• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN MELALUI MODEL SUPERVISI KLINIS BERBASIS LESSON STUDY DI SMA NEGERI 11 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN MELALUI MODEL SUPERVISI KLINIS BERBASIS LESSON STUDY DI SMA NEGERI 11 MEDAN."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN MELALUI MODEL SUPERVISI KLINIS BERBASIS LESSON STUDY DI SMA NEGERI 11 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan

Oleh : Minnatiani Nim. 8146132049

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRACT

Minnatiani, Improving Teacher’s Competence in Using Instructional Video Media Through Lesson Study-Based Clinical Supervision Model in SMA Negeri 11 Medan.A Thesis, Educational Administration Study Program, Graduate Program of State University of Medan, 2016

This study aims to improve teachers' competence of Socil-Science Teachers in using Instructional Video Media through Lesson-Study Based Clinical Supervision Model in SMA Negeri 11 Medan. The action hypothesis is through the application of lesson study-based of clinical supervision model can improve the competency of social science teachers in using learning video media. This research was conducted in SMA Negeri 11 Medan. The time of the study was two months started from March to May 2016.Subjects in this study was 11 (eleven) High School social science teachersfrom subjects: History, Civics, Economics, Accounting, Geography and Sociology, and one school supervisor. This design of the reseach is a School Action Research (PTS). The Researcher used Kemmis & Mc.TaggartResearch Model that was designed with a cyclic process. This instructional video media were categorized in good or capable level. The Aspect of teacher preparation = 72.73 % (enough); the aspect of student preparation and management of the classroom = 81.82 % (good); the aspects of media presentation = 64.77 % (poor); the aspect of further measures and applications = 77.27 % (enough). The average schore of the teachers’ competence in using instructional video media is 74.15 % (enough) . While the results of the cycle II, it was obtained by 11 teachers (100 %) who used instructional video media were categorizedin Good level (capable). The Aspect of teacher preparation = 88.64 % (good); the aspect of student preparation and management of the classroom = 87.50% (good); the aspects of media presentation = 78.41 % (enough); the aspect further measures and applications = 81.82 % (good). The average scores of teachers’ competencein instructional video media is 84.09 % (good). Thus, the application of lesson study based clinical supervision model can enhance social-science teachers' competence in using instructional video media in SMAN 11 Medan that is proven by the increase score from cycle I to the cycle II.

(6)

ii ABSTRAK

Minnatiani, Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Video Pembelajaran Melalui Model Supervisi Klinis Berbasis Lesson Study Di SMA Negeri 11 Medan. Tesis, Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru rumpun IPS dalam menggunakan media video pembelajaran melalui model supervisi klinis berbasis lesson study di SMA Negeri 11 Medan. Hipotesis tindakan ini adalah melalui penerapan model supervisi klinis berbasis lesson study dapat meningkatkan kemampuan guru IPS dalam menggunakan media video pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 Medan. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah 11 (sebelas) orang guru rumpun IPS SMA dengan mata pelajaran yang terdiri dari Sejarah, PKn, Ekonomi, Akutansi, Geografi dan Sosiologi dan satu orang pengawas sekolah. Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Peneliti menggunakan model penelitian Kemmis & Mc. Taggart yang dirancang dengan proses siklus. Prosedur ini mencakup tahap – tahap : (1) Perencanaan (plan), (2) pelaksanaan (act), (3) pengamatan (observation), (4) refleksi (reflection). Hasil yang dapat diambil yaitu berdasarkan hasil pada siklus I diperoleh 2 orang guru (20%) yang menggunakan media video pembelajaran berkategori kurang mampu, 7 orang guru (60%) yang menggunakan media video pembelajaran berkategori cukup mampu dan 2 (20%) orang guru yang menggunakan media video pembelajaran sudah mencapai kategori baik atau mampu. Aspek persiapan guru = 72,73% (cukup); aspek persiapan siswa dan pengelolaan kelas = 81,82% (baik); aspek penyajian media = 64,77% (kurang); aspek langkah lanjutan dan aplikasi = 77,27% (cukup). Nilai rata – rata kemampuan guru dalam menggunakan media video pembelajaran adalah 74,15 % (cukup). Sedangkan hasil pada siklus II, diperoleh sebesar 11 orang guru (100%) yang menggunakan media video pembelajaran dengan kategori baik (mampu). Aspek persiapan guru = 88,64% (baik); aspek persiapan siswa dan pengelolaan kelas = 87,50% (baik); aspek penyajian media = 78,41% (cukup); aspek langkah lanjutan dan aplikasi = 81,82% (baik). Nilai rata – rata kemampuan guru dalam menggunakan media video pembelajaran adalah 84,09 % (baik). Dengan demikian penerapan supervisi klinis berbasis lesson study dapat meningkatkan kemampuan guru rumpun IPS dalam menggunakan media video pembelajaran di SMA Negeri 11 Medan yang dibuktikan dengan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II.

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

rahmat dan ridho-NYA penulisan tesis dengan judul “Peningkatan Kemampuan

Guru Dalam Menggunakan Media Video Pembelajaran Melalui Model Supervisi

Klinis Berbasis Lesson Study Di SMA Negeri 11 Medan” ini dapat diselesaikan

tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan salam dan shalawat keharibaan

junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan kaum

muslimin.

Tesis ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah,

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan yang telah memberikan bantuan berupa Beasiswa S2

Kepengawasan bagi penulis sehingga dapat menimba ilmu di Universitas

Negeri Medan (UNIMED).

2. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan dan semua

staf pengajar yang telah memberikan fasilitas belajar selama penulis mengikuti

perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

3. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. Selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan (UNIMED).

4. Dr. Saut Purba, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Prof. Dr. Siman, M.Pd.

sebagai Pembimbing II yang telah banyak mencurahkan ilmu dan memberikan

arahan dengan ikhlas dan penuh kesabaran.

5. Dr. Darwin, M. Pd. Selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan PPs

Universitas Negeri Medan (UNIMED) sekaligus sebagai narasumber yang

memberikan masukan untuk dapat menyempurnakan tesis ini.

6. Dr. Sukarman Purba, M.Pd. Selaku Sekretaris Program Studi Administrasi

Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED).

7. Prof. Dr. Paningkat Siburian, M. Pd. sebagai narasumber yang memberikan

(8)

8. Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd sebagai narasumber yang memberikan masukan

untuk dapat menyempurnakan tesis ini.

9. Para Dosen yang telah memberikan ilmu dan nasehat selama penulis

mengikuti perkuliahan di Program Studi AP-Kepengawasan PPs UNIMED.

10.Suami tercinta Irwansyah, S.Pd, M.Pd yang telah banyak memberikan

dukungan do’a, dukungan moril dan spiritual serta material dengan penuh

kasih sayang dan kesabaran, serta buah hati tercinta Malik Akbar Rahmatsyah

dan Siti Nur Rafa.

11.Kedua Orang Tua Penulis yaitu Ayahanda (Alm) Drs. Musa Tawar dan Ibunda

Hj. Ida Laila S.Pd, Kedua Mertua Penulis yaitu Ibunda (Alm) Azimar dan

Ayahanda Afrizal serta seluruh keluarga besarku (kakak serta adikku

tersayang) yang tak bosan-basannya memberikan dukungan dan do’a dengan

segala sikap penuh pengertian dan kasih sayang.

12.Teman – teman Mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan

Konsentrasi Kepengawasan Angkatan 2014

13.Sahabat Penulis yaitu Nurbaiti Panggabean, S.Pd, Halimah, S. Kom, Alfrida

Siregar, S.Pd, Juandi Manulang, S.Pd dan Edi Suranta S,Pd yang telah

memberikan sumbangan pikiran dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan studi dan proposal tesis ini.

14.Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian proposal tesis ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada

semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyusun tesis ini. Akhir kata,

penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya

kemajuan bagi pendidik di SMA Negeri 11 Medan.

Medan, Juni 2016 Penulis

(9)

iii

BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERPIKIR ... 15

A. Kajian Pustaka ... 15

1. Kemampuan Guru Menggunakan Media Video Pembelajaran ... 15

a. Kemampuan Guru ... 15

b. Media Pembelajaran ... 20

c. Video Pembelajaran ... 27

2. Model Supervisi Klinis Berbasis Lesson Study ... 31

a. Supervisi Klinis ... 31

b. Lesson Study ... 38

c. Model Supervisi Klinis Berbasis Lesson Study ... 49

B. Penelitian Relevan ... 56

C. Kerangka Berpikir ... 60

D. Hipotesis Tindakan ... 62

BAB III METODE PENELITIAN ... 63

A. Tempat dan WaktuPenelitian ... 63

B. Subjek Penelitian ... 63

C. Jenis Penelitian... 64

D. Desain Penelitian ... 65

E. Prosedur Tindakan ... 66

F. Defenisi Operasional ... 68

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 69

1. Teknik Pengumpulan Data ... 69

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 70

H. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 74

(10)

iv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 77

A. Hasil Penelitian ... 77

1. Diskripsi Awal Penelitian ... 77

2. Siklus I ... 79

3. Siklus II ... 97

B. Pembahasan... 113

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 118

A. Simpulan ... 118

B. Implikasi ... 119

C. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 121

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Daftar nama subjek Penelitian ... 64

Tabel 3.2 Prosedur tindakan penelitian untuk siklus I ... 66

Tabel 3.3 Kisi – kisi soal observasi awal ... 71 Tabel 3.4. Kisi – kisi lembar observasi

kemampuan guru menggunakan media ... 72

Tabel 3.5 Kisi – kisi instrumen penilaian media video Pembelajaran ... 73

Tabel 3.6 Kisi – kisi observasi terhadap pengawas dalam kegiatan

model supervisi klinis berbasis lesson study ... 73

Tabel 4.1. Hasil angket observasi awal analisis penerapan

media video pembelajaran ... 78

Tabel 4.2. Hasil penilaian observasi terhadap kemampuan guru rumpun IPS dalam menggunkan media video pembelajaran

pada siklus ke –1 . ... 88 Tabel 4.3. Hasil penilaian observasi terhadap media video pembelajaran

guru rumpun IPS pada siklus ke – 1. ... 91 Tabel 4.4. Hasil penilaian observasi pelaksanaan supervisi klinis

berbasis lesson study terhadap pengawas sekolah

pada siklus ke-1. ... 93

Tabel. 4.5. Hasil penilaian proses pelaksanaan kegiatan supervisi klinis

berbasis lesson study pada siklus ke -1 ... 95

Tabel 4.6 Hasil penilaian observasi proses pelaksanaan supervisi klinis berbasis lesson study terhadap pengawas sekolah

(12)

Halaman

Tabel 4.7. Hasil penilaian observasi pelaksanaan supervisi klinis berbasis lesson study terhadap pengawas sekolah

pada siklus II. ... 103

Tabel. 4.8. Hasil penilaian observasi terhadap kemampuan guru rumpun IPS dalam menggunakan media video

pembelajaran pada siklus II. ... 105

Tabel 4.9 Hasil penilaian observasi terhadap media video

pembelajaran guru rumpun IPS pada siklus II. ... 107

Tabel 4.10. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan guru

dalam menggunakan media video pembelajaran penilaian

pada siklus I s.d siklus II ... 110

Tabel 4.11. Peningkatan nilai rata-rata pelaksanaan kegiatan supervisi klinis berbasis lesson study

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Posisi media dalam sistem pembelajaran ... 22

Gambar 2.2. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran ... 23

Gambar 2.3. Daur Lesson Study yang Terorientasi pada Praktik ... 45

Gambar 2.4. Siklus Kajian Pembelajaran dalam Lesson Study ... 45

Gambar 2.5. Peran dan keterkaitan masing-masing komponen l e s s o n s t u d y pada supervisi klinis ... 51

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kemmis &Mc. Taggart ... 65

Gambar 4.1 Presentase penilaian observasi kemampuan guru rumpun IPS dalam menggunakan media video pembelajaran pada siklus I. ... 90

Gambar 4.2 Presentase penilaian observasi terhadap media video pembelajaran guru rumpun IPS pada siklus I. ... 92

Gambar. 4.3. Persentase penilaian observasi pelaksanaan supervisi klinis berbasis lesson study terhadap pengawas sekolah pada siklus ke -1 ... 94

Gambar 4.4. Persentase proses pelaksanaan kegiatan supervisi klinis berbasis lesson study pada siklus – 1. ... 95

Gambar 4.5. Persentase proses pelaksanaan kegiatan supervisi klinis berbasis lesson study pada siklus II ... 102

(14)

Halaman

Gambar 4.7 Presentase penilaian observasi ... kemampuan guru rumpun IPS dalam menggunakan

media video pembelajaran pada siklus II. ... 106

Gambar 4.8 Presentase penilaian observasi terhadap media video pembelajaran guru rumpun IPS

pada siklus II. ... 108

Gambar 4.9. Perbandingan hasil observasi

pada siklus I terhadap siklus II ... 112

Gambar 4.10. Diagram peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan media video pembelajaran pada

(15)

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Angket Analisis Penerapan Media Video Pembelajaran . 124

Lampiran 2 Lembar Observasi Kemampuan Guru Dalam

Menggunakan Media Video Pembelajaran ... 127

Lampiran 3 Instrumen Penilaian Media Video Pembelajaran ... 130

Lampiran 4 Panduan Pelaksanaan Kegiatan Supervisi Klinis Berbasis Lesson Study ... 136

Lampiran 5 Format Observasi Proses Pelaksanaan Kegiatan Supervisi Klinis Berbasis Lesson Study Di SMA N. 11 Medan ... 138

Lampiran 6 Lembar Observasi Pengamat Terhadap Pengawas Sekolah Dalam Melakukan Kegiatan Supervisi Klinis Berbasis Lesson Study ... 143

Lampiran 7 Rencana Kegiatan Penelitian (RKP) ... 144

Lampiran 8 Lembar Observasi Pengamat Guru Model... 147

Lampiran 9 Lembar Observasi Pengamat Peserta Didik ... 149

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu

bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan, bahwa pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa. Oleh karena itu pendidikan diharapkan mampu menghasilkan sumber

daya manusia (SDM) yang berkualitas sehingga dapat mengembangkan segala

potensi yang dimiliki oleh satu bangsa. Pendidikan bertugas mengembangkan

kesadaran dan tanggung jawab setiap warga negara agar menjadi sumber daya

manusia yang siap bersaing di dalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan

global. Pengembangan proses dan kualitas pendidikan diyakini berkaitan dengan

kinerja guru, dimana guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis

dalam pembangunan bidang pendidikan.

Guru adalah satu komponen penting dalam Proses Belajar Mengajar

(PBM), yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia

sebagai generasi bangsa yang potensial dibidang pembangunan. Guru

merupakan pemimpin dan manajer yang memiliki kemampuan khusus untuk

melayani masyarakat dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Hal ini didukung

dengan pendapat Uno (2008:15) yang menyatakan bahwa guru merupakan suatu

profesi, dimana suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru

(17)

2

Makanya dituntutlah seorang guru yang profesional. Pada Undang – undang No.

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa guru

adalah pendidik yang profesional dengan tugas utamanya : mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah. Dalam hal ini sangatlah jelas bentuk tuntutan profesional

seorang guru yang akan meningkatkan kinerja yang dimilikinya. Oleh sebab itu

Undang – undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 4 juga

menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk

meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya

dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu diantaranya

adalah kompetensi guru.

Berbicara kompetensi guru, tidak terlepas dari peraturan yang

menaunginya. Hal itu diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik

dan Kompetensi Guru. Permendiknas tersebut menegaskan bahwa setiap guru

wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang

berlaku secara nasional. Kompetansi guru meliputi kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial dan profesional. Indikator kompetensi pedagogik untuk guru

mata pelajaran meliputi : (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek

fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; (b) menguasai

teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik; (c) mengembangkan

kurikulum; (d) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; (e)

(18)

3

pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimiliki; (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

siswa; (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (i)

memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk pembelajaran; (j) melakukan

tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Dari indikator kompetensi pedagogik guru yang berkenaan dengan

memanfaatkan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk kepentingan

pembelajaran adalah suatu hal yang penting bagi guru itu sendiri, apalagi di era

globalisasi dan teknologi saat ini. Guru harus senantiasa mampu menyerap dan

selalu memperbaharui diri untuk mampu membuat skenario pembelajaran yang

interaktif, menarik, efektif, dan efisien bagi peserta didik agar terwujud proses

pembelajaran yang berkualitas.

Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem, yang di dalamnya

terdapat berbagai komponen pengajaran yang saling berintegrasi untuk mencapai

tujuan. Oleh sebab itu, peran guru sangat besar dalam usaha penyelenggaraan

proses belajar mengajar. Untuk mencapai hasil yang optimal, semua komponen

dalam proses belajar mengajar tersebut tidak boleh diabaikan. Salah satu

komponen tersebut adalah penggunaan media dalam pengajaran, yang saling

berkaitan dengan komponen lainnya dalam mencapai tujuan pengajaran.

Penggunaan media memungkinkan pelajar untuk belajar lebih baik dan dapat

meningkatkan performan, sikap ilmiah, hasil belajar dan daya ingat mereka

sesuai dengan tujuan yang dicapai. Dalam proses pembelajaran kehadiran media

mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut

(19)

4

media sebagai perantara. Selain itu, faktor retensi atau lekatnya konsep dalam

ingatan dapat dijadikan indikator bermutunya pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dan

tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran dalam semua program

dan jenjang, sehingga keterampilan untuk mengembangkan dan memanfaatkan

media pembelajaran amat dibutuhkan oleh seorang guru yang profesional.

Seorang guru profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai materi

pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didiknya, akan tetapi juga

harus mampu mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran agar

pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar

dan indikator yang akan dicapai. Menurut Hosnan (2014 : 111) media

pembelajaran dalam pendidikan merupakan suatu sarana atau bentuk komunikasi

nonpersonal (bukan manusia) yang dijadikan wadah dari informasi pelajaran

yang akan disampaikan kepada peserta didik yang dapat menarik minat serta

perhatian, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Hamalik (1986) dalam Azhar (2014 : 19 ) mengatakan pemakaian

media dalam pembelajaran banyak memberikan manfaat pada proses

pembelajaran. Dilihat dari manfaatnya, pemakaian media pembelajaran dalam

proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa

pengaruh – pengaruh psikologis terhadap siswa. Media berperan sebagai alat dan

sumber belajar bagi siswa.

Perkembangan dan kemajuan tehnologi komputer dalam bidang

(20)

5

Dengan komputer dapat disajikan media pembelajaran yang memuat materi

pembelajaran secara tekstual, audio maupun visual. Salah satu perangkat lunak

yang mendukung dalam penggunaan media pembelajaran adalah video

pembelajaran. Menurut Arsyad (2014 : 162 - 163) mengemukakan, video

merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang membentuk satu

kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan – pesan di dalamnya

untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses

penyimpanan pada media pita atau disk. Media video pembelajaran dapat

digolongkan ke dalam jenis media audio visual aids (AVA), yaitu jenis media

yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa

dilihat. Pembuatan video pembelajaran dapat menggunakan program Movie

Maker dan whiteboard animation. Dimana dalam program movie maker dan

whiteboard animation pengguna dapat menggunakan kata, gambar, warna,

suara, video dan special effect untuk lebih memaksimalkan pesan/gagasan yang

ingin disampaikan.

Teknologi sebagai media pendidikan telah lama dimanfaatkan di

negara - negara maju, misalnya : teknologi elektronika seperti halnya radio,

film, video, televisi, video kaset, media TIK yang mulai banyak tersedia di

pasaran adalah CD/kaset audio, VCD, dan internet dalam pembelajaran

secara terprogram. Oleh sebab itu, seorang guru yang profesioanal harus bisa

memanfaatkan TIK khususnya memanfaatkan media video dalam proses

pembelajaran. Dengan mengoptimalkan media video, diharapkan pembelajaran

jadi lebih bermakna, menyenangkan, meningkatkan motivasi siswa,

(21)

6

dipergunakan. Pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian dari Farida Tri Surya

K, Inna Prihartini dan Singgih Prihadi (2013:9) di SMP N 20 Surakarta yang

mengatakan bahwa adanya video dapat menarik perhatian siswa untuk

mengikuti pembelajaran dan dapat mempermudah pemahaman materi yang

bersifat abstrak. Secara keseluruhan siswa antusias dalam kegiatan

pembelajaran. Siswa yang satu dengan yang lainnya saling berdiskusi serta

menjawab pertanyaan guru dengan benar.

Survei awal terhadap guru - guru di SMA Negeri 11 Medan

menunjukkan bahwa ternyata kebanyakan guru disekolah tersebut ketika

mengajar masih menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru (Teacher

centered learning) dimana guru mengajar dengan menggunakan metode

ceramah, dikhawatirkan apabila guru terus menggunakan pendekatan dan

metode tersebut siswa cenderung cepat bosan saat mengikuti proses

pembelajaran, padahal SMA Negeri 11 Medan yang berakreditasi A sudah

menyediakan sarana dan prasarana penunjang dalam proses pembelajaran yang

lengkap seperti tersedianya aliran listrik, LCD proyektor, komputer dan laptop.

Seharusnya guru – guru harus mampu memanfaatkan dan menggunakan fasilitas

yang telah disediakan oleh sekolah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian di

SMA Batik 1 Surakarta yang dilakukan oleh Itanur Fitriana, Sri Mulyani, Bakti

Mulyani (2014: 88) mengatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan masih

berpusat pada guru (teacher centered learning) sehingga akibatnya siswa hanya

memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak dilatih untuk menemukan

(22)

7

Fenomena di lapangan juga menunjukkan bahwa guru lebih

disibukkan oleh sisi – sisi pemenuhan administrasi sekolah serta administrasi

persiapan mengajar tanpa mempertimbangkan dan mempersiapkan aspek –

aspek lain dalam menunjang kualitas pengajaran di dalam kelas, sehingga tidak

terpikirkan oleh guru untuk membekali dirinya dengan kemampuan dalam

menggunakan media video pembelajaran ketika proses belajar mengajar

berlangsung serta kurangnya antusias atau kesadaran yang tinggi dari guru

tersebut untuk menggunakan video pembelajaran ketika proses belajar mengajar

di kelas.

Adapun hasil pengamatan peneliti selama ini dan didukung oleh hasil

angket yang disebarkan kepada guru – guru SMA Negeri 11 Medan, yang

diwakili oleh guru rumpun IPA, IPS dan IPB dengan masing – masing rumpun

berjumlah 11 orang yang memperlihatkan nilai kemampuan guru dalam

menerapkan media video pembelajaran hasilnya sebagai berikut: (1) guru

rumpun IPA bernilai 55% (2) guru rumpun IPB bernilai 50%, dan (3) guru

rumpun IPS bernilai 38,31%. Dari hasil tersebut terlihat bahwa guru rumpun

IPS lebih rendah kemampuannya dalam menggunakan media video

pembelajaran jika dibandingkan dengan guru rumpun yang lainnya. Sehingga

guru rumpun IPS perlu untuk ditingkatkan kemampuannya dalam menggunakan

media video pembelajaran.

Rendahnya hasil penilaian dari data survei awal untuk melihat

kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran disebabkan karena

kurangnya pemahaman guru tentang penggunaan atau pemanfaatan media

(23)

8

dengan guru rumpun IPS secara khusus menunjukan bahwa pembelajaran

selama ini dilakukan dengan cara metode ceramah dan menunjukkan gambar –

gambar yang ada dalam buku teks serta menggunakan media power point

sebagai media pembelajaran. Sehingga terkadang proses belajar mengajar

menjadi kurang efektif, siswa merasa kesulitan ketika memahami suatu materi

dan materi yang mereka sampaikan akan cepat terlupakan oleh siswa. Arsyad

(2014 : 13) berpendapat agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan

baik, sebaiknya penerima pesan (siswa) diajak untuk memanfaatkan semua alat

indranya. Pelibatan berbagai organ tubuh mulai telinga (audio), mata (visual),

dan tangan (kinetik) membuat informasi lebih mudah dimengerti.

Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas, maka diperlukan

perbaikan – perbaikan proses pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi

dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat lebih mudah

memahaminya dan meningkatkan hasil belajar. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan adalah dengan penggunaan media video pembelajaran. Melalui media

video pembelajaran diharapkan akan membantu guru dalam menyampaikan

materi pelajaran atau menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan,

menarik, mudah dimengerti dan jelas sehingga pembelajaran bisa lebih menarik

dan efektif terlebih lagi dapat mendorong siswa lebih mudah dalam memahami

konsep – konsep pembelajaran.

Adanya permasalahan tersebut, terutama masalah ketidakefektifan

penggunaan video pembelajaran sebagai salah satu media pembelajaran

disebabkan antara lain karena masih kurangnya pelatihan dan pembinaan para

(24)

9

mengembangkan media pembelajaran khususnya pada media video

pembelajaran.

Pendapat beberapa ahli mengatakan terdapat berbagai macam model

pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan kompetensi atau kemampuan

guru, diantaranya yakni : (1) Diniyah Putri (2014:76) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan

kemampuan guru dalam pembelajaran aktif. (2) Sahertian (2010: 21 - 24)

menyatakan bahwa supervisi dapat meningkatkan keterampilan guru dimana

salah satu fungsi supervisi adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan

kepada setiap anggota staf, yang dalam hal ini anggota yang dimaksud adalah

termasuk guru. (3) Ibrohim (2010:4) menyatakan bahwa lesson study dapat

meningkatkan kompetensi guru melalui pengkajian pembelajaran secara

kolaboratif dan berkelanjutan. (4) Sagala (2012:195) menyatakan bahwa

supervisi klinis merupakan suatu proses bimbingan bertujuan untuk membantu

pengembangan profesional guru dalam penampilan mengajar.

Pelaksanaan lesson study meliputi tiga tahap yaitu: perencanaan (plan)

pelaksanaan (do), dan refleksi (see) menurut Saito dan Mulyana (Ibrohim,

2010:10). Sementara kegiatan supervisi pendidikan model supervisi klinis

juga pada umumnya memiliki tahapan yang hampir serupa. Apabila ditinjau

dari tujuan dan sasaran supervisi pendidikan maka penerapan lesson study dalam

kegiatan supervisi pendidikan khususnya supervisi klinis memungkinkan untuk

dilaksanakan. Sejalan dengan pendapat Nizaruddin (2010:112) tentang tujuan

supervisi klinis berbasis lesson study, maka diambil beberapa alasan pemilihan

(25)

10

guru antara lain : (1) Supervisi klinis berbasis lesson study merupakan suatu cara

efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru

dan siswa; (2) Supervisi klinis berbasis lesson study yang didesain dengan baik

akan menghasilkan guru yang profesional dan inovatif. Supervisi klinis berbasis

lesson study merupakan pembinaan guru yang bertujuan untuk memperbaiki

kelemahan guru dalam mengajar. Dalam kegiatan supervisi klinis berbasis

lesson study, sejumlah guru secara bersama – sama akan meningkatkan

kompetensi mereka dengan belajar dari, tentang, dan untuk pembelajaran yang

lebih baik.

Penelitian tindakan ini dibatasi hanya kepada peningkatan

kemampuan guru khususnya guru rumpun IPS dalam menggunakan media video

pembelajaran melalui model supervisi klinis berbasis lesson study. Karena

model supervisi klinis berbasis lesson study merupakan sebuah proses

pengembangan kompetensi keprofesionalan guru secara sitematis yang bertujuan

untuk menjadikan proses pembelajaran yang lebih baik dan efektif. Model

supervisi klinis berbasis lesson study juga sebagai proses pengkajian

pembelajaran dimana guru sadar bahwa keterampilan guru dalam proses belajar

mengajar harus ditingkatkan sehingga hasil belajar siswa juga dapat meningkat.

Model supervisi klinis yang berbasis lesson study dilakukan secara

kolaboratif oleh guru – guru bersama pengawas sekolah untuk menemukan,

mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang mereka temukan dalam

pembelajaran. Kelebihan supervisi klinis berbasis lesson study adalah

berorientasi pada siswa, bekerja sebagai tim, mengembangkan teknik mengajar.

(26)

11

guru yaitu merencanakan tujuan pembelajaran dan materi pokok; mengkaji dan

mengembangkan pembelajaran; memperdalam pengetahuan yang diajarkan;

memikirkan tujuan jangka panjang siswa; memperdalam pengetahuan yang

diajarkan; merancang pembelajaran kolaboratif; mengkaji proses belajar,

perilaku dan hasil belajar siswa dan mengembangkan pedogogis. Manfaat

supervisi klinis berbasis lesson study diantaranya memicu munculnya motivasi

untuk mengembangkan diri, melatih pendidik “melihat” peserta didik,

menjadikan penelitian sebagai bagian integral pendidikan, penyebaran inovasi

dan pendekatan baru, menempatkan para pendidik pada posisi terhormat.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa guru – guru di SMA Negeri 11

Medan belum pernah melakukan pengkajian pembelajaran atau pembinaan guru

oleh pengawas melalui model supervisi klinis berbasis lesson study. Ini

mengindikasikan bahwa guru – guru di SMA Negeri 11 Medan belum

mengetahui manfaat pelaksanaan dari supervisi klinis berbasis lesson study bagi

guru sehingga dalam kegiatan belajar mengajar guru belum melakukan

kolaborasi bersama guru lain yang disertai dengan kehadiran pengawas sekolah

untuk membantu memperbaiki praktek pengajaran di kelas.

Oleh karena itu, dari pemaparan tersebut maka perlu dilakukan

penelitian yang berkenan dengan penggunaan media video pembelajaran melalui

supervisi klinis berbasis lesson study. Dengan judul “Peningkatan Kemampuan

Guru Dalam Menggunakan Media Video Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis

(27)

12

B. Identifikasi Masalah

Adanya masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai

berikut : (1) guru belum memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya

menggunakan media video dalam proses pembelajaran; (2) guru belum mampu

memanfaatkan tehnologi pembelajaran; (3) guru masih menggunakan

pendekatan yang berpusat pada guru atau teacher centered learning dan

menggunakan metode ceramah; (4) kemampuan guru dalam menggunakan

media video pembelajaran masih rendah.

Selain terdapatnya masalah yang dialami guru, terdapat pula beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan guru, antara lain: (1)

melalui worhshop; (2) supervisi pendidikan; (3) lesson study; (4) supervisi

klinis dan (5) model supervisi klinis berbasis lesson study.

C. Pembatasan Masalah

Terdapat berbagai macam model pembinaan atau pelatihan yang dapat

digunakan untuk meningkatan kemampuan guru dalam menggunakan media

video pembelajaran, namun tindakan pada penelitian ini difokuskan pada

kegiatan supervisi klinis berbasis lesson study karena kegiatan lesson study yang

hampir menyerupai proses supervisi klinis diprediksi dapat meningkatkan

kemampuan guru dalam menggunakan media video pembelajaran. Supervisi

klinis berbasis lesson study akan dilaksanakan terhadap guru – guru di SMA

(28)

13

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut “Apakah penerapan model supervisi klinis

berbasis lesson study dapat meningkatkan kemampuan guru rumpun IPS dalam

menggunakan media video pembelajaran pada SMA Negeri 11 Medan?”

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk meningkatkan kemampuan guru rumpun IPS dalam menggunakan

video pembelajaran melalui model supervisi klinis berbasis lesson study.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang keefektifan supervisi

klinis berbasis lesson study dalam meningkatkan kemampuan guru

dalam menggunakan media video pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih

lanjut dalam rangka pengembangan penelitian.

2) Manfaat Praktis

a. Bagi guru, sebagai sumbangan pemikiran guru – guru dalam

menggunakan media video pembelajaran untuk meningkatkan

(29)

14

b. Bagi pengawas, menambah pengetahuan tentang penggunaan

media video pembelajaran para guru binaannya.

c. Bagi kepala sekolah, menjadi bahan evaluasi penilaian bagi guru

dalam menggunakan media pembelajaran.

d. Bagi siswa meningkatkan gairah dan prestasi belajar.

e. Bagi peneliti, dapat menggunakan penelitian ini sebagai rujukan

dalam melakukan penelitian lanjutan yang relevan di kemudian

(30)

118 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diambil berasarkan hasil penelitian yang telah

diperoleh yaitu berdasarkan hasil pada siklus I, diperoleh 2 orang guru (20%)

yang menggunakan media video pembelajaran berkategori kurang mampu, 7

orang guru (60%) yang menggunakan media video pembelajaran berkategori

cukup mampu dan 2 (20%) orang guru yang menggunakan media video

pembelajaran sudah mencapai kategori baik atau mampu. Aspek persiapan guru =

72,73% (cukup); aspek persiapan siswa dan pengelolaan kelas = 81,82% (baik);

aspek penyajian media = 64,77% (kurang); aspek langkah lanjutan dan aplikasi =

77,27% (cukup). Nilai rata – rata kemampuan guru dalam menggunakan media video pembelajaran adalah 74,15 % (cukup). Sedangkan hasil pada siklus II,

diperoleh sebesar 11 orang guru (100%) yang menggunakan media video

pembelajaran dengan kategori baik. Aspek persiapan guru = 88,64% (baik); aspek

persiapan siswa dan pengelolaan kelas = 87,50% (baik); aspek penyajian media =

78,41% (cukup); aspek langkah lanjutan dan aplikasi = 81,82% (baik). Nilai rata – rata kemampuan guru dalam menggunakan media video pembelajaran adalah

84,09 % (baik).

Dengan demikian penerapan supervisi klinis berbasis lesson study dapat

meningkatkan kemampuan guru rumpun IPS dalam menggunakan media video

pembelajaran di SMA Negeri 11 Medan yang dibuktikan dengan adanya

(31)

119

B. Implikasi

Adapun implikasi yang dapat diuraikan mengenai penggunaan media

video pembelajaran melalui supervisi klinis berbasis lesson study adalah sebagai

berikut :

1. Jika guru menggunakan media video pembelajaran dalam proses belajar

mengajar maka pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik dan

bervariasi, guru perlu membiasakan diri menggunakan media video

pembelajaran sebagai salah satu alternatif media pembelajaran.

2. Supervisi klinis berbasis lesson study dapat menjadi salah satu alternatif

dalam upaya peningkatan kemampuan guru dan pembinaan guru agar menjadi

lebih kompeten dan profesional sehingga akan terjadi peningkatan kualitas

pembelajaran.

3. Pengawas sekolah dapat membentuk kelompok supervisi klinis berbasis

lesson study di sekolah untuk membantu guru – guru dalam memperbaiki praktek pengajaran mereka dan agar mengetahui perspektif orang lain tentang

pembelajaran yang mereka lakukan.

4. Supervisi klinis berbasis lesson study akan berdampak baik dalam

meningkatkan kemampuan guru khususnya menggunakan media video

pembelajaran dan jika perlu pengawas sekolah dapat menyelenggarakan

(32)

120

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti

menyarankan:

1. Guru disarankan agar dapat menggunakan media video pembelajaran dalam

pembelajaran di kelas.

2. Kepala sekolah disarankan bisa memfasilitasi media pembelajaran khususnya

media video pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru di sekolah dalam

menunjang keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaan di

kelas secara lebih optimal.

3. Pengawas sekolah sebaiknya dapat terus mengembangkan supervisi klinis

berbasis lesson study di sekolah dan melakukan supervisi klinis berbasis

lesson study secara rutin dalam membina para guru terutama dalam

menggunakan media video pembelajaran.

4. Kepada peneliti lain agar hasil penelitian tentang supervisi klinis berbasis

lesson study ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan refrensi untuk

Gambar

Tabel 4.7. Hasil penilaian observasi pelaksanaan supervisi klinis
Gambar  4.7  Presentase penilaian observasi  ........................................

Referensi

Dokumen terkait

Dari data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tidore Kepulauan diketahui bahwa jumlah te naga per awat di instalasi rawat inap yang merupakan obje k

Dalam hal anjuran tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf a ditolak oleh salah satu pihak atau para pihak, maka para pihak atau salah satu pihak dapat

Untuk mengetahui keefektifisan penggunaan permainan kartu domino untuk meningkatkan hafalan mufrodat siswa kelas tujuh di MTs Tarbiyatus Shibyan, peneliti memakai beberapa

merupakan penggunaan suatu proses yang mengaktivitasi pemikiran perilaku dan perasaan yang terus menerus dalam upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses

Peran orang tua sangatlah penting dalam proses perawatan anak tunagrahita, karena antara orang tua dan anak mempunyai ikatan emosional yang lebih besar

Hasil pada asuhan kebid anan secara komprehensif pada Ny “P” selama kehamilan trimester III dengan nyeri punggung, pada persalinan nifas, BBL , neonatus dan

ANALISIS HASIL BELAJAR “MENGOLAH HIDANGAN SATE ATAU JENIS MAKANAN YANG DIPANGGANG” PADA KESIAPAN MEMBUKA USAHA FOOD COURT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Konsumen pada dasarnya mempunyai perilaku pembelian yang berbeda-beda dalam menentukan prioritas pemenuhan hidupnya, hal itu dikarenakan oleh perbedaan pada latar belakang