• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVENTARISASI MASALAH DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2004 SMA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI SMASE SE- KECAMATAN KOTA BOJONEGORO KABUPATEN BOJONEGORO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INVENTARISASI MASALAH DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2004 SMA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI SMASE SE- KECAMATAN KOTA BOJONEGORO KABUPATEN BOJONEGORO"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

INVENTARISASI MASALAH DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2004

SMA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI SMASE

SE-KECAMATAN KOTA BOJONEGORO KABUPATEN BOJONEGORO

Oleh: LULUK NURUL FARIDA ( 01330170 )

Biology

Dibuat: 2007-04-10 , dengan 3 file(s).

Keywords: INVENTARISASI MASALAH DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2004

Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (human resource). Begitu juga di Indonesia, upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terus-menerus dilakukan oleh pemerintah, baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Seperti kita ketahui, secara garis besar tujuan makro dan mikro pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Pemerintah, dalam hal ini Menteri

Pendidikan Nasional mencanangkan ”Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan“ pada tanggal 2

mei 2002. Bila sebelumnya pengelolaan pendidikan merupakan wewenang pusat, maka dengan berlakunya undang-undang tersebut kewenangannya berada pada pemerintah daerah

Kota/Kabupaten (Mulyasa, E.2002:5-6).

Dari berbagai pengamatan dan analisis, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan nasional tidak mengalami perubahan secara merata (Depdiknas, 2001:1-2).

Faktor pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan Fungsional education (pendidikan fungsional) atau input –output (Analisis faktor dalam dan factor luar) yang dilaksanakan secara tidak konsekuen. Fakor kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik. Faktor ketiga, peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa, dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini masih kurang. Oleh sebab itu dalam proses belajar mengajar harus menjalin hubungan kerja sama antara para siswa, guru, sekolah dan masyarakat. Jika hal ini bisa terlaksana akan memberikan pengalaman langsung yang nyata serta melatih cara berfikir dan memecahkan masalah secara kreatif, replektif, dan menyeluruh.

Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan dilapangan. Untuk kepentingan tersebut pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk

mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan khususnya pada jalur pendidikan sekolah. Guru yang kompeten adalah guru yang demokratis, suka bekerja sama, baik hati, sabar, adil, konsisten, bersifat terbuka, suka menolong, ramah tamah, suka humor, memiliki bermacam ragam minat,

menguasai bahan pelajaran, fleksibel dan menaruh minat yang baik terhadap siswa (Hamalik, Oemar, 2004:39).

(2)

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal yaitu Pretes, Proses dan Posttest.

Menurut Mulyasa, E. (2005:41) pada GBP KBK 2004, tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah:

1. Pembelajaran perlu lebih menekankan pada kegiatan individual meskipun dilaksanakan secara klasikal, dan perlu memperhatikan perbedaan peserta didik.

2. Perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan metode dan media yang bervariasi sehingga memungkinkan setiap peserta didik belajar dengan tenang dan menyenangkan.

3. Dalam pembelajaran perlu diberikan waktu yang cukup, terutama dalam menyelesaikan tugas atau praktek, agar setiap peserta didik dapat mengerjakan tugas belajarnya dengan baik.

Adapun konsep bahan pengajaran kelas X mata pelajaran biologi sesuai GBPP SMA 2004 (I tahun ajaran: 250 jam pelajaran) adalah Biologi dan peranannya bagi kehidupan,

Keanekaragaman hayati, Virus, Kingdom (Dunia) Monera, Kingdom (Dunia) Protista dan peranannya bagi kehidupan, Kingdom (Dunia) Fungi dan peranannua bagi kehidupan, Kingdom (Dunia) plantae dan peranannya bagi kehidupan, Kingdom (Dunia) Animalia dan peranannya bagi kehidupan, Ekosistem, Permasalahan lingkungan, bioteknologi dan dampaknya.

Alokasi waktu 3 jam pelajaran perminggu. Pada GBPP yang berdasarkan KBK 2004 lebih terperinci penjabarannya karena memuat beberapa komponen yaitu mulai dari tujuan kurikulum, tujuan instruksional, pembuatan silabus (pokok bahasan dan uraian materi) dan system penilaian, program semester, program tahunan dan jumlah jam pelajaran, metode, sarana atau sumber belajar mengajar.

Pada GBPP KBK 2004, tujuan instruksional merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan metode-metode pembelajaran. Metode yang dapat membantu siswa mencapai tujuan adalah metode ceramah, guru memberi instruksi atau petunjuk, dan melaksanakan praktek dilapangan (mengetahui kerjasama dalam memecahkan masalah).

Berdasarkan hasil pertanyaan kepada guru-guru pengajar Biologi kelas X di SMA se-Kecamatan Kota Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro akan diketahui apakah permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanakan Kurikulum 2004 SMA pada mata pelajaran biologi kelas X. Atas dasar hal inilah maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ” Inventarisasi Masalah Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2004 SMA Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas X di SMA se-Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Asumsi yang digunakan dalam menghitung produksi dan nilai produksi yang hilang akibat konversi lahan sawah pada periode 2002-2011 adalah pola tanam yang dilakukan

Banyak modifikasi telah dilakukan terhadap sistem lumpur aktif, tetapi secara keseluruhan sistem pengolahan dengan lumpur aktif dapat dicirikan dengan tanda-tanda:

Tugas akhir ini membahas perancangan antena mikrostrip MIMO 4 × 4 untuk teknologi WiFi dengan standar 802.11n pada frekuensi 2,4 GHz dengan patch Bowtie agar dapat

Nilai rataan P – tersedia terendah diperoleh pada tanah di bawah tegakan aren dan disusul juga dengan tegakan karet dan durian hal ini disebabkan adanya erosi dan rendah

tempat lain dalam daerah pabean, Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas lainnya, Kawasan Ekonomi Khusus, Gudang Berikat, dan Kawasan ekonomi lainnya yang ditetapkan

Sodium starch glycolate mempunyai keuntungan disamping menghasilkan waktu hancur yang cepat, juga menghilangkan pengaruh disintegrasi dari bahan tambahan dalam tablet seperti

Each learner in Grade 8 and 9 must receive a Mathematics text book costing R30, a set of language books costing R70, a science text book costing R40 and a history book at R60..

S., 2007, Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet, Laboratorium Teknologi Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Susanto, T., dan Saneto, B., 1994, Teknologi Pengolahan