PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP AEK SIPANGOLU
SEBAGAI OBJEK WISATA DI DESA SIMANGULAMPE
KECAMATAN BAKTI RAJA KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
FIRMANDO BANJARNAHOR
NIM. 3113122017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Banjarnahor, Firmando. NIM, 3113122017, Persepsi Masyarakat Terhadap Aek Sipangolu Sebagai Objek Wisata Di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan. Skripsi, Prodi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan. Persepsi tersebut sangat dibutuhkan terutama untuk mengembangkan Aek Sipangolu sebagai destinasi wisata di desa Simangulampe, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara.
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif (qualitative research) dengan pendekatan deskriftif (descriftive approach) yang bertujuan untuk menghimpun informasi dari informan guna pengembangan Aek Sipangolu. Sejalan dengan itu, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi partisipasi (partisipant observer), wawancara (interview) dan dokumentasi foto. Data-data berupa informasi tentang persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu dikumpulkan dari informan kunci (key informant) yakni pemerintah setempat maupun penggerak wisata, serta informan biasa (custom informant) yakni masyarakat di desa Simangulampe.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu sebagai objek wisata dianggap suci dari pengalaman kehidupan masyarakat Desa Siamngulampe. Hal ini karena Aek Sipangolu dapat menyembukan berbagai penyakit, tolak bala, regenerasi, mendapatkan jodoh, dan mendapatkan pekerjaan. (b) kearifan lokal yang terkandung dalam Aek Sipagolu bahwa aek Sipangolu harus dilindungi karena besumber dari batu cadas dan bermuara ke Danau Toba. Mata air Aek Sipangolu hanya bisa dilihat oleh keturunan Raja Sisingamangaraja atau masyarakat yang bermarga Sinambela maupun wisatawan dengan memberikan sesajen, (c) Aek Sipangolu dapat dioptimalkan menjadi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi bila Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan membangunnya yang dipadu dengan objek lain yakni Danau Toba, tersedinya souvenir shop ataupun atraksi wisata lainnya.
KATA PENGANTAR
Hal yang mendasari penulis mengangkat penelitian ini menjadi bagian dari
tugas akhir, didorong oleh realita sosial berupa banyaknya masyarakat ataupun
wisatawan datang berkunjung ke Aek Sipangolu untuk berobat peyembuhan
penyakit dan meminta permohonan seperi tolak bala, regenerasi, mendapatkan
jodoh dan lain sebagainya. Oleh karena itu adapun tujuan penelitian ini dilakukan
adalah terutama untuk: i) Mengetahui bagaimana sejarah Aek Sipangolu, ii)
Mengetahui persepsi masyarakat ataupun wisatawan tentang Aek Sipangolu, dan
iii) Mengetahui latar belakang Aek Sipangolu menjadi salah satu objek wisata.
Segala puji dan syukur atas kasih Bapa dan Yesus Kristus yang tercurah
selalu sehingga pada waktunya skripsi dengan judul “Persepsi Masyarakat
Terhadap Aek Sipangolu Sebagai Okjek Wisata di Desa Simangulampe
Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan” dapat terselesaikan.
Bapa dengan segala cinta dan jalannya yang tak terselami oleh akal pikiran selalu
memberikan kejutan terbaik bagi hidup. Penulis sungguh menyadari tak akan
mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa segala penyertaan-Nya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak akan usai kepada orang
tua penulis Ibu Marietta Magdalena Br. Pandiangan atas segala doa, dukungan,
dan motivasi yang selalu rutin menanyakan perkembangan skripsi setiap hari serta
selalu melarang penulis bersungut-sungut walau didalam kondisi tersulit apapun.
Penulis menyadari bagaimana sakitnya hidup tanpa seucap kata penyertaan dari
membahagiakan selain mengetahui bahwa setiap saat doa seorang Ibu tak akan
pernah habis terucap, dan kata yang tak pernah berubah bahwa surga ada ditelapak
kaki Ibu. Semoga Ibu Marietta Magdalena Pandiangan tetap mengantarkan
penulis ke jalan kesuksesan dan dapat memberikan kebahagiaan kepada keluarga.
Penulis dan Omak Naburju Tetaplah saling merindukan. Semoga Tuhan Yesus
Kristus senantiasa menjaga dan melindungi ibuku tercinta.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang ditulis guna
memenuhi sala satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pandidikan di
Program Studi Pendidikan Antropologi di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan. Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali mendapat
ilmu yang bermanfaat beserta motivasi dan saran-saran yang sangat berguna
dalam perkembangan skripsi penulis. Selain itu penulis juga berharap, dengan
adanya skripsi ini dapat menambah referensi para pembaca secara khusus
Mahasiswa Pendidikan Antropologi dan secara umum bagi kalangan penikmat
Ilmu Sosial. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini
melibatkan banyak pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan beserta jajarannya.
3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
4. Bapak Erond L. Damanik, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak membantu penulis menyelesaikan tugas akhir. Terima kasih
untuk saran-sarannya dan segala koreksi yang sangat detail dan cermat
serta ide juga metode yang inovatif.
5. Bapak Drs. Waston Malau, M.SP selaku dosen pembimbing akademik
sekaligus dosen penguji I yang turut banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen penguji II yang banyak
memberikan saran-saran yang memotivasi penulis dalam penulisan skripsi
ini. Terima kasih selalu memberikan pencerahan dalam banyak kesulitan
yang dialami penulis baik didalam maupun diluar perkuliahan.
7. Ibu Dra. Trisni Andayani, M.Si selaku dosen penguji III atas saran dan
masukan yang bermanfaat untuk perbaikan skripsi ini agar lebih sempurna.
Seluruh dosen-dosen Pendidikan Antropologi yang telah mendidik penulis
dari mulai semester satu sampai pada akhirnya penulis akan menjadi
sarjana.
8. Kepada saudara sedarah penulis adik Albert Banjarnahor, terima kasih
telah menjadi satu-satunya adik dengan segala fase nakal remaja yang
mengiringi ada harapan akan ada tanggung jawab besar untuk
dipercayakan padanya.
9. Kepada Paman penulis Tulang St. Sabar Porman Pandiangan terima kasih
juga telah menjadi satu-satunya Tulang yang tak pernah lelah
kepada Tuhan, mengajarkan bagaimana hidup dan terimakasih atas segala
nasehat dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Semoga Tuhan Yesus senantiasa dan melindungi Tulangku
tercinta.
10.Kepada Nantulang penulis Nantulang Betesda Siahaan S.Pd terima kasih
atas segala doa dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
11.Kepada sepupu Terima Lumban Gaol dan Ferdinan Pandiangan terima
kasih atas segala suportnya yang saling mengingatkan dan saling berbagi
kasih kebahagiaan dan kesedihan selama bersama-sama kuliah di
Universitas Negeri Medan.
12.Kepada semua keluargaku dari Ibu. Inangtua, Amangtua, Inanguda,
Amanguda, Herianto Situmorang terima kasih atas doanya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga Tuhan
memberikan kesehatan dan panjang umur.
13.Kepada Tiurma Alfrida Samosir yang selalu memberikan semangat, dan
dorongan motivasi yang selalu menanyakan kapan penulis seminar
proposal terima kasih atas semua bantuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
14.Kepada seluruh kerabat Mahasiswa Pendidikan Antropologi Unimed
terkhusus buat Luhut Sinaga, Suraman Leo Situmorang, Ateng
Nainggolan, andhini, Lidia, Viktor, Lisna, Agata M, Nova S, terima kasih
Morina Ginting dan Jojor T Nababan terima kasih yang selalu saling
memberi semangat dalam penulisan skripsi ini.
15.Kepada teman-teman PPLT 2014 SMA Negeri 1 Silaen Kabupaten
TOBASA.
16.Kepada informan Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Provinsi
Sumatera Utara Bapak Drs.Elysa Julianus Marbun, Kepala Dinas
Perhubungan dan Parawisata Kabupaten Humbang Hasundutan Bapak
Mangupar Manullang, Sm. Hk, Camat Bakti Raja Bapak Demak, SH, para
tokoh-tokoh adat masyarakat yang ada di Kecamatan Bakti Raja beserta
informan para wisatawan yang terlibat terima kasih atas waktu dan
kontribusi yang amat besar membantu melahirkan skripsi dengan tema Aek
Sipangolu ini.
Penulis juga juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat baik bagi bidang pendidikan, pembangunan sosial budaya dan hal
lainnya bagi seluruh pembaca. Akhirnya penulis mengharapkan saran konstruktif
dari kalangan pembaca demi kesempurnaan skripsi ini dikemudian hari. Selamat
membaca!
Medan, Januari 2016 Penulis
DAFTAR ISI
Hal
Abstrak ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi... vii
Daftar Tabel ... x
Daftar Gambar ... xi
Daftar Lampiran ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 7
A. Kajian Pustaka ... 7
B. Kerangka Teori ... 8
1. Teori Persepsi ... 8
2. Teori Simbol ... 11
C. Kerangka Konseptual ... 14
1. Persepsi ... 14
3. Pariwisata ... 16
4. Kearifan Lokal ... 18
D. Kerangka Berfikir ... 19
BAB III METODE PENELITIAN... 21
A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 21
B. Lokasi Penelitian ... 22
C. Objek dan Subjek Penelitian ... 22
1. Subjek Penelitian ... 22
2. Objek Penelitian ... 23
D. Teknik Pengumpulan Data ... 23
1. Wawancara Mendalam (In-Dept Interview) ... 23
2. Observasi Partisipan ... 24
3. Dokumentasi ... 25
E. Teknik Analisis Data ... 26
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 28
A. Hasil Penelitian... 28
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 28
2. Sejarah Desa Simangulampe ... 39
3. Sejarah Aek Sipangolu... 42
4. Hasil Observasi dan Wawancara ... 43
5. Berbagai Persepsi Wisatawan Terhadap Aek Sipangolu ... 47
a. Penyembuhan Penyakit ... 47
c. Mendapatkan Jodoh ... 51
d. Tolak Bala ... 52
e. Aek Sipangolu Sebagai Objek Wisata ... 54
f. Dampak Aek Sipangolu Sebagai Objek Wisata ... 63
B. Pembahasan Penelitian ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 81
DAFTAR TABEL
Hal
1. Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Bakti Raja…………...29
2. Jumlah Dusun, Luas Wilayah Dan Jumlah Penduduk Tiap Dusun Di Desa mangulampe………....31
3. Luas wilayah menurut penggunaan………..33
4. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin………...35
5. Data penduduk Desa Simangulampe menurut agama………..35
6. Klasifikasi tingkat pendidikan usia anak sekolah………...37
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Kerangka Berfikir………19
2. Aek Sipangolu Tiga Tingkatan………46
3. Ritual Penyembuhan di Aek Sipangolu………48
4. Ritual Pemandian……….49
5. Penulis dan Wisatawan (informan)………..50
6. Wisatawan mengambil air Aek Sipangolu………...51
7. Wisatawan yang mandi di Aek Sipangolu………...53
8. Orang pintar (datu) mendoakan sipemohon (orang sakit)…………...75
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan
meninggalkan tempat semula. Dilakukan dengan suatu perencanaan atau bukan
maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk
menikmati kegiataan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan
yang beraneka ragam (Pendit 1994:34).
Banyak manusia hanya menduga bahwa tempat wisata merupakan tempat
yang mengandung unsur hiburan maupun pemandangan alam yang membuat mata
terhibur oleh keindahan yang ditawarkan. Sekarang banyak sekali wisatawan yang
mengunjungi tempat bersejarah, seperti Aek Sipangolu, masjid raya Al Mashun di
Kota Medan, makam Papan Tinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah, makam Sultan
Iskandar Muda di Aceh, dan mengunjungi makam diberbagai tempat lainnya.
Objek wisata seperti ini tidak terlepas dari persepsi masyarakat bahwa tempat itu
dianggap sakral. Penyebaran nama tempat itu biasanya dilakukan secara lisan,
yakni disebarkan melalui tutur kata dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
Proses seperti ini sering disebut dengan cerita rakyat sehingga suatu objek dapat
tersebar luar ke berbagai daerah seperti aek sipangolu.
Aek Sipangolu berasal dari batu cadas di lereng pegunungan. Asal mula air
diminum langsung sehingga dinamakan sebagai Binanga Bibir (Telaga Bibir) dan
disebut juga Aek Sipangolu Hosa (Air Pelepas Dahaga). Karena daya penyembuh
ajaibnya dinamakan Aek Sipangolu yang menghidupkan (sipangolu) dianggap
dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Aek Sipangolu juga dipercayai
masyarakat dapat memenuhi berbagai permintaan yang salah satunya adalah tolak
bala (menjauhkan diri dari marabahaya). Benda-benda yang merupakan
peninggalan sejarah Aek Sipangolu seperti Batu Tapak Kaki Gajah Putih Raja
Sisingamangaraja XII dan benda ritual berupa tempat sesajen yang pada saat ini
masih digunakan dalam kegiatan upacara ritual pemandian di Aek Sipangolu.
Beberapa persepsi masyarakat terhadap aek sipangolu sampai saat ini
diantaranya, masyarakat masih mempercayai bahwa aek sipangolu dapat
menyembuhkan berbagai penyakit, masyarakat mempercayai bahwa aek
sipangolu dapat menjauhkan diri dari marabahaya (tolak bala) dan masyarakat
bisa meminta permohonan seperti meminta adanya keturunan (regenerasi) dan
meminta permohonan mendapatkan jodoh. Setiap orang yang berkunjung ke aek
sipangolu biasanya membawa sesajen berupa unte pangir (jeruk purut), napuran
(daun sirih), timbaho (rokok) untuk dipersembahkan kepada oppung mula jadi
nabolon atau Raja Sisingamangaraja XII. Tradisi inilah yang dilakukan oleh
setiap orang yang berkunjung ke aek sipangolu.
Dari persepsi masyarakat inilah sehingga aek sipangolu tersebar luas ke
berbagai daerah dan dikunjungi banyak orang. Setiap masyarakat ataupun
wisatawan yang berkunjung di aek sipangolu dapat meminum langsung aek
sipangolu tersebut dan banyak juga mengisi botol minum untuk dibawa pulang
Bakti Raja maupun masyarakat luar yang berkunjung ke aek sipangolu, sehingga
pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan membuat aek sipangolu menjadi
objek wisata. Selain berkunjung ke aek sipangolu masyarakat maupun wisatawan
bisa juga menikmati pemandangan Danau Toba dari pondok-pondok aek
sipangolu yang dibangun pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan,
Penyebaran nama aek sipangolu tersebut menjadi mentradisi
dimasyarakat simangulampe bahwa di aek sipangolu tidak bisa hidup ikan
pora-pora seperti hidup dialiran air yang bermuara ke danau toba dan tidak
sembarangan orang yang bisa melihat batu cadas dimana mata air berasal, mata air
aek sipangolu hanya bisa dilihat oleh keturunan Raja Sisingamangaraja atau
masyarakat yang bermarga Sinambela. Hal ini menjadi sebagaian dari keunggulan
masyarakat setempat yang merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara
terus menerus dijadikan pegangan hidup, meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang
terkandung didalamnya dianggap sangat universal hal inilah yang disebut sebagai
kearifan lokal. Berangkat dari pemaparan latar belakang di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Persepsi Masyarakat Terhadap Aek
Sipangolu Sebagai Objek Wisata di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja
Kabupaten Humbang Hasundutan”
B.Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang, penulis kemudian mengidentifikasi ragam
masalah sebagai berikut :
1. Persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu di Desa Simangulampe
2. Kepercayaan Masyarakat terhadap Aek Sipangolu di Desa Simangulampe.
3. Aek Sipangolu sebagai objek wisata di Desa Simangulampe Kecamatan
Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan.
C.Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dari banyaknya masalah
yang teridentifikasi, maka perlu membatasi masalahnya pada Persepsi
Masyarakat Terhadap Aek Sipangolu di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti
Raja Kabupaten Humbang Hasundutan.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana persepsi Masyarakat terhadap Aek Sipangolu di Desa
Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang
Hasundutan?
2. Apa saja kearifan lokal yang terkandung dalam Aek Sipangolu di Desa
Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang
Hasundutan?
3. Bagaimanakah menata Aek Sipangolu menjadi objek wisata yang
menarik di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten
E.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengatahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap Aek
Sipangolu di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten
Humbang Hasundutan.
2. Untuk mengetahui apa saja kearifan lokal yang terkandung dalam Aek
Sipangolu di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten
Humbang Hasundutan.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah menata Aek Sipangolu menjadi
objek wisata yang menarik di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti
Raja Kabupaten Humbang Hasundutan?
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini terbagi dalam dua bahagian, yakni secara
teoritis dan praktis. Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah memberikan
pengetahuan dan wawasan kepada pembaca tentang persepsi masyarakat terhadap
Aek Sipangolu sebagai objek wisata di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti
Raja Kabupaten Humbang Hasundutan. Dengan demikian, kajian ini akan
memberikan pemahaman teoritis pada kajian Antropologi Parawisata. Secara
praktis, manfaat penelitian ini memberikan signifikansi pada beberapa pihak,
1. Bagi mahasiswa, penelitian ini mampu memberikan informan ilmiah bagi
mahasiswa mengenai persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu sebagai
objek wisata.
2. Bagi masyarakat umum, penelitian ini digunakan untuk memeberikan
gambaran tentang persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu sebagai
objek wisata kepada masyarakat.
3. Bagi peneliti, penelitiaan ini akan memberikan kepuasan tersendiri bagi
peneliti yang selama ini ingin mengetahui bagaimana persepsi masyarakat
terhadap Aek Sipangolu sebagai objek wisata.
4. Bagi Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan, penelitian ini
digunakan untuk memberikan gambaran tentang Aek Sipangolu untuk
membangun supaya bertambah menarik bagi masyarakat maupun
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan
jenis penelitian yang bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan
didukung oleh observasi dan hasil wawancara dengan subjek penelitian yang
memiliki pengetahuan tentang Aek Sipangolu sebagai objek wisata di Desa
Simangulampe, maka peneliti merumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Aek Sipangolu menjadi objek wisata karena tidak terlepas dari persepsi
masyarakat, dimana Aek Sipangolu dalam persepsi masyarakat telah
melahirkan dan menciptakkan peristiwa-peristiwa yang dianggap suci
dari pengalaman kehidupan sehari-hari masyarakat Kecamatan Bakti
Raja atau di Desa Simangulampe terutamanya. Berbagai persepsi
masyarakat terhadap aek Sipangolu dalam peristiwa-peristiwa tersebut,
dimana Aek Sipangolu dapat menyembuhkan berbagai penyakit, tolak
bala (menjauhkan diri dari marah bahaya), regenerasi (mendapatkan
keturunan), dan mendapatkan jodoh. Dalam peristiwa-peristiwa inilah
Aek Sipangolu menjadi dikenal banyak orang sehingga Aek Sipangolu
dijadikan sebagai objek wisata dan dikunjungi banyak orang, baik itu
masyarakat yang tinggal di Kabupaten Humbang Hasundutan maupun
2. Beragam kearifan lokal yang terkandung dalam Aek Sipangolu seperti
dalam aliran air Aek Sipangolu tidap ikan pora-pora tidak bisa hidup
seperti hidup dialiran air Aek Sipangolu yang bermuara ke Danau
Toba, tidak sembarangan orang yang bisa dapat melihat batu cadas
dimana mata air Aek Sipangolu berasal dikarenakan Aek Sipangolu
hanya bisa dilihat oleh keturunan Raja Sisingamangaraja atau
masayarakat yang bermarga Sinambela dan setiap masyarakat atau
wisatawan yang berkunjung ke Aek Sipangolu harus memberikan
sesajen kepada Raja Sisingamangaraja sesajen tersebut berupa satu
buah telur ayam kampung, satu buaj jeruk nipis dan selembar daun
sirih. Hal ini lah yang menjadi kebenaran yang telah mentradisi dan
dijadikan sebagai pegangan hidup setiap masyarakat ataupun
wisatawan yang datang berkunjung ke Aek Sipangolu.
3. Menata Aek Sipangolu menjadi objek wisata yang menarik untuk
dikunjungi para wisatawan dimana objek wisata Aek Sipangolu
berdasarkan pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, objek wisata Aek Sipangolu
mempunyai sesuatu yang menarik untuk dilihat seperti panorama
Danau Toba, selain itu juga Aek Sipangolu mempunyai sesuatu yang
khas untuk dibeli dan mempunyai sesuatu aktivitas yang dapat
dilakukan dalam objek wisata Aek Sipangolu tersebut seperti
B.Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti kemudian merumuskan
beberapa hal yang diharapkan dapat menjadi saran ataupun masukan yaitu:
1. Penting mengetahui sejarah Aek Sipangolu dan kisah sisingamangaraja
membuat Aek Sipangolu ataupun pengalaman-pengalaman orang dulu
terhadap adanya Aek Sipangolu, karena semuanya ini bisa
memperkaya kebudayaan kita sehingga penting untuk membuat suatu
buku sebagai sumber sejarah menurut persepsi masyarakat khususnya
du Desa Simangulampe, supaya masyarakat dalam maupun masyarakat
luar dapat mengetahui dengan jelas bagaimana sejarahnya.
2. Budaya dan tradisi yang telah diajarkan dan diwariskan dari generasi
sebelumnya harus tetap dijaga dan dilestarikan. Panorama alam dan
perairan danau toba harus tetap dijaga kebersihannya, agar tetap
menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini, dan menjadi
pilihan utama wisatawan.
3. Selain masyarakat yang turut melestarikan, pemerintah juga harus turut
campur tangan dalam melindungi peninggalan yang bersejarah yang
berhubungan dengan kebudayaan suatu daerah agar menjadi lebih di
kenal oleh masyarakat luas.
4. Dalam hal ini pemerintah Dinas Perhubungan dan Parawisata
Kabupaten Humbang Hasundutan juga harus turut aktif lagi dalam
mempromosikan objek-objek wisata yang ada di Kecamatan Bakti
wisata dan situs sejarah yang sangat berpotensi dijadikan sebagai
daerah wisata.
5. Dan pemerintah perlu memberikan penyuluhan lagi kepada masyarakat
agar turut berpartisipasi untuk menjaga serta melestarikan objek wisata
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Bustanuddin.
2007 Agama Dalam Kehidupan Manusia PengantarAntropologi Agama. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Satyananda, Dkk
2013 kearifan Lokal Suku Helong Dipulau Semau Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. Yogyakarta : Ombak
Moeliono, Dkk
2007 Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta : Balai Pustaka.
Geertz, Clifford.
1992 Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: KANISIUS.
Husaini, Usman.
2009 Metodologi Penelitiam Sosial.Jakarta : Bumi Aksara.
Jalaluddin.
2005 Komunikasi Antarbudaya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Koentjaraningrat.
1992 Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat.
Kuntjara, Ester.
2006 Penelitian Kebudayaan Sebuah Panduan Praktis. Jakarta : Graha Ilmu.
Kusmayadi.
2006 Statistika Parawisata Deskriptif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Marpaung, Bahar.
2000 Pengantar Ilmu Parawisata. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Pendit, Nyaman S.
1994 Pengantar Ilmu Parawisata. Jakarta : Padnya Paramita.
Poloma, Margareth
Satyananda, I Made.
2013 Kearifan Lokal Suku Heleong di Kabupaten Nusa Tenggara Timur. Bali : Balai Pelestarian Nilai Budaya.
Sifuddin,F.A.
2005 Antropologi Kontemporer. Jakarta : Prenada Media Group.
Soekanto, Soerjono.
2007 Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Spradley,R.
2007 Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana.
Maryaeni.
2005 Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara.
Moleong Lexy, J.
2012 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.
Wafiroh, Nihayatu.
2003 Filsafat, Etika Dan Kearifan Lokal. Jakarta : Globethics.net.
Walgito, Bimo.
2004 Pengantar Psikologi Umum. Yokyakarta : Andi.
Wiradnyana, Ketut.
Sumber Skripsi :
Juliar, Santi.
2015 Persepsi Masyarakat Terhadap Makam Maulana Malik Ibrahim Sebagi Tempat Ziarah Di Desa Mbatu Mbulan I Kecamatan Babussalam. Medan : Universitas Negeri Medan.
Silalahi, suryana.
2013 Persepsi Mengenai Kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Medan : Universitas Negeri Medan.
Sumber lain :
http://www.google.co.id/search?hl=id&source=hp&q=aek+sipangolu&g bv=2&oq=aek+sipangolu&gs_l=heirloom-gobatak.com (diakses 13 Mei 2015)
http://id.wikipedia.org/wiki/Obyek_wisata (diakses pada 13 Mei 2015, pukul 09:17)