• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN UREA PADA MEDIA BAGAS TERHADAP PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM SELULASE ISOLAT Aspergillus spp. 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN UREA PADA MEDIA BAGAS TERHADAP PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM SELULASE ISOLAT Aspergillus spp. 1"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN UREA PADA MEDIA BAGAS TERHADAP PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM SELULASE ISOLAT

Aspergillusspp. 1

Oleh

RATNA JAYA INDAH

Proses pengolahan tebu menjadi gula menghasilkan limbah padat yang disebut bagas. Bagas memiliki kandungan selulosa sebesar 50-55% (w/w) sehingga bagas dapat digunakan sebagai substrat untuk produksi enzim selulase. Unsur-unsur pembentuk enzim yaitu unsur karbon, hidrogen dan nitrogen. Senyawa nitrogen merupakan unsur kunci dalam asam amino dan ini menjadikan nitrogen penting untuk proses sintesis protein enzim. Asupan nitrogen akan meningkatkan sintesis protein, sehingga produksi enzim yang dihasilkan juga besar. Namun kandungan protein dalam bagas sangat kecil yaitu 1,6% (w/w) sehingga produksi enzim selulase sedikit, untuk itu perlu adanya penambahan nitrogen. Nitrogen yang ditambahkan dapat berupa urea (CO(NH2)2). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan urea pada media bagas terhadap produksi dan karakterisasi enzim selulase dari isolatAspergillusspp.1.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Lampung dari bulan Juni 2011 sampai dengan Januari 2012. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati yaitu aktivitas enzim selulase dari masing-masing konsentrasi urea serta karakterisasi enzim selulase meliputi pH, suhu, dan termostabilitas. Kadar konsentrasi urea yang digunakan yaitu 0% (w/v); 0,03% (w/v); 0,06% (w/v); 0,09% (w/v); dan 0,12% (w/v). Enzim selulase yang dihasilkan oleh isolatAspergillusspp.1 mempunyai aktivitas

tertinggi pada konsentrasi urea 0,06% yaitu sebesar 0,07 U/ml. Hasil karakterisasi enzim yang dihasilkan oleh isolatAspergillusspp.1 memiliki aktivitas optimum pada pH 4 yaitu sebesar 0,44 U/ml, suhu optimum pada 400C dengan aktivitas enzim selulase sebesar 0,25 U/ml, serta relatif stabil pada suhu 400C dan 500C.

(2)

A. Tinjauan Umum Fungi

Fungi merupakan organisme eukoriotik, berbentuk hifa atau sel tunggal, tidak

berklorofil dan memiliki siklus reproduksi seksual dan aseksual (Gandjar dkk,

1999). Sebagai organisme eukariotik fungi memilki nukleus yang jelas dan

sitoplasma yang dikelilingi oleh membran. Fungi mempunyai dinding sel

yang sedikit selulosa tetapi mengandung banyak kitin dan polisakarida

lainnya (Paul dan Clark, 1996).

Fungi memperoleh zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miselium

untuk mendapatkan makanan kemudian menyimpan dalam bentuk glikogen.

Keberlangsungan hidup fungi bergantung pada substrat yang banyak

mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya yang

diperoleh dari lingkungan. Zat organik dari sisa makhluk hidup yang telah

mati, misalnya kayu tumbang atau buah jatuh dimanfaatkan oleh fungi

pelapuk yang merupakan parasit saprofit. Fungi saprofit mampu

mengeluarkan enzim hidrolase untuk mendekomposisi molekul kompleks

(3)

hifa juga dapat menyerap secara langsung bahan-bahan organik dalam

bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya (Deacon, 1997).

Untuk sumber energi dan sintesis sel, fungi membutuhkan nutrien organik.

Nutrien yang digunakan untuk pertumbuhan fungi adalah senyawa organik

seperti glukosa, asam-asam organik, disakarida, polisakarida, pektin, selulosa,

dan lignin (Alexander, 1997). Fungi hanya mampu mengabsorpsi nutrien

terlarut yang berukuran kecil seperti monosakarida dan asam amino. Jika

nutrien yang tersedia dalam bentuk disakarida maupun polisakarida, maka

substrat didegradasi terlebih dahulu oleh fungi menjadi monosakarida dengan

mengeluarkan enzim ekstraseluler untuk melakukan proses depolimerisasi

yaitu pemecahan senyawa polimer kompleks menjadi senyawa sederhana

(Campbell, Reece, dan Mitchel. 2000).

B. Aspergillus

Aspergillusmempunyai hifa bersepta dan dilengkapi dengan spora aseksual. Ciri lain yang dimiliki olehAspergillusyaitu terdiri darifoot cell, konidiofor, vesikel, sterigma, serta konidia. Karakteristik yang membedakan antara

spesies yang satu dengan spesies yang lain adalah jumlah lapisan sterigma dan

kedudukannya pada vesikel (Dwidjoseputro, 1978). Menurut Frazier &

(4)

Kingdom : Fungi

Divisi : Eumycota

Subdivisi : Deuteromycotina

Kelas : Hyphomycetes

Ordo : Moniliales

Famili : Moniliaceae

Genus :Aspergillus

a b c d

Gambar 1.Morfologi talusAspergillussp. dengan perbesaran sedang (10x45). Keterangan: (a)Vesikula (b) Konidiofor (c) Sterigmata (d) Konidia

(Pertiwi, 2012)

Morfologi isolatAspergillusspp.1 yaitu koloni berwarna putih terdiri dari kumpulan hifa setelah diinkubasi selama satu hari pada media PDA,

berbentuk bundar dengan tepian menyebar, tepian seperti wol, dengan

(5)

dengan bentuk konsentris, tepian bercabang dengan elevasi datar sedangkan

ciri-ciri mikroskopisAspergillusspp.1 yaitu hifa bersepta, berwarna cokelat muda, dan berbentuk spiral. Spora aseksual berbentuk konidia yang

menjuntai. Panjang juntaian 10 atau lebih konidia. Konidia terbentuk di

atas vesikula. Konidia berbentuk bulat, dan berwarna cokelat. Ukuran 5

µm. konidia di produksi berantai dan bercabang, anamorf. Konidiofor

pembentukannya tunggal dan sederhana (Arivo,2010).

C. Sintesis Enzim

Proses sintesis enzim terbagi menjadi tiga tahap, yaitu sintesis asam amino,

sintesis protein, dan sintesis enzim.

1. Sintesis asam amino

Sintesis asam amino merupakan reaksi aminasi (pengikatan gugus amin)

karboksilat. Gugus amin biasanya berasal dari amonia (Purwoko, 2007).

Amonia dapat diperoleh dari reaksi pemecahan urea dan air dengan reaksi

sebagai berikut:

Urea + Air Enzim 2NH3+ CO2

Enzim yang bekerja yaitu enzim urease (urea amidihidrolase). Kemudian

NH3masuk dalam proses aminasi untuk menghasilkan asam amino. Berikut

(6)

Gambar 2. Reaksi sintesis asam amino (Syafitri, 2012)

Berdasarkan gambar 2, terdapat lima asam amino yang merupakan prekursor

dalam biosintesis asam amino, yaitu glutamat, fenilalanin, aspartat, serin, dan

treonin. Pengelompokkan biosintesis asam amino berdasarkan prekusor

metaboliknya dibagi menjadi 6, yaitu prekusor dariαketoglutarat 3-fosfogliserat,

oksaloasetat, piruvat, fosfoenolpiruvat dan erythrose 4 fosfat, dan ribosa 5 fosfat.

Glutamat merupakan salah satu asam amino yang berperan penting dalam reaksi

pembentukan asam-asam amino lainnya. Glutamat dibentuk dari ammonia dan

α-ketoglutarat, suatu senyawa antara siklus asam sitrat, melalui kerja L-glutamat

dehidrogenase (GDH). α-ketoglutarat dan ammonia membentuk glutamat dengan

(7)

NH4++-ketoglutarat + NADPH ===== Glutamat + NADP + H2O

Reaksi ini merupakan dasar dalam biosintesis asam amino karena glutamat

merupakan donor gugus amino dalam biosintesis asam amino yang lain melalui

reaksi transaminasi. Sedangkan glutamin dibentuk dari kerja enzim glutamin

sintesis. Glutamat sintase merupakan enzim yang bereaksi pada reaksi yang

irreversible (tidak balik), namun glutamat dehydrogenase berperan dalam reaksi

yang dapat balik (reversible). Glutamin dibentuk langsung dari glutamat dan

ammonia, energi untuk sintesis ini didapatkan dari adenosine tri phosphate (ATP)

(Webster, 1952). Aktivitas glutamat sintetase berlokasi di sitoplasma (Forde dan

Lea, 2007).

Prolin disintesis dari glutamat atau ornitin. Prolin disintesis dari glutamat melalui

reaksi bertahap. Sebelumnyaglutamat direduksi menjadi α-semialdehida dengan

bantuan glutamatkinase dehidrogenase. Kemudian metabolit ini mengalami penutupan menjadi pirolin 5-karboksilat dan reduksi lebih lanjut menjadi prolin

dengan bantuan enzimpirolin karboksilat reduktase. Prolin adalah penghambat alosterik pada reaksi awal biosintesisnya. Langkah utama dari biosintesis prolin

yaitu dari katalisis glutamat menggunakan dua enzim, yaituΔ

1-pyrroline-5-karboksilat sintetase (P5CS) yang menghasilkanγ-glutamil kinase (γ –GK) dan

asam glutamat semialdehid (GSA) dehidrogenase (γ-glutamil fosfat reduktase).

GSA yang dihasilkan akan dikonversi menjadi prolin-5-karboksilat (P5C) yang

nantinya akan direduksi dengan P5C reduktase (P5CR) menjadi prolin (Zhang,

1995 dalam Raggio dan Raggio, 2007). Selain dari glutamat, prolin juga dibentuk

(8)

Alanin berasal dari piruvat dan oksaloasetat melalui transaminasi dari glutamat

(Lehninger, 1982). Seperti halnya glutamat, glutamin, dan prolin, alanin juga

berasal dari metabolit sentral yang didapatkan melalui kerja enzim alanin

transaminase.

Biosintesis aspartat seperti halnya glutamat, aspartat ini disintesis dengan satu

langkah sederhana melalui reaksi transaminasi dibantu dengan kerja enzim

pengkatalisis, yaitu aspartat aminotransferase. Reaksi ini menggunakan analog

asamα-keto aspartat, oksaloasetat, dan glutamat sebagai donor amino. Aspartat

juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Sedangkan

pembentukan asam amino asparagin berasal langsung dari prekursornya yaitu

aspartat dengan dikatalisis oleh asparagin sintetase.

Sintesis asam amino dari kelompok serin-glisin lebih sederhana. 3 fosfogliserat

mengalami dehidrogenasi (oksidasi) menjadi fosfohidroksi fosfat. Reaksi tersebut

dikatalisis oleh fosfogliserat dehidrogenase. Aminasi fosfogliserat dehidrogenase

menjadi fosfoserin. Fosfoserin mengalami hidrasi menjadi serin. Serin dapat

langsung didemetilasi menjadi glisin. Reaksi tersebut dikatalisis oleh serin

hidroksimetiltransferase. Serin juga dapat diasetilasi menjadi asetil serin

kemudian asetil serin mengalami sulfurasi menghasilkan sistein.

Asam amino yang lain seperti fenilalanin, tirosin, dan triptofan disintesis pertama

kali dari kondensasi fosfoeneol piruvat dan eritrosa 4 fosfat. Hasilnya berupa

(9)

mengalami reduksi menjadi shikimat, lalu shikimat diubah menjadi krosimat.

Krosimat mengalami mutasi menjadi prefenat, kemudian prefenat mengalami

dekarboksilasi menjadi hidroksi fenilpiruvat selanjutnya diubah menjadi tirosin.

Fenil piruvat diubah menjadi fenilalanin oleh tirosin aminotransferase. Krosimat

juga dapat mengalami transaminasi menjadi antranilat. Antranilat menerima

transfer gugus fosforibosa sehingga menjadi fosforibosil antranilat. Gugus

fosforibosil mengalami desiklisasi sehingga menjadi CDRP (karboksifenilamino

deoksiribosa 5 fosfat). Siklisasi pada gugus aminoribosil sehingga menjadi

indogliserol fosfat. Transaminasi indogliserol fosfat menjadi triptofan oleh

triptofan sintase (Syafitri, 2012 dan Purwoko, 2007).

Asam amino-asam amino yang dihasilkan dalam proses aminasi masuk ke dalam

sitoplasma, yang selanjutnya akan dibawa oleh tRNA ke ribosom untuk proses

sintesis protein.

Sumber nitrogen lain yang dapat ditambahkan dapat berupa Ammonia (NH4+), Nitrat (NO3-), Cyanamide (CaCN2), Ammonium Chlorida ( NH4Cl), Natrium Nitrat (NaNO3), dan Urea (CO(NH2)2). Urea digunakan sebagai sumber nitrogen karena memiliki kadar nitrogen yang cukup tinggi, mudah diperoleh, dan harga

yang relatif murah.

(10)

Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen,

oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4atau CO(NH2)2. Urea

merupakan pupuk buatan yang mengandung unsur hara utama nitrogen,

berbentuk butiran (prill) atau gelintiran (glanular) (Nasih, 1996). Unsur

hara N yang terkandung dalam urea sebesar 46% dengan pengertian setiap

100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen (Palimbani, 2007).

2. Sintesis Protein

Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh tRNA ke dalam

urutan asam amino. Translasi menjadi tiga tahap yaitu inisiasi, elongasi,

dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang

membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan

elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini

disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip

dengan ATP.

 Inisiasi

Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu mRNA, sebuah

tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit

ribosom. mRNA yang keluar dari nukleus menuju sitoplasma didatangi oleh

ribosom, kemudian mRNA masuk ke dalam “celah” ribosom. Ketika

mRNA masuk ke ribosom, ribosom “membaca” kodon yang masuk.

Pembacaan dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya.

(11)

hanya satu, melainkan beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom

membentuk rangkaian miriptusuk satu, di mana tusuknya adalah “mRNA”

dan daging adalah “ribosomnya”. Dengan demikian, proses pembacaan

kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom

(misal kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam

amino metionin dating, tRNA masuk ke celah ribosom.

 Elongasi

Proses pemanjangan polipeptida secara umum mempunyai mekanisme 3

tahapan: pengikatan aminoasil–tRNA pada sisi A yang ada di ribosom,

pemindahan rantai polipeptida yang tumbuh dari tRNA yang ada pada sisi P

ke arah sisi A dengan membentuk ikatan peptide, dan translokasi ribosom

sepanjang mRNA ke posisi kodon selanjutnya yang ada di sisi A.

Di dalam kompleks ribosom, molekul fMet-tRNAfMetmenempati sisi P (peptidil), sisi yang lain pada ribosom, yaitu sisi A (aminoasil), masih

kosong pada saat awal sintesis protein. Berpasangannya triplet kodon

inisiasi (AUG/GUG) pada mRNA dengan antikodon pada

metionil-tRNAfMetdi tapak P menentukan urutan triplet kodon dan aminoasil-tRNAfMetberikutnya yang akan masuk ke tapak A. Pengikatan aminoasil-tRNAfMetberikutnya, misalnya alanil- tRNAala, ke tapak A memerlukan protein-protein elongasi EF-Ts dan EF-Tu. Pembentukan ikatan peptida

(12)

suatu enzim yang terikat pada subunit ribosom 50S. Reaksi ini

menghasilkan dipeptida yang terdiri atas f-metionin dan alanin yang terikat

pada tRNAala di tapak A. Langkah berikutnya adalah translokasi, yang

melibatkan (1) perpindahan f-met-ala- tRNAala dari tapak A ke tapak P dan

(2) pergeseran posisi mRNA pada ribosom sepanjang tiga basa sehingga

triplet kodon yang semula berada di tapak A masuk ke tapak P. Dalam

contoh ini triplet kodon yang bergeser dari tapak A ke P tersebut adalah

triplet kodon untuk alanin. Triplet kodon berikutnya, misalnya penyandi

serin, akan masuk ke tapak A dan proses seperti di atas hingga translokasi

akan terulang kembali. Translokasi memerlukan aktivitas faktor elongasi

berupa enzim yang biasa dilambangkan dengan EF-G. Pemanjangan atau

elongasi rantai polipeptida akan terus berlangsung hingga suatu tripet kodon

yang menyandi terminasi memasuki tapak A.

 Terminasi

Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi

(UAA,UGA,UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom.

Dimana RF1yang mengenali kodon UAA atau UAG sehingga rantai kodon

tersebut akan terlepas, kemudian RF2akan mengenali kodon UAA atau UGA sehingga rantai kodon tersebut terlepas. Proses terminasi ditandai oleh

terlepasnya mRNA, tRNA di tapak P, dan rantai polipeptida dari ribosom.

Selain itu kedua subunit ribosompun memisah, pada terminasi diperlukan

aktivitas dua protein yang berperan sebagai faktor pelepas atau releasing

(13)

Selama proses dan sesudah sintesisnya, suatu rantai polipeptida mulai

menggulung dan melipat secara spontan, membentuk protein fungsional

dengan konformasi yang spesifik: suatu molekul tiga dimensi dengan

struktur sekunder dan struktur tersier. Suatu gen menetukan struktur primer

dan struktur primer ini kemudian akan menentukan konformsi protein

(Campbell, Reece, dan Mitchel. 2000).

3. Sintesis Enzim

Polipeptida yang telah terbentuk akan dibawa menuju retikulum endoplasma

(RE). Rantai polipeptida ini dilengkapi dengan peptida sinyal. Peptida sinyal

merupakan suatu urutan kira-kira 20 asam amino di dekat atau pada ujung

leading(amino) dari polipeptida yang akan dikenali oleh partikel pengenal sinyal (SRP). Partikel ini akan mengikatkan diri pada peptida sinyal.

Selanjutnya SRP mengikatkan diri pada protein reseptor di dalam membran

RE. Reseptor ini merupakan bagian dari kompleks protein yang disebut

kompleks translokasi serta mencakup pori-pori membran dan enzim

pembelahan sinyal. Setelah itu SRP dilepaskan dan polipeptida yang sedang

tumbuh ditranslokasi melintasi membran. Peptida sinyal tetap melekat pada

membran kemudian enzim pembelah sinyal memotong peptida. Sisa dari

polipeptida yang sudah terbentuk sempurna kemudian meninggalkan ribosom

dan membentuk konformasi protein.

Protein-protein tersebut keluar dari RE dibungkus dalam membran vesikula

yang menggelembung dari daerah terspesialisasi yang disebut RE transisi.

(14)

vesikula transpor. Setelah meninggalkan RE, vesikula transpor berpindah

ke aparatus golgi. Produk dari aparatus golgi (protein enzim) yang akan

disekresi keluar dari mukatransakan berfusi dengan membran plasma. Selanjutnya produk tersebut menjadi enzim (protein) ekstraseluler

(Campbell, Reece, dan Mitchel. 2000).

D. Enzim Selulase

Enzim merupakan molekul polimer yang beragam yang dihasilkan oleh sel

hidup. Keragamannya dapat dilihat baik pada bentuk, ukuran, maupun

peranannya (Suhartono, 1989). Enzim merupakan protein yang memiliki

spesifikasi serta memiliki aktivitas katalitik. Terhadap substratnya,

spesifisitas enzim sangat tinggi. Enzim mempercepat reaksi kimiawi

spesifik tanpa pembentukan produk samping dan molekul ini berfungsi di

dalam larutan encer pada keadaan suhu dan pH normal (Lehninger, 1982).

Klasifikasi enzim secara internasional berdasarkan reaksi yang dikatalisis

antara lain:

1. Oksidoreduktase, enzim golongan ini dibagi dalam dua bagian yaitu

dehidrogenase dan oksidase. Dehidrogenase bekerja pada reaksi

dehidrogenasi yaitu reaksi pengambilan atom hidrogen dari suatu

senyawa. Sedangkan oksidase bekerja sebagai katalis pada reaksi

pengambilan hidrogen dari suatu substrat.

2. Transferase, enzim golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi

(15)

Beberapa contoh enzim golongan ini yaitu metiltransferase,

hidroksimetiltransferase, karboksiltransferase, asiltransferase dan

aminotransferase.

3. Hidrolase, enzim golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi

hidrolisis. Beberapa contoh ialah lipase, fosfatase, amilase, pepsin, tripsin

dan kimotripsin.

4. Liase, enzim golongan ini mempunyai peranan penting dalam reaksi

pemisahan suatu gugus dari suatu substrat atau sebaliknya. Contoh enzim

golongan ini yaitu dekarboksilase, aldose dan hidratase.

5. Isomerase, enzim golongan ini bekerja pada reaksi perubahan

intramolekuler, misalnya reaksi perubahan glukosa menjadi fruktosa.

6. Ligase, enzim golongan ini bekerja pada reaksi penggabungan dua

molekul. Contoh enzim golongan ini antara lain glutamin sintetase dan

piruvat karboksilase (Poedjiadi, 1994).

Enzim bekerja dengan dua cara, yaitu menurut Teori Kunci-Gembok

(Lock and Key Theory) dan Teori Kecocokan Induksi (Induced Fit Theory). Mekanisme kerja enzim dapat dilihat pada Gambar 4.

(16)

Teori Kunci-Gembok (Lock and Key Theory) dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan bahwa kerja enzim seperti kunci dan anak kunci, melalui

hidrolisis senyawa gula dengan enzim invertase. Terjadinya reaksi antara

substrat dengan enzim adalah karena adanya kesesuaian bentuk ruang antara

substrat dengan sisi aktif (active site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci (key) dan sisi aktif (lock) berperan sebagai gembok. Substrat masuk ke dalam sisi aktif sehingga terjadi

kompleks enzim-substrat. Hubungan antara enzim dan substrat membentuk

ikatan yang lemah. Pada saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus,

produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi

semula.

Teori Kecocokan Induksi (Induced Fit Theory) dikemukakan oleh Daniel Koshland yang menyatakan bahwa sisi aktif tidak bersifat kaku tetapi lebih

fleksibel. Sisi aktif secara terus menerus berubah bentuknya sesuai dengan

interaksi antara enzim dan substrat. Ketika substrat memasuki sisi aktif

enzim, bentuk sisi aktif akan termodifikasi menyesuaikan bentuk substrat

sehingga terbentuk kompleks enzim substrat. Sisi aktif akan terus berubah

bentuknya sampai substrat terikat secara sepenuhnya, yang mana bentuk akhir

dan muatan enzim ditentukan. Ketika substrat terikat pada enzim, sisi aktif

enzim mengalami beberapa perubahan sehingga ikatan yang terbentuk antara

enzim dan substrat menjadi menjadi lebih kuat. Interaksi antara enzim dan

(17)

Menurut Da silva, Largo, Merheb, Machiome, Park, dan Gomes (2005),

berdasarkan hasil pemeriksaan pada fungi, sistem selulase

sekurang-kurangnya terdiri dari tiga enzim:

1. Enzim-enzim endo-β-1,4-glukanase

2. Enzim ekso-β-1,4-glukanase

3. Enzim-enzim β-glukosidase.

Menurut Salma dan Gunarto (1999), selulase merupakan enzim yang dapat

memutuskan ikatan glukosida β-1,4 didalam selulosa. Dalam menghidrolisis

senyawa selulosa, kemampuan selulase sangat digantungkan pada substrat

yang di gunakan.

E. Karakteristik Enzim

Enzim memiliki karakteristik tertentu yang dapat mempengaruhi laju reaksi

suatu enzim, antara lain:

Suhu

Laju reaksi akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu sampai batas

tertentu kemudian aktivitas enzim akan mengalami penurunan karena

enzim terdenaturasi oleh suhu yang terlalu tinggi.

Aktivitas enzim

Suhu

(18)

pH

Laju reaksi meningkat pada pH optimum dan aktivitas enzim akan

mengalami penurunan pada kedua sisi pH optimum oleh pH yang terlalu

tinggi atau rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal:

 Protein enzim dapat mengalami denaturasi akibat pH yang tinggi ataupun yang rendah

Protein enzim memerlukan gugus-gugus asam amino yang terionisasi pada rantai samping yang mungkin aktif hanya pada

satu keadaan ionisasi

Substrat dapat memperoleh atau kehilangan proton dan reaktif dalam satu bentuk muatan

Aktivitas enzim

pH

Gambar 6. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim

Konsentrasi enzim

Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim yang dikatalisis oleh

enzim dapat diliihat pada gambar 7, aktivitas enzim meningkat secara

linier dengan bertambahnya konsentrasi enzim selama konsentrasi enzim

(19)

Aktivitas enzim

Konsentrasi enzim

Gambar 7. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim

Konsentrasi substrat

Aktivitas enzim mula-mula meningkat seiring bertambahnya konsentrasi

substrat namun setelah konsentrasi substrat dinaikkan lebih lanjut akan

tercapai suatu laju limit atau laju maksimum. Penambahan konsentrasi

substrat tidak berpengaruh terhadap aktivitas enzim.

Aktivitas enzim

Konsentrasi substrat

Gambar 8. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim (Page, 1989)

F. Selulosa

Selulosa (C6H1005)nmerupakan komponen struktural utama dari tumbuhan yang tidak dapat dicerna oleh manusia. Selulosa banyak terdapat pada

tumbuhan berkayu dan berserat, jumlahnya sangat melimpah di alam.

(20)

Gambar 9. Struktur Selulosa (Theo, 2007).

menempati hampir 60% komponen penyusun struktur tanaman (Salma dan

Gunarto, 1999). Selulosa merupakan komponen penting yang digunakan

sebagai bahan baku pembuatan kertas dan merupakan polimer linear dengan

berat molekul tinggi yang tersusun seluruhnya atas ß-D-glukosa dan dapat

memenuhi fungsinya sebagai komponen struktur utama dinding sel tumbuhan

karena sifat-sifat kimia dan fisiknya maupun struktur molekulnya ( Fengel

dan Wegener, 1995). Menurut Sjostrom (1981), selulosa merupakan

homopolisakarida yang tersusun atas unit ß-D-glukopironosa yang terikat satu

sama lain dengan ikatan glikosida.

Fungi merupakan mikroorganisme utama yang memiliki kemampuan untuk

menghidrolisis selulosa alami melalui aktivitas enzim selulase yang

dimilikinya (Salma dan Gunarto, 1999). Menurut Irawan (2003) fungi yang

mempunyai kemampuan mencerna selulosa terdapat pada kelompok fungi

yang tergolong ke dalam Ascomycotina dan Basidiomycotina. Fungi

(21)

aspergillus nudulans, Botrytis cinerea, Rhizoctonia solani, Trichoderma viridae(Schlegel, 1994).

G. Bagas

Gambar 10. Bagas

Bagas merupakan residu atau hasil sampingan dari proses ekstraksi

(pemerahan) cairan tebu menjadi gula, yang sejauh ini masih belum banyak

dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai tambah (Samsuri dkk.,

2006). Pada musim giling tahun 2006, data yang diperoleh dari Ikatan Ahli

Gula Indonesia (IKAGI) menunjukkan bahwa jumlah tebu yang digiling

oleh 57 pabrik gula di Indonesia mencapai sekitar 30 juta ton, sehingga

bagas yang di hasilkan diperkiran mencapai 9.640.000 ton. Namun,

sebanyak 60% dari bagas tersebut dimanfaatkan oleh pabrik gula sebagai

bahan bakar, bahan baku untuk kertas, bahan baku industri kanvas rem,

industri jamur dan lain-lain. Oleh karena itu diperkirakan sebanyak 40 %

dari bagas tersebut belum dimanfaatkan (Husin, 2007). Bagas sebagian

besar mengandunglignocellulose. Panjang seratnya antara 1,7 sampai 2 mm dengan diameter sekitar 20 mikro. Bagas mengandung air 48 - 52%,

(22)

dalam air dan sebagian besar terdiri dari selulosa, pentosan dan lignin

(Husin, 2007). Menurut Husin (2007) hasil analisis serat bagas adalah

seperti dalam Tabel 1 berikut:

Kandungan Kadar (%)

Abu 3,82

Lignin 22,09

Selulosa 37,65

Sari 1,81

Pentosan 27,97

SiO2 3,01

(23)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

FMIPA Universitas Lampung dari bulan Juni 2011 sampai dengan Januari

2012

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitulaminar air flow cabinet,autoclave, neraca analitik, inkubator, jarum ose, erlenmeyer, kompor listrik,vortex mixer, mikropipet, pipet tips, spektrofotometer, botol selai, kapas, tabung reaksi, aluminium foil, batang pengaduk, botol aquades,

lampu spiritus, orbital shaker, centrifuge, mikrotube, water bath shaker,

(24)

2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah bagas dari PT. GMP Gunung Sugih Lampung

Tengah, PDA (Potato Dextrose Agar), CMC (Carboxymethyl Cellulose), aquades, garam fisiologis, KH2PO4,FeSO4,buffer sitrat, pospat buffer, tris

buffer, DNS (3,5-dinitrosaliclic acid), urea (CO(NH2)2), alkohol 70%, dan spiritus.

C. Metode Penelitian

Uji pengaruh penambahan urea terhadap produksi dan karakterisasi enzim

selulase pada media bagas menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3

ulangan. Kadar konsentrasi urea yang digunakan yaitu 0% (w/v); 0,03%

(w/v); 0,06% (w/v); 0,09% (w/v); dan 0,12% (w/v). Parameter yang diamati

yaitu aktivitas enzim selulase dari masing-masing konsentrasi yang ditentukan

bedasarkan kadar glukosa yang terbentuk dari reaksi enzimatis antara ekstrak

enzim selulase dengan CMC (Carboxymetylcelullose) sebagai subsrat.

D. Analisis Data

Data yang diperoleh dilakukan analisis ragam, dan apabila di antara perlakuan

terdapat perbedaan nyata pada taraf kepercayaan 5%, analisis dilanjutkan

(25)

E. Produksi Enzim Selulase 1. Penyiapan Suspensi spora

Isolat fungi yang telah diremajakan pada PDA miring diinkubasi selama 3

hari. Pada masing-masing isolat tersebut dimasukkan larutan NaCl steril

dan dilakukan pemisahan antara spora dengan media menggunakanvortex mixer. Kemudian dilakukan pemisahan antara suspensi dengan medianya (PDA) sehingga diperoleh suspensi spora.

2. Penyiapan Media Fermentasi

Media fermentasi didasarkan pada media yang digunakan oleh Ahamed dan

Vermette (2008). Kedalam 1 liter aquades dilarutkan 2,0 g KH2PO4; 0,005

g FeSO4·7H2O. Kemudian dari larutan tersebut diambil sebanyak 200 ml lalu ditambahkan urea sesuai konsentrasi yang di tentukan. Sebanyak 1,35 g

bagas dimasukkan ke dalam botol selai kemudian ditambahkan 45 mL

larutan urea. Campuran tersebut disterilisasi pada temperatur 1210C selama 15 menit.

3. Produksi Enzim Selulase

Suspensi spora diambil sebanyak 1,8 ml lalu diinokulasikan pada media

fermentasi dan diinkubasi pada orbital shaker selama 4 hari (Purwadaria,

2003). Produksi enzim selulase ditentukan berdasarkan aktivitas enzim.

Aktivitas enzim tersebut dapat diketahui dari besarnya kadar glukosa

(26)

4. Penentuan Aktivitas Enzim Selulase

Uji aktivitas enzim selulase dilakukan berdasarkan kadar glukosa. Kadar

glukosa diukur dengan menggunakan metode DNS ( Miller, 1959). Isolat

fungi yang telah diinkubasi kemudian dipanen. Sebanyak 1 ml ekstrak

enzim diambil dan dicentrifuge selama 2 menit. Kemudian diambil

sebanyak 0,5 mL dan dicampurkan dengan CMC 0,5% sebanyak 0,5 mL

dan diinkubasi selama 30 menit padawater bathpada suhu 400C. Reaksi terakhir dilakukan dengan menambahkan 1 mL 3,5-dinitrosaliclic acid. Dihomogenkan dan dipanaskan kedalam air mendidih selama 15 menit.

Kemudian didinginkan ke dalam air dingin selama 20 menit selanjutnya

diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang

gelombang 540 nm. Absorbansi yang diperoleh digunakan untuk

menentukan kadar gula dengan rumus persamaan regresi linear Y= a + bx.

a dan b diperoleh dari perhitungan gula standar, Y adalah nilai absorbansi

pada panjang gelombang 540 nm, x adalah kadar glukosa yang dihasilkan.

Satu unit dari aktivitas selulase didefinisikan sebagai jumlah dari enzim

yang melepakan µmol glukosa dalam satu menit pada kondisi pengujian.

Penentuan aktivitas enzim selulase per unit dapat di tentukan dengan rumus:

Aktivitas enzim = kadar glukosa x faktor pengenceran

(27)

Keterangan :

Faktor pengenceran : x kali

Berat Molekul glukosa : 180

Waktu Inkubasi : 30 menit

F. Karakterisasi Enzim

Setelah diperoleh konsentrasi optimum, maka dilakukan karakterisasi yang

meliputi:

1. Karakterisasi Suhu

Pengujian suhu optimum selulase dilakukan dengan mereaksikan enzim

selulase dengan substrat CMC 0,5% selama 30 menit pada suhu 300C -700C dengan selang suhu 100C. Pengujian dilakukan dengan cara

menginkubasi reaksi enzim-substrat pada suhu 300C, 400C, 500C, 600C dan 700C di waterbathshaker selama 30 menit.

2. Karakterisasi pH

Pengujian pH optimum selulase dilakukan dengan mereaksikan enzim

selulase dengan substrat CMC 0,5% selama 30 menit pada suhu 400C pada berbagai kondisi pH larutan buffer dengan selang pH 1 unit, yaitu

menggunakan buffer sitrat untuk pH 4 dan 5, buffer phospat untuk pH 6

dan 7, buffer tris untuk pH 8 dan 9.

3. Karakterisasi Termostabilitas Enzim

Supernatan enzim diinkubasi pada suhu 400C, 500C, 600C, dan 700C dengan waktu sampling setiap 30 menit selama 3 jam kemudian

(28)

G. Pembuatan Kurva Standar Glukosa

Larutan gula reduksi glukosa merupakan larutan gula standar yang

digunakan pada interval 0-300 µg yaitu 0 µg, 50 µg, 100 µg, 150 µg, 200

µg, 250 µg, 250 µg, dan 300 µg, masing-masing larutan diambil sebanyak

0,5 ml, ditambahkan 0,5 ml larutan CMC sebagai substrat dan pereaksi

DNS. Divortex hingga homogen, kemudian dipanaskan dalam air mendidih

selama 15 menit. Selanjutnya didinginkan dengan merendamnya kedalam

air dingin selama 20 menit. Pengukuran absorbansi dilakukan dengan

menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm (Miller,

1959).

H. Prosedur Kerja

Uji aktivitas enzim selulase

Uji aktivitas enzim Uji gula pereduksi

Kadar gula Persamaan regresi linear

Data absorbansi

(29)

Aktivitas optimum

Karakterisasi enzim

Suhu pH Termostabilitas enzim

(30)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Urea berpengaruh terhadap produksi enzim selulase isolat

Aspergillusspp. 1 dengan aktivitas tertinggi pada konsentrasi urea 0,06% (w/v) sebesar 0,07 U/ml, sedangkan aktivitas terendah terdapat pada

konsentrasi urea 0% (w/v) yaitu sebesar 0,01 U/ml.

2. Enzim selulase isolatAspergillusspp. 1 memberikan kondisi optimum aktivitas enzim yaitu pada pH 4, suhu 400C serta aktivitas enzim selulase relatif stabil pada suhu 400C dan 500C.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan adanya penambahan urea

pada proses fermentasi bagas untuk memperbesar produksi enzim serta

penyesuaian kondisi lingkungan meliputi pH dan suhu. pH 4 dan suhu 400C merupakan kondisi optimum untuk produksi enzim selulase. Selanjutnya

dapat dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui produksi enzim

(31)

(Skripsi)

Oleh :

RATNA JAYA INDAH

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(32)

PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM SELULASE ISOLAT Aspergillusspp. 1

Oleh

RATNA JAYA INDAH

Proses pengolahan tebu menjadi gula menghasilkan limbah padat yang disebut bagas. Bagas memiliki kandungan selulosa sebesar 50-55% (w/w) sehingga bagas dapat digunakan sebagai substrat untuk produksi enzim selulase. Unsur-unsur pembentuk enzim yaitu unsur karbon, hidrogen dan nitrogen. Senyawa nitrogen merupakan unsur kunci dalam asam amino dan ini menjadikan nitrogen penting untuk proses sintesis protein enzim. Asupan nitrogen akan meningkatkan sintesis protein, sehingga produksi enzim yang dihasilkan juga besar. Namun kandungan protein dalam bagas sangat kecil yaitu 1,6% (w/w) sehingga produksi enzim selulase sedikit, untuk itu perlu adanya penambahan nitrogen. Nitrogen yang ditambahkan dapat berupa urea (CO(NH2)2). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan urea pada media bagas terhadap produksi dan karakterisasi enzim selulase dari isolatAspergillusspp.1.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Lampung dari bulan Juni 2011 sampai dengan Januari 2012. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati yaitu aktivitas enzim selulase dari masing-masing konsentrasi urea serta karakterisasi enzim selulase meliputi pH, suhu, dan termostabilitas. Kadar konsentrasi urea yang digunakan yaitu 0% (w/v); 0,03% (w/v); 0,06% (w/v); 0,09% (w/v); dan 0,12% (w/v). Enzim selulase yang dihasilkan oleh isolatAspergillusspp.1 mempunyai aktivitas

tertinggi pada konsentrasi urea 0,06% yaitu sebesar 0,07 U/ml. Hasil karakterisasi enzim yang dihasilkan oleh isolatAspergillusspp.1 memiliki aktivitas optimum pada pH 4 yaitu sebesar 0,44 U/ml, suhu optimum pada 400C dengan aktivitas enzim selulase sebesar 0,25 U/ml, serta relatif stabil pada suhu 400C dan 500C.

(33)

Oleh

RATNA JAYA INDAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SAINS

Pada Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(34)

ISOLATAspergillusspp. 1

Nama Mahasiswa : Ratna Jaya Indah Nomor Pokok Mahasiswa : 0717021062

Jurusan : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dra. Christina.N Ekowati, M.Si Dr. Sumardi

NIP. 195808181985032001 NIP 196503251991031003

2. Ketua Jurusan Biologi

(35)

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Christina N. Ekowati, M. Si ...

Sekretaris : Dr. Sumardi ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Kusuma Handayani, M. Si ...

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Prof. Suharso, Ph.D. NIP. 196905301995121001

(36)

Penulis dilahirkan di Sukadana, Lampung Timur pada

tanggal 01 Desember 1989, dari pasangan Bapak H.

Sutarman dan Ibu Hj. Tumini, sebagai anak bungsu dari

empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman

Kanak-kanak di TK PGRI Bandar Negeri Lampung Timur

pada tahun 1995. Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 2001 di SDN Kedung

Rejo Jombang, Jawa Timur kemudian melanjutkan Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama di SLTP Negeri Pasir Sakti Lampung Timur sampai tahun 2004, dan

Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3 Bandar Lampung hingga tahun 2007.

Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui

jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten pada mata kuliah

Struktur Perkembangan Hewan I, Struktur Perkembangan Hewan II, Mikrobiologi

Pangan dan Industri, Mikrobiologi Umum, Mikrobiologi Tanah, dan Fisiologi

Mikroba Jurusan Biologi FMIPA, Mikrobiologi Jurusan Biologi FKIP,

(37)

Penulis juga aktif di UKM Rohani Islam tahun 2010 sebagai Ketua Biro

Keputrian, di HIMBIO sebagai sekretaris Biro Danus pada tahun 2009-2010.

Pada tahun 2007 hingga sekarang penulis tergabung di Tim Kerja Dakwah

Sekolah (TKS) SMAN 3 Bandar Lampung dan SMKN 2 Bandar Lampung. Saat

ini, penulis mendapat amanah disebuah yayasan pembinaan pelajar dan generasi

muda, yaitu Forum Kerjasama Alumni Rohis (FKAR) Bandar Lampung sebagai

Staff Kesekretariatan.

Tahun 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di PT Neka Boga Perisa, sebuah

perusahaan yang mengekspor rempah-rempah. Penulis berkesempatan untuk

(38)

Dengan penuh kerendahan hati, kupersembahkan karya

sederhana ini untuk:

Alloh swt, sebagai salah satu wujud ibadahku

untuk mengharapkan keridhoanNya

Rosululloh Muhammad saw atas rasa cinta

dan rinduku yang tak terkira kepada beliau

Ibu dan Bapak yang mulia.. Bakti ananda

sepanjang hidup pun tak akan mampu

membalas apa yang telah Ibu&Bapak berikan

Saudara kandungku tercinta: Mba Tatik,

Mba Jar, Mas Agus beserta keluarga kecilnya

yang selalu mengukir pelangi kebahagiaan di

hatiku..

(39)

Alhamdulillah, rasa syukur yang tiada terhingga kepada Sang Maha Pencipta

karena ananda terlahir dari wanita mulia, keluarga sederhana Ibu&Bapak.

Segudang rasa terima kasih tak akan pernah mampu membalas kebaikan

Ibu&Bapak. Atas semua cinta dan kasih sayang yang sangat kental ananda

rasakan bahkan sampai ananda dewasa, atas nasihat serta petuah yang

diberikan untuk menuntun ananda menjadi orang yang bermanfaat bagi

sesama, atas setiap tetes keringat yang mengalir di tubuh Bapak demi

tercapainya mimpi ananda, atas rasa cemas dan khawatir yang sering hinggap

di hati Ibu karena ananda tinggal di perantauan, atas segalanya yang tak

mampu ananda sebutkan, ananda ucapakanjazaakumulloh khoiron katsir,

semoga Alloh membalas kebaikan Ibu&Bapak dengan pahala yang berlipat,

mendapatkan kemulian di dunia dan akhirat serta memasuki syurga Alloh

tanpa hisab. Izinkan ananda berbakti kepada Ibu&Bapak sepanjang usia

ananda, ananda ingin berbakti hingga tubuh ini lelah, hingga Alloh pun ridho

dengan apa yang telah ananda lakukan...karena syurga Alloh itu sangat

dekat dengan Anda...Maafkan ananda jika bakti ini dirasakan belum lengkap

dan tak sesuai dengan keinginan Ibu&Bapak, ananda hanya ingin

mempersembahkan yang terbaik seperti yang dulu Ibu&Bapak berikan untuk

ananda...

Salam bakti dan cinta sedalam samudra...

Putrimu,

(40)

Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan , mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia

(Terjemahan QS Al Hajj ayat 50)

Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

(41)

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Alloh swt, Robb semesta alam yang

Maha Menggenggam jiwa-jiwa hambaNya, yang memiliki kerajaan langit

dan bumi hingga tak ada satu pun yang dapat luput dari pengawasanNya.

Sholawat serta salam selalu tercurahkan untuk sosok manusia paling mulia,

Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, serta umat yang senantiasa

mengikuti sunnahnya.

(42)

Skripsi ini juga merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di

Universitas Lampung. Penyelesaian skripsi ini melibatkan banyak pihak,

untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tiada terkira kepada:

1. Ibu Tumini dan Bapak Sutarman tersayang atas limpahan cinta, doa dan

pengorbanan untuk ananda. Semoga Alloh memuliakan Anda dunia dan

akhirat.

2. Ibu Dra. C.N. Ekowati, M.Si, selaku pembimbing I. Terima kasih yang

sedalam-dalamnya atas semua ilmu, nasehat, saran dan kritik produktif

yang telah Ibu berikan, serta atas kesabaran dalam membimbing penulis

hingga skripsi ini terselesaikan.

3. Bapak Dr. Sumardi, selaku pembimbing II yang selalu meluangkan waktu

untuk membimbing penulis, terimakasih atas semua motivasi, saran, serta

pembelajaran yang tak ternilai, semoga Alloh swt membalas kebaikan

Bapak dengan pahala yang berlipat.

4. Ibu Kusuma Handayani, M.Si. selaku pembahas atas kritik, saran serta

kesabarannya dalam membimbing penulis, luapan rasa terimakasih

berbungkus doa, semoga Ibu senantiasa dalam lindunganNya.

5. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

6. Ibu Tundjung Tripeni Handayani, M.S., yang bersedia menjadi “guru”

(43)

8. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Sc. selaku Pembimbing Akademik.

9. Seluruh karyawan dan laboran Jurusan Biologi (special to: Mba Ida&Nunung, makasih atas keceriaan, canda dan tawa selama ini...)

10. Mamasku tercinta: Agus Harwanto, yang mengajariku banyak hal,

makasih atas cinta yang selalu mengalir tanpa henti...

11. Mba Jarmiati dan Mba Hartatik,my beloved sisters, atas semua kasih sayang dan doa-doa kebaikan yang selalu mengalir untukku.

12. Keponakan tercinta yang menjadi sumber semangat dan penghilang penat:

Eka, Uwi’,Reni, Ambar, Nonik, Yogi, Firda, serta si kecil Aji.

13. Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan memberi semangat

tersendiri, semoga kelak Alloh mengumpulkan kita di syurgaNya.

14. Zahwa,gumawo....atas kebersamaan selama ini, suka duka saat penelitian, dari judul hingga cetak, akhirnya, toga terpasang juga..(man shabara zhafira...) #see u again at Seol Tower! Hehehe

15. Sahabatku tersayang yang menjadi sumber inspirasi: Eka, Siska, Tya,

Dian, Ovi, Diah, Dwi, Neng,jazkillahatas ukhuwah yang manis ini, episode hidupku menjadi lengkap karenamu...

16. Kaum BORJU (Rombongan Biologi 2007) makasih atas kekompakan dan

kebersamaan selama ini, semoga kesuksesan selalu menyertai kita!!

17.MicroHolic(Mb Win, Mb Ebby, Mb Tukul, “Koloni B4”, Kak Yan, Kak

Asep, Kak Zein) meski kita belajar hal2 yg kecil tapi kita menghasilkan

(44)

19.Untuk “lingkaran terdekatku”, mari istiqomah bersama meneruskan risalah

yang mulia ini..

20. Keluarga kecilku di Wisma Ananda atas kebersamaan yang membawa

kebahagiaan, canda tawa yang menghiasi episode hidupku selama jauh

dari keluarga besar.

21. Civitas akademik Jurusan Biologi angkatan 2005, 2006, 2008, 2009, 2010

dan 2011.

22. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang

telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Jazakumulloh khoiron katsirpenulis haturkan untuk seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap karya kecil ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca dan mohon maaf atas segala kekurangan

karena sejatinya kesempurnaan hanya milki Alloh semata. Semoga Alloh swt

senantiasa mengumpulkan kita dalam langkah-langkah kebaikan dan menjadikan

kita hamba yang selalu bersyukur. Aamiin.

Bandar Lampung, Juni 2012

Penulis

Gambar

Gambar 1. Morfologi talus Aspergillus sp. dengan perbesaran sedang (10x45).
Gambar 2. Reaksi sintesis asam amino (Syafitri, 2012)
Gambar 4. Mekanisme kerja reaksi enzim
Gambar 5. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sekolah keberadaan guru sangatlah vital. Hal ini disebabkan karena bila dalam sekolah tanpa ada guru maka proses pendidikan tidak akan dapat berlangsung atau

1) Depot Air Minum hanya diperbolehkan menjual produknya secara langsung kepada konsumen dilokasi Depot dengan cara mengisi wadah yang dibawa oleh konsumen atau

Media promosi apa saja yang anda ketahui yang digunakan untuk mempromosikan event “100% INSTANT

Masyarakat yang berbelanja di Toko Sumber Agung juga membeli minuman teh dalam kemasan merek Nu Green Tea.?. Pada tanggal tersebut yang datang untuk berbelanja di Toko Sumber

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang menegaskan kembali ketentuan keberadaan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dalam Penjelasan Pasal 5,

Metode dharma wacana yang diadakan setiap hari senin dan jumat sesuai dengan jadwal yang telah disusun menerapkan nilai kedisiplinan yang merupakan suatu penanaman

Pemetaan lahan garam di Kabupaten Sampang dengan teknik interpretasi visual citra Worldview-1 bertujuan untuk (1) mengetahui akurasi pengukuran dan akurasi

Penelitian ini dilakukan melalui wawancara dengan informan yang mendalam dan dianggap memiliki kapasitas dalam memberikan informasi mengenai e-MPA dalam membantu sistem