• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Penggunaan Obat Anti-Emetik dan Prevalensi Terjadinya Efek Samping pada Ibu Hamil Trimester I dalam Mengatasi Emesis Gravidarum di RSU Yosua Lubuk Pakam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prevalensi Penggunaan Obat Anti-Emetik dan Prevalensi Terjadinya Efek Samping pada Ibu Hamil Trimester I dalam Mengatasi Emesis Gravidarum di RSU Yosua Lubuk Pakam"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PREVALENSI PENGGUNAAN OBAT ANTI-EMETIK

DAN PREVALENSI TERJADINYA EFEK SAMPING

PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

DALAM MENGATASI EMESIS GRAVIDARUM

DI RSU YOSUA LUBUK PAKAM

Oleh:

TRI FENNA TARIGAN 070100191

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PREVALENSI PENGGUNAAN OBAT ANTI-EMETIK

DAN PREVALENSI TERJADINYA EFEK SAMPING

PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

DALAM MENGATASI EMESIS GRAVIDARUM

DI RSU YOSUA LUBUK PAKAM

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

TRI FENNA TARIGAN 070100191

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul

Prevalensi Penggunaan Obat Anti-Emetik dan Prevalensi Terjadinya Efek Samping pada Ibu Hamil Trimester I dalam Mengatasi Emesis Gravidarum di RSU Yosua Lubuk Pakam

Nama : Tri Fenna Tarigan NIM : 070100191

___________________________________________________________________________

Pembimbing Penguji

(Prof. dr. Aznan Lelo, PhD, SpFK.) (Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP : 19511202 197902 1 001 NIP : 19540220 198011 1 001

( Prof. dr. Haris Hasan, SpPD., SpJK ) NIP : 19560405 198303 1 004

Medan, 15 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan baik demi tercapainya persalinan yang aman dan melahirkan bayi yang sehat. Wanita hamil umumnya akan mengalami mual dan muntah selama beberapa bulan pertama kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi penggunaan obat anti-emetik pada ibu hamil trimester I dalam mengatasi emesis gravidarum dan prevalensi terjadinya efek samping penggunaan obat anti-emetik tersebut.

Penelitian ini telah dilakukan di RSU Yosua Lubuk Pakam dengan subyek penelitian adalah semua ibu hamil yang berkunjung ke RSU tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan bantuan kuisioner yang diberikan kepada ibu hamil dengan jumlah responden sebanyak 70 orang. Setiap jawaban yang diberikan oleh responden mempunyai hasil nilai tersendiri dengan total angka yang didapat dari setiap responden dikelompokkan pada kelompok yang telah ditetapkan. Data-data yang telah diperoleh dianalisa dengan menggunakan program SPSS versi 17. Analisa yang dilakukan adalah dengan mencari persentase prevalensi penggunaan obat anti-emetik beserta efek samping yang terjadi.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa umur rata-rata responden yang diteliti adalah 24,5 tahun dengan rentang umur adalah 20 s/d 29 tahun. Sedangkan untuk prevalensi pemakaian obat anti-emetik (farmaka) 58,6 % . Pada kejadian efek samping dari pemakaian obat anti-emetik ditemukan sebanyak 87,8%.

Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian responden yang mengatasi emesis gravidarum dengan farmaka sebagian besar mengalami efek samping dari penggunaan obat tersebut.

(5)

ABSTRACT

Pregnancy is a reproduction process that needs special care for can take place better to achieve the safe delivery and gave birth to healthy babies. Pregnant women commonly experience nausea and vomiting during the first few months of pregnancy. This study aims to look at the prevalence of the use of anti-emetic drugs in first trimester pregnant women in overcoming emesis gravidarum and the prevalence of side effects of anti-emetic drugs such.

This research has been conducted in public hospitals Joshua Lubuk Pakam with research subjects were all pregnant women who visit these hospitals. This research uses descriptive method with the help of a questionnaire given to pregnant women with the number of respondents is 70 persons. Any answers given by respondents to have the results of its own value with the total numbers obtained from each respondent are grouped in a predetermined group. The data obtained were analyzed using SPSS version 17. Analysis is done by finding the percentage prevalence of the use of anti-emetic drugs and their side effects occur.

From the results, the average age of the respondent in question was 24.5 years with age range is 20 to 29 years. As for the prevalence of the use of anti-emetic drugs (farmaka) 58.6%. On the occurrence of side effects from the use of anti-emetic drugs was found as many as 87.8%.

It can be concluded that the study respondents who deal with emesis gravidarum farmaka most experienced side effects from the use of the drug.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Prevalensi Penggunaan Obat

Anti-Emetik dan Prevalensi Terjadinya Efek Samping pada Ibu Hamil Trimester I dalam Mengatasi Emesis Gravidarum di RSU Yosua Lubuk Pakam”.

Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. dr. Aznan Lelo, PhD, SpFK., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak dr. Marben Tarigan, SpOG dan Ibu, selaku Kepala Rumah Sakit Umum Yosua Lubuk Pakam dan juga sebagai orang tua kandung saya atas doa, perhatian, dan dukungan yang tak putus-putusnya sebagai bentuk kasih sayang kepada saya dan juga yang telah banyak membantu penelitian ini sehingga dapat selesai dengan baik.

4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Terima kasih juga saya persembahkan kepada saudara-saudara kandung saya, dr. Nico Aurelius Tarigan, Marinda Natasya Tarigan, Yosua Valdys Rusli Tarigan atas doa, perhatian dan dukungannya kepada saya.

(7)

pernah berkunjung selaku responden yang telah mau meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner pada penelitian ini.

7. Itha Paulina Siahaan, Titi dewi Manurung, Novrita Silalahi, Elfirayani Saragih, Citra Vitriana, teman bertukar pikiran saya dan juga support paling besar saya selama ini terima kasih atas ide-ide cemerlang dan dukungan yang tidak pernah ada habisnya.

8. Juga kepada teman-teman satu bimbingan saya dalam pembuatan karya tulis ilmiah Sheba Julia Tarigan, Citra Anggreini Sembiring, Nikite Pratama, terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

9. Seluruh teman-teman Stambuk 2007 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 15 Desember 2010 Penulis,

Tri Fenna Tarigan

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Prevalensi ………... 5

2.1.1. Pengertian Prevalensi ... 5

2.2. Kehamilan ..…………...……….………... 5

2.2.1. Pengertian Kehamilan ....…... 5

2.2.2. Tanda-Tanda Kehamilan ...…...……….………... 6

2.2.3. Perubahan Fisik dan Psikologi pada Wanita Hamil ...…... 7

2.3. Kehamilan Trimester Pertama ....………..………... 7

2.4. Emesis Gravidarum ... 8

2.4.1. Pengertian Emesis Gravidarum ... 8

2.4.2. Penyebab Emesis Gravidarum ... 9

2.4.3. Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum ... 10

(9)

2.5. Obat dan Kehamilan ... 11

2.5.1. Farmakokinetik Obat pada Kehamilan ... 12

2.5.2. Kategori Obat pada Ibu Hamil ... 12

2.5.3. Anjuran Penggunaan Obat pada Masa Kehamilan ... 14

2.6. Obat Anti-Emetik ... 14

2.6.1. Obat Anti-Emetik pada Kehamilan ... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 16

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ...………... 16

3.2 Variabel dan Definisi Operasional ...………... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18

4.1. Rancangan Penelitian ... 18

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

4.3. Populasi dan Sampel penelitian ... 18

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 19

4.5. Metode dan Analisis Data ... 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……... 20

5.1. Hasil Penelitian ………... 20

5.1.1. Deskripsi Lokasi ………... 20

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ……….... 20

5.1.3. Cara Mengatasi Mual pada Responden ……….. 23

(10)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 27

6.1. Kesimpulan ………... 27

6.2. Saran ……… 27

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Karakteristik responden berdasarkan umur 21 5.2 Karakteristik responden berdasarkan suku 21 5.3 Karakteristik responden berdasarkan asal kehamilan diketahui 22 5.4 Karakteristik responden berdasarkan usia kehamilan saat mual 22 5.5 Cara mengatasi mual pada responden 23 5.6 Prevalensi kejadian efek samping anti-emetik 23 5.7 Prevalensi kejadian mual/muntah 24 5.8 Prevalensi kejadian selera makan bertambah 24 5.9 Prevalensi kejadian BAB semakin lancar 25 5.10 Prevalensi kejadian mengantuk 25 5.11 Prevalensi kejadian pusing/hoyong 25

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Daftar Riwayat Hidup 2 Lembar Persetujuan Subjek Penelitian

3 Kuesioner

4 Data Induk

(13)

ABSTRAK

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan baik demi tercapainya persalinan yang aman dan melahirkan bayi yang sehat. Wanita hamil umumnya akan mengalami mual dan muntah selama beberapa bulan pertama kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi penggunaan obat anti-emetik pada ibu hamil trimester I dalam mengatasi emesis gravidarum dan prevalensi terjadinya efek samping penggunaan obat anti-emetik tersebut.

Penelitian ini telah dilakukan di RSU Yosua Lubuk Pakam dengan subyek penelitian adalah semua ibu hamil yang berkunjung ke RSU tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan bantuan kuisioner yang diberikan kepada ibu hamil dengan jumlah responden sebanyak 70 orang. Setiap jawaban yang diberikan oleh responden mempunyai hasil nilai tersendiri dengan total angka yang didapat dari setiap responden dikelompokkan pada kelompok yang telah ditetapkan. Data-data yang telah diperoleh dianalisa dengan menggunakan program SPSS versi 17. Analisa yang dilakukan adalah dengan mencari persentase prevalensi penggunaan obat anti-emetik beserta efek samping yang terjadi.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa umur rata-rata responden yang diteliti adalah 24,5 tahun dengan rentang umur adalah 20 s/d 29 tahun. Sedangkan untuk prevalensi pemakaian obat anti-emetik (farmaka) 58,6 % . Pada kejadian efek samping dari pemakaian obat anti-emetik ditemukan sebanyak 87,8%.

Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian responden yang mengatasi emesis gravidarum dengan farmaka sebagian besar mengalami efek samping dari penggunaan obat tersebut.

(14)

ABSTRACT

Pregnancy is a reproduction process that needs special care for can take place better to achieve the safe delivery and gave birth to healthy babies. Pregnant women commonly experience nausea and vomiting during the first few months of pregnancy. This study aims to look at the prevalence of the use of anti-emetic drugs in first trimester pregnant women in overcoming emesis gravidarum and the prevalence of side effects of anti-emetic drugs such.

This research has been conducted in public hospitals Joshua Lubuk Pakam with research subjects were all pregnant women who visit these hospitals. This research uses descriptive method with the help of a questionnaire given to pregnant women with the number of respondents is 70 persons. Any answers given by respondents to have the results of its own value with the total numbers obtained from each respondent are grouped in a predetermined group. The data obtained were analyzed using SPSS version 17. Analysis is done by finding the percentage prevalence of the use of anti-emetic drugs and their side effects occur.

From the results, the average age of the respondent in question was 24.5 years with age range is 20 to 29 years. As for the prevalence of the use of anti-emetic drugs (farmaka) 58.6%. On the occurrence of side effects from the use of anti-emetic drugs was found as many as 87.8%.

It can be concluded that the study respondents who deal with emesis gravidarum farmaka most experienced side effects from the use of the drug.

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan baik demi tercapainya persalinan yang aman dan melahirkan bayi yang sehat dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB. Kehamilan-kehamilan dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu triwulan I (0-12 minggu), triwulan II (12-28 minggu), dan triwulan III (28-40 minggu). Dalam 3 triwulan tersebut terjadi perubahan-perubahan dalam tubuh ibu (Sarwono, 2002).

Wanita hamil umumnya akan mengalami mual dan muntah selama beberapa bulan pertama kehamilan, walaupun ada juga beberapa wanita hamil yang tidak mengalami mual selama kehamilan pertama mereka, tetapi merasa mual dengan kehamilan berikutnya. Mual (nausea) dan muntah (emesis) merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah – muntah. (Hanifa, 2007).

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang sering terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Rasa mual biasanya terjadi pada pagi hari (disebut morning sickness), tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat. Namun sekitar 12 % ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan (Hanifa, 2007).

(16)

pengobatan. Pada umumnya ibu hamil dapat menyesuaikan diri dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan (Kehamilan yang Menyenangkan : 31).

Penyebab mual dan muntah ini bermacam-macam antara lain karena adanya perubahan hormon dalam tubuh, psikologis, sampai gaya hidup. Pola makan yang buruk sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, kurang tidur atau kurang istirahat dan stress dapat memperberat rasa mual dan muntah. Beberapa hal dapat dilakukan untuk mengurangi rasa mual meskipun tidak dapat dihilangkan sama sekali, misalnya dengan mengkonsumsi makanan seimbang, cukup bergerak, dan cukup istirahat. Oleh karena itu, calon ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai mual agar ibu dapat menetukan sikap untuk mengatasi masalahnya pada awal kehamilan sehingga tidak terjadi gangguan pada kehamilan selanjutnya (Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan : 58).

Dalam beberapa kasus mual dan muntah yang hebat, yang diperlukan adalah keyakinan bahwa janin tetap dalam kondisi yang baik. Dalam situasi lain wanita hamil harus mengubah pola makan mereka, seperti menghindari makanan yang membuat mual lebih buruk. Namun tidak sedikit juga ibu hamil yang cenderung terganggu aktivitasnya akibat gejala yang dialaminya terutama pada mual dan muntah yang berat, sehingga kebanyakan ibu hamil mengatasinya dengan menggunakan obat anti mual (Kehamilan yang Menyenangkan : 31).

(17)

efek terapetik yang berlebihan, yang kadangkala justru menimbulkan efek toksik baik pada ibu maupun janinnya (Stefani, 2001).

Dari hal-hal di atas dapat diketahui bahwa mual dan muntah umum terjadi pada ibu hamil trimester I. Beberapa ibu hamil kemungkinan ada yang mengatasi gejala mual dan muntah yang dialaminya dengan menggunakan obat anti-emetik. Dan seperti yang diketahui, penggunaan obat anti-emetik dapat menimbulkan efek terapetik yang berlebihan apabila digunakan secara tidak tepat. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang bagaimana gambaran pengetahuan dan besarnmya prevalensi penggunaan obat anti-emetik pada ibu hamil trimester I dalam mengatasi mual dan muntah pada awal kehamilan (emesis gravidarum), maka penulis melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum JOSHUA Lubuk Pakam.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana cara ibu hamil trimester I dalam mengatasi emesis gravidarum baik secara non-faramaka maupun dengan farmaka.

2. Jika diatasi secara farmaka, berapa besar prevalensi penggunaan obat anti-emetik pada ibu hamil trimester I di Rumah Sakit Umum JOSHUA Lubuk Pakam?

3. Apakah penggunaan obat anti-emetik melalui resep dokter atau dibeli secara bebas.

(18)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

- Untuk mengetahui seberapa besar prevalensi penggunaan obat anti-emetik pada ibu hamil trimester I dalam mengatasi emesis gravidarum.

1.3.2. Tujuan Khusus

- Untuk mengetahui apakah ibu hamil trimester I mengatasi emesis gravidarum secara non-farmaka atau farmaka.

- Untuk mengetahui apakah penggunaan obat anti-emetik berdasarkan resep dokter atau dibeli secara bebas.

- Untuk mengetahui apakah ada efek samping dari penggunaan obat anti-emetik pada ibu hamil trimester I yang mengatasi emesis gravidarum secara farmaka.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi peneliti

1. Sebagai salah satu syarat kelulusan semester akhir.

2. Merupakan penerapan dari ilmu yang diperoleh selama proses pembelajaran dalam melakukan penelitian.

1.4.2. Bagi responden:

1. Dapat menambah pengetahuan ibu hamil khususnya ibu hamil Trimester I tentang penanganan emesis gravidarum..

2. Dapat menambah pengetahuan ibu hamil trimester I tentang penggunaan obat anti-emetik dan kemungkinan terjadinya efek samping obat tersebut.

1.4.3. Bagi pembaca:

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Prevalensi

2.1.1. Pengertian Prevalensi

Prevalensi adalah pengukuran jumlah orang dikalangan penduduk yang

menderita satu penyakit pada satu titik di waktu tertentu. (Notoatmodjo, 2002).

2.2. Kehamilan

2.2.1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Tiga periode berdasarkan lamanya kehamilan:

a. Kehamilan trimester I : 0–14 minggu b. Kehamilan trimester II : 14–28 minggu c. Kehamilan trimester III : 28–42 minggu

Dalam 3 trimester tersebut akan terjadi perubahan-perubahan dalam tubuh ibu. Perubahan akan muncul pada minggu ke-5 sampai ke-6 masa kehamilan, karena hormon-hormon kehamilan dalam tubuh mulai aktif bekerja (Hanifa, 2007).

2.2.2. Tanda-tanda Kehamilan 2.2.2.1. Amenorrhoea

(20)

Haid yang terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun, pada umumnya memang akibat adanya kehamilan. Tetapi kehamilan bukanlah satu-satunya penyebab keterlambatan haid. Haid dapat tertunda oleh tekanan emosi, beberapa penyakit tertentu, dan juga akibat makan obat-obatan tertentu.

Selain kehamilan, penurunan berat badan dan tekanan emosi juga sering menjadi penyebab keterlambatan haid pada wanita yang semula mempunyai siklus normal.

2.2.2.2. Perubahan pada payudara

Banyak wanita merasakan payudara memadat ketika menjelang haid. Bila terjadi kehamilan, gejala pemadatan bersifat menetap dan semakin bertambah. Payudara menjadi lebih padat, kencang dan lebih lembut, juga dapat disertai rasa berdenyut dan kesemutan pada putting susu.

Perubahan di atas disebabkan oleh tekanan kelamin wanita, estrogen, dan progesterone yang dihasilkan oleh uri (plasenta). Hormon-hormon ini menyebabkan saluran dan kantong kelenjar susu membesar, dan tertimbun lemak di daerah payudara. Rasa kesemutan dan berdenyut disebabkan oleh bertambahnya aliran darah yang mengaliri payudara.

2.2.2.3. Mual dan muntah-muntah

Kira-kira separuh dari wanita yang hamil mengalami mual dan muntah-muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda, biasanya cukup ringan dan terjadi dipagi hari (morning sickness). Penyebabnya tidak diketahui, tetapi juga dapat disebabkan oleh karena peningkatan kadar hormon kelamin yang diproduksi selama hamil. Sesudah 12 minggu gejala-gejala itu biasanya menghilang, karena tubuh sudah menyesuaikan diri.

2.2.2.4. Sering kencing

(21)

2.2.3. Perubahan Fisik dan Psikologis yang Terjadi pada Wanita Hamil 2.2.3.1. Perubahan fisik

a. Berhenti menstruasi

b. Letih dan mudah mengantuk c. Sering buang air kecil

d. Mual dengan atau tanpa muntah

e. Rasa panas dalam perut dan menggangu pencernaan f. Enggan makan dan mengidam

g. Pembesaran pada payudara.

2.2.3.2. Perubahan psikologis

a. Emosional, mudah marah, suasana hati yang beragam, cengeng b. Perasaan was-was, takut, elasi (rasa senang yang berlebihan).

2.3. Kehamilan Trimester Pertama

Trimester merupakan periode tiga bulanan yang penting bagi calon ibu. Ketiga periode tiga bulanan itu ditentukan berdasarkan kecepatan pertumbuhan janin. Secara konvensional, hitungan trimester ini dimulai sejak pembuahan (dua minggu setelah menstruasi terakhir). Trimester pertama mewakili 12 minggu pertama kehidupan janin, trimester kedua berakhir pada 28 minggu, trimester ketiga meliputi sisa minggu kehamilan (Stoppard, 2006).

(22)

wanita hamil. Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai morning

sickness (Hanifa, 2007).

Banyak perubahan fisik yang akan dialami ibu hamil selama trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan). Periode ini juga merupakan waktu pembentukan sekaligus perkembangan pesat dari semua sistem dan organ tubuh bayi. Berbagai gejala kehamilan akan datang di trimester pertama kehamilan ini misalnya pembesaran payudara, sering buang air kecil, konstipasi, mual muntah, merasa lelah, sakit kepala, pusing, emosional, mood akan berubah secara tidak terduga, nafsu makan akan berubah dan cenderung menyukai makanan lunak/lembut (Stoppard, 2006).

2.4. Emesis Gravidarum

2.4.1. Pengertian emesis gravidarum

Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil. Keadaan ini biasanya didahului rasa mual (Kamus Kedokteran).

Baverley O’Brien (O’Brien & Naber, 1995) menemukan bahwa 70-90% dari semua wanita hamil mengalami mual-mual, sementara 50% mengalami muntah-muntah paling tidak sekali.

Kedua hal itu adalah gejala yang wajar dan sering didapati pada sebagian besar ibu hamil. Kebanyakan mual dan muntah ini terjadi di pagi hari atau biasa disebut morning sickness, tetapi dapat juga terjadi pada siang hari atau bahkan pada malam hari (Llewellyn-Jones, 1997).

Mual dan muntah ini terjadi pada minggu ke-6 setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 12 minggu pertama kehamilan.

(23)

mengalami keluhan-keluhan semacam ini dalam satu kehamilan mungkin akan mengalaminya dengan hebat dalam kehamilan-kehamilan berikutnya.

2.4.2. Penyebab Emesis Gravidarum

Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Hormon Chorionic

Gonadotrophine) dalam serum (Wiknjosastro, 1999).

Dapue, dkk (1987) menganggap bahwa kadar hormon estrogen yang tinggi saat hamil muda, mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan wanita yang bertubuh besar memiliki hormon estrogen yang bersirkulasi lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan.

Dalam kehamilan terjadi kekenduran relative jaringan otot dalam system pencernaan sehingga pencernaan kurang efisien, dan kelebihan asam dalam lambung. Tetapi pencetus fisik ini belum dapat menjelaskan secara pasti sebab terjadinya mual dan muntah pada kehamilan, karena sebagian besar hal ini terjadi pada semua kehamilan, namun tidak semua ibu hamil mengalaminya. Montgomery (1837) menganggap muntah-muntah disebabkan oleh iritasi reflek gravid rahim dan kondisi sistem seksual yang sakit.

Selain faktor fisik, faktor emosional juga dapat menyebabkan mual dan muntah pada kehamilan. Para wanita yang mengalami mual berkepanjangan kelihatannya mendapatkan dukungan lebih sedikit dari suaminya atau orang tua mereka (Wolkind dan Zajicek, 1978).

Dalam masyarakat primitif yang cara hidupnya lebih sederhana, lebih santai dan tidak banyak tuntutan, jarang sekali ditemukan ibu hamil yang mengalami rasa mual ini. Ketidakstabilan emosi dan keadaan social lingkungan dapat menjadi pemicu terjadinya emesis gravidarum (Einsberg dkk, 1985).

(24)

Keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu. Kurang makan, kurang tidur atau istirahat, dan stress dapat memperburuk rasa mual (Panduan Lengkap Kehamilan : 58).

2.4.3. Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum Tanda-tanda emesis gravidarum berupa: a. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah

Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.

b. Nafsu makan berkurang c. Mudah lelah

d. Emosi yang cenderung tidak stabil.

Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya.

2.4.4. Pengaruh Emesis Gravidarum pada Ibu dan Janin

Emesis dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negative terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi hiperemesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada kehamilan.

Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lender esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal (Wiknjosastro, 1999).

(25)

ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka ia harus segera mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan.

Bayi-bayi dari wanita yang menderita hiperemesis gravidarum sepanjang kehamilan lebih cenderung memiliki kelainan dan pertumbuhan yang sedikit terbelakang (Pettiti, 1986).

Pencegahan terhadap emesis gravidarum yang berlebihan perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses fisiologis, memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologis pada kehamilan dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.

2.5. Obat dan Kehamilan

Meskipun janin di dalam kandungan telah dilindungi dari pengaruh luar oleh plasenta dan selaput ketuban, tetapi ia sama sekali tidak terlepas dari pengaruh buruk obat yang dikonsumsi oleh sang ibu. Secara khusus, penggunaan obat-obatan pada ibu hamil tidak hanya memberikan efek samping pada sang ibu, tetapi lebih dari itu ada pengaruh buruk pada janin, yang berupa cacat-cacat bawaan. Obat atau agen lain yang dapat mengakibatkan cacat bawaan yang nyata lazim disebut sebagai obat yang bersifat teratogenik atau dismorfogenik (Yunika, 2009).

(26)

2.5.1. Farmakokinetik Obat pada Kehamilan

Menurut Katzung (2004), berikut hal-hal yang mempengaruhi penyerapan obat pada kehamilan:

a. Kelarutan Lipid

Seperti juga membran biologik lainnya, obat yang melintasi plasenta bergantung pada kelarutan lipid dan derajat ionisasi obat, obat lipofilik cenderung berdifusi dengan mudah melintasi plasenta dan masuk sirkulasi janin.

b. Ukuran Molekul

Berat molekul obat juga mempengaruhi kecepatan transfer dan jumlah obat yang ditransfer melalui plasenta. Obat-obat dengan molekul 250-500 dapat melintasi plasenta dengan mudah, bergantung pada kelarutan lipidnya dan derajat ionisasi. Obat dengan berat molekul 500-1000 lebih sulit melintasi plasenta, dan obat dengan berat molekul lebih dari 1000 sangat sulit melintasi plasenta.

c. Ikatan Protein

Derajat ikatan obat dengan protein plasma (albumin) dapat pula mempengaruhi laju transfer dan jumlah obat yang dipindahkan. Namun, jika obat sangat mudah larut lipid, tidak akan banyak dipengaruhi oleh ikatan protein. d. Metabolisme obat plasenta dan janin

Terdapat dua mekanisme yang memberikan perlindungan janin dari obat dalam sirkulasi darah maternal:

1. Plasenta sendiri berperan baik sebagai sawar semipermeabel dan sebagai tempat metabolisme beberapa obat yang melaluinya.

2. Obat yang telah melewati plasenta masuk dalam sirkulasi janin melalui vena umbilikus.

2.5.2. Kategori Obat pada Ibu Hamil

Menurut Yunika (2009), sistem penggolongan kategori resiko pada masa kehamilan dapat mengacu pada sistem penggolongan FDA (Food and Drug

Administration) atau ADEC (Australian Drug Evaluation Committee). Untuk

(27)

Penggolongan ini berlaku hanya untuk dosis terapetik anjuran bagi wanita usia produktif.

Kategori kehamilan menurut FDA, adalah sebagai berikut: a. Kategori A

Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko pada janin pada kehamilan trimester pertama (dan tidak ada bukti mengenai resiko terhadap trimester berikutnya), dan sangat kecil kemungkinan obat ini untuk membahayakan janin.

b. Kategori B

Studi terhadap reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol yang diperoleh pada ibu hamil. Studi terhadap reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping (selain penurunan fertilitas) yang tidak didapati pada studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan ditemukan bukti adanya pada kehamilan trimester berikutmya).

c. Kategori C

Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin (teratogenik), dan studi terkontrol pada wanita dan binatang percobaan tidak tersedia atau tidak dilakukan. Obat yang masuk kategori ini hanya boleh diberikan jika besarnya manfaat terapeutik melebihi besarnya resiko yang terjadi pada janin.

d. Kategori D

Terdapat bukti adanya resiko pada janin, tetapi manfaat terapeutik yang diharapkan mungkin melebihi besarnya resiko (misalnya jika obat perlu digunakan untuk mengatasi kondisi yang mengancam j/iwa atau penyakit serius bilamana obat yang lebih aman tidak digunakan atau tidak efektif.

e. Kategori X

(28)

resiko jika obat ini digunakan pada ibu hamil jelas-jelas melebihi manfaat terapeutiknya. Obat yang masuk dalam kategori ini dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan hamil.

2.5.3. Anjuran Penggunaan Obat Pada Masa Kehamilan

Menurut Manuaba (1998), anjuran penggunaan obat pada masa kehamilan adalah sebagai berikut:

1. Obat hanya diresepkan pada ibu hamil bila manfaat yang diperoleh ibu diharapkan lebih besar dibandingkan resiko pada janin.

2. Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama trimester pertama kehamilan.

3. Apabila diperlukan, lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luasa pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis.

4. Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu sesingkat mungkin.

5. Penggunaan banyak obat tidak boleh diberikan sekaligus (polifarmasi). 6. Perlu adanya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan.

Pemakaian obat-obat bebas dan resep perlu diperhatikan sepanjang kehamilan sampai nifas. Perubahan fisiologik pada ibu yang terjadi selama masa kehamilan mempengaruhi kerja obat dan pemakaiannya.

2.6. Obat Antiemetik

Anti-emetik atau obat mual adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah. Antiemetik secara khusus digunakan untuk mengatasi mabuk perjalanan dan efek samping dari analgesik golongan opiat, anestesi umum, dan kemoterapi yang digunakan untuk melawan kanker, juga untuk mengatasi vertigo (pusing) atau migren (Mutschler, 1991).

(29)

sekunder dari muntah, anoreksia berat, memburuknya status gizi atau kehilangan berat badan.

2.6.1. Obat Antiemetik pada Kehamilan

Jarang terjadi bahwa pengobatan mual dan muntah waktu hamil sedemikian berhasil, sehingga ibu hamil yang mengalaminya berhasil memperoleh kesembuhan yang sempurna. Tetapi perasaan tidak enak biasanya dapat dikurangi.

Daftar Obat Antiemetik yang digunakan pada Masa Kehamilan

Golongan Obat Kategori Pengaruh pada Masa Kehamilan Ibu Janin/bayi Phenothiazine

(Promethazine)

FDA: C Belum ada laporan mengenai efeknya pada fetus

Metoclopramide FDA: B Penelitian pada hewan

menunjukkan peningkatan denyut jantung ibu

Tidak ada bukti terjadi cacat bawaan atau efek samping lain pada fetus atau bayi baru lahir

Ondansetron FDA: B Tidak ada bukti efek samping pada

fetus atau kesuburan tikus dan kelinci dengan dosis iv sampai 4 mg/kg/hari

Domperidone FDA: B

(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI

OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Defenisi Operasional

1. Prevalensi

Prevalensi adalah pengukuran jumlah orang dikalangan penduduk yang menderita satu penyakit pada satu titik di waktu tertentu.

2. Ibu Hamil trimester I

Wanita yang sedang mengandung janin dengan usia kehamilan berkisar dari 0-12 Minggu.

3. Emesis Gravidarum

Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil. Keadaan ini biasanya didahului rasa mual (Kamus Kedokteran).

4. Obat Antiemetik

Anti-emetik atau obat mual adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah.

1. Penanganan: Non-Farmaka

Emesis Gravidarum

2. Penanganan: Farmaka

(menggunakan obat anti-emetik)

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

(31)

5. Efek Samping

(32)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI

OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Defenisi Operasional

1. Prevalensi

Prevalensi adalah pengukuran jumlah orang dikalangan penduduk yang menderita satu penyakit pada satu titik di waktu tertentu.

2. Ibu Hamil trimester I

Wanita yang sedang mengandung janin dengan usia kehamilan berkisar dari 0-12 Minggu.

3. Emesis Gravidarum

Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil. Keadaan ini biasanya didahului rasa mual (Kamus Kedokteran).

4. Obat Antiemetik

Anti-emetik atau obat mual adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah.

1. Penanganan: Non-Farmaka

Emesis Gravidarum

2. Penanganan: Farmaka

(menggunakan obat anti-emetik)

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

(33)

5. Efek Samping

(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini akan meninjau besarnya prevalensi penggunaan obat antiemetik pada ibu hamil trimester pertama di Rumah Sakit Umum JOSHUA Lubuk Pakam.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Umum JOSHUA Lubuk Pakam. Adapun alasan dipilihnya tempat ini sebagai lokasi penelitian adalah karena di rumah sakit ini pasien yang paling banyak adalah pasien-pasien kandungan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2010

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil yang datang ke Rumah Sakit Umum JOSHUA Lubuk Pakam.

4.3.2. Sampel

Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah ibu hamil trimester I yang datang ke Rumah Sakit Umum JOSHUA Lubuk Pakam yang mengalami emesis gravidarum pada kehamilan trimester I, dan dilakukan penelitian dari bulan Juli sampai Agustus 2010 dengan jumlah sampel adalah semua populasi (total

(35)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Data diperoleh melalui jawaban kuesioner yang diberikan kepada responden.

4.5. Metode Analisis Data

(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan wawancara menggunakan alat pengambilan data angket yang telah diisi oleh responden yang berjumlah 70 orang dengan metode total sampel di tempat tanpa dibawa pulang ke rumah. Hasil angket yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSU Yosua Lubuk Pakam yang berlokasi di Jalan Medan no. 70, kelurahan Petapahan, kecamatan Lubuk Pakam. Rumah sakit ini mulai berfungsi sejak tanggal 20 Januari 2006 dengan pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap yang diresmikan oleh Bupati Deli Serdang Drs H Amri Tambunan sesuai dengan SK Menkes No. 440.441/ Menkes/ SK/ II/ 2007. RSU Yosua Lubuk Pakam telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSU Yosua Lubuk Pakam juga merupakan rumah sakit yang banyak dikunjungi oleh pasien dengan penyakit kandungan atau bagian Obstetri Ginekologi. Oleh karena itu tempat ini dijadikan salah satu lokasi penelitian.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

(37)

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian Ibu hamil yang berkunjung ke RSU Yosua Lubuk Pakam dan menjadi responden memiliki umur antara 20 tahun sampai 29 tahun sebanyak 46 orang (65.7%) dan yang paling sedikit adalah kelompok umur lebih dari 39 tahun yaitu sebanyak 2 orang (2.9%).

Karakteristik responden berdasarkan suku dapat dilihat pada table 5.2. Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

Suku Frekuensi %

(38)

Untuk karakteristik responden berdasarkan asal kehamilan diketahui dapat dilihat pada table 5.3.

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Kehamilan Diketahui

Suku Frekuensi %

Table 5.3. menunjukkan bahwa 64.3% responden yaitu sebanyak 45 orang mengetahui kehamilannya dari bidan, 14 orang (20%) mengetahui kehamilannya secara personal (tahu sendiri), dan 11 orang (15.7%) mengetahui kehamilannya dari dokter.

Untuk karakteristik responden berdasarkan usia kehamilan saat terjadi mual (emesis gravidarum), dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kehamilan saat Mual

Usia Kehamilan Frekuensi %

1-4 minggu

(39)

5.1.3. Cara Mengatasi Mual pada Responden

Setelah dilakukan penelitian dengan metode cross-sectional menggunakan instrumen kuesioner, didapatkan prevalensi penggunaan obat anti-emetik (farmaka) dalam cara mengatasi mual pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Cara Mengatasi Mual pada Responden

Cara Mengatasi Mual Frekuensi %

Farmaka

Dari Tabel 5.5 dapat dilihat prevalensi penggunaan obat anti-emetik pada ibu hamil trimester I dalam mengatasi emesis gravidarum adalah 58.6% yaitu dari 70 orang responden didapatkan 41 orang mengatasi mual secara farmaka dan yang mengatasi mual secara non-farmaka (tanpa pengobatan) adalah 41.4% (29 orang).

Kemudian dari 41 responden yang mengatasi mual secara farmaka diteliti besar prevalensi terjadinya efek samping yang dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Prevalensi Kejadian Efek Samping Anti-Emetik

Efek Samping Frekuensi %

Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa frekuensi kejadian, yaitu 87.8% adalah tingkat kejadian efek samping dari penggunaan obat anti-emetik. Sedangkan 12.2% tidak mengalami efek samping dari pemakaian anti-emetik.

(40)

kejadian dari 5 gejala efek samping yang disebutkan di atas yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.7 Prevalensi Kejadian Mual/Muntah

Dari Tabel 5.7 dapat dilihat prevalensi kejadian efek samping penggunaan anti-emetik dengan gejala mual/muntah adalah 27.8% dan 72.2% tidak mengalami gejala mual/muntah.

Tabel 5.8 Prevalensi Kejadian Selera Makan Bertambah

Selera Makan Bertambah Frekuensi %

Ada

Dari Tabel 5.8 dapat dilihat prevalensi kejadian efek samping penggunaan anti-emetik dengan gejala selera makan bertambah adalah 72.2%% dan 27.8% tidak mengalami gejala selera makan bertambah.

Tabel 5.9 Prevalensi Kejadian BAB Semakin Lancar

BAB Semakin Lancar Frekuensi %

(41)

Tabel 5.10 Prevalensi Kejadian Mengantuk

Dari Tabel 5.10 dapat dilihat prevalensi kejadian efek samping penggunaan anti-emetik dengan gejala mengantuk adalah 27.8% dan 72.2% tidak mengalami gejala mengantuk.

Tabel 5.11 Prevalensi Kejadian Pusing/Hoyong

Gejala Mual/Muntah Frekuensi %

Dari Tabel 5.11 dapat dilihat prevalensi kejadian efek samping penggunaan anti-emetik dengan gejala pusing/hoyong adalah 13.9% dan 86.1% tidak mengalami gejala pusing/hoyong.

5.2. Pembahasan

Berdasarkan Tabel Distribusi Frekuensi Cara Mengatasi Mual pada Responden dari 70 orang responden didapatkan sebanyak 41 orang yang menggunakan pengobatan atau secara farmaka untuk mengatasi emesis gravidarum tersebut yaitu sekitar 58.6% dan untuk yang mengatasi emesis gravidarum tanpa pengobatan atau non-farmaka didapatkan sebanyak 29 orang yaitu sekitar 41.4%.

(42)

yang mengalami kejadian efek samping dari penggunaan anti-emetik yaitu sekitar 87.8%. Sedangkan hasil “tidak ada” sebanyak 5 orang yaitu sekitar 12.2%.

Kemudian disini dapat dilihat prevalensi penggunaan obat anti-emetik khususnya pada ibu hamil trimester I dalam mengatasi emesis gravidarum dan prevalensi terjadinya efek samping dari penggunaan obat tersebut. Namun ternyata untuk efek samping yang terjadi tidak semua sama. Hal ini mungkin disebabkan karena jenis obat yang digunakan pada tiap responden berbeda-beda.

Ibu hamil yang mengatasi emesis gravidarum tanpa pengobatan atau dengan cara non-farmaka umumnya mengalami gejala mual yang tidak terlalu berat dan tidak mengganggu aktivitasnya. Cara yang digunakan oleh ibu hamil dalam mengatasi emesis gravidarum secara non-farmaka, antara lain: tidur-tiduran, dikusuk/dipijat, makan-makanan yang dapat mengurangi perasaan mual.

(43)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan 46 dari 70 orang ibu hamil yang berumur antara 20 tahun sampai 29 tahun sebanyak 46 orang (65.7%) dan yang paling sedikit adalah kelompok umur lebih dari 39 tahun yaitu sebanyak 2 orang (2.9%).

2. Untuk kategori suku, mayoritas responden terbanyak adalah suku jawa yaitu sebanyak 39 orang (55.7%).

3. Jika dilihat berdasarkan usia kehamilan saat terjadi emesis gravidarum adalah usia kehamilan 1-4 minggu yaitu sebanyak 39 orang (55.7%). 4. Kesimpulan berikutnya menunjukkan dari 70 orang, 41 orang responden

yang mengatasi emesis gravidarum dengan menggunakan obat anti-emetik atau secara farmaka yaitu 58.6%.

5. Selanjutnya, dari 41 orang responden yang mengatasi mual secara farmaka didapatkan hasil sekitar 87.8% yaitu 36 orang ibu hamil yang mengalami efek samping obat.

6.2 Saran

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Achsin, A., Ngatimin, H.M., dkk, 2003. Untukmu Ibu Tercinta. Prenada Media, Jakarta Timur.

Cunningham,F., Gant, N., dkk, 1991. Obstetri Williams. Edisi XVII, Airlangga University Press, Surabaya.

Darmawan, I., 2003. Terapi Cairan, Elektrolit, dan Metabolik. Jakarta: Framedia.

Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri Jilid II. EGC, Jakarta.

Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi edisi 2 jild 1.Jakarta: EGC.

Manuaba, I., 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mutschler, E., 1991. Dinamika Obat, edisi 5. Bandung: Penerbit ITB.

Notoadmodjo, S., 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Prawirohardjo, S, 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Sary, Y., 2009. Panduan Obat Aman Untuk Kehamilan. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sastrawinata, S., 2004. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi, ed.2. Jakarta: EGC.

(45)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tri Fenna Tarigan Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 08 April 1990 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Berdikari No. 5a Medan

(46)

Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :

Tempat/Tgl. Lahir : Alamat :

Dengan ini menyatakan SETUJU untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada kuesioner yang diajukan oleh peneliti untuk disertakan ke dalam data penelitian dan menyatakan bahwa data yang diisi dalam pertanyaan kuesioner ini adalah benar tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, ……….. 2010 Peneliti, Yang membuat pernyataan,

(47)

Prevalensi Penggunaan Obat Anti-Emetik dan Kemungkinan Terjadinya Efek Samping Pada Ibu Hamil Trimester I dalam Mengatasi Emesis Gravidarum di RSU. JOSHUA Lubuk Pakam

Kuesioner Penelitian

I. Identitas Responden

1. Nama : 2. Umur : 3. Alamat : 4. Pendidikan terakhir : 5. Pekerjaan : 6. Agama : 7. Suku : 8. No. HP :

II. Pertanyaan Mengenai Penelitian

1. Kapan Tanggal Pertama Haid Terakhir (TPHT) ibu? ...

2. Kapan ibu mengetahui sudah hamil? (saat usia kehamilan berapa minggu? Dihitung dari TPHT):

...

3. Darimana ibu mengetahui bahwa ibu sudah hamil? a. Dokter c. Personal (tau sendiri) b. Bidan

4. Saat ini, usia kehamilan ibu sudah berapa Minggu? (dihitung dari TPHT) ... Minggu.

(48)

b. Tidak Pernah

6. Jika pernah, saat usia kehamilan berapa Minggu ibu merasakan mual muntah? (dihitung dari TPHT):

... Minggu.

7. Saat terjadi mual muntah, apa yang ibu lakukan? a. Menggunakan obat anti mual

b. Tidak menggunakan obat anti mual, contohnya: ………..

Apabila menggunakan obat anti mual: 8. Apa nama obat yang ibu gunakan?

...

9. Apakah bentuk obat yang ibu gunakan tersebut?

a. Tablet c. Injeksi e. Lain-lain:... b. Pil/kapsul d. Syrup

10. Apakah obat yang ibu gunakan dalam bentuk Resep dokter atau di beli secara bebas?

a. Melalui resep dokter b. Tanpa resep dokter

11. Darimana ibu mendapatkan obat tersebut?

a. Toko obat/apotek c. Teman/bidan

(49)

12. Kapan obat tersebut ibu gunakan? a. Sebelum makan

b. Sesudah makan

13. Berapa lama ibu menggunakan obat tersebut?

a. …… hari c. Jarang, hanya saat gejala timbul b. …… minggu

14. Apakah setelah menggunakan obat tersebut ibu masih merasa mual/muntah? a. Ya

b. Tidak

15. Apakah setelah menggunakan obat tersebut selera makan ibu bertambah? a. Ya

b. Tidak

16. Apakah setelah menggunakan obat tersebut BAB ibu semakin lancar? a. Ya

b. Tidak

17. Apakah setelah menggunakan obat tersebut ibu merasa ngantuk? a. Ya

b. Tidak

18. Apakah setelah menggunakan obat tersebut ibu merasa pusing/hoyong? a. Ya

b. Tidak

19. Kehamilan ibu sekarang merupakan kehamilan yang ke berapa? a. Kehamilan pertama

(50)
(51)
(52)

57 30 3 1 1 4 2 2 2

58 26 2 2 1 33 2 5 2

59 29 2 2 2 24 2 16 2

60 23 2 1 1 38 3 10 2

61 30 3 1 1 32 2 8 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2

62 29 2 1 1 28 3 12 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2

63 23 2 2 2 20 1 3 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2

64 32 3 1 1 42 2 10 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2

65 21 2 1 1 12 1 12 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2

66 23 2 1 1 30 2 4 2

67 25 2 2 2 32 2 5 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2

68 30 3 1 1 3 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2

69 30 3 1 1 36 2 4 2

(53)
(54)
(55)

29 30 3 2 2 34 3 8 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0

30 24 2 2 1 28 2 3 1 1 1 2 1 0 1 1 0 0

31 28 2 1 1 24 2 5 1 1 1 2 1 0 0 1 0 0

36 25 2 1 1 38 2 8 1 2 4 2 1 1 1 0 1 1

37 22 2 1 1 4 2 3 1 1 1 2 1 0 0 1 0 0

38 23 2 1 1 12 3 8 1 1 3 2 1 1 1 1 0 0

39 29 2 1 1 40 2 4 1 1 1 2 1 1 1 0 1 1

40 26 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 0 1 1 0 0

47 29 2 1 1 28 2 3 1 1 2 2 1 1 1 0 1 0

48 41 4 2 1 5 2 2 1 1 1 2 1 0 1 1 0 0

49 25 2 2 2 16 1 4 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0

50 26 2 1 2 18 1 6 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0

51 25 2 1 1 34 3 8 1 2 1 2 1 0 1 0 1 1

52 22 2 2 2 12 3 5 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0

53 24 2 2 2 6 2 2 1 1 1 2 1 0 1 1 0 0

56 23 2 2 2 16 2 12 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0

61 30 3 1 1 32 2 8 1 1 1 2 1 1 0 1 0 0

62 29 2 1 1 28 3 12 1 1 1 2 1 1 0 1 0 0

63 23 2 2 2 20 1 3 1 1 1 2 1 0 1 1 0 0

64 32 3 1 1 42 2 10 1 1 1 2 1 0 1 0 0 0

65 21 2 1 1 12 1 12 1 1 1 2 1 0 1 1 0 0

67 25 2 2 2 32 2 5 1 1 1 2 1 0 0 0 1 0

68 30 3 1 1 3 2 2 1 1 1 2 1 0 1 0 0 0

(56)
(57)
(58)

13 1 1.4 1.4 28.6

16 7 10.0 10.0 38.6

18 1 1.4 1.4 40.0

20 4 5.7 5.7 45.7

24 5 7.1 7.1 52.9

28 9 12.9 12.9 65.7

30 4 5.7 5.7 71.4

32 7 10.0 10.0 81.4

33 1 1.4 1.4 82.9

34 3 4.3 4.3 87.1

36 3 4.3 4.3 91.4

38 2 2.9 2.9 94.3

39 1 1.4 1.4 95.7

40 2 2.9 2.9 98.6

42 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Statistics

Asal Kehamilan Diketahui

N Valid 70

Missing 0

Asal Kehamilan diketahui

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid dokter 11 15.7 15.7 15.7

bidan 45 64.3 64.3 80.0

personal 14 20.0 20.0 100.0

(59)

Statistics

Kelompok Usia Kehamilan saat Mual

N Valid 70

Missing 0

Kelompok Usia kehamilan saat mual

Frequenc

Cara Mengatasi Mual

(60)

Statistics

Bentuk Obat

N Valid 41

Missing 0

Bentuk Obat

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tablet 34 82.9 82.9 82.9

Pil/Kapsul 3 7.3 7.3 90.2

Syrup 2 4.9 4.9 95.1

Injeksi 2 4.9 4.9 100.0

Total 41 100.0 100.0

Statistics

Asal Obat

N Valid 41

Missing 0

Asal Obat

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Resep Dokter

34 82.9 82.9 82.9

Resep Bidan 7 17.1 17.1 100.0

(61)

Statistics

Efek Samping

N Valid 41

Missing 0

Efek Samping

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak ada 5 12.2 12.2 12.2

ada 36 87.8 87.8 100.0

Total 41 100.0 100.0

Statistics

Mual/Muntah

N Valid 36

Missing 0

Mual/Muntah

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 26 72.2 72.2 72.2

ya 10 27.8 27.8 100.0

(62)

Statistics

Selera Makan Bertambah

N Valid 36

Missing 0

Selera Makan Bertambah

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 10 27.8 27.8 27.8

ya 26 72.2 72.2 100.0

Total 36 100.0 100.0

Statistics

BAB semakin Lancar

N Valid 36

Missing 0

BAB semakin Lancar

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 12 33.3 33.3 33.3

ya 24 66.7 66.7 100.0

(63)

Statistics

BAB semakin Lancar

N Valid 36

Missing 0

BAB semakin Lancar

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 12 33.3 33.3 33.3

ya 24 66.7 66.7 100.0

Total 36 100.0 100.0

Statistics

Mengantuk

N Valid 36

Missing 0

Mengantuk

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 26 72.2 72.2 72.2

ya 10 27.8 27.8 100.0

(64)

Pusing/Hoyong

N Valid 36

Missing 0

Pusing/Hoyong

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 31 86.1 86.1 86.1

ya 5 13.9 13.9 100.0

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kehamilan saat Mual
Tabel 5.5 Cara Mengatasi Mual pada Responden
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Syofian Siregar (2013: 250), analisis hubungan (korelasi) adalah suatu bentuk analisis data dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan

Perencanaan dan manajemen penanggulangan bencana terkait pada upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan

Implikasinya adalah, para guru matematika harus mendasarkan pembelajarannya pada pengetahuan yang sudah dipelajari atau sudah dialami siswa, lalu mengembangkan pembelajarannya

[r]

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan inovasi dalam pemanfaatan teknologi dan media pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan media pembelajaran aplikasi

menemukan model pembinaan sektor informal di Kota Medan berbasis orientasi kewirausahaan dan secara operasional penelitian ini bertujuan untuk 1).Mengidentifikasi

(1) Praktik Klinik adalah penerapan mata kuliah yang diselenggarkan Poltekkes Kemenkes Surakarta untuk mahasiswa program Diploma Tiga, program Sarjana Terapan dan