• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran kepemimpinan kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kinerja guru dalam proses belajar mengajar di MI Al-Islamiyah Gebang Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran kepemimpinan kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kinerja guru dalam proses belajar mengajar di MI Al-Islamiyah Gebang Bekasi"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

SEBAGAI SUPERVISOR TERHADAP KINERJA GURU

DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI MI

AL-ISLAMIY AH GEBANG BEKASI

Disusun oleh

Adi Abdul Hacli

198018014487

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIY AH DAN KEGURUAN UIN SY ARIF I-IIDA YA TULLAH

(2)

SUPERVISOR TERHADAP KINERJA GURU DALAM PROSES

BELAJAR MENGAJAR DI MI AL-ISLAMIYAH

GEBANG BEKASI

SKRIP SI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi

syarat mencapai Gelar Sarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

/

Pembi1 mg I

rs.

bセs@

, M.pd

L

,,.

Oleh

ADI ABDUL HADI NIM: 198018014456

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing II

iゥᄋセ@

Dra. Yefnelty. Z

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH

DAN KEG UR URAN UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI

SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Skripsi yang berjudul "PERAN KEPEMIMPINAN kャセpala@ SEKOLAll SEBAGAI SUPERVISOR TERHADAP KINER.IA GURU DALAM PROSES BELA.JAR l\'IENGAJAR DI MI AL-ISLAMIYAH GEBANG BEKASI" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3 Februari 2003. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata l (SI) pad a Program Studi Supervisi Pendidikan Jurusan Kcpendidikan Islam.

Jakarta, 4 Febrnari 2003 Sidang Munaqasyah

Dekan/Ketua Merangkap Anggota,

Prof. Dr. H. Salma

NIP. 150 062 568

Penguji I,

Drs. Mahsusi MD, M,M

NIP. 150 233 073

Pembantu Dekan II

Sekretaris Merangkap Anggota,

Anggota:

(4)

Puji dan sukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan

rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat ahkir

di dalam menyelesaikan program sarjana UIN Syarif Hidaya Tullah Jakarta. Sholawat

dan salam semoga tercurahkan selalu sepanjang masa terhadap Nabi Muhamad SAW

yang menjadi tauladan dan petunjuk manusia dari gelap gulitanya kehidupan dunia

Dalam penulisan skripsi ini banyak sekali kendala atau kesulitan yang

penulis hadapi akan tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka

skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

I. Dekan Fakultas Tarbiyah Bapak Profesor Salman Hamn dan Dosen yang telah

membimbing penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ketua Jurusan Ibu Dra Yefuelty. Z yang telah banyak mengarahkan penulis di

dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs Bedjo Suyanto M.pd pembimbing I yang telah memberikan

bimbingannya sehingga skripsi ini selesai.

4. Ibu Dra Yefnelty Z dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan

(5)

memperkenankan penulis mengadakan penelitian dan memberikan bantuan

didalam pelaksanaan penelitian.

6. Ayah (Alm) dan lbu (Alm), semoga diterima di sisi Allah SWT, serta

kakak-kakak dan adik tercinta yang telah memberikan bantuan moril maupun materil

sehingga pembuatan skripsi ini selesai sesuai dengan rencana.

7. Pemimpin perpustakaan UJN Syarif Hudayatullah yang telah memberikan

fasilitas untuk studi kepustakaan.

8. Terima kasih untuk Istrilrn tercinta Lilis Lisnawati yang telah memberikan

semangat dan telah menunggu dengan sabar.

9. Terima kasih kepada Bapak Dr. Mahsusi M.M dan !bu Hj. Ora. Nana, yang

sangat berjasa bagi penulis

l 0. Sdr/J Saiful Bahri dan Yamani, Zanzan, Kafi, Wahyu dan seluruh

teman-teman Villa Kelinci dan Kl angkatan 98.

Penulis menyadari sepenuhnya, penulisan skripsi ini belum sempurna, hal

1m dikarenakan keterbatasan waktu dan kemampuan penulis. Oleh karena itu

penulis berharap semoga skripsi 1111 dapat bermanfaat bagi penulis sendiri,

umumnya bagi pembaca.

Atas semua bantuan yang diberikan, semoga kebaikan yang telah

diberikan dapat bernilai ibadah dan mendapat balasan khasanah dari Allah SWT.

Jakarta, 17 Januari 2003

(6)

KATAPENGANTAR ... .

DAFT AR ISI . .. . . .. . . .. . . . .. . .. . . .. . .. . . . .. . .. . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. .. . . .. iii

DAFT AR TABEL ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... VJ. BAB I BAB II : PENDAHULUAN ... . A. Latar Belakang Masalah ... . I I B. Pembatasan dan Perumusan Masalah. .. . . .. .. . . .. . ... 4

C. Metode Pembahasan . . . 5

D. Sistematika Penyusunan . . . 5

: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DAN KINERJA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR... 8

A. Teori Kepemimpinan . . . 8

I. Pengertian Kepemimpinan . . . 8

2. Fungsi Kepemimpinan . . . 11

3. Tipe-tipe Kepemimpinan . . . 12

4. Syarat-syarat Kepemimpinan... .. . . .. . . 14

B. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor . . . 17

(7)

BAB III

3. Tanggung Jawab Supervisor... 20

4. Kompetensi Supervisor . . . .. . 22

C. Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar . . . 23

1. Pengertian Kinerja . . . 23

2. Konsep Dasar Proses Belajar Mengajar . . . . 24

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Bela jar Mengajar... . . . 28

4. Peranan dan Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar... 30

D. Kerangka Berfikir . . . .. 36

E. Hipotesis Penelitian . . . 3 7 : METODOLOGI PENELITIAN ... . A. Waktu dan Tempat Penelitian ... . 38-38 B. Variabel Penelitian . . . 3 8 C. Populasi dan Sampel . . . 39

D. Tujuan Penelitian . . . 40

E. Hipotesis Penelitian . . . .. 40

F. Teknik Pengumpulan Data . . . 40

(8)

A. Gambaran Umum MI AI-Islamiyah Gebang... 48

B. Deskripsi, dan Pengolahan Data/Tabulasi Data . . . . .. 53

C. Analisis dan Interpretasi Data . . . .. 68

D. Diskusi . .. . . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . ... . .. . . . .. . . .. .. . . .. . . . .. 75

BABY • PENUTUP ... . 76

A. Kesimpulan . . . .76

B. Saran... 78

DAFTARPUSTAKA

(9)

1. Jumlah Murid Madrasah Ibtidaiyah Al-Islamiyah . . . 52

2. Sarana dan Prasarana . . . .... 52

3. Angket Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor . . . ... 54

4. Angket Kinerja Guru dalam Proses Bel ajar Mengajar . . . 58

5. Skar Angket Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ... 69

6. Skar Angket Kinerja Guru dalam Proses Belajar Mengajar ... : ... 7 0. 7. Tabel Perhitungan . .. . . ... . . .... ... . . .. . . . .. . . .. . . .. .. . 70

(10)
(11)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekarang ini masyarakat semakin menyadari pentingnya pendidikan.

Pendidikaan merupakan masalah yang urgen untuk memajukan perndaban dan

111eningkatkan tarap hidup 111asyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

dituntut untuk lebih memacu diri terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat

tersebut. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan, setiap negara mempunyai tujuan

yang ingin dicapainya, begitu juga di Indonesia.

Tujuan pendidikan Indonesia tercantum dalam Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional No 2 tahun 1989 BAB ll pasal 4 yang berbunyi :

"Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang

mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan ".1

Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional yang bertujuan menjadikan

manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang memiliki Iman dan Takwa

(IMTAK) dan menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta memiliki

1

l!ntfang-utllfang 5'isle1n Penditiikan Nasional ( UU RI No. 2 ta/nut 1989) dan Pera tu ran

(12)

tanggung jawab yang tinggi bagi masyarakat maupun bangsa. Maka untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional itu, dibutuhkan dukungan dari berbagai

pihak. Dan dalam Iingkup sekolah yang lebih berperan dan bertanggungjawab dalam

mewujudkan tujuan itu adalah kepala sekolah yang berperan dalam mensupervisi dan

memimpin ォゥョ・セェ。@ guru dalam melakukan proses belajar mengajar disekolah

sehingga sejalan dan tidak melenceng dari tujuan pendidikan.

Menurut Hadari Nawawi kepemimpinan dalam pendidikan adalah proses

menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi, dan mengerahkan orang-orang

di dalam organisasi atau lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang

telah dirumuskan sebelumnya.2 Sedangkan menurut Husna Asmara, kepemimpinan

pendidikan adalah segenap kegiatan dalam usaha mempengaruhi personal di

lingkungan pendidikan pada situasi tertentu dengan melalui kerjasama mereka mau

bekerja dengan penuh tangguang jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan

pendidikan. 3

Kepala sekolah selain berperan mem1mpm dan mengarahkan kinerja guru

dalam melakukan kegiatan belajar mengaJar yang disesuaikan dengan tujuan

pendidikan, juga kepala sekolah pun berperan dalam mengawasi dan membimbing

guru yang mengalami kesulitan dalam melakukan proses belajar mengajar yang

dikenal dengan istilah supervisi.

2

Hadari Nawai, Ad111i11i.,.·1rasi Pe11didika11, (Jakarta; CV. Haji Masagung, 1998), cet. Vl, hal. 82.

3

Husna Asmara, J-lengantar Kepe111im1>inan Pendidikan, (Jakarta; Ghaiia Indonesia, 1985),

(13)

Menurut Soewadji Lazaruth supervisi merupakan rangsangan, bimbingan,

atau bantuan yang diberikan pada guru-guru yang akibatnya kemampuan profesional

mereka makin berkembang sehingga situasi belajar mengajar makin efektif dan

efisien4 Sedangkan Hadari Nawawi mengemukakan bahwa supervisi pendidikan

adalah Pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membantu guru-guru sebagai

orang yang dipirnpin agar rnenjadi guru-guru atau personal yang sernakin cakap

sesuai dengan perkembangan ilrnu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan

pada khususnya agar rnampu meningkatkan efektifitas proses belajar rnengajar di

sekolah.5

Berdasarkan pengertian di atas, kepala sekolah sebagai pemnnpm selain

berperan untuk rnelayani dan membantu segala kesulitan guru dalarn melakukan

proses belajar rnengajar, juga seyogyanya berusaha mernbantu rneningkatkan kinerja,

kompetensi, dan profesional guru ke arahyang lebih baik dalam rnelakukan proses

belajar mengajar, dan gurupun seyoi,ryanya bisa rnenyesuaikan diri dengan

perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, peranan kepala sekolah sebagai

supervisor dalam mernimpin dan membimbing guru sangat penting sekali untuk lebih

rnensttl,seskan kegiatan proses belajar mengajar, karena dengan bantuan dan

bimbingan kepala sekolah, kinerja guru dapat diawasi dan juga segala permasalahan

kinerja yang dihadapi guru dalam rnelakukan proses belajar rnengajar, dapat dibantu

" Soewardji Lazurth, Kepala Seko/ah da11 Ta11gg1111g Jm1•ah11ya, (Yogyakarta; Kanisius, 1994),

Cet. Ke. VI, hal.33-34

5

(14)

proses belajar rnengajar dapat tercapai secara efektif dan efisien serta tidak keluar

dari tujuan pendidikan.

Melihat betapa besamya peranan kepernirnpinan kepala sekolah dalarn

rneningkatkan prestasi belajar rnengajar guru, maka penulis mengambil judul:

"PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI

SUPERVISOR TERHADAP KINERJA GURU DALAM PROSES BELAJAR

MENGAJAR DI. Ml AL-ISLAMJVAl-J GE;UANG BEKASI"

B. Pcmbatasan dan Pernmnsan Masalah

I. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah yang penulis teliti dalam skripsi ini adalah: "Tipe

kcpemimpinan yang bagaimana yang diterapkan oleh kepala sckolah dalam

mensupervisi terhadap kinerja guru"

2. l'erumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam skripsi ini meliputi:

I. Bagaimana tipe kepemimpinan kcpala Madrasah Ibtidaiyah Al-lslamiyah

Gebang Bckasi ?

2. Bagaimana kinerja guru dalam melak"llk:an proses belajar menga1ar di

Madrasah lbtidaiyah Al-Islamiyah Gebang Bekasi?

3. Berperankah kepala sekolah sebagai supervisor tcrhadap kinc1ja guru

(15)

C. Metode Pembahasan

Pada penlitian skripsi ini, penulis menggunakan dengan 2 cara yaitu:

1. librmy research (penelitian kepustakaan), yaitu mengumpulkan data

informasi dari buku-buku ilmiyah dan literature-literature lain.

2. field research (penelitian lapangan), yaitu penelitian dengan mencan data

konkrit langsung ke objek penelitian.

Adapun metode pembahasan pada skripsi ini adalah:

I. Observasi langsung, yaitu melakukan pengamatan langsung mengenai

keadaan sekolah, sarana dan prasarana dan siswa di MI Al-Islamiyah, dengan

panduan terlampir

2. Wawancara, dilakukan dengan kepala sekolah MI Al-Islamiyah dengan tujuan

mencari data tentang supervisi.

3. Angket, yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan quesioner

kepada tujuh orang guru di MI Al-Islamiyah Gebang

4. Pengolahan dan analisis data, yaitu mengubah data kualitatif menjadi data

kuantitatif dengan menggunakan rumus:

a. rumus prosentase:

f

p x 100%

N

Keterangan: P = Prosentase yang di cari f = frekuensi

(16)

b. rumus korelasi Product Moment: N.1:XY- (1:X)( LY)

Keterangan:

r,y = Angka indeks korelasi "r" Product Moment .. N = Number of cases

LXY = Jumlah hasil perkalian antara skor X clan Y

LX = Jumlah skor X

LY = Jumalah seluruh skor Y

D. Sistematika Penyusunan

Untuk memudahkan penyusunan dan pembahasan dalam skripsi ini, penulis menyusw1 skripsi ini ke dalam lima bab, yang clalam tiap bab terdapat sub bab.

Adapun sisteamtika penyusunannya sebagai berikut: BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bah ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, masalah dan perumusan masalah, metode pembal1asan, dan sistematika penyusunan

BAB II : KEPEMJJ\.1PINAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DA.N KJNERJA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

(17)

Sub bab ke dua berisi tentang kepala sekolah sebagai supervisor yang

meliputi anak sub bab yaitu: pengertian supervisi, peran kepala sekolah

sebagai supervisor, tanggung jawab supervisor dan kompetensi supervisor.

Sub bab ketiga berisi tentang kinerja guru dalam proses belajar mengajar,

yang meliputi anak sub bab yaitu: pengertian kinerja, konsep dasar proses

belajar mengajar, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

mengajar, peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar.

Sub bab keempat berisi tentang kerangka berfikir

Sub bab kelima berisi tentang hipotesis penelitian

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini meliputi: waktu dan tempat penelitian,variabel penelitian,

populasi dan sampel, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB IV: HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini meliputi: gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah

Al-Islamiiyah Gebang, deskripsi dan pengolahan data/tabulasi data, analisis

dan interpretasi data, dan diskusi.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka: berupa daftar pustaka yang menjadi acuan dalam. penulisan

(18)
(19)

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN DAN SUPERVISOR DAN

KINERJA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENG AJAR

A. Teori '.Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Dalam setiap perkumpulan yang melibatkan orang banyak yang mempunyai satu tujuan yang sama disebut organir.si. Di dalam organisasi tcntu membutuhkan orang untuk mengat.ur agar tujuan yang diharapkan .itu tercapai. Adapun yang bertugas mengatur itu disebut pemimpin. Mcnurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya "Organisasi dan Administrasi Pendidikan" "Pemimpin adalah binatang atau orang yang berada di depan sebagai penunjuk atau pengarah jalan"1• Sedangkan menurut Husna Asmara "Pemimpin adalah orang yang

melakukan kegiatan dalam usaha mempengaruhi orang lain yang ada di lingkungannya pada situasi tertentu agar orang lain mau bckerja dengan penuh rasa tanggung jawab demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan."2 Jadi berdasarkan pengertian di atas pemimpin adalah binatang atau orang yang

mempengaruhi yang lain untuk mencapai suatu tujuan.

Melayu SP Hasibuan dalam bukunya 'manajernen sumber daya manusia' mengemukakan bahwa "kepemimpinan adalah cara seorang pernrmprn

1

Suharsimi Arikunto, Organisasi da11 Ad111i11istras/ Pe11didika11, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), Cet. Ke-2, h. 184

2

U. Husna Asmara, Pe11ga111ar kepemimpi11a11 pe11didika11,(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), Cet. Ke-2, h.6

(20)

mempengaruhi prilaku bawahan .. agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktifuntuk mencapai tujuan organisasi." 3

Menurut AM Kadarman SJ dalam bukunya Pengantar ilmu manajemen mendefenisikan 'kepemimpinan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi

dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha mencapai tuj uan yang hendak dicapai oleh kelompok"4

Sedangkan menurut Soekarto Indrafahrudi, dkk dalam bukunya yang berjudul "pengantar kepemimpinan pendidikan" mengatakan "Kepemimpinan

adalah sebagian kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu tujuan-tujuan tertentu. "5 Dan

I

menurut Kartini Kartono dalam bukunya "pemimpin dan kepemimpinan" menjelaskan "Kepemimpinan ウ・「セァ。ゥ@ suatu bentuk dominasi yang disadari oleh

kapabilitas/kemampuan pribadi; yaitu mampu mendorong dan mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan bersama. "6

3

H. Melayu SP. Hasibuan, Manajemen SDM, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000),Cet. Ke-2, h.167

4

AM. Kadarman, Pengantar I/mu Manajemen, (Jakarta: PT. Gramedia Pusaka Utama, 1999). Cet. Ke-10, h.116

5

Soekarto Indra Fahrudi dkk, Pengalllar Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta: Aida, 1984), Cet.ke-5, h. 7

6

(21)

Adapun arti dari kepemimpinan lebih spesifik lagi menurut Hadari

Nawawi "kepemimpinan pendidikan adalah proses menggerakkan,

mempengaruhi, memberikan motivasi dan mengarahkan orang-orang di dalarn

oganisasi/lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang dirumuskan

sebelumnya."7.

Adapun pengertian kepemimpinan pendidikan rnenurut Hendiyat Soetopo,

sebagai berikut:

Kcpcmimpinan Pcndidikan adalah suatu kcmampuan d;rn proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir, dan menggerakan orang-orang lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agar kegiatan-kegiatan yang dijalankan lebih ,efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan pendidikan d an pengaJaran. . 8

Dari sejurnlah pengertian kepemimpinan itu, dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah seni atau proses atau earn seseorang untuk mempengaruhi

bawahan untuk berbuat dan bekerja dengan rasa tanggung jawab secara

bersama-sama untuk mencpai tujuan pendidikan, Seperti bagaimana agar proses belajar

rnengajar itu lebih efektif dan efisien.

Dari pengertian itu dapat di simpulkan bahwa peranan seorang pemimpin

sangat besar sekali untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan oleh organisasi

sebab apabila seorang pemimpin salah dalam mengambil keputusan akan

7

Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: CV. Haji Mas Agung, 1989), Cet. Kc-7, h.79

8 Hendiyat Soetopo, Wasty Soemanto, Ke1;en1i1111;ina11 dan Supervisi Pe11didika11, (Jakarta.

(22)

berakibat menyimpang dari tujuan semula

2. Fungsi kepemimpinan

Dalam membahas fungsi kepemimpinan, Sondang S.P menyebutkan

bahwa fungsi kepemimpinan yang hakiki ada 5 yaitu :

a. Penentu arah tujuan organisasi

b. Juru bicara organisasi dalam hubungan dengan luar organisasi

c. Komunikasi yang efektif

d. Moderator yang andal

e. Integrator yang rasional9

Sedangkan menurut Hendiyat Soetopo, fungsi kepemimpinan pendidikan

di bagi 2, yaitu:

a. fungsi yang bertalian dengan tujuan, yang terdiri dari:

1 ). Memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok 2). Memberi dorongan kepada anggota kelompok

3 ). Membantu para anggota kelompok

4). Menggunakan kesanggupan dan minat khusus dari anggota kelompok 5). Memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan peranan

dan pemikiran yang baik untuk pemecahan masalah

6).Memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab kepada anggota dalam melaksanakan tugasnya sesuai kemampuan masing-masing

b. Fungsi bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan

menyenangkan sambil memeliharanya

Sedangkan fungsi utama pemimpin adalah membantu kelompok untuk

9

(23)

belajar memutuskan dan bekerja yang khas. Adapun fungsi utama itu adalah :

1) Pemimpin membantu akan terciptanya suatu iklim sosiitl yang baik 2) Pemimpin membantu kelompk untuk mengorganisasikan diri

3) Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja 4) Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambi keputusan bersama dalam

kelompok

5) Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman 10

3.Tipe-tipe kepemimpinan

Tipe-tipe kepemimpinan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Pemimpin yang nomothetis, yaitu seorang pemimpin yang sangat menekankan pada persyaratan institusi yang ada dan confonnitas kelakuan sebagaimana yag diharapkan, bila perlu mengorbankan kepribadian individunya serta kebutuhan-kebutuhan individu yang seharusnya dipenuhi b. Pernin pin ideographis, yaitu menaruh perhatian kepada kepribadian individu.

Tuntutan organisasi terhadap individu sangat diperkecil

c. Pemimpin yang transaksional, yaitu gabungan antara tipe nomothetis yang mementingkan organisasi, dan tipe ideographis yang lebih mementingkan individu. 11

Sedangkan Hendiyat Soetopo mengemukakan bahwa ada 4 tipe

kepemimpinan, yaitu:

a. Tipe Autoritarian

Tipe seperti ini bisa disebut otoritas atau otoriter, yaitu pemimpin yang

lebih bersifat ingin berkuasa, suasana di sekolah selalu tegang, inisiatif dan daya

fikir anggota dibatasi, sehingga tidak ada kesepatan mengaluarkan pendapat. Pada

tipe autoritaian ini, kepala sekolah bebas membuat aturan sendiri dan hams ditaati

oleh kelompok.

10

Hendiyat Soetopo, op.cit., h.6

11

(24)

Adapun akibat negatif dari kepemimpinan ini adalah:

I). Perasaan takut dan tegangterdapat pada orang yang dipi:npin karena

dibayangi ancaman dan hukuman

2). Akibat rasa takut, inisiatif dankeputusan kreatiftidak tersalurkan

3 ). Timbul sikap apatis, menunggu perintah, baru bekerja

4 ). Kegiatan teknis dan rutin meajadi bersifat statis12

b. Tipe Laizzes Faire

Dalam tipe ini, pemimpin memberikan kebebasan kepada anggotanya

dalam melaksanakan tugas. Yaitu segala peraturan suatu institusi berada di

tangan anggota. Apabila dijumpai di seklah maka bila akan mengadakan rapat

guru, bisa dilaksanakan tanpa kontak pemimpin (kepala sekolah), rapat bisa

dilaksanakan selagi guru-guru dala!Jl sekolah tersebut menghendakinya.

Suasana negatif dari tipe kepemimpinan ini ada!ah:

I). Timbul kekacauan dalam pelaksanaan tugas 2). Timbul kesimpang siuran kerja dan wewenang 3 ). Ban yak ide yang tak terlaksana

4). Basil kerja sulit dcapai secara maksimal Penyebab munculnya tipe ini adalah:

I). anggota dianggap lebih mampu dari pemimpin 2). Pemimpin tidak memiliki semangat kerja

3). Komunikasi yang tidak mementingkan upaya, karena letak tempat yang

IJ

berjauhan

c. Tipe Kepemimpinan Demokrasi

Kepemimpinan dalam tipe ini selalu mengikut sertakan seluruh anggota

kelompoknya dalam mengambil keputusan, kepala sekolah menghargai

12

U. Husna Asmara, op.cit., h.36 13

(25)

pendapat anggotanya/guru-guru sehingga para guru merasa ikut bertanggung

jawab terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah, sehingga

terciptalah hubungan kerjasama yang baik, sating membantu, dan sating

menghormati.

Adapun オョウオイセオョウオイ@ yang yang harus tarnpak dalam tipe ini yaitu:

I. kepala sekolah harus menghargai martabat tiap anggota yang berbeda-beda

2. kepala sekolah harus menciptakan situasi pekerjaan yang saling menghargai

dalam kelompok

3. kepala sekolah harus menghargai cara berfikir anggotanya walaupun

bertentangan dengan pemikirannya

4. kepala sekolah hendaknya menghargai kebebasan individu

d. Tipe Pseudo Demokratis

Tipe kepemimpinan ini adalah demokrasi semu, yaitu hanya sikapnya saja

yang tampak demokratis, dibalik kata-katanya yang penuh tanggung jawab ada

siasat yang penuh dengan manipulasi sehingga pendapatnya sendiri yang harus

disetujui.

4. Syarat-Syarat kepemimpinan

Sebagai seorang pemimpin yang harus mengatur orang lain (anggotanya)

tentu dia harus memiliki berbagai persyaratan yang harus memadai agar

(26)

Begitupula seorang kepala sekolah sebagai pimpinan bagi seluruh guru, maka

kepala sekolah hams memiliki berbagai persyaratan agar wibawanya sebagai pemimpin sekolah bisa dijaga dihadapan guru-guru sebagai bawahannya.

Menurut Ngalim Purwanto yang mengutip dari ungkapan Ordway Tead,

syarat-syarat yang hams dimiliki oleh seorang pemimpin adalah: a. Berbadan sehat

b. Yakin akan maksud tujuan organisasi c. Selalu bergairah

d. Bersifat ramah tamah

e. Memapunyaai keteguhan hati

f Unggul dalam teknik bekerja g. Sanggup bertindak tegas h. Memiliki kecerdasan

1. Pandai mengajari bawahan J. Percaya pada diri sendiri14

Adapun menurut Hadari Nawawi syarat-syarat menjadi seorang pemimpin

adalah:

a. Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang tinggi b. Percaya pada diri sendiri dan membership

c. Cakap dalam bergaul dan ramah tamah

d. Kreatif, penuh inisiatif, dan memiliki hasrat/kemauan untuk ma3u dan berkembang menjadi lebih baik.

e. Organisasatoris yang berpengaruh dan berwibawa

f Memiliki keahlian dan keterampilan dalam bidangnya

g. Suka menolong, memberi petunjuk dan dapat menghukum secara konsekuen dan bijaksana

h. Memiliki keseimbangan/kesetabilan emosional dan bersifat sabar

1. Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi J. Berani mengambil keputusan dan berani bertanggung jawab

k. Jujur rendah hati, sederhana, dan dapat dipercaya I. Bijaksana dan selalu adil

m. Disiplin

14

M. Ngali111Punvanto,1ld111inistrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Re1naja

(27)

n. Berpengetahuan dan berpandangan luas o. Sehat jasmani dan rohani15

Sedangkan Hendiyat Soetopo mengemukakan bahwa syarat-syarat untuk

menjadi seorang pemimpin ada 8, yaitu:

a. Memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang baik b. Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai

c. Bersemangat

d. Cakap dalam memberi bimbingan

e. Cepat serta bijaksana dalam mengambil keputusan

f Jujur g. Cerdas

h. Cakap dalam ha! mengajar dan menaruh kepercayaan yang baik dan berusaha untuk mencapainya 16

Berdasarkan uraian itu sudah jelas bahwa pem1mpm harus orang yang

mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan anggota kelompoknya. Dan

persayaratan itu adalah kumpulan sifat-sifat baik yang harus ada pada pemimpin.

Tetapi walaupun demikian, manusia bukanlah makhluk yang sempurna dalam ha!

ini tentu sulit sekali mencari pemimpin yang yang harus benar-benar sesuai

dengan syart-syarat itu. Akan tetapi walaupun manusia mempunyai banyak

kekurangan, kalau mau berusaha dengan sungguh-sungguh mau merubah

berbagai macam kekurangan yang ada dalam dirinya, maka tidak mustahil kalau

dia akan menjadi manusia yang cakap dalam memimpin yaitu menjadi pemimpin

yang cerdas berbudi pekerti yang baik dan berkhlak mulia.

15

Hadari Nawawi,, op.cit., h. 84-90

(28)

B. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor 1. Pengertian Supervisi

Kata supervisi berasal dari bahasa inggris 'supervision' "super berarti atas,

Jebih. Sedangkan kata visi berarti lihat, penglihatan, pandangan. Jadi supervision

berarti pengawasan atau kepengawasan." 17

Menurut Piet A. Sehartian, "supervisi adalah suatu uaha menstimulasi,

mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di

sekolah baik secara individual maupun kolektif, agar lebih mengerti dan lebih

efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran." 18

Sedangkan menurut Mc Nerney dalam buku 'Prinsip dan Teknik'

"supervisi adalah prosedur memberi arah, serta mengadakan peni laian secara

kritis terhadap proses pengajaran". Sedangkan menurut Harold P .Adams dan

Frank G Dickey merumuskan bahwa "supervisi adalah pelayanan/layanan khusus

di bidang pengajaran dan perbaikannya melalui proses belajar mengajar termasuk

segala faktor dalam situasi itu."19Adapun Thomas H. Briggs dan Josep Justman

merumuskan supervisi lebih tertuju kepada tujuan pendidikan, menurutnya

"suprvisi adalah usaha yang sistematis dan terus menerus untuk mendorong dan

mengarahkan pertumbuhan diri guru yang berkembang, secara Iebih efektif dalam

17 Ary H. Gunawan, Administrasi Seka/ah, (Jakarta: PT Rineka Cipla, 1996), Cet. kc-I, h.193-194

'18 Piet A. Seharian, Konsep dan Tek1iik supervisi pendidikan,(Jakarla: PT rゥセ・ォ。@ Cipta, 2000), Cet.ke-1, h. 17

(29)

membantu tercapainya tujuan pendidikan dengan murid-murid di bawah

tanggungjawabnya".

Sedangkan NA. Ametembun lebih memfokuskan supervisi kepada

perbaikan pendidikan, menurutnya "supervisi adalah pembinaan ke arah

perbaikan situasi pendidikan (tennasuk pengajaran) pada umumnya dan

peningkatan mutu pada khususnya"20

Dari berbagai rumusan definisi di atas, penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa supervisi adalah suatu usaha yang sistematis dalam mengkoordinasi dan

membimbing guru yang dilakukan secara terns menerus dengan cara memberi

arah serta mengadakan penilaian secara kritis agar fungsi pengajaran lebih efektif

menuju ke arah perbaikan situasi pendidikan dengan maksud agar tercapainya

tujuan pendidikan.

2. Peran Kepala Selrnlah Sebagai Supervisor

Tujuan utama dilakukan supervisi oleh seorang kepala sekolah di setiap

sekolah yaitu untuk membirnbing, rnembantu, dan mencarikan solusi terhadap

segala permasalahan yang dihadapi oleh guru ketika sedang melakukan

kinerjanya dalam proses belajar mengajar.

Hal ini di sebabkan betapa besamya tanggung jawab yang harus dipikul

oleh kepala sekolah sebagai supervisor yang tugasnya selain hanya mengawasi

kinerja seorang guru sebagai bawahannya, juga seorang kepala sekolah harus

mampu memberikan suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan

20

(30)

membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara

individual maupun kolektif, agar guru-guru lebih mengerti dan lebih efektif dalam

mewujudkan proses pembelajaran di sekolah.

Peran kepala sekolah yang seperti inilah yang sangat di harapkan oleh para

guru, yaitu peran seorang kepala sekolah yang mampu mengayomi berbagai

macam tingkat kesulitan yang dihadapi oleh guru serta mampu memberikan

berbagai macam arahan dan solusi yang sangat di butuhkan oleh guru sebagai

bawahannya sehingga dengan berfungsinya peran kepala sekolah sebgai

supervisor, diharapkan akan terciptanya suatu proses pembelajaran yang dapat

lebih mengefektiflcan kinerja guru.

Adapun peran yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor

meliputi:

a. Membimbing guru agar ·aapat memahaff,i lebih jelas masalah atau persoalah dan kebutuhan murid, serta membantu guru dalam mengatasi suatu persoalan.

b. Membantu guru dalam mengatasi kesukaran dalam mengajar

c . Memberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru barn dengan oriemasi d . Membantu guru memperoleh kecakapan mengajar yang lebih baik dengan

menggunakan berbagai metode mengajar sesuai dengan sifat dan rnaterinya.

e. Membantu guru memperkaya penglaman belajar, sehingga suasana pengajaran bisa menggembirakan anak didik.

f. Membantu guru mengerti mak.na dari alat-alat pelayanan

g. Membina moral kelompok, menumbuhkan moral yang tinggi dalam pelaksanaan tugas sekolah pada seluruh staf

h. Memberi pelayanan kepada guru agar dapat menggunakan seluruh . kemarnpuannya dalam pelaksanaan tugas

l. Memberikan pimpinan yang efektif dan demokrasi.21

(31)

3. Tanggung Jawab Supervisor

Kepala sekolah sebagai seorang supervisor harus bisa memimpin guru

sebagai bawahannya. Karena untuk memajukan sebuah lembaga pendidikan,

tergantung kepada pertanggungjawaban supervisor sebagai pimpinan, hal ini

sesuai dengan hadits Nabi Muhan1lllad SAW yang menerangkan tentang

tanggung jawab pimpinan yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim sebagai

berikut :

, , . . a ) ) ) ) ) , I ) . - , , , . , , , , ... , 0

0-"

jセ@

t%)

セイI@

t% '}\

:

JL!

r-t-)

0'

.:ill

J_'.,,

セ|@

セ@

;.:;,

:/\

ᄋセ@

,, .... J J ,. "' J ... ... J ,,

o.-, o.-, o.-, セ@ 1::-.

J':,

1:'....'I( セL@ '.

J':,

,,,

(

\Ji

1;:.:

lli'

'}\_;

セL@

yGjLLMᄋセ@ セゥNイBjGjL[LjNy@ セyBjセj[ヲB@ セPL@ セ@ ,;,J

,, ... J ,, ... "' ) ... ,,, "' )

セ@

セ|I@

J.;;.!1)

r

g'.c

、ェセ@

セI@

セセII@

QセZZ@

セ@

セ@

セ|I@

45)1) ;.

g'.c

jセ@

... > JJJ,,, ... .i.-J

Hセ@

J

」sjセ|@

: olJJ)

セI@

セ@ 、jセ@

セ|I@

セ@

':!I

セ@ 、jセ@

)>)

セZP@

セg@

Artinya: "Dari Ibnu 'Umar r.a, dari Nabi SAW Bersabda : "Ketahuilah bahwa setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Seorang amir {penguasa) adalah pemimpin bagi rakyatnya akan ditanya mengenai kepemimpinannya. Dan seorang /aki-laki adalah pemmpin bagi istri dan anak-anaknya dan akan ditanya tentang keluarganya. Dan seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan anak-anaknya akan ditanya エ・セエ。ョァ@ apa yang dipimpinnya. Dan seorang hamba adalah pemimpin bagi hart a majikannya dan ia bertanggungjawab at as apa yang dipimpinnya". (HR. Bukhari Muslim).12

Menurut Lucio di dalam buku 'Pemikiran Tentang Supcrvisi Pendidikan', ada

6 jenis tanggungjawab supervisor secara umum, yaitu:

a. Perencanaan

b. Administrasi (maksudnya dalam manajemen) c. Supervisi

d. Pengembangan

Kurilrnlum

22

(32)

e.Demonstrasi mengajar f.Riset23

Made Pidarta mengemukakan bahwa tanggungjawab supervisor, yaitu:

a. Mengorganisasi dan membina guru yang meliputi:

I). Memotivasi dan meningkatkan semangat kerja 2 ). menegakkan displin dengan sanksi-sanksinya

3).Memberi konsultasi, memimpin diskusi, dan membantu pemecahan mas al ah

4 ). Memberi contoh perilaku seperti yang dituntut oleh P4 yang diterapkkan dalam kesupervisian

5). Ikut mengusahakan insentif guru

6). Mengembangkan profesi guru lewat belajar kelompok, penataran dan lebih lanjut

7). Mengusakan perpustakaan untuk guru-guru

8). Memberi kesempatan kepada guru-guru mengarang bahan pelajarn sendiri sebagai buku tambahan

b. Mempertahankan dan mengembangkan kurikulum yang berlaku, yang meliputi:

1) Menciptakan dan mempertahankan kondisi dan iklim belajar

. .

rnengaJar yang sesua1.

2) Memberi pengarahan kepada guru-guru tentang cara mengelola kelas 3) Mengkoordinasi stafpengajar

4) Memberi informasi pendidikan yang baru 5) Mengembangkari program belajar yang sesuai

6) Mengembangkan materi pelajaran bersama guru-guru

7) Mengemabangkan model belajar mengajar bersama guru-guru 8) Mengembangkan alat-alat bantu belajar bersama guru-guru 9) Memberi contoh-contoh model belajar mengajar

I 0) Mengembangkan program pengayaan dan remidi bersama guru-guru 11) Membantu menciptakan sekolah sebagai pusat kebuduayaan untuk

mengemabangkan para siswa sebagai manusia seutuhnya

12)Menilai dan membina ketatausahaan kelas dan sekolah pada umumnya 13) Menilai pendidikan beserta hasilnya

c. Meningkatkan aktivitas penunjang kurikulum, yang mencakup:

I) Melakukan penelitian pendidikan bersama guru-guru dan kepala sekolah

23

(33)

2) Mengadakan hubungan dengan masyarakat bersama guru-guru dan kepala

sekolah ·24

Berdasarkan berbagai tanggungjawab supervisor di atas, temyata tanggung

Jawab supervisor terhadap kelancaran proses belajar mcngajar banyak sekali.

Seorang supervisor selain harus bertanggung jawab kepada kemajuan proses

belajar mengajar, supervisor juga· tidak boleh melupakan tanggung jawabnya

terhadap faktor penunjang proses belajar mengajar yang lainnya, seperti guru.

Guru merupakan faktor yang paling penting yang harus diperhatikan dibanding

fal..'tor yang lain, sebab ditangan gurulah letak kunci penting dalam usaha

mencapai tujuan pendidikan.

4. Kompetensi Supervisor

Dalam kaitannya dengan kemampuan (kompetensi) seorang supervisor harus

mempunyai kompetensi dalam melaksanakan tugasnya agar proses belajar

mengajar Iebih terarah kepada tujuan.

Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang supev1sor pada

hakekatnya dapat dibagi 2 bagian, yaitu:

a. kompetensi yang dimiliki oleh diri supevisor

Kompetensi yang harus dimiliki oleh diri supervisor diantaranya adalah:

I) Supervisor harus beragama, agar supervisor ma was diri 2) Supervisor harus berprikemanusiaan

3) Supervisor harus berperasaan sosial 4) Supervisor harus bersifat demokratik

5) Supervisor harus mempunyai kepribadian yang simpatik

(34)

6) Supervisor harus terampil berkomunikasi

7) Dapat menciptakan komunikasi, baik dengan kata-kata penghargaan, sentuhan, menepuk bahu supervisee dan sebagai nya.

8) Supervisor harus bersikap ilmiyah 9) Harus menguasai teknik-teknik supervisi

10) Harus bekerj a berdasarkan tu j uan

11) Harus dapat membuat alat evaluasi dan dalam rangka superv1smya mempergunakan alat evaluasi itu

12) Harus patuh pada etikajabatannya 25

b. Kompetensi terhadap pengelolaan proses belajar mengajar

Kompetensi yang harus dimiliki supervirnr dalam mengelola proses belajar mengajar adalah:

1) Menguasai inti bahan pelajaran sesuai deng;.m isi kurikulum 2) Mengelola program belajar mengajar

3) Mengelola kelas

4) Mampu menggunakan media (sumber) belajar 5) Mengelola interaksi belajar mengajar

6) Menilai prestasi siswa

7) Menilai prestasi guru dan pegawai-pegawai lain di sekolah

8) Mengenal fungsi dan program pelajaran bimbingan dan penyuluhan dan menciptakan situasi sehingga dapat diselenggarakan

9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah yang efektif dan efisien

JO) Mengikuti dan memperhatikan dan jika perlu, mencoba hasil penemuan para ahli2"

C. Kinerja Guru dalam Proses Belajar mengajar

1. Pengertian Kinerja

h.56

Pengertian kinerja dalam kamus Bahasa Indonesia adalah "Sesuatu yang

ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang"27

[セb。ィ。イオ、、ゥョ@ Harahap, op.cil., h.9-10

.... Jbtd, h. 29-31

(35)

Menurut Hadari Nawawi kinerja adalah "Prestasi seseorang dalam suatu bidang

atau keahlian tertentu dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya yang

didelegasikan dari atasan dengan efektif dan efisien.28

Adapun kinerja menurut ··wahjo Sumidjo adalah "Sumbangan secara

kualitatif dan kuantitatifyang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan

kelompok dalam suatu unit kerja". 29

Dari berbagai definisi kinerja itu penulis dapat menyimpulkan bahwa

kinerja adalah prestasi atau kemampuan kerja seseorang yang disumbangkan

dalam suatu bidang atau keahlian tertentu dalam melaksanakan tugas dari atasan

yang dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk membantu tercapainya tujuan

kelompok.

Berdasarkan kesimpulan itu, kinerja guru dalam proses belajar mengajar

dalam skripsi ini dimaksudkan sebagai prestasi atau kemampuan kerja guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai seorang yang profesional yang memiliki keahian

dalam mendidik, mengajar dan melatih di suatu lembaga pendidikan yaitu

sekolah, sebagai tugas menjadi seorang guru dan sebagai bawahan kepala sekolah

pada khususnya dan tujuan pendidikan nasional pada umumnya.

2. Konsep Dasar Proses Belajar Mengajar

a. Pengertian Belajar

28Hadari Nawawi, Administrasi pe11didika11, (Jakarta: PT. Gunung Agung, i 996), Cet. ke- 13,

h. 34

29

(36)

Belajar dalam arti Juas adalah kegiatan psiko fisik menuju ke perkembangan

pribadi seutuhnya. Sedangkan dalam arti sempit "qelajar adalah usaha menguasai

materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya

kepribadian seutuhnya" .Jo

Menwut Nana Sudjana belajar adalah "Proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang". J 1 Hal ini sesuai dengan pendapat Laster D Crow '

yang dikutip oleh Nana Sudjana dalam Buku "Dasar-Dasar Proses Belajar

Mengajar" yang mengatakan bahwa "belajar adalah perubahan individu dalam

kebiasaan pengetahuan dan sikap". 32

Sedangkan menurut Uzer Usman "belajar adalah proses perubahan tingkah

laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu

dengan lingkungannya".33 Sejalan dengan itu, menurut Slameto, "belajar adalah .

suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingICah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai basil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya".J4 ·

Pada pengertian belajar ini, Slameto lebih menekankan belajar kepada usaha

untuk merubah tingkah laku dengan cara berinteraksi dengan lingkungan.

JO Sardiman AM, Jnteraksi dan Motivasi Be/ajar Mengqjar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), Cet. ke-7, h. 20-21

31'Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Be/ajar Mengajar, (Bandung: Sinar Algensindo, 1995),

Cet. ke-3, h. 28

32·Rostiyah NK, Masa/ah-Masalah I/mu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, I 989), Cet. ke-3, h. 14]

3j Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Projesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, I 999), Cet, ke-10, h. 5

(37)

Adapun menurut Sardiman AM, "belajar adalah perubahan tingkah laku atau

penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru, dan lan-lain",35

Dengan berbagai definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah

suatu usaha yang dilakukan individu dengan serangkaian kegiatan untuk

melakukan interaksi dengan lingkungannya, sehingga menimbulkan perubahan

menuju terbentuknya kepribadian yang seutuhnya.

b. Pengertian Mengajar

Menurut J.J. Hasibuan "mengajar 。、セャ。ィ@ penciptaan lingkungan yang

memungkinkan terjadinya proses belajar". 36 Sedangkan menu rut Sardi man AM

"mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan

sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses

belajar"37 Hal ini hampir sependapat dengan Uzer Usman yang mengatakan

bahwa "mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya

dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar". 38·

Berbeda dengan Gazali yang mengatakan bahwa "mengajar adalah

Menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat":39

Pendapat ini menekankan kepada hal kognitifyaitu pemahaman.

3

5 Sardiman AM, op.cit .. h.20 '°·'

36 J.J. Hasibuan, Moejiono, Proes Be/ajar Mengajar, (Bandung: Remaja.Rosliakarya, J 995),

Cet. ke-6. h.3

37 Sardiman AM, op.cit., h.46

38Moh.Uzer Usman, op.cit., h. 5

(38)

Berdasarkan berbagai definisi itu, penulis menyimpulkan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan cara mengorgansasikan lingkungan yang dihubungkan antara anak didik dengan bahan pengajaran yang bertujuan untfil( menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan

tepat.

c. Pengertian Proses Belajar Mengajar

"Proses adalah suatu bentuk interaksi semua komponen atau unsur yang satu sama lainnya saling berkaitan, saling berhubungan (interdependent) da!am ikatan untuk mencapai tujuan. "40

Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu dengan serangkaian kegiatan untuk melakukan interksi dengan lingkungannya, sehingga menimbulkan perubahan menuju terbentuknya kepribadian yang seutulmya.

Sedangkan mengajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan cam mengorganisasikan lingkungan yang <lihubungkan antara anak didik dengan bahan pengajaran yang bertujuan menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.

Berdasarkan pcngertian di atas, belajar dan mengajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang melipt•ti lingkungan, guru, anak didik, bahan pengajaran, dan lain-lain, yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya dan tidak dapat terpisahkan. Adapun dalam melakukan

(39)

belajar dan mengaJar supaya samapai kepada tujuan, maka diperlukan proses

yang membentuk jalannya interaksi anmtara yang satu dengan yang lainnya.

Dengan demikian berdasarkan pengertian tentang proses belajar dan

mengajar di atas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah suatu

proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa dengan

dukungan bahan dan Jingkungan atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 41

3. Faktor-Faktor Yang Mempengamhi Proses Belajar Mengajar

Proses belajar rnengajar rnerupakan suatu proses yang banyak sekali

faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang bersifat fositif yang mendukung

terselenggaranya proses tersebut, rnaupun faktor negatif yaitu yang merintangi

terselenggaranya proses belajar mengajar itu.

Dalam ha! yang mempengaruhi proses belajar mengiar, secara umum

Sumadi Suryabarata mernbagi faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

mengajar itu kepada 2 bagian yaitu :

a. Faktor yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi faktor -faktor

fisiologis dan psikologis, seperti motifasi belajar, melihat dan perhatian, sikap

dan kebiasaan belajar, ketekunan dan sosial ekonomi.

(40)

b. Faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi faktor-faktor sosial dan

faktor non sosial, seperti lingkungan belajar, dan lain-lain. 42

-Kedua faktor tesebut dapat mempengaruhi poses belajar mengajar karena

bila salah satunya ada yang tidak mendukung, dan tidak memungkinkan untuk

terlaksananya pengajaran, maka proses belajar mengajar akan terganggu.

Sedangkan menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi proses belajar mcngajar itu ada 7 faktor yaitu:

a. Karakteristik siswa yang meliputi kematangan mental dan intdektual, kondisi jasmani, karakteristik ranah rasa, status ekonomi, usia, dan jenis kelamin b. Karakteristik guru yang meliputi intelektual guru, ranah rasa dan karsa guru,

usia, jenis kelamin dan sosial guru c. Interaksi dan metode

d. Karakteristik kelompok, sistem kelompok juga bisa berpengaruh, terutama dalam sistem kelompok bdajar agar penyelesaian tugas dilakukan bersama e. Fasilitas fisik baik yang berada. di sekolah, maupun di rumah

f. Mata pelajaran

g. Pengaruh lingkungan luar yang_ meliputi lingkungan sekolah dan lingkungan yang ada di sekitar mmah kita. 43

Itulah beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk membantn agar segala

kinerja yang dilukukan olch guru dalam melakukan proses belajar mengajar di

sekolah mencapai kesuksesan sebab bila segala faktor yang dapat mempengaruhi

proses belajar mengajar yang terjadi <mtar guru dan siswa salah satunya diabaikan dan

tidak diperhatikan, maka hal ini akan mengakibatkan proses belajar mengajar

4

2,sumadi Suryabarata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1993), Cet. ke-6,

h. 249

(41)

menjadi tidak efektif schingga pada akhirnya proses belajar mengajar tidak akan

maksimal pada pcncapaian tujuan yang diharapkan.

4. Pcranan dan Kompctcnsi Gum <la.lam Proses Bclajar Mcngajar a. Peranan Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Peranan seorang guru dalam kegiatan proses belajar mengajar sangat

dominan dan dibutuhkan karcna peran seorang guru pada saat ini belum dapat

digantikan oleh mesin, radio, tape recorder, atau oleh komputer yang canggih

sekalipun. Karena masih banyak unsur-unsur manusiawi yang tidak bisa

digantikru1 dcngan alat yang canggih, seperti sikap, sistem nilai, perasaan,

motivasi, keteladanan dan lain-lain. Dengan demikian pcran seorang guru masih

diperlukan untuk saat ini.

Menurut Sardiman AM, peranan guru dalam proses belajar· mengajar

adalah scbagai:

1) Informator 2) Organisator 3) Motivator

4) Pengarah/Dircktor 5) Inisiator

6) Transmitter 7) Fasilitator 8) Mediator . 9) Evaluator '44

Adapun menurut Uzer Usman, peranan guru dalam proses belajar

mengajar adalah scbagai

(42)

I) Demonstrator Pcngelola kelas

2) Mediator dan Fasilitator

3) eカ。ャオ。エッイセゥ@

Peranan guru yang lain yang .. tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan

peranan t,'llTU yang telah disebutkan di at1S, adalah dalam ha! merancang dan

memilih kegiatan untuk kclancaran proses belajar mengajar.

Rancangan yang ditentukan dan direncanakan oleh guru itu

sekurang-kurangnya sebagai bcrikut:

I) Guru harus mcmi lih dan meneritukan bahan pengajaran

2) Merumuskan tujuan penyajian bahan pelajaran

3) Memilih metode penyajian bahan pelajaran

4) Menyelenggarakan kegiatan evaluasi prestasi 「・ャ。ェ。イGセ V ᄋ@

Berdasarkm1 pendapat para ahli tentang peranan guru itu, memang peranan

seorang guru dalam proses belajar mengajar sangat banyak, peranan guru tidak ·

cukup hanya sebagai pentransfer ilmu tetapi seorang guru harus berperan lebih

dari sebuah robot. Karena pada saat ini, jika hanya proses pentransferan ilmu

saja, sudah bisa diJakukan dengan aJat canggih sebagai pengganti guru. Tetapi

peranan seorang guru yang sebenarnya yaitu peran seseorang ケ。ョセ@ mampu

merubah karakter orang menjadi karakter yang berkepribadian yang utuh.

'45 Moh. Uzcr Usman, op.cil., h. 9-1 J

(43)

b. Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Dalam scbuah proses bclajar rnengajar, faktor yang paling utarna di

bandingkan dengan faktor lain adalah guru. Seorang guru dalam kegiatan proses

belajar rnengajar hams bisa mcnciptakan ke arah proses belajar mengajar yang

efektif clan efisien serta rncngarah kepada tujuan belajar itu sendiri. Untuk

mencapai hal tcrscbut, scorang guru harus mempunyai kinerja yang handal dalam

rnasalah pendidikan, yaitu scorang guru harus mernpunyai kornpetensi dan

profesional dalam rnenangani proses belajar rnengajar.

Untuk menjadi guru yang berkompetensi dan profesional dalarn

keguruannya, memang tidak mudah karena untuk memperoleh kompetensi dan

profesional itu tidaklah scmudah mcmbalikkan telapak tangan, dan tidak

sembarangan orang yang dapat memiliki kompetensi dan profesiorial dalam

proses beJajar mengajar, sebab untuk memperolehnya dibutuhkan waktu dan

pengalaman yang cukup.

Mcnurut Muhibbin Syah, "kompetensi adalah kemampuan atau

kecakapan. Adapun guru yang profesional menurutnya adalah guru yang

meJaksanakan tugas keguruan dengan kearnpuan tinggi (profisiensi) sebagai

b I J . 47

sum er ce 11dupan."

Pcndapat Muhibbin Syah tentang kompetensi, lebih menekankan kepada

keterampiJan seorang guru dalam memyampaikan pelajaran. Sedangkan

kompetensi adalah kemampuannya dalam mengelola pembelajaran

(44)

Menurut Moh. Uzcr Usman, "kompetensi adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam rnelaksanakan profesi keguruannya. Dan guru yang profesional adalah orang yang mempunyai kemampuim dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampua maksimal".48

Berdasarkan berbagai pendapat itu, dapat penulis simpulkan bahwa

kompetensi adalah kemampuan seorang guru ketika melaksanakan proses belajar

mengajar. Sedangkan guru yang profesional adalah seorang guru yang

mempunyai keahlian dalam bidang pengajaran dan pembelajaran serta mampu secara maksimal mclakukan tugasnya sebagai guru.

Sebelum seorang guru rnelaksanakan tugas mengajar dan menerapkan segala kompetensi yang dimiliki, guru harus memiliki ciri-ciri profesionalnya

dalan1 bidang pendidikan.

Menurut Wetby Gibson da_lam buku "Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar" ciri-ciri profesional dalam bidang pendidikan adalah:

I) Diakui oleh dengan profesi.

masyarakat dan layanan yang diberikan itu 2) Memiliki Iandasan, teknik, dan prosedur dalam bidang ilmu pengetahua., 3) Diperlukan pekerjaan yang sengaja dan sistematis sebelum

melaksanakan peke1jaan profesional

4) Di_miliki ュセォ。ョゥウュ・@ yang menyaring, sehingga orang yang berkompeten saJa yang d1perbolehkan beke1ja

5) Dimilikinya organisasi profesional yang meningkatkan layanan pada masyarakat

(45)

Sedangkan menurut Sardiman, ciri-ciri profesional guru terdiri dari " .)

tingkatan, yaitu:

I) Tingkat capable personal yaitu guru harus memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan, serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu rnengelola proses belajar mengajar secara efektif

2) Guru sebagai inovator yaitu sebagai tenaga pendidik yang memiliki kornitmen terhaclap upaya perubahan reformasi

3) Guru scbagai del'eloper yaitu guru harus memiliki visi keguruan yang

mantap clan luas perspektifnya clalam menjawab tantangan ke depan

Setclah guru mengetahui clan rnernpunyai ciri-ciri profesional keguruan

itu, maka untuk memperlancar proses belajar mengajar agar sesuai dengan

tujuan pcndidikan, maka guru hams mempunyai berbagai macam kompetensi

sebagai guru.

Mcnurut Cooper, guru harus mcmiliki 4 kompetensi, yaitu:

1) Mempunyai pcngetahuan tentang.belajar dan tingkah laku manusia

2) Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya

3) Mempunyai sikap yang tepat tentang lingkungan clan bidang studi yang

dibinanya

4) Mempunyai keterampilan teknik mengajar so

Sedangkan menurut Muhibbin Syah, seorang guru harus memiliki 3

kompetensi, yaitu:

I) Kompetensi kognitifyang terdiri dari dua kompetensi, yaitu:

49 Sardi man AM, op.ci/., h. 132-134

so Nana Sudjana, up.cil., h. 17

(46)

a) Guru harus mengetahui ilmu pengetahuan pendidikan yang um um dan khsusus b) Guru harus rnempunyai pengetahuan rnateri bidang studi

2) Kompetensi afoktifyang tcrdiri dari 3 kometensi, yaitu:

a) Konscp diri dan harga diri, yaitu guru harus tahu tentang kepribadiannya clan harus bisa mcnilai dirinya berdasarkan prestasinya

b) Efikasi diri clan efikasi konstektual, yaitu guru harus merasa yakin pada diri sediri dan mcrasa marnpu mengatasi keterbatasan dirinya ketika rnengajar c) Sikap penerimaaan terhadap diri sendiri dan orang lain, yaitu menerima diri

sendiri apa adanya

3) Kompetensi psikomotor guru, yaitu guru harus mempunyai keterampilan dan kecakapan dalam melaksanakan tugas-tugas praktek dalam mengajar 51

yaitu:

Adapun Muh. Uzer Usman mengatakan bahwa kompetensi dibagi 2 bagian

I) Kompelensi pribadi yang meliputi:

a) Mengembangkan kepribadian dengan cara bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berperan dalam masyarakat, mengembangkan sifat-sifat terpuji b) Berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman-teman sejawat dan

masyarakat

c) Melaksanakan bimbingan

d) Melaksanakan administrasi sekolah

e) Melaksanakan penelitian untuk keperluan pengajaran 2) Kom;1etensi profosionalisrne yang rneliputi:

a) Menguasai landasan pendidikan b) Menguasai bahan pengajaran c) Menyusun program pcngajaran cl) Melaksanakan program pcngajaran

e) Menilai hasil dan proses bclajar rnengajar yang telah dilaksanakan52

Dengan bcrbagai kompetensi dan profesionalisme di atas, diharapkan

guru-guru yang ada di Indonesia bisa rneningkatkan kinerjanya sebagai sorang

guru yang profosional, Ice arah kinerja yang Jebih baik sebab dengan kinerja guru seperti itulah diharapkan pendidika_n di Indonesiamenuju pendidikan yang lebih baik clan sesuai dengan model pendidikan negara yang sudah maju, karena dengan

51

(47)

didatangi oleh orang yang profesional, diharapkan sistem pendidikan di Indonesia

akan sesuai dengan tujuan sistem pendidikan nasional.

D. Kerangka Berfikir

Dal am ruang Ii ngkup sekolah, segala peraturan yang telah di tetapkan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan harus ditaati oleh guru sebagai bawahan, peran kepala sekolah bukan hanya memimpin dan memerintah guru saja, tetapi kepala

sekolahpun berperan sebagai supervisor yaitu yang mengawasi segala kinerja guru dalam melakukan proses belajar rnengajar.

Seorang guru scbagai bawahan ketika melakukan kinerjanya dalarn proses

belajar mengajar dapat dipengaruhi oleh kepemirnpinan kepala sekolah sebagai supervisor, sebab semua kinerja guru dalarn melakukan pernbelajaran harus berpedoman pada aturan-aturan yang diberlakukan oleh kepala sekolah sebagai pemirnpin lembaga pcndidikan. Bila kepala sekolah rnernirnpin dengan tipe autoriterian, kcpala sckolah akan selalu memaksakan kehendaknya agar

dilaksanakan olch semua guru tanpa rnengukur kemampuan guru dalarn

(48)

Bila kepala sekolah memimpin dengan tipe kepemimpinan demokratis

maka kepala sekolah akan memfungsikan peranannya sebagai supervisor seperti

membimbing, membantu dan membina guru .guru dalam menyelesaikan segala

kesulitan dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingg1 kinerja guru

dalam melaksanakan proses belajar mengajar akan berjalan !arrear sesuai tujuan

yang diharapkan.

E. llipotcsis l'cnclitian

Hipotesis adalal1 anggapan sementara terhadap permasalahan yang penulis

angkat dalam skripsi ini, sampai terbukti melalui data yang terkumpul yang

sebenarnya perlu diuji.

Setelah hipotcsis dimaksud diuji dengan menggunakan analisa statistik dan

terbukti kebenarannya, maka hipotesis tersebut berubah menjadi prinsip atau

fakta.

Adpun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

I. Hipotesis Alternatif (Ha)

Terdapat hubungan antara peran kepemimpinan kepala sekolah

sebagai supervisor dengan kinerja guru dalam proses belajar mengajar di

Madrasah Ibtidaiyah Al-Islamiyah Gebang, Bekasi

2. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak terdapat hubungan antara peran kepemimpinan '.rnpala sekolah

sebagai supervisor dengan kinerja guru dalam proses belajar mengajar di

(49)

METODOLOGI l'ENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam

pengumpulan dan anal is is data yang diperlukan, guna menjawab ·pennasalahan

yang dihadapi. Hal ini merupakan rencana pcmecahan bagi permasalahan yang

diselidiki. Penggunaan metodologi ini dimaksudkan untuk menemukan data

yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat

digunakan untuk mengw1gkap masalah yang diteliti.

A. Waktu dan Tcmpat l'cnclitian

1. Waktu Penelitian

Peneltian ini dilaksanakan terhitung sejak tanggal 9 November

2002 - 21 Desember 2002 M.

2.

Tempat Penelitian

Tempat penclitian yang diambil adalah Madrasah lbtidaiyah

Al-Islamiyah, Kp Gebang, RT 05/03, Desa Sukaragam, Kecamatan Serang

Baru, Kabupaten Bekasi.

B. Variabel l'cnelitian

Dalam setiap jenis peJ1clitian, istilah variabel tidak pemah ketinggalan dan

dalam penelitian ini penulis meneari hubungan antara peran kepemimpinan

(50)

mengajar. Ini berarti ada variabel yang mempengaruhi (variabel bebas) dan

variabel yang dipengaruhi (variabel terikat).

1. Variabel bcbas dalam penclitian ini adalah peran kepemimpinan sebagai

supervisor

2. variabel terikat dalam penelitian 1m adalah kinerja guru dalam proses belajar mengajar.

C. Populasi dan Sampel

Yang dimaksud dengan "populasi adalah keseluruhan objek penelitian

yang terdiri dari manusia, benda, tumbuh-tumbuhan dan peritiwa sebagai

sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam seluruh penelitian": 53

Dalmn pcnelitian ini yang mcnjadi populasi adalah kepala sekolah dan seluruh

guru Madrasah Ibtidaiyah Al-Islamiyah Bckasi

Sedangkan "sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti". 54

dan dalam pcnelitian ini, penulis menggunakan sampel penuh, artinya penulis

mengambil kepala sekolal1 dm1 guru-guru Madrasah Ibtidaiyah Al-Islmniyah

Bekasi yang berjumlah 7 orang, seluruhnya dijadikan sampel penelitian.

51

Sutisno Hadi, kfetodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 1990), Cet ke-22, Jilid I, h.3

54

(51)

D.Tujuan pcnclitian

Tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Peran kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam proses belajar

mengajar di MI Al-Islamiyah Gebang,

3, Sikap kerja kepala sekolah sebagai supevisor di MI Al-Islarniyah Gebang,

4, Kinerja guru dalam melakukan proses belajar mengajar,

E. Hipotcsis Pcnclitian

Hipotesis merupalrnn anggapan sementara terhadap permasalahan yang

penulis angkat dalam skripsi ini samapai terbukti melalui penelitian lapangan dan

data yang terkumpul, yang sebenarnya perlu diujL

Adapun hipotesis yang hendak diuji kebenarannya ada dua yaitu:

1. Hipotesis Nol ( Ho ) yaitu tidak terdapat hubungan antara peran kepemimpinan kepala sekolah sebagai supervisor (variabel X) dan kinerja

guru dalam proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Al-Islamiyah

Bekasi (variabel Y).

2. Hipotesis Alternatif ( Ha ) yaitu tidak terdapat hubungan antara peran

kepemimpinan kepala sekolah sebagai supervisor (variabel X) dan kinerja

guru dalam proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Al-Islamiyah

Bekasi (variabel Y).

F. Tcknik Pcngumpulan Data

Tllknik merupakan alat bantu atau cara yang digunakan untuk

(52)

berupa fakta yaitu tentang keadaan yang terdapat pada Madrasah Ibtidaiyah Al-Islamiyah Gebang atau angket yang disebarkan oleh penulis kepada tujuh orang

guru yang penulis jadiakan scbagai respond en.

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk

mengumpulkan data adalah: I. Obscrvasi

Observasi penulis lakukan untuk mengetahui clan mengamati keadaan madrasah lbtidaiyah Al-Islamiyah Gebadng Bekasi, terutama meneliti peran kepemimpinan kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kinerja guru dalam proses belajar mengajar, yang dilakukan dari mulai

tanggal 9 November 2002, samapi dengan tanggal 21 Desember 2002. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara tanya jawab antara penanya dengan responden

yaitu kepala sekolah Madras.ah Ibtidaiyah Al-Islamiyah Gebang Bekasi. Teknik ini digunakan untuk mengadakan wawancara dengan kepala sekola11 Madrasah lbtidaiya11 Al-Islarniyah Gebang Bekasi, yang akan dilakukan pada tanggal 28 Nopember 2002 samapai dengan tanggal

(53)

3. Angket

"Angket adalah merupakan suatu cara atau metode penelitian dengan

mengumpulkan daftar pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh orang

yang dikenai atau disebut responden" 55

Adapun angket yang digunakan penulis adalah angket tertutup yaitu

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan, responden tinggla

memilih. Teknik angket ini penulis sebarkan kepada guru-guru Madrasah

Ibtidaiyah Al-Islamiyah Bekasi sebagai responden. Angket ini digunakan untuk

mengetahui peran kepemimpinan kepala sekolah sebagai supervisor dan kinerja

guru dalam proses belajar mengajar

G. Tcknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk

menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-data

tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang· yang mencliti, akan tctapi juga

oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini.

Gambar

Daftar Tabel 2 Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Al-Islamiyah Bekasi
Tabel 5
Tabel 7 Tabcl Kcrjaffabcl Pcrhitungan

Referensi

Dokumen terkait

Alamsyah menyatakan bahwa adanya gap SDI pada industri keuangan syariah dikarenakan masih sedikitnya lembaga pendidikan (khususnya perguruan tinggi) yang membuka program studi

“Apabila perbuatan hukum yang merugikan krediutor dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan untuk kepentingan harta pailit,

Kegunaan: (a) Memberikan semangat akan manfaat dunia penulisan bagi yang ingin berkarier menjadi penulis rohani, baik pemula atau yang memperluas cakrawala

Koefisien regresi sederhana selanjutnya diuji untuk mengetahui apakah pendidikan dan pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.. Jadi dapat

Pokok dalam permasalahan ini ketika responden tidak mampu melakukan teknik batuk efektif akan mengakibatkan penumpukan sekret di saluran pernafasan dan akan

Tablo 46’ya göre, Antalya’nın farklı bölgelerinde konaklama yapan katılımcıların otel işletmesinin bulunduğu bölgenin güçlü bir marka imajına sahip

Ideologi pada setiap individu memiliki perbedaan dengan ideologi yang dimiliki individu tersebut saat menjadi bagian dari masyarakat atau kelompok sosial, Bagus Takwin

Islam sangat menekankan terciptanya pasar bebas dan kompetitif dalam transaksi jual beli, tetapi semua bentuk kegiatan jual beli itu harus berjalan di bawah