• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN REALISTIK SISWA SMP PUTRI CAHAYA MEDAN T.A 2015 / 2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN REALISTIK SISWA SMP PUTRI CAHAYA MEDAN T.A 2015 / 2016."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN REALISTIK SISWA

SMP PUTRI CAHAYA MEDAN T.A 2015 / 2016

Oleh :

Elisa Librana Naibaho NIM. 4121111010

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Elisa Librana Naibaho dilahirkan di Banda Aceh pada tanggal 12 Oktober 1994. Anak dari Orang Tua Bapak D. Naibaho dan Ibu K. Br. Simbolon, dan merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Swasta Santo Thomas IV Medan dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Putri Cahaya Medan dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Swasta Cahaya Medan dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program

(4)

iii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN REALISTIK SISWA

SMP PUTRI CAHAYA MEDAN T.A 2015 / 2016 Elisa Librana Naibaho

( NIM 4121111010 ) ABSTRAK

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa melalui penerapan dari Pendekatan Realistik pada materi kubus dan balok sub bahasan luas permukaan dan volume di kelas VIII SMP Putri Cahaya Medan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-6 SMP Putri Cahaya Medan T.A 2015/2016 yang berjumlah 40 orang. Objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis dab komunikasi matematis siswa dengan menerapkan pendekatan Realistik pada materi kubus dan balok.

Berdasarkan analisis data setelah pemberian tindakan pada siklus I melalui pemberian tes kemampuan berpikir kritis I diperoleh 11 siswa (27,5%) yang telah mencapai ketuntasan belajar (kategori kemampuan minimal sedang) sedangkan untuk kemampuan komunikasi matematis I diperoleh 18 siswa (45%) dari 40 siswa telah mencapai ketuntasan belajar (kategori kemampuan minimal sedang). Pada tindakan II mengalami peningkatan dimana untuk kemampuan berpikir kritis II diperoleh 34 siswa (85%) telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya  70) dan untuk kemampuan komunikasi matematis II diperoleh 35 siswa (87,5%) yang telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya  70). Adapun respon siswa terhadap pendekatan Realistik adalah positif.

Berdasarkan uraian-uraian di atas disimpulkan bahwa penerapan Pendekatan Realistik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII-6 SMP Putri Cahaya Medan T.A 2015/2016.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala kasih dan kuasa-Nya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis untuk bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Negeri Medan. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Melalui Pendekatan Realistik Siswa SMP Putri Cahaya Medan T.A 2015/2016”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran yang membangun mulai dari penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. W.L.Sihombing, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua jurusan, sekertaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Iriana Sianipar selaku Kepala Sekolah SMP Putri Cahaya Medan dan Ibu Elisabeth Gultom, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Putri Cahaya khususnya kelas VIII-6, guru, staf/pegawai, dan siswa-siswi SMP Putri Cahaya Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

(6)

v

abang Jeckson Naibaho, dan kakak Masrona Y. Naibaho beserta suami L. Situmeang yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan secara moril maupun materil kepada penulis selama menjalani pendidikan hingga menyelesaikan skripsi ini. Dan tak terlupakan pula terima kasih kepada ponakan-ponakan lucuku Gabriel Naibaho, Alfa Tio Situmeang, Aprilia Queenza Uli Situmeang dan Meiliana Sihotang yang menjadi penyemangat bagi penulis.

Terima kasih kepada sahabat seperjuangan Veronica, Dara, Levana, dan Jumedi yang selalu setia menemani penulis selama keribetan menyusun skripsi. Terima kasih kepada Eka Nurlia teman se-PS yang selalu mengingatkan dan menyemangati disaat malas melanda. Terima kasih kepada Olyvia D.C. Turnip sahabat yang selalu mendukung dan yang selalu menemani urusan ke sekolah, selalu semangat ya Oliph. Terima kasih juga kepada sahabat D’WYLIPO selama 7 tahun yang meski jarang bertemu namun selalu saling mendoakan Dessy Titien, Novika Elisabeth, Priya Dharsini, Ruminy Manurung dan Widya Frisilia karena doa tulus kalian penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Evalentina Gultom dan kak Christine Lumban Gaol yang selalu setia menjadi teman berbagi cerita dan penat disetiap minggunya. Terima kasih rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Matematika khususnya kelas DIK A 2012, kelas tergokil, dan teman-teman yang lain yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini. Untuk yang tidak dapat disebutkan jangan pada marah ya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini baik dari segi isi dan tata bahasanya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dalam usaha meningkatkan pendidikan dimasa yang akan datang.

Medan, Juni 2016 Penulis,

(7)

vi

2.1.1. Hakikat Belajar Matematika 12

2.1.2. Kemampuan Berpikir Kritis 17

2.1.3. Komunikasi Matematika 23

2.1.4. Pendekatan Realistik 30

2.1.4.1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran 30 2.1.4.2. Mengenal tentang Pendidikan Matematika Realistik 30 2.1.4.3. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Matematika Realistik 33 2.1.4.4. Langkah-langkah dalam Pendidikan Matematika

Realistik (Realistic Mathematics Education) 35 2.1.4.5. Kelebihan dan kekurangan dari Pendidikan Matematika

Realistik 37

2.1.5. Hubungan antara Pendidikan Matematika Realistik dan

Kurikulum 38

(8)

vii

Matematis dengan Pendekatan Realistik 41

2.2. Materi Pelajaran Kubus dan Balok 43

2.2.1. Unsur - Unsur pada Kubus dan Balok 43 2.2.2. Jaring – Jaring Kubus dan Balok 48

2.2.3. Luas Permukaan Kubus dan Balok 49

2.2.4. Volume Kubus dan Balok 50

2.3. Penelitian yang Relevan 50

2.4. Kerangka Konseptual 51

2.5. Hipotesis Penelitian 52

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 53

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 53

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 53

3.3.1. Subjek Penelitian 53

3.3.2. Objek Penelitian 53

3.4. Definisi Operasional 53

3.5. Mekanisme dan Rancangan Prosedur Penelitian 54

3.6. Instrumen Penelitian 58

3.6.1. Tes Kemampuan Awal 58

3.6.2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 58 3.6.3. Tes Kemampuan Komunikasi Matematika 59

3.6.4. Angket Respon Siswa 61

3.6.5. Observasi 62

3.7. Teknis Analisis Data 62

3.7.1. Reduksi Data 62

3.7.2. Analisis Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 62 3.7.3. Analisis Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematika 63 3.7.4. Persentase Ketuntasan Individu dan Klasikal 63

3.7.5. Analisis Hasil Observasi 64

3.7.6. Penarikan Kesimpulan 64

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 66

4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I 66

4.1.1.1. Permasalahan I 66

(9)

viii

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 68

4.1.1.4. Observasi I 72

4.1.1.5. Analisis Data I 76

4.1.1.6. Refleksi I 82

4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus 85

4.1.2.1. Permasalahan II 85

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II 86

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 87

4.1.2.4. Observasi II 92

4.1.2.5. Analisis Data II 95

4.1.2.6. Refleksi II 100

4.2. Respon Siswa 103

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 104

4.4. Rekap Tindakan 108

4.5. Keterbatasan Penelitian 113

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 114

5.2. Saran 115

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Jawaban soal berpikir kritis salah satu siswa kelas VIII-6 4 Gambar 1.2 Beberapa jawaban siswa kelas VIII-6 untuk soal menggambar 5 Gambar 1.3 Beberapa jawaban Tes Kemampuan Komunikasi siswa kelas

VIII-6 6

Gambar 2.1 Matematisasi Horizontal dan Vertikal 34

Gambar 2.2 Balok dan Kubus 43

Gambar 2.3 Kubus ABCD.EFGH 44

Gambar 2.4 Balok PQRS.TUVW 46

Gambar 2.5 Bidang Diagonal BDHF pada Balok ABCD.EFGH 48

Gambar 2.6 Jaring-jaring Kubus 48

Gambar 2.7 Jaring-jaring Balok 49

Gambar 3.1 Mekanisme Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 55 Gambar 4.1 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I 75 Gambar 4.2 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I 76

Gambar 4.3 Grafik Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis pada Siklus I 79 Gambar 4.4 Grafik Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa pada Siklus I 82

Gambar 4.5 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II 94 Gambar 4.6 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II 95 Gambar 4.7 Grafik Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada

Siklus II 97

Gambar 4.8 Grafik Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa pada Siklus II 100

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis 19 Tabel 2.2 Rubrik Penskoran Komunikasi Matematis Siswa 29 Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa 59

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis Siswa 60

Tabel 3.3 Aspek yang Diamati pada Angket Respon Siswa 61 Tabel 3.4 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 62 Tabel 3.5 Kategori Kemampuan Komunikasi Matematika 63

Tabel 3.6 Kriteria Hasil Observasi 64

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Awal

Siswa 66

Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematis

Awal Siswa 67

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I 73 Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I 75 Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menganalisis soal 77 Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Mensitentesis Soal 77 Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menyimpulkan 78 Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Menggambar Siswa pada Tes

Kemampuan Komunikasi Matematis I 80

Tabel 4.9 Tingkat Kemampuan Siswa Merepresentasi pada Tes

Kemampuan Komunikasi Matematis I 80

Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Siswa Menjelaskan pada Tes

Kemampuan Komunikasi Matematis I 81

(12)

xi

Tabel 4.13 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menganalisis pada

Siklus II 96

Tabel 4.14 Tingkat Kemampuan Siswa Mensitentesis pada

Siklus II 96

Tabel 4.15 Tingkat Kemampuan Siswa Menyimpulkan pada

Siklus II 97

Tabel 4.16 Tingkat Kemampuan Menggambar Siswa pada Tes

Kemampuan Komunikasi Matematis II 98 Tabel 4.17 Tingkat Kemampuan Siswa Merepresentasi pada Tes

Kemampuan Komunikasi Matematis II 99 Tabel 4.18 Tingkat Kemampuan Siswa Menjelaskan pada Tes

Kemampuan Komunikasi Matematis II 99 Tabel 4.19 Persentase Respon Siswa terhadap Proses dan

Komponen Pembelajaran 103

Tabel 4.20 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dari Siklus

I ke II 106

Tabel 4.21 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis

(13)

xii Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa IV 161

Lampiran 13 Kisi - kisi Tes Kemampuan Awal Siswa 164 Lampiran 20 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 177 Lampiran 21 Kisi – kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 180 Lampiran 22 Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 181 Lampiran 23 Lembar Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 182 Lampiran 24 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis I 185

(14)

xiii

Lampiran 28 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 192 Lampiran 29 Kisi – kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis II 194 Lampiran 30 Tes Kemampuan Komunikasi Matematis II 195 Lampiran 31 Lembar Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis II 196 Lampiran 32 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Komunikasi

Matematis II 199

Lampiran 33 Kisi - kisi Angket Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran

Menggunakan Pendekatan Realistik 201

Lampiran 34 Angket Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran 202

Lampiran 35 Lembar Observasi Kegiatan Guru 203

Lampiran 36 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 205 Lampiran 37a Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Awal 207 Lampiran 37b Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Awal 209 Lampiran 38a Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 211 Lampiran 38b Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 213

Lampiran 39a Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis I Per-Indikator 215 Lampiran 39b Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I

Per-Indikator 219

Lampiran 40a Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 223

Lampiran 40b Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis II 225 Lampiran 41a Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis II Per-Indikator 227 Lampiran 41b Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I

Per-Indikator 231

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang. Pendidikan juga merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Hal utama yang selalu menjadi sorotan bagi dunia pendidikan khususnya di Indonesia adalah mutu pendidikan, dimana negara

Indonesia selalu tertinggal jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Hal ini didukung oleh pernyataan Wijaya (2012 :1) yang mengungkapkan bahwa :

Dari hasil Programme for International Student Assesment (PISA) Matematika tahun 2009, diperoleh hasil dimana hampir setengah dari siswa Indonesia (yaitu 43,5%) tidak mampu menyelesaikan soal PISA paling sederhana (the most basic PISA task). Sekitar sepertiga siswa Indonesia (yaitu 43,1%) hanya bisa mengerjakan soal jika pertanyaan dari soal kontekstual diberikan secara eksplisist serta semua data yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal diberikan secara tepat. Hanya 0,1% siswa Indonesia yang mampu mengembangkan dan mengerjakan pemodelan matematika yang menuntut keterampilan berpikir dan penalaran.

(16)

2

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Semenjak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), siswa dituntut untuk mampu mengembangkan dan mengekspresikan dirinya sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, bakat, dan minatnya.

Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi) telah disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerja sama.

Selain itu, Cockroft (dalam Abdurrahman, 2012:204) mengemukakan alasan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa, karena :

(1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Matematika sebagai salah satu sarana berpikir ilmiah sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kritis dalam diri peserta didik. Demikian pula matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh peserta didik untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

(17)

3

Pada kenyataannya, di saat pembelajaran berlangsung sering kita temukan, bahwa para siswa sulit untuk menyelesaikan soal-soal khususnya soal bentuk cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang memerlukan penggunaan matematika dan menyusunnya ke dalam sebuah model matematika. Selain itu, permasalahan dalam proses belajar mengajar dewasa ini adalah kecenderungan bahwa para siswa hanya terbiasa menggunakan sebagian kecil saja dari potensi atau kemampuan berpikirnya. Permasalahan ini juga diungkapkan oleh Sanjaya (2008):

Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, oleh karena itu anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Kesulitan yang dihadapi dapat dilihat dari bagaimana cara siswa berpikir secara kritis dalam menyelesaikan soal matematika yang diberikan. Dalam hal ini, siswa mengalami kesulitan dalam tahap analisis. Seperti pada soal : Terdapat 2

(18)

4

Gambar 1.1. Jawaban soal berpikir kritis salah satu siswa kelas VIII-6 Selain itu, aspek komunikasi dalam pembelajaran matematika juga sangat penting, karena komunikasi merupakan bagian yang esensial dari matematika dan pendidikan matematika. Komunikasi dalam matematika merupakan salah satu kemampuan dasar umum yang perlu diupayakan peningkatannya seperti halnya kemampuan dasar umum lainnya, yakni kemampuan penalaran dan kemampuan pemecahan masalah (NCTM, 2000). Komunikasi dalam matematika yang dimaksudkan di sini adalah peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan dimana terjadi penyampaian argumentasi dan penerimaan pesan-pesan matematika di dalam suatu lingkungan kelas. Cara penyampaian atau pengalihan pesan ini dapat dilakukan secara tertulis atau secara lisan.

Dalam hal komunikasi masih terdapat siswa yang kurang dalam memahami wacana matematika, baik membaca bahasa dan simbol serta mengkomunikasikan ide matematika atau sebaliknya membuat model situasi menggunakan metode lisan, tertulis, maupun grafik dan aljabar. Hal ini

(19)

5

Banyak siswa menyelesaikan soal tersebut seperti pada Gambar 1.2, dimana siswa tidak dapat memahami apa yang diketahui pada soal serta sulit untuk mengkomunikasikan ide matematika yang ada serta kebingungan memberikan penjelasan/argumentasinya. Bahkan ada yang hanya mentransformasikan ide matematika kedalam bentuk gambar saja salah.

Gambar 1.2. Beberapa jawaban siswa kelas VIII-6 untuk soal menggambar Selain itu, pada soal : Paman memiliki kebun bunga berbentuk persegi

panjang dengan lebar 2 kali panjangnya. Adapun keliling kebun itu sebesar 72 m. Tentukanlah besar lebar kebun tersebut ?. Beberapa siswa tidak melakukan proses

(20)

6

siswa tidak memiliki kemampuan pemecahan masalah yang benar, guna mempermudah penganalisaan dan representasi soal nantinya sebagai indikator kemampuan komunikasi siswa.

(a)

(b)

Gambar 1.3 Beberapa jawaban Tes Kemampuan Komunikasi siswa kelas VIII-6

Dari pengalaman selama masa PPLT, saya juga melihat masih banyaknya siswa yang sulit menganalisis soal berbentuk cerita. Kebanyakan mereka juga mengatakan sulit mengerjakan soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Mereka sulit menginformasikan apa saja yang diketahui dan ingin dipecahkan dari permasalahan yang ada. Siswa bingung untuk memulai langkah awal dalam menyelesaikan soal.

Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa juga diperoleh peneliti berdasarkan hasil tes kemampuan awal siswa kelas VIII-6

(21)

7

5 orang (12,5 %) yang tuntas dengan kategori berkemampuan sedang dengan nilai rata-rata yang cukup rendah yaitu 35,9375. Sedangkan untuk kemampuan komunikasi siswa jauh lebih baik karena ada 13 siswa (32,5 %) yang tuntas dengan nilai rata-rata kelas 59,875, bahkan terdapat dua orang siswa yang berkemampuan komunikasi matematis dengan kategori sangat tinggi. Jika kita melihat perbedaan persentase kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa maka tingkat kemampuan berpikir kritis siswa sungguh memprihatinkan kita sebagai pendidik.

Pendidikan matematika sangat perlu diberikan kepada semua peserta

didik hal ini bertujuan untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Namun dalam kenyataan yang terjadi di sekolah, masih banyak siswa yang mengalami kegagalan dalam belajar matematika. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya kualitas hasil pembelajaran siswa dalam matematika seperti hasil data yang diperoleh oleh peneliti, yang merupakan indikasi bahwa tujuan yang ditentukan dalam kurikulum matematika belum tercapai secara optimal. Agar tujuan tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan, salah satu caranya adalah dengan melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas.

Dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa. Agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik dan diperoleh hasil pembelajaran yang maksimal guru seharusnya mempunyai strategi dalam melaksanakan pembelajaran. Dimana dalam strategi terdapat beberapa pendekatan, seperti konstruktivis dan realistik. Pendekatan pembelajaran merupakan suatu pedoman mengajar yang sifatnya masih teorits atau konseptual. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

memilih sistem pendekatan belajar mengajar merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.

(22)

8

penelitian terhadap pendekatan matematika realistik menemukan bahwa penalaran, prestasi dan minat belajar matematika siswa lebih baik bila dibandingkan dengan pembelajaran biasa (Hasratuddin, 2010).

Pendekatan Matematika Realistik (PMR) berpandangan bahwa matematika sebagai aktivitas manusia, yang dikembangkan dengan tiga prinsip dasar, yaitu (a) Guided Reinvention and Progressive Mathematization (Penemuan Terbimbing dan Bermatematika secara Progresif; (b) Didactical Phenomenology (Fenomena Pembelajaran; dan (c) Self-developed Models (Pengembangan Model Mandiri) serta memiliki lima karakteristik yaitu: (1) menggunakan masalah

kontekstual, (2) menggunakan model, (3) menggunakan kontribusi siswa, (4) terjadinya interaksi dalam proses pembelajaran, (5) menggunakan berbagai teori belajar yang relevan, saling terkait, dan terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya (Wijaya, 2011 : 21-23). Prinsip dan karakteristik PMR tersebut sangat sesuai dengan tuntutan pembelajaran matematika di sekolah tingkat Dasar dan Menengah berdasarkan kurukulum 2006 atau yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menghendaki pembelajaran yang kontekstual.

Menurut Dhoruri (2010 : 5), dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik guru mengarahkan siswa untuk menggunakan berbagai situasi dan kesempatan untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika dengan caranya sendiri, konsep matematika diharapkan muncul dari proses matematisasi, yaitu dimulai dari penyelesaian yang berkaitan dengan konteks dan secara perlahan siswa mengembangkan alat dan pemahaman matematik ke tingkat yang lebih tinggi. Konteks dalam PMR merujuk pada situasi dimana soal ditempatkan, sedemikian hingga siswa dapat menciptakan aktivitas

matematik dan melatih ataupun menerapkan pengetahuan matematika yang dimilikinya. Konteks dapat pula berupa matematika itu sendiri, sepanjang siswa dapat merasakannya sebagai hal yang riil.

(23)

9

realistik, siswa diharapkan dapat menemukan banyak hal yang menarik dalam pembelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi dalam belajar matematika.

Selain itu, kemampuan awal siswa penting untuk diketahui guru sebelum ia memulai pembelajarannya, sehingga dapat diketahui apakah siswa telah mempunyai pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran dan sejauh mana siswa telah mengetahui materi apa yang akan di sajikan. Dengan mengetahui hal tersebut, guru akan dapat merancang pembelajaran dengan lebih baik.

Untuk itu, melalui pendekatan realistik, peneliti mengharapkan dapat membuat perubahan bagi para siswa SMP khususnya kelas VIII sehingga siswa mampu berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematika yang diberikan serta mampu mengkomunikasikannya dengan baik, sehingga memberikan hasil yang lebih optimal.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Melalui Pendekatan Realistik Siswa SMP Putri Cahaya Medan T.A 2015 / 2016’’.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia khususnya dalam bidang matematika.

2. Proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran masih monoton dan kurang bervariatif, dimana guru masih menjadi pusat pembelajaran (teacher centered learning).

3. Pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran masih

(24)

10

4. Kemampuan matematika siswa masih sangat rendah, seperti kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis tertulis khususnya pada siswa kelas VIII-6 SMP Putri Cahaya masih rendah.

5. Siswa sulit menganalisis informasi dari soal matematika yang berbentuk cerita ke dalam sebuah model matematika.

6. Siswa sulit untuk menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang memerlukan penggunaan ilmu matematika.

1.3. Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini dibuat pembatasan masalah, agar

permasalahan yang diteliti lebih efektif, jelas dan terarah. Pada penelitian ini masalah dibatasi pada peningkatan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis khususnya pada materi penerapan konsep Kubus dan Balok dalam kehidupan nyata melalui pendekatan realistik.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII-6 yang pembelajarannya menggunakan pendekatan realistik ?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII-6 yang pembelajarannya menggunakan pendekatan realistik ?

3. Bagaimana ketuntasan belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik ?

4. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik ?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka penelitian ini bertujuan untuk:

(25)

11

2. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII-6 yang pembelajarannya menggunakan pendekatan realistik.

3. Mengetahui tingkat ketuntasan belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik.

4. Mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa,

a) Siswa dapat berperan aktif dan berpartisipasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mengekspresikan ide mereka.

b) Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa dalam memecahkan masalah Matematika.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan tentang suatu alternatif pembelajaran matematika yang berpusat pada siswa (student centered learning) yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa.

3. Bagi peneliti, untuk mengetahui gambaran peningkatan kemampuan matematika siswa (kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis) yang diajarkan melalui pendekatan realistik.

4. Bagi sekolah, sebagai salah satu alternatif pengajaran untuk meningkatkan cara belajar siswa dalam memecahkan masalah matematika melalui pendekatan realistik.

(26)

114 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan pada Bab IV diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendekatan Realistik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Kubus dan Balok khususnya pokok bahasan Luas Permukaan dan Volume di kelas VIII-6 di SMP Putri Cahaya Medan. Hal ini diketahui berdasarkan hasil tes yang diberikan, dimana pada siklus I terdapat 9 orang

(22,5 %) siswa yang tuntas sesuai KKM (≥ 70) memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis berada dalam kategori minimal “sedang” dengan nilai rata-rata kelas sebesar 60,70 dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan 34 orang atau 85 % memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis berada dalam kategori minimal “sedang” dengan nilai rata-rata kelas menjadi 83,44. Bila dilihat dari nilai rata-rata kelas per-indikator peningkatan yang mendominasi peningkatan indikator lainnya pada kemampuan berpikir kritis adalah indikator “menyimpulkan” yang mengalami peningkatan sebesar 38,75. Sedangkan bila dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang tuntas pada kategori sangat tinggi maka indikator yang mendominasi adalah indikator “mensintesis” mengalami peningkatan sebesar 27,04 pada nilai rata-ratanya dan meningkat dari 1 orang yang tuntas pada kategori sangat tinggi menjadi 35 orang yang tuntas pada kategori sangat tinggi.

2. Pendekatan Realistik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi Kubus dan Balok khususnya pokok bahasan Luas Permukaan dan Volume di kelas VIII-6 di SMP Putri Cahaya Medan. Hal ini diketahui berdasarkan hasil tes yang diberikan, dimana pada siklus I terdapat

(27)

115

minimal “sedang” dengan nilai rata-rata kelas menjadi 83,61. Bila dilihat secara per-indikator peningkatan yang mendominasi peningkatan indikator lainnya pada kemampuan komunikasi adalah indikator “menyimpulkan” yang mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 50 dimana dari tidak adanya siswa yang tuntas meningkat menjadi 25 orang siswa tuntas di kategori sangat tinggi. Sedangkan indikator lainnya seperti indikator “menggambar” mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 12,08 dan indikator “representasi” mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 6,66. pada siklus I meningkat menjadi 35 orang siswa (87,5 %) pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa sudah melebihi target yaitu 80 % sehingga dapat dikategorikan bahwa ketuntasannya adalah baik.

4. Respon siswa terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Realistik adalah positif. Hal ini dilihat dari persentase respon siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I sebesar 88,33 % dan pada siklus II sebesar 92,78 %.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran matematika disarankan untuk menggunakan Pendekatan Realistik sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa.

(28)

116

diperlukan gunakan gambar untuk menarik siswa dan memberikan soal-soal yang menunjukkan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga matematika itu lebih bermakna bagi siswa.

3. Guru berupaya untuk selalu melibatkan siswa untuk lebih aktif dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar.

4. Guru sebaiknya sebelum memulai pembelajaran mengkondisikan siswa dalam keadaan nyaman dan siap untuk belajar, karena kondisi yang nyaman dapat menciptakan suasana yang efektif dan efisien untuk belajar.

5. Kepada siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar, lebih banyak berlatih menyelesaikan soal-soal, khususnya soal-soal penerapan dan lebih berani untuk mengungkapkan ide dan pendapat saat berdiskusi.

(29)

117

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., 2012, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta ,

Rineka Cipta. Memahami Volume Bangun Ruang Sisi Datar,(Online), (http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/article/download/3388/3364, Diakses pada tanggal 05 Januari 2016).

Dhoruri, Atmini, MS, 2010, Makalah PMRI , Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR),(Online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Makalah%20PMRI%202010. pdf, Diakses pada tanggal 19 Agustus 2015).

Dimyati, dan Mudjiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta , Rineka Cipta. Fisher, Alec, 2009, Berpikir Kritis : Suatu Pengantar, Jakarta , Erlangga.

Hariwijaya, 2009, Meningkatkan Kecerdasan Matematika, Yogyakarta, Tugu Publisher.

Haryani, Desti, 2012, Membentuk Siswa Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Matematika,(Online),(http://eprints.uny.ac.id/7512/1/P%20-%2017.pdf, Diakses 16 pada tanggal Desember 2015).

Hasratuddin, 2010, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Smp Melalui

Pendekatan Matematika Realistik,(Online), Department of Master Program on Mathematics Education, Vol.4, No.2, (http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/article/view/317, Diakses pada tanggal 19 Agustus 2015).

(30)

118

Milfayetty, dkk, 2015, Psikologi Pendidikan, Medan , PPs Unimed.

Rusyna, H, Adun, 2014, Keterampilan Berpikir : Pedoman dan Acuan Para Peneliti Keterampilan Berpikir, Yogyakarta, Ombak.

Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran, Jakarta, Prenada Media Group. Shoimin, Aris, 2014, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,

Yogyakarta, Ar-Ruzz Media.

Wijaya, Ariyadi, 2012, Pendidikan Matematika Realistik , Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika, Yogyakarta , Graha Ilmu.

Wirevenska, Ice, 2012, Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan

Gambar

Tabel 4.13
Gambar 1.3 Beberapa jawaban Tes Kemampuan Komunikasi siswa kelas VIII-6

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hasil evaluasi dokumen kualifikasi saudara, perihal Pekerjaan.. Perencanaan Kantor Camat Sebatik , maka dengan ini kami mengundang

Hal ini dikarenakan pengeluaran konsumsi yaitu pengeluaran rutin negara dalam hal ini belanja pegawai yang mencakup gaji dan pensiun, tunjangan serta belanja barang-barang

Nyawanya meninggalkan tubuhnya dengan sebuah senyum khas di wajahnya dan video kamera mengambil gambar wajahnya dari berbagai sudut, sebagai bukti akan dua hal: (i) bahwa ini

Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok

Penerapan model learning cycle pada materi perubahan sifat benda dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Aplikasi System Requirement ini dapat dilihat di http://www.owdizone.web.id Aplikasi berbasiskan web ini menggunakan beberapa software yang sangat populer antara lain PHP, MySQL,