Oleh:
Rehulina Barus NIM 4123141078
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bangun Purba pada tanggal 23 April 1994. Ayah
bernama Ir. Emat Barus dan Ibu bernama Kissah Saragih, dan merupakan anak
pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 1999 penulis mengawali pendidikan
formal di TK Bina Dharma Kec. Rahuning, kemudian melanjutkan ke jenjang
Sekolah Dasar pada tahun 2000 di SD Bina Dharma Kec. Rahuning dan lulus
tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan ke SMP PGRI 58 Tanjung
Morawa dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah ke
SMA Negeri 5 Medan dan lulus tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur SNMPTN dan lulus
iii
P E N G A R U H M O D E L G R O U P I N V E S T I G A T I O N ( G I ) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
PADA PRAKTIKUM SISTEM EKSKRESI MANUSIA D I K E L A S X I S M A N E G E R I 5 M E D A N
TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Rehulina Barus (NIM. 4123141078)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran group investigation (GI) terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Medan pada tahun pembelajaran 2015/2016 pada praktikum sistem ekskresi manusia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan penyajian data secara deskriptif. Sampel yang digunakan adalah kelas XI MIA5 sebagai kelas eksperimen dan XI MIA6 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran group investigation (GI) sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains siswa dilihat dari 9 keterampilan, yaitu keterampilan membuat pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, mengobservasi,mengklasifikasikan, menerapkan konsep, menafsirkan/interpretasi, dan mengkomunikasikan. Berdasarkan hasil observasi menggunakan rubrik penilaian diperoleh skor keterampilan proses sains siswa yang diajar dengan menggunakan model group investigation lebih tinggi dibandngkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung (84,33 > 67,52). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran group investigasi berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa.
THE EFFECT OF GROUP INVESTIGATION LEARNING MODEL ON SCIENCE PROCESS SKILLS OF STUDENT ON PRACTIKAL WORK
OF HUMAN EXCRETION SYSTEM IN CLASS XI SMA NEGERI 5 MEDAN ACADEMIC YEAR 2015/2016
Rehulina Barus (NIM. 4123141078)
ABSTRACT
This research aims to know the influence of group investigation learning on science process skills of student in class XI MIA SMA Negeri 5 Medan in academic year 2015/2016 on practikal work of human excretion system. This research is an experimental, with presentation data in descriptive type. The Sample used in this research were XI MIA5 as experiment class and XI MIA6 as control class, sampling using is random sampling. The independent variable in this research was group investigation learning model while the dependent variable was science process skills of student. Science process skills showed by 9 skills, these are a skill to make a question, hipotheses, meditate experiment, use the tools and ingredients, observation, classification, apply the concept, then an ability to interpretation and to communicate. The average of observation utilised rubric assessment obtained that score of science process skills with group investigation learning model higher compared to science process skills with direct instruction learning model (84.33 > 67.52). Based on these results concluded that group investigation learning model effect on science process skills of student.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan kasih karunia-Nya yang telah memberi hikmat, kekuatan dan
kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation
(GI) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Praktikum Sistem Ekskresi
Manusia di Kelas XI SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016”,
disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi dari Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Aida
Fitriani Sitompul, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan waktu, bimbingan, saran-saran dan semangat dalam
penulisan skripsi ini, Ibu Dr. Martina Restuati, M.Si, Ibu Endang S. Gultom, S.Si.,
M.Si., Apt, dan Bapak Drs. Lazuardi, M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Riwayati, M.Si sebagai
Dosen Pembimbing Akademik.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Asrin
Lubis, M.pd sebagai Dekan FMIPA Unimed, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd sebagai
Ketua Jurusan Biologi, Ibu Dra. Cicik Suriani, M.Si sebagai Ketua program studi
Pendidikan Biologi, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Harris H. Simamora, M.Si
sebagai Kepala Sekolah, Ibu Santiur M. Simanjuntak, S.Pd sebagai guru biologi,
serta staf pegawai dan seluruh guru di SMA Negeri 5 Medan yang telah
membantu penulis selama mengadakan penelitian.
Ucapan Terima Kasih teristimewa disampaikan kepada Ayahanda Ir. Emat
Barus dan Ibunda Kissah Saragih yang tiada henti memberikan doa, cinta, kasih
sayang, semangat, dan perhatian yang sangat luar biasa kepada penulis dalam
adik tersayang Tedy S. Barus. Kepada teman-teman Kelas A Pendidikan Biologi
yang telah membuat kehidupan perkuliahan lebih berwarna khususnya Dosma,
Yohana, Cheryl, Saudur, Debora, Aprianika dan Suharyanisa. Kepada
teman-teman PPLT SMA Methodist Lubuk Pakam khususnya Vina, Heni, Vero, Tolu,
Desi, Nova, dan Puji, juga teman seperjuangan Hendra, Jesaya dan Doni.
Saudara-saudara penulis di Paduan Suara El Senyor dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam pengembangan dan kemajuan ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2016
Penulis,
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 4
1.3.Pembatasan Masalah 4
1.4.Rumusan Masalah 4
1.5.Tujuan Penelitian 5
1.6.Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Kajian Teoritis 6
2.1.1. Pengertian Keterampilan Proses Sains 6
2.1.2. Perlunya Keterampilan Proses Sains 8
2.1.3. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains 9
2.1.4. Indikator Keterampilan Proses Sains 13
2.1.5. Peranan Guru Mengembangkan Keterampilan Proses Sains 15
2.2. Model Pembelajaran 16
2.3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 17 2.3.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 17 2.3.2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 18 2.3.3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 18 2.3.4. Model-model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 19 2.4. Model Investigasi Kelompok (Group Investigation (GI)) 20 2.4.1. Pengertian Model Investigasi Kelompok (Group Investigation) 20 2.4.2. Langkah-langkah Model Group Investigation (GI) 21
2.5. Model Pembelajaran Langsung 22
BAB III METODE PENELITIAN 25
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 25
3.2. Populasi dan Sampel 25
3.2.1. Populasi 25
3.2.2. Sampel 25
3.3. Variabel Penelitian 25
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 25
3.5. Prosedur Penelitian 26
3.6. Instrumen Pengumpulan Data 27
3.7. Uji Instrumen Penelitan 27
3.8. Teknik Pengumpulan Data 28
3.9. Teknik Analisis Data 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 29
4.1. Deskripsi Data Penelitian
4.1.1. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada 29 Model Group Investigation (GI) di Kelas Eksperimen
4.1.2. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada 31 Model Pembelajaran Langsung di Kelas Kontrol 4.1.3. Data Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Individu pada 32
Model Group Investigation (GI) di Kelas Eksperimen
4.1.4. Data Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Individu pada 33 Model Pembelajaran Langsung di Kelas Kontrol
4.2. Pembahasan 34
4.2.1. Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok 34 4.2.2. Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Individu 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 43
5.1. Kesimpulan 43
5.2. Saran 43
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Diagram Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam 30 Kelompok pada Model Group Investigation (GI)
Gambar 4.2. Diagram Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam 32 Kelompok pada Model Pembelajaran Langsung
Gambar 4.3. Diagram Skor Keterampilan Proses Sains Siswa Secara 32 Individu pada Model Group Investigation (GI)
Gambar 4.4. Diagram Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Secara 33 Individu pada Model Pembelajaran Langsung
Gambar 4.5. Perbandingan Keterampilan Proses Sains Siswa dalam 34 Kelompok
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya 13 Tabel 2.2. Perbandingan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif 19
Tabel 3.1. Desain Penelitian 26
Tabel 4.1.Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada 29 Model Group Investigation (GI)
Tabel 4.2. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada 31 Model Pembelajaran Langsung
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 48
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol 51 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 64
Lampiran 4. Bahan Bacaan Siswa 73
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol 75
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen 85
Lampiran 7. Lembar Observasi 95
Lampiran 8. Rubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains 96
Lampiran 9. Rubrik Penilaian Laporan 106
Lampiran 10. Data Hasil Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Kontrol 108 Lampiran 11. Data Hasil Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Eksperimen 109 Lampiran 12. Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa 110
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya pembelajaran sains khususnya biologi merupakan
pembelajaran yang berorientasi kehidupan yang pelaksanaannya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat. Karakteristik materi biologi adalah
berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses dari gejala-gejala hidup, serta seluk
beluk yang mempengaruhi hidup termasuk interaksinya dengan lingkungan
(Hasruddin, 2009). Siswa yang belajar sains tidak lagi menerima informasi
tentang produk sains, tetapi melakukan proses ilmiah untuk menemukan fakta dan
membangun konsep dan prinsip di bidang biologi. Sehingga dalam
pembelajarannya guru harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung agar siswa mampu mengembangkan proses berfikir ilmiahnya
dan menerapkan teori biologi yang telah dipelajari ke dalam kehidupannya.
Keterampilan proses sains merupakan media untuk mengembangkan
keterampilan berpikir ilmiah seperti keterampilan menganalisis, berpikir kreatif,
proses sains dan logis, serta memecahkan masalah (Hanisa, 2012). Penerapan
keterampilan proses dalam pembelajaran biologi dapat diintegrasi di dalam
kegiatan praktikum siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Hanisa (2012) mengatakan bahwa
kegiatan praktikum atau percobaan sains yang diselenggarakan sekolah menengah
merupakan kegiatan praktikum yang cenderung mendorong siswa untuk tidak
jujur, karena hasil pengamatannya dikendalikan oleh teori/prinsip/konsep yang
sudah diketahuinya. Kelemahan lainnya terletak pada proses kegiatan yang
dilakuakan berdasarkan lembar kerja praktikum yang disajikan secara rinci
memuat prosedur-prosedur baku yang harus dilaksanakan siswa tahap demi tahap.
Petunjuk praktikum yang terlalu rinci ini mengakibatkan kurang merangsang
siswa untuk mengembangkan daya nalarnya untuk merencanakan dan
2
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 5 Medan
melalui wawancara kepada guru mata pelajaran biologi menunjukkan bahwa guru
tidak menerapkan variasi model pembelajaran dalam kegiatan praktikum biologi.
Kegiatan praktikum masih dilakukan berdasarkan lembar kerja praktikum yang
terlalu baku dan rinci. Sehingga siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan
berfikir ilmiahnya dan mengakibatkan siswa menjadi pasif dalam pembelajaran.
Selain itu guru juga hanya melakukan penilaian terhadap kemampuan kognitif
saja, tanpa melakukan penilaian terhadap kemampuan psikomotorik siswa saat
proses pembelajaran. Hal ini juga mendorong siswa untuk tidak terlalu
memperhatikan proses pembelajaran karena siswa hanya termotivasi untuk
memperoleh nilai yang tinggi. Contohnya pada praktikum uji golongan darah,
guru sudah menyediakan alat, bahan, dan panduan prosedur rinci yang harus
dilakukan selama praktikum sehingga siswa hanya tinggal melakukan kegiatan
praktikum sesuai dengan prosedur yang sudah disediakan tanpa harus berpikir
secara ilmiah. Setelah praktikum selesai dilakukan, guru melakukan penilaian
hanya terhadap hasil praktikum yang diperoleh siswa dalam bentuk laporan hasil
praktikum. Sehingga siswa akan berusaha untuk menyelesaikan laporan
praktikum sebaik mungkin dengan tujuan memperoleh nilai maksimal tanpa
memperhatikan proses perolehan selama kegiatan praktikum.
Berdasarkan kondisi diatas, maka perlu diupayakan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa sehingga siswa dapat
mengembangkan keterampilan berpikir dan bersikap ilmiahnya. Menurut Rusman
(2014) pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang
sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir ilmiah dan
kemampuan membantu teman sehingga diharapkan akan berdampak pada
peningkatan keterampilan proses sains siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) merupakan
salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran
pelajaran. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Abas, 2012).
Menurut Slavin (dalam Rusman 2014) pembelajaran kooperatif tipe GI
sangatlah ideal diterapkan dalam pembelajaran biologi (IPA). Dengan topik
materi IPA yang cukup luas dan desain tugas-tugas dan sub-sub topik yang
mengarah kepada kegiatan metode ilmiah, diharapkan siswa dalam kelompoknya
dapat saling memberi kontribusi berdasarkan pengalaman sehari-harinya. Oleh
karena itu model pembelajaran kooperatif tipe GI ini sangat cocok digunakan pada
praktikum sistem ekskresi manusia yang menuntut adanya kegiatan investigasi
(penyelidikan).
Seperti yang diketahui bahwa materi sistem ekskresi merupakan materi
yang sangat berhubungan bagi kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia
beraktivitas dan melakukan metabolisme sehingga dihasilkan zat sisa yang
dikeluarkan melalui proses ekskresi. Contohnya berkeringat, buang air kecil dan
lain sebagainya. Selain itu dalam pembelajaran sistem ekskresi memerlukan
kegiatan-kegiatan penyelidikan terutama pada percobaan praktikum di
laboratorium. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pembelajaran tipe GI
yang menekankan kegiatan investigasi pada praktikum sistem ekskresi manusia
untuk melihat keterampilan proses sains siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
4
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan praktikum yang dilakukan siswa di sekolah masih dikendaikan oleh
teori/prinsip/konsep yang sudah diketahui.
2. Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir ilmiahnya dalam
pembelajaran.
3. Siswa hanya termotivasi untuk memperoleh nilai yang tinggi tanpa memaknai
proses perolehannya dalam kegiatan praktikum.
4. Model pembelajaran yang digunakan pada kegiatan praktikum tidak bervariasi.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka terdapat banyak permasalahan
yang perlu dicari solusinya. Maka ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi
pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation).
2. Keterampilan proses sains siswa yang dilihat hanya 9 keterampilan saja, yaitu:
membuat pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan
alat dan bahan, mengobservasi, menafsirkan/interpretasi, mengklasifikasikan,
menerapkan konsep dan mengkomunikasikan.
3. Materi yang dibelajarkan adalah materi sistem ekskresi manusia yaitu hanya
pada praktikum uji urine di kelas XI MIA.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah diatas, maka
yang menjadi rumusan masalah yang akan diteliti adalah: Apakah ada pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation) terhadap
keterampilan proses sains siswa pada praktikum sistem ekskresi manusia di kelas
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation) terhadap keterampilan
proses sains siswa pada praktikum sistem ekskresi manusia di kelas XI SMA
Negeri 5 Medan tahun pembelajaran 2015/2016.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi, sumbangan
pemikiran dan memperkaya ilmu pengetahuan serta bahan referensi bagi
peneliti selanjutnya.
2. Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan
masukan bagi para guru dalam upaya untuk menciptakan pembelajaran yang
43 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya bahwa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model GI skor
keterampilan proses sains tertinggi adalah keterampilan mengkomunikasikan
yaitu 89,75 dan skor terendahnya adalah keterampilan interpretasi data yaitu 78,57
sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran langsung
skor keterampilan proses sains yang tertinggi adalah keterampilan mengajukan
hipotesis yaitu 80,17 dan keterampilan terendah adalah keterampilan
mengklasifikasikan yaitu 68,96. Skor rata-rata keterampilan proses sains siswa
juga menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran group investigation lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
diajar dengan mengguanakan model pembelajaran langsung (84,33 > 67,52),
terdapat perbedaan sebanyak 19,93 %. Maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan
model pembelajaran group investigation memberikan pengaruh terhadap
keterampilan proses sains siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5 Medan pada
praktikum sistem ekskresi manusia. Hal ini ditunjukkan dari skor keterampilan
proses sains individu maupun kelompok siswa dan skor rata-rata pada kelas
eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol.
1.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi guru sebaiknya menerapkan model pembelajaran karena dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya model pembelajaran group
investigation yang efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran
group investigation dengan materi sistem ekskresi manusia tentunya dapat
45
DAFTAR PUSTAKA
Abas, (2012), Perbandingan Hasil Belajar Model Cooperative Learning Dengan Model Science Technology Society Pada Siswa Kelas X MAN 1 Model Kota Bengkulu, Jurnal Exacta, 1 (10): 11 – 16.
Admin, (2014), Model Pembelajaran Langsung, http://www.informasi-pendidikan.com/2014/01/model-pembelajaran-langsung.html (Diakses tanggal 22 Maret 2016).
Ango, M., (2002), Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context. International Journal of Educology. 16 (1): 11-30.
Arifin, Z. dan Tjetjep Y., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation) Dan Strategi Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa SMK Di Kota Kediri, Nusantara Of Research, 1 (2): 10 – 25.
Atmojo, S. E., (2012), Profil Keterampilan Proses Sains Dan Apresiasi Siswa Terhadap Profesi Pengrajin Tempe Dalam Pembelajaran IPA Berpendekatan Etnosains, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1 (2): 115 – 122.
Aziz, B., Tjiptaning S., Sri A., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Kartu Masalah Pada Pembelajaran Fisika Di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika (JPF), 3 (1): 268.
Budi, L., Sri Y., Tri R., (2013), Pengaruh Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Dan Minat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Dan Sistem Periodik Kelas XI SMAN 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3 (2): 10 – 18.
Davut, H., (2008), The Examination of the Basic Skill Levels of The Students’ in Accordance with the Perceptions of Teachers, Parents and Students. International Journal of Instruction. 1(2): 39-56.
Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta: Jakarta.
Hanisa, D., (2012), Model Kegiatan Laboratorium Berbasis Problem Solving Pada Pembelajaran Gelombang Dan Optik Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa, Jurnal Exacta, 2 (10): 148 – 155.
Hasruddin, (2009), Peran Multi Media Dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 2 (6): 149 – 160.
Ibnu, T., (2014), Mendesin Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, Prenadamedia Group: Jakarta.
Maknun, D., Hertien R., Ahmad M., (2012), Praktikum Ekologi berbasis Proyek: Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium, Jurnal Pendidikan MIPA, 1 (13): 8 – 17.
Noorhaisna, R., (2013), Pengembangan Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pangan untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya, Jurnal Forum Kesehatan, 6 (3): 52 – 61.
Ozqelen, S., (2012), Students Science Skill Within a Cognitve Domain Framework, Journal of Mathematics, Science, & Technology Education, 8 (4): 283 – 292.
Pratiwi, D.A., (2007), Buku Penuntun Biologi SMA untuk Kelas XI Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Rosiani, L., (2011), Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa (Kuas Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan), Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Rusman, (2014), Model – model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi ke II, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Rustaman, N., (2007), Belajar IPA Melalui Keterampilan Proses Sains, http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032-NURYANI_RUSTAMAN/KPS_vs_KG.pdf (Diakses pada 25 Februari 2016).
Saleh, M., (2012), Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistic (PMR), Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, 2 (13): 51 – 59.
Suyanto, (2013), Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, Erlangga: Jakarta.
47
SDN Lamongrejo I Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2009/2010, Jurnal Media Edukasi, 2 (1) : 10 – 16.
Trianto, (2007), Model - Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistis. Tim Prestasi Pustaka: Jakarta.