• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PRAKTIKUM SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI SMA NEGERI 5 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PRAKTIKUM SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI SMA NEGERI 5 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Rehulina Barus NIM 4123141078

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bangun Purba pada tanggal 23 April 1994. Ayah

bernama Ir. Emat Barus dan Ibu bernama Kissah Saragih, dan merupakan anak

pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 1999 penulis mengawali pendidikan

formal di TK Bina Dharma Kec. Rahuning, kemudian melanjutkan ke jenjang

Sekolah Dasar pada tahun 2000 di SD Bina Dharma Kec. Rahuning dan lulus

tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan ke SMP PGRI 58 Tanjung

Morawa dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah ke

SMA Negeri 5 Medan dan lulus tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur SNMPTN dan lulus

(4)

iii

P E N G A R U H M O D E L G R O U P I N V E S T I G A T I O N ( G I ) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PADA PRAKTIKUM SISTEM EKSKRESI MANUSIA D I K E L A S X I S M A N E G E R I 5 M E D A N

TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Rehulina Barus (NIM. 4123141078)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran group investigation (GI) terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Medan pada tahun pembelajaran 2015/2016 pada praktikum sistem ekskresi manusia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan penyajian data secara deskriptif. Sampel yang digunakan adalah kelas XI MIA5 sebagai kelas eksperimen dan XI MIA6 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran group investigation (GI) sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains siswa dilihat dari 9 keterampilan, yaitu keterampilan membuat pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, mengobservasi,mengklasifikasikan, menerapkan konsep, menafsirkan/interpretasi, dan mengkomunikasikan. Berdasarkan hasil observasi menggunakan rubrik penilaian diperoleh skor keterampilan proses sains siswa yang diajar dengan menggunakan model group investigation lebih tinggi dibandngkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung (84,33 > 67,52). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran group investigasi berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa.

(5)

THE EFFECT OF GROUP INVESTIGATION LEARNING MODEL ON SCIENCE PROCESS SKILLS OF STUDENT ON PRACTIKAL WORK

OF HUMAN EXCRETION SYSTEM IN CLASS XI SMA NEGERI 5 MEDAN ACADEMIC YEAR 2015/2016

Rehulina Barus (NIM. 4123141078)

ABSTRACT

This research aims to know the influence of group investigation learning on science process skills of student in class XI MIA SMA Negeri 5 Medan in academic year 2015/2016 on practikal work of human excretion system. This research is an experimental, with presentation data in descriptive type. The Sample used in this research were XI MIA5 as experiment class and XI MIA6 as control class, sampling using is random sampling. The independent variable in this research was group investigation learning model while the dependent variable was science process skills of student. Science process skills showed by 9 skills, these are a skill to make a question, hipotheses, meditate experiment, use the tools and ingredients, observation, classification, apply the concept, then an ability to interpretation and to communicate. The average of observation utilised rubric assessment obtained that score of science process skills with group investigation learning model higher compared to science process skills with direct instruction learning model (84.33 > 67.52). Based on these results concluded that group investigation learning model effect on science process skills of student.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan kasih karunia-Nya yang telah memberi hikmat, kekuatan dan

kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi yang berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation

(GI) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Praktikum Sistem Ekskresi

Manusia di Kelas XI SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016”,

disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi dari Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Aida

Fitriani Sitompul, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan waktu, bimbingan, saran-saran dan semangat dalam

penulisan skripsi ini, Ibu Dr. Martina Restuati, M.Si, Ibu Endang S. Gultom, S.Si.,

M.Si., Apt, dan Bapak Drs. Lazuardi, M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Riwayati, M.Si sebagai

Dosen Pembimbing Akademik.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Asrin

Lubis, M.pd sebagai Dekan FMIPA Unimed, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd sebagai

Ketua Jurusan Biologi, Ibu Dra. Cicik Suriani, M.Si sebagai Ketua program studi

Pendidikan Biologi, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf

Pegawai Jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Harris H. Simamora, M.Si

sebagai Kepala Sekolah, Ibu Santiur M. Simanjuntak, S.Pd sebagai guru biologi,

serta staf pegawai dan seluruh guru di SMA Negeri 5 Medan yang telah

membantu penulis selama mengadakan penelitian.

Ucapan Terima Kasih teristimewa disampaikan kepada Ayahanda Ir. Emat

Barus dan Ibunda Kissah Saragih yang tiada henti memberikan doa, cinta, kasih

sayang, semangat, dan perhatian yang sangat luar biasa kepada penulis dalam

(7)

adik tersayang Tedy S. Barus. Kepada teman-teman Kelas A Pendidikan Biologi

yang telah membuat kehidupan perkuliahan lebih berwarna khususnya Dosma,

Yohana, Cheryl, Saudur, Debora, Aprianika dan Suharyanisa. Kepada

teman-teman PPLT SMA Methodist Lubuk Pakam khususnya Vina, Heni, Vero, Tolu,

Desi, Nova, dan Puji, juga teman seperjuangan Hendra, Jesaya dan Doni.

Saudara-saudara penulis di Paduan Suara El Senyor dan semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam pengembangan dan kemajuan ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2016

Penulis,

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 4

1.3.Pembatasan Masalah 4

1.4.Rumusan Masalah 4

1.5.Tujuan Penelitian 5

1.6.Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Kajian Teoritis 6

2.1.1. Pengertian Keterampilan Proses Sains 6

2.1.2. Perlunya Keterampilan Proses Sains 8

2.1.3. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains 9

2.1.4. Indikator Keterampilan Proses Sains 13

2.1.5. Peranan Guru Mengembangkan Keterampilan Proses Sains 15

2.2. Model Pembelajaran 16

2.3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 17 2.3.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 17 2.3.2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 18 2.3.3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 18 2.3.4. Model-model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 19 2.4. Model Investigasi Kelompok (Group Investigation (GI)) 20 2.4.1. Pengertian Model Investigasi Kelompok (Group Investigation) 20 2.4.2. Langkah-langkah Model Group Investigation (GI) 21

2.5. Model Pembelajaran Langsung 22

(9)

BAB III METODE PENELITIAN 25

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 25

3.2. Populasi dan Sampel 25

3.2.1. Populasi 25

3.2.2. Sampel 25

3.3. Variabel Penelitian 25

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 25

3.5. Prosedur Penelitian 26

3.6. Instrumen Pengumpulan Data 27

3.7. Uji Instrumen Penelitan 27

3.8. Teknik Pengumpulan Data 28

3.9. Teknik Analisis Data 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 29

4.1. Deskripsi Data Penelitian

4.1.1. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada 29 Model Group Investigation (GI) di Kelas Eksperimen

4.1.2. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada 31 Model Pembelajaran Langsung di Kelas Kontrol 4.1.3. Data Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Individu pada 32

Model Group Investigation (GI) di Kelas Eksperimen

4.1.4. Data Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Individu pada 33 Model Pembelajaran Langsung di Kelas Kontrol

4.2. Pembahasan 34

4.2.1. Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok 34 4.2.2. Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Individu 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 43

5.1. Kesimpulan 43

5.2. Saran 43

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. Diagram Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam 30 Kelompok pada Model Group Investigation (GI)

Gambar 4.2. Diagram Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam 32 Kelompok pada Model Pembelajaran Langsung

Gambar 4.3. Diagram Skor Keterampilan Proses Sains Siswa Secara 32 Individu pada Model Group Investigation (GI)

Gambar 4.4. Diagram Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Secara 33 Individu pada Model Pembelajaran Langsung

Gambar 4.5. Perbandingan Keterampilan Proses Sains Siswa dalam 34 Kelompok

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya 13 Tabel 2.2. Perbandingan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif 19

Tabel 3.1. Desain Penelitian 26

Tabel 4.1.Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada 29 Model Group Investigation (GI)

Tabel 4.2. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada 31 Model Pembelajaran Langsung

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 48

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol 51 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 64

Lampiran 4. Bahan Bacaan Siswa 73

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol 75

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen 85

Lampiran 7. Lembar Observasi 95

Lampiran 8. Rubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains 96

Lampiran 9. Rubrik Penilaian Laporan 106

Lampiran 10. Data Hasil Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Kontrol 108 Lampiran 11. Data Hasil Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Eksperimen 109 Lampiran 12. Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa 110

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya pembelajaran sains khususnya biologi merupakan

pembelajaran yang berorientasi kehidupan yang pelaksanaannya sangat

dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat. Karakteristik materi biologi adalah

berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses dari gejala-gejala hidup, serta seluk

beluk yang mempengaruhi hidup termasuk interaksinya dengan lingkungan

(Hasruddin, 2009). Siswa yang belajar sains tidak lagi menerima informasi

tentang produk sains, tetapi melakukan proses ilmiah untuk menemukan fakta dan

membangun konsep dan prinsip di bidang biologi. Sehingga dalam

pembelajarannya guru harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar

secara langsung agar siswa mampu mengembangkan proses berfikir ilmiahnya

dan menerapkan teori biologi yang telah dipelajari ke dalam kehidupannya.

Keterampilan proses sains merupakan media untuk mengembangkan

keterampilan berpikir ilmiah seperti keterampilan menganalisis, berpikir kreatif,

proses sains dan logis, serta memecahkan masalah (Hanisa, 2012). Penerapan

keterampilan proses dalam pembelajaran biologi dapat diintegrasi di dalam

kegiatan praktikum siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Hanisa (2012) mengatakan bahwa

kegiatan praktikum atau percobaan sains yang diselenggarakan sekolah menengah

merupakan kegiatan praktikum yang cenderung mendorong siswa untuk tidak

jujur, karena hasil pengamatannya dikendalikan oleh teori/prinsip/konsep yang

sudah diketahuinya. Kelemahan lainnya terletak pada proses kegiatan yang

dilakuakan berdasarkan lembar kerja praktikum yang disajikan secara rinci

memuat prosedur-prosedur baku yang harus dilaksanakan siswa tahap demi tahap.

Petunjuk praktikum yang terlalu rinci ini mengakibatkan kurang merangsang

siswa untuk mengembangkan daya nalarnya untuk merencanakan dan

(14)

2

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 5 Medan

melalui wawancara kepada guru mata pelajaran biologi menunjukkan bahwa guru

tidak menerapkan variasi model pembelajaran dalam kegiatan praktikum biologi.

Kegiatan praktikum masih dilakukan berdasarkan lembar kerja praktikum yang

terlalu baku dan rinci. Sehingga siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan

berfikir ilmiahnya dan mengakibatkan siswa menjadi pasif dalam pembelajaran.

Selain itu guru juga hanya melakukan penilaian terhadap kemampuan kognitif

saja, tanpa melakukan penilaian terhadap kemampuan psikomotorik siswa saat

proses pembelajaran. Hal ini juga mendorong siswa untuk tidak terlalu

memperhatikan proses pembelajaran karena siswa hanya termotivasi untuk

memperoleh nilai yang tinggi. Contohnya pada praktikum uji golongan darah,

guru sudah menyediakan alat, bahan, dan panduan prosedur rinci yang harus

dilakukan selama praktikum sehingga siswa hanya tinggal melakukan kegiatan

praktikum sesuai dengan prosedur yang sudah disediakan tanpa harus berpikir

secara ilmiah. Setelah praktikum selesai dilakukan, guru melakukan penilaian

hanya terhadap hasil praktikum yang diperoleh siswa dalam bentuk laporan hasil

praktikum. Sehingga siswa akan berusaha untuk menyelesaikan laporan

praktikum sebaik mungkin dengan tujuan memperoleh nilai maksimal tanpa

memperhatikan proses perolehan selama kegiatan praktikum.

Berdasarkan kondisi diatas, maka perlu diupayakan model pembelajaran

yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa sehingga siswa dapat

mengembangkan keterampilan berpikir dan bersikap ilmiahnya. Menurut Rusman

(2014) pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang

sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir ilmiah dan

kemampuan membantu teman sehingga diharapkan akan berdampak pada

peningkatan keterampilan proses sains siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) merupakan

salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran

(15)

pelajaran. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik

dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Abas, 2012).

Menurut Slavin (dalam Rusman 2014) pembelajaran kooperatif tipe GI

sangatlah ideal diterapkan dalam pembelajaran biologi (IPA). Dengan topik

materi IPA yang cukup luas dan desain tugas-tugas dan sub-sub topik yang

mengarah kepada kegiatan metode ilmiah, diharapkan siswa dalam kelompoknya

dapat saling memberi kontribusi berdasarkan pengalaman sehari-harinya. Oleh

karena itu model pembelajaran kooperatif tipe GI ini sangat cocok digunakan pada

praktikum sistem ekskresi manusia yang menuntut adanya kegiatan investigasi

(penyelidikan).

Seperti yang diketahui bahwa materi sistem ekskresi merupakan materi

yang sangat berhubungan bagi kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia

beraktivitas dan melakukan metabolisme sehingga dihasilkan zat sisa yang

dikeluarkan melalui proses ekskresi. Contohnya berkeringat, buang air kecil dan

lain sebagainya. Selain itu dalam pembelajaran sistem ekskresi memerlukan

kegiatan-kegiatan penyelidikan terutama pada percobaan praktikum di

laboratorium. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pembelajaran tipe GI

yang menekankan kegiatan investigasi pada praktikum sistem ekskresi manusia

untuk melihat keterampilan proses sains siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

(16)

4

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan praktikum yang dilakukan siswa di sekolah masih dikendaikan oleh

teori/prinsip/konsep yang sudah diketahui.

2. Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir ilmiahnya dalam

pembelajaran.

3. Siswa hanya termotivasi untuk memperoleh nilai yang tinggi tanpa memaknai

proses perolehannya dalam kegiatan praktikum.

4. Model pembelajaran yang digunakan pada kegiatan praktikum tidak bervariasi.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka terdapat banyak permasalahan

yang perlu dicari solusinya. Maka ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi

pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation).

2. Keterampilan proses sains siswa yang dilihat hanya 9 keterampilan saja, yaitu:

membuat pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan

alat dan bahan, mengobservasi, menafsirkan/interpretasi, mengklasifikasikan,

menerapkan konsep dan mengkomunikasikan.

3. Materi yang dibelajarkan adalah materi sistem ekskresi manusia yaitu hanya

pada praktikum uji urine di kelas XI MIA.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah diatas, maka

yang menjadi rumusan masalah yang akan diteliti adalah: Apakah ada pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation) terhadap

keterampilan proses sains siswa pada praktikum sistem ekskresi manusia di kelas

(17)

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation) terhadap keterampilan

proses sains siswa pada praktikum sistem ekskresi manusia di kelas XI SMA

Negeri 5 Medan tahun pembelajaran 2015/2016.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi, sumbangan

pemikiran dan memperkaya ilmu pengetahuan serta bahan referensi bagi

peneliti selanjutnya.

2. Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan

masukan bagi para guru dalam upaya untuk menciptakan pembelajaran yang

(18)

43 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya bahwa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model GI skor

keterampilan proses sains tertinggi adalah keterampilan mengkomunikasikan

yaitu 89,75 dan skor terendahnya adalah keterampilan interpretasi data yaitu 78,57

sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran langsung

skor keterampilan proses sains yang tertinggi adalah keterampilan mengajukan

hipotesis yaitu 80,17 dan keterampilan terendah adalah keterampilan

mengklasifikasikan yaitu 68,96. Skor rata-rata keterampilan proses sains siswa

juga menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran group investigation lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang

diajar dengan mengguanakan model pembelajaran langsung (84,33 > 67,52),

terdapat perbedaan sebanyak 19,93 %. Maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan

model pembelajaran group investigation memberikan pengaruh terhadap

keterampilan proses sains siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5 Medan pada

praktikum sistem ekskresi manusia. Hal ini ditunjukkan dari skor keterampilan

proses sains individu maupun kelompok siswa dan skor rata-rata pada kelas

eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol.

1.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi guru sebaiknya menerapkan model pembelajaran karena dapat

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya model pembelajaran group

investigation yang efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains

(19)

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran

group investigation dengan materi sistem ekskresi manusia tentunya dapat

(20)

45

DAFTAR PUSTAKA

Abas, (2012), Perbandingan Hasil Belajar Model Cooperative Learning Dengan Model Science Technology Society Pada Siswa Kelas X MAN 1 Model Kota Bengkulu, Jurnal Exacta, 1 (10): 11 – 16.

Admin, (2014), Model Pembelajaran Langsung, http://www.informasi-pendidikan.com/2014/01/model-pembelajaran-langsung.html (Diakses tanggal 22 Maret 2016).

Ango, M., (2002), Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context. International Journal of Educology. 16 (1): 11-30.

Arifin, Z. dan Tjetjep Y., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation) Dan Strategi Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa SMK Di Kota Kediri, Nusantara Of Research, 1 (2): 10 – 25.

Atmojo, S. E., (2012), Profil Keterampilan Proses Sains Dan Apresiasi Siswa Terhadap Profesi Pengrajin Tempe Dalam Pembelajaran IPA Berpendekatan Etnosains, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1 (2): 115 – 122.

Aziz, B., Tjiptaning S., Sri A., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Kartu Masalah Pada Pembelajaran Fisika Di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika (JPF), 3 (1): 268.

Budi, L., Sri Y., Tri R., (2013), Pengaruh Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) Dan Minat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Dan Sistem Periodik Kelas XI SMAN 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3 (2): 10 – 18.

Davut, H., (2008), The Examination of the Basic Skill Levels of The Students’ in Accordance with the Perceptions of Teachers, Parents and Students. International Journal of Instruction. 1(2): 39-56.

Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta: Jakarta.

(21)

Hanisa, D., (2012), Model Kegiatan Laboratorium Berbasis Problem Solving Pada Pembelajaran Gelombang Dan Optik Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa, Jurnal Exacta, 2 (10): 148 – 155.

Hasruddin, (2009), Peran Multi Media Dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 2 (6): 149 – 160.

Ibnu, T., (2014), Mendesin Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, Prenadamedia Group: Jakarta.

Maknun, D., Hertien R., Ahmad M., (2012), Praktikum Ekologi berbasis Proyek: Media Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium, Jurnal Pendidikan MIPA, 1 (13): 8 – 17.

Noorhaisna, R., (2013), Pengembangan Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pangan untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya, Jurnal Forum Kesehatan, 6 (3): 52 – 61.

Ozqelen, S., (2012), Students Science Skill Within a Cognitve Domain Framework, Journal of Mathematics, Science, & Technology Education, 8 (4): 283 – 292.

Pratiwi, D.A., (2007), Buku Penuntun Biologi SMA untuk Kelas XI Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Rosiani, L., (2011), Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa (Kuas Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan), Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Rusman, (2014), Model – model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi ke II, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Rustaman, N., (2007), Belajar IPA Melalui Keterampilan Proses Sains, http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032-NURYANI_RUSTAMAN/KPS_vs_KG.pdf (Diakses pada 25 Februari 2016).

Saleh, M., (2012), Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistic (PMR), Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, 2 (13): 51 – 59.

Suyanto, (2013), Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, Erlangga: Jakarta.

(22)

47

SDN Lamongrejo I Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2009/2010, Jurnal Media Edukasi, 2 (1) : 10 – 16.

Trianto, (2007), Model - Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistis. Tim Prestasi Pustaka: Jakarta.

Gambar

Gambar 4.1. Diagram Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam  Kelompok pada Model Group Investigation (GI)
Tabel 2.1. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya Tabel 2.2. Perbandingan Karakteristik  Model Pembelajaran Kooperatif

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya penelitian ini, harapannya dapat menambah referensi sebagai penelitian riset dalam bidang konsentrasi Public Relations terlebihnya ialah sebagai referensi

Idajani Hadinoto, MS., Apt., selaku pembimbing II Praktek Kerja Profesi Apoteker bidang industri yang telah memberi fasilitas, pelayanan yang baik, dan meluangkan waktu,

Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang

[r]

Khusus Jagung Putih menjadi alternatif makanan pokok pengganti beras di Kabupaten Grobogan dan dari luas total pertanaman jagung sekitar 95.000 ha dan 15-20% adalah

Metode pengendalian persediaan yang sebaiknya diterapkan perusahaan adalah Material Requirement Planning (MRP); mengingat kebergantungan antara kebutuhan bahan baku yang satu

Daerah Kabupaten Nabire terhadap Pegawai Negeri Sipil di.. lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Nabire. dalam penerapan standar jam kerja.

Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2012”, yang disusun sebagai salah