• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 CM No Shousetsu Ni Tsuite No Bunseki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "5 CM No Shousetsu Ni Tsuite No Bunseki"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

5 CM NO SHOUSETSU NI TSUITE NO BUNSEKI

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

ESTER SIMANUNGKALIT

NIM : 062203093

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

(2)

5 CM NO SHOUSETSU NI TSUITE NO BUNSEKI

Drs. Eman kusdiyana.M.Hum Drs. Nandi S. NIP. 131 763 365 NIP. 131 763 366

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian

Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

(3)

Disetujui Oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi D3 Bahasa Jepang

Ketua,

Adriana Hasibuan, S.S., M,Hum.

NIP. 131 662 152

(4)

PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk

melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III Bidang Studi

Bahasa Jepang.

Pada

:

Tanggal :

Hari

:

Program Diploma Sastra Budaya

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D.

NIP. 132 098 531

Panitia :

No

Nama

Tanda

Tangan

1.

Adriana Hasibuan,S.S., M.Hum. (...)

2. Drs.

Eman

kusdiyana.M.Hum

(...)

(5)

KATA PENGANTAR

Tidak ada kata yang lebih tepat penulis ucapkan selain rasa syukur

kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya kertas karya ini yang berjudul “5

cm”, untuk melengkapi syarat mencapai gelar Ahli Madya pada Universitas

Sumatra Utara. Karena hanya dengan kasih karuniaNya lah segala sesuatu itu bisa

terjadi. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

setulusnya kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A, P.hd, selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatra Utara.

2. Ibu Adriana selaku Ketua Jurusan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Eman Kusdiyana M.Hum, selaku Dosen Pebimbing yang dengan

ikhlas meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Drs. Nandi, selaku dosen pembaca, terimakasih buat segalnya.

5. Bapak M. Pujiono S.S, M.Hum selaku dosen wali yang banyak membantu dan

memberikan nasehat kepada penulis.

6. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Sastra Jurusan Bahasa Jepang, terimakasih

buat segalanya. Semoga Tuhan senantiasa memberkati.

7. Keluargaku yang sangat kukasihi teristimewa buat kedua orang tuaku,

terimakasih atas cinta kasihnya dan doa nya, dan juga buat kakak ku dan

abang serta adik ku yang begitu kukasihi terimakasih buat motivasi nya

(6)

8. Teman-teman satu kampusku, terimakasih buat waktunya dan

kebersamaannya, serta motivasinya. Semoga kita selalu dalam lindunganNya.

9. Teman-teman dipanegara 19, terimakasih buat kebaikannya dan segala sesuatu

nya, semoga Tuhan senantiasa mencurahkan berkatNya pada kita dan selalu

dalam lindunganNya.

Akhir kata, sebagai manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya bahwa

kertas karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis membuka diri apbila

ada kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan kertas karya

ini.

Medan, 02 Juni 2009

Penulis

Ester Simanungkalit

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2. Tujuan Penulisan ... 2

1.3. Pembatasan Masalah ... 2

1.4. Metode Penulisan ... 3

BAB II. RINGKASAN CERITA ... 4

BAB III. ANALISA CERITA ... 13

3.1. Tema ... 13

3.2. Setting ... 13

3.3. Penokohan ... 14

3.4. Alur Cerita ... 15

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 16

4.1. Kesimpulan ... 16

4.2. Saran ... 16

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Alasan Pemilihan Judul

Indonesia memiliki banyak karya sastra, dimana karya sastra tersebut

banyak memberi inspirasi bagi para pembacanya. Salah satunya adalah novel 5

cm, dimana novel ini ditulis oleh seorang yang berprinsip bahwa salah satu

keindahan didunia ini yang akan selalu dikenang adalah ketika kita bisa melihat

atau merasakan sebuah impian menjadi kenyataan, dan novel ini adalah

menceritakan salah satu keindahan itu.

Novel ini menjadi best seller dan menjadi populer dikalangan mahasiswa.

Kita tidak akan bosan membaca novel ini karena novel ini mampu memberikan

sesuatu yang bermanfaat bagi pembacanya, dengan berbagai cara novel ini

mengajarkan kepada kita untuk menjadi seorang yang percaya pada kekuatan

mimpi dan mengejarnya. Selain itu novel ini juga menceritakan tentang

persahabatan yang merupakan hal terindah dalam hidup ini.

Berdasarkan hal itulah penulis tertarik untuk menganalisa kisah novel yang

berjudul “5 cm” ini, kemudian menuangkan hasil analisanya kedalam kertas karya

ini. Novel ini memberikan semangat baru bagi para pembacanya. Dan bagi penulis

menjadi pemicu untuk mengejar cita-cita. Akhirnya, dalam penulisan kertas karya

(9)

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulis mengangkat novel “5 cm” sebagai judul kertas karya

ini sebagai berikut :

1. Untuk memberikan atau menambah pengetahuan dan wawasan bagi para

pembaca maupun penulis sendiri.

2. Untuk mengajak para pembaca menjadi seorang yang percaya pada kekuatan

mimpi dan mengejarnya, bukan hanya seorang pemimpi saja.

3. Untuk memberi gambaran kepada para pembaca tentang hal yang terindah

dalam hidup ini yaitu impian yang menjadi kenyataan dan persahabatan

4. untuk mengajak para pembaca menjadi pribadi yang berguna untuk orang lain

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam kertas karya ini penulis hanya membahas mengenai Tema, setting,

penokohan dan alur cerita. Penulis tidak membahas mengenai gaya bahasa yang

ada di dalam novel 5 Cm ini. Penulisan karya tulis ini hanya di fokuskan secara

intrinsik saja. Jadi penulis hanya mengambil atau menarik tema dari novel “5

Cm”, menunjukkan sikap atau karakter para tokoh cerita novel “5 Cm”,

(10)

1.4. Metode Penulisan

Dalam kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan, yaitu

metode untuk mengumpulkan data atau informasi dengan membaca buku atau

referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam kertas

karya ini. Selanjutnya data dianalisa dan dirangkum untuk kemudian

(11)

BAB II

RINGKASAN CERITA

Cerita ini berawal dari lima orang sahabat, yang mempunyai

prinsip bahwa semua persoalan di dunia ini pasti ada jalan keluarnya. Mereka

memiliki hobbi yang sama nonton dan membaca, kelima tokoh ini :satu cewek

dan empat cowok. Ada Aril yang merupakan sosok paling ganteng diantara

mereka, bawaannya selalu tenang dan suka senyum, dia kuliah di fakultas

Hukum. Riani seorang aktivis kampus, cantik dan cerdas. Siapa saja dan apapun

dapat di debatnya, soalnya dia banyak membaca dan belajar. Kalau lagi diskusi

sama Riani tidak boleh sok tahu karena dia hampir tahu segala hal. Zafran

seorang penyair. Memiliki kelakuan yang berantakan, yang katanya standar

seniman. Zafran adalah orang yang akan katakan apa saja yang dia mau, tapi dia

juga anak yang lucu, suka bercanda. Ian yang suka bola. Apa saja tentang bola

dia tahu dan banyak waktunya habis buat bola, tapi anehnya dia tidak dapat

bermain bola. Ian juga suka sama yang namanya tantangan. Genta dapat

dikatakan orang yang lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.

Genta banyak tahu tentang segala hal, termasuk hal terkecil dari keempat

temannya. Diantara mereka Genta yang paling favorit.

Halaman rumah Aril menjadi tempat favorit mereka. Selain luas

dan asri, orang tua aril juga sudah menganggap mereka seperti anak sendiri. Hal

ini jugalah yang membuat mereka nyaman bermain disana. Monopoli menjadi

salah satu permainan favorit mereka. Biasanya permaianan ini dimainkan kalau

(12)

Persahabatan yang terjalin selama 7 tahun, begitu erat. Banyak hal

yang mereka lewati bersama. Saling memahami dan mengerti menjadi kunci

persahabatan mereka. Menjadi diri sendiri itulah yang mereka bangun dalam

persahabatan ini. Karena bagi mereka menjadi orang lain adalah pekerjaan yang

melelahkan. Suatu saat, karena terdorong oleh rasa bosan di antara satu dan yang

lainnya, mereka memutuskan untuk tidak saling berkomunikasi dan bertemu

selama 3 Bulan. Awalnya sangat sulit untuk memutuskan hal ini, terutama bagi

Riani. Tapi ide Genta ini begitu kuat mempengaharui teman-temannya. Menurut

Genta ide ini bukan hanya untuk menghilangkan kejenuhan diantara mereka, tapi

juga untuk melihat dunia lain di luar persahabatan mereka, meraih impian yang

dulunya sempat sirna dimakan waktu. Setelah menyetujuin ide Genta ini, akhirnya

mereka memutuskan untuk bertemu kembali pada tanggal 14 agustus.

Tiga Bulan adalah waktu yang cukup lama bagi mereka untuk tidak

berkomunikasi dan bertemu. Walaupun demikian, mereka disibukkan dengan

urusan masing-masing. Zafran sibuk menyelesaikan pesanan desain untuk

kampanye sebuah partai politik, walaupun pada dasarnya Zafran tidak begitu

tertarik dengan partai politik tersebut. Ditengah-tengah kesibukannya Zafran tetap

merindukan keempat sahabatnya. Sedangkan Ian sibuk dengan skripsinya yang

sudah ditinggalkannya selama 6 bulan. Ian mendapat banyak pelajaran

berharga saat menyelesaikan skripsinya, satu hal yang ia ketahui dia telah banyak

membuang waktunya untuk hal-hal yang tidak penting sehingga banyak hal yang

tidak diketahuinya. tapi dia berpegang pada ungkapan tidak ada kata terlambat

(13)

Hari demi hari dilalui Ian dengan harapan ia akan mampu menyelesaikan

skripsinya tepat waktu, walaupun terkadang kekecewaan sering dirasakanya. Ia

selalu semangat dalam menyelesaikan skripsinya dan hal ini tampak dalam

kegiatannya sehari-hari yang ia lalui dengan membaca, mengetik, pergi

keperpustakaan dan konsultasi dengan dosen pembimbingnya. Perjuangan Ian

ternyata membuahkan hasil yang dinantikannya , skripsinya telah selesai dan ia

diperkenankan untuk mengikuti meja hijau. Semua pertanyaan diruang sidang

dapat dijawabnya dengan baik. Ternyata apa yang selama ini dikerjakannya

tidaklah sia-sia. Semua indah pada waktunya. Riani sibuk menyelesaikan laporan

kerja magangnya. Aril sibuk dengan perkuliahannya dan Genta disibukan dengan

pekerjaannya serta mempersiapkan acara untuk pertemuan mereka nantinya.

Tepat pada tanggal 7 agustus yaitu 1 minggu sebelum pertemuan mereka,

aril dan sahabat yang lainnya mendapat pesan dari genta untuk mempersiapkan

perlengkapan yang akan dibawa pada tanggal 14-20 agustus nantinya. Mereka

berencana akan mendaki gunung Mahameru dan sekaligus merayakan 17 agustus

disana. Semua merasa senang akan rencana tersebut dan berusaha untuk

mempersiapkan sebaik mungkin segala sesuatunya. Pada tanggal 14 agustus di

stasiun Senen, Genta sambil membawa perlengkapan yang banyak dengan setia

menunggu kedatangan sahabat-sahabatnya. satu persatu sabahabatnya datang,

diawali oleh Zafran dengan celana pendeknya sambil berteriak menghampiri

Genta dan langsung memeluknya dengan tawa bahagia. Kemudian menyusul Ian

dan Riani sambil berlari mendekati Zafran dan Genta mereka berteriak dengan

penuh kegembiraan, lalu menyusul Aril. Pukul 14:30 siang hari, mereka berangkat

(14)

api mereka bercanda dan saling berbagi pengalaman serta perasaan yang mereka

rasakan selama mereka tidak bersama. Mereka juga banyak menanyakan tentang

Mahameru.

Setelah satu hari di perjalanan, tibalah mereka di tempat tujuan.

Petualangan menuju puncak Mahameru di mulai pada sore hari. Para pendaki

yang berdatangan saling melempar senyum walaupun mereka tidak saling kenal,

tapi mereka memiliki tujuan yang sama yaitu Mahameru. Di awal perjalanan

mereka begitu mengagumi keindahan alam dan seolah-olah terbesit sebuah pesan

bahwa “Mahameru itu bukan hanya perjalanan biasa , tapi perjalanan sebuah hati.

Diperjalanan pandangan mereka tertuju pada puncak Mahameru yang masih

terlihat kecil. Mereka saling meyakini satu sama lain bahwasannya mereka akan

sampai pada tujuan, dengan tatapan yang penuh harapan Genta berkata kepada

sahabat-sahabatnya bahwa mereka hanya memerlukan kaki yang berjalan lebih

jauh dari biasanya, tangan yang berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang

akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang memandang keatas lebih lama

dari biasanya, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang

akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang selalu berdoa.

Malam pun tiba, mereka telah berada di Desa Ranu Pane. Sebuah desa

yang terletak di kaki gunung Mahameru. Disini mereka menghabiskan waktunya

untuk beristirahat dan menyantap makan malam, karena perjalanan akan

dilanjutkan besok pagi. Tepat pukul 05.00 pagi mereka melanjutkan perjalanan,

sebelum berangkat mereka membentuk lingkaran kecil dan memandang keatas

puncak Mahameru, lalu tertunduk untuk berdoa memohon kekuatan. Inilah yang

(15)

Perjalanan terus dilalui dan matahari pun mulai meninggi menyambut datangnya

siang sehingga membuat mereka tampak kelelahan. Langkah demi langkah yang

mereka lalui membuat persahabatan mereka semakin erat dan perjalanan yang tadi

nya terasa berat menjadi ringan.

Perjalanan yang mereka lalui akhirnya menghantarkan mereka di Ranu

Kumbolo, desa kedua yang mereka singgahi dalam perjalanan mereka menuju

puncak Mahameru. Desa ini begitu menarik perhatian mereka karena ditempat

tersebut terdapat danau biru. Mereka semua selayaknya anak kecil langsung

berlari mendekat ke pinggir danau yang menyambut mereka dengan

ombak-ombak kecilnya. Mereka beristirahat melepas lelah dan menikmati air danau yang

dingin. Di tempat inilah mereka menyatap makan siang sambil memandang

sekelilingnya.

Setelah melepas lelah, perjalanan pun dilanjutkan. Untuk menuju puncak

mahameru, mereka membutuhkan waktu setengah hari lagi. Seperti biasanya

sebelum berangkat mereka selalu mengawalinya dengan doa untuk meminta

kekuatan kepada Sang Pencipta. Mereka mulai menuruni jalan setapak yang

mengakhiri bukit dalam perjalanan, mereka merasa seperti memasuki dunia lain

Ketika akan memasuki hutan. Tepat sebelum melangkah memasuki hutan, Genta

memberi peringatan kepada sahabat-sahabatnya agar selama dalam perjalanan di

hutan mereka tidak termenung, dan tidak berbicara sembarangan. Mereka harus

senantiasa berdekatan. Genta yang menjadi pemimpin dalam perjalanan itu, selalu

berusaha untuk fokus pada kompas dan sesekali melihat ke belakang untuk

memastikan keadaan sahabat-sahabatnya. Setelah melewati rintangan, akhirnya

(16)

Semakin lama langkah mereka terasa berat, tapi keindahan alam membuat

mereka lupa akan kekuatan fisik yang mulai menurun. Mereka berjalan dan terus

berjalan, dan kini mereka berada di Ujung pinggir bukit kalimati. Sebuah bukit

yang tepat berada di bawah puncak Mahameru. Kalimati ini terbentuk karena

aliran lahar Mahameru yang dulu meletus dan yang turun ke bawah sehingga

membentuk seperti aliran sungai. Suasana di tempat ini agak menyeramkan,

sehingga membuat mereka tampak ketakutan dan panik. Tapi keadaan ini jugalah

yang membuat mereka semakin semangat untuk melakukan perjalanan, karena

mereka tidak ingin berlama-lama berada ditempat ini.

Malam pun tiba, mereka tiba di Arcopodo tempat ketiga yang mereka

singgahi. Tempat ini seperti perkampungan kecil bagi para pendaki, dan biasanya

tempat ini juga menjadi tempat penitipan perlengkapan para pendaki sebelum naik

puncak. Begitu tiba di Arcopodo mereka langsung bercengkrama dengan para

pendaki lainnya, sehingga membuat suasana yang tadinya dingin menjadi hangat.

Disini mereka mendirikan tenda kemudian makan malam. Setelah makan malam,

Genta mengajak sahabat-sahabatnya beristirahat karena besok pagi-pagi benar

mereka langsung naik puncak.

Pukul 02.20 pagi, mereka telah siap-siap untuk berangkat. Sebelum

berangkat, mereka selalu mengawalinya dengan doa. Setelah berdoa Genta

mengingatkan kembali sahabat-sahabatnya dengan berkata: yang kita perlu saat

ini adalah, kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang berbuat

lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,

leher yang akan lebih sering melihat keatas, lapisan tekad yang seribu kali lebih

(17)

akan selalu berdoa, lalu mereka saling memandang satu sama lain, dan melihat

keatas puncak Mahameru dengan penuh harapan.

Perjalanan pun dimulai, mereka melewati hutan cemara yang gelap dan disini juga

mereka melewati beberapa batu nisan para pendaki yang terdahulu yang tidak

sampai pada tujuan mereka. Setelah melewati perjalanan yang panjang akhirnya

sampailah mereka diujung hutan cemara. Dari sini dimulai pendakian, mereka

menyeberangi jalan hanya berpegang pada rantai dan mereka melakukannya

dengan sangat berhati-hati. Diawal pendakian aril tampak begitu lelah, dan

mengharuskannya untuk beristirahat. Melihat keadaan Aril yang semakin buruk,

ia berpikir untuk tidak melanjutkan perjalanan. Mendengar hal tersebut, semuanya

bingung dan berusaha untuk mengembalikan semangatnya. Langit tampak

membiru, beberapa pendaki tampak melewati mereka dan dengan ramah

menanyakan keadaan Aril yang tergeletak sambil tersenyum. Senyum para

pendaki membuat Aril semangat lagi dan membuat dia kembali untuk

melanjutkan perjalanan.

Malam beranjak pergi, matahari pagi 17 Agustus pun terbit. Sinar matahari

yang hangat seolah-olah menyapa mereka. Mereka kembali mendaki, tiba-tiba

terdengar teriakan panik dari atas, puluhan batu tampak berjatuhan dari atas

mereka. “Awas!awas!Batu” semua berusaha menghindar. Hujan batu terus turun,

“Ahh…Aaaa…Aduh!!!!!” teriakan para pendaki. Genta yang mendengar teriakan

kesakitan itu seakan tidak percaya. Genta segera mencari sahabatnya, wajah Riani

dipenuhi pasir, tangan Zafran dan Aril tampak luka dan berdarah. Ian yang

tergeletak masih belum sadarkan diri, keningnya mengeluarkan darah dan

(18)

wajahnya. Melihat ian yang belum sadarkan diri, membuat genta menekan dada

ian, seketika itu juga dada ian tampak naik-turun dan Ian memuntahkan pasir

bercampur air dari mulutnya. Melihat tubuh Ian masih belum bergerak, membuat

Genta terus mengoncang-goncangkan tubuh ian sambil menangis dan tiba-tiba

dada Ian berhenti naik-turun. Melihat hal tersebut, dengan histeris Riani berteriak

”Tidak………..!!!” sambil memeluk Ian dan menangis. Melihat keadaan

itu, Zafran dan Aril berlari mendekat kepada Genta, dan langsung memeluknya.

Dalam sekejap jalur tersebut penuh dengan para pendaki lainnya, dan mereka

meneteskan airmata melihat kejadian tersebut. Genta hanya dapat memejamkan

mata dan melihat keatas dengan wajah yang memerah. Zafran memeluk Ian

sambil membaringkan tubuh ian kepangkuannya dan menangis sambil berteriak

dengan keras “…..IAAANNNN!!!!!!!!”. Mendengar teriakan Zafran, tiba-tiba saja

Ian berkata: kenapa teriak-teriak? buat kaget saja. Dengan bingung Ian

memandang sekelilingnya. Mendengar Ian berkata demikian semua terkejut lalu

mereka langsung memeluk Ian sambil bersyukur dan para pendaki lainnya pun

bersorak gembira melihat keadaan Ian baik-baik saja.

Setelah keadaan Ian baik, genta mengajak sahabat nya untuk melanjutkan

perjalanan yang tinggal beberapa puluh meter lagi. Mereka berjalan bergandengan

tangan dan tampak bahagia, sambil memandang satu sama lain mereka berlari

memasuki jalur akhir pendakian dan menghitung langkah demi langkah. Akhirnya

tibalah mereka di Mahameru, mereka seperti melayang saat menjejakan kaki di

tanah tertinggi di Pulau jawa. Disekeliling mereka tampak langit biru dengan sinar

matahari yang begitu dekat, mereka berputar-putar sehingga membuat genggaman

(19)

biasa itu. Tekad dan keyakinan mereka telah mengalahkan segalanya, Impian

mereka menjadi kenyataan. Semuanya berawal dari usaha yang tidak kenal lelah.

Keajaiban, tekad dan doa mereka, telah membuat usaha mereka menjadi

sempurna. Jika kita mempunyai impian, biarkan impian itu menggantung,

mengambang 5 Cm didepan keningmu. Sehingga impian itu tidak akan pernah

lepas dari pandanganmu dan akan selalu kamu bawa setiap hari dan percaya

bahwa kamu dapat mencapainya. Hari ini mimpi mereka menjadi kenyataan,

mereka bersujud di puncak Mahameru sambil bersyukur. Airmata yang berjatuhan

membuat rasa terimakasih mereka menjadi begitu indah.

17 Agustus di pagi yang indah, para pendaki tampak berbaris di puncak

Mahameru. Didepan barisan mereka berdiri tinggi tiang bendera, upacara dimulai.

(20)

BAB III

ANALISA CERITA

3.1. Tema

5 cm menceritakan tentang lima sahabat yang telah menjalin persahabatan

selama 7 (tujuh) tahun. Mereka berprinsip bahwa salah satu keindahan dunia yang

akan selalu dikenang adalah ketika kita bisa merasakan atau melihat sebuah

impian menjadi kenyataan. dengan membiarkan impian itu menggantung,

mengambang 5 cm didepan kening. Sehingga impian itu tidak akan pernah lepas

dari pandangan mata kita dan impian itu akan selalu kita bawa setiap hari, kita

lihat setiap hari, dan percaya bahwa kita dapat mencapai impian tersebut.

Cerita ini mengajarkan kepada kita untuk tidak menyerah mengejar segala

keinginan, mimpi dan cita-cita kita. Kita hanya perlu kaki yang akan berjalan

lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,

mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, lapisan tekad yang seribu kali

lebih keras dari baja dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta

mulut yang akan selalu berdoa.

3.2. Setting

Peristiwa dalam novel ini terjadi dihalaman rumah Aril yang merupakan

termpat bermain kelima sahabat yang menjadi tokoh dalam novel ini. Distasiun

senen yang merupakan tempat mereka berkumpul sebelum berangkat menuju

puncak Mahameru. Disekitar gunung Mahameru ketika melakukan perjalanan

(21)

Dan peristiwa ini juga terjadi dipuncak gunung Mahameru yang merupakan

akhir dari perjalanan mereka yang banyak memberikan arti kehidupan yang

sesungguhnya.

3.3. Penokohan

1. Aril

Aril adalah sosok yang paling ganteng diantara mereka. Bawaannya selalu

tenang dan suka senyum. Dia kuliah di fakultas hukum.

2. Riani

Riani seorang aktivis kampus, cantik dan cerdas siapa saja dan apa saja dapat

didebatnya, soalnya dia banyak membaca dan banyak belajar. Kalau berbicara

sama Riani nggak boleh sok tahu karena dia hampir tahu tentang segala hal.

3. Zafran

Zafran adalah orang yang akan katakana apa saja yang dia mau, tapi dia juga

anak yang lucu dan baik. Seorang penyair yang selalu bimbang serta punya

kelakuan yang berantakan. Zafran mempunyai hobbi nonton dan membaca.

4. Ian

Ian anak yang lucu, suka nonton bola dan apa saja tentang bola dia tahu dan

kebanyakan waktunya habis buat bola. Ian adalah seorang yang suka

(22)

5. Genta

Genta memiliki sifat yang baik, sosok yang lebih mementingkan orang lain

daripada dirinya sendiri. Memiliki hobbi nonton dan membaca, dan seorang

aktivis kampus. Genta memiliki karakter sebagai seorang pemimpin. Diantara

mereka Genta yang paling favorit

3.4. Alur Cerita

Alur cerita dari novel ini adalah alur maju. Cerita ini diawali dengan

menggambarkan persahabatan lima orang yang suka berkumpul disalah satu

rumah dari mereka dan mendiskusikan hal-hal yang tidak mungkin, kemudian

berlanjut dengan sebuah perjalanan yang penuh dengan keyakinan, mimpi dan

cita-cita yang mengubah mereka menjadi manusia yang sesungguhnya yang

(23)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari novel 5 cm ini adalah :

1. Impian dan cita-cita, akan selalu ada di dalam diri manusia.

2. Impian dan cita-cita yang ada di dalam diri kita akan terwujud dengan

kerja keras dan doa

3. Persahabatan merupakan hal yang indah. Hal ini dapat dilihat dari

persahabatan Aril, zafran, genta, riani dan ian.

4.2. Saran

Adapun saran penulis bagi pembaca setelah menyusun kertas karya ini

adalah: Jadilah seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya,

bukan menjadi seorang pemimpi saja, bukan menjadi orang yang biasa-biasa saja

tanpa tujuan, mengikuti arus dan dikalahkan oleh keadaan. Ketika kita memiliki

impian, kita tidak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya,

(24)

DAFTAR PUSTAKA

1. Goro tani guchi. Kamus Standart Bahasa Jepang-Indonesia. Dian

rakyat. 1990. Jakarta

2. Nelson, Andrew N. Kamus Kanji Modern Jepang- Indonesia. Kesaint

blanc. 2000. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Keragaan TBM yang kurang jagur umumnya terdapat pada: (i) areal dengan Mucuna bracteata belum menutup dengan penuh, (ii) kastrasi belum tepat, (iii) pengendalian gulma yang

Untuk mencapai hal tersebut, kualitas spasial ruang kerja dapat diciptakan dengan menggunakan prinsip-prinsip machine aesthetic [2] yang dikombinasikan dengan

c. Mahasiswa dan Lulusan: 1) Secara kuantitatif, jumlah mahasiswa baru yang diterima Prodi PAI relatif stabil dan di atas rata-rata dibandingkan dengan jumlah

Dan semakin menunjukkan bahwa dalam hal penangguhan upah, DiJjen Binawas KetenagakeJjaan lebih memihak kepada pengusaha, hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya

Hasil jumlah iterasi dalam satu kali konvergen terhadap jumlah varian data training pada metode improved semi supervised k-means dengan k-means Pada pengujian ketiga

Maka dari itu, penulis mengadakan suatu penelitian untuk dapat memahami lebih lanjut tentang Evaluasi Kinerja BPBD Kabupaten Badung dan faktor pendukung serta penghambat

Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pekerja pada bagian penerimaan & penimbunan (receiving & storage) yang tidak melakukan kerja lembur

Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam menjelaskan perilaku pemilih, (1) Pendekatan Sosiologis (tradisional), melihat bahwa perilaku pemilih dipengaruhi oleh