KERAGAMAN TANAMAN
DAN PRODUKSI KELAPA SAWIT
PT PERKEBUNAN NUSANTARA V
ALBUM FOTO
2 JUNI 2014 http://www.riaupos.co/
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN 2. KONDISI TANAMAN
A. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Jagur B. Tbm Kurang Jagur
C. Tanaman Menghasilkan (TM) Jagur D. TM Kurang Jagur/kurus
3. PENUTUP
KATA PENGANTAR
PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) Persero merupakan salah satu perkebunan milik pemerintah yang bernaung di BUMN. Dalam buku ini dilengkapi album foto dan saran-saran perbaikan kebun, selain itu perkembangan tanaman dan upaya-upaya yang telah dilakukan tertuang dalam album foto ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh manajemen PTPN V atas ijin yang diberikan untuk kunjungan lapangan dan penyediaan data-data pendukung untuk tulisan. Semoga foto-foto dan saran ini bermanfaat bagi kemajuan PTPN V Persero.
Medan, Juni 2014
Dr. Witjaksana Darmosarkoro
Direktur
1. PENDAHULUAN
Luas areal tanaman kelapa sawit lingkup PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) Persero tahun 2013 adalah 68.442,46 ha yang terdiri dari: TBM (<3 tahun) 11.503,82 ha (17%), tanaman muda (4-8 tahun) 23.704,57 ha (35%), tanaman remaja (9-13 tahun) 7.923,50 ha (12%), tanaman dewasa (14-20 tahun) 11.117,50 ha (16%) dan tanaman tua (>20 tahun) 14. 193,07 ha (18%). Secara teoritis bahwa trend produksi tahun 2014 adalah trend naik dibandingkan tahun 2013. Pertumbuhan TBM pada umumnya bervariasi, ada yang jagur TM-I berpotensi produktivitasnya >15 ton TBS/ha/tahun dan ada juga yang tidak jagur atau tertekan, mengakibatkan masa TBM lebih lama dan produktivitas TM-I berada di bawah 15 ton TBS/ha/tahun.
Pencapaian produktivitas tahun 2013 tingkat kebun berkisar 5,18-21,47 ton TBS/ha/tahun dengan rerata PTPN V 15,13 ton TBS/ha/tahun. Secara umum hampir di semua kebun
pencapaian produksi tahun 2013 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2012 dan berada di bawah target tahun 2013.
Untuk mengetahui faktor penyebab turunnya produktivitas ini maka perlu dilakukan evaluasi produksi.
Pencapaian produktivitas kelapa sawit tahun 2013
No Kebun Produktivitas Ton TBS/ha
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 SRO STA SIN SSI TER TAN SBE SKE SLI TAM SBL SGO SGH SPA TME TPU AMO-I AMO-II LDA SBT 72,89 103,46 88,34 72,75 72,91 63,45 54,05 68,37 78,83 79,69 86,82 80,16 103,29 84,45 76,35 90,83 114,83 79,54 84,26 103,11 RKAP 19,06 20,75 20,55 22,84 19,48 19,54 19,46 22,81 20,95 6,50 20,14 20,55 19,12 19,60 19,78 21,22 13,82 20,83 21,43 16,77 13,89 21,47 18,16 16,61 14,21 12,34 10,52 15,59 16,51 5,18 17,48 16,47 19,75 16,55 15,10 19,27 15,86 16,57 18,05 17,29 Realisasi %
6
7
2. KONDISI TANAMAN
A. Tanaman Belum Menghasilkan
(TBM) Jagur
Pertumbuhan TBM jagur dengan
cadangan buah yang cukup dan bobot besar
Pertumbuhan TBM jagur dengan kondisi Mucuna bracteata yang sudah menutup penuh dan gulma terkendali
Pertumbuhan TBM yang Jagur
Sebagian areal keragaan TBM cukup menggembirakan dengan
penampilan jagur, daun hijau mengkilap. Khusus TBM 3 cadangan buah di pohon cukup banyak dan bobot besar, diperkirakan pada TM-I berpotensi >15 ton TBS/ha/tahun. Keragaan TBM yang jagur ini terutama dijumpai di areal yang Mucuna bracteata sudah menutup, gulma terkendali, piringan pohon tidak jenuh air dan kastrasi terlaksana dengan baik. Khusus kebun Sei Lindai yang di konversi dari karet keragaan TBM sangat baik dengan keragaman homogen.
B. TBM Kurang Jagur
Keragaan TBM yang kurang jagur umumnya terdapat pada: (i) areal dengan Mucuna bracteata belum menutup dengan penuh, (ii) kastrasi belum tepat, (iii) pengendalian gulma yang belum tuntas, (iv) adanya gangguan Oryctes. sp yang berat, (v) pemupukan belum tepat tidak berdasarkan bagan pemupukan TBM Keragaman tanaman dinilai heterogen akibat adanya sisipan dengan perawatan yang belum intensif, jarak penyisipan dengan tanaman awal terlalu jauh, adanya serangan Oryctes. sp, perawatan tanaman tidak intensif (gulma dan jenuh air).
Saran:
- Pemeliharaan tanaman secara intensif (merata pohon per pohon) seperti pengendalian gulma dan konservasi tanah/air
- Pemupukan sesuai dengan bagan pemupukan TBM (bulan tanam)
- Pengendalian Oryctes. sp secara tuntas dan terpadu (manual, kimiawi, biologi).
- Perbaikan drainase pada areal yang jenuh air dengan menambah parit drainase maupun tapak timbun - Kastrasi agar dilakukan tepat sesuai rotasi (1 x 1 bulan
sejak tanaman mulai berbunga sampai umur 24 bulan) - Pemberian pupuk ekstra untuk tanaman sisipan dan
pemberian plastik hitam sebagai mulsa di piringan pohon dengan ukuran 2 x 2 meter yang berfungsi untuk mencegah penguapan air yang berlebihan, erosi permukaan dan menekan pertumbuhan gulma.
TBM kurang jagur: areal dengan Mucuna bracteata belum menutup dengan penuh.
TBM yang terserang Oryctes
Tanaman terserang Oryctes. sp dengan tingkat serangan sedang-berat yang terdapat hampir di seluruh kebun tanam ulang. Hama Oryctes. sp ini merusak titik tumbuh sehingga memperlambat pertumbuhan pelepah baru dan pertumbuhan tanaman terhambat, selanjutnya masa TBM semakin panjang. Munculnya serangan Oryctes. sp ini terutama disebabkan perkembangan Mucuna bracteata lambat menutupi rumpukan batang kelapa sawit dan adanya batang kelapa sawit yang belum hancur sebagai breeding site Oryctes.
Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama Oryctes sp.
Saran :
Pengendalian Oryctes sp. secara terpadu yaitu manual/fisik, kimiawi dan biologis.
- Manual/fisik. Memusnahkan breeding site Oryctes seperti batang kelapa sawit dan mengutip larva dan kumbangnya.
- Kimiawi. Aplikasi insektisida di ketiak pucuk (pupus) tanaman seperti Marshal dosis 5-10 gram/pohon atau SUD 100 EW dosis 50 cc/pohon (konsentrasi 5 ml/L air.
- Biologis. Memasang perangkap jala atau ember dengan feromon dan aplikasi jamur Metarhizium dan Baculovirus di rumpukan batang kelapa sawit.
Kastrasi pada TBM
Kastrasi agar dilakukan secara tepat dimulai saat tanaman sudah berbunga sampai umur 24 bulan dengan rotasi 1 x 1 bulan. Alat kastrasi terbuat dari besi yang bagian tengahnya berlubang, disebut SORTADOS (sorong tarik dodos).
Kastrasi dapat dihentikan jika panjang pelepah ke-9 sudah mencapai >2,9 m, atau diameter batang >1 m atau tinggi bunga terakhir sudah mencapai > 40 cm dari pangkal batang.
TBM Kurang Jagur
di Areal Rendahan/Drainase Kurang B aik
TM jagur yang mempunyai cadangan buah yang cukup banyak dan tidak terlihat gejala defisiensi hara pada daun.
C. KONDISI TANAMAN MENGHASILKAN
(TM) JAGUR
TM kurang jagur yang disebabkan defisiensi unsur hara K
D. TM KURANG JAGUR/KURUS
TM kurang jagur pada umumnya terdapat di areal perengan, drainase jelek sehingga pertumbuhannya tertekan, pelepah memendek, anak daun kuning, cadangan buah di pohon sedikit dan kecil. Penunasan pelepah segar terlalu berat, sehingga jumlah pelepah kurang dari standar mengakibatkan fisiologi tanaman terganggu. Khusus TM-1, 2 pada saat TBM-3 adanya indikasi pemupukan kurang, terserang Oryctes. sp dengan tingkat serangan ringan-berat dan gangguan ternak dengan tingkat kerusakan ringan-sedang, tanaman yang mengalami defisiensi hara sebagai indikasi pemupukan kurang tepat.
TM kurang jagur yang disebabkan defisiensi unsur hara K
TM kurang jagur di areal dengan drainase kurang baik/tergenang
TM Kurang Jagur di daerah perengan dengan jarak tanam rapat
Tanaman dengan penunasan pelepah yang berat dan kurang mepet
Tanaman kurus di perengan sebagai indikasi kurang pupuk
3. PENUTUP
Demikian informasi dan saran yang dapat kami sampaikan. Semoga saran-saran di atas dapat diaplikasikan di kebun-kebun lingkup PTPN V Persero sesuai dengan kondisi yang ada.
Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kepercayaan Direksi PTPN V Persero kepada PPKS.
Terima kasih,
Pusat Penelitian Kelapa sawit