commit to user
STUDI TENTANG PROFIL OLAHRAGA UNGGULAN KABUPATEN KLATEN
Oleh :
JOSEPH NOVIAN ARIS NIM : K 4602031
Skripsi :
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
ii
Persetujuan Pembimbing
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan
Surakarta, April 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Agus Mukholid, M.Pd. Slamet Widodo, S.Pd, M.Or
commit to user
iii
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. H. Sunardi, M.Kes …………..
Sekretaris : Drs. Sapta Kunta Purnama, M.Pd ………….. Anggota I : Drs. Agus Mukholid, M.Pd …………..
Anggota II : Slamet Widodo, S.Pd, M.Or …………..
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
commit to user
iv ABSTRAK
JOSEPH NOVIAN ARIS. STUDI TENTANG PROFIL OLAHRAGA UNGGULAN DI KABUPATEN KLATEN. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2009.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mencari jawaban atas masalah yang
diteliti yaitu (1) Mengetahui profil olahraga unggulan di Kabupaten Klaten. (2)
Mengetahui pembinaan olahraga unggulan Kabupaten Klaten. (3) Mengetahui
kondisi pelatih dan atlet olahraga unggulan di Kabupaten Klaten. (4) Mengetahui
sarana dan prasarana olahraga unggulan Kabupaten Klaten. (5) Mengetahui
kondisi lingkungan dan sosial/ kultur masyarakat di Kabupaten Klaten. (6)
Mengetahui peranan Pemerintah Kabupaten terhadap perkembangan prestasi
olahraga unggulan Kabupaten Klaten.
Sesuai tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan mengunakan metode survei, Sumber data dalam
penelitian ini adalah KONI Kabupaten Klaten, Cabang olahraga unggulan
Kabupaten Klaten, dan Kantor Kecamatan se-Klaten. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah angket dokumentasi dan observasi. Data yang sudah
terkumpul dianalisa secara deskriptif kualitatif.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan (1) Cabang olahraga unggulan
Kabupaten Klaten yaitu : Panahan (PERPANI), Sepak Takraw(PERSETASI) dan
Tenis Meja (PTMSI). (2) Profil olahraga yang ada di Kabupaten Klaten ditangani
lewat dua jalur yaitu jalur pendidikan yang dikoordinasikan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Bidang Pemuda dan Olahraga
(BINMUDORA) dan jalur masyarakat yang dikoordinasikan oleh Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Klaten yang dibantu induk
olahraga ada 17 cabang olahraga di Kabupaten Klaten. Sedangkan cabang
olahraga unggulan yang ada di Kabupaten Klaten ada 3 yaitu : Panahan
(PERPANI), Sepak Takraw (PESERTASI) dan Tenis Meja (PTMSI). (3) Pelatih
dan Atlet di Kabupaten Klaten sesuai dengan kualifikasinya yaitu : Pelatih tingkat
commit to user
v
orang. Sedangkan atlet senior 22 orang, atlet junior 14 orang, atlet pra-junior/
hasil dari pemanduan bakat 5 orang. (4) Jumlah prasarana olahraga unggulan yang
ada di kabupaten Klaten yaitu : Panahan 3 buah, Sepak Takraw 20 buah, Tenis
Meja 240 buah. (5) Lingkungan dan sosial/ kultur masyarakat dengan didukung
dari sektor perdagangan, industri, peternakan dan letak Kabupaten Klaten yang
strategis sangat mendukung bagi keberadaan olahraga yang ada di Kabupaten
Klaten. (6) Tidak ada dukungan dari segi kebijakan yang di keluarkan Pemerintah
Kabupaten Klaten melalui Peraturan Daerah (PERDA) atau peraturan
perundang-undangan lainya. Sedangkan dukungan dari segi pendanaan juga ada tetapi belum
commit to user
vi MOTTO
“ Terkadang akal pikiran manusia dapat melebihi dan menembus logika, tetapi jangan lupa untuk kembali pada kenyataan yang ada “ (Penulis)
“ Tugas dan panggilan tertinggi seorang anak manusia adalah menjadi manusia
guru. Ia bertanggung jawab untuk menciptakan suatu masyarakat pembelajar yang melahirkan pemimpin-pemimpin baru bagi sebuah bangsa, bagi
bangsa-bangsa, dan bagi umat manusia di masa depan. Sesederhana dan sesulit itu.” (Andrias Harefa)
“ Orang gagal adalah orang yang menyia-nyiakan hidupnya, orang sukses adalah orang yang menikmati hidupnya, orang yang bijaksana adalah orang yang selalu optimis menjalankan hidup apa adanya dengan usaha maksimal dan tetap rendah
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada : Bapak dan Ibuku tercinta. Adikku tersayang. Dinda Hati Tercinta. Teman-teman angkatan 2002 JPOK
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Studi Tentang Olahraga Unggulan Kabupaten Klaten”. Sebagai salah satu syarat kelengkapan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Atas terselesainya penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin untuk penyusunan skripsi ini.
2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Sunardi, M.Kes., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Agus Mukholid, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk, pengarahan dan dorongan, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
5. Slamet Widodo, S.Pd, M.Or, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, pengarahan dan dorongan, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
6. Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes., selaku Pembimbing Akademik yang telah dengan tulus dan sabar dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bantuan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu.
8. Para karyawan administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Drs. Joko Sutrisno, MM selaku Ketua Harian KONI Kabupaten Klaten yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
10.Pengurus cabang olahraga Kabupaten Klaten, yang telah memberikan waktu luangnya kepada kami.
11.Bapak dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang serta mendoakan diriku.
commit to user
ix
14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Atas bantuanya, semoga amal kebaikan semua pihak mendapatkan
imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa dan diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
commit to user
x DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
PENGAJUAN ... ii
PERSETUJUAN ... iii
PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGHANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 7
1. Pemanduan Bakat ... 7
a. Pengertian ... 7
b. Tujuan Pemanduan Bakat ... 7
2. Prestasi ... 11
3. Organisai ... 12
a. Pengertian Organisasi ... 12
b. Organisasi Olahraga ... 13
commit to user
xi
d. Unsur-Unsur Organisasi ... 16
e. Manajemen ... 17
f. Administrasi ... 18
g. Kepemimpinan ... 19
4. Sumber Daya Manusia ... 14
a. Atlet ... 20
b. Pelatih ... 21
c. Pembina / Pengurus ... 22
5. Sarana dan Prasarana ... 23
6. Lingkungan dan Sosial Masyarakat ... 24
a. Lingkungan ... 24
b. Kultur Masyarakat ... 25
B. Penelitian Yang Berhubungan...………..26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
1. Tempat Penelitian ... 27
2. Waktu Penelitian ... 27
B. Metode Penelitian ... 27
C. Sumber Data ... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ... 28
E. Teknik Analisis Data ... 29
F. Format Pengumpulan Data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 31
B. Analisis Data ... 41
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43
B. Implikasi ... 44
C. Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Usia Mulai Berolahraga, Spesialisasi dan Usia Pencapaian Prestasi
Puncak Dalam Berbagai Macam Cabang
Olahraga………...47
Tabel 2. Daftar Cabang Olahraga Klaten Kabupaten………... 48
Tabel 3. Atlet Binaan PBSI Klaten...………..32
Tabel 4. Data Jumlah Perkumpulan Olahraga di Kabupaten Klaten………..34
Tabel 5. Data Jumlah Pelatih dan Atlet Olahraga Unggulan Kabupaten Klaten...35
Tabel 6. Jumlah Prasarana Olahraga Kabupaten Klaten………36
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pembinaan Prestasi Olahraga ditinjau dari Teori Piramida, Usia
berlatih, tingkat atlet dan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen ………..48
Lampiran 2. Instrumen Penelitian ……… 49
Lampiran 3. Daftar Atlet Penerima Dana Insentif ………52
Lampiran 4. Daftar Cabang Olahraga Kabupaten Klaten ……….54
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga mempunyai arti yang penting dalam usaha untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia, karena kehidupan manusia terdiri dari dua aspek, yaitu aspek jasmani
dan aspek rohani yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Jika kedua aspek tersebut
berkembang dan tumbuh secara berselaras maka akan timbul kehidupan yang
harmonis dalam pertumbuhannya. Keselarasan kehidupan jasmani dan rohani
pada manusia dapat dicapai dengan melakukan olahraga.
Tujuan berolahraga tidak sama antara individu satu dengan individu yang
lain. Ada empat dasar tujuan manusia melakukan olahraga yaitu, (1) Olahraga
kreatif yang menekankan tercapainya kesehatan jasmani dan rohani, (2) Olahraga
pendidikan yang menekanklan pada aspek pendidikan, (3) Olahraga profesional
menekankan tercapainya keuntungan material, (4) Olahraga kompetitif atau
prestasi menekankan pada kegiatan perlombaan dan pencapaian prestasi
(Mochamad Sajoto : 1995).
Pemerintah Indonesia menyadari betapa pentingnya olahraga terhadap
perkembangan pembangunan masyarakat yang sangat luas. Semboyan
mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga tidak pernah hilang,
sehingga bukan hanya dirasakan namun sekarang sudah dilaksanakan diberbagai
lapisan masyarakat. Perkembangan yang terjadi baik teknologi maupun sumber
daya manusia kian pesat sehingga olahraga tidak mau ketinggalan begitu saja
terbukti kemajuan di bidang olahraga sangat membanggakan. Peningkatan prestasi
dan kemampuan dalam bidang fisik dapat dilihat dalam aktifitas masyarakat
sehari-hari, sehingga dapat memunculkan teknik-teknik permainan yang selalu
dimodifikasi begitu rapi dari tahun ke tahun, contohnya seperti dalam cabang
olahraga : atletik, tenis lapangan, bola basket, dan bulu tangkis dan lain
commit to user
Salah satu wujud perhatian pemerintah terhadap olahraga nasional adalah
dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2005
tentang sistem Keolahragaan Nasional, yang mengatur berbagai hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan olahraga nasional. Dengan dikeluarkanya
Undang-Undang tersebut diharapkan akan menjadi dasar untuk mengatur, membina dan
megembangkan sumber daya manusia Indonesia di bidang olahraga, sehingga
dapat dijadikan modal yang kuat bagi Pembangunan Nasional secara keseluruhan.
Seperti tercantum dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005
menyebutkan: Keolahragaan Nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan
kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan
akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan
kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat,
martabat, dan kehormatan bangsa.
Tetapi melihat merosotnya prestasi olahraga Indonesia dibeberapa tahun
belakangan ini sudah sangat memprihatinkan bila dibandingkan dengan prestasi
dalam beberapa dekade sebelumnya. Terakhir dalam Sea Games ke XXIII
Filipina, Indonesia hanya mampu bertengger diposisi 5. Padahal di pesta olahraga
Asia Tenggara tersebut Indonesia selalu menempati posisi tiga besar bahkan juara.
Saingan terberat hanya datang dari negeri Gajah Putih Thailand, tapi kini
Indonesia harus berbagi medali dengan Malaysia, Vietnam bahkan Myanmar yang
dulu prestasinya jauh di bawah Indonesia.
KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) menyadari kemerosotan
prestasi olahraga nasional dikarenakan keterlambatan dalam proses regenerasi
atlet di berbagai olahraga unggulan. Seperti contohnya cabang bulu tangkis,
semasa jaya diisi oleh pemain andalan seperti : Rudi Hartono, Icuk Sugiarto, Susi
Susanti, Alan Budi Kusuma dan lain-lain. Indonesia sangat ditakuti di pentas
olahraga dunia lewat cabang olahraga bulu tangkis. Terbukti dengan keberhasilan
Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma merebut medali Emas dalam cabang bulu
tangkis di Olimpiade Barcelona 1992. Tetapi setelah mereka bertambah usia dan
commit to user
putri belum ada yang dapat menyamai prestasi Susi Susanti, bahkan baru dalam
level Asia sekalipun.
Untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia yang sedang terpuruk,
Pengurus KONI di setiap daerah tingkat Kabupaten/ Kota dituntut aktif dalam
upaya menggali potensi olahraga unggulan daerah masing-masing. Seperti
tercantum dalam Pasal 34 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 :
Pemerintah Kabupaten/ Kota wajib mengelola sekurang-kurangnya satu cabang
olahraga unggulan yang bertaraf nasional dan / atau internasional.
Unsur-unsur yang penting serta mendukung dalam upaya meningkatkan
prestasi olahraga antara lain pembinaan teknik, pembinaan fisik, dan pembinaan
kematangan juara. Di samping itu masih banyak faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi peningkatan prestasi misalnya organisasi, pengurus, pelatih, atlet,
orang tua atlet yang mendukung serta prasarana dan sarana.
Organisasi olahraga merupakan suatu wadah yang bergerak dalam
olahraga yang bertujuan untuk mencapai prestasi maksimal dalam olahraga.
Kerjasama antar orang-orang yang terlibat di dalamnya harus terjalin dengan baik,
mempunyai rencana kerja dan program kerja yang jelas. Melalui organisasi, maka
akan lebih jelas langkah-langkah yang harus ditempuh unhtuk mewujudkan
tujuannya. Hubungan yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja
yang baik, sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar dan prestasi
maksimal dapat tercapai.
Kelangsungan dan kelancaran dari kegiatan organisasi tidak lepas dari
pendanaan. Dengan adanya dana yang memadai, maka kegiatan akan berjalan
dengan baik dan prestasi maksimal dapat tercapai. Suatu organisasi olahraga harus
mampu mencairkan atau mendapatkan sumber dana tersebut dapat berasal dari
dalam anggota organisasi maupun dari luar organisasi.
Kelancaran dan kualitas latihan harus didukung prasarana dan sarana yang
baik. Prasarana dan sarana yang berkualitas merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi guna menunjang kegiatan latihan. Tanpa adanya prasarana dan sarana
latihan akan terganggu bila mungkin akan terhenti, hal ini dapat menyebabkan
commit to user
Prestasi maksimal merupakan impian setiap atlet dari berbagai macam
cabang olahraga. Keberhasilan prestasi tidak lepas dari dukungan berbagai pihak.
Pelatih yang berkualitas memegang peranan penting terhadap peningkatan prestasi
atletnya. Pelatih harus mampu menerapkan program latihan yang sesuai dengan
kemampuan atletnya, memantau latihan dan membina secara terus menerus.
KONI Klaten sebagai cabang dari KONI pusat memiliki tugas dan
tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan pembinaan olahraga unggulan
yang ada di Kabupaten Klaten. Dengan adanya pembinaan atlet olahraga unggulan
di Klaten diharapkan dapat menyumbangkan prestasi di kancah daerah, nasional
maupun internasional.
Berdasarkan kenyataan yang telah diungkap di atas maka memicu penulis
untuk mengetahui olahraga unggulan yang berada di Kabupaten Klaten. Olahraga
unggulan di Kabupaten Klaten tersebut dapat dikaji dari berbagai masalah baik
dari prestasi yang telah diraih, keberadaan organisasi, metode pembinaan dan
sarana prasarana sehingga sangat riil untuk menentukan olahraga unggulan di
Kabupaten Klaten hal ini melatar belakangi penulis untuk mengangkat judul : “Study Tentang Profil Olahraga Unggulan di Kabuapten Klaten”
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dan penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Olahraga di Indonesia perlu pembenahan yang lebih baik.
2. Tujuan orang berolahraga antar individu satu dengan yang lain tidak
sama.
3. Perlunya organisasi yang sehat dan baik untuk menangani berbagai
macam cabang olahraga agar dapat berprestasi semaksimal mungkin.
4. Metode pembinaan yang diterapkan harus sesuai dengan karakteristik
dari cabang olahraga unggulan di Kabupaten Klaten.
5. Sangat dibutuhkan prasarana dan sarana yang lengkap dan memadai
commit to user
6. Perlu pengkajian terhadap cabang olahraga unggulan di Kabupaten
Klaten.
B. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap permasalahan
penelitian, masalah penelitian perlu dibatasi. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “Pengkajian Terhadap Olahraga Unggulan di Kabupaten Klaten”.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam penelitian ini dapatdirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana profil olahraga unggulan yang ada di Kabupaten Klaten?
2. Bagaimana pembinaan olahraga yang ada di Kabupaten Klaten?
3. Bagaimana kondisi pelatih dan atlet olahraga unggulan Kabupaten
Klaten?
4. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana yang digunakan dan dimiliki
olahraga yang ada di Kabupaten Klaten?
5. Bagaimana kondisi lingkungan dan sosial/kultur masyarakat di
Kabupaten Klaten?
6. Bagaimana peranan Pemerintah Kabupaten Klaten terhadap
perkembangan prestasi olahraga unggulan di Kabupaten Klaten?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui profil olahraga unggulan di Kabupaten Klaten.
2. Mengatahui metode pembinaan olahraga unggulan di Kabupaten
Klaten.
3. Mengetahui kondisi pelatih dan atlet olahraga unggulan Kabupaten
commit to user
4. Mengetahui sarana dan prasarana olahraga unggulan di Kabupaten
Klaten.
5. Mengetahui kondisi lingkungan dan sosial/kultur masyarakat di
Kabupaten Klaten.
6. Mengetahui peranan Pemerintah Kabupaten Klaten terhadap
perkembangan prestasi olahraga unggulan di Kabupaten Klaten.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi KONI Klaten dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
evaluasi mengenai olahraga unggulan di Kabupaten Klaten.
2. Dapat memberikan rangsangan positif bagi pengurus KONI Klaten
untuk senantiasa meningkatkan pembinaan terhadap olahraga unggulan
di Kabupaten Klaten.
3. Dengan diketahuinya hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat
berguna dan bermanfaat memberikan kemajuan terhadap olahraga
unggulan di Kabupaten Klaten.
4. Bagi masyarakat luas, khususnya warga Klaten dapat mengetahui
commit to user
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Pemanduan Bakat
a. Pengertian
Bakat (atitude) pada umumnya diartikan sebagai suatu kemampuan
bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu untuk dikembangkan lebih
lanjut dan dilatih, yaitu agar bakat itu dapat terwujud. (Yusuf Hadisasmita dan
Aip Syarifuddin, 1996 : 53). Sedangkan pemanduan adalah proses, cara, atau
perbuatan dalam memimpin atau melatih (mendidik, mengajari dan sebagainya)
supaya dapat melakukan pekerjaan sendiri. (Yusuf Hadisasmita dan Aip
Syarifuddin, 1996 : 53).
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat dikemukakan
bahwa pengertian pemanduan bakat adalah proses dalam usaha untuk menemukan
atau mendapatkan tanda-tanda atau dasar-dasar yang dimiliki oleh seseorang
seperti kepandaian, keterampilan, sifat dan pembawaan yang dibawa sejak lahir
yang dilakukan dengan jalan memprediksi atau memperkirakan bahwa seseorang
itu mempunyai peluang dalam suatu cabang olahraga tertentu untuk dibina dan
dikembangkan menjadi atlit yang memiliki potensi tinggi, sehingga diharapkan
akan berhasil di dalam mengikuti latihan-latihan dan mencapai prestasi puncak.
b. Tujuan Pemanduan Bakat
commit to user
c. Pembinaan
Dalam pembinaan olahraga prestasi biasanya mengikuti tahap-tahap
pembinaan yang didasarkan pada teori piramida, yaitu (1) pemassalan; (2)
pembibitan; dan (3) pembinaan prestasi.
1. Pemassalan
Pemassalan adalah mempolakan keterampilan dan kesegaran jasmani
secara multilateral dan spesialisasi (M. Furqon H, 2002 : 3). Pemassalan olahraga
bertujuan mendorong dan menggerakkan masyarakat agar lebih memahami dan
menghayati langsung hakikat dan manfaat olahraga sebagai kebutuhan hidup,
khususnya jenis olahraga yang bersifat mudah, murah, menarik, bermanfaat dan
massal.
Kaitannya dengan olahraga prestasi: tujuan pemassalan adalah melibatkan
atlet sebanyak-banyaknya sebagai bagian dari upaya peningkatan prestasi
olahraga.
Pemassalan olahraga merupakan dasar dari teori piramida dan sekaligus
merupakan landasan dalam proses pembibitan pemanduan bakat atlet.
Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat merupakan
bentuk upaya dalam pemassalan olahraga. Dalam olahraga prestasi, pemassalan
seharusnya dimulai pada usia dini.
2. Pembibitan Atlet
Pembibitan atlet adalah upaya mencari dan menemukan individu-individu
yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga yang setinggi-tingginya
dikemudian hari, sebagai langkah atau tahap lanjutan dari pemassalan olahraga.
(M. Furqon H, 2002 :3).
Pembibitan yang dimaksud adalah menyemaikan bibit, bukan mencari
bibit.Pembibitan dapat dilakukan dengan melaksanakan identifikasi bakat (Talent
Identification), kemudian dilanjutkan dengan tahap pengembangan bakat (Talent
Development). Dengan cara demikian, maka proses pembibitan diharapkan akan
commit to user
3. Peningkatan Prestasi
Prestasi olahraga merupakan puncak penampilan atlet yang dicapai dalam
suatu pertandingan atau perlombaan, setelah melalui berbagai macam latihan
maupun uji coba. Kompetisi tersebut biasanya dilakukan secara periodik dan
dalam waktu tertentu.
Pencapaian prestasi yang setinggi-tingginya merupakan puncak dari
segala proses pembinaan, termasuk dari proses pemassalan maupun pembibitan.
Dari hasil proses pemassalan dan pembibitan, maka akan dipilih atlet yang makin
menampakkan prestasi olahraga yang dibina.
Oleh karena itu, pengorganisasian program pembinaan jangka panjang
dapat dikemukakan bahwa (1) masa anak-anak berisi program latihan pemula
(junior awal) yang merupakan usia mulai berolahraga dalam tahap pemassalan;
(2) masa adolesensi berisi program latihan junior lanjut yang merupakan usia
spesialisasi dalam tahap pembibitan; dan (3) masa pasca adolesensi berisi
program latihan senior yang merupakan usia pencapaian prestasi puncak dalam
tahap pembinaan prestasi.
Atlet Senior Pembinaan Usia pencapaian prestasi puncak =
Prestasi pasca adolesensi (18 tahun ke atas).
Junior Lanjut Pembibitan Usia spesialisasi = masa
Atlet Junior adolesensi (13-18 tahun).
Pemula Pemassalan Usia mulai berolahraga =
masa
Kanak-kanak (6-12 tahun).
commit to user
Tabel 1. Usia mulai berolahraga, spesialisasi dan usia pencapaian prestasi puncak dalam
berbagai macam cabang olahraga (M.Furqon H, 2002 : 6)
No Cabang
Olahraga Usia Mulai Berolahraga Usia Spesialisasi Usia Pencapain Prestasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Atletik Bola Basket Tinju Balap Sepeda Loncat Indah Anggar Senam Putra Senam Putra Dayung Sepak Bola Renang Tenis Bola Voli Angkat Besi Gulat Ski
10 – 12
8 – 9
13 – 14
14 – 15
6 – 7
8 – 9
6 – 7
6 – 7
12 – 14
10 – 12
3 – 7
6 – 8
11 – 12
13 – 14
13 – 14
6 – 7
13 – 14
10 – 12
15 – 16
16 – 17
8 – 10
10 – 12
10 – 11
12 – 14
16 – 18
11 – 13
10 – 12
12 – 14
14 – 15
15 – 16
15 – 16
10 – 11
18 – 23
20 – 25
20 – 25
21 – 24
20 – 22
20 – 25
14 – 18
18 – 24
22 – 24
18 – 24
16 – 18
22 – 25
20 – 25
24 – 28
24 – 28
20 – 24
Berdasarkan klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa, setiap cabang olahraga memiliki
karakteristik berbeda-beda dalam pembinaan usia dini. Dari klasifikasi pembinaan
olahraga tersebut dapat dijadikan pedoman untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang
potensial, sehingga pada usia tertentu dapat mencapai puncak prestasi. Hal ini karena
prestasi puncak tidak akan tercapai apabila atletnya bukan bibit unggul meskipun
commit to user
Gambar 2. Periodisasi Pengembangan Olahraga Jangka Panjang (M. Furqon H,
2002).
2. Prestasi a. Prestasi
Banyak tujuan yang terkandung dalam cabang olahraga. Setiap orang
melakukan kegiatan olahraga ada tujuannya sendiri-sendiri, salah satunya adalah
olahraga yang berorientasi pada keberhasilan atau dengan kata lain sebuah
prestasi yang setinggi-tingginya. Karena hal ini merupakan idaman setiap atlet.
Prestasi yang dicapai merupakan prestise atau harga diri bagi atlet itu
sendiri, keluarganya, daerah asalnya hingga negara dari mana atlet itu berasal.
(Sudjarwo, 1993 : 11). Prestise di bidang olahraga juga merupakan kebutuhan dan
dambaan masyarakat sedangkan prestise individu sebagai harga diri merupakan
salah satu aspek tuntutan manusia hidup bermasyarakat.
Menurut (Sudjarwo, 1993 : 10), dalam usaha pencapaian prestasi
maksimal sebenarnya ada dua faktor yang menentukan, yaitu Faktor Indogen dan
Eksogen.
1. Faktor Indogen
Faktor Indogen adalah beberapa aspek yang harus dipenuhi oleh seorang
atlet untuk dapat mencapai prestasi maksimal, seperti :
a. Bentuk dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga pilihannya.
PERIODISASI LATIHAN ANAK
DAN JUNIOR
GENERALISASI (6-14 Tahun)
SPESIALISASI ( > 14 Tahun)
Permulaan (6-10 Tahun)
Pembentukan Olahraga (11-14 Tahun)
Spesialisasi (15-17 Tahun)
commit to user
b. Kemampuan fisik, seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, ketahanan, koordinasi dan sebagainya.
c. Kesehatan, baik fisik maupun mental.
d. Keterampilan sebagai penguasaan teknik dan taktik.
e. Aspek kejiwaan yang baik, seperti kepribadian, disiplin, ketekunan, kesungguhan, dan daya fikir.
f. Pengalaman bertanding sebagai usaha untuk meningkatkan penampilan menuju kematangan juara.
2. Faktor Eksogen
Faktor Eksogen adalah faktor di luar atlet yang mempengaruhi pencapaian
prestasi maksimal, seperti :
a. Kerjasama atau interaksi antara pelatih, asisten pelatih, atlet dan semua orang yang terlibat dalam proses kepelatihan.
b. Kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana olahraga yang tersedia.
c. Kepengurusan dan organisasi cabang olahraga yang bertanggungjawab.
d. Lingkungan hidup atlet yang menunjang.
e. Fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang menjamin kehidupan atlet.
f. Adanya dukungan yang nyata dari pemerintah.
3. Organisasi a. Organisasi
Organisasi merupakan suatu unit (satuan) sosial yang dikoordinasikan
dengan sadar, yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi atas dasar
yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan
bersama. Organisasi bukan hanya bertalian dengan angka bangunan semata-mata,
akan tetapi dengan badan seluruhnya, serta fungsi yang berhubungan dengannya.
Ia mengkoordinasi seluruh faktor-faktor, agar tercipta kerjasama dalam mencapai
tujuan.
Sebelum diberikan kepastian definisi organisasi, ada baiknya kita kutip
definisi organisasi dari beberapa ahli berikut ini (Cholil dan Sarosa, 1995 : 17) :
1. Oliver Sheldon : organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan diantara individu-individu atau kelompok-kelompok berdasarkan bakat-bakat tertentu yang diperlukan dalam
commit to user
terdapatnya saluran terbaik yang bersifat efisien, sistematis, positif dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia.
2. Chesten I. Bernard : organisasi formal adalah sistem kerjasama yang komplek dari unsur fisik, biologis, pribadi dan sosial yang terikat dalam hubungan yang teratur secara khusus yang beralasan dari kerjasama dua orang atau lebih.
3. Ralp Ceiries Davis : organisasi adalah suatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan.
4. Herbert A. Simon : organisasi adalah pola komunikasi yang komplek dan hubungan-hubungan lain di dalam suatu kelompok manusia.
5. Ernest Dale : organisasi adalah suatu proses perencanaan yang berkaitan dengan perihal penyusunan, pengembangan dan pemeliharaan suatu struktur atau pada hubungan-hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu kelompok kerja.
Jadi, suatu organisasi hakekatnya terdiri dari orang-orang yang usahanya
harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah subsistem yang saling terikat dan
terkait, dan saling bekerja sama atas dasar pembagian kerja, peran dan wewenang,
serta saling berorientasi pada tujuan tertentu.
Dari berbagai definisi di atas minimal ada tiga faktor, yaitu :
1) Dua orang atau lebih. 2) Saling bekerjasama.
3) Saling berorientasi pada suatu tujuan. 4) Kewenangan dan kepemimpinan.
Organisasi sebagai wadah interaksi antar manusia serta sebagai proses,
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Tujuan jelas, harus dapat diterima dan dipahami oleh anggotanya. 2) Adanya suatu perintah dari pimpinan ke seluruh anggota atau
bawahannya.
3) Adanya keseimbangan dan tanggungjawab anggota dengan pimpinan. 4) Pembagian tugas yang adil dan sesuai dengan kewenangan (arah,tugas
dan kemampuan).
5) Struktur organisasi disusun secara sederhana dan pola harus relatif permanen.
Kelangsungan dan kelancaran dari kegiatan organisasi tidak lepas dari
pendanaan. Dana merupakan faktor yang menentukan pelaksanaan dari kegiatan
olahraga. Dengan dana yang memadai, maka kegiatan dapat berjalan dengan
lancar sehingga akan menopang pencapaian prestasi maksimal. Suatu organisasi
commit to user
tetap hidup dan mampu menjalankan program kerja yang telah direncanakan.
Sumber dana dalam sebuah organisasi dapat dihasilkan dari anggota organisasi
maupun dari luar organisasi. Tanpa dana yang memadai tujuan dari organisasi
olahraga yaitu prestasi yang maksimal sulit untuk dicapai.
b. Organisasi Olahraga.
Organisasi terdiri bermacam-macam bentuknya, baik dilihat dari kegiatan
yang dilaksanakan dan tujuan yang hendak dicapai. Organisasi olahraga tidaklah
berbeda dengan organisasi pada umumnya. Perbedaan hanya terletak pada
kegiatan atau aktivitas yang dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari
organisasi olahraga tersebut. Organisasi olahraga merupakan usaha dari
sekelompok orang yang bergerak dalam bidang olahraga tertentu dan saling
kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu prestasi maksimal.
Di dalam organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-syarat
khusus sebagai organisasi olahraga, sehingga organisasi tersebut merupakan
organisasi yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar. Tanpa memenuhi syarat
yang telah ditetapkan bersama, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat
tercapai. Cabang olahraga di Indonesia terdiri dari beberapa macam cabang
sehingga antara organisasi yang satu dengan yang lain berbeda-beda.
Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI) pusat yang berkedudukan di Jakarta. KONI pusat ini
membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi di Indonesia. Dengan
demikian akan terjalin kerjasama yang baik antara organisasi olahraga, baik di
tingkat daerah maupun pusat. Sehingga tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi
yang maksimal dapat tercapai dengan baik.
c. Struktur dan Bagan Organisasi
Hakekatnya suatu organisasi itu tidak terwujud, atas dasar itu di samping
memiliki nama tertentu, maka organisasi harus membentuk struktur organisasi
commit to user
pada kesimpulan definisi stuktur dan bagan organisasi, kiranya ada baiknya
dikemukakan beberapa pendapat ahli (Cholil dan Sarosa : 1995), yaitu :
1) Ralf Currier Davis : Struktur organisasi adalah hubungan antara fungsi-fungsi tertentu, faktor-faktor pisik dan orang.
2) John Pfiffiner dan Owen Lane : Struktur organisasi adalah hubungan antara pegawai dan aktifitas mereka satu sama lain serta terhadap keseluruhan, di mana bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok pegawai yang melaksanakannya.
3) Delton E.Mc Ferland : Struktur organisasi adalah pola jaringan berhubungan antara macam-macam jabatan dan para pemegang jabatan.
4) F.G Anderson : stuktur organisasi adalah susunan
hubungan-hubungan, pertanggungjawaban-pertanggungjawaban, dan wewenang-wewenang melalui tujuan perusahaan pada pencapaian sasarannya. 5) Richard A. Jhonson, Fermout E. Kast dan J.E Rosseuzweig : Struktur
organisasi adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktifitas di dalam organisasi.
Dari kelima batasan struktur organisasi tersebut di atas, dapatlah
disimpulkan bahwa struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan
satuan-satuan organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang yang
masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh.
Untuk dapat menyusun struktur organisasi yang baik, dimungkinkan
apabila senantiasa berpegang teguh dan menerapkan asas-asas organisasi secara
situasional.
Struktur organisasi akan jelas dan tegas apabila dibuatkan bagan
organisasi. Bagan organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi berupa
kotak-kotak yang disalurkan dengan garis wewenang antara yang satu dengan
yang lainnya. Soebagio Hartoko (1996 : 6) mengemukakan bahwa, bagan
organisasi adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukan dengan kotak-kotak
atau garis-garis yang disusun menurut kedudukannya yang masing-masing
memuat fungsi tertentu, yang satu sama yang lain dihubungkan dengan garis-garis
saluran wewenang dan tanggungjawab.
Adapun kegunaan dari bagan organisasi (Cholil dan Sarosa, 1996 : 39)
commit to user
1) Untuk mengetahui besar kecilnya skala organisasi. 2) Untuk mengetahui garis-garis saluran wewenang.
3) Untuk mengetahui berbagai macam satuan organisasi yang ada.
4) Untuk mengetahui perincian aktifitas masing-masing satuan organisasi. 5) Untuk mengetahui setiap jabatan yang ada berikut jenis dan jumlah
tugas para pejabat.
6) Untuk mengetahui identitas para pejabat.
7) Untuk mengetahui jumlah dan kedudukan setiap pejabat.
8) Untuk mengetahui apakah suatu organisasi telah menerapkan prinsip-prinsip organisasi atau belum.
Menurut Soebagio Hartoko (1996 : 8-9) bagan organisasi dapat
digolongkan berdasarkan :
1) Bentuk bagan organisasi. a) Bagan piramid. b) Bagan mendatar. c) Bagan menegak. d) Bagan lingkaran.
e) Bagan setengah lingkaran. f) Bagan elips.
g) Bagan setengah elips. h) Bagan sinar.
2) Isi bagan organisasi. a) Bagan struktur. b) Bagan aktifitas. c) Bagan jabatan. d) Bagan tugas. e) Bagan nama.
f) Bagan pangkat atau golongan pangkat. g) Bagan foto.
h) Bagan berkode. i) Bagan lukisan. j) Bagan serba ada.
d. Unsur-Unsur Dalam Organisasi
Di dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat yang
menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut mempunyai
tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan satu sama
lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur organisasi
bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan memajukan organisasi,
commit to user
1994). Menurut T. Hani Handoko (1994 : 168-171) unsur-unsur organisasi
tersebut adalah :
1) Pengurus.
Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggungjawab cukup besar dalam organisasi. Pengurus merupakan orang yang memegang kendali jalannya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung dari suatu aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya dipegang oleh seorang pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak menjadi pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut :
a) Ketua umum
b) Wakil Ketua Umum c) Sekretaris
d) Bendahara e) Seksi-seksi f) Penasehat
2) Anggota.
Selain pengurus unsur yang tidak kalah pentingnya dalam organisasi adalah anggota. Keterlibatan seorang anggota di dalam suatu organisasi sangat diperlukan, meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu aktif dibandingkan dengan keterlibatan seorang pengurus.
Kewajiban pokok seorang anggota dalam organisasi adalah menaati segala peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Anggaran dasar adalah merupakan landasan pokok dan sebagai dasar pelaksana kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan dalam organisasi. Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam organisasi. Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga keduanya merupakan dasar dan petunjuk yang telah ditetapkan sebelumnya. 4) Rencana Kerja
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat adanya rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Agar rencana kerja dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan kerja sama yang baik antara unsur- unsur yang terlibat di dalam organisasi.
5) Anggaran Belanja
commit to user
Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realistis, luwes dan kontinyu. Anggaran yang dibuat harus mampu mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan, serta jangan sampai Anggran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan perhitungan yang sudah direncanakan.
d. Manajemen
Organisasi ada untuk mencapai tujuan-tujuan, maka seseorang harus
menetapkan tujuan-tujuan tersebut dan alat atau cara yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan itu. Alat atau cara itu tidak lain adalah manajemen. Sebelum
diberikan kepastian definisi manajemen, ada baiknya kita kutip beberapa definisi
tentang manajemen pada umumnya, (Hartoko, Dalimin dan Soemarno : 1998)
antara lain :
1) Sp. Siagian, menyatakan bahwa manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain.
2) The Liang Gie : manajemen itu sebagai tindakan-tindakan atau proses menggerakkan tindakan dalam usaha kerjasama manusia sehingga tujuan-tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai. 3) GR. Terry : manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan kegiatan orang lain.
Dari berbagai pengertian manajemen di atas maka dapat disimpulkan
bahwa manajemen adalah kemampuan untuk bertindak melalui kegiatan orang
lain dalam rangka untuk mencapai tujuan. Dari berbagai pengertian manajemen
tersebut di atas walaupun berbeda-beda namun mempunyai karakteristik yang
sama, yaitu :
a) Adanya tujuan yang telah ditetapkan.
b) Tujuan itu ditetapkan melalui orang lain.
c) Diperlukannya bimbingan dan pengawalan.
Pada awal abad dua puluh ini, seorang ahli dari Perancis bernama Hendry
Fayol mengemukakan tentang lima fungsi manajemen, yaitu : merencanakan,
mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi dan mengendalikan ( Manullang :
commit to user
Hadai Nawai dalam buku manajemen olahraga (Hartoko, Dalimin dan Soemarno : 1998) menyatakan bahwa manajemen dibedakan menjadi dua yaitu manajemen administrasi dan manajemen operasional dengan fungsi yang berbeda-beda. Fungsi manajemen administrasi, yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan komunikasi. Sedangkan fungsi dari manajemen operasional, adalah : tata usaha, perbekalan, kepegawaian, keuangan dan hubungan masyarakat.
f. Administrasi
Suatu rangakain dalam organisasi agar dapat berjalan dengan lancar, maka perlu disusun dan diatur agar mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Agar hasil tersebut tercapai, maka perlu adanya administrasi yang baik, karena membantu dalam penyelenggaraan kegiatan. Administrasi adalah suatu rangkaian kegiatan atau sekelompok orang yang memperdayagunakan sumber-sumber daya, fasilitas, ide-ide dan orang-orang yang tergabung dalam suatu unit kerja atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga lebih efektif dan efisien (Manullang : 2001).
Sedangkan administrasi yang dikutip dari Dalimin (1998 : 6), adalah
sebagai berikut :
2) John M Griffuer : Administrasi dapat dirumuskan sebagai
pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia atau tenaga kerja dan materi untuk mencapai tujuan yang dicapai.
3) Luther Gulich : Administrasi adalah bertalian dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Dari pengertian administrasi di atas, akan diperoleh unsur-unsur
administrasi, antara lain :
2) Sekelompok manusia, dua orang atau lebih.
3) Proses kerja sama dengan rangakain kegiatan yang menyeluruh dan integral.
4) Tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. 5) Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. 6) Pendayagunaan sumber personil dan material.
Organisasi yang baik harus didukung oleh tata usaha atau kepanitiaan yang
baik. Usaha-usaha dalam kepanitiaan yang baik meliputi :
1) Selebaran-selebaran dan publikasi. 2) Catatan hasil yang lengkap.
commit to user
5) Laporan lengkap.
6) Surat-menyurat dan pengumuman.
g. Kepemimpinan
Kepemimpinan atau Leadership adalah kemampuan seseorang (yaitu
pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yang dipimpin atau
pengikut-pengikutnya), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana
dikehendaki oleh pemimpin tersebut (Soekanto, 1990 : 288). Kepemimpinan yang
baik dan benar adalah kepemimpinan yang berwibawa terhadap orang lain karena
nilai-nilai pribadinya. Orang-orang yang akan mengikutinya dengan senang hati
penuh kepercayaan, karena kepribadiannya merupakan jaminan.
Sifat-sifat yang disyaratkan bagi seorang pemimpin tidaklah sama pada
setiap masyarakat. Di kalangan masyarakat Indonesia, sifat-sifat yang harus
dipenuhi oleh seorang pemimpin dapat dijumpai pada warisan tradisional Indonesia yaitu “Asta Brata”, seperti yang dikatakan Wirjosuparto yang dikutip oleh Soerjono Soekanto (1990 : 291). Menurut Asta Brata tersebut, kepemimpinan
yang akan berhasil, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1) Indra-Brata, yang memberikan kesenangan dalam jasmani.
2) Yama-Brata, yang menunjuk pada keahlian dan kepastian hukum. 3) Surya-Brata, yang menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka
untuk bekerja persuasion.
4) Caci-Brata, yang memberi kesenangan rohani.
5) Bayu-Brata, yang menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak segan-segan untuk turut merasakan kesukaran-kesukaran pengikutnya. 6) Dhana-Brata, menunjukkan suatu sikap yang patut dihormati.
7) Paca-Brata, yang menunjukkan kelebihan di dalam ilmu pengetahuan, kepandaian dan keterampilan.
8) Agni-Brata, yaitu sifat memberikan semangat kepada anak buah.
Adapun tugas pemimpin adalah memberikan kerangka pokok kekuasaan
dan wewenang, mengawasi dan menyalurkan perilaku kelompok. Suatu
kepemimpinan dapat dilaksanakan atau diterapkan dengan berbagai cara antara
lain : otoriter, demokrasi dan bebas. Ketiga cara tersebut dapat berlangsung
bersamaan, karena metode mana yang terbaik senantiasa tergantung pada situasi
commit to user
masyarakat yang warganya mempunyai taraf pendidikan cukup. Cara otoriter
lebih tepat untuk diterapkan di dalam masyarakat yang heterogen, sedangkan cara
bebas lebih cocok bagi masyarakat yang relatif homogen (soekanto : 1990).
4. Sumber Daya Manusia a. Atlet
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 75), atlet adalah
olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan, kekuatan,
ketangkasan dan kecepatan.
Olahragawan sendiri berarti, orang yang suka berolahraga yang banyak
melakukan atau mengambil bagian di olahraga, sehingga dapat disimpulkan atlet
merupakan orang yang suka berolahraga dan mengikuti perlombaan atau
pertandingan dengan unsur-unsur kekuatan, ketangkasan dan kecepatan.
Jika mengevaluasi dan menganalisa dalam berbagai kejuaraan dunia,
menunjukkan bahwa hanya atlet tertentu yang cocok untuk olahraga tertentu,
memiliki karakteristik psikologis dan mental yang diperlukan, memiliki potensi
fisik yang handal, memiliki kemampuan teknik dan taktik yang baik dan memiliki
pengalaman dalam berbagai kompetisi.
Ada baiknya sebelum membina atlet lebih lanjut, atlet diberikan kesadaran
bahwa prestasi puncak tiada akan tercapai apabila atlet tersebut tidak memiliki
kemauan untuk mencapainya. Meskipun fakto-faktor yang lain sebagai faktor
pendukung mempunyai sumbangan atau peranan yang sangat penting, tetapi
sumbangan terbesar datang dari atlet itu sendiri ( Hadisasmita dan Syaifuddin :
1996). Diperkirakan sumbangan tersebut adalah sebagai berikut dari atlet sekitar :
60 – 70 % dan faktor penunjang yang lain : 30 – 40 %.
Pembinaan atlet yang dilakukan secara sistematik, tekun dan
berkelanjutan, diharapkan akan dapat mencapai prestasi yang bermakna. Proses
pembinaan memerlukan waktu yang lama, yakni dari masa kanak-kanak atau usia
dini hingga anak mencapai tingkat efisiensi kompetisi yang tinggi. Menurut Harre
sebagaimana dikutip Hadisasmita dan Syaifuddin (1996 : 70), pembinaan dimulai
commit to user
efisien olahraga secara komprehensif dan kemudian berlatih yang
dispesialisasikan pada cabang olahraga yang ditekuninya.
b. Pelatih
Pelatih yang dimaksud adalah seorang atau sekelompok orang yang
mengelola atau menangani sekelompok atau seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu (Heru Suranto : 1994). Dengan demikian pelatih olahraga dapat disebut
sebagai seorang atau sekelompok orang yang mengelola atau menangani
sekelompok atau seseorang untuk mencapai prestasi olahraga tertentu
setinggi-tingginya.
Seorang pelatih harus sadar akan kenyataan bahwa ia dapat benar-benar
mempengaruhi dan membentuk watak (karakter) dan kepribadian atlet dalam hal
tertentu. Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat positif atau negatif, bermanfaat
dan dapat merusak atau mengganggu, dan yang jelas dapat berpengaruh relatif
tahan lama atau permanen pada seluruh kehidupan atlet asuhannya (Heru Suranto
: 1994).
McKinney, yang dikutip Hadisasmita dan Syarifuddin (1996 : 27-28)
berpendapat bahwa pelatih yang baik mempunyai kemampuan sebagai berikut :
1) Mempunyai kemampuan untuk membantu atlet dalam mengaktualisasikan potensinya.
2) Bila membentuk tim, didasarkan pada keterampilan individu yang telah diajarkannya.
3) Mempunyai keterampilan dan teknis yang seimbang.
4) Mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan tingkat intelektual dengan kemampuan neuromuskuler atletnya.
5) Mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dalam membentuk kondisi atlet.
6) Lebih mementingkan pada unsur pendidikan secara utuh, baru kemudian pada unsur pelatihan.
7) Membenci kekalahan, tetapi tidak mencari kemenangan dengan berbagai cara yang tidak etis.
8) Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dirinya ke arah penyimpangan profesinya.
9) Mempunyai kemapuan untuk selalu dihormati oleh atlet dan teman-temannya.
commit to user
Berdasarkan pendapat di atas, maka seorang pelatih harus dibekali dengan
beberapa syarat, dimana dengan bekal tersebut pelatih mampu menjalankan
tugasnya dengan baik serta mampu memciptakan atlet-atlet yang profesional.
Tanpa memiliki persyaratan-persyaratan tersebut di atas, maka hasil pembinaan
yang dilakukan menjadi kurang baik.
Menurut Sudjarwo (1993 :9) tugas-tugas pokok yang harus dilakukan
seorang pelatih, antara lain :
1) Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet. 2) Menyusun program latihan untuk jangka pendek maupun jangka
panjang.
3) Menyusun strategi dan menentukan taktik dalam menghadapi pertandingan.
4) Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan atau pertandingan.
5) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, baik secara teori maupun praktek dalam cabang olahraga yang dibinanya.
c. Pengurus dan Pembina
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 1253) pengurus dapat
diartikan sekelompok orang yang mengurus dan memimpin perkumpulan. Dan
dalam kegiatan mengurus tersebut terdapat unsur-unsur mengusahakan,
mengelola, memimpin dan mengatur. Sedangkan Pembina adalah orang yang
membina. Membina dapat diartikan mengusahakan supaya lebih baik, maju,
sempurna dan sebagainya.
Dalam organisasi olahraga pengurus dan pembina mempunyai tugas dan
tanggungjawab yang besar atas pencapaian prestasi atletnya. Kemajuan prestasi
olahraga tidak dapat tercapai jika tidak ada kerjasama yang kompak dan harmonis
dari atlet, pelatih dan pengurus maupun pembina. Maju mundurnya
perkembangan suatu organisasi olahraga jika tidak ditangani pengurus dan
pembina yang baik pastilah akan sulit untuk mencapai prestasi yang diharapkan.
Pengurus dan pembina merupakan suatu kesatuan yang harus selalu berusaha
commit to user
5. Sarana dan Prasarana
Salah satu syarat dapat dilaksanakannya kegiatan pembinaan prestasi
olahraga yaitu tersedianya prasarana dan sarana yang cukup lengkap. Prasarana
dan sarana yang lengkap merupakan salah satu faktor penunjang kelancaran suatu
kegiatan serta mencapai prestasi yang maksimal. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002 : 893) definisi prasarana, sarana dan alat adalah sebagai berikut :
1) Prasarana adalah segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses atau usaha.
2) Sarana adalah merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan.
3) Alat-alat olahraga atau supplies biasanya dipakai dalam waktu relatif pendek. Misalnya bola, raket, jaring bola basket, jaring tenis, pemukul bola dan lain-lain.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau prasarana
merupakan bentuk permanen yang berupa bangunan atau tempat, baik
yangberada di luar maupun di dalam yang digunakan untuk aktivitas olahraga.
Sarana adalah suatu benda yang digunakan dalam latihan atau bertanding di mana
dalam latihan atau bertanding benda atau alat tersebut tidak dapat
dipindah-pindahkan. Sedangkan alat olahraga adalah suatu benda yang digunakan dalam
berolahraga, mudah untuk dipindah-pindahkan dan digunakan dalam waktu relatif
singkat.
6. Lingkungan (Klimatologi) dan Sosial Masyarakat
a. Lingkungan/ Klimatologi
Perkembangan manusia mengalami perubahan dari lahir atau sejak lahir
hingga dewasa dan akhirnya mati. Menurut para ahli bahwa perkembangan
manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Banyak sekali aliran atau teori
yang mengungkap tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
manusia.
Salah satu teori atau aliran yang banyak sekali dianut adalah Aliran
commit to user
dikutip oleh Heru Suranto (1994 : 9), bahwa perkembangan individu atau manusia
sangat dipengaruhi oleh faktor pembawaan (dasar) juga faktor lingkungan.
Lingkungan alam atau kondisi alam sekitar mempengaruhi perkembangan
manusia di sekitarnya baik perkembangan lahiriah maupun psikis, salah satu
contoh adalah orang-orang di daerah pegunungan. Menurut Joko Wilarso dan
Gumono (2002 : 61) Orang-orang yang hidup di daerah pegunungan atau dataran
tinggi mempunyai jumlah sel darah merah yang lebih banyak daripada orang yang
tinggal di daerah dataran rendah. Hal ini disebabkan di dataran tinggi atau
pegunungan, kadar oksigennya lebih sedikit, sehingga tubuh terpacu untuk
memproduksi sel-sel darah merah, agar kemampuan untuk mengikat oksigen yang
kadarnya sedikit tersebut dapat lebih besar. Hal ini merupakan adaptasi dari tubuh
terhadap lingkungan di sekitarnya.
Sehubungan dengan kenyataan di atas orang pegunungan mempunyai
kemampuan mengikat oksigen yang lebih baik daripada orang-orang yang hidup
di dataran rendah. Sehingga orang pegunungan mempunyai Vo2 max yang tinggi.
Dalam M. Furqon H (2002 : 19), disebutkan olahraga yang cocok bagi atlet
dengan Vo2 max tinggi antara lain : Lari Jarak Menengah, Lari Jarak Jauh, Jalan
Cepat dan Balap Sepeda. Jadi orang daerah pegunungan mempunyai potensi besar
terhadap cabang olahraga tersebut.
Sedangkan secara psikis, menurut M. Daryono dan M. Hartono (1997 :24),
dalam tata kehidupan orang pegunungan berpegang pada tradisi atau kebiasaan
yang turun temurun sehingga kehidupan yang berbau mitos tampak mewarnai
masyarakat di daerah pegunungan.
Sedangkan orang-orang daerah pantai rata-rata terampil dalam berenang
karena dipengaruhi pekerjaan mereka yang sebagian besar bermata pencaharian
sebagai nelayan. Jadi tidaklah mengherankan banyak sekali atlet-atlet olahraga air
yang berasal dari daerah pantai, semisal Pulau Bali yang merupakan daerah pesisir
pantai. Selama ini Pulau Bali banyak menghasilkan atlet perahu layar dan atlet
commit to user
b. Kultur Masyarakat
Keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menyebabkan
kemajemukan suku dan aneka kebudayaan yang terkandung di dalamnya.
Perbedaan budaya menyebabkan perbedaan kultur masyarakat yang berkembang
di setiap daerah di Indonesia.
Semisal antara orang Jawa dan orang Ambon memiliki kultur masyarakat
yang sangat berbeda. Menurut Kodiran sebagaimana dikutip oleh
Koentjaraningrat (1999 : 350), kesukaan orang Jawa terhadap gerakan-gerakan
kebatinan, penilaian tinggi yang dinyatakan terhadap konsep nerimo, ketabahan
yang ulet dalam hal menderita, tetapi lemah dalam hal-hal karya. Ini menandakan
bahwa orang Jawa berwatak sabar, saling menghormati, bekerjasama atau
gotong-royong dan mau menerima keadaan tetapi kurang cakap dalam berkarya.
Sedangkan salah satu budaya yang melekat di orang-orang Ambon ialah
adanya kawin lari atau lari bini. Sistem perkawinan ini yang paling lazim terjadi.
Menurut Subyakto yang dikutip Koentjaraningrat (1999 : 178), orang Ambon
umumnya lebih suka menempuh jalan pendek untuk menghindari perundingan
dan upacara. Hal ini menandakan orang-orang Ambon kurang sabar, berwatak
keras dan berani mengambil resiko.
Secara kultur masyarakat orang Ambon memiliki watak keras
dibandingkan orang Jawa yang lebih sabar dan lunak. Dalam olahraga bagi orang
Ambon yang berwatak keras cocok untuk olahraga yang keras pula yang
membutuhkan keberanian dan nyali yang cukup tinggi untuk mengambil resiko.
Semisal : Tinju, Gulat, Karate ataupun olahraga Beladiri lainnya. Jadi tak
mengherankan jika kita melihat atau mendengar banyak Petinju yang berasal dari
Ambon. Sedangkan orang Jawa yang kental akan nilai kerjasama atau
gotong-royong dan sabar mungkin tidaklah cocok untuk menekuni olahraga keras seperti
orang Ambon. Mungkin orang Jawa cocok untuk olahraga beregu yang
commit to user
27 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1) Tempat Penelitian
Untuk memperoleh berbagai keterangan yang dibutuhkan dalam
pemecahan masalah, maka penelitian ini dilaksanakan di sekretariat KONI Klaten
yang beralamat di GOR Gelarsena Jln. Mayor Koesmanto No. 24 Klaten-Jawa
Tengah dan masing-masing Pengcab olahraga di Klaten.
2) Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dua tahap yang dilaksanakan dalam bulan
April 2009, yang pembagiannya adalah sebagai berikut :
a. Tahap Pertama : pengambilan data mengenai KONI Klaten, sarana
dan prasarana sekretariat, AD/ART ( Anggaran
Dasar/ Anggaran Rumah Tangga ) dan cabang
olahraga binaan KONI Kabupaten Klaten.
b. Tahap Kedua : pengambilan data dari masing-masing Pengurus
cabang olahraga binaan KONI Klaten mengenai
kegiatan organisasi, sumber daya manusia dan
prestasi. Dan disetiap Kecamatan di Kabupaten
Klaten untuk pengambilan data prasarana olahraga.
B. Metode Penelitian
commit to user
Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pengertian
penelitian deskriptif menurut Sugiyanto (1993 : 52) adalah :
“Penelitian bertujuan untuk mencari informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian berlangsung. Penelitian deskriptif pada umumnya tidak untuk menguji hipotesis melainkan hanya untuk melihat gambaran atau deskriptif tentang apa yang sedang terjadi”.
Sedangkan menurut Jerry R. Thomas dan Jack K. Nelson (1990 : 263)
penelitian deskriptif adalah studi tentang keadaan yang digunakan secara luas
dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan sosial. Nilainya berdasarkan pada
alasan bahwa masalah-masalah dapat dipecahkan dan praktek-praktek diperbaiki secara obyektif dan pengamatan yang teliti, analisa, dan pendeskripsian”.
C. Sumber Data
Sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah KONI Kabupaten Klaten
dan dari pengurus cabang olahraga binaan KONI Kabupaten Klaten. Adapun yang
diteliti meliputi : organisasi, prasarana dan sarana, program latihan, metode
pembinaan atlet dan prestasi cabang-cabang olahraga binaan KONI Kabupaten
Klaten.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah :
a. Dokumentasi, yaitu barang yang dipergunakan sebagai bukti
(Kamus Besar Bahasa Indonesia : 1990). Adapun yang akan
didokumentasikan antara lain organisasi, prasarana dan sarana,
pembinaan atlet dan prestasi olahraga binaan KONI Kabupaten
Klaten.
b. Wawancara, menurut Keraf (2001 : 161) wawancara dalah suatu
cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan
langsung kepada seorang informan atau seorang autoritas (seorang
ahli atau yang berwenang dalam suatu masalah). Adapun pihak
pihak-commit to user
pihak lain yang berhubungan dengan prestasi yang pernah diraih
olahraga binaan KONI Kabupaten Klaten.
c. Observasi, digunakan pada suatu variasi usaha penelitian.
Penelitian ini menyediakan suatu alat pengumpulan data dan
merupakan metode deskriptif pada penelitian masalah-masalah
tertentu (Jerry R. Thomas dan Jack K. Nelson : 1990). Sedangkan
menurut Keraf (2001 : 162) observasi yaitu pengamatan langsung
kepada suatu objek yang akan diteliti. Teknik observasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu
peneliti meninjau langsung jalannya latihan dan prasarana dan
sarana yang ada.
E. Teknik Analisa Data
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa. Teknik analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif kuantitatif. Dari semua
data yang dikumpulkan masing-masing dan disusun dalam bentuk tabel atau
grafik untuk dianalisa dan disimpulkan. Dari data yang telah dianalisa akan
diperolah gambaran yang sesungguhnya mengenai variabel yang diteliti.
F. Format Pengumpulan Data
Format pengumpulan data olahraga unggulan Kabupaten Klaten, dalam
penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Data dari KONI Klaten.
a. Keadaan lembaga keolahragaan. 1). Kantor sekretariat.
2). Struktur organisasi.
3). Sarana administrasi.
4). Jumlah induk organisasi.
b. Olahraga yang di unggulkan 1). Jenis olahraga.
2). Prestasi yang di raih/perolehan medali.
[image:43.595.117.514.138.503.2]commit to user
2. Data dari Pengcab-pengcab olahraga Kabupaten Klaten.
a. Keadaan lembaga keolahragaan.
1). Kantor sekretariat.
2). Struktur organisasi.
3). Sarana administrasi.
4). Jumlah induk organisasi keolahragaan/Klub.
b. Pembinaan keolahragaan. 1). Sistem pembibtan.
2). Program pembinaan.
c. Dukungan pelaksanaan organisasi dari Pemerintah Kabupaten Klaten.
1). Kebijaksanaan.
2). Pendanaan.
d. Sumberdaya manusia. 1). Pelatih.
2). Atlet.
e. Olahraga yang di unggulkan (animo masyarakat). f. Lingkungan dan sosial/kultur masyarakat.
1). Dukungan geografis.
2). Dukungan industri olahraga.
g. Data dari Kecamatan se-Kabupaten Klaten.
1). Sarana dan prasarana olahraga sesuai cabang olahraga.
commit to user
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Study Tentang Profil Olahraga Unggulan Kabupaten Klaten
Pembangunan olahraga yang ada di Kabupaten Klaten dilakukan lewat
dua jalur. Jalur pertama adalah melalui jalur pendidikan, yang penyelenggaraanya
dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Klaten.
Dan kedua adalah pembangunan olahraga lewat jalur masyarakat yang
penyelenggaraanya selama ini dikoordinasikan oleh Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI) Kabupaten Klaten, Sebagai koordinasi yang mewakili unsur
masyarakat.
Pembangunan olahraga lewat jalur pendiikan atau sekolah dikenal
dengan istilah pendidikan jasmani ditempuh dengan cara memasukan muatan
pendidikan jasmani ke dalam satuan pelajaran pada setiap jalur dan jenjang
pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi baik intra maupun
ekstrakurikuler. Sedangkan pelaksanaan pembangunan olahraga lewat jalur
masyarakat, ditempuh melalui serangkaian kegiatan yang serasi untuk tujuan
peningkatan prestasi yang dilakukan KONI Kabupaten Klaten, dibantu oleh
induk-induk olahraga yaitu cabang olahraga yang ada di Kabupaten Klaten.
a. KONI Kabupaten Klaten 1) Kantor Sekretariat
GOR Gelarsena,Jln. Mayor Kusmanto no. 24 Klaten Utara
2) Struktur Organisasi KONI Kabupaten Klaten Periode 2001 - 2006
Penasehat : Muspida
Ketua Umum : Bupati Klaten
Waka Umum : Drs.Wibowo Muktiharjo
Ketua Harian : Drs.Joko Sutrisno,MM
Waka Ketua I : Drs.Darmadi
Waka Ketua II : dr.Rony Rukminto,M.Kes
commit to user
Sekretaris II : Drs.Dwi Purwanto,MM
Bendahara I : Drs.Mulyono Hari
Bendahara II : Drs.Sukojo
Bid.Pembanaan Prestasi I : H.Isbad Dewoso
Bid.Pembanaan Prestasi II : Poertono,B.sc
Bid.Litbang : Drs.Joko Sumardi,M.Kes
Bid.litbang : Drs.Mursidi
Bid.Usaha Dana : H. Otto Saksono,ST. MM
Bid.Usaha Dana : H. Sukemi,ST. MM
Bid.Umum : Drs.Anang Widayaka
Bid.Umum : Drs. H.Bambang Wisnu
b. Olahraga Unggulan di Kabupaten Klaten
Cabang olahraga unggulan menurut data dari KONI Kabupaten Klaten
[image:46.595.83.544.106.544.2]adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Daftar Cabang Olahraga Unggulan Kabupaten Klaten No Cabang Olahraga