• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FAKTORISASI ALJABAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DIKELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FAKTORISASI ALJABAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DIKELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 01 MEDAN T.A 2015/2016."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FAKTORISASI ALJABAR MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH

0 1 M E D A N T . A 2 0 1 5 / 2 0 1 6 Oleh :

Dwi Fatwa Sasmita NIM. 4113111022

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FAKTORISASI ALJABAR MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DIKELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH

0 1 M E D A N T . A 2 0 1 5 / 2 0 1 6

Dwi Fatwa Sasmita (NIM: 4113111022)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi faktorisasi aljabar di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-T1 SMP Muhammadiyah 01 medan T.A 2015/2016 yang berjumlah 32 orang. Objek penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa pada materi faktorisasi aljabar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan tahun ajaran 2015/2016.

Berdasarkan analisis data setelah pemberian tindakan pada siklus I melalui pemberian tes hasil belajar I diperoleh 19 siswa (59%) dari 32 siswa telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya  70). Setelah tindakan II, melalui pemberian tes hasil belajar II diperoleh 28 siswa (88%) dari 32 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya  70). Terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 29%. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka persentase ketuntasan ini sudah memenuhi. Nilai rata-rata pada tes kemampuan komunikasi matematika pada siklus I yaitu 70,56 dan pada siklus II meningkat menjadi 83,44. Peningkatatan nilai rata-rata yaitu sebesar 12,88.

Berdasarkan uraian-uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi faktorisasi aljabar meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan keanugrahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Faktorisasi Aljabar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran yang membangun sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Mariani, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si , dan Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan.

(5)

v

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Marianto dan Ibunda Suprapti yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan yang tak terhingga kepada penulis selama menjalani pendidikan hingga menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Kakak tercinta Alm. Arum Mukti sasmita serta Adik-adik tercinta Fitri Kesuma Sasmita dan Jati Prapta Admaja Sasmita yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis. Dan terima kasih juga kepada Kakek Margono dan Nenek Dalinem yang telah mengasuh penulis sejak SD hingga sampai saat ini.

Terima kasih kepada yang terkasih Noni Triana dan Fadil Azhari yang telah menemani penulis dan memberi semangat kepada penulis. Terima kasih juga kepada sahabat tercinta Silvia Yanti, S.Pd dan Ade Tri Aryani yang telah menemani dalam suka maupun duka serta membantu penulis dalam banyak hal. Terima kasih juga kepada Suci Mawarni, Maksum ahmadi dan Khairul Umam Rambe yang telah banyak membantu penulis selama pendidikan. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman PPL SMA Negeri 1 Tanjung Pura, terkhusus sahabat di lapas 3 Mia, Tata, Rini, Eka dan Ika. Terima kasih rekan – rekan seperjuangan Jurusan Matematika khususnya kelas Dik A 2011 dan teman teman lainnya yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapakan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Desember 2015 Penulis,

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 10

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika 10

2.1.2. Hasil Belajar Matematika 12

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif 14 2.1.3.1. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif 16 2.1.3.2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif 19 2.1.3.3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 22 2.1.5. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

(7)

vii

2.1.6. Teori-Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw 25

2.2. Materi Pelajaran Faktorisasi Aljabar 26

2.2.1. Bentuk Aljabar 26

2.2.2. Operasi Aljabar 27

2.2.3. Pemfaktoran Bentuk Aljabar 28

2.3. Penelitian yang Relevan 31

2.4. Kerangka Konseptual 31

2.5. Hipotesis Tindakan 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 33

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.2.1. Lokasi Penelitian 33

3.2.2. Waktu Penelitian 33

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 33

3.3.1. Subjek Penelitian 33

3.3.2. Objek Penelitian 34

3.4. Prosedur Penelitian 34

3.5. Alat Pengumpul Data 40

3.5.1. Tes Hasil Belajar 40

3.5.2. Observasi 41

3.6. Analisis Data 41

3.7. Indikator Keberhasilan 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 47

4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I 47

4.1.1.1. Permasalahan I 47

(8)

viii

4.1.1.4. Observasi I 53

4.1.1.5. Analisis Data I 54

4.1.1.6. Refleksi I 65

4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II 66

4.1.2.1.Permasalahan II 66

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II 66 4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 69

4.1.2.4. Observasi II 72

4.1.2.5. Analisis Data II 74

4.1.2.6. Refleksi II 80

4.2. Temuan Penelitian 81

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 86

5.2. Saran 86

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 20 Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Siswa 42 Tabel 3.2 Pedoman Kriteria Rata-rata Penilaian 45 Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Diagnostik 47 Tabel 4.2 Analisis Data Hasil Observasi Pelaksanaan 54

Pembelajaraan I

Tabel 4.3 Nilai Tes Hasil Belajar I 57 Tabel 4.4 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus 58 Tabel 4.5 Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada 58

Tes Hasil Belajar I

Tabel 4.6 Letak Kesulitasn Siswa Kelas VIII-T1 dalam 59 Menyelesaikan Tes Hasil Belajar I

Tabel 4.7 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 74 Tabel 4.8 Nilai Tes Hasil Belajar II 76 Tabel 4.9 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II 78

Kemampuan Komunikasi Matematika II

Tabel 4.10 Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada 78 Tes Hasil Belajar II

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Jawaban tes diagnostik 1 5 Gambar 1.2 Jawaban tes diagnostik 2 5 Gambar 1.3 Jawaban tes diagnostik 3 6

Gambar 2.1 Ilustrasi Tipe Jigsaw 23

Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 35 Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Ketuntasan Tes Hasil Belajar 59

Siswa I

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Silabus Pembelajaran

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Siklus I) 60 90 95 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Siklus I) 100 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (Siklus II) 105 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 (Siklus II) 110 Lampiran 6 LAS I Kerja Ahli 1

Lampiran 7 LAS I Kerja Ahli 2

115 118

Lampiran 8 LAS I Kerja Ahli 3 120

Lampiran 9 LAS I Kerja Ahli 4 122

Lampiran 10 LAS II Kerja Ahli 1 124

Lampiran 11 LAS II Kerja Ahli 2 126

Lampiran 12 LAS II Kerja Ahli 3 128

Lampiran 13 LAS II Kerja Ahli 4 129

Lampiran 14 LAS III Kerja Ahli 1 131

Lampiran 15 LAS III Kerja Ahli 2 133

Lampiran 16 LAS III Kerja Ahli 3 134

Lampiran 17 LAS III Kerja Ahli 4 135

Lampiran 18 LAS IV Kerja Ahli 1 136

Lampiran 19 LAS IV Kerja Ahli 2 138

Lampiran 20 LAS IV Kerja Ahli 3 140

(12)

xii

Lampiran 22 Tes Diagnostik

Lampiran 23 Tes Hasil Belajar I (THB I) Lampiran 24 Tes Hasil Belajar II (THB II)

Lampiran 25 Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik Lampiran 26 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I Lampiran 27 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II Lampiran 28 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I

Lampiran 29 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II

Lampiran 30 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I Lampiran 31 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II Lampiran 32 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I Lampiran 33 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II

Lampiran 34 Lembar Observasi Kegiatan Guru I (SIKLUS I) Lampiran 35 Lembar Observasi Kegiatan Guru II (SIKLUS I) Lampiran 36 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Siklus I Lampiran 37 Lembar Observasi Kegiatan Guru I (SIKLUS II) Lampiran 38 Lembar Observasi Kegiatan Guru II (SIKLUS II) Lampiran 39 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Siklus II Lampiran 40 Rekapitulasi Tes Hasil Belajar I dan II

Lampiran 41 Dokumentasi Penelitian

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu negara. Maju mundurnya proses pembangunan suatu bangsa di segala bidang sangat ditentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh warga negaranya. Untuk itu, pemerintah telah mengatur Sistem Pendidikan Nasional dalam suatu undang-undang. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(14)

2

persentase hasil belajar siswa, salah satunya yaitu meningkatkan aspek kognitif siswa.

Berkaitan dengan proses belajar mengajar, guru memiliki peranan langsung dalam mengelola proses pembelajaran di dalam kelas. Kualitas seorang guru dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala PPPPTK Matematika, Prof. Dr. rer.nat. Widodo, M.S (2014) (http://p4tkmatematika.org/2014/12/diklat-guru-matematika-smakabupaten -berau/) :

Kualitas guru perlu ditingkatkan mengingat guru memegang peran penting dalam dunia pendidikan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, namun juga sebagai perencana, penilai, dan pengembang sumber daya baik dalam hal implementasi kurikulum maupun kegiatan belajar mengajar di kelas. Para guru dituntut tidak hanya menguasai kompetensi-kompetensi yang melekat pada mereka seperti kompetensi akademik, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Mereka hendaknya juga memiliki kinerja yang baik yang dapat diamati dari kompetensi yang dimiliki ditambah dengan prestasi yang telah dicapai.

Salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah ialah matematika. Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi yang berperan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Matematika juga mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Hal ini terbukti bahwa pelajaran matematika ada di setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Berdasakan survey Programme Internationale For Student Assesment (PISA) tahun 2012, pencapaian prestasi matematika di Indonesia berada di peringkat nomor dua dari bawah seperti yang dikemukakan oleh Kepala PPPPTK Matematika, Prof. Dr. rer.nat. Widodo, M.S, “berdasar survey PISA tahun 2012 yang berkenaan dengan pencapaian prestasi matematika, Indonesia menempati urutan ke 64 dari 65 negara yang disurvei”.

(http:// p4tkmatematika.org /2014 /12 /diklat -guru- matematika- sma- kabupaten berau/).

(15)

3

hasil Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) seperti dilansir oleh republika.co.id (http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduacti on/14/02/27/n1nns0-kemana-arah-pendidikan-indonesia) :

Menurut hasil TIMSS 2011, peringkat anak-anak Indonesia bertengger di posisi 38 dari 42 negara untuk prestasi matematika, dan menduduki posisi 40 dari 42 negara untuk prestasi sains. Rata-rata skor prestasi matematika dan sains berturut-turut adalah 386 dan 406, masih berada signifikan di bawah skor rata-rata internasional.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Ahmad Fauzy (2013), faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi matematika ialah:

Lemahnya penguatan matematika pelajar Indonesia, menurut saya disebabkan sejumlah faktor. Dua diantaranya karena pengaturan kelas yang monoton dimana murid hanya menghadap ke papan tulis, dan pembelajaran kelas kurang dinamis. Rutinitas seperti inilah, yang membuat siswa menjadi bosan belajar matematika.

(http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaran matematik a-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047)

Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika adalah sebagian besar siswa menganggap matematika pelajaran yang sangat sulit sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdurrahman (2009:202) “dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap salah seorang guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan, Ibu Erniwati, S.Pd, beliau mengatakan bahwa :

(16)

4

Pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas VIII tahun ajaran 2014/2015 peneliti melihat bahwa guru lebih mendominasi dalam proses pembelajaran sedangkan siswa hanya sebagian kecil yang mendengarkan dan melakukan tanya jawab dengan guru, serta interaksi antar siswa yang sangat minim. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi, sehingga pembelajaran terkesan kaku, monoton, dan tidak menyenangkan yang membuat siswa menjadi pasif dan bosan dalam belajar. Pembelajaran yang demikian akan membuat siswa jenuh, padahal performansi guru dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.

Materi faktorisasi aljabar adalah salah satu materi yang diajarkan di jenjang Sekolah Menengah Pertama. Materi faktorisasi aljabar merupakan salah satu aspek yang diujikan dalam Ujian Nasional Matematika SMP. Peneliti mendapatkan nilai ulangan harian siswa kelas VIII-T1 tahun ajaran 2014/2015 dari ibu Erniwati, S.Pd pada materi kompetensi dasar tersebut masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari hasil tes diagnostik dari 32 siswa kelas VIII-T1 yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 36 % atau sebanyak 11 orang dari 32 orang siswa yang dinyatakan tuntas. Sedangkan 64 % atau 21 orang lainnya dinyatakan tidak tuntas. Selain belum bisa memahami soal, banyak siswa yang salah dalam menentukan nilai variabelnya. Sehingga untuk standar KKM yakni 70 yang ditetapkan oleh sekolah sendiri juga belum tercapai.

Tes diagnostik ini adalah pemberian soal yang berhubungan dengan faktorisasi aljabar dalam bentuk soal uraian. Tes diagnostik ini diberikan agar siswa mengingat kembali materi aljabar yang sedikit dibahas di kelas VII dapat melanjutkan pada materi faktorisasi aljabar. Siswa kesulitan dalam mengerjakan beberapa butir soal seperti berikut :

1. Tentukan penyelesaian atau akar persamaan x – 5 = 3. Jika x adalah variabel!

2. Tentukan penyelesaian dari persamaan x + 4 = 6, x adalah variabel bilangan cacah!

(17)

5

Berikut adalah hasil pengerjaan beberapa kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal :

Gambar 1.1 Jawaban Tes Diagnostik 1

Berdasarkan Gambar 1.1 siswa tidak dapat memahami soal sehingga siswa tidak mengerti dalam menyelesaikan soal tersebut. Kesalahan lainnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1.2 Jawaban Tes Diagnostik 2

(18)

6

Gambar 1.3 Jawaban Tes Diagnostik 3

Berdasarkan Gambar 1.3 siswa memahami maksud soal, tetapi siswa tidak mampu menyelesaikan soal dengan benar.

Berdasarkan observasi pembelajaran dan hasil tes tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan tahun ajaran 2014/2015 masih tergolong rendah. Rendahnya nilai siswa tersebut mungkin dilatarbelakangi oleh pembelajaran matematika di sekolah yang masih menggunakan pembelajaran yang monoton dan kaku. Pada prosesnya guru menerangkan materi dengan metode ceramah, bertanya kepada siswa, siswa mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting. Guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini tentu berakibat informasi yang didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri siswa. Untuk itu diperlukan suatu pembelajaran yang dapat membuat siswa senang untuk belajar matematika, agar dapat menarik perhatian siswa sehingga kesan sulit dan menakutkan yang selama ini melekat dapat dihilangkan.

(19)

7

Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman. (Trianto, 2011:56). Penerapan model kooperatif ini didukung oleh teori Vygotsky. Suprijono (2010:55) menyatakan bahwa:

Dukungan teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti penting model pembelajaran kooperatif. Kostruktivisme sosial Vygotsky menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara mutual. Vygotsky menekankan peserta didik mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman.

Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw . Isjoni (2011:54) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal

Sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsw adalah pola diskusi kelas yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam bepikir dan saling membantu sehingga mampu mencapai hasil belajar yang maksimal. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa belajar dalam kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu materi pelajaran dan mengkombinasikan hasil perolehannya kepada siswa lain sehingga bisa menghidupkan suasana kelas. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pembelajaran yang selama ini berpusat pada guru (teacher oriented) diubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented).

(20)

8

Muhammadiyah 01 Medan Kecamatan Binjai maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Faktorisasi Aljabar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa masih rendah

2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit 3. Kegiatan pembelajaran masih berpusat kepada guru

4. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Faktorisasi Aljabar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa pada materi faktorisasi aljabar dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016 ?

1.5 Tujuan Penelitian

(21)

9

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu:

1. Bagi siswa, penelitian ini dapat menumbuhkan sikap positif (minat dan respon belajar) siswa serta dapat mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada

akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru bidang studi matematika dalam menentukan model pembelajaran yang efektif dan efisien pada kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam rangka perbaikan model pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.

(22)

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar siswa pada materi faktorisasi aljabar meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2015/2016. Peningkatan hasil belajar setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada sub pokok bahasan faktorisasi aljbar yaitu nilai rata-rata tes hasil belajar mengalami peningkatan, perolehan nilai 70,56 di siklus I meningkat menjadi 83,44 pada siklus II yang mana terjadi peningkatan nilai sebesar 12,88 dan tingkat ketuntasan belajar secara klaksikal pun mengalami peningkatan yaitu pada siklus I ketuntasan klasikal sebesar 59% sementara pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi 88%. Dengan demikian, jelas terlihat bahwa terjadi peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 29%.

5.1.Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran matematika disarankan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada guru hendaknya berupaya untuk selalu melibatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar.

(23)

87

4. Kepada siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar, lebih banyak berlatih menyelesaikan soal-soal dan lebih berani untuk mengungkapkan ide dan pendapat saat berdiskusi.

(24)

88

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2012), Anak Berkesulitan Belajar : Teori, Diagnosis dan Remediasinya, Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, Suharsimi., (2008),Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta Budiarjo, setu., (2011), Penerapan Metode Belajar Koperatif Jigsaw Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 5 Semarang Dalam Menyelesaikan Turunan Fungsi. http://e-jurnal.upgrismg.ac.id/index.php/aksioma/article/view/46, diakses tanggal 23 April 2015

Endah S.R, Ning., (2010), Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII G Semester II SMP Negeri 2 Torob Grobogan. http://e-jurnal.upgrismg.ac.id/index.php/mediapenelitianpendidikan/article/view/2 94, diakses tanggal 23 April 2015

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan., (2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan, FMIPA Unimed, Unimed

Fauzi, Ahmad. 2013. Pembelajaran Matematika Di Indonesia Masuk Peringkat Rendah.

http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaranmatematika-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047. (diakses 28 Januari 2015)

Hamalik, Oemar., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta

Isjoni., (2007), Cooperatif Learning : Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Alfabeta, Bandung

Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan

Lie, Anita., (2010), Cooperatif Learning : Mempraktekkan Kooperatif Learning di Ruang – Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta

(25)

89

PPPPTK Matematika Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Diklat Guru Matematika SMA Kabupaten Berau.

http://p4tkmatematika.org/2014/12/diklat-guru-matematika-sma-kabupaten-berau/. (diakses 28 Januari 2015)

Sanjaya, wina., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan, Kencna Prenada Media, Jakarta

Sapa’at, Asep. 2014. Kemana Arah Pendidikan Indonesia?. http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/02/27/n1nns0-kemana-arah-pendidikan-indonesia. (diakses 27 januari 2015)

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta, Jakarta

Sudjana, Nana., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung

Sukino., (2006),Matematika SMP Jilid 2 Kelas VIII, PT Erlangga. Jakarta Sukardi., (2013), Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Suprijono, Agus., (2010),Cooperatif Learning, Pustaka Belajar, Yogyakarta Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta

Uno, Hamzah. B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar ynag Kreatif dan Efektif. Bumi Aksara: Jakarta

Gambar

Gambar 1.1Jawaban tes diagnostik 1
Gambar 1.1 Jawaban Tes Diagnostik 1
Gambar 1.3 Jawaban Tes Diagnostik 3

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan salah satu agenda Pemprov Jatim tahun 2006-2008 bahwa di Bangil terpilih menjadi klaster industri kecil bordir karena dipandang sebagai jenis usaha yang relatif

Pada siklus terahir ini, guru sudah tidak kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran kemampuan berbicara anak di PAUD Al fathi karena anak sudah

Dari data-data yang diperoleh oleh penulis berdasarkan analisis Balanced Scorecard dapat diketahui banwa kinerja perusahaan berada dalam kondisi cukup baik. Hal ini dapat terlihat

Untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut memerlukan Event Organizer (EO) sebagai pelaksananyaa. Maka dengan ini kami

Panel zephyr bambu adalah suatu papan atau lembaran tiga lapis dari zephyr bambu atau serat bambu dengan arah serat bersilangan yang direkat dengan menggunakan

dimasukkan ke dalam sebuah channel decoder untuk melindungi data. Gambar 5.26 Model Umum Sistem Komunikasi Digital Spektrum.. Komentar mengenai jumlah pseudorandom adalah

Sehubungan dengan Persetujuan Hasil Evaluasi Kualifikasi dari General Manager Nomor : CL.IN.01.01.187 tanggal 25 April 2016, dengan ini kami sampaikan PENGUMUMAN

[r]