• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Izakaya Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Fungsi Izakaya Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI IZAKAYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG

NIHON SHAKAI NO SEIKATSU DE NO IZAKAYA NO KINOU

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan Kepada Panitia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam

Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh

ROMANDO ANNAS GINTING 110708015

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

FUNGSI IZAKAYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG

NIHON SHAKAI NO SEIKATSU DE NO IZAKAYA NO KINOU

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan Kepada Panitia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam

Bidang Ilmu Sastra Jepang

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Drs. Hamzon Situmorang, MS,.Ph.D.

NIP. 19580704 1984 12 1 001 NIP. 19600403 1991 03 1 001 Drs. Amin Sihombing

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Disetujui Oleh

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Medan, September 2015 Departemen Sastra Jepang Ketua,

(4)

ABSTRAK

ようし

,

要旨

FUNGSI IZAKAYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG にほんしゃかい

Jepang adalah salah satu negara yang maju dalam bidang teknologi, ekonomi dan masih memiliki beragam kebudayaan.

日本は技術や経済などの先進国で古い文化がのこっている国の一つである。

Meskipun menjadi salah satu negara maju di dunia namun Jepang tetap melestarikan kebudayaan-kebudayaannya hingga sekarang.

せかい Salah satunya yaitu Inshu bunka (飲酒文化).

っている。

その一つは

いんしゅぶんか

,飲酒文化

Inshu bunka adalah budaya minum minuman beralkohol di Jepang. である。

Bagi masyarakat Jepang, minuman beralkohol telah menjadi bagian dari tradisi kebudayaan yang membantu hubungan baik diantara orang-orang.

(5)

にほんしゃかい

Di Jepang terdapat begitu banyak tempat untuk menikmati minuman beralkohol seperti bar, pub dan izakaya.

である。

Selain karena pilihan menunya relatif banyak, harga yang ditawarkan juga cukup murah dibandingkan tempat yang sejenisnya.

などである。

Lalu cara menikmati makanan dan minuman sepuasnya dalam jangka waktu tertentu dengan membayar harga yang telah ditentukan juga membuat izakaya menjadi unik dibandingkan tempat lain yang sejenis.

(6)

そ し て 、

Seiring perkembangan zaman, izakaya yang awalnya hanya berupa izakaya tradisional (akachocin), kini berkembang hingga ada berbagai jenis, antara lain : chain izakaya, cosplay izakaya, yakitoriya, odenya dan robatayaki.

である。 Setiap jenis dari izakaya tersebut memiliki ciri khas masing-masing.

きである。

かくいざかや

,各居酒屋はそれぞれの

とくしょく ,特色

Dahulu Izakaya yang hanya berfungsi sebagai tempat minum minuman beralkohol sambil melepas lelah dan tempat hiburan setelah pulang bekerja, kini berubah menjadi tempat untuk bersosialisasi bagi masyarakat Jepang khususnya bagi kelompok-kelompok tertentu.

(7)

むかし

Izakaya digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan nomikai (pesta

minum-minum), karena orang Jepang beranggapan ketika seseorang telah diajak minum oleh suatu kelompok, artinya orang tersebut sudah diterima masuk ke dalam kelompok dimaksud.

うところである。

Orang Jepang hanya akan pergi bersama orang-orang yang telah dianggap dekat (uchi) oleh mereka, tidak dengan orang yang baru mereka kenal (soto).

(8)

Hal ini berkaitan erat dengan honne dan tatemae dalam kehidupan orang Jepang.

Honne adalah cara berkomunikasi orang Jepang untuk mengungkapkan isi hati atau perasaan sebenarnya kepada orang yang dianggap dekat (uchi), dan tatemae adalah sikap yang ditampilkan orang Jepang di depan umum kepada orang lain (soto).

Selain itu izakaya juga digunakan untuk menjamu rekan-rekan bisnis antar perusahaan dalam hal negosiasi.

である。 Perjamuan ini disebut Osettai.

される。

(9)

そ の た め 、

Melihat fungsi izakaya yang begitu banyak, membuat izakaya menyebar ke negara-negara lain di luar Jepang.

てる。

Seperti negara-negara Asia, Eropa, Amerika dan Australia dengan konsep yang lebih modern.

Walaupun berkonsep lebih modern, namun fungsi dari izakaya-izakaya disini hanya sebagai tempat hiburan dan tempat melepas lelah seperti halnya bar biasa.

(10)

Dengan ciri khas Jepang yang menjadikan kesan lebih bila dibandingkan tempat lain yang sejenis.

にほん

,日本の

とくちょう

,特徴があれば、それは おな

,同 じのようなところ

と くら

,比べるともっとの

とくしつ

,特質がある。

KATA PENGANTAR

(11)

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Fungsi Izakaya Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang”, disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar kesarjanaan Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum, selaku Ketua Departemen Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Drs. Hamzon Sittumorang, M.S, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah banyak menyisihkan waktu, pikiran, saran dan masukan-masukan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Amin Sihombing, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan banyak bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh staff pengajar Departemen Sastra Jepang, yang telah banyak memberikan penulis banyak masukan dan ilmu.

6. Dosen Penguji Ujian Seminar Proposal dan Penguji Ujian Skripsi, yang telah menyediakan waktu untuk membaca dan menguji skripsi ini.

(12)

juga untuk adik penulis, Sheril Raihan Annas yang telah banyak memberikan hiburan, dukungan dan semangat.

8. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman seperjuangan: Lora, Guslan, Alfred, Aidha, Rasyid yang menemani dan memberikan bantuan dan semangat kepada penulis dalam suka dan duka dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas hiburan, dukungan dan kepedulian yang telah diberikan kepada penulis. Terima kasih juga kepada seluruh teman-teman sekelas yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas kebersamaan dan dukungannya. Juga untuk senior-senior, terima kasih atas nasehat, dukungan masukannya, Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua, amin.

Penulis berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun masih banyak kesalahan, baik dari segi sisi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2015

Penulis,

Romando Annas Ginting DAFTAR ISI

(13)

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ... 6

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 7

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.6 Metode Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG IZAKAYA ... 13

2.1 Pengertian Izakaya ... 13

2.2 Sejarah dan Perkembangan Izakaya ... 14

2.3 Pelanggan Izakaya ... 30

2.3.1 Pribadi ... 30

2.3.1 Kelompok ... 31

BAB III FUNGSI IZAKAYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG ... 33

3.1 Fungsi Budaya Izakya ... 33

3.1.1 Izakaya Sebagai Tempat Melepas Lelah ... 34

3.1.2 Izakaya Sebagai Tempat Hiburan ... 36

3.2 Fungsi Sosial Izakaya ... 38

3.2.1 Izakaya Dalam Perspektif Uchi dan Soto ... 42

3.2.2 Izakaya Dalam Perspektif Hadaka no Tsukiai ... 46

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

(14)
(15)

ABSTRAK

ようし

,

要旨

FUNGSI IZAKAYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG にほんしゃかい

Jepang adalah salah satu negara yang maju dalam bidang teknologi, ekonomi dan masih memiliki beragam kebudayaan.

日本は技術や経済などの先進国で古い文化がのこっている国の一つである。

Meskipun menjadi salah satu negara maju di dunia namun Jepang tetap melestarikan kebudayaan-kebudayaannya hingga sekarang.

せかい Salah satunya yaitu Inshu bunka (飲酒文化).

っている。

その一つは

いんしゅぶんか

,飲酒文化

Inshu bunka adalah budaya minum minuman beralkohol di Jepang. である。

Bagi masyarakat Jepang, minuman beralkohol telah menjadi bagian dari tradisi kebudayaan yang membantu hubungan baik diantara orang-orang.

(16)

にほんしゃかい

Di Jepang terdapat begitu banyak tempat untuk menikmati minuman beralkohol seperti bar, pub dan izakaya.

である。

Selain karena pilihan menunya relatif banyak, harga yang ditawarkan juga cukup murah dibandingkan tempat yang sejenisnya.

などである。

Lalu cara menikmati makanan dan minuman sepuasnya dalam jangka waktu tertentu dengan membayar harga yang telah ditentukan juga membuat izakaya menjadi unik dibandingkan tempat lain yang sejenis.

(17)

そ し て 、

Seiring perkembangan zaman, izakaya yang awalnya hanya berupa izakaya tradisional (akachocin), kini berkembang hingga ada berbagai jenis, antara lain : chain izakaya, cosplay izakaya, yakitoriya, odenya dan robatayaki.

である。 Setiap jenis dari izakaya tersebut memiliki ciri khas masing-masing.

きである。

かくいざかや

,各居酒屋はそれぞれの

とくしょく ,特色

Dahulu Izakaya yang hanya berfungsi sebagai tempat minum minuman beralkohol sambil melepas lelah dan tempat hiburan setelah pulang bekerja, kini berubah menjadi tempat untuk bersosialisasi bagi masyarakat Jepang khususnya bagi kelompok-kelompok tertentu.

(18)

むかし

Izakaya digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan nomikai (pesta

minum-minum), karena orang Jepang beranggapan ketika seseorang telah diajak minum oleh suatu kelompok, artinya orang tersebut sudah diterima masuk ke dalam kelompok dimaksud.

うところである。

Orang Jepang hanya akan pergi bersama orang-orang yang telah dianggap dekat (uchi) oleh mereka, tidak dengan orang yang baru mereka kenal (soto).

(19)

Hal ini berkaitan erat dengan honne dan tatemae dalam kehidupan orang Jepang.

Honne adalah cara berkomunikasi orang Jepang untuk mengungkapkan isi hati atau perasaan sebenarnya kepada orang yang dianggap dekat (uchi), dan tatemae adalah sikap yang ditampilkan orang Jepang di depan umum kepada orang lain (soto).

Selain itu izakaya juga digunakan untuk menjamu rekan-rekan bisnis antar perusahaan dalam hal negosiasi.

である。 Perjamuan ini disebut Osettai.

される。

Oleh karena itu, izakaya cukup membantu kegiatan bisnis di Jepang yang dikarenakan adanya budaya Inshu bunka.

(20)

そ の た め 、

Melihat fungsi izakaya yang begitu banyak, membuat izakaya menyebar ke negara-negara lain di luar Jepang.

てる。

Seperti negara-negara Asia, Eropa, Amerika dan Australia dengan konsep yang lebih modern.

Walaupun berkonsep lebih modern, namun fungsi dari izakaya-izakaya disini hanya sebagai tempat hiburan dan tempat melepas lelah seperti halnya bar biasa.

(21)

Dengan ciri khas Jepang yang menjadikan kesan lebih bila dibandingkan tempat lain yang sejenis.

にほん

,日本の

とくちょう

,特徴があれば、それは おな

,同 じのようなところ

と くら

,比べるともっとの

とくしつ

,特質がある。

KATA PENGANTAR

(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap masyarakat memiliki kebudayaan yang berperan besar untuk memenuhi segala kebutuhan demi kelangsungan hidupnya. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat tersebut dapat berbentuk materi maupun non materi. Sebagian besar kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh kebudayaan yang ada pada masyarakat itu sendiri.

Menurut Supartono (2001:30) kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu kata budh yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau

akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan adalah culture, berasal dari kata culere (bahasa Yunani) yang berarti mengerjakan tanah. Dengan mengerjakan

tanah, manusia mulai hidup sebagai penghasil makanan (food producing). Hal ini berarti manusia telah berbudi daya mengerjakan tanah karena telah meninggalkan kehidupan yang hanya memungut hasil alam saja (food gathering).

(23)

faktor, yaitu hal-hal yang menggerakkan manusia untuk menghasilkan kebudayaan.

Ienaga Saburo dalam Situmorang (2011:3) membedakan pengertian kebudayaan (bunka) dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas kebudayaan adalah seluruh cara hidup manusia. Sedangkan pengertian kebudayaan dalam arti sempit menurut Ienaga adalah terdiri dari ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni. Oleh karena itu di sini Ienaga mengatakan kebudayaan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang bersifat konkrit yang diolah manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan pengertian kebudayaan dalam arti sempit adalah sama dengan pengertian yang diuraikan di atas. Yaitu kebudayaan dalam arti sempit menurut Ienaga Saburo adalah sama dengan budaya yang berisikan sesuatu yang tidak kentara, atau yang bersifat semiotik.

Dalam mempelajari kebudayaan, ada tiga poin yang menjadi pusat perhatian kita, yaitu masyarakat penghasil kebudayaan tersebut (sejarah lahirnya kebudayaan tersebut), objek kebudayaan itu sendiri dan masyarakat pengguna kebudayaan atau fungsi kebudayaan tersebut dalam masyarakat pengguna (Situmorang, 2009:4).

(24)

acara-acara formal seperti pesta ataupun sebagai minuman sehari-hari. Kato dalam Trinidad (2014:20) mengatakan bahwa menurut Biro Sensus Jepang, 73,2 persen orang Jepang percaya bahwa minum alkohol membantu hubungan lembut di antara orang-orang.

Minuman beralkohol khas Jepang yang sangat terkenal di dunia adalah Sake (). Sake merupakan minuman beralkohol khas Jepang yang terbuat dari beras atau ketan diragikan, di Jepang biasa disebut dengan seishu (清 酒, minuman alkohol) atau nihonshu (日本酒, minuman alkohol khas jepang). Istilah ini digunakan untuk membedakannya dengan minuman beralkohol yang berasal dari barat (Danadjaja, 1997:287). Dalam kebudayaan Jepang, sake juga dipercaya sebagai bagian dari magis saat upacara kagami biraki (鏡開き, upacara memukul tutup tong kayu berisi

kemenangan pemilu. Sake perayaan ini dibagikan secara gratis untuk semua orang untuk menyebarkan nasib baik.

神, dewa)

dalam berbagai ritual keagamaan, sake juga punya peranan lain sebagai media untuk berinteraksi sosial. Masyarakat Jepang sering melakukan perundingan ataupun pendekatan dengan orang baru melalui budaya minum sake. Salah satu yang sering melakukan kebiasaan minum sake adalah para pegawai kantoran di Jepang.

(25)

langsung pulang ke rumah, melainkan minum-minum sambil ngemil yakitori (satai), kacang atau makanan kecil lain di tempat makan yang disebut Izakaya dapat dipisahkan. Para sarariman sangat suka minum dan sebagian besar dari mereka minum sake setiap hari. Peran sake sangat berpengaruh dalam dunia bisnis, antara lain untuk mengikat hubungan antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang menjadi rekan bisnisnya. Ada banyak tempat-tempat yang biasa dikunjungi untuk nomikai (飲み会, pesta minum)antara lain nomiya (飲み屋, kedai minum), izakaya (居 酒 屋, kedai sake), yakitoriya (焼 き 鳥 や, warung satai), beer garden (kedai bir), bar (kedai minuman beralkohol) dan tempat karaoke. Setelah jam kerja usai biasanya tempat-tempat tersebut akan penuh

dengan para pekerja yang datang untuk minum-minum melepas lelah ataupun stres bersama-sama dengan teman atau kelompoknya. Namun pada umumnya yang paling sering dikunjungi adalah izakaya, selain karena harganya lebih murah dibanding yang lainnya, izakaya juga menyediakan menu-menu lain yang sederhana serta bervariasi.

Izakaya (居酒屋) adalah tempat bernuansa khas

(26)

dari makanan hanya sebagai sampingan. Izakaya berbeda dari bernuansa khas barat dan menjual minuman keras khas Barat. Minuman keras yang dijual di izakaya umumnya seperチ ュ ー ハ イ,

minuman kaleng beralkohol). Hidangan yang disediakan di izakaya juga lebih bervariasi dibandingkan hidangan di bar atau pub

Mampu bertahannya izakaya hingga saat ini bukan tanpa alasan. Selain inovasi dan perkembangan yang terjadi pada izakaya, peranan yang izakaya berikan dalam kehidupan masyarakat Jepang juga menyebabkan izakaya dapat terus eksis hingga sekarang. Hal inilah yang membuat penulis memilih menganalisis fungsi dari izakaya karena penulis tertarik dengan izakaya yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jepang. Izakaya merupakan salah satu produk dari kebudayaan Jepang yang digemari oleh hampir semua penduduk di seluruh Jepang. Bahkan izakaya telah menjadi sarana hiburan di negara-negara lain. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari inovasi dan perkembangan pada izakaya yang tidak hanya sebatas sebagai tempat minum sake, namun juga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial bagi masyarakat Jepang. Dengan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Fungsi Izakaya Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang”.

1.2 Rumusan Masalah

(27)

negara-negara lain. Sama halnya dengan fungsi dari izakaya yang kian berkembang, yang awalnya hanya sebatas tempat hiburan dan melepas lelah bagi orang-orang selepas bekerja kini juga sebagai tempat untuk bersosialisasi dengan orang lain, bahkan bagi kelompok tertentu izakaya digunakan untuk mempererat hubungan sosial di dalam kelompok tersebut. Ini bisa dilihat dari banyak perusahaan Jepang yang menggunakan izakaya sebagai tempat untuk mempererat hubungan sosial, baik antara atasan dengan bawahan, karyawan lama dengan karyawan baru, maupun ke rekan bisnis.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan izakaya di Jepang?

2. Bagaimana fungsi izakaya di dalam kehidupan masyarakat Jepang?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk memudahkan dalam menganalisa topik permasalahan, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan. Sehingga masalah yang akan dibahas menjadi lebih terarah. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulis tetap terfokus pada masalah yang ingin diteliti.

(28)

sejarah serta perkembangan izakaya dan mengenai para pelanggan yang biasa mengunjungi izakaya di Jepang pada bab II.

1.4 Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri atas peranan-peranan dan kelompok-kelompok yang saling berkaitan serta saling mempengaruhi, yang mana kelakuan dan tindakan manusia diwujudkan (Suparlan,1980:2). Kebudayaan mencakup seluruh aspek kehidupan yang meliputi keseluruhan bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, kesenian dan benda-benda lain yang merupakan warisan sosial (M.Jacobs dan B.J.Stern dalam Siti, 2001:170). Seperti halnya di Jepang, masyarakatnya memiliki beragam kebudayaan yang merupakan hasil dari warisan sosial. Salah satunya yaitu Inshu bunka. Inshu bunka adalah budaya minum minuman beralkohol di Jepang. Ada banyak tempat yang biasa dikunjungi oleh masyarakat Jepang untuk menikmati minuman beralkohol, salah satunya ialah Izakaya.

Izakaya adalah sebuah restoran yang menyediakan makanan yang enak

(29)

yang lelah setelah jalan-jalan seharian. membuat izakaya dapat terus bertahan hingga saat ini walaupun tempat-tempat sejenis banyak bermunculan dengan konsep yang lebih modern. Ini bisa dilihat dari izakaya yang kian diminati khususnya oleh para pekerja kantoran Jepang atau sarariman sebagai tempat untuk mempererat hubungan sosial di antara kelompok

mereka.

1.4.2 Kerangka Teori

Kerangka teori menurut Koentjaraningrat (1976:11) berfungsi sebagai pendorong proses berfikir deduktif yang bergerak dari alam abstrak ke alam kongkrit. Suatu teori dipakai oleh peneliti sebagai kerangka yang memberi pembatasan terhadap fakta-fakta kongkrit yang tak terbilang banyaknya dalam kehidupan masyarakat yang harus diperhatikan.

(30)

merasa enak badan (bodily comfort), keamanan, kesantaian, gerak dan pertumbuhan. Beberapa aspek dari kebudayaan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar itu. Pendekatan yang fungsional mempunyai suatu nilai praktis yang penting. Pendekatan teori fungsionalisme dapat secara bermanfaat diterapkan dalam analisa mekanisme-mekanisme kebudayaan-kebudayaan secara tersendiri.

Penelitian ini akan berdiskusi tentang suatu objek kajian dengan memahami fungsi awal dari izakaya. Seperti penjelasan pada tinjauan pustaka sebelumnya, izakaya memberikan cukup banyak fungsi yaitu sebagai salah satu tempat hiburan bagi masyarakat Jepang. Hiburan ini dibutuhkan tidak hanya oleh individu namun juga kelompok tertentu sembari melepas lelah setelah beraktivitas maupun untuk mengisi waktu luang.

Penulis juga menggunakan konsep honne dan tatemae. Dalam wikipedia tatemae berasal dari bahasa Jepang yang menggambarkan sebuah kontras antara

perasaan sebenarnya dan keinginan seseorang dengan perilaku dan opini yang ditampilkan di depan umum. Kemudian Alston (2005:19) mengatakan bahwa honne mengacu pada niat dan perasaan yang sebenarnya dari seseorang. Hal ini

(31)

mengatakan bahwa tatemae adalah segala hal yang sulit ditentang di depan umum seperti perilaku dan pikiran yang diakui oleh mayoritas, sementara honne adalah sesuatu yang tersembunyi yang berhubungan dengan hati seseorang dan tidak boleh dibicarakan di depan umum. Konsep ini dipakai Ini karena izakaya digunakan sebagai salah satu sarana untuk bersosialisasi.

Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang menerapkan pola hidup berkelompok dengan sangat ketat. Ada perbedaan sikap dan perilaku terhadap seseorang yang berasal dari kelompok yang sama (uchi) dan orang dari kelompok yang berbeda (soto). Masyarakat Jepang tradisional sangat mengutamakan menjaga hubungan yang harmonis antara setiap individu dan setiap kelompok masyarakat. Untuk dapat menjaga hubungan tersebut seseorang harus bisa menahan perasaan pribadi dan keinginan yang cenderung mendahulukan kepentingan pribadi. Honne dan tatemae yang diterapkan oleh masyarakat Jepang adalah pola komunikasi yang digunakan berdasarkan tujuan membentuk hubungan yang harmonis tersebut. Tatemae adalah sikap yang dipasang terhadap soto dan honne diperlihatkan hanya pada seseorang yang telah dianggap sebagai

uchi, yang disini berarti seseorang yang telah dianggap dekat dengan yang

bersangkutan atau orang yang telah diterima dalam suatu kelompok tertentu. Izakaya menawarkan diri sebagai salah satu sarana untuk meruntuhkan tembok

(32)

Jepang terus mempertahankan salah satu budayanya yaitu inshu bunka selain peranan sosial yang diberikannya.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, sesuai dengan latar belakang yang penulis kemukakan diatas adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejarah kemunculan dan perkembangan izakaya. 2. Untuk mengetahui fungsi izakaya dalam kehidupan masyarakat Jepang. 1.5.2 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian terhadap fungsi izakaya dalam kehidupan masyarakat Jepang ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yakni :

1. Bagi peneliti dan pembaca, dapat menambah wawasan mengenai fungsi izakaya dalam kehidupan masyarakat Jepang.

2. Bagi pembaca, dapat menambah bahan bacaan dan sumber penelitian untuk Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya.

1.6 Metode Penelitian

(33)

Menurut Ratna (2003:53) metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan, dengan maksud untuk menemukan unsur-unsurnya, kemudian dianalisis, bahkan juga diperbandingkan. Di dalam metode ini, penulis tidak hanya menguraikan, namun juga memberikan pemahaman dan penjelasan.

(34)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG IZAKAYA

2.1 Pengertian Izakaya

Izakaya (居酒屋) adalah tempat bernuansa khas

Izakaya adalah kata majemuk yang terdiri dari "i" (tinggal) dan "sakaya" 酒屋 (kedai sake), yang menunjukkan bahwa izakaya pada dasarnya adalah tempat orang untuk duduk dan santai sambil minum sake. Izakaya kadang-kadang disebut juga akachōchin (赤ち ょうちん, lentera merah) dalam percakapan sehari-hari, karena lentera kertas ini secara tradisional ditemukan di depan izakaya. Berbeda dari makanan hanya sebagai sampingan. Izakaya berbeda dari bernuansa khas barat dan menjual minuman keras khas Barat. Minuman keras yang dijual di izakaya umumnya seperチ ュ ー ハ イ, minuman kaleng beralkohol). Hidangan yang disediakan di izakaya juga lebih bervariasi dibandingkan hidangan di bar atau pub

(35)

2.2 Sejarah dan Perkembangan Izakaya

Dewasa ini Jepang menjadi salah satu negara maju di dunia baik dari segi ekonomi, politik, maupun teknologi. Saat ini Jepang adalah negara dengan ekonomi dan teknologi terkuat kedua setelah Amerika. Hancurnya Jepang pada saat Perang Dunia II selanjutnya justru menumbuhkan kesadaran dan nasionalisme pada rakyat Jepang. Kekalahan mereka atas Amerika dan sekutunya menumbuhkan semangat nasionalisme mereka untuk menjadi yang terbaik di dunia. Selama tiga dekade pertumbuhan ekonomi Jepang mencapai angka yang menakjubkan, naik hingga rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun 1980-an. Pada tahun 1965 pendapatan nasional Jepang mencapai $95 triliun dan terus meningkat hingga pada tahun 1980 mencapai $1.065 triliun factbook/geos/ja.html).

Yamamoto Shichihei mengatakan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat itu tidak lepas dari peran masyarakat Jepang yang terkenal sebagai pekerja keras. Sifat pekerja keras orang Jepang sangat terkenal di dunia, hingga persepsi ini terkadang menimbulkan anggapan negatif di kalangan masyarakat barat yang menganggap orang Jepang sebagai “economic animals”. Namun orang Jepang sendiri menganggap ini sebagai sebuah kesalahpahaman (Gakken, 1997:229).

(36)

disebut ie. Sebuah perusahaan mengharapkan para karyawannya mempunyai hubungan yang dalam seperti keluarga dan menghormati perusahaan sebagai pusat dari hidup mereka melebihi keluarga mereka sendiri.

Agar tujuan tersebut dapat terlaksana, perusahaan Jepang menerapkan beberapa kebijakan, antara lain shushinkoyo (終身雇用) dan nenkojoretsu (年功 序列). Shushinkoyo atau pengaryaan seumur hidup, dan nenkojoretsu atau sistem gaji berdasarkan senioritas merupakan dua ciri utama budaya kerja Jepang. Dengan kebijakan shushinkoyo, seorang karyawan akan mendapatkan jaminan pekerjaan dalam perusahaannya, dan dengan kebijakan nenkojoretsu, seorang sarariman akan mendapatkan gaji dan kedudukan yang lebih tinggi seiring

dengan lamanya ia bekerja di perusahaan tersebut. Perusahaan juga menyediakan berbagai pelayanan dan keuntungan bagi para karyawannya, seperti dana pensiun, dana kesehatan, bonus dan gaji tambahan, perumahan, bahkan daerah pemakaman. Semua hal ini disediakan agar para karyawan memberikan yang terbaik dari diri mereka untuk perusahaan, loyalitas terhadap perusahaan, hubungan yang baik dengan anggota perusahaan yang lain, tanggung jawab terhadap pekerjaan, tanpa harus memikirkan beban hidup yang lain.

Karena perusahaan menjamin kesejahteraan karyawan, karyawan akan mendahulukan kepentingan perusahaan. Untuk itu mereka rela bekerja lembur, bahkan seringkali tanpa dibayar, dan dimutasikan demi kepentingan perusahaan, walaupun itu berarti mereka harus tinggal jauh dari keluarga.

(37)

lebih parah seperti karoushi (過労死) atau karoujisatsu (過労自殺). Karoushi adalah kematian pekerja atau karyawan yang disebabkan oleh stres dan kelelahan akibat kerja yang berlebihan. Sedangkan karoujisatsu adalah bunuh diri karena tekanan dan beban pekerjaan. Oleh karena itu perusahaan sering mengadakan berbagai kegiatan di luar pekerjaan, seperti pertandingan olahraga, tamasya, pesta. Namun karyawanpun memiliki cara tersendiri untuk menghilangkan lelah dan melepas stres, seperti bermain pachinko, pergi ke karaoke, ataupun pergi ke izakaya selepas kerja. Masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat yang gemar minum minuman beralkohol terutama para sarariman. Setelah pulang bekerja biasanya mereka pergi untuk menikmati sake di izakaya.

Menurut awalnya lahir pada Zaman Edo (1603-1867) ketika sake dijual bebas kepada siapa saja pada saat itu. Mulanya orang-orang hanya minum di depan toko-toko yang menjual minuman beralkohol, melihat minat orang-orang akan minuman beralkohol semakin tinggi, kemudian toko-toko ini mulai melayani dan menjual makanan sederhana dan ini bisa dilihat hingga sekarang. Dewasa ini, berdasarkan data Nippon Telegraph dan Telephone Corporation, ada lebih dari 80.000 izakaya di seluruh Jepang. Bahkan beberapa izakaya memiliki ruangan pribadi bergaya tradisional dengan tikar tatami. Biasanya tempat-tempat ini sering digunakan untuk kelompok-kelompok besar seperti pesta perusahaan.

Izakaya umumnya berukuran relatif kecil dan berkapasitas tidak lebih dari

(38)

pelanggan akan diantar ke tempat duduk atau ke meja berbentuk bar blaineanderin.com/izakaya-the-amazing-japanese-bar/).

Melihat sejarah di atas, tidak heran jika izakaya dapat terus bertahan hingga saat ini di tengah banyaknya tempat sejenis yang bermunculan. Budaya minum minuman beralkohol orang jepang juga berperan besar akan eksistensi tempat ini. Hal ini bisa dilihat dari beragam konsep izakaya baru yang ditawarkan demi menarik minat pelanggan untuk datang.

a. Jenis-jenis Izakaya

Seiring perubahan zaman, izakaya di Jepang juga mengalami perkembangan. Ini ditandai dari inovasi yang dilakukan para pemilik izakaya demi menarik minat pelanggan yang lebih banyak. Banyak

izakaya hari ini menawarkan hal yang lebih beragam seperti minuman dan

makanan serta meningkatkan desain interior pada izakaya. Berikut adalah beberapa jenis izakaya menurut 1. Izakaya Tradisional, atau biasa disebut akachocin merupakan izakaya

(39)

2. Chain izakaya, merupakan izakaya yang bergaya lebih modern dan eksklusif dengan ukuran yang lebih luas dan kapasitas yang lebih besar daripada akachocin. Menu yang dapat dipesan juga lebih beragam dan umumnya izakaya jenis ini digunakan untuk acara nomikai yang besar. Menu yang ditawarkan pada chain izakaya

biasanya dilengkapi dengan gambar, sehingga memudahkan pelanggan untuk memesan walapun tidak mengetahui nama dari makanan atau minuman tersebut. Pada izakaya jenis ini, minuman dan makanan disajikan secara berurutan atau berantai. Di Chain Izakaya, pengunjung dapat duduk lebih lama. Hal itu membuat Chain Izakaya terkesan ramai. Izakaya jenis ini juga yang mengalami perkembangan yang cukup pesat hingga ke negara-negara lain di luar Jepang.

Sumber gambar : http://sethlui.com/issho-izakaya

(40)

kadang juga melakukan pertunjukan untuk menghibur para pelanggan yang datang.

Sumber gambar :

4. Yakitoriya (焼き鳥屋), di tempat ini khusus menyediakan minuman dan Yakitori atau makanan panggang lainnya yang sejenis. Dalam pelaksanaanya makanan jenis panggangan ini sudah harus lengkap tersedia di meja sehingga pelanggan hanya tinggal menikmatinya saja.

Sumber gambar : http://frontiersnova.com/2014/04/26/nippon-dreamz-yakitori/

(41)

berbentuk tenda-tenda tertutup sehingga para pelanggan bisa duduk sambil menikmati makanan. Umumnya makanan yang dijual adalah makanan yang direbus dan berkuah, pembeli juga bisa memesan sake sebagai minumannya.

Sumber gambar : http://aplysia.jugem.jp/?eid=78

6. Robatayaki (炉端焼き), di tempat ini pembeli dipersilahkan duduk mengitari meja yang tengahnya terdapat chef yang sedang memasak. Bahan makanannya harus terjaga kesegarannya dan ini biasanya akan dipajang di depan pelanggan secara langsung agar pelanggan yang datang dapat memesan sesuai dengan selera yang diinginkan.

(42)

b. Gaya Makan pada Izakaya

Izakaya sering disamakan dengan bar atau pub, meskipun ada

sejumlah perbedaan di antara tempat-tempat ini. Umumnya pada izakaya, pelanggan duduk di tikar tatami dan makan dari meja-meja rendah sesuai dengan gaya tradisional Jepang atau duduk di kursi dan minum atau makan dari meja yang berukuran normal. Banyak izakaya menawarkan kedua pilihan tersebut serta menambahkan meja bergaya seperti bar sebagai inovasi. Ketika memasuki izakaya, pelanggan akan diberi oshibori (handuk basah) untuk membersihkan tangan mereka, kemudian mereka akan diberi snack kecil atau makanan pembuka yang biasa disebut otoshi atau tsukidashi (https://en.wikipedia.org/wiki/Izakaya).

Otoshi (お 通 し) atau Tsukidashi (突 き 出 し) adalah sebagian kecil dari hidangan pembuka yang disajikan kepada pelanggan sebagai pengganti dari biaya meja atau biaya masuk. Hal ini tergantung pada izakaya itu sendiri, namun biasanya harganya 300 yen dan sama sekali

tidak ditulis di dalam menu. Ini kadang menyebabkan kesalahpahaman bagi yang tidak mengetahui hal ini. Namun, tren baru-baru ini beberapa perusahaan chain izakaya di Jepang mendengarkan umpan balik dari para pelanggan, sehingga saat ini ketika pelanggan memesan minuman beralkohol di salah satu izakaya, mereka tidak harus menerima otoshi jika tujuan datang ke izakaya hanya untuk menikmati minuman. (http://www.qooljan.com/newsandreport/otoshi-at-izakaya/).

(43)

dikenal sebagai nomihōdai (飲み放題, minum sepuasnya) dan tabehōdai

(食べ放題, makan sepuasnya).

(44)

termasuk pajak). Ini mungkin tampak agak mahal namun minuman yang disuguhkan adalah merek-merek terkenal dari beberapa daerah di Jepang. Dalam pilihan ini menawarkan total sekitar 50 jenis minuman alkohol

Dari berbagai keunikan dan kelebihan yang ditawarkan oleh izakaya diatas, tentu membuat para pelanggan semakin nyaman dan ingin

terus berlama-lama di dalam izakaya. Harga yang bervariasi sesuai kemampuan pelanggan membuat izakaya dapat diterima segala kalangan masyarakat mulai dari kelas ekonomi rendah hingga para penikmat eksklusifitas.

c. Menu di Dalam Izakaya

(45)

minuman yang lazim ditemukan pada izakaya di jepang berdasarkan (https:// en.wikipedia.org/wiki/Izakaya) :

1. Sake atau nihonshu (日本酒), adalah minuman beralkohol khas Jepang yang terbuat dari fermentasi beras. Tidak seperti anggur, dimana alkohol (etanol) yang dihasilkan oleh fermentasi secara alami yang terdapat dalam buah anggur, pada sake alkohol dihasilkan seperti pembuatan bir, dimana pati diubah menjadi gula, sebelum diubah menjadi alkohol. Sake biasanya diencerkan dengan air untuk menurunkan kandungan alkohol dari sekitar 20% sampai 15% atau lebih, sebelum akhirnya dikemas ke dalam botol (https://en.wikipedia.org/wiki/Sake).

2. Bir, adalah minuman beralkohol yang dibuat dari sakarifikasi pati dan fermentasi gula yang dihasilkan. Pati dan sakarifikasi enzim biasanya berasal dari biji-bijian seperti gandum malt. Kebanyakan bir juga ditambahkan dengan hop, yang menambahkan kepahitan dan juga sebagai pengawet alami. Kadar alkohol bir tidak terlalu tinggi biasanya antara 4% sampai 6% berdasarkan volume (https://en.wikipedia.org /wiki/Beer). Kadar alkohol yang lebih rendah dari sake inilah yang membuat kebanyakan orang jepang lebih memilih bir akhir-akhir ini. Meski tidak menutup kemungkinan sake juga menjadi minuman tambahan bagi mereka jika merasa belum terlalu mabuk.

(46)

bahan-bahan lain seperti gula merah, cokelat, biji wijen, atau bahkan wortel. Biasanya Shōchū mengandung alkohol sekitar 25% berdasarkan volume, lebih rendah dari wiski atau vodka yang standar namun lebih tinggi dari wine dan sake. Bahkan untuk digunakan dalam beberapa campuran minuman, Shōchū mengandung alkohol hingga 35% berdasarkan volume. (https://en.wikipedia.org/wiki/Sh%C5%8 Dch%C 5%AB).

4. Koktail, adalah minuman beralkohol yang dicampur dengan minuman atau bahan-bahan lain yang beraroma. Sebelum disajikan dalam gelas khusus koktail, minuman ini diaduk atau diguncang-guncang supaya bahan-bahannya tercampur. Minuman beralkohol yang sering dijadikan koktail adalah gin, wiski, rum, dan terutama vodka. Dewasa ini, koktail biasanya dibuat dari satu jenis atau lebih minuman beralkohol ditambah perisa berupa liqueur, sari buah, gula, madu, air, es, minuman karbonasi, susu, krim susu, rempah-rempah, bitters, dan sebagainya (https://id.wikipedia.org/wiki/Koktail).

5. Chūhai (チ ュ ー ハ イ atau 酎 ハ イ), adalah minuman kaleng

(47)

minuman otomatis yang berada di pinggir jalan (https://en.wiki pedia.org/wiki/Ch%C5%ABhai).

6. Anggur (wine), adalah minuman beralkohol yang dibuat dari sari anggur jenis Vitis vinifera yang biasanya hanya tumbuh di area 30 hingga 50 derajat lintang utara dan selatan. Minuman beralkohol yang dibuat dari sari buah lain yang kadar alkoholnya berkisar di antara 8% hingga 15% biasanya disebut sebagai wine buah (fruit wine). Karena keseimbangan kimia yang alami, buah anggur difermentasi tanpa penambahan gula, asam, enzim, air, atau nutrisi lainnya. (https://id. wikipedia.org/wiki/Anggur_%28minuman%29).

7. Wiski, adalah minuman beralkohol yang terbuat dari fermentasi serealia yang mengalami proses mashing (dihaluskan, dicampur air serta dipanaskan), dan hasilnya melalui proses distilasi sebelum dimatangkan dengan cara disimpan di dalam tong kecil dari kayu. Kebanyakan wiski yang dijual mengandung kadar alkohol sekitar atau di atas 40% berdasarkan volume (https://en.wikipedia.org/wiki/ Whisky).

(48)

1. Yakitori (や き と り), adalah sate khas Jepang yang umumnya menggunakan daging ayam. Potongan daging, kulit, hati, jantung, dan hempela dipotong kecil ukuran sekali gigit, ditusuk dengan tusukan bambu, lalu dibakar dengan api arang atau gas. Satu tusuk yakitori umumnya hanya berisi satu jenis bagian ayam, misalnya satu tusuk yakitori yang terdiri dari 3 sampai 5 potongan daging ayam tidak pernah dicampur dengan potongan hati atau jantung. Sebagai variasi, ada juga yakitoriya yang mencampur potongan besar daun bawang dan jamur shiitake kedalam tusukan yakitori. Ada juga yakitori yang berupa Burung Gereja atau burung kecil lainnya dalam bentuk utuh tanpa dipotong-potong. Ada yakitori yang tidak berbumbu dan tidak bersaus melainkan hanya dimakan dengan taburan garam, tapi pada umumnya yakitori yang sudah dibakar dicelupkan ke dalam saus (tare) yang terbuat dari kecap asin, mirin, arak, dan gula sehingga yakitori mempunyai rasa manis-manis asin (https://id.wikipedia.org/wiki /Yakitori).

2. Kushikatsu (串カツ) atau juga dikenal sebagai Kushiyaki, adalah sate khas Jepang yang hampir mirip seperti yakitori. Daging yang digunakan pada sate ini biasanya akan dipanggang ataupun digoreng. Kushikatsu dapat dibuat dari daging ayam, daging babi, makanan laut,

(49)

3. Sashimi (刺 身) adalah makanan Jepang berupa makanan laut segar yang langsung dimakan dalam keadaan mentah bersama penyedap seperti kecap asin, parutan jahe, dan wasabi. Makanan laut segar seperti ikan, kerang, dan udang karang dihidangkan dalam bentuk irisan kecil yang mudah dimakan, sedang udang berukuran kecil ada yang hanya dikupas kulit dan dibuang kepalanya saja. Sashimi juga berarti menikmati sesuatu dalam keadaan mentah, mulai dari potongan mentah daging Kuda (Basashi), daging ayam (Torisashi), hati ayam atau hati sapi, sampai pada potongan Konnyaku dan kembang tahu yang disebut Yuba (https://id.wikipedia.org/wiki/Sashimi).

4. Karaage (唐 揚 げ atau 空 揚 げ atau か ら 揚 げ), adalah teknik memasak Jepang dimana daging ayam, tetapi ada juga daging dan ikan digoreng dengan minyak. Potongan-potongan kecil makanan tersebut awalnya direndam dalam campuran kecap, bawang putih atau jahe, kemudian dilapisi dengan tepung terigu berbumbu atau kentang campuran tepung, kemudian digoreng kering dalam minyak. Hampir mirip seperti penyajian tempura (https://en.wikipedia.org/wiki/Kara age).

5. Edamame (枝豆), adalah masakan jepang berbahan kacang edamame yang umumnya direbus atau dikukus dan disajikan dengan garam. Edamame merupakan makanan populer di izakaya Jepang. Garam dan

(50)

dinikmati bila disimpan di kulkas jika belum coklat (https://en.wiki pedia.org/wiki/Edamame).

6. Hiyayakko (冷 奴), adalah hidangan Jepang yang terbuat dari tahu dingin dan topping. Topping untuk makanan ini bisa bermacam-macam, mulai dari katsuobushi (irisan tuna kering) dan kecap. Topping lainnya ada juga, seperti: daun perilla, kulit yuzu, lobak, irisan jahe Myoga, parutan jahe, irisan okra, pasta plum dan mustard (https://en.wikipedia.org/wiki/Hiyayakko).

7. Agedashi tofu ( 揚 げ 出 し 豆 腐), adalah makanan Jepang yang terbuat dari tahu panas. Awalnya tahu dipotong dadu, lalu ditaburi dengan tepung kentang atau tepung jagung dan kemudian digoreng sampai coklat keemasan. Setelah itu disajikan dalam kaldu Tentsuyu panas yang terbuat dari dashi, mirin dan Sho-yu (kecap Jepang), dan terakhir ditambahkan dengan cincangan halus negi (sejenis daun bawang) dan parutan lobak atau katsuobushi yang ditaburi di atasnya (https://en.wikipedia.org/wiki/Agedashi_tofu).

8. Tsukemono (漬物), adalah masakan Jepang yang terbuat dari sayuran yang diawetkan. Biasa dikenal juga sebagai acar Jepang. Tsukemono umumnya disajikan dengan nasi sebagai okazu (lauk), dengan minuman sebagai otsumami (snack), sebagai iringan atau hiasan untuk makanan, dan sebagai kursus di bagian kaiseki dari upacara minum teh Jepang

(51)

き そ ば) untuk melengkapi sesi minum. Dewasa ini, izakaya melayani

segala macam hal, namun fokusnya adalah selalu pada makanan tradisional Jepang yang cocok dengan minuman beralkohol dan sake Jepang.

2.3 Pelanggan Izakaya

Sudah menjadi hal yang umum jika para sarariman adalah pelanggan utama dari izakaya. Mereka bisa mengunjungi izakaya 2 sampai 3 kali dalam seminggu. Ini tentu dianggap sebuah bisnis, rekreasi dan kegiatan penting untuk menghilangkan stres. Para sarariman yang dikenal memiliki jaringan luas antara rekan-rekan yang telah mereka jalin sejak lama melalui pesta setelah kerja (http://www.japan-talk.com/jt/new/10-salary-man-passions). Namun di samping itu, izakaya juga menawarkan pengalaman baru bagi individu yang ingin menikmati tempat khas Jepang ini.

2.3.1 Pribadi

Dewasa ini, izakaya menawarkan pengalaman baru bagi individu yang ingin menikmati makanan dan minuman beralkohol khas Jepang di tempat bernuansa Jepang yang sangat kental. Terutama para wisatawan asing maupun domestik. Makanan yang berbeda di setiap wilayah Jepang yang juga terdapat pada izakaya memiliki rasa ketertarikan tersendiri.

(52)

dengan kerabat dekat mereka, bisa dengan keluarga atau juga sahabat dekat untuk teman mengobrol mereka. Ruangan izakaya yang umumnya tidak terlalu luas semakin mengakrabkan mereka satu sama lain, atau bagi yang mereka hanya datang sendirian menghadirkan perasaan tenang bagi diri mereka. Ditambah lagi kini telah ada cosplay izakaya yang menampilkan para wanita sebagai pelayan dan kadang juga melakukan sebuah pertunjukan demi menghibur para pelanggan yang datang, membuat orang-orang merasa tidak perlu teman untuk pergi minum ke izakaya karena telah adanya hiburan tersebut. Inovasi ini tentu berdampak positif

bagi bisnis izakaya yang semakin meningkatkan intensitas pengunjung untuk datang ke izakaya.

2.3.2 Kelompok

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sektor utama dari bisnis izakaya adalah para kaum pekerja atau sarariman. Adanya anggapan di antara

(53)
(54)

BAB III

FUNGSI IZAKAYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG

3.1 Fungsi Budaya Izakaya

Masyarakat Jepang dikenal sebagai orang yang disiplin dan tingkat produktivitasnya tinggi. Berkat budaya kerjanya itu, mereka bisa menjadi negara yang tingkat ekonominya sejajar dengan negara-negara maju di Eropa dan Amerika. Orang jepang terkenal dengan etos kerjanya yang luar biasa. Etos kerja ini memiliki peranan penting atas kebangkitan ekonomi jepang, terutama setelah kekalahan Jepang di Perang Dunia II. Dulu orang Jepang bukanlah orang yang memiliki etos kerja yang tinggi. Mereka tidak disiplin dan lebih senang bersantai dan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Namun kekalahan Jepang pada perang dunia kedua mengubah keadaan yang serba santai di masa lalu. Ekonomi Jepang kacau balau, pengangguran dimana-mana. Saat itu mereka tidak punya pilihan lain selain bekerja dengan sangat keras agar bisa survive. Kondisi yang serba tidak enak itu secara tidak langsung menempa kedisiplinan mereka dan memiliki peran yang sangat signifikan dalam pembentukan etos kerja mereka yang begitu mengagumkan. Etos kerja tersebut menular ke generasi selanjutnya dalam konsep moral yang ditanamkan dengan ketat melalui jalur pendidikan (http://www.abbalove.org/index.php ?option=com_content&view=article&id=121 0:belajar-dari-disiplin-kerja-bangsa-jepang-& catid=101:work-a-marketplace&Ite mid=47).

(55)

tinggi perngorbanan diri demi kelompoknya yang seharusnya berdampak baik bagi mereka justru menimbulkann fenomema baru di Jepang. Salah satunya adalah Karoshi (過 労 死). Secara harfiah berarti “death from over work” atau kematian yang disebabkan oleh kerja yang berlebihan. Kematian itu biasanya disebabkan oleh serangan jantung, stroke atau bahkan bunuh diri akibat tidak tahan menghadapi tekanan di tempat kerja (http://j-cul.com/karoshi-meninggal-karena-kelelahan-bekerja/). Melihat adanya fenomena seperti diatas, para sarariman yang mencoba bertahan dengan situasi tersebut akan mencari alternatif

lain untuk meminimalisir kelelahan bekerja dan juga sebagai hiburan bagi mereka. Hari libur yang sangat sedikit atau bahkan tidak ada membuat mereka sangat memanfaatkan waktu setelah pulang bekerja atau jika sedang ada waktu luang. Mereka akan menghabiskan waktu hingga larut malam untuk datang ke tempat-tempat seperti tempat-tempat karaoke, pachinko ataupun kedai minuman seperti bar dan izakaya. Tempat-tempat seperti inilah yang akan selalu ramai ketika jam pulang

kerja para karyawan di Jepang karena selain tempatnya yang cukup murah, tempat-tempat ini juga menawarkan kenyamanan untuk mengakrabkan diri dengan rekan kerja mereka.

3.1.1 Izakaya Sebagai Tempat Melepas Lelah

(56)

Namun banyak juga dari mereka yang tidak senang karena harus menjalani kehidupan pekerjaan yang begitu melelahkan. Kehidupan modern dan kemajuan negara yang mereka cintai faktanya telah menyita waktu untuk kehidupan pribadi mereka.

Hasil survei dari pekerja-pekerja Jepang di 24 negara di dunia menunjukkan hanya 39 persen pekerja Jepang yang mengambil cuti tahunan mereka. Artinya, dari 20 hari jatah libur, seorang pekerja Jepang hanya mengambil libur tujuh hari dalam setahun. Libur tersebut bukan berarti mereka manfaatkan untuk bersenang-senang atau berlibur, melainkan karena sakit (http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/13/12/19/my1vsx-survei-jepang-negara-dengan-tingkat-kelelahan-bekerja -tertinggi).

Tingkat kelelahan yang berlebihan inilah yang membuat para pekerja Jepang selalu memanfaatkan waktu singkat mereka setelah pulang bekerja sebelum tiba di rumah. Mereka akan pergi ke tempat yang bisa meringankan pikiran mereka untuk sejenak. Adanya budaya orang jepang yang gemar minum sake yaitu Inshu Bunka membuat mereka lebih sering mengunjungi tempat yang

bisa menikmati sake sambil bersantai dengan rekan-rekan kerja mereka maupun juga hanya seorang diri. Izakaya, bar atau yang sejenisnya adalah tempat yang menawarkan hal-hal tersebut.

Sake telah menjadi salah satu hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan

hidup orang Jepang, yaitu kebutuhan untuk melepas stres terutama bagi para sarariman. Tuntutan yang tinggi dalam kehidupan kerja memaksa sarariman

(57)

Sake menjadi salah satu sarana untuk melepaskan stres bagi para sarariman

tersebut dan bahkan ada yang secara tidak sadar minum sake setiap kali merasa lelah atau bosan. Minum sake menjadi hobi yang dilakukan tanpa sadar bagi beberapa orang (Kato, 2000: 104-105).

Sebagai tempat yang bisa mengakomodir beban para sarariman, membuat izakaya semakin populer. Selain beban karena pekerjaan, masalah rumah tangga

bagi para sarariman yang sudah menikah juga menjadi alasan yang lumrah di antara para sarariman datang ke izakaya demi melepas lelah dan stres. Seperti halnya tingginya biaya hidup di Jepang serta tuntutan yang tinggi juga dari sang istri mereka. Sehingga tidak mengherankan ketika para sarariman berkumpul sambil minum-minum, mereka juga akan membahas masalah rumah tangga selain juga yang utama adalah beban pekerjaan mereka untuk saling berbagi nasihat dan lebih mengakrabkan diri.

3.1.2 Izakaya Sebagai Tempat Hiburan

(58)

Tabel Top 20 sub-sektor hiburan di Jepang

Sumber : White Paper of Leisure 2008. www.jpc-net.jp/eng/research/2008_07.html

(59)

Melihat animo pengunjung yang cukup tinggi tiap tahunnya, wajar bila izakaya tidak hanya digemari di Jepang saja namun juga mulai menyebar ke

negara luar Jepang sebagai salah satu tempat hiburan. Hal ini bisa dilihat dari munculnya izakaya di negara-negara seperti di Asia Tenggara, Amerika, Australia dan juga beberapa negara di Eropa. Ditambah lagi dengan adanya inovasi pada beberapa jenis izakaya tentu pertanda bahwa tempat ini menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan juga. Bagi mereka yang datang seorang diri ke izakaya, adanya jenis cosplay izakaya tidak akan membuat mereka mereka kesepian karena adanya hiburan langsung di dalam tempat tersebut. Sementara bagi mereka yang datang dengan berkelompok baik itu kecil maupun besar, izakaya tradisional dan chain izakaya mampu menjawab kebutuhan tersebut. Sehingga anggapan izakaya

sebagai tempat hiburan tidak hilang walaupun izakaya adalah tempat minum-minum minum-minuman beralkohol.

3.2 Fungsi Sosial Izakaya

Masyarakat Jepang mengutamakan pola hidup kebersamaan dalam kelompok yang disebut juga shūdan shugi (集 団 主 義). Shūdan shugi atau

(60)

sendiri. Sehubungan dengan cara menjaga hubungan tersebut, masyarakat Jepang memiliki pola interaksi sosial yang sebenarnya bersifat universal tetapi juga menjadi sesuatu yang khas Jepang.

Pola interaksi sosial masyarakat Jepang tersebut memiliki pola dualisme yang disebut uchi dan soto. Uchi ( 内 ) secara harafiah dapat diartikan sebagai ’dalam’ atau kita yang berada di dalam suatu kelompok tempat bernaung. Suami, istri, anak-anak dan orang yang ada ’dalam satu atap’ yang sama adalah uchi atau kita, yang dibedakan dari soto atau ’luar’ atau yang ’di luar lingkup kita’.

Sedangkan soto (外) yang secara harafiah berarti luar, ’luar’ dari kelompok uchi. Bachnik (1994:63) menyebutkan beberapa istilah yang dapat dikatakan merupakan makna dari uchi dan soto. Beberapa makna uchi di antaranya adalah ’kami’, ’kita’ yang tinggal dalam rumah yang sama. Soto antara lain ’mereka’, tamu, tetangga atau yang bukan serumah dengan kita.

Pola uchi dan soto, yang berasal dari sistem ie (家制度) ini, yaitu sistem keluarga tradisional Jepang antara lain memiliki ciri-ciri, mengikuti garis keturunan ayah (patriarkat). Ciri-ciri lainnya adalah mengenal sistem senioritas dan mempunyai sifat shūshin koyosei. Shūshin koyosei (終 身 雇 用 制) adalah

kesadaran orang Jepang dalam rasa memiliki, rasa bertanggung jawab, berkewajiban untuk menjaga kesinambungan ie dan melindungi ie dari hal-hal yang bersifat berasal dari luar (soto). Menurut Nakane (1978:15) sistem keluarga tradisional ie ini disebut sistem masyarakat vertikal, yaitu sistem yang menitik beratkan garis keturunan ayah dan menganut sistem senioritas secara ketat.

(61)

Dalam sistem ie ini, anggota ie yang tidak selalu sedarah, dalam arti orang lain pun dimungkinkan untuk menjadi anggota ie, dianggap sebagai uchi yang artinya orang dalam. Sedangkan orang atau anggota ie yang lain dianggap sebagai soto atau orang luar.

Pola uchi dan soto bisa juga ditemukan dalam kebudayaan lain namun keberadaan pola tersebut sangat jelas terlihat dan juga sangat diutamakan dalam kehidupan masyarakat Jepang. Kelompok tempat seseorang bernaung dapat berupa sebuah tim olahraga, teman-teman di tempat kerja, murid-murid sekolah yang tergabung dalam sebuah klub. Orang Jepang sering menyebut anggota keluarganya dengan “Uchi no mono”, misalnya seseorang kadang-kadang menyebut ibunya bukan sebagai haha tetapi uchi no okaasan saat berbicara dengan seseorang di luar kelompok atau keluarganya (Bachnik, 1994:65). Dengan kata lain, uchi dan soto membatasi pergaulan seseorang dan menciptakan perbedaan sikap serta perlakuan terhadap orang-orang di lingkungan sekitarnya.

Selain uchi dan soto ada teori lain yang melatar belakangi pola komunikasi dan interaksi sosial masyarakat Jepang, yaitu honne dan tatemae, yang juga masih berkaitan dengan uchi dan soto. Honne adalah sikap yang berhubungan dengan isi hati atau perasaan yang sebenarnya sedangkan tatemae adalah sikap atau tindakan yang tampak dari luar (Kato, 2000:50).

Honne dan tatemae telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari

(62)

mengekspresikan keinginan atau pendapat pribadinya. Mengorbankan kepentingan dan perasaan pribadi untuk menciptakan wa. Selain itu mengungkapkan perasaan dan keinginan secara langsung bisa saja akan menyakiti perasaan orang lain, yang dapat berakhir dengan pertengkaran.

Honne adalah isi hati atau perasaan seseorang yang sebenarnya dan

keberadaan honne sulit untuk dilihat orang lain sebab seseorang hanya akan menunjukkan honne pada orang-orang yang di dekatnya saja. Jika dikaitkan dengan pola uchi dan soto, seseorang hanya akan memperlihatkan honne-nya pada sesama orang dalam uchi. Walaupun begitu tidak berarti bahwa begitu seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok atau uchi lalu dapat langsung membuka diri begitu saja. Sikap seperti ini hanya akan menyebabkan orang yang bersangkutan dianggap tidak sopan oleh anggota kelompok atau uchi tersebut.

(63)

Hadaka (は だ か) secara harafiah berarti telanjang, tsukiai (付 き 合 い) berarti gaul. Jadi, hadaka no tsukiai berarti ”gaul telanjang”. Istilah hadaka no tsukiai ini sering digunakan secara harafiah dalam konteks mandi bersama dalam

tradisi Jepang, mereka punya kebiasaan sama-sama bertelanjang ketika mandi di

sentō (銭 湯) atau di onsen (温 泉). Sambil bertelanjang mengobrol atau

mencurahkan isi hati dan pengalaman pribadi masing-masing secara bersama-sama (Clark, 1994:79). Uchi dan soto, honne dan tatemae serta hadaka no tsukiai atau skinship ini akan digunakan sebagai alat dalam menganalisa fungsi sosial dari izakaya bagi masyarakat Jepang yang akan diuraikan selanjutnya.

3.2.1 Izakaya Dalam Perspektif Uchi dan Soto

Orang Jepang sangat suka minum sake, bahkan dapat dikatakan bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa sake. Kebiasaan minum merupakan unsur penting dalam kehidupan mereka. Dalam suka maupun duka, dalam berbagai kesempatan selalu ada sake. Saat sedang stres orang Jepang sering pergi minum beramai-ramai, atau kadang-kadang sendirian. Di sisi lain, peran sake sangat berpengaruh dalam dunia bisnis, antara lain untuk mengikat hubungan antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang menjadi rekan bisnisnya. Bentuk penggunaan sake ini dapat bermacam-macam terutama dalam pesta dan acara hiburan. Para sarariman sering mengadakan nomikai setelah usai jam kerja mereka. Kegiatan

nomikai tidak dilakukan dengan sembarangan orang. Orang Jepang akan pergi

nomikai dengan orang-orang yang sudah mereka kenal. Jarang terjadi mereka

(64)

bertemu ketika mereka sedang melakukan nomikai, mereka tidak akan ragu untuk mengajak orang tersebut untuk bergabung dan orang yang diajakan umumnya juga tidak akan kuasa untuk menolak ajakan tersebut.

Gambar : Nomikai

Sumber gambar : http://amerikkaido.blogspot.com/2012/09/nomikai-nijikai-izakaya.html

Ada unsur eksklusivitas dalam nomikai karena unsur pilih-pilih teman minum tersebut. Contohnya dalam dunia kaishain (会 社 員), atau karyawan perusahaan misalnya, pekerja di bagian pemasaran hanya akan pergi minum dengan temannya dari bagian pemasaran juga. Orang yang baru masuk ke dalam sebuah perusahaan atau institusi, juga akan diajak minum kalau ia sudah lama bekerja di lembaga tersebut. Oleh karena itu nomikai menjadi sebuah keistimewaan dalam lingkungan masyarakat Jepang. Ikut serta dalam nomikai juga merupakan sebuah tanda diterimanya seseorang ke dalam suatu kelompok.

(65)

sifat buruk dari para senior atau atasan mereka. Si orang baru juga akan mengungkapkan perasaannya secara terbuka, mungkin saja ia akan mengeluhkan hal-hal yang bersifat sangat pribadi seperti masalah rumah tangganya, atau malah akan memarahi seniornya yang selama ini sering bersikap seenaknya. Orang-orang yang baru bergabung dalam kelompok tersebut akan segera menjadi uchi yang sesungguhnya setelah nomikai berakhir, sebab mereka sudah saling terbuka satu sama lain selama nomikai berlangsung.

Saat semua orang yang minum bersama sudah melepaskan tatemae dan hanya berkomunikasi dengan honne disana. Hal ini akan menciptakan hadaka no tsukiai yang artinya mereka bebas mengungkapkan seluruh isi hati dan perasaan

masing-masing. Tidak ada lagi rasa segan dan malu-malu untuk mengungkapkan hal apapun, karena setelah acara nomikai berakhir semua hal tersebut akan diabaikan, dilupakan dan dimaafkan ketika sudah kembali ke tempat kerja terlepas dari jabatan mereka di perusahaan tersebut. Di Jepang hal ini biasa disebut bureikō (無 礼 講). Setelah nomikai selesai, bagi para sarariman yang merasa

belum mabuk, mereka biasanya akan mengadakan pesta lanjutan, atau yang biasa disebut Nijikai (二次会). Para peserta nijikai akan menjadi grup yang lebih kecil dibanding nomikai seperti di awal dan mereka akan pindah ke bar atau izakaya yang lain. Kewajiban untuk mengikuti nijikai ini tidak mutlak untuk para sarariman, karena yang biasanya mengikuti hal ini hanya grup pertemanan yang

(66)

diadakan ketika sudah benar-benar larut malam atau bahkan menjelang pagi (https://en.wikipedia.org /wiki/Nomikai).

Selain acara penyambutan orang-orang yang baru masuk ke dalam suatu kelompok, acara nomikai di izakaya juga ada yang bertujuan untuk menjamu rekan bisnis dari perusahaan lain. Hal ini biasa disebut Osettai. Osettai (お接待) adalah istilah yang berarti jamuan untuk tamu penting dalam dunia bisnis. Osettai bermula dari istilah yang berkaitan dengan ziarah, yaitu berbagai macam pemberian yang diberikan kepada peziarah dalam perjalanan ziarahnya. Pemberian tersebut dapat berupa uang, makanan, tempat menginap dan lain-lain yang diberikan secara cuma-cuma. Sebagai gantinya, orang yang memberikan osettai tersebut akan mendapat pembalasan dari kami ( 神 ) (http://www.thetempleguy.com/akimeguri/history/set tai.htm).

Dalam pengertian yang sama seperti osettai dalam arti relijius, osettai dalam dunia bisnis juga memberikan berbagai hiburan pada para tamu bisnis. Osettai sebagai jamuan terhadap tamu bisnis yang pada umumnya berbentuk

jamuan makan malam dari perusahaan penjamu untuk rekan bisnisnya, tetapi sekarang ini dapat juga berupa undangan bermain golf atau menonton kabuki (

舞 伎, seni teater tradisional khas Jepang) dan sebagainya. Osettai di sini juga bertujuan untuk semakin mengakrabkan diri dengan rekan bisnisnya, agar tatemae yang terjadi di awal perjamuan bisa runtuh, sehingga kesepakatan bisnis yang diinginkan oleh perusahaan penjamu akhirnya mampu tercapai.

(67)

seolah-olah ia tertarik atau kagum pada cerita tersebut seolah cerita tersebut sangat menarik walaupun sebenarnya membosankan. Tetapi tentu saja sesekali para penjamu juga harus memulai topik pembicaraan yang menarik atau mungkin berhubungan dengan hobi atau minat si tamu sehingga tamu tersebut akan senang. Semua sikap dan tindakan dilakukan secara terkoordinasi, mengobrol sambil saling menuangkan sake. Tamu yang dijamu biasanya tidak mengetahui jumlah biaya pengeluaran untuk osettai sebab wakil dari perusahaan selalu berusaha membayarnya diam-diam tanpa terlihat oleh si tamu atau biaya tersebut akan dikirim belakangan ke perusahaan dalam bentuk rekening tagihan.

Setelah osettai resmi selesai kadang-kadang wakil perusahaan akan membawa tamu ke bar dan izakaya lain atau tempat karaoke untuk bersenang-senang sebagai osettai tahap kedua (nijikai, 二 次会). Sebagai tambahan, wakil perusahaan juga akan mengusahakan transportasi saat si tamu akan pulang, misalnya taksi, sehingga si tamu yang mungkin sudah mabuk dapat pulang dengan nyaman (http://www. snavi.net/settai/first/anime/r-11.html). Semua usaha tersebut akan memberi nilai lebih bagi perusahaan penjamu dan juga penghargaan bagi si wakil perusahaan yang hadir jika ia bersikap baik selama osettai berlangsung.

3.2.2 Izakaya Dalam Perspektif Hadaka no Tsukiai

Seperti yang telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya, ajakan untuk minum berarti tanda bahwa seseorang diterima dalam suatu kelompok. Saat seseorang diajak pergi minum sudah merupakan tanda terjadinya hadaka no tsukiai dan sikap formal sudah mulai dilepaskan walaupun tidak sepenuhnya demi

(68)

Sebelum pergi ke izakaya untuk nomikai kebanyakan orang masih menjaga sikap di depan para peserta nomikai yang lain. Pada teman yang sudah lama dikenal pun kadang-kadang mereka masih berbasa-basi dalam berbicara, masih ada hal-hal yang disembunyikan, walaupun sikap mereka lebih terbuka daripada terhadap orang yang baru mereka kenal di nomikai tersebut. Menjaga sikap terutama harus diperhatikan bila ada orang yang lebih tua atau orang yang dihormati di nomikai tersebut.

Sesuai dengan aturan sopan santun yang mengharuskan orang yang lebih muda menuangkan sake lebih dulu terhadap orang yang lebih tua, mereka yang akan menuangkan sake harus bangun dari tempat duduknya dan berpindah ke tempat orang yang akan dituangkan sake. Akan tetapi kalau semua atau sebagian orang sudah mabuk, mereka bisa saja melompat-lompat atau menari-nari di sekeliling ruangan, menawarkan sake sambil tertawa-tawa. Semua sopan santun yang sebelumnya dijaga sudah hilang karena pengaruh sake. Mereka yang belum sepenuhnya mabuk akan disajikan pemandangan menarik, terutama jika yang bertingkah aneh-aneh adalah atasannya sendiri.

Gambar : Peserta nomikai yang mabuk bertingkah aneh

(69)

https://mitoyabroadcast.wordpress.com/2010/03/31/enkai-nomikai-Saat itu sudah tidak ada lagi sikap tatemae yang selalu dijaga, hanya ada honne yang nampaknya keluar tanpa bisa dikontrol. Saat itu ada juga yang

(70)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dikemukakan, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa :

1. Izakaya (居 酒 屋) adalah tempat yang menyediakan minuman beralkohol berikut hidangan sederhana untuk teman minum-minum bernuansa khas Jepang. Izakaya dalam percakapan sehari-hari kadang-kadang disebut juga

akachōchin (赤ちょうちん, lampion merah) karena lampion kertas ini secara

tradisional ditemukan di depan izakaya.

2. Izakaya telah banyak mengalami perkembangan dibandingkan dengan saat pertama kali kemunculannya di Jepang pada Zaman Edo (1603-1867). Dahulu izakaya hanya berfungsi sebagai tempat hiburan dan pelepas lelah. Hal ini berawal dari tuntutan yang tinggi terhadap para pekerja Jepang seperti disiplin dalam bekerja termasuk tiba di kantor tepat waktu, banyak lembur yang kemudian membuat mereka butuh hiburan agar tidak mudah stres. Namun, kini fungsi izakaya bertambah menjadi tempat bersosialisasi untuk mengakrabkan diri bagi masyarakat Jepang.

(71)

dianggap sebagai uchi sebelum diajak nomikai oleh orang-orang dalam kelompok tersebut.

4. Dalam acara nomikai, seseorang yang sebelumnya memasang tatemae terhadap orang yang baru dikenal (soto) akan melepasnya dan hanya akan menggunakan honne. Orang baru (soto) yang menjadi teman minum itu telah dianggap sebagai orang dekat (uchi) karena sudah berinteraksi dengan honne melalui nomikai di izakaya.

5. Izakaya juga digunakan untuk menjamu rekan-rekan bisnis antar perusahaan dalam hal negosiasi. Perjamuan ini disebut Osettai. Sama halnya, para rekan-rekan bisnis juga akan diajak untuk nomikai dan dilayani secara maksimal oleh perusahaan penjamu demi mencapai kesepakatan bisnis. Sehingga bisa dikatakan izakaya cukup berperan dalam dunia bisnis di Jepang.

6. Minum sake saat nomikai di izakaya adalah salah satu cara melampiaskan stres para pekerja Jepang. Para pekerja Jepang akan mencurahkan isi hati atau semua beban pikiran secara terbuka dengan teman-teman minumnya (uchi) tanpa ada yang perlu disembunyikan. Beban tersebut dapat berupa tekanan atau masalah di kantor sewaktu bekerja maupun masalah kehidupan pribadi mereka. Mereka hanya akan berinteraksi dengan menggunakan honne kepada lawan bicara mereka. Hal inilah yang dimaksud dengan hadaka no tsukiai.

4.2 Saran

(72)

luar yang datang. Mereka tetap berpegang pada tradisi mereka salah satunya dalam hal bersosialisasi yaitu dengan minum minuman beralkohol secara bersama-sama. Hal ini berkaitan dengan pola hidup berkelompok masyarakat Jepang, dimana saat seseorang telah diajak minum-minum oleh suatu kelompok artinya orang tersebut sudah diterima masuk ke dalam kelompok tersebut.

Gambar

gambar, sehingga
Tabel Top 20 sub-sektor hiburan di Jepang
Gambar : Nomikai
Gambar : Peserta nomikai yang mabuk bertingkah aneh

Referensi

Dokumen terkait

Dan yang terakhir sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga adalah sektor terbaik kelima dengan nilai backwardnya 2,86 yang artinya distribusi manfaat dari pengembangan sektor

representation of the features and processes which convey the property’s significance; a clear identification of value and proper conservation area is needed. suffers from

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XXXVIII-5/W16, 2011 ISPRS Trento 2011 Workshop, 2-4 March 2011, Trento,

(2) Musyawarah pemilihan Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara terbuka dengan dihadiri oleh Kepala Desa, Perangkat Desa, dan

Risiko akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan Pengadaan Jasa Agen Penjual Dalam Rangka Penjualan Obligasi Negara kepada

mukan kurangnya kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang hak dan kewajiban yang di atur dalam undang-undang perlindungan konsu- men yang merugikan dirinya untuk

Sebagai discount store , DealMedan menyediakan banyak pilihan promo dari berbagai macam merchant yang bisa customer dapatkan.DealMedan menyediakan ruang untuk para merchant

Keluarga merupakan orang-orang terdekat korban yang mempunyai andil besar dalam membantu memberikan perlindungan kepada korban. Hal ini dengan dapat ditunjukkan dengan