• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pelaksanaan Bauran Eceran Pada Restoran BMC (Bandoengsche Melk Central) Outlet Aceh Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pelaksanaan Bauran Eceran Pada Restoran BMC (Bandoengsche Melk Central) Outlet Aceh Bandung"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

Nama : Shenny Sanastasia NIM : 21408001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

iv

(bandoengsche melk central) Outlet Aceh Bandung, di bawah bimbingan Rizki Zulfikar SE.,M.Si

Dalam melakukan aktivitas penjualan, pengecer melakukan strategi yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan konsumen, dimana strategi pemasaran dicerminkan sebagai suatu program yang dikenal istilah bauran eceran (retailing mix). Pelaksanaan bauran eceran yang baik dan tepat diharapkan dapat membuat konsumen akan mempunyai prilaku yang positif terhadap restorannya yaitu perilaku dimana konsumen datang kembali ke Restoran BMC outlet Aceh Bandung.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan bauran eceran (retailing mix) pada Restoran BMC Outlet Aceh Bandung, serta tanggapan responden terhadap pelaksanaan bauran eceran (retailing mix) pada Restoran BMC Outlet Aceh Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan bauran eceran (retailing mix) Restoran BMC Outlet Aceh Bandung. Populasi adalah pengunjung Restoran BMC Outlet Aceh Bandung yang jumlah sampelnya sebanyak 100 orang, dengan menggunakan teknik random sampling. Sedangkan analisa yang dipakai adalah analisa deskriptif digunakan tabel dalam bentuk jumlah dan persentase.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tanggapan responden terhadap bauran eceran pada Restoran BMC Outlet Aceh Bandung termasuk kategori cukup baik dengan total skor sebesar 3838 atau 63,96%

(3)

v Zulfikar Rizki SE., M. Si

In conducting sales activities, retailers pursuing a strategy oriented to the needs of consumers, which reflected the marketing strategy of a program known as the term mix of retail (retailing mix). Implementation of a good retail mix and the right is expected to make consumers will have a positive attitude towards the behavior of restaurant where customers come back to Aceh Bandung Restaurant BMC outlets. The study was conducted to determine the implementation of the mix of retail (retailing mix) on BMC Outlet Restaurant Aceh Bandung, as well as the responses of respondents toward the implementation of the mix of retail (retailing mix) on BMC's Outlet Restaurant Aceh Bandung.

The method used in this research is descriptive research that aims to gain an overview of the implementation of the mix of retail (retailing mix) Restaurant BMC Outlet Aceh Bandung. Population were visitors Bandung Restaurant BMC Outlet Aceh who number as many as 100 people sampled, using random sampling

techniques. While the analysis used is descriptive analysis used a table in the form of numbers and percentages.

These results indicate that the respondents to the retail mix at BMC Outlet Aceh Bandung Restaurant category quite well with a total score of 3838 or 63.96%

(4)

vi

Pertama-tama penulis ingin mengucapkan alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Analisis Pelaksanaan Bauran Eceran Pada Restoran BMC (bandoengsche melk central) Outlet Aceh

Bandung “

Sebagai manusia penulis menyadari, sepenuhnya segala keterbatasan terutama dari kemampuan penulis sendiri, sehingga dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Namun penulis berusaha semaksimal mungkin agar Tugas Akhir ini dapat mencapai tujuan yang di harapkan. Dengan lapang dada, penulis mengharapkan kritikan yang membangun sebagai masukan yang berguna agar dapat menjadi bahan yang berguna dan bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.

Proses penyusunan ini, penulis banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak yang selalu memberi bimbingan, dukungan, dorongan, dan segala fasilitas yang bermanfaat. Untuk itu, dalam kesempatan yang sangat berharga kali ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir Eddy Soeryanto Soegoto. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

(5)

vii Manajemen Pemasaran.

5. Ibu Isniar Budiarti SE., M.Si. selaku Dosen Wali Manajemen Pemasaran. 6. Bapak Rizki Zulfikar SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik

7. Ibu Dra. Rahma Wahdiniawaty, M.Si. selaku Dosen Manajemen Pemasaran

8. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha serta Sub Bagian Administrasi Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

9. Seluruh karyawan PT.Agronesia Divisi BMC, dan Restoran BMC 10. Bapak Avrian Sadeq ST, selaku General Manajer Divisi BMC

11. Mamah asty yang kusayangi selalu buat aku semangat terus, Bapak iko dan Mah bunda ku tercinta, babab&mamah, Kakak&Eno, Momy yang selalu buat inovasi baru buatku, Ravi&Reihan.

12. Keluarga Besar yang selalu memberikan dukungan.

(6)

viii

sakit, fidiya, n’ji selalu jadi team sukses, mas ardee&mba ayu juga abdul, a’fiki, tante alyn, feby, ichan, gilang, kuncung, a’deny dan semua om,

tante, sodara-sodara ku yang baik.

15. Aldila, Intan kartika, ligar prahesi, lia yulianti, teman-teman BXG, Seukeutz,

16. Dan semua sahabat, teman-teman MP-1 2008 ( Lina,Okta,Wilma ), terimakasih atas dukungan dan doanya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Akhir kata semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan anugerah kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan kepada penulis, dan penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang menjadikanya sebagai bahan tambahan ilmu, amien.

Bandung, Juli 2011 Penulis

(7)

1 1.1Latar Belakang Penelitian

Perkembangan zaman dan perkembangan suatu Negara yang melahirkan pemikiran manusia akan keinginan tidak hanya menjadi sederhana lagi, sehingga struktur perekonomian secara bertahap mengalami perubahan dan bahkan belakangan ini perubahan tersebut tampak semakin cepat. Begitu pula dengan perkembangan bisnis eceran yang ada di Indonesia sekarang ini meningkat begitu pesat. Puluhan arena belanja berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, supermarket, dan rumah makan, serta restoran barupun bermunculan di berbagai kota besar dan kecil.

Pertumbuhan bisnis restoran di Indonesia sangat terbuka lebar di karenakan konsumen saat ini lebih banyak yang memilih dan selalu mencoba hal yang baru. Tempat yang lebih nyaman dan cita rasa yang baik akan menjadi pilihan para konsumen. Peluang ekonomi ini tentu saja mendorong para pengusaha untuk terjun ke bisnis ini, dengan keyakinan bahwa pasar belum jenuh, sehingga banyak direncanakan berbagai restoran dan rumah makan baru. Implikasi logis dari pernyataan ini adalah semakin memanasnya iklim persaingan di antara para pengusaha yang bergerak di bidang eceran restoran.

(8)

tertentu, sehingga merupakan yang wajar jika lahir tindakan-tindakan balasan dari suatu usaha eceran yang lainya.

Ketatnya persaingan bisnis restoran mengharuskan pihak manajemen untuk selalu berorientasi kepada kepentingan konsumen dan untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar. Menyadari hal tersebut setiap perusahaan harus berjuang keras untuk mencapai tujuan dengan melakukan berbagai cara dalam hal memasarkan produknya dan salah satunya yaitu dengan menyusun strategi pemasaran yang tepat. Berbagai strategi disusun oleh perusahaan guna memenangkan atau mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar. Untuk mewujudkan hal tersebut perusahaan dituntut untuk bersikap lebih agresif dan aktif membaca pasar dalam rangka mempertahankan dan mewujudkan tujuan perusahaan. Hal tersebut dapat terealisasi dengan melakukan pelayanan yang baik, variasi menu makanan, citarasa dan kelezatan makanan, kecepatan penyajian, lokasi yang strategis dan harga yang bersaing menjadi indikator bagi suatu restoran, serta dengan melakukan tindakan-tindakan nyata seperti mencari pelanggan baru, mengembangkan atau meningkatkan pelayanan penjualan, baik sebelum maupun sesudah terjadinya transaksi.

(9)

menyisihkan hadiah yang bernilai puluhan juta, yang berarti akan mengurangi tingkat pendapatan.

Dari uraian diatas, tersirat suatu masalah yang sangat menarik untuk dikaji lebih jauh, yaitu menyangkut tergambarnya unsur-unsur inti yang disoroti para pengusaha eceran setiap kali harus mengatur strategi dalam rangka mempertahankan pelanggan atau mendapatkan konsumen baru, salah satu strateginya yaitu retailing mix yang digunakan dalam konteks manajemen sebagai acuan strategi dimana komponen-komponen didalamnya dikombinasikan dalam pelaksanaan penjualan usaha eceran untuk mendorong terjadi keputusan pembelian oleh konsumen.

(10)

mempunyai beberapa bidang usaha yaitu food & baverage, pastry & bakery, milk processing dan air minum dalam kemasan. Dan sekarang BMC memiliki 3 outlet restoran yaitu di Outlet Aceh Jl.Aceh No.30 Bandung 40117, Outlet Mall Paris Van Java Jl. Sukajadi Bandung, Outlet Jakarta Jl. Boulevard Artha Gading Blok A6-B No. 17-18 Jakarta.

Tabel 1.1

Omset RestoranBMC(Bandoengsche Melk Centrale)

Sumber : BMC (Bandoengsche Melk Centrale)

BMC memiliki 3 restoran yaitu Outlet Aceh Jl.Aceh No.30 Bandung 40117, Outlet Mall Paris Van Java Jl. Sukajadi Bandung, Outlet Jakarta Jl. Boulevard Artha Gading Blok A6-B No. 17-18 Jakarta, namun outlet BMC Jakarta memiliki manajemen yang berbeda dengan 2 cabang BMC yang berada di bandung manajemen BMC Jakarta di urus sendiri oleh BMC Jakarta, awalnya BMC memiliki 4 restoran yaitu di Giant Pasteur namun di karnakan lokasi kurang strategis dan masa sewa bangunan di Giant Pasteur sudah habis pula sehingga pihak BMC memutuskan untuk menutup BMC cabang Giant Pasteur, serta dilihat dari pendapatan (income) kurang.

Restoran BMC ( Bandoengsche Melk Centrale ) membutuhkan strategi persaingan yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan, sehingga perlu

Bulan

Outlet Aceh Outlet PVJ

(11)

dilakukannya bauran eceran. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat dan sesuai untuk diterapkan pada restoran BMC ( Bandoengsche Melk Centrale ) karna semakin banyak restoran-restoran baru bermunculan sehingga BMC harus dapat bersaing dengan restoran lainnya.

Strategi yang digunakan oleh perusahaan dalam persaingan memperebutkan pasar dapat diterapkan pada semua unsur-unsur bauran eceran yaitu location, merchandise, price, promotion, service, atmosfer akan tetapi perusahaan pun harus mengevaluasi bauran eceran yang telah dilakukan yaitu disini akan menggunakan analisis SWOT , yaitu strengths, weaknesses, opportunities, threats agar perusahaan dapat mengatuhi sudah maksimalkah strategi-strategi bauran eceran yang dilakukan karna dengan menggunakan analisis SWOT perusahaan dapat mengetahui ancaman serta peluang yang ada. analisis SWOT memiliki peranan penting dalam menetapkan suatu strategi perusahaan, SWOT analysis merupakan cara yang sistematis didalam melakukan analisis terhadap wujud ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan keadaan lingkungan yang akan datang sehingga dapat ditemukan masalah yang ada, dari SWOT analysis, perusahaan dapat menentukan strategi efektif yang sejauh mungkin memanfaatkan kesempatan yang berlandaskan pada kekuatan yang dimiliki perusahaan, mengatasi ancaman yang datang dari luar,

serta memperbaiki kelemahan yang ada. SWOT

(12)

saat ini, Analisa SWOT juga mengkaji kelemahan di masa datang yang paling mungkin terjadi (Rangkuti freddy, 1997).

Dilihat dari unsur tempat atau lokasi restoran BMC ( Bandoengsche Melk Centrale ) Bandung sudah sangat tepat memilih lokasi yaitu di Jl. Aceh No 30 Bandung. Restoran ini adalah restoran BMC ( Bandoengsche Melk Centrale ) yang pertama kali dibuka. Kini restoran ini telah diperluas, dengan dilakukannya renovasi bangunan Belanda pada akhir agustus 2005 lalu, hingga mampu menampung lebih banyak tamu. Tentunya hal ini juga akan menambah kenyamanan konsumen dalam bersantap di BMC ( Bandoengsche Melk Centrale ) Bandung. Kapasitas gedung BMC ( Bandoengsche Melk Centrale ) Bandung cukup untuk menampung hingga seratus lima puluh orang sekaligus.

(13)

Minum Dalam Kemasan ) dalam cup dan botol. Konsumen berpendapat bahwa keragaman dan kelengkapan makanan serta minuman cukup baik hanya saja ada kalanya makanan dan minuman yang dipesan tidak tersedia, hal tersebut tentu saja mengecewakan para konsumen.

Selain promosi tidak langsung dalam bentuk word of mouth (dari mulut ke mulut), restoran BMC ( Bandoengsche Melk Centrale ) Bandung juga melakukan promosi melalui promosi penjualan (sales promotion) dalam bentuk undian, dengan melakukan pemasaran langsung (direct marketing) dalam bentuk website dan e-mail serta iklan di koran dan iklan pada media radio. Tetapi dalam hal ini kelemahan restoran BMC ( Bandoengsche Melk Centrale ) Bandung yaitu belum berani memasang iklan di media televisi yang bisa membuat masyarakat di seluruh Indonesia mengetahui keberadaan restoran BMC ( Bandoengsche Melk Centrale ) ini.

Pelayanan yang diberikan oleh BMC pun cukup baik para staff pelayan terlihat rapih dan bersih saat melayani serta mereka pun cepat dalam menanggapi para pengunjung, walaupun lahan parkir BMC masi kurang luas sehingga terkadang para pengunjung kesulitan untuk memarkir kendaraanya.

(14)

Apabila unsur bauran eceran sudah terlaksana dengan baik maka akan memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen. Hal ini tentu saja bermanfaat untuk mempertahankan posisi dalam persaingan dibidang restoran dan dapat mendukung dalam pencapaian tujuan perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan mengangkat judul “ Analisis Pelaksanaan Bauran Eceran Pada Restoran BMC (bandoengsche melk central) Outlet Aceh Bandung “

1.2Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikaskan masalah sebagai berikut :

1. Dari segi Promotion restoran BMC ( Bandoengsche Melk Centrale ) ini, belum barani memasang iklan di media televisi yang bisa membuat masyarakat luas mengetahui keberadaan restoran BMC ( Bandoengsche Melk Centrale ) ini.

2. Dari segi barang dagang makanan atau minuman yang di tawarkan BMC ( Bandoengsche Melk Centrale ) masi kurang beragam

1.2.2 Rumusan Masalah

(15)

2. Bagaimana tanggapan responden terhadap pelaksanaan bauran eceran pada restoran BMC ( Bandoengsche Melk Centrale ) Bandung.

1.3Maksud Dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian tersebut adalah : 1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang diperlukan sebagai sumber informasi dan bahan untuk menyusun Tugas Akhir yang merupakan salah satu syarat melaksanakan sidang guna memperoleh gelar ahli madya Universitas Komputer Indonesia.

1.3.2Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan bauran eceran pada Restoran BMC (bandoengsche melk central) Bandung.

2. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pelaksanaan bauran eceran pada Restoran BMC (bandoengsche melk central) Bandung.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan

(16)

2. Bagi Pihak Terkait

Sebagai sumber infomasi yang dapat bermanfaat guna mengetahaui tentang pelaksanaan bauran eceran atau sebagai bahan referensi yang dibutuhkan bagi penulis lain yang mempunyai bahasan yang sama sehinga dapat melakukan suatu perbandingan.

1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam dunia usaha mengenai kegiatan pemasaran, terutama pelaksanaan bauran eceran 2. Bagi Pihak Lain

Maka dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan sebagai bahan pertimbangan bagi rekan-rekan yang akan mengadakan penelitian yang lebih lanjut serta berguna bagi pengembangan dunia pendidikan.

1.5 Waktu Dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Restoran BMC (bandoengsche melk central) Bandung di mulai pada januari 2011 sampai dengan selesai yang beralamat di Jl.Aceh No.30 Bandung 40117 Telp (022) 4221765 E-mail divbmc09@yahoo.com

Adapun jadwal penelitian dapat terlihat seperti pada table berikut :

(17)

Keterangan

Bulan

Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Usulan

Penelitian Pelaksanaan Penelitian Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Pengertian Pengecer

Pengecer atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

disingkat menjadi bisnis ritel, menurut Hendri Ma’ruf (2006:7) Bisnis ritel

adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga.

Peranan pengecer (Retail) lebih komplek apabila dibandingkan dengan pedagang besar (wholesaler). Pengecer harus dapat menjaga hubungan dengan pemasok ( Produsen / Pedagang besar ), Pengecer merupakan perantara dalam sistem saluran pemasaran. Dalam alur pemasaran tradisional, pengecer mendapatkan barang dari produsen dan atau pedagang besar, dan kemudian menjualnya kepada konsumen akhir.

Semua organisasi yang menjual kepada konsumen akhir baik produsen, pedagang grosi, maupun pengecer merupakan usaha eceran. Dalam bisnis eceran, tidak dipermasalahkan cara barang atau jasa dijual (dengan orang, surat, telepon, mesin otomatis atau internet) atau tempat (dalam sebuah toko, dipinggir jalan atau tempat tinggal konsumen).

(19)

Sedangkan Fandy Tjiptono ( 2008:191 ), mengemukakan bahwa :

" Pedagang eceran (Retailing) merupakan semua kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis".

Kotler (2009:140) mendefinisikan usaha eceran (retailing) adalah semua aktivitas dalam menjual barang atau jasa langsung ke konsumen akhir untuk kebutuhan pribadi dan nonbisnis. Ritel merupakan mata rantai yang penting dari saluran ditribusi yang menghubungkan keseluruhan dari bisnis dan orang-orang yang mencakup perpindahan secara fisik dan transper kepemilikan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen. Sedangkan menurut Djasmin Saladin

(2006:163) “ Penjualan eceran meliputi semua aktifitas yang melibatkan

penjualan barang dan jasa pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang

sifatnya pribadi, dan bukan bisnis.”

Menurut Hendri Ma’ruf (2006:113) mengatakan bahwa bauran eceran

(20)

kekuatan manajemen dan keuangan. Dan masih menurut M.Taufiq Amir (2005:24) bauran strategi eceran ini terdiri dari pengolahan barang dagangan, pajangan toko dan pajangan produk, penetapan harga, pengelolaan SDM (wiraniaga), komunikasi pemasaran, pelayanan dan lokasi.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa usaha eceran (ritel) merupakan aktivitas penjualan barang atau jasa yang langsung kepada konsumen akhir dan bukan untuk dijual kembali.

2.1.1 Fungsi Pedagang Eceran ( Retailer)

Dalam suatu saluran distribusi, pengecer memainkan peranan sangat penting sebagai penengah antara produsen, agen dan para supplier lain dengan konsumen akhir. Pengecer mengumpulkan berbagi jenis barang dan jasa yang beragam memungkinkan para konsumen dapat memilih dan membeli berbagai variasi produk dengan jumlah yang mereka inginkan,

Asep ST.Sudjana ( 2005:117) mengatakan bahwa ada empat fungsi utama pedagang eceran, yaitu sebagai berikut:

1. Perantara antara distributor dengan konsumen akhir.

2. Penghimpunan berbagai katagori jenis barang yang menjadi kebutuhan konsumen.

3. Tempat rujukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan konsumen

(21)

2.1.2 Jenis-jenis Pedagang Eceran

Jenis-jenis toko baru muncul untuk memenuhi berbagai konsumen atas berbagai level dan jenis pelayanan. Para pengecer dapat memposisikan diri mereka dalam rangka menawarkan salah satu dari empat tingkatkan pelayanan, organisasi-organisasi pengecer sangat beragam dan bentuk-bentuk baru bermunculan. Ada pengecer toko, penjual eceran tanpa toko dan berbagai organisasi eceran lainya,seperti eceran korporat, toko-toko jaringan korporat, restoran, jaringan sukarela, koperasi pengecer, koperasi konsumen, waralaba.

Menurut Djaslim Saladin (2006:164) mengatakan bentuk-bentuk pengecer berdasarkan line priodiknya adalah sebagai:

1. Toko Khusus (Specialy Store) suatu toko yang khusus menjual line produk terbatas dengan macam barang yang cukup banyak dalam line tersebut.

2. Toko serba ada (Departement Store) yaitu toko yang menjual beberapa line produk

3. Toko swalayan, yaitu toko yang cukup besar dan menyediakan seluruh kebutuhan rumah tangga, barang-barang kosmetik bahkan obat-obatan 4. Toko kebutuhan sehari-hari (convenience store) yaitu toko yang

(22)

5. Toko super (super store) yaitu toko yang rata-rata memiliki ruang jual yang sangat luas dan bertujuan untuk memenuhi semua kebutuhan konsumen akan produk makanan dan bukan makanan yang dibeli secara rutin

6. Toko pemberi potongan harga (discount store), yaitu toko yang memberikan potongan harga dalam menjual barang-barang produk standar dengan harga lebih murah dari pada pedagang biasa, dengan cara memperoleh marjin laba sedikit, tetapi volume penjualan besar.

7. Toko gudang, yaitu suatu operasi penjualan yang penjualanya dikurangi diberi potongan harga.

Menurut Kotler (2004:594) yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh, SE, AK jenis-jenis pengecer toko dapat dibedakan berdasarkan tingkat pelayananya, adalah sebagai berikut :

1. Swalayan (self service) swalayan merupakan dasar dari semua operasi diskon. Banyaknya pelanggan yang bersedia melakukan sendiri proses menemukan, membandingkan dan memilih guna menghemat uang.

2. Swalayan pilih (self selection) para pelanggan mencari barang sendiri walupun mereka dapat meminta bantuan. Para pelanggan menyelesaikan transaksi mereka setelah membayar kepada pramuniaganya.

(23)

informasi serta bantuan. Toko-toko ini juga menawarkan jasa kredit.

4. Pelayanan penuh (full service) pramuniaga siap untuk membantu dalam tiap tahap dari proses menemukan, membandingkan dan memilih. Pelanggan yang tidak dilayani biasanya akan memilih toko jenis ini. Biaya pegawai yang tinggi, ditambah dengan proporsi yang tinggi atas barang khusus dan barang yang perputaranya lambat serta jasa yang banyak menyebabkan terjadinyaeceran yang berbiaya tinggi.

Menurut kotler (2004:592) yang diterjemahkan oleh hendra teguh, SE, AK ada beberapa jenis pengecer utama toko yaitu :

1. Toko khusus (specially store), yaitu toko lini produk dijual dengan sempit dengan berbagai pilihan yang sama seprerti toko sepatu, toko bunga, toko pakaian dan toko perlengkapan olahraga.

2. Toko serba ada (Departemen store), yaitu toko yang menjual beberapa lini produk, biasanya menjual pakaian, perlengkapan, dan barang kebutuhan rumah tangga dan biasanya tiap lini tersebut beroprasi sebagai departemen tersendiri yang dikelola oleh pembeli spesialis atau pedagang khusus.

(24)

dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti makanan dan produk-produk perawatan rumah.

4. Toko kenyamanan (convinience store) yaitu toko yang relative kecil dan terletak di daerah pemukiman, mempunyai jam buka yang panjang selama tujuh hari selama seminggu, serta menjual lini dalam produk bahan pangan yang terbatas dan memiliki tingkat perputaran tinggi.

5. Toko diskon (discount store) yaitu toko yang menjual barang standar dengan harga lebih murah karna mengambil marjin yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang tinggi. Dan umumnya menjual merek nasional, bukan barang bermutu rendah. 6. Pengecer potongan harga (off-price retail) yaitu tokodimana

membeli dengan harga yang lebih rendah dari pada harga pedagang besar dan menetapkan harga untuk konsumen lebih rendah dari pada harga eceran, sering merupakan barang sisa berlebih dan tidak regular yang diperoleh dengan harga yang lebih rendah dari produsen atau pengecer lainnya.

(25)

a. Toko kombinasi (combination store) merupakan difersifikasi usaha swalayan ke bidang obat-obatan.

b. Pasar hiper (hypermarket) yaitu toko yang menggabungkanprinsip-prinsip pasar swalayan, toko diskon serta pengecer gudang, ragam produk nya lebih dari sekedar barang-barang rutin yang dibeli tapi meliputi mebel peralatan besar dan kecil, pakaian dan beberapa jenis lainnya.

8. Ruang pameran, yaitu menjual banyak pilihan produk bermerek, mark-up tinggi, perputaran cepat dengan harga diskon. Pelanggan memesan barang tersebut dari suatu area pengambilan barang di toko itu.

Menurut Hendri Ma’ruf ( 2006:74) menyatakan gerai-gerai jens modern

adalah sebagai berikut :

1. Minimarket yaitu toko yang relatif kecil yang menjual barang kebutuhan sehari-hari.

2. Convinance store yaitu toko yang mirip minimarket dalam hal produk yang dijual, tetapi berbeda dalam harga, jam buka dan luas ruang dan lokasi.

(26)

4. Factory outlet yaitu toko yang menjual produk-produk ekspor yang masih layak untuk dijual.

5. Distro atau distribution outlet yaitu toko yang menjual produk-produk yang memiliki merek sendiri.

6. Supermarket yaitu toko yang menjual produk-produk kebutuhan sehari-hari dengan ukuran lebih besar dari minimarket.

7. Departemen store yaitu toko yang berukuran sangat besar dan menjual produk-produk sehari-hari, rumah tangga bahkan non pangan.

2.1.3 Bauran Eceran

Dalam melakukan aktivitas penjualan, pengecer memerlukan strategi yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan konsumen, dimana strategi pemasaran di cerminkan sebagai suatu program yang dikenal dengan istilah bauran eceran.

Dunne, Lusch dan Griffith(2002:53).Mengemukakan bahwa :

“ Bauran pedagang eceran adalah kombinasi dari merchandise, harga, periklanan

dan promosi, pelayanan konsumen dan penjualan, serta suasana toko dan desain toko yang digunakan untuk memuaskan konsumen“

Hendri Ma’ruf (2006:113) menyatakan bahwa “bauran eceran adalah

(27)

2.1.3.1 Faktor-faktor Bauran Eceran

Menurut Hendri Ma’ruf (2005;113) menyatakan bahwa, faktor-faktor

dalam bauran eceran meliputi : 1. Lokasi (location)

Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai, toko atau restoran akan lebih sukses dibanding gerai yang lainya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama.

Sebelum sebuah toko, restoran atau tempat berbelanja didirikan langkah pertama adalah mempelajari suatu area agar investasi yang ditanamkan dapat

menguntungkan. Menurut Hendri Ma’ruf (2006:124)ada beberapa faktor yang

harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi area perdagangan ritel diantaranya sebagai berikut:

a. Besar populasi dan karakteristiknya

Jumlah penduduk dan kepadatan suatu wilayah meliputi faktor dalam mempertimbangkan suatu area perdagangan ritel. Jumlah peritel yang sama di dua wilayah tetapi kepadatan penduduknya berbeda akan menyebabkan omzet yang rendah pada peritel di wilayah yang kurang padat penduduknya.

b. Kedekatan dengan pemasok

(28)

dan lain-lain. Jumlah pemasok sebisa mungkin ada beberapa supaya terjadi ketergantungan pada satu atau dua pemasok saja.

c. Basis ekonomi

Basis ekonomi yang dimaksud disini adalah industry daerah setempat potensi pertumbuhan, fluktuasi karena faktor musiman, dan fasilitas keuangan industry yang bervariasi akan mempunyai pengaruh yang berbeda dibandingkan dengan industry yang terkonsentrasi (pada suatu sektor)

d. Ketersediaan tenaga kerja

Tenaga kerja yang diperhatikan adalah pada suatu tingkat, yaitu dari tingkat administrative dan lapang hingga management trainee dan manajerial. Management trainee adalah para lulusan perguruan tinggi yang memulai karir di perusahaan ritel pada tingkat staf, dan diproyeksikan untuk menjadi tenaga pemimpin. Tenaga manjerial adalah para assistant manager atau manager bahkan general manger yang siap direktur dan siap kerja ( tidak sperti management trainee yang harus dilatih lebih dahulu) e. Situasi persaingan

(29)

maka kemungkinan yang terjadi adalah kejenuhan pasar, yaitu terlalu banyak peritel dibandingkan total belanja konsumen.

f. Fasilitas promosi

Adanya media massa seperti surat kabar dan radio akan memfasilitasi semua kegiatan promosi peritel. Juga kesiapan sarana pendukung seperti biro iklan, production house, dan pembuat barang souvenir yang memperlancar kegiatan promosi perlu mendapat perhatian.

g. Kesediaan lokasi toko

Faktor bagi suatu area perdagangan dan hal-hal yang terkait dengan lokasi adalah jumlah lokasi serta jenisnya, akses masing-masing lokasi, berpeluang kepemilikan atau leasing, pembatasan zona perdagangan, dan biaya-biaya terkait.

h. Hukum dan peraturan

Hukum dan peraturan perlu diperhatikan khususnya jika pendapat perda (peraturan daerah) yang tidak terdapat di daerah lain.

Bisnis eceran dapat dikategorikan sebagai strategi campuran, perusahaan secara tertentu mengkombinasikan lokasi toko,produk atau jasa yang ditawarkan, taktik harga, suasana toko. pelayanan konsumen dan metode promosi.

(30)

pembelanjaan), prosedur oprasi menyangkut berbagai macam karyawan yang bekerja, gaya manajemen, buka jam toko dan faktor-faktor lainnya.

2. Barang dagangan (merchandise)

Kotler dan keller (2006:454),menyatakan :

" Bauran produk adalah kumpulan dari semua produk dan unit produk yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli ".

Merchandise merupakan produk-produk yang akan dijual peritel dalam gerainya, sedangkan merchandise adalah kegiatan pengadan barang-barang yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko ( produk berbasis pakaian, makanan, barang kebutuhan rumah tangga dan produk umum lainya) untuk disediakan dalam toko pada jumlah, waktu dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko atau perusahaan ritel.

(31)

dan keinginan konsumen, persediaan yang sedikit akan menyebabkan pelanggan lari lari ke toko lain (pesaing), sehingga berakibat turunya laju penjualan dan pendapatan, sebaliknya apabila persediaan yang terlalu banyak akan menyebabkan kelebihan stok sehingga semakin tinggi biaya penyimpanan dan menurunya marjin keuntungan, semakin lengkap barang dagangan maka akan semakin baik pandangan konsumen terhadap pengecernya. Dalam usaha eceran kualitas barang dagangan yang dijual memegang peranan penting didalam keberhasilan sebuah perusahaan eceran, apabila kualitas barang dagangn yang dibeli konsumen tidak baik oleh karna hal-hal tertentu, maka hali ini akan memberikan citra yang buruk terhadap produk itu sendiri dan perusahan yang menjual.

3. Harga ( price )

Menurut DR. Buchari Alma (2007:169) pengertian harga adalah sebagai berikut :

Price (harga) adalah nilai suatu barang atau jasa yang dinyatakan dengan

uang. “

(32)

a. Daftar Harga (Price List)

Daftar harga adalah suatu uraian harga yang dicantumkan pada label atau produk. Contohnya bandrol harga pada kemasan sampo. Bandrol harga pada kemasan lotion.

b. Potongan Harga (Discount)

Potongan harga adalah pengurangan dari harga yang normal. Contohnya diskon saat bazaar, diskon saat cuci gudang, diskon saat hari raya, diskon saat liburan sekolah.

c. Penghargaan Atau Keringanan (Allowance)

Keringanan yang dimaksud adalah keringanan pada konsumen untuk cicilan kredit. Contohnya bunga kredit motor yang rendah, cicilan rumah, simpan pinjam.

d. Jangka Waktu Pembayaran (Payment Period)

Jangka waktu pembayaran adalah cicilan kredit sesuai kesepakatan antara penjual dengan pembeli (berhubungan dengan kredit). Contohnya kredit motor dibayar dua belas kali angsuran dalam 1 tahun, kredit barang elektronik dibayar dibayar enam kali dalam 3 bulan.

e. Syarat-Syarat Kredit (Credit Term)

Starat-syarat kredit adalah sesuatu yang harus dipenuhi konsumen. Contohnya syarat dalam kredit motor antara lain :

(33)

- Slip gaji terakhir

- Membayar uang administrasi sebesar Rp. 100.000,00

Penetapan harga merupakan faktor yang paling sulit diantara unsur-unsur dalam bauran pemasaran ritel lainnya dan harga juga merupakan satu-satunya unsur yang bakal mendatangkan laba bagi peritel. Sebuah toko dapat menjadi terkenal karna harga jual yang ditetapkan cukup murah atau harga jual yang ditetapkan merupakan harga pasti. Berdasarkan hal itu, pengecer harus dapat menetapkan harga yang tepat untuk barang-barangnya, sehingga kelancaran penjualan barang akan lebih terjamin. Semua pengecer senantiasa berkeinginan menetapkan harga yang tinggi dengan volume penjualan yang tinggi pula, namun kedua hal ini sulit diterapkan secara bersaman.

Penetapan harga berkaitan dengan aspek-aspek laba, pelanggan, pasar dan persaingan, pengadaan barang dagangan , citra kualitas merek yang berbeda dan hukum dan peraturan yang akan di uraikan sebagai berikut : a. Harga berkaitan dengan memaksimalkan laba

(34)

b. Harga berkaitan dengan pelanggan

Memaksimalkan laba adalah salah satu ciri dari selembar mata uang, sisi lainya adalah kepuasan konsumen. Tujuan perusahaan adalah kepuasan pelanggan melalui operasional perusahaan yang akan memberi laba yang patut. Itu berarti kedua pihak sama-sama mendapatkan manfaat dari interaksi penjual-pembeli.

c. Harga berkaitan dengan pasar dan persaingan

Faktor pasar atau persaingan merupakan faktor penting yang amat mempengaruhi penetapan harga. Untuk semua peritel yang hendak memperluas pembeli dalam suatu wilayh tau dalam suatu segmen disebut sebagia penetrasi pasar. Penetapan harga rendah atau harga bersaing dilakukan.

d. Harga berkaitan dengan pengadaan barang merchandise

(35)

e. Harga berkaitan dengan citra kualitas

Harga berkaitan dengan citra kualitas, sebagian masyarakat besar mempunyai anggapan bahwa terdapat koneksi erat antara harga dan kualitas. Harga yang rendah dianggap pertanda kualitasnya rendah sebaliknya harga tinggi mencerminkan kualitas tinggi.

f. Harga berkaitan dengan merek yang berbeda

Produk dari merek-merek yang berbeda dapat diberi label harga yang berbeda menurut :

1). Merek terunggul yang diberi label termahal

2). Merek pesaing atau merek sendiri dengan label harga sedang 3). Merek dengan harga terendah

g. Harga berkaitan dengan hukum dan peraturan

Saat ini dapat dikatakan masih sangat minim hukum dan peraturan yang mengatur penetapan harga barang dan jasa eceran. Ini berarti para peritel mempunyai ruang gerak yang cukup bebas dalam menetapkan harga. Namun patokan umum berlaku yaitu kepatutan berdasarkan etika bisniskhususnya dari sudut pandang konsumen yaitu value for money. 4. Promosi ( promotion)

(36)

Komunikasi pemasraan tidak hanya membuat pelanggan tertarik dan ingin membeli, namun komunikasi pemasaran juga bisa menciptakan citra tertentu yang kita sesuaikan dengan pasar sasaran.

Menurut Buchari Alma yang dikutip oleh Ratih Hurriyanti (2005:57) pengertian promosi adalah sebagai berikut :

“ Promotion (Promosi) adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang

merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada

produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.”

Tiga tujuan utana promosi adalah sebagai berikut : a. Menginformasikan (Informing)

b. Membujuk pelanggan sasaran (Persuading) c. Mengingatkan (Reminding)

Meskipun secara umum bentuk-bentuk memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu sering disebut bauran promosi (Promotion Mix), yaitu mencakup :

a. Periklanaan (Advertaising)

(37)

b. Promosi penjualan (Sales Promotion)

Adalah variasi insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.

c. Hubungan Masyarakat (Public Relation)

Adalah suatu usaha (variasi) dari rancangan program guna memperbaiki, mempertahankan, atau melindungi atau citra produk.

Poblisitas adalah suatu komunikasi promosional tentang perusahaan atau produk yang dihasilkan perusahaan, yang disajikan melalui media, akan tetapi tidak dibayar oleh sponsor atau perusahaan. Medianya antara lain : kontak pers, seminar, sponsor, sumbangan, dan lain-lain.

d. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)

Adalah penjualan pribadi atau tatap muka adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan. Medianya antara lain: persentase penjualan, pertemuan penjualan, pameran dagang, dan lain-lain.

e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Adalah komunikasi secara langsung yang digunakan dari mail, telepon, fax, email atau internet untuk mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen secara jelas.

(38)

5. Pelayanan ( service)

(39)

6. Suasana dalam toko ( atmosfer)

Jika iklan bertujuan memberitahu, menarik, memikat atau mendorong konsumen, untuk datang ke gerai dan membeli barang maka suasana toko berperan penting memikat pembeli, membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang perlu di miliki baik untuk keperluan pribadi maupun keperluan rumah tangga. Gerai kecil yang tertata rapih dan menarik akan lebih mengundang pembeli dibandingkan gerai besar yang tidak diatur sama sekali dan tampak kotor. Suasana dalam gerai menggambarkan moment of truth, yaitu situasi langsung yang kan dirasakan konsumen pada saat berbelanja. Desain toko yang baik akan menarik banyak konsumen untuk datang, desain toko merupakan strategi penting untuk menciptakan suasana yang akan membuat pelanggan merasa betah berasa dalam dalam suatu gerai atau toko. Desain toko, yaitu desain interior yang mencakup tata letak barang, akssesoris toko, dan desain eksterior mencakup lay-out, pintu masuk, dan jalan masuk.

2.1.3.2Tujuan Bauran Eceran

Dalam membangun suatu perusahan atau bisnis ritel perlu adanya strategi-strategi dalam meningkatkan kualitas suatu bisnis ritel. Strategi yang digunakan yaitu salah satunya bauran eceran yang harus sesuai dengan bisnis yang digeluti sehingga membawa dampak positif terhadap perkembangan bisnis tersebut. Adapun tujuan dari bauran eceran tersebut adalah sebagai berikut :

(40)

2. Agar dapat membandingkan distribusi barang kepada konsumen akhir. 3. Agar dapat membandingkan dengan peritel lainnya melalui

strategi-strategi yang digunakan.

4. Untuk memperlancar proses penjualan sehingga menambah jumlah konsumen.

5. Untuk mempermudah konsumen mendapatkan barang kebutuhan sehari-hari.

2.1.3.3Manfaat Bauran Eceran

Suatu bisnis eceran dapat berkembang dengan baik jika strategi-strategi yang digunakan telah diterapkan dengan baik pula. Selain tujuan dari bauran eceran adapun manfaat yang didapat perusahaan diantaranya sebagai berikut :

1. Target perusahaan dapat tercapai.

2. Kegiatan perusahaan dapat terkoordinir dengan baik. 3. Membentuk citra perusahaan dimata konsumen. 4. Menambah omzet penjualan perusahaan.

5. Memberi masukan yang baik untuk perkembangan perusahaan. 2.2 Analisis SWOT

SWOT analysis merupakan cara yang sistematis didalam melakukan analisis terhadap wujud ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan keadaan lingkungan yang akan datang sehingga dapat ditemukan masalah yang ada. Menurut Wee Chow Hou, Lee Khai Sheang dan Bambang W. Hidayat:

(41)

dibandingkan dengan pesaingnya dan untuk mengidentifikasikan bidang-bidang dimana perusahaan mungkin akan mengalami ancaman, demikian juga bidang

dimana perusahaan mempunyai keunggulan nyata.” (1992), dari SWOT analysis

perusahaan dapat menentukan strategi efektif yang sejauh mungkin memanfaatkan kesempatan yang berlandaskan pada kekuatan yang dimiliki perusahaan, mengatasi ancaman yang datang dari luar, serta memperbaiki kelemahan yang ada, SWOT analysis melaksanakan analisis dan diagnosis keunggulan strategis untuk mengidentifikasi dengan jelas kekuatan serta kelemahan perusahaan pada waktu saat ini. Analisa SWOT juga mengkaji kelemahan di masa datang yang paling mungkin terjadi.

Disini dapat dilihat analisis SWOT pada pelaksanaan bauran eceran di Restoran BMC (Bandoengsche Melk Centrale)

(42)

kendaraan-kendaraan sehingga ini dapat menjadi kekuatan untuk Restoran BMC.

b. Weakness / Kelemahan (W), merupakan sifat-sifat dari suatu perusahaan yang cenderung mengurangi niali-nilai kompeten dan perbandingan dengan pesaing-pesaingnya. Bila dilihat dari kelemahan restoran BMC (Bandoengsche Melk Centrale), disini BMC masi kurang dalam melakukan promosi, yaitu iklan BMC terlihat masih belum berani melakukan iklan besar-besaran untuk lebih mempromosikan restoranya walaupun selama ini promosi yang dilakukan oleh BMC kebanyakan WOM (worth of mouth), namun pengunjung restoran BMC tetap ramai, lahan parkir yang kurang luas sehingga para pengunjung kurang nyaman untuk parkir, makanan dan minuman yang ditawarkan oleh BMC masih kurang beragam sehingga, kadang membuat para pengunjung bosan, BMC harus bisa bersaing dengan restoran-restoran lain yang menawarkan menu-menu baru dan beragam, sehingga para pengunjung memiliki banyak pilihan.

(43)

sudah ada pada makanan dan minuman yang ditawarkan agar lebih menarik lagi.

d. Threats / Ancaman (T), merupakan kejadian-kejadian yang sangat mungkin terjadi yang dapat mengakibatkan kerugian tertentu bagi perusahaan. BMC sangat memiliki banyak pesaing apalagi saat ini kuliner di kota Bandung sudah sangat banyak sekali, sehingga persaingan begitu ketat mereka menawarkan berbagai macam makanan baru atau makanan khas yang telah banyak dilakukan inovasi mereka pun menawarkan fasilitas dan suasana yang menarik serta nyaman, di dekat BMC pun cukup banyak restoran maupun restoran cepat saji yang hingga saat ini banyak peminatnya

Strength dan weakness berasal dari dalam perusahaan, sehingga bersifat internal dan dapat dikendalikan oleh perusahaan. Sedangkan opportunity dan threat berasal dari luar perusahaan sehingga bersifat external dan sukar dikendalikan oleh perusahaan.

2.3 Kerangka Pemikiran

(44)

Di dalam sebuah perusahaan, yang menjadi penentu berhasil atau tidaknya tujuan dari perusahaan itu salah satunya adalah faktor dari sistem

pemasaran yang baik. Karena dengan sistem pemasaran yang terencana dan matang, maka produk atau jasa yang dihasikan oleh perusahaan tersebut akan mengalami peningkatan penjualan sehingga tujuan dari perusahaan dalam mencapai keuntngan akan memenuhi target seperti yang telah ditetapkan.

Menurut Philip Kotler (2005:10) pengertian pemasaran adalah sebagai berikut,

“ Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas memepertukarkan produk dan

jasa yang bernilai dengan pihak lain.”

Menurut Hendri Ma’ruf (2006:113) mengatakan bahwa bauran eceran

(45)

pajangan toko dan pajangan produk, penetapan harga, pengelolaan SDM (wiraniaga), komunikasi pemasaran, pelayanan dan lokasi. Bisnis eceran dapat dikategorikan sebagai strategi campuran, perusahaan secara tertentu mengkombinasikan lokasi toko, produk atu jasa yang ditawarkan, taktik harga, suasana toko yang nyaman, pelayanan konsumen,dan metode promosi.

(46)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini merupakan suatu permasalahan yang di jadikan sumber topik untuk penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan

objek penelitian yang berjudul “ Analisis Pelaksanaan Bauran Eceran Pada

Restoran BMC (bandoengsche melk central) Bandung

“ yang merupakan sub bab variabelnya yaitu :

1. Lokasi (location)

2. Barang dagangan ( merchandise) 3. Harga ( price)

4. Promosi ( promotion) 5. Pelayanan ( service)

6. Suasana dalam toko ( atmosfer) 3.2 Metode Penelitian

(47)

kegiatan penelitian ini, maka penulis menentukan metode tertentu yang disesuaikan dengan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan.

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu dengan cara menggambarkan dan membahas keadaan serta kegiatan perusahaan, berdasarkan data dan informasi yang didapat dan dikumpulkan.

3.2.1 Desain Penelitian

(48)

Menurut Sugiyono (2008:13) proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Sumber Masalah

Peneliti melakukan survei awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk dijadikan sebagai sumber masalah sebagai dasar penelitian. Fenomena dalam penelitian ini adalah apakah pelaksanaan bauran eceran pada Restoran BMC (bandoengsche melk central) Bandung dapat meningkatkan penjualan. Sedangkan dari segi promosi BMC (bandoengsche melk central) Bandung belum melakukan

Sumber Masalah

Rumusan Masalah

Metode penelitian

Menyusun instrument penelitian

(49)

promosi secara besar-besaran atau berani memasang iklan di televisi atau iklan lainya sehingga masyarakat lebih mengetahui lagi keberadaan BMC (bandoengsche melk central) Bandung

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Masalah dalam penelitian ini meliputi :

- Bagaimana tanggapan responden terhadap pelaksanaan bauran eceran pada Restoran BMC (bandoengsche melk central) Bandung

- Bagaimana pelaksanaan bauran eceran pada Restoran BMC (bandoengsche melk central) Bandung dengan menggunakan analisis SWOT

3. Metode Penelitian

(50)

4. Menyusun Instrumen Penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk kuesioner dan data dari perusahaan terkait. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah. Selanjutnya peneliti menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian mengenai: Analisis pelaksanaan bauran eceran yang diperoleh dari data kuesioner yang akan diisi oleh konsumen Restoran BMC (bandoengsche melk central) Bandung

5. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2 Operasional Variabel Penelitian

Berdasarkan topik yang dibahas pada penyusunan usulan penelitian yaitu Analisis pelaksanaan Bauran Eceran Pada Restoran BMC (bandoengsche melk central) Bandung.

(51)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep

Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

Bauran eceran Kombinasi dari

(52)
(53)

3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data merupakan data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian, untuk menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan yaitu :

1. Data Primer

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua data yaitu data primer dan data sekunder agar memudahkan dalam penelitian. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara denga responden antara lain pengurus,karyawan dan anggota.

“Data primer adalah data atau informasi yang diperoleh secara langsung dari sumber

yang biasanya melalui pertanyaan tulisan atau lisan” (Umi narimawati,2008:11)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari literatur-literatur dan laporan-laporan yang berhubungan dengan obyek penelitian. Menurut Umi Narimawati (2008:12):

“Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari sumber pertama yang

(54)

3.2.3.2Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115) mendefinisikan Populasi adalah sebagai berikut:

“ Populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik ptertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Dalam penelitian ini sasaran populasi yang akan di pilih adalah konsumen yang datang ke restoran BMC. Konsumen yang datang ke Restoran BMC ( Bandoengshe Melk Centrale ) Bandung Jl. Aceh No. 30 Bandung adalah sebanyak 1346 orang per /3 bulanya hal ini dikarnakan laporan jumlah pengunjung di Restoran BMC dilakukan dalam tiga bulan.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:116), mendefinisikan Sampel adalah sebagai berikut:

“Sampel adalah sebagai dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.”

(55)

Dalam menghitung sampel penulis menggunakan rumus slovin ( Umar 2000 : 146), dengan derajat kepercayaan 90% dan tingkat kegagalan 10%. Rumus tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

N = N 1+N( e )2 Dimana :

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Jumlah Kesalahan

Maka N = 1346.46

n = 1346.46 ( 1+1346.46(0,1)2) n = 1346.46

( 1+13,47) n = 1346.46 14,47

n = 93 yang dibulatkan menjadi 100 orang

(56)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan berasal dari sumber – sumber sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penulisan melakukan penelitian dengan metode lapangan yaitu penulisan terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data dan sebagai bahan bukti di tempat penulis teliti. Penelitian lapangan yang dilakukan penulis yaitu dengan cara sebagai berikut:

a. Obvervasi, yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

b. Wawancara, yaitu dengan cara melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait sesuai dengan topik yang penulis teliti.

c. Kuesioner, yaitu dengan cara memberikan daftar pertanyaan secara tertulis kepada responden mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku (literature) dan pemilihan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Cara yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang menjadi landasan teori guna mendukung data yang diperoleh selama penelitian:

a. Studi Dokumentasi

(57)

perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan sebagainya yang menunjang penelitian.

b. Studi Literatur

Yaitu mengumpulkan data dengan cara mempelajari buku-buku, makalah dan tugas akhir untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori dan konsep yang sedang dibahas, yaitu tentang bauran pemasaran jasa.

Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengelolaan data. Setelah data terkumpul melalui kuesioner maka langkah selanjutnya adalah melakukan tabulasi, yaitu memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem yang ditetapkan. Scoring dilakukan dengan menggunakan skala likert yaitu 5, 4, 3, 2, 1.

3.2.5 Metode Analisis

3.2.5.1 Analisis Kualitatif/Deskriptif

(58)

Sesuai dengan pernyataan dari Redi Panuju (1995:45) “Bahwa untuk

menentukan kategori tinggi, sedang dan rendah terlebih dahulu harus menentukan

nilai Indeks minimum, maksimum dan intervalnya serta jarak intervalnya” sebagai

berikut :

Skor maksimum dalam persentase = min 100% maksimum

(59)

Table 3.2

Pengkategorian Skor Jawaban Interval Tingkat Intensitas Kriteria

20 % - < 36 % Sangat Tidak Baik

36 % - < 52 % Tidak Baik

52 % - < 68 % Cukup Baik

68 % - < 84 % Baik

84 % - < 100 % Sangat Baik

3.2.5.2Metode Alat Ukur SWOT

(60)

3 1

4 2

1. Mendukung strategi agresif 2. Mendukung strategi diversifikasi 3. Mendukung strategi turn-around 4. Mendukung strategi defensive

Gambar 3.2 Diagram anlisis SWOT

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif ( growth oriented strategy)

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan

Berbagai peluang

Kelemahan internal Kekuatan internal

(61)

adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)

Kuadran 3 : Perusahaanmenghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Tabel 3.3

Diagram Matrik SWOT

IFAS

EFAS

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

OPPORTUNIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

(62)

Keterangan dari diagram matrik SWOT tabel 3.4 : a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

b. Strategi ST

Ini adalah strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki.

d. Strategi WT

(63)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Restoran BMC adalah restoran masakan Indonesia dan modern yang terdapat di kota Bandung, yang dimana kota Bandung sangat dikenal dengan kuliner dan fashion nya sehingga Bandung menjadi tujuan wisatawan dalam berlibur sehingga usaha ritel restoran sangat menguntungkan sekali di Bandung, dan restoran BMC juga menjual aneka pastry and bakery, yoghurt, dan fresh milk, BMC pun berusaha jadi peritel restoran yang baik.

4.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan

Tidak banyak yang tahu bahwa BMC merupakan kepanjangan dari bandoengsche melk centrale. BMC merupakan Divisi Industri Makanan dan Minuman dari PT.Agronesia sepanjang perjalananya BMC melalui beberapa periode yaitu :

Periode Sebelum 1945

(64)

peternakan mereka di Pangalengan dan Lembang. Fasilitas bangunan pengolahaan susu ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi orang Belanda akan susu (dan berbagai macam produk olahan susu lainnya) setiap hari. Karena itu diperkirakan bahwa BMC didirikan sekitar tahun 1935.

Sejak awal berdirinya, BMC merupakan satu-satunya koperasi dan pusat pengolahan susu pertama di Bandung. Menurut catatan Haryanto Kunto, pada tahun 1938 terdapat 22 usaha pemerahan susu dengan produksi 13.000 liter susu per hari. Semua hasil produksi susu tersebut ditampung oleh Bandoengsche Melk Centrale untuk diolah (dipasteurisasi dan dikemas) sebelum disalurkan kepada para pelanggan didalam maupun diluar kota Bandung.

Berdasarkan sejarah kepemilikan, diketahui bahwa pemilik pertama bangunan BMC dengan melihat persil tanah nomor 1713 dan 1714 berdasarkan pengukuran tanah tanggal 18 Juni 1932 (Jl. Aceh No. 30 sekarang) adalah Louis Hirschland. Ia bersama Van Zijl adalah pemilik peternakan sapi.

Periode 1945 - 1998

Setelah Indonesia merdeka kemudian dengan berdasarkan UU No. 86 1958 tentang nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, maka pengelolaan BMC dilimpahkan kepada Kodam Siliwangi, yang dua tahun kemudian diserahkan kepada Departemen Peternakan.

(65)

pelaksanaannya, pengelola langsung BMC adalah PD Kerta Sari Mamin melalui salah satu unit usahanya yaitu unit Pusat Susu Bandung.

Periode 1999 - 2000

Pada Tahun 1999 Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat mengeluarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 1999, tentang peleburan Perusahaan-perusahaan Daerah Tingkat I Jawa Barat dari 10 Perusahaan Daerah menjadi hanya 3 Perusahaan Daerah, yang salah satunya adalah Perusahaan Daerah Industri Propinsi Jawa Barat yang bergerak dibidang industri perkaretan, industri makanan dan minuman dan industri lainnya. Dimana BMC (Industri Makanan Minuman) adalah merupakan salah satu Unit dari pada PD, Industri Propinsi Jawa Barat tersebut.

Periode Juni 2002 – sekarang

Perusahaan PD Industri Prov. Jawa Barat berubah bentuk hukum menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. AGRONESIA yang didirikan pada tanggal 17 Juni 2002 melalui SK Menteri Kehakiman RI no. Y.A 7/6/25 Tgl 22-3-1982 juncto No. C.87-HT.03.01 Th 1990 Tgl 8-10-1990 serta Akta Notaris Popy Kuntari Sutresna, SH,M Hum no.8 Thn 2002.

(66)

Sumber : PT.Agronesia Divisi BMC

Gambar 4.1

Restoran BMC Pada Tahun 1928

Sumber : PT.Agronesia Divisi BMC

Gambar 4.2

Outlet Aceh Jl.Aceh No.30 Bandung 40117, Sekarang Divisi usaha PT. AGRONESIA :

(67)

2. Industri Plastik dengan merk dagang “Agroplas”

3. Industri Es dengan merk dagang “Saripetojo”

4. Industri Makanan Minuman dengan merk dagang “BMC”

Industri Makanan Minuman dengan merk dagang “BMC” memiliki 3 cabang outlet yaitu di :

OUTLET ACEH

JL. ACEH NO. 30 BANDUNG OUTLET MALL PARIS VAN JAVA JL. SUKAJADI BANDUNG

OUTLET JAKARTA

JL. BOULEVARD ARTHA GADING BLOK A6-B NO. 17-18 JAKARTA

Visi

Dengan Azas-azas profesionalisme PT. Agronesia berdaya saing tinggi serta

menjadi andalan pendapatan asli daerah dan stake holders lainya dalam era globalisasi’’

Misi

 Total Customer Satisfaction

(68)

 Good Corporate Governance (GCG)

 Iklim yang Kondusif (Favourable)

 Local Content

 IPTEK serta R & D

 Good House Keeping (5 R)

 Corporate Social Responsibility (CSR)

4.1.2 Struktur Organisasi

(69)

Struktur Organisasi Divisi BMC di PT.Agronesia

Sumber : PT.Agronesia Divisi BMC

Gambar 4.3

Struktur Organisasi Divisi BMC di PT.Agronesia

(70)

4.1.4 Deskripsi Jabatan

Adanya Job description dalam suatu perusahaan sangatlah penting karena akan terdapat pemisahan tugas dan wewenang antara pimpinan dan bawahan. Dibawah ini penulis hanya menguraikan Job description PT. Agronesia Divisi makanan dan minuman BMC, adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama

a. Menetapkan kebijakan dalam perencanaan strategis perusahaan baik jangka pendek, menengah dan panjang yang menyangkut aspek Pemasaran, Pengembangan, Administrasi dan Keuangan.

b. Melakukan dan menjaga jaringan hubungan keluar untuk mendapatkan peluang dan informasi.

c. Mentransformasikan informasi kepada para Direktur baik lisan maupun tulisan. d. Melakukan kerjasama dengan pihak lain yang berkaitan dengan usaha

pengembangan perusahaan.

(71)

2. DirekturAdministrasi dan Keuangan

a. Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan perusahaan dalam program pengembangan perusahaan dibagian Administrasi dan Keuangan.

b. Melakukan pembinaan dan memberikan instruksi kepada satuan kerja dibawahnya dengan disertai pengawasan melekat.

c. Mewakili Direktur Utama dalam melaksanakan perjanjian-perjanjian dengan pihak lain di bagian Administrasi dan Keuangan serta tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.

d. Mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada satuan kerja di bawahnya apabila diperlukan, yang disertai dengan pengawasan melekat.

e. Menyusun dan memberikan laporan, serta mempertanggungjawabkan atas segala tindakan manajemen yang dilakukan kepada Direktur Utama.

3. General Manager Pemasaran

a. Merencanakan pengendalian pelaksanaan, oprasional perusahaan di lingkungan divisi/industry makanan dan minuman yang terdiri dari Departement marketing, admin&keuangan, department outlet.

b. Bertanggung jawab terhadap kelangsungan oprasional di semua department terkait.

(72)

d. Melaksanakan oprasional di semua department terkait dengan rencana kerja perusahaan.

e. Membuat laporan kepada Direksi mengenai pelaksanaan pengelolaan Divisi makanan dan minuman.

f. Melakukan evaluasi terhadap hasil-hasil pelaksanaan oprasional.

g. Membuat kontrak kerjasama dengan instansi lain atas persetujuan prinsip Direktur.

h. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan. 4. Manager Pemasaran

a. Merencanakan serta merumuskan program kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran.

b. Mengkoordinasikan serta mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan program pemasaran.

c. Melakukan pembinaan dan memberikan instruksi yang di sertai dengan pengawasan melekat terhadap personil di bagian pemasaran.

d. Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.

(73)

5. Manager Umum

a. Merencanakan serta merumuskan program kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan umum, pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, penginventarisasian asset-aset perusahaan serta pengadaan bagi kebutuhan perusahaan.

b. Mengkoordinasikan serta mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan program pelayanan umum, pemeliharaan sarana dan prasarana kantor.

c. Melakukan pembinaan dan memberikan instruksi yang di sertai dengan pengawasan melekat terhadap personil di bagian umum.

d. Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.

e. Membuat dan menyusun laporan mengenai kegiatan umum serta melaporkannya kepada General Manager

f. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan.

6. Manager Keuangan

a. Merencanakan dan merumuskan perencanaan kegiatan operasional di Sektor Keuangan yang meliputi kegiatan : Anggaran dan Verifikasi, Akuntansi, dan Perbendaharaan.

(74)

4.2 Pembahasan Penelitian

4.2.1 Pelaksanaan Bauran Eceran Pada Restoran BMC ( bandoengsche melk central ) Outlet Bandung

Bauran eceran (retailing mix), terdiri dari sub variable yaitu lokasi (location), barang dagangan (merchandise), harga (price), promosi ( promotion ), pelayanan (service), suasana dalam toko (atmosfer).

1. Lokasi (location)

(75)

2. Barang Dagangan (merchandise)

Merchandise merupakan produk-produk yang dijual peritel dalam gerai/restoranya. Pelaksanaan merchandise pada restoran BMC outlet aceh dengan meletakan pastry and bakery di depan etalase pintu masuk restoran sehingga menarik, di tambah dengan frezzer yoghurt dan fresh milk, serta makanan-makanan dan minuman yang ditawarkan di restoran dengan buku menu.

3. Harga (price)

(76)

hal ini dilakukan untuk mempertahankan agar pelanggan tidak merasa kecewa terhadap kualitas produk yang dijual dan pelanggan tidak beralih ke tempat lain.

4. Promosi (promotion)

Promosi merupakan salah satu elemen penting dalam pemasaran, promosi yang dilakukan oleh restoran BMC outlet Aceh yaitu dengan melakukan iklan di radio dan media cetak serta penjualan langsung, dan publisitas, adapun promosi lain yaitu pemberian diskon pada konsumen yang membeli di atas batas minimum atau dengan penggunaan kartu kredit atau debit.

5. Pelayanan (service)

Pelayanan yang diberikan oleh restoran BMC outlet aceh, dengan para pelayan yang ramah serta cekatan dalam melayani para konsumen, memberikan fasilitas wifi (internet gratis), semua pelayanan yang diberikan bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen

6. Suasana dalam toko (atmosfer)

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Gambar 3.2 Diagram anlisis SWOT
Tabel 3.3 Diagram Matrik SWOT
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan hasil analisis data terbukti bahwa tingkat probabilitas hasil analisis sebesar 0,000 yang lebih keci dari probabilitas yang di persyaratkan 0,05,

[r]

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka penulis merasa penting untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz

Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus mempertimbangkan

Efisiensi pemasaran dapat diukur untuk mengetahui efisiensi rantai pasok karena terdapat kegiatan pemasar- an yang dilakukan oleh setiap anggota rantai pasok dalam memasarkan

Pembelajaran keterampilan otomotif servis ringan karburator motor dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik khususnya bagi anak tunarungu yang telah duduk di

1961 tersebut dikeluarkan dengan memberi pengaturan bahwa untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan negara, serta kepentingan bersama dari rakyat,