• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pengakuan Pendapat Dan Beban Pada RSUP. H. Adam Malik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Pengakuan Pendapat Dan Beban Pada RSUP. H. Adam Malik"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN

PADA RSUP. H. ADAM MALIK

OLEH

DEWI AGUSTINA HALOHO

100522176

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA RSUP. H. ADAM MALIK” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya oranglain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerimasanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan , 29 Agustus 2013 Tanda tangan

(3)

ABSTRAK

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA RSUP. H. ADAM MALIK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Pengakuan Pendapatan Dan Beban yang diterapkan oleh RSUP. H. Adam Malik sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Pengakuan pendapatan dan Beban telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang menggunakan data primer seperti hasil wawancara dengan pihak rumah sakit dan data sekunder seperti struktur organisasi serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pendapatan dan beban.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentansi. Metode analisa yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengakuan pendapatan dan beban pada RSUP. H. Adam Malik menggunakan akrual basis. Berdasarkan hasil penelitian ini pengakuan pendapatan dan beban yang diterapkan sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

(4)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE RECOGNITION OF REVENUES AND EXPENSES IN THE GENERAL HOSPITAL CENTER H. ADAM MALIK

Purpose of this study was determine whether the recognition of revenues and expenses implementation by H. Adam Malik General Centre Hospital are ini accordance with Financial Accounting Standards.

Descriptive type of research conducted using primary data like the results of interviews with the hospital and secondary data such as organizational structure and documents relating to revenue and expenses.

Data collection techniques used were descriptive. The result showed that recognition of revenues and expenses at H. Adam Malik General Centre Hospital using the accrual basis. Based on the results of this study the recognition of revenues and expenses at the hospital was appropriate and the procedure is applied according to The Statement of Financial Accounting Standards.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala hormat, puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk setiap kasih dan kebaikannya yang telah menyertai dan memampukan Penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun skripsi ini berjudul “Analisa Pengakuan Pendapatan Dan Beban Pada RSUP. H. Adam Malik”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaa. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menerima saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini Penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum M.Ec,Ac,Ak,AC., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Syafruddin Ginting Sugihen MAFIS, Ak dan Drs. Hotmal Jafar, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara .

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si,Ak dan Ibu Dra, Mutia Ismail, M. M, Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Universitas Sumatera Utara.

(6)

5. Ibu Dra. Salbiah, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan banyak arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Pimpinan serta seluruh staff RSUP. H. Adam Malik yang telah banyak membantu Penulis dalam penyediaan data, terkhusus kepada orangtua yang saya sayangi, terima kasih atas doa dan dukungannya.

Medan, 17 Agustus 2013 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendapatan ... 5

2.1.1 Pengertian Pendapatan ... 5

2.1.2 Jenis Pendapatan ... 7

2.2 Beban ... 9

2.2.1 Pengertian Beban ... 9

2.2.2 Jenis Beban ... 12

2.3 Pengakuan Pendapatan dan Beban………. 13

(8)

2.3.2Pengakuan Beban……….. 20

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu………... 24

2.5 Kerangka Konseptual ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ………... 29

3.2 . Jenis Data ………. 29

3.3 Metode Analisis Data ……….. 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ………... 30

3.5 Jadwal dan Lokasi Penelitian……… 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan……… 31

4.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan ………... 32

4.1.2 Tugas Dan Fungsi RSUP. H. Adam Malik…... .. 35

4.1.3 Visi dan Misi RSUP. H. Adam Malik………... 36

4.2. Hasil Penelitian……… 37

4.2.1 Jenis Pendapatan Pada RSUP. H. Adam Malik… 37 4.2.2 Jenis Beban Pada RSUP. H. Adam Malik…... 43

4.2.3 Pengakuan Pendapatan Pada RSUP. H. Adam Malik44 4.2.4 Pengakuan Beban Pada RSUP. H. Adam Malik 50

4.3 Pembahasan……….. 52

4.3.1 Analisa Pengakuan Pendapatan……… 52

4.3.2 Analisa Pengakuan Beban ……….….. 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………. 57

5.2 Saran………... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Gambar Struktur Organisasi

RSUP. H. Adam Malik……… 60 2 Laporan Aktivitas RSUP. H. Adam

Malik Untuk Periode Yang Berakhir

31 Desember 2009 dan 31 Desember 2010……… 61 3 Laporan Posisi Keuangan RSUP. H.

Adam Malik 31 Desember 2009 dan

(12)

ABSTRAK

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA RSUP. H. ADAM MALIK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Pengakuan Pendapatan Dan Beban yang diterapkan oleh RSUP. H. Adam Malik sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Pengakuan pendapatan dan Beban telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang menggunakan data primer seperti hasil wawancara dengan pihak rumah sakit dan data sekunder seperti struktur organisasi serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pendapatan dan beban.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentansi. Metode analisa yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengakuan pendapatan dan beban pada RSUP. H. Adam Malik menggunakan akrual basis. Berdasarkan hasil penelitian ini pengakuan pendapatan dan beban yang diterapkan sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

(13)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE RECOGNITION OF REVENUES AND EXPENSES IN THE GENERAL HOSPITAL CENTER H. ADAM MALIK

Purpose of this study was determine whether the recognition of revenues and expenses implementation by H. Adam Malik General Centre Hospital are ini accordance with Financial Accounting Standards.

Descriptive type of research conducted using primary data like the results of interviews with the hospital and secondary data such as organizational structure and documents relating to revenue and expenses.

Data collection techniques used were descriptive. The result showed that recognition of revenues and expenses at H. Adam Malik General Centre Hospital using the accrual basis. Based on the results of this study the recognition of revenues and expenses at the hospital was appropriate and the procedure is applied according to The Statement of Financial Accounting Standards.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang sangat pesat, maka akuntansi sebagai alat bantu untuk mengkomunikasikan informasi mengenai transaksi keuangan yang terjadi dewasa ini makin besar. Transaksi-transaksi perusahaan bertambah kompleks menyebabkan dibutuhkannya informasi mengenai keadaan keuangan perusahaan. Disamping itu kecenderungan untuk mengambil keputusan atas dasar data-data keuangan yang dapat dipercaya menyebabkan dasar akuntansi menjadi penting artinya.

Setiap individu maupun organisasi memiliki tujuan mendasar. Secara umum dimaksudkan dengan tujuan adalah segala sesuatu dicari, diinginkan serta dibutuhkan untuk dicapai baik individu maupun organisasi. Perkembangan perusahaan dewasa ini sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perusahaan yang baru muncul dan adanya peningkatan dari usaha yang dulunya kecil dan sekarang semakin besar. Pada dasarnya usaha dijalankan bertujuan untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin.

Demikian pula halnya dengan perusahaan saja memberikan pelayanan dalam bentuk jasa. Laba diperoleh sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan dan pengeluaran selama proses kegiatan usaha berlangsung karena pendapatan merupakan hasil diperoleh dari kegiatan usaha sedangkan beban merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh pendapatan.

(15)

Tujuan pendirian perusahaan yang paling mendasar, pada umumnya diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu memperoleh laba, pertumbuhan dan kelangsungan hidup serta keharmonisan terhadap lingkungan dan masyarakat dalam arti luas. Pendapatan maksimal merupakan tujuan yang sangat penting dan harus dicapai. Hal ini disebabkan pendapatan mendorong aktivitas dari kegiatan perusahaan dan dengan perantaraannya kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan akan tercapai.

Pada perusahaan dagang kegiatan utamanya untuk menjual barang sedangkan perusahaan jasa kegiatan utamanya untuk menjual berbagai kemudahan bagi pemakai. Kemudahan dimaksudkan adalah segala sesuatu yang dinikmati oleh pemakai sebagai ganti dari pekerjaan.

Rumah Sakit merupakan salah satu perusahaan jasa. Rumah Sakit merupakan suatu tempat yang mempunyai 2 peranan yaitu sebagai lembaga social dan sebagai unit badan usaha. Hal ini dapat menjadi dilema yang cukup serius dimana sebagai lembaga social, rumah sakit harus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama yang kurang mampu sehingga mengurangi pendapatan yang diterima sesuai dengan tujuan didirikannya suatu rumah sakit adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Namun, sebagai badan usaha Rumah Sakit harus meningkatkan pendapatan.

(16)

pendapatan jasa giro dan keuntungan penjualan aktiva tetap. Rumah Sakit juga mengeluarkan beban berupa beban pelayanan dan beban administrasi umum.

RSUP. H. Adam Malik mengakui pendapatan pada saat aktivitas pelayanan jasa telah dilakukan kepada pasien. Terkadang ada pasien yang tidak mampu membayar biaya perawatan selama di rumah sakit yang menyebabkan berkurangnya pendapatan. Oleh karena itu rumah sakit harus menerapkan Standar Akuntansi Keuangan dalam penyusunan dan pelaporan keuangannya termasuk juga dalam pengakuan pendapatan dan beban.

Penulis berpendapat bahwa masalah pengakuan pendapatan dan beban perlu mendapat perhatian karena pada akhirnya pendapatan ini akan mempengaruhi kesinambungan operasional rumah sakit. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian “ Analisa Pengakuan Pendapatan dan Beban Pada RSUP. H. Adam Malik”

1.2 Perumusan Masalah

“Bagaimana pengakuan pendapatan dan beban pada RSUP. H. Adam Malik menurut Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian oleh penulis adalah

1. Untuk mengetahui kebijakan akuntansi yang diterapkan pada rumah sakit dalam hal analisa pengakuan pendapatan dan beban.

(17)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, perusahaan dan akademisi yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan untuk menambah pengalaman dan wawasan mengenai analisa pengakuan pendapatan dan beban.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atas praktek yang telah dilaksanakan perusahaan selama ini dengan teori dan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada khusus mengenai analisa pengakuan pendapatan dan beban.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendapatan

2.1.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva kedalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda-beda tergantung jenis usaha yang dilakukan perusahaan. Pada perusahaan industri, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang jadi. Dalam perusahaan dagang, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang dagang. Sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari penyerahan jasa kepada pihak lain.

Pendapatan menurut Soemarso (2005 : 230) diartikan sebagai “Peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.

Menurut Suwardjono (2007 : 81) dalam kaitannya dengan operasi perusahaan yang utama, pendapatan diklasifikasikan menjadi komponen sebagai berikut :

1. Pendapatan Operasional

Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan. Nama pendapatan operasi ini dipengaruhi oleh jenis usaha perusahaan. Untuk perusahaan jasa pendapatan disesuaikan dengan bidang usaha perusahaan

tersebut. Misalnya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan dan menanamkan pendapatannya dengan pendapatan angkutan.

Untuk perusahaan perdagangan atau manufaktur, yang memperoleh pendapatannya dari menjual barang atau produk, pendapatan operasinya disebut dengan penjualan (sales revenue)

2. Pendapatan Nonoperasi

(19)

yang termasuk dalam pendapatan nonoperasi antara lain: pendapatan bunga, pendapatan dividen, untung penjualan aktiva tetap, dan untung penjualan aktiva investasi.

3. Untung Luar Biasa

Untung nonoperasi yang sifatnya luar biasa kejadiannya maupun jumlahnya biasanya dipisahkan dan disebut dengan pos luar biasa. Untung semcam ini biasanya diperoleh perusahaan akibat kejadian yang tidak dapat dikendalikan manajemen. Contohnya adalah suatau perusahaan memperoleh ganti rugi yang besar karena memang dalam perkara pengadilan dalam kasus pelanggaran hak paten.

Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan menjadi sangat penting karena pendapatan merupakan objek atas kegiatan perusahaan. Pengertian pendapatan bermacam-macam tergantung dari sisi mana kita meninjau pengertian pendapatan tersebut.

Menurut Harahap (2007 : 76) “Pada umumnya pendapatan ditafsirkan sebagai berikut yaitu :

1. Arus masuk net asset sebagai akibat dari penjualan barang dan jasa 2. Arus keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada pelanggan

3. Produksi perusahaan sebagai akibat dari semata-mata penciptaan barang dan jasa dari perusahaan selama periode tertentu”.

Perbedaan itu timbul akibat perbedaan pandangan terhadap yang dianggap termasuk dalam revenue.

Menurut Nafarin (2004 : 449) “Pendapatan merupakan kenaikan kotor dalam modal sendiri (modal pemilik) yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada langganan atau klien, penyewaan harta, peminjaman uang dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”.

(20)

Kesimpulannya bahwa pendapatan merupakan seluruh peningkatan jumlah aktiva atau pengurangan suatu kewajiban yang berasal dari penjualan barang dagangan atau aktivitas usaha lainnya dalam satu periode kecuali peningkatan aktiva yang timbul akibat pemberian harta, investasi oleh pemilik, pinjaman dan koreksi laba rugi periode yang lalu.

2.1.2 Jenis Pendapatan

Pada dasarnya pendapatan itu timbul dari penjualan barang atau penyerahan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu. Pendapatan dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa, termasuk pengangkutan dan proses penyimpanan. Dalam perusahaan dagang, pendapatan timbul dari penjualan barang dagang. Pada perusahaan manufaktur, pendapatan terutama diperoleh dari penjualan produk selesai. Sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan dari penyerahan jasa kepada pihak lain. Pendapatan umumnya merupakan sesuatu yang diterima oleh perusahaan yang menambah harta perusahaan tersebut tetapi penambahan itu terjadi bukan karena adanya pembelian investasi oleh perusahaan.

Adapun jenis pendapatan dari suatu kegiatan perusahaan dapat digolongkan menjadi pendapatan operasional dan pendapatan non operasional.

Pendapatan operasional timbul dari hasil kegiatan usaha dan operasional perusahaan baik dari hasil penjualan barang dagang maupun penjualan jasa dan kegiatan utama perusahaan lainnya.

(21)

Pada dasarnya jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara yaitu: a. Pendapatan timbul dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri oleh

perusahaan tersebut tanpa penyerahan jasa telah diproduksi.

b. Pendapatan diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya hubungan yang telah disetujui.

c. Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan para investor.

Pendapatan non operasional adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber lain di luar kegiatan utama perusahaan. Pendapatan non operasional merupakan pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan yang jumlahnya tidak material dan sering terjadi. Pendapatan diterima tersebut tidak ada hubungannya dengan aktivitas normal perusahaan dan biasanya disebut sebagai pendapatan lain-lain.

Jenis pendapatan non operasional terdiri atas :

1. Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi perusahan oleh pihak lain.

Contohnya : Pendapatan bunga, sewa, royalty.

2. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva di luar barang dagangan atau hasil produksi.

Contohnya : Penjualan surat berharga, penjualan aktiva hak berwujud.

2.2 Beban

2.2.1 Pengertian Beban

(22)

aktivitas menghabiskan barang atau jasa dan nilai-nilai barang dan jasa ini menjadi habis pada saat produk perusahaan ditransfer kepada pembeli.

Menurut Skousen (2004 : 123) “Beban adalah arus keluar atau pemakaian lain aktiva atau terjadinya kewajiban atau kombinasi keduanya yang berskala dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa merupakan operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas”.

Menurut Warren (2005 : 63) “beban (expenses) adalah aktiva atau jasa yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan. Contoh-contoh beban meliputi beban upah, beban sewa, beban perlengkapan, beban utilitas dan beban rupa-rupa”.

Menurut Nafarin (2004 : 451) “Beban merupakan nilai sesuatu yang secara langsung dikorbankan yang diukur dalam satuan uang untuk memperoleh hasilan. Dengan kata lain beban adalah harga pokok yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis”.

Menurut Soemarso (2005 : 234) :

Beban adalah penurunan modal bruto sehubungan dengan kegiatan perusahaan. Penurunan modal bruto dapat terjadi melalui penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban. Penentuan beban-beban mana yang harus dimasukkan dan dicatat dalam suatu periode harus didasarkan atas konsep bahwa beban dikeluarkan atau terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan. Konsep lain, beban terjadi karena suatu pengeluaran sudah tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan masa berikutnya. Dengan kata lain beban harus dihubungkan dengan usaha untuk memperoleh pendpaatan.

Menurut Soemarso (2004 : 235) terdapat 2 macam cara untuk mencatat dan melaporkan beban yang terjadi yaitu :

1. Menghubungkan dengan barang dan jasa yang merupakan sumber pendapatan.

Beberapa beban tertentu mempunyai hubungan langsung dengan barang dan jasa yang merupakan sumber pendapatan.

(23)

Kadang-kadang suatu beban tidak dapat dihubungkan langsung dengan barang atau jasa yang merupakan sumber pendapatan. Sebagian besar beban administrasi dan umum serta beban-beban penjualan termasuk dalam kategori ini. Dalam keadaan demikian pencatatan beban dihubungkan dengan berlalunya waktu.

Pencatatan beban berdasarkan berlalunya waktu dapat dilakukan : a. Langsung pada saat terjadinya

b. Melalui alokasi tertentu

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007 :14,78):

Defenisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya asset seperti kas dan setara kas, persediaan, dan aset tetap. Menurut Pedoman Akuntansi Rumah Sakit (2003 : 85) “Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan aktiva bersih”.

Pendapat lain tentang beban adalah penggunaan atau pemakaian atau pemakaian barang dan jasa di dalam proses mendapatkan pendapatan. Beban merupakan habisnya jasa factor yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan pembuatan atau penjualan produk perusahaan.

Beban seringkali disamakan dengan biaya (cost). Namun sebenarnya terdapat perbedaan diantara keduanya, biaya adalah pengeluaran yang habis masa manfaatnya, jadi masih harus dibebankan pengeluaran yang habis masa manfaatnya, jadi masih harus dibebankan pada periode berikutnya sedangkan beban adalah pengeluaran

(24)

2.2.2 Jenis Beban

Beban merupakan arus kelaur dan berkurangnya harta perusahaan tetapi penurunan itu bukan disebabkan oleh pembagian kepada pemilik modal. Beban umumnya muncul dari penjualan, proses produksi, penyerahan jasa ataupun kegiatan lainnya yang merupakan operasi normal perusahaan dalam periode tertentu.

Secara umum, beban dapat digolongkan atas 2 jenis yaitu : 1. Beban Langsung

Beban langsung yaitu beban yang secara langsung dikaitkan dengan pendapatan dalam periode diakui pendapatan.

Contohnya: biaya bahan baku dna tenaga kerja pabrik, beban komisi penjualan, beban garansi atas produk yang dijual.

2. Beban Tidak Langsung

Beban tidak langsung adalah beban yang tak berhubungan secara langsung dengan penjualan produk dan jasa merupakan beban periode dan beban alokasi. Contoh: beban administrasi umum, beban penyusutan dan beban amortisasi.

Menurut Pedoman Akunatnsi Rumah Sakit (2003 : 87) Beban yang berhubungan dengan kegiatan rumah sakit dapat berasal dari:

a. Beban pelayanan adalah beban yang timbul untuk pelaksanaan aktivitas pelayanan rumah sakit. Beban pelayanan antara lain terdiri dari :

1. Beban jasa pelayanan 2. Beban pegawai

3. Beban penyusutan sarana medic 4. Beban pemeliharaan sarana medic 5. Beban asuransi

6. Beban penelitian medic

b. Beban program adalah beban yang timbul untuk pelaksanaan program yang ditetapkan oleh penyimbang. Beban program terdiri dari :

1. Beban pegawai dan tenaga ali 2. Beban pelatihan

(25)

c. Beban administrasi dan umum adalah beban yang timbul dari aktivitas yang tidak berkaitan langsung dengan aktivitas pelayanan normal atau pelaksanaan program yang ditetapkan penyumbang. Beban administrasi dan umum terdiri dari :

1. Beban administrasi kantor 2. Beban pemeliharaan

2.3 Pengakuan Pendapatan dan Beban

2.3.1 Pengakuan Pendapatan

Pengakuan adalah proses secara formal untuk mencatat dan menggabungkan suatu pos di dalam perkiraan dan laporan keuangan satu kesatuan. Pengakuan mencakup uraian pos itu dalam kata-kata dan angka, dengan jumlah tercakup dalam laporan keuangan. Pengakuan tidak sama dengan realisasi, meskipun keduanya kadang-kadang digunakan

bergantian didalam literature dan praktek akuntansi. Realisasi adalah proses pengubahan sumber daya bukan kas dan hak menjadi uang dan paling tepat digunakan

dalam akuntansi dan pelaporan keuangan untuk penjualan aktiva secara tunai atau klaim atas kas.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 15) :

Pengakuan merupakan proses pembentukan yang memenuhi definisi unsur serta criteria pengakuan dalam neraca dan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dna mencantumkannya ke dlaam neraca atau laba rugi. Pos yang memenuhi criteria tersebut harus diakui dalam neraca ataupun laporan laba rugi. Kelalaian untuk memakai pos semacam itu tidak dapat diralat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 paragraf 19 (2007 : 23,5) menyatakan bahwa :

Bila hasil suatutransaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi :

(26)

b. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.

c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal.

d. Biaya yang terjadi untuk transaksi dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

Menurut Skousen, dkk (2004 : 231) “Pendapatan dan keuntungan umumnya diakui apabila :

1. Telah direalisasikan (realized) atau dapat direalisasikan (realizable).

2. Sudah dihasilkan melalui penyelesaian yang substansial atas aktivitas yang terlibat dalam proses menghasilkan tersebut”.

Dalam bahasa sederhana, pendapatan diakui apabila perusahaan yang menghasilkan pendapatan telah menyerahkan barang dan jasa yang dijanjikan kepada pelanggan dan ketik pelanngan telah melakukan pembayaran yang apsti (dapat direalisasikan) kepada perusahaan. Jadi perusahaan telah melaksanakan kesepakatan, dna konsumen mempunyai kemauan untuk membayar”.

Namun demikian beberapa ahli akuntansi berpendapat bahwa untuk pengakuan pendapatan sebenarnya tidak harus selalu terjadi pertukaran namun juga dianggap kritis adalah apabila bahwa pengukuran yang objektif dapat juga dicapai jika pertukaran terjadi atau tidak, di samping proses laba memang benar telah diselesaikan.

Menurut Harahap (2007 : 78) Pendapatan diakui secara 1. Accrual basis

Pengakuan revenue secara akrual basis berarti bahwa revenue harus dilaporkan selama kegiatan produksi (dimana laba dapat dihitung secara proporsional dengan penyelesaian pekerjaan), pada akhir produksi, pada saat penjualan barang atau pada saat penagihan piutang.

a. Revenue umunya diakui selama kegiatan produksi dalam hal sebagai berikut :

(27)

2) Jumlah biaya yang sudah dikeluarkan dibandingkan dengan taksiran biaya seluruh proyek.

a) Revenue dari cost plus fixed contract, kontrak yang dibuat berdasarkan fee yang tetap ditambah biaya-biaya tertentu.

b) Perubahan aset sebagai akibat pertumbuhan yang menimbulkan kenaikan revenue seperti pabrik anggur, peternakan.

2. Critical Event Basis

Dalam metode ini yang diperhatikan adalah kejadian-kejadian penting dalam siklus operasi perusahaan, kejadian kritis itu dapat berupa :

a. Pada saat penjualan

b. Pada saat selesainya proyek

c. Pada saat pembayaran setelah dilakukan penjualan

Menurut Warren (2005 : 128) dasar pengakuan pendapatan atau revenue secara umum ada dua cara yaitu :

1. Dasar Kas (Cash Basis)

Pada dasar kas, pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan laba rugi apda periode dimana kas diterima atau dibayar. Misalnya, penghasilan dicatat ketika kas diterima dari klien. Laba (rugi) bersih merupakan selisih antara penerimaan kas (pendapatan dan pengeluaran kas (beban).

2. Dasar Akrual (Acrual Basis)

Pada dasar akrual, pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode saat pendapatan tersebut dihasilkan (earned). Misalnya, pendapatan dilaporkan pada saat jasa diberikan kepada pelanggan tanpa melihat apakah kas telah diterima atau belum dari pelanggan selama periode ini.

Menurut Soemarso (2005 : 231) Ada empat kejadian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan saat diakuinya pendapatan yaitu :

1. Pada saat dilakukan penjualan

(28)

barang yang dijual. Barang-barang yang telah diserahkan oleh pihak penjual dan telah diterima oleh pihak pembeli belum merupakan pendapatan apabila hak pemilikan barang masih di tangan penjual. Contoh keadaan ini adalah barang-barang yang dikirimkan pada saat konsinyasi.

2. Pada saat pembayaran telah diterima

Pendapatan dapat pula baru diakui pada saat pembayaran atas penjualan diterima. Contoh cara ini adalah pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh dokter, pengacara dan perusahaan-perusahaan lain dimana jasa-jasa professional merupakan sumber pendapatannya. Secara teoritis cara ini kurang dapat diterima. Keuntungannya terletak oada kesederhanaan dan dapat dihindarinya kerugian dari piutang-piutang tak tertagih. Cara tersebut tidak diperkenankan bagi pengakuan pendapatan yang berasal dari penjualan barang. Pengakuan pendapatan pada saat pembayaran hanya dapat dilakukan bila terdapat ketidakpastian yang besar mengenai tertagihnya piutang. Ketidakpastian itu biasanya berhubungan dengan belum berpindahnya hak atau resiko atas barang sampai dilunasinya pembayaran. Ada kemungkinan pembatalan atas transaksi penjualan yang telah dilakukan.

3. Saat bagian tahap produksi diselesaikan

Pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi, pekerjaan yang harus diselesaikan dapat berlangsung sampai tiga atau empat tahun. Dalam keadaan demikian, seolah-olah pendapatan baru dihasilkan pada akhir tahun keempat. Akan tetapi, mengakui pendapatan macam ini sekaligus pada akhir diselesaikannya pekerjaan akan menghasilkan laba atau rugi menjadi sangat berfluktuasi. Cara ini tidak dapat menggambarkan kemajuan perusahaan secara benar. Demikian juga halnya bila pendapatan diakui pada saat kontrak pekerjaan ditandatangani. Oleh karena itu, pendapatan diakui dan dicatat sesuai dengan bagian-bagian kontrak yang telah diselesaikan. Metode pengakuan pendapatan demikian disebut metode persentase penyelesaian. Cara ini dimungkinkan bila beban untuk menyelesaikan kontrak dan tahap kemajuan penyelesaian kontrak dapat ditaksir dengan baik. Apabila taksiran demikian tidak dapat dpertanggungjawabkan, dianjurkan untuk menggunakan metode kontrak selesai.

4. Saat selesainya produksi

(29)

Menurut Weygandt, dkk (2002 : 4) Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip :

1. Pendapatan dari penjualanan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan kepada pelanggan.

2. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah dilaksanakan dan dapat ditagih.

a. Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa, royalty, diakui sesuai dengan berlalunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan. b. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada

tanggal penjualan.

Menurut Pedoman akuntansi Rumah Sakit (2003 : 73) “Pendapatan diakui pada saat aktivitas pelayanan jasa telah diberikan atau barang telah diserahkan kepada pengguna jasa”.

Menurut Pedoman Akuntansi Rumah Sakit (2003 : 71) “Pendapatan diakui kalau kenaikan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan pendapatan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban”.

Pengakuan pendapatan di rumah sakit berdasarkan atas Pedoman Akuntansi Rumah Sakit yang berdasarkan atas ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 156.

Acuan yang digunakan dalam penyusunan Pedoman Akuntansi Rumah Sakit adalah :

1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 156

2. Peraturan pemerintah yang mengatur tentang rumah sakit 3. Standar Akuntansi keuangan

Pengakuan pendapatan menurut Pedoman Akuntansi Rumah Sakit (2003 : 70):

(30)

yang mengakibatkan kenaikan aktiva bersih yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Pendapatan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatkan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban.

1. Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi :

a. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.

b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang terjadi.

c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.

d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut.

2. Pendapatan diakui pada saat aktivitas pelayanan jasa telah diberikan atau barang telah diserahkan kepada pengguna jasa atau pembeli barang.

2.3.2 Pengakuan Beban

Setelah pendapatan dari periode akuntansi diakui sesuai dengan prinsip pendapatan, prinsip penandingan diterapkan untuk mengakui beban periode tersebut. Perusahaan dalam melaksankan operasinya menggunakan sumber daya yang digunakan haruslah dialokasikan dalam hal ini sebagai beban. Beban diakui dalam laporan laba rugi

kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan

andal.

Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kewajiban atau penurunan aktiva. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos pendapatan tertentu yang diperoleh. Proses yang

biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan ini melibatkan pengakuan pendapatan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung

(31)

komponen biaya yang membentuk beban pokok penjualan diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang. Namun penerapan konsep ini

dalam kerangka dasar tidak memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban.

Menurut Skousen (2004 : 234) : “Untuk menentukan laba, tidak hanya criteria pengakuan pendapatan saja harus terpenuhi prinsip pengakuan beban harus didefenisikan dengan jelas. Sebagian beban langsung dihubungkan dengan pendapatan sehingga dapat diakui pada periode yang sama dengan pendapatan terkait. Pengeluaran lain tidak dapat segera diakui sebagai beban karena berhubungan dengan pendapatan di masa yang akan dating sehingga

dilaporkan sebagai aktiva. Sebagian beban lagi, tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan tertentu dan diakui pada periode di mana beban tersebut dibayarkan atau terjadi”.

Menurut Pedoman Akuntansi Rumah Sakit (2003 : 86) “Beban diakui apabila pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau depanjang manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva”.

Dalam Pedoman Akuntansi Rumah Sakit (2003 : 85) diatur ketentuan sebagai berikut :

1. Beban diakui dalam laporan laba rugi apabila penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Hal berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva.

2. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. 3. Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak

menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva.

4. Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa adanya pengakuan aktiva.

5. Beban dan kerugian diakui pada saat terjadinya yaitu

a. Pada saat pengeluaran kas jika pengeluaran tersebut tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui sebagai aktiva dalam neraca.

(32)

c. Pada saat terjadi penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan nilai aktiva.

Pengakuan beban umumnya terkait pada pengakuan pendapatan. Pengakuan beban disebut juga prinsip penandingan. Prinsip penandingan (matching principle) menyatakan bahwa beban harus dikaitkan dengan pendapatan pada periode di mana usaha untuk memperoleh pendapatan dilakukan. Beban tidak diakui ketika kas dibayarkan, atau ketika kas dibayarkan, atau ketika pekerjaan dilakukan, atau ketika barang diproduksi. Tetapi, beban diakui ketika tenaga kerja (jasa) atau barang benar-benar berkontribusi terhadap pendapatan.

Pengakuan beban dibagi menjadi tiga kategori yaitu

1. Pengaitan atau penandingan langsung

Mengaitakan atau menghubungkan beban pada pendapatan tertentu sering disebut proses pengaitan atau penandingan.

2. Alokasi sistematik dan rasional

Kategori pengakuan beban ini melibatkan aktiva yang memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Beban aktiva seperti gedung, peralatan, paten, dan asuransi dibayar di muka disebar ke sepanjang periode masa manfaat dengan cara yang sistematik dan rasional.

3. Pengakuan dengan segera

Banyak beban yang tidak terkait dengan pendapatan tetapi terjadi untuk mendapatkan barang dan jasa yang secara tidak langsung membantu menghasilkan pendapatan.

(33)

Biaya adalah sumber dari beban. Biaya akan menjadi beban pada saat biaya digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Biaya yang akan menghasilkan pendapatan hanya pada periode akuntansi berjalan segera dibebankan. Beban-beban ini dilaporkan sebagai beban operasional di laporan laba-rugi. Misalnya biaya untuk periklanan, gaji penjualan, dan perbaikan. Beban-beban ini sering disebut harga perolehan (biaya) yang kedaluwarsa (experied cost).

Biaya yang akan menghasilkan pendapatan pada periode akuntansi di masa mendatang diakui sebagai asset. Misalnya persedian barang dagang, beban dibayar dimuka, dan asset pabrik. Biaya-biaya ini disebut harga perolehan (biaya) yang belum kedaluwarsa (unexpired cost). Biaya perolehan yang belum kedaluwarsa berubah menjadi beban dalam dua cara:

1. Harga pokok penjualan. Harga perolehan (biaya) yang ditanggung sebagai persediaan barang dagang menjadi beban ketika persediaan itu terjual. Biaya-biaya ini dibebankan sebagai harga pokok penjualan pada periode ketika penjualan terjadi. Oleh karena itu, terdapat penandingan langsung antara beban dengan pendapatan.

2. Beban operasional. Harga perolehan (biaya) yang belum kedaluwarsa lainnya menjadi beban operasional melalui penggunaan atau konsumsi (seperti pada kasus persediaan toko).

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

(34)

Propinsi Riau dan penelitian dari Meta Yana noselia Torong (2004) mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan menurut SAK No. 23 pada RSUD. Dr. Djoelham Binjai dan penelitian dari Junita I T (2003) mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan menurut PSAK No. 23 pada RSU. Mutiara Medan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian Enda Restawati, Meta Yana Noselia Torong dan Junita I T menganalisis pengakuan dan pengukuran pendapatan sedangkan penelitian yang dilakukan penulis adalah menganalisis pengakuan pendapatan dan beban pada RSUP. H. Adam Malik. Penulis melakukan analisis terhadap pendapatan dan beban yang ada pada RSUP. H. Adam Malik sedangkan pada penelitian terdahulu hanya menganalisis pengakuan dan pengukuran pendapatan, tidak melakukan analisis pengakuan terhadap beban yang ada di rumah sakit.

(35)

pendapatan

Menurut Erlina (2007 : 28) “Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan factor-faktor yang penting telah diketahui dalam masalah tertentu.

(36)

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya serta tinjauan teoritis yang membangun konsep variable penelitian ini, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

(37)

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Rumah Sakit Umum

Pusat H. Adam Malik

Pendapatan Beban

Pengakuan Pandapatan dan Beban

Laporan Keuangan, lampiran dan Keterangan Lainnya dari RSUP. H. Adam Malik

Standar Akuntansi Keuangan tentang pengakuan pendapatan dan beban

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung analisa pengakuan pendapatan dan beban.

3.2Jenis Data

1. Data Primer, merupakan data yang secara langsung diperoleh dari perusahaan baik melalui teknik wawancara maupun observasi yang kemudian akan diolah lebih lanjut oleh penulis. Misalnya melakukan Tanya jawab langsung kepada pihak perusahaan.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan.

3.3Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dikumpulkan oleh penulis menggunakan metode deskriptif analitis yakni metode dimana data dikumpulkan, disusun, diinterprestasikan, dianalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihapadi.

3.4Teknik dan Pengumpulan Data

(39)

1. Teknik observasi, yaitu dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dalam hal ini mengenai analisa pengakuan pendapatan dan beban.

2. Teknik wawancara, yaitu melakukan Tanya jawab dan diskusi secara langsung dengan beberapa pihak yang berkompeten dan berwenang dalam memberikan data yang dibutuhkan dalam bagian pembelian.

3. Studi dokumentasi, yaitu melakukan pencatatan dan pengkopian atas data-data skunder untuk mendapatkan data-data yang mendukung penelitian ini.

3.5Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan dan membutuhkan waktu selama 8 (delapan) minngu dengan alokasi waktu sebagai berikut :

No Kegiatan Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 1 Persiapan

2 Pelaksanaan Penelitian 3 Penyusunan Skripsi

(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

RSUP. H. Adam Malik didirikan berdasarkan SK Menkes No.335/SK/VII/1990 tanggal 11 Juli 1990. RSUP. H. Adam Malik ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas A, dan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI. No.502/ Menkes/ Sk/IX/1991tanggal 6 September 1991. Dengan telah ditetapkannya RSUP. H. Adam Malik sebagai Rumah Sakit Pendidikan, maka Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dapat menggunakannya sebagai Pusat Pendidikan Klinik Calon Dokter dan Pendidikan Keahlian Calon Dokter Spesialis, untuk tempat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kedokteran. Selain digunakan oleh Fakultas Kedokteran USU, RSUP. H. Adam Malik digunakan pula oleh Akademi Keperawatan Sekolah Perawat Kesehatan lainnya untuk sarana pendidikan.

Untuk pengaturan penggunaan RSUP. H. Adam Malik sebagai tempat pendidikan FK-USU, telah disusun dan disepakati suatu piagam kerja sama anatara RSUP. H. Adam Malik dan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(41)

Disusul kemudian pada tanggal 21 Juli 1993. RSUP. H. Adam Malik diresmikan oleh Presiden RI, yang selanjutnya tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi RSUP. H. Adam Malik.

RSUP. H. Adam Malik merupakan pusat rujukan kesehatan regional untuk wilayah Sumatera bagian Utara dan Bagian Tengah yang meliputi Propinsi Nanggroe aceh Darussalam, Propinsi Riau dan Propinsi Sumatera Barat.

RSUP. H.Adam Malik sebagai salah satu unit organic Departemen Kesehatan RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal bina Pelayanan Medik wajib melaksanakan Sistem Laporan Rumah Sakit.

4.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Di dalam perusahaan menjelaskan gambaran pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan secara tertulis. Struktur organisasi itu baik apabila terdapat pemisahan dalam fungsi yang saling berhubungan secara tegas. Dengan kata lain harus menghindari tugas rangkap yang dilakukan oleh 1 orang atau bagian agar pengawasan transaksi dapat berjalan dengan baik.

Besarnya tugas dan tanggung jawab Direksi di RSUP. H. Adam Malik mengakibatkan struktur organisasinya lebih lengkap.Tujuannya adalah untuk memperlancar pelayanan kesehatan masyarakat di rumah sakit tersebut. Pengorganisasian ditata sedemikian rupa agar dapat berfungsi secara maksimal dalam pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab.

(42)

Mempunyai tugas yaitu memimpin, merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan, mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Direktur Medic dan Keperawatan

Mempunyai tugas yaitu mengelola pelayanan penunjang medic maupun non medic, pelayanan medis, asuhan dan pelayanan keperawatan pada instansi rawat jalan, rawat inap khusus..

3. Direktur Umum dan Operasional

Mempunyai tugas yaitu menyelenggarakan penyusunan kebutuhan tenaga dan fasilitas pelayanan medis dan keperawatan, mengkoordinasi seluruh kebutuhan instalasi rawat jalan, rawat inap.

4. Direktur SDM dan Pendidikan

Mempunyai tugas yaitu menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan dan pelatihan.

5. Direktur Bidang Keuangan

Mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan penyusunan anggaran dan perbendaharaan.

6. Komite Medik

Mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan Review terhadap Pelayanan pasien,Mutu Pelayanan Medis, Rekomendasi Penetapan Staf Medis, Audit Medis dan Pengawasan Etika da Disiplin Profesi medis.

7. Komite Etik dan Hukum

(43)

penyelesaian masalah etik kedokteran, etik rumah sakit, serta penyelesaian pelanggaran fungsi rumah sakit.

8. Satuan Pemeriksaan Intern

Mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan intern Rumah Sakit dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

9. Dewan Pengawas

Mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pengurusan Badan Layanan Umum, yang meliputi pelaksanaan rencana bisnis dan anggaran, rencana strategis bisnis jangka panjang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tugas para Direksi ini sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang dimilikinya. Disamping itu masih terdapat bagian lain tugas yang didelegasikan kepada bawahan sesuai tugasnya. Kewenangan dan Tanggung jawab ini dapat dilihat di organisasi staff seperti yang tertera pada bagan dalam struktur organisasinya (Lihat lampiran 1)

4.1.2 Tugas dan Fungsi RSUP. H. Adam Malik

(44)

Dalam melaksanakan tugas tersebut RSUP.H.Adam Malik menyelenggarakan fungsi :

a. Pelayanan Medis

b. Pelayanan dan asuhan keperawatan c. Penunjang medis dan non medis d. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

e. Pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang profesi kedokteran.

f. Penelitian dan pengembangan g. Pelayanan rujukan

h. Administrasi umum dan keuangan

4.1.3 Visi dan Misi RSUP. H. Adam Malik

(45)

Untuk Pelaksanaan kegiatan dan usaha tersebut Rumah Sakit didukung oleh 1934 sumber daya manusia yang terdiri dari :

1. Tenaga Medis yang terdiri dari :

Dokter Spesialis : 130 orang Dokter Umum : 38 orang Dokter Umum : 21 orang Perawat : 612 orang Non Perawat : 362 orang 2. Tenaga Non Medis : 334 orang

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Jenis Pendapatan Pada RSUP. H. Adam Malik

Jenis perusahaan memberikan penjelasan yang berbeda-beda mengenai pendapatan.

a. Perusahaan Dagang

Sebuah perusahaan yang menjual barang dagang yang sebelumnya dibeli di perusahaan industri. Pada perusahaan dagang pendapatan diperoleh dari penjualan barang dagang sesuai dengan harga beli penjualan kembali barang tambah dengan laba yang diharapkan.

b. Perusahaan Industri

(46)

c. Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah suatu perusahaan yang kegiatan usahanya ditujukan untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan melalui pelayanan jasa tertentu. Aktivitas perusahaan jasa dalam menghasilkan pendapatan melibatkan pemberian dan penjualan jasa kepada pelanggan atau klien. Hasil penjualan jasa kemudian diakui perusahaan sebagai pendapatan. Proses untuk menghasilkan pendapatan pada jasini dimulai dengan suatu perjanjian untuk memberikan pelayanan dan mengembangkan melalui pencernaan dan kinerja pelayanan dan mengembangkan melalui perencanaan dan kinerja pelayanan kepada pengumpulan kas dan bukti akhir melalui rentang waktu dimana pelayanan telah cukup dilakukan jadi keberhasilan perusahaan jasa dapat menjualkan jasanya kepada pelanggan mempengaruhi besarnya pendapatan. Untuk menghasilkan keadaan keuangan yang baik perusahaan harus memperhatikan informasi mengenai pendapatan. Dari sini dapat dilihat betapa pentingnya informasi mengenai pendapatan karena pendapatan merupakan tolak ukur perusahaan dalam mengelola kegiatan operasinya.

(47)

sumber, baik yang berasal dari aktivitas perusahaan maupun dari luar perusahaan.

RSUP. H. Adam Malik adalah sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang melakukan kegiatan usahanya melalui pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rumah Sakit ini memperoleh pendapatan dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi perusahaan yang diperoleh dari masyarakat yang menggunakan jasa kesehatan yang ada di rumah sakit tersebut.

Adapun pendapatan yang diperoleh RSUP. H. Adam Malik adalah dari pendapatan operasional dan pendapatan non operasional.

Pendapatan operasional adalah tambahan kotor aktiva RSUP. H. Adam Malik dan penurunan pendapatan ditangguhkan sebagai hasil kegiatan utama rumah sakit dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan utama rumah sakit sebagaimana ditentukan oleh ketentuan perundangan yang berlaku.

Pendapatan Operasional terdiri atas yaitu : 1. Pendapatan Operasional Rawat Jalan

Pendapatan Operasional rawat jalan adalah pendapatan yang diperoleh rumah sakit dari pasien yang melakukan pemeriksaan kesehatan dan rumah sakit melakukan tindakan pelayanan kesehatan serta pasien tidak perlu dirawat inap.

Pendapatan operasional rawat jalan terdiri dari : a. Pasien Umum terdiri dari :

(48)

- Poliklinik - Patologi Klinik - Medical Check Up b. Pasien Askes terdiri dari

- Instalasi Rawat Jalan - Medical Check up c. Pasien Jamkesmas

2. Pendapatan operasional rawat inap

Pendapatan operasional rawat inap adalah pendapatan yang diperoleh rumah sakit dari pasien yang harus diopname karena kesehatannya yang belum memungkinkan untuk pulang.

Pendapatan operasional rawat inap terdiri dari : a. Pasien Umum terdiri dari :

- Rindu A / B - IGD

b. Pasien askes c. Pasien Jamkesmas

3. Pendapatan operasional tindakan medik

Pendapatan operasional tindakan medik adalah pendapatan yang diperoleh dari pasien yang mendapatkan tindakan medis dari dokter atas penyakit yang diderita pasien maupun tindakan keperawatan selama pasien dirawat di rumah sakit.

Pendapatan operasional tindakan medic terdiri dari : a. Pasien Umum terdiri dari :

(49)

- Unit Echo Cardiovaskuler b. Pasien Askes

c. Pasien Jamkesmas

4. Pendapatan operasional unit penunjang

Pendapatan operasional unit penunjang adalah pendapatan yang diperoleh rumah sakit alat-alat penunjang yang ada di rumah sakit.

Pendapatan operasional unit penunjang terdiri dari : a. Pasien Umum terdiri dari :

- Instalasi Radiologi

- Instalasi Rehabilitasi Medis - Haemodalisa

- Radiotheraphy

b. Pasien Askes terdiri dari : - Haemodalisa

- Radiotheraphy - Unit Transfusi Darah c. Pasien Jamkesmas

5. Pendapatan operasional lainnya

Pendapatan operasional lainnya adalah pendapatan rumah sakit yang diperoleh dari kegiatan operasional rumah sakit lainnya.

Pendapatan operasional lainnya terdiri dari : a. Pasien Umum terdiri dari :

(50)

- Diklat - Ambulance - Instalasi Jenazah b. Pasien Askes c. Pasien Jamkesmas

6. Uang Muka Jamkesmas adalah dana yang diberikan oleh pemerintah kepada rumah sakit untuk pasien jamkesmas.

Sedangkan pendapatan non operasional terdiri atas jasa giro dan pendapatan non operasional biaya.

Pendapatan non operasional terdiri atas : - Jasa giro

- Sewa meliputi : Gedung, Aula, Asrama - PKL

- Parkir

4.2.2 Jenis Beban Pada RSUP. H. Adam Malik

Beban adalah beban yang mengakibatkan penurunan aktiva bersih rumah sakit. Beban yang berhubungan dengan kegiatan rumah sakit dapat berasal dari :

1. Beban Pelayanan

Beban pelayanan adalah beban yang timbul untuk pelaksanaan aktivitas pelayanan Rumah Sakit.

Beban Pelayanan terdiri dari : a. Bahan bakar solar

b. Bahan lainnya c. Lauk pauk

(51)

e. Barang Inventaris f. Gaji PNS

g. Jasa Pelayanan

2. Beban Administrasi dan Umum

Beban Manajemen dan umum adalah beban yang digunakan untuk kegiatan administrasi lainnya.

Beban administrasi dan Umum terdiri dari : a. Beban pemeliharaan

b. Cleaning Service

c. Biaya Pengembangan SDM d. Keperluan perkantoran e. Belanja perjalanan dinas f. Biaya operasional lainnya

4.2.3 Pengakuan Pendapatan Pada RSUP. H. Adam Malik

Pengakuan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan. Pengakuan pendapatan dari perusahaan merupakan kegiatan yang sangat penting dan merupakan tanggung jawab utama bagi pimpinan perusahaan untuk menetapkan suatu keputusan. Berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan memerlukan informasi tersebut yang dirangkum di dalam laporan keuangan sebagai bahan untuk menilai tingkat keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba.

(52)

pengalokasian optimal dari sumber ekonomi terbatas. Pendapatan RSUP. H. Adam Malik diperoleh dari:

1. Pendapatan Operasional Rawat Jalan

Pendapatan operasional rawat jalan adalah pendapatan yang diperoleh rumah sakit dari pasien yang melakukan pemeriksaan kesehatan dan rumah sakit melakukan tindakan pelayanan kesehatan serta pasien tidak perlu dirawat inap.

2. Pendapatan Operasional Rawat Inap

Pendapatan operasional rawat inap adalah pendapatan yang diperoleh rumah sakit dari pasien yang harus diopname karena kesehatannya yang belum memungkinkan untuk pulang.

3. Pendapatan Operasional Tindakan Medik

Pendapatan operasional tindakan mekanik adalah pendapatan yang diperoleh dari pasien yang mendapatkan tindakan medis dari dokter atas penyakit yang diderita pasien maupun tindakan keperawatan selama pasien dirawat di rumah sakit.

4. Pendapatan Operasional Unit Penunjang

Pendapatan operasional unit penunjang adalah pendapatan yang diperoleh rumah sakit alat-alat penunjang yang ada di rumah sakit.

5. Pendapatan Operasional Lainnya

Pendapatan operasional lainnya adalah pendapatan rumah sakit yang diperoleh dari kegiatan operasional rumah sakit lainnya.

(53)

a. Apabila pasien dianjurkan untuk menjalani rawat inap maka pihak pasien harus menyelesaikan administrasi awal sebelum memasuki ruangan rawat inap kemudian menentukan ruangannya.

b. Apabila pasien memerlukan obat-obatan, maka berdasarkan surat permintaan obat dan resep dari dokter maka bagian farmasi akan menerbitkan perincian biaya obat dan perincian tersebut akan dikirimkan keperincian biaya rawat inap pasien.

c. Setelah pasien sembuh dan sudah diperbolehkan pulang maka petugas ruangan akan mempersiapkan perincian biaya rawat inap dan memberikannya kepada pasien.

d. Lalu pasien akan membawa perincian biaya rawat inap tersebut ke kasir untuk menyelesaikan seluruh pembayaran rumah sakit. Kemudian kasir akan menerbitkan kuitansi yang sudah di cap lunas dan surat ijin pulang karena pasien sudah melunasi seluruh pembayaran.

(54)

Acuan yang digunakan dalam penyusunan Pedoman Akuntansi Rumah Sakit adalah :

1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1981/ MENKES/ SK/ XII/ 2010 2. Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang rumah sakit

3. Standar Akuntansi Keuangan

Contoh penerimaan pendapatan pada rumah sakit dan pengakuan pendapatannya adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan pendapatan dan pengakuan pada rawat inap bagi pasien umum RSUP. H. Adam Malik menerima pasien rawat inap yang bernama Wira pada tanggal 20 Desember 2010 dengan menggunakan ruangan rawat kelas III dengan tarif Rp. 45.000,00/hari. Toni masuk rumah untuk menjalani opname karena mengalami gejala typus. Pada saat diopname Toni menggunakan fasilitas laboratorium untuk memastikan kepastian penyakitnya dengan biaya Rp. 200.000,00. Pada saat dirawat Toni juga menggunakan infuse dan obat-obatan dengan biaya Rp. 350.000,00. Dan Toni diharuskan dokter untuk dirawat inap selama 6 hari. Biaya visite dokter juga harus dibayar oleh Toni dari hari pertama hingga hari keenam yaitu sebesar Rp. 300.000,00. Setelah dinyatakan sembuh pada hari ke lima maka Toni dapat meninggalkan rumah sakit dan harus dan harus membayar seluruh biaya. Dari kondisi di atas semua biaya yang dibebankan kepada Toni merupakan pendapatan bagi pihak rumah sakit.

Perincian pendapatan yang diperoleh rumah sakit yang harus dibayar oleh Toni adalah

(55)

- Biaya Infus dan obat-obatan = Rp. 350.000,00

- Biaya visite dokter = Rp. 300.000,00 +

Jumlah biaya yang harus dibayar oleh Toni=Rp. 1.120.000,00

Jadi total biaya yang harus dibayar oleh Toni adalah merupakan pendapatan bagi rumah sakit. Rumah sakit sudah mengakui pendapatan tersebut pada saat jasa pelayanan kesehatan telah diberikan kepada Toni walaupun rumah sakit belum menerima pembayaran dari Teori tetapi rumah sakit sudah mengakuinya dan mencatatnya sebagai pendapatan. Pengakuan pendapatan seperti ini disebut sebagai pengakuan pendapatan secara akrual basis.

2. Penerimaan pendapatan dan pengakuan pendapatan pada kondisi rawat inap bagi pasien yang menggunakan fasilitas askes

(56)

115.000,00 = Rp. 690.000,00 karena seluruh biaya lainnya telah ditanggung oleh pihak askes yaitu biaya tes laboratorium, pemberian infuse maupun biaya obat-obatan yang diberikan kepada Susi. Pada kondisi seperti ini, rumah sakit sudah mengakui pendapatan pada saat pelayanan kesehatan berupa tes laboratorium, pemberian infuse maupun obat-obatan walaupun pihak askes belum membayar seluruh biaya tersebut. Seluruh biaya yang akan dibayar dan ditanggung oleh pihak askes diakui oleh rumah sakit sebagai pendapatan rumah sakit. Fasilitas asekes yang diberikan kepada pasien sesuai dengan pangkat dan golongan peserta askes. Jika pasien menginginkan fasilitas yang lebih maka biaya akan ditanggung oleh pasien sendiri.

Pendapatan di rumah sakit merupakan arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal rumah sakit selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan aktiva bersih yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Proses pembentukan pendapatan pada rumah sakit merupakan arus kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit kepada pengguna jasa. Rumah sakit mengkhususkan dirinya pada jasa pelayanan kesehatan maka hasil dari penjualan jasa pelayanan kesehatan adalah sama seperti hasil penjualan barang pada perusahaan dagang.

(57)

4.2.4 Pengakuan Beban Pada RSUP H. Adam Malik

Selain melakukan pengakuan pendapatan, rumah sakit juga melakukan pengakuan beban. Seperti halnya pendapatan, beban merupakan unsur yang paling penting yang harus diperhatikan sehingga kebijaksanaan pengakuan beban sangat berpengaruh dalam perusahaan.

Adapun pengeluaran yang terjadi di rumah sakit adalah sebagai berikut : 1. Beban Pelayanan

Beban pelayanan adalah beban yang timbul untuk pelaksanaan aktivitas pelayanan rumah sakit.

Beban Pelayanan terdiri dari : a. Bahan bakar solar

b. Bahan lainnya c. Lauk pauk

d. Barang cetakan askes e. Barang Inventaris f. Gaji PNS

g. Jasa Pelayanan

2. Beban Manajemen dan Umum

Beban Manajemen dan Umum adalah beban yang digunakan untuk kegiatan administrasi lainnya.

Beban Manajemen dan Umum terdiri dari : a. Beban Pemeliharaan

b. Cleaning secvice

(58)

e. Belanja perjalanan dinas f. Biaya operasional lainnya.

Pendapatan berbeda dengan beban, beban yang perkiraan dicatat tinggi akan mengakibatkan penurunan laba dan sebaliknya beban yang dicatat terlalu rendah akan mengakibatkan peningkatan laba. Beban tersebut kemudian dihubungkan langsung dengan pendapatan rumah sakit. Lalu dilaporkan dalam periode diakuinya pendapatan. Sehingga dari penelitian yang dilakukan oleh penulis Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik melakukan pengakuan beban pada saat beban-beban rumah sakit tersebut sudah dikeluarkan oleh rumah sakit.

Maka berdasarkan teori dan penelitian yang dilakukan oleh penulis maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pengakuan beban yang diterapkan oleh RSUP. H. Adam Malik sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

4.3Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari RSUP. H. Adam Malik maka pembahasan dari data penelitian yang dianalisa meliputi :

4.3.1Analisa Pengakuan Pendapatan Pada RSUP H. Adam Malik

(59)

Walaupun pada umumnya sebuah rumah sakit tidak berorientasi pada pendapatan namun tetap mempunyai pusat pendapatan yang memberikan kontribusi terhadap perusahaan.

Berdasarkan atas penelitian yang dilakukan oleh penulis di RSUP. H. Adam Malik saat pengakuan pendapatan dilakukan bukan pada saat penerimaan kas akan tetapi pada saat transaksi terjadi atau pada saat aktivitas pelayanan dilakukan kepada pasien. Dalam melakukan pencatatan pengakuan pendapatan, rumah sakit mengakui pendapatan bukan pada saat kas diterima tetapi pada saat transaksi terjadi.

Dalam mengakui pendapatannya RSUP. H. Adam Malik mengakui dengan metode akrual basis dimana pendapatan diakui pada saat aktivitas pelayanan dilakukan. Konsep akrual basis dapat digambarkan sebagai konsep pelaporan pendapatan bila terjadi pelayanan kesehatan dari RSUP, H. Adam Malik. Kemudian hasil dari penjualan jasa tersebutlah yang merupakan pendapatan bagi rumah sakit.

Konsep akrual basis mengharuskan pendapatan baru diterima saat pelayanan jasa diterima oleh pasien atas dasar ketentuan rumah sakit. Bagi rumah sakit yang merupakan pelayanan jasa kesehatan tentu tidak terdapat proses produksi selesai, seperti RSUP. H. Adam Malik hanya mempunyai produk yaitu berupa kegiatan pelayanan kepada pasien.

(60)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, rumah sakit menerapkan pengakuan pendapatan secara akrual. Penerapan metode dasar akrual ini pada rumah sakit secara umum dapat dilakukan bila terjadi pemberian pelayanan jasa kesehatan kepada pasien dan kemudian dari hasil penjualan jasa pelayanan kesehatan akan diharapkan akan mendatangkan kas bagi rumah sakit. Dalam hal ini rumah sakit sudah mengakui pendapatan pada saat rumah sakit memberikan jasa kepada pasien walaupun kas belum diterima oleh rumah sakit secara teknik pencatatan pendapatan lebih mementingkan kapan pendapatan diakui dan dicatat sehingga akan dapat dijadikan data akuntansi yang objektif dalam menyediakan informasi keuangan bagi rumah sakit. Jadi meskipun penerimaan kas belum terjadi tetapi rumah sakit telah mencatat transaksi tersebut pada saat terjadinya.

Nota debet kepada pasien dibuat setelah rumah sakit memberikan pelayanan jasa kesehatan kepada pasien dan setelah pasien sembuh sesuai dengan keterangan dokter atau perawat yang menanganinya. Pasien akan melakukan pembayaran kas kepada rumah sakit dan rumah sakit akan mencantumkan penerimaan tersebut dalam formulir penerimaan rumah sakit sebagai bukti bahwa rumah sakit telah menerima uang tunai. Tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis disimpulkan bahwa pada saat aktivitas pelayanan jasa kesehatan yang diberikan rumah sakit kepada pasien adalah saat dimana pendapatan diakui bukan pada saat kas rumah sakit menerima pembayaran dari pasien. Pendapatan diakui dan dicatat oleh rumah sakit pada saat rumah sakit telah memberikan pelayanan jasa kepada pasien.

(61)

rumah sakit terletak pada konsep penghimpunan dan terbentuknya pendapatan tersebut bukan pada konsep waktu pembayaran.

4.3.2 Analisa Pengakuan Beban Pada RSUP H. Adam Malik

Untuk menentukan laba tidak hanya criteria pengakuan pendapatan saja harus terpenuhi, prinsip pengakuan beban juga harus didefinisikan secara jelas. Sebagian beban langsung dihubungkan dengan pendapatan sehingga dapat diakui pada periode yang sama dengan pendapatan yang terkait. Dalam melakukan kegiatan usaha agar dapat berjalan dengan lancer dan efisien maka setiap perusahaan akan membutuhkan informasi yang berkaitan dengan beban yang sistematis secara lengkap dan akurat.

Rumah sakit membagi beban ke dalam 2 kelompok yaitu beban pelayanan dan beban administrasi dan umum. Rumah sakit mengakui beban pada saat beban-beban tersebut dikeluarkan oleh rumah sakit. Rumah sakit mengeluarkan beban-beban pelayanan yaitu beban jasa pelayanan, beban bakar solar, barang cetakan askes. Rumah sakit juga mengeluarkan beban administrasi dan umum yaitu beban pemeliharaan, beban keperluan kantor dan beban operasional lainnya. Pada saat beban-beban tersebut dikeluarkanlah rumah sakit mengakui sebagai beban.

(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Perusahaan memiliki sumber pendapatan yaitu pendapatan rawat jalan, pendapatan rawat inap, pendapatan operasional medik, pendapatan operasional penunjang lainnya. Pendapatan operasional Rawat jalan adalah pendapatan yang diperoleh dari pasien yang berobat jalan di rumah sakit yaitu yang diperoleh dari karcis poliklinik. Pendapatan operasional rawat inap adalah pendapatan operasional yang diperoleh dari pasien yang melakukan pemeriksaan dan harus opname di rumah sakit. Pendapatan operasional tindakan medik adalah pendapatan yang diperoleh dari pasien yang mendapatkan tindakan medis dari dokter atas penyakit yang diderita pasien maupun tindakan keperawatan selama pasien dirawat di rumah sakit. Pendapatan operasional unit penunjang adalah pendapatan yang diperoleh rumah sakit dari laboratorium, elektromedik, radioterapi, foto sederhana maupun foto khusus. Pendapatan operasional lainnya adalah pendapatan yang diperoleh pihak rumah sakit dari apotik, penelitian dan ambulance.

2. Perusahaan secara teoritis telah memahami dengan baik tentang konsep pendapatan dan saat pengakuan pendapatan dan dalam prakteknya juga telah diterapkan dan sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.23

(63)

walaupun rumah sakit belum menerima pembayaran uang kas atas jasa pelayanan tersebut.

4. Beban yang dikeluarkan oleh rumah sakit adalah beban pelayanan dan beban administrasi dan umum. Beban pelayanan adalah beban yang timbul untuk pelaksanaan aktivitas pelayanan rumah sakit. Beban manajemen dan umum adalah beban yang digunakan untuk kegiatan administrasi lainnya.

5. Rumah sakit mengakui beban pada saat beban-beban yang ada di rumah sakit dikeluarkan.

5.2SARAN

1. Rumah sakit hendaknya tetap mempertahankan pengawasan dan lebih memperketat lagi terhadap pengeluaran beban dan menggunakannya lebih seefisien mungkin karena besar kecilnya beban yang timbul akan mempengaruhi laba perusahaan.

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1.

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan

Oleh karena itu, melalui edukasi dan konseling dari pihak rumah sakit dan pihak instalasi yang terkait kepada pendamping pasien stroke, serta upaya penyuluhan oleh

Oleh karena itu, melalui edukasi dan konseling dari pihak rumah sakit dan pihak instalasi yang terkait kepada pendamping pasien stroke, serta upaya penyuluhan oleh

Pendahuluan: Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit yang terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit paling tidak selama 72 jam dan pasien

penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru.. menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada di rumah sakit baru

Pedoman manajerial pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasiltas pelayanan kesehatan lainnya.. Jakarta: Departemen

Selama dirawat di rumah sakit pasien merasa kesulitan dalam. melakukan aktivitas

Pendapatan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatkan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan