• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

1 Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh :

SUPRIADI NIM : 109051000151

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

2 Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunbikasi

UntukMemenuhiPersyaratanMemperolehGelar

SarjanaKomunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh

SUPRIADI NIM: 109051000151

Pembimbing

Dr. Hj. Roudhonah, MA NIP. 195809101987032001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)
(4)

4 Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

sala satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (Satu) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian inin telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,...

(5)

i Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin

Dakwah pada hakikatnya mengajak manusia kepada kebaikan, kedamaian, juga kesalehan baik secara individu maupun sosial. Qurrota A’yunin seorang

da’iyah yang dikenal dimasyarakat dan mampu menyampaikan misi dakwahnya yang mengandung nilai-nilai ke-Islaman, dengan cita-cita yang luhur yaitu mencari ridha Allah SWT. Selalu perpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits yang merupkan pedoman tertinggi agama Islam. Qurrota A’yunin mempunyai semangat tinggi untuk menyampaikan nilai-nilai ajaran agama Islam dalam aktivitas dakwahnya, tidak hanya melalui mimbar akan tetapi melalui media cetak maupun elektronik sebagai suatu alat komunikasi yang efektif sehingga Qurrota

A’yunin menjadi seorang da’iyah yang mempunyai kharismatik.

Dari uraian diatas dapat dirumuskan bagaimana aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Dra. Hj Qurrota A’yunin? Materi apa yang digunakan Dra. Hj

Qurrota A’yunin serta metode dakwah apa saja yang digunakan oleh Dra. Hj

Qurrota A’yunin.

Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif adalah metode dengan menghimpun data aktual dengan melakukan wawancara dengan narasumber serta observasi secara langsung dan kemudian memaparkan data serta menarik kesimpulan dari analisis tersebut dengan data yang didapatkan dilapangan.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dakwah

Dra. Hj Qurrota A’yunin adalah sebagai berikut: yang pertama, Dalam

menyampaikan dakwah Qurrota A’yunin menggunakan metode bil lisan melalui ceramah dan bil qalam secara tulisan dalam bentuk karya yang buat dan bil hal, yang kedua metode dakwah yang digunakan yaitu Al-Hikmah (kebijaksanaan), Mauizahtil hasanah (nasehat yang baik), Mujadalah (perdebatan) seperti inilah

yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin dalam menyampaikan kebenaran di jalan Allah SWT. Dan materi dakwah yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin meliputi

aqidah, akhlak, syariat dan pada saat berdakwah tidak lepas dari pedoman

Al-Qur’an dan Hadits.

(6)

ii

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alahamdullilahirabbil’alamin, tiada kata yang pantas diucapkan melainkan

kalimat syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan penguasa semesta alam. Yang telah

menciptakan manusia sebagai khalifah dijagat raya. Shalawat serta salam

mudah-mudahan selalu terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Nabi

terakhir di alam semesta yang memiliki banyak jasa, membawa berita gembira

dan duka pada segenap insan dalam perjalanan mereka menuju alam baka.

Dengan kesehatan yang diberikan Allah SWT, penulis mendapatkan

kesempatan dan kemampuan untuk meyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas

Dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin” ini semua impian dan cita-cita penulis dapat

terwujud karena adanya dukungan dari beberapa pihak yang telah senang hati

memberikan bantuan, bimbingan, dan motivasi.

Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tiada terhingga

kepada semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan penulisan skripsi, rasa

terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta pembantu Dekan Bidang

Akademik Dr. Suparto, M. Ed, MA. bidang Administrasi Umum dan Keuangan

Drs. Jumroni, M. Si. dan Bidang Kemahasiswaan Drs. Wahidin Saputra, MA.

2. Drs. Jumroni, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

yang telah memberikan begitu banyak wawasan keilmuan dan pengetahuan

(7)

iii Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Hj. Roudhonah, M.A selaku pembimbing penulis. Saya ucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya untuk meluangkan waktu di tengah-tengah

kesibukanya, guna memberikan arahan, masukan, diskusi, dan membimbing

penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak

memberikan wawasan keilmuan dan pengetahuan baik untuk bekal menuju

akhirat maupun pegangan selama didunia.

6. Pimpinan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi beserta staff, yang telah memberikan layanan berupa buku-buku

selama penulis kuliah dan mengakhiri kuliah jejang S1 ini.

7. Orang tua tercinta, Ayahanda Suparman dan Ibunda Wati (Alm). Terima kasih

atas segala pengorbanan dan do’a yang tak terhingga kepada penulis. Serta

dukungan moril, materil dan juga tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi yang kesemuanya itu tak bisa terbayarkan dengan materi, hanya do’alah

yang dapat penulis berikan.

8. Saudara- saudaraku, Meni Supanti & suami, Murni Desi & suami, Dewi

Puspita & suami, dasmi Sumiati & suami, Tanzili, Hendri dan Meli Susanti.

Keponakanku, Lara Hadislam, Deri Juliansya, Dini Suci Ramadhani, Dina

Apriani Permata Sari, Muhammad Dien Alriansya, Cindi Mutiara, Aulia siyfa

Zapira. Terima kasih yang sebesar-besar atas segala kebaikan dan selalu

(8)

iv

Sakina, Bili, Sendy. Terima kasih atas segala do’a dan dukunganya.

10. Ibu Asni, Rika & Riva’i, Ani & Sarman, Novi & Buyung, Yusmaya Sari &

Gilang, Rizki Aprianto, Rava Nelo, Mugi, Aditya Ramadhan. Terima kasih

atas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

11. Junaidi & Istri, Kadir & Istri beserta keluarga besar yang lainnya. Terima

kasih banyak atas do’a dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

12. Kepada Dra. Hj Qurrota A’yunin, selaku narasumber. Terima kasih yang

sebesar-besarnya, atas kesediaan waktu ditengah-tengah kesibukan dan

banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Drs. H. Najamuddin Siddiq Selaku ketua Yayasan Khazanah Kebajikan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya atas kebaikan dan kasih sayangnya

kepada penulis. Serta keluarga besar Yayasan Khazanah Kebajikan. Terima

kasih yang sebesar-besarnya atas do’a dan motivasi yang diberikan kepada

penulis.

14. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Selatan.

Yang selalu memberikan doa dan dukunganya kepada penulis.

15. Teman-teman karyawan PT. Indo Jelly Gum yang telah banyak memberikan

motivasi dan dukungannya kepada penulis.

16. Sahabatku Sutrisno Sugiyono S.Kom.I dan Sadam Zaenudin S.Kom.I Yang

telah banyak membantu penulis dalam penyelesain skripsi ini.

17. Teman-teman seperjuangan di KPI, Khususnya kelas KPI E angkatan 2009

yang telah bersama penulis kurang lebih 4 tahun dalam suka maupun duka

(9)

v

Dicky, Irwan, Asropil, Dede Firmansyah, Rahmat, Hasan, Iskandar, Fikri, Iki

dll. Terima kasih banyak atas segala kebaikan dan motivasi yang diberikan

kepada penulis.

19. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya

kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan tersebut di atas.

Skripsi ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis dengan

senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan.

Akhirnya tiada sesuatu yang dapat penulis ucapkan kecuali ucapan terima

kasih kepada semua pihak, semoga ilmu yang penulis dapatkan dapat bermanfaat

buat orang banyak dan menjadi barokah. Semoga kita semua senantiasa selalu

dalam bimbingan, Rahmat, dan Hidaya-Nya. Amin Ya Robbal’Alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, ...

(10)

vi

KATA PENGANTAR ... ... ii

DAFTAR ISI ... ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ... 4

D. Metodologi Penelitian ... ... 5

1. Metode penelitian ... ... 5

2. Subjek dan objek penelitian ... ... 6

3. Tehnik pengumpulan Data ... ... 6

4. Tehnik analisis data ... ... 7

5. Pedoman penulisan ... ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... ... 8

F. Sistematika Penulisan ... ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Performa Komunikatif...11

B. Definisi Dakwah ... ... 11

C. Unsur-unsur Dakwah ... ... 13

1. Da’i ... ... 13

(11)

vii

5. Mad’u ... ... 22

6. Efek ... ... 23

7. Tujuan ... ... 24

BAB III PROFIL HIDUP DRA HJ QURROTA A’YUNIN A. Latar Belakang Keluarga Qurrota A’yuni ... ... 32

B. Latar Belakang Pendidikan Qurrota A’yunin ... ... 34

C. Karya –karya yang dihasilkan Qurrota A’yunin ... ... 35

D. Kehidupan Sosial, Budaya dan Agama Dra. Hj Qurrota A’yunin ... ... 36

1. Sosial ... ... 36

2. Budaya ... ... 37

3. Agama ... ... 37

E. Perjalanan dakwah Qurrota A’yunin ... ... 37

F. Tujuan dan Sasaran Dakwah Qurrota A’yunin ... ... 42

G. Tahapan-tahapan Dakwah Qurrota A’yunin ... ... 43

a. Pendekatan ... ... 43

b. Pengaturan jadwal ceramah ... ... 46

c. Pendekatan kepada masyarakat. ... ... 46

(12)

viii

1. Dakwah Bil Lisan ... ... 51

2. Dakwah Bil Hal ... ... 54

3. Dakwah Bil Qalam ... ... 55

B. Materi Dakwah Qurrota A’yunin ... ... 58

C. Metode Dakwah Qurrota A’yunin ... ... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... ... 70

B. Saran ... ... 71

DAFTAR PUSTAKA... 72

(13)

1

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah merupakan ajakan terhadap Amar ma’ruf dan nahi munkar baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, dalam usaha mempengaruhi orang lain

agar timbul dalam dirinya penghayatan dan mengamalkan ajaran Islam. Letjen

Sudirman mendefinisikan dakwah sebagai usaha untuk merealisasikan ajaran

Islam didalam kenyataan hidup sehari-hari, baik dalam kehidupan masyarakat

sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka membangun umat

memperoleh keridhaan Allah SWT.1

Berdakwah dalam arti melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar adalah satu kewajiban bagi setiap umat Islam dimanapun mereka berada dan sesuai

dengan kemampuan mereka masing-masing, karena dakwah merupakan

kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi seperti yang dikemukakan oleh

Toto Tasmara bahwa dakwah tidak mungkin dihindari dari kehidupannya,

karena dakwah melekat erat bersamaan dengan pengakuan dirinya sebagai

seorang yang mengidentifisir diri seorang penganut Islam sehingga orang

yang mengaku diri sebagai seorang muslim maka secara otomatis pula

menjadi seorang juru dakwah.2

Dakwah bukan saja menjadi kewajiban Ummat Islam, baik secara

individual maupun secara kelompok, tetapi juga merupakan keperluan ummat

1

Letjen Sudirman, Problematika Dakwah Islam di Indonesia, Forum Dakwah, ( Jakarta: Pusat Dakwah Islam, 1927), h. 47.

2

(14)

manusia. Dakwah pada tingkat pertama sebagai keperluan rohani, tetapi pada

hakikatnya ia juga merupakan keperluan jasmani. Rohani yang sehat akan

membawa pengaruh yang sehat pula pada jasmani. Dakwah juga bukan saja

merupakan keperluan untuk hidup ukhrawi, melainkan untuk keperluan hidup

duniawi.3

Oleh karena itu, menjadi alasan tersendiri bagi penulis untuk

mengadakan penelitian dari seorang da’iyah yang memiliki karakteristik yang

berbeda dengan da’iyah lain diantaranya Qurrota A’yunin selalu menyelipkan

lagu-lagu yang bernuansa Islami, humor dalam bentuk pantun, guyonan yang

segar sehingga membuat interaksi jama’ah, selain Al-Quran dan Hadits

Qurrota A’yunin memiliki panduan kitab-kitab klasik. terkait dengan proses

dakwah tokoh yang menjadi subjek penelitian penulis adalah Dra. Hj Qurrota

A’yunin, adalah seorang dai’yah yang memiliki keunikan dalam pelaksanaan

dakwahnya, sukses dalam menyampaikan dakwah dan dapat mempengaruhi

jama’ahnya. Qurrota a’yunin juga sangat dekat dengan masyarakat dan

jama’ahnya, hal itulah yang membuat dakwah Qurrota A’yunin diterima oleh

masyarakat luas.4

Sosok Qurrota A’yunin sebagai dai’ah dapat dilihat dari upaya dan

usaha Qurrota A’yunin untuk mengedepankan dan menanamkan nilai-nilai

keagamaan pada masyarakat dalam rangka menghadirkan suatu perubahan

melalui kegiatan dakwah. Qurrota A’yunin merupakan seorang yang memiliki

pemahaman ajaran Islam yang luas, dan telah meyakini untuk

3

Anwar Harjono, Dakwah dan Masalah sosial kemasyarakatan. (Jakarta: Media Dakwah, 1985), h. 16.

4

(15)

mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam dalam realitas sosial. Qurrota A’yunin

menyampaikan ceramah dengan materi sesuai dengan kebutuhan jama’ahnya,

dan metode yang menyenangkan, sesekali Qurrota A’yunin juga berhumor

dalam bentuk menyanyi dan pantun sehingga dapat membuat para jama’ah

dengan mudah memahmai materi yang disampaikan.5

Adapun ruang lingkup materi yang disampaikan oleh Qurrota A’yunin

secara spesifik mengenai aqidah, syariat, akhlak. Selain Metode ceramahnya

yang sangat menarik, cara Qurrota A’yunin berceramah sangat berbeda

dengan para da’i/dai’yah lainnya, yaitu dengan intonasinnya yang begitu tepat,

ia juga selalu menyelipkan lagu-lagu bernuansa dakwah dan guyonan segar

sehingga mengundang interaksi jama’ahdengan da’iyahnya.6

Di sinilah ketertarikan penulis pada sosok Qurrota A’yunin yang

memiliki cita-cita luhur memajukan pendidikan dan dakwah Islam dan

berencana mendirikan pondok pesantren.7 Berdasarkan pemahaman diatas,

penulis tertarik untuk membahas lebih mendalam tentang aktivitas dakwah

yang dilakukan oleh Qurrota A’yunin, maka penulis merangkumnya dalam

sebuah penelitian yang berjudul“Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota

A’yunin”.

5

Hasil wawancara dengan, producer Taman Hati Rudi Hendra Sarwono, distudio 3 MNC TV, Pada 04 Juni 2013.

6

Hasil wawancara dengan, Ustadz Ali Zainal Abidin. di Studio 3 MNC TV Pd 23 April 2013

(16)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan pembahasanya tidak meluas,

maka penulis lebih memfokuskan pada aktivitas, metode, materi dakwah

Qurrota A’yunin baek di televisi maupun dimajlis-majlis taklim. Alasan

penelitian dilakukan karena penulis ingin mengetahui lebih dalam aktivitas

dakwah Qurrota A’yunin.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang penulis bahas dalam skripsi ini

adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Dra. Hj Qurrota

A’yunin?

b. Materi apa yang disampaikan Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam

berdakwah?

c. Metode dakwah apa saja yang digunakan Dra. Hj Qurrota A’yunin

dalam berdakwah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini, yaitu :

a. Untuk mengetahui aktivitas dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam

menyebarkan dan mengajarkan agama islam.

b. Untuk mengetahui materi apa yang disampaikan Dra. Hj Qurrota

(17)

c. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan Dra. Hj Qurrota

A’yunin dalam berdakwah.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan penelitian

ini memiliki kegunaan sebagai berikut :

a. Manfaat Akademis

Memberikan kontribusi dalam memperkaya khasanah keilmuan dalam

dunia dakwah serta mengembangkan penelitian ilmu dakwah sebagai

alat bantu utama pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

khususnya jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam.

b. Manfaat Praktisi

1) Untuk memberi gambaran secara jelas tentang hal-hal yang terkait

mengenai dakwah yang dilakukan Dra. Hj Qurrota A’yunin dalam

melakukan dakwah sehingga dapat memberikan masukan bagi

masyarakat dalam menjalankan ibadah.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi para mubaligah

untuk lebih semangat dalam melakukan kegiatan dakwah ditengah

masyarakat umum.

D. Metodologi Penelitian

Pada penyusunan skripsi ini penulis membagi metodologi ke dalam

beberapa bagian, yaitu:

1. Metode Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka metode yang penulis

(18)

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.8 Adapun metode

yang digunakan peneliti adalah penelitian tokoh yang merupakan metode

deskriptif kualitatif.

[image:18.595.97.516.212.625.2]

Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memberikan

gambaran secara objektif suatu maslah dalam penelitian. Dalam penelitian

ini pendekatan yang digunakan bersifat deskriptif analisis yaitu

melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu, sebagai prosedur

pemecahan yang di selidiki dengan mengambarkan/melukiskan keadaan

subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain)

pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana

adanya. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non

hipotesa.9

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Dra. Hj Qurrota A’yunin

sedangkan objek penelitiannya adalah Aktivitas Dakwah Dra. Hj Qurrota

A’yunin.

3. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik mengumpulkan data penelitian ini penulis menggunakan tiga

metode pengumpulan data, yaitu :

8

Lexy, J. Moelong,Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h. 3.

9

(19)

a. Observasi

Partisipan adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh

observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang

yang akan diobservasi.10 Observasi ini secara umum melalui

pengamatan langsung dengan bertatap muka antara penulis dan

responden (Dra. Hj Qurrota A’yunin) di MNC TV dan pengajian yang

dilakukan di majlis taklim.

b. Interview

Interview atau wawancara yang dimaksud adalah teknis dalam

upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan

proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai data. Data yang

diperoleh dengan teknis ini adalah dengan cara tanya jawab secara lisan

dan bertatap muka langsung antara seorang atau beberapa orang

interviewer (pewawancara) dengan seorang atau beberapa orang

interview (yang diwawancarai).11

Sedangkan jenis pedoman interview yang digunakan oleh penulis

adalah jenis pedoman interview tidak terstruktur, yakni pedoman

wawancara yang hanya memuat garis- garis besar pertanyaan yang akan

diajukan.12 Adapun orang-orang yang penulis wawancarai diantaranya,

Dra. Hj Qurrota A’yunin, Producer taman hati bapak Rudi Hendradi

Sarwono, pembawa acara Taman Hati Ustadz. Ali Zainal Abidin, bapak

Madini (Ketua RT 017), bapak Karya (saudara Qurrota A’yunin)ibu

10

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 165. 11

Wardi Bachtiar,Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah( Jakarta: Logos, 1997), h. 72. 12

(20)

Murni (jamaah pengajian Ar-Rahman pimpinan Hj, Rosdiyati) dan

terakhir dengan jama’ah pengajian dari Lampung yaitu Ibu Afillah.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode penggumpulan data dengan

cara mencari data melalui catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen, agenda, atau juga gambar-gambar.13

Metode dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh data,

baik data yang sifatnya primer dan sekunder yang nantinya dapat

memperkuat dan melengkapi data yang terkait dengan masalah

penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Berdasarkan pada spesifikasi penelitian maka dalam melakukan

analisis terhadap data-data yang telah tersaji secara kualitatif juga

menggunakan metode analisis data kualitatif deskriptif yaitu proses analsis

data dengan maksud menggambarkan analisis secara keseluruhan dari data

yang disajikan tanpa menggunakan rumusan-rumusan statistik atau

pengukuran. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pola berfikir

induktif. Berfikir induktif merupakan suatu jenis pola berfikir yang

bertolak dari fakta empiris yang didapat dari lapangan (berupa data

penelitian) yang kemudian dianalisis, ditafsirkan dan berakhir dengan

penyimpulan terhadap permasalahan berdasar pada data lapangan tersebut.

Dengan kata lain metode analisis dengan pola berfikir induktif

merupakan metode analisis yang menguraikan dan menganalisis data-data

13

(21)

yang diperoleh dari lapangan dan bukan dimulai dari deduksi teori.14

5. Pedoman Penulisan

Tehnik dari penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan

buku pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) yang

telah disusun oleh tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: UIN Jakarta Press,

2007.

E. Tinjauan Pustaka

Setelah penulis amati dan telusuri, baik di perpustakaan utama UIN

Syarif Hidayatullah dan juga perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ternyata belum ada satu pun

skripsi yang membahas tentang “Aktivitas Dakwah Dra Hj. Qurrota A’yunin“.

Namun masih ada beberapa skripsi yang ada kaitanya dengan judul penulis.

diantaranya:

1. Aktivitas Dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar, Oleh Jubaedah, NIM:

104051001872. Penelitiannya mengenai kegiatan dan aktivitas dakwah

dari Dra. Hj. Lutfiah Sungkar.15

2. Aktivitas Dakwah Ustadz Wahfiudin, Daseva Dwianti, NIM:

104051001857. Penelitiannya mengenai dakwah ustadz Wahfiudin yang

menggunakan cara Ruqyah dan juga berzikir.16

3. Kiprah Dakwah Ustadz Drs. H. Muhammad Abdul Syukur Melalui Majlis

14

Wahyu Ms, Petunjuk Praktis Membuat Skripsi, h. 40. 15

Odah Jubaedah, Kiprah Dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar (Jakarta: Fidkom UIN Jakarta), 2008.

16

(22)

Az-Zikra, Alfarizi fachrully, NIM: 102051025490. Penelitian ini berisi

tentang aktivitas yang dilakukan oleh ustadz Drs. H. Muhammad Abdul

Syukur Yusuf di Majlis Az-Zikra yang dalam kegiatan dakwahnya

memakai metode zikir.17

Oleh karena itu, apa yang penulis lakukan ini pada dasarnya tidak adanya

tulisan yang penulis jadikan suatu perbandingan terhadap skripsi ini, sehingga

skripsi yang saya angkat benar-benar hasil karya penulis sendiri.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui secara menyeluruh tentang penulisan ini, maka

sistematika penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :

BAB 1: Pendahuluan. Merupakan bab pendahuluan yang berisikan tentang

permasalahan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian,

metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB 11: Landasan Teoritis. Menjelaskan tentang landasan teori yang

terdiri dari, pengertian dakwah, Unsur-unsur dakwah antara lain:

da’i (subjek dakwah), Maudu (pesan dakwah), uslub (metode

dakwah), wasilah al-dakwah (media dakwah), mad’u (objek

dakwah), tujuan dakwah.

BAB 111: Sekilas Tentang Biografi Dra. Hj Qurrota A’yunin.

Menjelaskan tentang riwayat hidup Dra. Hj Qurrota A’yun yang

mencakup : latar belakang keluarga, masa kecilnya, serta

17

(23)

karyanya, pendidikan, organisasi, aktivitas dakwah, pedoman,

pembahasan ini bertujuan agar kita dapat mengetahui lebih dalam

siapa itu Dra. Hj Qurrota A’yunin,

BAB 1V: Kegiatan-kegiatan Dakwah Qurrota A’yunin. Menguraikan

kegiatan dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin. dengan pembahasan

antara lain; Aktivitas dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin, materi

dakwah Dra. Hj Qurrota A’yunin, Metode Dakwah Dra. Ustadzah

Hj Qurrota A’yunin.

BAB V: Penutup. Merupkan bab penutup yang berisi kesimpulan dari penulis

mengenai hal-hal yang telah dibahas oleh penulis dalam penelitian

ini serta saran-saran kemudian diakhiri dengan daftar kepustakaan

dan lampiran-lampiran baik berupa foto-foto maupun hasil

(24)

12

A. Teori Performa Komunikatif

1. Definisi Performa Komunikatif

Dalam teori budaya organisasi terdapat salah satu konsef penting yang

dibahas yaitu Performa Komunikatif. Performa Komunikatif pertama kali

diperkenalkan oleh Pacanowsky dan O’Donnel Trujillo (1982) yang

menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan performa komunikasi

tertentu yang berakibat pada munculnya budaya organisasi yang unik.

Performa (performance) adalah metafora yang mengambarkan proses

simbolik dari pemahaman akan prilaku manusia dalam sebuah organisasi.

Performa organisasi sering kali memiliki unsur teatrikal, dimana baik

supervisior maupun karyawan.1

B. Definisi Dakwah

Dakwah ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari

bahasa Arab, yaitu bentuk Isiim Masdar dari kata da’a-yad’u-da’watan, artinya

mengajak, menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu.2 Kata da’a

mengandung arti mengajak, menyeru dan memnggil, maka sebagai ajakan,

seruan, panggilan kepada Islam.Dengan demikian secara etimologi dakwah

dan tabligh itu merupakan suatu proses penyampian (tabligh) atas pesan-pesan

1

Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3: Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: PT Salemba Humanika, 2008, h. 325.

2

(25)

tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain

memenuhi ajakan tersebut.3 Kata dakwah juga berarti do’a (al-du’a), yakni

harapan, permohonan kepada Allah SWT atau ajakan untuk mencapai sesuatu

itu agar semuanya tercapai. Dakwah dalam arti do’a terbaca jelas dalam surat

Al-Baqarah: ayat 186:







































Artinya:dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Sedangkan menurut terminologis (istilah) dakwah didefinisikan oleh

para tokoh dakwah antara lain:

1. Menurut Prof. Toha Yahya Omar, MA, menjelaskan bahwa dakwah adalah

Mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai

dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahgiaan mereka di

dunia dan akhirat.4

2. Menurut Dr. M. Quraish Shihab”Dakwah adalah seruan atau ajakan

kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih

baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan

dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku

dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas.

3

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), h. 1-4. 4

(26)

Apa lagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada

pelaksanaan ajaran islam secara lebih menyeluru dalam berbagai aspek.”5

3. Menurut M. Arifin, menjelaskan dakwah adalah “ Suatu ajakan baik secara

lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan

berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individu

maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran

sikap, penghayatan, serta pengalaman dan pengamalan tanpa adanya

paksaan.6

4. Pendapat K.H. M. Isa Anshari,Dakwah yaitu dan menyampaikan seruan

Islam, mengajak dan memanggil umat manusia, agar menerima dan

mempercayai keyakinan dan hidup Islam.7

Setelah melakukan penelaahan pada sejumlah definisi dakwah diatas

maka penulis menyimpulkan bahwa dakwah merupakan suatu kewajiban bagi

setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk mengajak orang lain

mengerjakan amar makruf nahi mungkar, semata-mata mengharapkan

keridhaan Allah SWT.

C. Unsur-unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam

setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah Da’i (pelaku dakwah),

Mad’u (objek dakwah), Maddah (materi dakwah), Wasilah (media dakwah),

Thariqah (metode dakwah), atsar (efek dakwah).8

5

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), h. 3-4.

6

Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah ( Jakarta : Kencana, 2006), h. 10. 7

Hasanuddin, Hukum Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 26.

8

(27)

1. Subyek Dakwah (Da’i)

Kata da’i berasal dari bahasa Arab yang berarti orang yang

mengajak. Dalam pengertian yang khusus (pengertian Islam), da’i adalah

orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak

langsung dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku ke arah kondisi

yang baik atau lebih baik menurut ayat Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam

pengertian khusus tersebut da’i identik dengan orang yang melakukan

amar ma’ruf nahi munkar.9

Secara garis besar juru dakwah atau da’i

mengandung dua pengertian

a. Secara umum adalah setiap muslim atau muslimat yang berdakwah

sebagai kewajiban yang melekat dan tidak terpisahkan dari misinya

sebagai penganut islam, sesuai dengan perintah”Ballighu anni walaw

ayat”

b. Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus

(mutakhashshish-spesialis) dalam bidang dakwah islam, dengan

kesungguhan luar biasa dan dengan qudwah hasanah.

Pada dasarnya tugas pokok seorang da’i adalah meneruskan tugas

Nabi Muhammad Saw yakni menyampaikan ajaran-ajaran Allah seperti

termuat dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah.

Keberadaan da’i dalam masyarakat luas mempunyai fungsi yang

cukup menentukan. Fungsi da’i adalah sebagai berikut.10

9

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah ( Jakarta: Amzah, 2009), h. 68. 10

(28)

a. Meluruskan akidah

Sudah menjadi naluri bahwa manusia selalu tidak lepas dari

kesalahan dan kekeliruan yang tidak terkecuali terhadap keyakinan dan

akidahnya. Banyak terjadi pada seorang muslim, tetapi karena sesuatu

hal keyakinannya berubah dan bergeserhal tersebut disebabkan adanya

faktor luar yang memepengaruhi.

b. Memotivasi umat untuk beribadah dengan baik dan benar.

Seorang da’i memberikan pencerahan akan keberadaan manusia

sebagai hambah Allah yang memiliki tugas untuk mengabdi atau

beribadah kepada Allah dengan tuntutan aturan-aturan-Nya.

c. Amar ma’ruf nahi mungkar;

Sebagai wujud nyata dari fungsi seorang da’i selalu memiliki

perhatian pada sesama untuk bersama-sama menegakan yang ma’ruf

dan meninggalkan yang munkar untuk menciptakan kedamaian

bersama.

d. Menolak kebudayaan yang merusak

Seorang da’i dalam melaksanakan kegiatan dakwahnya, tentu

tidak boleh larut dalam berbagai tradisi dan adat kebiasaan sasaran

(objek) dakwah yang bertentangan dengan syari’at islam, dan mesti

kuat mempertahankan kaidah-kaidah, hukum-hukum dan tata

pergaulan muslim. Seorang da’i tentu tidak boleh direndahkan oleh

kemauan dirinya juga oleh keadaan, sehingga pada akhirnya

menyelewengkan syari’at islam. Para da’i mesti tangguh dalam mempertahankan syari’at dan terus berupaya untuk mengubah norma

(29)

islam.11 Ada empat cara bagaimana seorang da’i dinilai oleh

mad’unya.

1) Da’i dinilai dari reputasi yang mendahuluinya. Apa yang sudah

dilakukan oleh da’i, bagaimana karya-karyanya, apa latar belakang

pendidikannya, apa jasanya dan bagaimana sikapnya. Apakah

sikapnya seorang da’i memperindah atau menghancurkan

reputasinya.

2) Melalui perkenalan atau informasi tentang diri da’i. Seorang da’i

dinilai mad’unya dari informasi yang diterimanya. Bagaimana informasi tentang da’i diterima dan bagaimana da’i

memperkenalkan dirinya sangat menentukan kredibilitas seorang

da’i.

3) Melalui apa yang diucapkannya. “al-lisan mizan al-lisan” (lisan adalah ukuran seorang manusia), begitu ungkapan Ali bin Abi

Thalib. Apabila seorang da’i mengungkapkan kata-kata kotor, kasar

dan rendah, maka seperti itu pula kualitasnya. Da’i memiliki

kredibilitas apabila ia konstan dalam menjaga ucapannya yang

selaras dengan perilaku keseharian.

4) Melalui bagaimana cara da’i menyampaikan pesan dakwahnya.

Penyampaian dakwah yang sistematis dan terorganisir memberi

kesan pada da’i bahwa ia menguasai persoalan, materi dan

metodologi dakwah.12

11

Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 75. 12

(30)

Berkenaan dengan kepribadian da’i, Asmuni syukir

membedakannya menjadi dua bagian, yakni kepribadian yang bersifat

rohaniah dan jasmaniah. Kepribadian rohaniah da’i meliputi sifat dan

sikap yang harus dimiliki. Sifat-sifat itu adalah :13

1) Iman dan takwa kepada Allah SWT

2) Tulus dan ikhlas serta tidak mementingkan kepentingan diri

pribadi.

3) Ramah dan penuh pengertian.

4) Tawadlu’(rendah diri).

5) Sederhana dan jujur.

6) Tidak memiliki sifat egoisme.

7) Antusiasme ( semangat).

8) Sabar dan tawakkal.

9) Memiliki jiwa toleran.

10)Terbuka (demokratis).

11)Tidak memiliki penyakit hati.

Syarat-syarat di atas secara keseluruhan apabila diperhatikan dan

dimiliki serta dilaksanakan oleh seorang da’i maka proses dakwah

yang dilakukannya tentunya tidak akan menemui kesulitan dan

menjadi sia-sia.

2. Maudu ( Pesan Dakwah)

Maudu atau pesan dakwah adalah pesan-pesan, materi atau segala

sesuatu yang harus disampaikan oleh da’i (subjek dakwah) kepada mad’u

13

(31)

(objek dakwah), yaitu keseluruhan ajaran islam, yang ada di dalam

Kitabullah maupun Sunnah Rasul-Nya. Atau disebut juga al-haq

(kebenaran hakiki) yaitu al-islam yang bersumber al-Qur’an Qs.al

-Isra(17): 105):14



























Artinya, dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.

Pendapat di atas senada dengan pendapat Endang Saepudin Anshari;

materi dakwah adalah al- Islam (Al- Qur’an dan al- Sunnah) tentang

berbagai soal prikehidupan dan penghidupan manusia. Selanjutnya

Muhaemin menjelaskan secara umum pokok isi Al-Qur’an meliputi :

a. Akidah:Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan keyakinan meliputi rukun iman, atau segala sesuatu yang harus diimani atau diyakini menurut ajaran Al-Qur’an dan al- Sunnah.

b. Ibadah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan kegiatan ritual dalam rangkah pengabdian kepada Allah SWT.

c. Muamalah:Aspek ajaran Islam yang mengajarkan berbagai aturan dalam tata kehidupan bersosial (bermasyarakat) dalam berbagai aspeknya.

d. Akhlak: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan tata prilaku manusia sebagai hambah Allah, anggota masyarakat, dan bagian dari alam sekitarnya.

e. Sejarah: Pristiwa-pristiwa perjalanan hidup yang sudah dialami umat manusia yang diterangkan Al-Qur’an untuk senantiasa diambil hikmah dan pelajaran.

f. Prinsip –prinsip pengetahuan dan teknologi; yaitu petunjuk-petunjuk singkat yang memberikan dorongan kepada manusia untuk mengadakan analisa dan mempelajari isi alam dan perubahan-perubahanya.

g. Lain-lain baik berupa anjuran-anjuran, janji-janji, ataupun ancaman.15

14

Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 80-81. 15

(32)

3. Metode dakwah

Metode da’wah menyangkut masalah bagimana caranya da’wah itu

harus dilaksanakan. Tindakan –tindakan atau kegiatan dakwah yang telah

dirumuskan akan efektif bilamana dilaksanakan dengan mempergunakan

cara-cara yang tepat.16

Adapun Metode dakwah yaitu, cara-cara yang dipergunakan oleh

seorang da’i untuk menyampaikan materi, berdasarkan al-Qur’an surat an

-Nahl (ayat 125).17





























































Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya danDialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Ayat tersebut memberikan gambaran tentang tata cara berdakwah

dengan memerhatikan tiga hal:

a. Pertama, dakwah dengan hikmah (da’wah bi al-hikmah). Menurut

Syeikh Muhammad Abduh, hikmah ialah” mengetahui rahasia dan

faedah segala sesuatu”. Yang dimaksud segala sesuatu (kull al-Syai) di

sini adalah segala unsur yang tercakup dalam pelaksanaan dakwah : isi

dakwah, unsur manusia yang dihadapi, unsur kondisi (ruang dan

waktu), unsur bentuk dan cara dakwah yang sesuai. Dengan demikian

16

Abd.Rosyad Shaleh, Manajemen dak’wah Islam (Jakarta: Bulan bintang, 1977), h. 72.

17

(33)

dapat dikatakan, bahwa hikmah itu berarti kemampuan untuk memilih

bentuk yang tepat dan mempergunakan secara efektif.

b. Kedua, pelajaran yang baik (al-mauizhah al-hasanah), yaitu ucapan

yang berisi nasihat-nasihat yang baik dan bermanfaat bagi orang yang

mendengarkannya. Karena itu mauizhah hasanah ini mencakup

ketelitian dan kelemah lembutan dalam berbicara, bagaimana memilih

kata yang tepat agar tidak menyinggung perasaan mad’u (objek

dakwah).

c. Berdiskusi dengan cara yang terbaik (wa jadilhum bi alati hia ahsan),

yaitu dengan bertukar pikiran untuk mendorong agar berpikir secara

benar melalui cara yang terbaik.18

4. Wasilah al-Da’wah (Media Dakwah)

Secara bahasa wasilah merupakan bahasa Arab, yang bisa berarti: al-

wushlah, al-ittishal, yaitu segala hal yang dapat menghantarkan tercapainya kepada sesuatu yang dimaksud. Sedangkan menurut Ibn

Mandzur, al- Washilah secara bahasa merupakan bentuk jamak dari kata

al-wasalu dan al-wasailu yang berarti singgasana raja, derajat, atau dekat,

sedangkan secara istilah adalah segala sesuatu yang dapat mendekatkan

kepada suatu lainnya.19

Dengan demikian, media dakwah adalah alat objektif yang menjadi

saluran yang dapat menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang

vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas dakwah yang keberadaanya

sangat urgent dalam menentukan perjalanan dakwah.

18

Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah( Jakarta: Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h. 90-92.

19

(34)

Pendapat lain wasilah dakwah atau media dakwah adalah instrumen

yang dilalui oleh pesan atau saluran pesan yang menghubungkan antara

da’i dan mad’u. Pada prinsipnya dakwah dalam tataran proses, sama

dengan komunikasi, maka media pengantar pesan pun sama. Media

dakwah berdasarkan jenis dan peralatan yang melengkapinya terdiri dari

media tradisional, media modern dan perpaduan kedua media tradisional

dan modern.

a. Media tradisional

Setiap masyarakat tradisional (dalam berdakwah) selalu

menggunakan media yang berhubungan dengan kebudayaannya, sesuai

dengan komunikasi yang berkembang dalam pergaulan tradisionalnya.

Media yang digunakan terbatas pada sasaran yang paling digemari

dalam kesenian seperti: tabuh-tabuhan (gendang, rebana, bedug, siter,

suling, wayang, dan lain-lain) yang dapat menarik perhatian orang

banyak.

b. Media modern

Berdasarkan jenis dan sifatnya media modern dapat kita bagi:

1) Media auditif; media tersebut meliputi; telepon, radio, dan tape

recoder.

2) Media visual; yang dimaksud dalam kategori media visual adalah

media yang tertulis atau tercetak. Contohnya ialah pers: disini

dimaksudkan dengan segala bahan bacaan yang tercetak seperti surat

kabar, buku, majalah, brosur, pamplet dan sebagainya. Photo dan

(35)

kepentingan berdakwah adalah photo-photo dan lukisan. Brosur,

poster dan pamplet bisa digunakan sebagai media dakwah.

3) Media audiovisual; televisi, video, internet dan lain-lain.

c. Perpaduan media tradisional dan modern

Perpaduan disini dimaksudkan dengan pemakaian media

tradisional dan media modern dalam suatu proses dakwah. Contohnya

pegelaran wayang, sandiwara, yang bernuansa islam, atau cerama di

mimbar yang ditayangkan televisi.

Dari uraian di atas pada prinsipnya media dakwah adalah

berbagai alat (instrument), sarana yang dapat digunakan untuk

pengembangan dakwah islam yang mengacu pada kultur masyarakat

dari yang klasik, tradisional,sampai modern di antaranya meliputi:

mimbar, panggung, media massa cetak dan elektronik, pranata sosial,

lembaga, organisasi, seni, karya budaya, wisata, dan lain-lain.20

5. Mad’u (Objek Dakwah)

Mad’u atau sasaran (objek) dakwah adalah seluruh manusia sebagai

makhluk Allah yang dibebani menjalankan agama islam dan diberi

kebebasan untuk berikhtiar, kehendak dan bertanggung jawab atas

perbuatan sesuai dengan pilihanya, mulai dari individu, keluarga,

kelompok, golongan, kaum, massa, dan umat manusia seluruhnya. Sebagai

makhluk Allah yang diberikan akal dan potensi kemampuan berbuat baik

dan berbuat buruk, sebagai makhluk yang terkena sifat lupa akan janji dan

(36)

pengakuanya bahwah Allah adalah Tuhannya ketika di dalam ruh sebelum

ruh tersebut bersatu dengan jasad.21 Mad’u dikelompokan menjadi

beberapa golongan yaitu :

a. Dari segi sosiologis; masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota

kecil, serta masyarakat di daerah marginal (terpingkirkan) dari kota

besar).

b. Dari struktur kelembagaan; golongan priyayi, abangan, dan santri.

c. Dari segi usia; anak-anak, remaja, dan golongan orang tua.

d. Dari segi profesi; golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai

negeri.

e. Dari segi tingkat sosial ekonomi; golongan kaya, menegah, dan miskin.

f. Dari segi jenis kelamin; golongan pria dan wanita.

g. Dari segi khusus; masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya,

narapidana, dan sebagainya.

h. Dari segi derajat pemikiran; masyarakat yang berfikir kritis, masyarakat

yang mudah dipengaruhi, dan masyarakat yang fanatik (taklid).

i. Dari segi responsive; masyarakat aktif, pasif, dan antipati. Untuk

memperoleh tentang kondisi dan tingkat mad’u dipandang dari

beberapa segi diatas.22

Menurut Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi 3 golongan,

yaitu :

a. Golongan cendikiawan yang cinta kebenaran dan dapat berfikir secara

kritis dan mendalam, cepat menangkap persoalan.

21

Enjang AS dkk, Dasar-dasar Ilmu Dakwah ( Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 96. 22

(37)

b. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir

secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap

pengertian-pengertian yang tinggi.

c. Golongan yang berbeda dengan golongan diatas, mereka senang

membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup

mendalam.23

6. Atsar ( Efek Dakwah)

Dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi.

Artinya jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan materi

dakwah tertentu, maka akan timbul responden efek pada mad’unya. Efek

dapat disebut dengan feed back dari proses dakwah ini sering dilupakan

atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i.

Kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah

disampaikan, maka dakwah telah selesai. Dakwah berefek sangat besar

dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis

efek dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat

merugikan akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan menganalisis efek

dakwah secara cermat dan tepat, maka kesalahan strategi dakwah akan

segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah

berikutnya.24

7. Tujuan Dakwah

Tujuan merupakan landasan utama bagi suatu kegiatan atau tujuan

juga merupakan pernyataan atau keinginan yang dijadikan pedoman atau

23

M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 23-24. 24

(38)

pegangan untuk memilih hasil yang diinginkan. Bagi dakwah tujuan

merupakan puncak dari dakwah itu sendiri. Agar kegiatan dakwah lebih

mengena kepada sasaran dakwah yaitu mad’u maka penentuan atau

perumusan tujuan dakwah yang baik harus memperhatikan kondisi

masyarakat atau mad’u.

Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagian dan

kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh

Allah. Adapun tujuan dakwah, pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua

macam tujuan, yaitu : 25

a. Tujuan Umum Dakwah (Mayor Objective)

Merupakan sesuatuyang hendak dicapai dalam seluruh aktivitas

dakwah. Ini berarti tujuan dakwah yang masih bersifat umum dan

utama, dimana seluruh Gerak langkahnya proses dakwah harus

ditujukan dan diarahkan kepadanya.

Tujuan utama dakwah adalah : nilai-nilai atau hasil akhir yang

ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan aktivitas dakwah. Untuk

tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan rencana dan

tindakan dakwah harus mengarah kesana.

b. Tujuan Khusus Dakwah (Minor Objective)

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan dan

penjabaran dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar

dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui ke

mana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan,

25

(39)

kepada siapa berdakwah, dengan cara apa, bagaimana, dan sebagainya

secara terperinci.

Tujuan khusus dakwah sebagai terjemahan dari tujuan umum

dakwah dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :

1) Mengajak umat manusia yang telah memeluk agama islam untuk

selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah.

2) Membina mental agama (islam) bagi kaum yang masih muallaf.

Muallaf artinya orang yang baru masuk islam atau masih lemah

keislamanya dan keimannya dikarenakan baru beriman.

3) Mengajak manusia agar beriman kepada Allah (memeluk Agama

Islam)

4) Mendidik dan dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari

fitrahnya. Selain itu juga tujuan dakwah ialah yang paling penting

adalah sebagai berikut:

a) Membantu manusia dalam beribadah kepada Allah agar sesuai

dengan syariat-Nya.

b) Membantu manusia menghidupkan sunah taaruf (perkenalan)

diantara mereka. Firman Allah QS. Al-Hujurat: 13



















































(40)

orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

c) Ikut berperan mengubah kondisi buruk yang dialami kaum

Muslimin dewasa ini, menuju kondisi yang lebih baik dan lebih

dekat kepada Islam, hingga kaum Muslimin dapat mendekatkan

diri kepada Allah menuju kemaslahatan hidup dan akhirat.

d) Melakukan berbagai aktivitas dalam menarbiyah (mendidik)

pribadi Muslim dengan tarbiyah yang benar dan integral, yakni

tarbiyah yang mencakup segi-segi kepribadian, ruhani, akal,

akhlak, jasmani, dan sosial.

e) Turut berperan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan

penyiapan keluarga Muslim dan penarbiyahan seluruh anggota

keluarga sesuai dengan manhaj dan sistem islam agar anak

tumbuh dan berkembang dalam udara yang Islami; rumah tangga

senantiasa diliputi akhlak, ruh, dan adab Islam.

f) Turut berperan dalam menyiapkan masyarakat Muslim yang

memiliki komitmen terhadap nilai-nilai dan akhlak Islami.

g) Ikut berperan membentuk dakwah Islam dalam segala bentuk

yang bermanhaj, sebab unsur terpenting dari dakwah Islamiah

adalah isi dan manhaj yang dipakai, bukan sekadar bentuknya.

h) Diantara tujuan dakwah adalah mengadakan perlawanan terhadap

musuh Islam yang menduduki wilayah Islam, menguasai

(41)

i) Melakukan gerakan untuk mengembalikan wihdah (kesatuan)

kaum Muslimin di seluruh dunia; kesatuan yang diwujudkan

dengan cara paling rasional.26

Dari penjelasan atas bahwa unsur-unsur dakwah itu meliputi, da’i,

mad’u, materi, metode, media, afek, dan tujuan dakwah, dari ke keseluruhan

unsur dakwah tersebut harus saling berkaitan antara satu unsur dengan unsur

yang lainnya. Karena dakwah belom dikatakan berhasil kalau dari ke 7 unsur

tersebut ada yang tidak berfungsi dengan baik.

D. Bentuk-Bentuk Aktivitas Dakwah

1. Dakwah bi al-Lisan

Secara substantif, dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami,

sedangkan kata Lisan dalam bahasa Arab berarti: ”bahasa”. Maka dakwah

bi al-Lisan bisa diartikan penyampaian pesan dakwah melalui lisan, berupa

ceramah atau komunikasi langsung antara da’i (subjek dakwah) dan mad’u

(objek dakwah).27Dalam penyampaian pesan dakwah, da’i harus berbicara

dengan gaya bahasa yang berkesan dan komunikatif.

Perkataan yang benar (qaulan sadidan) pada ayat tersebut, dari sudut

bahasa mengandung arti: “tepat mengenai sasaran”. Al-Qasyani

menafsirkan kalimat “qaulan sadidan” dengan makna “perkataan lurus”

perkataan benar; perkataan tepat”.28

Dari penjelasan ini dapat disimpulkan,

26

Ali Abdul Halim Mahmud, Jalan Dakwah Muslimah (Jakarta: Era Intermedia, 2007), h. 12-15.

27

Rubiyanah dan Ade Masturi, pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h. 3.

28

(42)

bahwa bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah, yaitu

perkataan jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u,

menyentu kalbu, santun, menyejukan, tidak agitatif dan provokatif serta

tidak mengandung fitnah.29

Peran lisan sangat strategis terhadap anggota tubuh lainnya sehingga

Rasulullah SAW. Menganjurkan agar setiap mukmin mampu menjaga

saatberbicara. Selanjutnya, untuk menghasilkan ucapan yang berkualitas

baik, hendaklah para da’i memperhatikan enam hal berikut: 30

a. Pikirkan terlebih dahulu materi yang akan dibicarakan.

b. Perhatikan kepada siapa materi pembicaraan itu disampaikan.

c. Cari waktu yang tepat bagi kita ataupun bagi lawan bicara kita.

d. Usahakan agar tempat yang digunakan sesuai dengan materi

pembicaraan dan orang lain yang diajak bicara.

e. Tentukan alasan yang dirasakan lebih tepat berkenaan dengan materi,

orang, tempat dan waktu bicara, agar kita dapat menentukan sikap

selanjutnya.

f. Gunakan sistem, pola, etika dan strategi yang lebih baik agar dapat

menghasilkan pembicaraan yang baik.

Menurut Achmad Mubarok dalam bukunya Psikologi Dakwah,

kekuatan kata-kata dalam kaitanya dengan bahasa dakwah dapat

merangsang respon psikologi mad’u. Adapun jenis-jenis kekuatan

sebagaimana disebutkan dalam buku Psikologi Dakwah seperti dikutip

29

Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 43. 30

(43)

oleh Rubiyanah dan Ade Masturi terletak pada hal-hal berikut: 31

a. Keindahan bahasa, seperti bait-bait atau syair puisi;

b. Jelasnya informasi;

c. Intonasi suara yang berwibawa;

d. Logikanya yang sangat kuat;

e. Memberikan harapan/optimis

f. Memberikan peringatan yang mencekam (Nadziran);

g. Karena ungkapan yang penuh ibarat;

2. Dakwah bi al-Qalam

Dakwah bi al-qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan

dakwah melalui tulis, seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, artikel,

internet dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka

tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar

makruf nahi munkar. Dakwah bi al-qalam sebenarnya sudah

dikembangkan oleh Rasulullah SAW. Sejak awal kelahiran dan

kebangkitan Islam melalui pengiriman surat-surat dakwah kepada para

kaisar, raja, dan para pemuka masyarakat. Menyangkut dakwah bi

al-qalam, Rasulullah SAW.32

Format dakwah bi al-qalam mempunyai keunikan dan kelebihan,

yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan waktu, bisa dibaca dimana saja

serta kapan saja. Apalagi publikasi saat ini sangat mudah, jangkauanya

luas dan tidak terbatas, terutama jika tulisan disebarkan di internet bisa

dibaca oleh orang diseluruh dunia

31

Rubiyanah dan Ade Matsuri, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 46. 32

(44)

Di samping melalui buku, pesan-pesan dakwah bisa dituangkan

dalam majalah, baik yang diterbitkan mingguan maupun bulanan. Majalah

dakwah bisa digunakan untuk menyoroti masalah sosial atau dinamika

yang terjadi di masyarakat. Kemudian mengupasnya dari berbagai sudut

pandang.33

3. Dakwah bi al-Hal

Dakwah bil hal merupakan dakwah yang mengedepankan perbuatan

nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Maad’ulah)

mengikuti jejak atau dakwah melalui perbuatan nyata dan prilaku konkrit

yang dilakukan da’iyah. Dakwah jenis ini merupakan pengaruh yang besar

pada diri penerima dakwah.

Menurut E. Hasim dalam kamus istilah Islam memberikan

pengertian bahwa yang dimaksud dengan dakwah bil hal adalah dakwah

dengan perbuatan nyata. Karena merupakan aksi atau tindakan nyata maka

dakwah bil hal lebih mengarah pada tindakan menggerakan” aksi

menggerakan” mad’u sehingga dakwah ini lebih berorientasi pada

pengembangan masyarakat.34

33

Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 59. 34

(45)

32

A. Latar Belakang Keluarga Dra. Hj Qurrota A’yunin

Qurrota A’yunin adalah seorang da’iyah keturunan yang berasal dari

Madura-Jawa-Arab. Kedua orang tuanya adalah K.H Yazid Bustomi dan Hj

Rabiah Adawiyah, Qurrota A’yunin dilahirkan di Malang bertepatan dengan

hari kemerdekaan RI Tanggal 17 Agustus 1966, dan di besarkan di daerah

Pasuruan. Sekarang Qurrota A’yunin tinggal di daerah Kampung Pulo, RT

017/RW 07, Penggilingan- Cakung, Jakarta Timur No 13.1 Qurrota A’yunin

dikarunia oleh Allah 2 buah hati tercinta yakni Putri Maya Sabara dan Paradis

Rahmawati, Qurrota A’yunin mempunyai saudara kandung bernama H Zainul

dan Zahrotul Jinan.2

Sejak kecil kedua orang tuanya sudah mempersiapkan bekal pendidikan

agama, berupa tata cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai

dengan ilmu tajwid, cinta dengan ilmu agama yang mengharuskan ia untuk

belajar dan terus belajar. Pada masa kecilnya Qurrota A’yunin tidak jauh

berbeda dengan kebanyakan anak-anak pada umumnya. Seperti bermain

bersama teman-temanya disawah, mandi dikali, namun Qurrota A’yunin

mempunyai kelebihan yangtidak banyak dimiliki oleh kebanyakan

teman-teman yang lain seperti, sudah berani pidato/ceramah didepan umum semenjak

kelas 1 sekolah dasar, hobbi membaca kitab-kitab klasik dan kitab-kitab

1Wawancara dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan.pintu II-TMII, Jakarta Timur.

2

(46)

kuning/Arab gundul. Kegemaran Qurrota A’yunin dalam membaca dan

menulis masih eksis sampai Qurrota A’yunin menjadi seorang da’iyah seperti

sekarang ini.

Qurrota A’yunin biasa dipanggil Umi oleh para jama’ahnya, ia dikenal

anak yang sangat pemberani dan pinter berbicara didepan umum, Dengan sifat

seperti itulah akhirnya Qurrota A’yunin disukai oleh kebanyakan

teman-temannya dan sampai sekarang retorika ceramah Qurrota A’yunin tambah

mantap. Sedangkan pendidikan yang diberikan pihak keluarga kepada Qurrota

A’yunin adalah pendidikan agama yang sangat luar biasa yaitu, dengan jalan

mendekatkan diri kepada Allah. Sifat demokratis adalah salah satu cara yang

selalu ditanamkan oleh pihak keluarganya kepada Qurrota A’yunin. Hal ini

didasarkan atas kedisiplinan ilmu yang dimiliki keluarga Qurrota

A’yunin.3Qurrota A’yunin mempunyai keinginan yang sangat kuat untuk

menjadi seorang yang sukses dalam segala bidang ilmu pengetahuan.

Terutama ilmu tentang jalan mencapai Ridho Allah.

Kegiatan Qurrota A’yunin seperti itu masih terus berlanjut sampai

akhirnya Qurrota A’yunin berumah tangga. Hal inilah yang membuktikan

konsistensi Qurrota A’yunin dalam menuntut ilmu patut kita semua tiru.

Sebagai keturunan dari para juru dakwah, tentunya Qurrota A’yunin sangat

disiplin sekali dalam mempelajari ilmu-ilmu agama. Dalam mengembangkan

dan memajukan ajaran Islam. Pendidikan yang diberikan orang tuanya

menjadikan Qurrota A’yunin seorang yang selalu prihatin dan peduli kepada

3

(47)

keadaan disekelilingnya. Oleh karena itu, Qurrota A’yunin sangat di kenal

sosok pekerja keras dan pantang menyerah dalam mempelajari ilmu-ilmu

keagaman khususnya.4

Sosok pribadi Qurrota A’yunin yang dikenal dengan kepribadiannya

yang ramah, dekat dengan jama’ah, 5akhirnya mendapat restu dan dukungan

dari pihak keluarganya, sebelum memutuskan untuk menjadi seorang juru

dakwah Qurrota A’yunin sempat bercita-cita untuk menjadi seorang penyanyi

dangdut, karena pada saat itu belum ada wadah untuk menyalurkan cita-cita,

akhirnya Qurrota A’yunin dengan niat yang mulia memutuskan untuk fokus

dalam berdakwah.6 Akan tetapi cita-cita Qurrota A’yunin diiringi dengan

semangat yang kuat, dan dengan sifat sabar dan pantang menyerah yang

Qurrota A’yunin miliki, akhirnya semua berjalan dengan lancar dan

mendapatkan hasil yang bermanfaat buat orang banyak.

B. Latar Belakang Pendidikan Dra. Hj Qurrota A’yunin

1. Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) didaerah Pasuruan, lulus Tahun (1977)

2. Madrasah Tsanawiyah (MTS/SMP) didaerah Kediri, lulus Tahun (1980)

3. Madrasah Aliyah (MA/SMA) didaerah Cirebon, lulus Tahun (1984)

4. Dipondok pesantren Al-Falah, didaerah Kediri, lulus Tahun (1986)

5. Perguruan Tinggi Al-Aqidah di Fakultas Usuludin Jurusan Dakwah.

Didaerah Kayu Manis.7

4

Wawancara dengan bapak Karya, pada 11 Oktober 2013, tempat Kampung Pulo Rt 017/Rw 07 Pengilingan Cakung Jakarta Timur

5

Hasil wawancara dengan Producer taman hati Rudi Hendradi Sarwono, pada tanggal 04 Juni 2013, tempat studio 3 MNC TV, Jalan Pintu II-TMII, Jakarta Timur

6

Wawancara pribadi dengan Qurrota A’yunin, pada 30 April 2013, tempat Studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur.

7Wawancara dengan Qurrota A’yunin

(48)

C. Karya-karyaDra. Hj Qurrota A’yunin

Selain mempunyai kemampuan dalam berdakwah, Qurrota A’yunin

juga aktif, membuat tulisan/menulis buku-buku Islami dan lagu-lagu Religi.8

1. Karya Tulis Bentuk buku yang sudah terbit

a. Gara-gara sepatu Nabi Idris masuk Surga

b. Perdebatan sengit antara calon jenazah dengan Malaikat Izroil

c. Pertolongan sehelai bulu

d. Teman-teman Setan

e. Detik-detik menjelang wafatnya Rasulullah SAW

2. Media Kaset Berupa lagu-lagu Islami

Selain menerbitkan buku-buku hasil karyanya, Qurrota A’yunin juga

menerbitkan beberapa kaset, sebagai salah satu pesan dakwah.

a. Senandung Istigfar

b. Muqoddimah

c. Astaghfirullah

d. Assalamualaik

e. Do’a Penutup9

3. Taman Hati

Taman hati adalah sebuah program acara yang dipersembahkan oleh

MNC TV setiap Kamis dan Jumat pagi pukul 04.30 WIB. Program taman

hati mulai ditanyangkan akhir tahun 2009 sampai sekarang masih tetap

8Wawancara dengan Qurrota A’yunin

, pada 30 April 2013, tempat studio 3 MNC TV Jalan. Pintu II-TMII, Jakarta Timur

(49)

eksis bahkan acara ini mendapat rating yang cukup tinggi dari berbagai

acara yang sejenisnya. Program ini menampilkan karya Qurrota A’yunin

berupa ceramah atau dakwah Islamiyah yang telah diproduksi oleh

producer Taman Hati. Bahkan s

Gambar

gambaran secara objektif suatu maslah dalam penelitian. Dalam penelitian

Referensi

Dokumen terkait