tinggi 3 24 AS6135 Komputasi Bintang Ganda Dekat 3 25 AS6136 Komputasi Fisika Benda Kecil Tata Surya 3

26 AS6206 Atmosfer Planet 2

27 AS6212 Teknik dalam Astronomi dan Astrofisika 2 28 AS6213 Kinematika dan Dinamika Galaktik 2

29 AS6214 Atmosfer Bintang 2

30 AS6215 Bintang Berselubung 2

31 AS6217 Bintang Ganda 2

32 AS6218 Benda Kecil Tata Surya 2 33 AS6233 Komputasi Kinematika dan Dinamika Galaktik 3 34 AS6236 Komputasi Atmosfer Planet 3

E. Program Doktor Program Studi Astronomi ITB

(53)

Struktur Kurikulum Doktor Program Studi Astronomi ITB dapat dilihaat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Struktur kurikulum Doktor Astronomi ITB

Mata Kuliah Wajib

No Kode Mata Kuliah SKS

1 AS7060 Metodologi Penelitian 3

2 AS7091 Ujian Kualifikasi 3

3 AS7092 Penelitian & Seminar Kemajuan 1 5 4 AS8093 Penelitian & Seminar Kemajuan 2 5 5 AS8094 Penelitian & Seminar Kemajuan 3 5 6 AS9095 Penelitian & Seminar Kemajuan 4 5 7 AS9096 Penelitian & Seminar Kemajuan 5 5

8 AS9097 Ujian Disertasi 3

9 KU7080 Filsafat Sains 3

Total SKS = 37 SKS

Mata Kuliah Pilihan Program Studi

No Kode Mata Kuliah SKS

1 AS7010 Kosmologi 3

2 AS7020 Fisika Galaksi 3

3 AS7030 Fisika Bintang 3

4 AS7040 Fisika Tata Surya 3

F. Fasilitas dan Laboratorium Program Studi Astronomi ITB

Fasilitas pendidikan dan penelitian terdapat di kampus ITB dan di Observatorium Bosscha. Observatorium Bosscha terletak di Lembang (kira-kira 15 km sebelah utara kampus ITB, dengan ketinggian 1.310 m di atas permukaan laut).

Kelas Astronomi dilaksanakan pada lantai 4 Bangunan Labtek IV. Fasilitas pendidikan yang terdapat di gedung ini antara lain:

1. Perpustakaan Program Studi Astronomi 2. Sistem Jaringan Internal

3. Laboratorium Komputasi yang dilengkapi fasilitas internet (Gambar 3.6) 4. Laboratorium Bahasa

(54)
[image:54.595.200.412.75.275.2]

Gambar 3.6 Laboratorium Komputasi Program Studi ITB

Gambar 3.7 Suasana ruang kelas Program Studi Astronomi ITB

Fasilitas yang terdapat di Observatorium Bosscha antara lain: 1. Teleskop Utama

Refraktor Ganda Zeiss

Teropong Zeiss (Gambar 3.8) merupakan teleskop terbesar dan tertua di Bosscha. Sejak 1990-an, teknologi detektor digital digunakan untuk meningkatkan tingkat sensitifitas pengamatan. Instrumen utama ini digunakan untuk memperoleh informasi khususnya untuk orbit bintang ganda visual.

[image:54.595.226.382.554.748.2]
(55)

Refraktor Bamberg

[image:55.595.250.396.514.740.2]

Teropong Bamberg (Gambar 3.9) termasuk jenis refraktor, dengan diameter lensa 37 cm dan panjang fokus 7 m. Teropong ini berada pada sebuah gedung beratap setengah silinder dengan atap geser. Teropong Bamberg digunakan untuk pengamatan kurva cahaya bintang-bintang variabel, misalnya pengamatan kurva cahaya bintang ganda Delta-Capricorni.

Gambar 3.9 Teleskop Bamberg

Teleskop Schmidt Bima Sakti

Teleskop Bima Sakti (Gambar 3.10) diinstalasi tahun 1960 dan merupakan sumbangan dari UNESCO. Teleskop Schmidt Bima Sakti mempunyai sistem optik Schmidt sehingga disebut Kamera Schmidt. Teropong ini mempunyai diameter lensa 51 cm, diameter cermin 71 cm, dan panjang fokus 127 cm.

(56)

Teleskop Cassegrain GOTO

Teleskop Goto (Gambar 3.11) berjenis reflektor. Teleskop ini digunakan untuk pengamatan bintang-bintang variabel, kurva cahaya planet luar-surya, pengamatan asteroid, spektroskopi bintang, dan pencitraaan planet.

Gambar 3.11 Teleskop Cassegrain GOTO

Reflektor GAO-ITB

[image:56.595.253.394.185.385.2]

Reflektor GAO-ITB (Gambar 3.12) diinstalasi tahun 2005 dan sepenuhnya digerakkan dengan kontrol komputer. Teleskop ini berjenis Schmidt-Cassegrain bermerek Celestron dengan diameter cermin 8 inchi (sekitar 20 cm).

Gambar 3.12 Teleskop GAO-ITB

(57)

Refraktor Unitron

[image:57.595.253.393.134.325.2]

Teleskop Unitron (Gambar 3.13) adalah teropong refraktor dengan lensa obyektif berdiameter 102 mm dan panjang fokus 1500 mm.

Gambar 3.13 Teleskop Unitron

2. Instrumen Detektor

Teknologi detektor CCD mulai digunakan menggantikan sistem detektor plat fotografi. Selain itu, alat ukur lama, misalnya Pengukur koordinat Leitz, Blink Comparator, Mikrodensitometer, Astrophotometer Eichner, dan lain-lain.

3. Perpustakaan

Perpustakaan Observatorium Bosscha merupakan perpustakaan unit. Selain berlangganan cukup banyak jurnal-jurnal utama astronomi, perpustakaan ini juga memiliki koleksi buku teks, prosiding, serta ASP conference series (Gambar 3.14 dan 3.15).

(58)

4. Bengkel Mekanik

Observatorium Bosscha juga dilengkapi bengkel mekanik yang membuat berbagai asesoris dan komponen teleskop. Bengkel ini memiliki mesin bubut dan mesin-mesin mekanik pendukung yang lain serta sarana pengelasan.

5. Jaringan Komputer

6. Ruang Kuliah

7. Ruang Ceramah

Ruang ceramah berkapasitas 100 orang dilengkapi sarana multimedia, sehingga selain digunakan sebagai tempat cermah astronomi, ruang ini juga dapat dimanfaatkan untuk pemutaran film-film/dokumentasi ilmiah (Gambar 3.16).

Gambar 3.16 Ruang ceramah Observatorium Bosscha

8. Wisma Kerkhoven

Gedung ini dulunya adalah kediaman resmi direktur Observatorium Bosscha. Faculty House ini memiliki fungsi dan sarana ruang seminar dan lokakarya, ruang rapat, tempat penerimaan tamu VIP, museum, dan sebagainya (Gambar 3.17).

Gambar 3.17 Wisma Kerkhoven tampak dari muka-samping (utara-timur)

(59)

G. Penelitian Program Studi Astronomi ITB

Grup peneliti di Program Studi Astronomi ITB terbagi menjadi 3 subgrup, yaitu:

• Galaksi dan Kosmologi

Beberapa tema riset subgrup ini adalah: studi struktur dan dinamika galaksi, distribusi dan evolusi galaksi dan gugus galaksi , galaksi aktif (quasar), pencarian materi gelap, kosmologi teoritis dan kosmologi pengamatan.

• Fisika Perbintangan

Aktifitas riset subgrup ini adalah: studi teoritis yang meliputi permo

Gambar

Gambar 2.21 Suasana pada lounge
Gambar 2.24 Potongan bangunan Georgia Public Health Laboratory
Gambar 2.25 Fasad bangunan berupa pelindung matahari aluminium
Gambar 3.1 Tapak Gedung CAS dan CRCS
+7

Referensi

Dokumen terkait