DI BPM SAPTARUM MASLAKAH Amd.Keb DESA
PLOSOKEREP KECAMATAN SUMOBITO
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
DWI SRIANI
141110007
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma-III Kebidanan
Oleh : DWI SRIANI
141110007
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
2017
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan RahmatNya sehingga dapat terselesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Laporan Asuhan Kebidanan pada Ny “P” G3P2A0 33-34 minggu dengan keluhan nyeri punggung,sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D-III Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika
Jombang.
Dalam hal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Bambang Tutuko, SH.,S.Kep Ners.,M.H., selaku ketua STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, yang telah memberikan kesempatan
menyusunLaporan Tugas Akhir ini.
2. Lusiana Meinawati, SST.,S.Psi.,M.Kes., selaku ketua program studi D-III Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yang telah
memberikan kesempatan menyusunLaporan Tugas Akhir ini.
3. Any Isroaini, SST., M.Kes., selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan sehinggaLaporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
4. Yeti Mareta U., SST., S.Psi., M.Kes., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan sehingga Proposal Laporan Tugas Akhir ini
Terselesaikan.
5. Hari Utami, SST., M.Kes., selaku penguji utama yang telah memberikan
masukan dan arahan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
viii
6. Saptarum Maslakah Amd.Keb, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir di BPM nya.
7. Ny. “P” selaku responden atas kerjasamanya yang baik.
8. Bapak Talam, Ibu Nyami, Kakak Listiyaningsih, atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga Tugas Akhir ini selesai pada
waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan
ini penulis mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Jombang, 17 Juli 2017
Penulis
ix
RINGKASAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY “P” G3P2AO 33
-34 MINGGU DENGAN
KEHAMILAN NORMAL
DI BPM SAPTARUM MASLAKAH Amd.Keb
Ds. PLOSOKEREP Kec. SUMOBITO Kab. JOMBANG
Oleh : Dwi Sriani 141110007
Kehamilan merupakan suatu yang fisiologis, namun sering kali terjadi keluhan yang menggangu kenyaman ibu hamil seperti konstipasi, varises, ganguan berkemih, hemoroid, dan pembengkaan pada tungkai dan kaki, nyeri ulu hati, serta nyeri punggung. Tujuan LTA ini adalah memberikan asuhan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus, dan KB pada ibu dengan keluhan nyeri punggung.
Metode asuhan dalam LTA ini adalah dengan wawancara, observasi, dan penatalaksanaan asuhan. Subyek dalam asuhan ini adalah Ny “P” G3P2A0 33-34 minggu dengan kehamilan normal di BPM Saptarum Maslakah Amd.Keb Plosokerep Sumobiti Jombang.
Hasil pada asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “P” selama kehamilan trimester III dengan nyeri punggung, pada persalinan nifas, BBL , neonatus dan menjadi akseptor baru MOW tidak terdapat penyulit yang menyertai.
Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara komprehensif ini didapat dengan melakukan asuhan secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan secra dini, tidak ditemukan adanya penyulit dari mulai kehamilan, persalinan, nifas , BBL, neontaus dan KB. Disarankan kepada bidan untuk mempertahankan asuhan kebidanan secara continuity of care dengan tepat dalam melakukan pelayanan kebidanan agar dapat meningkatkan derajat pelayanan kesehatan ibu dan anak dan dapat meningkatkan pelayanan yang berkualitas bagi kesehatan masyarakat, serta dapat meningkatan keseterilan alat dan tempat pelayanan masyarakat.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Komprehensif, Kehamilan normal
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
SURAT KEASLIAN ... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
KATA PENGATAR ... vi 2.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester III ... 8
2.2 Konsep Dasar Persalinan... 31
2.3 Konsep Dasar Nifas... 63
x
2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir ... 72
2.5 Konsep Dasar Neonatus ... 79
2.6 Konsep Dasar Keluarga Berencana ... 89
BAB 3 ASUHAN KEBIDANAN 3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III ... 93
3.2 Asuhan Kebidana Ibu Persalinan ... 99
3.3 Asuhan Kebidana Ibu Nifas ... 107
3.4 Asuhan Kebidanan BBL ... 114
3.5 Asuhan Kebidanan Neonatus ... 118
3.6 Asuhan Kebidana KB ... 124
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III ... 127
4.2 Asuhan Kebidana Pada Ibu Persalinan ... 136
4.3 Asuhan Kebidana Pada Ibu Nifas ... 142
4.4 Asuhan Kebidanan BBL ... 147
4.5 Asuhan Kebidanan Neonatus ... 152
4.6 Asuhan Kebidana KB ... 156
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 158
5.2 Saran ... 158
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri ... 9
Tabel 2.2 Perubahan Involusi Uterus ... 64
Tabel 2.3 Kunjungan Masa Nifas... 70
Tabel 4.1 Distribusi Data Subjektif dan Objektif Dari Variabel ANC ... 128
Tabel 4.2 Distribusi Data Subjektif dan Objektif dari Variabel INC ... 136
Tabel 4.3 Distribusi Data Subjektif dan Ojektif dari Variabel PNC ... 142
Tabel 4.4 Distribusi Data Subjektif dan Obektif dari Variabel BBL ... 147
Tabel 4.5 Distribusi Data Subjektif dan Objektif dari Variabel Neonatus ... 152
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Ijin Peneliti BPM. ... 162
Lampiran2 Surat Pernyataan Kesanggupan ... 163
Lampiran 3 Ijin Peneliti Dari Kampus ... 164
Lampiran 4 Lembar Permintaan Menjadi Subyek ... 165
Lampiran 5 KSPR ... 166
Lampiran 6 Buku KIA ... 167
Lampiran 7 Lembar USG ... 171
Lampiran 8 Lembar Bimbingan Proposal LTA ... 172
Lampiran 9 Bimbingan LTA ... 173
Lampiran 10 Lembar Informed Consent ... 174
Lempiran 11 Lembar Observasi ... 175
Lampiran 12 Lembar Partograf ... 176
Lampiran 13 Surat Keterangan Lahir ... 178
Lampiran 14 BBL ... 179
Lampiran 15 Kunjungan Nifas ... 180
Lampiran 16 Kunjungan Neonatus ... 181
Lampiran 17 Lembar Imunisasi ... 182
Lampiran 18 Kartu KB... 183
Lampiran 19 Dokumentasi ANC ...184
Lampiran 20 Dokumentasi INC ...185
Lampiran 21 Dokumentasi PNC ...186
Lampiran 22 Dokumentasi BBL ...188
Lampiran 23 Dokumentasi Neonatus ...189
xiv
DAFTAR SINGKATAN
ANC : Antenatal Care
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BCG : Becillus Calmette Guerin
BPM : Bidan Praktik Mandiri
DJJ : Denyut Jantung Janin
DTT : Dekontaminasi Tingkat Tinggi
FO : Fronto Occipito
HB : Hemoglobin
IM : Intra Muskular
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
INC : Intra Natal Care
ISK : Infeksi Saluran Kencing
IUFD : Intra Uteri Fetal death
KAA : Kompresi Aorta Abdominal
KBI : Kompresi Bimanuat Internal
KB : Keluarga Berencana
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
KIA : Karti Ibu dan Anak
xv
N : Nadi
PAP : Pintu Atas Panggul
PB : Panjang Badan
PBP : Pintu Bawah Pangul
PDVK : Perdarahan Akibat Defensiasi Vitamin
PNC : Pre Natal Care
RR : Respiration Rate
S : Suhu
TBJ : Tapsiran Berat Janin
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TTV : Tanda Tanda Vital
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan trimester tiga adalah kehamilan yang umur kehamilaanya
antara 28 – 42 minggu. Pendapat lain mengatakan bahwa kehamilan trimester III adalah kehamilan dimana umur kehamilan dari bulan ke- 7 – 9 bulan.
Umur kehamilan trimester III antara 28 – 40 minggu (Padila, 2014).Keluhan yang terjadi selama kehamilan trimester III diantaranya adalah, konstipasi, varises, gangguan berkemih, hemoroid, dan pembekakan pada tungkai dan
kaki, serta nyeri punggung (Prawirohardjo, 2009).
Nyeri punggung adalah gangguan yang umum terjadi, dan ibu hamil
mungkin pernah memiliki riwayat sakit punggung di masa lalu. Sebagai kemungkinan lain, nyeri punggung dapat dirasakan pertama kalinya dalam kehamilan. Nyeri punggung bawah sangat sering terjadi dalam kehamilan
sehingga digambarkan sebagai salah satu gangguan minor dalam kehamilan. Ibu hamil mencondongkan perut sehingga menambah lengkungan pada
bagian bawah punggung yang menimbulkan rasa nyeri. Gejala nyeri punggung ini disebabkan oleh hormon estrogen dan progesteron yang mengendurkan sendi, ikatan tulang dan otot di pinggul (Varney, 2007).
Di Indonesia sekitar 50-72% dari wanita mengalami nyeri punggung bawah saat mereka hamil, nyeri ini akan meningkat seiring bertambahnya
usia kehamilan. Di Provinsi Jawa Timur di perkirakan sekitar 65% dari 100% ibu hamil mengalami back pain (nyeri punggung) (Pain, 2011).Berdasarkan
survei yang di lakukan penulis di BPM Saptarum Maslakah
Amd.kebdidapatkan 15 ibu hamil dari 60 ibu hamil yang mengalami nyeri punggung 25%. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan pada tanggal 8 Februari 2017 di BPM Saptarum Maslakah Amd.Keb di dapatkan Ny. “P”
G3P2AO 33 minggu dengan keluhan nyeri punggung sejak kehamilan trimester III (Maslakah, 2016).
Nyeri punggung ini biasanya akan meningkat intensitasnya seiring bertambahnya usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita dan postur tubuhnya. Perubahan ini disebabkan oleh
berat uterus yang membesar, membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan angkat beban, terutama bila salah satu atau semua kegiatan ini
dilakukan saat wanita tersebut sedang lelah. Aktivitas - aktivitas tersebut menambah peregangan pada punggung. Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari pada
peregangan otot. Nyeri punggung dapat berdampak pada aktivitas ibu hamil, masalah memburuk jika ternyata otot–otot abdomen wanita tersebut lemah
sehingga gagal menopang uterus kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang (Varney, 2007).
Untuk mengatasi ketidaknyamanan pada kehamilan di lakukannya
pemeriksaan ANC rutin dan pemeriksaan ANC terpadu. Pemeriksaan ANC rutin minimal 4x selama kehamilan yaitu trimester pertama (< 14 minggu) 1x
kunjungan, trimester kedua 14-28 minggu) 1x kunjungan, trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) 2x kunjungan. Saat melakukan ANC seorang bidan diharapkan mampu melakukan 10T, dengan melakukan
sehingga asuhan kebidanan komprehensif dapat dilakukandan dapat menurunkan resiko dari munculnya faktor penyulit persalinan. Selain itu gangguan nyeri punggung dapat diantisipasi dengan masase atau suatu
pemijatan yang dilakukan untuk mempercepat proses pemulihan beberapa macam penyakit dengan mengunakan sentuhan tangan dan tanpa memasukan
obat (Wiyoto, 2011). Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban, menggunakan sepatu yang bertumit rendah karena memakai sepatu bertumit tinggi tidak stabil dan memperberat masalah pada pusat gravitasi dan
lordosis, untuk istirahat dan tidur gunakan bantal sebagai pengganjal untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan (Varney,2007)
Pada kasus gangguan rasa nyaman nyeri punggung pada ibu hamil trimester III penting bagi bidan untuk menjalin hubungan yang erat dengan ibu hamil dan memberikan konseling cara untuk mengatasi rasa nyeri
punggung, gunakan bantal tambahan sebagai penopang pada bagian pinggang dan punggung pada saat tidur, tidur menyamping untuk menghindari nyeri
punggung, relaksasi, senam hamil, masase, rendam air hangat dapat meredakan otot-otot dan agar ibu hamil trimester III mengurangi aktifitas dan menjaga postur tubuhnya, tulang punggungnya harus selalu tegak dan tidak
membungkuk (Harsono, 2013).
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan
pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonatus sampai KB dengan menggunakan asuhan yang berkesinambungan (Continuity of care)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan secara komperensif pada Ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan mengunakan pendekatan
manajemen kebidanan pada Ny. “P” G3P2A0 kehamilan normal dengan keluhan nyeri punggung di BPM Saptarum Maslakah Amd.Keb, Desa
Plosokerep, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang ?
1.3 Tujuan Penyusunan LTA
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara komperhensif pada Ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus, KB dengan mengunakan
pendekatan manajemen kebidanan pada Ny. “P” G3P2A0 33 minggu dengan kehamilan normal di BPM Saptarum Maslakah Amd.Keb Desa Plosokerep, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan asuhan kebidanan ibu hamil pada trimester III pada Ny. “P” kehamilan normal di BPM Saptarum Maslakah Desa Plosokerep
Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
2. Melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. “P” di BPM
Saptarum Maslakah Amd.Keb Desa Plosokerep, Kecamatan Sumobit Kabupaten Jombang.
4. Melakukan asuhan kebidanan BBL pada bayi Ny. “P” di BPM Saptarum Maslakah Amd.Keb Desa Plosokerep Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
5. Melakukan asuhan kebidanan neonatus pada bayi Ny. “P” di BPM Saptarum Maslakah Amd.Keb Desa Plosokerep Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang.
6. Melakukan asuhan kebidanan KB pada Ny. “P” di BPM Saptarum Maslakah Amd.Keb Desa Plosokerep Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan bagaimana asuhan kebidanan komprehensif
pada ibu hamil dengan nyeri punggung dan juga dapat dijadikan sebagai bahan pustaka atau sumber penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Bidan
Melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dalam pelayanan
pada masyarakat terutama ibu hamil dengan nyeri punggung. 2. Bagi Penulis
memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman.
3. Bagi ibu hamil
Mendapatkan asuhan secara komprehensif khususnya untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan pada pasien nyeri punguung,
yang biasanya sering dialami oleh ibu hamil pada usia kehamilan trimester III.
1.5Ruang Lingkup
1.5.1 Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan koprehensif ini adalah Ny. “P” G3P2A0 usia 30 tahun dengan keluhan nyeri punggung mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL, neonatus, dan KB.
1.5.2 Tempat
Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan Ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus, dan KB pada Ny.”P” G3P2A0 dengan nyeri punggung di BPM Saptarum Maslakah Amd.Keb Desa Plosokerep Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
1.5.3 Waktu
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Konsep Dasar Asuhan Kehamilan Trimester III
2.1.1 Pengertian Kehamilan Trimester III
Kehamilan trimester tiga adalah kehamilan yang umur kehamilaanya antara 28 – 42 minggu. Pendapat lain mengatakan bahwa
kehamilan trimester III adalah kehamilan dimana umur kehamilan dari bulan ke- 7 – 9 bulan. Umur kehamilan trimester III antara 28 – 40 minggu (Padila, 2014).
Dalam kurun waktu umur reproduksi yang sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun
(Romauli, 2011).
2.1.2 Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan Trimester III 1.Vagina dan Vulva
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dan meningkatakan ketebalan mukosa, mengendorkan jaringan ikat, dan hipertropi sel otot polos perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.
2.Servik Uteri
Pada saat kehamilan mendekati aterem, terjadi penurunan
lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi dalam keadaan
menyebar (dispersi). Psoses perbaikan yang berikutnya akan berulang.
3.Uterus
Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar dalam rongga pelvis dan seiring perkembangannya uterus akan menyentuh
dinding abdomen, mendorong usus kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga menyentuh hati. Pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi kearah kanan, dekstrorotasi ini disebabkan oleh adanya
rektosigmoid didaerah kiri pelvis (Romauli, 2011). Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri kehamilan
Usia kehamilan TFU cm
12 minggu 3 jari diatas simpisis
16 minggu Pertengahan simpisis pusat
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu Pertengahan pusat prosesus xiphoideus (px)
36 minggu 40 minggu
3 jari dibawah prosesus xipoideus (px) Pertengahan pusat prosesus xipoideus (px)
(Sumber: Prawirodihardjo, 2002).
Usia kehamilan TFU cm
22 minggu 24-25 cm berfungsi lagi karena telah digantikan oleh plasenta yang telah
5.Sistem Payudara
Pada Trimester III pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara semakin meningkat. Pada kehamilan 32 minggu
warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai bayi lahir, cairan yang keluar lebih
kental, berwarna kuning dan banyak mengandung lemak.cairan ini disebut kolostrom (Romauli, 2011).
6.Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar danpeningkatan
vaskularisari. 7.Sistem Perkemihan
Pada kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Pada kehamilan tahap lanjut
pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdekatan dari pada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat kekanan. Perubahan- perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urin dalam
volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine. 8.Sistem Muskuluskeletal
Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit bergerak. Perubahan tubuh secara bertahan dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara
miring kedepan, penurunan tonus otot dan peningkatan beban berat pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang. Pusat gravida wanita bergeser ke depan.
9. Sistem Integumen
Pada didnding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan sriae gravidarum. 10.Sistem Betar Badan Indek Masa Tubuh
Perubahan pada trimester III
Kenaikan berat sekitar 5, 5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-12 kg.
Cara yang dipakai untuk menetukan berat badan menurut tinggi badan adalah dengan mengunakan indekx masa tubuh yaitu dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan.
11.Sistem Pernafasan
Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus
yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan wanita hamil drajat kesulitan bernafas.
12.Selama kehamilan jumlah leoukosit akan menungkat yakni berkisar antara 5.000-12.000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan
dan masa nifas berkisar 14.000- 16.000. penyebab peningkatan ini belum di ketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga akan
terjadi peningkatan jumplah granulasit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit. Peningkatan curah jantung terjadi akibat peningkatan volume darah, khususnya terjadai pada saat
mendekati aterm. Tekana darah dikatakan normal jika 100/70 – 120/80 mmHg, dikatakan tinggi jika lebih dari 140/ 90 mmHg.
2.1.3 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III 1. Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia
termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan menggangu pemenuhan kebutuhan oksigebasi
pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung (Romauli, 2011)
2. Diet Makanan
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus terpenuhi.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan
pasca persalinan, sepsis puerperalis dan lain – lain (Sulistyawati,
2009).
3. Kebutuhan Energi
a. Protein, Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%. Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional
menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi 12% per hari atau 75-100 gram.
b. Zat besi, Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sebesar
tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12
kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia post
partum.
c. Asam Folat, Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anemia megaloblastik dengan gejala diare, depresi,
lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada ibu hamil akan
terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin (spina bifida).
4. Pakaian
a. Pakian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat
pada daerah perut.
b. Dianjurkan memalkai kutang yang menyongkong payudara.
c. Disarankan memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu
tinggi
d. Pakaian dalam selalu bersih (Romauli, 2011)
5. Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan, terutama untuk
perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah.
6. Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan
sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat
sebalinya tidak lagi berhubungan seks sela 14 hari menjelang
kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila terdapat perdarahan
pervaginam, riwayat abortus berulang, abortus atau partus
prematurus imminens, ketuban pecah sebelum waktunya (Romauli,
2011)
7. Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiata atau aktifitas fisik biasa selama
tidak terlalu melelahkan (Romauli, 2011).
8. Perawatan Payudara
a. Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan
yang menggunakan busa, karena akan mengganggu penyerapan
keringat payudara.
b. Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara.
c. Hindari membersihkan puting susu menggunakan sabun mandi
karena akan menyebabkan iritasi. Bersihkan puting susu dengan
minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.
d. Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan
dari payudara berarti produksi ASI sudah dimulai (Sulistyawati,
9. Senam hamil
Senam hamil dimulai setelah umur kehamilan 22 minggu yang
bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot- otot sehingga
dapat berfungsu secara optimal dalam persalinan normal.
Gambar 2.1. Senam Hamil
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6
Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9
(Kemenkes RI)
10.Massase
Massase (pijat penyembuhan) adalah suatu pemijatan yang
dilakukan untuk membantu mempercepat proses pemulihan beberapa macam penyakit dengan mengunakan sentuhan tangan dan
tanpa memasukan obat ke dalam tubuh yang bertujuan meringankan atau mengurangi keluhan atau gejala pada beberapa macam penyakit yang merupakan indikasi untuk di pijat.
2.1.4 Perubahan Psikologi Kehamilan Trimester III
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu 3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatan.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatin dan ke khawatiran.
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya. 6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan sudah terluka (sensitif)
8. Libido menurun.
2.1.5 Konsep Dasar Antental Care Terpadu
1Pengertian ANC Terpadu
ANC (Antenatal Care) terpadu adalah pelayaan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan pada semua ibu hamil.
Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara keseluruhan meliputi:
a. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar kehamilan berlangsung sehat;
b. Melakukan deteksi dini masalah, penyulit/ komplikasi kehamilan
c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman;
d. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi.
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari: 1) Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
2) Ukur tekanan darah.
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah normal 100/70- 120/80 mmHg tekanan darah dikatan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia
(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)
3) Ukur lingkar lengan atas (LiLA).
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang
energy kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun)
dimana LILA yang kurang dari 23,5 cm normal LILA 23-26 cm. 4) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan
24 minggu.
5) Tentukan presentasi janin dan hitung denyut jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masukke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada
masalah lain.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit
atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin.
6) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil
diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini.
7) Beri tablet tambah darah (tablet besi),
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak
8) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi : a. Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu
diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan. b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil
tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
c. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada
trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya
pre-eklampsia pada ibu hamil. d. Pemeriksaan kadar gula darah.
kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).
e. Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak
pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi
f.Pemeriksaan HIV
Di darah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, tenaga kesehatan di fasilitasi pelayanan kesehatan wajib menawarkan
ter HIV kepada semua ibu hamil secara insklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainya saat pemeriksaan atenatal atau menjalankan persalinan (Kementrian Kesehatan RI, 2015).
9) Tatalaksana/ penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelaina yang ditemukan pada ibu hamil harus ditanganai sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Khasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai
dengan sistem rujukan. 10) Temu wicara (konseling)
Temu wicara ( konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal.
P4K adalah kepanjangan dari program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi yang merupakan kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan
peran aktif suwami keluwarga dan masyarakat dalam perencanaan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi
ibu hamil termasuk perencanaan pengunaan KB pasca persalinan dengan mengunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir.
Sasaran P4K penanggung jawab dan program KIA provinsi
dan kabupaten, bidan koordinator , kepala puskesmas, dokter, perawat, bidan, kader, forum peduli KIA. Kompenen P4K pencatatan ibu hamil, dorsalin / tabulin, donor darah, transpor atau
ambulan desa, suwami / keluwarga menemani ibu pada saat bersalin, IMD, kunjungan nifas, kunjungan rumah.
2.1.6 Pemeriksaan Kehamilan
1. (Sarwono, 2009), standar minimal kontrol ANC, meliputi:
TM I minimal 1 kali, TM II minimal 1 kali dan TM III minimal 2
kali.
2. Penyuluhan yang didapat
a. Gizi tinggi protein dan kalori, b. Perawatan payudara,
c. Personal hygiene senam hamil,
e. Istirahat cukup dan mengurangi kerja fisik yang berat, f. Perlunya pemeriksaan kehamilan secara berkala, g. Pentang pola hubungan seksual,
h. Panda bahaya kehamilan.
2.1.7 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
1. Perdarahan pervaginam
Perdarahan lewat jalan lahir dapat berupa warna merah segar atau kehitaman, banyak dan berulang, disertai atau tidak disertai
nyeri perut.
2. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
3. Bengkak pada muka atau ekstremitas
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan ekstremitas, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan gejala preeklamsi.
4. Gerkan janin berkurang atau tidak terasa
Normalnya bayi bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam
5. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan
tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, penyakit radang panggul, persalinan preterm,
ISK atau infeksi lain. (Romauli, 2010) 2.1.8 Keluhan Umum Pada Ibu Hamil Trimester III
1. Sakit Pinggang / Punggung
a. Pengertian nyeri secara umum
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak
menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berada pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatanya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelasan atau mengevalusi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, Uliyah, 2009).
b. Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksut adalah
nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangant bebes yang memiliki sedikit mielin yang terbesar pada kulit dan mukosa,
Gambar 2.2 Skala Deskriptif Nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat
Sumber : Uliyah, M dan Hidayat A, A, 2010
c. Klasifikasi nyeri
Klasifikasi secara umum dibedakan menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul
secara mendadak dan cepat menghilang tidak melebihi 6 bulan, nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara
perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari enam bulan. Nyeri punggung sering dialami pada Ibu hamil trimester III.
d. Pengertian nyeri punggung pada ibu hamil
Nyeri punggung pada Ibu hamil adalah nyeri yang terjadi
pada area lumbal. Nyeri punggung adalah gangguan yang umum terjadi, dan ibu hamil mungkin pernah memiliki riwayat sakit punggung di masa lalu. Sebagai kemungkinan lain, nyeri
punggung dapat dirasakan pertama kalinya dalam kehamilan. Nyeri punggung bawah sangat sering terjadi dalam kehamilan
sehingga digambarkan sebagai salah satu gangguan minor dalam kehamilan. Ibu hamil mencondongkan perut sehingga menambah lengkungan pada bagian bawah punggung yang
e. Etiologi nyeri punggung pada kehamilan
Nyeri punggung bagian bawah merupakan maslah otot tulang yang paling sering dilaporkan dalam kehamilan.
Hormon progestron dan relaksin menyebabkan sendi menjadi lunak, terutama sepanjang kolumna spinal, seperti pada
perubahan pusat gravitasi seiring dengan kemajuan kehamilan, umumnya berperan pada keluhan nyeri punggung. Nyeri punggung bagian atas berhubungan dengan peningkatan ukuran
payudara dan faktor- faktor postural yang sering dihubungkan dengan kondisi pekerjaan. Nyeri punggung bagian bawah
dihubungkan dengan lordosis yang diakibatkan jika peningkatan berat uterus menarik tulang belakang keluar dari garis tubuh. Tipe Lain dari nyeri yang digambarkan oleh
wanita, yaitu terjadi pada bagian belakang pelvis, sambungan lumbosakral distal dan lateral, meyebar kebagian belakang
paha. Kondisi ini berada dari skiatika, jika tidak spesifik pada distribusi serabut saraf dan tidak meluas ke pergelangan kaki atau telapak kaki (Ostgaard, Andersson, dan Miller, 1993).
Relaksasi sendi sakroiliaka dapat menyebabkan nyeri tipe ini (Heckman dan Sassard, 1994). Prevelensi nyeri punggung
dan nyeri punggung, (Heckman dan Sassard, 1994) (Walsh, 2008)
f. Penatalaksanaan
1. Menghindari mengangkat benda berat dan anjurkan teknik mengangkat barang baik, yaitu menekuk lutut dan
mempertahankan punggung tetap lurus saat mengangkat, atau mengambil sesuatu dari lantai.
2. Berat benda harus dipegang didekat tubuh.
3. Kasur yang keras memberikan topangan yang lebih baik selama tidur.
4. Istirahat sebanyak mungkin saat kehamilan mengalami kemajuan.
5. Menggunakan sepatu bertumit rendah karena memakai sepatu
bertinggi tidak stabil dan memperbrat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis.
6. Hindari membungkuk terlalu berlebihan. 7. Kompres hanggat pada punggung.
8. Pijatan pada punggung (masase) Gunakan kasur yang
menyokong dan posisikan badan dengan mengunakan bantal sebagai penganjal (Varney, 2007).
2. Varises
Sejumlah faktor turut memengaruhi perkembangan varises selama kehamilan. Varises vena lebih mudah muncul pada wanita
yang memiliki kecenderungan tersebut dalam keluarga atau memiliki oleh gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan
vena pada ekstremitas bagian bawah (Varney, 2007). 3. Kontipasi
Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat
memiliki masalah ini pada trimester ke dua atau ke tiga. (Varney,2007).
4. Kram pada kaki dan edema ringan
Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah.
Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau
berdiri pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang.
5. Nyeri ulu hati
Nyeri ulu hati ketidaknyaman yang mulia timbul menjelang akhir trimester ke dua dan bertahan hingga trimester ke tiga adalah
2.1.9 Konsep SOAP Ibu Hamil dengan Nyeri Punggung 1. Data Subjektif
Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkatkan intensitasnya
seiring pertambahan usia kehamilan (Varney,2007). 2. Data Objektif
Kelemahan otot abdomen wanita sehingga gagal menopong uterrus yang semakin membesar, kelemahan otot abdomen lebih umum terjadi pada wanita yang usia kemahilannya memasuki usia > 27
minggu.
a. Pemeriksaan fisik umum
keadaan umum : baik, lemah
Kesadaran : composmentis
Postur tubuh : lordosis.
TTV : TD :110/70 – 130/90 mmHg
S :36,5 – 37,5 0C N : 80 – 90 x/menit RR : 16 – 24 x/menit HB : 12,5 gram
b. Pemeriksaan fisik khusus
(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
Muka : simetris, pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odema.
Mata : konjungtiva pucat, sclera putih, palpebrae tidak
Dada : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bunyi wheezing dan ronchi.
Mamae : terdapat hiperpigmentasi areola mamae,puting
susu menonjol, kolostrum belum keluar.
Punggung : tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas luka
memar.
Abdomen : pembesaran perut sesuai usia kehamilan, tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra dan
striae gravidarum.
Leopold I : menentukan TFU dan bagian apa
yang berada di fundus
Leopold II : menentukan bagian apa yang berada di sebelah kanan dan kiri
perut ibu
Leopold III : menentukan bagian terbawah janin
dan sudah masuk PAP atau belum Leopold IV : Untuk menentukan bagian
terbawah janin sudah seberapa
jauh masuk PAP.
DJJ : 5 detik hitung, 5 detik henti, 5
detik hitung, 5 detik henti, 5 detik hitung. (…+….+…..) x 4 = …
TBJ : Memastikan TBJ sesuai usia kehamilan, melihat resiko bblr atau tidak.
TBJ = (TFU – 12)x 155 : Belum Masuk PAP.
TBJ = (TFU-11)x 155 : Sudah Masuk PAP.
c. Pemeriksaan penunjang (jika ada atau diperlukan)
Hasil USG, pemeriksaan darah lengkap , pemeriksaan urin (Rukiyah, 2009).
3. Analisa Data
G..PA.. uk.. minggu, janin hidup atau mati, jani tunggal atau kembar, letak janin, janin intrauterin atau ekstrauterin, keadaan jalan
lahir, keadaan umum penderita dengan gangguan rasa nyaman nyeri punggung (Rukiyah, 2009).
4. Penatalaksanaan
a. Melakukan deteksi dini dengan menggunakan kartu skor untuk digunakan sebagai alat skrening antenatal atau deteksi dini
faktor resiko ibu hamil, sebagai pedoman untuk memberi penyuluhan.
teratur minimal 4 kali, pada trimester I 1 kali, trimester II 1kali, trimester III 2 kali pada bidan desa, posyandu dan puskesmas. c. Menjelaskan tentang perawatan ibu hamil sehari-hari.
d. KIE senam hamil 2 kali dalam sehari karena senam hamil adalah untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang
mengganggu selama masa kehamilan dan mengurangi ketegangan otot-otot sendi sehingga mempermudah kelahiran. e. KIE tentang persiapan persalinan sesuai dengan faktor resiko
ibu hamil untuk memilih tempat bersalin di polindes, puskesmas, atau rumah sakit ditolong oleh tenaga kesehatan.
f. Memberikan dukungan psikologis pada ibu (Romauli, 2011). g. Memberikan terapi penambah darah dan kalsium.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Persalinan
2.2.1 Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduania luar (Prawirohardjo, 2005). Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini
dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney,2007). Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup hbulan ( 37-42 minggu), lahir sepontan dengan persentasi belakang belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi
Persalinan adalah klimaks dari kehamilan dimana sebagai sistem yang nampakanya tidak saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi (Manuaba, 2008). Persalinan
dan kelahiran adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir sepontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Saifudin, 2009).
Persalinan normal WHO adalah persalinan yang dimulai
secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan
presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu lengkap. Setelah persalinanibu dan bayi dalam keadan baik.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulan bahwa
persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir sepontan dengan
persentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontrasi teratur, progresif, sering dan kuat yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja dalam
Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persalinan 1. Power (his dan mengejan)
a. His (kontraksi uterus)
His adalah glombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari dareah fundus uteri dimana tuba falopi
memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari “pacemaker” yang terdapat dari dinding uterus daerah tersebut.
b. Mengejan
Dalam proses persalinan normal 3 komponen yang amat menetukan, yakni passanger (janin), passage (jalan lahir) dan
power (kontraksi). Agar proses persalinan berjalan lancar, ketiga komponen tersebut harus sama-sama dalam kondisi baik. Bayi
yang ukuranya tidak terlalu besar pasti lebih mudah melalui jalan lahir normal, jalan lahir yang baik akan memudahkan bayi keluar, kekuatan ibu mengejan akan mendorong bayi cepat keluar.
2. Passage (jalan lahir) Jalan lahir dibagi atas :
a. bagian keras tulang-tulang panggul (ranfka panggul)
b. bagian lunak : otot-otot,jaringan – jaringan, ligamen – ligament. c. Ukuran – ukuran pangul :
1) Distansia spinarum : jarak antar spina iliaka anterior superior 24-26 cm
2) Distansia kristarum : jarak antara kedua krista iliaka kanan dan kiri 28- 30cm
3) Konjugata ekstrena : 18- 20 cm
5) Conjugata diagonalis : 12,5 cm 3. Pasengger
Pasangaer terdiri dari :
a. Janin
Selama janin dan plasenta berada dalam rahim belum tentu
pertumbuhanya normal, adanya kelainan generik dan kebiasaan ibu yang buruk dapat menjadikan pertumbuhanya tidak normal antara lain :
1) Kelainan bentuk dan besar janin anensefalus, hidrosefalus janin makrosomia.
2) Kelina pada letak kepala : persentasi puncak, persentasi muka, persentasi dahi, dan kelaina oksiput.
3) Selain letak janin : letak sungsang, letak lintang,
b. Plasenta
Plasenta terbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-20
cm tebal 2-3 cm, berat 500- 600 gram. Sebab – sebab terlepasnya plasenta adalah :
Waktu bayi dilahirkan rahim sangat mengecil dan seletah
bayi lahir uterus merupakan alat dengan dinding yang tebal sedangkan rongga rahim tidak ada. Fundus uteri terdapat sedikit
dibawah pusat perlekatan plasenta jika sangat mengecil. Plasenta sendiri harus mengikuti pengecilan ini hingga menjadi dua kali setebal pada permulaan persalinan dan arena pengecilan
berliat –lipat dan ada bagian –bagian yang terlepas dri dinding rahim karena tidak dapat mengikuti pengecilan dari dasarnya. c. Air ketuban
Sebagai cairan pelindung dalam pertumbuhandan perkembangan janin, air ketuban berfungsi sebagai bantalan
untuk melindungi janin dari infeksi, menstabilakan perubahan suhu, dan menjadi sarana yang memungkinkan janinbergerak bebas.
2.2.2 Tanda Tanda Persalinan 1. Adanya Kontraksi Rahim
Secara umum, tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan adalah mengejangnya rahim atau dikenal dengan istilah kontraksi. Kintraksi tersebut berirama, teratur, dan involuter, umumnya
kontraksi bertujuan untuk menyiapakan mulut lahir untuk membesar dan meningkatakan aliran darah di dalam plasenta .
Setiap kontraksi uterus memiliki tiga fase yaitu : a. Incremen : ketika intensitas terbentuk
b. Acme : puncak atau maximum.
c. Decement : ketika otot relaksasi 2. Keluarnya lendir bercampur darah
Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir servik pada awal kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher rahim, sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas, sehingga
darah dan terdorong keluar oleh kontraksi yang membuka mulut rahim yang menandakan bahwa mulut rahim menjadi lunak dan membuka. Lendir inilah yang dimaksut sebagai bloody slim.
3. Keluarnya air ketuban
Proses penting sebelum persalina adalah pecahnya air ketuban.
Selam sembilan bulan masa gestasi bayi aman melayang dalam cairan amnion. Keluarnya air dan jumlahnya cukup banyak, berasal dari ketuban yang pecah akibat kontraksi yang makin sering terjaadi
(Manuaba, 2010) 4. Pembukaan servix
Penipisan mendahului dilatasi servix, pertama- tama aktivitas uterus dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian aktivitas uterus menghasilakan dilatasi servix yang cepat.
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan di catat secara seksama, yaitu :
1. Denyut jantung janin : setiap 1/2 jam
2. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 1/2 jam 3. Nadi : setiap 1/2 jam
4. Pembukaan servik : setiap 4 jam
5. Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
2.2.3 Tahap Persalinan
1. Kala I : Kala pembukaan
Waktu untik pembukaan servik sampai menjadi pembukaan
lengkap (10 cm). Dalam kala pembukaan dibagi menjadi2 fase : a. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servik secara bertahap.
1) Pembukaan kurang dari 4 cm.
2) Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam. b. Fase aktif
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi adekuat 3 kali atau lebih dalam10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
2) Servik membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10)
3) Terjadi penurunan bagaian bawah janin.
4) Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu: a) Periode ekselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan
menjadi 4 cm.
b) Periode dilatasi maksiamal, berlangsung selama 2 jam
pembukaan berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm.
2. Kala II : Kala penegeluaran janin
Kala II adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan,
batasan kala II dimulai ketika pembukaan servik sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi.
Wakru uterus dengan kekuatan his ditambah dengan kekuatan megejan mendorong janin hingga keluar.
Pada kala II ini memiliki ciri khas :
c. His terkoordiner, kuat, cepat, dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali
d. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris menimbulkan rasa inggin mengejan
e. Tekanan pada rektum ibu ingin BAB
f. Anus membuka
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin kepala akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.
Lama kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu : a. Primipara kala II berlangsung 1,5 jam- 2 jam
3. Kala III: Managenen aktif kala III
Setelah kala III, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 – 10 menit. Pengeluaran plasenta dimulai saat bayi telah lahir lengkap dan
berakhir sampai lepasnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.Tanda tandanya : uterus menjadi bundar, uterus
terdorong ke atas karena plasenta dilepas kesegmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan.
4. Kala IV: Dua jam setelah plasenta lahir.
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta selama 1 - 2 jam. Pada kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca persalinan,
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tingkat kesadaran pasien.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah, nadi, dan pernafasan.
c. Kontraksi uterus.
d. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc (Sulistyawati, 2013).
2.2.4 Kebutuhan dasar ibu dalam proses persalinan 1. Dukungan fisik dan psikologi
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan munul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada Ibu
menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan mengahambat proses persalinan.
2. Kebutuhan makan dan cairan
Makan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, oleh karena makan padat lebih lama tinggal dalam lambung dari pada
makanan cair, sehingga proses pencernaan lebih lambat selama persalinan.
3. Kebutuhan eliminasi
Kandung kemih harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses persalinan. bila pasien tidak dapat berkimah sendiri dapat
dilakukan kateterisasi oleh karena kandung kemih yang penuh akan menghambat penurunan bagian terbawah jani, selain itu juga akan meningkatan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali pasien karena
bersama dengan munculnya kontraksi uterus. 4. Posisioning dan aktifitas
Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tidak harus berlangsung.
5. Pengurangan rasa nyeri
a. Mengurangi rasa sakit di sumbernya
b. Memberikan rangsangan alternatif yang kuat
2.2.5 Proses Persalinan dengan 60 langkah APN
Tatalaksana pada kala II, III, IV tergabung dalam 60 langkah APN yaitu:
a. Mengenali gejala dan tanda kala II
1. Mendengar dan melihat tanda kala II persalinan :
a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina.
c) Perineum menonjol dan menipis.
d) Vulva-vagina dan sfingterani membuka.
b. Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obat esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi
segera pada ibu dan bayi baru lahir.
3. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus
cairan.
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik.
c. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan
hati-hati dari anterior (depan) ke posterior (belakang) menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan servik sudah lengkap. Lakukan amniotomi bila selaput ketuban belum pecah, dengan syarat: kepala sudah
masuk ke dalam panggul dan tali pusat tidak teraba.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%, kemudian lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit. Cuci kedua tangan setelahnya.
10.Periksa denyut jantung janin segera setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batasan normal (120-160
kali/menit).
d. Menyiapkan ibu dankeluarga untuk membantu proses meneran
12.Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang di
inginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.
13.Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat :
a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif. b) Dukung dan beri semangat pada saat menran dan perbaiki
cara meneran apabila caranya tidak sesuai.
c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).
d) Ajarkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu.
f) Berikan cukup asupan cairan per-oral g) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
h) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah pembukaan lengkap dan dipimpin meneran ≥ 120
menit (2 jam) pada primigravida atau ≥ 60 menit (1 jam)
pada multigravida.
14.Anjurkan ibu untuk berjalan, jongkok, atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
e. Persiapan untuk melahirkan bayi
15.Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulv dengan
diameter 5-6 cm.
16.Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong
ibu.
17.Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18.Pakai sarung tangan DTT. f. Pertolongan untuk melahirkan bayi
Lahirnya Kepala
19.Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang
dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernapas cepat dan dangkal.
20.Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat.
21.Setelah kepala lahir, tunggu putar paksi luar yang berlangsung secara spontan.
Membantu lahirnya bahu
22.Setelah putar paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.
hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. .
Lahirnya Badan dan Tungkai
23.Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan
bahu belakang, tangan yang lain menelusuri dan memegang lengan dan siku bayi sebelah atas.
24.Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung , bokong, tungkai, dan kaki. g. Asuhan bayi baru lahir
25.Lakukan penilaian selintas
a) Apakah kehamilan cukup bulan ?
b) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa
kesulitan ?
c) Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, lanjut kelangkah
rseusutasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia, bila semua jawaban adalah “YA”, lanjut ke-26. Periksa periksa kembali
perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam uterus. 26.Keringkan tubuh bayi
Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah.
27.Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi
yang lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda.
28.Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29.Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin 10 unitIM di sepertiga paha atas bagian distal lateral.
30.Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi. Gunakan jari telunjuk
dan jari tangan tangan yang lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah ibu, dan klem tali pusat pada sekitar 2 m distal dari klem pertama.
31.Potong dan ikat tali pusat.
32.Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit
ibu-bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu atau areola
mame ibu.
h. Manajemen aktif kala III
33.Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. 34.Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu, untuk
mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk
35.Setelah uterus berkontraksi, menarik tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio
uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi kembali prosedur diatas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan plasenta
36.Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke
arah dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta ddapat dilahirkan.
a) Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik secara kuat terutama jika uterus tak
berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah bawah-sejajar lantai-atas)
b) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta. c) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat :
1) Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
2) Lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh.
4) Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.
5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir
atau terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan plasenta manual.
37.Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan. Rangsangan taktil (Masase) uterus
38.Segera setelah plasenta dn selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras). i. Menilai perdarahan
39.Periksa kedua sisi plasenta pastikan plasenta telah dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus.
40.Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineim. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 dan 2 yang
menimbulkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
41.Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
42.Pastikan kandung kemih kosong, jika penuh lakukan
kateterisasi. Evaluasi
43.Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas di air DTT tanpa melapas sarung tangan, kemudian
keringkan dengan handuk.
44.Anjarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
45.Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik. 46.Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
47.Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit).
1) Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan segera merujuk kerumah sakit.
2) Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk
ke RS rujukan.
3) Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan
kembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut.
48.Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralata setelah didekontaminasi.
49.Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
50.Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air DTT. Besihkan cairan air ketuban, lendir dan darah di ranjang atau disekitar ibu berbaring. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering.
51.Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberi ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
52.Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
53.Celupkan tangan yang massih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam
keadaan terbalik, dan rendam dakam larutan klorin 0,5% selaman 10 menit.
54.Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih.
56.Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi baik, pernapasan normal (40-60 kali/menit) dan tempertur tubuh normal (36.5-37,5 °C) setiap 15 menit.
57.Setelah 1 jam pemberian vitamin k1. Berikan suntikan Hepatitis B dipaha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di
dalam jangkauan ibu agar seaktu-waktu dapat disusukan. 58.Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59.Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih da
kering. Dokumentasi
60.Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa
tanda vital dan asuhan kala IV persalinan (Midwifery update, 2016).
2.2.6 Konsep SOAP Bersalin
1. Kala I
a. Data Subyektif (pernyataan atau keluhan pasien )Ibu mengatakan
sudah ada tanda-tanda mules-mules dan perutnya kencang-kencang sejak jam (...)
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan fisik umum
a) Keadaan Umum : baik,lemah
c) TTV : TD :110/70-130/90 mmHg S : 36,50C-37,5 0C
N : 60 – 90 x/ menit
RR : 16-24 x/menit 2) Pemeriksaan fisik khusus
Abdomen : Untuk mengetahui bersih atau tidak, terdapat luka bekas operasi atau tidak, pembesaran uterus sesuai usia kehamilan atau tidak.
Leopold I :Untuk menentukan TFU dan bagian apa yang teraba pada
fundus.
Leopold II : Untuk menentukan kanan dan kiri perut ibu.
Leopold III : Untuk menentukan bagian bawah janin dan memastikan sudah
masuk PAP atau masih bisa digoyangkan.
Leopold IV` :Untuk menentukan bagian
terbawah janin sudah seberapa jauh masuk PAP.
DJJ : 5 detik hitung, 5 detik henti, 5 detik hitung, 5 detik henti, 5 detik hitung. (…+….+…..) x 4 = …
TBJ : Memastikan TBJ sesuai usia kehamilan, melihat resiko bblr atau tidak.
TBJ = (TFU – 12) x 155 : Belum Masuk PAP
TBJ = (TFU-11) x 155 : Sudah Masuk PAP.
Genetalia : Keluar lendir bercampur darah atau belum.
VT : Mengetahui pembukaan, penipisan, ketuban
utuh atau pecah, presentasi janin
denominator, molase, berada di hodge, berapa.
Ekstremitas Atas : simetris atau tidak, oedema atau tidak,
varises atau tidak
Bawah : simetris atau tidak, oedema atau tidak,
varises atau tidak, reflek patella ada atau tidak (+)
c. Analisa Data
G...P... UK ... minggu dengan inpartu kala I fase... d. Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu untuk istirahat , ibu mengerti.