• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan PA 01 September 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan PA 01 September 2015"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Yogyakarta, 26 Agustus 2015

Hosea

2:l-22.

ALLAH YANG

MEMPERTAHANKAN RELASI DENGAN UMAT.NYA

DAN

YANG

MENGHENTIKAN PERSUNDALAN

Kita mengenal dan mengalami berbagai bentuk hubungan. Hubungan yang bersifat individual maupun yang bersifat komunal. Tidak jarang terjadi ketegangan dalam hubungan tersebut. Contoh hubungan

dalam gereja adalah hubungan antar anggota Majelis gereja. Menurut GKf, Majelis gereja

terdiri

dari tiga unsur: Penatua, Diaken dan Pendeta. Terkadang, ketegangan hubungan terjadi antara Majelis dari

unsur Pendeta dengan Majelis dari unsur Penatua dan atau Diaken. Bisa jadi, penyebab ketegangan

relasi tersebut adalah kesalahan yang dilakukan oleh salah satu pihak, misalnya Pendeta. Dan akhir dari ketegangan relasi tersebut bermacam-macam. Salah satu macamnya adalah cerai atau putusnya

relasi

antar

anggota Majelis. fabatan Pendeta ditanggalkan, Pendeta

dan

kelurga

"diusir"

dari komunitas, tempat di mana mereka mengada sebelumnya. Menarik untuk mempelajari kitab Hosea

2:1-22

ketika

berdiskusi

mengenai

cara

menanggapi ketegangan

dalam

relasi dan

sekaligus

menghentikan kej ahatan.

Kitab Hosea merupakan bagian dari kitab Nabi-Nabi kecil. Pak Paulus, pada ibadah pembukaan PA

yang lalu, menjelaskan makna istilah "kecil" yang digunakan dalam kitab Nabi-Nabi. Bukan karena

peran dan makna kitabnya yang kecil, melainkan ukuran tebal tipisnya tulisan yang menjadikan suatu

kitab

disebut besar atau

kecill.

Hosea digolongkan sebagai

kitab

Nabi-Nabi kecil karena tipisnya

tulisan. Kitab yang kecil

ini

berbicara mengenai masalah yang besar, hubungan Allah dengan umat

dalam aras suatu bangsa. Menariknya lagi, masalah besar tersebut, disajikan oleh Hosea secara

simbolik, dan symbol yang digunakan adalah keluarga, bagian terkecil dalam masyarakat.

Pada pasal yang pertama, yang oleh

pak

Paulus,

di

dalam refleksinya,

diberi

judul

"Allah Yang Menegakkan Kebenaran dan Memberikan Kasih", penulis Hosea menggunakan bentuk bahasa narasi. Kini, pada pasal yang kedua, penulis Hosea menggunakan bentuk bahasa puisi dan prosaZ.

Para ahli sepakat untuk membagi pasal

ini

ke dalam dua bagian. Namun demikian, para ahli tidak seutuhnya sepaham dalam menentukan batasan

untuk

bagian-bagian tersebut.

Arie

de

Kuiper membagi pasal

ini

menjadi dua bagian: bagian pertama ayat

t-I4

dan bagian kedua ayat 15-22s. Hal yang sama juga dilakukan oleh james Luther Maysa. Bruce C. Birch memberikan

batasan

secara berbedas. Menurutnya, bagian pertama

terdiri

dari ayat '1,-L2, dan bagian kedua adalah ayat 13-22. Saya sepakat dengan para ahli, untuk membagi pasal ini menjadi dua bagian.

Kedua bagian mempunyai perbedaan. Pada bagian pertama penulis memperlihatkan kemarahan,

kekecewaan, penolakan, ancaman

dan

hukuman

suami

kepada

istrinya

yang

secara simbolik

menunjukkan kemarahan, kekecewaan, penolakan, ancaman dan hukuman Allah kepada umat-Nya, yang disebabkan oleh persundalan umat Israel dengan para Baal. Sementara, pada bagian kedua, penulis menunjukkan hal yang sebaliknya. Tuhan Allah ditampilkan sebagai suami yang berupaya merangkul,

memperbaiki

dan

memulihkan hubungan

dengan

isterinya.

Perbedaan tersebut menunjukkan waktu dan situasi penulisan yang berbeda.

Bagian pertama ditulis pada masa di mana keadaan politik bangsa Israel masih stabil, masa ini adalah periode

akhir

pemerintahan Yerobeam

II.

Sementara, bagian kedua

ditulis

pada masa pergolakan politik dalam negri bangsa Israel yang berdarah sampai runtuhnya Israel sebagai bangsa. Pada masa

I Paulus

Sugeng Widjaya, Atlah Yang Menegakkan Kebenaran dan Memberikan Kasih. Tidak diterbitkan, 2015, hlm l.

2

Bruce C. Birch, Hosea, Louisville: Wesminter John Knox Press, 1997,p.27. t Arie

de Kuiper, Tafsiran Alkitab: Kitab Hosea. Jakarta: BPK Gunung Mulia 2003, hlm. 29.

(2)

ini

tampuk

kekuasaan bangsa

Israel

diperebutkan dengan cara yang kejam

dan

keji.

Setelah

Yerobeam

II

mati, anaknya, Zakharia, menggantikannya selama enam bulan. Salum membunuh dan menggantikan Zakharia

menjadi

raja

Israel.

Umur

pemerintahan Salum

hanya satu bulan.

Ia digantikan oleh Menahem yang memerintah selama sepuluh tahun. Selain itu, periode

ini

diwarnai suhu

politik

regional dan global yang memanas. Israel terus menerus berperang melawan Yehuda. Asyur sebagai Negara adidaya, Aram dan Mesir sebagai Negara dekat

terlibat

dalam permusuhan

Israel-Yehuda. Invasi militer Asyur

ke

Israel mengak

ibatkan kehancuran Israel pada tahun 722 sebelum masa bersama. Pesan yang menyatakan suasana batin dan pikiran Allah serta perbedaan waktu penulisan inilah yang merupakan pijakan

pikir

saya

untuk menyepakati pembagian pasal kedua ini ke dalam dua bagian.

Kedua bagian dalam pasal kedua menunjukkan hubungan keluarga Hosea: hubungan suami-isteri,

habungan segitiga ayah-anak-isteri, dan hubungan ayah-anak. Lagi-lagi harus diingat, secara simbolik pengalaman relasi keluarga Hosea menunjukkan relasi Allah dengan bangsa Israel. Bagian pertama menunjukkan hubungan suami-isteri yang tegang. Keadaan ini menggambarkan tegangnya hubungan

Allah dengan Israel. Ketegangan itu terlihat dari perkataan ayah kepada anaknya: "Adukanlah ibumu, adukanlah, sebab dia bukan isteriku, dan aku

ini

bukan suaminya;..." (ayat1-). Pemicu ketegangan, menurut versi suami, adalah sundal dan zinah: isterinya yang dahulu merupakan perempuan sundal ternyata

tidak

berhenti melakukan zinah

dan

sundal, sampai sekarang

ia

masih melakukannya.

Ketegangan

itu

meluas,

si

suami mengajak anaknya

berkoalisi

untuk

mengadukan

ibunya

ke

pengadilan. Delik aduannya adalah persundalan dan perzinahan. Tuntutan si pengadu adalah supaya pelaku menghentikan persundalan dan perzinahannya. Bisa saja diajukan pertanyaan: mengapa si

pengadu tidak menuntut perceraian seperti artis Risti Tagor yang menggugat cerai suaminya, padahal ada alasan kuat baginya untuk mengajukan gugatan cerai? Toh, ada peraturan bagi bangsa Israel yang

mengatur

perceraian.

Suami

diperbolehkan menceraikan

isterinya, apabila

isteri

melakukan

perzinahan. Ketegangan

itu

semakin

meluas

dengan kemarahan

ayah kepada

anak-anaknya sebagaimana diperlihatkan pada ayat ke-3. Anak-anak berlaku sama seperti ibunya. Lagi-lagi terlihat

ketegangan

relasi

keluarga: suami-isteri, ayah-anak. Meskipun demikian ketegangan relasi tidak menyurutkan semangat suami untuk mempertahankan relasi yang telah diikatnya dalam

janji

dan

upaya suami

menghentikan

persundalan.

Upaya

suami

mempertahankan

hubungan

dan menghentikan persundalan merupakan

bentuk

kesetian kasih suami terhadap

isteri

dan

anak-anaknya.

Upaya suami menghentikan persundalan isterinya tidak berhenti pada pengaduan dipengadilan dan

ancaman untuk menghukum isteri. Suami berkata [ayat 5-6): "Sebab

itu,

sesungguhnya, Aku akan

menyekat jalannya dengan duri-duri, dan mendirikan pagar tembok mengurung dia, sehingga dia tidak menemui jalannya. Dia akan mengejar para kekasihnya, tetapi tidak akan mencapai mereka; dia

akan mencari mereka, tetapi tidak bertemu dengan mereka." Demikianlah upaya lebih lanjut yang

dilakukan

oleh

suami

untuk

mempertahankan

ikatan relasi

suami-isteri.

Pengurungan dan pengisolasian terhadap isteri juga merupakan cara untuk menghentikan persundalan, karena dengan

demikian isteri tidak bisa bertemu dengan kekasih-kekasihnya.

Pada akhir bagian pertama atau menjelang awal bagian kedua penulis memperlihatkan upaya suami mempertahankan hubungannya dengan

isterinya

dengan pendekatan

yang baru.

Apabila

ia

menggunakan pendekatan yang konfrontatif sebelumnya, maka

kini

ia

menggunakan pendekatan yang persuasive. Si suami berkata fayat 13-14): "Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, ndan membawa

dia

ke

padang

,

dan

berbicara menenangkan hatinya.

Aku

akan

memberikan kepadanya kebun anggurnya

dari

sana, dan membuat lembah Akhor menjadi

pintu

pengharapan.
(3)

meinbuah hasil yang baik. Mengenai hasil yang baik sebagaimana dimaksud, dibicarakannya pada bagian kedua.

Bagian kedua memperlihatkan meredanya ketegangan relasi suami-isteri, Allah dan Israel, umat-Nya. Hubungan suami-isteri yang terkoyak dipulihkan. "Pada

waktu

itu,

demikianlah Firman Tuhan,

engkau akan memanggil

Aku:

Suamiku, dan

tidak lagi

memanggil

Aku:

Baalku!" James Limburg melukiskan suasana pulihnya hubungan suami-isteri antara Allah dengan umatnya dengan istilah

second honeymoon6. Lebih dari itu, pemulihan relasi tersebut juga meliputi hubungan antar bangsa serta hubungan manusia dengan ciptaan Allah yang lain.

Di depan telah dikemukakan, bagian

ini

ditulis

pada masa

sulit

bangsa Israel. Bangsa bergejolak,

musuh mendesak, merangsek dan menghancurkan. Koalisi yang dibangun tidak bisa menghentikan

invasi tentara Asyur. Para

Baal

yang

mereka sembah

ternyata

tidak

dapat

menolong. Krisis

dimensional

yang

sedang dihadapi

Israel

dimanfaatkan

oleh

Allah

sebagai kesempatan untuk memulihkan hubungan-Nya dengan umat. Sekaligus dimanfaatkan oleh Allah untuk menyadarkan

bangsa Israel bahwa persundalan dan perzinahan yang dilakukan Israel adalah langkah yang keliru dan

tidak

menyelamatkan kehidupan bangsa. Pendekatan persuasive Allah pada bagian

ini

bukan hanya untuk memenangkan perdebatan, melainkan juga menghibur umat yang bersedih oleh karena kekalahan dan kegagalan bangsanya.

Dapatlah untuk disimpulkan disini apa yang telah dipaparkan di depan: persundalan dan perzinahan merusak relasi Allah-umat, relasi antar manusia dan relasi manusia-ciptaan yang lain. Hal

ini

tidak bisa dipungkiri,

tetapi Allah

tidak

menjadikannya sebagai alasan

untuk

memutuskan relasi-Nya dengan umat. Allah berdaya-upaya mempertahankan relasi tersebut. Pada saat yang sama, Allah tidak

mentolelir

persundalan. Persundalan

harus

dihentikan.

Untuk

itu

Allah

melakukan beragam

pendekatan: pendekatan yang konfrontatif maupun yang persuasive. Harapan yang hendak diraih dengan langkah-langkah tersebut adalah pulihnya hubungan dan punahnya persundalan.

Satu pokok diskusi yang menurut saya menarik yang dapat dibicarakan dalam kelompok adalah: Apa penilaian kita terhadap cerai atau putusnya relasi [untuk berbagai bentuk dan sifat relasi] yang terjadi pada masa kini apabila dilihat dalam terang prinsip mempertahankan relasi dan menghentikan

kejahatan sebagaimana dilakukan Tuhan Allah sebagaimana dipaparkan dalam Hosea 2?

Terima kasih,

FYDP

u

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat hubungan yang bermakna antara peningkatan jumlah leukosit dengan apendisitis akut perforasi di RSU Provinsi NTB pada tahun 2012-2013, akan tetapi

Dampak dari adanya stres kerja salah satunya yakni pada aspek fisiologis yang menyebabkan individu mengalami sakit kepala, serangan jantung dan migrain dimana hal ini

Penangkapan ikan dengan menggunakan bom/bahan peledak yang digunakan oleh pelaku tindak pidana atau kejahatan dengan maksud dan tujuan tertentu, dengan cara atau modus

Berdasarkan penelitian hukum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa (1) peraturan perundang-undangan, yayasan merupakan salah satu badan hukum yang dapat memiliki hak

Eco Smart Garment Indonesia di Jawa Tengah yang ditargetkan selesai akhir tahun 2017, dengan kapasitas terpasang 21 juta potong garmen yang akan berproduksi mulai tahun

Hasil analisis untuk melihat dampak kredit terhadap perilaku ekonomi rumah tangga nelayan tradisional menunjukkan nilai koefisien determinasi (R 2 ) masing- masing

Sumber data dalam penelitian ini adalah film《 天下无贼》 Tiānxià Wú Zéi karya (赵本夫) Zhao Benfu. Data dalam penelitian ini berupa monolog, kutipan-kutipan dialog,