• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPOSISI MUSIK RUNGGU PADA INSTRUMEN KULCAPI DAN SURDAM KARYA HENDRI PERANGIN-ANGIN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KOMPOSISI MUSIK RUNGGU PADA INSTRUMEN KULCAPI DAN SURDAM KARYA HENDRI PERANGIN-ANGIN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPOSISI MUSIK RUNGGU PADA

INSTRUMEN KULCAPI DAN SURDAM KARYA

HENDRI PERANGIN-ANGIN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

RICKY NORIS BUKIT

NIM. 2101142024

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

i ABSTRAK

RICKY NORIS BUKIT. NIM.2101142024. ANALISIS KOMPOSISI MUSIK

RUNGGU PADA KULCAPI DAN SURDAM KARYA HENDRI

PERANGIN-ANGIN. FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana analisis komposisi musik runggu pada kulcapi dan surdam karya Hendri Perangin-Angin .

Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian sepertian biografi Hendri Perangin-Angin, pengertian analisis, musik Runggu dan tekik permainan kulcapi dan surdam.

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti salam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sample pada penelitian ini berupa partitur lagu dan Audio Musik Runggu karya Hendri Perangin-Angin. Teknik pengumpulan data bersifat kerja laboratorium yakni menganalisis komposisi baik secara musik dan teknik permainan kulcapi dan surdam. Dan studi kepustakaan yang dilaksanakan di laboratorium Jurusan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh analisis komposisi Runggu karya Hendri Perangin-Angin memiliki 216 birama didalamnya menggunakan repertoar asli tradisi Karo seperti surdam permakan dan kulcapi simelungen rakyat, 6surdam dan 6kulcapi lainnya sebaigin besar karya ini hanya pengiring yg membentuk akord.Adapun tehnik yg baru pada instrument kulcapi adalah sebagai perkusi,bunyi perkusi berasal dari bagian-bagian kulcapi .Kreatifitas Hendri Perangin-Angin ini lah yang menjadi gagasan utama penelitian ini.

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati dan rasa syukur penulis persembahkan kepada

TUHAN YESUS KRISTUS yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dari awal

hingga akhir dengan judul “Analisis Komposisi Musik Runggu pada Kulcapi dan

Surdam karya Hendri Perangin-Angin”.

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis

menyadari Skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan maupun

dari segi penyempaian ide penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan di penulisan

selanjutnya.

Dalam proses penulisan Skripsi ini, penulis juga mengalami berbagai

kesulitan. Namun berkat doa dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis

dapat menyelesaiakn Skripsi ini. Untuk itu dengan sepenuh hati penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd. Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Dr. Pulumun P Ginting, S.Sn, M.Sn. Ketua Program Studi Pendidikan

Musik,Sekaligus sebagai Pembimbing Skripsi I

5. Mukhlis S.Pd., M.Sn. Dosen Pembimbing Skripsi II.

(9)

ii

7. Seluruh Dosen khususnya Program Pendidikan Musik yang telah banyak

memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan.

8. Orang tua penulis Simson Bukit dan Lesna br Perangin-Angin yang selalu

luar biasa memberi dukungan dan doa, serta kakak Penulis Elisabet br

Bukit, dan adik Penulis Charolus Bukit yang selalu memberi semangat

dan doa.

9. Hendri Perangin-angin, Debby indah Tarigan S.Pd, Agrifa Sinuhaji, yang

membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

10.Teman-teman seperjuangan stambuk 2010 doa dan motivasinya, Wiranata

Sembiring, Yeheskiel Tarigan, Anton Darco Hutasoit.

11.Teman-teman permata GBKP Tanjung sari doa dan motivasinya.

12.Semua pihak yang turut serta mendukung dan membantu penyelesaian

Skripsi ini. Semoga Tuhan memberikan berkat yang melimpah kepada

seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini memberikan manfaat bagi

kita semua.

Medan, September 2016

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

4. Pengertian Alat Musik... 20

5. Pengertian musik Runggu Karya Hendri Perangin- Angin ... 25

(11)

ii BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel Peneletian ... 29

D. Populasi Penelitian... ... 29

1. Sampel Penelitian ... 29

2. Teknik Pengumpulan Data ... 30

3. Observasi ... ... 30

4. Wawancara... ... 31

5. Studi Keputusan... ... 32

6. Kerja Laboratorium... ... 34

7. Dokumentasi ... 34

8. Teknik Analisis Data…... ... 34

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Teknik yang Digunakan dalam Komposisi Runggu ... 36

1. Kulcapi ... 36

a. Posisi Memainkan Kulcapi ... 37

b. Teknik Memainkan Kulcapi ... 39

2. Surdam ... 40

a. Posisi memainkan Surdam ... 40

b. Teknik memainkan surdam. ... 41

3. Kulcapi dan Surdam karya Runggu ... 42

B. Peranan Kulcapi dan Surdam Pada Komposisi Runggu ... 62

1. Kulcapi ... 62

2. Surdam ... 64

C. Bentuk Penyajian Komposisi Runggu ... 65

1. Tangga nada ... 69

(12)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

(13)

i

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1. Melodi ... 13

2. Gambar 2.2. Pola Ritme ... 14

3. Gambar 2.3. Sekuens Naik Dan Turun Dalam Bentuk Notasi Balok .... 17

4. Gambar 2.4. Kulcapi ... 23

5. Gambar 2.5. Surdam ... 24

6. Gambar 4.1. Posisi Jari Kiri Bagian Depan ... 39

7. Gambar 4.2. Posisi Ibu Jari ... 39

8. Gambar 4.3. Posisi Jari Kanan ... 40

9. Gambar 4.4. Posisi Memainkan Kulcapi... 40

10.Gambar 4.5. Posisi Bermain Surdam ... 41

11.Gambar 4.6. Surdam Permakan ... 42

12.Gambar 4.7. Surdam Membentuk Akord ... 44

13.Gambar 4.8. Kulcapi Simalungun Rayat ... 46

14.Gambar 4.9. Kulcapi Membentuk Akord ... 52

15.Gambar 4.11. Dokumentasi Pementasan Komposisi Runggu ... 66

16.Gambar 4.12. Dokumentasi Pementasan Komposisi Runggu ... 67

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

yang kaya akan seni budaya yang harus dikembangkan dan dilestarikan, dengan

ciri khas daerahnya sendiri. Salah satu bentuk nyata atau wujud kebudayaan yang

merupakan komplek ide-ide, gagasan serta hasil karya manusia adalah kesenian.

Kesenian merupakan sarana komunikasi baik dengan warga masyarakat

maupun alam semesta.Seni merupakan penjelmaan dari keinginan manusia untuk

memberi bentuk melalui ungkapan dan perasaan yang dikemas kedalam bentuk

artistik. Sebuah seni diciptakan disebabkan manusia memerlukanya, dan sebagai

salah satu kebutuhan rohaninya.

Dalam masyarakat tradisioanal, seni merupakan salah satu tiang yang

menopang keberadaaan masyarakat. Salah satunya adalah budaya pada suku

Batak yang merupakan suku yang berkembang di provinsi Sumatra Utara, Suku

Batak terdiri dari Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Pakpak, Batak Angkola,

Batak Dairi dan Batak Karo. Keenam etnis Batak tersebut memiliki persamaan

dan perbedaan kebudayaan masing-masing. Seperti halnya kita lihat, hampir

diseluruh wilayah Indonesia memiliki kesenian yang berbeda dan masing-masing

memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik

(15)

2

Khususnya pada suku Batak Karo, yang mendiami beberapa daerah yang

meliputi Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, dan

Kabupaten Dairi, semuanya berada di Provinsi Sumatra Utara. Nama suku ini

dijadikan sebagai nama kabupaten disalah satu wilayah yang mereka diami yaitu

Kabupaten Karo yang terletak didataran tinggi Tanah Karo. Ibu kota Kabupaten

Karo adalah Kabanjahe. Berdasarkan wilayah geografisnya, sebagian besar

masyarakat Karo mendiami daerah Kabupaten Karo (meliputi daerah kabupaten

Karo dan sekitarnya) dan Kabupaten Langkat.

Masyarakat Karo yang mendiami Kabupaten Karo sering disebut sebagai

karo gugung adalah masyarakat Karo yang mendiami dataran tinggi

(pegunungan), dan Masyarakat Karo yang mendiami Kabupaten Langkat disebut

sebagai karo jahe yang artinya masyarakat karo yang mendiami dataran rendah

wilayah Langkat, Deli Serdang, Kota Binjai dan Kota Medan.

Masyarakat Karo banyak memiliki keaneka ragaman kesenian dalam

kehidupan masyarakatnya. Kesenian itu sendiri terdiri dari beberapa bagian

seperti seni musik, sastra (cerita rakyat, pantun), tari, ukir (pahat).

Pada masyarakat Karo kebudayaan yang berhubungan dengan keseniaan

masih ada. Seni ini ada yang masih dipertahankan oleh mereka, terutama

diwilayah yang masih homogen secara etnik budaya. Seni ini menjadi tradisi

turun-temurun bagi mereka, namun beberapa wilayah yang heterogen etnik, ada

beberapa bagian dari kesenian ini yang hampir punah keberadaanya, bahkan ada

(16)

perubahan-3

perubahan dalam cara berfikir dan dalam kehidupan sehari-harinya banyak

dipengaruhi oleh budaya lain.

Salah satu seni yang paling menarik pada budaya Karo adalah seni

musiknya. Karo memiliki banyak alat musik yang menjadikannya sebagai salah

satu budaya yang kaya akan seni, misalnya yang paling umum digunakan adalah

alat musik kulcapi dan surdam.

Kulcapi adalah instrumen musik berjenis Kardopon, dengan dua senar.

dilihat dari cara memainkannya kulcapi memiliki beberapa kemiripan dengan

instrumen Batak Toba yang diberi nama hasapi, yang untuk menghasilkan

bunyi-bunyi sama dipetik, tapi dilihat dari karakter bunyi-bunyi yang dihasilkan dan teknik

permainan memiliki perbedaan.

Surdam juga alat musik tiup yang terbuat dari bambu. Alat musik

surdam ditiup dari belakang dengan ruas bambu yang terbuka (endblown flute).

Secara konstruksi dan tehnik memainkan, surdam memiliki kemiripan dengan

saluang pada musik tradisional Minangkabau atau shakuhachi pada musik

tradisional Jepang. Tidak seperti balobat yang secara sederhana dapat langsung

berbunyi ketika ditiup, surdam memiliki teknik khusus untuk meniupnya agar

dapat berbunyi. Tanpa menguasai teknik tersebut, surdam tidak akan berbunyi

ketika ditiup. Alat musik surdam biasanya dimainkan pada malam hari ketika

suasana sepi.

Kulcapi dan surdam adalah instrumen yang digunakan Hendri prangin

angin dalam kompusisi musik yang diberi judul runggu.sebelum membicarkan

(17)

4

Selain pada seni musiknya, masyarakat Karo juga memiliki tradisi yang

baik, contohnya adalah Runggu. Runggu jika di artikan ke dalam bahasa

indonesia artinya adalah musyawarah. Masyarakat Karo sangat menjunjung tinggi

rasa persaudaraan antar sesama khususnya dengan masyarakat karo itu sendiri,

sehingga jika mereka mempunyai acara tertentu atau memutuskan sesuatu

biasanya masyarakat karo menjalankan tadisi/budaya Runggu terlebih dahulu.

Runggu inilah kemudian dijadikan sebagai inspirasi komposisi musik yang akan

dianalisis dalam penelitin ini.

Bagi masyarakat Sumatera Utara, terutama yang berkecimpung dalam

kesenian mungkin nama Hendri Perangin-angin sudah tidak asing lagi. Pendiri

band musik tradisional Sumut Insidental Musik ini sudah malang melintang

menghibur masyarakat Sumut, serta tampil di berbagai acara kebudayaan di luar

negeri. Walaupun sudah tidak muda lagi, namun Hendri Perangin-Angin masih

tetap eksis dan setia di jalur musik tradisional. Seniman Sumatera Utara (Sumut)

ini juga ambil andil dalam perkembangan musik Karo. Hendri Perangin-angin

menunjukkan eksistensinya pada seni musik Karo dengan menciptakan karya

komposisi musik yang berjudul “Runggu” pada instrumen kulcapi dan surdam.

Melihat karya komposisi musik Hendri Perangin-angin tersebut, penulis

merasa tertarik untuk lebih mendalami dan selanjutnya menganalisis kreativitas

yang di tanamkan oleh Hendri Perangin-angin pada karya komposisi musik

dengan menggunakan instrumen kulcapi dan surdam yang telah diciptakannya.

(18)

5

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah ialah suatu tahapan permulaan dari penguasaan

masalah, dimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali

sebagai suatu masalah bertujuan agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah,

serta cukupan masalah tidak terlalu luas. Hal ini sejalan dengan pendapat Hadali

(2006: 23), yang mengatakan bahwa:

“Idetifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari

interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiaaan-kebiasaan,

keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan berbagai pertanyaan”.

Berdasarkan pendapat diatas dan uraian latar belakang masalah, maka

permasalahan penelitian ini di identifikasi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

1. Bagaimana keberadaan Kulcapi dan Surdam pada seni musik Karo ?

2. Teknik apakah yang digunakan dalam komposisi Runggu karya Hendri

Perangin-angin?

3. Bagaimana peranan instrumen kulcapi dan surdam dalam komposisi musik

Runggu karya Hendri Perangin-angin?

4. Bagaimana bentuk penyajian musikal karya Runggu ?

5. Bagaimana minat Masyarakat umum terhadap bentuk penyajian komposisi

(19)

6

C.Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ialah usaha untuk menetapkan batasan masalah dari

penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasi

faktor mana saja yang termasuk dang lingkup masalah penelitian dan faktor mana

yang tidak termasuk dalam ruang lingkup penelitian. Menurut pendapat Sukardi

(2003: 30) mengatakan bahwa :

“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu

penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh

karena itu perlu hati-hati dan jeli mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian,

dan terangkum kedalam pertanyaan yang jelas”.

Maka untuk membatasi pembahasan topik menjadi terfokus dan tidak

melebar, peneliti menetapkan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Teknik apakah yang digunakan dalam komposisi Runggu karya Hendri

Perangin-angin?

2. Bagaimana peranan instrumen kulcapi dan Surdam dalam komposisi

musik Runggu karya Hendri Perangin-angin?

3. Bagaimana bentuk penyajian musikal dalam Komposisi Musik Runggu

(20)

7

D. Rumusan Masalah

Menurut pendapat Sumadi (2005: 17) setelah masalah diidentifikasi dan

dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini sangat penting, karena hasilnya

akan menjadi penuntun untuk langkah selanjutnya. Berdasarkan uraian latar

belakang masalah, identifikasi masalah, maka perumusan masalah dapat

dirumuskan: Analisis Komposisi Musik ”Runggu” Pada Instrumen Kulcapi

Dan Surdam Karya Hendri Perangin-angin.

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian tentu berorentasi kepada tujuan, karena dengan

mengetahui tujuan, arah dari penelitian itu akan jelas. Hal ini sesuai dengan

pendapat Asril (2001: 18) yang mengatakan bahwa: “tujuan tersebut merupakan

pernyataan yang mengungkapkan hal yang akan diperoleh pada akhir penelitian,

sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan adalah jawaban yang diharapkan oleh

peneliti”. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui teknik yang digunakan dalam komposisi musik Runggu

karya Hendri perangin-angin.

2. Untuk mengetahui bagaimana peranan instrumen kulcapi dan surdam

dalam komposisi musik Runggu karya Hendri Perangin-angin

3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk penyajian musikal dalam komposisi

(21)

8

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan

informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan acuan atau perbandingan bagi peneliti yang lain, jika ingin

meneliti objek yang sama, namun tentu saja dari sudut pandang yang

berbeda.

2. Sebagai bahan motivasi bagi pembaca dalam melestarikan musik tradisi

karo, agar dapat dikenal oleh masyarat lain selain Karo.

3. Sebagai sumber informasi kesenian yang ada dan berkembang pada

masyarakat Karo.

4. Sebagai bahan refrensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan

kemudian hari.

5. Menambah sumber kajian bagi perpustakaan Jurusan Sendratasik Program

Studi Seni Musik Universitas Negeri Medan.

6. Sebagai pengalaman penulis, guna pembangunan ilmu selanjutnya kearah

(22)

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dalam

menganalisis komposisi musik unggu pada kulcapi dan surdam karya Hendrik

Perangin-angin, maka penulis menarik kesimpulan, sebagai berikut :

1. Hendrik merupakan seniman yang masih eksis dan setia dijalusr musik

tradisinya, terkenal dan sudah menciptakan banyak komposisi musik

sepanjang hidupnya. Salah satu yang terkenal dari karyanya adalah

Runggu.

2. Karya runggu dibuat pada tahun 2014 dan dipublikasikan untuk pertama

kalinya pada tahun 2014 di jaya pura pada acara temu karya tamn budaya

seindonesia pada tangal 10-13 september 2014…...

3. Karya runggu dimainkan dengan 7kulcapi dan 7 surdam. Musik Runggu

terdiri dari tujuh orang pemain diantaranya, Hendri perangin angin, Dr

Pulumun P. Ginting S.Sn.,M.Sn, Brefin tarigan S.Pd M.Sn, Triputra

sitepu S.Sn, Ricky Noris Bukit, Iwanda sitepu, Ardi Brena Gurusing.

4. Dalam proses transkripsi digunakan sistem notasi barat untuk

Mentranskripsikan komposisi Runggu pada kulcapi dan surdam karya

Hendri Perangin-angin . Adapun alasan penulis menggunakan sistem

notasi Barat adalah karena sistem notasi barat sudah dikenal secara umum

dalam bidang musikologi, (2) karena sistem notasi barat memiliki garis

(23)

72

paranada yang dapat digunakan untuk menggambarkan tinggi rendahnya

suatu nada atau suara (grafik). karena secara ritmis sistem notasi barat

dapat digunakan untuk pembagian setiap nilai ketukan, dan (4) karena

komposisi runggu pada instrument kulcapi dan surdam merupakan alat

musik yang berasal dari kebudayaan yg disajikan dengan gaya Barat maka

menggunakan notasi Barat merupakan hal yang mungkin dilakukan

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Komposisi RUNGGU memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi sehingga

tidak semua orang dapat memainkan karya ini. Karya ini membutuhkan

interpretasi dan jiwa musik yang kuat. Untuk memainkan karya ini sebaiknya

sering berlatih dan terlebih dahulu mendengarkan musik-musik tradisi karo

asli agar dapat menyatu dengan ayunan melodi dan temponya.

2. Bagi mahasiswa yang ada dijurusan seni musik, jika ingin menganalisis

sebuah komposisi musik haruslah benar-benar menguasai ilmu analisis musik

dari pegenalan motif, frase, bentuk dan interpretasi dalam sebuah komposisi

musik.

3. Bagi mahasiswa yang memilih judul analisis komposisi musik sebagai judul

skripsi sebaiknya terlebih dahulu menguasai program dalam membuat notasi

balok, seperti finale atau sibelius maupun encore untuk memudahkan dalam

(24)

73

4. Bagi mahasiswa jurusan seni musik yang ingin menganalisis komposisi

musik baik instrument maupun vocal, sebaiknya memiliki banyak bukku teori

tentang analisis untuk dijadikan bahan refrensi.

5. Bagi mahasiswa yang akan menganalisis kerya musik sebaiknya memiliki

audio dan karya tersebut agar memperudah pengerjaan analisis motif, frase

dan interpretasi dan juga harus mengetahui biografi pencipta karya agar dapat

(25)

74

DAFTAR PUSTAKA

Azari. Asril (2001), Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah, cetakan ke 4, Jakarta: Universitas Trisakti

Bugin, Burgan. 2011. “Metode Penelitian”. Jakarta : Bumi Pustaka

Corazon, CD. 2007. Traditional Musical Instrument Of The Philippines. Nevada : FMAdigest

Djelantik, A.A.M. 2000. Estetika sebuah pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Ginting Imanuel, 1995. Peralatan Tradisional Karo

Hadali, 2006. Metode Penelitian Kependidikan, Padang: Quantum Teaching

Leach, Maria. 2001. The New book of Knowledge. New york : Glolier, Inc

Maryeani, 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara

Ginting Pulumun, 2015. Spiritualitas Upacara Gendang Kematian Masyarakat

Karo Pada Era Globalisasi. Disertasi. Udayana

Sueharto, M.2001. Kamus Musik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Sembiring Irmayanti, 2012. Pembuatan Kulcapi Karya Bapak Fauzi Didesa Hulu

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Kajian Organologi.

Skripsi. Unimed

Bungin, Burhan. 2001. Moetodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Edmurd Prier SJ, Karl. 1993. Sejarah Musik I. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgy.

Edmurd Prier SJ, Karl. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgy.

Linggono Budi. 1993, Bentuk dan Analisis Musik. Jakarta : Mahendra Sempana.

Ginting Pulumun, 1998. Keyboard Elektronik Dalam Tradisi Musik Karo : Kajian

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa ketentuan tersebut telah ditindaklanjuti dengan Keputusan KPU Kabupaten Maluku Tengah, Termohon Nomor 12/KPTS/KPU KAB Tahun 2011 tentang persyaratan jumlah kursi

Menurut Kotter dan Heskett dalam bukunya “Corporate Culture and Performance” bahwa perusahaan dengan budaya yang kuat mampu menghasilkan revenue 4x lebih tinggi, memiliki tenaga

Dari Tabel 5 terlihat bahwa kandungan radionuklida Kalium ( 40 K) pada air maupun sedimen sungai Code semakin ke hilir semakin meningkat dengan kenaikan yang cukup signifikan, yaitu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi asam sitrat, suhu dan waktu terbaik dalam menghasilkan ekstraksi pektin dengan rendemen tinggi.. Kata

Walaupun sebenarnya lebih ekonomis jenis SA-283, namun karena suhu dan tekanan operasi yang digunakan cukup tinggi, sehingga memerlukan tebal plate yang cukup besar, maka tidak

Cjelokupna složena struktura filmova zapravo je nastavak ovoga temeljnoga trika: film se upinje da nam izazove predodžbe kao da su zbivanja kontinuirana premda nisu

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memperkaya bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ekonomi dan bisnis Islam

Pengetahuan Dasar Bermain Gitar Secara Visual merupakan sebuah aplikasi multimedia yang berisi tentang chord / kunci gitar, contoh melodi, dan galeri gitar yang dilengkapi