• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan Trimester III

2.1.1 Pengertian Kehamilan Trimester III

Kehamilan trimester tiga adalah kehamilan yang umur kehamilaanya antara 28 – 42 minggu. Pendapat lain mengatakan bahwa kehamilan trimester III adalah kehamilan dimana umur kehamilan dari bulan ke- 7 – 9 bulan. Umur kehamilan trimester III antara 28 – 40 minggu (Padila, 2014).

Dalam kurun waktu umur reproduksi yang sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun (Romauli, 2011).

2.1.2 Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan Trimester III

1.Vagina dan Vulva

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dan meningkatakan ketebalan mukosa, mengendorkan jaringan ikat, dan hipertropi sel otot polos perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.

2.Servik Uteri

Pada saat kehamilan mendekati aterem, terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi dalam keadaan

menyebar (dispersi). Psoses perbaikan yang berikutnya akan berulang.

3.Uterus

Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar dalam rongga pelvis dan seiring perkembangannya uterus akan menyentuh dinding abdomen, mendorong usus kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga menyentuh hati. Pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi kearah kanan, dekstrorotasi ini disebabkan oleh adanya rektosigmoid didaerah kiri pelvis (Romauli, 2011).

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri kehamilan

Usia kehamilan TFU cm

12 minggu 3 jari diatas simpisis

16 minggu Pertengahan simpisis pusat

20 minggu 3 jari di bawah pusat

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 3 jari diatas pusat

32 minggu Pertengahan pusat prosesus xiphoideus (px)

36 minggu 40 minggu

3 jari dibawah prosesus xipoideus (px) Pertengahan pusat prosesus xipoideus (px)

(Sumber: Prawirodihardjo, 2002).

Usia kehamilan TFU cm

22 minggu 24-25 cm 28 minggu 26 cm 30 minggu 29-30 cm 33 minggu 30 cm 34 minggu 31cm 36 minggu 32 cm 38 minggu 40 minggu 33 cm 37 cm ( Sumber : Mochtar, 1998 ). 4.Ovarium

Pada usia kehamilan ke III korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi karena telah digantikan oleh plasenta yang telah terbentuk.

5.Sistem Payudara

Pada Trimester III pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara semakin meningkat. Pada kehamilan 32 minggu warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai bayi lahir, cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning dan banyak mengandung lemak.cairan ini disebut kolostrom (Romauli, 2011).

6.Sistem Endokrin

Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar danpeningkatan vaskularisari.

7.Sistem Perkemihan

Pada kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Pada kehamilan tahap lanjut pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdekatan dari pada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat kekanan. Perubahan- perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urin dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine. 8.Sistem Muskuluskeletal

Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit bergerak. Perubahan tubuh secara bertahan dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan disertai abdomen yang membuat panggul

miring kedepan, penurunan tonus otot dan peningkatan beban berat pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang. Pusat gravida wanita bergeser ke depan.

9. Sistem Integumen

Pada didnding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan sriae gravidarum. 10.Sistem Betar Badan Indek Masa Tubuh

Perubahan pada trimester III

Kenaikan berat sekitar 5, 5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-12 kg. Cara yang dipakai untuk menetukan berat badan menurut tinggi badan adalah dengan mengunakan indekx masa tubuh yaitu dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan.

11.Sistem Pernafasan

Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan wanita hamil drajat kesulitan bernafas.

12.Selama kehamilan jumlah leoukosit akan menungkat yakni berkisar antara 5.000-12.000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14.000- 16.000. penyebab peningkatan ini belum di ketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga akan mengalami perubahan. Pada kehamilan, terutama trimester ke-3,

terjadi peningkatan jumplah granulasit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit. Peningkatan curah jantung terjadi akibat peningkatan volume darah, khususnya terjadai pada saat mendekati aterm. Tekana darah dikatakan normal jika 100/70 – 120/80 mmHg, dikatakan tinggi jika lebih dari 140/ 90 mmHg.

2.1.3 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III

1. Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan menggangu pemenuhan kebutuhan oksigebasi pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung (Romauli, 2011)

2. Diet Makanan

Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus terpenuhi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis dan lain – lain (Sulistyawati, 2009).

3. Kebutuhan Energi

a. Protein, Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%. Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi 12% per hari atau 75-100 gram.

b. Zat besi, Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300% (1.040 mg selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat

tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia post partum.

c. Asam Folat, Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anemia megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada ibu hamil akan terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin (spina bifida).

4. Pakaian

a. Pakian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.

b. Dianjurkan memalkai kutang yang menyongkong payudara. c. Disarankan memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu

tinggi

d. Pakaian dalam selalu bersih (Romauli, 2011) 5. Mandi

Mandi diperlukan untuk kebersihan, terutama untuk perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut/ringan (Romauli, 2011).

6. Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebalinya tidak lagi berhubungan seks sela 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila terdapat perdarahan pervaginam, riwayat abortus berulang, abortus atau partus prematurus imminens, ketuban pecah sebelum waktunya (Romauli, 2011)

7. Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan kegiata atau aktifitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan (Romauli, 2011).

8. Perawatan Payudara

a. Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan busa, karena akan mengganggu penyerapan keringat payudara.

b. Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara.

c. Hindari membersihkan puting susu menggunakan sabun mandi karena akan menyebabkan iritasi. Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.

d. Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara berarti produksi ASI sudah dimulai (Sulistyawati, 2009).

9. Senam hamil

Senam hamil dimulai setelah umur kehamilan 22 minggu yang bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot- otot sehingga dapat berfungsu secara optimal dalam persalinan normal.

Gambar 2.1. Senam Hamil

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6

Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9

(Kemenkes RI)

10.Massase

Massase (pijat penyembuhan) adalah suatu pemijatan yang dilakukan untuk membantu mempercepat proses pemulihan beberapa macam penyakit dengan mengunakan sentuhan tangan dan tanpa memasukan obat ke dalam tubuh yang bertujuan meringankan atau mengurangi keluhan atau gejala pada beberapa macam penyakit yang merupakan indikasi untuk di pijat.

2.1.4 Perubahan Psikologi Kehamilan Trimester III

1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.

2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu 3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatan.

4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatin dan ke khawatiran.

5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya. 6. Merasa kehilangan perhatian.

7. Perasaan sudah terluka (sensitif) 8. Libido menurun.

2.1.5 Konsep Dasar Antental Care Terpadu 1Pengertian ANC Terpadu

ANC (Antenatal Care) terpadu adalah pelayaan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan pada semua ibu hamil. Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara keseluruhan meliputi:

a. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar kehamilan berlangsung sehat;

b. Melakukan deteksi dini masalah, penyulit/ komplikasi kehamilan c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman;

d. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi.

e. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari: 1) Timbang berat badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.

2) Ukur tekanan darah.

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah normal 100/70- 120/80 mmHg tekanan darah dikatan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)

3) Ukur lingkar lengan atas (LiLA).

Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energy kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA yang kurang dari 23,5 cm normal LILA 23-26 cm. 4) Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak

dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.

5) Tentukan presentasi janin dan hitung denyut jantung janin (DJJ) Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masukke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin.

6) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini.

7) Beri tablet tambah darah (tablet besi),

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama

8) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi : a. Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk

mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.

c. Pemeriksaan protein dalam urin

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya pre-eklampsia pada ibu hamil.

d. Pemeriksaan kadar gula darah.

Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester

kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).

e. Pemeriksaan darah Malaria

Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi

f.Pemeriksaan HIV

Di darah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, tenaga kesehatan di fasilitasi pelayanan kesehatan wajib menawarkan ter HIV kepada semua ibu hamil secara insklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainya saat pemeriksaan atenatal atau menjalankan persalinan (Kementrian Kesehatan RI, 2015). 9) Tatalaksana/ penanganan kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelaina yang ditemukan pada ibu hamil harus ditanganai sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Khasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

10) Temu wicara (konseling)

Temu wicara ( konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal.

P4K adalah kepanjangan dari program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi yang merupakan kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif suwami keluwarga dan masyarakat dalam perencanaan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil termasuk perencanaan pengunaan KB pasca persalinan dengan mengunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

Sasaran P4K penanggung jawab dan program KIA provinsi dan kabupaten, bidan koordinator , kepala puskesmas, dokter, perawat, bidan, kader, forum peduli KIA. Kompenen P4K pencatatan ibu hamil, dorsalin / tabulin, donor darah, transpor atau ambulan desa, suwami / keluwarga menemani ibu pada saat bersalin, IMD, kunjungan nifas, kunjungan rumah.

2.1.6 Pemeriksaan Kehamilan

1. (Sarwono, 2009), standar minimal kontrol ANC, meliputi:

TM I minimal 1 kali, TM II minimal 1 kali dan TM III minimal 2 kali.

2. Penyuluhan yang didapat

a. Gizi tinggi protein dan kalori,

b. Perawatan payudara,

c. Personal hygiene senam hamil,

e. Istirahat cukup dan mengurangi kerja fisik yang berat,

f. Perlunya pemeriksaan kehamilan secara berkala,

g. Pentang pola hubungan seksual,

h. Panda bahaya kehamilan.

2.1.7 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III 1. Perdarahan pervaginam

Perdarahan lewat jalan lahir dapat berupa warna merah segar atau kehitaman, banyak dan berulang, disertai atau tidak disertai nyeri perut.

2. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.

3. Bengkak pada muka atau ekstremitas

Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan ekstremitas, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan gejala preeklamsi.

4. Gerkan janin berkurang atau tidak terasa

Normalnya bayi bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Jika gerakan janin berkurang atau tidak ada sama sekali ini merupakan indikasi IUFD (Intra Uteri fetal Death).

5. Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, penyakit radang panggul, persalinan preterm, ISK atau infeksi lain. (Romauli, 2010)

2.1.8 Keluhan Umum Pada Ibu Hamil Trimester III 1. Sakit Pinggang / Punggung

a. Pengertian nyeri secara umum

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berada pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatanya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelasan atau mengevalusi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, Uliyah, 2009).

b. Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksut adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangant bebes yang memiliki sedikit mielin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding srteri, dan kantong atau rangsangan. Penilain intensitas nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala sebagai berikut.

Gambar 2.2 Skala Deskriptif Nyeri

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat

Sumber : Uliyah, M dan Hidayat A, A, 2010 c. Klasifikasi nyeri

Klasifikasi secara umum dibedakan menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang tidak melebihi 6 bulan, nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari enam bulan. Nyeri punggung sering dialami pada Ibu hamil trimester III.

d. Pengertian nyeri punggung pada ibu hamil

Nyeri punggung pada Ibu hamil adalah nyeri yang terjadi pada area lumbal. Nyeri punggung adalah gangguan yang umum terjadi, dan ibu hamil mungkin pernah memiliki riwayat sakit punggung di masa lalu. Sebagai kemungkinan lain, nyeri punggung dapat dirasakan pertama kalinya dalam kehamilan. Nyeri punggung bawah sangat sering terjadi dalam kehamilan sehingga digambarkan sebagai salah satu gangguan minor dalam kehamilan. Ibu hamil mencondongkan perut sehingga menambah lengkungan pada bagian bawah punggung yang menimbulkan rasa nyeri (Varney, 2007)

e. Etiologi nyeri punggung pada kehamilan

Nyeri punggung bagian bawah merupakan maslah otot tulang yang paling sering dilaporkan dalam kehamilan. Hormon progestron dan relaksin menyebabkan sendi menjadi lunak, terutama sepanjang kolumna spinal, seperti pada perubahan pusat gravitasi seiring dengan kemajuan kehamilan, umumnya berperan pada keluhan nyeri punggung. Nyeri punggung bagian atas berhubungan dengan peningkatan ukuran payudara dan faktor- faktor postural yang sering dihubungkan dengan kondisi pekerjaan. Nyeri punggung bagian bawah dihubungkan dengan lordosis yang diakibatkan jika peningkatan berat uterus menarik tulang belakang keluar dari garis tubuh. Tipe Lain dari nyeri yang digambarkan oleh wanita, yaitu terjadi pada bagian belakang pelvis, sambungan lumbosakral distal dan lateral, meyebar kebagian belakang paha. Kondisi ini berada dari skiatika, jika tidak spesifik pada distribusi serabut saraf dan tidak meluas ke pergelangan kaki atau telapak kaki (Ostgaard, Andersson, dan Miller, 1993). Relaksasi sendi sakroiliaka dapat menyebabkan nyeri tipe ini (Heckman dan Sassard, 1994). Prevelensi nyeri punggung bagaian bawah meningkat sesuai paritas dan usia. Tidak terdapat hubungan antara tinggi bandan, berat badan ibu hamil, peningkatan berat badan pada kehamilan atau berat badan janin

dan nyeri punggung, (Heckman dan Sassard, 1994) (Walsh, 2008)

f. Penatalaksanaan

1. Menghindari mengangkat benda berat dan anjurkan teknik mengangkat barang baik, yaitu menekuk lutut dan mempertahankan punggung tetap lurus saat mengangkat, atau mengambil sesuatu dari lantai.

2. Berat benda harus dipegang didekat tubuh.

3. Kasur yang keras memberikan topangan yang lebih baik selama tidur.

4. Istirahat sebanyak mungkin saat kehamilan mengalami kemajuan.

5. Menggunakan sepatu bertumit rendah karena memakai sepatu bertinggi tidak stabil dan memperbrat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis.

6. Hindari membungkuk terlalu berlebihan. 7. Kompres hanggat pada punggung.

8. Pijatan pada punggung (masase) Gunakan kasur yang menyokong dan posisikan badan dengan mengunakan bantal sebagai penganjal (Varney, 2007).

2. Varises

Sejumlah faktor turut memengaruhi perkembangan varises selama kehamilan. Varises vena lebih mudah muncul pada wanita yang memiliki kecenderungan tersebut dalam keluarga atau memiliki oleh gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah (Varney, 2007).

3. Kontipasi

Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat memiliki masalah ini pada trimester ke dua atau ke tiga. (Varney,2007).

4. Kram pada kaki dan edema ringan

Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang.

5. Nyeri ulu hati

Nyeri ulu hati ketidaknyaman yang mulia timbul menjelang akhir trimester ke dua dan bertahan hingga trimester ke tiga adalah kata lain untuk regurgitasi atau refluks isi lambung yang asam menuju esofagus bagian bawah akibat peristaltis balikan (Varney, 2007).

2.1.9 Konsep SOAP Ibu Hamil dengan Nyeri Punggung 1. Data Subjektif

Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkatkan intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan (Varney,2007).

2. Data Objektif

Kelemahan otot abdomen wanita sehingga gagal menopong uterrus yang semakin membesar, kelemahan otot abdomen lebih umum terjadi pada wanita yang usia kemahilannya memasuki usia > 27 minggu.

a. Pemeriksaan fisik umum

keadaan umum : baik, lemah Kesadaran : composmentis Postur tubuh : lordosis.

TTV : TD :110/70 – 130/90 mmHg S :36,5 – 37,5 0C

N : 80 – 90 x/menit RR : 16 – 24 x/menit HB : 12,5 gram b. Pemeriksaan fisik khusus

(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)

Muka : simetris, pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odema.

Mata : konjungtiva pucat, sclera putih, palpebrae tidak odeme.

Dada : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bunyi wheezing dan ronchi.

Mamae : terdapat hiperpigmentasi areola mamae,puting susu menonjol, kolostrum belum keluar.

Punggung : tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas luka memar.

Abdomen : pembesaran perut sesuai usia kehamilan, tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra dan striae gravidarum.

Leopold I : menentukan TFU dan bagian apa yang berada di fundus

Leopold II : menentukan bagian apa yang berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu

Leopold III : menentukan bagian terbawah janin dan sudah masuk PAP atau belum Leopold IV : Untuk menentukan bagian