ANALISIS KOMPOSISI MUSIK RUNGGU PADA
INSTRUMEN KULCAPI DAN SURDAM KARYA
HENDRI PERANGIN-ANGIN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
RICKY NORIS BUKIT
NIM. 2101142024
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
RICKY NORIS BUKIT. NIM.2101142024. ANALISIS KOMPOSISI MUSIK
RUNGGU PADA KULCAPI DAN SURDAM KARYA HENDRI
PERANGIN-ANGIN. FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana analisis komposisi musik runggu pada kulcapi dan surdam karya Hendri Perangin-Angin .
Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian sepertian biografi Hendri Perangin-Angin, pengertian analisis, musik Runggu dan tekik permainan kulcapi dan surdam.
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti salam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sample pada penelitian ini berupa partitur lagu dan Audio Musik Runggu karya Hendri Perangin-Angin. Teknik pengumpulan data bersifat kerja laboratorium yakni menganalisis komposisi baik secara musik dan teknik permainan kulcapi dan surdam. Dan studi kepustakaan yang dilaksanakan di laboratorium Jurusan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh analisis komposisi Runggu karya Hendri Perangin-Angin memiliki 216 birama didalamnya menggunakan repertoar asli tradisi Karo seperti surdam permakan dan kulcapi simelungen rakyat, 6surdam dan 6kulcapi lainnya sebaigin besar karya ini hanya pengiring yg membentuk akord.Adapun tehnik yg baru pada instrument kulcapi adalah sebagai perkusi,bunyi perkusi berasal dari bagian-bagian kulcapi .Kreatifitas Hendri Perangin-Angin ini lah yang menjadi gagasan utama penelitian ini.
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati dan rasa syukur penulis persembahkan kepada
TUHAN YESUS KRISTUS yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dari awal
hingga akhir dengan judul “Analisis Komposisi Musik Runggu pada Kulcapi dan
Surdam karya Hendri Perangin-Angin”.
Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis
menyadari Skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan maupun
dari segi penyempaian ide penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan di penulisan
selanjutnya.
Dalam proses penulisan Skripsi ini, penulis juga mengalami berbagai
kesulitan. Namun berkat doa dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaiakn Skripsi ini. Untuk itu dengan sepenuh hati penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd. Ketua Jurusan Sendratasik.
4. Dr. Pulumun P Ginting, S.Sn, M.Sn. Ketua Program Studi Pendidikan
Musik,Sekaligus sebagai Pembimbing Skripsi I
5. Mukhlis S.Pd., M.Sn. Dosen Pembimbing Skripsi II.
ii
7. Seluruh Dosen khususnya Program Pendidikan Musik yang telah banyak
memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan.
8. Orang tua penulis Simson Bukit dan Lesna br Perangin-Angin yang selalu
luar biasa memberi dukungan dan doa, serta kakak Penulis Elisabet br
Bukit, dan adik Penulis Charolus Bukit yang selalu memberi semangat
dan doa.
9. Hendri Perangin-angin, Debby indah Tarigan S.Pd, Agrifa Sinuhaji, yang
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
10.Teman-teman seperjuangan stambuk 2010 doa dan motivasinya, Wiranata
Sembiring, Yeheskiel Tarigan, Anton Darco Hutasoit.
11.Teman-teman permata GBKP Tanjung sari doa dan motivasinya.
12.Semua pihak yang turut serta mendukung dan membantu penyelesaian
Skripsi ini. Semoga Tuhan memberikan berkat yang melimpah kepada
seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini memberikan manfaat bagi
kita semua.
Medan, September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
4. Pengertian Alat Musik... 20
5. Pengertian musik Runggu Karya Hendri Perangin- Angin ... 25
ii BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ... 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28
C. Populasi dan Sampel Peneletian ... 29
D. Populasi Penelitian... ... 29
1. Sampel Penelitian ... 29
2. Teknik Pengumpulan Data ... 30
3. Observasi ... ... 30
4. Wawancara... ... 31
5. Studi Keputusan... ... 32
6. Kerja Laboratorium... ... 34
7. Dokumentasi ... 34
8. Teknik Analisis Data…... ... 34
BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Teknik yang Digunakan dalam Komposisi Runggu ... 36
1. Kulcapi ... 36
a. Posisi Memainkan Kulcapi ... 37
b. Teknik Memainkan Kulcapi ... 39
2. Surdam ... 40
a. Posisi memainkan Surdam ... 40
b. Teknik memainkan surdam. ... 41
3. Kulcapi dan Surdam karya Runggu ... 42
B. Peranan Kulcapi dan Surdam Pada Komposisi Runggu ... 62
1. Kulcapi ... 62
2. Surdam ... 64
C. Bentuk Penyajian Komposisi Runggu ... 65
1. Tangga nada ... 69
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72
i
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1. Melodi ... 13
2. Gambar 2.2. Pola Ritme ... 14
3. Gambar 2.3. Sekuens Naik Dan Turun Dalam Bentuk Notasi Balok .... 17
4. Gambar 2.4. Kulcapi ... 23
5. Gambar 2.5. Surdam ... 24
6. Gambar 4.1. Posisi Jari Kiri Bagian Depan ... 39
7. Gambar 4.2. Posisi Ibu Jari ... 39
8. Gambar 4.3. Posisi Jari Kanan ... 40
9. Gambar 4.4. Posisi Memainkan Kulcapi... 40
10.Gambar 4.5. Posisi Bermain Surdam ... 41
11.Gambar 4.6. Surdam Permakan ... 42
12.Gambar 4.7. Surdam Membentuk Akord ... 44
13.Gambar 4.8. Kulcapi Simalungun Rayat ... 46
14.Gambar 4.9. Kulcapi Membentuk Akord ... 52
15.Gambar 4.11. Dokumentasi Pementasan Komposisi Runggu ... 66
16.Gambar 4.12. Dokumentasi Pementasan Komposisi Runggu ... 67
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku
yang kaya akan seni budaya yang harus dikembangkan dan dilestarikan, dengan
ciri khas daerahnya sendiri. Salah satu bentuk nyata atau wujud kebudayaan yang
merupakan komplek ide-ide, gagasan serta hasil karya manusia adalah kesenian.
Kesenian merupakan sarana komunikasi baik dengan warga masyarakat
maupun alam semesta.Seni merupakan penjelmaan dari keinginan manusia untuk
memberi bentuk melalui ungkapan dan perasaan yang dikemas kedalam bentuk
artistik. Sebuah seni diciptakan disebabkan manusia memerlukanya, dan sebagai
salah satu kebutuhan rohaninya.
Dalam masyarakat tradisioanal, seni merupakan salah satu tiang yang
menopang keberadaaan masyarakat. Salah satunya adalah budaya pada suku
Batak yang merupakan suku yang berkembang di provinsi Sumatra Utara, Suku
Batak terdiri dari Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Pakpak, Batak Angkola,
Batak Dairi dan Batak Karo. Keenam etnis Batak tersebut memiliki persamaan
dan perbedaan kebudayaan masing-masing. Seperti halnya kita lihat, hampir
diseluruh wilayah Indonesia memiliki kesenian yang berbeda dan masing-masing
memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik
2
Khususnya pada suku Batak Karo, yang mendiami beberapa daerah yang
meliputi Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, dan
Kabupaten Dairi, semuanya berada di Provinsi Sumatra Utara. Nama suku ini
dijadikan sebagai nama kabupaten disalah satu wilayah yang mereka diami yaitu
Kabupaten Karo yang terletak didataran tinggi Tanah Karo. Ibu kota Kabupaten
Karo adalah Kabanjahe. Berdasarkan wilayah geografisnya, sebagian besar
masyarakat Karo mendiami daerah Kabupaten Karo (meliputi daerah kabupaten
Karo dan sekitarnya) dan Kabupaten Langkat.
Masyarakat Karo yang mendiami Kabupaten Karo sering disebut sebagai
karo gugung adalah masyarakat Karo yang mendiami dataran tinggi
(pegunungan), dan Masyarakat Karo yang mendiami Kabupaten Langkat disebut
sebagai karo jahe yang artinya masyarakat karo yang mendiami dataran rendah
wilayah Langkat, Deli Serdang, Kota Binjai dan Kota Medan.
Masyarakat Karo banyak memiliki keaneka ragaman kesenian dalam
kehidupan masyarakatnya. Kesenian itu sendiri terdiri dari beberapa bagian
seperti seni musik, sastra (cerita rakyat, pantun), tari, ukir (pahat).
Pada masyarakat Karo kebudayaan yang berhubungan dengan keseniaan
masih ada. Seni ini ada yang masih dipertahankan oleh mereka, terutama
diwilayah yang masih homogen secara etnik budaya. Seni ini menjadi tradisi
turun-temurun bagi mereka, namun beberapa wilayah yang heterogen etnik, ada
beberapa bagian dari kesenian ini yang hampir punah keberadaanya, bahkan ada
perubahan-3
perubahan dalam cara berfikir dan dalam kehidupan sehari-harinya banyak
dipengaruhi oleh budaya lain.
Salah satu seni yang paling menarik pada budaya Karo adalah seni
musiknya. Karo memiliki banyak alat musik yang menjadikannya sebagai salah
satu budaya yang kaya akan seni, misalnya yang paling umum digunakan adalah
alat musik kulcapi dan surdam.
Kulcapi adalah instrumen musik berjenis Kardopon, dengan dua senar.
dilihat dari cara memainkannya kulcapi memiliki beberapa kemiripan dengan
instrumen Batak Toba yang diberi nama hasapi, yang untuk menghasilkan
bunyi-bunyi sama dipetik, tapi dilihat dari karakter bunyi-bunyi yang dihasilkan dan teknik
permainan memiliki perbedaan.
Surdam juga alat musik tiup yang terbuat dari bambu. Alat musik
surdam ditiup dari belakang dengan ruas bambu yang terbuka (endblown flute).
Secara konstruksi dan tehnik memainkan, surdam memiliki kemiripan dengan
saluang pada musik tradisional Minangkabau atau shakuhachi pada musik
tradisional Jepang. Tidak seperti balobat yang secara sederhana dapat langsung
berbunyi ketika ditiup, surdam memiliki teknik khusus untuk meniupnya agar
dapat berbunyi. Tanpa menguasai teknik tersebut, surdam tidak akan berbunyi
ketika ditiup. Alat musik surdam biasanya dimainkan pada malam hari ketika
suasana sepi.
Kulcapi dan surdam adalah instrumen yang digunakan Hendri prangin
angin dalam kompusisi musik yang diberi judul runggu.sebelum membicarkan
4
Selain pada seni musiknya, masyarakat Karo juga memiliki tradisi yang
baik, contohnya adalah Runggu. Runggu jika di artikan ke dalam bahasa
indonesia artinya adalah musyawarah. Masyarakat Karo sangat menjunjung tinggi
rasa persaudaraan antar sesama khususnya dengan masyarakat karo itu sendiri,
sehingga jika mereka mempunyai acara tertentu atau memutuskan sesuatu
biasanya masyarakat karo menjalankan tadisi/budaya Runggu terlebih dahulu.
Runggu inilah kemudian dijadikan sebagai inspirasi komposisi musik yang akan
dianalisis dalam penelitin ini.
Bagi masyarakat Sumatera Utara, terutama yang berkecimpung dalam
kesenian mungkin nama Hendri Perangin-angin sudah tidak asing lagi. Pendiri
band musik tradisional Sumut Insidental Musik ini sudah malang melintang
menghibur masyarakat Sumut, serta tampil di berbagai acara kebudayaan di luar
negeri. Walaupun sudah tidak muda lagi, namun Hendri Perangin-Angin masih
tetap eksis dan setia di jalur musik tradisional. Seniman Sumatera Utara (Sumut)
ini juga ambil andil dalam perkembangan musik Karo. Hendri Perangin-angin
menunjukkan eksistensinya pada seni musik Karo dengan menciptakan karya
komposisi musik yang berjudul “Runggu” pada instrumen kulcapi dan surdam.
Melihat karya komposisi musik Hendri Perangin-angin tersebut, penulis
merasa tertarik untuk lebih mendalami dan selanjutnya menganalisis kreativitas
yang di tanamkan oleh Hendri Perangin-angin pada karya komposisi musik
dengan menggunakan instrumen kulcapi dan surdam yang telah diciptakannya.
5
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah ialah suatu tahapan permulaan dari penguasaan
masalah, dimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali
sebagai suatu masalah bertujuan agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah,
serta cukupan masalah tidak terlalu luas. Hal ini sejalan dengan pendapat Hadali
(2006: 23), yang mengatakan bahwa:
“Idetifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari
interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiaaan-kebiasaan,
keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan berbagai pertanyaan”.
Berdasarkan pendapat diatas dan uraian latar belakang masalah, maka
permasalahan penelitian ini di identifikasi menjadi beberapa bagian, diantaranya:
1. Bagaimana keberadaan Kulcapi dan Surdam pada seni musik Karo ?
2. Teknik apakah yang digunakan dalam komposisi Runggu karya Hendri
Perangin-angin?
3. Bagaimana peranan instrumen kulcapi dan surdam dalam komposisi musik
Runggu karya Hendri Perangin-angin?
4. Bagaimana bentuk penyajian musikal karya Runggu ?
5. Bagaimana minat Masyarakat umum terhadap bentuk penyajian komposisi
6
C.Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ialah usaha untuk menetapkan batasan masalah dari
penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasi
faktor mana saja yang termasuk dang lingkup masalah penelitian dan faktor mana
yang tidak termasuk dalam ruang lingkup penelitian. Menurut pendapat Sukardi
(2003: 30) mengatakan bahwa :
“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu
penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh
karena itu perlu hati-hati dan jeli mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian,
dan terangkum kedalam pertanyaan yang jelas”.
Maka untuk membatasi pembahasan topik menjadi terfokus dan tidak
melebar, peneliti menetapkan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Teknik apakah yang digunakan dalam komposisi Runggu karya Hendri
Perangin-angin?
2. Bagaimana peranan instrumen kulcapi dan Surdam dalam komposisi
musik Runggu karya Hendri Perangin-angin?
3. Bagaimana bentuk penyajian musikal dalam Komposisi Musik Runggu
7
D. Rumusan Masalah
Menurut pendapat Sumadi (2005: 17) setelah masalah diidentifikasi dan
dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini sangat penting, karena hasilnya
akan menjadi penuntun untuk langkah selanjutnya. Berdasarkan uraian latar
belakang masalah, identifikasi masalah, maka perumusan masalah dapat
dirumuskan: Analisis Komposisi Musik ”Runggu” Pada Instrumen Kulcapi
Dan Surdam Karya Hendri Perangin-angin.
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan penelitian tentu berorentasi kepada tujuan, karena dengan
mengetahui tujuan, arah dari penelitian itu akan jelas. Hal ini sesuai dengan
pendapat Asril (2001: 18) yang mengatakan bahwa: “tujuan tersebut merupakan
pernyataan yang mengungkapkan hal yang akan diperoleh pada akhir penelitian,
sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan adalah jawaban yang diharapkan oleh
peneliti”. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui teknik yang digunakan dalam komposisi musik Runggu
karya Hendri perangin-angin.
2. Untuk mengetahui bagaimana peranan instrumen kulcapi dan surdam
dalam komposisi musik Runggu karya Hendri Perangin-angin
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk penyajian musikal dalam komposisi
8
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan
informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan acuan atau perbandingan bagi peneliti yang lain, jika ingin
meneliti objek yang sama, namun tentu saja dari sudut pandang yang
berbeda.
2. Sebagai bahan motivasi bagi pembaca dalam melestarikan musik tradisi
karo, agar dapat dikenal oleh masyarat lain selain Karo.
3. Sebagai sumber informasi kesenian yang ada dan berkembang pada
masyarakat Karo.
4. Sebagai bahan refrensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan
kemudian hari.
5. Menambah sumber kajian bagi perpustakaan Jurusan Sendratasik Program
Studi Seni Musik Universitas Negeri Medan.
6. Sebagai pengalaman penulis, guna pembangunan ilmu selanjutnya kearah
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dalam
menganalisis komposisi musik unggu pada kulcapi dan surdam karya Hendrik
Perangin-angin, maka penulis menarik kesimpulan, sebagai berikut :
1. Hendrik merupakan seniman yang masih eksis dan setia dijalusr musik
tradisinya, terkenal dan sudah menciptakan banyak komposisi musik
sepanjang hidupnya. Salah satu yang terkenal dari karyanya adalah
Runggu.
2. Karya runggu dibuat pada tahun 2014 dan dipublikasikan untuk pertama
kalinya pada tahun 2014 di jaya pura pada acara temu karya tamn budaya
seindonesia pada tangal 10-13 september 2014…...
3. Karya runggu dimainkan dengan 7kulcapi dan 7 surdam. Musik Runggu
terdiri dari tujuh orang pemain diantaranya, Hendri perangin angin, Dr
Pulumun P. Ginting S.Sn.,M.Sn, Brefin tarigan S.Pd M.Sn, Triputra
sitepu S.Sn, Ricky Noris Bukit, Iwanda sitepu, Ardi Brena Gurusing.
4. Dalam proses transkripsi digunakan sistem notasi barat untuk
Mentranskripsikan komposisi Runggu pada kulcapi dan surdam karya
Hendri Perangin-angin . Adapun alasan penulis menggunakan sistem
notasi Barat adalah karena sistem notasi barat sudah dikenal secara umum
dalam bidang musikologi, (2) karena sistem notasi barat memiliki garis
72
paranada yang dapat digunakan untuk menggambarkan tinggi rendahnya
suatu nada atau suara (grafik). karena secara ritmis sistem notasi barat
dapat digunakan untuk pembagian setiap nilai ketukan, dan (4) karena
komposisi runggu pada instrument kulcapi dan surdam merupakan alat
musik yang berasal dari kebudayaan yg disajikan dengan gaya Barat maka
menggunakan notasi Barat merupakan hal yang mungkin dilakukan
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Komposisi RUNGGU memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi sehingga
tidak semua orang dapat memainkan karya ini. Karya ini membutuhkan
interpretasi dan jiwa musik yang kuat. Untuk memainkan karya ini sebaiknya
sering berlatih dan terlebih dahulu mendengarkan musik-musik tradisi karo
asli agar dapat menyatu dengan ayunan melodi dan temponya.
2. Bagi mahasiswa yang ada dijurusan seni musik, jika ingin menganalisis
sebuah komposisi musik haruslah benar-benar menguasai ilmu analisis musik
dari pegenalan motif, frase, bentuk dan interpretasi dalam sebuah komposisi
musik.
3. Bagi mahasiswa yang memilih judul analisis komposisi musik sebagai judul
skripsi sebaiknya terlebih dahulu menguasai program dalam membuat notasi
balok, seperti finale atau sibelius maupun encore untuk memudahkan dalam
73
4. Bagi mahasiswa jurusan seni musik yang ingin menganalisis komposisi
musik baik instrument maupun vocal, sebaiknya memiliki banyak bukku teori
tentang analisis untuk dijadikan bahan refrensi.
5. Bagi mahasiswa yang akan menganalisis kerya musik sebaiknya memiliki
audio dan karya tersebut agar memperudah pengerjaan analisis motif, frase
dan interpretasi dan juga harus mengetahui biografi pencipta karya agar dapat
74
DAFTAR PUSTAKA
Azari. Asril (2001), Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah, cetakan ke 4, Jakarta: Universitas Trisakti
Bugin, Burgan. 2011. “Metode Penelitian”. Jakarta : Bumi Pustaka
Corazon, CD. 2007. Traditional Musical Instrument Of The Philippines. Nevada : FMAdigest
Djelantik, A.A.M. 2000. Estetika sebuah pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Ginting Imanuel, 1995. Peralatan Tradisional Karo
Hadali, 2006. Metode Penelitian Kependidikan, Padang: Quantum Teaching
Leach, Maria. 2001. The New book of Knowledge. New york : Glolier, Inc
Maryeani, 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara
Ginting Pulumun, 2015. Spiritualitas Upacara Gendang Kematian Masyarakat
Karo Pada Era Globalisasi. Disertasi. Udayana
Sueharto, M.2001. Kamus Musik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Sembiring Irmayanti, 2012. Pembuatan Kulcapi Karya Bapak Fauzi Didesa Hulu
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Kajian Organologi.
Skripsi. Unimed
Bungin, Burhan. 2001. Moetodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Edmurd Prier SJ, Karl. 1993. Sejarah Musik I. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgy.
Edmurd Prier SJ, Karl. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgy.
Linggono Budi. 1993, Bentuk dan Analisis Musik. Jakarta : Mahendra Sempana.
Ginting Pulumun, 1998. Keyboard Elektronik Dalam Tradisi Musik Karo : Kajian