• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif dan Pascaoperatif di RSUD Dr.Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif dan Pascaoperatif di RSUD Dr.Pirngadi Medan"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

PREOPERATIF DAN PASCAOPERATIF

di RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN

SKRIPSI

Oleh:

Sri Silva Mei Yanti Lubis 131121085

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT oleh karena berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul“Analisis Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif dan Pascaoperatif di RSUD Dr.Pirngadi Medan” yang diajukan guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program S1 Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dr.Dedi Ardinata, M.Kes. selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS. selaku pembantu dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS. selaku pembantu dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, SKp, MNS. selaku pembantu dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(5)

6. Ibu Farida Linda Sari Siregar S.Kep, Ns, M.Kep. sebagai dosen penguji 1 yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Fatwa Imelda S.Kep, Ns, M.Biomed. sebagai dosen penguji 2 yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan doa, kasih sayang yang tiada pernah berhenti mengorbankan tenaga membesarkan dan mendidik saya dan selalu mendoakan saya hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi.

9. Seluruh staf pengajar di Fakultas Keperawatan Universitas Utara yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang sangat bermanfaat bagi saya.

(6)

Penulis tidak dapat memberikan balasan materi, tapi penulis berdoa semogaTuhan Yang Maha Pengasih memberikan rezeki berlimpah, kesehatan yang prima, dan kebahagiaan lahir batin kepada semua pihak yang turut serta dalam penulisan skripsi ini.

Medan, Februari 2015

(7)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Halaman Pernyataan... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Skema ... x

Daftar Lampiran ... xi

Abstrak ... xii

Bab 1. Pendahuluan ... 1

1.1latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

Bab 2. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Keperawatan Preoperatif ... 7

1.1Defenisi ... 7

2. Keperawatan Pascaoperatif ... 8

2.1Defenisi ... 8

3. Peran Perawat dalam Fase Preoperatif dan Pascaoperatif... 9

3.1Fase Preoperatif ... 9

3.2Fase Pascaoperatif ... 10

4. Konsep Asuhan Keperawatan Preoperatif dan Pascaoperatif .... 10

4.1Keperawatan Preoperatif ... 10

4.1.1 Pengkajian ... 10

4.1.2 Diagnosa Keperawatan... 14

4.1.3 Perencanaan dan Implementasi ... 15

4.1.4 Intervensi Keperawatan ... 15

4.1.5 Evaluasi ... 16

4.1.6 Persetujuan Tindakan ... 16

4.2Keperawatan Pascaoperatif ... 17

4.2.1 Pengkajian ... 17

4.2.2 Diagnosa Keperawatan... 19

4.2.3 Perencanaan dan Implementasi ... 20

4.2.4 Intervensi Keperawatan ... 20

(8)

Bab 3. Kerangka Penelitian ... 23

3.1Kerangka Konseptual ... 23

3.2Defenisi Operasional ... 24

Bab 4. Metodologi Penelitian ... 28

4.1Desain Penelitian ... 28

4.2Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

4.2.1 Populasi Penelitian ... 28

4.2.2 Sampel Penelitian ... 28

4.3Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

4.3.1 Lokasi Penelitian ... 29

4.3.2 Waktu Penelitian ... 29

4.4Pertimbangan Etik Penelitian ... 30

4.5Instrumen Penelitian ... 30

4.6Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

4.6.1 Uji Validitas ... 32

4.6.2 Uji Reliabilitas ... 32

4.7Prosedur Pengumpulan Data ... 33

4.8Pengolahan Data ... 34

4.9Analisis Data ... 34

Bab 5. Hasil dan Pembahasan ... 36

5.1Hasil Penelitian ... 36

5.2Pembahasan ... 40

5.2.1 Preoperatif ... 40

5.2.2 Pascaoperatif ... 45

Bab 6. Kesimpulan dan Saran ... 49

6.1Kesimpulan ... 49

6.2Saran ... 50

6.2.1 Bagi Praktek Keperawatan ... 51

6.2.2 Bagi Pendidikan Keperawatan ... 51

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 52

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Data Demografi

Responden ... 36 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

Preoperatif ... 37 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

Pascaoperatif ... 38 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

(10)

Daftar Skema

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Inform Consent ... 55

Lampiran 2. Instrument Penelitian ... 56

Lampiran 3. Surat Pengantar Survey Awal ... 62

Lampiran 4. Surat Selesai Survey Awal ... 64

Lampiran 5. Surat Komite Etik ... 65

Lampiran 6. Surat Pengantar Pengambilan Data ... 66

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian ... 68

Lampiran 8. Surat Selesai Penelitian ... 69

Lampiran 9. Surat Pengantar Uji Reliabilitas ... 70

Lampiran 10. Surat Izin Uji Reliabilitas ... 72

Lampiran 11. Surat Pernyataan Keaslian Terjemahan ... 73

Lampiran 12. Hasil Olah Data SPSS ... 74

Lampiran 13. Distribusi Frekuensi Tiap Pernyataan ... 79

Lampiran 14. Hasil Content Validity Indeks (CVI) ... 86

Lampiran 15. Hasil Uji Reliabilitas ... 91

Lampiran 16. Jadwal Penelitian ... 93

Lampiran 17 Taksasi Dana ... 94

(12)

Judul : Analisis Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif dan Pascaoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Nama Mahasiswa : Sri Silva Mei Yanti Lubis

NIM : 131121085

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S. Kep)

Tahun : 2015

Abstrak

Tindakan keperawatan preoperatif merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan yang meliputi pengkajian, implementasi, persetujuan tindakan dan evaluasi. Keperawatan pascaoperatif yaitu tindakan yang diberikan perawat kepada pasien yang telah selesai operasi yang meliputi pengkajian, implementasi, dan evaluasi serta memantau terus tanda vital pasien, kesadaran pasien, komplikasi yang terjadi sehingga pasien sembuh dan rehabilitasi diikuti dengan pemulangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Desain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yang berjumlah 30 orang pasien. Hasil penelitian yang didapatkan pada pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif hampir seluruhnya berada dalam kategori cukup sebesar 90% dan pelaksanaan asuhan keperawatan pascaoperatif mayoritas berada dalam kategori cukup juga sebesar 86,7%. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan kepada pasien preoperative dan pascaoperatif yang sesuai dengan langkah-langkah dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, implementasi, dan evaluasi, serta ada supervisi dari pimpinan, pelatihan seminar terkait dengan pelaksanaan asuhan keperawatan preoperative dan pascaoperatif.

(13)

Title : Analysis of Preoperative and Post Surgery Nursing Care in RSUD Dr. Pirngadi Medan

Name : Sri Silva Mei Yanti Lubis

NIM : 131121085

Program : Bachelor of Nursing (S. Kep)

Year : 2015

Abstract

Preoperative Nursing care is an action done by nurses to prepare patients for surgery including research, implementation, approval of surgery and evaluation. Post surgery nursing care is an action given to patients who have conducted a surgery including research, implementation, approval of surgery and evaluation and continually observe vital signs shown by patients, patients’ awareness, complication so the patients cured and rehabilitation followed by sending the patients home. This research is aimed to analyze the application of preoperative and post surgery nursing care in RSUD Dr. Pirngadi Medan. The research uses

descriptive design. Sample taken is purposive sampling technique with 30

patients. Result of the research shows almost all of preoperative nursing cares are in sufficient category as many as 90% and 86,7% post surgery nursing care application is majority in fair category. It is recommended to nurses to apply nursing care preoperative and post surgeryin accordance with steps in nursing care including research, implementation, and evaluation and also there is a supervision from the leader, seminar training related to the application of preoperative and post surgery nursing care.

(14)

Judul : Analisis Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif dan Pascaoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Nama Mahasiswa : Sri Silva Mei Yanti Lubis

NIM : 131121085

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S. Kep)

Tahun : 2015

Abstrak

Tindakan keperawatan preoperatif merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan yang meliputi pengkajian, implementasi, persetujuan tindakan dan evaluasi. Keperawatan pascaoperatif yaitu tindakan yang diberikan perawat kepada pasien yang telah selesai operasi yang meliputi pengkajian, implementasi, dan evaluasi serta memantau terus tanda vital pasien, kesadaran pasien, komplikasi yang terjadi sehingga pasien sembuh dan rehabilitasi diikuti dengan pemulangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Desain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yang berjumlah 30 orang pasien. Hasil penelitian yang didapatkan pada pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif hampir seluruhnya berada dalam kategori cukup sebesar 90% dan pelaksanaan asuhan keperawatan pascaoperatif mayoritas berada dalam kategori cukup juga sebesar 86,7%. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan kepada pasien preoperative dan pascaoperatif yang sesuai dengan langkah-langkah dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, implementasi, dan evaluasi, serta ada supervisi dari pimpinan, pelatihan seminar terkait dengan pelaksanaan asuhan keperawatan preoperative dan pascaoperatif.

(15)

Title : Analysis of Preoperative and Post Surgery Nursing Care in RSUD Dr. Pirngadi Medan

Name : Sri Silva Mei Yanti Lubis

NIM : 131121085

Program : Bachelor of Nursing (S. Kep)

Year : 2015

Abstract

Preoperative Nursing care is an action done by nurses to prepare patients for surgery including research, implementation, approval of surgery and evaluation. Post surgery nursing care is an action given to patients who have conducted a surgery including research, implementation, approval of surgery and evaluation and continually observe vital signs shown by patients, patients’ awareness, complication so the patients cured and rehabilitation followed by sending the patients home. This research is aimed to analyze the application of preoperative and post surgery nursing care in RSUD Dr. Pirngadi Medan. The research uses

descriptive design. Sample taken is purposive sampling technique with 30

patients. Result of the research shows almost all of preoperative nursing cares are in sufficient category as many as 90% and 86,7% post surgery nursing care application is majority in fair category. It is recommended to nurses to apply nursing care preoperative and post surgeryin accordance with steps in nursing care including research, implementation, and evaluation and also there is a supervision from the leader, seminar training related to the application of preoperative and post surgery nursing care.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan (Charles, 2004). Rumah sakit sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional dituntut untuk meningkatkan kualitas, penyediaan fasilitas, serta memberikan pelayanan yang optimal dengan ruang lingkup mencakup pelayanan dokter dan pelayanan keperawatan (Jacobalis, 2005).

Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar menentukan pelayanan kesehatan. Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga profesional dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai kompetensi dan kewenangan yang dimiliki secara mandiri maupun bekerja sama dengan anggota kesehatan lainnya (Depkes RI, 2006).

Keperawatan sebagai profesi adalah unik karena keperawatan ditujukan ke berbagai respon individu dan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapinya. Perawat memiliki berbagai peran seperti pemberi perawatan, sebagai perawat primer, pemberi keputusan klinik, advokat, peneliti, dan pendidik, serta perawat seringkali harus melakukan peran lebih dari satu dalam suatu waktu yang bersamaan (Potter & Perry, 2005).

(17)

dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu, sekali pun keterampilan tindakan yang meningkatkan kesehatan fisik merupakan hal yang penting bagi pemberi asuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik, meliputi upaya mengembalikan kesehatan emosi, spritual, dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan bagi klien dan keluarga dalam menetapkan tujuan dan mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan energi dan waktu yang minimal (Potter & Perry, 2005).

Kemajuan tekhnologi terakhir telah mengarah pada prosedur yang lebih kompleks, seperti prosedur yang memerlukan teknik-teknik bedah mikro atau penggunaan laser, peralatan yang lebih canggih dan peralatan pemantauan yang sangat sensitif. Pada tahun 1980-an, tujuh dari delapan pasien bedah memerlukan setidaknya menginap satu malam di rumah sakit, dengan itu perawat diharuskan untuk mempunyai pengetahuan yang baik mengenai semua aspek perawatan pasien bedah (Brunner & Suddarth, 2002).

Preoperatif dan pascaoperatif merupakan bagian dari fase pembedahan, preoperatif merupakan fase ketika keputusan diambil untuk melaksanakan intervensi pembedahan dan berakhir ketika pasien diantar ke kamar operasi, sedangkan pascaoperatif merupakan tahap yang dimulai dengan memindahkan pasien dari kamar bedah ke unit pascaoperasi dan berakhir dengan pulangnya pasien (Baradero, 2009).

(18)

preoperatif dan pascaoperatif. Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini apapun bentuknya dapat berdampak pada tahap-tahap selanjutnya, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara masing-masing komponen yang berkompeten untuk menghasilkan outcome yang optimal, yaitu kesembuhan pasien secara optimal (Qosim, 2013).

Berdasarkan hasil univariat penelitian yang dilakukan Afrianti (2011 dalam Aziz, 2012) diRuang Rawat Inap Bangsal Bedah RSUP Dr. M. Djamil tahun 2011 terlihatbahwa 60% pelayanan keperawatan tidak baik dan sebanyak 55% pasienmenyatakan tidak puas terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap bedah tersebut.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Qosim (2013) menyatakan bahwa pasien pascaoperatif sebanyak 70% kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan perawat di ruang rawat inap bedah tersebut. Pasien menyatakan bahwa perawat kurang memperhatikan kondisi mereka, tidak tanggap terhadap kebutuhan pasiensehingga pasien lebih memilih untuk pulang ke rumah dan dirawat di rumah daripada tetap berada di rumah sakit.

(19)

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai“Analisis pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif di RSUD. Dr. Pirngadi Medan”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu bagaimanakah pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif di RSUD. dr. Pirngadi Medan

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif di RSUD dr. Pirngadi Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Menganalisis pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif (pengkajian, implementasi, persetujuan tindakan, evaluasi) di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

b. Menganalisis pelaksanaan asuhan keperawatan pascaoperatif (pengkajian, imlementasi, evaluasi) di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Pelayanan keperawatan

(20)

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan pelayanan untuk pasien yaitu terkait dengan dikeluarkannya kebijakan untuk memberikan pelayanan terbaik dalam keperawatan preoperatif dan pascaoperatif.

c. Dengan diketahuinya hasil analisis pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif pihak RSUD dr. Pirngadi Medan, dapat diketahui indikator mana yang perlu diperhatikan di masa mendatang sehingga kinerja pelayanan keperawatan bisa semakin baik.

2. Pendidikan Keperawatan

Hasil analisis pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dan data evaluasi yang berguna bagi pendidikan keperawatan.

3. Peneliti Selanjutnya

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Keperawatan Preoperatif 1.1.Defenisi

Fase praoperatif dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien di tatanan klinik atau di rumah, menjalani wawancara praoperatif, dan menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan dan pembedahan (Brunner & Suddarth, 2002).

Tindakan keperawatan preoperatif merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperatif. Persiapan fisik maupun pemeriksaan penunjang serta persiapan mental sangat diperlukan karena kesuksesan suatu tindakan pembedahan berawal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan selama tahap persiapan (Rothrock, 2002).

(22)

2. Keperawatan Pascaoperatif 2.1. Defenisi

Fase pascaoperatif dimulai dengan pemindahan pasien ke PACU dan berakhir pada waktu pasien dipulangkan dari rumah sakit. Termasuk dalam kegiatan perawatan adalah mengkaji perubahan fisik dan psikologis, memantau kepatenan jalan nafas, tanda-tanda vital dan status neurologis secara teratur, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mengkaji secara akurat serta haluaran dari semua drain (Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009).

Fase pascaoperatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah. Lingkup keperawatan mencakup rentang aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase pascaoperatif langsung, fokus termasuk mengkaji efek dari agens anestesia dan memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi. Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut, dan rujukan yang penting untuk penyembuhan yang berhasil dan rehabilitasi diikuti dengan pemulangan (Brunner & Suddarth, 2002).

(23)

3. Peran perawat dalam fase preoperatif dan pascaoperatif 1. Fase Preoperatif

a. Pengkajian praoperatif

Penetapan pengkajian dasar pasien dalam tatanan klinik, menjalani wawancara praoperatif, melibatkan keluarga dalam wawancara, memastikan kelengkapan preoperatifdan mengkaji kebutuhan pasien terhadap transportasi.

b. Unit bedah

Melengkapi pengkajian preoperatif, mengkoordinasi penyuluhan pasien, menjelaskan fase-fase dalam periode perioperatif dan membuat rencana asuhan

c. Ruang operasi

Mengkaji kesadaran pasien, menelaah lembar observasi pasien, mengidentifikasi pasien dan memastikan daerah pembedahan

d. Perencanaan

Menentukan rencana asuhan dan mengkoordinasi pelayanan e. Dukungan psikologis

Menceritakan pada pasien apa yang sedang terjadi, menentukan status psikologis, memberikan penguatan akan stimuli nyeri dan mengkomunikasikan status emosional pada anggota tim kesehatan yang berkaitan.

(24)

2. Fase Pascaoperatif

a. Komunikasi dari informasi pascaoperatif

Menyebutkan nama pasien, menyebutkan jenis pembedahan, menggambarkan faktor-faktor intraoperatif, menggambarkan keterbatasan fisik, melaporkan tingkat kesadaran praoperasi pasien, dan mengkomunikasikan alat yang diperlukan

b. Pengkajian pascaoperasi ruang pemulihan

Menentukan respon langsung terhadap intervensi pembedahan c. Unit bedah

Mengevaluasi efektifitas dari asuhan keperawatan di ruang operasi, menentukan tingkat kepuasan pasien dengan asuhan yang diberikan selama periode perioperatif, menentukan status psikologis pasien, dan membantu dalam pelaksanaan pemulangan.

d. Di rumah/klinik

Gali persepsi pasien tentang pembedahan dan tentukan persepsi keluarga tentang pembedahan.

(Smeltzer & Bare, 2002).

4. Konsep Asuhan Keperawatan Preoperatif dan Pascaoperatif 4.1.Keperawatan Preoperatif

4.1.1. Pengkajian

(25)

kebudayaan (termasuk kepercayaan, keyakinan, agama), dan psikososial (Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009).

1. Usia

Usia bisa mempengaruhi pembedahan dan hasi pascaoperasi. Pada usia 30-40 tahun, kapasitas fungsional dari setiap sistem tubuh menurun sekitar 1% setiap tahunnya.

2. Alergi

Pasien harus dikaji untuk mengetahui adanya alergi terhadap iodin, lateks, obat-obatan, larutan antiseptik, atau larutan pencuci kulit dan plester. Povidon iodin dipakai untuk mencuci kulit, apabila pasien ragu-ragu apakah ia alergi terhadap iodin atau tidak, tanya apakah ia alergi terhadap kerang. Iodin juga dipakai sebagai media kontras untuk pemeriksaan tertentu yang bisa dilaksanakan pada tahap intraoperatif.

3. Obat dan zat yang digunakan

Data ini penting sekali karena zat atau obat-obatan ini dapat menimbulkan efek yang tidak baik pada anestesia dan berisiko menimbulkan komplikasi intraoperasi dan pascaoperasi

4. Riwayat medis

(26)

5. Status nutrisi

Pasien dengan gangguan nutrisi berisiko tinggi mengalami komplikasi karena pembedahan atau anestesia. Individu yang cenderung memiliki nutrisi yang tidak adekuat adalah mereka yang lanjut usia, yang mengalami gangguan gastrointestinal, atau malignansi. Individu yang malnutrisi juga tidak mempunyai cadangan karbohidrat dan lemak. Protein dalam tubuh akan dipakai untuk menghasilkan energi, mempertahankan fungsi metabolik, dan memperbaiki sel. Oleh karena itu, kekurangan protein bisa mengakibatkan penyembuhan luka yang lambat, dehisensi (luka terbuka), dan infeksi

6. Pengalaman pembedahan terdahulu dan sekarang

Pengertian pasien mengenai pembedahan yang akan dilaksanakan dan rutinitas praoperasi dan pascaoperasi harus dikaji. Disamping itu, perlu juga informas dari pasien mengenai pengalamannya tentang pembedahan yang akan dijalaninya. Data ini bisa membuat dokter bedah, ahli anestesi, dan perawat sadar akan respons pasien dan komplikasi yang mungkin bisa timbul.

7. Latar belakang budaya dan agama

(27)

8. Psikososial

Pengkajian psikososial yaitu data subjektif dan objektif. Pengetahuan dan persepsi pasien tentang pembedahannya dapat ditanyakan langsung pada pasien. Pengetahuan pasien tentang pembedahannya perlu diketahui oleh perawat agar perawat dapat memberi penjelasan lebih lanjut.

Pemeriksaan fisik dan diagnostik yang dilakukan oleh perawat meliputi pemeriksaan head to toe. Pada tahap preoperatif, data objektif dikumpulkan dengan dua tujuan yaitu memperoleh data dasar untuk digunakan sebagai pembanding data pada tahap intraoperatif dan tahap pascaoperatif dan mengetahui masalah potensial yang memerlukan penanganan sebelum pembedahan dilaksanakan (Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009).

Pengkajian preoperasi mengenai status sistem pernafasan perlu dikaji dengan teliti. Terganggunya ventilasi karena efek dari anestesia serta meningkatnya sekresi mukus bisa engakibatkan atelektasis dan pneumonia. Untuk menghindari komplikasi dan mengidentifikasi pasien yang berisiko tinggi, perlu dilakukan pengkajian praoperasi terhadap status pernafasan (Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009).

(28)

Pengkajian preoperasi mengenai fungsi ginjal yaitu ginjal terlibat dalam eksresi obat-obat anestesi dan metabolitnya. Status asam basa dan metabolisme juga merupakan pertimbangan penting dalam pemberian anestesia. Pembedahan dikontraindikasikan apabila pasien menderita nefritis akut, insufisiensi renal akut dengan oliguri atau anuria, atau masalah-masalah renal akut lainnya, kecuali kalau tindakan merupakan satu tindakan penyelamat hidup atau amat penting untuk memperbaiki fungsi urinari, seperti pada obstruksi uropati (Brunner & Suddarth, 2002).

Pengkajian preoperasi hepar penting dalam biotransformasi senyawa-senyawa anestesia. Karena itu, segala bentuk kelainan hepar mempunyai efek pada bagaimana anestetik tersebut dimetabolisme. Karena penyakit hepar akut berkaitan dengan mortalitas bedah yang tinggi, perbaikan fungsi hepar praoperatif amatlah diperlukan (Brunner & Suddarth, 2002).

4.1.2. Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada tahap preoperatif menurut Brunner (2002) mencakup:

1. Ansietas yang berhubungan dengan pengalaman bedah (anestesi, nyeri) dan hasil akhir dari pembedahan.

(29)

4.1.3. Perencanaan dan implementasi

Tujuan: tujuan utama pasien bedah dapat meliputi, menghilangkan ansietas praoperatif dan peningkatan pengetahuan tentang persiapan preoperatif dan harapan pascaoperatif.

4.1.4. Intervensi Keperawatan

1) Ansietas yang berhubungan dengan pengalaman bedah (anestesi, nyeri) dan hasil akhir dari pembedahan.

a. Mengidentifikasi sumber rasa cemas

b. Membantu pasien memakai mekanisme koping yang efektif

c. Membantu pasien untuk melakukan kegiatan yang bisa mengurang rasa cemas, misalnya mendengarkan musik, relaksasi progresif, imajinasi terbimbing dan sebagainya.

d. Melibatkan sistem pendukung pasien seperti keluarga dan orang yang berarti baginya.

e. Memberikan obat-obatan yang bisa mengurangi rasa cemas seperti diazepam (Valium 5-15 mg IV/IM/oral), midazolam (Versed 1-4 mg IV/IM), dan obat-obat lain yang dapat mengurangi kecemasan. 2) Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan tidak ada informasi

mengenai rutinitas perioperatif.

(30)

4.1.5.Evaluasi

Setelah dilakukan intervensi keperawatan, pasien:

a. Mengungkapkan bahwa perasaan cemas berkurang, merasa nyaman, nampak relaks, dan memakai mekanisme koping yang efektif

b. Berpartisipasi dan mengikuti instruksi serta rutinitas perioperatif, menjelaskan rasional dan intervensi perioperatif

4.1.6. Persetujuan Tindakan

Secara hukum pembedahan tidak boleh dilakukan sebelum pasien memahami perlunya prosedur tersebut, tahap-tahap yang harus dilalui, risiko, hasil yang diharapkan, dan terapi alternatifnya. Memberi informasi pada klien merupakan tanggung jawab utama dokter, persetujuan tidak bisa diinformasikan jika pasien dalam keadaan bingung, tidak sadar, mengalami gangguan mental, atau dibawah pengaruh obat penenang. Seluruh format persetujuan harus ditandatangani oleh pasien sebelum perawat memberi obat-obatan preoperatif (Potter & Perry, 2005).

(31)

persetujuan dan memeriksa ketepatan tanggal, waktu, dan tanda tangan yang terdapat dalam dokumen dan semuanya harus ditulis menggunakan tinta (Potter & Perry, 2005).

Pasien yang buta huruf dapat memberi persetujuannya dengan menggunakan tanda asalkan tetap disaksikan dengan benar, sebagai saksi perawat boleh memastikan kembali bahwa pasien telah mendapat informasi yang tepat. Setelah format persetujuan tindakan dilengkapi, perawat memastikan bahwa format tersebut diletakka di dalam rekam medik pasien dan rekam medik pasien tersebut dibawake ruang operasi bersama-sama dengan pasien (Potter & Perry, 2005).

4.2.Keperawatan Pascaoperatif 4.2.1. Pengkajian

1. Sistem pernafasan

Sangat penting untuk mengkaji status pernafasan segera pascaopeerasi. Kepatenan jalan nafas dan fungsi pernafasan yang adekuat harus dipastikan. Komplikasi yang bisa segera muncul adalah obstruksi jalan nafas, hipoksemia, hipoventilasi, aspirasi, dan laringospasme (Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009).

2. Cairan dan elektrolit

(32)

Pasien yang diberikan cairan infus harus dipantau adanya tanda edema paru (dipsnea, batuk produktif), atau tanda intoksikasi air (perubahan tingkah laku, bingung, kulit basah dan hangat, defisit natrium). Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit harus dipantau. Ekstra kalium perlu diberikan untuk mengganti kalium yang hilang lewat sekresi slang nasogastrik (Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009).

3. Sistem gastrointestinal

Mual dan muntah adalah dua gangguan yang lazim dialami pasien pascaoperasi. Dua gangguan ini dikaitkan dengan anestesia umum, obesitas, pembedahan abdomen, pemakaian obat opiat, analgesik, adanya riwayat mabuk perjalanan, dan faktor psikologis.

Hampir semua pembedahan mengakibatkan rasa nyeri. Nyeri terjadi akibat luka, penarikan, dan manipulasi jaringan serta organ. Apabila pasien mengeluh nyeri pascaoperasi, perawat tidak boleh langsung menafsirkannya sebagai nyeri insisi, perawat harus mengkaji nyeri yang dialami pasien. Nyeri adalah suatu pengalaman yang sangat subjektif dan hanya pasien yang tahu tentang nyeri yang dialaminya (Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009).

4. Status neurologis

(33)

karena anestesia umum adalah somnolen yang berlanjut dan kelemahan otot (Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009).

5. Sistem kardiovaskuler

Trombosis vena dan embolisme paru adalah dua komplikasi yang timbul kemudian. Pemantauan terhadap tanda-tanda vital, cairan IV, dan haluaran urine secara ketat harus dilakukan. Trombosis vena diakibatkan karena pembentukan darah beku dalam pembuluh darah vena di pelvis dan tungkai bawah yang bisa menganggu sirkulasi darah. Embolisme paru terjadi karena darah beku atau sebagian dari darah beku bisa lepas dari dinding vena dan ikut dengan sirkulasi darah menuju ke jantung dan sirkulasi pulmona, kemudian bisa menyumbat salah satu pembuluh darah pulmonal (embolisme pulmonal) (Baradero, Dayrit, Siswadi, 2009).

4.2.2. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan banyak sekresi, penyumbatan jalan nafas, posisi yang tidak benar.

2. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan nyeri luka bedah, balutan yang kencang, efek dari obat.

3. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan adanya masalah jantung sebelum pembedahan, hipotensi.

4. Kekurangan/kelebihan volume cairan yang berhungan dengan cairan intravena, gangguan ginjal, gangguan endokrin.

(34)

4.2.3. Perencanaan dan implementasi

Tujuan: tujuan utama pasien dapat mencakup fungsi pernafasan yang optimal, reda dari nyeri dan ketidaknyamanan pascaoperatif (mual dan muntah, distensi abdomen, cegukan), pemeliharaan suhu tubuh normal, bebas dari cedera, pemeliharaan keseimbangan nutrisi, kembalinya fungsi perkemihan yang normal, mengalami kembali pola biasanya dari eliminasi usus, pemulihan mobilitas dalam keterbatasan pascaoperatif dan rencana rehabilitatif, reduksi ansietas dan pencapaian kesejahteraan psikologi, dan tidak adanya komplikasi. Komplikasi ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada kerusakan perfusi jaringan, ketidakseimbangan cairan, kerusakan integritas kulit dan infeksi (Brunner & Suddarth, 2002).

4.2.4. Intervensi keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan efek depresan dari medikasi dan agen anestetik.

a. Memastikan fungsi pernafasan yang optimal.

b. Meningkatkan ekspansi paru, seperti meminta pasien untuk menguap atau melakukan inspirasi maksimal tertahan dapat menciptakan tekanan intratoraks negatif -40mmHg dan mengembangkan volume paru sampai kapasitas total, setidaknya setiap 2 jam pasien dibalik dan didorong untuk melonggarkan sumbatan mukus.

(35)

2. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan nyeri luka bedah, balutan yang kencang, efek dari obat.

a. Pemberian oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien. b. Mengajarkan nafas dalam.

c. Mengajarkan batuk efektif

d. Membuat posisi yang membantu pasien dalam hal pernafasan. e. Pemberian obat (kolaborasi).

3. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan adanya masalah jantung sebelum pembedahan, hipotensi.

a. Mengukur TTV pasien.

b. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan.

c. Menganjurkan pasien untuk memakai stoking anti embolik jika diperlukan. d. Melakukan penggerakan kedua tungkai bawah pasien

e. Melakukan miring kanan/kiri setiap 2 jam

4. Kekurangan/kelebihan volume cairan yang berhungan dengan cairan intravena, gangguan ginjal, gangguan endokrin.

a. Memberikan cairan intravena sesuai kebutuhan pasien. b. Memantau masukan dan haluaran

c. Mengontrol kecepatan infus yang diberikan pada pasien.

d. Memberikan cairan per oral (bisa dimulai apabila sudah ada gerakan peristaltis, refleks muntah maupun batuk).

(36)

Untuk mengevaluasi berhasilnya intervensi keprawatan, perlu dibandingkan antara perilaku pasien dan hasil yang diharapkan. Intervensi keperawatan dikatakan berhasil apabila pasien dapat:

a. Mempertahankan jalan nafas yang paten dan auskultasi paru tidak menunjukkan rales

b. Mempertahankan nilai gas darah dalam batas normal dan saturasi oksigen paa kadar 96% atau lebih.

c. Bisa batuk secara efektif.

d. Memiliki haluaran urine lebih dari 30 ml per jam; tidak ada edema. e. Berkemih secara spontan 8-10 jam setelah pembedahan.

(37)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif. Preoperatif adalah fase ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi yang meliputi pengkajian, implementasi, evaluasi, dan persetujuan tindakan. Fase pascaoperatif dimulai dengan pemindahan pasien ke

Post Anesthesia Care Unit (PACU) atau yang disebut juga dengan ruangan

pemulihan dan berakhir pada waktu pasien dipulangkan dari rumah sakit yang meliputi pengkajian, implementasi, dan evaluasi (Brunner & Suddarth, 2002). Adapun kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pelaksanaan asuhan keperawatan

Skema 1. Kerangka Konsep Preoperatif

- Pengkajian - Implementasi - evaluasi

- Persetujuan tindakan

(Informed consent)

Pascaoperatif -Pengkajian -Implementasi -evaluasi

(38)

3.2. Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi Operasional Hasil Ukur

Alat Ukur skala 1. Pelaksanaan

asuhan keperawatan preoperatif

-Pengkajian

-Implementasi

Suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan persepsi pasien rawat inap sebelum

dilakukan operasi di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang meliputi pengkajian,

Implementasi, evaluasi dan

persetujuan tindakan

(informed consent)

Suatu tindakan mengukur,

menanyakan pasien sebelum operasi yang dilaksanakan oleh perawat berdasarkan persepsi pasien rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang meliputi pengumpulan riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik, mengkaji kesehatan emosional pasien. Suatu tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat sebelum pasien operasi berdasarkan persepsi pasien rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan yangmeliputi memberi pemahaman Baik (20-30) cukup baik (10-19) Kurang baik (0-9) Baik (9-13) cukup baik (4-8) Kurang baik (0-3) Baik (6-7) cukup baik (3-5) Kurang baik (0-2) Kuesioner (1-30) Menggunakan skala Guttman: Ya atau Tidak

Ya: 1 Tidak: 0 Kuesioner (1-13) Menggunakan skala Guttman: Ya atau Tidak

Ya: 1 Tidak: 0 Kuesioner (14-20) Menggunakan skala Guttman: Ya atau Tidak

Ya: 1 Tidak: 0

Ordinal

Ordinal

(39)

-Persetujuan tindakan (informed consent) - Evaluasi Pelaksanaan asuhan keperawatan pascaoperatif

yang menyeluruh pada pasien dan mempersiapkan pasien untuk pembedahan. Perawat memastikan kepada pasien sebelum pasien operasi di RSUD Dr. Pirngadi tentang kejelasan prosedur pembedahan yang akan dilakukan, memastikan waktu pembedahan yang akan dilakukan .

Suatu tindakan untuk mengevaluasi efektifitas perawatan sebelum pasien dioperasi yang diberikan oleh perawat berdasarkan persepsi pasien rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat bedasarkan persepsi pasien rawat inap setelah pasien diperasi di RSUD dr. Pirngadi Medan yang meliputi, pengkajian, implementasi, dan evaluasi. Baik (5-6) cukup baik (3-4) Kurang baik (0-2) Baik (4) cukup baik (2-3) Kurang baik (0-1) Baik (19-28) cukup baik (10-18) Kurang baik (0-9) Kuesioner (21-26) Menggunakan skala Guttman: Ya atau Tidak

Ya: 1 Tidak: 0 kuesioner (27-30) Menggunakan skala Guttman: Ya atau Tidak

Ya: 1 Tidak: 0 Kuesioner (1-28) Menggunakan skala Guttman: Ya atau Tidak

Ya: 1 Tidak: 0

Ordinal

Ordinal

(40)

-Pengkajian -Implementasi Suatu tindakan mengukur, menanyakan, dan memantau pasien setelah operasi yang dilakukan oleh perawat berdasarkan persepsi pasien rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang meliputi pengkajian umum termasuk pemeriksaan tanda-tanda vital, status cairan pasien, rasa nyaman dan kondisi area pembedahan pasien.

Suatu tindakan keperawatan yang diberikan oleh

perawat kepada pasien setelah operasi di RSUD Dr. Pirngadi Medan berdasarkan persepsi pasien rawat inap yang meliputi: memperhatikan sistem pernafasan pasien, mobilisasi pasien, kebersihan diri pasien dan memberikan informasi ataupun penyuluhan kesehatan Baik (6-8) cukup baik (3-5) Kurang baik (0-2) Baik (10-15) cukup baik (5-9) Kurang baik (0-4) Kuesioner (1-8) Menggunakan skala Guttman: Ya atau Tidak

Ya: 1 Tidak: 0 Kuesioner (9-24) Menggunakan skala Guttman: Ya atau Tidak

Ya: 1 Tidak: 0

Ordinal

(41)

-Evaluasi Suatu tindakan untuk mengevaluasi

efektifitas perawatan setelah pasien dioperasi yang diberikan oleh perawat berdasarkan persepsi pasien rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Baik (4) cukup

baik (2-3) Kurang

baik (0-1)

Kuesioner (25-28) Menggunakan skala Guttman: Ya atau Tidak

Ya: 1 Tidak: 0

(42)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan seluruh subjek (manusia, klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti (Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mendapatkan tindakan pembedahan yang meliputi preoperatif dan pascaoperatif di RSUD dr. Pirngadi Medan sebanyak 301 pasien.

4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang mendapatkan tindakan pembedahan mulai dari fase preoperatif dan fase pascaoperatif di RSUD dr. Pirngadi Medan atas dasar inklusi sebagai berikut :

(43)

2. Pascaoperatif: pasien dalam keadaan sadar, pasien kooperatif untuk menjadi responden, mampu berbahasa indonesia dengan baik dan benar, tidak mengalami gangguan jiwa, dan pasien sudah mendapatkan intervensi dari perawat minimal 2 hari dan merupakan responden yang sama dengan responden preoperatif.

Tekhnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh

peneliti sendiri (Notoadmodjo, 2010). Menurut Arikunto (2002), apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjek lebih dari 100 dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, maka peneliti mengambil sampel yakni 10% dari 301 yaitu sebanyak 30 orang.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut sebagai bahan penelitian adalah karena RSUD Dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit umum daerah yang ada di kota Medan dengan jumlah pasien yang mendapat tindakan pembedahan banyak.

4.3.2 Waktu Penelitian

(44)

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat surat izin dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan persetujuan dari Direktur RSUD Dr. Pirngadi Medan. Setelah mendapat izin dalam pengumpulan data, maka dilakukan pendekatan kepada responden dan menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian yang akan dilakukan kepada responden. Peneliti mengakui hak-hak responden dalam menyatakan kesediaan dan ketidaksediaan untuk menjadi subjek penelitian. Jika bersedia menjadi responden, maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan

(informed consent) penelitian atau responden dapat menyatakan persetujuan

secara verbal.

Peneliti melindungi subjek dari kerugian material, nama baik, bebas dari tekanan fisik dan psikologis yang mungkin timbul akibat penelitian ini. Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden (anonimity) pada lembar pengumpulan data, tetapi dengan memberi kode pada masing-masing lembar tersebut. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti.

4.5. Instrumen Penelitian

(45)

preoperatif dan pascaoperatif. Kuesioner pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif terdiri dari 30 pertanyaan, terdiri dari pengkajian (1-13), implementasi (14-20), persetujuan tindakan (21-26), dan evaluasi (27-30). Kuesioner pascaoperatif terdiri dari 28 pertanyaan, terdiri dari pengkajian (1-8), implementasi (9-24), dan evaluasi (25-28).

Peneliti menggunakan skala guttman untuk tiap-tiap item, dimana peneliti menggunakan pilihan dengan “ya = 1 dan tidak = 0” (Wiyono, 2011). Pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif dihitung dengan menggunakan

rumus statistik menurut Arikunto (2002) dengan rumus: P = rentang

banyak kelasdimana p merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi dikurang nilai terendah) sebesar 30 dan banyak kelas dibagi atas 3 kategori kelas, sehingga didapatkan panjang kelas sebesar 10 untuk tahap preoperatif. Pada tahap pascaoperatif rentang sebesar 28 dan banyak kelas dibagi atas 3 kategori kelas, sehingga didapatkan panjang kelas sebesar 9,3 digenapkan oleh peneliti sebesar 10.

Tahap preoperatif dengan p = 10 dan nilai terendah 1, maka pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dikategorikan dengan kelas sebagai berikut:

1. Baik (20-30) 2. Cukup baik (10-19) 3. Kurang baik (0-9)

(46)

1. Baik (19-28) 2. Cukup baik (9-18) 3. Kurang baik (0-8)

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.6.1 Uji Validitas

Instrumen dikatakan valid apabila instrumen sebagai alat ukur, benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Notoadmodjo, 2010). Demikian pula dengan kuesioner sebagai alat ukur harus mengukur apa yang diukur. Uji validitas yang digunakan peneliti adalah validitas isi (content validity) yaitu kuesioner yang disusun akan divalidasi oleh seorang dosen yang ahli di dalam bidangnya yaitu di bagian keperawatan medikal bedah.Hasil CVI yang didapatkan yaitu 0,96 pada tahap preoperatif dan 0,99 pada tahap pascaoperatif.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2010).

(47)

reliabilitas pada penelitian ini menggunakan uji K-R 21 karena instrumen terdiri dari 58 pernyataan atau dengan jumlah butir pernyataan genap (Arikunto, 2006).

Instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha (α) lebih besar atau sama dengan 0,70 sesuai dengan Arikunto (2010). Hasil dalam uji reliabilitas yang telah dilakukan adalah 0,804 pada tahap preoperatif dan 0,809 pada tahap pascaoperatif, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner analisis pelaksanaan asuuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

4.7. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah berlangsungnya seminar proposal, yang meliputi beberapa tahapan. Peneliti menerima surat izin dari institusi yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, mendapat izin dari lokasi penelitian yaitu RSUD Dr. Pirngadi Medan, kemudian menemui pasien, pasien yang pertama ditemui peneliti adalah pasien preoperatif yang sudah mendapat intervensi dari perawat minimal 2 hari, peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan kepada pasien, setelah semua dijelaskan peneliti langsung meminta persetujuan untuk dijadikan lagi sebagai pasien pada tahap pascaoperatif.

(48)

kesempatan kepada pasien untuk menanyakan hal-hal yang tidak diketahui berhubungan dengan pertanyaan yang ada di kuesioner, setelah pasien mengisi kuesioner peneliti memeriksa kelengkapan data dan jika ada data yang kurang dapat langsung dilengkapi dan data yang telah didapatkan akan diolah serta dianalisis.

4.8. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner diolah dengan menggunakan computer dengan langkah-langkah sebagai berikut: Editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuesioner. Coding

atau pengkodean yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan, coding ini sangat berguna dalam memasukkan data.

Tabulating yaitu jawaban yang telah diberi kode kategori jawaban kemudian

dimasukkan kedalam tabel.

4.9. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui beberapa tahap. Pertama mengecek kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi kemudian dilanjutkan dengan analisa univariat.

(49)
(50)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan, yang dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober - 21 November 2014. Pengumpulan data dilakukan pada 30 responden. Penyajian data meliputi karakteristik data demografi responden dan deskripsi pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif.

[image:50.595.107.517.425.665.2]

5.1. Hasil Penelitian

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Data Demografi Responden di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014 (n = 30).

Karakteristik Responden

Frekuensi Persentase

(51)
[image:51.595.114.516.297.564.2]

Hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data demografi pasien di RSUD Dr. Pirngadi Medan didapatkan jumlah pasien lebih dari setengahnya berada pada rentang usia 31-50 tahun sebesar 53,3% dan lebih dari setengahnya juga berjenis kelamin laki-laki sebesar 56,7% dengan tingkat pendidikan terakhir paling banyak adalah SMA sebesar 43,3%.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan 2014 (n=30).

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan preoperatif

Frekuensi Persentase (%) Pengkajian Baik Cukup Kurang Implementasi Baik Cukup Kurang Persetujuan Tindakan Baik Cukup Kurang Evaluasi Baik Cukup Kurang - 26 4 - 13 17 2 22 6 - 20 10 - 86,7 13,3 - 43,3 56,7 6,7 73,3 20 - 66,7 33,3

(52)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pascaoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan 2014 (n=30).

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pascaoperatif

Frekuensi Persentase (%) Pengkajian Baik Cukup Kurang Implementasi Baik Cukup Kurang Evaluasi Baik Cukup Kurang 1 26 3 - 21 9 - 17 13 3,3 86,7 10 - 70 30 - 56,7 43,3

[image:52.595.116.515.152.362.2]
(53)
[image:53.595.112.514.135.334.2]

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif dan Pascaoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan 2014 (n=30).

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

Frekuensi Persentase (%) Preoperatif Baik Cukup Kurang Pascaoperatif Baik Cukup Kurang - 27 3 - 26 4 - 90 10 - 86,7 13,3

Hasil penelitian pada tabel 5.4. tentang pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif didapatkan bahwa hampir seluruhnya pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif berada dalam kategori cukup sebesar 90% dan mayoritas pelaksanaan asuhan keperawatan pascaoperatif berada dalam kategori cukup sebesar 86,7%.

5.2. Pembahasan 5.2.1. Preoperatif

(54)

pembedahan yang akan dijalani, sehubungan dengan hal tersebut perawat harus mampu mempersiapkan pasien secara fisik maupun psikis (Smeltzer & Bare, 2002).

Penelitian tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien preoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan didapat hasil bahwa hampir seluruh pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat pada kategori cukup sebesar 90%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Miftah (2010) bahwa pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif berada pada kategori cukup (73,3%), Berdasarkan keterangan tersebut pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif yang dilakukan perawat masih dalam rentang cukup, padahal seharusnya tahap preoperatif itu dilakukan dengan baik agar pasien lebih siap dalam menghadapi tindakan pembedahan.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sobur (2006) didapatkan hasil bahwa pelaksanaan preoperatif dilaksanakan pada kategori baik, dimana perawat memperhatikan pasien dan mempersiapkan kondisi psikis dan fisik pasien dengan baik. Hasil penelitian Sobur ini sesuai dengan pernyataan Potter & Perry (2009) yang menyatakan bahwa aktivitas keperawatan preoperatif yang mencakup persiapan fisik pasien dan persiapan psikis yang akan mempengaruhi keberhasilan tindakan pembedahan yang akan dilakukan.

(55)

memberikan asuhan keperawatan preoperatif yaitu pengkajian, dimana hasil pengkajian dalam penelitian ini mayoritas cukup sebesar 86,7%, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) bahwa 77,2% berada dalam kategori cukup. Sementara, penelitian Suyono (2001) membuktikan bahwa perawat di RS Hasan Sadikin Bandung didapatkan bahwa perawat tidak melakukan pengkajian dengan baik sebesar 45,5%.

Berdasarkan item yang terdapat dalam kuesioner penelitian pada tahap pengkajian bahwa pasien memiliki persentase rendah pada pernyataan 9 didapatkan 73,3% perawat tidak menanyakan pengetahuan pasien tentang pembedahan. Pengetahuan pasien tentang pembedahannya perlu diketahui oleh perawat agar perawat dapat memberi penjelasan lebih lanjut, dan pengetahuan yang dimiliki pasien berhubungan erat dengan persepsi pasien tentang pembedahan sehingga perawat juga perlu mengkaji persepsi pasien mengenai pembedahannya karena biasanya berespon sesuai persepsinya (Baradero, 2009).

(56)

Berdasarkan item yang terdapat dalam kuesioner penelitian pada tahap implementasi bahwa pasien memiliki persentase paling rendah pada pernyataan 19 tentang penurunan rasa cemas pasien sebesar 80% perawat tidak melakukan tindakan untuk menurunkan rasa cemas tersebut, sementara salah satu implementasi yang harus diberikan perawat pada tahap implementasi yaitu melakukan tindakan untuk menurunkan rasa cemas pasien (Potter & Perry, 2005). Hasil penelitian Ferlina (2002) bahwa 80% dari pasien yang akan menjalani pembedahan mengalami kecemasan, dan hasil penelitian Larasati (2009) menyatakan rasa cemas pasien tidak teratasi dengan baik sebesar 54%.

Dampak yang mungkin muncul bila kecemasan pasien preoperatif tidak segera ditangani, yang pertama pasien dengan tingkat kecemasan tinggi tidak akan mampu berkonsentrasi dan memahami kejadian selama perawatan dan prosedur. Kedua, harapan pasien terhadap hasil, pasien mungkin sudah memiliki gambaran tersendiri mengenai pemulihan setelah pembedahan. Ketiga, pasien akan merasa lebih nyaman dengan pembedahan jika pasien mengetahui kejadian yang dihadapi pada saat hari pembedahan tiba. Keempat, pasien mungkin memerlukan penjelasan mengenai nyeri yang akan dirasakan setelah operasi. Oleh sebab itu perlu peran perawat untuk mengevaluasi pemahaman pasien mengenai prosedur preoperatif (Gruedemann, 2005)

(57)

dan rasa cemasnya berkurang untuk menghadapi tindakan pembedahan sebab akan mempengaruhi kelancaran pembedahan yang akan dilakukan.

Selanjutnya, hasil penelitian pada tahap ketiga yaitu persetujuan tindakan

(informed consent) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas berada

dalam kategori cukup sebesar 73,3%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Irna (2006) menyatakan bahwa 75% pasien kurang tahu tindakan dan prosedur yang akan dilakukan serta 25% pasien sama sekali tidak tahu prosedur dan tindakan apa yang akan dilakukan kepadanya. Guwandi (2004) menyatakan bahwa secara hukum tindakan pembedahan tidak boleh dilakukan sebelum klien memahami perlunya prosedur pembedahan tersebut, tahap-tahap yang harus dilalui, resiko, dan hasil yang diharapkan. Sementara hasil penelitian yang dilakukan Sasongko (2009) di RS Tugurejo Semarang yang menyatakan bahwa pemberian informed

consent dilakukan dengan baik.

Berdasarkan item yang terdapat dalam kuesioner penelitian pada tahap persetujuan tindakan bahwa pasien memiliki persentase paling rendah pada pernyataan 26 sebesar 86,7% perawat tidak memastikan tentang ketepatan tanggal, waktu, dan tanda tangan yang ada di lembar persetujuan kepada pasien, sementara hal tersebut perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang berkaitan dengan waktu pembedahan yang telah disetujui oleh pasien dan keluarganya.

(58)

berpatokan pada hasil yang diharapkan dari tujuan yang telah ditetapkan, sehingga perawat mengetahui tindakan apa saja yang belum mendapatkan hasil dan tindakan yang sudah berhasil (Brunner & Suddarth, 2002).

Hasil penelitian pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif pada tahap ini menunjukkan berada pada kategori cukup sebesar 66,7%. Berdasarkan item yang terdapat dalam kuesioner penelitian pada tahap evaluasi bahwa pasien memiliki persentase paling rendah pada pernyataan 28 tentang pemahaman pasien dalam prosedur pembedahan yaitu sebesar 70% perawat tidak menanyakan kembali pemahaman tentang prosedur pembedahan. Berdasarkan hal tersebut pelaksanaan evaluasi pada preoperatif masih kategori cukup dan perawat sangat penting menanyakan hal tersebut pada pasien agar perawat mengetahui sampai dimana pemahaman pasien terkait pembedahan yang akan dilakukan.

5.2.2. Pascaoperatif

Setelah kembali ke bagian perawatan, perawatan pascaoperatif dimulai. Perawat harus memeriksa kembali informasi preoperatif yang relevan, mengkaji status terakhir pasien, serta membuat dan mengimplementasikan rencana asuhan yang efektif. Adapun tahapan pascaoperatif diawali dengan pengkajian, implementasi, dan evaluasi.

(59)

kategori cukup (85%), namun bertentangan dengan hasil penelitian oleh Jubair (2013) yang menyatakan bahwa pelaksanaan asuhan keperawatan pascaoperatif berada dalam kategori tidak baik, dimana perawat tidak memperhatikan kebutuhan dan kondisi mereka, sehingga pasien banyak mengeluh. Pada item kuesioner sebanyak 83,3% perawat tidak menanyakan mengenai rasa mual dan muntah yang dirasakan pasien. Berdasarkan hal tersebut pelaksanaan asuhan keperawatan pascaoperatif dikategorikan masih cukup, padahal tahap pascaoperatif ini tidak kalah pentingnya untuk ditingkatkan untuk mengatasi masalah-masalah pada pasacoperatif yang dihadapi pasien.

Hasil penelitian pelaksanaan asuhan keperawatan pascaoperatif pada tahap pengkajian berada pada kategori cukup yaitu 86,7%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maimunah (2008) bahwa 76,3% pelaksanaan asuhan keperawatan pascaoperatif pada tahap pengkajian berada dalam kategori cukup. Pengkajian pada tahap pascaoperatif sangat penting agar perawat mengetahui hal-hal buruk yang terjadi seperti gagal nafas dan hipotermia (Baradero, 2009). Idealnya, perawat mengkaji pasien secara rutin minimal setiap 15 menit pada 1 jam pertama, setiap 30 menit selama 1 sampai 2 jam berikutnya, setiap 1 jam selama 4 jam berikutnya, dan selanjutnya setiap 4 jam (Potter & Perry, 2005).

(60)

sekali untuk ditanyakan kepada pasien untuk mengetahui adanya gangguan sistem gastrointestinal pada pasien ataupun kerusakan bagian organ tubuh lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi pasien.

Tahap selanjutnya yang dilakukan perawat yaitu pelaksanaan asuhan keperawatan pada tahap implementasi dengan melaksanakan asuhan yang telah direncanakan pada tahap perencanaan dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Hasil penelitian pada tahap implementasi ini berada pada kategori cukup yaitu 70%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhtar (2010) yang menyatakan bahwa 65% berada dalam kategori cukup juga, dan menyatakan tahap implementasi harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien seperti pengelolaan jalan nafas dengan baik, mempertahankan keadaan pasien agar tidak hipotermi, membantu dalam mendapatkan posisi yang nyaman serta melatih pasien melakukan pergerakan-pergerakan ringan.

(61)

Tahap terakhir yang dilakukan perawat yaitu evaluasi, hasil penelitian yang didapatkan pada tahap evaluasi pascaoperatif ini berada pada kategori cukup yaitu 56,7%, Tahap evaluasi ini sangat penting dilakukan oleh perawat untuk mengevaluasi berhasilnya intervensi keperawatan, perlu dibandingkan antara perilaku pasien dan hasil yang diharapkan. Tahap evaluasi ini merupakan penilaian dari intervensi yang diberikan oleh perawat, sehingga perawat akan mengetahui berhasil atau tidak intervensi yang diberikan kepada pasien (Baradero, 2009).

(62)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian mengenai analisis pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober - 21 November 2014 menghasilkan kesimpulan dan saran sebagai berikut:

6.1. Kesimpulan

6.1.1 Preoperatif

Hasil penelitian analisis pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan menunjukkan bahwa pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif hampir seluruhnya berada dalam kategori cukup, dan pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif ini memiliki persentase paling rendah pada tahap implementasi diantara tahap-tahap lainnya, seperti pada pernyataan 19 sebanyak 80% pasien tidak mendapatkan tindakan untuk menurunkan rasa cemas sebelum operasi.

6.1.2 Pascaoperatif

(63)

evalusi diantara tahap lainnya, seperti pada pernyataan 25 sebanyak 66,7% perawat tidak menanyakan nyeri yang dirasakan pasien.

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Praktek Keperawatan

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi praktek keperawatan, khususnya bagi perawat di ruang rawat inap bedah, diharapkan kepada perawat agar menerapkan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif sesuai dengan langkah-langkah dalam pedoman pelaksananaan asuhan keperawatan seperti melakukan pengkajian, implementasi, evaluasi kepada pasien dengan tepat agar dapat mengurangi terjadinya hal-hal yang merugikan pasien dan seharusnya ada supervisi dari pimpinan serta pelatihan seminar tentang persiapan preoperative dan pascaoperatif yang berguna untuk keselamatan pasien.

6.2.2. Bagi Pendidikan Keperawatan

(64)

6.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aziz, Abdul. (2012). Analisis tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan

keperawatan prima di RSUP DR. M. Djamil. Padang.Dibuka pada

websit

Baradero, Dayrit, Siswadi (2009). Prinsip dan praktik keperawatan perioperatif. Jakarta: EGC.

Diakses 12 Mei 2013.

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan medikal bedah edisi 8 volume 1. Jakarta: EGC.

Charles, dkk. (2004). Farmasi rumah sakit: teori dan penerapan. Jakarta: EGC. Depertemen Kesehatan RI. (2006). Keputusan menteri kesehatan RI. Jakarta. Ferlina, I.S. (2002). Hubungan pengetahuan dengan kecemasan pada pasien

preoperasi. Malang: Program study keperawatan UMM

Gruedemann, Barbara J. (2005). Buku ajar keperawatan perioperatif volume 1.

Jakarta: EGC

Guwandi. (2004). HAM dan Persetujuan tindakan medic. Jakarta: FK UI

Jacobalis, S. (2005). Menjaga mutu pelayanan rumah sakit. Jakarta: Citra Windu Satria.

Jubair, M. (2013). Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap penyembuhan luka

postoperatif di ruang rawat inap bedah RSUD Sungai Dareh 2013. Dibuka

pada websit

Larasati, F.I. (2009) Efektivitas preoperatif teaching terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien preoperasi di ruang rawat inap RSUD Karanganyar.

Journal media ners volume 3 nomor 1. Diakses pada tanggal 21 Januari 2015.

(66)

Maimunah. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan pasien pascaoperatif dengan pelaksanaan asuhan keperawatan pascaoperatif di

RSUD Padangsidimpuan. Diakses pada tangal 14 Juni 2014.

Miftah, I. (2010). Pengaruh persiapan preoperatif terhadap keberhasilan

tindakan pembedahan di RSUD Labuang Baji Makassar 2010. Diakses pada

tanggal 02 Januari 2015.

Muhtar. (2010). Gambaran penatalaksanaan pasien pascaoperatif dengan anestesi umum di ruang pemulihan instalasi bedah pusat di RSUD Bima

Mataram. Diakses pada tanggal 02 Januari 2014.

Notoadmodjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam.(2013).Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2003).Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep proses dan

praktikalih bahasa Renata Komalasari edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC

Qosim, N. (2010). Tingkat kepuasan pasien pascaoperatif terhadap pelayanan

keperawatan di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Dibuka pada

websit

Rothrock, JC. (2002). Perencanaan asuhan keperawatan perioperatif. Jakarta: EGC

Sari, M. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan peran

perawat preoperative di IRNA bedah RSUP DR. M. Djamil Padang. Dibuka

pada websit

Sasongko. (2009). Hubungan antara pemberian informed consent dengan tingkat kecemasan pasien preoperative di instalasi rawat inap RSUD Kajen

Kabupaten Pekalongan. Diakses 13 Januari 2014.

Sobur. (2006). Efektivitas pelaksanaan asuhan keperawatan perioperatif di RSUP

M. Djamil Padang. Dibuka pada website

Suyono. (2001). Peran perawat dalam pelaksanaan pemenuhan kebutuhan psikologis pasien pada tahap preoperative di RS Hasan Sadikin Bandung

dibuka pada website

Diakses pada tanggal 23 Desember 2014.

(67)

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G. Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medikal

bedah. Jakarta: EGC

Wiyono, G. (2011). Merancang penelitian bisnis dengan alat SPSS dan

(68)

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Judul : Analisis Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif dan Pascaoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Nama Peneliti : Sri Silva Mei Yanti Lubis NIM : 131121085

Saya adalah mahasiswa program ekstensi Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan menganalisis pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan pascaoperatif. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan pasrtisipasi bapak/ibu dalam memberikan jawaban atas kuesioner ini sesuai dengan fakta bapak/ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban bapak/ibu, informasi yang bapak/ibu berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.

Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, bapak/ibu bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Apabila bapak/ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatagani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan di bawah ini sebagai bukti bapak/ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terimakasih atas perhatian bapak/ibu untuk penelitian ini.

Peneliti Medan, Juli 2014

Responden

(Sri Silva Mei Yanti Lubis)

(69)

Kuesioner Penelitian Preoperatif

Analisis Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif dan Pascaoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan

1.Data Demografi

A. Usia : ... tahun B. Jenis Kelamin : ( ) laki-laki

( ) Perempuan

C. Pendidikan Terakhir : ( ) SD ( ) SMA

( ) SMP ( ) Perguruan Tinggi

2. Kuesioner Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Petunjuk pengisian: berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia dibawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang Bapak/Ibu alami.

No Pernyataan Ya Tidak

A. Pengkajian

1. Perawat mengukur tensi, pernafasan, suhu serta nadi sebelum saya dioperasi.

2. Perawat menanyakan perasaan yang saya alami sebelum operasi dilakukan.

3. Perawat menanyakan riwayat penyakit yang pernah saya alami sebelumnya.

4. Perawat menanyakan riwayat operasi yang pernah saya alami sebelumnya.

5. Perawat menanyakan riwayat pekerjaan saya. 6. Perawat menanyakan kebiasaan mengkonsumsi

minuman keras.

(70)

8. Perawat menanyakan dukungan keluarga yang diberikan kepada saya sebelum operasi.

9. Perawat menanyakan pengetahuan saya tentang pembedahan.

10. Perawat menanyakan riwayat alergi terhadap obat-obatan.

11. Perawat menanyakan tentang jenis makanan yang biasa saya konsumsi.

12. Perawat menanyakan rasa nyeri (sakit) yang saya alami sebelum operasi.

13. Perawat menanyakan tindakan yang saya lakukan untuk mengatasi nyeri.

2. Implementasi

14. Perawat memberikan penyuluhan kesehatan kepada saya sebelum operasi.

15. Penyuluhan yang diberikan perawat jelas dan mudah dimengerti.

16. Perawat menganjurkan saya untuk optimis dalam menghadapi operasi.

17. Perawat menjelaskan prosedur pembedahan kepada saya dan keluarga.

18. Perawat memberikan obat-obatan pada saya sebelum tindakan operasi dilakukan.

19. Perawat melakukan tindakan untuk menurunkan rasa cemas saya seperti menarik nafas dalam.

20. Perawat melibatkan keluarga/orang yang berarti bagi saya untuk memberikan dukungan.

C. Persetujuan Tindakan

21. Perawat memberikan lembar persetujuan sebelum operasi dilakukan.

22. Perawat memastikan bahwa pasien telah

mendapatkan informasi tentang prosedur operasi dari dokter.

(71)

persetujuan dari dokter

25. Perawat meminta persetujuan saya/keluarga dalam memberikan obat-obatan sebelum operasi.

26. Perawat memastikan kepada saya mengenai ketepatan tanggal, waktu, dan tanda tangan yang terdapat dalam lembar persetujuan.

D. Evaluasi

27. Perawat menanyakan saya tentang rasa cemas yang saya alami sudah berkurang atau tidak setelah diberi informasi.

28. Perawat menanyakan kembali tentang pemahaman saya tentang prosedur pembedahan.

29. Perawat memeriksa kembali tensi, pernafasan, nadi dan suhu tubuh saya.

30. Perawat menanyakan kembali kepada saya tentang kejelasan informasi terkait operasi yang akan dilakukan.

Kuesioner Penelitian Pascaoperatif

Analisis Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif dan Pascaoperatif di RSUD Dr.

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Data Demografi Responden di
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif   di RSUD Dr
Tabel 5.3
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif dan  Pascaoperatif  di RSUD Dr
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar muatan lokal mengenal potensi

Penokohan dalam ide penciptaan karya film pendek no first chapter dengan pertanggungjawaban dalam bidang penyutradaraan harus memahami karakter masing-masing tokoh untuk

Supply Chain members involved Differen- tiating New & Reman Planning Horizon Demand Function Decision variables Objective Consi- dering obsoles- cence Remark

Pendidikan anak merupakan kewajiban bagi orang tua dan merupakan hak dari setiap anak. Banyak dari orang tua yang tidak mengerti bagaimana cara mendidik anak. Melihat

penerjemahan sebagai berikut: a) penerjemah harus mereleksikan makna teks aslinya secara akurat; b) penyusunan kata dan pikiran harus sesuai dengan teks aslinya sedekat mungkin; c)

For the purposes of Chapter 2 (Trade in Goods) Chapter 3 (Rules of Origin) Chapter 4 (Customs Procedures), Chapter 5 (Sanitary and Phytosanitary Measures) and Chapter 6

Cara menghitung tingkat kontribusi pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah membandingkan tingkat realisasi pajak hotel dengan realisasi Pendapatan Asli Daerah, berikut

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pestisida terbaik antara ekstrak akar tuba ( Derris elliptica ), biji mimba ( Azadirachta indica ), pestisida kimia